pembinaan pengawas.pdf

29
1 PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS MADRASAH DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM 2014

Upload: royadi-nusa

Post on 16-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PEDOMAN PEMBINAAN

    PENGAWAS MADRASAH DAN

    PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

    2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

    Bismillahirrahmanirrahim

    Assalamualaikum wr. Wb

    Puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

    inayah-Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah

    ini dapat terlaksana.

    Pedoman pembinaan pengawas madrasah disusun dalam rangka implemetasi

    Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2012 tentang

    Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI pada Sekolah sebagaiman yang telah diubah

    dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 tahun 2013 tentang Perubahan

    Peraturan Menteri agama nomor 2 tahun 2012, terutama pasal 19 ayat 1 dan 2.

    Buku pedoman pengawas madrasah terdiri dari 6 bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab

    II Konsep Pembinaan, Bab III Pembinaan Pengawas, Bab IV Materi Pembinaan, dan

    Bab V Penutup.

    Penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

    penyusunan Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan

    Agama Islam pada Sekolah. Semoga buku pedoman ini dapat dijadikan panduan

    dalam pelaksanaan pembinaan pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan

    Agama Islam bagi Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Jakarta, 1 Desember 2014 An. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktur Pendidikan Madrasah Prof. Dr. Phil.H.M. Nur Kholis Setiawan, MA.

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................................... II

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... III

    BAB I .......................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

    A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

    B. DASAR HUKUM .................................................................................................. 2

    C. TUJUAN ............................................................................................................. 3

    D. SASARAN .......................................................................................................... 3

    BAB II ......................................................................................................................... 5

    KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS ......................................................................... 5

    A. PENGERTIAN PEMBINAAN PENGAWAS .................................................................. 5

    B. TUJUAN PEMBINAAN ........................................................................................... 6

    C. MANFAAT PEMBINAAN ......................................................................................... 6

    D. PRINSIP PEMBINAAN ........................................................................................... 6

    E. RUANG LINGKUP PEMBINAAN .............................................................................. 7

    A. MEKANISME PEMBINAAN PENGAWAS ................................................................... 7

    BAB III ........................................................................................................................ 9

    PEMBINAAN PENGAWAS ......................................................................................... 9

    A. PEMBINAAN KUALIFIKASI ..................................................................................... 9

    B. PEMBINAAN KOMPETENSI ................................................................................. 12

    C. PEMBINAAN KARIR ........................................................................................... 17

    BAB IV ...................................................................................................................... 21

    MATERI PEMBINAAN .............................................................................................. 21

    D. KELOMPOK DASAR ........................................................................................... 21

    E. KELOMPOK INTI ................................................................................................ 21

    F. KELOMPOK PENUJANG ..................................................................................... 22

    BAB V ....................................................................................................................... 23

    PERAN PIHAK TERKAIT ......................................................................................... 23

    A. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM ........................................................ 23

    B. DIREKTORAT .................................................................................................... 23

    C. PUSDIKLAT DAN BALAI DIKLAT ........................................................................... 23

    D. KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ........................................................... 23

  • iv

    E. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA .............................................. 24

    F. KELOMPOK KERJA PENGAWAS (POKJAWAS) ....................................................... 24

    BAB VII ..................................................................................................................... 25

    PENUTUPAN ........................................................................................................... 25

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran membina

    kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala madrasah dalam rangka

    meningkatkan kinerja madrasah. Peran pengawas madrasah sangat dibutuhkan

    dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan madrasah, dan telah diperkuat

    kedudukannya melalui Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 dan

    Peraturan Menteri Agama No. 31 tahun 2014. Dalam melaksanakan tugas dan

    fungsinya, Pengawas diharuskan untuk memiliki kompetensi yang lebih unggul

    dari guru maupun kepala sekolah. Keunggulan kompetensi tersebut meliputi

    tiga kompetensi pokok yaitu supervisi akademik, evaluasi pendidikan,

    penelitian dan pengembangan.

    Tuntutan profesionalitas mewajibkan pengawas untuk memenuhi

    kompetensi sebagai supervisor akademik dan manajerial yang merupakan tugas

    pokok pengawas madrasah. Dalam fungsinya sebagai supervisor akademik,

    pengawas berkewajiban untuk membantu tenaga pendidik atau guru agar dapat

    meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor

    manajerial, berkewajiban membantu kepala madrasah agar mencapai madrasah

    yang efektif. Selain itu, pengawas memiliki peran evaluator pendidikan dimana

    pengawas harus memiliki kompetensi mengevaluasi kinerja guru dan Kepala

    madrasah. Hal ini dalam rangka menjaga mutu pendidikan serta meningkatkan

    mutu pendidikan di madrasah yang dibinanya.

