bab 2 tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Akuntansi Pemerintahan
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis.
Penyebab dari hal ini dikarenakan karakteristiknya tidak banyak mengalami
perubahan. Akuntansi pemerintahan di Indonesia juga belum berperan sebagai alat
untuk meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat. Pada periode lama, output yang dihasilkan oleh
akuntansi pemerintahan di Indonesia sering tidak akurat, terlambat, dan tidak
informatif, sehingga tidak dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.
Kekurangan yang ada dalam akuntansi pemerintahan pada periode tersebut sering
menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya praktik-praktik Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN) (Simanjuntak,2005) .
Sekarang ini tuntutan masyarakat untuk membuat akuntansi pemerintahan
semakin penting. Semakin besar dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin
besar pula tuntutan akuntabilitas keuangan yang semakin baik. Pengertian
pemerintahan lebih terkesan sebagai lembaga politik namun aspek ekonominya
tidak dapat dikesampingkan, sedangkan pengertian akuntansi pemerintahan
sendiri tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi
didefinisikan sebagai proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian
pelaporan, serta penginterpretasian atas hasilnya (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 71 tahun 2010).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
12
Menurut Baswir Revrisond (2000:7) Akuntansi pemerintahan adalah
bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga-lembaga yang bertujuan
mencari laba. Sedangkan Arif Bahtiar (2002:3) Akuntansi pemerintahan dapat
didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi
keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian,
pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas
informasi keuangan. Nordiawan (2007:4) dalam bukunya juga memaparkan
bahwa akuntansi pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan
transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Akuntan pemerintah menyediakan
laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara.
2.1.2 Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar Akuntasi Pemerintahan disusun oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Hal tersebut dilakukan untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul
dalam pelaporan keuangan akuntansi, dan audit di pemerintahan baik pusat
maupun pemda.
KSAP terdiri atas Komite Konsultatif yang bertugas memberikan
konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang SAP dan Komite Kerja yang mempunyai tugas
mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang SAP. KSAP pada akhirnya akan menyampaikan konsep
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
13
Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintah kepada Menteri
Keuangan untuk proses penetapan Peraturan Pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP, adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
24 tahun 2005 Pasal 1 ayat 3). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan
bahwa standar akuntansi pemerintahan adalah suatu acuan wajib untuk mencapai
transparansi dan akuntabiltas di pemerintahan baik pemerintah pusat maupun
pemda dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
KSAP bertujuan mengembangkan program-program pengembangan
akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan, termasuk dalam mengem-
bangkan SAP dan mempromosikan penerapan standar tersebut (Nordiawan,
2007:122). SAP disusun dengan mengadaptasi dari IPSAS (International Public
Sector Accounting Standart) yang diterbitkan oleh IFAC (International
Federation Of Accountant). Walaupun mengadaptasi dari IPSAS namun dalam
penyusunannya disesuaikan dengan kondisi di Indonesia antara lain dengan
memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, praktik-praktik keuangan
yang ada, serta kesiapan sumber daya para pengguna SAP.
SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah.
Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan
keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Informasi keuangan pemerintah akan
dapat menjadi dasar dari pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
14
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas. Mahmudi (2011:271) memaparkan
bahwa standar akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa manfaat yakni :
1. Menjadi pedoman bagi akuntan pemerintah dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.
2. Menjadi bahan pertimbangan bagi auditor dalam menentukan opini laporan
keuangan pemerintah.
3. Dapat digunakan pengguna laporan keuangan dalam memahami isi laporan
keuangan sehingga terhindar dari kesalahan interpretasi informasi yang
terkandung didalamnya.
4. Dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dalam hal konsistensi, daya
banding, keterpahaman, relevansi, dan keandalan.
