pembuktian

9
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam perekonomian Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan pokok antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah adalah adanya larangan untuk membayar dan menerima bunga pada perbankan syariah. Dalam penelitian Yusuf dan Wiroso (2011) menyebutkan bahwa bank syariah lahir dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam menjalankan aktivitas perbankannya, terutama dalam hal pelarangan terhadap riba dalam berbagai bentuk, unsur judi (maisyir), unsur penipuan (gharar), unsur ketidakjelasan atau tidak sah (bathil) dan menghindari materi-materi yang diharamkan, serta berasaskan kemitraan, keadilan, kejujuran dan amanat. Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah. Hal tersebut dapat terlihat dalam undang-undang No.7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional pada perbankan syariah. Namun, setelah adanya perubahan dari Undang-Undang No.7 tahun 1992, yaitu Undang- Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, maka bank syariah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank

Upload: lalu-dhodik-martha-sumarna

Post on 14-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

    memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam

    perekonomian Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan

    pokok antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah adalah adanya larangan

    untuk membayar dan menerima bunga pada perbankan syariah.

    Dalam penelitian Yusuf dan Wiroso (2011) menyebutkan bahwa bank syariah

    lahir dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam menjalankan aktivitas perbankannya,

    terutama dalam hal pelarangan terhadap riba dalam berbagai bentuk, unsur judi

    (maisyir), unsur penipuan (gharar), unsur ketidakjelasan atau tidak sah (bathil) dan

    menghindari materi-materi yang diharamkan, serta berasaskan kemitraan, keadilan,

    kejujuran dan amanat.

    Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari

    pemerintah. Hal tersebut dapat terlihat dalam undang-undang No.7 tahun 1992 yang

    belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional pada perbankan syariah.

    Namun, setelah adanya perubahan dari Undang-Undang No.7 tahun 1992, yaitu Undang-

    Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, maka bank syariah telah memiliki

    landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh

    bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank

  • 2

    konvensional untuk membuka cabang syariah (dual banking system) ataupun

    mengkonversi secara total menjadi bank syariah. Landasan hukum perbankan syariah

    semakin dikuatkan dengan dikeluarkannya undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang

    perbankan syariah yang berdampak pada penguatan kepercayaan masyarakat terhadap

    sistem perbankan alternatif ini.

    Perbankan syariah berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan

    menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam

    bentuk fasilitas pembiayaan. Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama dan

    menjadi sumber utama pendapatan bagi bank syariah. Bentuk pembiayaan perbankan

    syariah diantaranya adalah berdasarkan prinsip jual beli barang pada harga asal di

    tambah dengan keuntungan yang disepakati (murabahah), pembelian barang yang

    diserahkan di kemudian hari sementara pembayarannya dilakukan di muka (salam),

    pemindahan hak guna atas barang dan jasa tanpa diikuti dengan pemindahan

    kepemilikan (ijarah), pembelian barang yang dilakukan dengan kontrak penjualan yang

    disepakati (istishna), kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama

    menyediakan modal, sedangkan pihak lain menjadi pengelola (mudharabah),

    pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).

    Dari beberapa hasil survei, ternyata bank-bank syariah pada umumnya, banyak

    menerapkan murabahah sebagai metode pembiayaan yang utama, meliputi kurang lebih

    75% dari total kekayaan mereka. Sejak awal tahun 1984 di Pakistan, pembiayaan jenis

    murabahah mencapai sekitar 87%. Sementara itu, di Dubai Islamic bank, pembiayaan

    murabahah mencapai 82% dari total pembiayaan selama tahun 1989. Bahkan, di Islamic

    Development Bank (IDB), selama lebih dari sepuluh tahun periode pembiayaan, 73%

  • 3

    dari seluruh pembiayaannya adalah murabahah (Abdullah Saeed, 2002). Berdasarkan

    data statistik perbankan syariah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia pada awal

    tahun 2004, jual beli murabahah menunjukkan posisi lebih dari 50%.

