bab ii tinjauan pustaka -...

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Hubungan antara lipofilitas dengan aktivitas biologis Lipofilitas adalah ukuran relatif daya tarik suatu molekul pada fase non polar terhadap fase polar yang menggambarkan absorbsi obat (8). Sifat lipofilitas mem- punyai kegunaan untuk : meramalkan kemampuan absorbsi obat dalam lambung, usus, rongga bukal, kolon dan kulit juga sebagai petunjuk untuk penyimpanan obat dalam le- mak, meskipun harus diperhatikan juga bahwa transport obat dipengaruhi juga oleh mekanisme transport yang la- in selain cara difusi pasif (8,16). Hubungan antara aktivitas biologis dengan nilai log P dalam oktanol-air oleh Hansch dan kawan-kawan dinyatakan dengan rumus (10) : log A = log 1/C = a log P + b dimana: log A = logaritma aktivitas biologis relatif C = kadar obat yang diperlukan untuk menimbulkan respon biologis log P = logaritma koefisien partisi a , b = tetapan koefisien partisi Hubungan antara nilai log P dengan aktivitas biologis berdasarkan rumus di atas adalah bersifat linier . Hansch juga mengembangkan hubungan tersebut dengan menggunakan harga koefisien partisi yang jumlahnya 7 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Upload: lyque

Post on 24-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1 . H u bu n gan a n t a r a l i p o f i l i t a s d e n g a n a k t i v i t a s b i o l o g i s

Lipofilitas adalah ukuran relatif daya tarik suatu

molekul pada fase non polar terhadap fase polar yang

menggambarkan absorbsi obat (8). Sifat lipofilitas mem-

punyai kegunaan untuk : meramalkan kemampuan absorbsi

obat dalam lambung, usus, rongga bukal, kolon dan kulit

juga sebagai petunjuk untuk penyimpanan obat dalam le-

mak, meskipun harus diperhatikan juga bahwa transport

obat dipengaruhi juga oleh mekanisme transport yang la­

in selain cara difusi pasif (8,16).

Hubungan antara aktivitas biologis dengan nilai

log P dalam oktanol-air oleh Hansch dan kawan-kawan

dinyatakan dengan rumus (10) :

log A = log 1/C = a log P + b

dimana:

log A = logaritma aktivitas biologis relatif

C = kadar obat yang diperlukan untuk menimbulkan

respon biologis

log P = logaritma koefisien partisi

a , b = tetapan koefisien partisi

Hubungan antara nilai log P dengan aktivitas biologis

berdasarkan rumus di atas adalah bersifat linier .

Hansch juga mengembangkan hubungan tersebut dengan

menggunakan harga koefisien partisi yang jumlahnya

7

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

banyak, ternyata ditemukan hubungan yang parabolik dan

dirumuskan sebagai berikut :

log A = log 1/C = -a (log P)2 + b (log P) + C

dimana : a, b dan c adalah tetapan-tetapan yang didapat

dari penggunaan metode least square (17).

Dari kedua rumus di atas dapat dilihat bahwa

peningkatan aktivitas biologis sebanding dengan

peningkatan lipofilitas yang akan nencapai harga

maksimum. Peningkatan harga lipofilitas setelah

mencapai harga maksimum akan menyebabkan penurunan

aktivitas (10). Hal ini disebabkan karena sifat bilayer

membran biologis. Membran biologis terdiri dari lapisan

lipid yang bersifat non polar dan lapisan protein yang

bersifat polar . Jika suatu obat mempunyai lipofilitas

yang tinggi, maka dapat dengan mudah menembus lapisan

lipid membran sel , untuk selanjutnya berikatan dengan

reseptor dan menimbulkan efek. Akan tetapi jika lipofi-

litasnya terlalu tinggi , obat tersebut akan tertahan

pada lapisan lipid sehingga tidak dapat larut dalam

cairan biologis. Dengan demikian obat tersebut tidak

dapat diedarkan ke seluruh tubuh dan berikatan dengan

reseptor, sehingga aktivitasnya menurun.

