pembuatan film kartun ayo selamatkan bumi kita...
TRANSCRIPT
PEMBUATAN FILM KARTUN "AYO SELAMATKAN BUMI KITA" DENGAN TEKNIK HYBRID ANIMATION
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh:
Aditya Himawan Putranto
08.12.3146
kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2013
MAKING CARTOON FILM “AYO SELAMATKAN BUMI KITA” WITH HYBRID ANIMATION TECHNIQUE
PEMBUATAN FILM KARTUN “AYO SELAMATKAN BUMI KITA”
DENGAN TEKNIK HYBRID ANIMATION
Aditya Himawan Putranto Amir Fatah Sofyan
190302047 Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Development of technology in making these cartoon film while growing so as to facilitate, support and maximize the creativity of someone who wants to plunge in making cartoons. The effects of technological developments in making cartoon film produced many techniques in making cartoons. One of these techniques is a Hybrid 2D animation techniques. That technique merger between manual drawing on paper, then scanned and transferred to a computer and then converted to a digital image, then animate and then edited into a cartoon movie. In this thesis, the researcher tried to create and introduce a simple 2D movies cartoon created using a hybrid technique with the title "Let's Save Our Planet". From the 2D cartoon film making, is expected to provide the knowledge and references to the reader about hybrid animation techniques. Keyword: Cartoon, 2D Animation, Hybrid
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi disaat ini semakin berkembang sehingga dapat
memudahkan manusia dalam dalam mendukung dan memaksimalkan kreatifitas di
bidangnya. Salah satunya dalam perkembangan teknologi multimedia dalam pembuatan film
yaitu film kartun animasi 2D (2 dimensi). Animasi 2D merupakan animasi yang paling akrab
dengan dunia keseharian kita. Yang bisanya disebut dengan film kartun, yang artinya film
animasi yang lucu. Saat ini, perkembangan industri film animasi sangat berkembang.
Cukup banyak teknik penganimasian 2D yang terkenal, salah satunya adalah teknik
2D Hybrid animation. Yaitu penggabungan antara gambar manual diatas kertas, di scan dan
ditransfer ke computer kemudian di konversi menjadi gambar digital. Disebut „hybrid‟ karena
menggabungkan kemampuan gambar manual diatas kertas dengan menggunakan aplikasi
Adobe Flash, Photoshop, dan Soundbooth. Meskipun bukan teknik yang baru, teknik animasi
2D ini masih digunakan bagi sebagian kalangan produsen animasi 2D. Dengan memadukan
konsep utama yakni memadukan seni menggambar manual dan dengan pengolahan secara
digital. Hal ini diharapkan dapat membantu bagi setiap orang yang ingin berkarir di dunia seni
animasi 2D, sehingga proses produksi animasi lebih mudah, cepat, dan alat-alat produksi
yang terjangkau sekaligus mudah didapatkan di pasaran.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Multimedia
Istilah multimedia secara etimologis berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari multi
yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium yang berarti sesuatu yang dipakai
untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Jadi multimedia dapat disimpulkan sebagai
suatu penyampaian informasi secara audio dan visual dengan lebih dari satu alat atau cara.
2.2 Animasi
Animasi dalam etimologi (asal mula kata) bahasa Indonesia berasal dari kata
“Animation”. Animation berasal dari bahasa Yunani Anima, yang secara semantics (arti)
berarti “napas” dan napas identik dengan “hidup”, hingga animasi secara sederhana adalah
“memberi hidup pada sesuatu yang tidak hidup sebelumnya”. Pada awalnya, Animasi muncul
karena terjadinya alat sederhana dua sisi seperti koin dengan gambar tertentu, dan saat
dibolak-balik dengan cepat maka mata kita ternyata dapat dimanipulasi atau tertipu, hingga
ditemukannya alat yang lebih kompleks dari sebelumnya, dan animasi menjadi seperti yang
kita lihat dewasa ini.
2.3 Animasi Hybrid
Seperti yang disebutkan di dalam buku Gumelar (2011, pp. 7) „Hybrid animation adalah
animasi yang dihasilkan dengan menggunakan gabungan teknik tradisional dengan teknik
digital atau dengan tambahan alat dan cara secara komputer dimana frame demi frame
image yang diurutkan akhirnya menjadi animasi alami.'1
Berapapun jumlah dan presentase digital dan tradisionalnya tidak begitu
dipermasalahkan, yang penting menggabungkan dua teknik tersebut. Secara tradisional,
untuk membuatnya memerlukan alat-alat tradisional pula seperti kertas, pensil, dan alat-alat
sejenisnya lalu menggabungkannya dengan teknologi alat-alat digital seperti scanner,
computer serta graphic editing, dan movie software.
