mari berikrar aman , selamatkan jiwa gerashiaga.wordpress

36
Mari Berikrar Aman, Selamatkan Jiwa http://gerashiaga.wordpress.com

Upload: ulysses-austin

Post on 02-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mari Berikrar Aman , Selamatkan Jiwa http://gerashiaga.wordpress.com. Sumber : http://geospasial.bnpb.go.id. Sumber : http://geospasial.bnpb.go.id. Kondisi Sekolah di Indonesia. Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh, 750 Sekolah Rusak. Gempa Bumi di Padang, - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Mari Berikrar Aman, Selamatkan Jiwa

http://gerashiaga.wordpress.com

Sumber: http://geospasial.bnpb.go.id

Sumber: http://geospasial.bnpb.go.id

Kondisi Sekolah di Indonesia

2004

2006

2009

2010

2012

Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh, 750 Sekolah Rusak

Gempa Bumi di Yogyakarta, 2900 Sekolah Rusak

Gempa Bumi di Padang, 1606 ruang kelas (241 sekolah rusak); 60 murid meninggal di sekolah

Gempa Bumi dan Tsunami di Mentawai, 7 sekolah rusak

SD : Rusak Sedang: 182.500 Rusak Berat: 110.598

SMP :Rusak Sedang: 82.892 Rusak Berat: 42.428

Mengapa Anak-Anak?• Anak-anak dan orang muda bukanlah korban pasif

dan memiliki peran penting dalam mencegah dan merespon bencana serta mengkomunikasikan pentingnya upaya pengurangan resiko bencana

• Lebih banyak anak yang memiliki ketangguhan menghadapi bencana jika mereka memiliki informasi dan keterampilan yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana dan cara tanggap bencana.

• Inisiatif yang melibatkan anak-anak tidak hanya bagi anak-anak sendiri, tetapi juga menguntungkan keluarga dan masyarakat luas.

• Lingkungan yang memungkinkan bagi tumbuhnya partisipasi anak dalam upaya PRB berarti berkomitmen untuk tidak hanya menggali akar penyebab kerentanan anak terhadap bencana tetapi juga membalikkan paradigma lama tentang gender dan pembangunan sosial anak sebagai agen tidak berdaya.

• Memerlukan advokasi yang kuat untuk anak-anak secara inklusi terlibat dalam pengambilan kebijakan PRB di sekolah/madrasah, desa bahkan sampai tingkat nasional

ASB Indonesia

Mengapa Sekolah/Madrasah?o Jumlah siswa yang

memungkinkan untuk tersebarnya pengetahuan tentang penanggulangan bencana secara lebih luas

o Jumlah guru yang tidak mungkin membantu seluruh siswa dalam keadaan darurat sementara siswa punya kemampuan sendiri jika dilatih

o Melalui pendidikan formal di sekolah, keberlanjutan informasi bisa dijaga/dipertahankan

m o d e l p e n c a n a n g a n

http://www.youtube.com/watch?v=48yZ8iw-lKg

http://www.youtube.com/watch?v=A15HmFiTt3g

Penerapan Sekolah Aman melalui DAK

Pendidikan dan Rehabilitasi

Sekolah1. Disaster

Preparadness start at young

2. Sekolah Aman Hak Anak Bangsa

Keterkaitan Rencana kontingensi dengan Rencana operasi kedaruratan dalam penanggulangan bencana

(sumber :modul Renkon_Ags_30 Sept)

PERBEDAAN SIFAT RENCANA

(sumber : modul Renkon_Ags_30 Sept)

Rencana Kontingensi • Rencana Kontingensi,Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang

didasarkan pada keadaan kontingensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontingensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.

• Definisi “Perencanaan Kontingensi” (UNHCR), Suatu proses perencanaan kedepan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.

• Penekanan “Rencana Kontingensi” pada kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan bencana yakni “Suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan kemampuan untuk memperkirakan kejadian bencana sehingga dapat:– mencegah bencana, – mengurangi dampak mereka – menanggapi secara efektif – memulihkan diri dari dampaknya”

(sumber : modul Renkon_Ags_30 Sept)

Pengertian Sekolah / Madrasah Aman dari

Bencana• Umum : Sekolah yang mengakui dan

melindungi hak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan dan keamanan siswanya setiap saat

• Khusus : Sekolah yang mampu menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya ancaman

• Pengertian terkait PRB : komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman, sehat dan sadar akan risiko, memiliki rencana matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap merespon pada saat darurat dan bencana