5. Menjadi acuan dalam penyusunan sistem akuntansi.
SAP memuat sebuah kerangka konseptual dan sebelas pernyataan, dimana
setiap pernyataan berisi pedoman dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah
Pusat/ Daerah, pernyatan itu antara lain :
1) PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan
2) PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran
3) PSAP 03 : Laporan Aliran Kas
4) PSAP 04 : Catatan atas Laporan Keuangan
5) PSAP 05 : Akuntansi Persediaan
6) PSAP 06 : Akuntansi Investasi
7) PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap
8) PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
15
9) PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban
10) PSAP 10 : Koreksi Kesalahan
11) PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian
2.1.3 Basis Akuntansi
Basis atau dasar akuntansi adalah hal terpenting dalam melakukan
pencatatan. Halim,(2012:52) menyatakan basis akuntansi merupakan himpunan
dari standar-standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lainnya tersebut diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Basis akuntansi menentukan asumsi yang akan dipakai dalam melakukan
pencatatan dan pelaporan dan juga basis akuntansi yang akan dipilih akan
mempengaruhi arsitektur standar akuntansi yang akan dibangun, baik kerangka
konseptual maupun penyataan yang terkait dengan kapan transaksi diakui dan
berapa besar nilainya (Noerdiawan, 2007:141). Terdapat empat macam basis
akuntansi dalam praktik akuntansi pemerintahan (Noerdiawan, 2007:141), antara
lain:
a. Basis kas (cash basis)
b. Basis akrual (accrual basis)
c. Basis kas modifikasian (modified cash basis)
d. Basis akrual modifikasian (modified accrual basis)
2.1.3.1 Basis Kas ( Cash Basis )
Basis kas ini merupakan basis kas yang paling sederhana. Dalam basis ini
transaksi ekonomi dan kejadian yang terjadi diakui ketika kas diterima atau
dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
16
untuk mengetahui penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatau periode
(Harun, 2009:40). Noerdiawan (2007:142) menjelaskan pengakuan basis kas ini
hanya berdasarkan pada kas masuk dan kas keluar saja selain itu fokus
pengukuran hanya pada kas, sehingga di neraca yang dilaporkan hanya akun kas
dan ekuitas dana yang ada di sisi pasiva hanya menggambarkan keadaan kas.
Akuntansi berbasis kas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari basis ini antara lain laporan keuangan memperlihatkan sumber dana, alokasi
dan penggunaan sumber-sumber kas. Kelebihan lain dari basis ini mudah
dimengerti dan dijelaskan sehingga tidak perlu pengetahuan yang mendetail
tentang akuntansi bagi pembuat laporan keuangan dan tidak membutuhkan
pertimbangan dalam menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode.
Kekurangan pun dimiliki oleh akuntansi berbasis kas ini yaitu hanya
memfokuskan pada arus kas dan mengabaikan arus sumber daya lain yang
mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang
dan jasa untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Kemudian laporan
posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan karena dalam pencatatannya tidak
menggunakan double entry. Akuntansi basis kas ini juga tidak dapat digunakan
untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, kontrol dan evaluasi
kinerja karena tidak menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of
service) (Harun, 2009:41).
2.1.3.2 Basis Akrual ( Accrual Basis )
Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah
dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
17
di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum
benar-benar diterima atau dikeluarkan (Ritonga, 2006). PSAP 01 juga menyatakan
bahwa: “basis akrual yakni basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar”.
Harun (2009:43) juga menambahkan akuntansi berbasis akrual adalah
sebuah metode umum dalam sistem pencatatan akuntansi double entry yang
mempertemukan pendapatan dan biaya pada periode yang saling berkaitan.
Akuntansi berbasis akrual juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut
International Federation of Accountants (IFAC) No. 1 tentang Transition to The
Accrual Basis of Accounting: Guidance for Governments and Government
Entities (Second edition, 2003) penerapan basis akrual pada akuntansi
pemerintahan memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Kelebihan basis akrual
dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran bagaimana Pemerintah membiayai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan pendanaannya.
2. Menyediakan informasi yang digunakan oleh pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi kemampuan Pemerintah saat ini untuk membiayai
aktivitas dan memenuhi segala kewajiban serta komitmen yang ada.
3. Menunujukkan posisi dan perubahan posisi keuangan Pemerintah.
4. Menyediakan ruang bagi pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan
pengelolaan sumber daya yang dikelolanya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
18
5. Memberikan manfaat untuk mengevaluasi kinerja Pemerintah secara efisiensi
dan efektivitas serta pencapaian hasil akhir dalam penggunaan sumber daya
yang dikelolanya.
