ilmu resep teori - · pdf filef. formulasi aerosol ... 1. rektal suppositoria sering disebut...

52
ILMU RESEP TEORI Jilid III ( untuk kelas III ) Cetakan Pertama Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusdiknakes 2004 375.615 1 Ind i

Upload: lamdang

Post on 30-Jan-2018

510 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

ILMU RESEP TEORI

Jilid III ( untuk kelas III )

Cetakan Pertama

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pusdiknakes

2004

375.615 1

Ind

i

Page 2: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

i

ILMU RESEP TEORI

Jilid III ( untuk kelas III )

Cetakan Pertama

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Tim Penyusun :

1. Drs. Seno Soetopo, Apt.

2. Dra. Siti Atifah Wardiyati, Apt.

3. Dra. Russie Rohadiyatie, Apt.

4. Purwitaningsih, S.Pd.

5. Drs. Syamsuni, Apt.

Tim Pembahas / Editor :

1. Drs. Abd. Karim Zulkarnaen, Apt. M.Si.

2. Drs. Fery Norhendy, Apt.

3. Drs. Hendra Nanto, Apt.

4. Dra. Zubaedah, Apt.

5. Fahleni, S.Si., Apt.

6. Yugo Susanto, S.Si., Apt.

7. I. Wayan Sueta, B.A

8. Yulie, Amd.

9. Maryani

Page 3: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, atas segala rahmat dan petunjukNya, buku pegangan

untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun

kembali. Penyusunan kembali ini disesuaikan dengan kurikulum

baru yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.

Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku

pegangan ini yang dikoordinir oleh Sekretariat Bersama Sekolah

Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh

unsur SMF Se Indonesia.

Kami harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa /

peserta didik, guru / tenaga pendidik di sekolah dalam upaya

peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, selanjutnya dapat

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi

khususnya dan dibidang kesehatan umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami

harapkan adanya saran perbaikan dan kritik dari semua pembaca.

Jakarta, Mei 2002

Page 4: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

iii

PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah

diikuti dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum

Sekolah Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi

seorang Asisten Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Buku Ilmu Resep Jilid

III untuk siswa kelas III Sekolah Menengah Farmasi dapat terbit pada waktunya.

Buku Ilmu Resep ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan jenis obat

dan teknologinya disertai dengan harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat

bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi.

Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan

Editor yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

Jakarta, Mei 2004

Page 5: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

PENGANTAR DARI SEKBER

DAFTAR ISI

Halaman

ii

iii

iv

BAB I : SUPPOSITORIA

A. Pengertian

B. Macam – Macam Suppositoria

C. Keuntungan Suppositoria

D. Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria

E. Bahan dasar Suppositoria

F. Metoda Pembuatan Suppositoria

G. Pengemasan Suppositoria

H. Pemeriksaan Mutu Suppositoria

I. Ovulae / Ovula

1

1

1

1

2

5

6

6

6

BAB II : TABLET / COMPRESSI

A. Pengertian

B. Penggolongan

C. Komponen Tablet

D. Cara Pembuatan Tablet

E. Macam – Macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet

F. Syarat – Syarat Tablet Menurut F.I. ed. III & F.I., ed. IV

G. Implants / Implan

7

7

10

10

11

12

14

BAB III : STERILISASI

A. Pengertian

B. Tujuan Suatu Obat Dibuat Steril

C. Cara – Cara Sterilisasi Menurut F.I. ed. III

D. Cara – Cara Sterilisasi Menurut F.I., ed. IV

E. Cara – Cara Sterilisasi

15

15

15

15

16

BAB IV : INJECTIONES / INJEKSI

A. Pengertian

B. Macam – Macam Cara Penyuntikan

C. Komponen Obat Suntik

D. Cara Pembuatan Obat Suntik

E. Pemeriksaan

F. Syarat – Syarat Obat Suntik

G. Penandaan Menurut F.I., ed. IV

H. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Injeksi

22

22

24

34

36

38

39

39

BAB V : INFUNDABILIA

A. Pengertian

B. Tujuan Pemberian Infus Intravena

C. Perbedaan Injeksi Dengan Infus Intravena

D. Syarat-syarat Infus Intravena

40

40

40

40

Page 6: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

v

BAB VI : AEROSOL

A. Pengertian

B. Keuntungan Pemakaian Aerosol

C. Jenis / Sistem Aerosol

D. Kelengkapan / Komponen Aerosol

E. Pembuatan Aerosol

F. Formulasi Aerosol

G. Cara Kerja Aerosol

H. Pemeriksaan

I. Penandaan Menurut F.I. ed. IV

J. Signatura Pada Aerosol

K. Inhalation / Inhalasi

41

41

41

42

42

43

43

43

44

44

44

Page 7: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

1

BAB I

SUPPOSITORIA / SUPOSITORIA

A. Pengertian

Supositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan

bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya meleleh, melunak

atau melarut dalam suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan

setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.

B. Macam-Macam Suppositoria

Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :

1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat

rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g.

Suppositoria rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang

besar masuk melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik

masuk dengan sendirinya.

2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat

vagina, berat umumnya 5 g.

Supositoria kempa atau Supositoria sisipan adalah Supositoria vaginal yang dibuat

dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai, atau dengan cara

pengkapsulan dalam gelatin lunak.

Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut /

bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g. Supositoria

dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag. gelatin dan 10

bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 350

C

3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang

panjang antara 7 cm - 14 cm.

C. Keuntungan Suppositoria

Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.

2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung.

3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat

daripada penggunaan obat peroral.

4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.

D. Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria

1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun vagina atau

urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / ambein dan infeksi lainnya.

2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh

membran mukosa dalam rektum,

3. Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah,

tidak sadar.

4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui mukosa

rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,

5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran gastrointestinal dan

perubahan obat secara biokimia di dalam hepar .

Page 8: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

2

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat per rektal ialah :

1. Faktor fisiologis :

Rektum mengandung sedikit cairan dengan pH 7,2 dan kapasitas daparnya rendah.

Epitel rektum keadaannya berlipoid (berlemak), maka diutamakan permeable

terhadap obat yang tidak terionisasi (obat yang mudah larut dalam lemak).

2. Faktor fisika-kimia dari obat dan basis :

a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut dalam lemak akan lebih cepat terabsorpsi

dari pada obat yang larut dalam air.

b. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat naik maka absorpsi obat makin cepat.

c. Ukuran partikel : ukuran partikel obat akan mempengaruhi kecepatan larut dari obat

ke cairan rektal.

d. Basis Suppositoria : Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak

dilepas segera ke cairan rektal bila basis cepat melepas setelah masuk ke dalam

rektum, dan obat akan segera diabsorpsi dan aksi kerja awal obat akan segera nyata.

Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis larut dalam air, aksi kerja awal dari

obat akan segera nyata bila basis tadi segera larut dalam air.

E. Bahan Dasar Suppositoria

Bahan dasar : ol. cacao (lemak coklat), gelatin tergliserinasi, minyak nabati

terhidrogenasi, campuran PEG berbagai bobot molekul dan ester asam lemak PEG. Bahan

dasar lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik misalnya ester asam lemak

polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.

Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut :

1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi akan

melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.

2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi

3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat

4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan

obat.

5. Kadar air cukup

6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus

jelas.

Penggolongan bahan dasar Suppositoria.

1. Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak coklat)

2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin,

polietilenglikol (PEG)

3. Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M.misalnya campuran Tween 61 85 % dengan

gliserin laurat 15 %

Suppositoria dengan bahan dasar Lemak coklat ( Ol. Cacao )

- merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat, asam palmitat, warna putih

kekuningan, padat, berbau seperti coklat, meleleh pada suhu 31o - 34

o.

- karena mudah tengik, sebaiknya harus disimpan dalam wadah / tempat sejuk, kering dan

terlindung dari cahaya.

- Ol. Cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari bentuk kristalnya karena pemanasan

tinggi. Diatas titik leburnya, Ol.Cacao akan meleleh sempurna seperti minyak dan akan

kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali.

Page 9: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

3

Bentuk-bentuk kristal Ol.Cacao tersebut adalah :

bentuk (alfa) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi didinginkan dengan segera pada

0o dan bentuk ini titik leburnya 24

o (literatur lain 22

o).

bentuk ( beta ) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi diaduk-aduk pada suhu 18 o

-23

o dan bentuk ini mempunyai titik lebur 28

o - 31

o

bentuk stabil (beta stabil) : terjadi dari perubahan perlahan-lahan bentuk disertai

kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik lebur 34 o

-35 o

( literatur lain

34,5 o)

bentuk (gamma) : terjadi dari pendinginan lelehan Ol.Cacao yang sudah dingin

(20o) dan bentuk ini mempunyai titik lebur 18

o

Menghindari bentuk- bentuk kristal yang tidak stabil di atas dengan cara :

Ol.Cacao tidak dilelehkan seluruhnya, cukup 2/3 saja yang dilelehkan.

Penambahan sejumlah kecil bentuk kristal stabil ke dalam lelehan Ol.Cacao,

untuk mempercepat perubahan bentuk tidak stabil menjadi bentuk stabil

Pembekuan lelehan selama beberapa jam / hari

- Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas dan bersifat

polimorfisme ( mempunyai banyak bentuk kristal ). Jika dipanasi sekitar 300

C mulai

mencair dan biasanya meleleh sekitar 340 - 35

0 C, tetapi suhu dibawah 30

0 C merupakan

masa semi-padat. Jika pemanasannya tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna

seperti minyak dan akan kehilangan semua inti kristal yang stabil yang berguna untuk

memadat. Bila didinginkan di bawah suhu 150

C, akan mengkristal dalam bentuk kristal

metastabil. Agar mendapatkan Suppositoria yang stabil, maka pemanasan lemak coklat

sebaiknya dilakukan sampai cukup meleleh saja sampai dapat dituang, sehingga tetap

mengandung inti kristal dari bentuk stabil.

- Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan Cera atau Cetasium (

Spermaseti ). Penambahan Cera flava tidak boleh lebih dari 6 % sebab akan

memperoleh campuran yang mempunyai titik lebur di atas 370

C dan tidak boleh kurang

dari 4 % karena akan memperoleh titik lebur di bawah titik leburnya ( < 330

C ). Jika

bahan obatnya merupakan larutan dalam air, perlu diperhatikan bahwa lemak coklat

hanya sedikit menyerap air, maka dengan penambahan Cera flava dapat juga menaikkan

daya serap lemak coklat terhadap air.