    Nabila (2011) mengindikasikan bahwa ketertarikan nasabah pada perbankan

    syariah lebih tertarik menggunakan pembiayaan jangka pendek yang beresiko lebih

    kecil, yaitu murabahah dibandingkan mudharabah atau musyarakah yang bersifat

    jangka panjang. Selain itu, Lestari (2008) menyatakan bahwa pembiayaan murabahah

    sampai saat ini masih merupakan pembiayaan yang dominan bagi perbankan syariah,

    tetapi masih banyak masyarakat yang bingung membedakan antara bunga pada bank

    konvensional dan margin pada bank syariah.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

    pembiayaan murabahah yang tidak menganut prinsip bunga atau riba, melainkan

    menggunakan prinsip perolehan keuntungan atau margin, dimana produk murabahah

    merupakan salah satu produk bank syariah yang paling banyak dilaksanakan.

    Dari uraian tersebut, penerapan PSAK No. 102 atas pembiayaan murabahah

    yang disahkan tangal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 perlu

    dipahami lebih dalam, karena penerapan ketentuan tersebut memungkinkan dapat

    berdampak besar terhadap perkembagan bank syariah dimasa yang akan datang.

    Oleh karena itu, peneliti menyusun skripsi ini dengan judul

    ANALISIS PENERAPAN PSAK No. 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH

    PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT

    INDONESIA, TBK)

  • 4

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana penerapan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat

    Indonesia Tbk?

    2. Apakah penerapan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia

    Tbk telah sesuai dengan PSAK No. 102 tentang akuntansi murabahah?

    3. Apakah kendala-kendala yang dihadapi PT Bank Mualamat Indonesia Tbk

    dalam penerapan pembiayaan murabahah berdasarkan PSAK No.102?

    1.3 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian dibuat untuk menghindari atau mencegah agar

    pembahasan tidak meluas. Ruang lingkup tersebut adalah objek penelitian dalam

    penelitian ini, yaitu pada PT Bank Mualamat Indonesia Tbk sebagai salah satu lembaga

    keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan

    menggunakan prinsip-prinsip perbankan syariah. Sedangkan penelitian difokuskan untuk

    mengkaji penerapan pembiayaan murabahah pada bank tersebut, mencakup pengakuan,

    pengukuran, penyajian dan pengungkapannya berdasarkan PSAK No.102..

    1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui penerapan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat

    Indonesia Tbk

  • 5

    2. Untuk menganalisis kesesuian pengakuan, pengukuran, penyajian dan

    pengungkapan pembiayaan murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

    berdasarkan PSAK No.102.

    3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT Bank Muamalat Indonesia

    Tbk dalam penerapan akuntansi murabahah berdasarkan PSAK No.102.

    Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan masukan atau

    pertimbangan kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, khususnya mengenai

    pembiayaan murabahah.

    2. Sebagai referensi dan kajian ilmiah bagi para mahasiswa yang ingin melakukan

    penelitian mengenai pembiayaan pada bank syariah.

    3. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pembiayaan murabahah

    sebagai produk bank syariah serta perbedaan antara margin pada pembiayaan

    murabahah bank syariah dengan bunga pada pemberian kredit pada bank

    konvensional.

    1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian

    Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif,

    menggunakan data primer dimana data yang dihasilkan adalah data yang deskriptif

    berupa tulisan mengenai hasil analisis atas penerapan PSAK No.102 terhadap

    pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

    dengan menggunakan berbagai sumber evaluasi berupa buku ataupun sample.

  • 6

    Adapun data primer yang digunakan penulis meliputi prosedur, fungsi yang

    terkait, catatan akuntansi, serta laporan keuangan perusahaan sehubungan dengan

    pembiayaaan akuntansi murabahah yang diterapkan oleh PT Bank Muamalat Indonesia

    Tbk. Data yang diperoleh langsung dari perusahaan, yaitu data tahun 2011. Waktu yang

    dibutuhkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sekitar 4 (empat) bulan

    terhitung sejak bulan Maret 2012 sampai bulan Juni 2012.

