pemberdayaan penyandang disabilitas melalui...

141
PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI PROGRAM KETERAMPILAN MENJAHIT DI YAYASAN WISMA CHESHIRE JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) DisusunOleh: Amirah Mukminina 109054100029 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2013 M

Upload: vukhue

Post on 12-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI

PROGRAM KETERAMPILAN MENJAHIT DI YAYASAN WISMA

CHESHIRE JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

DisusunOleh:

Amirah Mukminina

109054100029

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2013 M

Page 2: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Page 3: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Page 4: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

i

ABSTRAK

AMIRAH MUKMININA

Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Melalui Program Keterampilan

Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan.

Penyandang cacat merupakan bagian dari warga Negara Indonesia

mempunyai hak, kewajiban, yang sama dengan warga Negara yang tidak menderita

cacat tubuh maupun psikis. Penyandang Cacat merupakan salah satu jenis

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit adalah salah satu upaya pemberdayaan penyandang disabilitas

yang dilakukan oleh Yayasan Wisma Cheshire untuk mengembangkan potensi

penyandang disabilitas agar lebih berdaya.

Penelitian ini bermaksud mengetahui lebih jauh bagaimana proses

pelaksanaan keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire, apa saja faktor

pendukung dan penghambat, serta hasil yang dicapai dari pelaksaan program

keterampilan menjahit tersebut. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif.

Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini

dilakukan di Yayasan Wisma Cheshire yang terletak di Cilandak Barat, Jakarta

Selatan.

Proses pelaksanan program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire ini seperti di awal terlaksananya program yayasan menyediakan pelatih

khusus menjahit dan mengkursuskan Warga Binaan di Sekolah Menjahit. Sejalannya

waktu untuk Warga Binaan yang baru masuk mereka tidak lagi disediakan pelatih

khusus tetapi di yayasan belajar menjahit secara turun temurun dengan cara senior

mengajarkan juniornya. Meskipun mereka hanya belajar dari teman ke teman tetapi

mereka tetap mendapatkan ilmu dan dapat mengembangkan pontensi. Mereka cepat

menangkap apa yang diajarkan oleh seniornya karena sistem belajar menjahit di

Yayasan Wisma Cheshire bukan dalam hal pemberian teori seperti didalam kelas

melainkan praktek langsung. Beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam

program keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire diantaranya adalah

faktor pendukung seperti adanya komite, relawan, dan donatur, penjualan produk,

tersedianya fasilitas sarana dan prasarana, dan lingkungan Yayasan Wisma Cheshire

Sedangkan faktor penghambatnya seperti awal mengikuti keterampilan menjahit

masih kesulitan dan jumlah yang mengikuti keterampilan menjahit sedikit sehingga

ketika banyak orderan yang menjahit mereka harus buru-buru sehingga membuat

tidak fokus. Hasil dari pelaksanaan program Keterampilan Menjahit ini pun dapat

dilihat dari segi pengetahuan dan skill menjahit dari masing-masing warga binaan.

Page 5: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat

serta karunia yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa suatu kendala yang berarti. Shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, begitu juga

kepada keluarga, dan sahabat.

Penulis menyadari tanpa bimbingan, bantuan dan dukungan dari semua pihak

skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Ibu Siti Napsiyah, M.SW dan Bapak Zaky M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

Jurusan Kesejahteraan Sosial.

3. Bapak Drs. Yusra Kilun, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam membantu dan memberikan pengarahan

serta bimbingannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis berada dalam perkuliahan.

5. Seluruh pengurus Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Utama atas

tersedianya buku-buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Page 6: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

iii

6. Pengurus Perpustakaan Kementerian Sosial atas tersedianya buku-buku yang

penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Fetty Elliot selaku Pimpiman Yayasan Wisma Cheshire, yang telah

mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di Yayasan Wisma

Cheshire.

8. Bapak Fendo Parama Sardi selaku Manajer Program Yayasan Wisma

Cheshire, yang telah membantu dan memberikan informasi yang banyak

kepada penulis saat melakukan penelitian di Yayasan Wisma Cheshire.

9. Segenap Warga Binaan dan keluarga besar Yayasan Wisma Cheshire yang

telah menyempatkan waktu dan memberikan bantuan kepada penulis.

10. Papa dan Mama yang senantiasa selalu mendoakanku, memberikan kasih

sayang yang tak terhingga serta dukungan moril dan materil yang tak pernah

terputus. Dan segenap keluarga besarku yang selalu memberikan nasehat dan

masukkan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat SMA Astri yang selalu memberi semangat meskipun udah lama gak

ketemu tapi dia selalu memotivasi ku.

12. Teman-teman kesos 2009 yang selama ini selalu bersama-sama saat kuliah,

dan terutama teman gengs di kesos 2009 ada Minda, Putri, Nuri, Tiwi, Sandra,

Ulfa, terima kasih untuk waktu dan kesediaan kalian dalam menemani penulis

saat penulisan skripsi ini.

13. Keluarga Besar KMF KALACITRA, khususnnya teman-teman Generasi 9

yang sudah memberi semangat berupa kata-kata kepada penulis.

Page 7: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

iv

14. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Bogor (HIMABO), khususnya Cewe-

cewe kece (Iyus, Chanis, dan teh Lia) yang udah nemenin, ngingetin, memberi

masukkan dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih tanpa

memberikan apapun, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang

membaca skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca serta peneliti lainnya pada umumnya.

Amin.

Ciputat, 26 November 2013

Amirah Mukminina

Page 8: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Fokus Masalah dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan Penelitiandan Manfaat Penelitian ...................................... 7

D. Metodologi Penelitian .................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 14

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan ................................................................................ 18

1. Pengertian Pemberdayaan ........................................................ 18

2. Tujuan Pemberdayaan .............................................................. 21

3. Tahapan Pemberdayaan ........................................................... 23

4. Proses Pemberdayaan ............................................................... 26

B. Penyandang Disabilitas .................................................................. 29

1. Pengertian Disabilitas............................................................... 29

2. Ciri-ciri Penyandang Disabilitas .............................................. 32

3. Karakteristik Kecacatan ........................................................... 33

Page 9: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

vi

4. Jenis Kecacatan ........................................................................ 34

5. Faktor Penyebab ....................................................................... 35

C. Keterampilan Menjahit................................................................... 40

1. Pengertian Keterampilan .......................................................... 40

2. Pengertian Menjahit ................................................................. 41

BAB III TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Yayasan Wisma Cheshire .................................................... 42

1. Sejarah Berdirinya .................................................................... 42

2. Visi dan Misi ............................................................................ 43

3. Tujuan ...................................................................................... 44

4. Staf dan Struktur Organisasi .................................................... 45

5. Sarana dan Prasarana................................................................ 46

6. Program Yayasan Wisma Cheshire .......................................... 47

7. Sasaran Pelayanan .................................................................... 46

8. Kerjasama Yayasan/ Lembaga ................................................. 48

9. Sumber Dana ............................................................................ 48

10. Prosedur Penerimaan Warga Binaan ........................................ 48

11. Persyaratan Menjadi Warga Binaan ......................................... 50

12. Data Warga Binaan/ Resident .................................................. 52

13. Peraturan Umum Untuk Warga Binaan ................................... 54

B. Proses Pelaksanaan Program Keterampilan Menjahit di

Yayasan Wisma Cheshire .............................................................. 55

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Page 10: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

vii

Program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire ....... 67

D. Hasil yang Dicapai dari Program Keterampilan Menjahit di

Yayasan Wisma Cheshire ............................................................... 69

BAB IV ANALISIS

A. Proses Pelaksanaan Program Pemberdayaan melalui

Keterampilan Menjahit di YayasanWisma Cheshire ..................... 71

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire .................... 74

1. Faktor Pendukung .................................................................... 74

2. Faktor Penghambat................................................................... 76

C. Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdayaan melalui

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire .................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 81

B. Saran ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkiraan Jumlah (dalam ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat

menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2009 ....................................... 3

Tabel 2 Informan .................................................................................................... 11

Tabel 3 Data Warga Binaan/ Resident Yayasan Wisma Cheshire Tahun 2013 ..... 52

Tabel 4 Data Warga Binaan/ Resident yang Mengikuti Program Keterampilan

Menjahit ................................................................................................... 56

Page 12: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, disabilitas masih menjadi urusan orang-perorangan yang

memiliki disabilitas. Disabilitas lebih dipahami sebagai urusan pelayanan

kesehatan dan sosial, sehingga penanganannya belum meliputi semua lintas

bidang. Masalah disabilitas merupakan tugas dan tanggung jawab Departemen

Kesehatan RI untuk pengobatan dan perawatan serta pelayanan dan rehabilitasi

sosial.

Penyandang cacat merupakan bagian dari warga Negara Indonesia

mempunyai hak, kewajiban, yang sama dengan warga Negara yang tidak

menderita cacat tubuh maupun psikis. Penyandang Cacat merupakan salah satu

jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Keberadaan

penyandang cacat masih terabaikan dan mengalami isolasi, penolakan,

diskriminasi dan berbagai hambatan psikologis serta kultural.1

Menurut Pangestuti yang dikutip oleh Maulinia mengatakan bahwa

masalah kesejahteraan sosial, termasuk di dalamnya masalah kecacatan

merupakan masalah yang kompleks dan cenderung meningkat dari waktu ke

waktu. Oleh karena itu, masalah kecacatan perlu mendapatkan perhatian dalam

pembangunan.2 Orang dengan disabilitas dan tidak disabilitas adalah Warga

Negara. Mereka adalah konstituen dalam Pemilihan Umum yang ikut mendukung

1 Hilmiah,dkk.,Analisis Deskriptif Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun

2009, (Jakarta: Kerjasama Badan Pusat Statistik RI dengan Kementerian Sosial RI), h.105. 2 Maulinia, Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Pada Himpunan Wanita

Penyandang Cacat Indonesia,(Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Magister

Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Indonesia, 2012), h.1.

Page 13: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2

terpilihnya wakil rakyat dalam parlemen, serta mempunyai kewajiban sama dalam

membayar pajak.

Penyandang cacat juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan masyarakat. Mereka juga mempunyai kedudukan, hak, kewajiban dan

peran yang sama dengan masyarakat lainnya dalam segala aspek kehidupan dan

penghidupan, bagi dari segi pendidikan, ketenagakerjaan, komunikasi dan lain-

lain.3 Dengan demikian penyandang cacat perlu mendapatkan perhatian yang

serius dan dapat didayagunakan sebagaimana layaknya manusia Indonesia

seutuhnya, agar kelompok masyarakat cacat mempunyai kemampuan dalam

menjalani kehidupannya.

Berikut perkiraan jumlah (dalam ribuan) dan persentase penyandang cacat

menurut jenis kelamin dan tipe daerah 2009 dalam Tabel 1.

3 Teti Ati Padmi, Implementasi Aksesibilitas Pelayanan Informasi dan Pelayanan Khusus

Bagi Penyandang Cacat di Kota Semarang, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial, (Mei - Agustus 2006), h.66.

Page 14: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

3

Tabel 1

Perkiraan Jumlah (dalam ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat

menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2009

Jenis Kelamin Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D

(1) (2) (3) (4)

Laki-laki (L)

Jumlah Penyandang Cacat (000)

Jumlah Penduduk (000)

% Penyandang Cacat Terhadap

Jumlah Penduduk

500,3

55.281,3

0,90

630,5

59.076,9

1,07

1.130,8

114.358,

2

0,99

Perempuan (P)

Jumlah Penyandang Cacat (000)

Jumlah Penduduk (000)

% Penyandang Cacat Terhadap

Jumlah Penduduk

428,3

56.337,8

0,76

567,7

60.172,4

0,94

996,0

16.510,3

0,85

L + P

Jumlah Penyandang Cacat (000)

Jumlah Penduduk (000)

% Penyandang Cacat Terhadap

Jumlah Penduduk

928,6

111.619,1

0,83

1.198,2

119.249,3

1,00

2.126,8

230.868,

4

0,92

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Dari hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa perkiraan jumlah penduduk

penyandang cacat ada sebanyak 2.13 juta jiwa atau 0,92 persen dari seluruh

penduduk Indonesia (Tabel 1.1). Perbandingan menurut gender memperlihatkan

Page 15: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

4

bahwa jumlah penyandang cacat laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah

penyandang cacat perempuan, dimana jumlah penyandang cacat laki-laki sebesar

1,13 juta (0,99 persen) dan perempuan sebesar 0,99 juta (0,85 persen). Dilihat

menurut tempat tinggal, penduduk perdesaan yang mengalami disabilitas

(ketidakmampuan karena mengalami kesulitan melakukan kegiatan secara layak)

baik jumlah maupun persentase lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang

berada di perkotaan. Persentase penyandang cacat daerah pedesaan sebesar 1.00

persen, lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan sebesar 0,83 persen.4

Seiring dengan berjalannya waktu, Indonesia secara bertahap

menunjukkan keprihatinannya terhadap upaya-upaya perlindungan dan penegakan

hak penyandang disabilitas. Sebagai bagian dari dunia yang ada di kawasan Asia

Pasifik, Indonesia adalah bahagian dari pelaksana Dasawarsa Asia Pasifik untuk

penyandang disabilitas 1993-2002 dan 2003-2012 serta salah satu penanda tangan

Konvensi Hak penyandang disabilitas pada tahun 2007. Konvensi ini telah

disetujui Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam siding ke-61,

tanggal 13 Desember lalu. Peristiwa tersebut menjadi momentum penting

terhadap pengakuan hak penyandang cacat untuk hidup setara dengan warga

masyarakat lainnya dan kewajiban negara untuk mewujudkannya.

Hal ini nampak pada prinsip-prinsip yang termuat dalam konvensi, yaitu

menghormati harkat dan martabat Penyandang Cacat, non-diskriminatif,

partisipasi penuh, aksedibilitas, penghormatan terhadap perbedaan dan

penerimaan Penyandang Cacat sebagai bagian dari keanekaragaman manusia dan

kemanusiaan. Sesungguhnya tidak ada hak-hak baru bagi penyandang cacat yang

4 Hilmiah,dkk.,Analisis Deskriptif Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun

2009, (Jakarta: Kerjasama Badan Pusat Statistik RI dengan Kementerian Sosial RI, 2010), h.107.

Page 16: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

5

termuat di dalamnya, juga tidak ada sesuatu hak yang warga masyarakat lainnya

tidak miliki sebelumnya. Konvensi ini lebih menekankan bahwa penyandang

cacat harus diberi kesempatan yang sama dan dijamin hak-haknya sebagaimana

warga masyarakat lainnya.5

UU tentang konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas adalah harapan

bagi semua penyandang disabilitas di Indonesia. Program Manager ASEAN

Central Election Network for Disability Access, Yusdiana mengatakan selama ini

telah ada UU No.4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat namun

implementasinya masih jauh dari harapan. Sebagai contoh kuota satu persen bagi

penyandang disabilitas di perusahaan atau lembaga pemerintahan yang belum

berjalan sebagaimana diamanatkan UU. Bagi Yusdiana, melalui pengesahan UU

tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas, maka para penyandang

disabilitas di Indonesia akan mempunyai dasar hokum yang sangat kuat dalam hal

perlindungan publik terhadap penyandang disabilitas.6

Upaya meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang cacat dapat

dilakukan melalui berbagai kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang ada dan dimiliki para penyandang cacat tersebut.

Upaya ini sangat relevan dan harus dilakukan, mengingat setiap penyandang cacat

sebagaimana diatur dalam UU RI No.4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.7

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka

dilakukannya pemberdayaan bagi penyandang disabilitas. Pemberdayaan

5Eva Kasim, Konvensi Hak-Hak Penyandang Cacat, diakses pada 29 Mei 2013 dari

http://www.evakasim.blogspot.com/2007/04/Konvensi-hak-hak-penyandang-cacat.html. 6Yusdiana, Harapan bagi Penyandang Disabel, Info Societa, Edisi IX/ 2011 (Biro Humas

Kementerian Sosial RI), h.6. 7Teti Ati Padmi, Implementasi Aksesibilitas Pelayanan Informasi dan Pelayanan Khusus

Bagi Penyandang Cacat di Kota Semarang, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial, (Mei - Agustus 2006), h.66.

Page 17: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

6

merupakan salah satu langkah menuju arah yang lebih baik dimana memberikan

atau membuat perubahan dari masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya,

serta mempunyai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu

Yayasan Wisma Cheshire bertujuan untuk memberdayakan penyandang

disabilitas melalui program keterampilan yang salah satunya adalah program

keterampilan menjahit. Dengan adanya program keterampilan menjahit,

diharapkan kepada penyandang disabilitas dapat mengasah kemampuan kreatifitas

yang dimiliki. Sehingga meningkatkan sumber daya manusia serta membangun

kemandirian yang tidak lagi tergantung dengan orang lain, dan dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

Oleh karena itu, penelitian skripsi ini penulis tuangkan dalam judul skripsi

yaitu: “PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI

PROGRAM KETERAMPILAN MENJAHIT DI YAYASAN WISMA

CHESHIRE JAKARTA SELATAN”.

B. Fokus Masalah dan Perumusan Masalah

1. Fokus Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis

akan melakukan penelitian yang berfokus pada pemberdayaan penyandang

disabilitas melalui program keterampilan menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire.

Page 18: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

7

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan Program Pemberdayaan melalui

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

Program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire?

3. Bagaimanakah hasil yang dicapai dari Program Pemberdayaan melalui

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Program Pemberdayaan melalui

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan Program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire.

c. Untuk mengetahui hasilyang dicapai dari Program Pemberdayaan

melalui Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

Page 19: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

a. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu sosial kemasyarakatan bersifat praktis dan jelas.

b. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya bagi penulis

khususnya para calon pekerja sosial agar mendapatkan gambaran

umum tentang pemberdayaan Penyandang Disabilitas di Yayasan

Wisma Cheshire Jakarta Selatan.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek

penelitian dalam rangka menemukan, menguji pada suatu kebenaran atau

pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari

orang dan perilaku yang dapat diamati. Dimana menurut Kirk dan Miller

memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi penelitian yang

tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang di sekitar objek

penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.8 Dimana menurut

Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang

8 Lexy J. Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)edisi revisi cet. Ke 26, h. 3.

Page 20: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

9

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.9

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud

mendeskripsikan keadaan atau fenomena sebenarnya tentang

Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Program Keterampilan

Menjahitdi Yayasan Wisma Cheshire.

2. Macam dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian

yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data utama yang terdiri dari kata-kata dan

tindakan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

hasil wawancara dengan responden di lapangan serta hasil observasi pada

subjek penelitian, yaitu data yang berasal dari Pengurus Yayasan Wisma

Cheshire, Warga Binaan/ Resident yang mengikuti program keterampilan

menjahit, dan Alumni Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang

pernah mengikuti program keterampilan menjahit.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen yang diambil

dari berbagai literature, internet atau tulisan-tulisan yang berhubungan

dengan masalah pada penelitian ini.

9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), h.30.

Page 21: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

10

3. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan untuk pemilihan informan dalam penelitian

ini adalah teknik purposive sampling, bertujuan dimana informan dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang

tepat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Peneliti menggali data dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

pemberdayaan penyandang disabilitas melalui program keterampilan

menjahit di Yayasan Wisma Cheshire, Warga Binaan yang mengikuti

program keterampilan menjahit, dan Alumni yang pernah mengikuti

program keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.10

Dalam hal ini penulis melakukan

pengamatan secara langsung dengan mengunjungi, meninjau lokasi

penelitian yaitu Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan, serta

mengamati segala bentuk kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian

dengan hasil pengamatannya digunakan sebagai sumber data.

10

Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000), h. 54.

Page 22: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

11

b. Interview

Interview atau wawancara adalah metode yang dilakukan melalui

dialog secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara untuk

memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.11

Dalam hal ini penulis

akan melakukan wawancara atau pendekatan dari berbagai narasumber,

selain itu wawancara dalam penelitian ini lebih diarahkan kepada

bagaimana proses pemberdayaan penyandang disabilitas melalui program

keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.Adapun yang akan

penulis wawancarai yaitu:

Tabel 2

Informan

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Ketua Yayasan Gambaran umum lembaga, dan

pelaksanaan program keterampilan

menjahit dalam pemberdayaan

penyandang disabilitas.

1 Orang

2. Manajer

Program

Pelaksanaan program keterampilan

menjahit, faktor pendukung dan

penghambat, hasil yang dicapai.

1 Orang

3. Ibu Asrama/

Supervisor

Menjahit

Pelaksanaan program keterampilan

menjahit, faktor pendukung dan

penghambat, hasil yang dicapai.

1 Orang

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2008), cet IV, hlm. 231.

Page 23: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

12

4. Warga Binaan

(Resident)

hasil yang dicapai selama

mengikuti program keterampilan

menjahit.

