pembg.dan peng teg tiggi ac
DESCRIPTION
acTRANSCRIPT
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI AC
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1. Mempelajari cara membangkitkan tegangan tinggi arus bolak-balik dengan
menggunakan transformator penguji tegangan tinggi.
2. Mempelajari cara pengukuran tegangan bolak-balik, yaitu :
- Metode pengukuran dengan sela bola.
- Metode pengukuran dengan pembagi tegangan kapasitif.
II. TEORI DASAR
Tegangan tinggi AC umumnya digunakan di laboratorium untuk
pengujian dan percobaan dengan tegangan DC dan tegangan impuls. Perbedaan
transformator uji dengan transformator daya adalah kapasitas dayanya rendah,
akan tetapi ratio lilitannya tinggi.
Transformator tegangan tinggi terdiri dari :
- Kumparan primer yang dihubungkan dengan tegangan rendah.
- Kumparan sekunder, satu terminal pada level yang rendah dekat potensial
tanah dan terminal lainnya terisolasi dengan tanah sebagai terminal tinggi.
Untuk pembangkitan tegangan DC atau impuls, transformator sering digunakan
dengan kedua terminal yang diisolasi dari potensial tanah.
Untuk alasan ekonomi tegangan AC yang lebih tinggi sedikit dari 100 kV tidak
dihasilkan oleh transformator.
Untuk penggunaan ini transformator harus disusun satu dengan lainnya dan
setiap unit dilengkapi dengan belitan tersier pada potensial yang tinggi untuk
memicu exitasi transformator selanjutnya.
Pengukuran Tegangan AC
Pengukuran tegangan AC dapat diakibatkan oleh perbedaan arti. Tiga kelas dari
pengukuran dapat dibedakan atas :
- Peralatan yang menunjukkan nilai rms.
- Peralatan yang menunjukkan nilai puncak.
- Peralatan pengukuran kombinasi tegangan divider.
Kombinasi ini dapat mengukur nilai rms dan nilai puncak.
Rumus :
Menunjukkan defenisi arti nilai rms.
Nilai puncak dari suatu tegangan adalah nilai yang paling tinggi selama
setengah siklus. Untuk bentuk gelombang sinusoidal hubungan antara rms dan
nilai puncak adalah :
Ada perbedaan metode dalam pengukuran tegangan puncak dengan jarak bola
atau sesuai dengan Chubb dan Fortescue atau dengan pembagi kapasitif.
Nilai rms dapat juga diukur dengan voltmeter elektrostatik atau dengan
transformator arus.
Dalam multi test set sebuah pembagi kapasitif murni digunakan dengan
rangkaian ekivalen sederhana sebagai berikut :
Gambar 1. Rangkaian pembagi kapasitif.
Ket : C1 = Kapasitansi tegangan tinggi
C2 = Kapasitansi tegangan rendah
U1 = Tegangan input
U2 = tegangan output
Z = karakteristik impedansi pengukuran kabel.
Impedansi karakteristik z tidak perlu untuk mengukur tegangan AC pada
frekuensi rendah, tetapi akan membantu pada tegangan transient yang sempat
selama terjadi tegangan tembus.
Ratio tegangan diberikan dengan rumus :
Suatu keharusan yang diperoleh untuk menghitung bahwa setiap jaringan
dihubungkan dengan kapasitansi tegangan rendah, ratio perubahan
transformasi. Artinya bahwa kapasitansi input pada peralatan pengukuran
mempengaruhi ratio tegangan.
Sphare-Gap (jarak/celah bola) memberikan hubungan antara tegangan yang
terpakai dengan jarak dan diameter bola. Sebab tegangan tembus pada udara
dipengaruhi oleh tekanan udara, temperatur dan kelembaban, digunakan faktor
koreksi ini sangat luas, sehingga dibawah kondisi normal persamaan sederhana
dapat digunakan :
dengan :
Ub = Tegangan tembus pada 1013 mBar, 200C
Um = Tegangan tembus pengukuran
P = Tekanan udara dalam mBar
T = Temperatur udara dalam 0C.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Sangkar tegangan tinggi AC/DC
2. Kotak pengontrolan
3. Obyek pengetesan
4. Beban Kapasitif
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 2. Rangkaian percobaan tegangan tinggi AC/DC
Ket : Cb = Beban resistif
U1 = Tegangan primer
U2 = Tegangan sekunder
Rd = Resistansi
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pengujian tegangan tinggi
AC/DC.