Kekurangan dari basis akrual ini menurut International Federation of
Accountants (IFAC) No. 1 tentang Transition to The Accrual Basis of Accounting:
Guidance for Governments and Government Entities (Second edition, 2003)
yakni:
a. Penerapan basis ini perlu mempersiapkan biaya yang cukup besar karena
untuk menangani penilaian aset, penyiapan kebijakan akuntansi, membangun
sistem akuntansi untuk mendukung sistem tersebut dibutuhkan komputer atau
peralatan lainnya serta sumber daya manusia yang siap untuk menangani
akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
b. Basis akrual kurang memberikan arti untuk sektor publik atau pemerintahan
karena didesain untuk mengukur laba.
c. Basis akrual lebih kompleks memungkinkan parlemen (DPR/DPRD) kurang
memberikan perhatian dalam menelaah laporan keuangan sehingga
mengurangi akuntabilitas.
d. Diperlukan ruang yang lebih luas dalam hal pertimbangan professional
(professional judgement) baik penyedia laporan keuangan maupun auditor
pemerintah.
2.1.3.3 Basis Kas Modifikasian (Modified Cash Basis)
Menurut Nordiawan (2007:143) basis kas modifikasian ini transaksinya
dicatat berdasarkan kas yang diterima atau dibayarkan, sehingga neraca yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
19
dihasilkan akan seperti neraca berbasis kas. Pada dasarnya basis ini sama dengan
akuntansi basis kas. Perbedaan basis kas ini berada pada fokus pengukurannya
yang menggunakan semua sumber daya bukan hanya kas, sehingga posisi laporan
keuangan dapat menggambarkan keadaan semua sumber daya yang ada (seperti
utang dan piutang) tidak hanya kas.
Perbedaan yang lain terdapat dalam pembukuan untuk periode berjalan
masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1
atau 2 bulan setelah periode berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang
terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan
sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode
pelaporan yang sebelumnya. Arus kas pada awal periode pelaporan yang
diperhitungkan dalam pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan
keuangan.
Basis ini dalam laporan keuangannya memerlukan pengungkapan
tambahan atas pos-pos tertentu yang biasanya diakui dalam basis akrual.
Pengungkapan ini tergantung dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan
atas pos-pos yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan
yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang yang akan
diterima dan utang yang akan dibayar selama periode tertentu sebagai aset dan
kewajiban keuangan (Harun, 2009:42).
2.1.3.4 Basis Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basis)
Basis kas ini banyak digunakan oleh negara yang menggunakan multidana
dalam akuntansi pemerintahannya seperti Amerika Serikat. Pada dasarnya basis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
20
akrual modifikasi ini adalah basis akrual yang mencatat transaksi sesuai dengan
kejadiannya, tidak semata-mata pada saat kas diterima atau dibayarkan. Fokus
pengukurannya hanya pada sumber daya yang bersifat lancar (Nordiawan,
2007:144). Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual ini dapat dilihat dalam
praktik (Harun, 2009:45) sebagai berikut :
a. Pengakuan seluruh aset, kecuali aset infrastruktur, aset pertahanan, dan aset
bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu
pengakuisisian. Perlakuan ini diadopsi karena praktik yang sulit dan biaya
yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aset tersebut.
b. Pengakuan hampir seluruh aset dan kewajiban menurut basis akrual, namun
pengakuan pendapatan berdasarkan pada basis kas ata modifikasi dari basis
kas.
c. Pengakuan hanya untuk aset dan kewajiban financial jangka pendek.
d. Pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti
utang pensiun.
2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Accrual ( Peraturan
Pemerintah nomor 71 tahun 2010)
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan telah menyusun Standar
Akuntasi Pemerintahan dengan basis akrual yang merupakan langkah awal dalam
menerapkan akuntansi berbasis akrual dengan menetapkan Peraturan Pemerintah
RI nomor 71 tahun 2010 menggantikan Peraturan Pemerintah RI nomor 24 tahun
2005. Hal ini sejalan dengan amanat dalam UU No. 17 tahun 2003 pasal 36 (1)
yang memberikan masa transisi selama lima tahun untuk penerapan pengakuan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
21
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual (Simanjuntak,2005).
Ketentuan undang-undang tersebut mewajibkan untuk segera menerapkan basis
akrual dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010 sebagai pedoman
dalam pelaksanaannya.
Akuntansi berbasis akrual menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi berbasis akrual merupakan basis akuntansi yang melakukan
pencatatan dan pengakuan pada saat terjadi transaksi tanpa memperhatikan adanya
arus kas akibat transaksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (8) menyatakan
bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengakui pendapatan, beban, aset,
utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Maksud dari definisi
tersebut penggunaan basis akrual untuk mengakui transaksi yang berkaitan
dengan pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas. Sedangkan untuk mengakui
transaksi yang berkaitan dengan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaksanaan anggaran menggunakan basis akuntansi yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.
