pemberdayaan masyarakat - pembangunan sosial dan komunitas_jusac rabin h1k012022

Upload: adi-saputa

Post on 04-Mar-2016

258 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Nama : Jusac RabinNIM : H1K012022Prodi : Ilmu Kelautan

Pembangunan sosialPembangunan sosialmerupakan konsep pembangunan yang menggabungkan aspeksosialdanekonomi. Konsep ini memperkenalkan pembangunan sosial sebagai suatu prosesperubahan sosialterencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidupmasyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi prosespembangunan ekonomi.Edi Suharto mengartikan Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi (Kartasasmita, 2003). 1. Bertolak belakang dari hak asasi manusiaHak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena iamanusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya olehmasyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkanmartabatnya sebagai manusia (Donnely, 2003).Pogge dalam Ardianti (2014), memberikan rekomendasi pembangunan berbasis Hak Asasi Manusia (HAM) dengan menekankan pada tiga elemen. Elemen pertama adalah individualisme. Subyek pembangunan seharusnya ditujukan kepada individu yang berarti dibandingkan keluarga, suku, ras, komunitas keagamaan, bangsa atau bahkan negara. Kedua, universalitas yang artinya status seorang individu sebagai sebuah unit seharusnya tidak dipengaruhi perannya sebagai seorang pria, aristokrat, bangsa Arya, atau ras kulit putih. Ketiga, adanya status khusus yang memiliki pengaruh secara global, misalnya pengaruh seorang individu untuk memengaruhi golongannya.Karakteristik pembangunan Indonesia paling mutakhir dengan jelas menunjukkan berbagai ketimpangan dalam penegakan dan penghormatan HAM. Fenomena ini dapat disimak dalam beberapa hal, antara lain: (1) Menguatnya rezim modal global; (2) Dominasi negara atas pembangunan; (3) Rendahnya akses dan partisipasi publik; (4) Terabaikannya hak-hak dasar rakyat (Asgart, 2005).

2. Pendekatan aspektualPembangunan social merupakan salah satu aspek pembangunan nasional. Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagaipendekatan aspektual. Akar ideologinya adalahliberalatau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi. Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secaraswadayamembentuk usaha pelayananguna memberdayakan masyarakat (Rukminto, 2008).Pembangunan sosial merupakan salah satu aspek pembangunan nasional, sehingga segala bentuk pembangunan yang akan dilakukan harus berdasarkan keputusan pemerintah pusat. Kelompok mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan di antara anggota-anggotanya . Hal ini biasanya yang ditandai dengan adanya peraturan dan Anggaran Dasar (AD) , Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Kelompok ini patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah (Edi. 2010).Menurut James (1995) sebenarnya suatu pemahaman terhadap ilmu pengetahuan yang tidak totalitas dan sederhana akan menguntungkan demokrasi atau dengan kata lain dengan memahami ilmu pengetahuan sebagai suatu pendekatan parsial dan aspektual terhadap realitas manusia, ilmuwan tidak akan menempati satus elit kognitif dan akibatnya baik hak-hak kognitif maupun politis orang-orang biasa tetap diargai dan itu merupakan inti demokrasi. Ada dua penekanan utama dari libersionis dalam sosiologi, pertama individual atau sosiologi dipahami sebagai alat pembebasan individu, terutama aksistensi pribadi; kedua, secara politis atau sosiologi dipahami sebagai alat perjuangan politis ini itu untuk kebebasan yang lebih besar bagi masayrakat secara keseluruhan.

3. Sasaran biasanya lapisan bawah / kaum melarat, subsistemMenurut Sekretariat Jenderal DPR RI (2009), pembangunan sosial lebih berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia dalam arti luas, maka pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya pada peningkatan modal manusia (human capital) yang diukur melalui dua indikator utama; pendidikan (misalnya angka melek huruf) dan kesehatan (misalnya angka harapan hidup). Sasaran pelayanan pembangunan kesejahteraan sosial mencakup individu dan masyarakat dari berbagai kelas sosial ekonomi, namun sasaran utama pelayanan pembangunan sosial pada umumnya adalah mereka yang tergolong kelompok-kelompok kurang beruntung (disadvantaged groups) yang di Indonesia dikenal dengan nama Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).Proses pembangunan sosial yang tujuannya kepada semua lapisan, yang bertujuan untuk memajukan dan menjadikan semua wilayah maju (Djoyonegoro, 1995). Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekarja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Arief, 1997). Pembangunan pada masyarakat perlu diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang didukung partisipasi masyarakat yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kinerja yang secara terus menerus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat (Zamhariri, 2008).

