kompetensi pendamping pembangunan desarepository.unp.ac.id/624/1/wirdatul aini.pdftarget...

19

Upload: duongminh

Post on 27-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa
Page 2: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

KOMPETENSI PENDAMPINGPEMBANGUNAN DESA

Padang, 6 Oktober 2016

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

DITERBITKAN OLEH

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI PADANG

Page 3: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

Sanksi Pelanggaran Pasal 72:Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat(1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masingpaling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikitRp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara palinglama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan ataubarang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyakRp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

KOMPETENSI PENDAMPINGPEMBANGUNAN DESA

PROSIDING SEMINAR NASIONALPENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Padang, 6 Oktober 2016

DITERBITKAN OLEHJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016

Page 5: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Prosiding Seminar NasionalPendidikan Luar Sekolah 2016Kompetensi Pendamping Pembangunan Desa

Penulis, Jamaris, dkk.Editor, Syafruddin WahidPadang, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (2016)x & 257 hlm; 15,5 x 23 cm

Copyright@2016by Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri PadangPadang, Sumatera Barat

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa IndonesiaOleh Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri PadangCetakan pertama, Oktober 2016

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri PadangJl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar,Air Tawar Barat, Padang Utara, PadangSumatera Barat

ISBN 978-602-60486-0-8

Hak cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari Penerbit.

Page 6: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya, sehingga prosiding hasil Seminar Nasional Pendidikan LuarSekolah 2016 dapat terselesaikan.

Target pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersamaantara seluruh komponen bangsa, baik pemerintah ataupun masyarakat desa. Terkaititu, pemerintah melalui Kementerian Desa PDT mengonsep adanya tenagapendamping desa. Pendampingan Desa merupakan dimaksudkan untuk memfasilitasidan mendampingi masyarakat desa dalam penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Fasilitasipendampingan masyarakat desa dilakukan melalui berbagai pelatihan dan beragamkegiatan pengembangan kapasitas yang dikelola secara mandiri oleh masyarakatsebagai bagian dari proses belajar masyarakat (community learning proccess).

Para tenaga pendamping profesional bertugas untuk mensosialisasikanmaksud dan tujuan UU tentang Desa dan mendampingi masyarakat dalam peningkatandaya tawar untuk mengakses sumberdaya lokal yang dibutuhkan demi kepentinganpembangunan. Pendampingan dilakukan sebagai proses penguatan (empoweringsociety) sebagai masyarakat yang memiliki pemerintahannya sendiri (self governingcommunity), dan bukan berbasis pada mobilisasi partisipasi masyarakat yang lebihbersifat top down.

Demi upaya mewujudkan desa sebagai self governing community, paratenaga profesional Pendamping Desa diarahkan untuk memfasilitasi dan mendampingimasyarakat untuk mampu mengorganisir dan mengkonsolidasikan seluruh potensiyang selanjutnya akan direkrut, dilatih dan dibentuk menjadi kader-kader desa.

Prosiding ini disusun sebagai tindak lanjut kegiatan seminar yang telahdilaksanakan pada Oktober 2016.Seminar diikuti oleh peserta baik peneliti, dosen,praktisi maupun pemerhati pendidikan. Partisipasi aktif dari semua stakeholderdiharapkan dapat memberikan kontribusi nyata pada sinergi kinerja di bidangpendidikan luar sekolah. Semua makalah yang dimuat dalam prosiding ini telahmelalui peer review.

Materi prosiding dikelompokkan mendasarkan bidang kajian.Pengelompokkan mendasarkan bidang ini mungkin tidak dapat dilakukan secara tepatkarena keterkaitan antar bidang ilmu dalam beberapa makalah, namun redaksimengelompokkan mendasarkan dominasi kandungannya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahberpartisipasi pada kegiatan seminar dan penyusunan prodising ini. Semoga makalahini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pembangunan pendidikan luar sekolah diIndonesia.

Padang, Oktober 2016Redaksi

Page 7: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

vii

DAFTAR ISI

PENYIAPAN SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHSEBAGAI TENAGA PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA

1. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN KOMPETENSIPENDAMPING PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA olehJamaris (Guru Besar Pendidikan Luar Sekolah Universitas NegeriPadang) ……………………………............................................... 1

2. SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DANPEMBANGUNAN NAGARI oleh Syafruddin Wahid (DosenJurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Padang) .............................................................. 17

3. PERAN STRATEGIS SARJANA PENDIDIKAN LUARSEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROGRAMPEMBANGUNAN DESA oleh Ismaniar (Dosen JurusanPendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasNegeri Padang) ................................................................................. 42

4. PENGEMBANGAN PROGRAM KULIAH KERJA NYATAUNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA olehAlim Harun Pamungkas (Dosen Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………... 51

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA BERBASISPROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

5. PENGUATAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAMPEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA oleh Syur’aini(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Padang) ……………………………………... 63

6. PELATIHAN BERBASIS KEWIRAUSAHAANMASYARAKAT DALAM MENINGKATKANKOMPETENSI PENDAMPING PEMBERDAYAANMASYARAKAT DESA oleh Dayat Hidayat (Dosen ProgramStudi Pendidikan Luar Sekolah FKIP Universitas SingaperbangsaKarawang) ………………………………………………………… 73

7. PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL 88

Page 8: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

viii

BERORIENTASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN olehWirdatul Aini (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FakultasIlmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………………….

8. PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYAPENYIAPAN SUMBERDAYA MANUSIA UNTUKPROGRAM PENDAMPINGAN DESA oleh Muhaimin(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah ProgramPascasarjana Universitas Negeri Malang) .………………………... 97

9. PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM PEMBANGUNANMASYARAKAT PEDESAAN oleh Iswandi (Dosen STKIPYPM Bangko Jambi) …..………………………………………….. 105

10. PENYULUHAN DAN PEMBERDAYAAN PETANIMASYARAKAT DESA oleh Elfi Rahmi (Dosen FakultasPertanian Universitas Andalas) ………………………………….. 116

PRESPEKTIF PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA

11. MEMAHAMI MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEMSOSIAL oleh Setiawati (Dosen Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………... 125

12. SURAU DAN UPAYA MEWUJUDKAN SELF GOVERNINGCOMMUNITY DI SUMATERA BARAToleh MHD. Natsir(Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Padang) ...………………………… 135

13. PROCESSING WASTE INTO ORGANIC FERTILIZERFOR THE GROUP OF FARMERS IN BLOOMING SAIYOKENEGARIAN TANJUNG BALIT THE DISTRICT XKOTO DISTRICT SOLOK oleh Siti Farida F & Mas’ula(Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Padang) ……..……………………. 144

PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DAN

Page 9: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

ix

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

14. PENDEKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL AGENPERUBAHAN SEBAGAI FASILITATOR DALAMPEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KASUS DESAPALEM KAB. KEDIRI DAN DUSUN BAJULMATI KAB.MALANG) oleh Zulkarnain (Jurusan Pendidikan Luar SekolahFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang) ...………… 150

15. PERANAN PENDAMPING DESA DALAM MEMBENTUKMASYARAKAT SADAR BENCANA SEBAGAI SALAHSATU MITIGASI BENCANA oleh Vevi Sunarti (Dosen JurusanPendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasNegeri Padang) …..………………………………………………... 166

16. PERAN PENDAMPING DESA DALAM RELOKASIKORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG oleh Mahfuzi Irwan(Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta) ……………………. 183

17. PENDAMPING DESA SEBAGAI PENGGERAKPEMBERDAYAAN BERWAWASAN LINGKUNGANDALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNANBERKELANJUTAN oleh Marta Dwi Ningrum (MahasiswaJurusan Pendidikan Luar Sekolah Program PascasarjanaUniversitas Negeri Yogyakarta) …………………………………... 198

