pembelajaran berpusat mahasiswa

61

Upload: trankhue

Post on 12-Jan-2017

261 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

P E M B E L A J A R A N

B E R P U S A T

M A H A S I S W AS

Pusat Pengembangan PendidikanUNIVERSITAS GADJAH MADAYogyakarta

ii

C Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengancara dan dalam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit.

EDITOR:Gandes Retno Rahayu

PENATA LETAK DAN DESAIN COVERSutarto

FOTOGRAPHER:Bimo (Gedung Pusat UGM)Bambang Prastowo (Gerbang UGM)

ILUSTRATORLingga Tri Utama

Dicetak Oleh:.....................................................................................................................................Yogyakarta, 2005

Cetakan Pertama, November 2005ISBN No. ................................................

iii

PENGANTAR

Pembelajaran berpusat mahasiswa (PBM) atau student-centeredlearning merupakan metode pembelajaran yang bersifat strategis daninovatif. PBM bersifat strategis karena para mahasiswa bukan hanyadiaktifkan dalam proses pembelajaran, melainkan juga menjadi subyekyang bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajaran merekabersama-sama dengan para dosen yang berfungsi sebagai mitrapembelajaran. PBM bersifat inovatif, para mahasiswa didorong untuklearning beyond the classroom, belajar sebagai adult learner danbersemangat tinggi untuk belajar sepanjang hayat. Dengan PBM makadiharapkan pembelajaran akan efektif dan efisien. Untuk itu semua makaUniversitas Gadjah Mada menyediakan buku PEMBELAJARAN BERPUSATMAHASISWA sebagi pegangan bagi para dosen dalam pergeseranparadigma dari teacher-centered ke student-centered learning. Kepadadr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. diucapkan terima kasih sertapenghargaan atas kesediaannya untuk memeriksa, memberi tinjauan danperbaikan atas naskah buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi seluruhcivitas academica Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta, Nopember 2005

Penyusun

iv

PENYUSUN

Harsono

Djoko Dwiyanto

KONTRIBUTOR

Edia Rahayuningsih

Achmadi Priyatmojo

H.C.Yohannes

Kusminarto

Amitya Kumara

Ika Dewi Ana

v

Daftar IsiKata Pengantar ........................................................................................................ iii

Daftar Isi .............................................................................................................. v

Bab IPendahuluan ............................................................................................................. 1

Bab 2Konsep Dasar Tentang Pembelajaran Berpusat Mahasiswa atauStudent-Centered Learning (SCL)l ........................................................................... 3

A. Konsep tentangpembelajaran ................................................................ 3B. Konsep tentang meaningful learning (ML) ............................................. 5C. Filosofi pengajaran : teacher-centered & student-centered

approaches ............................................................................................................. 6D. Perbandingan antara kelas tradisional dan corporation

learning center (CLC) ................................................................................ 8E. Perbandingan antara traditional teaching dan student-centered,

collaborative learning (CL) ......................................................................... 9

Bab 3Pembelajaran Dewasa ............................................................................................ 10

Bab 4Pembelajaran Kolaboratif dan Kooperatif .......................................................... 15

A. Pembelajaran kolaboratif ........................................................................ 15B. Pembelajaran kooperatifr ....................................................................... 17

Bab 5Konstruktivisme dan Pembelajaran Aktif ........................................................... 20

Karakteristik konstruktivisme ....................................................................... 20Makna pengetahuan ........................................................................................ 22Pandangan tentang pembelajaran ................................................................ 22Pembelajaran aktif ............................................................................................ 24Teknik pengaktivan mahasiswa ..................................................................... 25

vi

Bab 6Pembelajaran Berbasis Kasus ............................................................................... 27

Apakah kasus itu .............................................................................................. 28Rancangan kasus .............................................................................................. 28Menulis kasus .................................................................................................... 29Elemen-elemen kasus ...................................................................................... 29Penyampaian kasus kepada mahasiswa ...................................................... 30Pembelajaran berbasis kasus investigatif .................................................... 30Keuntungan ....................................................................................................... 31Kerugian ............................................................................................................. 31

Bab 7Pembelajaran Berbasis Kelompok ........................................................................ 32

Manfaat belajar dalam kelompok ................................................................. 32Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis kelompok ....... 32Prinsip implementasi pembelajaran berbasis kelompok ......................... 34

Bab 8Problem Based Learning ...................................................................................................... 36

Definisi PBL ....................................................................................................... 36Berbagai perubahan yang diperlukan dalam BBL .................................... 37Kelebihan dan kekurangan PBL .................................................................... 45Perbedaan antara sistem konvensional dan PBL ...................................... 48Perbedaan antara PBL dengan metoda pengajaran-pengajaranlainnya .............................................................................................................. 48Tantangan dalam penyelenggaraan PBL ..................................................... 49Aplikasi PBL ...................................................................................................... 50

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 50

1

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah dan terus menerus berkembangdengan pesatnya. Namun demikian di salah satu sektor perkembangantadi terdapat kelambanan dalam perubahan, yaitu proses pembelajaran.Metode pembelajaran "I lecture, you listen" masih merupakan ciri khaspendidikan di perguruan tinggi. Pengajar merupakan tokoh sentral dan80% waktunya digunakan untuk transfer ilmunya secara konvensional,sementara itu mahasiswa duduk mendengarkan ceramahnya denganaktivitas yang minimal. Apati dan sikap tidak tertarik terhadap prosespembelajaran merupakan karakteristik mahasiswa. Sebagian besarmahasiswa memiliki kemampuan konseptualisasi yang terbatas karenamereka belajar dalam stuktur dan pengarahan yang kaku. Mereka tidakdapat "think outside the box". Untuk mengatasi situasi yang demikian inidiperlukan perubahan, dari pendidikan tradisional menjadi sesuatu yangberbeda, yaitu paradigma baru.

Strategi nasional pendidikan tinggi sebagaimana tercantum di dalamHigher Education Longterm Strategy meliputi 3 hal pokok, yaitupeningkatan daya saing bangsa, otonomi dan desentralisasi, sertaorganisasi yang sehat

Kebutuhan perubahan paradigma pendidikan di UGM sudah sangatmendesak Asumsi ini didukung oleh hasil tracer study terhadap alumniUniversitas Gadjah Mada yang dilakukan pada tahun 2003. Dari tracerstudy ini ada dua hal mendasar yang membutuhkan perhatian, ialah"……secara umum lulusan UGM telah memiliki kompetensi akademik (hardskills) yang memadai karena responden berpendapat bahwa ilmu dan

2

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

ketrampilan yang diperoleh selama kuliah sangat berguna untukmenjalankan tugas, meningkatkan karir, dan menjalani hidup dalammasyarakat. Namun dalam hal kompetensi pendukung (soft skills) adabeberapa hal yang masih harus ditingkatkan yaitu kemampuanberkomunikasi, inisiatif, kreativitas, inovasi, kepemimpinan dankewirausahaan"

"…..ditinjau dari relevansi internal, masih terdapat kekukarangandalam hal kemandirian, kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan. Dari sisirelevansi eksternal, masih terdapat kekurangan dalam hal penguasaankompetensi pendukung yaitu kemampuan praktis bahasa asing dankurang berani mengemukakan pendapat karena kurang memilikikemampuan komunikasi dan rasa percaya diri"

Berbagai kekurangan tadi harus segera diatasi dengan tatacara yangelegan dengan arti bahwa perbaikan-perbaikan yang diinginkan dapatdiperoleh dengan semangat yang tinggi dan penuh pengertian, sertadidasarkan atas kebersamaan dari seluruh civitas academica. RENSTRAUGM tahun 2003-2007 butir C.1. (1.3.8) mengamanatkan programpengembangan mutu proses pembelajaran, yaitu meningkatkan kualitasdan relevansi program studi S-1, S-2, dan S-3 serta terwujudnyaparadigma pendidikan berpusat mahasiswa (PBM) atau student-centeredlearning (SCL).

Pembelajaran berpusat mahasiswa merupakan strategi pembelajaranyang menempatkan mahasiswa (pembelajar) sebagai peserta didik aktifdan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult learner, bertanggungjawab sepenuhnya atas pembelajarannya, serta mampu belajar "beyondthe classroom". Dengan prinsip-prinsip ini kelak diharapkan para alumnimemiliki dan menghayati karakteristik life-long learner yang memiliki hardskills dan soft skills yang saling menunjang. Di sisi lain, para pengajar beralihfungsi menjadi fasilitator belajar. Hakekat PBM dapat dibaca padapointers dan uraian di halaman-halaman berikut.

3

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

KONSEP DASAR TENTANG PEMBELAJARANBERPUSAT MAHASISWA

ATAU STUDENT-CENTERED LEARNING (SCL)

Konsep dasar tentang pembelajaran berpusat mahasiswa (PBM) perludipahami dengan sebaik-baiknya karena seluruh jenis PBM didasarkanatas konsep dasar ini. Hal-hal penting yang perlu dipahami adalah sebagaiberikut:

A. Konsep tentang pembelajaran1. Pembelajaran merupakan proses aktif

a. Pembelajar perlu berbuat atau mengerjakan sesuatub. Pembelajar memerlukan pengalaman praktik dan m e m -

bangun makna dari pengalaman yang telah diperolehnyac. Belajar bukan peristiwa menerima pengetahuan secara pasif

2. Pembelajaran memerlukan refleksi mentala. Dalam pembelajaran terjadi pemikiran tentang hasil aktivitas/

kerja / pengalamanb. Dalam membangun makna diperlukan refleksi mental dan

hal itu terjadi di dalam pikiran pembelajarc. Dengan demikian harus terjadi kebersamaan antara pikiran

dan "tangan" (aktivitas fisik)3. Pembelajaran merupakan aktivitas sosial

4

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

a. Pembelajaran berhubungan erat dengan elemen sosiallainnya, misalnya pusat pelayanan umum, petani, pegawainegeri / swasta, politikus, dan sebagainya

b. Pembelajaran harus memperhatikan aspek sosial, terutamadialog dan diskusi kelompok

c. Apabila pembelajar diisolasi maka mereka akan terkunci didalam lingkungan subyek / materi belajar; hal ini akanmerugikan pembelajar, karena mereka tidak mendapatkesempatan untuk menghubungkan atau menerapkan apayang dipelajari dengan konteks nyata sehari-hari

4. Pembelajaran dibangun atas pengetahuan yang telah dimilikipembelajar (prior knowledge)

a. Pembelajaran berlangsung dalam situasi yang berhubungandengan tempat kita berada, orang yang telah kita kenal,dan kepercayaan tentang sesuatu yang pernah kita miliki

b. Tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru tanpadidasarkan atas struktur pengetahuan sebelumnya

5. Pembelajaran memerlukan waktua. Pembelajaran memerlukan peninjauan kembali gagasan

yang sudah adab. Pembelajaran merupakan produk pemikiran dan

pengalaman yang berulangc. Dengan demikian pembelajaran memerlukan waktu p e r -

siapan, pelaksanaan dan refleksi6. Pembelajaran memerlukan motivasi

Apabila tidak ada motivasi maka pembelajar tidak akan memilikikeinginan dan tidak akan tertarik untuk belajar; dengan demikiantidak akan ada aktivitas belajar maupun refleksi.