4. Umumnya bermotif karitas / perikemanusiaanKonsep pembangunan sosial merupakan konsep yang multidimensional, yang mengacu pada serangkaian karakteristik dan segenap aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi maupun sosial, diman pembangunan bertumpu pada masyarakat dan negara yang menjadi paradigma pembangunan (Dewi, 2007).Usaha-usaha pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi bantuan sosial baik bagi perseorangan maupun kelompok yang mengalami kehilangan peranan sosial atau menjadi korban bencana; memelihara taraf kesejahteraan sosial melalui penyelenggaraan sistem jaminan sosial; melakukan bimbingan, pembinaan, rehabilitasi sosial termasuk penyalurannya ke dalam masyarakat bagi warga negara yang terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup, terlantar atau tersesat; dan melaksanakan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradaban, perikemanusiaan dan kegotongroyongan (Efri, 2009).Program karikatif (charity) biasanya menjadi pijakan awal bagi sebuah perusahaan untuk melakukan program CSR. Program karikatif diwujudkan dengan memberikan bantuan yang diinginkan oleh masyarakat. Program karikatif umumnya berwujud hibah sosial yang dilaksanakan untuk tujuan jangka pendek dan penyelesaian masalah sesaat saja. Pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan. Pemberian donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan, akan tetapi tidak selalu demikian. Pada peristiwa darurat bencana alam atau dalam keadaan tertentu lain donasi dapat berupa bantuan kemanusian maupun dalam bentuk pembangunan (Soetomo, 2006). Contoh: Pemberian Kartu Indonesia Sehat dari pemerintah yang berasal dari dana APBN.

5. Umumnya digerakan dari atas / luar masyarakat bersangkutanPengembangan sosial yaitu proses perubahan sosial yang beraturan, berencana dan bertujuan dalam peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat secara kuantitatif dan kulitatif yang seimbang. Adanya usaha untuk mengubah kondisi sosial ekonomi masyarakat kearah kondisi yang lebih baik dengan bantuan yang dilakukan oleh pihak luar (Pramudia, 2010).Pembangunan dari atas merupakan suatu pola pembangunan dimana pemerintah berwenangmengatur masyarakat dan tingkat pemerintahan dibawahnya dengan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan dari pemerintah itu sendiri (Dediarta, 2009). Keputusan-keputusan tentang pelayanan dan fasilitas sosial yang diberikan, siapa yang memberi, kapan, di mana serta bagaimana diberikan, sepenuhnya merupakan kebijaksanaan birokrasi pemerintah (Haryono, 2005).Contoh: Departemen Pertanian saat ini sedang mengembangkan Program Desa Mandiri Energi(DME). Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap bahan bakar minyak, terutama minyak tanah, untuk keperluan sehari-hari.Program ini juga dipandang sebagai bagian dari usaha untuk mendorong ekonomi pedesaan. Desa Mandiri Energi (DME) merupakan desa yang memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri.

6. Sasaran dititik beratkan pada individuPerubahan sosial perubahan-perubahan sosial dikaitkan sebagai perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi (Sawitri, 2007). Menurut Esmara (1986), modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi.Modernisasi yang telah dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material saja, melainkan lebih jauh dari pada itu, yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang mendalam. Moderenisasi juga membawa dampak positif terhadap negara berkembang. Di antaranya adalah Pertama, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia sebagai akibat bertambahnya pengetahuan, bertambahanya peralatan yang serba canggih dan bertambahnya jarak komunikasi manusia di dunia. Moderenisasi dalam hal ini berhubungan erat dengan globalisasi. Sistem informasi dan komunikasi tidak dibatasi oleh jarak dan waktu lagi. Kedua, meningkatkan produktivitas kerja manusia. Ketiga, meningkatnya volume ekspor. Peningkatan volume ekspor ini menjadi keuntungan bagi negara berkembang, mengingat negara berkembang sangat menguntungkan devisa negaranya terhadap sektor ekspor. Keempat,tersedianya berbagai macam barang konsumsi. Kelima, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Keenam, meluasnya lapangan pekerjaan. Serta Ketujuh, munculnya profesionalisme dan spesialisasi ketenagakerjaan (Syabra R, 2003).7.