2.4 Proses Pembuatan Animasi
Tidak melihat animasi dibuat dengan teknik apa, tetapi urutan secara umum pada proses
animasi adalah sama (Gumelar, 2011, pp. 62-65) yaitu2 :
2.4.1 Idea
Hal utama yang menjadi ide, hingga menjadi cerita, dimana meliputi character,
character’s acting & storyline yang terjalin dalam suatu genre (tema/jenis) cerita. Segera pula
dibuat character design, character chart dan dibuat story-nya secara utuh dari awal sampai
akhir (storyline).
2.4.2 Funding & Team Collecting
Dana didapat dari invidu, ataupun secara kelompok, orang yang mendanai suatu
karya animasi disebut dengan nama producer, orang yang mengepalai pembuatan suatu
karya animasi disebut director (sutradara), ada kalanya sutradara yang kala sekaligus
menjadi producer.
2.4.3 Script & Storyboard
Didapat dari ide, character, character’s acting & storyline yang dijadikan bentuk skrip,
agar memudahkan untuk dijadikan storyboard, proses ini dapat dilewati apabila sudah
berbentuk karya komik. Sebab komik juga merupakan storyboard dalam bentuk lain.
2.4.4 Production Process
Proses produksi membuat animasi. Dalam dunia animasi, proses produksi adalah
saat membuat animasi dari storyboard menjadi animasi penuh, ada audionya serta efek-efek
yang diperlukan, istilahnya sudah produk master yang siap diperbanyak (digandakan dan
diduplikasi).
1 Gumelar, M.S. 2011. 2D Animation Hybrid Technique Book A. Indeks. Jakarta, Hal 7
2 Ibid, Hal 62-65
2.5 Software Yang Digunakan
2.5.1 Adobe Photoshop CS5
Adobe Photosop adalah salah satu software manipulasi image yang popular. Adobe
photosop berguna untuk mengoreksi warna image, memperbaiki image, menggabungkan
beberapa image, dan membri efek khusus seperti sorotan cahaya, tetesan air, dan efek
timbul pada image.
2.5.2 Adobe Flash CS5
Adobe Flash adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat
media interaktif. Lingkungan authoring Flash memungkinkan untuk pembuatan game,
animasi, iklan, dan pembuatan fitur halaman web.
2.5.3 Adobe Premiere CS3
Adobe Premiere Pro merupakan software multimedia pengolah video yang sering
digunakan dalam dunia perfilman, penyiaran, dan periklanan.
2.5.4 Adobe Soundbooth CS5
Adobe Soundbooth merupakan software editing audio yang terdapat pada paket
Adobe CS5. Software ini digunakan untuk keperluan proses editing audio seperti merekan
suara, menghilangkan noisepada suatu rekaman, dan kemudian menyimpannya dalam file
audio.
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Ide
Di dalam perancangan film kartun pada laporan ini terinspirasi pada kejadian sehari-
hari pada lingkungan masyarakat, seperti tentang kebiasaan masyarakat yang sering
membuang sampah sembarangan.
3.2 Tema
Tema pada film kartun 2D ini adalah go green, yaitu suatu tindakan penyelamatan
terhadap bumi yang telah mengalami pemanasan global akibat ulah para manusia itu sendiri.
3.3 Logline
Logline dalam film kartun ini adalah: "Bagaimana jika ada 3 orang sahabat yang ribut
gara-gara membuang sampah sembarangan di selokan dan kemudian mereka harus
membersihkan selokan bersama-sama setelah mendapat nasehat dari seorang ustadz.
