pemberian bahan tertulis sebelum proses … file · web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses...

29
PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWI DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Proposal ini disusun untuk diajukan dalam program Seleksi Hibah Bersaing Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd 1

Upload: truongdat

Post on 24-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWI DALAM

PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Proposal ini disusun untuk diajukan dalam program

Seleksi Hibah Bersaing Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

disusun olehAgustinus Suyoto, S.Pd

SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTAJL. DR. SUTOMO 16 TELP. (0274) 513129

LEMBAR PENGESAHAN

1

Page 2: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Judul Penelitian :Pemberian Bahan Tertulis Sebelum Proses Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Aktif Siswi dalam Pembelajaran dengan Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

Mata Pelajaran :Bahasa dan Sastra Indonesia

Tim Peneliti :1. Agustinus Suyoto, S.Pd. (ketua tim)

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 2. Dra. Th. M. Issri Windarjati. (anggota)

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Lokasi Penelitian:SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Jl. Dr. Sutomo 16 Yogyakarta

Lama Penelitian :3 bulan

Biaya penelitian yang diusulkan :Rp 1.900.000,00

Yogyakarta, 29 April 2006Ketua Peneliti

Agustinus Suyoto, S.Pd

Menyetujui,Kepala Sekolah

Dra. Sr. Jeanne, CB

2

Page 3: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Walaupun masih menjadi perdebatan berkepanjangan, perubahan paradigma

pendidikan yang dimulai dengan pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

atau Kurikulum 2004 terus bergulir. Perubahan ini diperlukan untuk menjawab tantangan

perkembangan zaman dan peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia

Indonesia secara umum.

Konsekuensi logis perubahan tersebut ternyata tidak sekedar menyentuh materi

pembelajaran, melainkan juga berkaitan erat dengan berbagai perubahan paradigma.

Guru yang pada mulanya bertindak sebagai center proses pembelajaran diubah menjadi

fasilitator pembelajaran. Buku pelajaran yang pada mulanya menjadi sumber utama

pembelajaran diubah menjadi salahsatu sumber pembelajaran, yang artinya masih banyak

sumber belajar lainnya. Sistem ujian yang sentralistik secara konseptual diserahkan

kembali kepada sekolah dan guru yang bersangkutan.

Wujud konkret perubahan pola pembelajaran di kelas adalah terjadinya

pergeseran dominasi aktivitas belajar mengajar. Jika pada mulanya guru lebih aktif dalam

memberikan pembelajaran, sekarang siswi dituntut lebih aktif mencari dan menemukan

sendiri konsep-konsep yang perlu mereka pelajari. Guru lebih banyak memosisikan diri

sebagai fasilitator dan evaluator daripada sebagai pemberi pengetahuan.

Perubahan pola pembelajaran tersebut sejalan dengan konsep belajar menurut

paham konstruktivisme. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif di mana para pelajar

membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar harus memiliki pengalaman belajar dengan

membuat hipotesis, menguji hipotesis, memecahkan persoalan, mengungkapkan

pertanyaan dan sebagainya. (Suparno, 1997: 62).

Jika dicermati lebih lanjut, metode pembelajaran yang sekarang menjadi trend di

sekolah-sekolah adalah metode diskusi, tanya jawab, tugas mandiri, dan sejenisnya yang

secara signifikan menggeser metode ceramah. Dengan pemberlakukan berbagai metode

nonceramah tadi, terlihat jelas bahwa aktivitas pembelajaran bergeser dari guru ke siswa.

3

Page 4: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Tanggapan siswa atas perubahan metode pembelajaran ini tampaknya juga sangat

bagus. Hal itu terbukti ketika siswa diberi kesempatan berdiskusi, mereka terlihat

gembira dan antusias, bahkan kadang-kadang mereka membutuhkan waktu cukup banyak

untuk berdiskusi. Demikian juga ketika siswa diberi tugas mencari jawaban atas

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Para siswi terlihat sibuk mencari jawabannya di

buku pelajaran ataupun di buku-buku yang ada di perpustakaan.

Menurut Atwi Suparman (1997: 174) pada prinsipnya metode diskusi sangat

bermanfaat untuk mengembangkan daya kreatif siswa dalam menemukan ide-ide baru.

Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan menemukan ide-ide baru, nilai baru dan sipak

positif terhadap ide sangat diperlukan. Namun demikian, model diskusi ini dapat mudah

menyimpang ke arah lain sehingga tidak menghasilkan sesuatu dan malah membuang-

buang waktu saja.

Akhir-akhir ini sudah mulai muncul gejala kurang efektifnya metode diskusi dan

tanya jawab dalam pembelajaran. Hal itu terbukti dari kurang memuaskannya hasil

diskusi siswi dan kurang lancarnya aktivitas tanya jawab di kelas. Ssiswi hanya

melaporan hasil diskusi yang sangat singkat dan dangkal. Hasil diskusi maupun hasil

pencarian jawab dari berbagai sumber tidak sebanding dengan waktu yang mereka minta

untuk melaksanakan diskusi maupun mencari jawaban dari berbagai buku sumber.

Jika hal ini tidak segera diatasi, akan terjadi dilema dalam diri guru. Guru

dihadapkan pada dua pilihan pahit sekaligus. Pilihan pertama adalah kembali

menggunakan metode ceramah (menjelaskan) agar materi pembelajaran yang seharusnya

dikuasai siswi dapat tercapai. Hal ini berarti guru tidak melakukan perubahan pola

pembelajaran. Pilihan kedua adalah tetap menggunakan metode diskusi dan tanya jawab

dengan konsekuensi target pencapaian kurikulum terancam tidak tercapai.

Salahsatu dugaan kurang efektifnya kegiatan tanya jawab dan diskusi dalam

pembelajaran adalah karena kurangnya bekal pengetahuan siswi tentang materi yang akan

dibicarakan. Untuk dapat bertanya, seseorang harus terlebih dahulu mempelajari bahan

yang akan ditanyakan. Untuk dapat berdiskusi dengan baik, seseorang perlu

mempersiapkan diri dengan cara mempelajari sejumlah hal yang berkaitan dengan pokok

persoalan yang didiskusikan. Dan tampaknya dalam proses pembelajaran di kelas siswi

kurang mendapat kesempatan untuk mempelajari materi tersebut.

4

Page 5: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Untuk membuktikan dugaan di atas perlu dilakukan sebuah penelitian tindakan

kelas agar metode diskusi dan tanya jawab yang sekarang sedang menjadi trend dan

mampu menggeser dominasi guru dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien dan mampu mengantarkan siswi pada penguasaan materi yang lebih

mendalam dibandingkan dengan metode-metode konvensional seperti ceramah dan

mencatat.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

1. Apakah pemberian bahan-bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia mampu meningkatkan partisipasi aktif siswi bertanya jawab di

kelas?

2. Apakah pemberian bahan-bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia mampu meningkatkan kualitas hasil diskusi siswi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah

1. Memperoleh data pengaruh pemberian bahan-bahan tertulis sebelum proses

pembelajaran terhadap peningkatan partisipasi aktif siswi dalam bertanya jawab

di kelas.

2. Memperoleh data pengaruh pemberian bahan-bahan tertulis sebelum proses

pembelajaran terhadap kualitas hasil diskusi siswi.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Jika permasalahan-permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan

kelas ini dapat terjawab, ada sejumlah manfaat yang dapar diperoleh.

1. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam

mempersiapkan materi pembelajaran dengan metode diskusi dan tanya jawab

sehingga tidak terjadi in-efisiensi penggunaan waktu dalam proses pembelajaran.

5

Page 6: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

2. Bagi siswi. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi siswi tentang

sumbangan persiapan belajar dalam peningkatan prestasi belajar.

3. Bagi sekolah. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam

mempersiapkan sarana/prasarana pendukung proses pembelajaran seperti bahan

bacaan di perpustakaan, penyediaan saluran akses data, dan sebagainya.

4. Bagi guru pada umumnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

akan pentingnya pemberian materi tertulis sebagai pengganti ceramah agar fokus

pembelajaran tetap ada pada siswa.

5. Bagi LPTK. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi LPTK

dalam menelaah kembali berbagai metode pembelajaran.

