pengawasan pemerintah bidang kehutanan di …repository.umrah.ac.id/546/1/karya ilmiah...

20
PENGAWASAN PEMERINTAH BIDANG KEHUTANAN DI KELURAHAN SEMBULANG, KECAMATAN GALANG KOTA BATAM” (STUDI USAHA KAYU ARANG) Harianto, Bismar Arianto, Nazaki Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji E-mail : [email protected] ABSTRAK Hutan sebagai paru-paru dunia menjadi hal yang sangat perlu dijaga, hutan sampai saat ini masih rawan pengrusakan dan penebangan liar. Masalah yang timbul dari penebangan hutan secara liar ini tak hanya bisa mengakibatkan produksi oksigen menjadi berkurang tetapi, melainkan bisa memusnahkan habitat ribuan spesies yang hidup didalamnya. Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaaan untuk merancang suatu sistem umpan balik informasi untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa konservasi hutan lindung, dalam hal ini masih banyak penebangan illegal meskipun sudah dibuat peraturan daerah. Dari wawancara terlihat bahwa Dinas Kehutanan Kota Batam telah melakukan pengawasan dan inspeksi ke kecamatan galang atau pun kecamatan lainnya, namun masih ada lahan yang mengalami kritis akibat penebangan liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. hasil fakta di lapangan sudah di lakukan patrol rutin oleh Dinas Kehutanan Kota Batam dan dibentuk patrol khusus oleh polisi hutan. Namun dalam hal ini ada juga yang kedapatan melakukan pelanggaran. Usaha kayu arang mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. Agar usaha kayu arang dapat berperan dengan baik tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu factor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu pengukuran yang dilakukan untuk mengambarkan maju mundurnya usaha yang dilakukan usaha kayu arang pengukuran itu berdasarkan pada perkembangan volume usaha per tahun, jumlah pekerja, modal serta perkembangan dalam pemberian pelayanan terhadap pekerja. Sedangkan faktor ekstern yaitu bantuan penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan terhadap pekerja oleh Dinas Kehutanan.. Kedua faktor ini sangat berpengaruhi peningkatan kesejahteraan terhadap karyawan Kata Kunci : Kebijakan pemerintahan, Pengawasan, Usaha Kayu Arang

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGAWASAN PEMERINTAH BIDANG KEHUTANAN DI KELURAHAN

    SEMBULANG, KECAMATAN GALANG KOTA BATAM”

    (STUDI USAHA KAYU ARANG)

    Harianto, Bismar Arianto, Nazaki

    Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

    Maritim Raja Ali Haji

    E-mail : [email protected]

    ABSTRAK

    Hutan sebagai paru-paru dunia menjadi hal yang sangat perlu dijaga, hutan

    sampai saat ini masih rawan pengrusakan dan penebangan liar. Masalah yang timbul dari

    penebangan hutan secara liar ini tak hanya bisa mengakibatkan produksi oksigen menjadi

    berkurang tetapi, melainkan bisa memusnahkan habitat ribuan spesies yang hidup

    didalamnya. Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja

    standar pada perencanaaan untuk merancang suatu sistem umpan balik informasi untuk

    membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. .

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara.

    Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa konservasi hutan lindung, dalam hal ini

    masih banyak penebangan illegal meskipun sudah dibuat peraturan daerah. Dari

    wawancara terlihat bahwa Dinas Kehutanan Kota Batam telah melakukan pengawasan

    dan inspeksi ke kecamatan galang atau pun kecamatan lainnya, namun masih ada lahan

    yang mengalami kritis akibat penebangan liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

    hasil fakta di lapangan sudah di lakukan patrol rutin oleh Dinas Kehutanan Kota Batam

    dan dibentuk patrol khusus oleh polisi hutan. Namun dalam hal ini ada juga yang

    kedapatan melakukan pelanggaran. Usaha kayu arang mempunyai peranan yang cukup

    penting dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. Agar usaha kayu arang dapat

    berperan dengan baik tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu factor intern dan

    ekstern. Faktor intern yaitu pengukuran yang dilakukan untuk mengambarkan maju

    mundurnya usaha yang dilakukan usaha kayu arang pengukuran itu berdasarkan pada

    perkembangan volume usaha per tahun, jumlah pekerja, modal serta perkembangan

    dalam pemberian pelayanan terhadap pekerja. Sedangkan faktor ekstern yaitu bantuan

    penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan terhadap pekerja oleh Dinas Kehutanan..

