pembuktian sederhana skripsi -...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
ii
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
SKRIPSI
Ditujukan Untuk Melengkapi Tugas Dan
Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum
Dosen Pembimbing, Penyusun,
Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H. Acmad Suyuti
NIP. 132303985 NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
iii
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
pada hari Senin tanggal 12 Januari 2009
Panitia Penguji Skripsi :
Ketua : Prof. Dr. Basuki Rekso Wibowo, S.H., M.S.
Anggota : 1. Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H. _______________
2. Wuri Adriyani, S.H., M.Hum. _______________
3. Agus Widyantoro, S.H., M.H. _______________
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
v
Lamun ana micareng ngelmi,
Tan mupakat ing patang perkara,
Aja sing age-age, anganggep nyatanipun,
Saringana dipun baresih, limbangen lan kang
patang,
Prakara rumuhun, dalil kadis lan ijemak,
Lan kiyase papat iku salah siji, ana kang mupakat.
Jroning kuran nggoning rasa yekti, nanging ta
pilih ingkang uninga,
Kajaba lawan tuduhe, nora kena denawur,
Ing satemah nora pinanggih, mundhak
katalanjukan,
Temah sasar susur, yen sira ayun waskhita,
Sampurnane badanira punika, sira anggugurua.
…….
(Serat Wulang Reh karya Sri Pakubuwono IV)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
iv
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN DAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN DAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN DAN SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN DAN
KUDEDIKASIKANKUDEDIKASIKANKUDEDIKASIKANKUDEDIKASIKAN
UNTUK UNTUK UNTUK UNTUK ORANG TUAKUORANG TUAKUORANG TUAKUORANG TUAKU, SAUDARAKU, , SAUDARAKU, , SAUDARAKU, , SAUDARAKU,
AGAMAKU, BANGSA DAN NEGARAKUAGAMAKU, BANGSA DAN NEGARAKUAGAMAKU, BANGSA DAN NEGARAKUAGAMAKU, BANGSA DAN NEGARAKU
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT, atas segala rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya yang tak henti-hentinya selalu menyertai tiap derap
langkah penulis untuk menjadi insan yang selalu bersyukur. Shalawat serta salam
selalu penulis haturkan kepada junjungan nabi besar, nabi akhir zaman, kanjeng
nabi Muhammad SAW atas cahaya yang dibawa ke alam semesta ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pembuktian Sederhana
Dalam Hukum Acara Kepailitan” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar di Fakultas Hukum Universitas
Airlangga Surabaya.
Skripsi ini juga tidak akan pernah terselesaikan tanpa ada dukungan dalam
proses penyusunan dan penulisannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Orang tua penulis Muhammad Djahudi dan Siti Djulaekah yang telah
menjadi semangat terbesar dan tujuan hidup penulis untuk selalu
memberikan yang terbaik. Terima kasih atas doa, semangat, waktu,
tenaga, pikiran, cinta dan kasih sayang sepanjang waktu yang telah
diberikan selama ini. Ridho Alloh adalah ridho kedua orang tua dan
murka Alloh adalah murka kedua orang tua.
2. Prof. Dr. Muchammad Zaidun, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Airlangga, Prof. Dr. Eman Ramelan, S.H., M.S.,
selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Prof. Dr.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
vii
Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Airlangga, Dr. Rahmi Jened, S.H., M.S., selaku
Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Arlangga.
3. Dr. M. Hadi Shubhan S.H., M.H., selaku dosen pembimbing dan penguji
skripsi yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran
membimbing serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Basuki Rekso Wibowo, S.H., M.S., Ibu Wuri Adriyani, S.H.,
M.Hum. dan Bapak Agus Widyantoro, S.H., M.H. selaku dosen penguji
yang telah berkenan menguji dan memberikan kritik demi kesempurnaan
skripsi ini.
5. Dr. Lucianus Budi Kagramanto, S.H., M.H., M.M. selaku Dosen Wali
Tahun 2005-2008 yang kemudian diganti oleh Bapak Sujayadi, S.H.,
yang telah membimbing dan memberikan saran dalam menyelesaikan
studi di Fakultas Hukum Universitas Airlangga surabaya.
6. Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah
mendidik dan membekali ilmu kepada penulis selama menempuh ilmu
di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, dan juga tidak lupa seluruh
pegawai di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya.
7. Kakak-kakakku Wiji Santoso, S.E., terima kasih ikut membiayai selama
studi. Isni Kurnianingsih, Widodo Setyo Nugroho, S.H., dan Edy
Suwarso.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
viii
8. Keluarga Om Iskandar Zulkarnain Gumay, Tante RA. Siti Murtasiah,
Indah Kurnia Permata Sari, Muhammad Tamzil Zulkarnain, Nurcahyanti
Arifah. Terima kasih telah ikut memfasilitasi kemudahan dalam
menyelesaikan studi.
9. Dinda Wulandari atas segala perhatian, semangat, bantuan, waktu,
pikiran dan tenaga yang telah diberikan selama ini. You are the best!
10. Kakak-kakak angkatan 2000 hingga 2004 Hendri, Johan, Iksan, Yunus,
Ahmad, Malik, Mono, David, Irvan, Galih, Lius, Doni, Dani, Adri,
Ilham, Rendi, Tofik, Endo, Embah, Akbar, Ferdian, Danar, Siad, Andik,
mbak Siska, mbak Via, mbak Ning sari, dan semua kakak angkatan yang
telah mengenal dan menjadi teman-temanku.
11. Teman-teman 2005 Adit, Ofi, Hadi, Adi, Alivin, Noval, Wahyu, Goni,
Fredy, Royal, Novan, Nur Haji, Mazza, Pramudya, Rio, Fera, Intan,
Farida, Alm. Mbak Cici, Aini dan Teman-teman PLKH A1-2, Mustofa
dkk, Kavi dkk, Pak Jo dkk, Riri dkk, Astrid dkk, Dadang dkk, Pandu
dkk, dan semua teman-teman 2005 yang tahu aku, kenal aku dan bahkan
hanya lewat tegur sapa mari yang terlewat untuk dituliskan namanya
mari kita jadikan angkatan 2005 terjadi suatu ikatan persaudaraan yang
kuat, solid, dan militan (seperti pejuang Hamas).
12. Teman-teman 2006 dan 2007 Pras, Ugan, Sandika, Fahmi, Ajib, Itok,
Ambon, Icang, Esti, Rinda, Dian, Ari, Armaya, Ucup, dan semuanya
mari kita jadikan FH UNAIR sebagai kiblat ilmu hukum di Indonesia.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
ix
13. Teman-teman Jujitsu Universitas Airlangga, Teman-teman Forsam,
Teman-teman BLM angkatan 2005-2006, Teman-teman Ormek mulai
dari KAMMI, HMI, GMNI, PMII.
14. Pak Uguh, Mas Sigit, dan Mas Munif teman “ngomong tuwo”.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan segenap kerendahan hati penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak.
Al Haq min robbikum..........
Surabaya, Januari 2009
Penulis
Acmad Suyuti
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ............................................................. 8
3. Penjelasan Judul ................................................................ 9
4. Alasan Pemilihan Judul…………………......................... 10
5. Tujuan Penulisan……………………………………….. . 11
6. Metode Penelitian.............................................................. 11
a. Tipe Penelitian............................................................ 11
b. Pendekatan Masalah................................................... 11
c. Bahan Hukum………………………………………. 12
d. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Bahan Hukum.. 13
7. Pertanggungjawaban Sistematika...................................... 14
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
xi
BAB II KONSEP PEMBUKTIAN SEDERHANA DALAM HUKUM
ACARA KEPAILITAN
1. Pembuktian dalam Hukum Acara Perdata......................... 16
1.1. Pengertian.......................................................................... 16
1.2. Hal yang Tidak Perlu Dibuktikan ...................................... 19
1.3. Beban Pembuktian ............................................................. 20
1.4. Alat Bukti ........................................................................... 22
2. Pembuktian Sederhana dalam Hukum Acara Kepailitan... 25
2.1. Pengertian........................................................................... 25
2.2. Hal yang Harus Dibuktikan................................................ 28
2.3. Alat Bukti ........................................................................... 34
BAB III PRAKTIK PENERAPAN PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM PUTUSAN PENGADILAN
1. Putusan Pengadilan Niaga yang Menerima Suatu Permohonan Kepailitan Karena Telah Terbuktinya Suatu Pembuktian Sederhana ...................................................... 40
1.1. Dalam Putusan Kasus PT. Pulung Copper Works, LTD, melawan PT. Alcarindo Prima .......................................... 40
1.1.1. Kasus Posisi ...................................................................... 40
1.1.2. Putusan Pengadilan ........................................................... 42
1.1.3. Analisis Kasus................................................................... 42
1.2. Dalam Putusan Kasus PT. Nusantar Ragawisata melawan UD. Alrindo ....................................................... 43
1.2.1. Kasus Posisi ...................................................................... 43
1.2.2. Putusan Pengadilan ........................................................... 44
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
xii
1.2.3. Analisis Kasus................................................................... 44
2. Putusan Pengadilan Niaga yang Menolak Suatu Permohonan Kepailitan Karena Tidak Terbuktinya Suatu Pembuktian Sederhana ...................................................... 45
2.1. Dalam Putusan Kasus PT. Bank Pan Indonesia Tbk. cs
melawan Tn. Alex Korompis cs ........................................ 45 2.1.1. Kasus Posisi ...................................................................... 45
2.1.2. Putusan Pengadilan ........................................................... 46
2.1.3. Analisis Kasus.................................................................... 47
2.2. Dalam Putusan Kasus PT. Bumi Eka Prima cs melawan Mochamad Cholid Ashibli cs............................. 47
2.2.1. Kasus Posisi ....................................................................... 47
2.2.2. Putusan Pengadilan ............................................................ 48
2.2.3. Analisis Kasus.................................................................... 48
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................ 50
2. Saran................................................................................... 50
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN
1. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 013 K/N/1999 Kasus PT. Pulung Cooper Works, LTD., melawan PT. Alcarindo Prima.
2. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 032 K/N/2006 Kasus PT. Bank Pan Indonesia Tbk cs melawan Tn. Alex Korompis cs.
3. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 018 K/N/2007 Kasus PT. Nusantara Ragawisata melawan UD. Arlindo.
4. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 036 K/N/2007 Kasus PT. Bumi Eka Prima cs melawan Mochamad Cholid Ashibli cs.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Era modern pada saat ini identik dengan pola hidup yang individualis yang
sangat mementingkan diri sendiri, sehingga dalam berinteraksi dalam suatu
komunitas masyarakat sering terjadi konflik antara satu dengan yang lain. Konflik
secara hukum yang timbul dari interaksi antar elemen dalam masyarakat dapat di
klasifikasikan menurut ranah hukum privat atau hukum publik. Pembagian
semacam ini memang lazim dipakai negara-negara yang menganut sistem hukum
Eropa Kontinental termasuk Indonesia. Hukum publik mencakup peraturan-
peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa atau negara
serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara. Termasuk dalam hukum
publik ini adalah:
a. Hukum Tata Negara;
b. Hukum Administrasi Negara;
c. Hukum Pidana.
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur
tentang hubugan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Yang termasuk dalam hukum privat adalah:
a. Hukum sipil (hukum perdata);
b. Hukum dagang.
