pembangunan 5 hal 11 20
DESCRIPTION
Majalah Publikasi Bappeda SultengTRANSCRIPT
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
11
PENCAPAIANPEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZIDI SULAWESI TENGAH
PILAR 1 : PERBAIKAN GIZI MASYARAKATPersentase balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang di Sulawesi Tengah tahun 2010 bila dibandingkan provinsi lain masih tergolong relatif tinggi. Walaupun menunjukkan trend positif selama 3 tahun terakhir, kondisi gizi balita Sulawesi Tengah belum dapat memenuhi target MDGs. Persentase prevalensi kekurangan gizi pada anak balita di Sulawesi Tengah mencapai angka 26,5 % pada tahun 2010, sementara target yang ditargetkan Indonesia untuk MDGs tahun 2015 sebesar 15,5 %. Kondisi yang sama juga terjadi untuk angka balita gizi buruk dan balita gizi kurang. Kondisi di Sulawesi Tengah menunjukkan walaupun terjadi penurunan prevalensi balita gizi buruk dari 12,1 % pada tahun 2008 menjadi 7,90 % pada tahun 2009, angka tersebut masih jauh dari target MDGs tahun 2015 yang sebesar 3,6 %. Sementara itu kondisi balita gizi kurang jugamenunjukkan hal serupa. Target MDGs 2015 untuk prevalensi gizi kurang sebesar 11,9 % masih jauh dengan kondisi pencapaian Sulawesi Tengah pada tahun 2009 yang mencapai angka 18,6 %. Melalui program dan kegiatan yang efektif dan efisien, diharapkan dalam waktu 5 tahun Sulawesi Tengah dapat menekan angka tersebut sebesar 2,34 % sehingga pada tahun 2015 target MDGs seperti yang dimaksudkan dapat tercapai.Secara nasional, prevalensi anak balita pendek di daerah Sulawesi Tengah masih memprihatinkan.
Sulawesi Tengah memiliki prevalensi pendek pada anak balita sebesar 36,2 persen pada tahun 2010 dan nilai ini lebih besar daripada prevalensi pendek nasional yaitu sebesar 35,2 persen. Jika dibandingkan dengan target pencapaian MDGs 2015 sebesar 32,0 persen, maka Provinsi Sulawesi Tengah masih memerlukan usaha dalam rangka penurunan prevalensi pendek pada anak balita sebesar 4,2 %.
PILAR 2 : PENINGKATAN AKSESIBILITAS PANGANDalam perkembangannya, ketersediaan pangan baik nabati di Sulawesi Tengah dapat dikatakan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun untuk beberapa komoditas cenderung fluktuatif peningkatannya. Secara umum, potensi pangan Sulawesi Tengah telah mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Hal tersebut terlihat dari adanya surplus untuk hampir semua komoditas yakni beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.Hasil perhitungan dalam Neraca Bahan Makanan Tahun 2009 menunjukkan nilai energi yang tersedia sebesar 4.775 Kal/kapita/hari sedangkan nilai protein yang tersedia sebesar 110,80 gram/kapita/hari. Angka tersebut melebihi standar minimal yang ditetapkan yakni 2200 Kal/kapita/hari untuk keteresediaan energi dan 52 gram/kapita/hari untuk ketersediaan protein.Berdasarkan standar tingkat kecukupan konsumsi kalori dan protein per hari dari Hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, yaitu sebesar 2.000 kkal/kapita/hari dan 52 gram/kapita/hari protein, tingkat konsumsi
kalori Sulawesi Tengah pada tahun 2009 sebesar 1,950 kkal/kapita/hari masih di bawah standar kecukupan. Konsumsi protein yang nilainya 51,71 gram/kapita/hari juga belum memenuhi standar yang ditentukan yaitu 52 gram/kapita/hari.Kondisi kerawanan pangan di Sulawesi Tengah yang tergambar melalui Indeks Ketahanan Pangan Komposit menunjukkan di provinsi Sulawesi Tengah terdapat 10 kecamatan Prioritas 1, 18 kecamatan Proritas 2, 29 kecamatan Prioritas 3, 12 kecamatan Prioritas 4, 18 kecamatan Prioritas 5 dan 54 kecamatan Prioritas 6.
PILAR 3 : PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGANProvinsi Sulawesi Tengah harus dilindungi dari pangan yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan, dimana berdasarkan data yang ada masih terdapat 35 % produk pangan lokal yang tidak memenuhi syarat, baik kimia maupun mikrobiologi, 60 % sarana Industri pangan rumah tangga ( IRTP ) belum menerapkan standar cara produksi pangan yang baik, 57% sarana penjualan makanan belum menerapkan cara distribusi yang baik. Sebagai gambaran bahwa jumlah sarana distribusi pangan yang terdata saat ini sebanyak 615 sarana dan Industri Rumah Tangga Pangan sebanyak 281 sarana yang aktif berproduksi dari sebanyak 1.345 sarana yang ada.Disamping itu, jumlah tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan Distric Food Inspector (DFI) yang masih terbatas (245 orang) dan jumlah sarana IRTP yang telah mendapatkan pelatihan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) juga masih terbatas.