7. Pembelajaran merupakan peningkatan pengetahuan secarakuantitatif; pembelajaran adalah aktivitas untuk memperolehinformasi atau "mengetahui lebih banyak"

5

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

8. Pembelajaran sebagai suatu proses mengingat; pembelajaranmerupakan aktivitas menyimpan informasi yang dapatdireproduksi

9. Pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh fakta,ketrampilan, dan metode yang dapat disimpan dan digunakanapabila diperlukan

10. Pembelajaran pada hakekatnya membuat dan mengembangkanmakna; pembelajaran merupakan aktivitas yang meng-hubungkan bagian-bagian dari berbagai subyek menjadi sesuatuyang berkaitan dengan dunia nyata.

11. Pembelajaran adalah proses penginterpretasian dan pemahamankenyataan melalui cara-cara yang berbeda; pembelajaranmelibatkan pemahaman dunia nyata dengan cara penginte-pretasian kembali pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik

B. Konsep tentang meaningful learning (ML)1. ML bukan merupakan proses pasif atau reseptif melainkan

membuat makna melalui proses aktif dan penggunaanpengetahuan dalam pemecahan masalah

2. ML melibatkan prior knowledge dan memodifikasi pemahamankonsep awal menjadi pemahaman konsep yang lebih dalam,luas, dan maju

3. ML bersifat subyektif dan pribadi; penghayatan pembelajartentang materi yang dipelajari akan mendorong prosespembelajaran yang lebih efektif

4. ML meliputi pengerjaan tugas atau pemecahan masalah yangmenyerupai dunia nyata; tugas yang terbaik adalah tugas yangrelevan dengan kebutuhan pembelajar

5. ML bersifat sosial dan berkembang dari interaksi antar-pembelajar, dengan cara saling tukar persepsi, informasi, sertakerjasam dalam pemecahan masalah

6

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

6. ML merupakan metacognitive-reflection7. ML mendorong terintegrasinya kurikulum; melalui kurikulum

terintegrasi ini maka proses pembelajaran dapat dipercepat

C. Filosofi pengajaran: teacher-centered & student-centeredapproaches

Teacher-centered approaches (behaviourism)Setuju:

1. Informasi dapat diberikan kepada sejumlah besar mahasiswadalam waktu yang singkat.

2. Pengajar mengendalikan organisasi, materi, dan waktusepenuhnya.

3. Menyediakan forum bagi pakar untuk mengutarakanpengalamannya.

4. Apabila kuliah diberikan dengan baik maka dapat menimbulkaninspirasi dan stimulasi bagi para mahasiswa.

5. Pada umumnya memungkinkan untuk menggunakan metodaassessment secara cepat dan mudah.

Tidak setuju:1. Pengajar / instruktur mengendalikan pengetahuan sepenuhnya.2. Terjadi komunikasi satu arah.3. Tidak kondusif untuk terjadinya critical thinking.4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara pasif.5. Untuk sebagian besar mahasiswa bukan merupakan cara

pembelajaran yang optimal.Student-centered approaches (constructivism)Setuju:

7

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

1. Menyertakan mahasiswa di dalam proses pembelajaran.2. Mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih

banyak / luas / dalam.3. Menjalin mahasiswa dengan kehidupan nyata.4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif.5. Mendorong terjadinya critical thinking.6. Mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan

berbagai macam gaya belajar.7. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa.8. Memberi kesempatan untuk pengembangan berbagai strategi

assessment.

Tidak setuju:1. Untuk mahasiswa dalam jumlah besar lebih sulit diimplementasikan2. Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak3. Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum4. Belum tentu sesuai untuk mahasiswa yang tidak terbiasa aktif,

mandiri dan demokratis

8

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

D. Perbandingan antara kelas tradisional dan corporationlearning center (CLC)

Kelas tradisional Corporation learning center (CLC) 1. Berfokus pada pengajar 1. Berfokus pada pembelajar 2. Informasi diorganisasi dan dikomunikasikan oleh guru

2. Informasi diperoleh, dievaluasi, diorganisasi dan disebarluaskan oleh peserta didik

3. Peserta didik duduk di bangku dan bekerja sendiri-sendiri

3. Peserta didik duduk melingkar dan bekerja bersama kelompok

4. Seorang guru (pengajar) untuk seluruh kelas

4. Seorang guru (fasilitator) untuk 1 kelompok kecil

5. Guru membuat keputusan 5. Guru dan peserta didik merancang aktivitas

6. Aktivitas peserta didik berupa duduk, mencatat, dan tenang

6. Mendengarkan, berbicara, dan presentasi merupakan aktivitas utama

7. Informasi berasal dari buku teks dan guru

7. Informasi berasal dari buku teks, guru, peserta didik, website, komunitas, dan business

8. Guru bertanggung jawab atas pengelolaan mahasiswa; rasa percaya diri peserta didik rendah

8. Peserta didik bertanggung jawab dan mandiri; rasa percaya diri tumbuh dan berkembang

9

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

E. Perbandingan antara traditional teaching dan student-centered,collaborative learning (CL)

Traditional teaching Collaborative learning 1. Suasana berpusat pada guru 1. Suasana berpusat pada peserta

didik 2. Kendali ada di tangan guru 2. Peserta didik mengendalikan proses

pembelajaran 3. Kekusaan dan tanggung jawab terutama ada di tangan guru

3. Kekuasan dan tanggung jawab ada di peserta didik

4. Pengalaman pembelajaran bersifat kompetitif (antarpeserta didik)

4. Pembelajaran bersifat kooperatif, kolaboratif, atau independen. Peserta didik bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran, saling memberi / bertukar pikiran. Peserta didik berkompetisi dengan kinerja mereka sebelumnya, bukan dengan temannya

5. Pengetahuan diberikan secara terpisah oleh beberapa guru

5. Peserta didik dihadapkan pada masalah yang otentik dan terintegrasi

6. Isi (materi kuliah) merupakan bagian terpenting

6. Proses belajar dan isi yang dipelajari merupakan dua hal yang penting

7. Penguasaan materi oleh peserta didik melalui “drill” dan praktik

7. Peserta didik mengevaluasi, mem- buat keputusan, dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka. Penguasaan materi melalui proses konstruksi

8. Guru berperan sebagai nstruktur dan pembuat keputusan

8. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing; peserta didik sebagai pembuat keputusan

9. Isi tidak bersifat kontekstual 9. Isi bersifat kontekstual dan relevan

10

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

PEMBELAJAR DEWASA

Dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, makapandangan tentang manusia dan kemanusiaan turut berubah. Berdasarkantemuan-temuan di bidang kedokteran dan kesehatan, golongan anaktidak lagi terbatas pada usia 12 tahun melainkan sudah "diundur" menjadi21 tahun. Di Irlandia seseorang dianggap dewasa kalau sudah mencapaiusia 23 tahun; sementara itu di Amerika Utara batas usia dewasa adalah25 tahun dan di Inggris batasan usia dewasa adalah 21 tahun. Bagaimanadengan batasan usia dewasa di Indonesia? Perihal ini belum ada batasantegas, baik untuk urusan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan tenagakerja. Batas usia 17 tahun tampaknya merupakan batasan yang lebihbersifat emosional. Namun demikian, setiap pelajar yang lulus SMA dankemudian masuk ke Perguruan Tinggi maka yang bersangkutan secaratradisional telah berhak disebut "saudara" dalam percakapan resmi. Disini, "saudara" berkonotasi dewasa.

Situasi psikologis mahasiswal Ada keinginan kuat untuk dianggap sebagai orang dewasa, bukan

kanak-kanak lagil Ada kegamangan dalam proses pembelajaran: apakah saya

dapat belajar dengan baik di perguruan tinggi?l Ada kecemasan tentang waktu untuk belajar: apakah cukup waktu

untuk belajar?l Makin berpengalaman maka mahasiswa makin tahu tentang apa

yang diinginkan dalam proses pembelajaran

11

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Dengan pengalaman pembelajaran bersama-sama teman makamahasiswa yang bersangkutan makin senang dengan tantangan:"berilah sesuatu yang dapat saya pergunakan".

Halangan dalam berpartisipasi belajar di perguruan tinggil Situational barriers: tanggung jawab di luar kampus, keterbatasan

waktu dan biaya.l Institutional barriers: prosedur admisi dan registrasi, tatakala,

jadual kuliah.l Dispositional barriers: rasa takut untuk pergi ke kampus, rasa

percaya diri rendah, motivasi rendah.

12

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Model pembelajaran dewasa :l Pedagogi berarti mengajar anak-anak (Yunani: "paid" berarti

anak-anak)l Andragogi berarti mengajar orang dewasa (Yunani: "aner" berarti

orang dewasa)Asumsi model pedagogi dan andragogi

Motivasi pembelajar dewasaa. Mahasiswa "kesempatan kedua"

l Ketika muda tidak mempunyai peluang untuk belajar di perguruantinggi

b. Alasan yang berkaitan dengan karierl Kemajuan karier: kualifikasi lebih tinggi untuk posisi yang lebih

tinggi pulal Perubahan karier:ketrampilan baru atau sertifikat untuk memulai

karier baru

Asusmsi Pedagogi Andragogi Konsep pembelajar Bergantung pada guru

(pasif) Belajar secara madiri (aktif)

Peran guru Sosok berkuasa Pemandu dan sebagai fasilitator

Peran pengetahuan sebelumnya (prior knowledge)

Ditambah, bukan sebagai sumber belajar

Sebagai sumber yang kaya untuk belajar sendiri dan bagi temannya

Kesiapan belajar Seragam, berdasarkan umur dan kurikulum

Berkembang dari pengalaman hidup dan masalah nyata masing-masing individu

Orientasi pembelajaran

Berpusat subyek / disiplin ilmu / mata kuliah

Berpusat tugas atau masalah sesuai dengan kebutuhan nyata

Motivasi Penghargaan dan hukuman dari luar (”kredit”)

Dorongan internal dan keingintahuan yang kuat

13

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Pekerja paroh-waktu: kualifikasi untuk memperoleh posisi tetap/purna-waktu

l Memulai suatu karier: perempuan yang ingin bekerja setelahmenyelesaikan tugas-tugas kerumahtanggaan

c. Alasan yang berkaitan dengan pekerjaanl Kursus singkat untuk menambah ketrampilan guna memperoleh

pekerjaan baru (ketrampilan spesifik)l Pendidikan profesional berkelanjutan diperoleh semasa bekerjal Kursus singkat dan seminar untuk menjaga mutu profesinya

d. Pemenuhan pribadil Pembentukan rasa percaya diri dan pemahaman diri sendiril Ketrampilan dasar: bahasa, matematika, transferable skillsl Alasan sosial: mencari orang lain yang mempunyai kepentingan

samal Pencarian area kepentingan pribadi

e. Motivasi kognitifl Belajar untuk memuaskan rasa ingin tahu

f. Alasan untuk meningkatkan kesejahteraan manusial Belajar untuk meningkatkan kemampuan melayani sesama

manusia

Anatomi motivasi belajara. Motivasi intrinsik

l Difokuskan pada kebutuhan internal.l Orang dewasa belajar tentang apa yang dianggap penting

olehnya.l Mahasiswa yang telah matang biasanya termotivasi untuk belajar

karena menginginkan ketrampilan baru atau ingin membuat suatukeputusan.

l Siklus kehidupan orang dewasa dan tahap perkembangannyaberpengaruh terhadap pendekatan belajar dan apa yangdiinginkan atau dipelajari.

14

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

l Apabila ada dorongan untuk mempelajari sesuatu maka orangdewasa akan bekerja keras sehingga mencapai apa yangdiinginkannya.

l Setiap orang termotivasi untuk mengerjakan sesuatu; tidaklahmungkin memotivasi orang karena pada dasarnya orang itu sudahmempunyai motivasi; namun demikian adalah hal yang mungkinuntuk "mengetuk nurani" orang yang sudah bermotivasi.

l Kerjakan dan cobalah sebelum kita merasa tertarik.l Kita tertarik pada sesuatu yang kita anggap baik.

b. Motivasi ekstrinsikl Penghargaan dan hukuman dari pihak luar.l Mereka mungkin tertarik pada sesuatu yang memberikan

kepuasan atau kegembiraan seketika; waktu sekarang lebihpenting daripada waktu mendatang. Sebagai mahasiswa, merekaakan lebih senang kepada tugas atau aktivitas kecil / ringandengan penghargaan yang telah disiapkan; untuk tugas "jangkapanjang" maka mereka akan mengalami kesulitan..

l Untuk mahasiswa dengan motivasi ekstrinsik maka mereka lebihmudah dipengaruhi orang lain. Harapan guru, teman, dankeluarga mempunyai dampak positif kepada kelompokmahasiswaseperti ini. Umpan balik positif maupun negatif dapatpula berdampak positif kepada mahasiswa jenis ini.

c. Meningkatkan motivasi untuk belajarl Pemahaman, relevansi, dan keterlibatan.l Gaya belajar yang bervariasi dapat memperkuat pemahaman.l Pemahaman dapat mengarahkan mahasiswa pada relevansi.l Relevansi mengarahkan mahasiswa dalam keterlibatan

pembelajaran.l Keterlibatan dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat

penting bagi mahasiswa untuk berhasil dalam pembe lajarannya.

15

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN KOOPERATIF

Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif pada hakekatnyamerupakan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa secarabersama-sama, dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya (priorknowledge) dan dilaksanakan secara aktif, tak seorang mahasiswa punyang diam atau dalam keadaan pasif. Dalam hal ini perlu dipahami bahwakompetisi meningkatkan kinerja, tetapi kolaborasi meningkatkan mutupembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa kolaborasi merupakanantitesis kompetisi individual.

A. Pembelajaran kolaboratifPembelajaran kolaboratif pada hakekatnya merupakan pengalaman

filosofis pribadi. Di dalam kelompok diskusi, tiap-tiap individu berperanaktif, saling memberi kontribusi, saling menerima pendapat kawan denganprasangka baik, saling menghargai kemampuan orang lain. Ditinjau darisisi filosofis maka pembelajaran kolaboratif lebih menekankan salingberbagi pengalaman dan pendapat, dan bukan merupakan kompetisi diantara pembelajar.

Secara teknis, pembelajaran kolaboratif merupakan metode instruksidi mana para mahasiswa dari berbagai macam latar belakangbekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaransecara umum. Para mahasiswa secara bersama-sama bertanggung jawabsepenuhnya atas proses pembelajaran yang mereka laksanakan. Dengandemikian keberhasilan seorang mahasiswa akan membantu keberhasilankawannya.

16

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Apabila institusi akan menyelenggarakan pembelajaran kolaboratifmaka langkah-langkah berikut harus dijelaskan kepada seluruh mahasiswa:

a. Tugas akademik (pencapaian tujuan pembelajaran) harusdijelaskan secara rinci.

b. Setelah itu, struktur pembelajaran kolaboratif dijelaskan kepadapara mahasiswa.

c. Kemudian kepada para mahasiswa dibagikan kertas instruksiyang berisi elemen-elemen proses kolaboratif.

d. Sebagai bagian dari instruksi, para mahasiswa didorong untukmendiskusikan (memberi alasan) "mengapa anda berpikirdemikian, berpendapat seperti itu"; penjelasan didasarkan ataspemahaman atau keyakinan yang dimilikinya, berdasarkanpengalaman pembelajaran sebelumnya.

e. Para mahasiswa juga diminta untuk mendengarkan penjelasanatau uraian kawannya secara sungguh-sungguh, kemudiandidorong untuk memberi komentar atas pendapat / penjelasankawannya secara kritis.

f. Pengalaman menunjukkan bukti bahwa diskusi dapat didominasioleh mahasiswa yang bersuara paling keras atau anggotakelompok yang berbicara berkepanjangan.

g. Dengan demikian, "azas keadilan" untuk berbicara / memberikontribusi atau gagasan perlu diperhatikan..

h. Hasil dari diskusi adalah "daftar pendapat atau gagasan" yangditerima oleh seluruh anggota kelompok. Daftar tersebutkemudian dirangkum dalam suatu kalimat efektif yangmencerminkan telah tercapainya tugas akademik yang diberikankepada kelompok tadi.

i. "Daftar pendapat atau gagasan" dapat dibedakan menjadi"daftar inti" (sesuai dengan tugas akademik atau tujuanpembelajaran yang dikehendaki) dan "daftar tambahan"sebagai tambahan pemahaman yang berkaitan dengan "daftarinti" yang memperkaya pemahaman para mahasiswa. Hasil

17

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

pembelajaran kolaboratif merupakan bentuk baru, bangunanpemahaman baru, atau makna baru yang dikembangkan daripengetahuan sebelumnya dan pokok bahasan (trigger, skenario)yang didiskusikan oleh para mahasiswa.

j. Hasil pembelajaran kolaboratif bila dipertajam ke arah tujuanpembelajaran yang lebih spesifik akan memberi gambaranproses pembelajaran kooperatif.

Kolaborasi dan mutu pembelajaranDi dalam pendekatan tradisional dipercaya bahwa apabila mutu

ditingkatkan maka biaya atau ongkos produksi dengan sendirinya akannaik pula. Sebaliknya, dengan menggunakan kolaborasi maka mutu akanditingkatkan tanpa harus menaikkan ongkos produksi, atau malahanongkos produksi secara simultan akan turun.

Kunci untuk pembelajaran bermutu adalah memaksimalkan partisipasimahasiswa di dalam interaksi. Di dalam proses interaksi maka paramahasiswa secara bersama-sama akan berpikir, bertukar pikiran, atauberadu pendapat.

B. Pembelajaran kooperatifDi dalam pembelajaran kooperatif, kelompok yang efektif akan

menghasilkan pengetahuan baru dengan mutu yang lebih baik,kontekstual, dan relevan bila dibandingkan dengan pembelajaranindividual atau independen; sementara itu pada saat yang sama setiapanggota kelompok menunjukkan sikap positif, teguh pada pendiriannyatetapi tetap dalam kerangka kerjasama, saling menghargai.1. Elemen-elemen dalam pembelajaran kooperatif

a. Anggota kelompok harus berbagi pengetahuan dalam salingketergantungan secara positifl Tujuan pembelajaran secara umum.l Ancar-ancar umum pada hasil akhir diskusi.

18

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

l Sumber yang bersifat umum.l Pemahaman umum dari setiap anggota kelompok.

b. Setiap anggota kelompok harus saling kerjasamal Saling membantu secara efisien dan efektif.l Saling tukar informasi dan bahan penting.l Memberi umpan balik untuk memperbaiki kinerja yang akan

datang.l Meminta penjelasan kritis tentang kesimpulan dan alasannya

kepada kawan.l Mempromosikan tujuan pembelajaran kelompok.

c. Anggota kelompok harus mempunyai rasa tanggung jawab dantanggung gugat.l Bertanggung jawab atas apa yang di sampaikan dalam kerja

kelompok.l Menunjukkan penguasaan terhadap materi yang dihasilkan

kelompok.d. Anggota kelompok harus trampil dalam kerjasama kelompok

l Berkomunikasi secara cermat dan jelas.l Saling menerima dan mendukung.l Menyelesaikan masalah secara konstruktif.

e. Kelompok harus mengevaluasi proses diskusinyal Sering mengevaluasi kinerja kelompok dan kemudian

memperbaikinya.l Mempertahankan hubungan dan kerjasama yang baik.l Menciptakan ketrampilan kooperatif.l Ada kepastian bahwa setiap anggota kelompok menerima

umpan balik.l Mendorong anggota untuk berpikir apakah kelompok telah

berfungsi baik.

19

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

2. Tantangan dalam pembelajaran kooperatifa. The Free-rider effect: anggota kelompok yang tidak mempunyai

motivasi menunjukkan partisipasi minimal, sekedar mengikutiaktivitas kelompok tanpa memberi kontribusi, tetapi berpeng-harapan besar untuk memperoleh "keuntungan" dari hasil akhirkelompok.

b. The Sucker-effect: anggota kelompok yang mempunyai motivasijustru menolak untuk berpartisipasi lebih banyak daripada apayang telah diberikan / ditunjukkan, ada kecenderungan untukmemperoleh keuntungan yang lebih banyak dengan sikap sepertiitu.

c. The Rich-get-richer: anggota kelompok dengan kemampuan danmotivasi tinggi mengambil alih peran kunci untuk kepentingandiri sendiri; dia akan memperoleh keuntungan yang terbesardari proses diskusi.

3. Pertanyaan kunci dalam pembelajaran kooperatif (K, W, L)a. Apa yang anda ketahui tentang pokok bahasan yang sedang

didiskusikan? (Know)b. Apa yang ingin anda ketahui dalam diskusi itu? (Want to know)c. Apa yang telah anda pelajari sehubungan dengan diskusi itu?

(Learnt)

20

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

KONSTRUKTIVISME DAN PEMBELAJARAN AKTIF

Gagasan dasar tentang konstruktivisme adalah bahwa pengetahuanharus dibangun dan dikembangkan oleh pembelajar, bukan disampaikanoleh dosen begitu saja. Hal ini sesuai dengan pepatah yang menyatakanbahwa "sumur harus menghasilkan airnya sendiri". Sejalan denganberkembangnya paham konstruktivisme dalam bidang pendidikan makateknologi berkembang dengan pesatnya. Sehubungan dengan kemajuanteknologi, tersedianya perangkat komputer untuk pendidikan tinggi harusdisertai dengan peningkatan pemahaman para dosen tentangpembelajaran dan pengajaran. Kemajuan teknologi tidak dapatmenggantikan seluruh peran tatap muka antara dosen dan mahasiswa.Konstruktivisme memerlukan interaksi langsung antara mahasiswa dandosen sebagai fasilitator.

Karakteristik konstruktivismeKonstruktivisme adalah suatu teori tentang pengetahuan yang

berakar di filosofi, psikologi dan cybernetics. Sehubungan denganpengembangan lingkungan pembelajaran maka karakteristikkonstruktivisme meliputi hal-hal sebagai berikut:

l Institusi menciptakan lingkungan nyata untuk pembelajaran yangrelevan.

l Pembelajaran difokuskan pada pendekatan realistik untukpemecahan masalah nyata.

l Dosen berfungsi sebagai instruktur, pelatih, dan penganalisisstrategi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

21

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Penekanan pembelajaran pada keterkaitan konseptual,menyediakan berbagai macam contoh atau perspektif isipembelajaran.

l Sasaran dan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengankeadaan, bukannya ditetapkan begitu saja.

l Evaluasi harus dikontrol secara internal sebagai alat analisis diri.l Institusi menyediakan instrumen dan lingkungan untuk membantu

para mahasiswa menginterpretasikan berbagai perspektif yangada di dunia ini.

l Pembelajaran harus sepenuhnya dikendalikan secara internaldan dimediasi oleh pembelajar.

Dipandang dari perspektif lain, maka karakteristik pembelajarankonstruktivis adalah sebagai berikut:

l Kepada para mahasiswa disajikan berbagai macam perspektifdan berbagai contoh konsep serta isi pembelajaran, untukdipelajari dan dipahami.

l Sasaran dan tujuan pembelajaran dimunculkan dari paramahasiswa, atau para mahasiswa bersama dosen atau sistem.

l Dosen berperan sebagai pemandu, pemantau, pelatih, tutor, danfasilitator.

l Aktivitas, peluang, alat, dan lingkungan disediakan untukmendorong proses metakognisi, analisis diri, pengaturan diri,refleksi, dan kesadaran diri.

l Para mahasiswa berperan sentral dalam hal memediasi danmengendalikan pembelajaran.

l Situasi pembelajaran, lingkungan, ketrampilan, isi dan tugasbersifat relevan, realistik, otentik, dan mewakili kompleksitas alamdari dunia nyata.

22

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

l Sumber data primer digunakan untuk memastikkan keotentikandan kompleksitas dunia nyata.

l Pengetahuan itu dibangun, bukannya direproduksi.l Pembangunan pengetahuan terjadi di dalam konteks individual

dan melalaui negosiasi sosial, kolaborasi, dan pengalaman.l Pengetahuan, keyakinan, dan sikap yang dimiliki para mahasiswa

perlu dipertimbangkan dalam proses pembangunanpengetahuan.

l Pemecahan masalah, ketrampilan berpikir kritis, dan pendalamanpemahaman memperoleh penekanan di dalam konstruktivisme.

l Kesalahan atau kekeliruan yang ada merupakan peluang bagipara mahasiswa untuk meninjau kembali pengetahuan mereka.

l Para pembelajar diberi peluang untuk belajar secara terprogram,sesuai dengan urutan kompleksitas tugas-tugas, ketrampilan, danpenguasaan pengetahuan.

l Kompleksitas pengetahuan direfleksikan dalam penekananketerkaitan konseptual dan pembelajaran antardisiplin.

l Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif sangat sesuai bagi paramahasiswa untuk mencari dan menemukan alternatif.

l Para mahasiswa memperoleh fasilitas untuk mengerjakan tugasyang di luar batas kemampuan mereka.

l Penilaian bersifat otentik dan terjalin di dalam prosespembelajaran.

Makna pengetahuanDi dalam konstruktisvisme, para pembelajar perlu memahami makna

pengetahuan sehingga mereka dapat membangun pengetahuan barusecara rasional dan kontekstual sehingga hasilnya akan bermanfaat bagi

23

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

mereka. Makna pengetahuan yang perlu dipahami adalah sebagaiberikut:

l Pengetahuan adalah suatu interaksi antara subyek dan obyek .l Pengetahuan adalah suatu konstruksi yang terjadi melalui proses

yang berlangsung terus-menerus, tersusun atas hasil tukar-menukar antara pikiran dan obyek.

l Pengetahuan bukanlah suatu salinan kenyataan melainkan suatupenyusunan ulang atas konsep tentang subyek.

Dengan demikian konstruksi pengetahuan merupakan proses dinamisyang memerlukan partisipasi aktif para pembelajar. Implikasikonstruktivisme terhadap pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:pembelajar bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajaran mereka,dan guru bertanggung jawab untuk menciptakan pembelajaran yangefektif.

Pandangan tentang pembelajaranl Pembelajar bukanlah "suatu wadah pengetahuan", dia

menciptakan pembelajarannya secara aktif dan unik.l Belajar merupakan kegiatan membuat makna bagi masing-

masing individu, dengan cara membuat pola, hubungan, danketerkaitan antarsubyek.

l Setiap mahasiswa belajar sepanjang waktu, apakah dengandosen atau tanpa dosen.

l Pengalaman langsung akan menajamkan pemahaman individual.l Pembelajaran akan berlangsung dengan sebaik-baiknya dalam

konteks "penyajian masalah".l Tanpa stimulasi maka pembelajaran memerlukan refleksi.l Pembelajaran akan berlangsung dengan sebaik-baiknya apabila

dalam suasana interaksi yang menyenangkan dan memperolehdukungan dosen dan keluarga.

24

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Pembelajaran aktifPembelajaran aktif berlangsung ketika para mahasiswa diberi

kesempatan untuk lebih berinteraksi dengan teman perihal pokok bahasanyang sedang dihadapinya, mengembangkan pengetahuan dan bukansekedar menerima informasi. Di dalam suasana pembelajaran aktif makadosen bertindak sebagai fasilitator, bukan mendikte para mahasiswa.Secara operasional, pembelajaran aktif dapat didefinisikan sebagaiberikut: "Suatu aktivitas instruksional yang melibatkan para mahasiswa didalam mengerjakan berbagai hal dan berpikir tentang apa yang sedangmereka kerjakan". Hal-hal penting yang dapat ddipetik dari hakekatpembelajaran aktif adalah sebagai berikut:

l Pembelajaran merupakan proses aktif; pembelajar membangunpengetahuannya dengan cara membuat hubungan makna antarakonsep baru yang diperolehnya dengan pengetahuan yang telahdimilikinya.

l Partisipasi aktif menguatkan pembelajaran, tanpa menghiraukanlingkungan pembelajaran.

l Pembelajaran aktif memerlukan "upaya intelektual, analisis,sintesis, dan evaluasi", serta meningkatkan kemampuan mahasiswadalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.

l Dengan berbicara dan menulis maka mahasiswa akan meng-klarifikasi, mempertahankan, mengembangkan, dan menjelaskanpikirannya dan mengkomunikasikan buah pikirannya kepadaorang lain.

l Penggunaan studi kasus, problem-based learning, main peran,community service learning, dan aktivitas lapangan lainnyamembantu para mahasisa untuk menghubungkan materi akademikdengan dunia nyata.

l Sasaran pembelajaran aktif adalah pengembangan ketrampilanberpikir, bukan pemindahkan informasi.

25

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Para mahasiswa mempunyai cara belajar yang berbeda; tidaksemua mahasiswa belajar seperti halnya dosen belajar.

l Mahasiswa belajar, bukan mengerjakan sesuatu.

Teknik pengaktivan mahasiswa

Think-pair-shareTeknik ini merupakan aktivitas sederhana yang dapat di-

selenggarakan di setiap kelas. Mahasiswa diberi kesempatan untuk berpikirtentang suatu topik, didiskusikan dengan teman duduk terdekatnya, dankemudian hasilnya dibertitahukan kepada teman-teman lainnya.

Minute papersTeknik ini memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk

membuat sintesis pengetahuan mereka dan kemudian mengajukanpertanyaan yang tak terjawab. Para mahasiswa memperoleh kesempatanselama beberapa menit pada akhir kelas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis: "Hal paling penting apa yang telah anda pelajarihari ini?", " Pertanyaan apa yang masih belum terjawab?"

Writing activities of many kindsTeknik ini memberi peluang kepada para mahasiswa untuk berpikir

tentang proses informasi. Sebagai contoh, dosen memberi pertanyaandan mahasiswa diberi waktu untuk menjawab (menulis) pertanyaan tadisecara bebas. Dosen juga dapat memberi waktu kepada para mahasiswauntuk menulis topik tertentu.

BrainstormingTeknik sederhana ini dapat melibatkan seluruh kelas dalam suatu

diskusi. Kepada para mahasiswa diberi topik atau masalah, dan kemudianmereka diminta untuk memberi tanggapan dan dosen menulis tangapan-tanggapan para mahsiswa di papan tulis.

26

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

GamesTeknik ini berhubungan dengan subyek dan mudah untuk dikenalkan

di dalam kelas untuk mendorong partisipasi mahasiswa dalampembelajaran aktif. Games dapat berupa saling mencocokkan, misteri,kompetisi, teka-teki, gambar dan sebagainya.

DebatesTeknik ini merupakan alat yang efektif untuk mendorong para

mahasiswa agar berpikir tentang berbagai sisi suatu pokok bahasan.

Group worksTeknik ini memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk

berbicara, berbagi pandangan pribadi, dan mengembangkan ketrampilankerja dengan temannya. Kerja kelompok kooperatif memerlukanbeberapa anggota untuk bekerja bersama, guna menyelesaikan tugasyang telah diterimanya. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yangberaggotakan 2-5 orang, Tiap kelompok diberi artikel untuk dibaca,kemudian setiap mahasiswa mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan,berbagi informasi, dan sebagainya.

Case studiesTeknik ini menggunakan cerita nyata yang terjadi di komunitas,

keluarga, sekolah, atau pada diri pribadi, untuk mendorong para mahasiswamengintegrasikan pengetahuan seluruh kelas dengan pengetahuantentang situasi dunia sesungguhnya.

27

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS

Pembelajaran berbasis kasus (case-based learning) mulai dikenalkandi pendidikan tinggi hukum pada akhir tahun 1800-an. Pembelajaran jenisini kemudian dikenalkan pula di sekolah tinggi ekonomi pada awal tahun1900-an. Latar belakang akademik pembelajaran berbasis kasus adalahmendekatkan jarak antara mahasiswa dengan dunia nyata yang akandijumpainya, di mana mahasiswa bertindak selaku subyek pembelajaranaktif. Dengan demikian kepada mahasiswa perlu disediakan kasus yangmerupakan simulasi bagi mahasiswa untuk melatih diri sebagai profesionalyang sesungguhnya.

28

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Apakah kasus itu?Menurut Barnes et al., (1994), kasus adalah "an account of events

that seem to include enough intriguing decision points and provocativeundercurrents to make a discussion group want to think and argue aboutthem". Dalam hal ini, kasus dapat berupa kejadian yang sebenarnya, dandapat pula tidak bersifat seperti itu. Beberapa elemen pokok yang perludiperhatikan dalam struktur kasus adalah karakter, situasi, dan dilemayang tercantum atau tergambarkan di dalam "cerita" harus mendorongterjadinya diskusi yang bermakna bagi pembelajaran. Kasus yangkompleks dan kaya akan informasi menggambarkan kejadian yangmembuka kemungkinan untuk munculnya berbagai macam interpretasi.Hal seperti ini akan mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaandaripada menjawab pertanyaan, merangsang mahasiswa untukmemecahkan masalah, membentuk kecerdasan bersama danmengembangkan berbagai macam perspektif.

Rancangan kasusPertama kali pilihlah suatu topik yang menarik, sesuai dengan semester

yang sedang dilalui. Untuk memilih topik perlu disediakan berbagaialternatif agar topik yang disajikan kepada mahasiswa benar-benarmendorong proses pembelajaran berpusat mahasiswa. Sesudah penentuantopik maka hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:

Rancangan didaktikl Tujuan pembelajaran apa saja yang terkandung di dalam kasus,

misalnya pemahaman pengetahuan, pengalaman yangsesungguhnya, atau kemampuan profesional?

Rancangan tugasl Situasi seperti apa yang akan dimasuki / dialami oleh para

mahasiswa, misalnya tugas rutin dengan struktur yang jelas atautidak jelas yang memerlukan penalaran atau kreativitas?

29

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Rancangan kurikuluml Apakah kasus yang disajikan merupakan metode pengajaran

tunggal atau merupakan tambahan bagi metode lainnya?

Menulis kasusPertama kali kumpulkan data yang ada, kemudian disusutkan sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang sedang dirancang, dan akhirnya pilihlahdata yang paling sesuai dengan proses pembelajaran yang sedangberjalan. Dalam hal ini perlu dperhatikan bahwa data yang ada benar-benar mewakili kasus yang akan disajikan. Kemudian data dikelompokkanmenjadi bagian-bagian kecil sehingga mahasiswa akan mencermatinyasecara lebih sungguh-sungguh daripada kalau data disajikan dalam satukelompok yang lebih besar. Data dapat bersifat berlebihan dankontradiktif.

Elemen-elemen kasusl Cerita tentang kejadian sesungguhnya.l Difokuskan pada hal yang menarik perhatian.l Cerita diambil dari rentang waktu 5 tahun.l Ada karakter sentral.l Diperbolehkan dengan kutipan.l Relevan dengan pembaca.l Harus memiliki kegunaan pendidikan.l Mendorong munculnya konflik.l Mendorong dibuatnya keputusan.l Bersifat umum.l Dikemas dalam cerita pendek.

30

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Penyampaian kasus kepada mahasiswa

Ada dua metode utama, ialah dengan teknologi dan tanpa teknologi.Apabila penyampaian kasus dengan menggunakan teknologi ( misalnyakomputer, e-learning) maka sistem ini dapat berisi informasi kasus yangmeningkatkan kemungkinan interaksi mahasiswa dengan data, misalnyamengumpulkan data, menyisihkan data, menata data, mengritik, dansebagainya. Apabila penyampaian kasus tanpa menggunakan teknologi(yang canggih) maka kasus dapat disampaikan secara sederhana di dalamkelas (tertulis pada sehelai kertas, ditayangkan melalui proyektor),kemudian didiskusikan secara oral di dalam kelas.

Dosen seyogyanya tidak hanya menguasai isi kasus, tetapi jugamenguasai proses diskusi. Dosen harus menyiapkan garis besar tentangkonsep dan subkonsep yang akan didiskusikan oleh para mahasiswa. Daftarpertanyaan utama dapat membantu proses diskusi. Prosedur untuk menilaiusaha / kinerja mahasiswaq harus disiapkan secara spesifik.

Pembelajaran berbasis kasus investigatif

Pembelajaran model ini merupakan varian problem-based learningyang mendorong para mahasiswa untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dieksplorasi lebih jauh dengan pendekatanpenalaran investigatif. Para mahasiswa kemudian mengumpulkan datadan informasi untuk menguji hipotesis mereka. Mereka menghasilkanbahan-bahan yang dapat digunakan untuk perbandingan. Paramahasiswa menggunakan berbagai macam cara dan sumber, termasuklaboratorium tradisional dan teknik lapangan, perangkat lunak simulasidan model, seperangkat data, internet, dan sumber informasi lainnya.

Untuk kepentingan pembelajaran seperti ini maka kasus dapat diambildari situasi realistik di mana penalaran ilmiah dapat diterapkan. Di dalampembelajaran seperti in para mahasiswa dapat belajar untuk:

l Menentukan dan mengelola informasi.

31

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Mengembangkan jawaban yang beralasan terhadappertanyaan yang ada.

l Menggunakan strategi dan metode pencarian informasi ilmiah.l Menyiapkan dukungan terhadap kesimpulan yang akan diambil.l Bekerja berdasar kemampuan pembuatan keputusan.

Di dalam pembelajaran berbasis kasus terdapat kegiatan pengajuanmasalah, pemecahan masalah, dan menumbuhkan saling percaya di antarapara mahasiswa.

KeuntunganPembelajaran berbasis kasus bersifat kontekstual dan "aseli",

memanfaatkan tenaga ahli dalam bidangnya sehingga para mahasiswadapat belajar layaknya sebagai tenaga profesional. Pembelajaran sepertiini meluaskan wawasan ilmiah para mahasiswa, mendorong paramahasiswa untuk berani berwacana, berdiskusi, dan berdebat dengantemannya.

KerugianPembelajaran berbasis kasus dapat memerlukan waktu lebih banyak

untuk merancang dan mengembangkan kasus yang bemutu, terutamakasus-kasus yang menyangkut teknologi dan multimedia. Pembelajaranjenis ini juga memerlukan lebih banyak sumber belajar agar para mahasiswamampu memahami kasus dengan sebaik-baiknya.

32

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

PEMBELAJARAN BERBASIS KELOMPOK

Konsep tentang belajar dalam kelompok didasarkan atas pendapatbahwa kelompok kecil mahasiswa (5-7 orang) dapat menjadi kelompokbelajar yang efektif apabila kesatuan kelompok dipelihara secara efektifdan aktivitas belajarnya mempertegas makna upaya kelompok.

Manfaat belajar dalam kelompokl Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendalami materi

belajar.l Memberi dukungan akademik dan social kepada mahasiswa.l Meningkatkan ketrampilan kolaboratif dan proses kelompok.

Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasiskelompok1. Identifikasi tujuan dan sasaran utama proses pembelajaran.

l Apa tujuan belajar minimal yang harus dicapai mahasiswa?l Bagaimanakah para mahasiswa menggunakan konsep

pembelajaran?l Apakah konsep pembelajaran itu bermakna dan relevan untuk

mahasiswa?2. Isi pembelajaran dibagi / ditata menjadi beberapa bagian yang

mudah dikelola

33

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

l Berdasarkan tema besar.l Dibagi dalam 4-7 modul / semester.

3. Dikembangkan aktivitas belajar kelompok yang akan:l Meningkatkan pemahaman tentang isi pembelajaran.

o Aktivitas ini tidak dapat dirancang secara sederhana di manapara mahasiswa hanya mengulang informasi dari hasilmembaca dsb, dengan sedikit atau tanpa proses pengambil-an keputusan.

l Meningkatkan keterpaduan kelompok untuk keberhasilanpengembangan kelompok belajar.o Aktivitas ini tidak dapat dikembangkan secara kompleks

sehingga mahasiswa cenderung untuk membagi dan me-nyelesaikan tugas secara individual / independen..

4. Menciptakan berbagai peluang bagi mahasiswa untuk belajar danmenggunakan pengetahuan dari setiap modul.l Membaca, uji diri, kuliah, proyek, aktivitas.

5. Penilaian dan pemeringkatanl Formatif, sumatif, atau keduanya?l Keterlibatan mahasiswa di dalam proses pengambilan keputusan

dapat meningkatkan daya partisipasi dalam pendidikan.l Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan: kinerja individual, kinerja

dan kontribusi kelompok dalam keberhasilan kelompok untukkepentingan pengukuran secara global.

6. Sosialisasikan dan komunikasikan kepada mahasiswal Jelaskanlah alasan pendekatan pembelajaran yang sedang

dilakukan; hal ini akan membantu mahasiswa untuk memahamimengapa institusi menggunakan pendekatan ini yang berbedadengan apa yang sementara ini telah dilakukan oleh paramahasiswa.

34

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

l Bicaralah tentang pemeringkatan dan cobalah untuk mengurangiperhatian terhadap pemeringkatan atau nilai. Ikut sertanyamahasiswa dalam penentuan skema pemeringkatkan akanmembantu mahasiswa untuk memahami hal ini.

l Informasi kepada khalayak tentang kelompok akan bermanfaatuntuk menghilangkan kesan negatif tentang pemilihan anggotakelompok.

7. Kembangkan suasana saling ketergantungan dan hubungan timbalbalik di dalam kelompok; hal ini akan mendorong terjadinya normakelompok secara positif.

Prinsip implementasi pembelajaran berbasis kelompokl Pengembangan dan manajemen kelompok.

o Narasumber disebar ke seluruh kelompok.o Besar dan keragaman kelompok perlu dipertimbangkan.o Kelompok memerlukan hal-hal yang bersifat permanen agar

kelompok dapat melakukan tugas-tugasnya.

l Tanggung gugat mahasiswao Untuk persiapan individual sebelum masuk kelompok.o Untuk kontribusi individual kepada kelompok.o Kerjakan hal-hal tersebut melalui kesiapan assessment

process, peer assessment, product assessment & gradingsystem.

l Tugas-tugas yang memerlukan perhatianun untuk memudahkanpengembangan pembelajaran dan kelompoko Interaksi kelompok yang sesungguhnya.o Membuat keputusan dan laporan.

35

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

o Tidak dapat dirancang terlalu sederhana (tanpa keputusan,membuat daftar) atau terlalu kompleks ( mahasiswa membagitugas-tugas).

l Mahasiswa memerlukan umpan balik (sering dan segera)o Kesiapan process assessment.o Product assessment.

36

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

PROBLEM BASED LEARNING

Dilihat dari perspektif yang menyeluruh, problem based learning (PBL)merupakan cara yang efektif untuk menyelenggarakan pembelajaransecara koheren dan terintegrasi, serta memberi berbagai keuntungandan nilai lebih bagi mahasiswa bila dibandingkan metode pengajarantradisional. PBL didasarkan atas prinsip adult learning theory, termasukmemotivasi dan mendorong mahasiswa untuk menyusun dan menetapkantujuan belajar, serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untukberperan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada prosespembelajaran mereka.

Bukti menunjukkan bahwa pembelajaran aktif (active learning) lebihmemuaskan daripada transfer informasi secara pasif dari dosen kepadamahasiswa. Di samping itu, pembelajaran aktif meningkatkan retensi danrecall. PBL menekankan pembelajaran berpusat mahasiswa (student-centered learning) di mana para mahasiswa ditantang untuk menguji,mencari, menyelidiki, merefleksikan, memahami makna, dan memahamiilmu dalam konteks yang relevan dengan profesi mereka di masamendatang. Diskusi tentang masalah tertentu di dalam kelompok kecil(elaborasi) mengembangkan keterkaitan gagasan dan konsep sertamembantu perkembangan kerjasama (bukan kompetisi!).

Definisi PBLPBL adalah suatu metoda pembelajaran di mana mahasiswa sejak

awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh prosespencarian informasi yang bersifat student-centered. Baik isi maupun proses

37

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

pembelajaran sangat ditekankan dalam PBL. Selama 30 tahun terakhirmuncul banyak varian PBL namun demikian elemen pokok PBL tidakmengalami perubahan.

Di dalam PBL dikenal adalnya conceptual fog yang bersifat umum,mencakup kombinasi antara metoda pendidikan dan filosofi kurikulum.Hal ini mempunyai implikasi penting yang meliputi evaluasi, penelitian,dan perbandingan program. Dari aspek filosofi, PBL dipusatkan padamahasiswa yang dihadapkan pada suatu masalah; sementara itu padasubject based learning dosen menyampaikan pengetahuannya kepadamahasiswa sebelum menggunakan masalah untuk memberi ilustrasipengetahuan tadi. PBL bertujuan agar mahasiswa mampu memperolehdan membentuk pengetahuannya secara efisien, kontekstual, danterintegrasi. Metode pembelajaran pokok dalam PBL berupa belajardalam kelompok kecil, dengan sistem tutorial.

Pada umumnya PBL dipahami sebagai suatu strategi instruksional dimana mahasiswa mengidentifikasi pokok bahasan yang terdapat di dalammasalah yang spesifik. Pokok bahasan tersebut membantu dan mendorongmahasiswa untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai konsepyang mendasari masalah tadi serta prinsip pengetahuan lainnya yangrelevan. Fokus bahasan biasanya berupa masalah (tertulis) yang meliputifenomena yang memerlukan penjelasan. Kegiatan untuk memperolehpengetahuan dan pemahaman baru melalui pembahasan masalah tadidikenal sebagai "problem first learning".

Berbagai perubahan yang diperlukan dalam PBL

KurikulumKurikulum PBL berbeda dengan kurikulum konvensional. Kurikulum

PBL bersifat sentral, tidak lagi departemental. Perbedaan pokok terletakpada aspek integrasi disiplin ilmu, struktur unit dominan, dan ciri-ciri tiapdisiplin ilmu (Tabel-1).

38

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Tabel-1. Perbedaan antara kurikulum konvensional dan PBL

Kurikulum merupakan gambaran gagasan pendidikan yangdiekspresikan dalam praktek.Dalam bahasa Latin, kurikulum berarti trackatau jalur pacu. Dari kurikulum muncullah silabus. Saat ini definisi kurikulumberkembang makin lebar, termasuk seluruh program pembelajaran yangterencana di sekolah atau institusi pendidikan. Pondasi kurikulum meliputikemasan nilai dan kepercayaan tentang apa yang harus diketahuimahasiswa dan bagaimana caranya mahasiswa dapat memperolehpengetahuan tadi. Kurikulum harus dikemas dalam bentuk yang mudahdikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam institusipendidikan, harus terbuka untuk kritik, dan harus mudah untukditransformasikan dalam praktek. Kurikulum meliputi tiga tahap, ialah apayang dirancang untuk mahasiswa, apa yang diberikan kepada mahasiswa,dan pengalaman apa yang diperoleh mahasiswa.

Kurikulum setidaknya mempunyai 4 elemen pokok, yaitu content,teaching and learning strategies, assessment processes, dan evaluationprocesses. Proses untuk menetapkan dan mengorganisasikan elemen-

Aspek Kurikulum konvensional

Kurikulum PBL

Integrasi disiplin: - horisontal + / - + + - vertikal + / - + Struktur unit dominan: - horisontal + - - vertikal - + Untuk tiap disiplin: - program tetap + + - - beban studi tetap + - - relevansi content oleh istitusi + - - jumlah jam tatap muka + + - / + - alat belajar yang ditetapkan + -

39

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

elemen tadi ke dalam suatu pola yang logis dikenal sebagai rancangankurikulum. Penyusun kurikulum terlebih dahulu mencoba untuk membuaturutan atau rasionalitas proses perancangan kurikulum denganmenggunakan advocating models. Dikenal ada 2 jenis model utama, ialahprescriptive models dan descriptive models. Prescriptive models menunjukapa yang harus diperbuat oleh penyusun kurikulum dan descriptive modelsyang mempunyai pokok isi apa yang sebenarnya diperbuat oleh penyusunkurikulum.

Peta kurikulum memperlihatkan hubungan antar elemen kurikulum.Peta kurikulum juga menayangkan gambaran pokok kurikulum secarajelas dan ringkas. Peta kurikulum memberi penjelasan tentang strukturorganisasi kurikulum yang sistematik. Struktur ini dapat digambarkan secaradiagramatik. Berdasarkan struktur yang sistematik ini pula kurikulum dapatdimasukkan ke dalam computer databases.

TutorDi dalam PBL para pengajar tidak lagi berdiri di tengah sebagai

expert (teacher-centered) yang siap untuk memberi kuliah. Fungsi dosenberubah menjadi fasilitator yang secara operasional sering disebutsebagai tutor karena proses diskusi kelompok disebut tutorial.

Peran dan tanggung jawab tutor dalam PBL sangat beragam.Perubahan yang sangat mendasar ialah bahwa tutor bukanlah orang yangotoriter. Tutor harus cakap dalam fasilitasi kelompok (process expertise)dan bukan cakap dalam subject area (content expertise). Proses tutorialdi dalam PBL lebih merupakan pertemuan strategi profesional daripadaacara pengajaran. Di dalam PBL, tutor memberi fasilitasi dan mengaktifkankelompok untuk memastikan bahwa mahasiswa mencapai kemajuan secarabermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji. Cara-cara fasilitasidan aktivasi tadi meliputi mengajukan pertanyaan umum dan spesifik,mendorong refleksi kritis, memberi saran dan tantangan yang bersifatmembantu - tetapi semuanya dalam koridor apabila diperlukan. Syarat

40

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

"apabila diperlukan" ini merupakan tantangan bagi tutor baru, terutamadalam menetapkan situasi "apabila diperlukan" tadi (menetapkan kapandan bagaimana).

Dalam keadaan tertentu tutor dapat turun tangan melalui pengajuanpertanyaan. Tutor dapat menggunakan "hak" turun tangan ini melalui 3alasan, ialah untuk memastikan apakah mahasiswa telah memanfaatkanmasalah (skenario) secara tepat, untuk memastikan apakah mahasiswatelah merefleksikan atau menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yangmuncul dalam diskusi, dan untuk mengetahui apakah kelompok telahmemahami apa yang telah mereka pelajari selama diskusi tadi. Untukdapat menggunakan "hak" turun tangan tadi, tutor harus mempunyaikecakapan dalam hal fasilitasi, mendengarkan / memperhatikan secaraaktif, meningkatkan motivasi, dan refleksi kritis.

Dengan demikian tutor bertugas sebagai penjaga atau pemeliharaproses diskusi kelompok, sekaligus pemandu untuk pencarian danbukannya sebagai pemberi informasi atau sebagai overenthusiaticeducational cheerleader. Hubungan antara mahasiswa dan tutor harusdikembangkan sebagai hubungan antarkolega. Hubungan seperti inisecara psikologis dapat "mengancam" tutor, dapat menimbulkankebingungan sikap antara authority dan authoritarianism. Sikap tutorterhadap mahasiswa harus diubah secara radikal, tidak lagi bersikap secarapaternalistik (boss, cop, judge) melainkan sikap kolegial.

MahasiswaDi dalam PBL, mahasiswa tidak lagi sebagai "anak didik" melainkan

sebagai "peserta didik". Mahasiswa bersama-sama tutor sebagai subyekdi dalam proses pembelajaran; yang menjadi obyek adalah skenario(masalah) yang dibuat dan dikembangkan sedemikian rupa sehinggaberfungsi sebagai trigger bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.Mahasiswa belajar dalam kelompok kecil, dipandu oleh tutor (dikenalsebagai tutorial). Di dalam tutorial mahasiswa perlu memiliki kecakapanumum dan perubahan sikap agar sesuai dengan persyaratan dinamikakelompok.