    Di sisi lain, pemenuhan kompetensi penelitian dan pengembangan belum

    dapat dipenuhi secara optimal oleh Pengawas karena berbagai sebab, antara

    lain kemampuan meneliti yang masih rendah, keterbasan anggaran, tidak

    adanya pembinaan khusus tentang penelitian dan pengembangan. Kondisi ini

    menjadi kendala bagi para pengawas untuk memenui tuntutan kompetensi

    sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 khususnya

    mengenai Kompetensi Penelitian dan Pengembangan. Kecenderungan yang

  • 2

    terjadi saat ini adalah rendahnya kemampuan meneliti oleh pengawas terhadap

    madrasah yang dibinanya.

    Mencermati kondisi yang ada sebagaimana diuraikan di atas, maka

    pembinaan terhadap pengawas merupakan sebuah kebutuhan dan perlu

    didukung dengan regulasi mengenai pola pembinaan terhadap pengawas. Oleh

    karena itu, perlu disusun sebuah Pedoman pembinaan pengawas dengan tujuan

    agar bisa dijadikan acuan dalam pembinaan pengawas madrasah bagi instansi

    terkait.

    B. Dasar Hukum

    Landasan hukum dalam pelaksanaan tugas Penagawas Madrasah adalah:

    1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional

    2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

    dan Dosen.

    3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang

    Standar Nasional Pendidikan.

    4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang

    Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama.

    5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12

    Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

    6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

    7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan

    Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.

    8. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang

    Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

    9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014

    tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

    Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas

    Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

  • 3

    10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang

    Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis di Lingkungan

    Kementerian Agama.

    11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012

    tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis di Lingkungan

    Kementerian Agama.

    12. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2004

    Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan

    (Diklat) Keagamaan.

    13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

    Nomor 193/XIII/10/6/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum

    Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS.

    C. Tujuan

    Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah ini disusun sebagai acuan bagi

    pihak terkait dalam menjalankan pembinaan pengawas madrasah. Dengan

    adanya pedoman ini diharapkan sistem pembinaan pengawas dapat berjalan

    secara efektif dan efisien.

    D. Sasaran

    Pedoman Pembinaan Pengawas ini dapat dijadikan acuan Pembina

    pengawas bagi:

    1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi di Seluruh wilayah Republik

    Indonesia

    2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi di Seluruh wilayah Republik

    Indonesia

    3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah

    Republik Indonesia

    4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah

    Republik Indonesia

    5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia

  • 4

    6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama di seluruh

    Wilayah Indonesia

    7. Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) nasional, Provinsi dan

    Kabupaten/kota.

    8. Pengawas Madrasah

  • 5

    BAB II

    KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS

    A. Pengertian Pembinaan Pengawas

    Pembinaan adalah suatu proses untuk membantu tenaga kerja untuk

    membentuk, meningkatkan dan mengubah pengetahuan, keterampilan sikap

    dan tingkah lakunya agar dapat mencapai standar tertentu sesuai dengan apa

    yang dituntut oleh jabatannya. Adapun pembinaan tenaga kependidikan

    merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan

    produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan

    manajemen organisasi dan jenjang pendidikan/sekolah.

    Pengawas Madrasah sebagai guru PNS yang diangkat dalam jabatan

    fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan

    wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada

    madrasah.Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru

    dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar

    peserta didik yang lebih optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan

    membantu dan membina kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu

    pendidikan melalui optimalisasi kinerja sekolah.

    Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas

    madrasah, diperlukan kemampuan-kemampuan dasar yang dipersyaratkan

    sebagai pengawas profesional. Oleh sebab itu, kompetensi pengawas perlu

    ditingkatkan dan dikembangkan secara bekelanjutan sehingga kinerja

    pengawas akan terus meningkat. Tanpa memiliki kompetensi profesional dalam

    hal kepengawasan, para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga

    berdampak terhadap mutu kinerja madrasah yang dibinanya.

  • 6

    B. Tujuan Pembinaan

    Tujuan umum dari pembinaan adalah meningkatnya kualifikasi, profesi,

    dan karir pengawas madrasah sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan

    fungsinya sebagai pengawas profesional.

    Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas madrasah adalah agar

    Pengawas mampu:

    1. melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan

    akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya.

    2. Meningkatkan kompetensi kepribadian, supervisi akademik, supervisi

    manajerial, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan sosial,

    sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya.

    3. melakukan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

    pendidikan di madrasah binaannya.

    4. Mengembangkan karir jabatan pengawas.

    C. Manfaat Pembinaan

    Manfaat pembinaan pengawas madrasah adalah

    1. Mewujudkan kualifikasi pengawas madrasah sesuai peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

    2. Meningkatnya kompetensi pengawas madrasah diharapkan berdampak

    terhadap peningkatan kinerja dan hasil kerjanya.