Nilai-nilai

Dasar Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari

Bencana

Prinsip-prinsip Strategi

a.Perubahan Budaya

b.Berorientasi Pemberdayaan

c.Kemandiriand.Pendekatan

berbasis hake.Keberlanjutanf. Kearifan Lokalg.Kemitraanh.Inklusivitas

a. Berbasis Hakb. Interdisiplin

dan Menyeluruh

c. Komunikasi Antar-Budaya

a. Sinkronisasi Kebijakan

b. Peningkatan Partisipasi Publik termasuk anak

c. Pelembagaan

Kerangka Kerja PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari

Bencana

Non-struktural

Struktural

Lokasi aman dari bencana

Struktur bangunan aman

Desain dan penataan kelas amanDukungan sarana & prasarana aman

Mobilisasi sumberdaya

Perencanaan kesiapsiagaan

Aspek Mendas

ar

Pengetahuan, sikap dan tindakan

Kebijakan Sekolah

Untuk Mewujudkan Rasa Aman1. Sekolah/madrasah berkomitmen penuh

untuk menerapkan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan dan budaya sekolah yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana.

2. Guru memiliki komitmen penuh untuk mengembangkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mendorong peserta didik aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana

3. Metoda peningkatan kapasitas disesuaikan dengan minta, bakat dan kemampuan peserta didik

4. Peserta didik perempuan dan laki-laki termasuk yang berkebutuhan khusus terlibat secara aktif dalam menyusun rencana aksi sekolah/madrasah

5. Orang tua berpartisipasi secara aktif dalam penyusunan rencana dan simulasi evakuasi sekolah/madrasah

Pra Bencana

Partisipasi Anak dalam Membangun Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Berikrar Aman Selamatkan JiwaLIBRA “SUDAH

AMANKAH SEKOLAHKU?”

CARA ASYIK CARI TAHU (CACT)

“KAPASITAS DAN KERENTANAN

SEKOLAH”Pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu Menuju

Sekolah Aman Madrasah Aman

SHIAGA

YES FOR SAFER SCHOOL/MADRASA

HPengarusutamaan PRB

dalam Kebijakan Sekolah/Madrasah

Penyusunan rencana evakuasi, jalur, rambu

dan peta evakuasi, titik kumpul aman

Simulasi evakuasi dan Evaluasi

Rencana Evakuasi

Penyusunan dan Pengesahan Rencana

Kontingensi

Penyusunan Rencana Aksi

Sekolah/Madrasah dan Protap

Simulasi evakuasi dan Evaluasi

Rencana Evakuasi

YES for Safer School/Madrasah

• Setiap anak secara individu/kelompok :– menuliskan rencana aksi nyata untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan

kapasitas di tempat favorit di sekolah/madrasah– Mengenali jalur evakuasi yang paling aman dari tempat favorit tersebut ke titik

kumpul aman yang sudah ditetapkan

• Persiapan– Diskusikan hasil kegiatan penilaian kerentanan dan rencana aksi di hadapan

Dewan Guru dan Komite Sekolah/Madrasah– Susun Rencana Evakuasi Terintegrasi bersama Warga Sekolah/Madrasah– Pemasangan rambu di jalur evakuasi dan titik kumpul aman

• Pelaksanaan(diulang setiap hari PRB Internasional)– Simulasi evakuasi– Penandatanganan berita acara penetapan GSB Menuju Sekolah/Madrasah Aman

SHIAGA oleh setiap perwakilan anak dan kepala sekolah/madrasah – Ikrar bersama untuk mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk

melaksanakan, mendokumentasikan dan menceritakan pengalaman belajar bersama YES for Safer School/Madrasah

(sumber : praktik baik seknas sekolah aman didukung BEC-TF WB di NTB)

Model Rencana Evakuasi Terintegrasi antara Rumah dan Sekolah/Madrasah

AKTIVITAS ANGGOTA KELUARGA

4 JAM SETELAH GEMPA

12 JAM SETELAH GEMPA DAN TIMBUL

KORBAN

JIKA TIDAK ADA DAMPAK KERUSAKAN/

KEHILANGAN

AYAH BEKERJA

BERTEMU DI TEMPAT KUMPUL AMAN UNTUK ANAK PALING RENTAN

(sesuai dengan perencanaan evakuasi

sekolah)

BERKUMPUL DI RUMAH KELUARGA

BESAR ……………………

(PERHATIKAN APAKAH RUMAH MASIH BISA

DITEMPATI)