KOMPETENSI TENAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKATDESA

18. URGENSI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PAMONGBELAJAR DALAM PELAYANAN PROGRAMPENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI BAGIANUPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA olehTasril Bartin (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FakultasIlmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………………… 210

19. PEMUDA SEBAGAI FASILITATOR PENDAMPING DESAoleh Syamsuddin (Mahasiswa Pascasarjana Program StudiPendidikan Nonfomal Konsentrasi Pemberdayaan MasyarakatUniversitas Negeri Yogyakarta) ………………………………… 225

KONSEP PEMBELAJARAN

Page 10: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

x

20. PERAN GURU PROFESIONAL DALAM PROSESPEMBELAJARAN oleh Darnis Arief (Dosen Jurusan PendidikanGuru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriPadang) ……………………………………………………………. 238

Page 11: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

PROSIDING| 88

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”Kamis/ 6 Oktober 2016

PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN PEDESAANBERORIENTASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Wirdatul ‘AiniDosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri PadangJl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar, Padang

A. PENDAHULUANPembangunan ekonomi berbasis lokalitas sangat cocok diterap-

kan pada era otonomi saat ini. Pembangunan ekonomi yang memusat-kan perhatian pada pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadiperangsang terciptanya peluang kerja dan ragam kegiatan perekono-mian baru. Namun demikian, kenyataannya masih banyak permasa-lahan yang terjadi di daerah. Seragamnya pembangunan ekonomi dihampir banyak wilayah menjadikan pembangunan tidak tepat sasaran.Kondisi ini terjadi karena pembangunan yang dilaksanakan tidaksesuai dengan potensi, kebutuhan dan karakter dari daerah tersebut.

Daerah dipahami sebagai struktur dan karakter kewilayahanyang terbagi dari kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, desa, hinggadusun merupakan bentangan kategorisasi daerah yang sejatinya me-miliki keragaman potensi sumber daya. Keragaman ini semestinya di-kenali sebagai variabel pembeda pembangunan perekenomian masya-rakat. Kekhasan daerah mestinya pula melahirkan keunikan produksiekonomi masyarakat.

Pengembangan ekonomi di kawasan pedesaan mestinya meru-pakan sebuah pendekatan perekonomian yang menghubungkan distri-busi hasil produksi desa dengan sistem ekonomi pasar untuk memacukegiatan ekonomi yang berada di desa. Pengembangan tersebut dicapaidengan berfokus pada distribusi peluang produk pedesaan untukmemainkan peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Pengembanganekonomi di kawasan pedesaan dapat meningkatkan jumlah lapangankerja dan peluang usaha, serta memunculkan strategi untuk menjagaagar sebagian besar peluang untuk memperoleh pendapatan tetapberada di desa.

Pengembangan ekonomi pedesaan dilakukan tanpa kemauanpolitik dan dukungan pemerintah, baik dalam menjamin kebijakanyang akomodatif maupun prioritas sumberdaya yang menyangkut

Page 12: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

89 | PROSIDING

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”

Kamis/ 6 Oktober 2016

sektor infrastruktur dan dukungan sektor jasa. Selain pihak pemerintah,terdapat stakeholder lain yang sepatutnya menjadi bagian dari skemapengembangan ekonomi desa adalah pihak swasta.

B. PEMBAHASAN1. Pembangunan Ekonomi Kawasan Pedesaan

Sebagai sebuah proses multidimensi melalui integrasi peruba-han struktur sosial, kelembagaan nasional, percepatan pertumbuhanekonomi, pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan, pem-bangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat(Todaro, 2000). Secara filosofis, pembangunan diartikan sebagaiupaya sistematis dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaanyang dapat menyediakan beragam alternatif humanis untuk pencapaianaspirasi masyarakat (Rustiadi, 2006).