- Untuk menurunkan titik lebur lemak coklat dapat digunakan tambahan sedikit

Kloralhidrat atau fenol, minyak atsiri.

- Lemak coklat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh,

oleh karena itu dapat menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang

diobati.

- Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan residu yang

tidak dapat diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi jarang dipakai untuk rektal karena

disolusinya lambat.

- Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat, dapat dibuat dengan mencampurkan

bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak lemak padat pada suhu kamar dan massa

yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai atau dibuat dengan cara meleburkan

minyak lemak dengan obat kemudian dibiarkan sampai dingin di dalam cetakan. Harus

disimpan dalam wadah tertutup baik, pada suhu dibawah 300 C.

Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan bahan dasar Ol.Cacao sebaiknya dihindari

karena :

Menyebabkan reaksi antara obat-obat dalam Suppositoria.

Mempercepat tengiknya Ol.Cacao

Bila airnya menguap, obat tersebut akan mengkristal kembali dan dapat keluar dari

Suppositoria.

Page 10: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

4

Keburukan Ol.Cacao sebagai bahan dasar Suppositoria.

Meleleh pada udara yang panas

Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama

Titik leburnya dapat turun atau naik bila ditambahkan bahan tertentu

Adanya sifat Polimorfisme

Sering bocor (keluar dari rektum karena mencair) selama pemakaian

Tidak dapat bercampur dengan sekresi.

Karena ada beberapa keburukan Ol.Cacao tersebut, maka dicari pengganti Ol.Cacao

sebagai bahan dasar Suppositoria yaitu :

1. Campuran asam oleat dengan asam stearat dalam perbandingan yang dapat diatur.

2. Campuran cetilalkohol dengan Ol.Amygdalarum dalam perbandingan = 17 : 83

3. Ol.Cacao sintetis : Coa buta , Supositol

Suppositoria dengan bahan dasar PEG (Polietilenglikol)

- mempunyai titik lebur 350 - 63

0

- tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh

- Formula yang dipakai :

bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4 % ( 25 % ) dan PEG 1000 96 % ( 75 % )

bahan dasar berair : PEG 1540 30 %, PEG 6000 50 % dan Aqua + Obat 20 %

Keuntungan :

tidak mengiritasi / merangsang

dapat disimpan diluar lemari es

tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibanding Ol.Cacao.

tetap kontak dengan lapisan mokosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh

Kerugian :

menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yang

menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan Suppositoria ke dalam

air sebelum digunakan. Pada etiket Supositoria ini harus tertera petunjuk " Basahi

dengan air sebelum digunakan ".

dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.

- PEG merupakan polimerisasi etilenglikol dengan berat molekul antara 300 - 6000

Dalam perdagangan terdapat : PEG 400 (Carbowax 400), PEG 1000 (carbowax 1000),

PEG 1500 (carbowax 1500), PEG 4000 (carbowax 4000), PEG 6000 (carbowax

6000). PEG di bawah 1000 berbentuk cair, sedangkan di atas 1000 berbentuk padat

lunak seperti malam.

- PEG sesuai untuk obat antiseptik. Jika diharapkan bekerja secara sistemik , lebih baik

menggunakan bentuk ionik dari pada nonionik agar diperoleh ketersediaan hayati yang

maksimum. Meskipun bentuk nonionik dapat dilepaskan dari bahan dasar yang dapat

bercampur dengan air seperti gelatin tergliserinasi atau PEG, tetapi cenderung sangat

lambat larut sehingga dapat menghambat pengelepasan obat.

- Pembuatan Suppositoria dengan PEG dilakukan dengan melelehkan bahan dasar lalu

dituangkan ke dalam cetakan seperti pembuatan Suppositoria dengan bahan dasar lemak

coklat.

Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin

- Dapat digunakan sebagai bahan dasar Vaginal Suppositoria.

- Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut dalam sekresi tubuh

- Perlu penambahan pengawet ( Nipagin ) karena bahan dasar ini merupakan media yang

baik bagi pertumbuhan bakteri.

- Penyimpanan harus ditempat yang dingin

Page 11: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

5

- Bahan dasar ini dapat juga digunakan untuk pembuatan Urethra Suppositoria dengan

formula : gelatin 20, gliserin 60 dan aqua yang mengandung obat 20

Kebaikan :

dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah

bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan Ol.Cacao.

Keburukan :

cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang hygroskopis yang dapat

menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk melindunginya

dari udara lembab supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya.

- Dalam farmakope Belanda terdapat formula Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin.

yaitu : panasi 2 bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian Gliserin sampai

diperoleh massa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian.

Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dalam cetakan hingga diperoleh Suppositoria

dengan berat 4 gram. Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air

atau Gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada massa yang sudah dingin.

Bahan dasar lainnya :

- Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air, beberapa

diantaranya membentuk emulsi tipe A//M

Formulasinya : Tween 61 85 % dan Gliserin laurat 15 %

Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat Suppositoria 2,5 g

F. Metode Pembuatan Suppositoria

1. Dengan tangan :

- Hanya dengan bahan dasar Ol.Cacao yang dapat dikerjakan atau dibuat dengan

tangan untuk skala kecil dan bila bahan obatnya tidak tahan terhadap pemanasan

- Metode ini kurang cocok untuk iklim panas.

2. Dengan mencetak hasil leburan :

- Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair bagi yang memakai bahan

dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol.Cacao dan PEG tidak dibasahi karena

mengkerut pada proses pendinginan, akan terlepas dari cetakan.

3. Dengan kompresi.

- Metode ini, proses penuangan, pendinginan dan pelepasan Suppositoria dilakukan

dengan mesin secara otomatis. Kapasitas bisa sampai 3500 - 6000 Suppositoria / jam.

Pembuatan Suppositoria secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bahan dasar Suppositoria yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau dapat

larut dalam cairan yang ada dalam rektum.

Obatnya supaya larut dalam bahan dasar, bila perlu dipanaskan.

Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus.

Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, dituangkan ke dalam

cetakan Suppositoria kemudian didinginkan.

Cetakan tersebut terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang

dibuat dari plastik Cetakan ini mudah dibuka secara longitudinal untuk mengeluarkan

Suppositoria.

Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube gelas atau gulungan kertas.

Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan, maka pembuatan

Suppositoria harus dibuat berlebih ( 10 % ) dan cetakannya sebelum digunakan harus

dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair atau minyak lemak atau spiritus saponatus (

Soft Soap liniment ), tetapi spiritus saponatus ini, jangan digunakan untuk Suppositoria

yang mengandung garam logam karena akan bereaksi dengan sabunnya dan sebagai

pengganti digunakan Ol. Recini dalam etanol. Khusus Suppositoria dengan bahan dasar

Page 12: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

6

PEG dan Tween tidak perlu bahan pelicin cetakan karena pada pendinginan mudah

lepas dari cetakannya yang disebabkan bahan dasar tersebut dapat mengkerut.

G. Pengemasan Suppositoria

1. Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap Suppositoria terpisah, tidak mudah hancur atau

meleleh.

2. Biasanya dimasukkan dalam wadah dari alumunium foil atau strip plastik sebanyak 6

sampai 12 buah, untuk kemudian dikemas dalam dus.

3. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk.

H. Pemeriksaan Mutu Suppositoria

Setelah dicetak, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1. Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya.

2. Test terhadap titik leburnya, terutama jika digunakan bahan dasar Ol.Cacao

3. Test kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan

4. Test waktu hancur, PEG 1000 15 menit, Ol.Cacao dingin 3 menit

5. Test homogenitas.

I. Ovulae / Ovula

Ovula adalah sediaan padat , umumnya berbentuk telur mudah melemah

(melembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar

khusus untuk vagina. Sebagai bahan dasar ovula harus dapat larut dalam air atau meleleh

pada suhu tubuh.

Sebagai bahan dasar dapat digunakan lemak coklat atau campuran PEG dalam

berbagai perbandingan. Bobot ovula adalah 3 - 6 gram, umumnya 5 gram. Ovula disimpan

dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk.

Page 13: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

7

BAB II

TABLET / COMPRESSI

A. Pengertian

Menurut FI edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan

atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah

tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar.

Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong

dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari / mencegah /

menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna tablet umumnya putih.

Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang

sengaja diberikan warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan,

membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.

Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang terkandung,

jumlah zat aktif ( zat berkhasiat ) tiap tablet.

B. Penggolongan

1. Berdasarkan metode pembuatan :

a. Tablet cetak

b. Tablet kempa.

a. Tablet cetak

Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung laktosa dan serbuk

sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol prosentase

tinggi . Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem

pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembab ditekan

dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan

kering. Tablet cetak agak rapuh, sehingga harus hati-hati dalam pengemasan dan

pendistribusian. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama

proses pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang

diberikan.

b. Tablet kempa

Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan

cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif, bahan pengisi,

bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan

lak ( pewarna diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut ) yang

diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.

Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya

silendris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.

Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau

melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan

untuk injeksi hipodermik.

Tablet Sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah, sehingga

zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika

diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya tablet nitrogliserin.

Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi,

sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.

Tablet effervesent yang larut dibuat dengan cara dikempa; selain zat aktif, juga

mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang

Page 14: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

8

jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida ; disimpan dalam wadah

tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak untuk langsung

ditelan.

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa enak

dalam rongga mulut. Diformulasikan untuk anak-anak, terutama formulasi multivitamin,

antasida dan antibiotik tertentu. Dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan

manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung

bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.

2.Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh:

Dibedakan menjadi 2 ( dua ) bagian.

a. Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut. Ovula pengobatan

pada infeksi di vagina.

b. Bekerja sistemik : per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi :

1) Yang bekerja short acting ( jangka pendek ), dalam satu hari memerlukan beberapa

kali menelan tablet.

2) Yang bekerja long acting ( jangka panjang ) dalam satu hari cukup menelan satu

tablet. Long acting ini dapat dibedakan lagi menjadi:

a) Delayed action tablet ( DAT )

Dalam tablet ini terjadi penangguhan pelepasan zat berkhasiat karena

pembuatannya sebagai berikut : Sebelum dicetak, granul-granul dibagi dalam

beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua

disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat, kelompok

ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua,

demikian seterusnya, tergantung dari macamnya bahan penyalut dan lama kerja

obat yang dikehendaki. Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan

baru dicetak.

b) Repeat action tablet ( RAT )

Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi

tablet inti ( core tablet ). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya

dimampatkan di sekelilingnya kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.