T i n j a u a n T e n t a n g K o e f i s i e n P a r t i s i

Apabila ke dalam suatu sistem yang terdiri dari

dua lapisan zat cair yang tak larut satu dalam yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

lain, ditatnbahkan suatu zat lain yang larut dalam kedua

2at cair tersebut, inaka dalam keseimbangan potensial

kimia zat terlarut dalam kedua fase itu sama. Dalam

termodinamika, potensial kimia zat terlarut dinyatakan

dalam persamaan :

Uo = Uo° + KT In Co

Uv = Uv° + KT In Cv

dimana:

Co = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa pelarut organik

Cv = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa air

T = Temperatur

K = Suatu tetapan ( Konstanta Boltzman )

Uo° dan (Jv° = potensial kimia pada Co = Cv = 0

(Jo dan Uv = potensial kimia pada konsentrasi tertentu

Bila dalam keseimbangan maka persamaannya menjadi:Uo = Uv

Uo° + K.T In Co = Uv° + K.T In Cv

In Co _ Uv° - Uo°C« K.T

Pada suhu tertentu, U* dan Uz merupakan tetapan, jadi

In Co = tetapCv

sehingga Co / Cv = tetap = P

Persamaan diatas dikenal sebagai hukum distribusi,

yang menyatakan bahwa bila suatu zat dilarutkan dalam

sistem yang terdiri dari 2 fase cair yang tidak saling

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

campur, maka pada suhu tertentu dan dalam keseimbangan,

perbandingan konsentrasi zat tersebut dalam kedua fasa

tetap. Tetapan P disebut koefisien partisi atau

koefisien distribusi (19,20).

Bila zat tersebut mengalami asosiasi pada pelarut

organik, maka persanaannya menjadi :

p = ^Cv

Apabila zat tersebut mengalami disosiasi pada

pelarut kedua maka persamaannya :

p _ C o _______________

’ Cv(l - a )

dimana cx = derajat ionisasi

Koefisien partisi dapat dianggap sebagai (8):

a. Ukuran afinitas relatif obat untuk dua pelarut yang

tidak tercampurkan.

b. Sebagai Indeks perbandingan daya kelarutan dalam

berbagai pelarut.

c. Sebagai parameter dari kecepatan relatif pemisahan

dari satu fasa ke fasa yang lainnya .

Pada umutnnya dengan peningkatan polaritas obat ( a-

danya ionisasi, gugus hidroksil, karboksil, gugus ami­

no ),kelarutan dalam air meningkat daripada kelarutan

dalam pelarut non polar, akibatnya koefisien partisinya

turun . Sebaliknya penurunan polaritas obat (adanya gu-

10

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

gus metil atau metilen, dan lainnya ), menghasilkan pe-

nurunan kelarutan dalam air dan peningkatan koefisien

partisi lemak/air (8).

Dengan peningkatan pH, koefisien partisi obat-obat

yang bersifat asam menurun dan obat-obat yang bersifat

basa meningkat. pH mempunyai pengaruh terhadap penetra-

si dan absorbsi elektrolit lemah yang ditranspor oleh

difusi pasif karena pH cairan fisiologi pada tempat

absorbsi akan menentukan jumlah non disosiasi (8).

Metode yang umum digunakan untuk pengukuran nilai

log P adalah raetode penggojokan. Metode ini menggunakan

sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar dan

non polar). Untuk Fasa non polar dapat digunakan antara

lain : kloroform, dietil eter, oktanol, butanol, minyak

zaitun, benzena, heptana . Diantara pelarut non polar

tersebut, yang paling banyak digunakan pada penelitian

koefisien partisi ialah : oktanol (1,21,22). Keuntungan

pemakaian oktanol (1-oktanol) adalah (1,5) :

a. Oktanol mengandung rantai hidrokarbon panjang yang

bersifat non polar dan gugus hidroksi yang bersifat

polar sehingga sifat kepolaran oktanol mendekati

kepolaran membran biologis.

b. Oktanol mempunyai struktur yang tetap, tidak berubah

dengan adanya penambahan solut, stabil secara

kimia, tidak mudah menguap, tekanan uapnya sangat

rendah.