Terdapat tiga tujuan utama dari pembangunan ekonomi padasuatu kawasan yaitu, (1) membuka kesempatan kerja yang berkualitasbagi penduduk, (2) mencapai situasi perekonomian yang stabil, dan (3)membangun beragam basis ekonomi dan kesempatan kerja (Jamli,2003). Artinya, desa harus mengenal dengan baik potensi yang dimili-kinya, serta memberdayakan berbagai sumber daya tersebut sebagaidasar dalam pembangunannya. Dengan demikian, perekonomian pede-saan selayaknya memperhatikan antara lain kondisi ekonomi masya-rakat, potensi sumber daya alam dan sumber daya insani, serta infra-struktur yang tersedia untuk mencapai serangkaian tujuan yang dite-tapkan.

Berdasar pada pertimbangan aspek-aspek tersebut, selanjutnyadisusun perencanaan pembangunan kawasan pedesaan dalam rangkameningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perencanaan tersebut menekan-kan pada pembangunan berbasis sumber daya lokal potensial untukmenciptakan peluang pekerjaan dan memacu kegiatan perekonomianbaru berbasis lokal (Blakely,1994). Pengembangan ekonomi di kawa-san pedesaan diarahkan untuk mencapai tiga tujuan yang salingberkaitan, yaitu penciptaan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja,berkurangnya jumlah penduduk miskin, dan terwujudnya mata rantaikehidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood) (Dendi, 2004).

Dalam upaya untuk mengembangkan ekonomi di kawasanpedesaan, terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan,diantaranya seperti yang direkomendasikan oleh Anton (2008) yaitupeningkatan kemampuan produsen di kawasan pedesaan, agar mampu

Page 13: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

PROSIDING| 90

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”Kamis/ 6 Oktober 2016

bersaing dengan produk yang berasal dari luar kawasan pedesaan yangdiharapkan mampu memperbaiki kualitas produksi dan memperbesarpeluang distribusi keluar hasil produksi.

Kedua, memperbaiki kerjasama antar stakeholder agar dapatsaling mendukung dan memperkuat proses produksi serta distribusi.Ketiga, mengalokasikan sumber daya kepada kelompok masyarakatyang berpotensi untuk berkembang, akan tetapi tidak lantas melupakankelompok lainnya yang masih berkembang, serta membuat suatu pusatperdagangan sebagai media interaksi antar kelompok usaha denganpasar.

Keberhasilan proses pengembangan ekonomi di kawasanpedesaan, hendaknya memperhatikan komponen-komponen pendu-kung. Komponen lingkungan (environment) ataupun komponen infra-struktur (instrument) desa memiliki peran dalam pencapaian tujuanpengembangan perekonomian yang diharapkan.

Investasi di bidang infrastruktur berperan besar dalammendukung pengembangan ekonomi di kawasan pedesaan (Anton,2008). Perlu diperhatikan mengenai penentuan jenis infrastruktur yangakan disiapkan, karena harus berorientasi pada karakteristik dankebutuhan desa. Sedangkan kondisi lingkungan adalah perangkat yangmendukung mudahnya proses, seperti peraturan, prosedur, pajak, danpungutan biaya.

Pengembangan ekonomi di kawasan pedesaan berperanpenting dalam memperkuat posisi produsen (produksi barang/jasa).Fokus pengembangan ditujukan pada pembentukan basis kolektifmasyarakat, misal penguatan kapasitas organisasi. Peningkatan kete-rampilan dan kapasitas produsen, serta penyiapan sarana keterlibatanprodusen dalam perencanaan dan pembuatan kebijakan.

Produsen merupakan kelompok yang paling lemah dan me-merlukan dukungan untuk menyuarakan kepentingan mereka maupununtuk meningkatkan keterampilan mereka. Mengorganisir para produ-sen ke dalam sebuah kelompok hanyalah merupakan salah satu bagiandari upaya untuk perbaikan. Peningkatan ketrampilan dan kapasitasprodusen dalam berproduksi dan menjalankan bisnis serta mening-katkan akses pasar, jauh lebih penting dari itu semua (Boulle et al.,2004).