1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
2
Sengketa keperdataan yang muncul dalam masyarakat biasanya terjadi
karena antara anggota masyarakat tidak menghormati dan cenderung melanggar
hak orang lain. Macam sengketa keperdataan dapat diartikan semua perselisihan
mengenai hak milik, utang piutang atau warisan. Untuk mempertahankan hak-hak
keperdataannya tersebut, biasanya seseorang akan mengajukan gugatan terhadap
pihak lain yang dianggapnya telah melanggar hak-haknya. Darwan Prinst
menafsirkan gugatan adalah sebagai berikut: “gugatan adalah suatu upaya atau
tindakan untuk menuntut hak atau memaksa pihak lain untuk melaksanakan tugas
atau kewajibannya, guna memulihkan kerugian yang diderita oleh penggugat
melalui putusan pengadilan.”1 Sedangkan menurut Sudikno Mertokusumo,
“gugatan itu adalah tuntutan hak yaitu tindakan yang bertujuan memberikan
perlindungan yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah perbuatan main
hakim sendiri (eigenrighting).”2
Cara penuntutan hak yang dilakukan dengan mengajukan gugatan diatur
dalam Hukum Acara Perdata. Hukum Acara secara umum adalah peraturan
hukum yang mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan
peraturan hukum materiil. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi
norma-norma larangan hukum materiil melalui suatu proses dengan
berpedomankan kepada peraturan yang dicantumkan dalam hukum acara.3
1 Darwan Prinst, (1992), Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 1.
2 Sudikno Mertokusumo, (1988), Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
h.32.
3 R. Abdoel Djamali, (1984), Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h.193.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
3
Sedangkan pengertian Hukum Acara Perdata menurut Wirjono Projodikoro adalah
“rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus
bertindak dimuka pengadilan dan cara bagaimana pengadilan harus bertindak satu
sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan Hukum Perdata.”4
Hukum Acara Perdata menurut Sudikno Mertokusumo adalah “keseluruhan
peratuan yang bertujuan melaksanakan dan mempertahankan atau menegakkan
Hukum Perdata Materiil dengan perantaraan kekuasaan negara yang terjadi di
pengadilan.”5 Sedangkan R. Abdoel Djamali dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Hukum Indonesia menyebutkan “Hukum Acara Perdata yang disebut
juga Hukum Perdata Formil mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan
dan menjalankan peraturan hukum perdata materiil.”6
Pekembangan Hukum Acara Perdata pada masa sekarang sangatlah pesat.
Pesatnya kemajuan dan perkembangan Hukum Acara Perdata dapat dilihat dari
lex Specialis dari Hukum Acara Perdata diantaranya dalam Hukum Acara di
bidang Kepailitan, Perselisihan Hubungan Industrial, Persaingan Usaha dan Hak
Atas Kekayaan Intelektual. Munculnya kekhususan Hukum Acara Perdata ini
dikarenakan koflik yang timbul antara elemen masyarakat yang pada zaman
sekarang sangat bervariasi terutama dalam bidang bisnis.
4 Wirjono Projodikuro, (1992), Hukum Acara Perdata di Indonesia, Sumur, Bandung,
h.12.
5 Sudikno Mertokusumo, op. cit., h.4.
6 R. Abdoel Djamali, op. cit., h.197.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
4
Dalam beracara pada sengketa hukum perdata, maka tahapan-tahapan yang
akan dilalui para pihak antara lain:
1. Gugatan;
2. Jawaban;
3. Replik;
4. Duplik;
5. Pembuktian (pemeriksaan alat bukti dan saksi);
6. Kesimpulan dari masing-masing pihak; dan
7. Putusan Pengadilan.
Dari serangkaian proses tersebut tahapan pembuktian adalah sangat vital
karena dengan pembuktian, hakim akan mendapat gambaran yang jelas terhadap
peristiwa yang sedang menjadi sengketa di pengadilan.
Pembagian beban pembuktian dalam hukum acara perdata di bebankan
kepada pihak yang mendalilkan. Hal ini selaras dengan ketentuan Pasal 163 HIR
dan juga Pasal 1865 BW. Pasal 163 HIR mengatur “barang siapa ia mengatakan ia
mempunyai hak, atau menyebutkan suatu perbuatan untuk menguatkan haknya
itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan
adanya hak itu atau adanya kejadian itu.” Sedangkan dalam BW Pasal 1865 BW
dinyatakan “Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau,
guna meneguhkan haknya sendiri maupun mebantah suatu hak orang lain,
menunjuk pada suatu peristiwa diwajibkan membuktikan adanya hak atau
peristiwa tersebut.”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
5
Mengenai pembuktian ini, dalam kekhususan Hukum Acara Perdata yakni
dalam Hukum Kepailitan, ada sesuatu yang berbeda, khusus dan hanya dikenal
dalam Hukum Kepailitan yaitu Pembuktian Sederhana (sumir). Sebelum kita
membahas lebih jauh mengenai Pembuktian Sederhana dalam Hukum Kepailitan,
kita perlu mengetahui segala sesuatu tentang Hukum Kepailitan sehingga dalam
alur berpikir kita, dapat memahami urgensi Pembuktian Sederhana yang
diterapkan dalam Hukum Kepailitan.
Kepailitan menurut pendapat Algra adalah “Faillissement is een
gerechtelijk beslag op het gehele vermogen van een schuldenaar ten behoeve van
zijn gezamenlijke schulddeiser”.7 (kepailitan adalah suatu sitaan umum terhadap
semua harta kekayaan dari seorang debitor (si berutang) untuk melunasi utang-
utangnya kepada kreditor (si berpiutang)). Sedangkan ahli hukum Amerika yaitu
Jerry Hoff menggambarkan kepailitan sebagai:
Bankruptcy is a general statutory attachment encompass-ing all the assets
of the debtor. The bankruptcy only covers the assets. The personal status
of an individual will not be affected by the bankruptcy; he is not placed
under guardianship. A company also continues to exist after he
declaration of bankruptcy. During the bankruptcy proceedings, act with
regard to the bankruptcy estate can only be performed by the receiver, but
other acts remain part of the domain of the debtor’s corporate organs.8
Salah satu aspek yang sangat memegang posisi penting dalam hukum
kepailitan ini adalah mengenai utang. Karena jatunya putusan kepada seseorang
7 M. Hadi Shubhan, (2008), Hukum Kepailitan Prinsip, Norma, dan Praktik Peradilan,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 1. Dikutip dari Algra, N.E. (1974),” Inleiding tot Het
Nederlands Privaatrecht”,
8 Ibid, h. 2. Dikutip dari Jerry Hoff (1999), “Indonesian Bankruptcy Law”.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
6
atau badan hukum karena ketidakmampuan membayar utang. Dalam Undang-
undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (selanjutnya disingkat UUK&PKPU) pada Pasal 1 angka 6
memberikan pengertian mengenai utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau
dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun
mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari
atau kontingen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib
dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi member hak kepada kreditor untuk
mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
Hukum Kepailitan sebagaimana diatur dalam UUK&PKPU diharapkan
mampu memberikan sebuah keadilan dan kepastian tidak hanya kepada para
kreditor, tetapi juga kepada debitor agar dapat menyelesaikan kewajiban
pembayaran utangnya kepada para kreditor. Kepailitan sebagai suatu instrumen
hukum untuk menyelesaikan kesulitan pembayaran utang oleh debitor ini perlu
dimaknai lain karena selama ini kepailitan sering diartikan kegagalan yang
disebabkan kesalahan dari debitor dalam menjalankan usahanya sehingga
menyebabkan utang tidak mampu dibayar. Pandangan tersebut harus ditinggalkan
dan memberikan pemahaman baru yaitu kepailitan sebagai suatu jalan keluar
untuk menyelesaikan persolan utang-piutang yang menghimpit debitor, disini
debitor telah benar-benar tidak mampu dalam memenuhi kewajiban pembayaran
utangnya kepada para kreditor.
Dalam beracara hukum Kepailitan ini dikenal suatu konsep pembuktian
yaitu sering disebut dengan Pembuktian Sederhana (sumir). Mengenai konsep
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
7
pembuktian sederhana ini telah diatur sejak berlakunya Undang-undang Nomor 4
Tahun 1998 yang kemudian diganti dengan UUK&PKPU. Dalam ketentuan Pasal
8 ayat (4) jo. Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU yaitu apabila dapat dibuktikan bahwa
debitor mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya
satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, maka permohonan pailit
dapat dikabulkan. Pembuktian sederhana ini adalah bersifat khusus dan hanya
ditemukan dalam hukum acara kepailitan. Konsep pembuktian sederhana ini
diharapkan mampu digunakan baik oleh para kreditor maupun debitor
(sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU) dalam hal untuk
mempailitkan debitor dan setelah itu terjadi suatu pemberesan harta pailit (boedel
pailit) yang dimiliki debitor oleh kurator untuk memenuhi pembayaran kewajiban
utangnya kepada para kreditor.
Konsep pembuktian sederhana ini menarik untuk dijadikan sebagai
penulisan skripsi dikarenakan dalam Undang-undang tidak memberikan
penjelasan yang rinci mengenai bagaimana pembuktian sederhana itu dilakukan
dalam memeriksa permohonan pailit. Tidak adanya definisi, penjelasan serta
ruang lingkup yang jelas mengenai pembuktian sederhana sehingga menimbulkan
suatu yang multi interpretative. Hal ini sangat penting, mengingat sederhana atau
tidak suatu pembuktian dalam hukum acara kepailitan akan mempengaruhi
diterima atau tidak suatu permohonan pailit oleh suatu Pengadilan Niaga, karena
hal tersebut berkaitan dengan kompetensi absolute. Dalam praktiknya ada
pembuktian yang cukup rumit akan tetapi dianggap sederhana serta diputuskan di
Pengadilan Niaga, seperti dalam kasus permohonan pailit PT. Alcarindo Prima
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
8
terhadap PT. Pulung Cooper Works (PT PCW) yang berakhir dengan pailitnya PT
PCW tersebut.9 Tetapi, ada pula pembuktian yang cukup sederhana tetapi ditolak
dengan alasan memerlukan pembuktian yang mendalam dan dianggap sebagai
pembuktian yang cukup rumit, seperti dalam kasus permohonan pailit oleh
Bernard Ibnu Hadjono terhadap Hashim Djojohadikusumo.10 Tujuan
UUK&PKPU untuk melindungi hak-hak kreditor maupun debitor perlu diberikan
suatu apresiasi tersendiri, tetapi juga harus tetap memberikan suatu batasan yang
jelas mengenai konsep pembuktian sederhana agar terwujudnya kepastian hukum
dan keadilan bagi semua pihak yang berperkara dalam kepailitan.
Dalam penulisan skripsi ini diberikan batasan pembahasan yaitu seputar
pengertian konsep pembuktian sederhana dalam kepailitan berserta
implementasinya dengan mengkomparasikan berbagai putusan kepailitan yang
berkaitan dengan konsep pembuktian sederhana.
2. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang diangkat
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Konsep pembuktian dalam hukum acara kepailitan.
2. Bagaimana praktik-praktik di Pengadilan Niaga dalam menerapkan norma
pembuktian sederhana?