    Penelitian dilakukan pada satu objek saja (studi kasus), yaitu PT Bank Muamalat

    Indonesia Tbk dengan memfokuskan pengkajian terhadap penerapan pembiayaan

    akuntansi murabahah pada bank tersebut. Dengan penelitian ini, diharapkan penulis

    dapat menganalisis kesesuaian penerapan pembiayaan akuntansi murabahah dengan

    PSAK No.102, mengevaluasi dan mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi oleh

    PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dalam penerapan akuntansi murabahah berdasarkan

    PSAK No.102, memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan masukan atau

    pertimbangan kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, khususnya mengenai

    pembiayaan murabahah.

    Metode pengumpulan data yang digunakan penulis selama penyusunan skripsi

    ini adalah metode langsung, yaitu:

    1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research Method). Dilakukan dengan

    mengunjungi perusahaan terkait untuk memperoleh data dan informasi secara

    langsung dengan melakukan hal berikut:

    a. Wawancara, yaitu melakukan teknik pengumpulan data secara langsung dengan

    pihak yang berkepentingan, yaitu pejabat maupun pegawai pada perusahaan terkait

  • 7

    untuk dimintai keterangan dari mereka yang dianggap bertanggungjawab dan

    menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian, sehingga

    diperoleh data dan informasi yang relevan untuk melengkapi informasi yang

    diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Wawancara dilakukan kepada Komite

    Pembiayaan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk untuk memperoleh informasi yang

    memadai, relevan dan mendukung penelitian serta dapat memberikan data maupun

    dokumen yang digunakan perusahaan.

    b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung atas aktivitas untuk

    mendapatkan gambaran umum dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, khususnya

    dalam hal prosedur pembiayaan murabahah.

    2. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method), yaitu melakukan

    pengumpulan data penelitian dengan cara mengumpulkan data berdasarkan buku-

    buku teori mengenai perbankan syariah, diantaranya pengantar akuntansi syariah,

    akad dan produk bank syaraiah, bisnis syariah, akuntansi syariah, ataupun berbagai

    sumber data yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini

    khususnya mengenai penerapan PSAK No.102 atas pembiayaan akuntansi

    murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

  • 8

    1.6 Sitematika Pembahasan

    Secara garis besar, skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, dengan uraian sebagai

    berikut:

    BAB I: PENDAHULUAN

    Dalam bab ini diuraikan secara garis besar mengenai latar belakang

    penelitian, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat

    penelitian, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan atas penelitian.

    BAB II: LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini diuraikan mengenai konsep dasar dan mengulas teori-teori

    yang berkaitan dengan perbankan syariah serta mengenai produk pembiayaan

    perbankan syariah khususnya pembiayaan murabahah serta perlakuan

    pembiayaan tersebut sesuai PSAK No.102, termasuk penelitian kepustakaan,

    kajian literatur yang relevan dengan masalah yang diteliti, sehingga dapat

    memadukan masalah yang ada dan kerangka pemikiran untuk mengembangkan

    skripsi ini. Pada bab ini juga berisi penelitian terdahulu yang telah dilakukan

    tentang topik penelitian ini, yaitu mengenai pembiayaan murabahah pada

    perbankan syariah.

    BAB III: OBJEK PENELITIAN

    Dalam bab ini berisikan uraian dan pembahasan mengenai objek

    penelitian yang dibahas oleh penulis. Dalam bab ini mencakup sejarah singkat

    perusahaan, bidang usaha perusahaan, produk yang dihasilkan perusahaan dan

    struktur organisasi, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

  • 9

    BAB IV: ANALISIS PEMBAHASAN

    Dalam bab ini menyajikan hasil dari pengolahan data yang dilakukan

    penulis, berupa analisis dan identifikasi kendala-kendala yang dihadapi PT Bank

    Muamalat Indonesia Tbk dalam penerapan pembiayaan murabahah serta

    menganalisis kesesuaian penerapan PSAK No.102 atas pembiayaan

    akuntansi murabahah yang dilaksanakan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

    Selain itu juga berisi memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan

    masukan atau pertimbangan kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,

    khususnya mengenai pembiayaan murabahah.

    BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan oleh penulis atas penelitian yang telah

    dilakukan dengan disertai saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan

    maupun masukan bagi perusahaan atas pembiayaan murabahah yang

    diterapkannya dan memberikan kontribusi bagi para pembaca.