3.4 Sinopsis
Didalam animasi ini, diceritakan sebuah kehidupan dua orang sahabat si Roko dan Bindut
yang sedang kerja bakti membersihkan sampah diselokan, karena selokan sering mampet
gara-gara banyak sampahnya. Di saat mereka sedang membersihkan selokan, tiba-tiba ada
sampah kaleng minuman soda yang melayang menimpuk kepala Roko, dan Roko mengira
Bindut lah yang melemparnya. Roko kemudian menyuruh Bindut agar tidak bercanda terus
dengan marah-marah sambil menggengam kerah bajunya. Bindut menjelaskan bahwa bukan
dia yang melempar sampah tersebut. sampai sampah keempat yang melayang. mereka
berdua terdiam, saling memandangi dan kebingungan. Si Bindut kemudian berpikir apakah
ini ulah dedemit atau bukan. kemudian mereka melihat arah sampah itu jatuh dari mana.
Ternyata itu lemparan dari rumah sebelah yang ternyata pelakunya adalah teman mereka
sendiri. perdebatan diantara ketiganya tidak terelakkan, sampai menjurus kepada
perkelahian. Disaat mereka berkelahi, ada seorang bapak ustad datang yang melerai mereka
bertiga. Dan kemudian mereka diberi nasehat dan pencerahan tentang tidak baiknya
berkelahi antara teman dan bahayanya buang sampah sembarangan. Setelah ketiganya
sadar, mereka kemudian bergotong-royong membersihkan selokan.
3.5 Diagram Scene
Dibawah ini merupakan penggambaran dari skenario diagram.
3.6 Pengembangan Karakter
Di dalam film animasi kartun ini terdapat 4 karakter yang berperan. Berikut adalah
deskripsinya.
1. Roko
Nama : Roko
Usia : 19 tahun
Sifat : Cepat marah, asal tuduh,
Ciri-ciri : Kurus. rambut belah pinggir.
2. Bindut
Nama : Bindut
Umur : 19 tahun
Sifat : sabar, tukang ngantuk
Ciri-ciri : mata ngantukan, kurus, suka tidur
3. Koko
Nama : Koko
Umur : 19 tahun
Sifat : suka makan, suka santai, dan suka membuang sampah sembarangan
Ciri-ciri : Gemuk, pipi tembem.
4. Pak Ustad
Nama : Pak Ustad
Umur : sekitar 45 tahun
Sifat : Bijaksana, suka memberi nasehat
Ciri-ciri : memakai kopyah, kumis putih, memakai baju koko, dan memakai sarung.
3.7 Naskah
Sebuah naskah cerita/script memiliki standar dalam industri animasi. Ide-ide yang
dimiliki dituangkan dalam sebuah cerita. Bahan dasar pembuatan naskah adalah dari
sinopsis dan pengembangan karakter.
3.8 Membuat Storyboard
Setelah beberapa tahapan dalam pembuatan animasi telah dijalani dan
dipersiapkan, tahapan selanjutnya adalah pembuatan Storyboard. Storyboard adalah
terjemahan berupa gambar cerita dari naskah yang sudah dibuat. Berikut ini adalah
penggalan storyboard dari film kartun ini.
No. Gambar Keterangan Suara Durasi
1.
Fade in, teks
judul, jatuh dari
atas.
Fade Out.
Efek benda
besar jatuh.
10
detik
2.
Long Shot,
Bumi akan terlihat
setelah awan-
awan bergerak ke
pinggir.
Fade In.
Narasi
Musik
gamelan
5 detik
3.
Zoom In,
Gambar Tugu
muncul, setelah
awan-awan
disekitarnya
bergerak.
Fade Out.
Narasi
Musik
gamelan
5 detik
4.
Long Shot.
Suasana selokan
desa
Fade In.
Suara
Sedikit
gemricik air
dan suara
burung
4 detik
5.
Full Shoot Roko
dan Bindut
berdialog
Cut to.
Suara
dialog Roko
dan Bindut.
3 detik
4. Pembahasan
4.1 Penerapan Teknik Hybrid
Pada pembuatan film kartun "Ayo Selamatkan Bumi Kita" ini teknik Hybrid digunakan dalam
proses penggambaran semua karakter dan background yang dilakukan secara tradisional,
dengan cara menggambar manual diatas kertas A4 berwarna putih menggunakan pensil dan
pena, yang kemudian di scan menggunakan scanner dan setelahnya diproses menjadi
animasi di dalam komputer hingga menjadi film film animasi.
4.2 Produksi
Tahap produksi dalam"Pembuatan Film Kartun "Ayo Selamatkan Bumi Kita" Dengan Teknik
Hybrid" adalah menggambar, scanning(pemindaian gambar), membuat Background dan
properti pendukung, coloring(pewarnaan), perancangan animasi, dan editing.