9 Ibid, h. 124
10 Ibid, h. 125
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
9
3. Penjelasan Judul
Judul yang digunakan dalam skripsi adalah “Pembuktian Sederhana dalam
Hukum Acara Kepailitan”. Untuk memperjelas judul yang digunakan oleh penulis
agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda, maka akan diberikan penjelasan
sebagai berikut:
Konsep Pembuktian Sederhana yang dimaksud disini, berdasar ketentuan
Pasal 8 ayat (4) jo. Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU yaitu apabila dapat dibuktikan
bahwa debitor mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Konsep pembutian
sederhana ini dalam literatur sulit ditemui dan penafsiran hanya didapat dari
perarturan perundang-undangan.
Disini urgensi pembuktian sederhana sama dengan pembuktian dalam
Hukum Acara Perdata secara umum, yaitu suatu daya upaya untuk para pihak
yang berperkara untuk meyakinkan Hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang
dikemukakannya didalam suatu perkara yang sedang dipersengketakan di muka
pengadilan, atau yang diperiksa oleh Hakim, sebagaimana disampaikan oleh R.
Subekti.11
Hukum Acara Kepailitan adalah hukum acara formil dari Hukum
Kepailitan materiil. Jadi disini Hukum Acara Kepailitan menegakkan dan
mempertahankan Hukum Kepailitan. Dalam beracara dalam Hukum Kepailitan ini
banyak hal yang khusus, seperti batasan-batasan waktu dalam beracara Hukum
11 R. Subekti (1995), Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, h.1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
10
Kepailitan, pengangkatan pihak diluar para pihak guna membantu penyelesaian
perkara (pengangkatan kurator pada kepailitan dan pengurus dalam Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang atau yang disingkat dengan PKPU), pengajuan
permohonan yang dibatasi hanya pihak-pihak tertentu yang dapat mengajukan hal
tersebut, dan masih banyak yang lainnya. Disini kekhususan-kehusuan tersebut,
sepanjang tidak berhubungan dengan konsep pembuktian sederhan maka tidak
akan diuraikan lebih detail.
4. Alasan Pemilihan Judul
Alasan dipilihnya judul “Pembuktian Sederhan dalam Hukum Acara
Kepailitan” adalah:
1. Hukum Kepailitan yang memiliki kedudukan strategis dalam penyelesaian
sengketa keperdataan jarang digunakan para pihak.
2. Adanya anggapan bahwa Hukum Kepailitan sebagai piranti hukum yang
menakutkan bagi debitor pailit.
3. Pembahasan masalah Kepailitan yang masih jarang ditemui baik dalam buku
hukum, makalah hukum, ataupun tulisan hukum yang lainnya.
4. Batas-batas akan konsep pembuktian sederhana yang tidak jelas, sehingga
muncul banyak interprestasi baik dari praktisi ataupun akademisi.
Ketentuan dalam UUK&PKPU yang memberikan suatu jalan keluar yang
efektif bagi debitor yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) untuk
memenuhi kewajiban pembayaran utang kepada kreditor. Keunggulan yang
ditawarkan dalam Hukum Kepailitan perlu dipahami secara bijak baik oleh para
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
11
pihak, baik kreditor ataupun debitor, sehingga masalah yang ditimbulkan akibat
utang piutang antara debitor dan kreditor dapat cepat terselesaikan.
Sebagai salah satu jalan keluar yang efektif terhadap masalah utang-
piutang, hukum kepailitan yang diatur dalam UUK&PKPU harus meminimalkan
interpretasi atas norma-norma yang terkandung dalam peraturan perundang-
undangan tersebut.
5. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Penulisan skripsi ini bertujuan mengetahui mengenai konsep pembuktian
sederhana dalam hukum acara kepailitan.
2. Penulisan skripsi ini bertujuan mengetahui apakah dengan permohonan pailit
dalam hal pembuktiannya dipertimbangkan tidak memenuhi kriteria
pembuktian sederhana (rumit) oleh Hakim, maka Hakim niaga dapat
menyatakan tidak dapat menerima permohonan tersebut.
6. Metode Penelitian
a. Tipe Penelitian Hukum
Penilsan skripsi ini termasuk tipe penelitian hukum normatif, sehingga isu
atau permasalahan hukum yang diangkat dalam skripsi ini akan diselesaikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pendakatan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini pendekatan masalah yang digunakan adalah
pendekatan observasi partisipasi, pendekatan konseptual (conseptual approach)
dan pendekatan kasus (case approach).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
12
Pendekatan observasi partisipasi adalah metode yang menekankan bagi
diri peneliti untuk melakukan pengamatan secara tekun dimana peneliti
melibatkan atau meleburkan diri pada permasalahan penelitian yang dilakukan.12
Pendekatan konsep (conceptual approach), beranjak dari pandangan-
pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dari sini
peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum,
konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang
dihadapi13.
Pendekatan kasus (case approach) dilakukan dengan cara melakukan
telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi yang
telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi
atau reasoning yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai kepada suatu
putusan.14
c. Bahan Hukum
Bahan hukum yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu
bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum primer adalah bahan hukum
yang berkaitan dengan konteks hukum positif di Indonesia. Hukum positif
tersebut merupakan produk hukum yang dihasilkan oleh lembaga negara yang
12 Observasi Partisipasi dan Kedudukan Peneliti Dalam Suatu Penelitian Antropologi,
Tulisan dari Avena Matondang, 13 Juli, 2007, h.1, http://avena-
matondang.blogspot.com/2007/07/krisis-metode-penelitian-antropologi.html
13 Peter Mahmud Marzuki (2005), Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta,
h.95.
14 Ibid, h. 94.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
13
memiliki otoritas dalam kaitannya dengan topik yang dibahas dalam penulisan
skripsi ini, meliputi:
1. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek)
2. Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (Het Herziene Indonesisch
Reglement)
3. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
Selain peraturan perundang-undangan di atas sumber bahan primer juga didapat
dari beberapa putusan Pengadilan Niaga.
Sedangkan bahan hukum sekunder berupa karya ilmiah di bidang hukum
yang dipublikasikan seperti buku-buku dan makalah hukum serta karya ilmiah
dibidang hukum yang tidak dipublikasikan seperti tesis.
d. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Bahan Hukum
Pengumpulan bahan hukum yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini
diawali dengan menggali norma hukum yang ada di peraturan perundang-
undangan maupun dalam putusan pengadilan. Setelah menggali norma hukum
yang terkait, kemudian dengan menggunakan buku, makalah ataupun tesis hukum
akan dicari suatu kajian teoritis terhadap permasalahan hukum yang diangkat dan
diharapkan pada akhirnya akan mendukung keberhasilan penulisan penelitian
hukum ini.
Setelah bahan hukum tersebut dianalisa dengan menggunakan metode
deskriptif analitis, yaitu dengan cara memberikan gambaran terhadap
permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini dengan berdasarkan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
14
pemikiran logis, nalar, terperinci serta berdasarkan pada teori dari doktrin para
ahli.
7. Pertanggungjawaban Sistematika
Sistematika dalam penulisan Skripsi ini dibagi menjadi 4 (empat) Bab,
meliputi Bab I sebagai bab pendahuluan, menggambarkan latar belakang, rumusan
masalah, penjelasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode
penelitian, prosedur pengumpulan dan analisisa bahan hukum, dan pertanggung
jawaban sistematika. Melalui gambaran ini diharapkan dapat memberi suatu
tuntunan kepada pembaca sebelum melangkah ke dalam pembahasan.
Bab II merupakan pembahasan dari rumusan masalah yang pertama, yaitu
mengetahui bagaimana konsep pembuktian dalam hukum acara kepailitan. Bab ini
akan diuraikan dalam sub-bab yang akan menguraikan permasalahan guna
memperjelas dalam menjawab rumusan masalah yang pertama. Pada sub-bab
pertama akan menjelaskan mengenai hukum pembuktian dalam hukum acara
perdata sedangkan dalam sub-bab kedua akan menjelaskan mengenai pembuktian
sederhana dalam hukum acara kepailitan.
Bab III akan menjawab rumusan permasalah yang kedua, yaitu Bagaimana
praktik-praktik di Pengadilan Niaga dalam menerapkan norma pembuktian
sederhana. Sebagaimana dalam Bab II, dalam bab ini pun akan di uraikan dalam
sub-bab yang akan menguraikan permasalahan guna memperjelas dalam
menjawab rumusan masalah yang kedua. Pada sub-bab pertama akan membahas
bentuk putusan Pengadilan Niaga dalam hal suatu putusan kepailitan yang
memenuhi kriteria pembuktian sederhana. Sedangkan pada sub-bab yang kedua
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
15
akan membahas bentuk putusan Pengadilan Niaga dimana dipertimbangkan tidak
memenuhi kriteria pembuktian sederhana.
Akhirnya dalam Bab IV merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan
dan saran. Kesimpulan merupakan inti dari apa yang dibahas dari bab-bab
sebelumnya yang diharapkan dapat memberikan pemecahan terhadap
permasalahan yang tumbuh berkaitan dengan Konsep Pembuktian Sederhana
dalam Hukum Acara Kepailitan sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang. Sedangkan saran berisikan suatu sumbangan pemikiran dan gagasan atas
permasalahan yang telah dibahas dalam skripsi ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
16
BAB II
KONSEP PEMBUKTIAN SEDERHANA DALAM HUKUM ACARA
KEPAILITAN
1. Pembuktian Dalam Hukum Acara perdata
1.1. Pengertian
Pembuktian dalam semua bidang hukum acara, termasuk hukum acara
perdata merupakan sebuah tahapan yang sangat penting dalam satu kesatuan
prosedur hukum acara karena memberikan kesempatan pada pihak-pihak yang
berperkara untuk meyakinkan hakim dan pada akhirnya akan memutus
sebagaimana petitum yang dimintakan oleh para pihak yang sedang berperkara
tersebut.
Pembuktian menurut R.Subekti, adalah suatu daya upaya para pihak yang
berperkara untuk meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang
dikemukakannya di dalam suatu perkara yang sedang dipersengketakan di muka
pengadilan, atau yang diperiksa oleh hakim.15 Sedangkan Abdul Manan,
menyatakan bahwa pembuktian adalah upaya para pihak yang berperkara untuk
meyakinkan hakim akan kebenaran peristiwa atau kejadian yang diajukan oleh
para pihak yang bersengketa dengan alat-alat bukti yang telah ditetapkan oleh
undang-undang.16 Menurut pendapat M.Yahya Harahap
15R. Subekti, op. cit., h.1.
16 Abdul Manan, (2005), Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan
Agama, Kencana, Jakarta, h.227.