7. Umumnya memiliki maksud kuratif, terapeutikal dan rehabilitativeUpaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam pengertian yang sangat luas, preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya kuratif adalah bertujuan untuk mengobati suatu hal yang telah terjadi. Sedangkan rehabilitative adalah upaya pemulihan terhadap sesuatu hal yang telah terjadi (Yuvi, 2013). Kuratif yaitu tindakan ini diambil setelah terjadinya tindak penyimpangan sosial Tindakan ini ditujukan untuk memberikan penyadaran kepada para pelaku penyimpangan agar dapat menyadari kesalahannya dan mau serta mampu memperbaiki perbuatannya, sehingga di kemudian hari tidak lagi mengulangi kesalahannya (Mochtiara,dkk. 2013).Kebijakan sosial yang bersifat kuratif atau residual bahwa kebijakan sosial hanya diperlukan apabila lembaga-lembaga alamiah seperti pasar dan keluarga tidak dapat menjalankan peranannya sehingga pelayanan yang diberikan bersifat temporer (Soetomo,2006). Contoh: Pemberian dana ganti rugi kepada korban bencana alam.

8. Akibat 7, kegiatan pembangunan bersifat incidental/kasustikPembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan. Dengan perkataan lain, jika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara terdapat kegiatan yang kelihatannya seperti pembangunan, akan tetapi tidak ditetapkan secara sadar dan hanya terjadi secara sporadis atau insidental, maka kegiatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembangunan (Didin, 2010).Kecenderungan dasar dalam proses pembangunan masyarakat dewasa menekankan bahwa partisipasi sosial warga masyarakat adalah kebersamaan atau saling memberikan sumbangan akan kepentingan dan masalah-masalah bersama, yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian individu warga masyarakat itu sendiri (Zulkarimen, 2004).Kecenderungan ke arah pembuatan keputusan ke arah yang rasional oleh masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat tidak lain adalah peningkatan mutu kegotong royongan tradisional yang berdasarkan spontanitas, kesukarelaan dan bersifat insidental. Bila kondisi ini tercipta, maka akan tercipta kondisi berikutnya, yakni satu keadaan dimana masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap segala hsil pembangunan. Dan dengan demikian, akan lahirlah kemudian apa yang tadi disebut sebagai masyarakat madani, atau civil society (Ismail, 2009).

9. Umumnya 1 perkotaanAdanya pembangunan sosial yang bertujuan untuk menigkatkan kualitas hidup manusia, yang seharusnya merata disemua wilayah. Akan tetapi faktanya hanya dibeberapa wilayah tertentu saja terutama wilayah perkotaan, sedangkan untuk daerah yang terpencil akan jauh susah untuk diberi bntuan atau fasilitas baik itu sarana dan prasarana. Sehingga akibatnya didaerah yang terpencil kemakmurannyapun tidak terjamin, dimana kurangnya perhatiaan pemerintah sehingga daerahnya tetap menjadi daerah tertinggal (Soedjatmoko,2000). Menurut Purwoko (2010), bahwa kesejahteraan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk dapat meleksanakan fungsi-fungsi sosialnya. kesejahteraan sosial merupakan keadaan dimana seseorang merasa nyaman,tentram,bahagia, serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan sosial harus dibedakan dengansejahtera. Di Amerika Serikat,sejahterakadangkala dianggap sinonim dengan penyediaan bantuanfinansialdalam bentuk jaminan sosial. Kesejahteraan sosial dapat dihubungkan dengan pelayanan kerja sosial.. Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berdampak pada pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan publik yang tentunya memerlukan pembiayaan yang sangat besar. Hal ini menuntut pemerintah kota untuk melakukan efesiensi dan efektifitas dalam pembiayaan pembangunan, karena keterbatasan pemerintah kota dalam menyediakan dana pembangunan, termasuk menetapkan sektor-sektor yang dapat diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat sebagai bentuk partisipasi (Sutami,2009).