Topik Utama
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
12
Peristiwa
Salah satu target utama dalam pengembangan keamanan pangan di Sulawesi Tengah adalah menyediakan pangan segar yang aman dari residu pestisida, penanganan kasus-kasus pangan hewani yang terkena wabah penyakit antraks, penyakit flu burung, beredarnya bahan makanan dan minuman olahan tanpa izin beredar dan melanggar ketentuan batas kadaluarsa, serta penggunaan bahan tambahan pangan terlarang yang dapat membahayakan kesehatan, atau bahkan dapat meyebabkan kematian.Salah satu upaya pemerintah dalam melindungi masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan adalah dengan menciptakan perangkat lunak berupa regulasi dibidang keamanan pangan, yang mana Provinsi Sulawesi Tengah telah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor : 521/283/bkp-G.ST/2004, tanggal 2 November 2004 tentang Penunjukan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Pengawas Mutu Buah dan Sayuran Segar di Propinsi Sulawesi Tengah serta Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor : 521/291/BKP-G.ST/2008, tanggal 6 Agustus 2008 tentang Badan Ketahanan Pangan sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD )
PILAR 4 : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHATStatus gizi masyarakat selain dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi, juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Sasaran perilaku masyarakat diarahkan
kepada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada rumah tangga yang sering disebut dengan rumah tangga ber PHBS. Pengukuran rumah tangga ber PHBS melalui survei cepat dengan jumlah sampel 210-300 rumah tangga/kabupaten. Hasil Pemetaan rumah tangga ber PHBS Di Provinsi Sulawesi Tengah selama 2 tahun terakhir terus meningkat secara perlahan yaitu 18,34 (2006), 23,60 (2007), 17,73 (2008), 24.52 (2009) dan 27,44 (2010). Walaupun angka tersebut belum mencapai target yang diharapkan sebesar 42,92 % (2010).Di Provinsi Sulawesi Tengah, pencapaian PHBS di setiap kabupaten belum mencapai 42 %. Tahun 2010, berdasarkan hasil pemetaan PHBS bahwa pencapaian rumah tangga berPHBS tertinggi di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 38,5 % dan terendah di Kabupaten Sigi Biromaru sebesar 16,4%.
PILAR 5 :KELEMBAGAAN PANGAN DAN GIZIKeberadaan kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan di Propinsi sangatlah strategis utamanya dalam pelaksanaan rapat-rapat koordinasi antar semua stakeholder yang terkait dengan program ketahanan pangan dan merupakan media dan mekanisme dalam melaksanakan kegiatan utama DKP yaitu penilaian situasi, pengambilan keputusan dan tindakan sehubungan dengan situasi pangan dan gizi di Sulawesi Tengah.Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hampir seluruh Kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan di wilayah kab/kota telah terbentuk yang mana seluruh anggota DKP kab/kota beranggotakan SKPD lintas sektoral
yang terkait secara langsung dengan program ketahanan pangan. Salah satu Upaya yang dilakukan adalah dengan memberdayakan kelembagaan masyarakat seperti melalui lembaga pembeli gabah (LPG) dan lembaga usaha ekonomi pedesaan , lumbung, dan pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan). Jumlah Desa Mandiri Pangan (Demapan) di Provinsi Sulawesi Tengah berjumlah 59 desa yang tersebar di 10 Kabupaten dan Kota Palu.Ketersediaan fasilitas kesehatan di provinsi Sulawesi Tengah sampai dengan tahun 2009 terdiri dari Jumlah Rumah Sakit sebanyak 12 buah, Puskesmas sebanyak 2.623 buah dan Jumlah Posyandu sebanyak 167 buah. Untuk tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga dokter sebanyak 520 orang dan tenaga kesehatan lainnya sebanyak 7.244 orang. Disamping itu dalam rangka mendekatkan pelayanan, Provinsi Sulawesi Tengah hingga saat ini telah memiliki lembaga penanganan gizi buruk yang disebut Pusat Pemulihan Gizi (Therapeutic Feeding Centre/TFC) yang terdapat di 3 (tiga) kabupaten/kota; Puskesmas Pantoloan Kota Palu, Puskesmas Donggala Kabupaten Donggala dan Poskesdes Sidera kabupaten Sigi.
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
13
Pada hari Senin, tanggal 5 Maret 2012, Gubernur Sulawesi Tengah beserta Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanaan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah. mengadakan pertemuan dalam rangka pemaparan persiapan menuju Sail Tomini 2014, yang bertempat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jakarta, Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012, Gubernur Sulawesi Tengah didampingi Asisten II, Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah juga memaparkan rencana Sail Tomini 2014 dihadapan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I.