    Kedua faktor ini sangat berpengaruhi peningkatan kesejahteraan terhadap karyawan

    Kata Kunci : Kebijakan pemerintahan, Pengawasan, Usaha Kayu Arang

  • ABSTRACT

    The world’s forests as the lungs become very need to be maintained, the forest is still vulnerable to vandalism and illegal logging. Problems arising from illegal logging is

    not only can lead to the production of oxygen is reduced, but rather it destroys the

    habitat of thousands of species that live in it. Oversight is a systematic effort to set

    performance standards planning to design a system of feedback intormation to comapre

    actual performance with the standards set.

    The study used a qualitative approach with interview. Based on this study can be seen

    that the conservation of protected forests in this regard is still a lot of illegal logging

    despite being made of local regulations. Of the interviews seen that the forest department

    of batam cty has conducted supervsion and inspection to mobilize districts or other

    districts, but there is still land that is experiencing critical due to llegal logging by people

    who are not responsible. That results of fact the field has been carried out routine patrols

    by city forestry department and formed a specal patrols by rangers. But in this case there

    is also caught in violation. Wood charcoal business has an important role in improving

    the welfare of employess. Wood charcoal that efforts can contribute both certainly

    influenced by various factors, internal and external factors. These internal factors are

    measures taken to describe the reciprocation of the work done wood charcoal

    measurement business was based on the developmentof business volume over time, the

    number of workers, capital and development in the provision of services to workes.

    Whereas eksternal factors that support the implementation of the guidance and

    councseling of workers by the forestry service. Thes two factors greatly influence the

    increase in the welfare of the employees.

    Keyword : government policy, oversight and Wood charcoal

    PENDAHULUAN

    Urusan Pemerintahan di Bidang Kehutanan adalah menyangkut urusan hutan,

    kawasan hutan dan hasil hutan secara terpadu. Urusan pemerintahan di bidang

    kehutanan diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang Kehutanan. Berdasarkan

    statistik kehutanan tahun 2013, luas hutan di Indonesia adalah seluas 187.840,9 ribu

    Ha yang didalamnya terdapat Areal Penggunaan Lain (diluar kawasan hutan negara)

    seluas 59.455,1 ribu Ha. Dari luasan hutan tersebut dan mempertimbangkan

    keterpaduan ekosistemnya, Pemerintah Pusat menetapkan kawasan hutan negara di

  • Indonesia seluas 129.425.443,29 Ha termasuk didalamnya kawasan hutan didalam

    perairan seluas 5.402.594,62 Ha (BPS, 2013).

    Banyaknya orang yang mempunyai usaha dapur arang melakukan

    penimbunan kayu tanpa izin. Dikeluarkan Peraturan Walikota Batam Nomor: 23

    Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan Usaha Bidang Kehutanan.

    Tetapi tetap saja masyarakat melakukan penimbunan kayu tanpa izin karna

    kurangnya peranan pemerintah atau aparat penegak hukum dalam masalah ini, ini

    akan memberi peluang kepada para pelaku penimbunan kayu tanpa izin.

    Khususnya di Kelurahan Sembulang telah banyak masyarakat melakukan

    aktivitas penimbunan kayu tanpa izin, aktivitas seperti ini sudah berjalan puluhan

    tahun, disatu sisi memang termasuk mata pencaharian masyarakat setempat dimana

    mayoritas masyarakat merupakan buruh.