3. Berdasarkan jenis bahan penyalut.

Macam-macam tablet salut :

a. Tablet salut biasa / salut gula ( dragee ), disalut dengan gula dari suspensi dalam air

mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium

dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula

adalah waktu penyalutan lama, dan perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat

disolusi dan memperbesar bobot tablet.

Tahapan pembuatan salut gula :

1) Penyalutan dasar ( subcoating )

Dilakukan jika tablet mengandung zat yang hygroskopis, menggunakan salut

penutup (sealing coat) agar air dari subcoating syrup tidak masuk ke dalam tablet.

2) Melicinkan (smoothing)

Adalah proses agar tablet menjadi bulat dan licin, menggunakan smoothing syrup.

3) Pewarnaan (coloring)

Dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampur pada sirup pelicin.

Page 15: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

9

4) Penyelesaian (finishing)

Proses terakhir dari penyalutan tablet, yaitu pengeringan salut sehingga terbentuk

hasil akhir yang licin.

5) Pengilapan (polishing)

Yaitu proses yang menghasilkan tablet salut menjadi mengkilap, dengan

menggunakan cera.

b. Tablet salut selaput (film coated tablet / fct), disalut dengan hidroksipropil

metilselulosa, metil selulosa, hidrosi propil selulosa, Na-CMC dan campuran selulosa

asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung air atau mengandung air.

c. Tablet salut kempa : Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat

yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat

tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga

terbentuk tablet berlapis ( multi layer tablet ). Tablet ini sering dipergunakan untuk

pengobatan secara repeat action.

d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet), (tablet lepas-tunda) jika obat dapat rusak

atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan

penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati

lambung.

e. Tablet lepas-lambat (sustained release), (efek diperpanjang, efek pengulangan dan

lepas lambat) dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka

waktu tertentu setelah obat diberikan.

Tujuan penyalutan tablet adalah :

a. Melindungi zat aktif yang bersifat hygroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh

udara, kelembaban atau cahaya,

b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak,

c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik

d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. misalnya enteric tablet yang

pecah di usus.

4. Berdasarkan cara pemakaian.

a. Tablet biasa / tablet telan : dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara

ditelan, pecah di lambung

b. Tablet kunyah (chewable tablet) : Bentuk seperti tablet biasa, caranya dikunyah dulu

dalam mulut kemudian ditelan., rasanya umumnya tidak pahit.

c. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) : adalah sediaan padat yang mengandung satu

atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma, dan manis, yang

membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut. Tablet ini dibuat

dengan cara tuang ( dengan bahan dasar gelatin dan atau sukrosa yang dilelehkan atau

sorbitol ) disebut Pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar

gula disebut Trochisi. Dihisap di dalam rongga mulut, digunakan sebagai obat lokal

pada infeksi di rongga mulut atau tenggorokan. Umumnya mengandung antibiotik,

antiseptik, adstringensia.

d. Tablet larut (effervescent tablet) : Contohnya Ca-D-Redoxon , Supradin Effervescent

tablet.

Page 16: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

10

e. Tablet implantasi (pelet): Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan bersi hormon

steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet

dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.

f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet) : tablet steril, berat umumnya 30 mg, larut dalam

air digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan

disuntikkan di bawah kulit ( subcutan ).

g. Tablet bukal (buccal tablet)

h. Tablet sublingual

i. Tablet vagina (Ovula)

C. Komponen Tablet

Komponen / formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan pengisi, bahan

pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (

bahan warna yang diadsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut ) yang

diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.

1. Zat aktif harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope

2. Bahan excipient / bahan tambahan

a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah

dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit

dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal

b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk

sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi misalnya gom

akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisa,

selulosa mikrokristal.

c. Bahan penghancur / pengembang (desintegran) berfungsi membantu hancurnya

tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang termodifikasi secara

kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang

d. Bahan pelicin (lubrikan/ lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama proses

pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada

cetakan. Misalnya senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati

terhidrogenasi dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga dapat

menurunkan kecepatan desintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar

lubrikan yang berlebih harus dihindari. PEG dan garam Lauril sulfat dapat

digunakan tetapi kurang memberikan daya lubrikasi yang optimal dan perlu kadar

yang lebih tinggi.

e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk,

umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Misalnya Silika

pirogenik koloidal.

f. Bahan penyalut (coating agent) : lihat di atas pada jenis bahan penyalut

3. Ajuvans

a. Bahan pewarna (colour) dan lak berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk

identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.

b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak

enak (tablet isap Penisillin), biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya

lama di mulut. Misalnya macam-macam minyak atsiri.

D. Cara Pembuatan Tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk, tidak dapat langsung

dicampur dan kemudian dicetak menjadi tablet, karena akan ambyar dan mudah pecah

tabletnya. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-granul, yaitu kumpulan

Page 17: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

11

serbuk dengan volume lebih besar yang melekat satu dengan lain. Cara mengubah serbuk

menjadi granul ini disebut granulasi .

Tujuan granulasi adalah sebagai berikut :

1. supaya sifat alirnya baik (free-flowing) : granul dengan volume tertentu dapat mengalir

teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet.

2. ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibanding bentuk serbuk

jika diukur dalam volume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah

pecah.

3. pada saat dicetak, tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari

matris (die)

Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran

serbuk lembut / halus (fines) antara 10 % – 20 % yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat

alirnya (free-flowing).

Cara pembuatan tablet dibagi menjadi 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi kering

(mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah

untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa.

Granulasi basah,

Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai

homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan

pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering

pada suhu 400 - 50

0 C ( tidak lebih dari 60

0 C ) . Setelah kering diayak lagi untuk

memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin /

lubrikan dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.

Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lama

dibanding cara granulasi kering.

Granulasi kering / slugging / pre compression,

Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat , zat pengisi dan zat penghancur , bila

perlu ditambahkan zat pengikat, zat pelicin menjadi massa serbuk yang homogen, lalu

dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slugging) yang tidak

berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran

partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang

diinginkan.

Keuntungan, tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi kering ini

serta penggunaan alatnya lebih sederhana.

Kerugian, menghasilkan tablet yang kurang tahan lama dibanding dengan cara granulasi

basah.

Cetak/kempa langsung, dilakukan apabila:

1. jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.

2. zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing)

3. zat khasiatnya berbentuk kristal yang bersifat free-flowing

Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa

mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa dan

beberapa pati termodifikasi. Misalnya tablet Hexamin, tablet NaCl, tablet KMnO4.

E. Macam-Macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet

1. Binding : kerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan dicetak melekat pada

dinding ruang cetakan.

Page 18: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

12

2. Sticking / picking : pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan

permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin kurang,

massanya basah.

3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan, terjadi pelelehan

zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya pada penyimpanan dalam

botol-botol, sisi-sisi yang lebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.

4. Spliting/caping

Spliting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah.

Caping : membelahnya tablet di bagian atasnya

Penyebabnya adalah :

a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang.

b. Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah

dicetak udara akan keluar.

c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar, sehingga udara yang

berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.

d. Formulanya tidak sesuai

e. Die dan punch tidak rata

5. Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.

6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada

pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.

F. Syarat - Syarat Tablet Menurut FI. ed.III dan FI. ed. IV

1. Keseragaman ukuran ( FI.ed. III )

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebalnya

tablet.

2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan (FI ed. IV)

Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut ( FI.ed.III ) :

a. Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.

b. Jika ditimbang satu per satu , tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari

bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom " A " dan tidak

boleh ada satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari

harga dalam kolom " B ".

c. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tabletpun yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom

" A " maupun kolom " B " .

Bobot rata-

rata tablet

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A B

< 25mg 15 30

26 – 150 mg 10 20

151 – 300 mg 7,5 15

> 300 mg 5 10

Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar

dari tablet dan jika uji keragaman bobot cukup mewakili keseragaman kandungan.

Keragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan

jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.

Page 19: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

13

Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang

mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot

sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya

dilakukan pada tiap tablet. ( FI.ed.IV )

3. Waktu hancur dan disolusi, ( FI. ed. III dan FI ed. IV )

Alat :

tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm,

diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat,

lubang sesuai dengan pengayak nomor 4 , berbentuk keranjang. Keranjang disisipkan

searah di tengah-tengah tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan ke dalam air bersuhu

antara 360 - 38

0 sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang 15 cm sehingga

dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan pada kawat kasa pada posisi tertinggi

tepat di atas permukaan air dan kedudukan terrendah, mulut keranjang tepat di bawah

permukaan air.

Cara bekerjanya :

Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali

tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas

kasa, kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang

diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet

tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit menit untuk tablet bersalut gula dan

bersalut selaput.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu per

satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan

pengujian ini tablet harus memenuhi syarat di atas.

Waktu hancur tablet salut enterik :

Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut di atas,

air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam klorida ( HCl ) 0,06 N. Pengerjaan

dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci

segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH.6,8, atur suhu

antara 360

dan 380 , celupkan keranjang ke dalam larutan tersebut. Lanjutkan pengujian

selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet di atas kasa kecuali

fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5

tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini, tablet harus memenuhi

syarat di atas.

Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan melalui mulut, kecuali tablet yang

harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan lepas-tunda.

Untuk obat yang kelarutannya dalam air terbatas, uji disolusi akan lebih berarti dari

pada uji waktu hancur.

Cakram penuntun :

Terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter lebih kurang 26 mm,

tebal 2 mm, permukaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarang masing-

masing lubang 10 mm dari titik pusat, tiap lubang terdapat kasa kawat tahan karat,

diameter 0,445 mm yang dipasang tegak lurus permukaan cakram dan dihubungkan

dengan cincin penuntun yang dibuat dari kawat jenis sama, diameter 27 mm. Jarak

cincin penuntun dengan permukaan atas cakram 15 mm. Beda antara diameter cakram

penuntun dengan diameter keranjang dalam sebaiknya antara 1 mm dan 2 mm. Bobot

cakram penuntun tidak kurang dari 1,9 gram dan tidak lebih dari 2,1 gram. Kecuali

dinyatakan lain, lakukan penetapan cara yang tertera pada waktu hancur tablet , waktu

yang diperlukan untuk menghacurkan tablet bukal tidak lebih dari 4 jam.

Page 20: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

14

4. Kekerasan tablet. ( FI. ed.III )

Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar tablet

tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan

ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk

pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness tester.

5. Keregasan tablet ( Friability )

Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan

keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet akan dilapis (

coating ). Alat yang digunakan disebut Friability tester.

G. Implants / Implan

Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi

obat dengan kemurnian tinggi, dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan.

Implan dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (subkutan) dengan tujuan

memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama.

Implan ditanam dengan bantuan injektor khusus (tracor) atau dengan sayatan bedah.

Implan biasanya mengandung hormon seperti testosteron atau estradiol yang dikemas

dalam vial atau lembaran kertas timah steril.

Page 21: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

15

BAB III

STERILISASI

A. Pengertian

Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang

patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non patogen (tidak menimbulkan

penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang biak) maupun dalam

bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri

dengan lapisan pelindung yang kuat)

Tidak semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba yang terdapat dalam

usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang tidak terserap oleh tubuh. Mikroba yang

patogen misalnya Salmonella typhosa yang menyebabkan penyakit typus, E.coli yang

menyebabkan penyakit perut.

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda menjadi steril.

Sedangkan sanitasi adalah suatu proses untuk membuat lingkungan menjadi sehat..

B. Tujuan Suatu Obat Dibuat Steril

Tujuan obat dibuat steril (seperti obat suntik) karena berhubungan langsung

dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain dimana pertahanan terhadap

zat asing tidak selengkap yang berada di saluran cerna / gastrointestinal, misalnya hati

yang dapat berfungsi untuk menetralisir / menawarkan racun (detoksikasi = detoksifikasi).

Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini

tidak berlaku relatif steril atau setengah steril , hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak

steril.

Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik / injeksi, tablet implant,

tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata / Guttae Ophth., cuci mata /

Collyrium dan salep mata / Oculenta.

C. Cara-Cara Sterilisasi Menurut FI.ed. III

1. Cara A (pemanasan secara basah ; otoklaf pada suhu 115o

- 116o

selama 30 menit

dengan uap air panas).

2. Cara B (dengan penambahan bakterisida).

3. Cara C (dengan penyaring bakteri steril).

4. Cara D (pemanasan secara kering ; Oven pada suhu 150o selama satu jam dengan udara

panas).

5. Cara Aseptik (mencegah dan menghindari lingkungan dari cemaran bakteri seminimal

mungkin).

D. Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IV.

1. Sterilisasi uap

Adalah proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama

15 menit pada suhu 121o. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang

disebut otoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan.

2. Sterilisasi panas kering

Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang

dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana

sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak

kurang dari 250o .

Page 22: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

16

3. Sterilisasi gas

Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert,

tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat

mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan,

terutama yang mengandung ion klorida.

Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari sterilisasi termal,

jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap

atau panas kering.

Proses sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain seperti pada

otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama dari proses

sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk

berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan.

4. Sterilisasi denga radiasi ion

Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop

(radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis ini, dosis yang

menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian

rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang

disterilkan dapat diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad

(Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat diterima

penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan

akhir.

Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas

dan khawatir tentang keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah

reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur serta variabel yang

dikendalikan lebih sedikit.

5. Sterilisasi dengan penyaringan

Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan

menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya

dapat dipisahkan secara fisika.

Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau

dirangkaikan pada wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaring media atau

penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri dari

matriks dan mekanisme pengayakan.

Penyaring yang melepas serat, terutama yang mengandung asbes harus dihindari

penggunaannya kecuali tidak ada penyaringan alternatif lain yang mungkin bisa

digunakan.

Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut berkisar 0,2 m – 0,45 m

tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat ini

adalah selulosa asetat, selulosa nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat,

poliester, polivinil klorida, vinil nilon, potef dan juga membran logam.

6. Sterilisasi dengan cara aseptic

Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen steril atau

komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk setengah jadi atau

produk ruahan atau komponennya bebas dari mikroba hidup.

E. Cara - Cara Sterilisasi

1. Dengan pemanasan secara kering.

2. Dengan pemanasan secara basah.

Page 23: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

17

3. Dengan penambahan zat-zat tertentu.

4. Dengan cara penyinaran.

5. Dengan memakai penyaring bakteri steril.

6. Dengan cara aseptik

Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut:

1. Stabilitas : sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan obat tidak boleh

mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.

2. Efektivitas : cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan proses

yang sederhana, cepat dan biaya murah.

3. Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan

kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.

Dengan pemanasan secara kering

Ciri-ciri pemanasan kering :

1. Yang dipanaskan adalah udara kering

2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara

3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150o. Satu gram udara pada suhu 100

o,

jika didinginkan menjadi 99o hanya membebaskan 0,237 kalori.

4. Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali pemijaran.

5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan pemanasan tinggi.

Contoh :

1. Sterilisasi panas kering menurut FI.ed. IV ,

Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang

dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana

sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o , jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak

kurang dari 250o .

Alat :

Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan

lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik.

Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan cara kering

Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlemeyer, botol-botol, corong),

bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak lemak, vaselin).

2. Pemijaran

Memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus. Cara ini

sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan / alat yang disterilkan, sayang

penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa alat / bahan saja.

Syarat :

Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari

20 detik.

Yang dapat disterilkan :

Benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca

arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol). Mortir dan stamper disiram dengan

alkohol mutlak kemudian dibakar. Bahan obat ( ZnO, NaCl, Talk )

Page 24: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

18

Dengan pemanasan secara basah

Ciri-ciri pemanasan basah

1. Yang dipanaskan adalah air menjadi uap air.

2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasi / penggumpalan zat putih telur

dari mikroba tersebut .

3. Waktu yang diperlukan lebih singkat, kira-kira 30 menit.

4. Suhu yang diperlukan lebih rendah, maksimal 1160 ( dalam otoklaf ). Satu gram uap

air 1000 jika mengembun menjadi air 100

0 membebaskan 536 kalori.

5. Digunakan pada sediaan injeksi dengan pembawa berair.

Contoh :

1. Sterilisasi uap menurut FI.ed.IV.

Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope

untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 1210 , kecuali dinyatakan

lain.

Alat :

Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat, mempunyai

lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara,

klep pengaman.

Cara bekerja :

Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara keluar. Pengusiran udara

pada otoklaf berdinding dua, uap air masuk dari bagian atas dan udara keluar dari bagian

bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang keluar dari ujung pipa karet dalam

air.

Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum air mendidih, tutup

otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan naik sesuai dengan yang

dikehendaki. Atur klep pengaman supaya tekanan stabil.

Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga tekanannya sama dengan

tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding dengan pemanasan basah yang

lain, karena suhunya lebih tinggi.

Bahan / alat yang dapat disterilkan :

Alat pembalut, kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur ) dan banyak obat-obat tertentu.

2. Direbus dalam air mendidih.

Lama penyeterilan dihitung sejak air mulai mendidih. Spora tidak dapat mati dengan cara

ini, penambahan bakterisida (fenol 5 % , lisol 2 - 3 %) dapat mempersingkat waktu

penyeterilan. Beberapa alat kedokteran dapat disterilkan dengan cara ini.

3. Tyndalisasi / Pasteurisasi.

Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan tidak dapat disaring

dengan penyaring bakteri ( emulsi, suspensi ).

Caranya :

Panaskan pada suhu 700 - 80

0 selama 40 – 60 menit, untuk mematikan mikroba bentuk

vegetatifnya. Diamkan pada suhu 300 selama 24 jam , untuk membiarkan mikroba bentuk

spora berubah menjadi bentuk vegetatif. Ulangi pemanasan selama 3 – 5 hari berturut-

turut.

Page 25: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

19

4. Dengan uap air pada suhu 1000 .

Alat : Semacam dandang. Alat yang akan disterilkan harus dimasukkan setelah mendidih

dan kelihatan uapnya keluar.

Keuntungan : uap air yang mempunyai daya bakterisida lebih besar jika dibanding dengan

pemanasan kering karena mudah menembus dinding sel mikroba dan akan

menggumpalkan zat putih telurnya.

Dengan penambahan zat-zat tertentu.

Zat-zat yang ditambahkan dapat berfungsi sebagai :

1. Penyuci hama (desinfektan) :

Suatu zat anti mikroba yang digunakan untuk berbagai peralatan kedokteran /

instrumen / barang / benda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada

manusia; dapat mematikan mikroba patogen, jadi mencegah infeksi (germisida),

mematikan bakteri (bakterisida), mematikan fungi / cendawan / jamur (fungisida).

2. Antiseptika :

Suatu zat anti mikroba yang biasa digunakan secara topikal / lokal pada tubuh

manusia ; dapat mencegah pembiakan bakteri.

Bakteriostatika : mencegah pertumbuhan fungi / cendawan / jamur.

Zat pengawet : mencegah pertumbuhan bakteri dan cendawan dalam makanan atau

minuman.

3. Antibiotik :

Segolongan zat yang dihasilkan oleh cendawan atau bakteri yang dapat menentang /

mematikan cendawan atau bakteri lain.

Contoh :

1. Untuk bahan obat sterilisasi dapat dilakukan dengan :

Penambahan bakterisida, FI.ed.III ( cara B ).

Sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan bahan obat dalam larutan

klorokresol P 0,2 % b/v dalam air untuk injeksi atau dalam larutan bakterisida yang

cocok dalam air untuk injeksi. Isikan ke dalam wadah, kemudian ditutup kedap. Jika

volume dalam tiap wadah tidak lebih dari 30 ml. Panaskan pada suhu 980 sampai

1000 selama 30 menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 30 ml, waktu

sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 980 sampai

1000 selama 30 menit. Cara ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi injeksi dosis

tunggal secara intravena, injeksi intratekal / intrasisternal / peridural .

2. Untuk alat-alat sterilisasi dapat dilakukan dengan :

Zat yang dipakai : alkohol-alkohol, kresol, fenol, formaldehida, garam raksa organik

/ anorganik, amonium kwartener.

Caranya :

Alat yang disterilkan direndam dalam larutan bakterisida, untuk logam tambahkan

zat yang dapat mencegah perkaratan (Natrium nitrat, Natrium borat). Didihkan

selama 20 menit bersama dengan Natrium karbonat 1 – 2 %, sefirol 1 %, fenol 5 %,

losol 2 %.

3. Untuk Ruangan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :

Disemprot dengan larutan bakterisida kemudian didiamkan beberapa waktu. Udara

diisap dan diganti dengan udara yang sudah steril (dilewatkan melalui penyaring

udara).

Zat yang digunakan :

Page 26: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

20

- uap farmaldehida

- Campuran 1 bagian etilen oksida dan 9 bagian gas karbondioksida (CO2) dan dapat

dipanaskan hingga suhu 600. Jika hanya etilen oksida saja dengan udara akan

mudah terbakar atau meledak.

Dengan cara penyinaran

1. Menurut FI.ed.IV Sterilisasi dengan radiasi ion

Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari

radioisotop ( radiasi gamma ) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis ini , dosis

yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian

rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang

disterilkan dapat diterima.

Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang

diserap, tetapi dalam beberapa hal , diinginkan dan dapat diterima penggunaan dosis yang

lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.

Untuk mengukur serapan radiasi dapat menggunakan alat Dosimeter kimia.

Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan

khawatir tentang keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas

kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih

sedikit.

2. Dengan sinar ultra violet ( u.v )

Pada gelombang 200 - 2600 A0 dapat membunuh mikroba patogen, spora, virus,

jamur, ragi, bekerja efektif jika langsung menyinari bahan yang disterilkan. Digunakan

untuk mensterilkan ruangan, udara, obat suntik.

Pekerja perlu dilindungi dari sinar u.v karena dapat mempengaruhi kulit dan mata.

Perlu kaca mata pelindung.

3. Dengan sinar gamma.

Digunakan isotop radio aktif, misalnya Cobalt 60.

4. Dengan sinar X dan sinar Katoda.

Sinar X dan elektron-elektron dengan intensitas tinggi mempunyai sifat dapat

mematikan mikroba.

Yang disterilkan : Penisillin-Na, Streptomycin sulfat, Hidrolisat protein, Hormon

pituitarium, insulin, vaksin influensa, vaksin cacar.

Dengan memakai penyaring bakteri steril

Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah steril, kemudian

ditutup kedap menurut teknik aseptik .

Keuntungan cara ini :

1. Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air.

2. Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan kecil-kecilan.

3. Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari larutan, virus jumlahnya

dikurangi.

4. Penyaring dapat bersifat adsorpsi, sebagian besar virus dapat diadsorpsi

Kerugian cara ini :

1. Masih diperlukan zat bakterisida.

2. Hanya dapat digunakan untuk pembawa berair, tidak dapat digunakan untuk

pembawa minyak.

Page 27: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

21

3. Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau kadarnya

kecil.

4. Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr.

5. Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter) dan penyaring dari asbes

melepaskan asbes ke dalam larutan.

6. Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus.

Cara-cara menyaring :

Ada 2 cara untuk menyaring , yaitu :

1. Dengan tekanan positip : larutan dalam penyaring ditekan dengan tekanan yang lebih

besar dari udara luar.

2. Dengan tekanan negatip : larutan dalam penyaring diisap (penampung di vakumkan).

Udara yang dipakai untuk itu harus udara bersih, biasanya digunakan gas nitrogen

(N2) yang dialirkan melalui kapas berlemak dalam tabung gelas atau platina yang

dipanaskan.

Pembersihan penyaring bakteri :

1. Dengan menyedot air bersih berlawanan dengan cara penyaringan atau larutan HCl

panas lalu dibilas.

2. Memasak dalam larutan Na-karbonat 2 % lalu dibilas (protein akan hancur , karena

pH 8,5)

3. Penyaring bakteri disterilkan dengan cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf atau

secara kimiawi..

Dengan cara aseptik

Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat memperkecil

kemungkinan terjadi cemaran/ kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal mungkin.

Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan dengan cara pemanasan

atau dengan cara penyaringan.

Caranya :

Bahan obat : memenuhi syarat p.i , tidak disterilkan.

Zat pembawa : disterilkan tersendiri dahulu.

Zat pembantu : disterilkan tersendiri.

Alat-alat : disterilkan dengan cara yang cocok.

Ruang kerja : bersih, bebas debu, dan angin, disterilkan dengan sinar u.v atau cara

lain yang sesuai.

Kemudian bahan obat, zat pembawa, zat pembantu disimpan secara aseptic dalam ruang

aseptic hingga terbentuk obat / larutan injeksi dan dimasukkan ke dalam wadah secara

aseptic.

Page 28: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

22

BAB IV

INJECTIONES / INJEKSI

A. Pengertian

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang

harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan

dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

Dalam FI.ed.IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5

jenis yang berbeda :

1. Sediaan berupa larutan dalam air / minyak / pelarut organik yang lain yang digunakan

untuk injeksi, ditandai dengan nama, Injeksi................

Dalam FI.ed.III disebut berupa Larutan. Misalnya :

Inj. Vit.C, pelarutnya aqua pro injection

Inj. Camphor oil , pelarutnya Olea neutralisata ad injection

Inj. Luminal, pelarutnya Sol Petit atau propilenglikol dan air

2 Sediaan padat kering (untuk dilarutkan) atau cairan pekat tidak mengandung dapar,

pengencer atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan

pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, ditandai dengan nama ,

...................Steril.

Dalam FI.ed..III disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambah zat

pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan larutan yang memenuhi syarat

larutan injeksi. Misalnya : Inj. Dihydrostreptomycin Sulfat steril

3 Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang

memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang

sesuai, ditandai dengan nama , ............ Steril untuk Suspensi.

Dalam FI.ed.III disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambah zat

pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan suspensi yang memenuhi syarat

suspensi steril. Misalnya : Inj. Procaine Penicilline G steril untuk suspensi.

4 Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan

secara intravena atau ke dalam saluran spinal, ditandai dengan nama , Suspensi..........

Steril.

Dalam FI.ed.III disebut Suspensi steril ( zat padat yang telah disuspensikan dalam

pembawa yang cocok dan steril) .

Misalnya : Inj. Suspensi Hydrocortisone Acetat steril

5 Sediaan berupa emulsi, mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau bahan

tambahan lain, ditandai dengan nama, ............. Untuk Injeksi.

Dalam FI.ed.III disebut bahan obat dalam pembawa cair yang cocok, hasilnya

merupakan emulsi yang memenuhi semua persyaratan emulsi steril. Misalnya : Inj.

Penicilline Oil untuk injeksi

B. Macam-Macam Cara Penyuntikan

1. Injeksi intrakutan ( i.k / i.c ) atau intradermal

Dimasukkan ke dalam kulit yang sebenarnya, digunakan untuk diagnosa. Volume

yang disuntikkan antara 0,1 - 0,2 ml, berupa larutan atau suspensi dalam air.

Page 29: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

23

2. Injeksi subkutan ( s.k / s.c ) atau hipodermik

Disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar, volume yang

disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. Umumnya larutan bersifat isotonik, pH netral,

bersifat depo (absorpsinya lambat). Dapat diberikan dalam jumlah besar (volume 3 - 4

liter/hari dengan penambahan enzym hialuronidase), bila pasien tersebut tidak dapat

diberikan infus intravena. Cara ini disebut" Hipodermoklisa ".

3. Injeksi intramuskuler ( i.m )

Disuntikkan ke dalam atau diantara lapisan jaringan / otot. Injeksi dalam bentuk

larutan, suspensi atau emulsi dapat diberikan secara ini. Yang berupa larutan dapat

diserap dengan cepat, yang berupa emulsi atau suspensi diserap lambat dengan

maksud untuk mendapatkan efek yang lama. Volume penyuntikan antra 4 - 20 ml,

disuntikkan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit.

4. Injeksi intravenus ( i.v )

Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena. Bentuknya berupa larutan,

sedangkan bentuk suspensi atau emulsi tidak boleh, sebab akan menyumbat pembuluh

darah vena tersebut. Dibuat isitonis, kalau terpaksa dapat sedikit hipertonis

(disuntikkannya lambat / perlahan-lahan dan tidak mempengaruhi sel darah); volume

antara 1 - 10 ml. Injeksi intravenus yang diberikan dalam dosis tunggal dengan volume

lebih dari 10 ml, disebut "infus intravena/ Infusi/Infundabilia". Infusi harus bebas

pirogen dan tidak boleh mengandung bakterisida, jernih, isotonis.

Injeksi i.v dengan volume 15 ml atau lebih tidak boleh mengandung bakterisida

Injeksi i.v dengan volume 10 ml atau lebih harus bebas pirogen.

5. Injeksi intraarterium ( i.a )

Disuntikkan ke dalam pembuluh darah arteri / perifer / tepi, volume antara 1 - 10 ml,

tidak boleh mengandung bakterisida.

6. Injeksi intrakor / intrakardial ( i.kd )

Disuntikkan langsung ke dalam otot jantung atau ventriculus, tidak boleh mengandung

bakterisida, disuntikkan hanya dalam keadaan gawat.

7. Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural ( i.d ), subaraknoid.

Disuntikkan langsung ke dalam saluran sumsum tulang belakang pada dasar otak (

antara 3 -4 atau 5 - 6 lumbra vertebrata ) yang ada cairan cerebrospinalnya. Larutan

harus isotonis karena sirkulasi cairan cerebrospinal adalah lambat, meskipun larutan

anestetika sumsum tulang belakang sering hipertonis. Jaringan syaraf di daerah

anatomi disini sangat peka.

8. Intraartikulus

Disuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga sendi. Bentuk suspensi / larutan

dalam air.

9. Injeksi subkonjuntiva

Disuntikkan ke dalam selaput lendir di bawah mata. Berupa suspensi / larutan, tidak

lebih dari 1 ml.

10. Injeksi intrabursa

Disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam bentuk larutan

suspensi dalam air.

Page 30: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

24

11. Injeksi intraperitoneal ( i.p )

Disuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Penyerapan cepat ; bahaya infeksi besar

12. Injeksi peridural ( p.d ), extradural, epidural

Disuntikkan ke dalam ruang epidural, terletak diatas durameter, lapisan penutup

terluar dari otak dan sumsum tulang belakang.

C. Susunan Isi ( Komponen ) Obat Suntik

1. Bahan obat / zat berkhasiat

2. Zat pembawa / zat pelarut

3. Bahan pembantu / zat tambahan

4. Wadah dan tutup

1. Bahan obat / zat berkhasiat

a) Memenuhi syarat yang tercantum sesuai monografinya masing-masing dalam

Farmakope.

b) Pada etiketnya tercantum : p.i ( pro injection )

c) Obat yang beretiket p.a ( pro analisa ) walaupun secara kimiawi terjamin

kualitasnya, tetapi belum tentu memenuhi syarat untuk injeksi.