Teluk Tomini adalah teluk terbesar di Garis Khatulistiwa dengan luas berkisar 59.500 km2. Kawasan Teluk Tomini merupakan jantung segitiga karang dunia (Coral Triangle), memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi, serta karakteristik ekosistem unik dan indah. Eksploitasi SDA tanpa pola pengelolaan berwawasan lingkungan menyebabkan degradasi sumberdaya alam dan
berpengaruh terhadap komunitas di Teluk Tomini.
Adapun Tujuan Kegiatan Sail Tomini 2014 secara umum adalah memperkenalkan potensi dan keindahan Teluk Tomini pada dunia internasional, membangun kecintaan dan kebanggaan terhadap dunia bahari, meningkatkan citra Indonesia sebagai negara maritime, serta meningkatkan kontribusi pariwisata Indonesia. Sedangkan Tujuan Strategisnya adalah, terbangunnya sinergitas program dan kegiatan yang jelas, terukur, dan memegang teguh prinsip kelestarian lingkungan dan hadirnya paket-paket investasi pengembangan produk-produk ungggulan berdaya saing tinggi di masing-masing kabupaten/kota.
Kegiatan direncanakan berlangsung selama 9 (sembilan) hari akan melibatkan berbagai unsur dari beberapa Negara. Peserta direncanakan terdiri dari: Para peserta ex beberapa SAIL di Indonesia, atlet olahraga bahari dari dalam & luar negeri, kelompok Seni & Budaya dari dalam & luar negeri, mahasiswa, pelajar dan organisasi
kepemudaan di Indonesia, masyarakat umum, wisatawan dalam dan luar negeri, pelaku bisnis dalam dan luar negeri dan Pemerintah Daerah dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Kesepakatan 3 (tiga) provinsi yakni Sulawesi Tengah,Gorontalo dan Sulawesi Utara dalam pengelolaan Teluk Tomini dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, aspek ekonomi, sosial-budaya dan aspek lainnya secara proporsional, melalui peningkatan koordinasi, integrasi dan sinergitas program/kegiatan.
Paradigma pembangunan kawasan Teluk Tomini selayaknya diarahkan pada industri berbasis pertanian, kelautan-perikanan dan pariwisata (Green Economy), olehnya itu perlu disusun program/kegiatan di pesisir Teluk Tomini yang fokus, terarah dan terangkum dalamLaunching program tersebut nantinya akan dipublikasi dan dikemas dalam kegiatan yang melibatkan 3 provinsi dan 15 kabupaten/kota di pesisir Teluk Tomini dengan nama SAIL TOMINI 2014.
Menuju SAIL TOMINI 2014
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
14
Internal
KESIAPAN SULAWESI TENGAH MEMBANGUN JARINGAN DATA SPASIAL DAERAH
Simpul Jaringan Data Spasial merupakan bagian dari Jaringan Data Spasial Nasional yang berfungsi sebagai penyelenggaraan, pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran , pertukaran, penyebarluasan data spasial.
Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Unit Kliring bagian dari Simpul Jaingan Data Spasial Daerah berfungsi sebagai pelaksana tugas dari simpul jaringan untuk pertukaran dan penyebarluasan metadata dan data spasial dari masing - masing unit kerja
Saat ini Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan Perpres No. 85 tentang JDSN sebagai salah satu Simpul Jaringan dan bahkan tahun 2012 ini direncanakan Provinsi
Ir. Christina Sandra T, MTPKepala Bidang Data dan Statistik Bappeda Sulawesi Tengah
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
15
Internal
Sulawesi Tengah akan tersambung kedalam JDSN. Untuk memulai pembangunan Simpul Jaringan IDSN diperlukan pemahaman yang benar agar tidak salah interpretasi. Pembangunan Simpul Jaringan tentu perlu partisipasi dari dinas/SKPD lain sebagai pengelola data.
Pada tahun 2012 ini akan dimulai pembangunan JDSN/IDSN, sehingga direncanakan tahun ini Provinsi Sulawesi Tengah sudah akan terintegrasi dengan Jaringan Data Spasial Nasional, yaitu antara lain:
1. Pembentukan Tim Kerja antar Dinas/SKPD2. Penetapan Unit Kliring3. Pembuatan Metadata4. Pembangunan Clearinghouse (Gateway/Pintu Gerbang)
Simpul Jaringan5. Standarisasi data spasialPembangunan Simpul Jaringan
pada program JDSD akan dimulai dengan pembentukan Tim Kerja antar Dinas/SKPD. Anggota dari Tim ini adalah merupakan perwakilan dari Dinas/SKPD pengelola data. Agar semua urusan kegiatan dapat berjalan dengan lancar, maka tim ini akan terdiri dari tiga level, yaitu :
1. Tim Pengambil KebijakanAnggota Tim ini terdiri dari para
Kepala Dinas/SKPD, berperan dalam pengambilan keputusan/ kebijakan dalam hal pengelolaan data.