6

Page 7: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kerangka Teoritik

Henri Guntur Tarigan (1993:1) mengatakan bahwa keterampilan berbahasa

mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat komponen tersebut memiliki

hubungan yang erat. Masing-masing komponen juga memiliki keterkaitan yang erat

dengan proses berpikir.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bertujuan mengantarkan para

siswa untuk menguasai keterampilan berbahasa juga mengajarkan keempat komponen

tersebut. Secara tegas dituliskan dalam kurikulum bahwa ada empat aspek keterampilan

berbahasa yang perlu dipelajari oleh siswa.. Keempat aspek tersebut adalah membaca,

menulis, berbicara, dan menyimak.

Khaerudin Kurniawan (1992:71-80) berpendapat bahwa orientasi pengajaran

bahasa adalah agar siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa, atau siswa terampil

berbahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.

Untuk itu, siswa harus menyadari adanya faktor-faktor penentu dalam tindak berbahasa.

Dalam hal aktivitas pengajaran, Kurniawan (1992:71-80) berpendapat bahwa

aktivitas yang dilakukan pada saat mengajarkan materi harus diarahkan pada komunikasi

yang sebenarnya. Materi juga harus dikaitkan dengan makna yang mencerminkan suatu

ide, konsep, makna yang sesuai dengan latar belakang siswa. Materi juga harus sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa. Untuk siswa sekolah menengah fungsi penalaran harus

diprioritaskan. Kesempatan berlatih berbahasa harus diperluas.

Pendapat Slamet Soewandi (1993) berikut ini tampaknya memperkuat pendapat di

ata. Beliau mengatakan bahwa studi interdisipliner mampu memberikan kesadaran baru

bahwa tujuan pengajaran bahasa bukanlah demi dikuasainya kemampuan linguistik

semata-mata, melainkan demi dikuasainya kemampuan linguistik untuk tujuan

berkomunikasi secara riil, atau dicapainya kemampuan komunikasi pada diri seorang

siswa.

7

Page 8: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Dalam berkomunikasi, ada dua hal yang dibutuhkan. Dua hal tersebut adalah

kemampuan berkomunikasi (menyampaikan gagasan) dan materi yang akan

dikomunikasikan (pengetahuan, gagasan, dan sejenisnya). Jika seseorang memiliki

kemampuan berkomunikasi cukup bagus tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup

tentang topik yang dikomunikasikan, proses interaksi akan terhambat. Demikian juga jika

seseorang hanya memiliki pengetahuan dan gagasan tetapi tidak memiliki keterampilan

berkomunikasi yang cukup, proses interaksi juga akan terhambat (Sukadi, 1993 :48)

Baik keterampilan berkomunikasi maupun kemampuan menyusun pengetahuan

untuk berkomunikasi perlu dibangun dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.

Hal ini berkaitan erat dengan tujuan akhir pembelajaran bahasa yang telah dikemukakan

di atas yaitu dikuasainya keterampilan berkomunikasi. Hal itu hanya dapat dicapai jika

dalam proses pembelajaran siswa mendapat kesempatan mengaktualisasikan diri dalam

menggunakan bahasa. Kesempatan mengaktualisasikan diri dalam menggunakan bahasa

tersebut dapat terlaksana jika guru membatasi diri untuk tidak terlalu banyak

menghabiskan waktu untuk berceramah.

Alternatif metode yang dimungkinkan untuk memberikan kesempatan pada siswi

dalam menggunakan bahasa secara aktif adalah dengan metode diskusi, tanya jawab,

presentasi, dan sejenisnya. Dalam metode diskusi siswa dituntut memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan teman-temannya sekaligus kemampuan mengungkapkan gagasan

yang berkualitas. Dalam metode tanya jawab siswi dituntut memiliki pengetahuan

tentang hal yang dibicarakan.

Maka tidak salah jika seiring dengan perubahan paradigma pendidikan dewasa ini

para guru mulai menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dan secara bertahap

meninggalkan metode ceramah. Pilihan metode yang memberi peluang bagi siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran ini kiranya akan semakin mengasah kemampuan

siswa dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan gagasan-gagasannya. Jika dapat

dipertahankan dan dikembangkan secara terus menerus, besar harapannya akan

dihasilkan generasi muda yang memiliki kemampuan tinggi dalam berbahasa baik

berbahasa secara lisan maupun secara tertulis.