    Penimbunan kayu telah lama dilakukan sejak bertahun-tahun dan selama ini belum

    nampak usaha penertiban dan penerapan sanksi hukum bagi pelaku penimbunan kayu

    tersebut. Berdasarkan hasil survey wawancara pendahuluan Dinas Kehutanan telah

    melakukan pengawasan melalui staff yang sudah dibekali pengetahuan tentang objek

    yang akan diawasi yaitu terhadap pengusaha kayu arang. Disini pihak Dinas

    Kehutanan melalui staff melakukan sosialisasi tiap bulan di lingkungan kecamatan

    dan kelurahan terutama terhadap pengusaha. Hasil dari sosialisasi dilaporkan ke pihak

    Kecamatan dan Kelurahan. Dinas kehutanan juga membentuk polisi hutan yang

    melakukan patroli rutin dan sudah melakukan inspeksi mendadak mendapatkan hasil

    inspeksi sebelumnya mengenai lahan kritis. Selain itu Dinas kehutanan juga telah

  • melakukan koordinasi dengan instansi Dinas Perindustrian dan lainnya dalam

    melakukan pengawasan terhadap usaha kayu arang hanya saja pihak swasta (CV)

    masih belum dapat dilakukan koordinasi dan juga phak staff telah menyarankan dan

    memberikan masukan kepada pemilik usaha agar membuat izin usaha bagi yang tidak

    memiliki izin usaha. Pihak Dinas Kehutanan juga telah memberikan penjelasan

    kepada pengusaha yang tidak memiliki izin usaha akan dilakukan pembongkaran

    paksa, hanya saja sampai sekarang mereka belum melakukannya dikarenakan masih

    melakukan pertimbangan dan mengkoordinasikan dengan instansi yang berwenang

    serta walikota. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian ini dengan alasan karena

    di Kelurahan Sembulang merupakan salah satu tempat dimana banyak yang

    melakukan aktivitas penimbunan kayu. Disinilah letak pentingnya pengamatan ini

    dilakukan untuk melihat sejauh mana upaya pemerintah dalam menangani

    penimbunan kayu tanpa izin di Kelurahan Sembulang. Maka dari itu, Penulis

    menetapkan judul “Pengawasan Pemerintah Bidang Kehutanan Di Kelurahan

    Sembulang, Kecamatan Galang Kota Batam” (Studi Usaha Kayu Arang).

    BAHAN DAN METODE

    1. Kebijakan

    Kebijakan itu sendiri menurut Friedrich ( dalam Agustino, 2012)

    menjelaskan bahwa:

    “kebijakan merupakan sebagai tindakan-tindakan atau kegiatan yang

    diusulkan oleh individu, seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu

  • lingkungan tertentu. Dimana terdapat hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan

    dan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan itu diusulkan agar berguna dalam

    mengatasinya untuk mecapai tujuan yang di maksud atau telah ditetapkan

    sebelumnya”.

    2. Pengawasan

    Muhadam Labolo (2007:264) mengatakan pengawasan adalah suatu kegiatan

    pengontrolan terhadap implementasi perencanaan kerja, perencanaan anggaran serta

    pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam kenyataan saat ini, kegiatan

    fungsi pengawasan sering dijadikan alat bagi pelaku pengawasan untuk

    mengintervensi seseorang atau institusi terhadap sebuah kegiatan yang dilakukan.

    Bentuk pengawasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung

    Menurut Viktor Situmorang (2010) Pengawasan langsung adalah pengawasan yang

    dilakukan secara pribadi oleh pemimpin atau pengawas dengan mengamati, meneliti,

    memeriksa, mengecek sendiri secara on the spot di tempat pekerjaan, dan menerima

    laporan-laporan secara langsung dari pelaksana. Sedangkan pengawasan tidak

    langsung diadakan dengan mempelajari laporan-laporan yang diterima dari pelaksana

    baik lisan maupun tulisan, mempelajari pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa on

    the spot.

    2. Pengawasan Preventif dan Represif

  • Arti pengawasan preventif adalah pengawasan yang bersifat mencegah. Mencegah

    artinya menjaga jangan sampai suatu kegiatan itu jangan sampai terjerumus pada

    kesalahan.

