pembahasan lo3 penanganan xerostomia

4
PEMBAHASAN LO 3 PENANGANAN XEROSTOMIA Segala penyebab yang mendasari xerostomia harus diperbaiki, dan berbagai upaya harus dilakukan untuk menghindari faktor-faktor yang meningkatkan kekeringan, seperti lingkungan yang panas dan kering, makanan kering seperti biskuit, obat-obatan (misalnya antidepresan tricyclic atau diuretik), alkohol (termasuk mouthwashes), merokok, minuman yang memproduksi diuresis (kopi dan teh). Bibir mungkin menjadi kering dan atropik, sehingga harus terus lembab dengan menggunakan pelumas yang bebahan dasar air atau produk yang berbahan dasar lanolin (misalnya Vaseline). Minyak zaitun, vitamin E atau lip balm juga dapat membantu. Pada kasus yang ringan dapat dirawat dengan cara banyak minum, dan akan sangat membantu bagi pasien untuk selalu menyediakan segelas air di samping tempat tidurnya atau untuk membantu menelan makanan. Larutan kumur mulut seperti gliserin dari timol juga dapat digunakan pada beberapa keadaan tertentu. Pemebrian warna dan bau tertentu juga dapat digunakan untuk pasien tertentu. Larutan kumur yang mengandung metil selulose 1% dapat membantu keadaan yang parah, larutan ini tidak berbahay bila tertelan pasien karena dapat membantu mendorong makanan ke esophagus. Obat-obatan

Upload: nabel-abel-bela

Post on 12-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan LO3 Penanganan Xerostomia

PEMBAHASAN LO 3

PENANGANAN XEROSTOMIA

Segala penyebab yang mendasari xerostomia harus diperbaiki, dan

berbagai upaya harus dilakukan untuk menghindari faktor-faktor yang

meningkatkan kekeringan, seperti lingkungan yang panas dan kering, makanan

kering seperti biskuit, obat-obatan (misalnya antidepresan tricyclic atau diuretik),

alkohol (termasuk mouthwashes), merokok, minuman yang memproduksi diuresis

(kopi dan teh). Bibir mungkin menjadi kering dan atropik, sehingga harus terus

lembab dengan menggunakan pelumas yang bebahan dasar air atau produk yang

berbahan dasar lanolin (misalnya Vaseline). Minyak zaitun, vitamin E atau lip

balm juga dapat membantu.

Pada kasus yang ringan dapat dirawat dengan cara banyak minum, dan

akan sangat membantu bagi pasien untuk selalu menyediakan segelas air di

samping tempat tidurnya atau untuk membantu menelan makanan. Larutan kumur

mulut seperti gliserin dari timol juga dapat digunakan pada beberapa keadaan

tertentu. Pemebrian warna dan bau tertentu juga dapat digunakan untuk pasien

tertentu. Larutan kumur yang mengandung metil selulose 1% dapat membantu

keadaan yang parah, larutan ini tidak berbahay bila tertelan pasien karena dapat

membantu mendorong makanan ke esophagus. Obat-obatan dengan efek

parasimpatetik cukup berbahaya dan tidak efektif.

Xerostomia juga dapat diatasi oleh beberapa obat-obatan seperti

pilocarpine, cevimeline, dan anethole trithione. Masing-masing obat tersebut

memiliki mekanisme kerja serta kontra indikasi sebagai berikut:

1. Pilocarpine

Pilocarpine adalah obat yang bersifat kolinergik dan parasimpatomimetik yang

bekerja secra lebih dominan pada reseptor muskarinik dalam merangsang

sekresi saliva. Adapun kontra indikasinya adalah kontra indikasinya adalah

pada pasien dengan penyakit asma, iritis, dan hipotensi. Selain itu efek

samping dari pilocarpine adalah meningkatkan pegeluaran keringat, gangguan

pencernaan, hipotensi, rhinitis, diare, dan gangguan penglihatan.

Page 2: Pembahasan LO3 Penanganan Xerostomia

2. Cevimeline

Cevimeline adalah obat yang bersifat kolinergik dan agonis dengan daya tarik

yang tinggi pada reseptor muskarinik yang terletak pada lacriminal dan

epithelium glandula saliva, besarnya pertambahan sekresi eksokrin glandula

dan termasuk pertambahan pengeluaran saliva dan keringat. Obat ini memiliki

kontra indikasi yang sama seperti pilocarpine, selai itu cevimeline memiliki

efek samping seperti pengeluaran keringat yang berlebihan, mual, rhinitis,

diare, dan gangguan penglihatan. Hal tersebut sering kali tejadi pada malam

hari.

3. Anethole trithione

Anethole trithione adalah obat yang distimulasi dan di sekresikan di dalam

empedu juga distimulasikan pada sistem saraf parasimpatis dan rapat

meningkatkan sekresi dari asetilkolin, stimulasi dari saliva dihasilkan dari

serous sel asini. Obat ini tidak dapat diberikan pada pasien sjogren sindron,

dan efek sampingnya adalah perut terasa tidak nyaman dan adanya gas dalam

perut atau usus.

Rangsangan sekresi saliva juga dianggap dapat menganggulangi

xerostomia seperti mekanis (asam, manis, asin, pahit, pedas), neuronal (melalui

sistem saraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis). Bila sialogog (zat yang

merangsang sekresi saliva) tidak memadai pada penderita xerostomia, maka

dianjurkan penggunaan pengganti saliva. Pengganti cairan untuk saliva hanya

dapat menggantikan fungsi pokok saliva manusia, seperti perlindungan,

pertahanan dan pembasahan jaringan lunak dan jaringan keras mulut, serta

mempermudah berbicara dan makan.

DAFTAR PUSTAKA

Amerogen, A.V.N. 1992. Ludah dan Kelenjar Ludah; Arti Bagi Kesehatan Gigi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Page 3: Pembahasan LO3 Penanganan Xerostomia

Bartels, C.L. 2005. Xerostomia-Information for Dentist, Helping Patients with

Dry Mouth. Available from: http://www.oralcancerfoundation.org.

Accessed March 11, 2013.

Gayford, J.J, dan Haskell, R. 1990. Penyakit Mulut (Clinical Oral Medicine).

Edisi II. Jakarta: EGC.

Scully, C. 2008. Oral and Maxillofaciaal Medicine. Second Edition. Philadelphia:

Elsevier.