Upaya guru untuk tetap setia menggunakan metode diskusi dan tanya jawab

tampaknya mulai terusik ketika unsur-unsur pendidikan lainnya tidak memberikan

8

Page 9: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

peluang bagi guru dalam mengatur pola pembelajaran secara bebas. Masalah Ujian

Nasional, Ulangan Umum Bersama, Target Kurikulum dan sebagainya mau tidak mau

merisaukan guru ketika ditemui kenyataan bahwa dengan metode diskusi dan tanya

jawab proses penyelesaian materi pelajaran berjalan lambat. Jika guru menggunakan

kedua metode di atas siswi memibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menyelesaikan

suatu pokok bahasan.

Jika dicermati lebih lanjut, lambat dan dangkalnya penguasaan materi oleh siswa

jika guru menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Pertama, kurang tersedianya bahan bacaan (buku sumber) yang mendukung

diskusi siswi. Ketika siswa mendiskusikan suatu masalah mereka dituntut mencari

berbagai argumen mendukung dari berbagai sumber. Logisnya, sumber tersebut tidak

berasal dari gurunya melainkan dari berbagai buku baik buku referensi, ensiklopedia,

maupun majalah. Namun, sebagian besar sekolah kurang memperhatikan hal ini sehingga

buku sumber yang ada di perpustakaan sangat terbatas baik dari segi jumlahnya maupun

variasi bukunya. Akibatnya, hasil diskusi sangat dangkal dan kurang lengkap.

Kedua, rendahnya minat baca siswa. Motivasi para siswa untuk membaca buku

sangat rendah. Hal ini mengakibatkan minimnya pengetahuan siswa. Karena pengetahuan

siswa minim, kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu menjadi sangat dangkal

yang pada akhirnya menjadikan diskusi kurang berkembang. Efek lainnya adalah siswa

cenderung menggunakan kesempatan diskusi untuk mengobrol atau membicarakan hal-

hal lain di luar pokok persoalan. Pada akhirnya hasil diskusi yang dilaporkan pada guru

kurang berkualitas.

Ketiga, mentalitas siswi. Sebagian besar siswa berangkat ke sekolah tanpa

persiapan yang memadai. Persiapan yang dimaksud adalah persiapan materi pelajaran.

Ketika bertemu dengan guru siswa tidak membawa bekal persialan apa-apa, mereka

terbiasa mendengar ceramah dari guru yang artinya siap menerima pengetahuan dari

guru.

Jika ketiga hal tersebut dapat dicari solusinya, kiranya metode diskusi dan tanya

jawab akan menjadi metode pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan tuntutan

perubahan di bidang pendidikan. Dan hal itu tampaknya menjadi pilihan utama bila

dibandingkan dengan kembali pada metode ceramah karena jika metode ceramah kembali

9

Page 10: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

mendominasi proses pembelajaran di kelas perlahan-lahan tetapi pasti guru akan

ditinggalkan oleh para siswanya.

.B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

pemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat

meningkatkan kualitas hasil diskusi dan partisipasi aktif siswi dalam tanya jawab.

10

Page 11: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subjek Didik

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,

Jl. Dr. Sutomo 16 Telp. (0274)513129

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswi kelas XI IPS tahun ajaran 2006-2007. Perlu

diketahui bahwa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta merupakan sekolah khusus putri.

B. Rencana Tindakan

1. Persiapan

Ada tigal hal yang dilakukan dalam persiapan tindakan.

Pertama, menentukan materi pembelajaran. Materi yang akan dipelajari untuk

siklus pertama adalah unsur-unsur intrinsik prosa cerita, untuk siklus

kedua adalah paragraf, dan untuk siklus ketiga adalah analisis puisi.

Kedua, membuatkan bahan tertulis berupa ringkasan teori dari masih-masing

pokok bahasan. Pada dasarnya ringkasan yang dimaksud merupakan

pengganti bahan yang biasa diceramahkan di kelas oleh guru.

Ketiga, menentukan bahan yang akan dianalisis (cerpen, berbagai paragraf, dan

puisi) yang harus didiskusikan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Prosedur tindakan kelas yang akan dilakukan adalah

Siklus I

Pertama, dua hari sebelum proses pembelajaran siswi diberi bahan tertulis berupa

ringkasan teori analisis intrinsik prosa cerita. Siswi diminta mempelajari

bahan tersebut.