    3. Pengawasan Internal dan Eksternal

    Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi

    itu sendiri (Viktor S, 2010). Pengawasan intern lebih dikenal dengan pengawasan

    fungsional. Pengawasan fungsional adalah pengawasan terhadap pemerintah daerah,

    yang dilakukan secara fungsional oleh lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan

    pengawasan fungsional, yang kedudukannya merupakan bagian dari lembaga yang

    diawasi seperti Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi, Inspektorat

    Kabupaten/Kota. Sementara pengawasan eksternal adalah pengawasan yang

    dilakukan oleh aparat dari luar organisasi itu sendiri seperti Badan Pemeriksa

    Keuangan (BPK).

    Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

    2. Lokasi Penelitian

    Adapun lokasi penelitian adalah di Kelurahan Sembulang Kota Batam. Lokasi ini

    diambil dengan pertimbangan lokasi yang merupakan daerah yang banyak melakukan

    aktivitas penimbunan kayu tanpa izin.

    3. Jenis dan Sumber Data

  • Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari

    dinas-dinas atau kantor-kantor pemerintah setempat terkait masalah serta masyarakat

    setempat yang diteliti serta data sekunder yang bersumber dari internet dan sumber-

    sumber lain yang memungkinkan.

    4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data, penulisan menggunakan teknik:

    a. Wawancara

    b. Observasi

    c. Dokumentasi

    5. Informan

    Adapun yang menjadi informan adalah:

    a. Kasi Pengawasan dan Perlindungan Dinas Kehutanan Kota Batam,

    b. Kasi Bina Usaha Dinas Kehutanan Kota Batam

    c. Camat Galang

    d. Lurah Sembulang

    e. Pengusaha kayu arang berjumlah 7 orang

    HASIL

    Pelaksanaan pengawasan dalam usaha kayu arang ini dilakukan berdasarkan empat

    hal, yaitu :

    A. Penentuan Standar Atau Tolak Ukur Terhadap Objek Yang Diawasi

  • Dari wawancara dapat disimpulkan sudah ada peraturan yang telah dibentuk

    oleh Pemerintah Kota Batam dan Dinas Kehutanan telah melakukan pengawasan

    melalui staff yang sudah dibekali pengetahuan tentang objek yang akan diawasi yaitu

    terhadap pengusaha kayu arang. Disini pihak Dinas Kehutanan melalui staff

    melakukan sosialisasi tiap bulan di lingkungan Kecamatan dan Kelurahan terutama

    terhadap pengusaha. Dalam hal ini target untuk sosialisasi 20 orang. Dalam kegiatan

    sosialisasi yang berperan adalah kabid bina usaha Dinas Kehutanan Kota Batam dan

    staff. Objek yang diamati dan diawasi di Kota Batam yaitu konservasi hutan lindung,

    dalam hal ini masih banyak penebangan illegal meskipun sudah dibuat Peraturan

    Walikota Batam. Dari wawancara diatas terlhat bahwa Dinas Kehutanan Kota Batam

    telah melakukan pengawasan dan inspeksi ke Kecamatan Galang atau pun Kecamatan

    lainnya, namun masih ada lahan yang mengalami kritis akibat penebangan liar oleh

    orang yang tidak bertanggung jawab. Dari hasil itu juga terlihat bahwa sosialisasi

    disini termasuk kegiatan represif, dikarenakan sudah terjadi dan perlu dilakukan

    tindakan.

    B. Pengamatan Fakta Di Lapangan

    Berdasarkan hasil wawancara kepada pemilik usaha kayu arang bapak H ia

    menuturkan bahwa Kemajuan industri ini baru mengalami perkembangan di segi

    pengelolaannya. Kalau kita lihat dari pengelolaan usaha kayu arang ini sudah hampir

    mampu memberikan hasil produksi yang baik. Kayu arang tersebut bahkan menjadi

  • komoditi ekspor Singapura dan Batam. usaha kayu arang CV. Panglung Arang ini

    adalah satu-satunya usaha yang ada di Kecamatan Galang. Usaha yang masih

    tergolong tradisional ini sudah membuktikan keberhasilannya dengan menciptakan

    lapangan kerja bagi masyarakat, walaupun usaha ini belum tergolong usaha besar,

    namun usaha ini telah mampu memberikan pendapatan masyarakat khususnya

    masyarakat yang berada diwilayah pesisir.