Kapasitas produsen harus dibangun melalui dua pendekatan.Pertama, kapasitas organisasi agar memiliki suara yang kuat dan jelasdalam kemitraan, dan kedua, pengembangan ketrampilan untuk

Page 14: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

91 | PROSIDING

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”

Kamis/ 6 Oktober 2016

menjamin peningkatan produksi dalam klaster yang bersangkutan(Boulle et al., 2004).

Konsep pengembangan ekonomi lokal yang pro-masyarakatmiskin mementingkan beberapa prinsip pokok, yakni: (1) investasipada peningkatan sumber daya manusia dan kapital sosial pendudukmiskin; (2) kebijakan dan pelayanan yang menghasilkan tersedianyasecara luas dan berkelanjutan kebutuhan dasar masyarakat (aksespangan, air bersih, perumahan, kesehatan dan pendidikan); (3) kebi-jakan dan pelayanan yang mengurangi biaya-biaya transaksi sehinggamembuka peluang bagi masyarakat miskin untuk memperoleh peker-jaan dan atau nilai tambah dari usaha sendiri; (4) peningkatan aksesmasyarakat miskin kepada sumber daya ekonomi (modal, lahan, saranaproduksi, informasi pasar dan lain-lain); dan (5) pembangunan yangramah lingkungan (Dendi, dkk.2004).

Dalam kaitannya dengan prinsip pengembangan ekonomi lokalyang pro-poor, dalam penentuan komoditas unggulan daerah, disam-ping kriteria-kriteria kelayakan teknis, permintaan pasar, serta efekmultiplier suatu komoditi/produk sektoral terhadap sektor usaha lain-nya, faktor potensi nilai tambah langsung bagi keluarga miskin jugasebagai kriteria penting (Dendi, 2004: 17).

2. Pemberdayaan PerempuanPemberdayaan perempuan adalah upaya untuk memberda-

yakan diri dengan memiliki kemampuan/keterampilan sesuai denganminat dan bakat yang dimiliki oleh perempuan. Masalah perempuansering dikaitkan dengan gender. Secara umum gender digunakan untukmengidentifikasi perbedaan dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dari segi sosial-budaya.

Kesetaraan gender adalah suatu proses untuk menjadi adilterhadap laki-laki dan perempuan yang memerlukan berbagai teknikanalisa kesetaraan gender. Analisa kesetaraan gender adalah prosesyang dibangun secara sistematik untuk mengidentifikasi dan mema-hami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses dankontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalamproses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubu-ngan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang di dalam pe-laksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial,ras dan suku bangsa.

Page 15: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

PROSIDING| 92

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”Kamis/ 6 Oktober 2016

Beban gender seseorang tergantung dari nilai-nilai budayayang berkembang di dalam masyarakat. Dalam budaya negara kita be-ban gender seorang laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan be-ban gender seorang perempuan. Oleh karena itu masih banyak masya-rakat di negara kita yang tidak mementingkan pendidikan untukperempuan, disebabkan mereka masih menyakini bahwa perempuantugasnya hanya mengurus rumah, anak, dan suami mereka, tanpa mem-beri kesempatan kepada perempuan bekerja di luar rumah seperti hal-nya laki-laki.

Pengarusutamaan gender bertujuan terselenggaranya perenca-naan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebija-kan dan program pembangunan nasional yang berperspektif genderdalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehi-dupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam menentukan kekuasaan dan status pun laki-laki memili-ki kekuasaan lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Hal itudisebabkan bahwa perempuan memiliki perilaku yang lemah lembut,sedangkan laki-laki berperilaku lebih tegar dan jantan. Dalam sebuahorganisasi, kedudukan perempuan dianggap tidak lebih unggul,menurut Moss (dalam Umar, 1999:57) menyatakan bahwa ketimpa-ngan peran gender di dalam berbagai organisasi disebabkan karenaperempuan mempunyai berbagai keterbatasan, bukan saja karena seca-ra alami laki-laki lebih unggul, tetapi juga karena perempuan ditemu-kan kurang terampil daripada laki-laki. Dalam kendali organisasi, posi-si perempuan lebih menghawatirkan daripada laki-laki, sehingga dalampola relasi gender masih sering terjadi ketimpangan.