2. Tim Manager MenengahAnggota Tim ini sebaiknya
terdiri dari para penanggung jawab pengelolaan fisik data pada tiap Dinas/SKPD. Peran dari Tim ini adalah sebagai perancang kegiatan operasional pembangunan Simpul Jaringan dalam kapasitas mendukung pembangunan IDSN. Selain itu juga berperan dalam mengkomunikasikan kegiatan kepada Tim Pengambil Kebijakan dan kepada Tim operator. Peran Tim ini sangat menentukan keberhasilan dalam pembangunan Simpul Jaringan.
Kegiatan inti dari Tim ini antara lain mengkoordinasikan dalam Hal : Inventarisasi data pada Dinas/SKPD masing-masing, Pembuatan metadata, Pembangunan jaringan sistem secara elektronik (Intranet, Internet) yang tersambung dengan JDSN, Standarisasi Data dll.
3. Tim OperatorAnggota Tim ini adalah
para pelaksana tugas secara operasional yang berperan dalam kegiatan seperti inventarisasi data, pembuatan metadata, pembangunan jaringan elektronik (intranet, internet), pembuatan data yang standar sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Khusus
untuk SNI ini saat ini Tim Nasional Standard sedang dalam progress pembuatan SNI.
Penetapan Unit Kliring yang akan bertindak sebagai pintu gerbang keluarnya segala informasi dan komunikasi data pada Simpul Jaringan perlu segera dilakukan untukmengawali pembangunan. Cara pembentukannya adalah Pimpinan Wilayah (Gubernur/Bupati/Walikota) menunjuk salah satu dinas/SKPD untuk bertindak sebagai Unit Kliring. Penunjukan tersebut diadministrasikan melalui sebuah Surat Keputusan (SK) dari Pimpinan Wilayah. Pada surat keputusan tersebut selain menetapkan unit kliring, juga perlu dijelaskan tugas dan fungsi dari Unit Kliring serta peran dari Dinas /SKPD dalam mendukung pembangunan Simpul Jaringan. Persiapan surat keputusan dilakukan bersama oleh tim kerja level Manager Menengah dan level pengambil kebijakan.
Pembuatan metadata merupakan langkah berikutnya untuk melaksanakan pengelolaan data, yang notabene merupakan asset pemerintah yang wajib dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan dan masyarakat. Metadata apabila diartikan secara bebas bisa berarti sebuah informasi yang sangat rinci mengenai keberadaan data. Di dalam metadata semua informasi tentang sebuah data akan tersaji dengan rinci sebagai contoh, apa judul/nama data, tahun berapa dibuat, skalanya berapa, mencakup wilayah mana saja, sumber data diambil dari mana, milik siapa data tersebut, apabila ingin mendapatkan menghubungi siapa, alamatnya dimana, jam berapa, nomor teleponya berapa, prosedurnya bagaimana, harganya berapa, dan lain-lain masih banyak lagi informasi
Google Maps
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
16
yang disajikan. Satu data idealnya berisi 300 an informasi tentang data tersebut. Semua pertanyaan tentang satu data diatas dapat disajikan pada metadata. Setiap data idealnya dibuat metadatanya, sehingga keberadaannya akan lebih jelas bagi siapa saja yang memerlukannya serta data tersebut ter update setiap saat.
Program IDSN berbasiskan elektronik, perlu dibangun sistem clearinghouse yang berfungsi sebagai portal/gateway/pintu gerbang pada Unit Kliring. Pintu gerbang komunikasi data dan informasi yang letaknya apada Unit Kliring ini fungsinya mewakili seluruh Dinas/SKPD dalam satu Simpul Jaringan (provinsi). Dari clearinghouse pada Unit Kliring ini akan dapat tersambung dengan Jaringan
Data Spasial secara nasional. Jadi akan menyambungkan Simpul Jaringan Provinsi Sulawesi tengah ke Jaringan Data Spasial Nasional secara elektronik. Dengan tersambungnya jaringan tersebut maka seluruh informasi tentang data Sulawesi Tengah yang telah disajikan pada metadata akan dapat diakses atau dinikmati oleh para pengguna di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia. Alamat pencarian informasi data spasial secara nasional dapat dilihat pada situs http://www.idsn.or.id yang merupakan pusat informasi seluruh produk data spasial di Indonesia.
Saat ini pemakaian data spasial (perpetaan) di Sulawesi Tengah pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya memang masih menghadapi masalah terutama dalam hal standar pembuatan
data spasial. Untuk pelaksanaan koordinasi perencanaan pengelolaan wilayah sering data yang berasal dari satu Dinas/SKPD dengan data yang lain tidak bisa diintegrasikan dengan baik, sehingga terasa menyulitkan. Idealnya masalah diatas akan dapat tertangani setelah ada standar data spasial nasional. Saat ini tim standardisasi data spasial sedang bekerja untuk membuat standar tersebut dan apabila sudah selesai akan di sosialisasikan ke seluruh pihak terkait di Indonesia.