16
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
17
Pembuktian dalam pengertian luas adalah kemampuan penggugat atau
tergugat memanfaatkan hukum pembuktian untuk mendukung dan
membenarkan hubungan hukum dan peristiwa-peristiwa yang didalilkan
atau dibantah dalam hubungan hukum yang diperkarakan. Sedangkan
dalam arti sempit, pembuktian hanya diperlukan sepanjang mengenai hal-
hal yang dibantah atau hal yang masih dipersengketakan atauhanya
sepanjang yang menjadi perselisihan diantara pihak-pihak yang
berperkara.17
Bachtiar Efendie, memberikan definisi tentang pembuktian ialah penyajian alat-
alat bukti yang sah menurut hukum oleh pihak berperkara kepada hakim dalam
persidangan dengan tujuan untuk memperkuat kebenaran dalil tentang fakta
hukum yang menjadi pokok sengketa, sehingga hakim memperoleh kepastian
untuk dijadikan dasar putusannya.18 Bachtiar Efendie, juga memberikan definisi
tentang hukum pembuktian ialah hukum yang mengatur macam-macam alat bukti
yang sah, syarat-syarat dan tata cara mengajukan alat bukti dan kewenangan
hakim untuk menerima atau menolak serta menilai hasil pembuktian.19
Sebagaimana diuraikan di atas urgensi pembuktian guna meyakinkan
hakim dalam memutus suatu perkara, tentunya hakim yang dimaksud dalam
menilai suatu pembuktian adalah hakim yang termasuk judex facti, yaitu hakim
yang berwenang memeriksa fakta dan bukti, yaitu hakim-hakim pada Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi. Sedangkan dalam tingkat kasasi, Mahkamah
Agung tidak lagi memeriksa fakta dan alat bukti, tetapi memeriksa penerapan
17
Ibid, h. 227 dikutip dari M. Yahya Harahap, (1991), Kumpulan Makalah Hukum
Acara Perdata, Pendidikan Hakim Senior angkatak ke I Tugu Bogor, 1991, h. 1.
18 Bachtiar Efendi, Masdari Tasmin, A.Chodari, (1991), Surat Gugat dan
HukumPembuktian Dalam Perkara Perdata, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, h.50.
19 Ibid, h. 49.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
18
suatu norma hukum pada suatu putusan, oleh karena itu hakim pada tingkat
Mahkamah Agung dikenal dengan judex juris.
Para hakim yang termasuk judex facti dalam menilai hasil pembuktian
mendasarkan kepada 3 (tiga) teori pembuktian, yaitu:
1. Teori Pembuktian Bebas, artinya hakim bebas menilai alat-alat bukti yang
diajukan pihak berperkara baik alat-alat bukti yang sudah disebutkan Undang-
undang atau yang tidak disebutkan undang-undang.
2. Teori Pembuktian Terikat, artinya hakim terikat dengan alat pembuktian yang
diajukan oleh pihak berperkara, jadi harus memberikan putusan selaras
dengan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan. Teori ini terbagi lagi
menjadi 2 (dua) macam:
- Teori Pembuktian Negatif, yaitu hakim terikat dengan larangan undang-
undang dalam penilaian terhadap suatu alat bukti tertentu.
- Teori Pembuktian Positif, yaitu hakim terikat dengan perintah undang-
undang dalam memberikan penilaian terhadap suatu alat bukti tertentu.
3. Teori Pembuktian Gabungan, artinya hakim bebas dan terikat dalam menilai
hasil pembuktian, misalnya hakim bebas menilai suatu alat bukti permulaan,
sehingga hakim masih perlu adanya sumpah tambahan. Bila sumpah
tambahan dilakukan, maka hakim terikat menilainya. Apabila tidak disertai
sumpah tambahan maka hakim bebas menilai alat bukti permulaan itu.20
20 Ibid, h.53-54.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
19
1.2. Hal Yang Tidak Perlu Dibuktikan
Dalam fase atau tahapan pembuktian ini ada beberapa hal apabila terjadi
dipersidangan tidak perlu lagi untuk dibuktikan, yaitu:
a. Hal-hal yang diakui oleh satu pihak dan diakui oleh pihak lawan tidak perlu
dibuktikan karena tentang itu tidak ada perselisihan.
b. Hal-hal yang diajukan oleh satu pihak dan meskipun tidak secara tegas
dibenarkan oleh yang lain tetapi tidak disangkal. Dalam Hukum Acara
Perdata sikap tidak menyangkal dipersamakan dengan mengakui.
c. Segala apa yang dilihat sendiri oleh hakim di muka sidang tidak perlu
dibuktikan.
d. Segala yang dianggap diketahui oleh umum tidak perlu lagi untuk dibuktikan
kebenarannya.
e. Hakim menganggap suatu dalil benar karena sesuatu hal yang diketahuinya
sendiri. Disini hakim itu mendasarkan kebenaran sesuatu hal atas
pengetahuannya sendiri harus diperbedakan dari penglihatan hakim di muka
sidang.21
Sangat relevan apabila hukumpositif tidak perlu lagi untuk dibuktikan.
Karena disini pada prinsipnya hakim dianggap mengetahui segala hukum positif
yang berlaku, sebagaimana doktrin curia novit jus.
21 R. Subekti, op. cit., h.11-12.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
20
1.3. Beban Pembuktian
Mengingat pentingnya pembuktian dalam suatu proses persidangan dan
tidak mudah bagi para pihak baik penggugat maupun tergugat dalam
memanfaatkan pembuktian guna meyakinkan hakim, maka hakim harus secara
bijaksana dan adil dalam membagi beban pembuktian tersebut. Asas mengenai
pembagian beban pembuktian ini sebagimana diatur dalam Pasal 1865 BW yang
selaras dengan Pasal 163 HIR dan Pasal 283 Rbg yaitu: “barang siapa mengaku
mempunyai hak atau yang mendasarkan pada suatu peristiwa untuk menguatkan
haknya itu atau untuk menyangkal hak orang lain, harus membuktikan adanya hak
atau peristiwa itu”. Dari ketentuan hukum ini, maka hakim dapat membebankan
pembuktian ini baik penggugat atau tergugat.
Ketika ada suatu hubungan hukum antara kedua belah pihak yang akhirnya
menjadi sebuah peristiwa hukum yang menimbulkan suatu hak kepada salah satu
pihak, maka harus dibuktikan oleh yang menuntuthak tersebut. Apabila dari
hubungan hukum tersebut akan muncul peristiwa hukum yang menghapuskan hak
salah satu pihak, maka harus dibuktikan oleh pihak yang membantah hak itu.
Pembuktian memang sangat bermafaat bagi para pihak guna meyakinkan
hakim yang akhirnya akan memenangkan pihak tersebut. Tetapi disini
membuktikan adalah tidak selalu mudah. Terutama dalam membuktikan sesuatu
yang bersifat negatif, contohnya membuktikan bahwa tidak berutang dalam kasus
wanprestasi utang piutang ataupun tidak menerima uang pembayaran dalam kasus
wanprestasi jual beli. Dalam hubungan ini Mahkamah Agung dalam putusannya
tanggal 15 Maret 1972 no. 547 K/Sip/1971 memutuskan, bahwa pembuktian yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
21
diletakkan kepada pihak yang harus membuktikan sesuatu yang negatif adalah
lebih berat dari pada beban pembuktian pihak yang harus membuktikan sesuatu
yang positif, yang tersebut terakhir ini termasuk pihak yang lebih mampu untuk
membuktikan.22
Dalam Hukum Acara Perdata ada beberapa teori tentang pembagian beban
pembuktian yang dapat dijadikan pedoman bagi hakim, yaitu:
a. Teori pembuktian yang bersifat menguatkan belaka (bloot affirmatief).
Menurut teori ini maka siapa yang mengemukakan sesuatu harus
membuktikannya dan bukan yang mengingkari atau menyangkalnya.
b. Teori Hukum Subyektif.
Menurut teori ini suatu proses perdata itu selalu merupakan pelaksanaan
hukum subyektif atau bertujuan mempertahankan hukum subyektif, dan siapa
yang mengemukakan atau mengaku mempunyai sesuatu hak harus
membuktikannya.
c. Teori Hukum Obyektif.
Menurut teori ini, mengajukan tuntutan hak atau gugatan berarti bahwa
penggugat minta kepada hakim agar hakim menerapkan ketentuan-ketentuan
hukum obyektif terhadap peristiwa yang diajukan. Oleh karena itu penggugat
penggugat harus membuktikan kebenaran dari pada peristiwa yang
diajukannya dan kemudian mencari hukum obyektifnya untuk diterapkan
pada peristiwa tersebut.
22 Sudikno Mertokusumo, op. cit, h.109.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
22
d. Teori Hukum Publik.
Menurut teori ini maka mencari kebenaran suatu peristiwa didalam peradilan
merupakan kepentingan publik. Oleh karena itu hakim harus diberi
wewenang yang lebih besar untuk mencari kebenaran. Di samping itu para
pihak ada kewajiban yang sifatnya hukum publik, untuk membuktikan
dengan segala macam alat bukti.
e. Teori Hukum Acara.
Asas audi et alteram pertem atau juga asas kedudukan prosesuil yang sama
dari pada para pihak di muka hakim merupakan asas pembagian beban
pembuktian menurut teori ini. Hakim harus membagi beban pembuktian
berdasarkan kesamaan kedudukan para pihak.23
1.4. Alat Bukti
Menurut ketentuan Pasal 1866 BW yang sebagaimana juga diatur dalam
Pasal 164 HIR dan Pasal 284 Rbg bahwa dalam perkara perdata alat bukti terdiri
dari: (a) bukti tulisan; (b) pembuktian dengan saksi (kesaksian); (c) persangkaan;
(d) pengakuan dan (e) sumpah.
Alat bukti tulisan atau surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda
bacaan yang dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk menyampaikan
buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai pembuktian.24 Dalam ketentuan
sebagaimana Pasal 1866 BW serta Pasal 164 HIR dan Pasal 284 Rbg,
menunjukkan bahwa alat bukti tulisan dalam Hukum Acara Perdata merupakan
23 Ibid, h.110-112.
24 Ibid, h.115.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
23
alat buktiyang utama. Hal ini sangat relevan mengingat dalam suatu hubungan
hukum keperdataan pihak yang mengikatkan diri dalam hubungan hukum tersebut
menggunakan alat bukti tulisan guna dijadikan bukti dalam hubungan hukum
tersebut suatu saat timbul perselisihan.
Kesaksian adalah kepastian yang diberikan kepada hakim di persidangan
tentang peristiwa yang disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan
dan pribadi oleh orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara, yang dipanggil
di persidangan.25
Persangkaan ialah kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa yang telah
terkenal atau dianggap terbukti ke arah suatu peristiwa yang tidak terkenal, artinya
belum terbukti. Maka dari itu, kalau persangkaan ini dinakamakan alat bukti, itu
adalah kurang tepat.26
Sudikno Mertokusumo, memberikan pengertian tentang pengakuan yaitu :
Pengakuan di muka hakim di persidangan (gerechtelijke bekentenis)
merupakan keterangan sepihak, baik tertulis maupun lisan yang tegas dan
dinyatakan oleh salah satu pihak dalam perkara di persidangan, yang
membenarkan baik seluruhnya atau sebagian dari suatu peristiwa, hak
atau hubungan hukum yang di ajukan oleh lawannya, yang mengakibatkan
pemeriksaan lebih lanjut oleh hakim tidak perlu lagi.27
Pengertian pengakuan sebagaimana diungkapkan Sudikno Mertokusumo
ini, kurang tepat apabila pengakuan menjadi bagian dari macam alat bukti
walaupun hukum positif mengatur demikian. Karena ketika suatu dalil-dalil
25 Ibid, h.128.
26R. Subekti, op. cit., h.45.
27 Ibid, h.143.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
24
hukum diakui oleh pihak lawan, maka pihak yang mengutarakan adanya peristiwa
hukum tersebut tidak perlu untuk membuktikan.