4.2.1 Menggambar
Menggambar adalah tahapan awal dalam proses produksi. Media yang digunakan adalah
kertas dengan ukuran A4 berwarna putih karena agar didalam proses coloring di komputer
lebih mudah di dalam menyeleksi gambar tersebut.
4.2.2 Pembuatan Background dan Propoerty Pendukung
Background merupakan lokasi atau setting dimana animasi itu berada. Background dapat
dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan. Background yang baik harus
memperhatikan detail, perspektif lighting yang disesuaikan dengan situasi pada adegan film.
Properti pendukung adalah suatu properti yang berperan penting di dalam sebuah cerita.
4.2.3 Scanning
Scanning adalah proses memindahkan gambar di kertas ke dalam format digital untuk diedit
dan dikomposisikan menggunakan komputer.
4.2.4 Coloring
Proses coloring atau pewarnaan ada yang menggunakan teknik tradisional yaitu dengan
menggunakan cat air dan ada pula yang menggunakan software komputer, seperti Adobe
Photoshop, Adobe Illustrator, atau CorelDraw jika berbasis vektor.
4.2.5 Perancangan Animasi
Setelah semua bagian-bagian telah selesai diwarnai menggunakan Adobe Photoshop CS5,
selanjutnya bagian bagian tersebut akan di animasikan dengan Adobe Flash CS5.
4.2.6 Editing
Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensinkronkan suara dengan
visual, memberikan effect, dan mengekspor kedalam media yang ditentukan.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan film kartun 2D ini terdiri dari 4 proses. Proses yang pertama adalah proses
pencarian ide yang meliputi meliputi character, character’s acting & storyline yang
terjalin dalam suatu genre (tema/jenis) cerita, membuat character design, character
chart dan dibuat story-nya secara utuh dari awal sampai akhir (storyline). Proses yang
kedua adalah pembuatan script dan storyboard. Proses yang ketiga adalah proses
produksi. Proses yang keempat adalah proses penduplikasian film yang sudah jadi ke
dalam media seperti CD, DVD, Bluray, atau media lainnya.
2. Tahapan dalam pembuatan animasi secara hybrid ini adalah diawali dengan
menggambar manual di media kertas, dan kemudian di scan dan diolah secara digital
menggunakan komputer.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan film kartun ini,
menimbang dari kesimpulan penulis tentang kelemahan dan kekurangan pembuatan film
kartun ini, maka dari itu penulis memberikan saran.
Dalam pembuatan sebuah proyek film kartun, sebaiknya dikerjakan secara team yang
berisi orang-orang yang ahli dalam bidangnya masing-masing, seperti bagian menggambar
dikerjakan oleh ahli menggambar, bagian ide cerita dikerjakan oleh orang yang ahli membuat
cerita, pada bagian animasi diserahkan kepada animator. Sehingga waktu pengerjaan
proyek dapat lebih cepat.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan penulis dalam pembuatan film kartun ini
adalah masih adanya sisa-sisa sketsa pensil yang belum terhapus, sehingga masih tampak
kotor saat pengerjaan coloring di dalam Adobe Photoshop. Kemudian terdapat ada bagian
outline karakter yang belum tersambung, sehingga saat proses seleksi pada bagian tersebut
bagian lain ikut terseleksi. Hal yang juga dirasa kurang adalah saat proses dubbing karakter,
karena kurangnya pengawasan dan pengarahan kepada dubber, jadi terdapat intonasi-
intonasi suara karakter yang kurang tepat. Dan juga didalam pembuatan film kartun ini masih
terbatasnya proses penganimasian karakter, yaitu masih terbatas pada gerakan mulut dan
gerakan tangan.
Demikian saran yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan semua orang yang membaca laporan ini agar dapat dikembangkan lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya. 2009. Trik Dahsyat menjadi Animator 3D Handal. Andi Offset. Yogyakarta. Gumelar, M.S. 2011. 2D Animation Hybrid Technique Book A. Indeks. Jakarta. Kurniawan, Mei P. 2008. Modul Multimedia. Mei P. Kurniawan. Yogyakarta. O'Hailey, Tina. 2010. Hybrid Animation Integrating 2d and 3d Assets. Focal Press. America. Suyanto, M., & Aryanto Yuniawan, 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Andi Offset.
Yogyakarta. Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Andi
Offset. Yogyakarta.