    Dalam hal ini Disini pihak Dinas Kehutanan memberikan pelatihan kepada staff

    mengenai usaha, bagaimana sistem usaha dan peizinan, serta pemanfaatannya, limbah

    dan lainnya. Dinas kehutanan juga membentuk polisi hutan yang melakukan patroli

    rutin dan sudah melakukan inspeksi mendadak mendapatkan hasil inspeksi

    sebelumnya mengenai lahan kritis. Dari kegiatan ini terlihat bahwa termasuk kegiatan

    represif berupa masalah sudah terjadi dan oleh sebab itu dilakukan tindakan.

    Dinas Kehutanan Kota Batam juga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    pemberian bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan dan

    pengembangan sarana, usaha, produksi, aspek manajemen, permodalan dan

    pemasaran serta pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang industri baik industri

    besar, menengah maupun kecil serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan

    oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

    C. Perbandingan Fakta Hasil Pengamatan Dengan Standar Pengawasan

    Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak D salah seorang karyawan bagian

    penebang kayu bakau, ia menuturkan bahwa bekerja pada usaha bias memenuhi

  • kebutuhan pokok keluarga bahan pakan, sandang dan kebutuhan sekolah anak telah

    dapat dipenuhi dari hasil bekerja pada usaha kayu arang. Bapak Idris yang bekerja 15

    tahun harga beli kayu hanya tetap Rp 90.00,- Per/ Kg. hanya bisa mendapatkan bahan

    baku kayu bakau satu hari 500-700 Kg dalam sehari.

    D. Perumusan Saran dan Korektif

    Dalam hal ini kepala dinas kehutanan menampik dari tanggung jawabnya, sudah

    cukup jelas bahwa Hutan ada di atur dalam perundangan bahwa hutan magrove

    adalah hutan kawasan kehutanan yang harus di lindungi dan di lestarikan sesuai

    dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, yang di pertegas dalam Keppres

    Nomor 32 Tahun 1990, mengamanatkan,“ bahwa dinas kehutanan mendapat

    wewenang untuk menjaga kelestarian hutan di perairan dalam hal ini dalam kawasan

    Batam.

    Usaha kayu arang mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan

    kesejahteraan karyawan. Agar usaha kayu arang dapat berperan dengan baik tentu

    dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu factor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu

    pengukuran yang dilakukan untuk mengambarkan maju mundurnya usaha yang

    dilakukan usaha kayu arang pengukuran itu berdasarkan pada perkembangan volume

    usaha dari waktu kewaktu, jumlah pekerja, modal serta perkembangan dalam

    pemberian pelayanan terhadap pekerja. Sedangkan faktor ekstern yaitu bantuan

    penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan terhadap pekerja oleh Dnas Kehutanan..

    Kedua faktor ini sangat berpengaruhi peningkatan kesejahteraan terhadap karyawan.

  • PEMBAHASAN

    A. Kebijakan

    1. Pengertian Kebijakan

    Kebijakan publik menurut R. Dye (dalam Anderson, 2010) menyatakan bahwa

    kebijakan publik adalah apa yang dilakukan atau dilakukan oleh pemerintah.

    Sedangkan menurut Dunn (2008) kebijakan publik adalah pilihan-pilihan yang saling

    terkait satu sama lain yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah mengenai isu-isu

    yang menyangkut perumahan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan,

    pengendalian kriminalitas dan lain-lain. Definisi ini mengandung elemen penting

    mengenai pilihan-pilihan tindakan yang saling terkait satu sama lain.