11

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

c. Oktanol sukar larut dalam air, mempunyai gugus

sebagai donor dan akseptor ikatan hidrogen.

d. Oktanol tidak mengabsorbsi sinar UV, sehingga tidak

mengganggu penetapan kadar obat.

e. Oktanol mempunyai toksisitas yang rendah sehingga

kurang berbahaya bagi peneliti.

Sedangkan pelarut polar yang sering digunakan adalah

air yang didapar pada pH 7,4 sebagai pendekatan model

dari cairan biologis (21,23).

Kondisi yang perlu diperhatikan pada penentuan koefisi­

en partisi (8) :

a. Dua pelarut yang digunakan tidak saling larut.

b. Zat terlarut tidak mengalami asosiasi ataupun diso -

siasi dengan salah satu fase.

c. Konsentrasi zat terlarut relatif kecil.

d. Zat terlarut sedikit larut di salah satu fase.

Faktor-faktor yang dapat merapengaruhi pengukuran

koefisien partisi adalah ( 3,24) :

a. Kemurnian senyawa

Kemurnian senyawa sangat penting dan berpengaruh pa-

pengukuran koefisien partisi . Rekker menyebutkan

senyawa yang tidak murni akan menyebabkan terjadinya

kontaminasi sehingga pengukuran koefisien partisi

tidak akurat lagi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

b. Kelarutan

Bila zat terlarut praktis tidak larut pada salah

satu fasa polar atau non polar, maka dapat

ditambahkan sejumlah kecil bahan yang dapat membantu

kelarutan zat terlarut yaitu misalnya etanol,metanol

ataupun aseton.

Cv Ketnurnian pelarut

Penentuan lipofilitas dengan metode spektrofotometri

membutuhkan pelarut yang murni, agar didapatkan

hasil pembacaan absorbsi yang kuantitatif sehingga

nilai koefisien partisi suatu senyawa dapat

ditentukan dengan tepat.

d. Senyawa yang mudah menguap

Pengukuran koefisien partisi dari senyawa yang mudah

menguap sangat sulit. Menurut Fujita dan kawan-kawan

dengan adanya proses penguapan nilai partisi yang

diperoleh membutuhkan faktor koreksi.

e. Temperatur

Suhu tidak mempengaruhi pengukuran koefisien partisi

kecuali jika dipakai sistem butanol-air, dimana

sistem ini pada temperatur tertentu akan saling

melarut.

Collander dan Smith menunjukkan hubungan koefisien

partisi apabila digunakan pasangan pelarut yang berbeda

dengan rumus (25,26) :

log Pi = a log P2 + b

13

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

dimana a dan b : konstanta

Pi dan P2 : koefisien partisi dari suatu obat

dalam pasangan pelarut yang berbeda.

Penetapan kadar obat dalam fasa polar ataupun non polar

dapat menggunakan metode spektrofotometri, HPLC (KCKT),

Titrimetri, ataupun Kromatografi gas (9).

T i n j a u a n T e n t a n g K r o m a t o g r a f i L a p i s T i p i s F a s a B a l i k

Kromatografi Lapis Tipis Fasa Balik adalah :

kromatografi lapis tipis dengan fasa diam adalah

senyawa yang bersifat non polar dan fasa gerak adalah

senyawa yang bersifat polar. Sedangkan pada

kromatografi lapis tipis,sebagai fase diamnya adalah

senyawa yang polar dan fasa geraknya senyawa yang

bersifat non polar (27).

Maksud dari penggunaan kromatografi lapis tipis

fase balik ialah 1 untuk memisahkan komponen-koraponen

yang polar, komponen-komponen ionik atau yang mudah ter

ionkan yang sulit dilakukan pada KLT biasa (10,24).