Sumpah pada umumnya adalah suatu pernyataan yang khidmat yang
diberikan atau diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan dengan
mengingat akan sifat maha kuasa dari pada Tuhan, dan percaya bahwa siapa yang
member keterangan atau janji yang tidak benar akan dihukum olehNya.28
Hukum Acara Perdata mengatur mengenai sumpah ini dalam HIR (Pasal
155-158, 177), Rbg (Pasal 182-185, 314) dan BW (Pasal 1929-1945). Dalam HIR
membagi sumpah ini menjadi 3 (tiga) macam sumpah sebagai alat bukti, yaitu:
sumpah pelengkap (suppletoir), sumpah pemutus yang bersifat menentukan
(decisoir) dan sumpah penaksiran (aestimatoir, schattingseed).
Sumpah suppletoir atau pelengkap sebagaimana Pasal 155 HIR, 182 Rbg,
1940 BW adalah sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena jabatannya (ex
officio) kepada salah satu pihak untuk melengkapi pembuktian peristiwa yang
menjadi sengketa sebagai dasar putusannya. Untuk dapat melakukan sumpah ini,
pihak harus tetap mempunyai alat bukti permulaan tetapi tidak ada alat bukti
lainnya. Jadi ketika pihak melakukan sumpah suppletoir maka hakim dapat
menjatuhkan putusan. Sumpah suppletoir ini mempunyai fungsi menyelesaikan
perkara, maka mempunyai kekuatan pembuktian sempurna, yang masih
memungkinkan adanya bukti lawan.29
28 Ibid, h.148-149.
29 Ibid, h.150.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
25
Sumpah decisoir atau pemutus sebagaimana Pasal 156 HIR, 183 Rbg,
1930 BW adalah sumpah yang dibebankan atas permintaan salah satu pihak
kepada lawannya. Pihak yang meminta lawannya mengucapkan sumpah disebut
deferent, sedang pihak yang harus bersumpah disebut delaat.
Sumpah penaksiran sebagaimana Pasal 155 HIR, 182 Rbg, 1940 BW
adalah sumpah yang diperintahkan oleh Hakim karena jabatannya (ex officio)
kepada penggugat untuk menentukan jumlah uang ganti kerugian. Kekuatan
pembuktian sumpah penaksiran ini sama dengan sumpah suppletoir, bersifat
sempurna dan masih memungkinkan pembuktian lawan.30
2. Pembuktian Sederhana Dalam Hukum Acara Kepailitan
2.1. Pengertian
Hukum Acara Kepailitan sebagaimana diterangkan dalam bab
pendahuluan merupakan lex specialis dari Hukum Acara Perdata. Hal tersebut
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 299 Undang-undang No. 37 tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu kecuali
ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka hukum acara yang berlaku adalah
hukum acara perdata. Hal ini sangat wajar karena hukum materiil dari kedua
hukum formil ini sama-sama mengatur tentang hukum privat.
Salah satu kekhususan Hukum Acara Kepailitan ini dapat dilihat dari
mekanisme pembuktiannya yang sering disebut pembuktian sederhana.
Pembuktian sederhana disini merujuk ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 8
30 Ibid, h.151.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
26
ayat (4) UUK&PKPU. Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU mengatur
Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya. Sedangkan dalam ketentuan Pasal 8 ayat
(4) UUK&PKPU mengatur Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan
apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
UUK&PKPU telah terpenuhi.
Rumusan dari ketentuan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (4) UUK&PKPU
memerintahkan kepada para pihak dalam suatu perkara kepailitan untuk
membuktikan suatu fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana. Dalam
penjelasan Pasal 8 ayat (4) UUK&PKPU memberikan pengertian fakta atau
keadaan yang terbukti secara sederhana adalah adanya fakta dua atau lebih
kreditor dan fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar. Sedangkan
perbedaan besarnya jumlah utang yang didalihkan oleh pemohon pailit dan
termohon pailit tidak menghalangi dijatuhkannya putusan pernyataan pailit.
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja berpendapat bahwa yang
dimaksudkan dengan pembuktian sederhana adalah pembuktian sederhana
mengenai:
1. Eksistensi dari suatu debitor yang dimohonkan kepailitan, yang telah jatuh
tempo;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
27
2. Eksistensi dari dua atau lebih kreditor dari debitor yang dimohonkan
kepailitan.31
Setelah kita mengetahui definisi-definisi yang sebagaimana terurai diatas
maka kita dapat menyimpulkan bahwa pembuktian sederhana adalah suatu
instrumen dalam hukum acara kepailitan sebagaimana yang diatur dalam
Undang-undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang yang dapat digunakan oleh pemohon ataupun termohon untuk
menguatkan dalil-dalil apa yang diungkapkan secara sederhana yaitu dengan
membuktikan adanya dua kreditor atau lebih dan adanya utang yang jatuh tempo
dan dapat ditagih.
Pembuktian sederhana merupakan suatu syarat yang mutlak untuk
membatasi kewenangan dari Pengadilan Niaga dalam upaya membuktikan apakah
seorang debitor yang dimohonkan pailit tersebut terbukti mempunyai dua atau
lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih.
Pembuktian sederhana sangat tepat digunakan dalam perkara kepailitan
karena Pasal 8 ayat (5) UUK&PKPU menagatur “putusan pengadilan atas
permohonan pernyataan pailit harus diucapkan paling lambat 60 (enam puluh)
hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan”. Dengan waktu
yang relatif singkat tersebut tentunya tidak memungkinkan bagi hakim untuk
menerapkan pola pembuktian sebagaimana dikenal dalam Hukum Acara Perdata.
31 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja (2004), Pedoman Menangani Perkara
Kepailitan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.141.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
28
Sehingga dalam membuktikan tentang keberadaan utang haruslah utang-utang
yang memang mudah dibuktikan keberadaannya.
Adanya perkara ataupun konflik-konflik yang sebenarnya masih meliputi
upaya pembuktian adanya utang tersebut, sehingga tidak dapat membuktikan
secara gamblang ada atau tidaknya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
menjadi fundamental bagi Pengadilan Niaga yang memang dibangun secara
khusus untuk menolak memeriksa dan memutuskan permohonan pailit tersebut,
karena kewenangan untuk pemeriksaan mendalam tersebut seharusnya ada
pengadilan negeri ataupun lembaga arbitrase sesuai dengan yang disepakati oleh
para pihak dalam kontrak.32
Dalam pembuktian sederhana ini tidak meliputi upaya hakim untuk
pembuktian jumlah utang yang dimaksudkan oleh para pihak. Besarnya jumlah
utang tersebut akan dinilai ketika dalam tahapan verifikasi yang dilakukan oleh
curator segera setelah debitor dinyatakan pailit.
2.2. Hal Yang Harus Dibuktikan
Dalam mekanisme pembuktian dalam hukum acara kepailitan ini
sebagaimana definisi dari undang-undang, maka hal yang harus dibuktikan
meliputi 2 (dua) hal (a) Utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih dan (b)
adanya dua kreditor atau lebih.
Utang dalam hukum acara kepailitan adalah sangat menentukan, karena
tanpa adanya utang maka seseorang atau badan hukum tidak dapat dinyatakan
32 Ricardo Simanjuntak (2005), “Esensi Pembuktian Sederhana dalam Kepailitan”, dalam:
Emmy Yuhassarie, Undang-undang Kepailitan dan Perkembangannya, Pusat Pengkajian
Hukum, Jakarta, h.55-56.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
29
pailit. Tanpa adanya utang tersebut maka esensi kepailitan menjadi tidak ada
karena kepailitan adalah merupakan pranata hukum untuk melikuidasi asset
debitor untuk membayar utang-utangnya terhadap para kreditornya.33
Definisi utang dalam UUK&PKPU diatur dalam Pasal 1 angka 6, yaitu:
Utang adalah adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan
dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang
asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul kemudian hari atau
kontingen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang
wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi member hak kepada
kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
Selain definisi menurut hukum normatif, Setiawan, memberikan pengertian utang
yang sebagaimana pendapat Jerry Hoff, yaitu:
Utang seyogyanya diberi arti luas; baik dalam arti kewajiban membayar
sejumlah uang tertentu yang timbul karena adanya perjanjian utang
piutang (dimana debitor telah menerima sejumlah uang tertentu dari
kreditorny), maupun kewajiban membayar sejumlah uang tertentu yang
timbul dari perjanjian atau kontrak lain yang menyebabkan debitor harus
membayar sejumlah uang tertentu. Dengan perkataan lain, yang dimaksud
dengan utang bukan hanya kewajiban untuk membayar sejumlah uang
tertentu yang disebabkan karena debitor telah menerima sejumlah uang
tertentu karena perjanjian kredit, tetapi juga kewajiban membayar debitor
yang timbul dari perjanjian-perjanjian lain.34
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja memberikan definisi tentang utang
menurut hukum kepailitan yaitu:
utang adalah setiap perikatan atau kewajiban yang pemenuhannya
dijamin dengan harta kekayaan debitor, dengan pengertian bahwa
kewajiban tersebut dapat dinilai dengan jumlah uang tertentu, dalam mata
uang apapun juga, baik yang sudah ada maupun yang baru aka nada di
,kemudian hari, baik yang lahir dari perjanjian maupun yang lahir dari
undang-undang.35
33 M. Hadi Shubhan, op. cit, h.34.
34 Sutan Remy Sjahdeni (2002), Hukum Kepailitan, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
h. 107-108, dikutip dari Setiawan, “Ordonansi Kepailitan Serta Aplikasi Kini.”
35 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, op. cit, h.72.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
30
Apabila kita kaitkan antara utang dalam hukum kepailitan dengan hukum
perikatan, maka sebagaimana ketentuan Pasal 1234 BW, perikatan muncul karena
suatu prestasi atau kewajiban yang harus dipenuhi debitor kepada kreditor,
kewajiban tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 1234 BW, adalah:
1. Memberikan sesuatu, atau
2. Melakukan sesuatu, atau
3. Tidak melakukan sesuatu.
Ketiga hal tersebut merupakan prestasi pokok dalam perikatan pokok. Dan jika
debitor tidak memenuhi prestasi, maka debitor akan membayar ganti biaya, ganti
rugi dan bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 1236, 1239, 1242, BW kepada
kreditor. Hal ini merupakan hukuman bagi debitor menurut Pasal 1307 BW.
Apabila kita kaitkan hal tersebut dengan utang dalam kepailitan maka:
- Kewajiban membayar sejumlah uang sebagimana diwajibkan oleh perikatan
pokok;
- Kewajiban membayar sejumlah uang yang merupakan ganti rugi, biaya dan
bunga sebagaimana diwajibkan apabila perikatan pokok tidak terpenuhi.