    3. Meningkatkan karir pengawas madrasah diharapkan berdampak terhadap

    kesejahteraannya.

    D. Prinsip Pembinaan

    Pembinaan Pengawas madrasah mengedepankan prinsip sebagai berikut:

    1. Persamaan Hak adalah prinsip dasar dimana pembinaan pengawas harus

    diberikan kepada setiap pengawas madrasah, sejak dari pangkat terendah

    sampai pada pangkat tertinggi, tanpa membedakan masa kerja.

    2. Transaparansi adalah prinsip keterbukaan yang perlu ditumbuh

    kembangkan melalui aturan yang formal yang dapat diterima oleh semua

    pihak dan telah disosialisasikan.

  • 7

    3. Obyektif adalah prinsip proses pengambilan keputusan yang tepat, tidak

    mengandung nilai subjektifitas, karena faktor kedekatan, kekerabatan,

    kedaerahan serta kekeluargaan dan lain-lain.

    4. Akuntabel yakni prinsip pertanggung jawaban secara hukum; tidak

    mengandung cacat hukum dalam proses, mekanisme, prosedur dan

    administrasi agar terhindar dari kesalahan yang berakhir di ranah hukum.

    5. Terukur adalah diterapkannya indikator kinerja yang dapat dihitung

    kepada setiap pengawas. Ukuran kinerja dapat disesuaikan dengan

    penilaian hasil kinerja pengawas madrasah.

    E. Ruang Lingkup Pembinaan

    Ruang lingkup pembinaan mencakup:

    1. Peningkatan kualifikasi akademik

    Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat meningkatkan

    tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI) bagi

    yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang

    berpendidikan S1.

    2. Pengembangan Kompetensi

    Pengembangan Kompetensi diarahkan pada peningkatan kompetensi

    pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi

    pedagogik dan kompetensi professional.

    3. Pembinaan Karir.

    pembinaan karir pengawas diarahkan untuk mempercepat kenaikan

    pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari

    pengawas pertama sampai pada pengawas utama.

    A. Mekanisme Pembinaan Pengawas

  • 8

    Pembinaan Pengawas memerlukan dukungan dari pihak terkait agar berjalan

    secara maksimal. Adapun pihak yang terkait dalam pembinaan pengawas adalah

    sebagai berikut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,

  • 9

    BAB III

    PEMBINAAN PENGAWAS

    A. Pembinaan Kualifikasi

    Pembinaan Kualifikasi adalah pembinaan pengawas untuk mencapai standar

    kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    nomor 12 tahun 2007 tentang kualifikasi pengawas sekolah/madrasah, dimana

    pengawas sekolah/madrasah minimal berpendidikan S1 untuk pengawas TK/RA

    dan SD/MI, sedangkan pengawas tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK

    diutamakan berpendidikan S2.

    Pembinaan pengawas madrasah dan PAI pada sekolah untuk meningkatkan

    kualifikasi pendidikan dapat ditempuh melalui program sebagai berikut:

    1. Beasiswa Pemerintah Pusat

    Beasiswa Kementerian Agama Pusat untuk mengikuti pendidikan program sarjana

    pada Perguruan TInggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Beasiswa

    diprioritaskan kepada pengawas madrasah yang berpendidikan Diploma terutama

    pengawas RA/MI agar mencapai kualifikasi Sarjana (S1). Program beasiswa

    dilaksanakan secara bertahap, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan

    semua pengawas yang belum sarjana bisa menempuh pendidikan program sarjana.

    Pada tahap pertama pengawas yang diberikan beasiswa adalah pengawas yang

    memenuhi kriteria sebagai berikut:

    Berusia maksimal 48 tahun.

    Telah berpengalaman sebagai pengawas madrasahminimal 3 tahun.

    Berpendidikan minimal Diploma.

    Menyatakan sanggup menyelesaikan program sarjana maksimal 5 semester.

    Diperioritaskan yang bertugas di daerah terpencil atau daerah perbatasan,

    atau daerah konflik/rawan keamanan atau daerah bencana.

    Menunjukkan kemauan dan motivasi untuk mengikuti pendidikan.

    Pangkat dan golongan minimal III/c dan maksimal IV/a.

  • 10

    2. Bantuan Biaya Pendidikan.

    Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Kementerian Agamadan/atau

    Pemerintah Daerah untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan

    Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi.

    Bantuan biaya pendidikan bisa digunakan untuk biaya kuliah, proses penulisan

    skripsi, pembeli buku. Bantuan biaya pendidikan bisa diberikan kepada pengawas

    yang melanjutkan studi pada program sarjana S1, maupun program pasca sarjana

    S2 dan S3.