Fasa diam yang umum digunakan pada kromatografi

lapis tipis fasa balik adalah silika gel , dapat juga

digunakan poliamid. Silika gel diimpregnasi dengan

parafin cair dalam petroleum eter atau dapat juga

dengan minyak silikon atau oktanol yang dilarutkan

dalam eter. Sebagai fasa gerak adalah : air, air-etanol

air-metanol, air-aseton,dapar-metanol atau dapar-aseton

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

(24,28). Ada beberapa cara impregnasi yang dapat dila­

kukan yaitu (27) :

a. Mencampur impregnatan dalam adsorben sebelum lempeng

kromatografi dibuat.

b. Hengelusi atau mencelupkan lempeng kromatografi da­

lam impregnatan.

c. Impregnatan disemprotkan pada lempeng kromatografi

atau impregnatan diuapkan pada lempeng kromatografi.

Impregnasi umumnya dilakukan dengan maksud membantu

mengefektifkan pemisahan, memodifikasi sifat fasa diam

menjadi fasa terikat, tetapi dapat juga untuk

mengvisualisasikan noda.

Proses pemisahan yang terjadi pada kromatografi

lapis tipis fasa balik adalah proses partisi antara

fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam berfungsi sebagai

penghambat dan fasa gerak sebagai pembawa solut yang

bergerak sepanjang fasa diam dengan kecepatan yang

konstan.

Kromatografi lapis tipis fase balik dapat

digunakan untuk menunjukkan sifat lipofilitas suatu

senyawa .Sifat lipofilitas ini dapat dinyatakan dengan

nilai Rm . Nilai Rm didapat melalui persamaan :

Rm = log ( 1 / Rf - 1 )

dimana : _ jarak yang ditempuh solut“ jarak yang ditempuh solvent

15

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

Rm = modifikasi retardasi

Rf = faktor retardasi

Martin menghubungkan koefisien partisi dengan har­

ga Rf (3,11) :

P = K ( 1/ Rf - 1 )

dimana P adalah koefisien partisi

K adalah konstanta untuk suatu sistem

Rf adalah parameter untuk menentukan letak ber -

oak pada kromatogram

Persamaan Bate-Smith-Westall menghubungkan koefi­

sien partisi dengan harga Rm yang diturunkan dari per -

samaan di atas :

Rm = Log ( 1/ Rf - 1 )

Hubungan nilai Rm dengan nilai koefisien partisi di -

peroleh melalui persamaan :

Log P = Log K + Rm

Suatu senyawa yang memiliki nilai Rm yang tinggi

menunjukkan bahwa senyawa tersebut polaritasnya rendah

atau sifat lipofilitasnya tinggi, dengan demikian log P

dari senyawa tersebut juga tinggi dan sebaliknya.

Menurut Biagi (12) pada suatu seri dari fenol,

cephalosporin dan steroid diperoleh hubungan linier

antara nilai Rm dengan konsentrasi aseton sebagai fase

geraknya. Nilai Rm diperoleh dari ekstrapolasi pada

konsentrasi 0 % aseton yang merupakan perpotongan

dengan sumbu Y dari persamaan regresi antara konsentra-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

si aseton dan nilai Rm . Nilai Em pada konsentrasi 0 X

aseton ( Rm^ ) menggambarkan nilai lipofilitas suatu

senyawa antara fase minyak dengan fase air. Dengan mem-

peroleh harga Rm^ maka harga Rm untuk beberapa senyawa

dapat diperbandingkan. Sehingga dapat diketahui pula

karakter lipofilitas dari masing-masing senyawa . Menu-

rut Green, Soczewinski, dan kawan-kawan (12) ketepatan

maksimum dari penentuan nilai Rm adalah pada nilai Rf =

0,1 - 0,9 dan nilai Rm = -0,95 - 0,95. Dengan

digunakannya berbagai konsentrasi aseton maka dapat

diketahui berapa batas konsentrasi aseton yang

dibutuhkan sebagai fase gerak untuk mendapatkan harga

Rm yang tepat untuk suatu senyawa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda pada

kromatografi lapisan tipis fase balik dalam penentuan

nilai Rm (30) :

a. Sifat dari penyerap dan derajad aktivitasnya

Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang

besar terhadap harga Rf meskipun menggunakan fase

gerak dari zat terlarut yang sama. Dengan

pengulangan akan diperoleh hasil yang sama jika

menggunakan penyerap yang sama dan ukuran partikel

yang tetap.

b. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap

Ketidakrataan lapisan penyerap akan menyebabkan

aliran pelarut menjadi tidak rata.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

c. Pelarut dan derajat kemurnian fase gerak

Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fase

gerak dalam kromatografi lapisan tipis fase balik

adalah sangat penting.

d. Derajad kejenuhan dari uap dalam bejana

e. Jumlah cuplikan yang digunakan

Penetesan cuplikan dalam jumlah yang berlebihan

memberikan tendensi penyebaran noda-noda dengan

kemungkinan terbentuknya ekor ( tailing ) sehingga

mengakibatkan kesalahan pengukuran Rf.

f. Suhu

Pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap,

terutama untuk mencegah perubahan-perubahan dalam

komposisi pelarut yang disebabkan oleh penguapan

atau perubahan fase.

g. Keseimbangan

Keseimbangan dalam kromatografi lapisan tipis fase

balik sangat penting, hingga perlu mengusahakan

atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut. Bila

atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut

maka akan terjadi pengembangan pada permukaan pela -

rut sehingga eluasi fase gerak lebih cepat terjadi

pada bagian tepi daripada bagian tengah .

18

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

19

4 . T i n j a u a n t e n t a n g T u ru n a n Asam B e n z o a t

4 . 1 . T i n j a u a n t e n t a n g Asam B e n z o a t ( 1 4 ,3 1 )

Sifat Eisika Kimia

Rumus molekul : CgH^C^H

Berat molekul : 122,12

Rumus bangun

Merupakan kristal halus, ringan, tidak berwarna,

hampir tidak berbau. Larut dalam 300 - 350 bagian

air, 20 bagian air mendidih, 3 bagian alkohol, 5

bagian kloroform, 3 bagian eter, 30 bagian karbon

disulfida, mudah larut dalam aseton, gliserol,lemak-

lemak dan minyak.

Titik lebur : 121,5° — 123,5° C

pKa : 4,2

Absorbsi : Jika digunakan per oral secara cepat

diabsorbsi dari GIT .Berkonjugasi dengan glycin di

liver untuk membentuk asam hipurat yang akan secara

cepat dieksresi dalam urine dalam waktu 12 jam, lebih

dari 97% diekskresi dalam 4 jam pertama. Dalam dosis

besar, sebagian asam benzoat dieksresikan sebagai

asam bensoil glukoronat .

Kegunaan : mempunyai khasiat antibakteri dan anti

fungi, dan dalam konsentrasi 0,1% (pH < 5) efektif

sebagai pengawet untuk sediaan farmasi. Salah satu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

bentuk garamnya biasanya digunakan untuk antiseptik

saluran kemih. Untuk penggunaan eksternal mempunyai

khasiat antimikotik dan penggunaannya bersama dengan

asam salisilat digunakan sebagai antifungi topikal.

4 . 2 . T i n j a u a n t e n t a n g Asam S a l i s i l a t (14,31)

Asam ortohidroksi benzoat, Asam -2-hidroksibenzoat.

Rumus molekul : C^HgOg

Berat Molekul : 138,12

Rumus Bangun :

20

Merupakan kristal halus tidak berwarna atau serbuk

kristalin putih dengan rasa agak manis dan tajam.

Hampir tidak berbau tetapi debunya mengiritasi lubang

hidung , tidak tahan cahaya. Larut dalam 550 bagian

air, 15 bagian air panas, 3-4 bagian alkohol 3 bagian

eter, 45 bagian kloroform. Kelarutan dalam air

meningkat dengan adanya boraks, amonium sitrat, Na

sitrat , K sitrat dan Na fosfat.