Akuntansi berbasis akrual sangat ini menjadi tren di berbagai negara.
Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
22
keuangan modern (sector public) yang bertujuan untuk memberikan informasi
yang lebih transparan mengenai biaya pemerintah dan meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi
yang diperluas, tidak sekedar basis kas (Mulyana,2009).
Alasan penggunaan basis akrual ini dalam pemerintah juga dijelaskan oleh
Widjajarso (2008) sebagai berikut :
1. Akuntansi berbasis kas tidak menghasilkan informasi yang cukup, misal
transaksi non kas untuk pengambilan keputusan ekonomi contohnya hutang
dan piutang, sehingga penggunaan basis akrual sangat disarankan.
2. Akuntansi berbasis akrual menyediakan informasi yang tepat untuk
menggunakan biaya operasi yang sebenarnya (full costs of operation).
3. Akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan informasi yang dapat
dihandalkan dan informasi aset dan kewajiban.
4. Akuntansi berbasis akrual yang menghasilkan informasi keuangan yang
komprehensif, misalnya penghapusan piutang yang tidak ada pengaruhnya di
laporan berbasis kas.
Perbedaan PP nomor 24 tahun 2005 dengan PP 71 tahun 2010 ini dapat
dilihat utamanya dalam komponen laporan keuangan. Perbandingan komponen
laporan keuangan antara PP nomor 24 tahun 2005 dengan PP nomor 71 tahun
2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
23
Tabel 2.1 Perbedaan Komponen Laporan Keuangan PP 24 tahun 2005
dengan PP 71 tahun 2010
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
Komponen Laporan Keuangan
Pokok :
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan
Keuangan
Laporan yang bersifat optional :
a. Laporan Kinerja Keuangan
(LKK)
b. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
Komponen Laporan Keuangan
Pokok :
A. Laporan Anggaran :
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (SAL)
B. Laporan Finansial:
1. Neraca
2. Laporan Operasional
(LO)
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE)
C. Catatan atas Laporan
Keuangan
Sumber : KSAP. 2010. Pokok-Pokok Perbedaan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dengan SAP Berbasis Akrual .Jakarta
Komponen laporan keuangan berdasarkan PP 71 Tahun 2010 yang
berbeda dengan PP 24 Tahun 2005 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan realisasi anggaran menggunakan basis akuntansi kas dalam
penyajiannya. Pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat
diterima pada rekening kas umum Negara/Daerah. Sedangkan belanja dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
24
pengeluaran pembiayaan diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
rekening kas umum Negara/Daerah. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke laporan perubahan saldo
anggaran lebih (SAL).
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Laporan ini menginformasikan penggunaan dari Sisa lebih
pembiayaan anggaran tahun sebelumnya (SILPA) atau sumber dana yang
digunakan untuk menutup sisa kurang anggaran tahun lalu (SILKA),
sehingga tersaji sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan.
Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan sekurang-kurangnya
pos-pos :
1) Saldo anggaran lebih awal
2) Penggunaan saldo anggaran lebih
3) Sisa lebih/kurang pembiayaan tahun berjalan
4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya
5) Saldo anggaran lebih akhir
3. Laporan Operasional (LO)
Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
25
periode pelaporan. Laporan operasional sekurang-kurangnya menyajikan pos-
pos sebagai berikut:
1) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya
hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya
ekonomi.
2) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui
pada saat timbulnya oleh entitas pelaporan.
3) Surplus/defisit dari operasi
Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara pendapatan
dan beban selama satu periode pelaporan. Sedangkan defisit dari dari
kegiatan operasional adalah selisih kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan
dan beban selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
surplus/defisit dari kegiatan operasional.
4) Kegiatan Non Operasional
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokkan
tersendiri dalam kegiatan non operasional. Selisih lebih/kurang antara
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
26
surplus/defisit dari kegiatan operasional dan surplus/defisit dari kegiatan
non operasional merupakan surplus/defisit sebelum pos luar biasa.
5) Surplus/defisit sebelum pos luar biasa
6) Pos Luar biasa
Pos luar biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam laporan
operasional dan disajikan sesudah surplus/defisit sebelum pos luar biasa.