MAKSIMAL 6 JAM SETELAH GEMPA

SELURUH ANGGOTA KELUARGA SUDAH

KUMPUL KEMBALI DI RUMAH (PERHATIKAN

APAKAH RUMAH MASIH BISA DITEMPATI)

IBU BEKERJA

ANAK DI SEKOLAH

Penyusunan rencana kontingensi yang partisipatif

(sumber : modul Renkon_Ags_ 30 Sept)

Contoh Rencana Induk Simulasi dalam Rencana Kontingensi

No. WAKTU

PERINTAH/INFORMASI

MASALAH LANGKAH YANG DIHARAPKAN

KETERANGAN/ALAT UKUR

DARI KEPADA

1 KOORDINATOR SATGAS PB

Kepala Sekolah/ Madrasah

Disampaikan informasi akan terjadi hujan deras dalam waktu 10 hari kedepan di Kota Bandung

Setelah menerima informasi cuaca dari BMKG: Koordinator menyiapkan draft surat yang ditujukan kepada Kepala Sekolah/Madrasah sebagai laporan dan usulan kegiatan berupa penyampaian peringatan dini kepada MPK dari kelas yang anak-anaknya tinggal di daerah rawan banjir.

1. Surat kepada Kepala Sekolah/ Madrasah

2. Surat peringatan dini kepada MPK

3. Surat peringatan dini kepada Kepala Regu dalam Satgas PB Sekolah/ Madrasah bencana didaerahnya terkait informasi yang ada

HARUS DISELESAIKAN DALAM 3 MENIT WAKTU SEBENARNYA

Contoh Rencana Evakuasi Terintegrasi

No. WAKTU

PERINTAH/INFORMASI

MASALAH LANGKAH YANG DIHARAPKAN

KETERANGAN/ALAT UKUR

DARI KEPADA

2 MPK yang memiliki informasi tentang kelas yang terkena

banjir

Koordinator Telah terjadi banjir di kelasnya: 100% daerahnya terendam banjir (sesuai scenario rencana kontingensi yang ada)

Koordinator

1. Menugaskan Regu Pemetaan untuk melakukan asesmen cepat

2. Menugaskan Regu Penyelamatan untuk siap siaga terhadap kondisi

1. Surat tugas kepada anggota Regu/Komandan Regu untuk melakukan asesmen cepat

2. Penugasan kepada Regu Penyelamatan

HARUS DISELESAIKAN DALAM 3 MENIT WAKTU SEBENARNYA

3 Kepala Regu Pemetaan

Regu Penyelamatan

Melaporkan kondisi daerah yang terkena bencana; 95% sesuai skenario

Regu Penyelamatan

1. Melaporkan kondisi kepada Koordinator sesuai hasil asesmen Regu Pemetaan

2. Membuat draft surat kepada semua MPK untuk mengadakan rapat tanggap darurat

1. Laporan kepada Koordinator

2. Draft surat

HARUS DISELESAIKAN DALAM 3 MENIT WAKTU SEBENARNYA

Contoh Rencana Evakuasi Terintegrasi

No. WAKTU

PERINTAH/INFORMASI

MASALAH LANGKAH YANG DIHARAPKAN

KETERANGAN/ALAT UKUR

DARI KEPADA

4 Koordinator Kepala Sekolah/Madrasah

Kondisi daerah: banjir telah melanda 10 kelas; telah terjadi pengungsian peserta didik (sesuai scenario).

Kepala Sekolah/Madrasah mengusulkan status tanggap darurat selama (sesuai scenario), serta mengusulkan.

Mengingatkan telah memiliki rencana Kontingensi yang bisa dijadikan rencana operasi

Koordinator melaporkan situasi.

Kepala Sekolah/Madrasah:

1. Memerintahkan segera diadakan rapat darurat pada pukul 06:00 WS

2. Mendiskusikan kondisi banjir antara Koordinator dan semua Kepala Regu Satgas PB serta rencana selanjutnya

1. Surat undangan rapat

2. Laporan situasi/kondisi

HARUS DISELESAIKAN DALAM 5 MENIT WAKTU SEBENARNYA

5 Kepala

Sekolah/

Madrasah

MPK

Koordinator Regu dan klaster, Ketua

Ekskul/ Komunitas, Dewan Guru,

Komite Sekolah/

Madrasah

Diawali dengan laporan situasi oleh Koordinator

Kepala Sekolah/Madrasah:

1. Menetapkan status tanggap darurat dan lamanya

Koordinator menyampaikan laporan situasi terkini dan scenario rencana kontingensi yang ada sudah sesuai dengan kondisi/situasi terkini

1. Surat-surat yang telah ditandatangani:

a. SK Status TDB dan lamanya

b. SK Penugasan dan Penunjukkan Koordinator

Contoh Rencana Evakuasi Terintegrasiselengkapnya cek di rencana induk simulasi banjir

No. WAKTU

PERINTAH/INFORMASI

MASALAH LANGKAH YANG DIHARAPKAN KETERANGAN/ALAT UKUR

DARI KEPADA

2. Memerintahkan Satgas PB untuk menyusun renops berdasarkan rencana kontingensi yang ada.

Kepala Sekolah/Madrasah:

1. Menandatangani surat keputusan status tanggap darurat dan lamanya

2. Menandatangani surat penugasan dan penunjukan Koordinator sebagai Komandan Tanggap Darurat Banjir

3. Memerintahkan penyusunan Renops berdasarkan pada Rencana Kontingensi

Koordinator Klaster:

4. Mengaktifkan klasternya

5. Memobilisasi semua sumberdayanya sesuai renkon yang telah menjadi renops

2. Surat pengaktifan klaster oleh coordinator klaster

HARUS DISELESAIKAN DALAM 5 MENIT WAKTU SEBENARNYA

Penyelenggaraan Sekolah Darurat sebagai pemenuhan pelayanan pendidikan dimasa darurat

1. Penyediaan informasi umum mengenai sekolah yang berada di daerah bencana, seperti jumlah sekolah, nama/identitas sekolah, alamat sekolah, jumlah murid, jumlah guru/tenaga pengajar, dan sebagainya.

2. Akses terhadap fasilitas pendidikan : ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pendidikan dan fasilitas pendukungnya dengan merujuk pada kondisi kedaruratan di wilayah bencana, untuk menjembatani kesiapan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang terkena bencana sebelum dimulainya pendidikan reguler secara normal

3. Proses pembelajaran: mampu memanfaatkan bahan ajar dan media ajar yang tersedia dalam kondisi darurat untuk menjamin berlangsungnya pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip hak anak di sekolah dan di lingkungan sekolah serta pendidikan ramah anak dan inklusif. Misalnya pengembangan kurikulum, pelatihan-pelatihan yang relevan, metode pengajaran yang diterapkan, termasuk pilihan metode evaluasi yang sesuai terhadap kegiatan belajar pada situasi bencana

4. Pendidik dan tenaga kependidikan: tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung terselenggaranya pendidikan dalam kondisi kedaruratan di wilayah bencana, mencakup keberadaan peserta didik, perekrutan dan seleksi tenaga pendidik, kompensasi, dukungan dan pengawasan untuk tenaga pendidik dan sebagainya.

Tanggap Darurat Bencana

Penyelenggaraan Sekolah Darurat sebagai pemenuhan pelayanan pendidikan dimasa darurat

5. Fasilitas pendukung pendidikan: bantuan dasar pendidikan yang menjamin setiap anak dapat menikmati proses pembelajaran dengan rasa aman, nyaman dan sehat termasuk bahan ajar yang eksploratif. Seperti misalnya penyediaan paket sarana belajar dan mengajar bagi sekolah-guru-murid, buku-buku pelajaran, peralatan tulis-menulis, bangku dan meja belajar, perlengkapan dan peralatan olahraga, lapangan/ruang dan sarana bermain dan rekreasi anak, dan sebagainya

6. Partisipasi masyarakat untuk pendidikan : membuka kesempatan partisipasi masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan sekolah darurat, baik dalam perencanaan kegiatan pendidikan, partisipasi anak dan remaja dalam kegiatan pendidikan hingga partisipasi dalam bentuk bantuan sumberdaya untuk mendukung keberlangsungan kegiatan belajar mengajar

7. Kebijakan dan koordinasi dalam upaya pemenuhan pelayanan pendidikan dimasa darurat akibat bencana alam dan/atau bencana sosial, termasuk diantaranya formulasi kebijakan dan undang-undang/peraturan diberlakukan, mekanisme koordinasi yang transparan pada situasi bencana termasuk berbagi informasi dan peran dan sumberdaya antar pemangku kepentingan dibidang pendidikan, serta pelembagaan.