Kedua, pada saat tatap muka, sekitar 30 menit siswi diajak mendalami teori

tersebut dengan bertanya jawab. Fokusnya adalah siswi bertanya, guru

11

Page 12: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

menawarkan pada siswi lain untuk menjawab pertanyaan, jika ada, siswi

tersebut yang akan menjawab pertanyaan temannya. Guru meneguhkan

atau menambah jawaban tersebut.

Ketiga, guru memberikan sebuah cerita pendek yang telah dipersiapkan. Siswi

diminta berdiskusi untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik cerita

pendek tersebut. Hasil diskusi dilaporkan secara tertulis.

Keempat, di luar jam tatap muka guru memeriksa hasil diskusi siswi.

Siklus II

Pertama, dua hari sebelum proses pembelajaran siswi diberi bahan tertulis berupa

ringkasan teori paragraf. Siswi diminta mempelajari bahan tersebut.

Kedua, pada saat tatap muka, sekitar 30 menit siswi diajak mendalami teori

tersebut dengan bertanya jawab. Fokusnya adalah siswi bertanya, guru

menawarkan pada siswi lain untuk menjawab pertanyaan, jika ada, siswi

tersebut yang akan menjawab pertanyaan temannya. Guru meneguhkan

atau menambah jawaban tersebut.

Ketiga, guru memberikan beberapa buah paragraf yang telah dipersiapkan. Siswi

diminta berdiskusi untuk menganalisis gagasan utama, pola

pengembangan paragraf, dan pola paragrafnya. Hasil diskusi dilaporkan

secara tertulis.

Keempat, di luar jam tatap muka guru memeriksa hasil diskusi siswi.

Siklus III

Pertama, dua hari sebelum proses pembelajaran siswi diberi bahan tertulis berupa

ringkasan teori analisis puisi. Siswi diminta mempelajari bahan tersebut.

Kedua, pada saat tatap muka, sekitar 30 menit siswi diajak mendalami teori

tersebut dengan bertanya jawab. Fokusnya adalah siswi bertanya, guru

menawarkan pada siswi lain untuk menjawab pertanyaan, jika ada, siswi

tersebut yang akan menjawab pertanyaan temannya. Guru meneguhkan

atau menambah jawaban tersebut.

Ketiga, guru memberikan beberapa buah puisi yang telah dipersiapkan. Siswi

diminta berdiskusi untuk menganalisis unsur-unsur pembentuk puisi.

Hasil diskusi dilaporkan secara tertulis.

12

Page 13: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Keempat, di luar jam tatap muka guru memeriksa hasil diskusi siswi.

3. Rencana perekaman/pencatatan data dan pengolahan/penafsiran data

Perekaman/pencatatan data dilakukan dengan cara sebagai berikut

Pertama, peneliti 2 mengamati dan mencatat nama siswi yang mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Pada akhir pengamatan peneliti 2

menghitung jumlah siswi yang berperan aktif baik bertanya maupun

menjawab pertanyaan.

Kedua, pada saat siswi berdiskusi, peneliti mencatat keaktifan masing-masing

peserta diskusi (dengan memberikan tanda pada lembaran check list) yang

meliputi memberikan usul, mendebat, memberikan alternatif, melihat

kembali dasar teori yang dipakai untuk menganalisis.

Ketiga, di luar tatap muka peneliti mengoreksi hasil diskusi untuk menentukan

tingkat kebenaran analisisnya (dengan memberikan skor).

4. Analisis dan Refleksi

Langkah analisa dan refleksi dilakukan sebagai berikut

Pertama, peneliti 2 mengkomunikasikan hasil pencatatannya dengan peneliti 1.

Dari data tersebut dilakukan penghitungan tingkat partisipasi siswi dalam

proses pembelajaran dengan cara menghitung jumlah siswi yang bertanya

dan menjawab dibagi jumlah siswi seluruhnya.

Kedua, peneliti membandingkan tingkat partisipasi siswi tersebut dengan data

sebelumnya (sebelum dilakukan tindakan). Dari perbandingan tersebut

ditentukan ada tidaknya (jika ada : seberapa besar) pengaruh pemberian

bahan tertulis terhadap tingkat partisipasi aktif siswi dalam proses

pembelajaran. Jika terjadi kenaikan tingkat partisipasi di atas 20% dari

data sebelumnya, dapat ditafsirkan bahwa pemberian bahan tertulis

sebelum proses pembelajaran mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa

dalam tanya jawab.