Pos luar biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
a. Kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun
anggaran.
b. Tidak diharapkan terjadi berulang-ulang.
c. Kejadian diluar kendali entitas pemerintah.
7) Suplus defsit-LO
Surplus/defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa. Saldo surplus/defisit-LO pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya
pos-pos:
1) Ekuitas awal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
27
2) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dana,
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar,
misalnya koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset
tetap.
4) Ekuitas akhir
2.1.5 Strategi Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (PP nomor
71 Tahun 2010)
Implementasi akuntansi akrual di pemerintahan merupakan tantangan besar dan
penerapan ini di pemerintahan suatu negara tidaklah mudah. Perlu kehati-hatian
dalam memilih strategi penerapan akuntansi berbasis akrual, karena basis akrual
relatif lebih komplek dibandingkan dengan basis kas yang relatif sederhana.
Widjajarso (2008) memaparkan bahwa penerapan akrual basis terdapat dua model
yakni :
1. Model sekaligus (big bang).
Pilihan atas metode konversi harus dilakuan secara hati-hati sampai saat ini
metode big bang sangat jarang digunakan (Ichsan, 2013). Model ini dilakukan
dalam jangka waktu yang sangat singkat. Manfaat model ini mendukung
terjadinya perubahan budaya organisasi, cepat mencapai tujuan, dan
menghindari risiko kepentingan. Kelemahan juga dimiliki oleh model ini
yakni beban kerja menjadi tinggi, tidak ada waktu untuk menyelesaikan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
28
masalah yang timbul, dan komitmen politik mungkin bisa berubah
(Widjajarso, 2008).
2. Model bertahap.
Model bertahap memiliki jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan model big bang sekitar empat sampai enam tahun (Mongoloi, 2013).
Keuntungan model ini dapat diketahui permasalahan yang mungkin timbul
dan dicarikan cara penyelesaiannya selama masa transisi untuk mengurai
resiko kegagalan. Namun untuk dapat menerapkan model ini dibutuhkan
sumber daya manusia yang banyak karena menerapkan dua basis secara
bersamaan. Hal ini akan mempersulit perubahan budaya organisasi dan
momentum penerapan basis akrual akan hilang (Widjajarso, 2008).
Tabel 2.2 Strategi Penerapan SAP Akrual Secara Bertahap
Tahun Strategi Penerapan SAP Akrual
2010 Penerbitan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis
akrual,
Mengembangkan framework Akuntansi berbasis Akrual
Sosialisasi SAP berbasis akrual
2011 Penyiapan aturan pelaksanaan dan kebijakan akuntansi
Pengembangan sistem akuntansi dan TI bagian pertama
(Proses bisnis dan requirement)
Pengembangan kapasitas SDM
2012 Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI (Lanjutan)
Pengembangan kapasitas SDM (Lanjutan)
2013 Piloting beberapa KL dan BUN
Reviu, Evaluasi dan penyempurnaan sistem
Pengembangan kapasitas SDM (Lanjutan)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
29
2014 Parallel run dan konsolidasi seluruh LK
Review, Evaluasi dan penyempurnaan system
Pengembangan kapasitas SDM (Lanjutan)
2015 Implementasi penuh,
Pengembangan kapasitas SDM (Lanjutan)
Sumber : KSAP. 2010. Sosialisasi PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP .Jakarta
2.1.6 Komponen Pendukung Kesuksesan dalam Implementasi Standar
Akuntansi Pemerintahan (PP nomor 71 Tahun 2010)
Penerapan standar akutansi pemerintahan basis akrual secara penuh ini
membutuhkan komponen pendukung demi tercapainya keberhasilan atas
penerapannya. Beberapa komponen pendukung keberhasilan penerapan standar
akuntansi pemerintahan berbasis akrual menurut Ichsan (2013) dipaparkan dalam
penjelasan dibawah ini:
a. Komitmen dari Pimpinan
Komitmen merupakan kunci keberhasilan dari suatu perubahan, karena
mencakup loyalitas dan keterlibatannya dalam memberikan dukungan untuk
tercapainya suatu tujuan. Menurut Robbins (2002:15) berpendapat bahwa
komitmen organisasi adalah keadaan dimana seorang karyawan memihak pada
suatu organisasi tersebut dan tujuannya, serta berniat untuk memelihara
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Jadi, komitmen menggambarkan
kondisi sejauh mana hubungan seorang pegawai dalam melibatkan dirinya pada
organisasinya serta memiliki keinginan untuk tetap tinggal di organisasi itu.