7 Orang

5. Alumni YWC hasil yang dicapai setelah

mengikuti program keterampilan

menjahit.

3 Orang

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi mencari data yang tertulis, baik berupa buku,

jurnal maupun lainnya.12

Dalam penelitian ini, penulis berusaha

mengumpulkan, membaca, dan mempelajari berbagai macam bentuk data

tertulis yang diperoleh dilapangan serta data-data lain yang di dapatkan

dari brosur, subcopy, serta berupa foto-foto dan sumber lain yang

berkaitan dengan apa yang sedang diteliti oleh penulis.

5. Teknik Analisis Data

Pada saat menganalisis data hasil observasi dan wawancara,

penulis menginterpretasikan data yang ada kemudian

menyimpulkannya.Dimana peneliti menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu dengan caramerangkum hasil wawancara,

mengklasifikasikan hasil wawancara, serta menginterpretasikan data yang

terkumpul.13

12

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2004), h.172. 13

UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, h.34.

Page 24: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

13

Menurut Bogdan & Biklen, Analisis Data Kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.14

Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa yang digunakan

adalah metode deskripsi analisi yakni dengan cara mengumpulkan data

kemudian menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalisis untuk

mengungkapkan arti data tersebut. Pada saat menganalisa data hasil

observasi, peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada

kemudian menyimpulkannya.Setelah itu peneliti menganalisa pada data

tersebut.

6. Teknik Keabsahan Data

Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya

Metodologi Kualitatif, untuk menentukan keabsahan data adalah dengan

melakukan triangulasi. Dimana triangulasi adalah teknik pemeriksaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.15

14

Lexy J. Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009) edisi revisi cet. Ke 26, h. 248. 15

Lexy J. Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)edisi revisi cet. Ke 26, h. 330.

Page 25: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

14

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi

dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh di

lapangandengan kenyataan yang ada pada saat penelitian.

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Wisma Cheshire yang

berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma No 15A, Cilandak Barat Cilandak,

Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitiannya terhitung dari bulan Mei

2013 sampai dengan awal bulan November 2013.

8. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang

diterbitkan oleh Center For Quality Development and Assurance

(CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan peneliti guna menghindari unsure kesamaan

dengan skripsi lain. Peneliti menemukan skripsi sebagai berikut:

Penulis : Fitteriya

NIM : 105054102071

Jurusan : Mahasiswa Konsentrasi Kesejahteraan Sosial 2005 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul Skripsi : Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program

Page 26: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

15

Keterampilan Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

V Duren Sawit Jakarta Timur.

Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang bagaimana

pemberdayaanprogram yang dilaksanakan Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama V dalam pemberdayaan anak jalanan melalui program keterampilan.

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama V yang memberikan pelayanan sosial

terhadap anak jalanan yang meliputi pembinaan mental, fisik maupun

pelatihan keterampilan.

Penulis :Muhammad Hafidzudin

NIM : 104054102118

Judul Skripsi : Pelatihan Keterampilan Menjahit Bagi Anak Jalanan Di

Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak Jalanan

Social Development Center For Street Children (SDC).

Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan

pelatihan keterampilan menjahit yang dilakukan Social Development Center

For Street Children (SDC), serta menfaat, faktor penghambat dan faktor

pendukung dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit untuk anak

jalanan guna meningkatkan pengetahuan. Hal terpenting anak dapat mendiri

secara ekonomi maupun secara sosial.

Persamaan dan Perbedaan dari skripsi di atas dengan skripsi penulis yaitu

persamaannya pada pemberdayaan keterampilan dan perbedaannya terletak pada

subjeknya dan tempat penelitianya.Skripsi penulis membahas tentang

Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Program Keterampilan Menjahit.

Seperti apaproses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan, faktor pendukung

Page 27: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

16

dan penghambat, serta seperti apa hasil yang akan dicapai dari pemberdayaan

tersebut. Pemberdayaan dilakukan untuk para Penyandang Disabilitas yang

bertujuan agar bisa mandiri dengan caramengembangkan potensi melalui

keterampilan dan menjalankan fungsi sosial. Dalam skripsi penulis, teori yang

dipakai menggunakan teori pemberdayaan, teori penyandang disabilitas dan teori

keterampilan menjahit.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus

Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, serta Sistematika

Penulisan.

BAB II Landasan Teori. Bab ini meliputi Pengertian Pemberdayaan,

Tujuan Pemberdayaan, Tahapan Pemberdayaan dan Proses

Pemberdayaan, Pengertian Penyandang Disabilitas, Ciri-ciri

Penyandang Disabilitas, Karakteristik Kecacatan, Jenis Kecacatan,

Faktor Penyebab, Pengertian Keterampilan dan Pengertian

Menjahit.

BAB III Temuan Penelitian. Bab ini meliputi Profil Yayasan Wisma

Cheshire yaitu Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Staf dan

StrukturOrganisasi, Sarana dan Prasarana, Program Yayasan

Wisma Cheshire, Sasaran Pelayanan, Kerjasama Yayasan, Sumber

Dana, Prosedur Penerimaan Warga Binaan Baru, Persyaratan

Page 28: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

17

Menjadi Warga Binaan, Data Warga Binaan, dan Peraturan Umum

Untuk Warga Binaan. Proses Pelaksanaan Program Keterampilan

Menjahit, Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Program Keterampilan Menjahit, dan Hasil yang Dicapai dari

Program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

BAB IV Analisis. Bab ini meliputi Proses Pelaksanaan Program

Pemberdayaan melalui Keterampilan Menjahit, Faktor Pendukung

dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program Keterampilan

Menjahit, dan Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdayaan

melalui Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

BAB V Penutup.Bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran.

Page 29: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemberdayaan adalah proses,

cara, perbuatan memberdayakan.16

Secara konseptual, pemberdayaan atau

pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau

keberdayaan).17

Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam

mencapai penguatan diri guna merahi keinginan yang dicapai. Pemberdayaan

akan melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir, sikap, dan tindakan yang

bermuara pada pencapaian harapan hidup yang lebih baik.18

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a)

memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),

dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari

kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-

sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

16

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet ke-4, h.242. 17

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),

h.57. 18

Rofiq A. dkk, Pemberdayaan Pesantren : Menuju Kemandirian dan Profesionalisme

Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h.33.

18

Page 30: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

19

perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keputusan yang mempengaruhi mereka.19

Menurut Robinson (1994) yang dikutip oleh Ania Maharani di dalam

artikelnya menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan

sosial. Suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan

kebebasan bertindak. 20

Menurut Payne yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi mengemukakan

bahwa suatu proses pemberdayaan (Empowerment), pada intinya ditunjukan guna:

“Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk

mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini

dilakukan melalui pengingkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya ingat yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari

lingkungannya”.21

Pendapat Payne di atas mengemukakan bahwa pemberdayaan dilakukan

melalui transfer daya guna mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam

melakukan tindakan. Menurut Shardlow, pemberdayaan pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan

sesuai dengan keinginan mereka.22

Menurut Biestek yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi mengemukakan

bahwa pemberdayaan di bidang kesejahteraan sosial dikenal dengan “self

19

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),

h.58. 20

Ania Maharani, Pemberdayaan Masyarakat, artikel diakses pada 11 September 2013

dari http://dkijakarta.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm. 21

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas : Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2001) h. 32. 22

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 162.

Page 31: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

20

determination”, yang dikenal sebagai salah satu prinsip dasar dalam bidang

pekerja sosial dan kesejahteraan sosial. Prinsip ini pada intinya mendorong klien

untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya

mengatasi permasalahan yang ia hadapi.23

Pemberdayaan dapat juga diartikan

sebagai perubahan ke arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya.

Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan taraf kehidupan ke tingkat

yang lebih baik.24

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.25

Dari semua definisi pemberdayaan jika diperhatikan memang terdapat

perbedaan, tetapi mengandung arti yang sama. Oleh karena itu penulis mencoba

23

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas : Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2001), h. 33. 24

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1999), h.15. 25

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),

h.60.

Page 32: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

21

menyimpulkan mengenai batasan definisi pemberdayaan berdasarkan informasi di

atas sebagai berikut:

a. Pemberdayaan adalah mengembangkan dari keadaan tidak berdaya

menjadi berdaya.

b. Pemberdayaan adalah usaha mengembangkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat.

c. Pemberdayaan bisa diartikan mengarah ke arah yang lebih baik atau lebih

meningkat.

d. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah.

2. Tujuan Pemberdayaan

Menurut Edi Suharto tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat

masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan baik

karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena

kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).26

Menurut Ife, pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-

orang lemah atau tidak beruntung.27

Adapun tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat pada dasarnya sebagai

berikut:

a. Membantu pengembangan manusiawi yang otentik dan integral dari

masyarakat lemah, rentan, miskin, marjinal, dan kaum kecil, seperti petani

kecil, buruh tani, masyarakat miskin perkotaan, masyarakat adat yang

26

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),

h.60. 27

Ibid, h.58.

Page 33: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

22

terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita

yang didiskrimir/ dikesampingkan.

b. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio

ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam

pengembangan masyarakat.28

Sedangkan menurut Agus Ahmad Syafe‟i tujuan pemberdayaan

masyarakat adalah memandirikan masyarakat atau memberdayakan kemampuan

untuk memajukan diri kearah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh

karenanya pemberdayaan masyarakat atau pengembangan masyarakat adalah

upaya memperluas pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan

untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.29

Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan

masyarakat menjadi lebih mandiri. Dimana kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukakan.

28

Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan

Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama 2005), h.115. 29

Agus Ahmad Syafe‟i, Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam, (Bandung:

Gerbang Masyarakat Baru, 2001), h.39.

Page 34: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

23

3. Tahapan Pemberdayaan

Menurut Adi (2003), tahapan pemberdayaan adalah sebagai berikut:

Untuk memperjelas bagan di atas maka di bawah ini akan diuraikan

penjelasan dari masing-masing tahapan pemberdayaan:

Persiapan (Engagment)

Pengkajian (Assesment)

Perencanaan Alternatif

Program atau Kegiatan

Pemformulasian Rencana

Aksi

Pelaksanaan Program atau

Kegiatan

Evaluasi

Terminasi

Page 35: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

24

a. Tahapan Persiapan (Engagment)

Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu, pertama

penyiapan petugas atau tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa juga

dilakukan oleh Community Worker hal ini diperlukan untuk menyamakan

persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan apa yang akan dipilih,

penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses pemberdayaan

masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang yang berbeda antara

satu sama lain seperti: pendidikan, agama, suku, dan strata. Kedua, Penyiapan

lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non direktif.

b. Tahapan Pengkajian (Assesment)

Proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-

tokoh masyarakat (Key Person), tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok

dan masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi

masalah kebutuhan yang dirasakan (Felt Needs) dan juga sumberdaya yang

dimiliki klien atau lebih tepatnya jika menggunakan teori SWOT dengan

melihat kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), kesempatan

(Opportunities), dan ancaman (Threat).

c. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Pada tahap ini petugas sebagai agen perubah secara partisipatif

mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka

hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat

diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang

dapat dilakukan.

Page 36: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

25

d. Tahapan pemformulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk

memformulasikan gagasan mereka kedalam bentuk tertulis, terutama bila ada

kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.

e. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran

masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan

program yang telah dikembangkan. Kerja sama antara petugas dan masyarakat

merupakan hal penting dalam tahap ini karena terkadang sesuatu yang sudah

direncanakan dengan baik melenceng atau kembali pada tahap-tahap awal.

f. Tahapan Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan

dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan

dalam jangka waktu pendek bisa terbentuk suatu system komunitas untuk

pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun

komunitas masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada.

g. Tahapan Terminasi

Tahapan terminasi merupakan tahapan pemutusan secara formal

dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan petugas tidak

meninggalkan komunitas secara tiba-tiba walaupun proyek harus segera

berhenti. Petugas harus tetap melakukan kontak meskipun tidak secara rutin.

Page 37: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

26

Kemudian secara perlahan-lahan mengurangi kontak dengan komunitas

sasaran. 30

Tahapan pengembangan masyarakat ataupun program pemberdayaan

masyarakat yang merupakan suatu siklus perubahan yang berusaha mencapai

kemajuan ketaraf yang lebih baik. Adapun upaya untuk pemberdayaan terdiri dari

tiga tahapan yaitu:

a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat

dikembangkan.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam

rangka diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata serta

pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

masyarakat menjadi berdaya dalam memanfaatkan peluang.

c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.31

4. Proses Pemberdayaan

Proses pemberdayaan yang dikemukakan oleh Prijono dan dikutip oleh

Rajuminropa, mengandung dua kecenderungan yaitu:

a. Kecenderungan primer, proses pemberdayaan yang menekankan kepada

proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau

kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. Proses ini

30

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta:

FISIP UI Press, 2004), h.56. 31

Sumodiningrat Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,

(Jakarta: PT Bina Rena Pariwara), cet 2, h.165

Page 38: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

27

dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna mendukung

pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi.

b. Kecenderungan sekunder, proses pemberdayaan yang menekankan kepada

proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau berdaya untuk menentukan pilihan hidupnya

melalui proses dialog.32

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu yang

berkesinambungan dimana kamunitas atau kelompok masih ingin melakukan

perubahan dan perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu program saja.33

Menurut Wilson yang dikutip oleh Nyoman Sumaryadi, proses pemberdayaan

seperti gambar dibawah ini:

AWAKENING

USING UNDERSTANDING

HARNESSING

Gambar 1: Empowerment Process (Taken from Wilson, 1996:136)

Dari gambar di atas menjelaskan pada tahap pertama dari proses

pemberdayaan individu adalah „awakening‟, yang membantu orang mengadakan

penelitian terhadap situasi mereka saat ini, pekerjaan dan posisi mereka dalam

organisasi. Mereka menilai kemajuan pekerjaan atau karir mereka terhadap

32

Rajuminropa, Pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin (Jakarta: Universitas

Indonesia Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 2003), h.43. 33

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2002), h.172.

Page 39: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

28

rencana atau harapan mereka. Lebih jauh, mereka menilai dan menggambarkan

kemampuan, sikap dan keterampilan mereka untuk menentukan apakah mereka

secara efektif dimanfaatkan. Awakening menggerakkan orang ke dalam a state of

readiness untuk menerima tantangan pemberdayaan.

Tahap kedua dari proses pemberdayaan individu adalah „understanding‟.

Orang mendapatkan pemahaman dan persepsi baru yang sudah mereka dapat

mengenai diri mereka sendiri, pekerjaan mereka, aspirasi mereka dan keadaan

umum. Proses pemahaman (process of understanding) meliputi belajar untuk

secara utuh mengharga pemberdayaan dan apa yang akan dituntut dari orang oleh

organisasinya. Misalnya, proses mencari alasan mengapa mereka merasa cara

mereka melakukan, dan kemudian mengembangkan suatu strategi atau prosedur

untuk menyelesaikan suatu masalah.

Tahap ketiga dari proses pemberdayaan adalah „harnessing‟, yang

diakibatkan oleh awakening and understanding phases. Individu yang sudah

memperlihatkan keterampilan dan sifat, harus memutuskan bagaimana mereka

dapat menggunakannya bagi pemberdayaan.

Tahap terakhir dari proses tersebut adalah menggunakan keterampilan dan

kemampuan pemberdayaan sebagai bagian dari kehidupan kerja setiap hari.

Pemberdayaan tidak merupakan proyek tunggal dengan awal dan akhir. Ia adalah

sebuah filosofi, suatu cara di mana orang berpikir dan melaksanakan. Penyesuaian

dan pelaksanaannya memerlukan pembinaan organisasi dan proses pendidikan

yang berkelanjutan selama bertahun-tahun.34

34

Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan

Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama 2005), h.130.

Page 40: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

29

Sedangkan menurut Hogan yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi,

menggambarkan proses pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai suatu

siklus yang terdiri dari lima (5) tahapan utama yaitu:

1. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak

memberdayakan. (recall depowering/ empowering experiences).

2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan

pentidakberdayaan (discuss reasons for depowerment/ empowerment);

3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek (identify one problem

for project);

4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna (identify useful power

bases); dan

5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya

(develop and implement action plans).35

Dalam konteks kesejahteraan sosial, upaya pemberdayaan yang

dikemukakan oleh Hogan di atas tentunya juga terkait dengan upaya

meningkatkan taraf hidup masyarakat dari satu tingkatan ke tingkat yang lebih

baik. Tentunya dengan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan suatu

komunitas menjadi kurang berdaya (depowerment).

B. Penyandang Disabilitas

1. Pengertian Disabilitas

Disabilitas adalah istilah payung, yang meliputi gangguan, keterbatasan

aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Disabilitas atau Cacat (bahasa Inggris:

35

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2002), h.173.

Page 41: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

30

disability) dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional,

perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini.36

Penyandang cacat adalah setiap

orang yang mempunyai kelainan fisik/ atau mental, yang dapat mengganggu atau

merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara

selayaknya.37

Menurut UPIAS (Persatuan Penyandang Cacat Melawan Segregasi)

definisi Kekurangsempurnaan Tubuh (Impairments) yaitu kekurangsempurnaan

tubuh atau bagian tubuh, organ dan mekanisme tubuh. Sedangkan Disabilitas

adalah terbatasnya aktivitas yang disebabkan oleh organisasi sosial kentemporer

(kekuasaan) yang tidak mempertimbangkan mereka yang memiliki kekurangan

secara fisik dan dengan demikian menghalangi mereka untuk berpartisipasi dalam

aktivitas sosial.38

Menurut DPI (Disabled People’s International) definisi Kekurangan fisik

atau (Impairment) adalah keterbatasan fungsional pada seorang individu yang

disebabkan oleh kekurangan fisik, mental dan sensorik. Sedangkan Disabilitas

adalah hilangnya atau terbatasnya kesempatan untuk mengambil bagian dalam

kehidupan normal di dalam masyarakat dan tingkat yang sama dengan yang lain

dikarenakan halangan fisik dan sosial.39

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1980 membagi

pengertian penyandang cacat dalam 3 hal, yaitu impairment, disability, handicap

tahun1980. Pengertian dan klasifikasi kecacatan tersebut sebagai berikut:

36

Wikipedia, di akses pada 21 Juni 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Disabilitas 37

Departemen Sosial RI, Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h.3. 38

Colin Barnes dan Geof Mercer, Disabilitas: Sebuah Pengantar, Tim Penerjemah, (PIC

UIN Jakarta, 2007), h. 18. 39

Ibid, h.105.

Page 42: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

31

a. Impairment: Any loss abnormality psychological , physiological, or

anatomical structure or function, diartikan sebagai suatu kehilangan atau

ketidaknormalan baik psikologis, fisiologis maupun kelainan struktur atau

fungsi anatomis (suatu kehilangan atau ketidaknormalan baik psikologis),

fisiologis merupakan kelainan struktur atau fungsi anatomis).

b. Disability: Any restriction or lack (resulting from an impairment) of ability

to perform an activity in the manner or within the range considered normal

for a human being, diartikan sebagai suatu ketidakmampuan melaksanakan

suatu aktifitas/ kegiatan tertentu sebagaimana layaknya orang normal yang

disebabkan oleh kondisi impairment yang berhubungan dengan usia dan

masyarakat dimana seseorang berada.

c. Handicap: Adisadvatage for a given individual resulting from or disability,

that limits or prevents the fulfillment or a role that is normal (depending on

age), sex social and cultural factor) for that individual, diartikan kesulitan/

kesukaran dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, baik di

bidang sosial ekonomi maupun psikologi yang dialami oleh seseorang

yang disebabkan oleh ketidaknormalan psikis, fisiologis maupun tubuh,

dan ketidakmampuannya melaksanakan kegiatan hidup secara normal.40

Dengan demikian Impairment mencakup dimensi fisik, Disability

mencakup dimensi aktivitas personal dalam aktivitas sehari-hari, sedangkan

Handicap mencakup dimensi peranan sosial.

Menurut JA. Browne mendefinisikan penyandang cacat adalah seseorang

yang karena keterbatasan/ ketidakmampuan fisik atau mental mengalami kesulitan

40

Departemen Sosial RI, Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h.5.

Page 43: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

32

dalam melakukan fungsi pada satu atau lebih aktivitas kehidupan sehari-hari.41

Definisi Penyandang Cacat menurut Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1997

tentang Penyandang Cacat menjelaskan bahwa penyandang cacat adalah setiap

orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu

atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara

selayaknya, yang terdiri dari:

a. penyandang cacat fisik;

b. penyandang cacat mental;

c. penyandang cacat fisik dan mental.42

2. Ciri-ciri Penyandang Disabilitas

Berikut adalah ciri-ciri penyandang disabilitas:

a. Penyandang Cacat Fisik, yaitu individu yang mengalami kelainan

kerusakan fungsi organ tubuh dan kehilangan organ sehingga

mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Misalnya gangguan penglihatan,

pendengaran, dan gerak.

b. Penyandang Cacat Mental, yaitu individu yang mengalami kelainan mental

dan atau tingkah laku akibat bawaan atau penyakit. Individu tersebut tidak

bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang

lain (normal), sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan

sehari-hari.

