pembangunan masa orde baru di bidang pertanian xii ipa 4 kelompok 5 2

12
XII IPA 4 SMAN 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2011 – 2012 Kelompok 5

Upload: akbarsujiwa

Post on 18-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dsf

TRANSCRIPT

  • XII IPA 4SMAN 4 SidoarjoTahun Ajaran 2011 2012

    Kelompok 5

  • Ketua : - Pulung Subuh Nur Baity (30) Anggota : - Natalia Purnamasari (06) - Firda Augustina (10) - Amanda Gita Prameswari(26) - Denny Ristyan Nugroho(31)

  • Pembangunan Masa Orde Baru di Bidang Pertanian

    Pembangunan di Masa Orde Baru mengandung tiga konsekuensi

  • Meninggalkan atau melupakan tradisi yang mengandung pengetahuan dan kearifan lokal.Pembangunan yang mengarah kepada eksploitasi sumberdaya alam telah merampas hak hak generasi bangsa dengan pengrusakan lingkungan hidup, keseimbangan ekologi dan kelestarian sumberdaya kekayaan bangsa.Meninggalkan warisan utang yang ditanggung oleh generasi masa depan.

  • Pada masa Orde Baru ditemukan adanya korelasi yang lemah antara perkembangan sektor pertanian dan industri. Sebaliknya ditemukan korelasi yang positif dan signifikan antara perkembangan industri dan impor.

  • Hal ini disebabkan karena sektor industri terutama mengolah bahan baku dan penolong mesin dan peralatan yang diimpor. Selain itu industrialisasi tidak dilakukan oleh anak bangsa dengan modal sendiri, melainkan oleh modal asing. Bahkan industri asing itu juga mempergunakan modal bank yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia sendiri. Dengan demikian, maka pembangunan di Indonesia mengikuti negara-negara Amerika Latin yang mengalami pembangunan berketergantungan. Hasilnya adalah perekonomian Indonesia yang tidak mandiri dan berswadaya.

  • Pupuk dan pestisida adalah sarana produksi (saprodi) terpenting dan strategis di antara teknologi Panca Usaha Tani.

  • Dahulu di masa Orde Baru, Pemerintah melalui Koperasi Unit Desa (KUD) menjamin tersedianya sarana produksi tersebut dan petani diberdayakan dengan fasilitas kredit usaha tani (KUT) dengan bunga bersubsidi. Selain itu Pemerintah juga menampung hasil produksi melalui lembaga Badan Logistik (BULOG) dengan perlindungan harga dasar, walaupun dengan prasyarat khusus yang cukup sulit dipenuhi oleh petani.

  • Di masa Orde Baru pembangunan pertanian tergantung pada pupuk dan pestisida yang diimpor.

  • Pupuk dan pestisida merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya pertanian . Karena harga pupuk dan pestisida cukup mahal, maka margin yang diterima oleh petani sangat tipis, bahkan petani sering mengalami kerugian. Produktivitas dan produksi memang meningkat melalui modernisasi pertanian yang dilakukan dengan mempergunakan utang luar negeri. Dan pada thun 1985, Indonesia bisa mencapai swasembada beras. Namun ahli pertanian dari UGM, Gunawan Sumodiningrat menemukan kenyataan bahwa tingkat pendapatan petani sangat kecil sehingga tidak mampu merangsang produksi.

  • Akibatnya, swasembada hanya berlangsung singkat dan cepat kembali mengimpor beras hingga tahun 2008. Pada tahun itu Pemerintah mengumumkan swasembada beras dan bahkan mampu mengekspornya. Namun pendapatan petani tetap kecil, bahkan dengan kelebihan produksi harga pangan tertekan turun.

  • **