Pemberdayaan perempuan adalah upaya memperbaiki statusdan peran perempuan dalam pembangunan bangsa. Selanjutnya Ulfah(2010:17) juga mengemukakan bahwa pemberdayaan perempuandipahami sebagai proses penumbuhan kesadaran kritis agar perempuanmampu berkembang secara optimal dan mampu membuat rencana,mengambil inisiatif, mengorganisir diri, dan bertanggung jawab terha-dap diri dan lingkungannya.

Kesadaran kritis tersebut hanya dapat dicapai apabila perem-puan mampu melihat ke dalam diri mereka sendiri serta menggunakanapa yang didengar, dilihat, dan dialami untuk memahami apa yangsedang terjadi dalam kehidupan.

Pemberdayaan perempuan sering digunakan dalam kontekskemampuan meningkatkan ekonomi individu, yang merupakan pra

Page 16: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

93 | PROSIDING

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”

Kamis/ 6 Oktober 2016

syarat pemberdayaan. Penyelenggaraan program pemberdayaan perem-puan meliputi kegiatan yang mencakup bimbingan sosial, bimbinganketerampilan, fasilitas atau bantuan sosial, termasuk di dalamnyapengembangan usaha ekonomi produktif, yang ditujukan untuk pening-katan kemampuan dan keutuhan perempuan serta peningkatan penda-patan ekonominya.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan sum-ber daya perempuan dapat digolongkan menjadi faktor internal daneksternal. Faktor internal, yang meliputi aspek pengetahuan (kognitif),keterampilan/skill (psikomotorik) dan mental (afektif) merupakankomponen yang mewujudkan perilaku sosok perempuan. Sedangkanfaktor eksternal, menjadi faktor penentu keberhasilan dalam member-dayakan faktor-faktor internal.

Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan untuk menge-nyam pendidikan, mengasah keterampilan yang dapat mendukungnyauntuk memberdayakan dirinya sendiri. Pemberdayaan perempuan da-pat dilakukan dengan pendidikan formal, informal dan nonformal.Menurut Kindervatter (dalam Ulfah, 2010: 20-21), dijelaskan empatpendekatan dalam pemberdayaan perempuan melalui pendidikan luarsekolah, yaitu sebagai berikut community organization, yaitu karak-teristik yang mengarah pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakatdalam usaha meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomimereka; self management and collaboration, yaitu pendekatan dengansistem penyamarataan atau pembagian wewenang di dalam kegiatan;participatory approaches, yaitu pendekatan yang menekankan kepadaketerlibatan setiap warga belajar dalam keseluruhan kegiatan, perlunyamelibatkan para pemimpin serta tenaga-tenaga ahli setempat; daneducation for justice, yaitu pendekatan yang menekankan pada ter-ciptannya situasi yang memungkinkan warga belajar tumbuh dan ber-kembang analisisnya serta memiliki motivasi untuk ikut berperan.

Pendidikan nonformal untuk pemberdayaan perempuan dapatdilakukan melalui kegiatan kewirausahaan. Keikutsertaan perempuandalam program yang diselenggarakan diharapkan para perempuandapat memiliki pemahaman dan keterampilan berwirausaha demi pe-ningkatan pendapatan ekonominya.