    Kriteria pemberian bantuan biaya pendidikan adalah sebagai berikut :

    Pengawas berperestasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yakni

    memperoleh indeks sangat baik.

    Berpengalaman sebagai pengawas madrasahselama minimal 5 tahun.

    Bersedia untuk tetap menjadi tenaga pengawas madrasahsampai masa pensiun.

    Pangkat/Golongan minimal III/c.

    3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan

    Izin belajar untuk pendidikan lanjutan, baik untuk program sarjana maupun

    program pascasarjana, dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Fasilitas yang

    diberikan adalah penggunaan waktu untuk belajar sehingga dapat meninggalkan

    tugas kepengawasannya.Sedangkan semua pembiayaan ditanggung oleh pengawas

    yang bersangkutan.

    Program peningkatan kualifikasi pendidikan dapat dilaksankan melalui 2

    pendekatan yaitu pendekatan Buttom up dan Pendekatan Top Down. Pendekatan

    Top Down yaitu kementerian Agama merencanakan program-program

    peningkatan kualifikasi, lalu menginformasikan ke semua pengawas melalui

    Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag kota/kabupaten dan pokjawas.

    Sedangkan pendekatan Buttom up adalah Kemenag Kota/kabupaten mendata dan

    mengusulkan ke kanwil, lalu diteruskan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi

    bahan penyusun program peningkatan kualifikasi pengawas.

  • 11

    Proses Pembinaan kualifikasi pengawas dapat melakukan beberapa langkah

    sebagai berikut:

    a. pemetaan pengawas madrasah berdasarkan di tingkat Kantor Kementerian

    Agama Kota/Kabupaten. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran

    karakteristik pengawas yang mencakup ; pendidikan terahir, pangkat dan

    golongan, usia, pengalaman kerja sebagai pengawas, jenis kelamin, jumlah

    madrasah binaannya, alamat tempat tinggal.

    b. Pendataan pengawas madrasahyang berminat melanjutkan pendidikan pada

    program pascasarjana.

    c. Pengusulan nama-nama pengawas madrasahkepada Direktorat Jenderal

    Pendidikan Islam atau kepada Pemerintah daerah setempat untuk diusulkan

    mendapatkan (1) Beasiswa Pendidikan Program Sarjana dan (2) Bantuan Biaya

    Pendidikan baik untuk Program Sarjana maupun Program pascasarjana.

    d. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Perguruan Tinggi

    agar proses pendidikan bagi para pengawas madrasahyang diberikan beasiswa

    pemerintah pusat.

    e. Kantor Kementerian Agama kota/kabupaten memonitor dan meminta laporan

    kemajuan studi pengawas madrasahkepada dariperguruan tinggi setiap

    semester. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan lisan dan

    atau tertulis.

    Mekanisme Pembinaan Kualifikasi Pengawas

  • 12

    B. Pembinaan Kompetensi

    Pembinaan kompetensi pengawas madrasahbertujuan untuk meningkatkan

    kompetensi kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi

    Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, kompetensi Penelitian

    Pengembangan, dan kompetensi sosial. Dengan meningkatnya kompetensi

    pengawas diharapkan terjadi peningkatan kinerjanya sehingga berdampak

    terhadap mutu pendidikan madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah

    yang dibinanya.

    Pembinaan diberikan kepada para pengawas madrasahuntuk semua kategori

    jabatan pengawas yaitu pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama.

    Program pembinaan yang dilakukan berdasarkan kompetensi pengawas sebagai

    berikut :

    1. Pendidikan dan Pelatihan

    Pendidikan dan pelatihan merupakan aktivitas pengawas madrasahyang

    dilaksanakan melalui pembelajaran dengan melibatkan nara sumber untuk berbagi

    gagasan dan keahlian melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis kelompok baik

    dalam skala besar atau kecil. Hal-hal yang dikaji melalui diklat dapat berupa

    eksplorasi teori, pemodelan atau pendemonstrasian keterampilan, simulasi praktik

  • 13

    baik, pemberian balikan terhadap kinerja, atau coaching dan mentoring di tempat

    kerja.

    Dalam rangka optimalisasi pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan dilakukan

    dengan pendekatan In service learning 1 (in-1), on the job Learning (on), dan in

    service learning 2 (In-2). In-1 adalah Kegiatan pelatihan dengan menggunakan

    sistem tatap muka, peserta dikumpulkan pada suatu tempat dan diberi

    bimbingan/informasi oleh narasumber, serta diakhir dengan penyusunan rencana

    tindak lanjut. On adalah Kegiatan pelatihan dimana peserta melakukan kegiatan di

    tempat kerjanya sesuai dengan rencana tindak lanjut yang disusun pada In-1.

