pembahasan sekresi&ekskresi (2)

19
Laporan Anatomi Fisiologi Manusia “Ekskresi dan Sekresi” BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme tubuh (seperti CO 2 , H 2 O, NH 3 , zat warna empedu dan asam urat) yang dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem pengeluaran ini adalah : 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. 2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh. 3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim. 4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus). Sistem pengeluaran ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah : 1

Upload: ninaherlinfarmasi09

Post on 05-Aug-2015

463 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori

Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil

metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang

dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem

pengeluaran ini adalah :

1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut

feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme

di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap

usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.

2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak

berguna lagi bagi tubuh.

3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam

saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan

umumnya mengandung enzim.

4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga

yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Sistem pengeluaran ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :

1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh

2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)

3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)

4. Homeostasis

Organ-organ yang termasuk dalam sistem pengeluaran pada manusia adalah

ginjal, hati, kulit, paru-paru. Pada laporan ini, kami hanya akan membahas mengenai

ginjal, sedangkan untuk organ-organ system pengeluaran yang lain akan dibahas di

lain kesempatan.

1

Page 2: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

Ginjal manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan

depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih

rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal

berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 120-170

gram.

Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian

korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga

ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap

nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas

kapsul Bowman dan glomerulus. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler.

Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus. 'I'ubulus

kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal dan

tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus

kontortus distal terdapat gelung/lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars

descenden (turun). Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang

berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William

Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang

saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle mengambil

nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang

mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus diidentifikasi oleh

2

Page 3: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 -

1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang

di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral

tertentu. Urine penderita diabetes melitus mengandung glukosa.

Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi,

antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat

yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam

tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang

jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal;

mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan

keseimbangan asam dan basa.

Zat sisa yang diekskresikan oleh ginjal adalah urine. Terdapat 3 proses penting

yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :

a Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi

menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garam, gula,

urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga

dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut

3

Page 4: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi

tubuh, misal glukosa, asam amino dan garam-garam.

b Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal

zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang

dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang

tinggi.

c Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah

menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif

ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk

urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi,

selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika

urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan

berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan

konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning

tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau

pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga

bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.

Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada

pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus

dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.

Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan

kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit hati,

kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah

warna urin. Kencing berbusa sangat mungkin mewakili jumlah besar protein dalam

urin (proteinuria).

Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah :

a Merah : Penyebab patologik : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen,

porfirin. Penyebab nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna,

bit, rhubab (kelembak), senna.

4

Page 5: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

b Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik:

obat untuk infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk

fenotiazin.

c Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin,

urobilin. Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara,

nitrofurantoin.

d Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas).

Penyebab nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.

e Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.

f Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu.

Pengaruh obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.

g Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam

homogentisat, indikans, urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat :

levodopa, cascara, kompleks besi, fenol.

Hal yang perlu diperhatikan meliputi :

a Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein

b Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang

disebabkan kekurangan hormon insulin

c Banyak urine yang dikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang

diminum dan kadar ADH (hormon antidiuretik).

Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur

konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai

kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Alat untuk mengukur

berat jenis urine adalah urinometer.

Urinometer adalah sejenis hidrometer yang digunakan untuk penentuan bobot

jenis dari urine dan ditera khusus untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki

skala 1.0000-1.0060 (tiga desimal) dan umumnya dipergunakan pada temperatur

60 °F atau 15,5 °C. Bila temperatur cairan yang akan dikur bukan 15,5 °C, maka

harus diadakan koreksi.

Koreksi tersebut dilakukan dengan jalan menambah angka satu pada angka

ketiga di belakang koma untuk setiap 3° di atas temperatur peneraan atau

5

Page 6: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

mengurangi 1 angka pada angka ketiga di belakang koma untuk setiap 3° di bawah

temperatur peneraan. Rumusnya sebagai berikut :

Keterangan : K = faktor koreksi

Tk = temperatur cairan yang diukur

Tp = temperatur peneraan (tetera di urinometer)

Berat jenis antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar

jika fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah 1,015 – 1,025,

sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal > 1,022, dan

selama 24 jam bisa mencapai ≥1,026. Defek fungsi dini yang tampak pada kerusakan

tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine. BJ urine yang

rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus

(http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html).