M. Hadi Shubhan, memberikan penjelasan bahwa konsep utang yang
dianut oleh Undang-undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang adalah konsep utang dalam arti luas. Hal ini
sebagaimana pendapat beliau:
Konsep utang ini merupakan konsep utang dalam arti luas. Jadi segala
bentuk prestasi yang belum terbayar oleh debitor merupakan utang yang
bisa diajukan permohonan pailit. Hal ini berarti bahwa setiap wanprestasi
dan bahkan perbuatan melanggar hukum (onrechtmatigdaad) dapat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
31
dijadikan sebagai alas hukum untuk dapat mengajukan permohonan
pailit.36
Setelah kita mengetahui pengertian utang baik dari undang-undang
maupun dari pendapat para ahli, selanjutnya kita harus mengetahui bilamana
utang tersebut dikatakan jatuh waktu dan dapat ditagih. Dalam penjelasan Pasal 2
ayat (1) UUK&PKPU yang dimaksud dengan utang yang jatuh waktu dan dapat
ditagih adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik
karena diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya sebagaimana
diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang berwenang,
maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase.
Sutan Remy Sjahdeni, membedakan pengertian utang yang “jatuh waktu”
dan “dapat ditagih”. Walaupun dalam undang-undang menggunakan kata
penghubung “dan”. Kedua hal tersebut berbeda pengertiannya dan kejadiannya.
Suatu utang dapat saja telah dapat ditagih tetapi belum jatuh waktu.37
Utang yang telah jatuh waktu ialah utang yang ditentukan di dalam
perjanjian kredit itu, menjadi jatuh waktu dan karena itu pula kreditor berhak
untuk menagihnya.38 Sedangkan suatu utang yang dapat ditagih jika utang tersebut
bukan utang yang timbul dari perikatan alami (natuurlijke verbintenis). Perikatan
yang pemenuhannya tidak dapat dituntut di muka pengadilan yang lazimnya
36 M. Hadi Shubhan, op. cit, h.73.
37 Sutan Remy Sjahdeni, (2002), Hukum Kepailitan, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
h.68.
38 Ibid, h.68.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
32
disebut perikatan alami tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk mengajukan
permohonan pailit.39
Sutan Remy Sjahdeni, memberikan gambaran yang jelas mengenai utang
yang belum jatuh waktu tetapi dapat ditagih, hal tersebut diutarakan sebagai
berikut:
Sekalipun belum jatuh waktu tetapi utang itu telah dapat ditagih karena
telah terjadi salah satu dari peristiwa-peristiwa yang disebut events of
default. Adalah lazim dalam perjanjian kredit perbankan untuk
mencantumkan klausul yang disebut events of default clause, yaitu klausul
yang memberikan hak kepada bank untuk menyatakan nasabah debitor in-
default atau cidera janji apabila salah satu peristiwa (event) yang
tercantum dalam events of default itu terjadi. Terjadinya peristiwa (event)
itu bukan saja mengakibatkan nasabah debitor cidera janji, tetapi juga
memberikan hak kepada bank (kreditor) untuk seketika menghentikan
penggunaan kredit lebih lanjut oleh nasabah debitor (nasabah debitor
tidak berhak lagi menggunakan kredit yang belum digunakannya), dan
seketika itu pula memberikan hak kepada bank (kreditor) untuk menagih
kredit yang telah digunakan oleh nasabah debitor.40
Setelah membuktikan adanya utang yang jatuh waktu dan dapat ditagih,
selanjutnya yang harus dibuktikan dalam permohonan pailit adalah adanya dua
kreditor atau lebih. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 UUK&PKPU memberikan
definisi kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau
undang-undang yang dapat ditagih dimuka pengadilan. Definisi tersebut
dilengkapi dengan penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU yaitu:
Yang dimaksud kreditor dalam ayat ini adalah baik kreditor konkuren,
kreditor separatis, maupun kreditor preferen. Khusus mengenai kreditor
separatis dan kreditor preferen, mereka dapat mengajukan permohonan
pernyataan pailit tanpa kehilangan hak agunan atas kebendaan yang
mereka miliki terhadap harta debitor dan haknya untuk didahulukan.
39 M. Hadi Shubhan, op. cit, h.91.
40 Ibid, h.69.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
33
Bilamana terdapat sindikasi kreditor maka masing-masing kreditor,
adalah kreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2.
Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU ini mencantumkan
persyaratan bahwa debitor harus memiliki Dua kreditor atau lebih, hal ini
menunjukkan bahwa instrumen hukum kepailitan ini digunakan untuk
memberikan jalan keluar kepada debitor untuk menyelesaikan utang-utangnya dan
oleh kreditor digunakan untuk memenuhi piutang dari debitor. Jika dalam
kepailitan ini debitor hanya memiliki satu kreditor saja, maka kepailitan akan
kehilangan maknanya sebagai collective proceeding tool. Persyaratan adanya
banyak kreditor ini merupakan penormaan dari prisip paritas creditorium dan
prinsip pari passu prorate parte.41
Prinsip paritas creditorium (kesetaraan kedudukan para kreditor) dalam
hukum kepailitan ini merupakan pengaturan sebagaimana ketentuan Pasal 1131
BW yang menyetakan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru aka nada di
kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kekayaan debitor baik yang berupa
barang bergerak ataupun barang tidak bergerak maupun harta yang sekarang telah
dipunyai debitor dan barang-barang di kemudian hari akan dimiliki debitor terikat
kepada penyelesaian kewajiban debitor.42
41 M. Hadi Shubhan, op. cit, h.71.
42Ibid, h. 28, dikutip dari Kartini Muljadi (2001), “kepailitan dan penyelesaian utang
piutang”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
34
Selain menganut prisip paritas creditorium dalam kepailitan juga
menganut prinsip pari passu prorate parte yang sebagaimana diatur dalam Pasal
1132 BW yaitu:
Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya; pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangannya, yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan. Dalam kontek Pasal 1132 BW tersebut, setiap pihak sebagai yang berhak
atas pemenuhan perikatan dari harta kekayaan pihak yang berkewajiban (debitor)
secara:
1. pari passu, yaitu secara bersama-sama memperoleh pelunasan, tanpa ada
yang didahulukan;
2. prorate parte, yaitu proposional yang dihitung berdasarkan pada besarnya
piutang masing-masing dibandingkan terhadap piutang mereka secara
keseluruhan, terhadap harta kekayaan debitor tersebut.43
1.3. Alat bukti
Hukum acara kepailitan tidak mengatur khusus mengenai sesuatu yang
dapat dijadikan alat bukti. Sehingga berdasar ketentuan Pasal 299 UUK&PKPU
maka macam alat bukti adalah sama dengan hukum acara perdata secara umum
sebagaimana diuraikan diatas. Hanya saja disini prinsip pembuktiannya yang
berbeda, bersifat khusus yang lebih sederhana. Jadi disini alat bukti sebagimana
diatur dalam Pasal 1866 BW yang juga diatur dalam Pasal 164 HIR dan Pasal 284
Rbg bahwa dalam perkara perdata alat bukti terdiri alat bukti tertulis, pembuktian
43 Ibid, h.70.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
35
dengan saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah. Alat bukti tersebut digunakan
untuk membuktikan bahwa debitor telah memiliki utang yang telah jatuh waktu
dan dapat ditagih serta memiliki dua atau lebih kreditor.
Dalam praktik persidangan kasus kepailitan alat bukti tertulis adalah
sangat lazim digunakan dalam kasus kepailitan. Hal ini sangat wajar karena dalam
setiap transaksi-transaksi utang piutang yang menimbulkan hak dan kewajiban
pada era moderen seperti saat ini akan selalu dibuat dalam bentuk tertulis agar
lebih menjamin hak masing-masing pihak. Alat bukti tertulis sebagaimana
ketentuan 164 HIR ini baik berupa akta otentik atau di bawah tangan yang isinya
menunjukkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kewajiban inilah yang
biasanya berupa utang dan sebagai dasar dalam permohonan pailit.
Pembuktian dengan saksi juga dapat ditemui dalam kepailitan, hal ini akan
lebih menguatkan legal standing para pihak yang berperkara dalam kepailitan,
apabila telah menunjukkan alat bukti tertulis terlebih dahulu.
Setelah para hakim mendengarkan baik kesaksian ataupun melihat alat
bukti tertulis maka hakim dapat menarik persangkaan dalam pembuktian perkara
kepailitan yaitu apakah dalam hubungan hukum pemohon dan termohon muncul
utang atau tidak? Apakah debitor memiliki kreditor dua atau lebih? Dan yang
terakhir apakah utang tersebut telah jatuh tempo atau tidak? Dari persangkaan-
persangkaan tersebut maka hakim dapat mengabulkan atau menolak suatu
permohonan pailit.
Pengakuan disini adalah sangat memudahkan dan meyakinkan hakim
dalam menerima atau menolak permohonan pailit. Pengakuan disini biasanya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
36
apabila salah satu pihak mengakui adanya utang. Apabila pihak pemohon dapat
membuktikan dengan suatu alat bukti tertulis dan pihak termohon mengakui
adanya utang, maka dari kedua alat bukti tersebut akan mengikat hakim dan
menjatuhkan pailit bagi termohon.
Alat bukti terakhir yaitu sumpah, juga dapat diterapkan dalam kepailitan.
Tapi disini tidak semua macam sumpah dapat diterapkan. Dalam sumpah
suppletoir atau pelengkap, maka sumpah ini dapat diterapkan dlam permohonan
kepailitan. Apabila dalam pembuktian pemohon perlu menggunkan sumpah
pelengkap guna melengkapi bukti permulaan yang belum cukup maka sumpah ini
dapat digunakan. Dalam sumpah pemutus atau decisoir, hal ini masih
memungkinkan apabila terjadi suatu perjanjian yang menimbulkan utang piutang
yang dibuat secara lisan, sehingga hakim dapat memerintahkan pihak yang
mendalilkan guna memberikan sumpah pemutus. Sedangkan dalam sumpah
penaksiran tidak dalam permohonan kasus kepailitan karena dalam persidangan
hanya membuktikan adanya utang tanpa membuktikan berapa besar utang dan
sumpah ini akan dapat digunakan sebagai alat bukti dalam tahapan verifikasi yang
dalam tahapan itu memang harus ditentukan berapa jumlah utang yang timbul.
Pembuktian sederhana yang sebenarnya digunakan baik oleh kreditor
ataupun debitor untuk mempercepat dan mempermudah suatu proses kepailitan
sering kurang dipahami dan bahkan terkesan merugikan para pihak itu sendiri.
Memang disini batasan perumusan pembuktian sederhana sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 8 ayat (4) jo. Pasal 2 ayat (1) UUK&PKPU, yaitu apabila
dapat dibuktikan bahwa debitor mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
37
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
tetapi batasan tersebut masih dirasakan kurang jelas.