    2. Jenis Kebijakan

    Sesuai dengan sistem administrasi Negara Republik Indonesia kebijakan dapat terbagi

    2 (dua) yaitu :

    a. Kebijakan internal (manajerial), yaitu kebijakan yang mempunyai kekuatan mengikat

    aparatur dalam organisasi pemerintah sendiri,

    b. Kebijakan eksternal (publik), suatu kebijakan yang mengikat masyarakat umum.

    Sehingga dengan kebijakan demikian kebijakan harus tertulis.

    3. Proses Pembuatan Kebijakan

    Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktifitas intelektual yang dilakukan

    dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis, aktifitas politis tersebut

    dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan, tahapan-tahapan dalam pembuatan

    kebijakan adalah sebagai berikut:

  • a) Penyusunan agenda,

    b) Formulasi kebijakan,

    c) Adopsi kebijakan,

    d) Implementasi kebijakan, dan

    e) Penilaian kebijakan.

    4. Implementasi Kebijakan

    Van Meter dan Van Hom ( dalam Wahab, 2012:135), yang menjelaskan bahwa

    implementasi kebijakan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

    idividual, pejabat-pejabat, atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan

    pada tercapaianya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

    Sehingga, pada intinya menurut pendapat peneliti implementasi kebijakan dapat

    dipahami sebagai tindakan nyata yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dalam

    mencapai tujuan kebijakan yang diimplementasikan

    5. Evaluasi Kebijakan

    Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan,

    tugas selanjutnya dari evaluasi adalah bagaimana mengurangi atau menutup

    kesenjangan tersebut. Jadi evaluasi publik harus dipahami sebagai suatu yang bersifat

    positif yang bertujuan mencari kekurangan dan menutupi kekurangan tersebut.

    B. Pengawasan

    1. Pengertian Pengawasan

    Pengertian dari kata pengawasan yang telah ada dalam perbendaharaan kata Bahasa

    Indonesia, pengawasan berasal dari kata awas yang artinya memperhatikan baik-baik,

  • dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan

    kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang di

    awasi (H. Bohari, S.H.2009). Disimpulkan juga oleh Poerwadarminta (dalam kamus

    Bahasa Indonesia,2016) pengawasan adalah suatu bentuk pemeriksaan atau

    pengontrolan dari pihak yang lebih tinggi kepada pihak dibawahnya.

    2. Fungsi Pengawasan

    Pengertian fungsi adalah suatu kegiatan yang dijalankan oleh pimpinan ataupun suatu

    badan dalam mengamati, membandingkan tugas dan pekerjaan yang dibebankan

    kepada aparat pelaksana dengan standar yang telah ditetapkan guna mempertebal rasa

    tanggung jawab untuk mencegah penyimpangan dan memperbaiki kesalahan dalam

    pelaksanaan pekerjaan (Nurmayani,2009:82)

    3. Tujuan Pengawasan

    Tujuan dari diadakannya pengawasan adalah untuk mengetahui kinerja yang

    dilakukan oleh seseorang atau suatu badan dalam menjalankan tugasnya sesuai

    ketentuan yang telah ditetapkan serta untuk memahami apa yang salah demi

    perbaikan dimasa mendatang, dan mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan dalam

    rangka pelaksanaan daripada suatu rencana sehingga dapat diharapkan suatu hasil

    yang maksimal.

    4. Sifat dan Waktu Pengawasan

    Berkaitan dengan hal ini Malayu SP Hasibuan (2009) menyebutkan beberapa sifat

    dan waktu pengawasan yaitu :

    a. Pengawasan preventif

  • b. Pengawasan represif

    c. Pengawasan yang dilakukan pada waktu proses kegiatan terjadi

    d. Pengawasan berkala yaitu pengawsan yang dilakukan secara berkala, satu bulan

    sekali, satu semester sekali atau satu tahun sekali

    5. Tahap - Tahap Pengawasan

    Sebelumnya telah disebutkan bahwa pengawasan dilakukan secara sistematis, maka

    dalam hal ini berarti proses pengawasan dilakukan dengan beberapa tahap. Berkaitan

    dengan itu, Malayu SP. Hasibuan (2009) menyebutkan beberapa tahap proses

    pengawasan yaitu :

    a. Menentukan standar dasar kontrol;

    b. Mengukur pelaksanaan;

    c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar, juga menentukan penyimpangan, jika

    ada

    d. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan sehingga

    tetap sesuai dengan rencana.