Pembangunan komunitasPembangunan komunitas adalah pengembangan daya tersebut dilakukan dengan mendorong, memotivasi, dan membangikitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat. Penguatan tersebut meliputi penyediaan berbagai masukan serta membuka akses pada berbagai peluang yang ada. Masyarakat menjadi pelaku utama pembanguan, dengan inti pemberdayaan adalah transformasi menejemen komunitas menuju kesejahteraan bersama. Pemberdayaan ini merupakan sarana ampuh untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan menuju kesejahteraan bersama (Zulkarimen, 2004). 1. Bertolak dari konsep komunitasPembangunan lebih berdasarkan dengan Hak Asai Manusia. Pemerintah berkuasa karena rakyat memberi kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara, agar negara dapat memberi perlindungan atas Hak-hak Asasi Manusia (HAM). UU. No. 39 tahun 1999 bisa jadi merupakan manifestasi dari pemberian perlindungan tersebut. Dalam pasal 36 UU No. 39 tahun 1999 disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memiliki demi pengembangan dirinya dengan cara yang tidak melanggar hukum (Komnas HAM, 1998). Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya (Soekanto, 1992).Ciri-ciri model pembangunan, antara lain; bertolak dari konsep komunitas; menganut prinsip distribusi kekuasaan yang merata; mengutamakan distribusi pelayanan yang merata kepada segenap anggota komunitas; pelaksanaan kegiatan dalam pembangunan berdasarkan pada pendekatan program; peranan pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan, lebih berperan sebagai fasilitator; penekanan kegiatan pada aspek dapat lebih untuk memandirikan masyarakat (mengutamakan aspek pendidikan dalam arti luas); program kegiatannya berkesinambungan (berkelanjutan) antara satu periode ke periode berikutnya (Winardi. 2004).

2. Pendekatan societalSeluruh aspek kehidupan komunitas mendapat perhatian. Pembangunan masyarakat ini merupakan sebagai suatu program berarti sebagai serangkaian prosedur dan substansi kegiatan. Dengan demikian tekananya terletak pada tujuan Pembangunan Masyarakat sebagai suatu program berarti sebagai serangkaian prosedur dan substansi kegiatan. Dengan melakukan prosedur itu kegiatankegiatan pembangunan masyarakat dapat dilakukan (Arifianto,2011). Pembangunan Masyarakat menurut sektor tertentu seperti kesehatan, pertanian, home industry, adalah pembangunan masyarakat sebagai program. Jadi tekananya pada kegiatan Pembangunan Masyarakat sebagai suatu gerakan diartikan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk menggerakkan warga masyarakat terhadap kegiatan, sehingga warga masyarakat itu committed, tidak netral, mereka memihak secara emosional pada kegiatan pembangunan masyarakat (Raharjo Adisasmita, 2006). Pembangunan Masyarakat sebagai suatu gerakan cenderung terinstitusi, mengembangkan struktur organisasi, dan mengembangkan prosedur serta paktisi profesionalnya sendiri. (Sumadiningrat, 1999).

3. Sasarannya seluruh masyarakat dari yang tertinggi sampai terendahPembangunn masyarakat menerapkan prinsip keterpaduan dimana kegiatan disusun bersama dengan menggabungkan top-down dan bottom-up serta pelaksanaan dan evaluasi oleh masyarakat dibantu pihak lain seperti pemerintah dan para ahli (Moeljarto, 1995). Proses pembangunan selain membentuk negara modern, juga bertujuan memberi kesejahteraan kepada seluruh lapisan masyarakat (Lettlejhoh, 2002). Sasarannya seluruh masyarakat, sehingga secara tidak langsung adnya pemberdayaan masyarakat untuk proses peningkatan akses, kapasitas, kapabilitas masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi politik, sosial, dan budaya dalam bentuk pelimpahan kekuasaan, wewenang, tugas, dan tanggung jawab kepada masyarakat (partisipasi masyarakat) sehingga mampu mengolah dan memecahkan masalahnya sendiri ( Kartasasmita, 2003).