Titik Lebur : 158° - 161° C

pKa : 3,0

Absorbsi : Seperti pada Aspirin. Asam Salisilat

adalah pengiritasi lemah dan penggunaannya pada kulit

dapat menyebabkan dermatitis. Gejala-gejala dari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

21

keracunan salisilat akut dapat terjadi setelah

penggunaan preparat salep atau larutan asam salisilat

pada kulit yang luas.

bakteriostatik dan juga fungisidal. Digunakan secara

eksternal, biasanya 1-5 % dalam bentuk serbuk tabur,

lotion, atau salep untuk terapi ulcer kronik,

ketombe, eksim , psoriasis, hiperhydrosis dan penya-

kit-penyakit kulit karena parasit. Digunakan dalam

kombinasi dengan bahan-bahan lain seperti asam benzo­

at, coaltar, resorsinol, dan sulfur. Juga mempunyai

efek keratolitik . Secara eksternal menghasilkan de-

struksi epitelium yang perlahan dan tidak sakit.

Digunakan juga untuk menghilangkan kutil.

4 . 3 . T i n j a u a n T e n t a n g Asam A s e t i l s a l i s i l a t (14,31)

= Aspirin, Acetosal

Sifat Fisika Kimia

Rumus molekul : CgHgO^

Berat molekul : 180,2

Rumus Bangun :

K e g i i n a a n Asam salisilat mempunyai khasiat

merupakan hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

atau granul putih , sedikit asam, tidak berbau atau

harapir tidak berbau. Larut dalam 300 bagian air, 20

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

bagian eter, 7 bagian etanolj 17 bagian kloroforn,

larut dalam larutan asetat dan dalam larutan sitrat.

Titik lebur : 141° - 144°

pKa : 3,5

Absorbsi Diabsorbsi dengan cepat dan sempurna

raelalui saluran cerna terutama melalui dinding usus

kecil bagian atas. Kadar yang memadai dalam plasma

dicapai dalam waktu kurang dari 30'. Setelah

pemberian dosis tunggal, kadar plasma puncak tercapai

kurang lebih setelah 2 jam, kemudian menurun secara

bertahap. Kecepatan absorbsi ditentukan oleh banyak

faktor. terutama kecepatan disintegrasi dan melarut

jika diberikan dalam bentuk tablet, pH permukaan

raukosa dan waktu pengosongan lambung. Jika pH lambung

meningkat, kelarutan salisilat meningkat ,salisilat

lebih banyak terionisasi, yang raana hal ini cenderung

menurunkan absorbsi. Pengaruh larutan buffer pada ke­

cepatan absorbsi dari aspirin tidak besar. Setelah

diabsorbsi, salisilat cepat terdistribusi dalam

seluruh jaringan tubuh dan sebagian besar dalam

cairan antar sel. Salisilat mudah menembus barrier

placenta. Salisilat mengalarai biotransformasi dalam

berbagai jaringan terutama sistem mikrosoma dan

mitokondria hati. Diketahui tiga metabolit terpenting

dari salisilat yaitu : asam salisilurat, eter/

glukoromida fenolik dan ester/asil glukoromida.

22

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

Sebagian kecil salisilat dioksidasi menjadi asam

dihidroksibenzoat dan asam trihidroksibenzoat. Sa­

lisilat dieksresikan terutama ke dalam kemih dalam

bentuk salisilat bebas / tanpa perubahan kimia dan

sebagai metabolit seperti yang disebutkan di atas.

Hanya sedikit sekali salisilat yang disekresikan

melalui keringat, empedu, dan tinja. Waktu paruh

aspirin + 20' sedangkan salisilat antara 3-6 jam

dalam dosis rendah dan 15-30' dalam dalam dosis

tinggi .

Kegunaan : Menunjukkan aktivitas analgesik»

antipiretik, anti inflamasi dan urikosurik.