    KESIMPULAN

    Pelaksanaan pengawasan dalam usaha kayu arang ini dilakukan berdasarkan empat

    hal, yaitu :

    1. Penentuan standar atau tolak ukur terhadap objek yang diawasi dalah

    Pengawasan yang dilakukan adalah penentuan standar atau tolak ukur

    terhadap objek. Sebelumnya telah ada standar atau tolak ukur yang dipakai

  • berdasarkan pertauran daerah no 23 tahun 2010 tentang izin usaha. Dari

    wawancara tersebut dapat disimpulkan objek yang diamati dan diawasi di

    Kota Batam yaitu konservasi hutan lindung, dalam hal ini masih banyak

    penebangan illegal meskipun sudah dibuat peraturan daerah. Dari wawancara

    diatas terlhat bahwa dinas kehutanan kota batam telah melakukan pengawasan

    dan inspeksi ke kecamatan galang atau pun kecamatan lainnya, namun masih

    ada lahan yang mengalami kritis akibat penebangan liar oleh oaring yang

    tidak bertanggung jawab.

    2. Pengamatan fakta di lapangan yaitu dari wawancara tersebut didapat bahwa

    hasil fakta di lapangan sudah di lakukan patrol rutin oleh Dinas Kehutanan

    Kota Batam dan dibentuk patrol khusus oleh polisi hutan. Namun dalam hal

    ini ada juga yang kedapatan melakukan pelanggaran. Selain itu Dinas

    Kehutanan Kota Batam mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemberian

    bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan dan

    pengembangan sarana, usaha, produksi, aspek manajemen, permodalan dan

    pemasaran serta pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang industri baik

    industri besar, menengah maupun kecil serta melaksanakan tugas-tugas lain

    yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

    3. Perbandingan Fakta Hasil Pengamatan Dengan Standar Pengawasan yaitu

    laporan hasil pengawasan masih ditinjau lebih lanjut dan perlu

    pengkoordinasian instasi lainnya. Semakin besar permasalahan yang terjadi

    maka kegiatan yang dilakukan semakin banyak dan tenaga yang

  • dipekerjakannya pun akan bertambah sehingga pengawasan akan semakin

    penting. Dengan pengawasan kegiatan yang banyak akan dapat berjalan lancar

    dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan

    4. Perumusan Saran dan Korektif yaitu kurangnya koordinasi oleh dnas

    kehutanan terhadap phak swasta dalam melakukan pengawasan. Dengan

    adanya kekurangan yang dihadapi, dalam hal ini camat dan kelurahan sebagai

    instansi yang terkait dengan bidang usaha dan perdagangan melaksanakan

    pembinaan secara teratur dengan cara memberikan penyuluhan dan

    memberikan gambaran ketentuan pidana.

    5. Agar usaha kayu arang dapat berperan dengan baik tentu dipengaruhi oleh

    berbagai factor yaitu faktor intern yaitu pengukuran yang dilakukan untuk

    mengambarkan maju mundurnya usaha yang dilakukan usaha kayu arang

    pengukuran itu berdasarkan pada perkembangan volume usaha dari waktu

    kewaktu, jumlah pekerja, modal serta perkembangan dalam pemberian

    pelayanan terhadap pekerja. Sedangkan faktor ekstern yaitu bantuan

    penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan terhadap pekerja oleh Dnas

    Kehutanan. Kedua faktor ini sangat berpengaruhi peningkatan kesejahteraan

    terhadap karyawan

    A. Saran

  • Adapun saran penulis dalam Pengawasan Pemerintah Dalam Usaha Kayu

    Arang di Bidang Kehutanan adalah :

