pemeriksaan diagnostik atresia ani

2
Pemeriksaan diagnostik Atresia Ani Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus.Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan.Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk.Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau. Pemeriksaan penunjang : 1. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan a. Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut. b. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. Udara berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum. c. Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan kaki diatas pada anus benda bang radio-opak, sehingga pada foto daerah antara benda radio-opak dengan dengan bayangan udara tertinggi dapat diukur. 2. Sinar X terhadap abdomen Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya. 3. Ultrasound terhadap abdomen

Upload: gadismutiarapuspitaika

Post on 10-Aug-2015

108 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

ai

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Diagnostik Atresia Ani

Pemeriksaan diagnostik Atresia Ani

Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus

dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus.Atau dapat

juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan.Jika terdapat kelainan, maka termometer atau

jari tidak dapat masuk.Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum.

Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau.

Pemeriksaan penunjang :

1. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan

a. Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut.

b. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru lahir dan gambaran ini

harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus

impoefartus. Udara berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum.

c. Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan kaki

diatas pada anus benda bang radio-opak, sehingga pada foto daerah antara benda radio-

opak dengan dengan bayangan udara tertinggi dapat diukur.

2. Sinar X terhadap abdomen

Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak

pemanjangan kantung rectum dari sfingternya.

3. Ultrasound terhadap abdomen

Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan mencari

adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena massa tumor.

4. CT Scan

Digunakan untuk menentukan lesi.

5. Pyelografi intra vena

Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.

6. Pemeriksaan fisik rectum

Kepatenan rektal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari.

7. Rontgenogram abdomen dan pelvis

Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan dengan traktus

urinarius.

Page 2: Pemeriksaan Diagnostik Atresia Ani

8. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel meconium.

9. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukkan jarum tersebut sampai

melakukan aspirasi, jika meconium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm. Derek

tersebut dianggap defek tingkat tinggi.