3. Pandangan Teori Pendidikan Luar SekolahKetidakberdayaan masyarakat disebabkan keterbatasan pendi-

dikan dalam menjangkau sistem pendidikan persekolahan dan kurang

Page 17: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

PROSIDING| 94

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”Kamis/ 6 Oktober 2016

berkembangnya kegiatan pendidikan luar sekolah yang terdapat dimasyarakat. Oleh karena itu sangat didambakan akan kehadiranprogram-program pendidikan luar sekolah yang berbasis sosial budayadan potensi alam sekitarnya untuk memberdayakan masyarakat.

Secara definitif pendidikan adalah usaha sengaja untukmengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian manusia.Artinya, pendidikan terdiri dari; (1) pengelola pembelajaran, (2) wargabelajar dan (3) tujuan pembelajaran, yaitu untuk menghasilkan peru-bahan dalam pengetahuan, pemahaman, wawasan, ketrampilan, nilai,sikap, dan perilaku subyek didik itu sendiri (Rogers, 1993:20-21). Le-bih lanjut Rogers (1993:25) menyatakan bahwa “Non-formal educationhas been defined as all education provided outside of the formalsystem, whatever its purposes, target groups and providers”. Dengandemikian, pendidikan luar sekolah mencakup seluruh aktivitas pendidi-kan atau pembelajaran yang terorganisir di luar sistem persekolahan.

Pendidikan mengandung makna suatu proses yang menem-patkan belajar sebagai inti dari aktivitasnya. Belajar berlangsung dalamdiri masing-masing individu dan berlangsung sepanjang hidupnyasebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Pengalaman individuberinteraksi dengan lingkungan, selanjutnya menciptakan pengalamanbelajar. Melalui pendidikan, belajar diselenggarakan secara terencana(organized learning program) demi memenuhi kebutuhan belajar yangdiinginkan setiap warga belajar.

Karakteristik program pembelajaran dalam pendidikan luarsekolah didasarkan pada prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Pen-didikan luar sekolah diselenggarakan dengan sengaja untuk tujuan pen-didikan (organized learning program). Sedangkan pendidikan informalrelatif tidak teroganisasi dan tersistematis (Coombs, 1973:11). Pen-didikan informal bukanlah suatu program yang dirancang untuk men-capai suatu tujuan pendidikan (unorganized learning program).Namun, lebih tepat diartikan sebagai peristiwa belajar yang terjadipada diri seseorang, yang karena interaksi dengan lingkungannyamembuat orang bersangkutan menjadi berubah pengetahuan, keteram-pilan, nilai, sikap dan perilakunya .

Pendidikan persekolahan dan pendidikan luar sekolah terkate-gori sebagai organized learning program. Namun di antara keduanyapun memliki perbedaan dalam pengorganisasiannya. Dalam pendidi-kan persekolahan, programnya terorganisasi dengan sangat ketat.Sementara pada pendidikan luar sekolah, programnya terorganisasi

Page 18: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

95 | PROSIDING

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”

Kamis/ 6 Oktober 2016

dengan relatif longgar. Menurut Coombs (1973:11) keterorganisasianprogram pendidikan luar sekolah adalah berada di tengah-tengah antarapendidikan informal dan pendidikan persekolahan. Sebab, pendidikaninformal cenderung tidak terorganisasi secara sistematis. Sementarapendidikan persekolahan terorganisasi dengan sistem pendidikan yangterstruktur mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.Dengan demikian, pendidikan luar sekolah berbeda dengan pendidikaninformal yang cenderung tidak terorganisasi dan tidak sistematis.Namun berbeda pula dengan pendidikan persekolahan yang terorga-nisasi secara ketat. Dalam penyelenggaraannya, program pendidikanluar sekolah dilakukan oleh berbagai penyelenggara, berbagai tujuandan beraneka ragam karakteristik peserta program (Apps1979:89-101).

Karakteristik program pemberdayaan masyarakat perempuanmerupakan bentuk pendidikan dalam konteks pengembangan masya-rakat. Boyle (1981) membagi tiga tipe program pendidikan luar seko-lah yang terdiri dari developmental, institutional dan informational.Developmental, merupakan tipe program pendidikan luar sekolah yangmemusatkan perhatian pada membantu atau memfasilitasi individu,masyarakat, kelompok dan komunitas dalam menentukan danmengatasi masalah yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup(Moedzakir, 2010:221). Sejalan dengan itu, pemberdayaan perempuandapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk program pendidikan luarsekolah dengan tipe developmental.