Penyebab kelemahan penyusunan laporan keuangan pada beberapa
Kementrian/Lembaga adalah dari komitmen pimpinan satuan kerja khusus SKPD
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
30
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) sebagai penerima dana Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan (Simanjuntak,2005). Oleh karena itu komitmen yang tinggi dari
pimpinan juga diperlukan untuk membangun tata kelola dan sistem pengendalian
internal organisasi yang baik (Ichsan, 2013).
b. Sumber Daya Manusia yang Kompeten.
Sumber Daya Manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus
penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan
dari organisasi. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam
memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan
laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah (Adventana,-). Pelaporan keuangan yang menuntut
ketepatan waktu memerlukan tenaga yang mampu bekerja secara kompeten dan
memiliki integritas yang baik. Hal ini yang menyebabkan perlunya SDM yang
baik dan terlebih menguasai akuntansi pemerintahan (Yafie,2012).
Manusia merupakan unsur terpenting dalam dalam memberikan kontribusi
demi keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah manusia yang
mampu melakukan pekerjaan bagi suatu bisnis, dengan memberikan
kontribusinya menggunakan kemampuan fisik mereka maupun menggunakan
kemampuan mentalnya (Madura 2007:11).
Rekrutmen dan pelatihan sumber daya manusia diperlukan agar berkompeten
dan profesional dalam pengelolaan keuangan. Persiapan dalam sumber daya
manusia adalah salah satu faktor utama dalam upaya implementasi SAP berbasis
akrual. Indriasari (2008), mengatakan untuk menilai kapasitas dan kualitas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
31
sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi,
dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut.
c. Teknologi Informasi yang Memadai
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang kompleks ini dapat dipastikan
memerlukan teknologi informasi yang rumit dan membutuhkan waktu serta biaya
yang tidak sedikit. Teknologi informasi menurut Haryanto (2012) merupakan
istilah umum teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi. Menurut Oktaviani,
et al (2014) menjelaskan bahwa,
Sistem informasi ini diperlukan untuk mengintegrasikan anggaran dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Sistem informasi ini dapat menjadi alat komunikasi dan koordinasi yang terpadu. Salah satu tujuannya adalah agar perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat dapat sejalan pelaksanaannnya dengan program yang dilakukan pemerintah daerah.
Teknologi informasi diperlukan untuk memproses dan mengolah berbagai
informasi dalam penyusunan laporan keuangan agar sesuai dengan SAP, yaitu
Sistem Informasi Keuangan Daerah. Menurut PP Nomor 24 Tahun 2005, Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan posisi keuangan dan operasi pemerintah. Sedangkan menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 232 Ayat 2, Sistem akuntansi
pemerintahan daerah meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
32
Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware dan
software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai
teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi (Adventana,-). Menurut Ichsan
(2013) entitas pelaporan yang telah memiliki sistem informasi akuntansi dan dapat
menjalankannya dengan baik akan lebih cepat memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan akuntansi akrual. Untuk itu perlu benar-benar memahami
dan meyakini bahwa sistem informasi akuntansiyang ada saat ini meskipun masih
menggunakan basis kas menuju akrual.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai kesiapan Pemerintah dalam menerapkan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual antara lain:
1. M. Dhairolly Yafie (2012)
Penelitian mengenai implementasi akuntansi berbasis akrual pernah
dilakukan oleh Yafie (2012) dengan Judul “Penerapan Basis Akrual Pada
Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia”dijelaskan bahwa penerapan basis ini
diharapkan mampu memperbaiki kinerja satuan pemerintahan. Disitu juga
diterangkan mengenai negara lain yang telah menerapkan basis ini, kekuatan dan
kelemahan dalam penerapan basis ini, serta mengulas peluang dan tantangan yang
akan menghadang dalam pelaksanaan akrual basis ini dalam pemerintahan.