Sediakan Tas Aman SHIAGA di tempat yang mudah dibawa

o Komponen sekolah harus sudah mempunyai tas aman shiaga setidaknya berisi perlengkapan : makanan dan minuman untuk bertahan 1 x 24 jam serta radio transistor / radio komunikasi

o Orang tua bertanggungjawab untuk membekali peserta didik perempuan/laki-laki sesuai kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan untuk anak-anak berkebutuhan khusus

CONTOH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DARURAT

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air dengan ukuran 700x480x425 (kemasan dalam)Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di 1 sekolah Harga: Rp 1,092,500,-

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air dengan ukuran 570x390x320 Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Merupakan pelengkap dari Paket Sarana Mengajar. Untuk 100 anakHarga: Rp 1,092,500,-

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Merupakan sarana yang disediakan untuk menunjang tugas guru dalam mendukung kegiatan belajar dan mengajar di 1 unit kelasHarga: Rp 1,301,350,-

1. Paket Sarana Belajar dan Mengajar

2. Paket Pelengkap Sarana Belajar dan Mengajar

3. Paket Sarana Mengajar untuk Guru

Contoh Paket Sarana Sekolah Darurat

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air dengan ukuran 720x420x330Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Merupakan sarana media bermain dilapangan terbuka.Harga: Rp 1,450,000,-

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air dengan ukuran 460x310x350Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Merupakan media belajar dan pendukung kegiatan belajar dan mengajar di 1 unit kelas. Papan tulis dan papan pajang terkemas terpisahHarga: Rp 927,000,-

4. Paket Sarana Media Belajar dan Perangkat Pendukung

5. Paket Sarana Media Bermain Lapangan

6. Paket Sarana Media Bermain Musik

Dimensi: •Dikemas dalam 2 boks; boks karton (kemasan luar) dan kontainer plastik-tahan air dengan ukuran 720x420x330Spesifikasi: sebagaimana tertera dalam tabel di bawah dengan Contoh ilustrasi terlampir. Merupakan sarana media bermain dan kesenian dalam ruanganHarga: Rp 875,000,-

Sekolah Darurat

Rencana Penyelenggaraa

nPenilaian Kerusakan & Kerugian

Akibat Bencana

Pelaksanaan

Rencana Kontingensi

Buku Panduan dan Perangkat Penilaian

Pasca Bencana di Sektor Pendidikan

FOKUSLayanan Sekolah Darurat

Rencana Penanggulangan Bencana di Sekolah Menengah1. SE no 70a/MPN/2011 tentang Pengarusutamaan PRB di Sekolah2. Perka BNPB no 4/2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana3. Permendagri 27/2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2014

Kaji Cepat dan Penyelenggaraan Sekolah Darurat oleh Dinas Pendidikan dengandukungan SKPD dan Masyarakat dalam koordinasi oleh BPBDBENCANA

Profil Sekolah Akses terhadap fasilitas pendidikan Proses pembelajaran Peserta didik, Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Fasilitas pendukung pendidikan Partisipasi masyarakat untuk

pendidikan Kebijakan dan Koordinasi untuk

Pendidikani

KERANGKA PENYELENGGARAAN SEKOLAH DARURAT BENCANA DAERAH

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

1. Perka BNPB tentang Data Bencana dan

SRC2. JNA toolkit

Juknis Rehabilitasi dan

RekonstruksiSekolah yang

Terkena bencana

KAJI KEBUTUHAN BIDANG SOSIALSUBSEKTOR PENDIDIKAN

Kegiatan Fisik :1.Pembangunan sekolah/ruang kelas (Unit/m2).2.Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SD (meubeler, media belajar&sarana pendukung lainnya)3.Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SLTP.4.Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SLTA.

Kegiatan Non Fisik :1.Bantuan biaya siswa sekolah SD & SMP yang terkena dampak langsung, utk tetap bersekolah.2.Bantuan biaya siswa sekolah SLTA yang terkena dampak langsung, utk tetap bersekolah3.Fasilitasi pengelolaan sekolah sementara SD&SLTP :4.Layanan psikososial siswa :5.Pelatihan psikososial utk guru&kader pendidikan :6.Penyediaan guru pengganti :7.Penyusunan dan sosialisasi rencana kontigensi bidang pendidikan :

Pasca Bencana

Kegiatan Output Outcome

Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat becana

Tersedianya ruang kelas untuk proses belajar-mengajar

Peserta pendidikan bisa melakukan aktivitas belajar-mengajar tanpa terganggu/ tercampur dengan peserta rombongan belajar yang lain

