pemeliharaan dan perbaikan arrester dan fuse cut out

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu. Terdapat empat faktor yang dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas, unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi. Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan. Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol, telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya. Sehingga dapat 1

Upload: andri-amanatullah

Post on 13-Aug-2015

1.334 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan

distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian

besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah

20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah

kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan

atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi

tertentu. Terdapat empat faktor yang dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas,

unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi.

Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan.

Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat

mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol,

telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk

mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga

rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari

kerusakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada arrester dan fuse cut

out, maka diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan sesuai prosedur.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Arrester

b. Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut out

1.3 Batasan Masalah

a. Pembahasan tentang pemeliharaan arrester

b. Pembahasan tentang pemeliharaan Fuse Cut Out

1

Page 2: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK

2.1.1 Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan

atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa

peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah

terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin

kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :

a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.

b. Untuk memperpanjang umur peralatan.

c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan

d. Meningkatkan Safety peralatan.

e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan

tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan

isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat

bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat

menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan /

memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun

penyebab kerusakan isolasi.

Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan

antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar)

dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting

serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam

2

Page 3: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

2.1.2. Jenis-jenis Pemeliharaan.

Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :

Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah

pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan

listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju

kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan

secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik

pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan

peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga

pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).

Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan

pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan

secara tiba- tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum

sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan

berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada

( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut

juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan

berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan

atau untuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk

mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan

instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa

Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi

yang dilaksanakan dengan terencana.

Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :

1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator

atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu

Induk Tanpa Operator).

2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan

oleh petugas pemeliharaan.

3

Page 4: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

2.1.3 Jadwal Pemeliharaan Distribusi

Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang disusun

dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah satu

usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun

jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat

kelompok, yaitu :

Pemeliharaan Triwulan

Pemeliharaan Semesteran

Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan Tiga Tahun

Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal ini diharapkan daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional. Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :

1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.

Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalam

keadaan bertegangan, adalah mengadakan pemeliharaan secara

visual dengan maksud untuk menemukan gangguan yang

dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan pada

sistem operasi. Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaannya

menggunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa

dan mendata hal - hal yang perlu diperhatikan.

2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan.

Pekerjaan yang meliputi:

Pemeriksaan

Pembersihan

Pengetesan

Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse )

Adapun bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan

4

Page 5: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah :

1. Trafo Distribusi

2. Pemisah (PMS)

3. PMT

4. Pemeliharaan Alat Pengaman

5. Pemeliharaan Alat pelindung

6. Pemeliharaan Saklar Tiang

2. 2. SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Pentahanan Jaringan Distribusi

Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman

langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau

kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan

jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan

lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan

sistem pentanahan.

Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan

distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan

badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,

terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-

alat pengaman tersebut.

Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan personil dan

peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.

2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat

surja hubung (surge current)

3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi

kimiawi tanah. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur

5

Page 6: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

peralatan yang dilindungi.

4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam

pelayanannya.

Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah

sebagai berikut :

1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu

dari instalasi secara aman.

2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia

dan peralatan.

3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang

menyebabkan tegangan kejut.

Sistem pentanahan dapat dibagi dua :

1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral )

2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan )

2.3. ARRESTER

2.3.1 Pengertian Arrester

Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi

peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap

gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan

cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.

Berhubungan dengan fungsinya itu maka ia harus dapat menahan tegangan

system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus

ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar

isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir,

sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh

tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh

tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan

kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja dating ke

6

Page 7: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan

abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :

1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya

(discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu

pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi

peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap

breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan

sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).

Jatuh tegangan pada arrester = I x R

Dimana

I = Arus maksimal (A)

R = Tahanan arrester (Ohm)

2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus

seperti semula. Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih

mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

2. 3.2 Macam - Macam Arrester

Arrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu :

1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube)

2. Arrester katup (valve type)

1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung

7

Page 8: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat

dan sele percik yang berada di luar di udara atau disebut juga sela seri.

Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela

percik, yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan

membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi

konduktor dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan arus daya

system bersama – sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir

menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya

menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik

nolnya.

Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih

tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan

biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan.

Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik

dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan.

Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup.

Tambahan lagi kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari

tingkat arus hubung singkat dari system pada titik dimana arrester itu dipasang.

Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai

untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester

jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar

surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester

jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.

2. Arrester jenis katup

Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang

terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.

Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat

8

Page 9: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

tersebut menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan.

Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik

tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi

dasar terlihat pada karakteristik volt ampere.

Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :

1. Arrester katup jenis gardu (station)

2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)

3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin

4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)

2.1. Arrester katup jenis gardu

Arrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling

mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum

pada gardu induksi besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat – alat yang

mahal pada rangkaian – rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih

tinggi.

2.2. Arrester katup jenis saluran

Arrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata

saluran disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis

gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan

pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.

2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin

Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin – mesin berputar.

Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin

9

Page 10: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin – mesin berputar

seperti diatas dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa

minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt

sampai 750 volt.

2.3.3. Karakteristik Arrester

Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga

listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan

dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar

yang penting dalam pemakaiannya yaitu :

Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui. Ia mempunyai

karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh

berbagai macam arus petir.

Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan

yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh

dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal

maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia

menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens c/s.

karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat

ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini

berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja.

Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu

yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun

kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000

ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama bila

saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.

Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah

mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan

sebagai berikut

10

Page 11: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung

singkat ke tanah (saturated ground fault)

b. Dapat memutuskan arus susulan

c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah,

artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.

Berikut gambar konstruksi arrester

Gb. 1 : Konstruksi Arrester

2.4 FUSE CUT OUT

2.4.1. Pengertian Cut Out

11

Page 12: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

Cut out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang

gunanya untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap

hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out.

Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui

arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar

dari arus nominal trafo sisi TM

Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan

memegang pelebur, yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena arus

lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari gas yang

dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas api yang

timbul karena mencairnya sambungan pelebur.

Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :

Cut out pelebur tipe plug

Cut out pelebur tipe pintu

Cut out pelebur tipe terbuka

2.4.2. Sifat-Sifat Pengaman Lebur Cut Out

- Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga

- Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi

- Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam gardu

- Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan sistem

transmisinya

Pengaman lebur tenaga mempunyai rating tegangan, arus beban dan rating

arus pemutus yang lebih tinggi daripada cut out pelebur di sisi busi. Ada dua jenis

pengaman lebur tenaga, yaitu :

12

Page 13: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

- Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas, seperti

pada cut out pelebur distribusi.

- Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang

timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan oleh pembatas mekanis

dan aksi pendinginan dari pengisian pasir disekitar elemen lebur.

2.4.3. Rating Pengaman Lebur

Pengaman lebur mempunyai rating arus, rating tegangan dan rating pemutus,

didalam pemakaiannya hal tersebut perlu sekali diperhatikan.

- Rating arus

Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere

pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang

melampaui batas.

- Rating tegangan

Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur

direncanakan untuk beroperasi.

- Rating pemutus

Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated

yang dapat memutus pelebur dengan aman.

2.4.5 Karakteristik Pengaman Lebur

Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik (kurva karakteristik

terlampir), yaitu:

- Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri

atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus cut out)

- Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan

antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse.

Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting

time

13

Page 14: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

Berikut gambar konstruksi Fuse Cut Out

Gb. 2 : Konstruksi Fuse Cut Out

BAB III

PEMBAHASAN

14

Page 15: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

3.1 PEMELIHARAAN ARRESTER

Lightning arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi

peralatan listrik terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang

dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan

yang mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang

tinggi pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal, lightning arrester

berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku sebagai

konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester

harus cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak

sempat membuka. Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning

arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti

kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan.

Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena

pemeliharaan terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin

berfungsinya peralatan dengan baik. Untuk mendapatkan operasi yang optimal

diperlukan pemeliharaan yang baik terhadap peralatan. Untuk pemeliharaan

arrester terdiri dari:

a. Pemeliharaan Harian

b. Pemeliharaan Tahunan

c. Pemeliharaan 10 Tahunan

a. Pemeliharaan harian

Pemeliharaan harian dilaksanakan dalam kondisi operasi.