    Sedangkan In-2 adalah peserta diklatdikumpulkan kembali untuk

    mempresentasikan laporan kegiatan yang dilakukan pada In-1 dan On.

    2. Pembimbingan Sejawat

    Pembimbingan sejawat merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas ditujukan

    bagi pengawas pengawas muda kurang dari 3 tahun. Mentoring dilaksanakan oleh

    pengawas utama (Golongan IV/d atau IV/e), dan bila tidak ada maka dibina oleh

    pengawas yang Golongannya berada setingkat di bawahnya.

    Pendampingan terutama difokuskan pada pelaksanaan tugas kepengawasan di

    madrasah binaannya. Melalui pendampingan diharapkan pengawas pratama dan

    pengawas muda memperoleh keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas

    pokok kepengawasan. Pendampingan pengawas dilaksanakan dengan

    melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan/madrasah binaannya

    minimal satu semester.

    Pengawas utama selain mengarahkan tugas-tugas pokok pengawas madrasahyang

    menjadi bimbingannya juga memberikan penilaian terhadap kemajuan dan

    prestasi pengawas yang didampinginya. Kelebihan dan kekurangan pengawas

    bimbingannya didiskusikan dan dipecahkan bersama-sama. Pengawas pratama

    dan pengawas muda dilatih dan dimbimbing membuat program kerja

    kepengawasan, metode dan tehnik melaksanakan program pengawasan serta

    menilai keberhasilan tugas kepengawasan. Program pendampingan ini mirip

    dengan program magang yang selama ini dilaksanakan.

  • 14

    Pendamping diangkat melalui Surat Tugas dari Kepala Kantor Kementerian Agama

    Kota/Kabupaten. Tugas melaksanakan program pendampingan ini merupakan

    salahsatu pelaksanaan Tupoksi Pengawas Utama.

    3. Workshop Penguatan Kompetensi

    Workshop penguatan kompetensi adalah kegiatan pembinaan pengawas yang

    dilaksanakan melalui aktivitas organisasi atau kelompok kerja pengawas

    (Pokjawas)Kabupaten/kota dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap

    semester. Tujuan workshop penguatan kompetensi adalah meningkatkan

    kemampuan profesional di bidang kepengawasan agar para pengawas

    madrasahdapat mempertinggi kinerjanya di bidang kepengawasan. Materi yang

    dibahas berkisar pada: (a) peningkatan kompetensi pengawas, (b) tugas pokok dan

    fungsi pengawas, (c) kinerja dan hasil kerja pengawas, (d) penyusunan program

    kerja pengawas, (e) pelaporan hasil kerja, (g) inovasi pendidikan dan

    pembelajaran/bimbingan, (h) sistem evaluasi, (i) pengembangan kurikulum, (j)

    manajemen madrasah, (k) administrasi madrasah dan (l) kegiatan akademik

    lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap pengawas bisa bertukar pikiran

    berdasarkan pengalamannya masing-masing. Hasil-hasil kegiatan kolektif dicatat

    dan didesiminasikan kepada seluruh pengawas.

    Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Kementerian Agama Provinsi dan kota

    memfasilitasi dan memberikan dukungan sumberdaya untuk terselenggaranya

    workshop. Fasilitas dan dukungan yang diberikan meliputi: (a) dana, (b) alat tulis,

    dan (c) fasilitas kerja serta (d) sumberdaya lainnya yang diperlukan.

    4. Karya Ilmiah.

    Karya ilmiah adalah produk dari kegiatan ilmiah yang diikuti oleh semua pengawas

    dan dikoordinir oleh Pokjawas Kota dan Provinsi. Tujuan forum ilmiah adalah

    meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas

    madrasahtermasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah.

    Forum ilmiah membahas tentang: (a) berbagai inovasi pendidikan dan

    kepengawasan serta, (b) penyusunan karya tulis ilmiah dalam rangka

    pengumpulan angka kredit untuk kenaikan jabatan pengawas. Topik-topik bahasan

    yang berkaitan dengan inovasi pendidikan antara lain: (a) berbagai inovasi dalam

    pembelajaran dan bimbingan, (b) berbagai inovasi dalam sistem penilaian, (c)

  • 15

    pengembangan kurikulum, (d) manajemen pendidikan, (e) sistem informasi

    manajemen, (f) supervisi akademik, (g) supervisi klinis, (h) supervisi manajerial

    dan (ii) topik-topik lain yang diperlukan untuk peningkatan kemampuan tugas

    pokok pengawas madrasah pada sekolah.

    Sedangkan topik bahasan yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah antara lain: (a)

    penyusunan makalah, (b) penulisan artikel, (c) penelitian pendidikan dengan tema

    kepengawasan, (4) teknik penyusunan karya tulis ilmiah, (e) teknik penyusunan

    proposal, (f) penelitian tindakan kepengawasan, (g) statistik terapan dan (h) angka

    kredit jabatan fungsional.

