pembengkakan skroytum

18
PEMBENGKAKAN SKROTUM Hendra c.k.

Upload: hendra-ceka

Post on 29-Jun-2015

185 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembengkakan skroytum

PEMBENGKAKAN SKROTUM

Hendra c.k.

Page 2: pembengkakan skroytum

Skrotum dan isinya

• Skrotum adalah kantong longgar yang berisi testis dan struktur chorda spermatica. Dinding skrotum terbuat dari kulit dan lapisan muskularis tipis di bawahnya.

• Testis normalnya oval, kenyal dan halus. Pada dewasa berukuran panjang 6cm x lebar 4 cm. Testis tergantung di dalam skrotum dengan testis kanan normal berada anterior dari yang kiri. Epididimis terletak posterior dari testis dan teraba seperti rigi yang tebal dari jaringan. Vas deferens dapat teraba diatas testis dan teraba seperti benang terikat yang berat

Page 3: pembengkakan skroytum
Page 4: pembengkakan skroytum

• Skrotum sebaiknya diperiksa untuk kelainan dermatologinya, karena skrotum, tidak seperti penis, mempunyai kelenjar keringat, dan merupakan daerah yang sering terjadi infeksi lokal dan kista sebasea

• Testis harus diperiksa seksama dengan cara memegang diantara ujung jari dari kedua tangan. Konsistensi normal testis adalah kenyal dengan permukaan yang halus. Testis kecil yang abnormal mengarah pada hipogonadisme atau endokrinopati seperti penyakit Klinefelter. Area yang kenyal atau keras di dalam testis patut dicurigai sebagai keganasan samapi terbukti sebaliknya. Epididimis seharusnya teraba sebagai rigi posterior dari tiap testis. Masa pada epididimis (spermatokel, kista, epididimitis) hampir selalu jinak

Page 5: pembengkakan skroytum

• Untuk memeriksa hernia, jari telunjuk dokter harus dimasukkan dengan perlahan lahan ke dalam skrotum dan diteruskan ke dalam cincin inguinalis eksternal. Skrotum harus terletak di depan testis, dan mencegah untuk tidak mengangkat testis karena sangat menyakitkan

• Setelah cincin luar telah ditemukan, dokter harus menempatkan ujung jari tangannya lainnya selama cincin inguinal interna dan meminta pasien untuk melakukan manuver valsava. Hernia akan terasa sebagai tonjolan yang berbeda yang turun terhadap ujung jari telunjuk di cincin inguinal eksterna saat pasien melakukan manuver valsava.

• Walaupun bisa untuk membedakan hernia inguinal direk yang timbul melalui dasar dari cincin inguinal internal dari hernia inguinal indirek yang prolaps melalui cincin inguinal interna, hal ini jarang memungkinkan dan secara klinis kurang signifikan karena tindakan operatif pada kedua kondisi ini identik

Page 6: pembengkakan skroytum

• Funiculus spermaticus juga diperiksa dengan posisi berdiri. Varikokel adalah vena yang berdilatasi, berkelok kelok yang menjadi lebih terlihat saat pasien melakukan manuver valsava. Epididimis dapat kembali dipalpasi sebagai tonjolan jaringan yang berjalan longitudinal, posterior dari tiap testis. Testis harus dipalpasi lagi dengan menggunakan jari jari dari kedua tangan, sekali lagi jangan sampai menimbulkan penekanan pada testis untuk menghindari nyeri

Page 7: pembengkakan skroytum

• Transiluminasi dapat membantu mengenali massa skrotum berbentuk solid (tumor) atau kistik (hidrokel, spermatokel)

• Massa kistik bertransilluminasi dengan jelas, tetapi cahaya tidak diteruskan melewati tumor padat

Page 8: pembengkakan skroytum

Kanker testis

• Pemeriksaan fisik yang paling sering ditemukan pada testis adalah massa. Petunjuk yang mudah adalah bahwa semua massa yang berasal dari testis adalah ganas, sedang semua massa dari struktur corda spermatica jinak. Sehingga, sangat penting untuk menentukan testis dan epididimis selama pemeriksaan fisik. Tumor testis biasanya muncul sebagai massa tidak nyeri, tebal dan irreguler pada permukaan testis. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja oleh pasien saat mandi atau saat melakukan pemeriksaan fisik pribadi. Tumor testis dapat cepat dibedakan dengan massa jinak yang muncul dari korda spermatika dengan transilluminasi dan usg skrotum

Page 9: pembengkakan skroytum
Page 10: pembengkakan skroytum

TORSIO TESTISTorsio adalah pemutaran testis pada korda spermatika, menghasilkan strangulasi pada aliran darah dan infark pada testis. Torsio timbul terutama pada usia 12-20 tahun, bisa muncul pada usia di bawah satu tahun, walau jarang. Pasien biasanya datang dengan nyeri mendadak dan pembengkakan pada testis yang terkena. Nyeri dapat merambat sampai selangkangan dan perut bagian bawah, sehingga bisa membingungkan dengan appendicitis kecuali dokter memeriksa dengan seksama. Pada pemeriksaan fisik, sulit membedakan testis dengan epididimis karena pembengkakakn lokal. Karena itu, sering misdiagnosis sebagai epididimitis. Usia adalah kriteria yang sangat membantu untuk membdeakan torsio dengan epididimitis, karena torsio biasa muncul pada pubertas, dimana epididimitis sering muncul pada laki-laki yang aktif secara seksual, biasanya setelah usia 20 tahun

Page 11: pembengkakan skroytum
Page 12: pembengkakan skroytum

HIDROKEL

• Hidrokel adalah cairan yang mengumpul di antara tunica vaginalis dan testis. Pasien datang dengan pembengkakan progresif dan ketidaknyamanan pada skrotum yang terkena. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran yang halus dan simetris pada satu sisi skrotum dan sangat sulit untuk meraba testis. Diagnosis dibuat dengan transilluminasi dari skrotum. Bagaimanapun, karena sekitar 10 % tumor testis muncul dengan hidrokel reaktif, sangat penting untuk yakin bahwa hidrokel bertransilluminasi secara komplet dan, jika ada keraguan, dapat dilakukan dengan usg skrotum

Page 13: pembengkakan skroytum

• Surgical Therapy• Surgical therapy can be divided into 3 approaches.• The first is an inguinal approach with ligation of the processus vaginalis high within

the internal inguinal ring and is the procedure of choice for pediatric hydroceles (typically, communicating). If a testicular tumor is identified on testicular ultrasonography, an inguinal approach with high control/ligation of the cord structures is mandated.

• The second is the scrotal approach with excision or eversion and suturing of the tunica vaginalis and is recommended for chronic noncommunicating hydroceles. This approach should be avoided upon any suspicion for underlying malignancy.

• The third, an additional adjunctive, if not definitive, procedure, is scrotal aspiration and sclerotherapy of the hemiscrotum using tetracycline or doxycycline solutions. Recurrence after sclerotherapy is common, as is significant pain and epididymal obstruction, making this treatment a last resort in poor surgical candidates with symptomatic hydroceles and in men in whom fertility is no longer an issue

Page 14: pembengkakan skroytum

VARIKOKEL• Varikokel adalah vena spermatika yang membesar, berkelok-kelok

diatas testis yang hampir selalu muncul pada sisi kiri. Pasien datang dengan massa lunak atau pembengkakan di atas testis yg terlihat saat berdiri atau mengedan. Sering juga disebut sebagai ‘’kantong cacing’’. Varikokel biasanay menurun ukurannya dan dapat menghilang saat pasien terlentang. Pasien dengan onset varikokel yang tiba tiba, varikokel sebelah kanan atau varikokel yang tidak berkurang ukurannya pada posisi terlentang harus dicurigai mempunyai neoplasma retroperitoneum dengan obstuksi vena spermatika yang masuk baik melalui vena renalis sebelah kiri atau vena cava inferior sebelah kanan. Pasien tersebut sebaiknya melakukan usg atau ct scan untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan sebelum mendapat perawatan untuk varikokel

Page 15: pembengkakan skroytum
Page 16: pembengkakan skroytum

• In this type of varicocele treatment, the surgeon makes an incision above the scrotum (or higher in the flank area) and cuts through the layers of tissue to expose the veins (see Figure 3).

•The affected veins are ligated, or tied off, to detour the flow of blood into normal veins. Sometimes a laparoscope (a cylindrical metal scope inserted into the abdomen) is used to perform the surgery. Recovery time depends on the type of surgery, but most patients require up to six weeks before heavy lifting and other strenuous activities can be performed. Light activities may be resumed more quickly.

Page 17: pembengkakan skroytum
Page 18: pembengkakan skroytum

• Varicocele embolization is an outpatient procedure that is performed without general anesthesia using "twilight" sedation. In this type of varicocele treatment, a small tube is inserted into the groin through a small nick in the skin (about the size of the lead in a pencil). Sometimes the tube is put in through a vein in the right side of the neck. The skin is numbed for this procedure and it is not painful. Next, a small catheter, or tube, is painlessly guided up into the abdomen and into the varicocele vein under the guidance of x-ray imaging (see Figure 4).

• A dye is injected to create an x-ray map (venogram) of the vein and tiny metal coils or other embolizing substances are inserted through the catheter to block the flow of blood to the vein (see Figure 5).

•The tube is removed and no stitches are needed. Patients are observed for a few hours and go home the same day. Recovery from varicocele embolization typically takes less than 24 hours and patients often return to work the next day.