pembahasan thermistor

6
4.2 Pembahasan Pada praktikum ke tiga ini adalah mengukur nilai resistansi dua buah thermistor yang berbeda warna. Thermistor adalah elemen pengindera temperature yang terbuat dari bahan semikonduktor. Cara kerja dari thermistor ini adalah berdasarkan perubahan yang besar dari resistansinya yang setara dengan perubahan temperature. Sebelum melakukan pengukuran resistansi thermistor pada suhu air yang berbeda. Langkah pertama adalah mengukur nilai resistansi thermistor tanpa perlakuan air dingin maupun air panas. Dan didapatkan hasil seperti yang tertera pada point hasil diatas. Kemudian setelah mengukur resistansi tanpa perlakuan air pada thermistor. Selanjutnya bagian kepala thermistor dimasukan kedalam air dengan suhu normal air yaitu 26 0 C. Pada praktikum pengukuan resistansi thermistor ini dilakukan dengan perlakuan air dingin kemudian air dingin tersebut dinaikan suhunya dengan menggunakan kompor, yang awalnya menggunakan heater tetapi tidak jadi dilanjutkan karena alat heater tersebut pegangan karetnya meleleh. Kemudian nilai resistansi thermistor diukur setiap kenaikan 10 0 C. Setelah data pengukuran didapatkan, kemudian praktikan dapat menyimpulkan jenis thermistor yang digunakan dalam praktikum apakah thermistor tersebut Anditya Husnul Hasna

Upload: anditya-husnul-hasna

Post on 22-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sistrum

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Thermistor

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ke tiga ini adalah mengukur nilai resistansi dua buah

thermistor yang berbeda warna. Thermistor adalah elemen pengindera temperature

yang terbuat dari bahan semikonduktor. Cara kerja dari thermistor ini adalah

berdasarkan perubahan yang besar dari resistansinya yang setara dengan perubahan

temperature.

Sebelum melakukan pengukuran resistansi thermistor pada suhu air yang

berbeda. Langkah pertama adalah mengukur nilai resistansi thermistor tanpa

perlakuan air dingin maupun air panas. Dan didapatkan hasil seperti yang tertera pada

point hasil diatas. Kemudian setelah mengukur resistansi tanpa perlakuan air pada

thermistor. Selanjutnya bagian kepala thermistor dimasukan kedalam air dengan suhu

normal air yaitu 260C.

Pada praktikum pengukuan resistansi thermistor ini dilakukan dengan

perlakuan air dingin kemudian air dingin tersebut dinaikan suhunya dengan

menggunakan kompor, yang awalnya menggunakan heater tetapi tidak jadi

dilanjutkan karena alat heater tersebut pegangan karetnya meleleh. Kemudian nilai

resistansi thermistor diukur setiap kenaikan 100C. Setelah data pengukuran

didapatkan, kemudian praktikan dapat menyimpulkan jenis thermistor yang

digunakan dalam praktikum apakah thermistor tersebut termasuk jenis PTC (Positive

temperature coeff) atau NTC (Negative temperature coeff). Dan dari hasil praktikum

didapatkan dari kedua jenis thermistor tersebut dua-duanya merupakan thermistor

jenis NTC (Negative temperature coeff). Karena nilai resistansinya berbanding

terbalik dengan peningkatan suhu. Yaitu nilai resistansinya semakin kecil seiring

dengan peningkatan suhu. Sedangkan untuk thermistor jenis PTC (Positive

temperature coeff). Nilai resistansinya adalah sebanding dengan peningkatan suhu

yaitu nilai resistansinya akan bertambah apabila temperature meningkat. Pada

kelompok kami nilai PTC naik secara liniear begitu pula dengan nilai NTC

mengalami penurunan, tetapi pada kelompok lain nilai PTC dan NTC nya ada yang

naik – turun ini di karenakan kesalahan praktikan saat memegang kabel PTC dan

NTC nya yang seharusnya jangan di gerak – gerakan, dan pada saat pemanasan air

Anditya Husnul Hasna

240110110086

Page 2: Pembahasan Thermistor

dengan kompor kabel PTC dan NTC nya ada yang meleleh sehingga data yang

diperoleh pun ada beberapa yang tidak akurat.

Setelah jenis thermistor didapatkan selanjutnya adalah mencari nilai a,b, dan r

dengan menggunakan kalkulator dan didapatkan hasil seperti yang tertera pada point

hasil diatas. Kemudian nilai a,b, r tersebut dibandingkan dengan hasil grafik dan hasil

perhitungan dengan teori steinhart-hart. Dan dari ketiga cara tersebut terdapat

perbedaan. Pada teori Steinhart-hart tidak dilakukan perhitungan r, namun dicari nilai

konstanta dari data yang didapatkan.

Dari dua jenis data yang didapatkan dari hasil praktikum kemudian disajikan

dalam bentuk grafik, dari dua jenis grafik tersebut didapatkan kurva grafik yang

menurun seiring dengan peningkatan suhu. Ini nampak jelas bahwa kedua sample

thermistor tersebut merupakan thermistor jenis NTC. Namun dari kedua jenis

thermistor tersebut didapatkan nilai a, b, dan r yang berbeda. Begitu juga dalam

perhitungan a, b, r dengan kalkulator. Jadi dapat disimpulkan meskipun kedua jenis

thermistor tersebut adalah sama yaitu merupak NTC, namun belum tentu memiliki

nilai a, b dan r yang sama.

Tahap selanjutnya adalah mencari nilai a, b dan c dengan persamaan

Steinhart-hart. Dimana komponen yang digunakan dalam perhitungan adalah suhu

minimum, suhu tengah , suhu maksimum, nilai resistansi minimum, niali resistansi

tengah-tengah dan nilai resistansi maksimum. Untuk mendapatkan nilai B, terlebih

dahulu harus dicari nilai C. dan untuk mendapatkan nilai A harus didapatkan nilai B

dan C terlebih dahulu. Setelah didapatkan nilai A, B dan C. kemudian dimasukan

kedalam persamaan Steinhart-hart. Dan akan didapatkan nilai temperature

berdasarkan teori, nilai temperature bisa didapatkan dengan nilai resistansi yang

sudah diukur. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus didapatkan nilai

temperatur yang sangat jauh berbeda dengan temperature yang dilakukan dalam

praktikum.

Anditya Husnul Hasna

240110110086

Page 3: Pembahasan Thermistor

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum Thermistor

yaitu:

1. PTC (resistor ungu) merupakan resistor yang bila diberi perlakuan panas

maka resistansinya semakin panas akan semakin besar.

2. NTC (resistor merah) merupakan resistor yang bila diberi perlakuan panas

maka resistansinya semakin panas akan semakin kecil.

3. Untuk PTC dan NTC selisih suhu yang digunakan yaitu naik 10o tiap

perhitungannya.

4. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus didapatkan nilai temperature yang

sangat jauh berbeda dengan temperature yang dilakukan dalam praktikum.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum guna memperbaiki

praktikum-praktikum selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Selama pengujian (aktual) harus teliti dalam melakukan pengujian dan

pembacaan skalanya.

2. Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan baik dan layak digunakan.

3. Alat dan bahan disediakan sesuai jumlah praktikan sehingga tidak ada yang

menunggu giliran alat atau bahan.

Febri Primandani

240110100043

Anditya Husnul Hasna

240110110086