pembahasan jurnal rektal

Upload: yunita-kurniati

Post on 07-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OOOO

TRANSCRIPT

Dewi Gayuh Lestari260110100153Pembahasan JurnalSejauh kita sadar, ini adalah penelitian pertama yang memberikan data tentang farmakokinetik dan metabolisme APAP pada bayi prematur. Pemberian obat secara rektal kurang efisien penyerapannya dari pada rute oral, karena diperlukan dosis yang lebih tinggi pada bayi dan pada anak-anak. Setelah dosis rectal 16-26 mg/kg, tidak ada satupun pada bayi yang mencapai konsentrasi diatas 20 mg/L, sementara konsentrasi toksik terjadi diatas 120 mg/L setelah 4 jam ingesti. Pada bayi yang ibunya mengonsumsi overdosis APAP ketika mengandung, konsentrasi tinggi APAP (75,5 dan 260 mg/L) pada neonatus tanpa toksisitas hati atau ginjal. Rasio terapi tinggi pada neonatus mungkin berhubungan dengan menurunnya laju metabolisme oleh sitokrom P 450 dalam hati neonatus dan adanya peningkatan kemampuan neonatus untuk mensintesis gluthathione. Tikus muda dapat mensintesis gluthatione empat kali lipat lebih besar dan peningkatan aktivitas dalam sistem gluthatione peroksidase/reduktase dari pada tikus yang lebih tua. Toksisitas ginjal juga dicegah oleh peningkatan kelarutan APAP-S dibandingkan dengan APAP-G, sebagai metabolit utama pada orang dewasa. Kami berspekulasi bahwa multiple dosis APAP juga akan aman pada bayi prematur.Konsentrasi serum puncak yang dicapai pada bayi prematur dalam penelitian kami dibandingkan dengan bayi cukup bulan dan orang dewasa, tetapi kebanyakan pada bayi dengan usia kandungan 28-32 minggu itu mencapai konsentrasi terapeutik. Semua bayi dalam penelitian kami berada usianya di bawah 1 jam, dan penyerapan dapat meningkat dengan usia kehamilan dan setelah melahirkan. Perbedaan suhu rektal individu (kisaran 34.7-38.4oC) pada saat pemberian supositoria dapat mengubah waktu yang dibutuhkan untuk meleleh dan penyerapan. Hubungan yang signifikan terjadi antara suhu rektal dan waktu untuk mencapai konsentrasi terapeutik. Suhu rektal berkisar 34,8-36,8 pada 10 bayi yang tidak mencapai konsentrasi terapeutik (> 10 mg / l). Meskipun tidak ada supositoria yang terbuang, perbedaan Cmax dan Tmax pada pasien individu mungkin karena variabilitas drainase (kelembaban) vena dari rektum. Pemberian obat ke dalam rektum proksimal akan menjadi target first pass effect di hati, sedangkan obat dalam rektum distal akan melewati hati. Kebalikannya regresi linier antara konsentrasi APAP dan usia kehamilan mungkin disebabkan oleh ruang ekstraselular yang lebih luas dan volume distribusi (Vd) yang lebih besar dengan usia kehamilan yang lebih rendah. Meskipun waktu sampling kami adalah dua sampai empat kali lebih besar dari T1/2 pada orang dewasa dan neonatus, konsentrasi serum tetap di atas konsentrasi terapi selama lebih dari 8 jam, yang membuat tidak mungkin untuk menilai T1/2 pada 10 bayi prematur. Pada bayi dimana penilaian itu mungkin, nilai-nilai menunjukkan eliminasi lambat, setelah clearance lebih rendah dan Vd meningkat.Miller et al menemukan T1/2 yang lebih pendek pada tiga bayi cukup bulan dan satu bayi prematur dibandingkan anak-anak (yang lebih tua) dan orang dewasa setelah pemberian oral APAP. Penelitian lain menemukan T1/2 yang lebih lama setelah pemberian rektal APAP pada bayi dibandingkan dengan dosis oral pada orang dewasa. Nilai T1/2 kami adalah 11 jam pada bayi 28-32 minggu kehamilan dan 4,8 jam pada bayi 32-36 minggu kehamilan dan berbanding terbalik dengan usia kehamilan. Ini sesuai dengan penelitian yang telah dipublikasikan, dengan nilai-nilai 2,7-4,9 jam pada bayi cukup bulan pada bulan pertama kehidupannya dan 1,0- 2,4 jam sampai usia 1 tahun. Dosis 18 mg/kg atau lebih menghasilkan konsentrasi terapeutik dalam kelompok 28-32 minggu kehamilan, dan diberikan dosis hingga 26,6 mg/kg tanpa efek samping. Karena T1/2 lebih lama, kami sarankan multiple dosis harus diberikan setiap 8 sampai 12 jam.Rasa nyeri yang didapat tidak berhubungan dengan konsentrasi APAP, mungkin karena sebagian besar bayi menunjukkan sedikit atau tidak ada rasa sakit. Mungkin bahwa rasa nyeri ini tidak cocok untuk mengukur rasa sakit pada bayi prematur atau hanya cocok untuk penilaian nyeri akut. Dalam penelitian, rasa nyeri ini digunakan untuk bayi yang lebih tua, dan kemudian dimodifikasi untuk digunakan dalam bayi yang lebih muda. Manne et al menunjukkan bahwa pada anak-anak (yang lebih tua) penilaian rasa sakit oleh pasien, perawat, dan orang tua menunjukkan hasil yang sebanding. Usia kehamilan penting ketika mengingat respon nyeri bayi kurang dari 32 minggu usia kehamilannya.Dalam beberapa penelitian double blind cross over pada sukarelawan sehat yang diberikan dosis terapi normal, efek analgesik terjadi dengan konsentrasi