Penyediaan materi belajar dan peralatan sekolah

Tersedianya seperangkat alat mengajar di ruang kelas

Tersedia buku teks untuk siswa Tersedia peralatan tulis untuk

siswa

Siswa dan pendidik dapat menjalankan proses belajar-mengajar dengan lancar

Pemulihan psikososial seluruh stakeholders pendidikan (guru, murid, orangtua murid) melalui berbagai kegiatan kependidikan

Tersedia tenaga konselor Adanya kegiatan pemulihan

psikososial tersedianya alat dan bahan untuk

mendukung pemulihan psikososial

Pulihnya psikososial stakeholders pendidikan, sehingga proses belajar-mengajar berlangsung lancar

Jumlah tenaga pengajar Tersedianya jumlah tenaga pengajar sesuai Standar Pelayanan Minimum sub sektor Pendidikan

Rasio guru/murid sesuai dengan SPM

Pengembangan muatan pendidikan kebencanaan

Tersedianya bahan pengajaran dan pelatihan tentang kebencanaan yang aplikatif

Peserta didik mengetahui resiko bencana yang potensial terjadi di daerahnya dan memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko bencana.

Pemberian pengetahuan dan keahlian mengenai kebencanaan kepada semua tenaga kependidikan

Tenaga kependidikan sudah mengikuti pelatihan kebencanaan

Seluruh peserta pendidikan siap menghadapi bencana dan mampu menjadi pemandu aktif dalam upaya pemgurangan resiko bencana

INDIKATOR CAPAIAN KEGIATAN REHABILITASI & REKONSTRUKSISUBSEKTOR PENDIDIKAN

KEBUTUHAN REHABILITASI & REKONSTRUKSIBIDANG SOSIAL SUBSEKTOR PENDIDIKAN

Kegiatan fisik

Biaya standart

Keg. Non fisik

Biaya Standart

Pembangunan sekolah/ruang kelas (Unit/m2)

Rp. 2.000.000 Bantuan biaya siswa sekolah SD & SMP yang terkena dampak langsung, utk tetap bersekolah

Subsektor Pendidikan

KEBUTUHAN= Jumlah UnitX Satuan BiayaX Indeks Biaya

Perkiraan Nilai Kebutuhan Pemulihan :

1. Unit adalah jumlah yang terkena dampak bencana- RB, RS, RR2. Satuan Biaya adalah biaya standart berdasarkan kebutuhan pembiayaan3. Indeks Biaya adalah angka pengali yang didasarkan pada perbedaan biaya secara umum antar wilayah lokasi bencana

34

Kegiatan fisik Biaya standart Keg. Non fisik Biaya standart

Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SD (meubeler, media belajar&sarana pendukung lainnya)

Rp. 23.000.000 kelas/paket

Bantuan biaya siswa sekolah SLTA yang terkena dampak langsung, utk tetap bersekolah

Rp. 525.000/anak

Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SLTP (meubeler, media belajar&sarana pendukung lainnya)

Rp. 26.000.000 kelas/paket

Fasilitasi pengelolaan sekolah sementara SD&SLTP :- Honor pertemuan koordinasi- Biaya penyelanggaraan rapat/pembinaan(Snack, minum, fotocopy)- Biaya pembelian barang barang habis pakai( tiker, kapur/spidol, lampu,dll)

Rp. 57.500.000/sekolah

Penyediaan sarana&prasarana sekolah tingkat SLTA (meubeler, media belajar&sarana pendukung lainnya)

Rp. 29.000.000 kelas/paket

Layanan psikososial siswa :- Honor untuk pendamping/ petugas psikologi

Rp. 35.000/pkt/kec.

35

Kegiatan fisik

Biaya

standar

Keg. Non fisik Biaya standart

Pelatihan psikososial utk guru&kader pendidikan : Honor untuk pelatih Biaya penyelanggaraan rapat/pembinaan(Snack, minum, fotocopy

Rp. 1.750.000/orang

Penyediaan guru pengganti :- Agar proses pembelajar an terus berlangsung- Honor bagi guru pengganti/ sukarelawan.- Biaya Pembinaan bagi guru pengganti/sukarelawan

Rp. 48.000.000/orang

Penyusunan dan sosialisasi rencana kontigensi bidang pendidikan :- Pendataan&pemetaan warga sekolah yang terkena bencana- Penyusunan rencana kegiatan pemulihan - Rapat Koordinasi antar SKPD untuk percepatan pemulihan pembelajaran di sekolah- Menghitung biaya pemulihan bila diperlukan

Rp. 187.500.000/pkt/kab/kota.

TERIMAKASIH

http://gerashiaga.wordpress.com