Gangguan pada ginjal :

a Nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman,

akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat

menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah,

sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki

yang disebut oedema.

b Diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin,

akibatnya kadar glukosa darah meningkat.

c Diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon adh,

akibatnya urine meningkat.

d Albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya

kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.

e Batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing,

akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

f Polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer,

disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat

rendah atau gagal.

6

Page 7: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

g Oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak

berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk :

1. Mengetahui lamanya Ekskresi dan Sekresi

2. Mempelajari pengaruh beberapa zat terhadap ekskresi urin

7

Page 8: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

BAB II

METODELOGI PERCOBAAN

2.1. Alat dan Bahan

2.1.1. Alat

1. Tabung Reaksi

2. Gelas Piala

3. Gelas minum

4. Gelas penampung urin

5. Gelas ukur

6. Urinometer

7. Jam tangan

2.1.2. Bahan

1. Pil KJ

2. Amilum

3. HNO3 pekat

4. Air minum

5. NaCl

6. Citras Cafein

2.2. Cara Kerja

2.2.1. Mengetahui lamanya ekskresi dan sekresi

1. Disiapkan beberapa tabung reaksi yang setiap tabungnya berisi

amilum dan HNO3 dengan perbandingan 5 : 2

2. Seorang mahasiswa menelan pil 1-2 pil KJ, 30 menit kemudian

berkumur-kumur

3. Sedikit air kumur dimasukkan ke dalam tabung pertama, 2 menit

kemudian meludah pada tabung berikutnya. Demikian seterusnya

setiap 2 menit meludah pada tabung sampai terjadi warna ungu pada

campuran ludah-amilum

8

Page 9: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

4. Untuk memperbanyak air ludah, kunyahlah parafin atau kertas

saring yang dicelupkan dalam larutan cuka makan

5. Setelah beberapa lama, tes ekskresi KJ pada urin dapat dilakukan

2.2.2. Mempelajari pengaruh beberapa zat pada ekskresi urin

1. Untuk percobaan ini, dari masing-masing kelompok dipilih 3 orang

mahasiswa (sehat keadaan jantungnya), masing-masing minum 500

ml air; 500 ml ml air + 5 gram NaCl; 500 ml air + 150 mg citras

cafein

2. Setiap 15 menit sekali urin ditampung pada gelas penampung urin

3. Untuk setiap sampel, ditentukan volume dan berat jenisnya

9

Page 10: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan

3.1.1. Mengetahui lamanya ekskresi dan sekresi

TabungWaktu

(menit)

Pengamatan

WarnaKeterangan

1 30 + Ungu seulas

2 32 + Ungu pada permukaan, menit

ke 36 hilang

3 34 - Tidak berwarna ungu

4 36 + Warna ungu pada menit ke 37

5 38 + Warna ungu pada menit ke 39

6 40 + Warna ungu pada menit ke 41

Ekskresi urin :

Bagian atas : kuning

Bagian tengah : ungu

Bagian bawah : bening

3.1.2. Mempelajari pengaruh beberapa zat terhadap ekskresi urin

Perlakuan

Perlakuan

Pertama Kedua Ketiga Keempat

Volume BJ Volume BJ Volume BJ Volume BJ

500 cc air 50 ml 1,018 16 ml 0.322 13 ml 0,2626 24 ml 0,421500 cc air + 5

Gram NaCl 50 ml 1,009 50 ml 1,021 41 ml 0,5857 28 ml 0,56500 cc air +

150 mg Kafein 50 ml 1,009 50 ml 1,021 50 ml 1,009 70 ml 1,00

3.2. Pembahasan

Sistem pengeluaran pada tubuh manusia ada beberapa system, diantaranya

adalah ekskresi dan sekresi. Ekskresi adalah pengeluaran zat sampah sisa

metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh, misalnya urine. Sekresi adalah

10

Page 11: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan dimana

getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung

enzim, misalnya saliva (air liur).

Pil KJ mengandung Iod (I2), kebanyakan iod terperangkap di dalam kelenjar

tiroid dan sebagian masuk ke dalam sirkulasi darah. Kelenjar tiroid mengeluarkan

hormon tiroksin dan triiodotironin langsung ke dalam sirkulasi darah. Pada

umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Sehingga ludah mengandung

iod dan jika direaksikan dengan amilum akan membentuk senyawa kompleks yang

ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu. Waktu yang diperlukan lebih

kurang 39 menit.