U1 U2
Rd
U1 U2
Rd
U1 U2
Rd
2. Untuk percobaan AC tanpa beban dilakukan dengan menaikkan % regulator
sampai mencapai 40 %, dan pembacaan tegangan tembus dilakukan
kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
3. Sesuai dengan rangkaian, mengukur tegangan tembus dari gap bola dengan
pembagi tegangan. Jarak gap 10, 20 mm. Diameter elektrode 100 mm.
Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap jarak gap
(percobaan AC berbeban).
VI. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan percobaan tegangan tinggi AC tanpa beban
NO. % Regulator V efektif (kV) Fc (factor koreksi)
1 5 4
P = 92,5 %
= 95,5 kPa
T = 280 C
2 10 7
3 15 10,5
4 20 12
5 25 18
6 30 22
7 35 26
8 40 29
Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan tegangan tinggi AC untuk
elektroda jarum - jarum
NO. Jarak Elektroda
(mm)
V efektif (kV) fc (Faktor
koreksi)1 2 3
1 2 4 5 6 P = 86,5%
= 95,4 kPa
T = 270C
2 4 5 6 6
3 6 6,5 8 7,5
4 8 8 8 7,8
VII. ANALISA DATA
a. Percobaan AC Tanpa Beban Nol
Contoh hasil perhitungan pada data ke – 2
Dik : Tekanan,P = 95,5 kPa = 955 mBar
Temperature,T = 28 0C
= 45 kV
Dit : a. Tegangan maks,Vm = …?
b. Tegangan Breakdown,Vbd = …?
c. FC = ….?
Peny :
a.
b.
= 6,164 kV
c.
d.
Untuk pengatur tegangan 10 % pada regulator, diperoleh :
V1 = 5 % . 100 kV = 5 kV
Dimana 100 kV adalah tegangan hasil keluaran sisi sekunder dari
transformator.
Jadi :
Dengan contoh perhitungan yang sama seperti di atas, maka untuk dapat
yang lain dapat pula dihitung.
Tabel a.1. Hasil anlisa data percobaan tegangan tinggi AC tanpa beban
NoTegangan
Efektif (Veff)
Tegangan
Maksimum
(Vm)
Tegangan
Breakdown
(Vbd)
FC
Ratio
Tegangan
(n)
1 5 5.656 6,164 0,6489 0,811
2 10 9,899 10,7870,6489
0,927
3 15 14,849 16,1810,6489
0,927
4 20 16,97 18,4920,6489
1,081
5 25 25,45 27,7390,6489
0,901
6 30 31,112 33,9030,6489
0,884
7 35 36,769 40,0670,6489
0,873
8 40 41,012 44,690,6489
0,895
b. Percobaan Teg. Tinggi AC Berbeban untuk elektroda Jarum -jarum
Contoh hasil perhitungan pada data ke – 2.
Dik : Tekanan,P = 95,4 kPa = 954 mBar
Temperature,T = 270C
= 5 kV
Dit : a. Tegangan maks,Vm = …?
b. Tegangan Breakdown,Vbd = …?
c. FC = ….?
Peny :
a.
b.
= 7,687 kV
c.
Dengan contoh perhitungan yang sama seperti di atas, maka untuk dapat
yang lain dapat pula dihitung.
Tabel 4. Hasil anlisa data percobaan tegangan tinggi AC untuk elektroda bola
– bola.
No. Tegangan Tegangan Tegangan FC
efektif rata-rata
Maksimum
(Vm)
Breakdown
(Vbd)
1 5 7,071 7,687 0,65
2 5,67 8,0138 8,712 0,65
3 7,33 10,37 11,275 0,65
4 7,933 11,219 12,197 0,65
VIII.KESIMPULAN
Dari hasil analisa data di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada percobaan AC tanpa beban diperoleh faktor koreksi yang sama untuk
setiap pengambilan data yaitu 0,672.
2. Pada percobaan AC tanpa beban diperoleh ratio tegangan rata-rata sebesar
0,894.
3. Dari data pengukuran untuk percobaan AC berbeban, tegangan tembus
dicapai pada 36 kV sedangkan dari tabel diperoleh 59 kV untuk jarak gap
20 mm dan diameter sphare 10 cm.
4. Dari kedua grafik pada lembaran di atas menunjukkan hubungan yang
linear.