4. Umumnya bermotif pendidikan, agar suatu saat berkembang berdasar kekuatan sendiriSemakin tinggi kualitas sumber daya manuasia,maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara (Pranadji, 2000). Menurut Silalahi (2003) ada beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, adalah:1) Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan.2) Pendidikan memungldnkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya.3) Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya4) Dengan demikian tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan dapat menjamin perbaikan yang terus berlangsung dalam tingkat teknologi yang digunakan masyarakat. Menyadari pentingnya peran pendidikan, maka dam tulisan ini akan dibahas mengenai investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being). Hal ini berarti bahwapendidikan pada akhirnya dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh pribadimanusia, termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warganegara yang baik dan rasa persatuan (cohesiveness). Pendidikan mempunyai fungsi sebagai human resources yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru seperti kompetitif dan employability (Iman, 2005).

5. Diharap digerakan oleh komunitas itu sendiri tanpa atau dengan bantuan pihak lainKelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu didasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng. Pada kelompok ini, diantara kelompok, terdapat hubungan tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Diantara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya bahkan tidak saling mengenal, dan tidak akrab, sifatnyapun tidak permanen namun memiliki tujuan yang sama (Ari,2012).Manfaat konsep pembangunan yang digerakkan masyarakat untuk mewujudkan tujuan upaya penanggulangan kemiskinan. Kita juga perlu menyadari tentang tujuan penerapan konsep pembangunan yang masyarakat sendiri ke dalam perikehidupan masyarakat lokal (Suhirman dan Wagiyo, 2005).Penerapan konsep pembangunan yang digerakkan masyarakat harusnya mampu menjembatani proses penangulangan kemiskinan yang itu sendiri. Jika tidak, konsep pembangunan yang digerakkan masyarakat tentu tidak akan ada gunanya diterapkan dimasyarakat. Tidak ada gunanya menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan jika masyarakat miskin itu sendiri tidak dapat terentaskan dari kondisi kemiskinan yang dialaminya (Suharto, E. Dan Yuliani, 2005).Penerapan konsep pembangunan yang digerakkan masyarakat harusnya mampu menjembatani proses penangulangan kemiskinan yang itu sendiri. Jika tidak, konsep pembangunan yang digerakkan masyarakat tentu tidak akan ada gunanya diterapkan dimasyarakat. Tidak ada gunanya menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan jika masyarakat miskin itu sendiri tidak dapat terentaskan dari kondisi kemiskinan yang dialaminya (Suharto, E. Dan Yuliani, 2005).

6. Sasarannya komunitasKomunitas dalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan geografi atau nilai dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan sosial institusi (WHO, 1984). Komunitas digambarkan sebagai tempat kumpul orang dan sistem sosial. Tempat terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, sedangkan kumpulan orang terdiri dari ganbar populasi termasuk jumlah, komposisi tingkat pendidikan, dan lain-lain. Dan sistem sosial terdiri dari interaksi individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat (Saunders, 1982). Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang terjadi di masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan, menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara gotong royong. Dengan kata lain, di mana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut (, Soekidjo, 2003).

7. Bertujuan membangkitkan kemampuan untuk berkembang sendiriAdanya pembangunan komunitas, akan mengembangkan kemampuan untuk mengkoordinasi, memanajement masyarakat atau komunitas tersebut untuk dapat mandiri dan mencapai tujuan secara bersama-sama (Kartasasmita, 2003). Berkembang berbagai pemikiran untuk mencari alternatif lain terhadap paradigma yang semata-mata memberi penekanan kepada pertumbuhan. penggunaan kemampuan yang telah dipunyai untuk bekerja, untuk menikmati kehidupan atau untuk aktif dalam kegiatan kebudayaan, sosial, dan politik (Taufiqullah, 2007). Menurut Edmun (2004) paradigma pembangunan manusia yang disebut sebagai sebuah konsep yang holistik mempunyai 4 unsur penting, yakni: 1. peningkatan produktivitas.2. pemerataan kesempatan.3. kesinambungan pembangunan. 4. pemberdayaan manusia.