2. Zat pembawa / zat pelarut

Dibedakan menjadi 2 bagian :

a) Zat pembawa berair

Umumnya digunakan air untuk injeksi. Disamping itu dapat pula digunakan injeksi

NaCl, injeksi glukosa, injeksi NaCl compositus, Sol.Petit. Menurut FI.ed.IV, zat

pembawa mengandung air, menggunakan air untuk injeksi, sebagai zat pembawa

injeksi harus memenuhi syarat Uji pirogen dan uji Endotoksin Bakteri. NaCl dapat

ditambahkan untuk memperoleh isotonik. Kecuali dinyatakan lain, Injeksi NaCl

atau injeksi Ringer dapat digunakan untuk pengganti air untuk injeksi.

Air untuk injeksi ( aqua pro injection ) dibuat dengan cara menyuling kembali air

suling segar dengan alat kaca netral atau wadah logam yang dilengkapi dengan labu

percik. Hasil sulingan pertama dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam

wadah yang cocok dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk

untuk injeksi, harus disterilkan dengan cara Sterilisasi A atau C segera setelah

diwadahkan.

Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan air untuk injeksi segar

selama tidak kurang dari 10 menit sambil mencegah hubungan dengan udara

sesempurna mungkin, didinginkan dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai

pelarut serbuk untuk injeksi , harus disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera

setelah diwadahkan.

b) Zat pembawa tidak berair

Umumnya digunakan minyak untuk injeksi (olea pro injection) misalnya Ol.

Sesami, Ol. Olivarum, Ol. Arachidis.

Pembawa tidak berair diperlukan apabila :

(1) Bahan obatnya sukar larut dalam air

(2) Bahan obatnya tidak stabil / terurai dalam air.

(3) Dikehendaki efek depo terapi.

Page 31: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

25

Syarat-syarat minyak untuk injeksi adalah :

(1) Harus jernih pada suhu 100 .

(2) Tidak berbau asing / tengik

(3) Bilangan asam 0,2 - 0,9

(4) Bilangan iodium 79 - 128

(5) Bilangan penyabunan 185 - 200

(6) Harus bebas minyak mineral

(7) Memenuhi syarat sebagai Olea Pinguia yaitu cairan jernih atau massa padat

yang menjadi jernih diatas suhu leburnya dan tidak berbau asing atau tengik

Obat suntik dengan pembawa minyak, tidak boleh disuntikkan secara i.v , hanya

boleh secara i.m.

3. Bahan pembantu / zat tambahan

Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud :

a) Untuk mendapatkan pH yang optimal

b) Untuk mendapatkan larutan yang isotonis

c) Untuk mendapatkan larutan isoioni

d) Sebagai zat bakterisida

e) Sebagai pemati rasa setempat ( anestetika lokal )

f) Sebagai stabilisator.

Menurut FI.ed.IV, bahan tambahan untuk mempertinggi stabilitas dan efektivitas

harus memenuhi syarat antara lain tidak berbahaya dalam jumlah yang digunakan, tidak

mempengaruhi efek terapetik atau respon pada uji penetapan kadar.

Tidak boleh ditambahkan bahan pewarna, jika hanya mewarnai sediaan akhir.

Pemilihan dan penggunaan bahan tambahan harus hati-hati untuk injeksi yang diberikan

lebih dari 5 ml. Kecuali dinyatakan lain berlaku sebagai berikut :

Zat yang mengandung raksa dan surfaktan kationik, tidak lebih dari 0,01 %

Golongan Klorbutanol, kreosol dan fenol tidak lebih dari 0,5 %

Belerang dioksida atau sejumlah setara dengan Kalium atau Natrium Sulfit, bisulfit

atau metabisulfit , tidak lebih dari 0,2 %

a) Untuk mendapatkan pH yang optimal

pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 dan disebut Isohidri.

Karena tidak semua bahan obat stabil pada pH cairan tubuh, sering injeksi dibuat di

luar pH cairan tubuh dan berdasarkan kestabilan bahan tersebut.

Pengaturan pH larutan injeksi diperlukan untuk :

1. Menjamin stabilitas obat, misalnya perubahan warna, efek terapi optimal obat,

menghindari kemungkinan terjadinya reaksi dari obat.

2. Mencegah terjadinya rangsangan / rasa sakit waktu disuntikkan.

Jika pH terlalu tinggi (lebih dari 9) dapat menyebabkan nekrosis jaringan

(jaringan menjadi mati), sedangkan pH yang terlalu rendah (di bawah 3)

menyebabkan rasa sakit jika disuntikkan. misalnya beberapa obat yang stabil

dalam lingkungan asam : Adrenalin HCl, Vit.C, Vit.B1 .

pH dapat diatur dengan cara :

1. Penambahan zat tunggal , misalnya asam untuk alkaloida, basa untuk golongan sulfa.

2. Penambahan larutan dapar, misalnya dapar fosfat untuk injeksi, dapar borat untuk obat

tetes mata.

Page 32: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

26

Yang perlu diperhatikan pada penambahan dapar adalah :

1. Kecuali darah, cairan tubuh lainnya tidak mempunyai kapasitas dapar.

2. Pada umumnya larutan dapar menyebabkan larutan injeksi menjadi hipertonis.

3. Bahan obat akan diabsorpsi bila kapasitas dapar sudah hilang, maka sebaiknya obat

didapar pada pH yang tidak jauh dari isohidri. Jika kestabilan obat pada pH yang jauh

dari pH isohidri, sebaiknya obat tidak usah didapar, karena perlu waktu lama untuk

meniadakan kapasitas dapar.

b) Untuk mendapatkan larutan yang isotonis

Larutan obat suntik dikatakan isotonis jika :

1. Mempunyai tekanan osmotis sama dengan tekanan osmotis cairan tubuh ( darah,

cairan lumbal, air mata ) yang nilainya sama dengan tekanan osmotis larutan NaCl

0,9 % b/v.

2. Mempunyai titik beku sama dengan titik beku cairan tubuh, yaitu - 0,520C.

Jika larutan injeksi mempunyai tekanan osmotis lebih besar dari larutan NaCl 0,9 %

b/v, disebut " hipertonis ", jika lebih kecil dari larutan NaCl 0,9 % b/v disebut "

hipotonis " .

Jika larutan injeksi yang hipertonis disuntikkan, air dalam sel akan ditarik keluar dari

sel , sehingga sel akan mengkerut, tetapi keadaan ini bersifat sementara dan tidak akan

menyebabkan rusaknya sel tersebut.

Jika larutan injeksi yang hipotonis disuntikkan, air dari larutan injeksi akan diserap

dan masuk ke dalam sel, akibatnya dia akan mengembang dan menyebabkan pecahnya

sel itu dan keadaan ini bersifat tetap. Jika yang pecah itu sel darah merah, disebut "

Haemolisa ". Pecahnya sel ini akan dibawa aliran darah dan dapat menyumbat

pembuluh darah yang kecil.

Jadi sebaiknya larutan injeksi harus isotonis, kalau terpaksa dapat sedikit hipertonis,

tetapi jangan sampai hipotonis.

Cairan tubuh kita masih dapat menahan tekanan osmotis larutan injeksi yang sama

nilainya dengan larutan NaCl 0,6 - 2,0 % b/v.

Larutan injeksi dibuat isotonis terutama pada penyuntikan :

1. Subkutan : jika tidak isotonis dapat menimbulkan rasa sakit, sel-sel sekitar

penyuntikan dapat rusak, penyerapan bahan obat tidak dapat lancar.

2. Intralumbal , jika terjadi perubahan tekanan osmotis pada cairan lumbal, dapat

menimbulkan perangsangan pada selaput otak.

3. Intravenus, terutama pada Infus intravena, dapat menimbulkan haemolisa.

Perhitungan Isotonis

Isotonis adalah suatu keadaan dimana tekanan osmotis larutan obat yang sama dengan

tekanan osmotis cairan tubuh kita. ( darah, air mata )

Hipotonis : tekanan osmotis larutan obat < tekanan osmotis cairan tubuh

Hipertonis : tekanan osmotis larutan obat > tekanan osmotis cairan tubuh

Cara menghitung tekanan osmose :

Banyak rumus dipakai, yang pada umumnya berdasarkan pada perhitungan

terhadap penurunan titik beku. Penurunan titik beku darah, air mata adala -0,520 C.

Larutan NaCl 0,9 % b/v adalah larutan garam fisiologis yang isotonis dengan

cairan tubuh.

Beberapa cara menghitung tekanan osmose :

a. Dengan cara penurunan titik beku air yang disebabkan 1% b/v zat khasiat (PTB)

Page 33: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

27

b. Dengan cara Equivalensi NaCl

c. Dengan cara derajat disosiasi

d. Dengan cara grafik

Cara PTB dengan rumus menurut FI.

Suatu larutan dinyatakan isotonik dengan serum atau cairan mata, jika membeku pada

suhu -0,520

C. Untuk memperoleh larutan isotonik dapat ditambahkan NaCl atau zat

lain yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus :

Rumus-1 :

B =

0,52 – b1 C

b2

Keterangan :

B adalah bobot zat tambahan ( NaCl ) dalam satuan gram

untuk tiap 100 ml larutan

0,52 adalah titik beku cairan tubuh ( -0,520 )

b1 adalah PTB zat khasiat

C adalah konsentrasi dalam satuan % b/v zat khasiat

b2 adalah PTB zat tambahan ( NaCl )

Tiga jenis keadaan tekanan osmotis larutan obat :

1 Keadaan Isotonis apabila nilai B = 0 ; maka b1 C = 0,52

2. Keadaan hipotonis apabila nilai B positip ;

maka b1 C < 0,52

3. Keadaan hipertonis apabila nilai B negatip ;

maka b1 C > 0,52

Contoh soal :

1. Jika diketahui bahwa penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1 % b/v Asam

Borat 0,288 , maka kadar asan borat dalam 300 ml larutan asan borat isotonis adalah

...............

a. 1,805 % b/v c. 5,410 % b/v

b. 0,402 % b/v d. 5,417 % b/v

Jawab :

Misalkan kadar asam borat = X%b/v

B =

0,52 - b1C

b2

Agar isotonis, maka 0 = 0,52 - 0,288 * X

b2

0,288 X = 0,52 X = 1,805

Jadi kadar Asam Borat = 1,805 % b/v

2. Jumlah volume larutan glukosa yang isotonis dapat dibuat jika tersedia 50 gram

glukosa ( PTB glukosa = 0,1 ), adalah...........

a. 555,6 ml b. 868,1 ml c. 892,9 ml d. 961,5 ml

Jawab :

Misalkan kadar glukosa = X % b/v

Agar isotonis, maka 0 = 0,52 - 0,1 X X = 0,52

/0,1 = 5,2

Jadi untuk tiap 100 cc diperlukan Glukosa sebanyak 5,2 gram. Dengan demikian

apabila Glukosa yang tersedia 50 gram, maka volume yang diperoleh sebanyak :

Page 34: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

28

50

x 100 CC = 99,601 CC 50,2

3. Bila dicampur 100 ml larutan asam borat 1,8 % b/v dan 100 ml larutan garam dapur

0,9 % b/v dan diketahui penurunan titik beku larutan disebabkan 1 % asam borat =

0,288, Natrium klorida = 0,576 maka akan didapat larutan yang .......

a. hipotonis c. isotonis

b. hipertonis d. sangat hipertonis

Jawab :

C asam borat menjadi = 1,8 gram

/200 ml 0,9 gram

/100 ml 0,9 % b/v C NaCl menjadi = 0,9

gram/200 ml

0,45 gram/100 ml 0,45 % b/v

Jadi b1 x C + b2 x C 2 = 0,9 x 0,288 + 0,45 x 0,576

= 0,2592 + 0,2592 = 0,5184 = 0,52

Berarti b x C = 0,52 atau harga B = 0, maka larutan tersebut isotonik.