C. SIMPULANPerempuan umumnya telah terjebak dalam konstruksi sosial

yang dibangun dengan anggapan bahwa perempuan adalah makhlukyang lemah lembut, sehingga perempuan hanya cocok bekerja sebagaiibu rumah tangga atau pekerja domestik seperti misalnya mencucipakaian, memasak, mendidik anak dan melayani suami. Tugas iniumumnya dibebankan sepenuhnya kepada perempuan atau istri,sementara laki-laki dipandang sebagai makhluk yang kuat sehinggalaki-laki cocok bekerja di bidang produksi dan laki-lakilah yangmemiliki tanggung jawab untuk menafkahi istri dan anaknya, sehinggaketergantungan istri terhadap suami cukup tinggi.

Ketergantungan istri terhadap suami yang cukup tinggibiasanya disebabkan ketidakmampuan perempuan untuk mencarinafkah seperti laki-laki pada umumnya. Masalah perempuan adalah

Page 19: KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESArepository.unp.ac.id/624/1/WIRDATUL AINI.pdfTarget pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama ... pendampingan masyarakat desa

PROSIDING| 96

SEMINAR NASIONALJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG“KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA”Kamis/ 6 Oktober 2016

akibat dari konstruksi sosial (social contruct) yang sering menjadipenyebab munculnya diskriminasi gender (Puspitawati, 2009:6).

Keluarga yang berhasil adalah ketika seorang ibu memperolehtingkat pendidikan yang baik. memiliki akses publik yang luas, danmempunyai posisi tawar yang kuat. Dengan keluasan pandanganitulah, seorang ibu akan mampu mendidik anak-anak mereka dengancerdas dan bijaksana (Puspitawati, 2009:4).

Secara psikologis, perempuan membutuhkan aktualisasi diridemi pengembangan dirinya dan sesuatu yang pada akhirnya jugaberdampak positif terhadap pengembangan masyarakat dan lingkunganpada umumnya. Pemerintah sebagai alat penggerak jalannya pem-bangunan dan berkembangnya sebuah daerah tergantung dari sejauhmana kecerdasan dan kreativitas pemerintah dalam memajukan daerah-nya. Peranan perempuan disuatu daerah sangat penting, sehingga pe-merintah daerah sebaiknya mempunyai kebijakan-kebijakan terhadapperempuan seperti memfasilitasi berbagai kepentingan perempuandalam berkarya.

Upaya peningkatan peran perempuan dalam pembangunanadalah melalui pengembangan kelembagaan dan usaha ekonomi pro-duktif perempuan. Harapannya adalah peningkatan pendapatan gunakesejahteraan keluarga yang pada akhirnya akan meningkatkan posisikaum perempuan menuju kesetaraan gender.

DAFTAR RUJUKANAPPEAL. 1996. Pendidikan Berkelanjutan: Arah dan Kebijakan Baru.

Bangkok: Ditjen Diklusepora dan UNESCOApps, JW. 1979. Problems in Continuing Education. New York: McGraw-

Hill Book Company. Boyle, P.G. 1981. Planning Better Programs.New York: McGraw-Hill Book Company.

Rogers, Alan. 1993. Adult Learning for Development. Cassel EducationalLimited. Villiers House 41/47 Strand London.

Ulfah. 2011. Penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan Merajut (Studi KasusPelatihan Keterampilan di PKBM Bina Mandiri di CipageranCimahi Jawa Barat). Tesis: Tidak diterbitkan. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Moedzakir, M.D. 2010. Metode Pembelajaran untuk Program-ProgramPendidikan Luar Sekolah. Malang: UM Press.