8. Sistematik, terus menerusSuatu pembangunan haruslah dijalankan secara sistematik untuk Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan mensinergikan. Sinergitas program merupakan aspek terpenting untuk memperkuat koordinasi pembangunan Kesejahteraan Sosial, oleh karena itu diperlukan upaya aktualisasi konkrit sinergi program pembangunan Kesejahteraan Sosial antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota, melalui kegiatan perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan Sosial (Soeharto, 2009).Pendampingan adalah suatu proses pembangunan kelompok masyarakat yang dilakukan secara sistematik dan terus menerus melalui pengorganisasian dan peningkatan kemampuan sumber daya masyarakat agar mereka mampu menyatakan persoalan-persoalan dirinya sendiri dalam rangka merubah kondisi eksploitasi dan penindasan yang mereka alami (Henry, 2004). Pencapaian umum dari pembangunan secara sistematik dan terus menerus adalah terbangunnya kelompok masyarakat yang mandiri dan sebagai tempat berhimpun masyarakat masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya. Hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan secara sistematik dan terus menerus adalah cara pandang pendamping dalam melihat suatu kondisi permasalahan di dalam masyarakat (Sipahelut, 2010).

9. Pada umumnya di pedesaanMenurut Sutarini dan Murtamadji, (2004) Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.Upaya mewujudkan citra sejahtera, tidaklah cukup lewat penampilan ibu kota negara yang megah dan menawan. Pemerataan pembangunan di kota maupun di desa pun perlu dilakukan. Pemerintah Indonesia lewat program pembangunan nasional berupaya mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas lingkungan (Caesar, 2012).

Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan (Arkanudin. Dkk, 2012) .

Daftar PustakaAdi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 50-66.Agart, Sofian M. 2005. Dari Pembangunanisme ke Penghormatan HAM. Jurnal HAM. Vol. 3: 9-13.Ardiana, Raisa. 2014. Belajar Dari Model India & Cina Sebagai Alternatif Solusi Kemiskinan Dunia. Jurnal Hubungan Internasional. Nomor 1: 32.Astika, Ketut Sudhana. 2010. Budaya Kemiskinan di Masyarakat: Tinjauan Kondisi Kemiskinan dan Kesadaran Budaya Miskin Di Masyarakat. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1 (1).Bahri, Efri S. "Alternatif Strategi Pembangunan Sosial untuk Indonesia", dipublikasikan oleh suarapembaca.detik.com pada Selasa, 18/08/2009.Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta. Gramedia Pustaka. Utama.Damanhuri, Didin S. 2010.Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang. Bogor: PT. Penerbit IPB PressDediarta, Wendi Irawan. 2009. Menganalisa Paradigma Pembangunan Dari Atas dan Dari Bawah. Universitas Padjadjaran: BandungDonnely, Jack. 2003. Universal Human Rights in Theory and Practice, Cornell University Press, Ithaca and London, hlm. 7-21. Esman, Milton J. 1991. Management Dimensions of Development. Kumarian Press: USA.Esmara, Hendra. 1986. Politik Perencanaan Pembangunan Teori dan Prospek. Jakarta: GramediaHamzah, Asiah. 2012. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia: Realita dan Pembelajaran. Jurnal AKK 1 (1)Haryono, Bambang Santoso. 2005. Prinsip Dan Strategi Pembangunan Sosial Dan Politik Dalam Prespektif Masyarakat Madani. UPI: Bandung.Kartasasmita, Ginandjar. 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat.Migley, James. 1995. Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Page. 25-31Migley, James. 1995. Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Page. 103-104Nasution, Zulkarimen. 2004.Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaNawawi, Ismail. 2009.Pembangunan dan Problema Masyarakat: Kajian, Konsep, Model, Teori, dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi. Surabaya: Putra Media Nusantara..Pramudia, Joni Rahmat. 2010. Pembangunan Masyarakat. UPI: Bandung.Sawitri, Dewi. 2007. Peranan dan Potensi Manusia dalam keberhasilan pengembangan wilayah berbasis sumberdaya lokal, Disertasi ITBSoetomo. 2008.Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.Zona, Nela Hari. 2013. Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari Cabang Pangkalan Dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Universitas Sumatera Utara.