2. Ardiansyah (2013)
Penelitian Ardiansyah (2013) berjudul “Factors Affecting the Readiness of
PP no.71 tahun 2010 about Government Accounting Standards (Case Study on
Working Units in KPPN Malang’s Working Area)” bertujuan untuk menganalisis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
33
faktor yang mempengaruhi kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan
dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada 160 unit
kerja di wilayah kerja KPPN Malang dengan menggunakan kuesioner. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data 118. Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi, dan
komunikasi. Variabel terikat adalah kesiapan penerapan standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
menganalisis data. Hasil statistik menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual adalah kualitas
sumber daya manusia dan komunikasi, sedangkan komitmen organisasi, tidak
mempengaruhi kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual.
3. Kamal Dwi Rasyid (2014)
Penelitiannya yang berjudul Ánalisis Perbedaan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berbasis cash toward accrual (PP No. 24/2005) dengan SAP
berbasis accrual (PP No. 71/201 (Studi Kasus di Pemerintah Kota Batu)”
menerangkan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Cash
Towards Accrual (CTA) (PP No. 24 Tahun 2005) di Pemerintah Kota Batu yaitu
Perwali Kota Batu No. 44 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Kota Batu dan pedoman penerapan SAP Accrual Basis (AB) (PP No. 71 Tahun
2010) pada Pemerintah Daerah (Permendagri No. 64 Tahun 2013), serta
menganalisis berbagai perbedaan-perbedaannya, khususnya dalam pengakuan,
pengukuran serta penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Melalui metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus di Pemerintah Kota Batu, penelitian ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
34
menghasilkan suatu pandangan mengenai SAP Accrual Basis (PP 71 Tahun 2010)
merupakan pengembangan dari SAP Cash Towards Accrual.
4. Hetti Herlina (2013)
Penelitian yang dilakukan Herlina (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Pemerintahan Daerah
dalam Implementasi PP No. 71 Tahun 2010 (Studi Empiris: Kabupaten Nias
Selatan) ini terfokus untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan Pemda dalam implementasi kebijakan. Faktor yang
berpengaruh terhadap kesiapan Pemerintah daerah dalam pengimplementasian PP
71 tahun 2010 antara lain faktor perilaku, faktor ketrampilan dan faktor informasi.
5. Zakiah Saleh dan Maurice W. Pendlebury (2006)
Penelitian lain diluar negeri dilakukan oleh Saleh Z. and Maurice W.
Pendlebury (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa akuntasi berbasis
akrual telah berhasil diadopsi beberapa negara. Penelitian ini dilakukan di
Malaysia dengan menyebar kuisioner survei untuk mendapatkan opini yang
obyektif. Pemerintah Malaysia mengungkapkan bahwa meskipun akuntansi dan
pelaporan sistem saat ini secara umum dirasakan telah mampu untuk memenuhi
tujuan utamanya ada juga kebutuhan jelas merasa untuk perbaikan, termasuk
berpindah ke akuntansi akrual.
6. Juta Tikk (2010)
Peneliti ini membahas tentang pelaksanaan akuntansi akrual untuk sektor
publik di Estonia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah scientific
research. Menjelaskan tentang masalah utama dan risiko untuk menghadapi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
35
proses perubahan sistem akuntansi. Perubahan transisi ke akuntansi berbasis
akrual secara penuh perlu didukung oleh sistem IT yang maju. Reformasi sector
public membutuhkan waktu yang lama dan proses yang mahal akan tetapi
nantinya akan membawa peningkatan kualitas layanan termasuk informasi kepada
masyarakat. Manfaat ini dapat dilihat secara maksimal setelah beberapa dekade.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
36
Tabel 2.3
Ringkasan Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Ini
No. Peneliti Judul Penelitian Dekripsi Persamaan Perbedaan
1
M. Dhairolly
Yafie (2012)
Penerapan Basis Akrual Pada Standar Pemerintahan Indonesia
Penelitian ini membahas tentang empat dimensi dalam penerapan basis akrual. Dimensi itu anatara lain aspekkelebihan, aspek kekurangan, aspek peluang, dan aspek tantangan. Selain itu peneliti juga menerangkan tentang strategi apa yang dilakukan dalam penerapan akrual basis di Indonesia.
Penelitian ini juga membahas tentang bagaimana strategi penerapan akrual basis di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur.
Komponen faktor pendukung dalam kesiapan pemerintah dalam menerapkan basis akrual adalah komitmen, sumber daya manusia dan teknologi informasi.
2Ardiansyah
(2013)
Factors Affecting the Readiness of PP no.71 tahun
2010 about Government Accounting
Standards (Case Study on
Working Units in KPPN Malang’s Working Area)
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian adalah survey terhadap responden. Variabel yang digunakan yakni kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan komunikasi.