Setelah adanya standar pembuatan data spasial secara nasional, maka di provinsi Sulawesi Tengah dalam pengelolaan data spasial akan melakukan penyesuaian datanya mengacu kepada standar yang sudah ditetapkan.
PETA BATIMETRIKABUPATEN TOJO UNA-UNAPROVINSI SULAWESI TENGAH
Kerjasama :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(BAPPEDA) Prov. Sulawesi Tengah
dan
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional(BAKOSURTANAL)
&:&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:&: &:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
&:
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
Tg.Api
Tg.Loe
Tg.Dau
Tg.Leo
Tg.Tete
Tg.Dowo
Tg.Pude
Ujunglemo
Tg.Tampo
Tg.S ilar
Tg.M elam
Tg.KomalTg.Laebo
Tg.Baena
Tg.Bembe
Tg.Ut ing
Tg.Pautu
Tg.Konao
Tg.Kubur
Tg.Bakar
Tg.Apolo
Tg.A raso
Tg.M arowo
Tg.Lawaka
Tg.Pukong
Teluk Ipal
Krg.Tenga
Tg.Kadodo
Tg.TeluseTg.Nanasi
Tg. Impago
Tg.Buloko
Teluk Luok
Tg.Taipoa
Tg.Popisi
Tg.Tambun
Tg.Kayom e
Tg.Kalemo Tg.Palala
Tg.Kalama
Teluk Kanan
Tg.Dongkat
Krg.Buniak
Tg.G um bang
Tg.Bagatan
Tg Bul ugong
Tg.Tumotok
Teluk Onton
Tg.T ingaul
Tg.Karanji
Teluk K ilat
Tg.T impoon
Tg.Kajonor
Teluk M al ei
Teluk Lindo
Tg.Lulunge
Tg.Pantapa
Tg.Li ngogi
Ujungi Lai si
Ujungi Labua
Teluk Tomini
Teluk Am pana
Teluk Uebone
Teluk M al opo
Teluk Tim ala
Teluk Nanasi
Teluk Oli lanTg.Bokoboko
Teluk Tutung
Teluk Layang
Tg.Larangan
Tg.Damalal o
Teluk Totobi
Tg.Keilomba
Teluk Potaro
Tg.Batut iga
Teluk Lebiti
Teluk Todano
Teluk Tomini
Tg.Watumaeta
Tg.Polumpung
Krg.Bokoboko
Teluk Sambote
Tg.Lam bangan
Selat Malenge
Tg.Batubuaya
Teluk Poleom a
Tg.PongiutanTg.P ipingkot
Tg.Cupatanah
Tg.Pomangana
Tg.Batusampuu
Tg.Batuuwanon
Teluk Tangkios
Tg.Balikapata
Tg.Lantol anto
Tg.Batulum otoKrg.B inantuga
Teluk Bangkagi
Teluk Tangkubi
Selat Batudaka
Selat Tangkian
Ujungi Masal ogi
Teluk Talatakoh
Selat Kabalutan
Ujungi Salibolib
Teluk Somperm asa
Ujungi Tam intode
Tlk. Kabungkalan
Krg.Basubangkai
Tg.Tamparangiga
Tg.Kulingkinari
> 200
200-1000
0-25
25-200
0-25
25-200
25-200
0-25
0-25
25-200
> 200
200-1000
0-25
25-200
0-25
25-200
25-2000-25
25-2000-25
Awo
BigaLuok
Mire
Sabo
Podi
Tojo
Siatu
Kalia
PautuBaulu
Tobil
Wakai
Bambu
Bomba
Rompi
Dondo
Bailo
Cempa
Bahari
Uekuli
Malino
Malapo
Tingki
Tuwean
Olilan
Kolomi
Lebit?Unauna
Borone
Uebone
Tete B
Tete A
Labuan
Sumo li
Marowo
Tongku
Uedele
Banano
Betaua
TayawaLemoro
Malewa
Kabalo
Tatari
TolibaGalugaMatako
Kotogop
Pasokan
Popo lii
Malenge
Tumotok
Katupat
Benteng
Kambutu
Patoyan
Una una
Bantuga
Pusungi
Pancuma
Sandada
Mawomba
Nggawia
Bambalo
Bonevoto
Borneang
Uematopa
Dolong A
Dolong B
Tongkabo
Matobiai
Uerelepe
Bangkagi
Bungkayo
Lembanya
Molowagu
Uetangko
Urundaka
Malotong
Mawuroto
Tombiano
Uekambuno
Kondongan
Kabalutan
Lembanato
Tumbulawa
P. Taupan
Tanamawau
Paranonge
Bonebae IWatusongu
Bongkakoi
Tampabatu
Sansarino
Kambiluyu
Korondoda
Takibangke
Salinggoha
Tiga Pulau
Pulau EnamTaningkola
Bonebae II
Sabo TimurBelanggala
Mantangisi
Tampanombo
Ujung Tibu
Malei Tojo
Tanjungpude
Dataran Bugi
Kulingkinari
UPT Kalemba I
Bongka Makmur
Padang Tumbuo
Sabulira Toba
UPT Kalemba II
Uentanaga Atas
Uentanaga Bawah
Kec. Tojo
Kec. Una-una
Kec. Ulubongka
Kec. Tojo Barat
Kec. Walea Besar
Kec. Ampana Tete
Kec. Walea Kepulauan
Kec. Togean
Kec. Ampana Kota
12230'0"E
12230'0"E
1220'0"E
1220'0"E
12130'0"E
12130'0"E
1210'0"E
1210'0"E
030
'0"S
030
'0"S
10'0
"S
10'0
"S
130
'0"S
130
'0"S
280000
280000
340000
340000
400000
400000
9800
000
9800
000
9900
000
9900
000
9900
000
9900
000
Kedalaman (meter)0-25
25-200
> 200
200-1000
1:700.000Skala
Keterangan
