pembahasan tabanan

8
Pasien merupakan perempuan berinisial NMM berusia 47 tahun, datang pertama kali ke poliklinik BRSU Tabanan dengan keluhan nyeri saat sedang haid. Keluhan ini telah dialami pasien kurang lebih sekitar 1 tahun. Selain itu, pasien juga mengeluh darah yang keluar selama haid semakin banyak, terutama dalam haid yang terjadi sebulan ini hingga pasien dapat mengganti pembalut hingga 6-7 kali sehari. Riwayat keluhan kencing, keluhan BAB disangkal oleh pasien. Siklus haid pasien sendiri dikatakan tidak mengalami gangguan. Gejala yang dialami pasien mengarahkan diagnosis kepada mioma uteri. Mioma merupakan tumor jinak yang terdiri dari sel otot polos yang berproliferasi lokal dan terdapat akumulasi dari matriks ekstraseluler. Sebagian besar mioma bersifat asimptomatik. Namun bila menimbulkan gejala, Pasien biasanya muncul dengan keluhan perdarahan berlebihan saat menstruasi. Faktor- faktor yang mungkin antara lain nekrosis permukaan endometrium yang ada diatas mioma submukosa; gangguan

Upload: biancajeanne

Post on 15-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Pasien merupakan perempuan berinisial NMM berusia 47 tahun, datang pertama kali ke poliklinik BRSU Tabanan dengan keluhan nyeri saat sedang haid. Keluhan ini telah dialami pasien kurang lebih sekitar 1 tahun. Selain itu, pasien juga mengeluh darah yang keluar selama haid semakin banyak, terutama dalam haid yang terjadi sebulan ini hingga pasien dapat mengganti pembalut hingga 6-7 kali sehari. Riwayat keluhan kencing, keluhan BAB disangkal oleh pasien. Siklus haid pasien sendiri dikatakan tidak mengalami gangguan. Gejala yang dialami pasien mengarahkan diagnosis kepada mioma uteri. Mioma merupakan tumor jinak yang terdiri dari sel otot polos yang berproliferasi lokal dan terdapat akumulasi dari matriks ekstraseluler.Sebagian besar mioma bersifat asimptomatik. Namun bila menimbulkan gejala, Pasien biasanya muncul dengan keluhan perdarahan berlebihan saat menstruasi. Faktor-faktor yang mungkin antara lain nekrosis permukaan endometrium yang ada diatas mioma submukosa; gangguan kontraksi otot uterus bila terdapat mioma intramural yang luas; peningkatan luas area permukaan kavitas endometrium; dan perubahan mikovaskulatur endometrium.Pasien juga sering mengeluhkan nyeri saat menstruasi. Apabila nyeri bersifat akut dan hebat, dapat dihubungkan dengan torsi dari pedunculated myoma atau infark yang progresif menjadi degenerasi carneous dalam mioma. Namun pada pasien ini nyeri bersifat kronis dan pasien masih dapat melakukan aktivitas. Nyeri seperti kram ini sering dihubungkan dengan jenis mioma submukosa dimana nyeri terjadi akibat aktivitas endometrium yang menganggap mioma sebagai benda asing. Pasien mioma uteri juga kadang mengalami keluhan terkait dengan efek massa terutama jika massa bersifat besar dan intramural. Efek tekanan ini dapat berupa gangguan BAB, BAK. Namun pada pasien ini tidak terdapat keluhan tersebut. Massa mioma ini juga sering menimbulkan gangguan reproduksi dan kehamilan. Seperti implantasi yang terganggu, KET, kelahiran prematur maupun abortus, malpresentasi janin, maupun perdarahan post-partum. Pada pasien ini tidak kami dapatkan keluhan tersebut karena pasien sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan dan pasien mengaku tidak pernah melakukan hubungan seksual. Melalui pemeriksaan fisik didapatkan teraba massa pada abdomen dengan tinggi fundus uteri pada tali pusat. berukuran sekitar 10 x 10 cm, mobile, permukaan rata, batas tegas, dan tidak terdapat nyeri tekan. Pada pemeriksaan inspekulo vagina tidak didaptkan kelainan maupun terdapat massa yang keluar dari mulut rahim. Pada pemeriksaan fisik penderita mioma uteri biasa didapatkan tumor yang ireguler, noduler, menonjol ke dinding anterior abdomen, dan biasanya padat serta kencang saat dipalpasi; apabila ada edema akan terasa lembek, begitu juga bila ada sarkoma, kehamilan, atau perubahan degeneratif. Pada mioma cervical atau mioma submukosum pedunculated dapat dibuat pada tumor yang ekstensi ke kanalis cervicalis.Untuk diagnosis pasti dari mioma uteri, dilakukan USG dimana dipatkan kesan 9,9 cm x 10,3 cm. Pemeriksaan USG secara akurat digunakan untuk menilai dimensi uterus, lokasi mioma, interval pertumbuhan, dan anatomi adneksa.Dari hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan pasien mengalami anemia ringan dengan hemoglobin 11,5 g/dL. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan perdarahan pervaginam yang berlebihan. Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan pada penderita mioma uteri untuk menilai kadar perdarahan dan fungsi hemostasis.Penatalaksanaan mioma uteri sendiri terbagi menjadi non operatif dan operatif. Pada terapi non-operatif diberikan GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran mioma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi mioma.Namun mioma dapat tumbuh kembali saat pemberian obat dihentikan. Pada pasien ini dipilih tindakan operatif Total Abdominal Hysterectomy-Bilateral Salphyngo Oophorectomy (TAH-BSO)atas dasar persetujuan pasien yang tidak ingin memiliki anak dan histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Penanganan sebelum tidakan operasi bersifat konservatif yaitu pemberian Asam traneksamat 3x 500mg dan Sulfus Ferrosus 1x1 tab untuk perdarahan dan anemia yang diderita pasien. Hasil operasi didapatkan Uterus membesar 20-22 mg, permukaan rata, fundus dan korpus bagian belakang berdungkul-dungkul, teraba masa bulat padat kenyal dan disertai masa kistusSetelah operasi, pasien diberikan antibiotic Ceftazidime 3 x 1gr, NSAID Ketorolac 3 x 1 ampul, suplemen Allinamin F 3 x 1 ampul, dan Transamin 3 x 1 ampul untuk menghentikan perdarahan

Histerektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif. Pada pasien ini dilakukan histerektomi total. Setelah follow up di ruangan dengan kondisi pasien semakin membaik dan luka operasi terawat, prognosis pasien dinyatakan baik.

BAB VRINGKASAN

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat fibrus. Tumor ini merupakan tumor jinak dan massa pada uterus yang paling sering ditemui pada pelvis wanita Insiden tertinggi dari mioma ini dijumpai pada wanita usia reproduksi antara 30-45 tahun. Gejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan lokasinya. Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis. Berdasarkan lokasinya pada uterus mioma dapat dibedakan menjadi mioma intramural atau mioma submukosum dan mioma subserosum. Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien wanita berusia 47 tahun ini didapatkan gejala yang mengarahkan diagnosis kepada mioma uteri yaitu, perdarahan berlebihan saat haid, dan nyeri perut selama haid. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan teraba massa berukuran sekitar 10x10cm yang ditunjang dengan pemeriksaan USG yang menunjukkan massa mioma. Pada pasien ini dipilih tindakan operatif Total Abdominal Hysterectomy-Bilateral Salphyngo Oophorectomy (TAH-BSO)atas dasar persetujuan pasien yang tidak ingin memiliki anak dan histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri.