pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

28
1. a. Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. [1] Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. [2] Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada 1

Upload: ode-parta

Post on 12-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

1. a. Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau

disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala

negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai

dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun

2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada

2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang

terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh

147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. [1] Pemerintah Indonesia turut

menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani

Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas

internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG),

sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

[2] Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia

untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,

menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan

kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita

hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air

bersih pada tahun 2015.

b. Adapun sasaran daripada MDGs tersebut adalah sebagai berikut :

Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah $1 per hari

menjadi setengahnya antara 1990–2015, Menurunkan proporsi penduduk yang

menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990–2015.

Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

1

Page 2: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

Memastikan pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat

menyelesaikan seluruh pendidikan dasar.

Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada

tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.

Menurunkan Angka Kematian Anak

Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990-2015

Meningkatkan Kesehatan Ibu

Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan

2015.

Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya

Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada

tahun 2015, mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus

malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015.

Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup

Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan

program nasional dan mengurangi pengrusakan lingkungan, Penurunan sebesar

separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan

berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015, Mencapai perbaikan yang

berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020.

Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan

Membangun sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berdasarkan hukum,

dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif, memberikan perhatian khusus pada negara-

negara miskin, termasuk, memberikan perhatian khusus pada negara-negara terisolir

dan negara pulau yang kecil, berhubungan dengan permasalahan-permasalahan hutang

negara-negara berkembang melalui perhitungan-perhitungan nasional dan

2

Page 3: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

internasional dalam rangka membuat hutang tersebut bisa menopang dalam waktu

lama.

c. Indonesia telah mencapai berbagai sasaran dan tujuan pembangunan millennium yang

dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu : 1) Sasaran yang telah dicapai, 2)

Sasaran yang telah menunjukan kemajuan signifikan dan diharapakan dapat tercapai pada

tahun 2015 ( on track ),dan 3) Sasaran yang masih memerlukan upaya keras untuk

pencapaiannya.

1) Sasaran Tujuan MDGs yang telah di capai mencakup :

MDGs 1 : Proporsi penduduk yang hidup dengan pendapatan perkapita kurang dari 1

USD per hari telah menurun dari 20,6 % pada tahun 1990 menjadi 5, 9 % pada tahun

2008.

MDGs 3 : Kesetaraan gender dalam semua jenis dan jenjang pendidikan telah hampir

tercapai dengan ditunjukan dengan rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan

terhadap laki-laki di SD/MI/paket A dan SMP/MTS paket B berturut turut sebesar

99,73 dan 101,93dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki per

kelompok usia 15-24 tahun sebesar 99,85 pada tahun 2009.

MDGs 6 : Prevalensi tuberkulosis menurun dari 443 kasus pada tahun 1990 menjadi

244 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2009.

2) Sasaran dari Tujuan MDGs yang telah menunjukan kemajuan signifikan dan

diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 ( on track ) adalah MDGs 1 yaitu

Prevalensi balita kekurangan gizi telah berkurang hampir setengah dari 31 % pada

tahun 1989 menjadi 18,4 % pada tahun 2007. MDGs 2 yaitu Angka partisipasi murni

(APM) untuk pendidikan dasar mendekati 100 %. MGDs 3 yaitu Rasio APM perempuan

terhadap laki-lakidi SMA/MA/ paket C dan pendidikan tinggi pada tahun 2009

berturut-turut 96,16 dan 102,95. MDGs 4 yaitu Angka kematian balita telah menurun

3

Page 4: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

dari 97 per 1000 kelahiran pada tahun 1991 menjadi 44 per 1000 kelahiran pada

tahun 2007. MDGs 8 yaitu Indonesia telah berhasil mengembangkan perdagangan

serta system keuangan yang terbuka berdasarkan aturan.

3) Sasaran dari tujuan pembangunan milenium (MDGs) yang telah menunjukan

kecenderungan kemajuan yang baik namun masih memerlukan kerja keras untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2015, mencakup MDGs1 yaitu

pengurangan kemiskinan, MDGs 5 yaitu angka kematian ibu, MDGS 6 yaitu Jumlah

penderita HIV/AIDS meningkat dan MDGs 7 yaitu tingkat emisi gas rumah kaca yang

tinggi.

Berdasarkan data diatas, menurut saya Indonesia dalam beberapa aspek telah mampu

mencapai sasaran MDGs, namun masih ada beberapa tujuan dan sasaran yang masih perlu

kerja keras untuk dicapai. Sebagai contoh adalah masalah HIV/AIDS. Keberhasilan

pembangunan Indonesia, telah menuai berbagai prestasi dan penghargaan dalam skala

global,kemajuan pembangunan ekonomi telah mampu mengurangi ketertinggalan

Indonesia dari negara-negara maju. Negara – Negara maju yang tergabung dalam OECD

mengakui dan memberikan apresiasi atas kemajuan yang telah dicapai Indonesia. Namun

demikian Indonesia masih harus terus bekerja keras karena target 1 B tentang

menyediakan se utuhnya pekerjaan yang produktif dan layak,terutama untuk perempuan

dan kaum muda yang belum tercapai.

2. a. Indonesia adalah sebuah Negara yang memiliki Pancasila dan UUD 1945 sebagai

landasannya. Telah jelas dimuat dalam landasan Negara tersebut bahwa salah satu tujuan

Negara Indonesia adalah untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur secara

nasional di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan masyarakat inilah yang kemudian

disebut dengan Pembangunan Nasional. Pada hakikatnya, pembangunan nasional

merupakan proses membangun manusia Indonesia secara utuh dan membangun

4

Page 5: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

masyarakat secara menyeluruh dengan pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya.

Dengan kata lain, pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata diseluruh

pelosok tanah air, tanpa membedakan suku, ras, daerah, dan golongan, sehingga setiap

individu masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Namun bukan perkara yang

mudah untuk dapat merealisasikan masyarakat yang adil dan makmur ini, karena tidak

hanya memandang aspek ekonomi, namun juga pembangunan aspek sosial, politik,

budaya, pertahanan, dan keamanan masyarakat juga harus diutamakan. Pembangunan

nasional menjadi sebuah masalah yang sangat kompleks dan membutuhkan perencanaan

yang matang. Hampir 70 tahun Indonesia merdeka, namun pembangunan sampai saat ini

belum dirasa mampu memenuhi hak-hak masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang

layak secara adil dan merata. Bahkan saat ini, seperti dilansir dalam data World Bank,

ketimpangan ekonomi masyarakat di Indonesia terus mengalami peningkatan yang

membuat mereka yang miskin lebih sulit lagi untuk keluar dari kemiskinan. Khususnya

wilayah Indonesia Timur terus mengalami ketertinggalan dengan daerah lain terutama

dengan wilayah Jawa. Bahkan disebutkan juga bahwa Indonesia menjadi Negara dengan

peningkatan ketimpangan tercepat di kawasan Asia Timur. sehingga dapat disimpulkan

bahwa, Indonesia belum mampu untuk merealisasikan pembangunan masyarakat yang

adil dan makmur secara utuh dan merata.

b. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya ternyata nasionalisme di Indonesia belum

dapat diterapkan karena masih adanya beberapa kelemahan. Akibatnya cita-cita mencapai

masyarakat yang adil dan makmur belum tercapai. Selama ini masih banyak kekurangan

yang terjadi dalam melaksanakan nasionalisme. Musuh-musuh nasionalisme, yaitu

feodalisme dan kapitalisme ternyata berhasil memainkan peran setelah Indonesia

merdeka. Kaum feodalis dan kapitalis kemudian mempersempit nasionalisme pada

ketundukan pada penguasa saja, sehingga mereka yang kritis dianggap tidak nasionalis.

Ironisnya kaum feodalis yang bersekutu dengan dengan kaum kapitalis lebih banyak

5

Page 6: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

berperan sebagi komprador. Kepentingan bangsa dan negara dikorbankan untuk

memenuhi selera mereka, sehingga budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi

merajalela. Belajar dari pengalaman tersebut kini sudah saatnya bagi kita selain berdiskusi

tentang nasionalisme juga sangat diperlukan realisasinya.

c. Menurut pendapat saya, letak kesalahan pembangunan di Indonesia adalah pada model

pembangunan yang diadopsi, yaitu :

1. Pembangunan yang menciptakan ketergantungan. Ketergantungan pembangunan

pada faktor luar negeri menyebabkan definisi, tujuan, undang-undang, dan piilihan

kebijakan dalam pembangunan tidak ditentukan secara mandiri. Padahal kemandirian

saja tidak cukup dalam pembangunan tetapi harus disertai dengan konsep dan sistem

yang benar, apalagi bila kemandirian tidak dimiliki.

2. Pembangunan yang bertumpu pada politik pertumbuhan. Sudah menjadi persepsi

umum bahwa pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, sebaliknya

pertumbuhan ekonomi mendorong tercapainya pembangunan ekonomi. Model

pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi ini merupakan dasar politik

pembangunan ekonomi Indonesia. Model politik pertumbuhan menempatkan persepsi

kesejahteraan dan kemakmuran hanya dapat dicapai manakala perekonomian

didorong untuk menghasilkan output kegiatan ekonomi yang tumbuh lebih besar

setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut digambarkan oleh pertambahan nilai produk

domestik bruto (PDB). Dengan perekonomian yang tumbuh, maka pengangguran dan

kemiskinan dapat dikurangi dan dituntaskan, begitulah logikanya.

3. Pembangunan yang berpihak pada pasar. Dalam model pembangunan ini, pusat

perhatian negara adalah pasar dan investor bukan umat. Keberpihakan tersebut

merupakan konsekwensi dari ketergantungan pembangunan pada hutang dan investasi

asing, serta pandangan pasar dan investor sebagai lokomotif pertumbuhan. Model

pembangunan yang menjadikan pasar dan investor sebagai pusat perhatian negara

6

Page 7: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

akan mendorong pemerintah melahirkan kebijakan dan undang-undang yang

bersahabat dengan pasar. Melalui pembangunan yang pro pasar pemerintah

melakukan liberalisasi ekonomi dan liberaliasai sumber daya alam. Dengan kata lain

pemerintah menerapkan ekonomi neoliber.

3. a. Menurut Robert Friedrichs (1970), paradigma diartikan sebagai pola atau model atau cara

pandang terhadap suatu persoalan yang di dalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu,

teori tertentu, metode tertentu dan pemecahan masalah tertentu. Jadi jika dikaitkan

dengan pembangunan, maka pengertian paradigma dalam proses pembangunan adalah

cara pandang terhadap suatu persoalan pembangunan yang dipergunakan dalam

penyelenggaraan pembangunan dalam arti pembangunan baik sebagai proses maupun

sebagai metode untuk mencapai peningkatan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan

rakyat.

b. Menurut Agus Suryono (2001), terdapat 7 (tujuh) paradigma pembangunan, yaitu :

1) Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy). Melalui pendekatan ini, memang pada

akhirnya banyak negara berkembang telah terbukti berhasil menngkatkan akumulasi

kapital dan pendapatan perkapitalnya. Namun keberhasilan paradigma pertumbuhan

untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah membawa berbagai akibat

yang negatif, terutama dampak sosial dan lngkungan hidup.

2) Pertumbuhan Dengan Pemerataan (Growth With Distribution). Strategi ini

menggambarkan empat pendekatan pokok yang diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan golongan miskn, antara lain :

Meningkatkan laju pertumbuhan GNP sampai tingkat maksimal dengan jalan

meningkatkan tabungan dan mengalokasikan sumber-sumber daya secara lebih

efisien, yang memanfaatnya dapat dinkmati oleh semua golongan masyarakat.

7

Page 8: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

Mengalihkan investasi ke golongan miskin dalam bentuk pendidikan,

menyediakan kredit, fasilitas-fasilitas umum dan sebagainya.

Mendistribusikan pendapatan atau konsumsi kepada golonagan miskin melalui

sistem fiskal atau melalui alokasi barang-barang konsumsi secara langsung.

Pengalihan harta atau tanah yang sudah ada kepada golongan-golongan miskin

misalnya melalui land reform.

3) Teknologi Tepat Guna (Appropriate Technology). Pendekatan ini diyakini lebih sesuai

untuk negara-negara berkembang karena melalui teknologi tepat guna ini maka

sumber-sumber daya lokal yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai sumber

penghasilan penduduk. Misi teknologi tepat guna ini adalah mengurangi

pengangguran melalui perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan

melalui peningkatan produktivitas kerja, meningkatkan dinamika dan kreatifitas

masyarakat dalam berfikir dan bekerja, mempersiapkan masyarakat untuk mampu

menerima perubahan dan pembaharuan teknologi, dan melatih sikap mandiri.

4) Kebutuhan Dasar Pembangunan (Basic needs Development. Konsep dasar pendekatan

ini adalah penyediaan kebutuhan minimum bagi penduduk yang tergolong miskn.

Kebutuhan minimum yang dimaksud tidak hanya terbatas pada hanya pangan,

pakaian, dan papan saja melainkan juga kemudahan akses pada pelayanan air bersih,

sanitasi, transport, kesehatan, dan pendidikan. Selama penduduk miskin sebagian

besar terdapat di daerah pedesaan, maka pendekatan basic needs ini kemudian

menjadi tekanan dan unggulan dari pembangunan desa.

5) Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Sustanable diartikan sebagai

suatu pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa merugikan

kebutuhan generasi masa datang. Resiko dan konsekuensi dari setiap pembangunan

8

Page 9: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

saat ini hendaknya jangan semuanya diwariskan pada generasi mendatang, melainkan

harus dipertimbangkan secara adil bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.

6) Konsep Pemberdayaan (Empowerment Concept). Konsep empowerment sebagai

suatu konsep alternatif pembangunan, pada intinya memberikan tekanan pada

otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat, yang berlandaskan

pada sumber daya pribadi, langsung, melalui partisipasi, demokrasi, dan pembelajaran

sosial melalui pengalaman langsung. Sebagai titik fokusnya adalah persoalan lokalitas,

sebab civil society akan lebih siap diberdayakan melalui isu-isu lokal.

7) Pembangunan Berpusat pada Manusia (People Centre Development). Fokus perhatian

dari paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia ini (people centered

development paradigm) ini adalah perkembangan manusia (human-growth),

kesejahteraan (well-being), keadilan (equity) dan berkelanjutan (sustainability).

Dominasi pemikiran dalam paradigma ini adalah keseimbangan ekologi

manusia (balanced human ecology), sumber pembangunannya adalah informasi dan

prakarsa yang kreatif dengan tujuan utama adalah aktualisasi optimal dari potensi

manusia.

c. Menurut saya, paradigma pembangunan yang paling cocok untuk Indonesia adalah

paradigma People Centre Development (PCD). Hal ini karena fokus paradigma PCD sangat

sesuai dengan kondisi Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar merupakan

potensi yang masih perlu dikembangkan, dan ditingkatkan kesejahteraannya. Dengan

luasnya wilayah Indonesia dan kondisi secara geografisnya sangat menyulitkan distribusi,

selama ini sulit untuk mencapai pemerataan pembangunan, sehingga keadilan sosial

sebagaimana tercantum dalam Sila Kedua belum sepenuhnya terwujud. Oleh karena itu,

dengan paradigma PCD diharapkan dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan.

9

Page 10: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

4. a. Pengertian kemiskinan yaitu :

1) Berdasarkan UU No 24 Tahun 2004 adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau

sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

2) Berdasarkan Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kemantrian

Bidang Kesra tahun 2004 menerangkan bahwa kondisi yang disebut miskin juga berlaku

pada mereka yang bekerja akan tetapi pendapatanya tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan pokok/dasar.

b. Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1) Penyebab Individu (Patologis), yaitu kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan

atau kemapuan si miskin.

2) Penyebab Keluarga, yaitu yang menghubungkan kemiskinan dengan pendiikan keluarga.

3) Penyebab Sub-Budaya (Subcultural), yaitu kemiskinan yang dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.

4) Penyebab Agensi, yaitu kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,

pemerintah dan ekonomi.

5) Penyebab Struktural, yaitu kemiskinan yang memberikan alasan bahwa kemiskina

merupakan hasil dari struktural sosial.

c. bentuk-bentuk kemiskinan dapat dilihat dari jenisnya dan dari penyebabnya.

Menurut jenis dibedakan menjadi :

1) Kemiskinan Absolut atau Mutlak

Adalah keadaan dimana pendapatan kasar bulanan tidak mencukupi untuk membeli

keperluan minimum sebuah isi rumah yang diukur berdasarkan tahap pebelanjaan

minimum.

10

Page 11: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

2) Kemiskinan Relatif

Adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara sebuah tingkat

pendapatan.

Menurut penyebabnya kemiskinan dibedakan menjadi :

1) Kemiskinan Natural

Adanya suatu kondisi dimana sekelompok orang berada dalam wilayah kemiskinan dan

tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan.

2) Kemiskinan Kultural

Adalah budaya yang membuat orang miskin di dalam Atropologi disebur

Koentjaraningrat sebagi sebuah mentalistas atau kebudayaan kemiskinan.

3) Kemiskinan Struktural

Adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia seperti

kebijakan yang tidak adil, ditribusi aset produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi

serta tatanan ekonomi dunia yang menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

d. Bentuk kemiskinan yang lebih menonjol di Indonesia adalah dari segi jenis Kemiskinan

Relatif dan didukung dengan bentuk kemiskinan struktural dimana kemiskinan akan lebih

terasa justru di daerah-daerah berkembang seperti perkotaan yang mana hal tersebut

didukung dengan jumlah penduduk yang lebih besar, sulitnya lapangan pekerjaan dan

ketergantungan masyarakat untuk menerima bantuan dari pihak lain, selain itu dengan

tingginya tingkat persaingan dan tingkat konsumtif masyarakat perkotaan/ daerah

berkembang kepada barang dan jasa menciptakan nilai barang dan jasa menjadi terlalu

tinggi dan tidak stabil yang berdampak kepada masyarakat renta yang akan mudah

terjerumus kedalam lubang kemiskinan bilamana tidak bisa bertahan dengan dinamika

perekonomian yang ada, hal ini berbanding terbali dengan masyarkat di pedesaan dimana

11

Page 12: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

masih lebih mengunakan prinsip kebersamaan dan gotong royong yang mana walaupun

jumlah penghasilan rata-rata masyarakat di desa lebih rendah daripada masyarakat kota

tidak dianggap lebih miskin karena kesenjangan masyarakat di desa lebih kecil sehingga

memberikan ketahana ekonomi yang lebih baik.

Dari fenomena tersebut (antara masyarakat kota dan desa) membuktikan bahawa

kemiskinan tidak bisa dinilai hanya sebatas dari besar pendapatan perkapital suatu

kelomok masyarakat namun lebih kepada bagaimana seseorang atau sekelompok

masyarakat dapat menyesuaikan antara kemampuan yang dia miliki dengan lingkungan

perekonomian yang ada, hal ini sangat sesuai dengan Teori Marjinal yang diungkapkan oleh

Oscar Lewis (1966) bahwa masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya

kemiskinan dengan karakter apatis, menyerah pada nasib, sistem keluarga yang tidak

mantap, kurang pendidikan, kurang ambisi membangun masa depan, kejahatan dan

kekerasan yang banyak terjadi.

e. Terdapat 2 (dua) faktor Penyebab kegagalan program-program kemiskinan di Indonesia yaitu

adalah :

1) Program-program pengentasan kemiskinan salama ini cenderung berfokus pada upaya

penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu antara lain berupa beras untuk

rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya

seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat

bantuan tidaklah untuk pemberdayaan namun dapat menimbulkan ketergantungan.

Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih berfokus menumbuhkan budaya

ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan pendudk yang bersifat

permanen.

2) Faktor kedua adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab

kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan tidak didasarkan pada

isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

12

Page 13: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

f. Kemiskinan merupakan musuh utama dalam perkembangan sosial semua Negara, terutama

sebuah Negara yang masih dalam tahap Negara Berkembang seperti Indonesia. Ketika kita

kembali melihat sejarah bahwa masalah kemiskinan di Indonesia sudah ada dari sebelum

penjajahan yaitu masa-masa kerajaan, masa penjajahan, masa kemerdekaan, masa orde

lama, masa orde baru, era revormasi, dan sampai pada saat ini era domokrasi kemiskinan

tetap ada dan berkembang walaupun pada dasarnya terjadi perubahan bentuk dari wajah

kemiskinan itu sendiri yang mana nilai-nilai sesuatu dianggap miskin telah memiliki

pergeseran dari kemiskinan yang diartikan sebagai ketidak mampuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup minimum (Kuncoro,1997;102-103) sampai kepada bahwa kemiskinan

terjadi dikarenakan ketimpangan sehingga suatu golongan dianggap menjadi golongan

masyarakat miskin.

Pemerintah di Indonesia saat ini masih terfokus kepada dasar bahwa kemiskinan

adalah gambaran dari kurang mampunya sekelompok masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya sebagai mana tercantum dalam UU no 24 tahun 2004 yang menyatakan

bahwa kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang

tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan

yang bermartabat sehingga dengan gambaran definisi kemiskinan seperti ini Indonesia

membuat program-program yang hanya berfokus kepada bagaimana agar seseorang dan

sekelompok orang yang mana berada di garis kemiskinan dapat terpenuhi kebutuhan

pokoknya dengan memberikan bantuan-bantuan secara langsung seperti subsidi yang

sasaran penerimanya sangat luas. Hal tersebut yang sebenarnya memperlamban proses

seseorang/sekelompok orang untuk keluar dari suatu lingkaran kemiskinan.

Dilihat dari teori-teori kemiskinan pada saat ini(modern) sebagian besar

menyatakan bahwa suatu keadaan menjadi miskin tidak hanya berdasarkan seseorang tidak

mampu memenuhi hak-hak dan kebutuhan pokonya tetapi ada masalah lain yang

menciptakan seseorang atau sekelompok orang berada pada kondisi miskin seperti pada

13

Page 14: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

teori Sosial Demokrat, teori Marjinal, dan teori Development bahwa dari ke 3 (tiga) teori ini

justru lebih menekankan kepada lingkungan sosial suatu masyarakat seperti adanya

ketimpangan, struktural, kebudayaan, dan lingkungan yang membuat seseorang seakan-

akan berada pada garis kemiskinan. Masalah ini yang harus lebih diperhatikan oleh

pemerintah karena dapat dikatakan suatu kemiskinan bukan hanyalah masalah yang muncul

keluar dari permukaan namun dibawahnya terdapat banyak akar-akar permasalahan lain

yang menebabkan kemikinan di Indonesia terus tumbuh dengan pesat.

Berdasarkan perhitungan pendapatan rata-rata per kapital Indonesia sudah tidak

termasuk kedalam Negara miskin, hal tersebut terlihat dari nilai pendapatan rata-rata per

kapital yang sudah diatas nilai suatu Negara dikatakan miskin. Namun pada kenyataannya

orang miiskin masih banyak dijumpai di Indonesia itu menggambarkan suatu jurang

kesenjangan yang sangat besar di Indonesia dan mana jika dibiarkan maka aka nada bahasa

dimana yang kaya akan menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin, dan

kapan Indonesia akan terbebas dari kemiskinan yang mana hal itu bisa saja terjadi ketika

pemimpin Negara ini tidak hanya mengiming imingi warga Negara dengan gambaran-

gambaran Negara Utopia, harus ada keberanian dari para pemimpin Negara untuk

menyatakan bahwa Indonesia dalam keadaan kritis dan tidak menutup-nutupi masalah yang

ada di masyarakat dengan program-program yang hanya bersifat sementara dan semu untuk

kesejahteraan masyarkat, hal tersebut diharapkan akan membangun kesadaran masyarakat

untuk dapat berjuang dan berubah menjadi lebih mandiri (menjadi masyarakat madani) yang

tidak tergantung dengan pemerintah dan meringankan beban pemerintah sehingga

pemerintah dapat berfokus kepada program-program lain yang lebih mengarah kepada akar-

akar kemiskinan tersebut seperti pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain

5. a. Tiga sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sosial adalah :

14

Page 15: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

1) Pertama, meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang

kebutuhan pokok.

2) Kedua, meningkatkan taraf hidup, yaitu selain pendapatan, memperluas kesempatan

kerja, pendidikan yang lebih baik, dan juga perhatian yang lebih besar terhadap nilai-

nilai budaya dan kemanusiaan, yang keseluruhannya akan memperbaiki bukan hanya

kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri sebagai individu

ataupun sebagai suatu bangsa.

3) Ketiga, memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan

setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari perbudakan dan ketergantungan

bukan hanya dalam hubungan dengan orang dan nega lain tetapi juga terhadap

kebodohan dan kesengsaraan manusia.

b. Pembangunan sosial memiliki Tujuan tidak hanya diukur melalui peningkatan akses

pelayanan seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan, melainkan melalui kemajuan

dalam pencapaian tujuan sosial yang lebih kompleks dan kadang-kadang beragam seperti

persamaan, keadilan sosial, promosi budaya, dan ketentraman batin, juga peningkatan

kemampuan manusia untuk bertindak, sehingga potensi kreatif mereka dapat dikeluarkan

dan membantuk perkembangan sosial.

c. Beberapa strategi dalam pembangunan sosial adalah :

1) Pembangunan Sosial oleh Individu, diaman kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan dapat ditingkatkan ketika para individu berusaha untuk mengangkat

kesejahteraan mereka masing-masing.

2) Pembangunan Sosial oleh Masyarakat, dimana masyarakat saling bekerja sama secara

harmonis serta memiliki tujuan yang sama untuk memenuhi kebutuhan mereka,

memecahkan permasalahan mereka dan berusaha menciptakan kesempatan guna

memperbaiki hidup.

15

Page 16: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

3) Pembangunan Sosial oleh Pemerintahan, dimana pembangunan sosial delakukan oleh

pemerintah, dengan agen-agenya yang khusus, pembuatan kebijakan, para perencana

dan administrasturnya.

d. Dalam pembangunan sosial terdapat beberapa macam model-model teori, beberapa

diantarantya yang sering digunakan sebagai dasar dalam proses pembangunan oleh

negara-negara di dunia adalah :

1) Teori Modernisasi

Mengandung 3 makna, yang pertama makna yang sangat umum meliputi seluruh

perubahan sosial yang progresif dimana masyarakat bergerak maju, yang kedua

bermakna historis menyangkut transformasi sosial, plotik, ekonomi, kultural dan mental

yang meliputi proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokratisasi,

demokratisasi, pengaruh kapitalisme, individualisme dan motivasi untuk berprestasi,

meningkatkan pengaruh akal dan sains. Yang terakhir paling khusus dan hanya mengacu

pada masyarakat terbelakang atu tertinggal dan berupaya untuk mengejar ketinggalan

dan masyarakat yang labih maju terlebih dahulu. Bentuk teori Modernisasi antara lain:

Teori sebagai sebuah gagasan tentang perubahan sosial; Modernisasi sebagi aliran

pemikiran akademis; dan Modernisasi sebagai sebuah bentuk ideologi.

2) Model Pertumbuhan dan Pemerataan (Growth and Equity)

Sebagai respon terhadap kegagalan model pembangunan modernisasi, muncul model

pembangunan pertumbuhan dan pemerataan, pendekatan ini memiliki aspek umum,

yakni semua berkembang dari kepercayaan bahwa model pembangunan tradisoanla

yang bertumbuh pada pertumbuhan GNP tidak akan memberikan keuntungan segera

pada mereka. Kemiskinan yang terjadi bukan disebabkan karena kesalahan si miskin

tersebut, melainkan karena elit-elit pemerintahan yang sedang berkuasa. Oleh sebab itu

dimensi sosial politik sangat penting untuk diperhatikan dalam pembangunan.

16

Page 17: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

3) Model Pembangunan Teori Kritik, Paham tori kritik pada umumnya berangkat dari

paradigm serta analisi structural radikal dan paradigm radikal humanis tentang

perubahan sosial. Dua hal yang harus dilakukan Teori Kritik dimana pertama bahwa

teori sosial harus mampu menjelaskan tentang bagaimana kondisi serta sistem sosial

yang ada telah menciptakan pemahaman dan kesadaran “palsu” mengenai realitas

sosial yang harus diterima masyarakat demi melanggengkan status quo, teori sosial

kritik bekewajiban agar masyarakat memiliki kesadaran kritis terhadap realitas sosial.

Dan kedua Teori sosial harus memfasilitasi munculnya visi alternatif tentang relasi sosial

yang bebas dari segala bentuk penindasan, eksploitasi dan ketidakadilan. Hal ini berarti

ilmu sosial juga berdimensi praktis.

4) Teori Ketergantungan (Dependency) model pembangunan menurut teori ini adalah

memaksimalkan factor-faktor internal yang disebut dalam teori modernisasi sebagai

penghambatgerak pembangunan atau dengan kata lain adalah sebagai sebuah situasi

yang melibatkan sekelompok Negara tertentu yang memiliki sistem ekonomi yang

dibentuk oleh pembangunan dan kemajuan ekonomi Negara lain.

5) Model Pembangunan Neo-Liberal, neo liberal yang sebenarnya merupakan redefinisi

dan kelanjutan dari loberalisme klasi yang dipengaruhi oleh teori perekonomian

neoklasik yang mengurangi atau menolak factor penghambat oleh pemerintah dalam

ekonomi domestic karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan Hight Cost

Economy yang kemudian akan berujung pada tindak koruptif. Tujuan dari Model

Pembangunan Neo-Liberal adalah Mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar,

dengan pembenaran yang mengacu pada kebebasan.

6) Seperti pada contoh kasus upaya pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme

pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam

masalah-masah tenaga kerja sepenuhnya hal ini merupakan urusan antara pengusaha

pemilik modal dan pekerja

17

Page 18: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

e. Delapan aspek pembangunan yang perlu diperhatikan di dalam teori pembangunan sosial

adalah :

1) Sosial, yaitu aspek nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat

2) Budaya, yaitu aspek jati diri dan kebiasaan yang lazim di masyarakat

3) Ekonomi, yaitu dasar kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

4) Pendidikan, yaitu aspek tingkat kecerdasan dan kesadaran

5) Kesehatan, yaitu salah satu indikator pembangunan yang paling penting karena selaras

dengan taraf hidup

6) Hukum, yaitu aspek dasar fondasi kestabilan politik

7) Politik, yaitu dasar fondasi sistem pemerintahan dan kestabilan kebijakan dalam

kegiatan pemerintahan

8) Ketenagakerjaan, yaitu aspek fondasi pembangunan yang terdiri dari penduduk usia

produktif.

6. a. Menurut Korten, PCD diartikan sebagai pendekatan yang mementingkan inisiatif kreatif dari

masyarakat sebagai sumber utama pembangunan dan yang menekankan kesejahteraan

material dan spiritual masyarakat sebagai tujuan dari proses pembangunan. PCD ini

merupakan paradigma pembangunan yang berfokus pada perkembangan manusia (human-

growth), kesejahteraan (well-being), keadilan (equity) dan berkelanjutan (sustainability).

b. Seperti dijelaskan di atas, PCD menempatkan masyarakat sebagai sumber utama

pembangunan. Jumlah masyarakat Indonesia yang besar merupakan potensi yang sumber

pembangunan yang besar. Sumber daya alam Indonesia juga cukup potensial untuk proses

pembangunan. Apalagi didukung dengan adanya ujung tombak pemerintahan di tingkat

desa dan kelurahan sebagai fasilitator pembangunan masyarakat, maka sangat besar

peluang untuk menerapkan PCD di Indonesia.

c. Walaupun potensi jumlah masyarakat dan sumber daya alam yang besar di Indonesia, tentu

masih terdapat tantangan dalam penerapan PCD. Jumlah masyarakat yang besar tidak serta

18

Page 19: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

merta atau mutlak sebagai potensi saja, namun juga memberi tantangan. tantangan

tersebut dapat berupa :

1) Sulitnya distribusi

Indonesi terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh samudra. Hal tersebut

mempengaruhi pendistribusian barang dan jasa menjadi tidak lancar terutama untuk

kawasan Indonesia timur.

2) Kualitas hasil sumberdaya yang kurang bersaing

Barang produk buatan lokal biasanya kalah bersaing dengan produk luar karena

kecenderungan masyarakat yang lebih menyukai brand luar negeri. Karena kurangnya

apresiasi masyarakat tersebut menyebabkan warga dengan SDM dan kualitas baik

malah mencari nafkah di luar negeri.

3) Budaya bangsa yang berbeda-beda

Indonesia terdiri atas suku, ras dan agama yang berbeda-beda sehingga untuk

menerapkan dan mengarahkan daerah untuk melaksanakan PCD tersebut belum

tentu akan sepaham.

4) Kurangnya perhatian Pemerintah pusat kepada daerah lain

Kurangnya pemerataan terutama untuk daerah terpencil menyebabkan gangguan

dalam kerjasama dan partisipasi antar daerah

19