Berikut akan dipaparkan tabel putusan yang ditangani Mahkamah Agung
dalam rentang waktu 2006 sampai dengan 2008, baik tingkat kasasi ataupun
peninjauan kembali yang menunjukkan putusan perkara yang ditolak karena tidak
terbukti secara sederhana.44
no Tahun Jumlah kasus Ditolak karena tidak
terbukti secara sederhana
prosentase
1 2006 33 9 27,27%
2 2007 16 2 12,5%
3 2008 4 1 25%
total 53 12 22,64%
Tabel tersebut menunjukkan rata-rata 22,64% total permohonan kepailitan
yang diajukan akan ditolak karena dalam pembuktiannya tidak terbukti sederhana,
hal ini menunjukka bahwa para pihak yang berkepentingan ataupun hakim yang
memutus dan menangani perkara kepailitan tidak memiliki keseragaman dalam
memahami pembuktian sederhana. Hal ini memang dikarenakan tidak adanya
pengaturan yang jelas dalam peraturan perundang-undangan mengenai batasan-
44 Data diolah oleh penulis berdasarkan putusan-putusan Mahkamah Agung yang diambil
dari situs www.putusan.net
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
38
batasan yang dapat menjadi pegangan dalam memahami apa yang dimaksud
pembuktian sederhana. Akibatnya disini membuka ruang perbedaan antara para
pihak dalam memahami pembuktian sederhana termasuk para hakim dalam
menafsirkan pengertian pembuktian sederhana dalam menyelesaikan permohonan
kepailitan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
39
BAB III
PRAKTIK PENERAPAN PEMBUKTIAN SEDERHANA DALAM
PUTUSAN PERADILAN
Pembuktian sederhana sebagai suatu syarat yang harus dipenuhi bagi pihak
yang mengajukan suatu permohonan pailit, tidak serta merta mudah dalam
pembuktianya. Memang dalam tataran normatif syarat pengajuan permohonan
kepailitan terkesan hanya membuktikan adanya dua atau lebih kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
tetapi dalam praktek permohonan pailit, terjadi putusan yang menyatakan suatu
permohonan kepailitan tidak memenuhi pembuktian sederhana sehingga
Pengadilan Niaga menolak permohonan pailit.
Bagi para pihak yang tidak menerima adanya permohonan pailit atas
dirinya, alasan tidak terpenuhinya pembuktian sederhana sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (4) UUK&PKPU sering
digunakan oleh pihak tersebut. Sehingga hakim akan menolak permohonan pailit
atas diri termohon pailit.
Hal ini sangat wajar, karena belum ada ketentuan mengenai ukuran
akademis yang mudah dan jelas dalam penentuan kriteria pembuktian sederhana
yaitu batasan yang jelas terhadap pembuktian adanya dua atau lebih kreditor dan
tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat
ditagih. Oleh karena itu dalam pembahasan bab 3 ini akan dikelompokkan
menjadi dua kategori. Kelompok pertama adalah putusan yang menerima suatu
39
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
40
permohonan kepailitan karena telah terbuktinya suatu pembuktian sederhana,
yakni:
1. Kasus PT. Pulung Cooper Works, LTD., melawan PT. Alcarindo Prima.
2. Kasus PT. Nusantara Ragawisata melawan UD. Arlindo.
Sedangkan kelompok kedua adalah putusan Pengadilan Niaga yang
menolak suatu permohonan kepailitan karena tidak terbukti secara sederhana
suatu permohonan kepailitan, yakni pada:
1. Kasus PT. Bank Pan Indonesia Tbk cs melawan Tn. Alex Korompis cs.
2. Kasus PT. Bumi Eka Prima cs melawan Mochamad Cholid Ashibli cs.
Dalam kasus-kasus tersebut diatas penerimaan ataupun penolakan permohonan
kepailitan karena pembuktian yang sederhana atau tidak memang tidak menjadi
alasan satu-satunya, tetapi hanya pembuktian sederhana yang akan dibahas.
1. Putusan Pengadilan Niaga yang menerima suatu permohonan
kepailitan karena telah terbuktinya suatu pembuktian
sederhana
1.1. Dalam Putusan Kasus PT. Pulung Copper Works, LTD.,
melawan PT. Alcarindo Prima.
1.1.1. Kasus Posisi
Kasus antara PT. Pulung Copper Works (termohon pailit) melawan PT.
Alcarindo Prima (pemohon pailit), diawali adanya transaksi jual beli aluminium
wire rod (kabel) yang diproduksi oleh pemohon. Dalam transaksi jual beli
tersebut, pemohon dan termohon terikat transaksi jual beli dimana pemohon
sebagai penjual telah mengikatkan dirinya untuk menyerahkan kabel, dan
termohon selaku pembeli berkewajiban untuk membayar harga yang disepakati
oleh kedua belah pihak.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
41
Pemohon dalam hal ini telah memenuhi kewajibannya dengan
menyerahkan sejumlah barang yang dipesan oleh pihak termohon. Di lain pihak
termohon tidak memenuhi kewajibannya sebagai pembeli hingga waktu jatuh
tempo. Dalam transaksi tersebut pihak pemohon menghitung seluruh kewajiban
pokok pemohon pada butir 7 (halaman 3) posita permohonan dari pemohon adalah
sejumlah US $ 1,185,111.02 (satu juta seratus delapan puluh lima ribu seratus
sebelas juta Dollar Amerika Serikat dan dua sen). Sedangkan dalam butir 3
(halaman 5) posita permohonan dari pemohon adalah sejumlah US $ 1,144,483.64
(satu juta seratus empat puluh empat ribu empat ratus delapan puluh tiga Dollar
Amerika Serikat dan enam puluh empat sen). Transaksi ini terjadi dalam rentang
waktu 14 Maret 1997 hingga 29 Juli 1997 dan transaksi terjadi dalam 10 (sepuluh)
kali tahapan. Pihak termohon berpendapat bahwa dia melakukan pembayaran
sebagian faktur dengan jumlah total Rp. 91.611.066,89 (Sembilan puluh satu juta
enam ratus sebelas ribu enam puluh enam rupiah dan delapan puluh Sembilan
sen). Sehingga jumlah utang yang ada harus dikurangi dengan pembayaran
sebagian faktur tersebut.
Selain mempunyai utang kepada PT. Alcarindo Prima, PT. Pulung Copper
Works, LTD. juga mempunyai utang kepada PT. Supreme Alurdin,
PT.Nugratama, PT. Sumed Baru Industri, PT. Walsin Lippo Ind., dan PT. Bank
Umum Servitia, sehingga disini mengenai unsur memiliki dua kreditor atau lebih
telah terpenuhi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
42
1.1.2. Putusan Pengadilan
Dalam kasus tersebut dalam putusan pengadilan, Putusan Nomor:
013/PAILIT/1998/PN.NIAGA/JKT.PST. memenangkan PT. Alcarindo prima
sebagai pemohon pailit. Sedangkan dalam putusan tingkat kasasi di Mahkamah
Agung berdasarkan Putusan Nomor: 013 K/N/1999 menolak permohonan kasasi
yang diajukan oleh PT. Pulung Copper Works sehingga PT. Pulung Copper
Works pailit sebagaimana putusan Pengadilan Jakarta Pusat.
1.1.3. Analisis Kasus
Dalam Kasus ini pembuktian sederhana yang perlu dicermati adalah
penentuan jumlah utang yang harus dibayarkan oleh termohon kepada pemohon.
Apabila terjadi perselisihan jumlah utang antara pihak kreditor dan debitor maka
akan diselesaikan melalui rapat verifikasi dan ketika dalam rapat verifikasi
tersebut tidak dapat ditemukan kepastian mengenai berapa jumlah utang yang
pasti maka akan ditempuh prosedur renvooi ke Majelis Hakim Pengadilan Niaga
sebagaimana ketentuan yang diatur dalam UUK&PKPU. Dalam hal ini pemohon
sebagai kreditor tidak konsisten dalam menentukan jumlah piutang yang
dimilikinya terhadap termohon. Hal ini terbukti pada butir 7 (halaman 3) posita
permohonan dari pemohon adalah sejumlah US $ 1,185,111.02 (satu juta seratus
delapan puluh lima ribu seratus sebelas juta Dollar Amerika Serikat dan dua sen).
Sedangkan dalam butir 3 (halaman 5) posita permohonan dari pemohon adalah
sejumlah US $ 1,144,483.64 (satu juta seratus empat puluh empat ribu empat ratus
delapan puluh tiga Dollar Amerika Serikat dan enam puluh empat sen). Fakta ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
43
menunjukkan bahwa pemohon tidak mengetahui eksistensi jumlah piutang yang
dimilikinya.
Dari fakta tersebut, walaupun pemohon tidak dapat menentukan (sendiri)
berapa jumlah piutangnya tapi disini putusan Pengadilan Niaga dan Mahkamah
Agung adalah telah tepat. Utang yang didalilkan tersebut, tanpa harus dibuktikan
berapa besar nominalnya, cukup debitor tahu bahwa ia memiliki utang dan
kreditor memiliki piutang.
1.2. Dalam kasus PT. Nusantara Ragawisata melawan UD. Alrindo
1.2.1. Kasus Posisi
Kasus kepailitan ini diawali adanya hubungan jual beli antara UD. Alrindo
(pemohon pailit) sebagai penjual bahan perlengkapan mesin pendingin dan PT.
Nusantara Ragawisata (termohon pailit) sebagai pembeli. Transaksi jual beli
antara pemohon dan termohon terjadi selama periode Juli 2003 sampai dengan
Mei 2004 dengan seluruh tagihan sebesar Rp. 194.213.175,00 (seratus sembilan
puluh empat juta dua ratus tiga belas ribu seratus tujuh puluh lima rupiah). Dalam
transaksi tersebut disepakati bahwa pembayaran dalam jangka waktu satu bulan
setelah barang diterima oleh termohon.
Setelah diperingatkan oleh pemohon, pihak termohon tetap tidak
memenuhi kewajibannya kepada pemohon. Sehingga pihak pemohon mengajukan
permohonan pailit atas termohon di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.
Dalam persidangan pihak termohon menolak bahwa ia mengakui adanya
utang (pengakuan utang) dan yang ia lakukan hanyalah melakukan pembayaran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
44
utang kepada pemohon. Termohon juga menolak bahwa ia memiliki utang kepada
CV. Sumber Bahagia dan CV. Suryamas Lumisindo.
1.2.2. Putusan Pengadilan
Kasus antara UD. Alrindo dan PT. Nusantara Ragawisata, majelis hakim
yang memutus dan mengadili perkara tersebut, baik dalam tingkat Pengadilan
Niaga ataupun kasasi di Mahkamah Agung memutuskan bahwa PT. Nusantara
Ragawisata pailit beserta segala akibat hukumnya.
Dalam putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
berdasarkan putusan Nomor 21/PAILIT/2007/PN.NIAGA/JKT.PST mengabulkan
permohonan pailit dari UD. Alrindo. Dan juga berdasrkan putusan Mahkamah
Agung No. 018/K/N//2007 menguatkan putusan pengadilan niaga dengan
menolak kasasi yang diajukan oleh PT. Nusantara Ragawisata.
1.2.3. Analisis Kasus
Kasus kepailitan tersebut, berkaitan pembuktian sederhana yaitu mengenai
adanya utang yang jatuh waktu dan dapat ditagih menarik untuk dibahas. Pihak
termohon membantah dengan keras mengenai eksistensi utangnya kepada
pemohon. Karena disini ia beranggapan bahwa pembayaran yang dilakukan
adalah pembayaran sebagaian utangnya bukan merupakan pengakuan adanya
utang. Akan tetapi disini berdasarkan interprestasi secara argumentum a
contrario, dengan melakukan pembayaran utang disini bahwa termohon mengakui
adanya utang. Sehingga unsur utang yang jatuh waktu dan dapat ditagih adalah
telah terpenuhi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
45
Dalam membuktikan adanya dua kreditor atau lebih walaupun termohon
menolak bahwa ia memiliki utang kepada CV. Sumber Bahagia dan CV.
Suryamas Lumisindo, tetapi pemohon dapat membuktikan adanya dua kreditur
atau lebih.