Tabel 1 Pemeliharaan harian arrester

15

Page 16: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

No.Peralatan /komponen

yang diperiksaCara Pelaksanaan

1. Dischargecounter

Memeriksa dischargecounter dan mencatatbila ada kenaikan

2. Rumah isolatorMemeriksa rumahisolator secara visual(ada tidaknyakeretakan)

3. MiliammeterMemeriksapenunjukkanmiliammeter

b. Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan tahunan dilaksanakan dalam keadaan tidak operasi, dan sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan.

16

Page 17: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

No.Peralatan /

komponen yangdiperiksa

Cara Pelaksanaan

1. Rumah isolatorMembersihkanrumah isolator danmemeriksa apakahada keretakan

2.Tahanan antara

elektroda denganelektroda

Mengukur tahananantara elektrodadengan elektrodaapakah masihmemenuhipersyaratan

3. Tahanan

pentanahan

Mengukur tahananpentanahan arresterapakah masihmemenuhipersyaratan

4. Miliammeter Melakukanpengujian fungsional

5. Dischargecounter

Melakukanpengujian fungsional

Tabel 2 Pemeliharaan tahunan arrester

c. Pemeliharaan 10 Tahunan

Pemeliharaan ini dilaksanakan dengan mengirim arrester ke laboratorium

untuk ditest kembali.

3.1 MODIFIKASI ARRESTER

Modifikasi sistem merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan

17

Page 18: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

melakukan penambahan, perbaikan atau penggantian komponen pada jaringan

distribusi. ada beberapa komponen yang telah terbukti sukses selama beberapa

tahun untuk menambah keandalan distribusi, salah satunya adalah aresster.

Lighting Arrester pada sistem distribusi umumnya digunakan untuk

melindungi peralatan dari gangguan karena sambaran petir. Arrester juga

digunakan melindungi saluran distribusi dari percikan listrik (flashover). Sehingga

penggunaan arrester bisa untuk mengurangi gangguan temporer dan akan

menambah kualitas listrik. Namun yang menjadi masalah adalah besarnya biaya

pengadaan karena pemasangan arrester baru efektif bila dipasang pada tiap fasa per

pole.

Gb.3 Bagian – bagian dari arrester

3. 3 PEMELIHARAAN FUSE CUT OUT

Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi

jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi

18

Page 19: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau

beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila

dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu

Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang

sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu

saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga

fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.

Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam

jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai

kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum

yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang

digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan

harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan

oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse

cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau

kawat paduan dari bahan- bahan tersebut. Mengingat kawat perak memiliki

konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi dari kawat tembaga, dan memiliki

temperatur 960 C, maka pada jaringan distribusi banyak digunakan. Kawat

perak ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih

sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa,

sehingga arus mengalir melaluinya.

Jenis fuse cut out ini untuk jaringan distribusi digunakan dengan saklar

pemisah. Pada ujung atas dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau

yang dapat dilepaskan. Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah

engsel. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

19

Page 20: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

Gb. 4 Pengaman Fuse Cut Out

Kalau arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat

perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat

dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan

oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di

dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang

karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan

diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena

tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena

adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari

kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar

pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban

lebih atau arus hubung singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus

yangmelaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas

maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan

fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih

besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus

nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai

pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang- cabang saluran

feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.

Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut

serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat

pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan

dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan

penggantian.

BAB IV

PENUTUP

20

Page 21: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

4.1 KESIMPULAN

Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang

berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam

menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan dapat

berumur panjang.

Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah

ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat berjalan

secara sistematis.

Untuk mendapatkan operasi yang optimal pada kerja arrester maka

diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat

fungsinya sebagai proteksi terhadap gangguan surja petir. Begitu juga dengan fuse

cut out apabila ingin mendapatkan operasi yang optimal terhadap alat ini maka

diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat

fungsinya sebagai pengaman dari arus beban lebih dan hubung singkat (short

circuit ).

4.2 SARAN

Bagi para pembaca, silahkan untuk melengkapi materi yang berada

didalam makalah ini. Karena materi yang berada didalam makalah ini sangatlah

sedikit. Dikarenakan waktu yang digunakan untuk membuat makalah ini sangat

terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.htm

21

Page 22: Pemeliharaan Dan Perbaikan Arrester Dan Fuse Cut Out

www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606022_MKP.pdf

bluemild.wordpress.com/.../fungsi-peralatan-jaringan-distribusi-peng...

22