Ketiga, peneliti mengoreksi hasil diskusi siswi dan menentukan tingkat kebenaran

hasil diskusi.

13

Page 14: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

Keempat, peneliti membandingkan kualitas hasil diskusi tersebut dengan data

sebelumnya (sebelum dilakukan tindakan). Dari perbandingan tersebut

ditentukan ada tidaknya pengaruh pemberian bahan tertulis terhadap

peningkatan kualitas hasil diskusi. Jika ditemukan peningkatan hasil

diskusi sebesar 20% dapat ditafsirkan bahwa pemberian bahan tertulis

sebelum proses pembelajaran memberikan pengaruh positif pada kualitas

hasil diskusi.

Kelima, peneliti melakukan penilaian refleksi atas proses pembelajaran yang telah

dilakukannya sekaligus merencanakan untuk mengulangi proses tersebut

agar diperoleh data yang valid.

C. Data dan Cara Pengumpulannya

Data yang dicari dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

tersebut berupa (1) jumlah siswi yang berpartisipasi aktif dalam proses memahami

materi pembelajaran dengan metode tanya jawab, (2) tingkat kebenaran hasil analisis

cerita pendek dari proses diskusi kelompok.

Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data meliputi (1) pencatatan,

dan (2) tes. Teknik pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data jumlah siswi

yang berpartisipasi aktif dalam proses tanya jawab sedangkan teknik tes digunakan

untuk menentukan kualitas hasil diskusi.

D. Tim Peneliti

1. Agustinus Suyoto, S.Pd (peneliti utama)

Tugasnya : 1. Mempersiapkan bahan pembelajaran

2. Melaksanakan proses pembelajaran

2. Dra. Th. M. Issri Windarjati (anggota)

Tugasnya : Melakukan pengamatan dan pencatatan data selama proses

pembelajaran.

14

Page 15: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BAB IV

RENCANA ANGGARAN

Rencana permohonan anggaran penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut

A. Honorarium

1. Honorarium peneliti utama : Rp 500.000,00

2. Honorarium peneliti anggota : Rp 250.000,00

3. Honorarium konsultan : Rp 150.000,00

B. Bahan-bahan penelitian

1. Kertas HVS kuarto 3 rim : Rp 90.000,00

2. Alat tulis, map, tas : Rp 150.000,00

3. Pembuatan ringkasan materi : Rp 50.000,00

4. Foto kopi ringkasan materi : Rp 100.000,00

5. Foto kopi cerpen : Rp 60.000,00

C. Penyusunan Laporan

1. Pengetikan laporan : Rp 100.000,00

2. Foto kopi dan jilid HC 5 exemplar : Rp 150.000,00

D. Transportasi : Rp 50.000,00

E. Seminar terbatas : Rp 200.000,00

F. Dokumentasi (foto) : Rp 50.000,00

-------------------------------------

Total : Rp 1.900.000,00

15

Page 16: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BAB V

JADWAL PENELITIAN

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut

TANGGAL KEGIATAN KET.

April 2006 Penyusunan dan pengajuan proposal

penelitian tindakan kelas

Juni 2006 Memantapkan rencana tindakan kelas

bersama tim yang meliputi

a. Membuat ringkasan materi

b. Menentukan bahan pembelajaran

c. Mematangkan alat pencatat data

(format check list, prosedur

pengamatan, dsb)

Pertengahan Juli 2006 Koordinasi dengan pihak sekolah

(khususnya Wakasek Kurikulum) untuk

memantapkan rencana tindakan kelas

Minggu I Agustus Tindakan kelas siklus I

Minggu I Agustus Analisis dan refleksi bersama tim peneliti

tentang hasil tindakan kelas siklus I

Minggu II Agustus Tindakan kelas siklus II

Minggu II Agustus Analisis dan refleksi bersama tim peneliti

tentang hasil tindakan kelas siklus II

Minggu III Agustus Tindakan kelas siklus III

Minggu III Agustus Analisis dan refleksi bersama tim peneliti

tentang hasil tindakan kelas siklus III

Minggu IV Agustus Diskusi hasil penelitian dan kesimpulan

September Penyusunan Laporan Penelitian

Akhir September Pelaporan Hasil Penelitian pada pihak

terkait

16

Page 17: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Khaedar. 1992. “Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa” dalam

Cakrawala Pendidikan No. 3 Th. IX. November 1992.