Diantaranya yang terpenting adalah aktivitas

analgesik dan anti radang. Aspirin diduga bekerja

pada tempat asal dari rasa sakit, bukan dengan

mengubah persepsi rasa sakit akibat kerja aspirin

pada SSP. Pemulihan radang dan rasa sakit mungkin

karena efek vasodilatasi. Cara kerja lainnya belum

diketahui tetapi diduga bisa menghambat sintesa

prostaglandin yang terbentuk pada proses peradangan.

Efek antipiretik aspirin biasanya cepat dan efektif

untuk penderita detaam. Aspirin tidak menghambat

terjadinya energi panas, tapi pelepasan energi

dipercepat dengan meningkatkan aliran darah dan pengeluaran keringat.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

4-. 4. Tinjauan Tentang Asam Mefenamat (14,31 )

= Asam 2-( 2,3- dimetilfenil ) amino benzoat , Asam

N ( 2,3-Xylil) antranilat

Sifat Fisika Ki mi a

Rumus molekul :

Berat molekul : 241,3

Rumus Bangun :

24

Kerupakan serbuk hablur halus, putih atau putih ke-

abuan , tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air,

larut dalam larutan alkali hidroksida, dalam 185 ba -

gian etanol, 80 bagian eter dan dalam 150 bagian klo-

roform.

Titik lebur : 230° - 231° C

pKa : 4,2

Absorbsi : Diabsorbsi melalui saluran cerna. Kadar

puncak plasma dicapai setelah 2-4 jam setelah

pemberian. Sebagian besar asam mefenamat tidak

terikat dengan protein plasma. Dalam 48 jam lebih

kurang 50 % dari dosis yang diberikan dieksresikan

melalui ketnih, terutama berupa metabolit

terkonjugasi.

Kegunaan : Asam mefenamat mempunyai aktivitas analge-

sik, anti inflamasi dan sedikit aktivitas antipiretik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

= Asam tn amino salisilat, Asam 5 amino 2 hidroksi-

benzoat .Mesalazine.

Tinjauan tentang Asam 5 Amino Salisilat (14,31)

Sifat Kimia

Rumus molekul : CyH^NO^

Berat molekul : 153,13

Rumus bangun :

merupakan serbuk kristal coklat muda kemerahan, ham -

pir tidak berbau.Sedikit larut dalam air, sangat se -

dikit larut dalam aseton dan metanol. Praktis tidak

larut kloroforra, eter,butilalkohol, etilasetat.n hek-

san.propil alkohol. Larut dalam larutan HCl dan alka­

li hidroksida.

Titik lebur :‘280°C

Absorbsi : untuk pemberian per oral diabsorbsi dengan

cepat dan serapurna dari usus dan hanya sedikit obat

yang mencapai kolon. Pre'parasi oral dari Mesalasin

pada umuranya diformulasikan untuk pelepasan obat di

ujung ileum dan kolon dimana hanya terjadi absorbsi

sebagian . Selama proses absorbsi, mesalasin mengala-

mi asetilasi pada dinding GIT, dan di liver metabolit

terasetilasi tersebut kemungkinan mempunyai aktivitas

Asetilasi mesalasin tidak tergantung kepada genetik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-susani-27268-9.-bab-i--.pdf · sistem dua pelarut yang tidak dapat campur (polar

dan tidak reversibel. Metabolit terasetilasi dieksre-

sikan lewat urin. Waktu paruh mesalasin sekitar satu

jam dan 40 - 50 X terikat pada plasma protein. Me­

tabolit terasetilasi mempunyai waktu paruh lebih dari

10 jam dan 80 X terikat pada protein plasma. Jumlah

Mesalasin yang dapat menembus plasenta dapat diabai-

kan, tetapi keraungkinan dapat dieksresikan lewat air

susu dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek-

efek merugikan pada bayi yang menyusui.

Kegunaan : Mesalasin adalah komponen dari Sulfasala-

sin yang aktif untuk penyakit inflamasi usus besar.

Digunakan untuk ulcerative colitis akut yang ringan

ataupun sedang dan juga untuk pemeliharaan .

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ... SUSANI