Menggunakan sumber daya manusia dan komitmen untuk melihat kesiapan dalam penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Komponen pendukung untuk melihat kesiapan ini menggunakan teknologi informasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
37
3Kamal Dwi Rasyid (2014)
Analisis Perbedaan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Cash Towards Accrual (PP No. 24/2005) Dengan SAP Berbasis Accrual (PP No. 71/2010) (Studi Kasus di Pemerintah Kota Batu)
Penelitian ini menganalisis perbedaan standar akuntansi pemerintahan berbasis Cash Toward Accrual dan standar akuntansi pemerintahan berbasis Accrual. Selain itu membahas pengakuan, pengukuran serta penyajian pengungkapan.
Penelitian ini membahas tentang kesiapan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Accrual.
4Hetti
Herlina (2013)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Pemerintahan Daerah dalam Implementasi PP No. 71 Tahun 2010 (Studi Empiris: Kabupaten Nias Selatan)
Penelitian ini terfokus untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan Pemda dalam implementasi kebijakan. Faktor yang mempengaruhi tersebut dalam penelitian ini antara lain faktor perilaku, faktor ketrampilan dan dan faktor informasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan model studi kasus instrumental dan metode kuantitatif dengan analisis faktor.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus
Penelitian yang dilakukan tidak menggunakan metode kuantitatif dengan model analisis faktor
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
37
Sumber : Berbagai Jurnal
5
Zakiah Saleh dan Maurice W. Pendlebury (2006)
Accruals Accounting in Government –Developments in Malaysia
Penelitian ini melakukan penyebaran kuisioner dengan faktor peningkatan yang penting dalam pengembangan akuntansi pemerintahan antara lain : peningkatan profesionalisme, perubahan teknologi, permintaan dari masyarakat, krisis keuangan dan permintaan dari debitur.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan dalam penerapan basis akrual dengan menggunakan komponen pendukung seperti komitmen, sumber daya manusia yang kompeten dan teknologi informasi.
6Juta Tikk (2010)
Accounting Changes in The Public Sector in Estonia
Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual untuk sektor publik yang dilakukan di Estonia. Dengan menggunakan scientific research methods. Peneliti menjelaskan masalah utama dan risiko untuk menghadapi sehubungan dengan proses perubahan sistem akuntansi serta memberikan solusi.
Penelitian ini sama-sama membahas tentang masalah yang dihadapi dalam penerapan berbasis akrual.
Perbedaan ada pada metode yang digunakan. Metode yang digunakan adalah studi kasus.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
37
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
39
2.3 Kerangka Berpikir
Pemerintah Indonesia tentunya menginginkan pemerintahan yang bersih.
Pengelolaan keuangan negara dituntut agar dijalankan dengan transparan dan
akuntabel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan perubahan dibidang
akuntansi pemerintahan. Namun kenyataanya penerapan sistem akuntansi yang
baru yakni sistem akuntansi berbasis akrual belum bisa diterapkan secara penuh.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai kesiapan penerapan PP
Nomor 71 Tahun 2010 berbasis akrual yang belum bisa diterapkan secara penuh
karena masih ada hambatan dan kendala. Berbagai kendala membuat pemerintah
Indonesia susah menerapkan sehingga masih menggunakan PP Nomor 24 Tahun
2010 yaitu basis kas menuju akrual sebelum ke PP Nomor 71 Tahun 2010.
Penelitian mengenai kesiapan pemerintah dalam menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual ini banyak dilakukan. Perbedaan dengan
penelitian sebelumnya terletak pada metodelogi penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Prosedur pengumpulan data
dilakukan secara langsung dengan wawancara dan pengamatan langsung dengan
subjek penelitian yaitu Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Subbagian
Keuangan. Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI
40
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber: Data Olahan, 2014
Perubahan dibidang akuntansi pemerintahan
Kesiapan penerapan basis accrual
Berbasis Cash Toward Accrual
Berbasis Acrual, penerapan full accrual pada tahun 2015
Peraturan Pemerintahan Nomor 71 tahun 2010 menggantikan PP Nomor 24 tahun 2005
Kendala dalam menerima perubahan
Dikeluarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 tahun 2005
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS KESIAPAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
FENTI NANO’ PUTRI