4. Jika diketahui penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1% vitamin C adalah

0,104 ° C, maka untuk membuat 500 ml larutan vitamin C isotonis diperlukan vitamin

C sebanyak ......

a. 5 gram b. 10 gram c. 15 gram d. 25 gram

Jawab:

Misalkan kadar Vit.C = X % b/v

B =

0,52 - b1C

b2

Agar isotonis, maka 0 = 0,52 - 0,104 * X

b2

0,104 X = 0,52 X = 5

Jadi kadar Vit C = 5 % b/v, maka untuk 500 cc diperlukan Vit.C sebanyak 500

/100 x 5

gram = 25 gram

5. R/ Methadon HCL 10 mg

mf. Isot. C. NaCl ad. 10 ml

a = 0,101 (PTB Methadon HCl)

b = 0,576 (PTB. NaCl)

Maka NaCl yang diperlukan supaya larutan isotonis adalah ..

A. 0,088 g C. 0,885 g

B. 0,073 g D. tidak perlu ditambah

Jawab :

C Methadon HCL = 10 mg

/10 ml 0,100 gram

/ 100 ml 0,1% b/v

B =

0,52 – b1C

b2

Agar isotonis, maka B = 0,52 - 0,1 x 0,101

0,576

B = 0,885243

Jadi bobot NaCl yang masih diperlukan untuk tiap 100 cc = 0,885243 gram,

maka untuk 10 cc , bobot NaCl yang masih diperlukan adalah = 0,0885243 gram ≈

0,088 gram

Page 35: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

29

Cara Ekivalensi NaCl.

Yang dimaksud dengan ekivalen dari NaCl ( E ) adalah sekian gram NaCl yang

memberikan efek osmose yang sama dengan 1 gram dari suatu zat terlarut tertentu.

Jika E Efedrin HCl = 0,28 ; berarti tiap 1 gram Efedrin HCl 0,28 gram NaCl.

Jadi dapat dianalogikan sebagai berikut :

Ex = a ; artinya tiap 1 gram zat X ~ a gram NaCl

Ex = E ; artinya tiap 1 gram zat X ~ E gram NaCl

Jika bobot zat X = W gram maka ekivalennya adalah W x E gram NaCl

Larutan isotonis NaCl 0,9 % b/v ; artinya tiap 100 ml NaCl ~ 0,9 gram NaCl

Jika bobot NaCl = W x E gram ; maka Volume yang isotonis adalah ( W x E )100/0,9

; sehingga dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Rumus-2

V' = ( W x E ) 100/0,9 = ( W x E ) 111,1

Keterangan :

V' = Volume larutan yang sudah isotonis dalam satuan ml.

W = bobot zat aktip dalam satuan gram

E = Nilai ekivalensi zat aktip

Jika Volume larutan = V ml dan Volume yang sudah isotonis = V' ml ; maka

Volume yang belum isotonis adalah (V - V') ml , sedangkan volume untuk

tiap 100 ml NaCl agar isotonis ~ 0,9 gram NaCl, maka bobot NaCl ( B ) yang masih

diperlukan agar larutan menjadi isotonis adalah

( V - V ' ) x 0,9 / 100 ,

maka B = ( V - V ' ) x 0,9 / 100

atau B = ( 0,9/100 x V ) - ( 0,9/100 x V' ).

Jika V' kita ganti dengan ( W x E ) 100 / 0,9 ,

maka B = { 0,9/100 x V } – { 0,9/100 x ( W x E ) 100/0,9 }

dan akhirnya kita dapatkan rumus sebagai berikut :

Rumus-3 :

B = 0,9/100 x V - ( W x E )

Keterangan :

B = bobot zat tambahan dalam satuan gram.

V = Volume larutan dalam satuan ml

W = bobot zatkhasiat dalam satuan gram

E = Ekivalensi zat aktif terhadap NaCl

Tiga jenis keadaan tekanan osmotis larutan obat :

1. Keadaan Isotonis apabila nilai B = 0 ;

maka 0,9/100 x V = ( W x E )

2. Keadaan hipotonis apabila nilai B positip;

maka 0,9/100 x V > ( W x E )

3. Keadaan hipertonis apabila nilai B negatip;

maka 0,9/100 x V < ( W x E )

Contoh Soal :

1. Bila 0,76 gram NaCl harus ditambahkan ke dalam 100 ml 1 % b/v larutan Atropin

Sulfat, maka larutan Atropin Sulfat isotonis adalah........................

a. 6,43 % b/v b. 6 % b/v c. 2 % b/v d. 1,18 % b/v

Jawab :

Page 36: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

30

Cara A :

E Atropin sulfat = 0,900 - 0,760 = 0,140

Artinya 1 gram Atropin sulfat ~ 0,14 gram NaCl (dalam 100 ml)

Jadi untuk larutan isotonis 0,9 gram NaCl dalam 100 ml ekivalen dengan 0,9/0,14 x 1

gram Atropin sulfat = 6,43 gram/100 cc = 6,43 % b/v

Cara B :

E Atropin sulfat = 0,900 - 0,760 = 0,140 ; dan volume 100 ml

Dengan rumus3 jika isotonis = 0,9/100 x 100 = W x 0,140

W = 0,9/0,140= 6,43

Jadi larutan Atropin Sulfat isotonisnya adalah 6,43 gram dalam 100 ml atau 6,43 %

b/v

2. Hitung berapa mg NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan 2 % b/v Morfin HCl

yang isotonis sebanyak 30 ml , jika diketahui dalam Tabel ekivalen FI untuk morfin

adalah 755 , ......................

Jawab :

Dalam tabel ekivalen FI untuk Morfin HCl = 755,

artinya 1 gram Morfin HCl menyebabkan ekivalen dengan 900 mg – 755 mg =

145 mg NaCl untuk tiap 100 ml atau dengan kata lain E Morfin HCl = 0,145.

Bobot 2 % Morfin HCl dalam 30 ml larutan = 2/100 x 30 gram = 0,6 gram

Dari rumus3 ,

B =

0,9

V - ( W x E ) 100

=

0,9

30 - (0,6 x 0,145) = 0,27 - 0, 087 = 0,183 100

Jadi bobot NaCl yang masih harus ditambahkan adalah 0,183 gram

3. Bobot NaCl yang harus ditambahkan pada Seng Sulfat 500 mg ( E= 0,15 ) dalam 30

ml larutan agar larutan menjadi isotonis adalah..........................

a. 0,825 gram c. 0,150 gram

b. 0,195 gram d. 0,0825gram

Jawab : Dari rumus3 ,

B =

0,9

V - (W x E) 100

=

0,9

30 - (0,5 x 0,15) = 0,27 - 0, 075 = 0,195 100

Jadi bobot NaCl yang masih harus ditambahkan adalah 0,195 gram

4. R/ Procaine HCL 1,0 E Procaine HCL = 0,24

Chlorbutanol 0,5 E Chlorbutanol = 0,18

NaCl qs ad isot

Aquadest ad 100 ml

NaCl yang diperlukan untuk resep diatas adalah ............

Page 37: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

31

a. 0,33 c. 0,57

b. 0,9 d. tidak perlu ditambahkan

Jawab : Dari rumus3 :

B =

0,9

V - ( (W1 x E1) + (W2 x E2) ) 100

=

0,9

100 – ( 1 x 0,24 + 0,5 x 0,18 ) 100

= 0,9 - ( 0,24 + 0,09 ) = 0,9 - 0,33 = 0,57

Jadi bobot NaCl yang masih diperlukan adalah 0,57 gram

5. Untuk membuat 60 ml larutan isotonik yang mengandung 1 % Halocain HCl ( E= 0,17

) dan 0,5% Chlorbutanol ( E= 0,18 ) diperlukan Asam Borat ( E= 0,55 )

sebanyak.............

a. 0,135 gram c. 0,384 gram

b. 0,156 gram d. 0,698 gram

Jawab :

Bobot Halocain = 1/100 x 60 gram = 0,6 gram;

Bobot Chlorbutanol = 0,5

/100 x 60 gram = 0,3 gram

dan Bobot asam borat misalkan X gram ;

Dari rumus 3 ;

B =

0,9

V - ( (W1 x E1) + (W2 x E2) + + (W3 x E3) ) 100

0 =

0,9

60 – ( 0,6 x 0,17 + 0,3 x 0,18 + 0,55. X ) 100

0 = 0,54 - ( 0,102 + 0,054 + 0,55 X )

0 = 0,54 - 0,102 - 0,054 - 0,55 X

0,55 X = 0,384 ----------> X = 0,698181 ( dibulatkan 0,698 )

Jadi Asam Borat yang diperlukan adalah 0,698181 gram = 0, 698 gram

6. Untuk membuat isotonik 10 ml Guttae ophthalmicae yang mengandung 0,25 % b/v

Atropin sulfas ditambahkan NaCl sebanyak.................... (diketahui E Atropin sulfas =

0,14 )

a. 0,0055 b. 0,029 c. 0,084 d. 0,086

Jawab : Dari rumus 3 ;

B =

0,9

V - ( W x E) 100

=

0,9

10 – ( 0,025 x 0,14 ) 100

= 0,09 - 0,0035 = 0,0865 ( dibulatkan 0,086 )

Jadi bobot NaCl yang ditambahkan adalah = 0,086 gram.