Soewandi, A.M. Slamet. 1993. “Pengajaran Pragmatik” Makalah disampaikan dalam

studi banding mahasiswa STKIP PGRI Bandarlampung ke IKIP Sanata

Dharma, 10 Februari 1993.

Sukadi, G. 1993. Public Speaking Bagi Pemula. Jakarta : Gramedia Widiasarana

Indonesia

Suparman, Atwi. 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta : STIA-LAN

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa

----------------------------. 1993. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa

Lampiran 1

17

Page 18: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

BIODATA PENELITI I

Nama Lengkap : Agustinus Suyoto, S.Pd

Tempat tanggal lahir : Sleman, 27 Agustus 1971.

Alamat rumah : Dusun Nanggulan, Desa Sendang Agung, Kec. Minggir,

Kab. Sleman, Prov. DIY.

Status : Guru Tetap Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta

Sekolah : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,

Jl. Dr. Sutomo 16 Yogyakarta Telp. (0274) 513129. Beberapa kejuaraan penulisan berhasil diraih, antara lain

1. Pemenang Harapan I Lomba penulisan Opini Guru SMU/SMK se-DIY yang diselenggarakan oleh

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan KEHATI tahun 2000;

2. Pemenang Harapan II Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat umum se-DIY yang diselenggarakan oleh

Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (JARAHNITRA) DIY pada tahun 2000;

3. Pemenang Pertama Lomba Penulisan Puisi tingkat umum se-Keuskupan Agung Semarang yang

diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Kaum Muda Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2001;

4. Pemenang III Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat umum se-DIY yang diselenggarakan oleh Balai

Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional DIY pada tahun 2001;

5. Pemenang kedelapan (dari 25 pemenang) Lomba Menulis Cerita Pendek tingkat nasional yang

diselenggarakan oleh Bagian Proyek Peningkatan Perpustakaan Sekolah dan Pelajaran Sastra pada

tahun 2002.

6. Pemenang Harapan I Lomba Karya Ilmiah Populer Pemberdayaan Peninggalan Sejarah dalam

Pengembangan Parfiwisata tingkat Umum se-DIY yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan

Nilai Tradisional Yogyakarta pada tahun 2003.

7. Pemenang ke-18 (dari 25 pemenang) Lomba Menulis Cerita Pendek tingkat nasional yang

diselenggarakan oleh Bagian Proyek Peningkatan Perpustakaan Sekolah dan Pelajaran Sastra pada

tahun 2003

8. Pemenang Pertama Lomba Penulisan Esai Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang

diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta tahun 2003.

9. Pemenang Kedua Lomba Karya Tulis tingkat Umum yang diselenggarakan oleh BPR Bakti Daya

Ekonomi (BDE) bekerja sama dengan Kedaulatan Rakyat pada bulan April 2004.

10. Pemenang Ketiga. Lomba Mengarang Kategori Guru sekolah Kristen – Katolik se Indonesia dalam

rangka Ulang Tahun Majalah Bianglala, Mei 2004.

11. Pemenang Harapan II . Lomba Karya Tulis Hari Keluarga Nasional XI yang diselenggarakan oleh

BKKBN Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Agustus 2004.

18

Page 19: PEMBERIAN BAHAN TERTULIS SEBELUM PROSES … file · Web viewpemberian bahan tertulis sebelum proses pembelajaran bahasa dan sastra indonesia sebagai upaya peningkatan partisipasi

12. Pemenang Harapan I Lomba Karya Tulis tingkat Umum yang diselenggaran oleh BPR Bhakti Daya

Ekonomi (BDE) bekerja sama dengan Kedaulatan Rakyat pada bulan April 2006.

Diklat yang pernah diikuti

1. Pada tahun 2001 mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra

(MMAS) Terpadu Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

2. Pada tahun 2003 mengikuti Lokakarya Pengembangan Apresiasi Sastra Daerah tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh Bagian Proyek Peningkatan Perpustakaan Sekolah dan Pelajaran Sastra,

Departemen Pendidikan Nasional.

19