41

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Kecakapan dan sikap tertentu yang harus dimiliki oleh mahasiswaantara lain: kerjasama dalam kelompok, kerjasama antarmahasiswa diluar diskusi kelompok, memimpin kelompok, mendengarkan pendapatkawan, mencatat hal-hal yang didiskusikan, menghargai pendapat /pandangan kawan, bersikap kritis terhadap literature, belajar secaramandiri, mampu menggunakan sumber belajar secara efektif, danketrampilan presentasi. Garis besar aktivitas mahasiswa yang berkaitandengan kecakapan dan sikap tertentu tadi dapat dilihat pada gambarsebagai berikut:

Seluruh anggota berperan

Penulis Tutor Ketua Anggota

a. Memimpin jalannya diskusi b. Mengajak seluruh kawan untuk berpartisipasi c. Mempertahankan dinamika kelompok d. Time keeper e. Memastikan kelompok telah melaksanakan tugas, memastikan penulis bekerja secara cermat

a. Mendorong partisipasi anggota kelompok b. Membantu ketua & sebagai time keeper c. Memeriksa catatan penulis (cermat, benar) d. Mencegah penyimpangan, tujuan belajar, memastikan pencapaian tujuan , menilai proses diskusi

a. Mencatat pendapat/ usulan kelompok b. Membantu mengurutkan pendapat kelompok c. Sebagai partisipan kelompok d. Mencatat sumber belajar yang digunakan dalam diskusi

a. Mengikuti langkah / urutan proses b. Berpartisipasi dalam diskusi c. Memperhatikan dan menghargai pendapat kawan d. Mengajukan pertanyaan ter- buka, mencermati seluruh tujuan belajar, membagi pendapat dengan kawan

42

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

FasilitasDiskusi kelompok memerlukan ruang kecil yang cukup nyaman untuk

8-10 orang, lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, dan peneranganyang cukup. Situasi "kedap suara" sangat diperlukan agar apabila duaruang atau lebih dalam posisi berdampingan maka tiap ruang tidakterganggu oleh suara dari ruang lainnya. Pendingin ruang (air condition)adalah ideal apabila dapat dipasang tetapi bukan suatu keharusanmengingat implikasi biaya yang ditimbulkan olehnya. Apabila satuangkatan terdiri dari 150 mahasiswa maka diperlukan ruang untuk diskusikelompok sebanyak minimal 15 buah. Sementara itu ruang kelas besartetap diperlukan karena PBL tetap memerlukan aktivitas perkulihan.

Perpustakaan harus dilengkapi dengan referensi (terbaru, bilamemungkinkan) yang sesuai dengan materi yang dibahas di dalam diskusikelompok. Setiap kali diskusi selesai maka para mahasiswa harus diberiwaktu cukup untuk penelusuran pustaka guna mencari informasi terkaitdengan modul. Referensi dapat berupa buku, jurnal, CD ROM, kaset video,dan akses internet. Sehubungan dengan referensi, maka penyusun modulharus berkomunikasi dengan pengelola perpustakaan agar kesiapanreferensi dapat dijamin dan dengan demikian tidak mengecewakanmahasiswa.

Ruang diskusi di luar gedung yang nyaman akan sangat membantumahasiswa melakukan aktivitas akademiknya. Taman yang rindang, sejuk,tidak bising, dan dilengkap dengan tempat duduk melingkar sangatmendukung tugas-tugas mahasiswa dalam upaya self-directed learning.

Diskusi kelompok kecilDiskusi kelompok kecil (tutorial) merupakan denyut jantung bagi PBL.

Kehidupan PBL (aktivitas pembelajaran) bertumpu pada proses tutorial.Di dalam proses tutorial ini para mahasiswa bersama-sama dengan tutormelakukan pemahaman dan pencarian pengetahuan yang "tersimpan"di dalam masalah yang tersaji di modul (skenario) melalui langkah-langkah

43

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

terstruktur guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan maupuntujuan belajar yang lebih dari itu.

Aktivitas kelompok kecil merupakan salah satu jenis metodapendidikan untuk meningkatkan pembelajaran mahasiswa. Aktivitas inimerupakan pergeseran dari teacher-centered approach ke arah student-centered approach. Diskusi kelompok kecil dicirikan oleh partisipasi daninteraksi mahasiswa. Idealnya diskusi kelompok kecil akan efektif apabilajumlah mahasiswa antara 8-10 orang. Apabila jumlah mahasiswa lebihbesar maka akan ada kecenderungan kelompok terbagi dua atau bahkanlebih. Untuk tutor yang berpengalaman maka dia akan dapat memberifasilitasi mahasiswa dalam jumlah lebih besar dari 10 orang, tetapi bagitutor yang belum berpengalaman maka dia akan merasa nyaman apabilajumlah mahasiswa kurang dari delapan. Sebenarnya, besar-kecilnya jumlahmahasiswa dalam kelompok kecil kurang penting artinya bila dibandingkandengan karakteristik kelompok itu.

Implikasi PBL

PBL mengandung berbagai macam implikasi yang berkaitan denganperubahan dari teacher-centered approach menjadi student-centeredapproach. Hal ini harus dipahami oleh pengelola institusi pendidikan agartujuan PBL dapat tercapai.

Adult learningMalcolm Knowles mengenalkan istilah andragogy, yang diartikan

sebagai "the art and science of helping adults learn". Andragogydidasarkan atas 5 asumsi sebagai berikut:

a. Orang dewasa adalah orang yang independent dan selfdirecting

b. Mereka memiliki pengalaman yang sangat luas yang kaya dengansumber belajar

c. Mereka menilai pembelajaran sebagai suatu hal yang terintegrasidengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan sehari-hari

44

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

d. Mereka lebih tertarik pada problem centered approachdaripada subject centered

e. Mereka lebih termotivasi untuk belajar melalui dorongan inter-nal daripada dorongan dari luar

PBL sangat memerlukan mahasiswa yang memiliki sifat-sifat adultlearner tadi. Dengan demikian kepada setiap mahasiswa baru perludikenalkan andragogy tadi melalui latihan dinamika kelompok, danseterusnya andragogy ini dipantau dan didorong terus oleh para tutoryang mendampingi mereka.

Self directed learningSelf directed learning (SDL) adalah suatu metoda pengorganisasian

pembelajaran di mana tugas-tugas belajar dikontrol sepenuhnya olehmahasiswa. SDL juga dapat diartikan sebagai suatu usaha keras mahasiswauntuk memiliki kemampuan bertanggung jawab atas pembelajaranmereka, otonomi pribadi, dan pilihan masing-masing individu.

SDL, secara operasional, adalah kemampuan seseorang dalam halmetode dan disiplin, logika dan analitik, kolaboratif dan interdependen,sifat ingin tahu dan terbuka, kreatif, termotivasi, persisten dan bertanggungjawab, percaya diri dan mampu untuk belajar, serta reflektif dan sadardiri. Untuk dapat memiliki sifat-sifat yang kompleks tadi, mahasiswa harusmemperoleh kesempatan guna mengembangkan dan mempraktekkanketrampilan dan kecakapannya yang mengarah pada peningkatan SDL.Ketrampilan dan kecakapan tadi meliputi kemampuan mengajukanpertanyaan, mampu untuk menilai secara kritis setiap informasi baru,mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan diri sendiri,dan kemampuan untuk merefleksikan secara kritis proses pembelajarandan outcome yang diperoleh.

45

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Kelebihan dan kekurangan PBL

Kelebihan:a. Student centered - PBL mendorong pembelajaran aktif,

memperbaiki pemahaman, retensi, dan pengembanganketrampilan belajar sepanjang hayat.

b. Generic competencies - PBL memberi kesempatan kepadamahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan umum dan sikapyang diperlukan dalam praktiknya di kemudian hari.

c. Integration - PBL memberi fasilitasi tersusunnya kurikulum intiterpadu

d. Motivation - PBL cukup menyenangkan bagi mahasiswa dan tutor,dan prosesnya membutuhkan keikutsertaan seluruh mahasiswadalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar memberistimulasi untuk meningkatkan motivasi.

e. Deep learning - PBL mendorong pembelajaran yang lebihmendalam (mahasiswa berinterkasi dengan materi belajar,menghubungkan konsep-konsep dengan aktivitas keseharian,dan meningkatkan pemahaman mereka).

f. Constructivist approach - mahasiswa mengaktifkan priorknowledge dan mengembangkannya pada kerangkapengetahuan konseptual yang sedang dihadapi.

g. Meningkatkan kolaborasi antara berbagai disiplin ( di pendidikankedokteran: ilmu-ilmu kedokteran dasar dan klinik).

h. Relevansi - relevansi kurikulum difasilitasi oleh strukturpembelajaran mahasiswa yang berdasarkan masalah. PBLmeniadakan isi yang tidak relevan bagi mahasiswa.

i. PBL mengurangi beban kurikulum yang berlebihan bagimahasiswa.

46

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Kekurangan:a. Tutors who can't "teach" - tutor hanya "menyenangi" disiplin

ilmunya sendiri, sehingga tutor mengalami kesulitan dalammelakukan tugas sebagai fasilitator dan akhirnya mengalamifrustrasi.

b. Human resources - jumlah pengajar yang diperlukan dalam prosestutorial lebih banyak daripada sistem konvensional.

c. Other resources - banyak mahasiswa yang ingin mengaksesperpustakaan dan komputer dalam waktu yang bersamaan.

d. Role models - mahasiswa dapat terbawa ke dalam situasikonvensional dimana tutor berubah fungsi menjadi pemberi kuliahsebagimana di kelas yang lebih besar.

e. Information overload - mahasiswa dapat mengalamikegamangan sampai seberapa jauh mereka harus melakukanself directed study dan informasi apa saja yang relevan danbermanfaat.

Tabel-2. Perbedaan antara sistem konvensional dan PBL

Konvensional PBL Dosen berperan sebagai expert atau otoritas formal

Dosen berperan sebagai fasilitator, pemandu, co-learner, mentor, coach, atau konsultan profesional

Dosen bekerja dalam situasi terisolasi

Dosen bekerja bersama dalam tim dengan anggota dari luar disiplinnya

Dosen memberi kuliah kepada mahasiswa

Mahasiswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan menciptakan kemitraan antara mahasiswa dan pengajar

47

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Dosen mengorganisasikan content ke dalam satuan acara pengajaran (kuliah) berdasarkan konteks disiplin

Sekelompok dosen merancang pem-belajaran berdasar masalah yang bersifat ill-structured untuk mahasiswa, dan memilih konsep yang mendorong mahasiswa untuk memperoleh ilmu / informasi baru. Dosen menekankan motivasi dengan cara memberi masalah yang nyata dan memahami masalah yang ada pada mahasiswa

Dosen bekerja secara individual di dalam disiplinnya

Struktur fakultas bersifat suportif dan fleksibel. Pengajar terlibat dalam per-ubahan perspektif instruksional dan evaluasi melalui instrument evaluasi yang baru dan peer review

Mahasiswa dianggap sebagai “tong kosong” atau penerima informasi yang pasif

Dosen mendorong mahasiswa untuk mengambil inisiatif, membangkitkan semangat belajar

Mahasiswa bekerja dalam situasi terisolasi

Mahasiswa berinteraksi dengan dosen untuk saling memperoleh umpan balik tentang kinerja guna perbaikan

Mahasiswa menyerap, menyalin, mengingat, dan mengulang informasi untuk tugas khusus misalnya ujian

Mahasiswa belajar secara aktif dan mandiri berdasar masalah yang telah disiapkan oleh fakultas, tanpa mem-perhatikan atau mengingat adanya ujian atau tidak

Belajar adalah kegiatan individu-alistik dan kompetitif

Mahasiswa belajar dalam suasana kolaboratif dan suportif

Mahasiswa mencari “jawaban yang benar” untuk mencapai hasil yang bagus dalam ujian / test

Dosen tidak menganjurkan adanya satu jawaban yang benar, tetapi membantu mahasiswa belajar untuk merangkai pertanyaan, menyusun masalah, meng-eksplorasi alternatif, dan membuat keputusan yang efektif

48

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Perbedaan antara sistem konvensional dan PBLPerubahan dari teacher-centered ke student-centered learning di

pendidikan tinggi merupakan tantangan terhadap administrator, pendidik,dan mahasiswa. Tantangan tadi bersumber pada berbagai perbedaanyang ada sebagai konsekuensi perubahan strategi pendidikan. Berbagaiperbedaan tadi perlu dipahami secara menyeluruh oleh ketiga komponentadi agar pelaksanaan dan tujuan PBL tidak menyimpang dari filosofiyang mendasarinya (Tabel-2)

Perbedaan antara PBL dengan metoda pengajaran-pembelajaranlainnya

Dilihat dari perspektif metoda pengajaran-pembelajaran yang lebihluas, PBl mempunyai perbedaan sebagai berikut (Tabel-3):

Kinerja diukur berdasarkan content specific tasks

Mahasiswa mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah dengan menggunakan prior knowledge dan pengalaman sebelumnya, dan bukan berdasarkan recall

Penilaian bersifat sumatif, dan evaluatornya hanyalah dosen yang bersangkutan

Mahasiswa mengevaluasi kontribusi masing-masing beserta kawan-kawannya dalam kelompok

Kuliah diberikan dengan cara komunikasi satu arah, informasi diberikan kepada sejumlah besar mahasiswa

Mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Mereka mencari dan mengaplikasikan penge-tahuan dalam berbagai konteks, Mahasiswa mencari sumber belajar, dan fakultas memandu mahasiswa untuk memperoleh informasi dan sumber belajar. Mahasiswa mencari pengetahuan yang relevan dan bermanfaat untuk ketrampilan dan karier mereka di masa mendatang

49

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Tabel-3. Perbedaan antara PBL dengan metoda pengajaran-pembelajaranlainnya

Tantangan dalam penyelenggaraan PBLa. Dalam rangka mengefektifkan program pendidikan strata 1,

administrator pendidikan tinggi dihadapkan pada restrukturisasikurikulum dan sumber keuangan.

b. Para pengajar ditantang untuk berpikir ulang tentang peranmereka dalam proses pembelajaran sementara mereka masihberpikir bagaimana caranya mempertahankan high retentionrates para mahasiswa.

c. Para pengajar perlu membuat struktur pengajaran baru agardapat menyediakan masalah dan situasi yang sebenarnya (reallife problems)

d. Para pengajar harus menyiapkan diri untuk mengubah peransehingga terjadi hubungan pengajar-mahasiswa di manaperannya menjadi lebih bervariasi

Kualifikasi Kuliah Seminar PBL Tutorial klinik

One to one clinical

attachment Efisiensi Tinggi Medium Rendah

Rendah Sangat rendah

Active learning

Biasanya rendah

Bervariasi Tinggi

Medium sampai tinggi

Sangat tinggi

Mutual feedback

Rendah Medium Tinggi

Medium sampai tinggi

Sangat tinggi

Modelling behaviour in real life setting

Rendah Rendah Medium Tinggi Sangat tinggi

50

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

e. Berhadapan dengan lingkungan pembelajaran baru, mahasiswadapat mengalami stress dan frustrasi

Aplikasi PBLPBL dapat diaplikasikan pada berbagi jenis disiplin ilmu, bukan hanya

dalam bidang pendidikan kedokteran. Fakultas-fakultas ekonomi, teknik,matematika, hukum, sosial, fisika, ilmu budaya dan lain-lainnya dapatmengaplikasikan PBL.

Daftar PustakaAllen, M.J. 2004 Student success in learner-centered environment.

Available on http://www.calstate.edu/itl/. 10/15/2005.Barnes, L.B., Christensen, C.R., Hansen, A.J. 1994 Teaching and the case

method: Text, cases, and readings; 3rd ed. Boston Massachussets:Harvard Business School Press.

Barrows, H.S., Tamblyn, R.M. 1980 Problem-based learning: an approachto medical education. Medical Eduation. Vol.I New York; Springer.

Bligh, J., Prideaux, D., Parsell, G. 2001 PRISMS: new educational strategiesfor medical education. Med. Educ.35:520-1.

Brooks, J.G., Brooks, M.G. 1999 In search of understanding: The case forconstructivist classroom. Alexandria, VA; Association for Supervisionand Curriculum Development.

Candy, P.C. 1991 Self-direction for lifelong learning: a comprehensiveguide to theory and practice. San Fransisco; Jossey-Bass.

Davis, M.H., Harden, R.M. 1999 AMEE Medical Education Guide No.15:Problem-based learning: a practical guide. Med. Teach.21(2):130-140.

Dolmans, D., Schmidt, H. 1996 The advantages of problem-based curricula.Postgrad. Med.72:535-8.

51

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Dolmans, D,. Snellen-Balendong, H. 2000 Problem construction. Maastricht;Datawyse I Universitaire Pers.

Felder, R.M., Brent, R. 2001 Effrective strategies for cooperative learning.J. Coop. Collab Coll. Tecahing' 10(2):69-75.

Gokhale, A.A. 1995 Collaborative learning enhances critical thinking. J.Tech. Educ 7(1)1045-64.

Gordon, J. 2003 ABC of learning and teaching in medicine: One to oneteaching and feedback. BMJ;326:543-45.

Harden, R. 2000 Curriculum mapping: a tool for transparent and authenticteaching and learning. Med. Teach.;23(2):123-7.

Harsono, Sastrowijoto S. 1996 Inovasi Pendidikan Kedokteran di FakultasKedokteran Universitas Gadjah Mada; Pertemuan Consortium ofHealth Sciences Jakarta.

Jarz, E.M., Kainz, G.A., Walpoth, G. 1997 Multimedia-based case studiesin education: Design, development, and evaluation of multimedia-based case studies; J. Educ. Multimedia Hypermedia; 6(1):23-46.

Johnson, D.W., Johnson ,R.T., Smith, K.A. 1994 Basic elements ofcooperative learning. In Felman, K.A. & Paulsen, M.B.(eds): Teachingand Learning in the College Classroom; pp.317-24.

Holzer, S.M. 2005 From construction to active learning. Available on http://www.succeed.ufl.edu/innovators/innovator-2/innovator002.html.10/24/2005.

Kaufman, D.M. 2003 ABC of learning and teaching in medicine: Applyingeducational theory in practice. BMJ;326:213-16.

Ledingham I.Mc.A., Crosby, J.R. 2001 Small group discussions. In: Dent JA,Harden RM (eds): A practical Guide for Medical Teachers.Edinburgh; Churchill Livingstone.

Lloyd-Jones, G., Margetson, D., Bligh, J.G. 1998 Problem-based learning:a cost of many colours. Med. Educ;32:492-4.

52

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa

Margetson, D. 1994 Current educational reform and the significance ofproblem-based learning. Stud. Higher Educ.;19:5-19.

Maudsley, G. 1999 Roles and responsibilities of the problem basedlearning tutor in the undergraduate medical curriculum.BMJ;318:657-61.

Maudsley, G. 1999 Do we all mean the same thing by 'problem-basedlearning?' A review of the concepts and a formulation of the groundrules. Acad. Med;74:78-85.

Mayo, W.P., Donnelly, M.B., Schwartz, R.W. 1995 Characteristics of theideal problem-based learning tutor in clinical medicine. Eval. HealthProf.;18:124-36.

McCombs, V 2002. Problem-based learning. Samford University. Availablefrom URL http://www.samford.edu/pbl/what2.html. Cited 3/6/2003.

Mennin, S., Majoor, G. 2002 Position paper: Problem-based learning.The Network

Neufeld, V.R., Barrows, H.S. 1974 "The McMaster philosophy": an approachto medical education. J. Med. Educ.;49(11):1040-50.

Merseth, K. 1991 The early history of case-based instruction: Insights forteacher education today. J. Teacher Educ. 42(4):243-49.

Michaelsen, L.K., Knight, A.B., Fink, L.D. 2002 Team-based learning: Atransformative use of small groups. Westport, CN: Praeger.

Prideaux, D. 2003 ABC of learning and teaching in medicine: Curriculumdesign. BMJ;326:268-70.

Rau, W., Heyl, B.S. 1990 Humanizing the college classroom: Collaborativelearning and social organization among students. Teach.Technol;m18:141-55.

Ross, B. 1991 Towards a framework for problem-based curricula. In: BoudD, Feletti GI. (eds):The Challenges of problem-based learning.London; Kogan Page;pp.34-41.

53

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM

Schmidt, H.G. 1993 Foundations of problem-based learning: someexplanatory notes. Med. Educ.;27:422-32.

Slavin, R.E. 1989 Research on cooperative learning: An internationalperspective. Scand. J. Educ. Res. 33(4):231-43.

Snellen-Balendong, H. 1993 Rationale underlying the design of problem-based curriculum. In: Bouhuijs PAJ, Schmidt HG, van Berkel HJM(eds): Problem-based Learning as educational Strategy. NetworkPublications Maastricht; pp.69-78.

Totten, S., Sill,T., Digby, A., Russ, P. 1991 Cooperative learning: A guide toresearch. New York, Garland.

Wilkerson, L., Gijselaers, W.H. 1996 New Directions for teaching andlearning, Bringing Problem-Based Learning to Higher education:Theory and Practice, No.68. Maastricht; Jossey-Bass.

Wood, D.F. 2003 ABC of learning and teaching in medicine: Problembased learning. BMJ;326:328-30.

Woods, D.R. 1994 Problem-based learning: how to gain the most fromPBL. Waterdown, On: Donald R Woods.

54

Pembelajaran Berpusat Mahasiswa