Pembuktian sederhana dalam kasus ini adalah telah terpenuhi, adanya
utang yang jatuh waktu dan dapat ditagih dan dapat dibuktikan syarat kedua yaitu
adanya dua kreditor atau lebih. Sehingga putusan Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat maupun Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi
adalah telah sesuai dengan memailitkan PT. Nusantara Ragawisata.
2. Putusan Pengadilan Niaga yang menolak suatu permohonan
kepailitan karena tidak terbuktinya suatu pembuktian
sederhana
2.1. Dalam Putusan kasus PT. Bank Pan Indonesia Tbk., cs
melawan Tn. Alex Korompis cs
2.1.1. Kasus Posisi
Permohonan pailit yang diajukan oleh Bank Panin (pemohon pailit I) ini,
didasari utang piutang antara Bank Panin dan PT. Duadja Coorporation.
Kemudian para termohon pailit yaitu Tn. Alex Korompis, Ny. Sofia Korompis,
dan Tn. Huway Korompis adalah penjamin pribadi (guarantor) atas utang PT.
Duadja Coorporation dengan total utang Rp. 28.011.252.728,48. (dua puluh
delapan milyar sebelas juta dua ratus lima puluh dua ribu tujuh ratus dua
puluh delapan rupiah koma empat puluh delapan rupiah).
Perkara kepailitan ini termasuk rumit untuk diselesaikan karena dalam
persidangan terbukti bahwa para termohon pailit juga merupakan pemegang saham
atas PT. Komindo Centuriraya yang memiliki tagihan kepada pemohon pailit I,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
46
sehingga disini terjadi perjumpaan utang demi hukum sebagaimana ketentuan Pasal
1426 BW dan juga percampuran utang demi hukum apabila kedudukan kreditor dan
debitor ada pada satu orang yang sama sebagaimana ketentuan yang diatur dalam
Pasal 1436 BW.
Pemohon pailit II yaitu PT. Emperor Finance adalah merupakan kreditor
dari para termohon pailit karena telah menjadi penjamin pribadi (borgtocht) atas
utang PT. Wana Bangun Agung. Untuk kasus utang piutang antara pemohon pailit
II dan para termohon pailit ini muncul karena adanya cessie dari Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN). Total tagihan yang dimiliki pemohon pailit II terhadap
para termohon adalah sejumlah Rp. 47.573.224.208,50 dan US $ 972.663.
Dalam kasus pemohon pailit II dan PT. Wana Bangun Agung masih terjadi
bantahan atas permohonan eksekusi di Pengadilan Negeri Mempewah Nomor
02/Pdt.Bth.Eks/2004/PN.MWP. Berdasarkan alasan ini dan adanya perjumpaan
utang antara para termohon dan pemohon pailit I maka kasus ini dikategorikan
tidak terbukti secara sederhana.
2.1.2. Putusan Pengadilan
Berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat No. 35/PAILIT/2006/PN.NIAGA.JKT.PST maupun putusan Mahkamah
Agung Nomor 032 K/N/2006 menolak permohonan pailit yang diajukan oleh
pemohon pailit I dan Pemohon pailit II karena dipertimbangkan tidak terbukti
secara sederhana.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
47
2.1.3. Analisis Kasus
Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini dirasa kurang tepat
apabila menolak permohonan pailit dengan kwalitas tidak terbukti secara
sederhana. Terhadap kedudukan antara pemohon pailit I dan para kreditor terjadi
yang dalam diktum dipertimbangkan adanya perjumpaan hutang adalah kurang
tepat. Kedudukan para termohon sebagai pemegang saham PT. Komindo
Centuriraya dan menjadi penjamin PT. Duadja Corporation berdasarkan hukum
perseroan perlu dibedakan satu sama yang lainnya dan oleh sebab itu utang
pemohon pailit I kepada PT. Komindo Centuriraya perlu dipandang tersendiri dari
hubungan utang piutang pemohon pailit I dan para termohon. Sehingga
semestinya kasus tersebut dapat diterima karena telah terbukti secara sederhana.
Dissenting opinion dari salah satu Hakim Agung Prof. Rehngena Purba S.H, M.S,
adalah lebih relevan untuk diterapkan dalam kasus ini.
2.2. Dalam Kasus PT. Bumi Eka Prima cs melawan Mochamad
Cholid Ashibli cs
2.2.1. Kasus Posisi
Permohonn pailit yang diajukan PT. Bumi Eka Prima (pemohon pailit I) dan
PT. Surya Sakti Sejati (pemohon pailit II) terhadap Mochamad Cholid Ashibli dan
Donny Dwinanto (para termohon pailt) berawal dengan adanya pembelian yang
mengakibatkan beralihnya utang dari pemohon pailit II kepada pemohon pailit I,
dengan total nominal sebesar Rp.1.700.000.000,00 (satu milyar tujuh ratus juta
rupiah). Atas pembelian tersebut telah diberitahukan kepada para termohon pailit
dam juga kepada saudara Reyza Avian Mansyur. Dengan pembelian tersebut utang
para termohon dan saudara Reyza Avian Mansyur kepada pemohon II menjadi Rp.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
48
1.313.285.286,- (satu milyar tiga ratus tiga belas juta dua ratus delapan puluh lima
ribu dua ratus delapan puluh enam rupiah). Total utang para termohon adalah Rp.
3.013.285.286,- (tiga milyar tiga belas juta dua ratus delapan puluh lima ribu dua
ratus delapan puluh enam rupiah).
Para termohon dan saudara Reyza Avian Mansyur disini adalah para
pengurus dan pemegang saham dari PT. Surya Mukti Tata Perkasa ketika
mengadakan perjanjian dengan para pemohon. Dengan berdasar bahwa
kedudukan debitor yang belum atau tidak jelas apakah bertindak pribadi atau
sebagai pengurus dan pemegang saham dari PT. Surya Mukti Tata Perkasa
sehingga permohonan pailit ditolak.
2.2.2. Putusan Pengadilan
Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini baik pada tingkatan
Pengadilan Niaga maupun pada tingkatan kasasi di Mahkamah Agung adalah
menolak permohonan pailit para pemohon. Hal ini berdasarkan putusan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
37/PAILIT/2007/PN.NIAGA/JKT.PST dan Putusan Mahkamah Agung Nomor
036K/Pdt.Sus/2007.
2.2.3. Analisis Kasus
Putusan dalam kasus tersebut yang akhirnya menolak suatu permohonan
pailit yang diajukan oleh para pemohon adalah sangat terkait dengan pembuktian
sederhana. Hakim yang memutus perkara ini menilai kapasitas para termohon
yang belum jelas apakah bertindak atas nama pribadi atau atas nama PT. Surya
Mukti Tata Perkasa. Atas pertimbangan ini adalah sangat masuk akal bahwa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
49
permohonan pailit akan ditolak karena hal ini menunjukka adanya subyek yang
berbeda, termohon sebagai pribadi atau termohon bertindak untuk dan atas nama
PT. Surya Mukti Tata Perkasa.
Tidak seluruh diktum atau pertimbangan hakim disini telah tepat, karena
hakim juga mendasarkan putusan ditolaknya permohonan pailit karena tidak
ditemukan jumlah utang yang pasti yang harus dibayarkan oleh para termohon.
Disini adanya pemahaman antar hakim yang berbeda dalam memahami
pembuktian sederhana, karena dalam kasus kepailitan yang terjadi lainnya
mengenai jumlah utang tidak akan dijadikan pertimbangan karena perselisihan
utang akan diselesaikan melalui rapat verifikasi dan ketika dalam rapat verifikasi
tersebut tidak dapat ditemukan kepastian mengenai berapa jumlah utang yang
pasti maka akan ditempuh prosedur renvooi ke Majelis Hakim Pengadilan Niaga
sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Undang-undang No. 37 tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, sehingga hal
tersebut tidak sepatutnya untuk dijadikan salah satu diktum putusan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
50
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Pembuktian sederhana sebagaimana telah diuraikan diatas adalah apabila
terbukti adanya utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih serta dapat
dibuktikannya adanya dua atau lebih kreditor. Pembuktian sederhana dalam
Hukum Acara Kepailitan adalah termasuk hukum formil dan penerapan
pembuktian sederhana ini adalah pencerminan dari asas umum dalam hukum
acara perdata yaitu asas peradilan yang cepat, murah dan biaya ringan.
b. Dalam praktik pengadilan ternyata banyak para hakim yang memutus dan
mengadili perkara kepailitan kurang memahami eksistensi pembuktian
sederhana. Sehingga dalam mengajukan perkaranya sering ditolak oleh hakim
karena tidak terbukti secara sederhana. Hal ini dapat dilihat dalam suatu
putusan tentang kepailitan yang tiap tingkatan peradilan diputus berbeda,
pada tingkat Pengadilan Niaga terbukti sederhana kemudian pada tingkatan
Mahkamah Agung tidak terbukti secara sederhana ataupun sebaliknya.
2. Saran
a. Dalam pengaturan pembuktian sederhana perlu adanya batasan-batasan yang
jelas yang perlu diatur dalam undang-undang sehingga baik para pihak
ataupun hakim yang memeriksa dan memutus perkara kepailitan memiliki
batasan yang jelas sehingga terciptanya suatu kepastian hukum.
50
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
51
b. Dalam undang-undang kepailitan juga harus mengatur bagaimana jika suatu
perkara yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih tetapi tidak terbukti secara
sederhana, apakah perkara tersebut tidak dapat diajukan kepada Pengadilan
Niaga? Penafsiran mengenai pembuktian sederhana ini perlu dipahami secara
komperhensif agar ketentuan Pasal 1131 BW yang merupakan sumber hukum
kepailitan dapat diterapkan dalam menyelesaikan utang piutang antara debitor
dan para kreditornya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
DAFTAR BACAAN
1. Buku
Djamali, R. Abdoel, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1984.
Efendi, Bachtiar, Masdari Tasmin, dan A.Chodari, Surat Gugat dan
HukumPembuktian Dalam Perkara Perdata, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991.
Mahmud MZ, Peter, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2005. Manan, Abdul, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
Kencana, Jakarta, 2005. Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
1988. Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara
Kepailitan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Prinst, Darwan, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. Projodikuro, Wirjono, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Sumur, Bandung,
1992. Shubhan, M. Hadi, Hukum Kepailitan Prinsip, Norma, dan Praktik Peradilan,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008. Simanjuntak, Ricardo, “Esensi Pembuktian Sederhana dalam Kepailitan”, dalam:
Emmy Yuhassarie, Undang-undang Kepailitan dan Perkembangannya,
Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, 2005. Sjahdeni, Sutan Remy, Hukum Kepailitan, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
2002. Subekti, R., Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1995.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
2. Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek)
Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (Het Herziene Indonesisch
Reglement)
Undang-undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
3. Putusan Kepailitan
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 013 K/N/1999.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 032 K/N/2006.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 018 K/N/2007. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor: 036 K/N/2007.
4. Situs Internet
www.putusan.net
http://avena-matondang.blogspot.com/2007/07/krisis-metode-penelitian-
antropologi.html
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti
SKRIPSI
PEMBUKTIAN SEDERHANA
DALAM HUKUM ACARA KEPAILITAN
ACMAD SUYUTI
NIM. 030516215
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
skripsi Pembuktian Sederhana Dalam .... Acmad Suyuti