    Pada forum ilmiah bisa mengundang orang luar dari perguruan tinggi (akademisi),

    pakar pendidikan, Pusdiklat, Balai Diklat, dan intansi terkait lainnya. Forum

    ilmiah bisa dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester. Forum ilmiah

    dapat dilaksanakan dalam bentuk: seminar, workshop, lokakarya, simposium,

    diskusi panel, dan kegiatan sejenis lainnya.

    5. Studi Banding.

    Studi banding pengawas madrasah pada sekolah/madrasah ke daerah

    kabupaten/kota lain yang dinilai telah maju pendidikannya akan sangat membantu

    menambah wawasan, dan pengalaman para pengawas dalam melaksanakan tugas-

    tugas kepengawasan. Mereka akan memerpoleh tambahan informasi yang dapat

    dijadikan bekal dan bahan untuk diterapkan di temapt tugasnya. Untuk keperluan

    studi banding Kementerian Agama Pusat dan Pemerintah daerah perlu

    memfasilitasinya terutama pendanaan atau pembiayaannya. Sudah barang tentu

    studi banding diberikan kepada pengawas yang berprestasi sebagai reward atas

    prestasinya. Studi banding bisa dilaksanakan di dalam daerah satu propinsi, antar

    propinsi atau ke luar negeri. Studi banding di kabupaten/kota di dalam satu

    propinsi yang sama sebaiknya diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama

    Kabupaten/Kota. Studi banding antar propinsi sebaiknya diselenggarakan dan

    dibiayai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Sedangkan studi

    banding ke luar negeri dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

    dengan biaya dari pusat.

    Pengawas madrasahyang diikutsertakan untuk studi banding ke luar negeri adalah

    pengawas madrasahyang paling berprestasi dari setiap propinsi atau

  • 16

    kabupaten/kota. Program studi banding ke luar negeri disusun dan dipersiapkan

    oleh Kementerian Agama Pusat.

    Kegiatan studi banding di dalam negeri antara lain: diskusi dengan kantor

    Kementerian Agama setempat dan Para pengawasnya, kunjungan ke beberapa

    madrasah yang dinilai berhasil, simulasi dan observasi serta berdiskusi atau

    bertukar pengalaman dengan kepala madrasah dan guru yang ada di madrasah

    tersebut. Diskusi dengan para pengawas dari daerah yang dikunjungi serta

    kunjungan ke madrasah yang dinilai baik menjadi fakus utama studi banding agar

    diperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam melaksanakan tugas

    kepengawasan. Kegiatan studi banding ke luar negeri pada dasarnya sama yakni

    melakukan diskusi tentang kepengawasan dan melakukan kunjungan ke beberapa

    madrasah yang dinilai berprestasi di negaranya. Laporan studi banding dibuat

    secara tertulis dan dilaporkan kepada Kepala kantor Kementerian Agama. Setiap

    pengawas yang mengikuti studi banding juga diwajibkan menulis makalah dengan

    tema atau topik yang berkaitan dengan penemuannya dari kegiatan studi banding

    tersebut dan diserahkan kepada kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota,

    provinsi dan Dirjen Pendidikan Islam.

    Semua temuan yang diperoleh dari studi banding harus dipaparkan dan ditularkan

    kepada pengawas madrasahyang tidak mengikuti studi banding dalam satu

    kegiatan khusus yang dikordinir oleh Kepala kantor kementerian Agama setempat.

    Sudah barang tentu temuan-temuan yang dinilai penting dan baru harus

    diterapkan dalam melaksanakan tugas kepengawasannya.

    Mekanisme pembinaan profesi pengawas madrasah pada sekolah

  • 17

    C. Pembinaan Karir

    Pembinaan dan pengembangan karir pengawas dilaksanakan dalam rangka

    kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya yang di dalamnya melekat

    kemampuan professional dan penampilan kinerjanya.Pembinaan karir pengawas

    sangat penting setelah ditetapkannya peraturan menteri Pemberdayaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Pengawas Sekolah

    dan Angka kreditnya bab XI pasal 34 ayat (1) yaitu Pengawas Sekolah muda,

    pangkat penata, golongan ruang lll/c sampai dengan pengawas Sekolah Utama,

    pangkat pembina Utama Madya, golongan ruang lV/d dibebaskan sementara dari

    jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 tahun sejak menduduki jenjang

    jabatan/pangkat terakhir tidak dapatmengumpulkan angka kredit yang ditentukan

    untuk kenaikanpangkat setingkat lebih tinggi. Dan pada ayat (2) yaitu Pengawas

    Sekolah Utama, pangkat pembina Utama, golonganruang lV/e, dibebaskan

    sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki

    jabatan/pangkatnya tidak dapatmengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima)

    angka kredit dari kegiatan tugas pokok.