    1. Diharapkan pihak Dinas kehutanan Kota Batam dapat memberikan motivasi

    terhadap usaha agar tidak terjadi illegal dan penimbunan kayu serta lahan

    kritis

    2. Pelaksanaan pegawasan dibidang kehutanan yang telah diajarkan harus

    ditingkatkan. Sehingga pelaksanaan dapat dijalankan dan dapat menurunkan

    kasus lahan krits

    3. Perubahan lingkungan memerlukan pengamatan yang cermat, khususnya

    kemungkinankemungkinan perubahannya untuk masa yang akan datang yaitu

    a. Evaluasi Tahap Perencanaan dilakukan guna memilih dan menentukan

    skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara/

    masalah;

    b. Evaluasi Tahap Pelaksanaan dilakukan guna menganalisis dan

    menentukan tingkat masalah;

    c. Evaluasi Pasca Pelaksanaan adalah bukan terletak pada kemaj uan

    obyek yang dinilai atau dianalisis, tetapi lebih terfokus pada dampak

    yang dihasilkan apakah telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

    atau masih jauh dari harapan. Dan pengembangan sistem mekanisme

    pelaksanaan evaluasi terarah pada mekanisme

  • d. Evaluasi yang terpadu dan terprogram berdasarkan satuan waktu

    (bulan, triwulan, semesteran, tahunan dan lima tahunan) dan satuan

    tugas pelaksana program

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumber buku:

    Agustino. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabetha

    Abdul Rahman, Arifin M.P “Hutan & Kehutanan”, Yogyakarta: Kanisius, 2001.

    Bangun, Willson. 2008. “Intisari Manajemen”. Bandung: Refika Aditama

    Dwiyanto, Agus. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta :

    Gadjah Mada University Press.

    H.Bohari. 2012. Pengantar Hukum Pajak, Rajawali Pers, Jakarta 2012.

    Handayaningrat, Soewarno.2008. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manjemen,

    Yogyakarta: BPFE.

  • Handoko, T, Hani. 2003. Manajemen Edisi II, Yogyakarta: BPFE.

    Haibuan, Malayu.SP. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

    Jakarta,

    Ibid. (dalam Siagian.2009). Peran Pengawas Terhdap Peningkatan Kinerja. Skripsi

    Kadarman, A.M, dan Udayana, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT.

    Prehallindo.

    Labolo, Muhadam. 2007. “Memahami Ilmu Pemerintahan”, Jakarta: PT Raja

    Grafindo

    Lubis, Brahim. 1985. Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen,

    Jakarta: Ghalia Indonesia

    Manullang. 2002. Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

    Press.

    Moleong, 2002. Metode Penelitian Kualitatif Bandung. Rosdakarya Offet. Bandung.

    ________. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

    Karya.

    Muchsan. 2000. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat. Skripsi

    Ndraha, Taliziduhu. 2003. “Kybernology 1&2”, Jakarta: PT Rineka Cipta.

    N. Dunn, W William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada

    Press.

    Nugroho, Rian D. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Formulasi.

    Jakarta: PT.Elex Media Komputindo

    Nurmayani.2009. Hukum Administrasi Daerah. Jakarta: PT.Elex Media

  • Pasaribu, Afrizal. 2011. Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai

    Negeri Sipil Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

    Skripsi FISIP USU.

    Pengaduan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Profil.

    Reksohadiprodjo Sukanto, Indriyo Gitosudarmo. 2008. Manajemen Produksi.

    Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

    Saydam, Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources

    Management): Suatu Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab), Cetakan Kedua,

    Jakarta: Penerbit Djambatan.

    Subarsono, AG. 2013. Analisa Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Suharto, Edi. 2012. Analisa Kebijakan Publik “Panduan Praktis Mengkaji Masalah

    dan Kebijakan Sosial”, Bandung: Alfabeta.

    Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses, Jakarta: Media Pressindo.

    Peraturan Perundang-Undangan :

    Peraturan Walikota Batam Nomor: 23 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Perizinan Usaha Bidang Kehutanan

    UU Nomor: 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan