pembelajaran e-learning pada siswa kurang berprestasi oleh khoirul akmal

10
File/khoirul/akmal/tambusai/010307 KHOIRUL AKMAL ISI Mengapa E-Learning ? e-learning ? Kesulitan Belajar (learning deficulity) Aplikasi e-Learning dalam Pembelajaran e-Learning dan Siswa Kurang Berprestasi

Upload: khoirul-akmal

Post on 06-Jun-2015

2.532 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

KHOIRUL AKMAL

ISI

Mengapa E-Learning ?

e-learning ?

Kesulitan Belajar (learning deficulity)

Aplikasi e-Learning dalam Pembelajaran

e-Learning dan Siswa Kurang Berprestasi

Page 2: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

Mengapa E-Learning ?

eknologi informasi dan komunikasi telah merambah kesegala aspek kehidupan kita, dimana saja kita membaca selalu berhubungan dengan informasi atau tulisan tentang Teknologi Informasi (TI) dan internet. Bentuk dari teknologi adalah

kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas, namun dengan perkembangan teknologi sudah dapat ditemukan dalam bentuk CD-ROM (Rochaety,dkk). Dengan perkembangan teknologi dan informasi dapat membuka sumber informasi yang tadinya susah menjadi mudah. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah banyak memberikan sumbangsihnya untuk perkembangan dalam segala bidang kehidupan, termasuk dalam perkembangan dunia pendidikan pada saat ini. Program – program yang dihasilkan untuk membantu tenaga pendidik dalam proses transfer pengetahuan merupakan implikasi dari perkembangan teknologi dan informasi. Lembaga pendidikan melihat bahwa TI sebagai alat yang menarik untuk membuat operasional lebih efisien. Tujuannya adalah penghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapus batas waktu untuk operasi internasional dengan konsep real

time. Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi dapat di gunakan dalam proses pembelajaran yang sering disebut e-learning. Hal ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam penyampaian materi dan juga membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Selain itu muatan materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, dengan tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah, suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan. Dengan menggunakan e-learning yang memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berkembang dengan baik, akan membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif (Oetomo). Pengaruh e-learning sudah mendunia pemakaiannya di sekolah-sekolah yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian penting kebijakan penyelenggaraan pendidikannya. e-learning juga membantu siswa menjadi calon tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Kemudahan-kemudahan yang terdapat pada e-learning sangat membantu lembaga pendidikan dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul, seperti kesulitan guru dalam mengajarkan materi tertentu, kesulitan menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran, kesulitan belajar bagi anak

Page 3: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

yang kurang berprestasi, dan masalah-masalah lain yang bisa menghambat dalam proses pendidikan di sekolah. Dengan penggunaan media e-learning ini diharapkan dapat membantu dalam pemecahan masalah-masalah tersebut.

e-learning ?

stilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.

Hartley yang menyatakan: e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar

yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke

siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet

atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms (Pustekom) menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

e-Learning adalah sistem pendidikan yang

menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung

belajar mengajar dengan media Internet, jaringan

komputer,maupun komputer standalone.

Dari berbagai definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-

Page 4: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

Learning atau sering disebut distance learning ( David Hawkridge dalam pustekom). e pada e-Learning tidak hanya singkatan dari electronic, tetapi juga bisa dari kata experience (pengalaman), extended (perpanjangan), expended (perluasan). Ciri-ciri utama dari e-Learning adalah : a) e-Learning adalah network, yang memungkinkan informasi (bahan belajar) selalu dimutakhirkan, disimpan, didistribusikan dan dipertukarkan, b) informasikan disampaikan langsung kepada pengguna akhir melalui teknologi, c) difokuskan pada kegiatan belajar secara luas (Sukmadinata). Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut (Porter dalam pustekom):

Menghemat waktu proses belajar mengajar Mengurangi biaya perjalanan Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan

(infrastruktur, peralatan, buku-buku) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu

pengetahuan Mengikuti perkembangan – perkembangan terakhir

Uraian singkat tentang perkembangan e-Learning dari masa ke masa adalah seperti di bawah (Cross dalam Pustekom) :

1990: CBT (Computer Based Training) Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-Learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama Authorware, sedangkan Asymetrix (sekarang bernama Click2learn) juga mengembangkan perangkat lunak bernama Toolbook.

1994: Paket-Paket CBT : Seiring dengan mulai diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994 muncul CBT dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

1997: LMS (Learning Management System) : Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan Internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning Management System

Page 5: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

atau biasa disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard. Standard yang muncul misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

1999: Aplikasi e-Learning Bebasis Web : Perkembangan LMS menuju ke aplikasi e-Learning berbasis Web secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya dengan berpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard, berukuran kecil dan stabil.

Beberapa media yang digunakan dalam e-learning: Internet Intranet Ekstranet

CD ROM Video Tape DVD TV e-du Handphone PDA

Page 6: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

Kesulitan Belajar (learning deficulity)

saha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari diri siswa atau dari luar diri siswa atau lingkungan.

Faktor yang bersumber dari diri siswa antara lain intelektual, namun hal lain yang ada pada diri individu siswa yang juga berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situasi afektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga motivasi untuk belajar (Sukmadinata). Apabila hal ini tidak terpenuhi maka akan timbul kesulitan belajar pada diri siswa. Menurut Jensen kesulitan belajar bisa membuat siswa manahan diri atau mengalami downshif (Bobbi Deporter). Kesulitan belajar akan bertambah dengan hadirnya resiko pribadi dan pelajaran sulit. Apabila kedua hal ini bergabung maka siswa tidak akan mempunyai kesempatan untuk meraih sukses. Dua hal ini lah yang selalu dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa-siswa yang mengalami hal ini akan terlihat dari hasil belajar yang berada dibawah standar. Untuk menghindari masalah yang lebih besar diaharapkan kepada guru bisa manyajikan pelajaran dengan cara multisensori (Bobbi Deporter). Yakni dengan menggunakan

unsur visual, auditorial dan kinestetik. Dengan menerapkan cara ini bisa membantu siswa, karena setiap siswa mempunyai perbedaan dalam belajar, ada yang belajar dengan visual atau auditorial dan juga belajar dengan kinestetik. Sebagai contoh dalam belajar Fisika tentang bumi mengitari matahari dan bulan mengitari bumi tetapi matahari-bumi-bulan tidak pernah bertabrakan, siswa diajarkan tentang ini hanya dengan penjelasan dari guru. Banyak siswa yang tidak memahaminya, namun setelah diberikan gambaran dengan media siswa bisa mamahami akan hal tersebut. Siswa yang bisa memahami hanya dengan mendengarkan penjelasan guru berarti siswa tersebut mempunyai cara belajar auditorial,namun siswa yang belajar dengan menggunakan media berarti cara belajarnya visual atau kinestetik apabila ditambah dengan praktek atau terapan. Masalah yang muncul adalah tidak semua tenaga pendidik atau guru yang bisa melaksanakan pembelajaran dengan memadukan visula-auditorial-kinestetik dalam proses belajar mengajar. Untuk membantu guru dalam hal ini telah banyak dikembangkan media-media pembelajaran dalam bentuk media elektronik yang hasilnya dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik ini sekarang terkenal dengan nama e-learning.

Page 7: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

Aplikasi e-Learning dalam Pembelajaran

-learning memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan belajar di sekolah, antara lain keleluasan waktu, kebebasan tempat, pemilihan bahan yang dipelajari, kekurangan guru dan

lain lain, tetapi e-learning tidak dapat mengantikan belajar disekolah (sukmadinata). Belajar disekolah juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan e-learning, yaitu

Proses pendidikan hanya bisa terjadi dalam interaksi langsung, segi-segi afektif seperti : sikap, nilai, apresiasi, kehalusan perasaan tidak cukup hanay diberitahukan atau diinformasikan, tetapi harus dihayati dan ditularkan melalui interaksi langsung.

Pengembangan kemampuan-kemampuan dasar tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi membutuhkan bimbingan, latihan, pendamping guru secara langsung.

Pada usia pendidikan dasar untuk segi-segi nilai membutuhkan contoh langsung.

Bahasa merupakan salah santu kendala dalam e-learning Program pembelajaran disekolah merupakan bagian dari

program pendidikan yang cukup panjang. Dalam belajar di sekolah terjadi sharing experience atau

pertukaran pengalaman. Mengingat baik belajar disekolah maupun e-learning mempunyai keunggulan masing-masing, maka hal yang terbaik dilakukan adalah dengan menggabungkan keduanya. Dengan menggabungkan kedua hal ini akan membantu siswa dalam proses pembelajaran karena pemebelajaran ini menggabungkan pembelajaran secara visual-auditorial-kinestetik, sehingga cara-cara belajar dari siswa bisa terarahkan semua tanpa ada siswa yang merasa tidak terlayani. e-learning akan membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dapat terpecahkan. Anak-anak yang kurang beprestasi dapat meningkatkan prestasinya.

Page 8: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

e-Learning dan Siswa Kurang Berprestasi

elah dijelaskan bahwa penyebab siswa kurang berprestasi dalam belajar antara lain tidak munculnya motivasi belajar dari guru dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Motivasi atau keinginan untuk berprestasi sangat menentukan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa (Tohirin). Pengajar yang baik perlu ditunjang oleh penggunaan media pengajaran (Sukmadinata) sehingga guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa bisa diterima dan memberikan motivasi yang merupakan penunjang untuk mencapai prestasi. Salah satu media pengajaran yang banyak memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi. Berikut ini ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistem pendidikan yang berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menunjang proses pembelajaran mereka (pustekom):

1. SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus: sekolah harus bisa membuat

murid memasuki era informasi instan dengan penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai bentuk: sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisa digabungkan dengan informasi.

2. SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%

3. Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari

Page 9: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Bell Atlantic- Sebuah perusahaan telepon di daerah itu membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Sebagai gantinya, para guru mengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua. Dalam tempo dua tahun, baik angka putus sekolah maupun murid absen menurun ke titik nol. Nilai ujian-standar murid meningkat hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata sekolah seantero New Jersey.

PENUTUP

e-learning dalam proses pembelajaran telah terbukti dapat membantu anak didik untuk menguasai konsep-konsep pelajaran dengan mudah, sehingga peserta didik dapat meningkatkan prestasinya. Hal ini telah banyak dibuktikan

dinegara-negara lain, mereka dapat menurunkan angka putus sekolah, meningkatkan rata-rata nilainasional. Di Indonesia pembelajaran dengan menggunakan e-learning sudah dikembangkan dan hasilnya sudah mulai bisa dirasakan. Peserta didik merasakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan e-learning.

Page 10: PEMBELAJARAN e-LEARNING PADA SISWA KURANG BERPRESTASI OLEH KHOIRUL AKMAL

File/khoirul/akmal/tambusai/010307

DAFTAR PUSTAKA

Rochaety, Eti dkk, 2005, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Oetomo, B.S.D, 2002, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi

Internet Pendidikan, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sukmadinata, N.S.Prof.Dr, 2003, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Bobbi DePotter, Mark Reardon and Sarah Singer-Nourie, 1999, Quantum

Teaching, Kaifa, Bandung. Pustekom, 2006, e-Learning : Strategi Pengembangan dan Permasalahan,

PT. Datareka Integrasia, Jakarta. Tohirin, Drs,MS,M.Pd, 2001, Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam,

IAIN SUSQA Pekanbaru.