41

Departemen Sosial RI, Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h.6. 42

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997, Tentang Penyandang

Disabilitas, (Biro Hukum Departemen Sosial RI Tahun 1997), h.2.

Page 44: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

33

c. Penyandang Cacat Fisik dan Mental, yaitu individu yang mengalami

kelainan fisik dan mental sekaligus atau cacat ganda seperti gangguan

pada fungsi tubuh, penglihatan, pendengaran dan kemampuan berbicara

serta mempunyai kelainan mental atau tingkah laku, sehingga yang

bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari selayaknya.43

3. Karakteristik Kacacatan

1) Aspek Fisik

a. Hambatan untuk melakukan suatu aktivitas sehari-hari (misal:

mandi, berpakaian).

b. Terbatasnya untuk melakukan kegiatan fisik.

c. Ketidakabnormalan bentuk fisik.

2) Aspek Psikis, meskipun tidak selalu, mereka cenderung:

a. Kurang percaya diri

b. Mengisolir diri

c. Agresif

d. Pesimistis

e. Masa bodoh

f. Malu bergaul

g. Cepat putus asa

h. Mudah tersinggung/ perasa

i. Mudah marah/ pemarah

3) Aspek Sosial

43

Erlina Heria, Penyandang Disabilitas, artikel diakses pada 12 September 2013 dari

http://erlinaheria.blogspot.com/2012/10/penyandang-disabilitas.html

Page 45: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

34

a. Kemampuan bergaul terbatas

b. Relasi sosial cenderung inklusif/ tertutup

c. Integrasi sosial cenderung menunggu

4) Aspek Vokasional

Kesempatan kerja menjadi terbatas.44

4. Jenis Kecacatan

Pada dasarnya ada dua penyebab kecacatan yaitu kecacatan yang terjadi

sejak lahir ataupun bawaan, tetapi ada juga kecacatan yang diakibatkan oleh

kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas. Namun demikian dari hasil

seminar nasional Pengembangan Pendidikan Luar Biasa dan menurut Frieda

Mangunsong dkk (1998) secara umum klasifikasi atau jenis kecacatan dapat

dibagi atas:

a. Penyandang Cacat Tubuh yang tergolong bagian D (SLB D) ialah

seseorang yang menderita cacat polio atau lainnya. Sehingga mengalami

ketidaknormalan dalam fungsi tulang, otot-otot atau koordinasi fungsi

otot-otot. Akan tetapi pada umumnya mereka mempunyai kemampuan

kecerdasan yang normal.

b. Penyandang Cacat tubuh yang tergolong bagian D1 (SLB D1) ialah

seseorang yang menderita cacat semenjak lahir akibat kerusakan otak

seperti penderita cerebral palsy yang mengakibatkan tidak berfungsinya

tulang, otot, sendi dan syaraf-syaraf sehingga terjadi kelumpuhan,

kekakuan dan kurangnya koordinasi motorik. Akibat adanya gangguan

44

Departemen Sosial RI, Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h.11.

Page 46: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

35

pada otak, maka sebagian besar dari penderita ini mempunyai kemampuan

kecerdasan yang tidak normal (di bawah rata-rata atau terbelakang).45

5. Faktor Penyebab

1. Penyandang Cacat Fisik:

a. Tuna Netra

Masa Prenatal:

Akibat penyakit campak Jerman. Jika menyerang ibu yang

sedang hamil 1-3 bulan, besar kemungkinan bayinya lahir

dalam keadaan tuna netra.

Akibat penyakit Syphilis, bayi yang ada dalam kandungan

kemungkinan terlahir dengan keadaan tuna netra.

Akibat kecelakaan, keracunan obat-obatan/zat kimia, sinar

laser, minuman keras yang mengakibatkan kerusakan janin

khususnya pada bagian mata.

Infeksi virus Rubella, toxoplasmosis.

Malnutrisi berat pada tahap embrional minggu ke 3 sampai ke

8.

Masa Natal:

Kerusakan mata atau syaraf mata pada saat proses kelahiran.

Terjadi karena proses kelahiran yang sulit, sehingga bayi harus

keluar dengan bantuan alat (vakum).

45

Departemen Sosial RI, Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h.11.

Page 47: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

36

Ibu menderita penyakit Gonorrchoe, sehingga kuman

gonococcus (GO) menular pada bayi saat kelahiran.

Retrolenta Fibroplasia yang disebabkan karena bayi lahir

sebelum waktunya, sehingga diberikan konsentrasi oksigen

yang tinggi dalam incubator.

Masa Perkembangan:

Kekurangan Vitamin A.

DM, menyebabkan kelainan retina.

Darah tinggi; pandangan rangkap/kabur.

Stroke; kerusakan syaraf mata.

Radang kantung air mata, radang kelenjar kelopak mata,

hemangiona, retinoblastoma, efek obat/ zat kimiawi.

b. Tuna Rungu

Masa Prenatal:

Salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa

sifat abnormal.

Ibu yang sedang mengandung mengalami sakit pada masa 3

bulan pertama kehamilan, yaitu pada masa pembentukan

ruang telingan.

Keracunan obat-obatan.

Masa Natal:

Kesulitan pada saat melahirkan, sehingga harus dibantu

oleh beberapa alat.

Kelahiran prematur.

Page 48: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

37

Masa Perkembangan:

Kesulitan karena terjadinya infeksi, difteri, dan morbili.

Karena kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat

pendengaran bagian dalam.

c. Tuna Daksa

Masa Prenatal:

Anoxia prenatal, disebabkan pemisahan bayi dari placenta,

penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock,

percobaan abosrtus.

Gangguan metabolism pada ibu.

Kromosom, gen yang tidak sempurna.

Pembelahan sel telur, sperma yang kualitasnya buruk.

Masa Natal:

Kesulitan saat persalinan karena litak bayi sungsang, atau

pinggul ibu terlalu kecil.

Pendarahan pada otak saat kelahiran.

Kelahiran prematur.

Gangguan pada placenta yang dapat mengurangi oksigen

sehingga mengakibatkan terjadinya anorexia.

Masa Perkembangan:

Faktor penyakit; meningitis, radang otak, diptheri, partusis

dll.

Faktor kecelakaan.

Pertumbuhan tubuh/ tulang yang tidak sempurna.

Page 49: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

38

2. Penyandang Cacat Mental

a. Tuna Laras

Masa Prenatal:

Disfungsi kelenjar endokrin dapat mempengaruhi gangguan

tingkah laku.

Berupa kelainan atau kecacatan baik tubuh maupun sensoris

yang dapat mempengaruhi perilaku sesorang.

Masa Natal: tidak ada

Masa Perkembangan:

Setiap memasuki perkembangan baru, individu dihadapkan

pada berbagai tantangan atau krisis emosi.

b. Tuna Grahita

Masa Prenatal:

Infeksi Rubella (cacar Jerman), Rubella telah menggantikan

sifilis sebagai penyebab utama tunagrahita yang disebabkan

oleh infeksi maternal.

Penyakit inklusi sitomegalik, anak-anak dengan tunagrahita

dari penyakit ini seringkali memiliki klasifikasi serebral,

mikrosefali, atau hidrosefalus.

Gejala putus zat pada bayi adalah iritabilitas, hipertonia,

tremor, muntah, tangisan dengan nada tinggi, dan kelainan

pola tidur.

Masa Natal:

Page 50: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

39

Disebabkan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran adalah

luka-luka pada saat kelahiran, sesak nafas (asphyxia), dan

lahir prematur.

Masa Perkembangan:

Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya: meningitis

(peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi

(kekurangan gizi, misalnya kekurangan protein yang

diderita bayi dan awal masa kanak-kanak), cedera kepala

yang disebabkan karena kendaraan bermotor yang dapat

menyebabkan kecacatan mental.

3. Penyandang Cacat Fisik dan Mental (Ganda):

a. Tuna Ganda

Masa Prenatal:

Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada

anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu

yang kekurangan gizi pada saat sedang mengandung, serta

terlalu banyak menkonsumsi obat dan alkohol.

Masa Natal:

Kelahiran premature dan kekurangan oksigen.

Terdapat luka pada otak saat kelahiran.

Masa Perkembangan:

Kepala mengalami kecelakaan kendaraan, jatuh, dan

mendapat pukulan atau siksaan.

Page 51: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

40

Anak tidak dirawat dengan baik, keracunan makanan atau

penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh

terhadap otak (meningitis atau encephalities).46

C. Keterampilan Menjahit

1. Pengertian Keterampilan

Keterampilan memiliki kata dasar “terampil” yang berarti cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan keterampilan mempunyai

arti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.47

Maka keterampilan adalah

bagaimana kemampuan untuk menyelesaikan tugas.

Menurut W.Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang apabila tidak

didukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan. Manusia merupakan pribadi

yang unik dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan satu

kesatuan yang utuh.48

Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia. The

Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai berikut:

Keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan

tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan

praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang memahami

46

Erlina Heria, Penyandang Disabilitas, diakses pada 12 September 2013 dari

http://erlinaheria.blogspot.com/2012/10/penyandang-disabilitas.html 47

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007) cet ke-4, h.1180. 48

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h.29

Page 52: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

41

semua asas, metode, pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan secara

praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.49

Dengan memperhatikan konsep keterampilan menurut Liang Gie di atas

dapat dikemukakan bahwa keterampilan merupakan suatu pemahaman seseorang

akan suatu metode, cara, dan teknik, pengetahuan dan teori. Sehingga seseorang

tersebut dapat mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari atau dalam

organisasi/ lembaga tertentu yang dapat menunjukkan kalau seseorang itu

mempunyai keterampilan.

2. Pengertian Menjahit

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang,

pepagan, dan bahan-bahan lain yang bisa di lewati jarum jahit dan benang.

Menjahit dapat dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau

dengan mesin jahit.50

Adapun alat-alat jahit-menjahit yaitu Benang, Gunting, Jarum Pentul,

Jarum Jahit, Bantalan Jarum, Mesin Jahit, Spul, Pendedel (Pembuka Jahitan),

Bidal (Topi Jari), Sekoci, Sepatu Jahit, Mesin Obras, Mesin Rumah Kancing,

Mesin Pasang Kancing, Mesin Som, dan Mesin Plisket.51

49

Syarif Makmur, M.SI., Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h.70. 50

Wikipedia, diakses pada 28 Oktober 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Menjahit 51

Ibid.

Page 53: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

42

BAB III

TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Yayasan Wisma Cheshire

1. Sejarah Berdirinya

Yayasan Wisma Cheshire didirikan di Jakarta pada Tahun 1974 dan

dibangun di atas tanah yang disumbangkan oleh Rumah Sakit Fatmawati, dana

dari London, bersama dengan sumbangan lokal, yang digunakan untuk bangunan.

Yayasan Wisma Cheshire adalah anggota dari Leonard Cheshire Foundation yaitu

organisasi Non Pemerintah yang berbasis di Inggris dan sekarang dikenal sebagai

Leonard Cheshire Disability yang keberadaannya untuk mengubah sikap

masyarakat seluruh dunia terhadap penyandang disabilitas. Leonard Cheshire

Disability merupakan payung organisasi Yayasan Wisma Cheshire dan tersebar di

56 Negara.

Yayasan Wisma Cheshire ini terletak di Selatan Rumah Sakit dan dikelola

oleh sebuah Komite Sukarelawan Indonesia dan Ekspatriat. Rumah peduli untuk

30 penduduk lumpuh dari kedua jenis kelamin yang menggunakan kursi roda atau

dengan penyandang disabilitas fisik, serta yang keluarganya tidak mampu untuk

menjaga mereka atau yang tidak memiliki fasilitas untuk merawat mereka.

Sembilan puluh persen dari mereka memiliki kecacatan yang disebabkan oleh

jalan atau kecelakaan industri, sisanya dikarenakan polio atau kelahiran.52

52

Website Yayasan Wisma Cheshire, diakses pada 20 Oktober 2013 dari

http://www.wismacheshire.com/

42

Page 54: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

43

Yayasan Wisma Cheshire adalah wadah pelatihan vokasional berbasis

residensial untuk pria dan wanita dengan penyandang disabilitas fisik.53

Yayasan

Wisma Cheshire juga mempunyai Toko Bulu Merah (The Red Feather Shop) yang

berada di dalam Yayasan. Toko ini berfungsi untuk menjual hasil keterampilan

yang dibuat oleh para Penyandang Disabilitas/ Warga Binaan di Yayasan.Bulu

Merah (The Red Feather) adalah simbol kemakmuran, keamanan dan

kebahagiaan. Ini merupakan pertama kali digunakan untuk mengumpulkan dana

bagi Leonard Cheshire Foundation lebih dari 50 Tahun yang lalu.54

2. Visi dan Misi55

Visi

Yayasan Wisma Cheshire membayangkan sebuah masyarakat yang adil

dimana Penyandang Cacat dapat menentukan pribadi dari semua aspek kehidupan

mereka sendiri dan mencapai potensi mereka sebagai individu.

Misi

Yayasan Wisma Cheshire berusaha untuk:

1. Membawa kepada masyarakat yang (a) tidak bersikap diskriminasi

terhadap Penyandang Cacat yang berkaitan kepada arah potensi

mereka untuk mencapai martabat dan pribadi yang sukses dan (b)

berfokus pada individu dan keunikannya bukan pada

ketidakmampuannya atau keterbatasannya.

53

Brosur Yayasan Wisma Cheshire. 54

Website Yayasan Wisma Cheshire, diakses pada 20 Oktober 2013 dari

http://www.wismacheshire.com/ 55

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada tanggal

30 September 2013.

Page 55: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

44

2. Mempromosikan akses bagi Penyandang Disabilitas ke pendidikan dan

melatih untuk peluang kerja, dan untuk akses fisik ke bangunan/

fasilitas umum dan kegunaan transportasi umum.

3. Mengakses semua sumber daya manusia dan ekonomi yang tersedia

dengan tujuan memungkinkan Penyandang Cacat untuk mencapai

ketergantungan pada diri sendiri dan hidup mandiri.

3. Tujuan

Tujuan dari Yayasan Wisma Cheshire yaitu mempromosikan hak-hak

penyandang cacat melalui pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan program

advokasi bagi kaum muda. Yayasan Wisma Cheshire juga bertujuan untuk

memungkinkan semua warga penyandang disabilitas yang tinggal di yayasan

maupun yang tinggal di luar yayasan bisa belajar di setiap modul keterampilan

dengan harapan utama bahwa mereka akan mendapatkan pekerjaan dan

kemandirian finansial. Sebagian besar warga kami didorong untuk belajar

keterampilan yang dapat membantu untuk mendukung Toko Bulu Merah (The

Red Feather Shop) yang terletak di rumah (Yayasan Wisma Cheshire).

Page 56: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

45

4. Struktur Organisasi56

STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN WISMA CHESHIRE

JAKARTA SELATAN

Untuk Operasional Harian Organisasi

1. Petty Elliot (Ketua)

2. Rachel Jackson (Bendahara)

3. Anita Othnam (Sekretaris)

4. Shilpa Dhoka (Anggota Komite)

5. Michelle Speed (Anggota Komite)

Dalam Dokumen Hukum

1. Ratih Dardo Subroto (Pelindung)

2. Janthy Nihardjo (Pengawas)

3. Laksmi Pratiwi (Kepala Dewan)

4. Petty Bernadeth (Harta)

5. Yustysia Pandean (Sekretaris)

56

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada

tanggal30 September 2013.

Page 57: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

46

Staff

1. Fendo Parama Sardi (Manajer Program)

2. Mahmudi Yusbi (Suara Muda Nasional)

3. Poniati (Ibu Asrama)

4. Yadi (Staf Dapur)

5. Sayem (Staf Dapur)

6. Supardi (Supir)

7. Dedeh (Staf Kebersihan)

5. Sarana dan Prasarana57

Guna mendukung kelancaran proses pelayanan di Yayasan Wisma

Cheshire Jakarta, maka yayasan ini memiliki sarana dan prasarana yang

menunjang prasarana yang menunjang proses pelayanan, sebagai berikut:

a. Ruang Kantor : 1 Unit

b. Ruang Fisioterapi : 1 Unit

c. Mobil : 1 Unit

d. Ruang Bahan Mentah Kerajinan Kayu : 1 Unit

e. Toko Penjualan : 1 Unit

f. Ruang Kamar Tidur : 14 Unit

g. Ruang Menjahit : 1 Unit

h. Ruang Dapur : 1 Unit

i. Ruang Penyimpanan Barang Jadi : 1 Unit

j. Toilet (Khusus Kursi Roda) : 6 Unit

57

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013.

Page 58: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

47

k. Alat Olah Raga (Tennis Meja) : 1 Unit

l. Kursi Roda : 24 Unit

m. Mesin Jahit : 7 Unit

n. Tempat Tidur : 24 Unit

o. Komputer : 6 Unit

p. Televisi : 2 Unit

q. Alat Anyam Keset : 2 Unit

r. Mesin Potong Kayu : 6 Unit

6. Program Yayasan Wisma Cheshire58

Pelatihan Utama :

1. Pelatihan Kerajinan atau Keterampilan Menjahit

2. Pelatihan Kayu

Keterampilan Tambahan:

1. Berbahasa Inggris

2. Komputer dan IT

3. Olah Raga

Adapun program pendukung Yayasan Wisma Cheshire yaitu Perawatan

Kesehatan dan Rencana Pengembangan Pribadi. Perawatan Kesehatan terbagi

menjadi 3 ada Perawatan, Fisioterapi, dan Refexology Wajah. Sedangkan

Rencana Pengembangan Pribadi terbagi menjadi 4 ada Penempatan Kerja,

Rencana Bisnis, Pendidikan Formal atau Kursus, Program Setengah Rumah.

58

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada

tanggal30 September 2013.

Page 59: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

48

7. Sasaran Pelayanan59

Sasaran pelayanan Yayasan Wisma Cheshire yaitu:

1. Tuna Daksa para Plegia (Paling di utamakan)

2. Tuna Daksa Polio

3. Ceberal Palsy

4. TBC Tulang Belakang

8. Kerjasama Yayasan/ Lembaga60

Yayasan Wisma Cheshire bekerjasama dengan para Relawan (Volunteer),

Ekspatriat, Ahli Kesehatan (Fisioterapi), Ahli Pendidikan Bahasa Inggris.

Sedangkan yang local bekerjasama dengan Dokter dan Instruktur IT atau Ahli

Komputer.

9. Sumber Dana61

Sumber dana Yayasan Wisma Cheshire di dapat dari sumbangan pengurus

yayasan, hasil penjualan produk, fundraising atau donatur-donatur dari luar

maupun lokal.

10. Prosedur Penerimaan Warga Binaan Baru/ Penduduk Baru62

Adapun langkah-langkah yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi

anggota komite, staf manajemen, dan kandidat dalam penerimaan warga/

59

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 60

Ibid. 61

Ibid. 62

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada tanggal

30 September 2013.

Page 60: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

49

penduduk baru ke Yayasan Wisma Cheshire. Dalam proses seleksi ada beberapa

langkah yaitu:

1. Kandidat harus diberitahu tentang semua peraturan dan persyaratan

warga baru di Yayasan Wisma Cheshire.

2. Calon harus menulis surat lamaran dan dikirimkan bersama dengan

dokumen persyaratan dari Yayasan Wisma Cheshire.

3. Menggunakan surat lamaran, anggota komite akan mengadakan

pertemuan untuk membahas tentang aplikasi.

4. Jika anggota komite menyetujui aplikasi yang diusulkan, maka

kandidat akan diberitahu untuk datang untuk wawancara dan menjalani

tes medis.

5. Hasil wawancara dan tes kesehatan akan dilaporkan ke panitia untuk

diskusi lebih lanjut.

6. Anggota komite memutuskan pada pertemuan apakan seorang calon

diterima atau tidaknya menjadi penduduk di Yayasan Wisma Cheshire.

Setelah itu jika kandidat telah diterima maka:

1. Yayasan Wisma Cheshire atau manajer yang bertanggung jawab akan

memberitahu calon tentang hal ini.

2. Yayasan Wisma Cheshire atau manajer yang bertanggung jawab akan

menginformasikan calon tentang waktu kapan mereka mulai masuk ke

Yayasan sesuai dengan tanggal yang telah disetujui oleh panitia.

3. Yayasan Wisma Cheshire atau manajer yang bertanggung jawab akan

menginformasikan kandidat bahwa mereka harus membawa semua

Page 61: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

50

barang-barang pribadi mereka terutama untuk item yang terkait dengan

kebersihan pribadi.

4. Yayasan Wisma Cheshire akan mempersiapkan ruang untuk penduduk

baru.

5. Manajer yang bertanggung jawab akan mempersiapkan kontrak yang

akan ditandatangani oleh penduduk baru dan ketua Yayasan Wisma

Cheshire. Isi kontrak akan mencakup jangka waktu kontrak, peraturan

dan aturan.

11. Persyaratan Menjadi Warga Binaan/ Penduduk Baru di Yayasan63

Adapun persyaratan bagi calon yang berasal dari keluarga menengah

kebawah:

1. Maksimal usia 45 Tahun dan Minimal usia 17 Tahun

2. Calon harus memiliki KTP

3. Calon tidak memiliki penyakit menular

4. Calon harus melengkapi surat lamaran

5. Calon harus menyediakan dokumen yang tercantum di bawah ini:

a. Riwayat kecelakaan atau penyakit dari Rumah Sakit maupun

Dokter.

b. Surat dari Pemerintah Daerah (Kelurahan) yang menyatakan calon

berasal dari keluarga miskin.

c. Foto ukuran 2x3 (2 lembar), ukuran 3x4 (2 lembar), dan foto full

badan (1 lembar).

63

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada

tanggal30 September 2013.

Page 62: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

51

d. Melengkapi Biodata (termasuk alamat lengkap dan nomor telepon).

e. Salinan transkrip akademik terakhir/ ijazah terakhir dan sertifikat

(Jika tersedia).

6. Calon harus sehat jasmani

7. Kandidat harus bersedia untuk di wawancarai oleh pihak panitia

8. Calon harus memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

9. Calon yang dipilih harus membuat surat pindah dari tempat asal dan

terdaftar di tempat tinggal yang baru di Yayasan Wisma Cheshire

10. Calon yang ingin masuk Yayasan Wisma Cheshire harus termotivasi

oleh diri mereka sendiri dan tidak dipaksa oleh orang lain

Sedangkan persyaratan bagi calon yang berasal dari keluarga kaya atau

keluarga yang mampu sebagai berikut:

1. Maksimal usia 45 Tahun dan Minimal usia 17 Tahun

2. Calon harus memiliki KTP

3. Calon tidak memiliki penyakit menular

4. Calon harus melengkapi surat lamaran

5. Calon harus menyediakan dokumen yang tercantum di bawah ini:

a. Riwayat kecelakaan atau penyakit dari Rumah Sakit maupun

Dokter.

b. Foto ukuran 2x3 (2 lembar), ukuran 3x4 (2 lembar), dan foto full

badan (1 lembar).

c. Melengkapi Biodata (termasuk alamat lengkap dan nomor telepon).

d. Salinan transkrip akademik terakhir/ ijazah terakhir dan sertifikat

(Jika tersedia).

Page 63: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

52

6. Calon harus sehat jasmani

7. Kandidat harus bersedia untuk di wawancarai oleh pihak panitia

8. Calon harus memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

9. Calon yang dipilih harus membuat surat pindah dari tempat asal dan

terdaftar di tempat tinggal yang baru di Yayasan Wisma Cheshire

10. Jika kandidat berhasil dalam proses seleksi ini, keluarga mereka harus

rela menanggung biaya untuk segala sesuatu yang dibutuhkan oleh

warga, terutama untuk masalah kesehatan.

11. Keluarga harus bersedia untuk dihubungi bila diperlukan atau

dibutuhkan.

12. Calon yang ingin masuk Yayasan Wisma Cheshire harus termotivasi

oleh diri mereka sendiri dan tidak dipaksa oleh orang lain.

12. Data Warga Binaan/ Resident64

Yayasan Wisma Cheshire saat ini memiliki Warga Binaan berjumlah 24

Orang, dengan Laki-laki 13 Orang dan Perempuan 11 Orang. Berikut daftar

Nama-nama Warga Binaan/ Resident dalam bentuk tabel:

Tabel 3

Data Warga Binaan/ Resident Yayasan Wisma Cheshire Tahun 2013

No. Nama Jenis Kelamin Umur Agama

1. Ari Mende Laki-laki 45 Tahun Islam

2. Arsa Laki-laki 56 Tahun Islam

64

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada

tanggal24 Oktober 2013.

Page 64: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

53

3. Baijuri Laki-laki 25 Tahun Islam

4. Dewi Rizki Perempuan 30 Tahun Islam

5. Eli Perempuan 34 Tahun Islam

6. Esti Nainggolan Perempuan 58 Tahun Kristen

7. Hendra Laki-laki 31 Tahun Islam

8. Iis Perempuan 27 Tahun Islam

9. M. Subhan Laki-laki 27 Tahun Islam

10. Muliana Perempuan 50 Tahun Kristen

11. Narti Perempuan 38 Tahun Islam

12. Nur Aminah Perempuan 37 Tahun Islam

13. Nursad Laki-laki 56 Tahun Islam

14. Rio Jailani Laki-laki 46 Tahun Islam

15. Sumarto Laki-laki 51 Tahun Islam

16. Sumiranto (Ayik) Laki-laki 42 Tahun Islam

17. Sutardi Laki-laki 42 Tahun Kristen

18. Tarsilem Perempuan 36 Tahun Islam

19. Wiwin Laki-laki 19 Tahun Islam

20. Yakub Kastard Laki-laki 68 Tahun Islam

21. Yessy Perempuan 37 Tahun Islam

22. Yos Heart Pamubut Laki-laki 44 Tahun Kristen

23. Maisty Akhdaniyah Perempuan 20 Tahun Islam

24. Echi Pramitasari Perempuan 22 Tahun Islam

Sumber: Dokumen Yayasan Wisma Cheshire

Page 65: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

54

13. Peraturan Umum Untuk Warga Binaan/ Resident Yayasan Wisma

Cheshire65

Kode etik ini bertujuan untuk mencapai kehidupan yang nyaman di Wisma

Cheshire :

1. Kegiatan rutin sehari-hari:

a. Pukul 05.00 – 06.00 WIB semua warga binaan/ resident harus bangun

untuk beribadah, melakukan olahraga atau latihan fisik, dan mandi.

b. Waktu Makan :

Sarapan jam 07.00 – 09.00 WIB

Makan siang dan istirahat jam 12.30 – 14.00 WIB

Makan malam jam 18.00 – 19.30 WIB

c. Jam kantor: 09.00 – 16.30 WIB

d. Istirahat atau aktivitas pribadi: 17.00 – 18.00 WIB

e. Tidur: 22.00 ( gerbang utama akan di tutup jam 22.00 WIB)

2. Kehidupan sehari-hari:

a. Setiap penduduk harus bertanggung jawab kepada kehidupan yang

damai dengan menghormati hak dan kewajiban satu sama lain.

b. Warga harus bertanggung jawab kepada lingkungan yang bersih

terutama di setiap ruangan di mana mereka tinggal: tidak membuang

sampah ke toilet dan tidak merokok atau makan di ruangan atau kamar

tidur.

c. Warga harus tepat waktu dengan waktu makan, dan tidak

diperbolehkan untuk makan di ruang kecuali untuk yang sedang sakit.

65

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada

tanggal30 September 2013.

Page 66: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

55

d. Tidak membuat suara keras yang mengganggu warga lainnya.

e. Tidak diperbolehkan untuk mengundang orang luar ke dalam kamar

tanpa izin yang diberikan oleh Manajer atau Ibu Asrama.

f. Dilarang judi, mabuk, dan obat-obatan.

g. Warga harus berpakaian dengan benar.

h. Setiap kali warga berencana untuk tinggal di luar Wisma, mereka harus

mendapatkan izin terlebih dahulu dari Manajer atau Ibu Asrama.

i. Kewajiban bagi setiap warga untuk berpartisipasi dalam program yang

diselenggarakan oleh komite.

j. Setiap kegiatan yang tidak berhubungan dengan Program Wisma itu

harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh komite sebelum

pelaksanaan.

k. Warga harus mematuhi semua peraturan dan kebijakan yang dibuat

oleh komite.

l. Warga harus peduli untuk menjaga barang-barang pribadi mereka dan

sarana prasarana Wisma.

B. Proses Pelaksanaan Program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire

Yayasan Wisma Cheshire memiliki 2 program utama yaitu salah satunya

adalah program keterampilan menjahit. Program keterampilan menjahit ini

bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada penyandang

disabilitas. Dengan harapan ketika mereka keluar dari yayasan mereka sudah bisa

Page 67: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

56

mandiri dan bisa bekerja di dunia kerja dengan memanfaatkan skill yang mereka

punya.66

Jumlah keseluruhan Warga Binaan/ Resident yang tinggal di Yayasan

Wisma Cheshire saat ini berjumlah 24 orang, sedangkan Warga Binaan/ Resident

yang mengikuti program keterampilan menjahit berjumlah 7 orang.

Tabel 4

Data Warga Binaan/ Resident yang Mengikuti Program

KeterampilanMenjahit67

66

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 67

Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan Wisma Cheshire pada tanggal

18 September 2013.

No. Nama Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Jenis Disabilitas

1. Maisty Perempuan 20 Tahun SMP Kecelakaan (Tulang

Ekor Patah)

2 Echi Perempuan 22 Tahun SMA Kecelakaan

(Tulang punggung

patah)

3 Nur

Aminah

Perempuan 37 Tahun Tidak

Sekolah

Polio

4. Muliana Perempuan 50 Tahun SD Kecelakaan

(Tulang Punggung

Miring)

5. Iis Perempuan 27Tahun SD Kecelakaan

(Tulang Punggung

Patah)

6. Narti Perempuan 39 Tahun SD Polio

7 Esti Perempuan 58 Tahun SD Kecelakaan

(Tulang Punggung

Patah)

Page 68: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

57

Dari data di atas menunjukkan bahwa yang mengikuti Program

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire yaitu dari jenis kelamin

perempuan dan usianya dari 20 Tahun ke atas. Sedangkan status pendidikan

terakhir kebanyakan hanya sampai Sekolah Dasar.

1. Maisty salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

program keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan sudah 2 bulan

setengah. Sebelum masuk ke yayasan, kegiatan ia di rumah buka warung

dan berjualan pulsa. Kondisi yang menyebabkan ia seperti saat ini

dikarenakan ia terjatuh di kamar mandi sekolah dan mengenai tulang ekor

sehingga tulang ekor patah sewaktu ia SMP. Alasan ia memilih

keterampilan menjahit di yayasan karena ia mempunyai keinginan untuk

menjahit. Perubahan yang ia rasakan setelah masuk ke yayasan ia sudah

tidak minder lagi dengan lingkungan dan sedikit bisa menjahit.

2. Echi salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

program keterampilan menjahit. Ia asalnya dari lampung dan ia tinggal di

yayasan kurang lebih sudah sebulan. Kondisi yang menyebabkan ia seperti

saat ini dikarenakan kecelekaan motor ketika pulang les dan saat itu ia

kelas 3 SMA. Sebelum masuk ke yayasan, kegiatan ia di rumah bantuin

usaha orang tua di toko elektronik. Alasan ia tinggal di yayasan karena

keinginan sendiri dan mempunyai niat untuk lanjutin sekolah. Di yayasan

ia mengikuti keterampilan menjahit dan perubahan yang ia rasakan selama

mengikuti keterampilan menjahit saat ini ia sedikit bisa menjahit dan dan

sudah tahu macam-macam alat menjahit.

Page 69: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

58

3. Nur Aminah salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang

mengikuti program keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan dari tahun

2001 hingga saat ini. Pada tahun 2012 ia mengikuti program setengah

rumah untuk Warga Binaan yang sudah setengah mandiri tetapi masih

tinggal di Yayasan. Sebelum masuk ke yayasan ia bekerja di Malang, Jawa

Timur. Ia bekerja di CP. Sempurna Makmur dibagian menjahit busana

muslim. Kondisi yang menyebabkan ia seperti itu dikarenakan polio saat

umur 3 tahun. Alasan ia tinggal di yayasan karena bisa bareng-bareng

sama teman yang senasip dan bisa melanjutkan menjahit karena

sebelumnya ia juga sudah memiliki skill menjahit dan sudah pernah kursus

menjahit. Perubahan yang ia rasakan selama mengikuti keterampilan

menjahit di yayasan ia mendapatkan ilmu baru karena menjahit di yayasan

berbeda dengan waktu ia bekerja menjahit di malang. Karena produk yang

dijahit di yayasan seperti hasil-hasil kerajinan dan perlengkapan rumah

tangga.

4. Ana salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

program keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan sudah 15 tahun. Ia

berasal dari Malang, Jawa Timur. Sebelum masuk ke yayasan, kegiatan ia

di rumah menyulam dan merajut. Kondisi yang menyebabkan ia seperti

saat ini dikarenakan jatuh berkali-kali saat olahraga sekolah dan gagal

operasi sehingga tulang punggung miring. Alasan ia masuk ke yayasan

karena ia tertarik dengan adanya keterampila dan ia bisa mengembangkan

keterampilan di yayasan. Perubahan yang ia rasakan selama mengikuti

Page 70: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

59

keterampilan menjahit di yayasan dapat mengembangkan potensi dan

menjadi terlatih serta mendapatkan ilmu baru.

5. Iis salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

program keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan sudah tiga tahun

setengah. Kondisi yang meyebabkan ia seperti saat ini dikarenakan

kecelakaan saat bekerja menjadi TKW di Arab Saudi tahun 2007.

Kecelakaannya yaitu jatuh dari lantai 3 ketika sedang kerja dan tulang

punggung patah. Sebelum masuk ke yayasan, kegiatan ia di rumah tidak

ada hanya makan, nonton tv, dan tidur. Alasan ia masuk ke yayasan karena

ingin mandiri dan bisa belajar keterampilan untuk bekal kalau sudah

keluar bisa mandiri serta mencari pengalaman. Perubahan yang ia rasakan

selama mengikuti keterampilan menjahit ia sudah bisa menjahit dan di

yayasan ia dapat menghasilkan uang dari hasil karya yang ia buat.

6. Narti salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan dari tahun 2008 hingga saat

ini. Kondisi yang menyebabkan ia seperti saat ini dikarenakan polio saat

berumur 5 tahun. Sebelum masuk ke yayasan, kegiatan ia jualan es buah,

pecel, dan segala macam makanan. Alasan ia tinggal di yayasan karena

pada waktu itu ia sudah tidak sanggup lagi membayar kontrakan dan di

yayasan bisa menjahit karena sebelumnya ia pernah di PSBR kursus

menjahit dan masuk ke yayasan ingin meneruskan. Perubahan yang ia

rasakan selama mengikuti keterampilan menjahit mendapat pengetahuan

dari macam-macam produk yang dijahit karena sebelumnya hanya belajar

menjahit baju tetapi di yayasan produk yang dijahit berbeda.

Page 71: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

60

7. Esti salah satu Warga Binaan Yayasan Wisma Cheshire yang mengikuti

keterampilan menjahit. Ia tinggal di yayasan sudah 30 tahun. Kondisi yang

menyebabkan ia seperti saat ini dikarenakan kecelakaan mobil dan tulang

punggung patah. Sebelum masuk ke yayasan, tidak ada kegiatan di rumah.

Alasan ia tinggal di yayasan karena banyak teman yang senasip dan ada

kegiatan. Perubahan yang ia rasakan selama mengikuti keterampilan

menjahit sebelumnya tidak bisa menjahit sekerang sudah bisa jahit tangan

selama di yayasan.

Jadwal kegiatan menjahit di yayasan dilakukan dari hari Senin sampai hari

Sabtu. Sedangkan untuk hari Minggu tidak ada kegiatan menjahit karena hari

Minggu waktu untuk istirahat. Kegiatan menjahit dimulai pada pukul 9 pagi

sampai pukul 12 siang, setelah itu dari pukul 12 siang sampai pukul 2 siang

mereka istirahat digunakan untuk shalat, makan siang, tidur, dan kegiatan lainnya,

lalu kegiatan menjahit dilanjutkan kembali pada pukul 2 siang sampai pukul 5

sore.68

Warga Binaan yang mengikuti program keterampilan menjahit, mereka

sebelumnya ada yang sudah mempunyai skill menjahit dan ada juga yang sama

sekali belum pernah menjahit. Awal terlaksananya program keterampilan menjahit

ini yayasan menyediakan pelatih khusus menjahit untuk Warga Binaan, dan ada

juga sebagian dari Warga Binaan yang dikursuskan sekolah menjahit.Warga

Binaan yang sudah dilatih pastinya mereka mempunyai pengetahuan dan memiliki

skill menjahit. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Fetty Elliot dan Bapak

Fendo sebagai berikut:

68

Observasi pada tanggal 18 Oktober 2013.

Page 72: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

61

“Kalau untuk pelaksanaan program keterampilan menjahit ini

awalnya kita menyediakan pelatih khusus menjahit untuk Warga

Binaan.Selain itu mereka juga dilatih di luar seperti mereka

dikursuskan di sekolah menjahit dari pihak yayasan.Trus untuk

mereka yang udah dilatih kan otomatis mereka udah dapat ilmu

dan udah punyak skill juga”.

“Dulu tuh pastinya ada pelatih ya, atau pun mereka di training di

tempat lain, ada juga yang memang yang resident awal itu dia udah

jago menjahit. Jadi di awal program pelatihan keterampilan

menjahit ada tiga tahapan, pertama mereka itu dilatih oleh pelatih

yang datang ke sini, kemudian mereka dilatih keluar kursus di

sekolah menjahit dikursusin oleh pihak yayasan, yang ketiga ada

juga beberapa resident yang sudah ahli yang sebelum masuk

yayasan dia sudah pernah belajar menjahit”.69

Seiring dengan berjalannya program, untuk Warga Binaan yang baru

masuk ke yayasan dan mengikuti program keterampilan menjahit mereka akan di

training selama 6 bulan. Yayasan tidak lagi menyediakan Pengajar atau Pelatih

khusus dari luar, tetapi mereka diajarkan oleh seniornya. Jadi sistem belajarnya

secara turun menurun dengan cara senior mewariskan ilmunya kepada juniornya,

seperti Warga Binaan yang sudah lama tinggal di yayasan sebelum keluar mereka

harus mengajarkan Warga Binaan yang baru masuk. Karena belajar keterampilan

menjahit di Yayasan Wisma Cheshire bukan seperti pemberian teori di dalam

kelas melainkan praktek langsung. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Fetty Elliot dan Ibu Ana sebagai berikut:

“Trus karna program ini udah berjalan lama jadi untuk yang baru

masuk yang ikut keterampilan menjahit mereka di training dulu

selama 6 bulan, disini mereka gak lagi diberi pelatih khusus tapi

mereka diajarin sama seniornya.”.70

“Oh gak ada, di sini turun menurun misalnya kalau ada resident

yang baru belajar dengan yang sudah lama”.71

69

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Septermber

2013. 70

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 71

Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana (Warga Binaan), Jakarta, 23 Oktober 2013.

Page 73: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

62

Dalam tahap awal training, senior memperkenalkan macam-macam alat

untuk menjahit, fungsi dan cara pemakaiannya kepada Warga Binaan yang baru.

Seperti cara memasukan benang ke dalam jarum dan cara menggunakan mesin

jahit. Setelah itu mereka belajar untuk menjahit garis vertikal, horizontal, dan

lingkaran terlebih dahulu untuk melatih mereka menjahit dengan rapih. Jika

mereka sudah bisa menjahit dengan rapih, mereka diberikan tugas oleh seniornya

untuk menjahit seperti sapu tangan dan taplakan gelas dengan cara seniornya

memberikan contoh cara menjahitnya lalu mereka mempraktekkannya. Supervisor

memberikan kain perca untuk mereka belajar. Dalam praktek mereka akan

dipantau terus oleh senior dan supervisor. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

Ibu Fetty Elliot dan Ibu Poniati sebagai berikut:

“Jadi gini misalnya seniornya ngasih contoh bikin sesuatu, abis itu

mereka praktekin seperti yang di contohkan seniornya.72

“Seniornya yang ngajarin dari awal sampai mereka bisa. Awalnya

dikasi tahu alat-alat jahit sama cara mengunakan mesin jahit. Trus

saya kasih kain perca buat mereka belajar jahit lurus dulu

deh.Nanti kalau udah bisa jahit lurus, miring, belok, bulet gitu baru

di suruh coba bikin sesuatu yang mudah-mudah dulu kayak sapu

tangan, taplakan gelas gitu tapi ya masih dalam pantauan saya dan

seniornya”.73

Sedangkan untuk Warga Binaan yang sudah lama mengikuti keterampilan

menjahit, masing-masing dari mereka mempunyai tugas menjahit produk. Hasil

Produk yang mereka jahit akan dijual di toko. Proses awal pembuatan produk

yang akan dijual dengan cara Manajer Toko mendata stok yang sudah habis di

toko, lalu diberikan ke Supervisor dan Supervisor yang belanja semua bahan

perlengkapan menjahit. Setelah selesai belanja, Supervisor memberikan kwitansi

72

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 73

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama atau Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013.

Page 74: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

63

dan bahan-bahan yang sudah dibeli kepada Manajer Toko untuk pencatatan

pengeluaran dan pencatatan bahan mentah. Kemudian bahan-bahan yang sudah di

data diberikan kembali ke Supervisor, karena Supervisor juga bertugas membuat

patron dan memotong pola.Selesai dibentuk dan dipotong polanya lalu diberikan

kepada mereka untuk dijahit. Tetapi pola yang diberikan tidak langsung dijahit,

melainkan mereka merapihkan potongan kain terlebih dahulu agar ukuran menjadi

sama dan rapih. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Fetty Elliot dan Ibu

Poniati sebagai berikut:

“Kalau untuk resident yang udah lama mereka disini jahit produk,

trus hasil kerajinan mereka dijual di toko.Misalnya mereka dikasih

tugas sama supervisornya untuk buat produk, nah supervisornya

langsung ngasih bahan yang udah jadi pola ke mereka untuk

dijahit”.74

“Proses menjahit ini awalnya manajer toko mencatat apa-apa saja

yang udah gak ada di toko lalu saya yang belanja bahan

materialnya. Setelah pulang belanja semua bon dan bahan saya

kasih ke mba eli. Mba eli itu yang mencatat semua material baru

untuk keperluan jahit. Nanti kalau sudah di data ya udah saya

ambil lalu saya yang potongin polanya.Abis itu pola yang udah di

potong saya kasih mereka untuk di jahit sekaligus saya kasi tau

ukuran-ukurannya”.75

Produk yang sudah selesai dijahit tidak langsung dimasukkan ke toko

tetapi akan dilakukan Quality Control terlebih dahuluoleh Komite dan Supervisor

Keterampilan Menjahit yang bertujuan untuk pengecekan barang yang sudah

dijahit agar menghindarin adanya jahitan yang salah. Jika ditemukan masih ada

jahitan yang belum sesuai akan diberikan kembali ke mereka untuk diperbaiki.

Setelah selesai diperbaiki dan hasil produk sudah sesuai akan langsung dikemas

74

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 75

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama dan Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013.

Page 75: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

64

dan dimasukkan ke toko untuk di data oleh Manajer Toko. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Fetty Elliot dan Ibu Poniati sebagai berikut:

Kalau udah selesai dijahit, produk akan di cek dulu oleh komite

dan supervisor untuk pengecekan kualitas, jika ada jahitan yang

masih kurang ya dibalikin lagi ke mereka untuk diperbaiki. Setelah

selesai dibenerin produk langsung dikemas kemudian disimpan di

toko dan di data sama Manajer Toko”.76

Setelah selesai dijahit tidak langsung dimasukin ke toko tetapi ada

pengecekan produk yang abis dijahit takutnya ada jahitan yang

tidak rapi atau tidak sesuai.Kalau sudah dicek dan hasilnya sesuai

lalu dikemas dan dimasukin ke toko.77

Begitu juga jika ada produk baru yang ditawarkan oleh komite maupun

volunteerakan didiskusikan oleh pihak komite, manajer program dan supervisor

jika disetujui akan dicoba untuk dibuat. Supervisor memberikan sample kepada

mereka untuk dijahit dan jika banyak yang minat akan terus diproduksi. Sehingga

pengetahuan mereka semakin bertambah dan produk yang dihasilkan pun

bervariasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Poniati dan Bapak Fendo

sebagai berikut:

“Misalnya kalau ada volunteer yang ngasih ide buat produk baru

trus dibicarakan terlebih dulu sama komite, manajer program, dan

supervisor trus kalau pada setuju ya kita bikin 1 dulu untuk sample

dari contoh yang dikasi dari volunteer. Kalau pada suka ya bikin

lagi yang banyak”.78

“Kemudian juga ada volunteer ataupun komite yang memberikan

ide-ide barang baru yang harus di produksi ya mereka jadi

mengenal produk-produk baru jadi mereka semakin kaya

skillnya”.79

76

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 77

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama dan Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013. 78

Ibid. 79

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Oktober 2013.

Page 76: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

65

Hasil kerajinan yang di jual di toko, masing-masing dari mereka

mendapatkan uang saku atau upah dari produk yang mereka jahit. Upah yang di

dapat sesuai jumlah produk yang mereka jahit.Jadi setiap bulan Warga Binaan

mendapatkan upah dari hasil kerajinan yang mereka jahit di yayasan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Fetty Elliot dan Ibu Poniati sebagai berikut:

“Di yayasan mereka bukan cuma menjahit tapi dari apa yang

mereka jahit ya mereka dapat uang saku. Yang jahit jadi semangat

untuk menjahit dan apa yang mereka buat akan membuahkan hasil

untuk mereka juga”.80

“Dan masing-masing mereka yang jahit setiap bulannya dapat

penghasilan seperti uang saku lah.Jadi misalnya kalau mereka

menjahit satu produk mereka dapat upah dari produk yang mereka

jahit.Jadi hitungannya selama sebulan mereka buat berapa produk

dan jumlah uang yang mereka dapatkan dihitung dari jumlah

produk yang mereka jahit selama sebulan.Masing-masing mereka

punya catatan kwitansi”.81

Yayasan Wisma Cheshire melakukan pengawasan terhadap program

keterampilan menjahit yang telah dilakukan. Setiap sebulan sekali Anggota

Komite, Manajer Program, dan Supervisor melakukan rapat untuk membahas

perkembangan dari masing-masing Warga Binaan salah satunya dalam hal

keterampilan. Dan setiap 6 bulan sekali pihak Komite dan Manajer Program

bertanya ke masing-masing Warga Binaan, apa saja yang mereka rasanya setelah

mengikuti keterampilan menjahit di yayasan dan adakah yang mereka butuhkan

untuk keterampilan menjahit. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Fetty

Elliot dan Bapak Fendo sebagai berikut:

“kita sebulan sekali komite, manajer program, dan supervisor rapat

membahas perkembangan Warga Binaan yang mengikuti

keterampilan di yayasan. Kita juga 6 bulan sekali nanya ke

80

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 81

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama atau Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013.

Page 77: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

66

masing-masing Warga Binaan apa saja yang mereka rasakan

selama mengikuti keterampilan di yayasan dan apa yang mereka

butuhkan.”82

“kita secara berkala katakanlah 6 bulan sekali kita nanya kepada

teman-teman resident yang menjahit apakah mereka butuh skill

lagi nih selain pola dasar itu, kita tanya kita evaluasi oohh saya

butuh skill ini loh ingin membuat baju juga gak hanya

keterampilan yang ada disini tapi juga kepengen buat baju juga

karna nanti saya kalau keluar ingin buka tailor tempat menjahit

baju. Nah itu kita tampung siapa aja yang mau setelah itu kita

kursusin di luar”.83

Yayasan Wisma Cheshire membuat peraturan untuk setiap Warga Binaan

yang tinggal di yayasan mereka hanya berlaku 1 tahun. Peraturan ini sudah

diterapkan dari awal tahun 2012. Jika Warga Binaan yang sudah 1 tahun tinggal

di yayasan dan jika sudah siap untuk mandiri diluar maka pihak yayasan

memutuskan Warga Binaan tersebut untuk keluar. Tetapi jika mereka belum siap

untuk mandiri diluar maka akan ada perpanjangan waktu selama 6 bulan untuk

Warga Binaan mempersiapkan lebih matang lagi sampai dengan benar-benar siap

untuk mandiri diluar.

Sebelum diberlakukannya peraturan tersebut setiap Warga Binaan yang

tinggal di yayasan tidak ada batasan waktu berapa lama untuk tinggal di yayasan,

kecuali jika ia sudah siap untuk mandiri diluar maka ia akan keluar dari yayasan.

Pihak yayasan melihat kemampuan dari masing-masing Warga Binaan lalu pihak

yayasan menanyakan kepada Warga Binaan tersebut apakah ia sudah siap untuk

mandiri diluar. Jika ia sudah siap untuk mandiri diluar maka pihak yayasan

memutuskan ia untuk keluar. Sebelumnya pihak yayasan juga menanyakan apa

yang akan ia lakukan diluar, karena pihak yayasan tidak ingin Warga Binaannya

82

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot (Ketua YWC), Jakarta, 30 September 2013. 83

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Oktober 2013.

Page 78: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

67

yang keluar tidak mandiri. Meskipun Warga Binaan sudah tidak lagi tinggal di

yayasan, dari pihak yayasan tetap menjalin komunikasi kepada Warga Binaan

yang sudah keluar untuk mengetahui perkembangan mereka. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Bapak Fendo sebagai berikut:

“Kalau mereka udah siap untuk mandiri diluar ya dari pihak

yayasan memutuskan mereka untuk keluar, dengan harapan

mereka diluar bisa melakukan sesuatu untuk dirinya dan berfungsi

di masyarakat.Trus sama mereka yang udah keluar kita tetap

komunikasi juga jadi gak putus hubungan begitu saja meskipun

udah gak tinggal di yayasan”.84

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire

Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan program keterampilan menjahit

yaitu:

a. BanyakVolunteer dan komite membantu dalam pelatihan keterampilan

seperti mengusulkan berbagai macam produk baru yang akan dijahit. Dan

donator memberi bahan-bahan kebutuhan menjahit seperti kain.85

b. Banyaknya customer yang membeli produk kerajinan. Dari produk yang

kejual otomatis ada pemasukan keuangan sehingga bisa menutupi

kekurangan yang ada dan bisa digunakan kembali untuk membeli bahan-

bahan keperluan menjahit.86

84

Ibid. 85

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Oktober 2013. 86

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama atau Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013.

Page 79: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

68

c. Pemasukan keuangan yayasan juga di dapat dari bazar. Biasanya yayasan

diundang di sebuah acara dan Yayasan Wisma Cheshire ikut berpatisipasi

membuka bazar dengan menjual hasil kerajinan penyandang disabilitas.87

d. Alat-alat untuk menjahit tersedia lengkap dan tersedianya ruangan khusus

menjahit sehingga memberikan kenyamanan ketika menjahit.88

e. Tersedianya mesin jahit khusus penyandang disabilitas yang memberi

kemudahan.89

f. Lingkungan dengan teman-teman yang mempunyai semangat dan

kemauan untuk menjahit serta teman-teman yang saling membantu dan

mengajarkan menjahit.90

Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan program keterampilan

menjahit yaitu:

a. Untuk yang baru masuk awalnya kesulitan belajar menjahit, terkadang

mereka juga kurang termotivasi untuk membuat hal yang baru atau hal

yang sulit dan reward yang kecil.91

b. Jahitan yang masih salah.92

c. Awalnya kesulitan karena tangannya belum terbiasa menggunakan mesin

jahit.93

d. Kalau lagi banyak orderan terkadang membuat yang menjahit tidak bisa

fokus.94

87

Observasi pada tanggal 23 Oktober 2013. 88

Wawancara Pribadi dengan Mbak Narti (Warga Binaan), Jakarta, 28 Oktober 2013. 89

Wawancara Pribadi dengan Bang Namin (Alumni YWC), Jakarta, 18 Oktober 2013. 90

Wawancara Pribadi dengan Mbak Iis (Warga Binaan), Jakarta, 24 Oktober 2013. 91

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Oktober 2013. 92

Wawancara Pribadi dengan Maisty (Warga Binaan), Jakarta, 18 Oktober 2013. 93

Wawancara Pribadi dengan Echi (Warga Binaan), Jakarta, 18 Oktober 2013. 94

Wawancara Pribadi dengan Mbak Iis (Warga Binaan), Jakarta, 24 Oktober 2013.

Page 80: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

69

e. Dan kalau lagi banyak orderan juga harus buru-buru diselesaikan

sedangkan yang mengikuti keterampilan menjahit jumlahnya sedikit.95

D. Hasil yang Dicapai dari Program Keterampilan Menjahit di Yayasan

Wisma Cheshire

Hasil yang dicapai dari program keterampilan menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire yaitu:

a. Mereka sebelum masuk ke yayasan di rumah tidak ada kegiatan setelah

masuk ke yayasan mereka punya kegiatan belajar keterampilan.96

b. Awalnya mereka tidak tahu, sekarang sudah tahu dan bisa menjahit. Di

yayasan mereka dapat ilmu baru dan bisa mengembangkan potensi mereka

untuk bekal ketika sudah bisa mandiri diluar. Hasil produk yang mereka

jahit di yayasan dijual di toko dan mereka juga dapat uang saku dari

produk yang mereka jahit 97

c. Yang awalnya tidak tahu alat-alat jahit setelah masuk ke yayasan jadi tahu

macam-macam alat jahit dan sudah bisa menjahit.98

d. Tidak minder lagi dengan lingkungan dan sedikit belajar menjahit jadi

lebih tau gimana rasanya hidup dalam kondisi seperti ini.99

e. Sebelumnya tidak mengerti jahit tangan, setelah di yayasan jadi tahu dan

bisa jahit tangan.100

95

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati (Ibu Asrama/ Supervisor Keterampilan

Menjahit), Jakarta, 18 Oktober 2013. 96

Ibid. 97

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo (Manajer Program), Jakarta, 17 Oktober 2013. 98

Wawancara Pribadi dengan Echi (Warga Binaan), Jakarta, 18 Oktober 2013. 99

Wawancara Pribadi dengan Maisty (Warga Binaan), Jakarta, 18 Oktober 2013.

Page 81: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

70

f. Dapat pengetahuan baru dalam menjahit produk yang berbeda selama di

yayasan. Karena sebelum di yayasan sudah pernah belajar menjahit baju,

sedangkan di yayasan produk yang dijahit sepertihandmade(Kerajinan

Tangan), sehingga menambah skill menjahit.101

g. Di yayasan tidak hanya belajar menjahit tetapi juga menghasilkan uang

dari produk yang dijahit.102

100

Wawancara Pribadi dengan Ibu Esti (Warga Binaan), Jakarta, 28 Oktober 2013. 101

Wawancara Pribadi dengan Mbak Nur (Warga Binaan), Jakarta, 18 Oktober 2013. 102

Wawancara Pribadi dengan Mbak Iis (Warga Binaan), Jakarta, 24 Oktober 2013.

Page 82: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

71

BAB IV

ANALISIS

Pada bab ini penulis akan menganalisis berbagai temuan di lapangan yaitu

proses pelaksanaan program pemberdayaan melalui keterampilan menjahit, faktor

pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program keterampilan menjahit,

dan hasil yang dicapai dari program pemberdayaan melalui keterampilan menjahit

di Yayasan Wisma Cheshire.

A. Proses Pelaksanaan Program Pemberdayaan melalui Keterampilan

Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire

Program pemberdayaan pelatihan keterampilan yang membuat

penyandang disabilitas dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki,

bakat, dan minat mereka dapat tersalurkan serta dapat menciptakan jiwa mereka

yang kreatif dan mandiri untuk Warga Binaan. Karena keterampilan merupakan

berbagai kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif seseorang mampu

menghadapi berbagai tuntutan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.

Program keterampilan yang diberikan oleh yayasan dengan tujuan agar

Warga Binaan dapat mengembangkan potensi serta mengasah kemampuan yang

mereka miliki serta dapat mengubah pola pikir dan perilaku kearah yang

bermanfaat. Selain itu Penyandang Disabilitas dapat menggunakan dan

memanfaatkan program keterampilan yang diberikan oleh yayasan.

71

Page 83: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

72

1. Metode Pelaksanaan Program Keterampilan Menjahit

Keterampilan menjahit yang diberikan Yayasan Wisma Cheshire

secara langsung melalui metode praktek dengan cara memperkenalkan

alat-alat menjahit, fungsi, dan latihan secara bertahap menggunakan mesin

jahit. Dalam tahap awal akan diajarkan cara menjahit garis Vertikal,

Horizontal, dan Lingkaran untuk melatih menjahit dengan rapih dan jika

sudah bisa menjahit garis tersebut akan diberi tugas oleh seniornya seperti

membuat sapu tangan dan taplakan gelas, dan sampai menghasilkan suatu

karya yang bermanfaat.

2. Proses Keterampilan Menjahit

Proses keterampilan menjahit dilaksanakan di ruang menjahit

dalam proses ini diperlukan ketekunan dan keuletan dalam membuat suatu

karya yang sempurna. Setelah mereka diajarkan oleh seniornya melalui

praktek menjahit, kemudian mereka berlatih dengan berulang-ulang

hingga lancar dan mereka mampu melakukan keterampilan tersebut

sendiri, dan dapat diterapkan melalui kehidupan sehari-hari mereka yang

bermanfaat.

Pelatihan keterampilan menjahit dilaksanakan setiap hari Senin

sampai hari Sabtu, dan untuk waktunya yaitu dimulai pada pukul 9 pagi

sampai pukul 12 siang dan dilanjutkan kembali pukul 2 siang sampai

pukul 5 sore. Warga Binaan yang baru yang mengikuti keterampilan

menjahit terlebih dahulu mengikuti training selama 6 bulan sebagai tahap

belajar menjahit. Dan untuk Warga Binaan yang sudah lama tinggal di

Page 84: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

73

yayasan dan mengikuti keterampilan menjahit mereka diberi tugas untuk

menjahit produk-produk yang akan dijual.

Proses pemberdayaan yang dikemukakan oleh Prijono dan dikutip oleh

Rajuminropa, mengandung dua kecenderungan yaitu:103

c. Kecenderungan primer, proses pemberdayaan yang menekankan kepada

proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau

kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. Proses ini

dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna mendukung

pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi.

d. Kecenderungan sekunder, proses pemberdayaan yang menekankan kepada

proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau berdaya untuk menentukan pilihan hidupnya

melalui proses dialog.

Dalam pelaksanaan pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini,

Yayasan telah menerapkan dua kecenderungan seperti kutipan tersebut di atas,

pertama, yaitu kecenderungan primer, dimana dalam proses pembelajaran yang di

lakukan dalam keterampilan menjahit terhadap Warga Binaan yang baru yaitu

dengan memindahkan kekuasaan atau kemampuan terhadap Warga Binaan.

Mengajarkan mereka seperti apa awal tahapan menjahit serta praktek menjahit.

Memberikan keterampilan menjahit kepada Warga Binaan maka Yayasan Wisma

Cheshire telah membuat Warga Binaan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu,

dan dari tidak bisa menjadi bisa, dan dalam hal ini dapat disebut dengan berdaya.

103

Rajuminropa, Pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin (Universitas Indonesia

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 2003), h.43.

Page 85: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

74

Selanjutnya adalah kecenderungan primer, yaitu Komite, Manajer

Program, dan Ibu Asrama atau Supervisor Keterampilan Menjahit memberikan

motivasi kepada Warga Binaan dengan pendekatan indivudu maupun kelompok,

agar mereka dapat mandiri untuk menentukan arah hidup, dan dapat menghadapi

masalah yang terjadi disekitarnya.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire

Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang penulis lakukan

maka penulis menganalisis berbagai temuan dilapangan mengenai faktor

pendukung dan penghambat dalam program keterampilan menjahit di Yayasan

Wisma Cheshire.

1. Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukung itu adalah adanya komite, relawan, dan

donatur, penjualan produk, tersedianya fasilitas sarana dan prasarana, dan

lingkungan Yayasan Wisma Cheshire.

a. Komite, Relawan dan Donatur

Komite dan relawanmendukung dalam memberikan ide-ide baru

untuk produk kerajinan yang akan di produksi. Sehingga produk yang

dijahit tidak monoton dan akan berubah-ubah. Biasanya komite maupun

relawan mengusulkan produk baru sesuai dengan pasar atau yang banyak

diminati oleh masyarakat.Sedangkan donatur memberikan sumbangan

dalam bentuk bahan perlengkapan menjahit.

Page 86: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

75

b. Penjualan Produk

Yayasan Wisma Cheshire mempunyai toko penjualan yang berada

di dalam yayasan.Toko yang berfungsi untuk menjual semua hasil

keterampilan.Dengan banyaknya pembeli yang datang langsung ke

Yayasan Wisma Cheshire untuk membeli produk hasil kerajinan yang ada

di toko, maka semakin banyak pula pemasukan keuangan yang

diperoleh.Hasil dari penjualan produk bisa menutupi kekurangan dan bisa

dipakai untuk membeli perlengkapan menjahit.

c. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang cukup memadai seperti peralatan dan perlengkapan

menjahit yaitu mesin jahit khusus penyandang disabilitas, gunting, jarum,

benang, bahan, ruangan menjahit untuk kelangsungan terlaksananya

keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire yang bertujuan untuk

memberikan keterampilan kepada Penyandang Disabilitas atau Warga

Binaan agar mereka tetap bisa berfungsi dan mengembangkan skill, maka

yayasan pun memfasilitasi segala bentuk peralatan dan perlengkapan

untuk menjahit. Salah satunya seperti mesin jahit khusus penyandang

disabilitas, gunting, jarum jahit, benang, kain dan alat-alat lainnya.

Mesin jahit yang digunakan yaitu mesin yang didesign khusus

Penyandang Disabilitas yang memakai adaptor sebagai alat penggerak

Page 87: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

76

mesin yang menggunakan siku tangan.Berbeda dengan mesin jahit yang

biasanya yang menggunakan kaki sebagai alat penggerak mesin.Yayasan

juga menyediakan ruangan khusus menjahit guna memberikan

kenyamanan untuk Warga Binaan.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah salah satu yang sangat mempengaruhi

seseorang itu tinggal atau berada. Jika seseorang tingal di lingkungan yang

nyaman maka ia akan merasa betah. Lingkungan Yayasan Wisma

Cheshire sangat mendukung dalam segala hal yang salah satunya dalam

hal keterampilan menjahit.Karena semua Warga Binaan yang tinggal di

yayasan mempunyai semangat dan kemauan untuk mengikuti keterampilan

menjahit, sehingga memberikan motivasi kepada Warga Binaan

lainnya.Selain itu mereka saling membantu dan saling mengajarkan

menjahit.

2. Faktor Penghambat

Dalam suatu kegiatan pastinya tidak akan terhindar yang namanya

hambatan atau kendala. Begitu juga dalam pelaksanaan Keterampilan Menjahit

ini, tidak lepas dari hambatan-hambatan atau kendala. Faktor penghambat dalam

pelaksanaan program keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire adalah

untuk Warga Binaan yang baru masuk awalnya mereka kesulitan menjahit karena

tidak semua dari mereka mempunyai skill menjahit. Saat mengikuti keterampilan

menjahit di awal belajar hasil jahitannya masih salah.Mereka juga belum terbiasa

Page 88: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

77

menggunakan mesin jahit yang di design khusus disabilitas yang menggunakan

siku tangan sebagai penggerak adaptor mesin jahit.Dan mereka juga kurang

termotivasi untuk membuat hal-hal yang baru.

Selain itu karena jumlah yang menjahit di Yayasan Wisma Cheshire ada 7

Warga Binaan dan 2 Alumni yang bekerja di yayasan dan yang sudah ahli

menjahit juga hanya beberapa saja sehingga menjadi hambatan ketika lagi banyak

orderan yang harus cepat diselesaikan.

C. Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdayaan melalui Keterampilan

Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.

Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam mencapai

penguatan diri guna merahi keinginan yang dicapai. Pemberdayaan akan

melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir, sikap, dan tindakan yang

bermuara pada pencapaian harapan hidup yang lebih baik.104

Dilihat dari adanya program keterampilan menjahit yang diterapkan oleh

Yayasan Wisma Cheshire dalam memberdayakan penyandang disabilitas, mulai

tampak perubahan pada Warga Binaan/ Resident tersebut.Hasilnya dapat dilihat

dari sebelum mereka masuk ke yayasan mereka di rumah tidak ada kegiatan

setelah masuk ke yayasan mereka mempunyai kegiatan belajar keterampilan.

Yang awalnya mereka sama sekali belum bisa tetapi setelah mengikuti

keterampilan menjahit di yayasan mereka sudah bisa menjahit tangan, menjahit

menggunakan mesin jahit dan mengenal macam-macam peralatan menjahit. Maka

dari situ juga mereka sudah bisa membuat produk hasil karya mereka sendiri.

104

Rofiq A. dkk, Pemberdayaan Pesantren : Menuju Kemandirian dan Profesionalisme

Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h.33.

Page 89: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

78

Selain itu pengetahuan mereka juga semakin bertambah selama mengikuti

keterampilan menjahit di Yayasan Wisma Cheshire.Karena produk yang dijahit

adalah produk kerajinan seperti perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan

untuk hari natal.Sebagian mereka sebelumnya ada yang sudah memiliki skill

menjahit seperti menjahit baju tetapi disini mereka medapatkan ilmu baru dalam

membuat produk yang berbeda.

Bukan hanya pengetahuan saja yang mereka dapatkan tetapi dari barang

yang mereka jahit mereka mendapatkan penghasilan.Semua hasil kerajinan dijual

di toko yayasan lalu masing-masing Warga Binaan mendapatkan upah pembuatan

barang yang dihitung dari jumlah produk yang dijahit. Sehingga mereka yang

menjahit juga lebih semangat karena hasil produk kerajinan mereka dibeli oleh

masyarakat dan bermanfaat untuk orang lain. Hasil yang dicapai bisa juga dilihat

dari aspek psikologi, bahwa diantara Warga Binaan ada yang sudah tidak minder

lagi dengan lingkungannya karena kondisi fisik yang kurang yang dimiliki.

Pemberdayaan penyandang disabilitas yang dilakukan oleh Yayasan

Wisma Cheshire masih sebatas pemberian pengetahuan keterampilan menjahit

untuk bekal ketika mereka keluar tetapi belum sampai ke tingkat kesejahteraan

ekonomi. Karena dilihat dari Alumni Yayasan Wisma Cheshire yang sudah

tinggal diluar mereka masih mendapatkan penghasilan yang rendah dan belum

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan. Karena mereka harus membayar

kontrakan rumah, untuk keperluan anak, dan untuk keperluan sehari-hari. Diantara

Alumni yang sudah tinggal di luar mereka ada yang bekerja buka usaha dan ada

juga yang kembali bekerja menjahit di yayasan.

Page 90: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

79

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bang Namin, Ibu Hartati dan Ibu

Esti sebagai berikut:

“Tidak cukup kalau di pikir-pikir. Penghasilan tetap yang 300 ribu

juga pas buat bayar kontrakan aja. Pengeluaran per bulan bisa 1,5

juta. Ya kalau ada kerjaan kadang kerja sampingan di luar.Buat

sehari-hari dan buat ngirim ke istri juga.Pinter-pinter mengelola

keuangan aja”.105

“Ya di cukup-cukupin tapi gak lebih, keperluan yang penting lebih

di dahulukan. Kan gaji saya yang dapat dari yayasan sebulannya

juga sekitar 300 ribu trus sama gaji suami saya 1,2 juta itu juga

untuk bayar kontrakan, buat anak sekolah ya sama kebutuhan lain

ya Alhamdulillah gak sampe ngutang. Lagian juga kalau makan

kan di tanggung dari yayasan”.106

“Ya cukup gak cukup aja ya berusaha saat ini masih bisa di atur, ya

pinter-pinter ngatur pengeluaran aja.Karna usaha online itu jadi

kan pendapatan juga belum stabil masih dibawah 1 juta”.107

Diantara perubahan yang tampak pada Warga Binaan tersebut merupakan

hasil dari program keterampilan menjahit dalam pemberdayaan penyandang

disabilitas, menjadikan Warga Binaan berdaya dengan memiliki kemampuan

menjahit. Meskipun dengan kekurangan fisik, mereka tetap bisa melakukan

kegiatan, karena kekurangan bukanlah alasan seseorang menjadi terbatas sehingga

membuat mereka lebih mempunyai arah dan tujuan hidup. Dimana hal tersebut

merupakan hakikat dari pada pemberdayaan.Seperti yang dijelaskan oleh Diana

dalam bukunya Perencanaan Sosial Negara Berkembang bahwasannya,

Pemberdayaan diartikan sebagai perubahan ke arah yang lebih baik, dari tidak

105

Wawancara Pribadi dengan Bang Namin (Alumni YWC), Jakarta, 18 Oktober 2013. 106

Wawancara Pribadi dengan Ibu Hartati (Alumni YWC), Jakarta, 18 Oktober 2013. 107

Wawancara Pribadi dengan Ibu Laily (Alumni YWC), Jakarta, 5 November 2013.

Page 91: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

80

berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan taraf

kehidupan ke tingkat yang lebih baik.108

Dengan demikian Warga Binaan dapat dikatakan berdaya karena Warga

Binaan menjadi lebih baik yang awalnya tidak bisa menjahit menjadi bisa

menjahit, dan ada juga yang awalnya sudah mempunyai skill menjahit setelah

masuk ke yayasan mengikuti program keterampilan menjahit mereka

mendapatkan pengetahuan baru dalam menjahit produk yang berbeda. Dan

mereka yang tinggal di yayasan bukan hanya sekedar belajar keterampilan tetapi

dengan produk yang mereka jahit mereka mendapatkan penghasilan materil yang

bisa digunakan untuk kebutuhan lain. Mereka di yayasan dilatih belajar

keterampilan menjahit oleh seniornya untuk menjadi mandiri dengan skill

menjahit yang mereka punya, sehingga ketika mereka keluar untuk mandiri

mereka sudah mempunyai bekal keterampilan yang bisa di manfaatkan. Dimana

hasil tersebut juga merupakan salah satu perkembangan ke arah yang lebih baik.

108

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1999), h.15.

Page 92: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan program Keterampilan Menjahit di Yayasan Wisma

Cheshire adalah awal terlaksananya program keterampilan menjahit

pihak yayasan menyediakan pelatih khusus dan mengkursuskan Warga

Binaan di tempat kursus menjahit. Sejalan waktu Warga Binaan yang

baru tidak lagi diberi palatih khusus melainkan belajar dengan

seniornya. Warga Binaan yang baru akan ditraining selama 6 bulan

untuk tahap belajar. Sedangkan Warga Binaan yang sudah lama

mereka setiap harinya menjahit produk-produk yang akan dijual di

toko. Jika ada relawan yang datang memberikan ide dan produk baru

akan dicoba untuk dibuat sehingga pengetahuan Warga Binaan

semakin bertambah dalam menjahit produk yang bermacam ragam.

Komite dan Supervisor bertugas untuk mengecek produk yang sudah

selesai dijahit sebelum dikemas dan dimasukkan ke toko. Setiap

sebulan sekali piihak Komite, Manajer Program, dan Supervisor

mengadakan rapat. Dan setiap 6 bulan sekali Komite, Manajer

Program, dan Supervisor melakukan evaluasi kepada masing-masing

Warga Binaan.Untuk Warga Binaan yang sudah 1 tahun tinggal di

yayasan dan sudah bisa untuk mandiri diluar maka mereka harus

keluar dari yayasan karena itu peraturan yang sudah dibuat oleh pihak

81

Page 93: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

82

yayasan. Tetapi jika belum siap untuk mandiri diluar maka dari pihak

yayasan akan memberikan perpanjangan waktu selama 6 bulan. Pihak

yayasan tetap menjalin komunikasi dengan Warga Binaan yang sudah

mandiri diluar.

2. Adapun faktor pendukung dalam program Keterampilan Menjahit di

Yayasan Wisma Cheshire diantaranya adalah adanya komite, relawan,

dan donatur, penjualan produk, tersedianya fasilitas sarana dan

prasarana, dan lingkungan Yayasan Wisma Cheshire. Sementara faktor

penghambat diantaranya, sebagian Warga Binaan yang mengikuti

keterampilan menjahit awalnya merasa kesulitan karena sebelum

masuk keyayasan mereka belum pernah menjahit. Hambatanya juga

ketika banyak orderan Warga Binaan harus menyelesaikan dengan

cepat sedangkan yang mengikuti keterampilan menjahit di yayasan

jumlahnya sedikit, sehingga membuat Warga Binaan tidak bisa fokus

untuk menjahit.

3. Hasil yang didapat dari pelaksanaan program Keterampilan Menjahit

tersebut dapat dilihat dari keterampilan menjahit Warga Binaan yang

semakin meningkat yang tadinya sama sekali belum bisa menjahit

tetapi setelah mengikuti program keterampilan di yayasan sudah bisa

menjahit, pengetahuan semakin bertambah dan mempunyai skill

menjahit. Pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Wisma Cheshire

masih sebatas pemberian keterampilan untuk penyandang disabilitas,

dan belum sampai ketingkat kesejahteraan ekonomi.

Page 94: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

83

B. Saran

Untuk lebih meningkatkan efektifitas program Keterampilan Menjahit di

Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan, peneliti mempunyai beberapa saran

sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan pelayanan agar hasil yang dicapai dapat lebih

maksimal.

2. Agar lebih ditingkatkan lagi program keterampilannya dalam

memberdayakan penyandang disabilitas.

3. Peraturan yang ada di yayasan agar lebih diperjelas untuk setiap Warga

Binaan.

4. Meminimalisir faktor penghambat dalam program keterampilan

menjahit.

Page 95: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

84

DAFTAR PUSTAKA

Adi, IsbandiRukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan

Praktis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.

___, ________________. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

2002.

___, _________________. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Jakarta: FISIP UI Press, 2004.

A, Rofiq.dkk, Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan

Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan. Yogyakarta:

Pustaka Pesantren, 2005.

Barnes, Colin dan Mercer, Geof.Disabilitas: Sebuah Pengantar. Tim Penerjemah.

PIC UIN Jakarta, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2007.

Departemen Sosial RI. Panduan Kriteria Penyandang Cacat Fisik. Jakarta:

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat,

Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial

RI, 2006.

Diana. Perencanaan Sosial Negara Berkembang. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1999.

84

Page 96: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

85

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2002.

Hilmiah.dkk. Analisis Deskriptif Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

Jakarta: Kerjasama Badan Pusat Statistik RI dengan Kementerian Sosial

RI, 2009.

Makmur, Syarif, M.SI. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2008.

Maulinia. Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Pada Himpunan

Wanita Penyandang Cacat Indonesia. Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Program Magister Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas

Indonesia, 2012.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000.

Padmi, Teti Ati. Implementasi Aksesibilitas Pelayanan Informasi dan Pelayanan

Khusus Bagi Penyandang Cacat di Kota Semarang. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Mei – Agustus 2006): h.66-71.

Rajuminropa. Pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin. Jakarta: Universitas

Indonesia Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2008.

Page 97: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

86

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT

Refika Aditama, 2005.

Sumaryadi, Nyoman. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Citra Utama 2005.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial Agama.Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Syafe‟I, Agus Ahmad. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Islam. Bandung:

Gerbang Masyarakat Baru, 2001.

UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997. Tentang Penyandang

Disabilitas. Biro Hukum Departemen Sosial RI Tahun 1997.

Usman, Husaini dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2000.

Yusdiana. Harapan bagi Penyandang Disabel. Info Societa, Edisi IX/ 2011 Biro

Humas Kementerian Sosial RI.

Sumber Internet

Kasim, Eva. Konvensi Hak-hak Penyandang Cacat. Artikel diakses pada 29Mei

2013 dari hhtp://www.evakasim.blogspot.com/2007/04/Konvensihak-hak-

penyandang-cacat.html

Maharani, Ania. Pemberdayaan Masyarakat. Artikel diakses pada 11 September

2013 dari http://dkijakarta.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm

Page 98: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

87

Heria, Erlina. Penyandang Disabilitas. Artikel diakses pada 12 September 2013

dari http://erlinaheria.blogspot.com/2012/10/penyandang-disabilitas.html

Website Yayasan Wisma Cheshire diakses pada 20 Oktober 2013 dari

http://www.wismacheshire.com/

Wikipedia. Pengertian Disabilitas. Diakses pada 21 Juni 2013dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Disabilitas.

Wikipedia. Pengertian Menjahit. Diakses pada 28 Oktober 2013 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Menjahit

WawancaraPribadi

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetti Elliot, 30 September 2013

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fendo, 17 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Maisty, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Echi, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Mbak Nur, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Bang Namin, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Hartati, 18 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, 23 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Mbak Iis, 24 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Esti, 28 Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Mbak Narti, 28Oktober 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Laily, 5 November 2013

Page 99: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN

Page 100: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Page 101: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Page 102: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Page 103: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KETUA YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Wisma Cheshire?

2. Apa sajakah sarana dan prasarana yang tersedia di YWC?

3. Apa saja program yang ada di YWC?

4. Siapa yang menjadi sasaran pelayanan YWC?

5. Dengan pihak apa saja Yayasan Wisma Cheshire bekerjasama?

6. Dari mana sumber dana Yayasan Wisma Cheshire?

7. Bagaimana sistem penerimaan Warga Binaan baru?

8. Apa tujuan dari adanya program keterampilan menjahit ini?

9. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Wisma Cheshire dalam program keterampilan menjahit?

Page 104: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MANAJER PROGRAM YAYASAN

WISMA CHESHIRE

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Berapa jumlah keseluruhan Warga Binaan/ Resident yang tinggal di YWC

tahun 2013?

2. Berapa jumlah Anggota/ Resident saat ini yang mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

3. Hari apa saja kegiatan menjahit di YWC?

4. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Wisma Cheshire dalam program keterampilan menjahit?

5. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

pemberdayaan program keterampilan menjahit?

6. Apa hasil yang dicapai dari pemberdayaan melalui program keterampilan

menjahit?

7. Produk apa saja yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas dalam

keterampilan menjahit?

Page 105: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN IBU ASRAMA/ SUPERVISOR

KETERAMPILAN MENJAHIT YAYASAN WISMA CHESHIRE

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Bagaimana menurut Bapak/ Ibu/ Saudara/i dengan adanya program

keterampilan menjahit ini?

2. Apa saja bahan kain yang digunakan untuk menjahit?

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan menjahit di

YWC?

4. Apakah ada faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

program keterampilan menjahit?

5. Apa hasil yang dicapai dari program keterampilan menjahit?

Page 106: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN ATAU

RESIDENT DI YAYASAN WISMA CHESHIRE

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

2. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

7. Apakah di YWC ada pengajar/pelatih khusus menjahit?

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi selama

menjalani keterampilan menjahit di YWC?

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Page 107: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ALUMNI YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Sudah berapa lama saudara/i tidak tinggal di YWC?

2. Sebelum keluar dari YWC berapa lama saudara/i tinggal di Yayasan?

3. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

4. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

5. Apa faktor yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

6. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

7. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

8. Apakah saat anda di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

9. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit di YWC?

10. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

11. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi selama

menjalani keterampilan menjahit di YWC?

12. Apa pekerjaan saudara/i saat ini?

13. Apakah saudara/i tinggal di rumah milik sendiri atau kontrak rumah?

14. Jika kontrak rumah, berapa bayar kontrakan rumah per bulan?

15. Berapa pendapatan/ gaji saudara/i per bulan?

16. Apakah saudara/i sudah berkeluarga/ menikah dan mempunyai anak?

17. Apakah dengan pendapatan/ gaji saudara/i sekarang cukup memenuhi

kebutuhan keluarga sehari-hari?

Page 108: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KATUA YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Fetty Elliot

Umur : 40 Tahun

Jabatan : Ketua Yayasan Wisma Cheshire

Tanggal Wawancara : 30 September 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Wisma Cheshire?

Yayasan Wisma Cheshire didirikan di Jakarta tahun 1974, dibangun di atas

tanah yang disumbangkan oleh Rumah Sakit Fatmawati. Yayasan Wisma

Cheshire ini anggota dari Leonard Cheshire Foundation yaitu organisasi non

Pemerintah yang berbasis di Inggris dan sekarang dikenal sebagai Leonard

Cheshire Disability.

2. Apa sajakah sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Wisma

Cheshire?

Ada 1 Ruang kantor, 1 Ruang Fisioterapi, 1 Mobil Yayasan, 1 Ruang Bahan

Mentah Kerajinan Kayu, 1 Ruang Toko Penjualan, 14 Ruang Kamar Tidur, 1

Ruang Menjahit, 1 Ruang Dapur, 1 Ruang Penyimpanan Barang Jadi, 6

Toilet (Khusus Kursi Roda), 1 Alat Olah Raga (Tennis Meja), 24 Kursi Roda,

7 Mesin Jahit, 24 Tempat Tidur, 6 Komputer, 2 Televisi, 2 Alat Anyam Keset,

6 Mesin Potong Kayu.

3. Apa saja program yang ada di Yayasan Wisma Cheshire?

Page 109: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Yayasan Wisma Cheshire memiliki 2 program utama yaitu keterampilan

menjahit dan kerajinan kayu. Untuk kerajinan kayu mayoritasnya dari laki-

laki, trus untuk keterampilan menjahit mayoritasnya dari perempuan.

4. Siapa yang menjadi sasaran pelayanan Yayasan Wisma Cheshire?

Sasaran pelayanan ini lebih diutamakan untuk tuna daksa para plegia, tapi

ada juga tuna daksa polio, CP, sama yang TBC tulang belakang.

5. Dengan pihak apa saja Yayasan Wisma Cheshire bekerjasama?

Yayasan kerjasama dengan Volunteer, Ekspatriat, Ahli Kesehatan

(Fisioterapi), Ahli Pendidikan Bahasa Inggris. Kalau yang lokal kerjasama

dengan Dokter dan Ahli Komputer.

6. Dari mana sumber dana Yayasan Wisma Cheshire?

Kalau Sumber dana yayasan di dapat dari sumbangan pengurus, hasil

penjualan produk, fundraising, sama donator-donatur dari luar maupun lokal.

7. Bagaimana sistem penerimaan Warga Binaan baru?

Jadi gini kalau untuk penerimaan Warga Binaan baru biasanya mereka yang

datang ke yayasan untuk mendaftar, pihak yayasan memberitahu apa saja

persyaratan untuk Warga Binaan baru. Mereka yang ingin mendaftar wajib

mengirimkan surat lamaran. Setelah itu mereka yang sudah mendaftar akan

dihubungi untuk datang ke yayasan. Masing-masing calon Warga Binaan

akan dijelaskan seputar tentang yayasan, program yang ada di yayasan, serta

mereka juga akan di wawancara dan tes kesehatan. Jika mereka diterima,

mereka akan dihubungi sama pihak yayasan memberitahu tentang waktu

mereka mulai masuk dan membawa semua barang pribadi mereka. Waktu

mereka datang untuk tinggal di yayasan terlebih dahulu mereka harus

menandatangani kontrak yang berisi tentang jangka waktu mereka tinggal di

yayasan dan peraturan untuk Warga Binaan yang tinggal di yayasan. Masing-

masing Warga Binaan diwajibkan untuk mengikuti program keterampilan

utama yang ada di yayasan yaitu keterampilan menjahit dan keterampilan

kayu.

8. Apa tujuan dari adanya program keterampilan menjahit ini?

Page 110: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Program keterampilan menjahit ini juga kan salah satu program dari yayasan

ya tujuannya untuk memberi pelatihan keterampilan kepada penyandang

disabilitas. Ya dengan harapan nantinya ketika mereka keluar dan tidak

tinggal di yayasan lagi mereka bisa mandiri dan bisa bekerja di dunia kerja

dengan memanfaatkan skill yang mereka dapatkan selama mengikuti program

keterampilan di yayasan.

9. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Wisma Cheshire dalam program keterampilan menjahit?

Kalau untuk pelaksanaan program keterampilan menjahit ini awalnya kita

menyediakan pelatih khusus menjahit untuk Warga Binaan. Selain itu mereka

juga dilatih di luar seperti mereka dikursuskan di sekolah menjahit dari pihak

yayasan. Trus untuk mereka yang udah dilatih kan otomatis mereka udah

dapat ilmu dan udah punyak skill juga. Trus karna program ini udah berjalan

lama jadi untuk yang baru masuk yang ikut keterampilan menjahit mereka di

training dulu selama 6 bulan, disini mereka gak lagi diberi pelatih khusus tapi

mereka diajarin sama seniornya. Jadi kalau di yayasan ini belajar menjahit

gak lagi dengan teori seperti di kelas ya tapi mereka langsung praktek. Apa

yang diajarkan oleh seniornya mereka langsung mempraktekkannya. Jadi gini

misalnya seniornya ngasih contoh bikin sesuatu, abis itu mereka praktekin

seperti yang di contohkan seniornya. Kalau untuk resident yang udah lama

mereka disini jahit produk, trus hasil kerajinan mereka dijual di toko.

Misalnya mereka dikasih tugas sama supervisornya untuk buat produk, nah

supervisornya langsung ngasih bahan yang udah jadi pola ke mereka untuk

dijahit. Jadi tugas untuk memotong polanya itu Supervisor Keterampilan

Menjahit sedangkan Warga Binaan hanya menjahit saja. Kalau udah selesai

dijahit, produk akan di cek dulu oleh komite dan supervisor untuk pengecekan

kualitas, jika ada jahitan yang masih kurang ya dibalikin lagi ke mereka untuk

diperbaiki. Setelah selesai dibenerin produk langsung dikemas kemudian di

simpan di toko dan di data sama Manajer Toko. Misalnya kalau ada volunteer

yang ngasih ide buat produk baru trus dibicarakan terlebih dulu sama komite,

manajer program, dan supervisor trus kalau pada setuju ya kita bikin 1 dulu

Page 111: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

untuk sample dari contoh yang dikasi dari volunteer. Ya kalau pada suka ya

bikin lagi yang banyak. Di yayasan mereka bukan cuma menjahit tapi dari

apa yang mereka jahit ya mereka dapat uang saku. Yang jahit jadi semangat

untuk menjahit dan apa yang mereka buat akan membuahkan hasil untuk

mereka juga. Kita sebulan sekali komite, manajer program, dan supervisor

rapat membahas perkembangan Warga Binaan yang mengikuti keterampilan

di yayasan. Kita juga 6 bulan sekali nanya ke masing-masing Warga Binaan

apa saja yang mereka rasakan selama mengikuti keterampilan di yayasan dan

apa yang mereka butuhkan. Yayasan kan punya peraturan untuk setiap Warga

Binaan hanya berlaku 1 tahun untuk tinggal di yayasan. Kalau mereka udah 1

tahun di yayasan mereka harus keluar, tapi jika belum siap untuk mandiri di

luar akan dikasih perpanjangan waktu selama 6 bulan untuk mereka

mempersiapkan. Kalau ada yang sudah siap untuk mandiri diluar pihak

yaysan memutuskan mereka untuk keluar, tapi meskipun mereka sudah keluar

gak tinggal di yayasan lagi kita tetap menjalin hubungan. Biar kita juga tau

gimana dia diluar.

YWC, 30 September 2013

(Fetty Elliot)

Page 112: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MANAJER PROGRAM YAYASAN

WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Fendo Parama Sardi

Umur : 29 Tahun

Jabatan : Manajer Program YWC

Tanggal Wawancara : 17 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Berapa jumlah keseluruhan Warga Binaan/ Resident yang tinggal di

YWC tahun 2013?

saat ini berjumlah 24 Orang.

2. Berapa jumlah Anggota/ Resident saat ini yang mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Saat ini resident yang mengikuti program keterampilan menjahit ada 7 orang,

tapi ada 2 orang yang mereka dulunya alumni sini tapi sekarang udah tinggal

di luar, trus mereka disini bekerja ngelanjutin ngejahit.

3. Hari apa saja kegiatan menjahit di YWC?

Kegiatan menjahit di yayasan itu setiap hari kecuali hari minggu mereka libur

ya istirahat.

4. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Wisma Cheshire dalam program keterampilan menjahit?

Dulu tuh pastinya ada pelatih ya, atau pun mereka di training di tempat lain,

ada juga yang memang yang resident awal itu dia udah jago menjahit. Jadi di

awal program pelatihan keterampilan menjahit ada tiga tahapan, pertama

mereka itu dilatih oleh pelatih yang datang ke sini, kemudian mereka dilatih

keluar kursus di sekolah menjahit dikursusin oleh pihak yayasan, yang ketiga

ada juga beberapa resident yang sudah ahli yang sebelum masuk yayasan dia

sudah pernah belajar menjahit. Kemudian sejalan perkembangan waktu

Page 113: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

resident yang awal ini kan semakin banyak latihan semakin banyak praktek

mereka semakin mahir. Kemudian juga ada volunteer ataupun komite yang

memberikan ide-ide barang baru yang harus di produksi ya mereka jadi

mengenal produk-produk baru jadi mereka semakin kaya skillnya. Sejalan

dengan prosesnya lagi kan mereka tidak selamanya tinggal disini ya mereka

harus hidup mandiri, maka kita harus rekrut resident baru yang untuk tinggal

disini. Ketika mereka keluar kita harus masukin resident baru. Ada masa

dimana mereka sebelum keluar mereka harus melatih resident baru ini.

Ataupun yang belum keluar mereka harus melatih yang baru jadi belajar

menjahit secara turun menurun. Jadi mewariskan skillnya kepada resident

baru berkembang secara terus menurus. Kita secara berkala katakanlah 6

bulan sekali kita nanya kepada teman-teman resident yang menjahit apakah

mereka butuh skill lagi nih selain pola dasar itu, kita tanya kita evaluasi oohh

saya butuh skill ini loh ingin membuat baju juga gak hanya keterampilan yang

ada disini tapi juga kepengen buat baju juga karna nanti saya kalau keluar

ingin buka tailor tempat menjahit baju. Nah itu kita tampung siapa aja yang

mau setelah itu kita kursusin di luar. Trus untuk Warga Binaan udah siap

untuk mandiri diluar ya pihak yayasan memutuskan mereka untuk keluar,

dengan harapan mereka diluar bisa melakukan sesuatu untuk dirinya dan

berfungsi di masyarakat. Trus sama mereka yang udah keluar kita tetap

komunikasi juga jadi gak putus hubungan begitu saja meskipun udah gak

tinggal di yayasan.

5. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

pemberdayaan program keterampilan menjahit?

Hambatan paling ya mungkin mereka kesulitan awalnya ya belajar untuk

menjahit, mungkin awalnya ada yang gak minat tapi lama-lama karna kan

mereka diwajibkan kesini untuk belajar salah satu keterampilan ya mereka

mau gak mau harus belajar, trus penghambat yang lain adalah kadang-

kadang mereka kurang termotivasi untuk membuat hal-hal yang baru atau

hal-hal yang susah, trus gak mau buat hal-hal yang rewardnya kecil. Kalau

pendukungnya ya banyak volunteer, komite yang membantu dalam pelatihan

Page 114: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

keterampilan dengan mengusulkan ide-ide variasi produk, jadi barang yang di

produksi bukan itu-itu aja tapi terkadang berubah ya disesuaikan dengan

pasar. Dan didukung oleh donatur dalam pemberian bahan mentah seperti

kain.

6. Apa hasil yang dicapai dari pemberdayaan melalui program

keterampilan menjahit?

Hasil yang dicapai dari program keterampilan menjahit ini banyak sekali ya

yang tadi awalnya mereka tidak tau, sekarang mereka udah tau dan udah bisa

menjahit. Mereka disini dapat ilmu baru bisa mengembangkan pontensi

mereka untuk bekal mereka nantinya ketika udah mandiri di luar. Trus produk

yang mereka jahit juga kan di jual di toko. Jadi dari hasil mereka jahit ya

mereka dapat uang saku gitu dihitung sesuai dari jumlah produk yang mereka

bikin.

7. Produk apa saja yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas dalam

keterampilan menjahit?

Produk yang dihasilkan dari keterampilan menjahit banyak banget. Ya kayak

Batik Runner W. Sequin (Short and Long), Xmas bon bons, Wine Bag,

Coasters, Gift Bag (Small, Medium and Large), Lingerie Bag, Casserole

Carrier, Coffee Plunger Cover, Tea Cosy, Baju Kimono dan lain-lainnya

masih banyak lagi.

YWC, 17 Oktober 2013

( Fendo Parama Sardi )

Page 115: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN IBU ASRAMA/ SUPERVISOR

KETERAMPILAN MENJAHIT YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Poniati

Umur : 42 Tahun

Jabatan : Ibu Asrama/ Supervisor Keterampilan Menjahit

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Bagaimana menurut Bapak/ Ibu/ Saudara/i dengan adanya program

keterampilan menjahit ini?

Ya bagus banget sih masalahnya kan mereka disini ada keterampilannya dan

mereka disini bisa belajar skill yang memang mungkin waktu di luar masih di

rumah dia gak tau tapi disini ternyata tenaga meraka tuh berarti banget.

2. Apa saja bahan kain yang digunakan untuk menjahit?

Bahan keperluan jahit ada bahan batik, songket, organsa, silk, blacu ya

bahan-bahan buat handicraft mba.

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan menjahit di

YWC?

Kalau yang jahit sih memang waktu saya masuk kan memang sudah ada

tenaga penjahit ya disini ya. Dan kalau yang baru itu biasanya memang

dilatih sama seniornya jadi secara otomatis tuh emang udah berjalan seperti

itu. Jadi gak perlu saya yang ngajarin jadi seniornya yang ngajarin. Untuk

yang baru masuk mengikuti keterampilan menjahit mereka di training selama

6 untuk dilatih. Mereka harus banyak bertanya dengan seniornya dan

seniornya juga otamatis juga ngasih tau. Seniornya yang ngajarin dari awal

sampai mereka bisa. Awalnya dikasi tahu alat-alat jahit sama cara

mengunakan mesin jahit. Trus saya kasih kain perca buat mereka belajar jahit

Page 116: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

lurus dulu deh. Nanti kalau udah bisa jahit lurus, miring, belok, bulet gitu

baru di suruh coba bikin sesuatu yang mudah-mudah dulu kayak sapu tangan,

taplakan gelas gitu tapi ya masih dalam pantauan saya dan seniornya. Saya

yang ngecek dan yang ngajarin seniornya. Proses menjahit ini awalnya

manajer toko mencatat apa-apa saja yang udah gak ada di toko lalu saya

yang belanja bahan materialnya. Setelah pulang belanja semua bon dan

bahan saya kasih ke mba eli. Mba eli itu yang mencatat semua material baru

untuk keperluan jahit. Nanti kalau sudah di data ya udah saya ambil lalu saya

yang potongin polanya. Abis itu pola yang udah di potong saya kasih mereka

untuk di jahit sekaligus saya kasi tau ukuran-ukurannya. Misalnya kalau ada

volunteer yang ngasih ide buat produk baru trus dibicarakan terlebih dulu

sama komite, manajer program, dan supervisor trus kalau pada setuju ya kita

bikin 1 dulu untuk sample dari contoh yang dikasi dari volunteer. Kalau pada

suka ya bikin lagi yang banyak. saya potong lagi polanya. Jadi gini kalau ada

orang baru bawa ide baru untuk buat produk baru, contohnya gini mba

mereka bawa majalah di majalah ada gambarnya disitu ada diameternya, ada

cara membuatnya ada ukuran kainnya juga. Gambar itu saya olah jadi

patron, saya juga yang motong, mereka tinggal jahit. Setelah selesai dijahit

tidak langsung dimasukin ke toko tetapi ada pengecekan produk yang abis di

jahit takutnya ada jahitan yang tidak rapi atau tidak sesuai. Kalau sudah di

cek dan hasilnya sesuai lalu dikemas dan dimasukin ke toko. Dan masing-

masing mereka yang jahit setiap bulannya dapat penghasilan seperti uang

saku lah. Jadi misalnya kalau mereka menjahit satu produk mereka dapat

upah dari produk yang mereka jahit. Jadi hitungannya selama sebulan mereka

buat berapa produk dan jumlah uang yang mereka dapatkan dihitung dari

jumlah produk yang mereka jahit selama sebulan. Masing-masing mereka

punya catatan kwitansi.

4. Apakah ada faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

program keterampilan menjahit?

Kalau penghambat paling kalau banyak orderan dan harus buru-buru

diselesaikan, sedangkan yang bisa menjahit di sini orangnya juga sedikit.

Page 117: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Pendukungnya banyaknya customer yang beli produk kerajinan, jadi kita

kadang-kadang kalau memang lagi kekurangan uang kita bikin sesuatu trus

kita jual laku ya otomatis kan bisa menutupi kekurangan itu. Kebanyakan

memang yang kesini tuh langsung belanja kan kita ready stock. Dari produk

yang ke jual ya dari situ ada pemasukan keuangan nah itu digunakan kembali

untuk membeli perlengkapan jahit.

5. Apa hasil yang dicapai dari program keterampilan menjahit?

Banyak banget sih mba, hasilnya kan ya hasil dari penjualan itu sendiri,

pastinya yang jahit kan pada senang karna kan barang yang mereka buat kan

di beli sama orang nah otomatis ada pemasukan. Untuk individunya yang

tadinya memang di rumah sesudah kecelakaan mereka di rumah gak bisa

ngapa-ngapain udah masuk sini jadi ada kegiatannya belajar keterampilan

jadi pinter jahit.

YWC, 18 Oktober 2013

( Poniati )

Page 118: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Maisty

Umur : 20 Tahun

Pendidikan Terakhir : kelas 2 SMP

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Sudah 2 bulan setengah

2. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

Saya dari kakak, dulu pernah tinggal disini abis itu saya diajak

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Jualan di rumah jualan pulsa, trus buka warung

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Awalnya saya jatuh di kamar mandi di toilet sekolah jatuh duduk trus kena

tulang ekornya jadi seperti ini.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Ya pengen nggg..saya pngen ya lingkungan yang beda aja sama belajar

menjahit.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Ya saya dulu pengen aja duluan nomer satunya menjahit, selebihnya nanti

saya akan fokus yang lain. Sebelum di sini d rumah biasa jahit tangan juga

tapi kalau mesin gak baru kali ini di sini.

7. Apakah di YWC ada pengajar/pelatih khusus menjahit?

Gak ada, disini yang ngajarin Bang Namin. Bang Namin itu yang udah lama

disini, dia itu yang udah lebih berpengalaman soal jahit.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Bagus, jadinya kitanya malah lebih semangat

Page 119: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Satu saya tidak minder lagi dengan lingkungan yang ada, trus sekarang udah

dikit-dikit belajar jahit, bisa mandiri lah bisa saling tahu gimana rasanya

hidup seperti ini.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit di YWC?

Hambatannya masih salah-salah menjahitnya, awalnya susah tapi sekarang

Alhamdulillah udah mendingan deh. Kalau pendukungnya ya banyak dari

kakak-kakak, teman, orang tua, lingkungan yang mendukung.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Belum menikah

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Belum ada penghasilan baru masuk di sini masih training.

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Kan saya di sini masih training 6 bulan jadi masih di biayain dari orang tua.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Insya Allah saya akan membuka suatu usaha dibidang jahit usaha yang

ringan-ringan aja.

YWC, 18 Oktober 2013

( Maisty )

Page 120: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Echi

Umur : 22 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Kurang lebih sebulan

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Waktu di rawat di Rumah Sakit Fatmawati, kakak-kakak yang di sini suka

main ke sana trus saling tuker informasi. Selama 3 bulan Rehabilitas Medic di

Rumah Sakit Fatmawati.

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Bantuin usaha Orang Tua sama Om di Toko Elektronik bantu-bantu di

Administrasi.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Kecelakan motor kelas 3 SMA waktu pulang les mau pulang ke rumah

ngindarin mobil yang ngerem mendadak di depan.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Pengen aja soalnya juga punya niat untuk lanjutin kuliah.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Ini emang diharuskan kita anak-anak baru di wajibin belajar menjahit dulu

selama 6 bulan training itu untuk perempuan ya tapi untuk laki-laki gak tahu

deh.

7. Apakah di YWC ada pengajar/pelatih khusus menjahit?

Gak ada, di sini untuk yang baru masuk di training dulu selama 6 bulan. Bang

Namin itu yang ngajarin kita. Bang Namin senior jahit di sini. selama training

belum bikin produk tp masih belajar jahit garis vertikal, horizontal, lingkaran,

Page 121: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

bikin yang ringan-ringan di kasih contohnya sama Bang Namin buat latihan

dan kadang paling bantuin kakak-kakak senior.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Bagus sih saya tadinya sama sekali gak pernah megang kayak ginian baru di

sini. Kita yang tadinya gak bisa gak tau sama sekali namanya apa yang

dalem-dalemnya gini jadi tahu.

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Ya itu tadinya saya sama sekali gak bisa gak ngerti gak pernah megang alat

jahit jarum segala macem kan selama masuk di sini diajarin ya Alhamdulillah

jadi ngerti lah dikit-dikit bisa jahit, jadi tahu gimana cara buat sapu tangan,

tahu bikin tamplakan gelas, ya pokoknya jahit yang mudah-mudah dulu.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Hambatannya mungkin awalnya masih kagok tangannya sama sekali gak

pernah make kayak gini karna udah biasa sekarang jadi terbiasa. Kalau

pendukungnya dari kemauan diri sendiri dan dari lingkungan juga.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Belum menikah

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Belum dapat soalnya di sini kan untuk yang baru masuk harus training dulu

selama 6 bulan.

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Karna saya masih baru di sini dan masih di training selama 6 bulan jadi

masih tanggungan keluarga.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Ingin kerja di pekerjaan lain yang berhubungan dengan komputer.

YWC, 18 Oktober 2013

( Echi )

Page 122: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Iis

Umur : 27 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 24 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

3 Tahun setengah lah

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Waktu di rawat di RS Fatmawati trus perawat disitu ngasi tahu tentang

wisma.

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Di rumah aja tidur, makan, mandi, nonton tv gak ada kegiatan sama sekali.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Awalnya kecelakaan di Arab Saudi jadi TKW tahun 2007 kecelakaan murni

jatuh dari lantai 3 waktu lagi kerja.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Pengen mandiri, bisa keterampilan, cari keterampilan agar nanti keluar bisa

mandiri intinya mencari pengalaman.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Buat bekal di luar nantinya untuk bikin usaha jahit di luar.

7. Apakah di YWC ada pengajar/pelatih khusus menjahit?

Gak ada, belajar dari temen ke temen aja.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Bagus

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Page 123: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Banyak sih perubahan disini dalam hal jahit. Kalau menjahit ya sekarang

udah bisa. Trus disini jadi ada kegiatan bisa ngehasilin uang juga dari apa

yang dijahit ya jadi disini bukan cuma belajar jahit aja.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Penghambat kalo lagi banyak orderan jadi tidak bisa fokus karna harus buru-

buru. Pendukungnya banyak penyemangat dari lingkungan terutama teman-

teman yang disini pada semangat dan punya kemauan menjahit meskipun

dalam keadaan kekurangan trus kalau lagi jahit teman-teman disini juga

saling ngajarin.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Belum menikah

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan dari YWC?

150 ribu sampai 300 ribu, ya maksimal 300 ribu.

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Kurang banget lah, untuk beli kebutuhan sehari-hari sangat kurang.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Pengen menjadi pengusaha yang sukses bekal masa depan. Kalo ada modal

mau buka usaha jahitan.

YWC, 24 Oktober 2013

( Iis )

Page 124: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Nur Aminah

Umur : 37 Tahun

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Dari tahun 2001 trus tahun 2012 saya sudah tinggal di belakang ngontrak di

belakang punya wisma. Program setengah rumah itu untuk yang sudah

setengah mandiri tapi masih tinggal di Yayasan Wisma Cheshire.

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Dari temen

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

sebelum di sini Aku kerja di Malang Jawa Timur di CP. Sempurna Makmur

bagian jahit pakaian muslim.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Saya polio waktu umur 3 Tahun

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Kan kalau di sini kan bareng sama temen senasip dan bisa lanjutin jahit juga

kan jadi gak nganggur, di sini ada kegiatannya.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Karna awalnya udah punya skill jahit dan udah pernah kursus juga.

7. Apakah di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Gak, kalau di sini ya saling tanya-tanya temen ke temen yang udah bisa dan

yang senior. Kalau guru kursus sih gak ada.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Page 125: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Ya bagus lah, bagus banget. Ya yang tadinya ada yang belum bisa apa-apa

gak ngerti jahit keluar dari sini udah bisa walaupun belum seberapa. Sangat

membantu sapa tahu di rumah bisa jahi-jahit.

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Ya kan kalau disini kan kerajinan jadi dapat ilmu baru. Sebelum disini kan

aku jahitnya baju-baju gitu beda kalau disini ya kerajinan gitu. Bisa jahit

produk yang beda selama disini kayak casserole carrier, apron, oven glove ya

masih banyak lagi mba. Pokoknya produk kerajinan gitu mba.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Hambatannya paling kalau kakinya lagi sakit aja. Ya kalau pendukungnya ya

dari alat-alat, bahan-bahan jahit yang ada trus temen-temen juga mendukung.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Belum menikah

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Ya.. sekitar 500-700 ribu

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Kurang mencukupi, tetapi di pas-pasin aja lah.. buat bayar kontrakan di

wisma aja sudah 250 ribu/bulan. Belum lagi buat makan sehari-hari dan

kebutuhan lainnya.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Buka usaha jahit sendiri di luar.

YWC, 18 Oktober 2013

( Nur Aminah )

Page 126: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Ana

Umur : 50 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 23 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Hotel Kristal (Acara Bazar YWC)

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Sudah 15 tahun

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Dari Rumah Sakit Fatmawati pernah di rawat di sana. Karena teman-teman

yang tinggal di Wisma Cheshire sering berkunjung ke Rumah Sakit.

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Saya di rumah kegiatannya merajut, menyulam emang hobi itu.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Saya karena jatuh, jatuhnya berkali-kali waktu SD olahraga di sekolah trus

gagal operasi dan tulang punggung miring.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Karna tahu dari teman ada yayasan khusus kursi roda jadi saya tertarik

masuk ke Wisma Cheshire dan bisa mengembangkan keterampilan.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Karna dulu Wisma Cheshire terkenal dengan handmadenya, jahit itu paling

banyak dulu. Kan saya hobinya juga jahit tangan.

7. Apakah di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Oh gak ada, di sini turun menurun misalnya kalau ada resident yang baru

belajar dengan yang sudah lama.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Bagus, bisa mengembangkan keterampilan.

Page 127: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Sama aja saya sih mah karna hobi handmade jadi udah seringnya begitu, ya

paling perubahannya jadi terlatih dan lebih cepat. Dapat ilmu yang baru

juga.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Nggg.. Gak ada hambatan, kalau faktor pendukung ya dari sarana dan

prasarana yang ada.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Sudah menikah, suami saya juga tinggal di Wisma Cheshire dan belum punya

anak.

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Uang saku dapatnya 300-400 ribu per bulan dan pendapatan suami bisa 500

ribu per bulan

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Kayaknya gak cukup sih, buat kebutuhan sehari-hari berdua.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Saya pengennya buat Toko Sembako ya nanti di sisipin sama menyulam.

YWC, 23 Oktober 2013

( Ana )

Page 128: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Esti

Umur : 58 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 28 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Kalau saya sudah lama dari tahun 1983 ya sudah 30 tahun di sini.

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Tahu dari waktu dulu di rawat di Rumah Sakit Fatmawati, dulu komite Wisma

Cheshire sering main berkunjung ke Rumah Sakit Fatmawati trus cerita-cerita

dan akhirnya berminat untuk masuk ke Wisma Cheshire.

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Gak ada kegiatan apa-apa.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Karna kecelakaan mobil waktu di Bangka, tulang punggungnya patah.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Ya di sini banyak teman yang senasip dan biar ada kegiatan aja daripada gak

ngapa-ngapain.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Karna hobi suka aja meskipun awalnya gak pernah ngelakuin beginian belum

bisa sama sekali jahit. Awalnya nyoba jahit pakai mesin tapi gak bisa trus

nyoba jahit tangan bisa.

7. Apakah di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Kalau pelatih khusus gak ada sih, waktu awal saya masuk ya dulu di sini yang

ngajarin para volunteer kayak bule-bule itu. Ya itu juga gak terus menerus

paling sekali-kali aja. Setelah itu belajar dari temen ke temen aja.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Page 129: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Sangat bagus, senang ada kegiatan. Jadi ada kesibukan buat kami.

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Yaa.. perubahannya baik, yang tadinya gak ngerti soal jahit tangan sekarang

jadi ngerti dan bisa selama di yayasan.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Hambatannya gak ada. Ya kalau pendukungnya dari alat-alat jahit yang ada

lengkap sangat mendukung.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Saya sudah menikah dan belum punya anak. Suami saya tinggal di Bangka

dan sudah menikah lagi dengan orang lain.

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Di sini dapatnya maksimal 150 ribu/bulan itu juga kalau lagi ada kerjaan, ya

kalau gak ada paling dapatnya 50 ribu/bulan dari Wisma Cheshire.

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Ya cukup gak cukup lagian disini kan fasilitas tersedia dan untuk makan juga

disediain dari yayasan. Jadi paling ya uangnya buat keperluan lain aja.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Belum sampai kepikiran kesitu, buntu lah mungkin udah umur juga kali ya.

YWC, 28 Oktober 2013

( Esti )

Page 130: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN/ RESIDENT

YAYASAN WISMA CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Narti

Umur : 39 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Warga Binaan YWC (Resident)

Tanggal Wawancara : 28 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tinggal di YWC?

Dari tahun 2008

2. Dari mana tahu informasi tentang YWC?

Dari teman dulu sama waktu di PSBD Cengkareng.

3. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Sebelum masuk Wisma Cheshire saya tinggal di Ciganjur ngontrak sama

ponakan. Kegiatannya ya jualan es buah, jual pecel segala makanan lah. Jual

es buah nya di samping musholah.

4. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Aku karna polio waktu umur 5 Tahun.

5. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Alasannya ya karna waktu itu udah gak sanggup bayar kontrakan apa-apa

mahal jadi niat niat buat masuk sini juga udah tahu informasinya juga.

6. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Karna di sini adanya jahit dan kerajinan kayu dan saya juga bisanya cuma

jahit karna dulu waktu di PSBD juga sekolah kursus jahit jadi meneruskan

aja.

7. Apakah di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Gak ada, kan awalnya udah bisa jahit juga.

8. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit?

Ya membantu kita lah kan yang tadinya kita gak bisa apa-apa jadi bisa

sekarang.

Page 131: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

9. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Perubahannya ya dapat pengetahuan dari macam produk yang di jahit disini.

Kalau dulu kan sebelum disini belajarnya jahit baju tapi kalau disini kan

produknya beda kayak handmade gitu jadi nambah skill juga di kita.

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit ini?

Hambatannya mungkin kalau lagi ada obras aja, misalnya kalau ada yang

suka kebuka gitu obrasannya saya gak bisa tuh. Kalau pendukungnya alat-

alat jahitnya lengkap seperti mesin jahit, gunting, benang, jarum jahit,

pokoknya alat yang berhungan dengan jahit. Tersedianya ruangan khusus

menjahit juga sebagai pendukung ya buat nyaman kalau lagi jahit.

11. Apakah saudara/i sudah menikah dan mempunyai anak?

Saya sudah pernah menikah tapi udah cerai dan belum punya anak.

12. Berapa penghasilan saudara/i per bulan?

Maksimalnya dapat 400 ribu/bulan.

13. Apakah dengan penghasilan yang saudara/i dapatkan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Waaah.. boro-boro cukup, gali lubang tutup lubang deh. Belum buat beli

keperluan mandi, nyuci dan lainnya. Trus ngirimin juga buat keponakan 200

ribu ya kalau lagi sedapatnya aja. Pokoknya banyak lah kebutuhannya.

14. Apa rencana saudara/i kedepan setelah keluar dari YWC?

Kalau punya modal pengennya buka usaha rumah makan, karna saya

sebenarnya hobinya masak.

YWC, 28 Oktober 2013

( Narti )

Page 132: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ALUMNI YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Namin

Umur : 39 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Alumni YWC

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tidak tinggal di YWC?

Dari tahun 2011 kira-kira udah 3 tahun.

2. Sebelum keluar dari YWC berapa lama saudara/i tinggal di Yayasan?

Pernah tinggal di sini 11 tahun dari tahun 2000 sampai 2011.

3. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

Tahu dari teman awalnya mesen kursi roda di RS Fatmawati. Dia itu Alumni

YWC yang kerja di RS Fatmawati. Ngobrol-ngobrol dia ngasi tahu ada

Yayasan yang khusus kursi roda, dia cerita tentang YWC.

4. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Kerja di Panti Yayasan Batu Ajaib Anak Yatim Piatu.

5. Apa faktor yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Kena polio waktu umur 3 Tahun.

6. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Tinggal dengan keluarga yang senasip kekurangan fisik.

7. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Karena awalnya saya sudah bisa menjahit, sudah punya skill menjahit jadi

meneruskan skill saya.

8. Apakah saat anda di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Tidak ada, waktu awal masuk dulu di training selama 3 bulan, trus belajar

sendiri karena udah punya skill juga.

9. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit di YWC?

Ya bagus

Page 133: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

10. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Perubahan skill menjahit kerajinan tangan, dulu sebelum di sini kan kalau

jahit biasa kayak baju-baju, celana begitu. Tapi kalau di sini kan produk yang

di jahit beda ya.

11. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit di YWC?

Tidak ada hambatan. Dan alat-alat jahit yang ada sebagai pendukung, salah

satunya seperti mesin jahit khusus penyandang disabilitas yang tersedia

memudahkan kami menjahit.

12. Apa pekerjaan saudara/i saat ini?

Menjahit di Yayasan Wisma Cheshire dan kerja sambilan di luar.

13. Apakah saudara/i tinggal di rumah milik sendiri atau kontrak rumah?

Saya ngontrak di luar, ngontrak 1 kamar.

14. Jika kontrak rumah, berapa bayar kontrakan rumah per bulan?

Bayar kontrakan 1 kamar 300 ribu per bulan.

15. Berapa pendapatan/ gaji saudara/i per bulan?

Penghasilan tetap 300 ribu per bulan dari wisma.

16. Apakah saudara/i sudah berkeluarga/ menikah dan mempunyai anak?

Saya sudah menikah dan mempunyai 1 anak berumur 10 bulan. Istri dan anak

saya lagi tinggal di Solo.

17. Apakah dengan pendapatan/ gaji saudara/i sekarang cukup memenuhi

kebutuhan keluarga sehari-hari?

Tidak cukup kalau di pikir-pikir. Penghasilan tetap yang 300 ribu juga pas

buat bayar kontrakan aja. Pengeluaran per bulan bisa 1,5 juta. Ya kalau ada

kerjaan kadang kerja sampingan di luar. Buat sehari-hari dan buat ngirim ke

istri juga. Pinter-pinter mengelola keuangan aja.

YWC, 18 Oktober 2013

( Namin )

Page 134: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ALUMNI YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Hartati

Umur : 44 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jabatan : Alumni YWC

Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2013

Tempat Wawancara : Yayasan Wisma Cheshire

1. Sudah berapa lama saudara/i tidak tinggal di YWC?

Kira-kira udah 13 tahun keluar dari sini dari tahun 2000.

2. Sebelum keluar dari YWC berapa lama saudara/i tinggal di Yayasan?

3 tahun, masuk tahun 1997 sampai tahun 2000.

3. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

Tahu dari teman, saya kan dulu di Panti Sosial Bina Daksa di Cengkareng

trus teman bilang di Cilandak ada yang khusus kursi roda trus saya minta

alamatnya.

4. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Sebelum tinggal di sini saya di Panti Sosial Bina Daksa di Cengkareng

kegiatannya jahit juga di sana.

5. Apa yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Karna polio waktu umur 1 tahun setengah.

6. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Karena di sini khusus kursi roda

7. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Melanjutkan skill menjahit soalnya dulu pernah sekolah kursus menjahit

khusus tuna daksa di Solo.

8. Apakah saat anda di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Gak ada, masuk di sini dulu langsung jahit gak pake di training. Trus saling

belajar dari teman ke teman.

9. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit di YWC?

Page 135: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Bagus lah, kalau orang kayak kita-kita gini kan kalau menjahit kan gak ada

beban oh gak berat kan kita kan bagian atas aja yang gerak. Sangat bagus

lah.

10. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Perubahannya ya melatih skill yang udah ada sebelumnya dan semakin bisa,

jadi meneruskan keahlian menjahit. Senang bakat bisa berkembang.

11. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit di YWC?

Tidak ada hambatan kan sebelumnya sudah pernah kursus menjahit jadi

masuk di sini sudah bisa menjahit hanya melanjutkan. Kalau pendukungnya

ya banyak dari teman-teman dan alat-alat yang ada juga sebagai pendukung.

12. Apa pekerjaan saudara/i saat ini?

Sekarang ya kerja jahit di Wisma Cheshire, kira-kira udah 2 tahun kerja di

sini.

13. Apakah saudara/i tinggal di rumah milik sendiri atau kontrak rumah?

Saya ngontrak di luar

14. Jika kontrak rumah, berapa bayar kontrakan rumah per bulan?

Bayar kontrakan per bulan 500 ribu

15. Berapa pendapatan/ gaji saudara/i per bulan?

Penghasilan saya ya maksimal dapat 300 Ribu per bulannya. Kalau suami

penghasilannya 1,2 Juta per bulan.

16. Apakah saudara/i sudah berkeluarga/ menikah dan mempunyai anak?

Saya sudah menikah dan suami saya kerja di wisma juga bagian kayu. Punya

1 Anak umur 12 Tahun kelas 6 SD.

17. Apakah dengan pendapatan/ gaji saudara/i sekarang cukup memenuhi

kebutuhan keluarga sehari-hari?

Ya di cukup-cukupin tapi gak lebih, keperluan yang penting lebih di

dahulukan. Kan gaji saya yang dapat dari yayasan sebulannya juga sekitar

300 ribu trus sama gaji suami saya 1,2 juta itu juga untuk bayar kontrakan,

buat anak sekolah ya sama kebutuhan lain ya Alhamdulillah gak sampe

ngutang. Lagian juga kalau makan kan di tanggung dari yayasan.

YWC, 18 Oktober 2013

( Hartati )

Page 136: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ALUMNI YAYASAN WISMA

CHESHIRE

Data Singkat Informan:

Nama : Laily

Umur : 47 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Jabatan : Alumni YWC

Tanggal Wawancara : 5 November 2013

1. Sudah berapa lama saudara/i tidak tinggal di YWC?

Dari tahun 2012 keluar dari wisma.

2. Sebelum keluar dari YWC berapa lama saudara/i tinggal di Yayasan?

Sekitar 9 tahun awal masuk dari tahun 2003 sampai 2012.

3. Dari mana saudara/i tahu informasi tentang YWC?

Tau dari teman waktu di rawat di Rumah Sakit Fatmawati waktu itu ada anak

wisma yang di rawat juga trus dia cerita tentang wisma.

4. Apa kegiatan saudara/i sebelum tinggal di YWC?

Di rumah waktu itu menjahit kerjasama sama tetangga bikin tas untuk di jual.

5. Apa faktor yang menyebabkan kondisi fisik saudara/i bisa seperti ini?

Kecelakaan jatuh dari tangga waktu lagi kerja.

6. Apa alasan saudara/i tinggal di YWC?

Saya pernah denger teman pernah bilang katanya Alumni yang pernah tinggal

di Wisma bisa jadi mandiri, jadi saya tertarik karena saya pengen bisa

mandiri juga.

7. Kenapa anda memilih keterampilan menjahit?

Ya kan sebelumnya saya dulu pernah ikut kursus sekolah menjahit di Solo jadi

saya meneruskan keterampilan yang sudah pernah saya dapat sebelumnya.

8. Apakah saat anda di YWC ada pengajar/ pelatih khusus menjahit?

Gak ada sih, tapi katanya sih sebelum saya masuk ada pelatih khusus jahit di

wisma tapi sewaktu saya masuk sih gak ada. Jadi di wisma ya belajar sama

yang udah lama disitu.

9. Bagaimana menurut saudara/i dengan adanya program keterampilan

menjahit di YWC?

Page 137: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Ya bagus ya, biar belajarnya lebih cepat.

10. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program

keterampilan menjahit di YWC?

Saya kan dulu kursusnya jahit baju gitu ya tapi kalau di wisma itu kayak jahit

perlengkapan rumah tangga gitu. Di wisma ilmu prakteknya dapat lah. Beda

waktu saya dulu di solo, kalau dulu itu kursusnya kan lebih banyak teori tapi

kalau disini kita langsung praktek dan buat produk untuk d jual.

11. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang saudara/i hadapi

selama menjalani keterampilan menjahit di YWC?

Hambatannya paling dulu pas awal saya masuk wisma tuh mesin jahitnya

terbatas. Kalau faktor pendukungnya ya dari teman yang di wisma, satu sama

lain saling ngasi tau belajar bareng-bareng di wisma.

12. Apa pekerjaan saudara/i saat ini?

Sekarang saya jualan online, barangnya ngambil dari orang yang tangan

pertama. Jualannya pakaian, kursi roda juga tapi kursi roda yang di design

simple dan ringan. Kalau yang kursi roda saya kerjasama dengan alat

kesehatan. Jadi saya gak ngelanjutin jahit keluar dari wisma karna saya gak

bisa diam di tempat soalnya saya suka keluar karna saya kan juga atlit. Kalau

jahit kan harus diam di tempat dan fakus.

13. Apakah saudara/i tinggal di rumah milik sendiri atau kontrak rumah?

Saya ngontrak rumah mba.

14. Jika kontrak rumah, berapa bayar kontrakan rumah per bulan?

Karna rumahnya ini punya temen jadi saya bayar kontrakannya dikasih

murah, perbulannya 250 ribu.

15. Berapa pendapatan/ gaji saudara/i per bulan?

Kalau sekarang pendapatan perbulan belum stabil ya kira-kira masih

dibawah 1 juta.

16. Apakah saudara/i sudah berkeluarga/ menikah dan mempunyai anak?

saya belum menikah.

17. Apakah dengan pendapatan/ gaji saudara/i sekarang cukup memenuhi

kebutuhan keluarga sehari-hari?

Ya cukup gak cukup aja ya berusaha saat ini masih bisa di atur, ya pinter-

pinter ngatur pengeluaran aja. Karna usaha online itu jadi kan pendapatan

juga belum stabil masih dibawah 1 juta.

YWC, 5 November 2013

( Laily )

Page 138: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 6

Tampak depan

Yayasan Wisma

Cheshire

Toko Yayasan Wisma

Cheshir

Ibu Hartati sedang

memotong pola

Page 139: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Ibu Esti sedang

menjahit manik-

manik pada bintang.

Ibu Ana sedang

menjahit manik-

manik pada bintang

Ibu Hartati sedang

menjahit bantal-

bantalan untuk rumah

Barbie

Page 140: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Eci sedang belajar menjahit

Ruang penyimpanan peralatan

keterampilan

Page 141: PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41823/1/AMIRAH... · DI YAYASAN WISMA . CHESHIRE JAKARTA ... UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Bazar Yayasan

Wisama Cheshire di

Hotel Kristal

Stok barang yang

akan dijual, hasil

karya Warga Binaan

Suasana Yayasan

Wisma Cheshire