    Pembinaan dan pengembangan karir pengawas adalah upaya terencana untuk

    membantu para pengawas dalam kenaikan pangkat dan jabatannya melalui

    pengumpulan angka kredit jabatan fungsional.Kenaikan pangkat dan jabatannya

  • 18

    harus mengindikasikan meningkatnya kemampuan professional dan kinerjanya

    sebagai pengawas profesional.

    Pembinaan dilakukan agar kenaikan pangkat dan jabatan pengawas bisa tepat

    waktu.Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prpinsi dan Kantor

    Kementerian Agama Kabupaten/Kota memotivasi para pengawas agar secara

    terencana mendesain program kerjanya.Setiap pengawas memperoleh kesempatan

    untuk mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai nilai angka kredit untuk

    kenaikan pangkat dan jabatannya.

    Program pembinaan kualifikasi dan profesi memiliki nilai angka kredit.Pembinaan

    kemampuan profesional pada dasarnya berdampak terhadap peningkatan karir

    pengawas.

    Program lain adalah memfasilitasi pengawas madrasahuntuk melakukan kegiatan

    penelitian/kajian/studi tentang kepengawasan. Hasil kajian/penelitian/studi

    tersebut ditulis dalam bentuk laporan penelitian berdasarkan ketentuan-ketentuan

    yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.Untuk itu para pengawas harus

    memiliki kemampuan dalam bidang penelitian dan penulisan karya

    ilmiah.Kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan

    (Diklat) khusus tentang penelitian pendidikan dan penulisan karya ilmiah.

    Prioritas pembinaan karir pengawas ada pada pengawas madya yakni pengawas

    yang menduduki pangkat IV/a dan IV/b. Namun demikian tidak berarti pengawas

    dangan jabatan/pangkat lainnya dikesampingkan.

    Mekanisme Pembinaan karir kepangkatan pengawas, sebagai berikut:

    1. Pendataan Jenjang dan Golongan Pengawas. Kegiatan ini dilakukan oleh

    Pokjawas Tingkat Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Kementerian

    Agama setempat.

    2. Rekapitulasi Hasil Pendataan. Pokjawas Kabupaten/Kota merekap hasil

    pendataan jenjang/golongan pengawas dan diserahkan ke pokjawas provinsi.

  • 19

    3. Rekapitulasi Jenjang dan Golongan Pengawas di tingkat Provinsi. Pengurus

    Pokjawas Provinsi merekap pendataan jenjang/golongan di tingkat provinsi

    berdasarkan rekapitulasi pendataan tingkat kabupaten/Kota

    4. Pembentukan Tim Bimbingan sejawat. Kantor Wilayah Kementerian Agama

    Membentuk tim pembimbing yang beranggotakan Pengawas Utama dan/atau

    Pengawas yang kompeten.

    5. Pelaksanaan Bimbingan sejawat. Tim Pembimbing mendampingi para

    pengawas dalam pembinaan karir agar tercapai angka kredit sesuai yang

    dipersyaratkan

    6. Pembentukan Tim Penilai. Kementerian Agama Pusat Membentuk Tim Penilai

    angka Kredit.

    7. Pembentukan TimPembinaan Karier Pengawas Madrasah pada Sekolah.

    Kementerian Agama membentuk Tim pembinaan karier pengawas madrasah,

    untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan karier pengawas.

    8. Pembentukan Forum Kolaborasi pengawas tingkat Nasional yang dipasilitasi

    Kementerian Agama untuk mengembangkan karya ilmiah dan Karya Inovatif

    lainnya.

    Mekanisme Pembinaan Karir Kepangkatan

  • 20

  • 21

    BAB IV

    MATERI PEMBINAAN

    Materi pembinaan pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam

    adalah materi yang perlu dikuasai oleh pengawas dalam rangka meningkatakkan

    kompetensi pengawas. Materi pembinaan dapat dijadikan bahan pembinaan

    pengawas secara terencana sehingga proses pembinaanya bisa berkelanjutan. Ada

    materi pembinaan terbagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut:

    D. Kelompok Dasar

    1. Perundang Undangan dan Kebijakan Pendidikan dan kebudayaan

    2. Peraturan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan

    3. Filosofi dan Landasan Pendidikan

    4. Peraturan Menteri Tentang Pengawas

    E. Kelompok Inti

    Materi kelompok inti adalah materi wajib bagi pengawas dalam rangka mencapai

    kompetensi telah diatur di dalam peraturan pendidikan nasional nomor 27 tahun

    2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah. Materi-materi tersebut adalah