Dalam percobaan ini juga dilakukan pengujian terhadap urine praktikan yang

mengkonsumsi pil KJ, sejumlah urine dicampurkan ke dalam larutan amilum, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa belum terjadi perubahan warna pada larutan

amilum. Hal ini menjelaskan bahwa proses sekresi lebih cepat daripada ekskresi. Hal

ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa proses sekresi secara normal

berjalan dalam waktu 30 menit sedangkan eksresi urine memerlukan waktu yang

lebih lama yakni sekitar 2 jam.

Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi,

sifat atau penyebab naiknya laju urinasi. Antidiuretik adalah istilah yang digunakan

untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab turunnya laju urinasi. Bahan-

bahan yang bersifat antidiuretik digunakan dalam pengobatan diabetes insipidus

untuk menjaga keseimbangan kadar air di dalam tubuh.

Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya

penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah

pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk

memobilisasi cairan, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa

sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.

Zat diuresis ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan

reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki urine dalam jumlah lebih banyak

dibandingkan dalam keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara

pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Perubahan Osmotik dimana

dalam tubulus menjadi menjadi meningkat karena Natrium lebih banyak dalam

11

Page 12: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

urine, dan mengikat air lebih banyak didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine

menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretik meningkatkan volume urine dan

sering mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah.

Pada percobaan pengaruh pengaruh beberapa zat terhadap ekskresi urin,

cafein berfungsi sebagai zat diuresis. Hal ini terlihat dari besarnya volume urine

yang dikeluarkan. Sedangkan NaCl berfungsi sebagai zat antidiuresis. Cafein

merupakan zat diuresis yang bekerja dengan menghambat kerja hormon ADH

(Antidiuretik hormone) yang memacu reabsorsi air di tubulus distal ginjal. Sehingga

air yang di reabsorsi berkurang. Sedangkan NaCl merupakan zat antidiuresis karena

bekerja meningkatkan reabsorbsi Na+ ke dalam sel. Air biasa yang tidak

ditambahkan zat, proses pengeluaran urine nya akan berlangsung secara normal.

Pada 15 menit pertama setelah 3 orang praktikan meminum air dengan

Volume 500 cc yang perlakuan pertama praktikan meminum air saja yang kedua

ditambahkan NaCl dan ketiga ditambahkan citras cafein, volume urine praktikan

yang meminum air volumenya lebih kecil dibanding yang dtambahkan NaCl dan

Citras Cafein Hal ini disebabkan karena

lebih banyak daripada volume urine praktikan yang meminum citras cafein,

hal ini dikarenakan ada sejumlah urine yang tidak ditampung oleh praktikan yang

meminum citras cafein.

Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran terhadap berat jenis urine

menggunakan urinometer. Untuk hasil yang lebih baik, perlu dipastikan kelarutan

antara urine dengan akuadest, yaitu dengan mengaduknya secara lebih baik.

Berat jenis antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika

fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah 1,015 – 1,025, sedangkan

dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal > 1,022, dan selama 24 jam

bisa mencapai ≥1,026.

Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi pengeluaran urine antara lain:

- Air yang diminum

- Suhu

- Stress/tingkat hormone

- Osmolaritas

12

Page 13: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :Sekresi lebih

cepat daripada ekskresi

1. Cafein termasuk ke dalam zat diuresis dan NaCl termasuk ke dalam zat

antidiuresis

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine adalah Jumlah air

yang diminum, suhu, tingkat hormone dan osmolaritas.

13

Page 14: PEMBAHASAN sekresi&ekskresi (2)

Laporan Anatomi Fisiologi Manusia

“Ekskresi dan Sekresi”

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 1964. Function of the Human Body Second edition.

Igaku Shoin Ltd: Japan

Guyton, Arthur C. 1987. Fisiologi manusia dan Mekanisme Penyakit.Edisi

Revisi. EGC : Jakarta

Sherwood, L. 2008. Human Physiology From Cells to Systems edisi 7.

Graphic World Inc: USA

Mustcher,Ernst.1991. Dinamika Obat. Edisi Kelima. ITB: Bandung

Anonim.2007. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi

dan Terapeutik Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia : Jakarta

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html (diunduh pada tanggal 9

Desember 2010)

http://www.muis.gov.sg (diunduh pada tanggal 9 Desember 2010)

http://www.tutor.com.my (diunduh pada tanggal 9 Desember 2010)

14