Jalan/TransportasiJALAN ARTERI
JALAN KOLEKTOR
JALAN LAIN
JALAN LOKAL
Administrasi
&: Desa/Kelurahan
"6 Kecamatan
PerairanSungai
Danau
JALAN SEDANG DIBANGUN
0 7 14 21 28 353,5Kilometers
Proyeksi : UTMSistem Grid : Geographic GridDatum Horizontal : WGS 84 / IDN 95
1230'0"E
1230'0"E
12215'0"E
12215'0"E
12130'0"E
12130'0"E
12045'0"E
12045'0"E
1200'0"E
1200'0"E
045
'0"N
045
'0"N
00'
0"
00'
0"
045
'0"S
045
'0"S
130
'0"S
130
'0"S
215
'0"S
215
'0"S
Sumber Peta :- Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:50.000- Peta Administrasi Kabupaten Tojo Una Una Tahun 2007- Survei Lapangan
Internal
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
17
Selain tugas pokok dan fungsi yang melekat pada Sub Bidang Perencanaan Ekonomi II, tugas lain yang diberikan adalah dalam rangka mendukung kegiatan Capacity Development Project (CD-Project) yang merupakan proyek pengembangan kapasitas para pemangku kepentingan di Sulawesi khususnya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah melalui mekanisme kolaborasi yang merupakan kerjasama antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan Kementerian Dalam Negeri RI.
Sasaran CD-Project itu sendiri meliputi 6 (enam) wilayah pemerintah provinsi yang ada di Sulawesi serta 29 Kabupaten/Kota se-Sulawesi dan untuk Provinsi Sulawesi Tengah meliputi Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, KabupatenTojo Una-una, Kabupaten Buol dan Kota Palu. CD-Project telah dimulai sejak September 2007 sampai dengan September 2010 dan memasuki masa perpanjangan sampai dengan September 2012.
Mekanisme Kolaborasi dalam CD Project adalah Mekanisme untuk mendorong prakarsa masyarakat dalam pembangunan daerah, merumuskan perencanaan melalui koordinasi antara masyarakat dan pemerintah daerah, serta memanfaatkan sumberdaya dan anggaran yang efektif, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah dapat membangun daerahnya secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya.
Dalam rentang waktu tiga tahun, CD Project telah mengimplementasikan tiga komponen kegiatan yaitu (i) Penyelenggaraan serial pelatihan kepada stakeholder pada
KERJASAMA JICA DENGAN KEMENTRIAN DALAM NEGERIRIVAN BURASE, SPKasubid Ekonomi II Bappeda Sulawesi Tengah
Internal
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
18
tiga tingkatan yang berbeda : pengambil kebijakan, perencana, community facilitator (fasilitator masyarakat); (ii) Pelaksanaan kegiatan pilot yang direncanakan dan diimplementasikan oleh stakeholder, dan (iii) sharing pengalaman dan jejaring di antara stakeholders, baik terhadap berbagai kegiatan/proyek yang telah ada (yang dikaji sebagai referensi dalam bentuk good practice case study) maupun terhadap hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pilot.
Dari ketiga tahapan dan jenis kegiatan tersebut, diharapkan akan dihasilkan tiga output yaitu :
(1) Output Kegiatan I adalah penguatan kapasitas stakeholder dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah
(2) Output Kegiatan II adalah penguatan kapasitas menajemen pelaksanaan proyek pembangunan daerah melalui kolaborasi antar stakeholder dan pengalaman kegiatan pilot
(3) Output Kegiatan III adalah Terjalinnya jaringan pertukaran informasi antar stakeholder di Sulawesi
Stakeholders yang terlibat dalam pengembangan CD-Project adalah:
Pemerintah Provinsi (PIC) diharapkan mampu menyusun rencana pembangunan dan melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan karakteristik daerah dan melakukan fasilitasi kepada pemerintah kabupaten/kota melalui koordinasi dengan stakeholders lain.
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai Tim Pokja diharapkan mampu menyusun rencana pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat di daerah dan melaksanakan kegiatan pembangunan melalui kolaborasi dengan stakeholder lain seperti NGO dan Perguruan Tinggi.
NGO diharapkan mampu melakukan fasilitasi kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengambil inisiatif untuk membangun daerahnya sendiri.
Komunitas diharapkan mampu memahami dan menganalisis permasalahan yang dihadapi dan membuat rencana aksi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Juga mampu berdiskusi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan/atau NGO
Internal
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
19
dalam rangka penyediaan dan pengelolaan sumberdaya yang diperlukan.
Perguruan Tinggi diharapkan mampu mendistribusikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembangunan kepada stakeholder lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan CD Project di Sulawesi Tengah dikoordinasikan oleh Provincial Implementation Committee (PIC) Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan :
SK Gubernur Sulawesi Tengah nomor : 050.12/03/Bappeda-G.ST/2008 tanggal 8 januari 2008 tentang pembentukan Komite Implementasi Sulawesi Capacity Development Project JICA Prov. Sulteng tahun 2008
SK Gubernur Sulawesi Tengah nomor : 050/141/ Bappeda-G.ST /2009 tanggal 8 april 2009 tentang pembentukan Komite Implementasi Sulawesi Capacity Development Project JICA Prov. Sulteng tahun 2009
SK Gubernur Sulawesi Tengah nomor : 050/121/ Bappeda-G.ST /2010 tanggal 10 maret 2010 tentang pembentukan Komite Implementasi Sulawesi Capacity Development Project JICA Prov. Sulteng tahun 2010
SK Gubernur Sulawesi Tengah Nomor : 050/147/Bappeda-G.ST/2011 Tanggal 17 Maret 2011 tentang Pembentukan Provincial Implementation Committee (PIC) Sulawesi Capacity Development Project (CD-PROJECT) JICA Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011
Tugas PIC adalah : menghimpun, menganalisa
dan merumuskan pelaksanaan seleksi kelompok sasaran diklat dan pelaksanaan di provinsi maupun
kabupaten/kota menghimpun, menganalisa dan
merumuskan pelaksanaan seleksi kegiatan pilot yang diusulkan oleh alumni diklat perencanaan dan alumni community fasilitator training jica cd-project baik dari provinsi maupun kabupaten/kota serta pelaksanaannya
sebagai fasilitator, motivator koordinator dan evaluator kepada stakeholders kabupaten/ kota untuk dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pilot yang diusulkan alumni community fasilitator training sesuai kebutuhan riil dari masyarakat
menyampaikan usulan kegiatan pilot atau kegiatan lainnya yang ada hubungannya dengan program cd-project yang berasal dari provinsi/ kabupaten kota kepada pihak cdp makassar
menyebarluaskan informasi kegiatan capacity development project dan melaksanakan sharing pengalaman dengan stakeholders di tingkat provinsi maupun di kab./kota
melakukan pengendalian dan pemantauan pelaksanaan sulawesi capacity development project
Berkaitan dengan hal itu, maka Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah selaku koordinator Tim Komite Implementasi Provinsi atau Provincial Implementation Committee (PIC) dengan anggotanya terdiri dari unsur Pemerintah Daerah (Sekretaris Daerah. Bappeda Provinsi, Badan Kepegawaian dan Diklat Provinsi, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Biro Keuangan, Biro Perekonomian), Legislatif, perguruan tinggi dan LSM berfungsi :
1. Memfasilitasi seluruh kegiatan JICA dengan Kabupaten / Kota
selaku lokasi kegiatan.2. Bersama sama dengan
anggota PIC dan JICA Team melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanan pilot project di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojouna-una, Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala dan Kota Palu.
3. Mengikuti rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh JICA baik rapat koordinasi nasional maupun regional d 6 provinsi se Sulawesi sekaligus sharing pengalaman dan evaluasi pelaksanaan kegiatan per triwulan.
4. Melaksanakan konsultasi dengan JICA Team di Jakarta dan Makassar mengenai pelaksanaan, perkembangan dan keberlanjutan program Capacity Development project.
5. Mengikuti pelatihan antar daerah se Indonesia maupun Jepang mengenai pelaksanaan perencanaan pembangunan melalui pendekatan partisipatif.
Mengikuti dan menyelenggarakan seminar, pelatihan perencanaan baik untuk tenaga perencana maupun fasilitator komunitas.
KEGIATAN-KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN:
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan Capacity Development (CD) Project dan PIC di Sulawesi Tengah Tahun 2008, antara lain yaitu :
1. Regional Development Training di Japan
2. PLSD Training di Japan (Training Needs Assesment Survey)
3. Young Leader di Japan4. Workshop Bagi Penentu
Kebijakan dilaksanakan di Manado, 24-25 Maret 2008
5. Diklat Bagi Perencana 3 Angkatan dilaksanakan di Manado,
Internal
-
PEMBANGUNAN - EDISI 5 TAHUN 2012
20
angkatan I 23 Juni 2008, angkatan 2 4-14 Agustus 2008 dan angkatan ke III 10-20 Nopember 2008.
6. Diklat Bagi Community Fasilitator
7. Program Master Course Community Development Unhas
8. Lokalatih keterampilan fasilitasi masyarakat
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan Capacity Development (CD) Project dan PIC di Sulawesi Tengah Tahun 2009, antara lain yaitu
1. Workshop Fasilitasi PIC atas Pilot activity, dilaksanakan Makassar 28 januari 2009.
2. Melakukan fasilitasi Pilot aktifity di Tojo Una-Una
3. Workshop Good Practise Cases Study (GPCS)
4. Mini Workshop GPCS5. Good Practice Case Study di
Pulau Tiga Kab. Parigi Moutong 6. Stering Commite berbagi
Pengalaman 7. Penerbitan News Letter
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan Capacity Development (CD) Project dan PIC di Sulawesi Tengah Tahun 2010, antara lain yaitu:
1. Pembentukan Tim Monitoring dan Proses Kegiatan di Parigi Moutong
2. Lokakarya Dan Pelatihan Fasilitasi Kegiatan Pilot
3. Gerakan Masyarakat di Desa Petapa, Kecamatan Parigi Tengah
4. Pembahasan Hasil Evaluasi Akhir (Terminal Evaluation) Sulawesi Capacity Development Project
5. Stakeholder Meeting CD Project di Makassar
6. Pelaksanaan Young Leader Training di Jepang
7. Pelaksanaan Training Fasilitator Masyrakat Seri III Implementasi
dan Monitoring8. Penandatanganan Mou CD
Project periode perpanjangan 2010-2012
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan Capacity Development (CD) Project dan PIC di Sulawesi Tengah Tahun 2010, antara lain yaitu:
1) Januari 13 s/d 15 kegiatan yang dilaksanakan di Kota Palu yaitu Training Fasilitator terdiri dari 36 orang peserta.
2) Januari 23 s/d 29 Parigi Moutong yaitu kegiatan Diklat Manajemen Perencanaan Berbasis Komunitas dengan jumlah 23 peserta
3) 31 s/d 1 Februari 2011 di JCC Jakarta kegiatan Join coordinasi comitte pertemuan kepala Bappeda se Sulawesi.
4) 22 Februari kunjungan PIC ke Kabupaten Donggala yaitu diskusi dengan Bupati/Kepala Bappeda tentang komitmen Kabupaten Donggala dalam CD-Project.
5) Makassar Manado tahun 2011 gugus tugas
6) 18-21 kegiatan yang dilaksanakan di Kota Palu yaitu Training Fasilitator seri kedua terdiri dari 30 orang peserta.
7) 6 Juni 2011 Diskusi dengan vocal point/PIC tentang kelanjutan CD-Project di Sulawesi Tengah
8) 9 Juni pertemuan gugus tugas ke-2 di Menado
9) 14-17 Juni kegiatan yang dilaksanakan di Kota Palu yaitu Training Fasilitator seri ketiga terdiri dari 24 orang peserta.
10) 22-25 Juni Kunjungan Tim Ahli di Desa Petapa dilanjutkan diskusi dengan PIC.
11) 30 juni-6 juli di Makassar Workshop Fasilitasi Masyarakat dan Master Fasilitator
12) 12 Juli-18 Juli di Kabupaten
Parigi Moutong Pelatihan perencanaan partisipatif bagi sekretaris desa 38 peserta
13) 3 agustus diskusi dengan PIC persiapan gugus tugas ketiga di Palu
14) 22 Agustus pertemuan gugus tugas ketigadi Palu
15) 5 8 Oktober kegiatan yang dilaksanakan di Kota Palu yaitu Training Fasilitator seri keempat terdiri dari 19 orang peserta.
16) 13-14 Oktober Workshop Penguatan PIC dalam fasilitasi Pembangunan Kapasitas Kolaborasi Kabupaten/Kota.
17) Berbagi Pengalaman tentang Diklat, Workshop, dan lain-lain sebagai Suatu Metode Fasilitasi terhadap kabupaten /Kota
18) Tim Maliuntinuvu Kota Palu, Pelaksanaan PDPM berkaitan dengan CD-Project.
19) 24-26 Oktober pelatihan fasilitator pendamping kelurahan kawasan pesisir teluk Palu
20) 7-9 Desember Workshop pedoman institusi mekanisme kolaborasi di Makassar
21) Pertemuan gugus tugas ke empat di Makassar
Internal