    1. Kompetensi Kepribadian

    a. Pengembangan Diri

    b. Motivasi

    2. Kompetensi Supervisi Manajerial

    a. Metode, teknik, dan Prinsip Supervisi Manajerial

    b. Program Pengawas

    c. Program Tahunan, Semesteran, dan Kunjungan kelas

    d. Laporan Hasil Kepengawasan

    e. MPMBS

    f. Administrasi Pendidikan

    g. TQM dan Sistem Manajemen Mutu

    h. Konsep Bimbingan Konseling

    i. Analisis SWOT

    j. Akreditasi Madrasah

    k. Evaluasi Diri Madrasah

    3. Kompetensi Supervisi Akademik

  • 22

    a. Konsep, Prinsip, teori dasar, dan Karakteristik matapelajaran dan proses

    pembelajaran matapelajaran yang diampu

    b. Pengembangan kurikulum (KTSP)

    c. Penyusunan silabus

    d. Strategi/metode/teknik Pembelajaran

    e. Penyusunan RPP

    f. Adminisitrasi Keguruan

    g. Media Pembelajaran

    h. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

    4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

    a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    b. Penilaian Kinerja Kepala Madrasah

    c. Penilaian kinerja Guru

    d. Penilaian Kinerja Staf Madrasah

    e. Supervisi Klinis

    f. Analisis butir soal

    5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan

    a. Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah

    b. Penelitian Tindakan Kelas

    c. Konsep Penyusunan Modul dan Buku Pelajaran

    6. Kompetensi Sosial

    a. Dinamika Kelompok

    b. Peran dan Fungsi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS)

    F. Kelompok Penujang

    a. Penilaian Angka Kredit Guru

    b. Penilaian Angka Kredit Pengawas

    c. Penguasaan Komputer Dasar

    d. Konsep Coaching dan Mentoring

  • 23

    BAB V

    PERAN PIHAK TERKAIT

    Tugas dan Tanggung Jawab pihak yang terkait dalam Sistem Pembinaan Pengawas

    Madrasah/ Pendidikan Agama Islam adalah:

    A. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

    Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bertugas: (a) merumuskan kebijakan

    nasional yang bersifat umum tentang penyelenggaraan pembinaan pengawas

    madrasah/PAI, (b) menentukan kebijakan umum tentang standar proses dan

    hasil pembinaan pengawas madrasah/PAI dan (c) melaksanakan koordinasi,

    harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan pembinaan pengawas

    madrasah/PAI. (d)

    B. Direktorat

    Direktorat terkait menetapkan bertanggung jawab untuk mensosialisasikan

    panduan pembinaan pengawas madrasah/PAI kepada Kantor Wilayah

    Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten, Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan kementerian Agama, dan Balai Pendidikan dan

    Kebudayaan Kementerian Agama.

    C. Pusdiklat dan Balai Diklat

    Pusdiklat Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan melaksanakan

    program pembinaan pengawas madrasah/PAI berdasarkan kebijakan yang

    ditetapkan oleh Ditjen /lembaga terkait. Di dalam pelaksanakan Pusdiklat dan

    Balai Diklat berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan

    kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten.

    D. Kanwil Kementerian Agama Provinsi

    Kawil Kementerian Agama Provinsi melakukan analisis pembinaan pengawas

    madrasah/PAI pada tingkat provinsi. Berdasarkan hasil Analisis pembinaan

    pengawas madrasah/PAI, Kanwil Kemenag provinsi menyusun dan

    melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI tingkat provinsi.

    Dalam melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kanwil

  • 24

    Kemenag provinsi berkoordinasi dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Kantor

    Kemenag Kota/Kabupaten.

    E. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

    Kantor Kemenag Kota/Kabupaten melaksanakan analisis pembinaan pengawas

    madrasah/PAI pada tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis

    kebutuhan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag

    kabupaten/kota menyusun dan melaksanakan program pembinaan pengawas

    madrasah/PAI tingkat kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan

    pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag kabupaten/kota berkoordinasi

    dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Pokjawas.

    F. Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas)

    Pokjawas melaksanakan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada

    tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembinaan

    pengawas madrasah/PAI, Pokjawas menyusun, melaksanaan dan mengusulkan

    program pembinaan pengawas madrasah/PAI ke Kantor Kemenag

    kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan pengawas madrasah/PAI,

    Pokjawas berkoordinasi dengan Kemenag kota/kabupaten

  • 25

    BAB VII

    PENUTUPAN

    Demikian pedoman ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan pembinaan

    pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada Sekolah bagi

    Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    Hal-hal yang belum tercanatum dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam

    pedoman teknis pelaksanaan oleh pejabat/lembaga yang berwenang baik ditingkat

    Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.