7. Untuk membuat 200 ml larutan isotonis yang mengandung 0,2 % b/v Zinci sulfas (

E= 0,15 ) diperlukan penambahan Acidum Boricum ( E= 0,55 ) sebanyak.........

a. 1,58 gram b. 2,91 gram c. 3,16 gram d. 3,60 gram

Page 38: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

32

Jawab.

Bobot Zinci sulfas = 0,2/100 x 200 gram = 0,4 gram

Bobot Acidum Boricum misalkan X gram; maka dari rumus 3 ;

B =

0,9

V - ( (W1 x E1) + (W2 x E2)) 100

Agar isotonic, maka :

0 =

0,9

200 – ( 0,4 x 0,15 + 0,55 X ) 100

0 = 1,8 - 0,06 - 0,55 X

0,55 X = 1,74 ---> X 3,1636363 ( dibulatkan 3,163 )

Jadi Acidum Boricum yang ditambahkan adalah 3,163 gram

c) Untuk mendapatkan isoioni

Yang dimaksud isoioni adalah larutan injeksi tersebut mengandung ion-ion yang

sama dengan ion-ion yang terdapat dalam darah, yaitu : K+ , Na

+ , Mg

++ , Ca

++ , Cl

-. Isoioni

diperlukan pada penyuntikan dalam jumlah besar, misalnya pada infus intravena.

d) Sebagai zat bakterisida / bakteriostatik

Zat bakterisida perlu ditambahkan jika :

1. Bahan obat tidak disterilkan, larutan injeksi dibuat secara aseptik.

2. Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara penyaringan melalui penyaring bakteri

steril.

3. Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara pemanasan pada suhu 980 – 100

0 selama 30

menit.

4. Bila larutan injeksi diberikan dalam wadah takaran berganda.

Zat bakterisida tidak perlu ditambahkan jika :

1. sekali penyuntikan melebihi 15 ml.

2. Bila larutan injeksi tersebut sudah cukup daya bakteriostatikanya ( tetes mata Atropin

Sulfat dalam pembawa asam borat, tak perlu ditambah bakterisida, karena asam borat

dapat berfungsi pula sebagai antiseptik ).

3. Pada penyuntikan : intralumbal, intratekal, peridural, intrasisternal, intraarterium

dan intrakor.

e) Sebagai zat pemati rasa setempat / anestetika lokal

Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada tempat dilakukan penyuntikan ,

yang disebabkan larutan injeksi tersebut terlalu asam. Misalnya Procain dalam injeksi

Penicillin dalam minyak, Novocain dalam injeksi Vit. B-compleks, Benzilalkohol dalam

injeksi Luminal-Na.

f) Sebagai Stabilisator

Digunakan untuk menjaga stabilitas larutan injeksi dalam penyimpanan.

Stabilisator digunakan untuk :

(1) Mencegah terjadinya oksidasi oleh udara, dengan cara :

(a) Mengganti udara di atas larutan injeksi dengan gas inert, misalnya gas N2 atau gas

CO2.

(b) Menambah antioksidant untuk larutan injeksi yang tidak tahan terhadap O2 dari

udara. Contohnya : penambahan Na-metabisulfit / Na-pirosulfit 0,1 % b/v pada

larutan injeksi Vit.C, Adrenalin dan Apomorfin.

Page 39: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

33

(2) Mencegah terjadinya endapan alkaloid oleh sifat alkalis dari gelas. Untuk ini dapat

dengan menambah chelating agent EDTA ( Etilen Diamin Tetra Asetat ) untuk

mengikat ion logam yang lepas dari gelas / wadah kaca atau menambah HCl sehingga

bersuasana asam.

(3) Mencegah terjadinya perubahan pH dengan menambah larutan dapar.

(4) Menambah / menaikkan kelarutan bahan obat, misalnya injeksi Luminal dalam

Sol.Petit, penambahan Etilendiamin pada injeksi Thiophyllin.

4. Wadah dan tutup

Dibedakan : wadah untuk injeksi dari kaca atau plastik.

Dapat juga dibedakan lagi menjadi :

Wadah dosis tunggal ( single dose ), wadah untuk sekali pakai misalnya ampul.

Ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api sehingga tertutup kedap tanpa

penutup karet.

Wadah dosis ganda ( multiple dose ), wadah untuk beberapa kali penyuntikan,

umumnya ditutup dengan karet dan alumunium, misalnya vial ( flakon ) , botol.

Wadah kaca

Syarat wadah kaca :

1. Tidak boleh bereaksi dengan bahan obat

2. Tidak boleh mempengaruhi khasiat obat.

3. Tidak boleh memberikan zarah / partikel kecil ke dalam larutan injeksi.

4. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dengan mudah.

5. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok.

6. Harus memenuhi syarat " Uji Wadah kaca untuk injeksi "

Wadah plastik

Wadah dari plastik ( polietilen, polipropilen ) .

Keuntungan :

netral secara kimiawi, tidak mudah pecah dan tidak terlalu berat hingga mudah

diangkut, tidak diperlukan penutup karet.

Kerugian :

dapat ditembus uap air hingga kalau disimpan akan kehilangan air, juga dapat

ditembus gas CO2.

Wadah plastik disterilkan dengan cara sterilisasi gas dengan gas etilen oksida.

Tutup karet

Digunakan pada wadah dosis ganda yang terbuat dari gelas / kaca. Tutup karet dibuat

dari karet sintetis atau bahan lain yang cocok. Untuk injeksi minyak , tutup harus

dibuat dari bahan yang tahan minyak atau dilapisi bahan pelindung yang cocok.

Syarat tutup karet yang baik adalah bila direbus dalam otoklaf, maka :

a. Karet tidak lengket / lekat, dan jika ditusuk dengan jarum suntik, tidak

melepaskan pecahannya serta segera tertutup kembali setelah jarum suntik

dicabut.

b. Setelah dingin tidak boleh keruh.

c. Uapnya tidak menghitamkan kertas timbal asetat ( Pb-asetat ).

Cara mencuci :

mula-mula dicuci dengan detergen yang cocok, jangan memakai sabun Calsium /

Magnesium karena ion-ion itu akan mengendap pada dinding kaca. Bilas dengan

air dan rebus beberapa kali pendidihan, tiap kali pendidihan, air diganti.

Page 40: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

34

Cara sterilisasi :

masukkan tutup karet ke dalam labu berisi larutan bakterisida, tutup, sterilkan

dengan cara sterilisasi A, biarkan selama tidak kurang dari 7 hari. Bakterisida

yang digunakan harus sama dengan bakterisida yang digunakan dalam obat

suntiknya dengan kadar 2 kalinya dengan volume untuk tiap 1 gram karet

dibutuhkan 2 ml.

Tutup karet yang mengandung Na-pirosulfit, sebelum dipakai harus direndam dalam

larutan bakterisida yang mengandung Na-pirosulfit 0,1 % selama tidak kurang dari 48

jam.

D. Cara Pembuatan Obat Suntik.

Persiapan pembuatan obat suntik :

1. Perencanaan

Direncanakan dulu, apakah obat suntik itu akan dibuat secara aseptik atau dilakukan

sterilisasi akhir ( nasteril ).

Pada pembuatan kecil-kecilan alat yang digunakan antara lain pinset, spatel, pengaduk

kaca, kaca arloji yang disterilkan dengan cara dibakar pada api spiritus.

Ampul, Vial atau flakon beserta tutup karet, gelas piala, erlemeyer, corong yang dapat

disterilkan dalam oven 1500 selama 30 menit ( kecuali tutup karet, didihkan selama

30 menit dalam air suling atau menurut FI.ed.III )

Kertas saring, kertas G3, gelas ukur disterilkan dalam otoklaf. Untuk pembuatan

besar-besaran di pabrik, faktor tenaga manusia juga harus direncanakan.

2 Perhitungan dan penimbangan

Perhitungan dibuat berlebih dari jumlah yang harus didapat, karena dilakukan

penyaringan, kemudian ditimbang. Larutkan masing-masing dalam Aqua p.i yang

sudah dijelaskan cara pembuatannya, kemudian dicampurkan.

3 Penyaringan

Lakukan penyaringan hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang terbawa ke dalam

filtrat. Pada pembuatan kecil-kecilan dapat disaring dengan kertas saring biasa

sebanyak 2 kali , lalu disaring lagi dengan kertas saring G3.

4 Pengisian ke dalam wadah

Cairan :

Farmakope telah mengatur volume tambahan yang dianjurkan.

Bubuk kering :

jumlah bubuk diukur dengan jalan penimbangan atau berdasarkan volume, diisi

melalui corong.

Pengisian dengan wadah takaran tunggal dijaga supaya bagian yang akan ditutup

dengan pemijaran, harus bersih, terutama dari zat organik, karena pada penutupan zat

organik tersebut akan menjadi arang dan menghitamkan wadah sekitar ujungnya .

Membersihkan bagian leher wadah dapat dilakukan dengan :

a. memberi pelindung pada jarum yang dipakai untuk mengisi wadah.

b. menyemprot dengan uap air pada mulut wadah obat suntik yang dibuat dengan

pembawa berair.

5. Penutupan Wadah

Wadah dosis tunggal :

ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api hingga tertutup kedap.

Wadah dosis ganda :

Page 41: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

35

ditutup dengan karet melalui proses pengurangan tekanan hingga karet tertarik ke

dalam. Tutup karet dilapisi dengan tutup alumunium.

6 Penyeterilan ( Sterilisasi )

Sterilisasi menurut Fi.ed.III dan IV.dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan masing-

masing monografinya dan sifat dari larutan obat suntiknya.

7 Uji sterilitas pada teknik aseptik

Sediaan steril selalu dilakukan Uji Sterilitas sebelum sediaan itu diedarkan ke pasaran.

Uji Sterilitas dapat dilakukan sebagai berikut :

ke dalam salah satu wadah dimasukkan medium biakan bakteri sebagai ganti

cairan steril. Tutup wadah dan eramkan pada suhu 320 selama 7 hari. Jika terjadi

pertumbuhan kuman, menunjukkan adanya cemaran yang terjadi pada waktu

pengisian bahan steril ke dalam wadah akhir yang steril.

Pembuatan larutan injeksi :

Dalam garis besar cara pembuatan larutan injeksi dibedakan :

1. Cara aseptik

2. Cara non-aseptik ( Nasteril )

1. Cara aseptic :

Digunakan kalau bahan obatnya tidak dapat disterilkan, karena akan rusak atau

mengurai.

Caranya :

Zat pembawa, zat pembantu, wadah, alat-alat dari gelas untuk pembuatan, dan

yang lainnya yang diperlukan disterilkan sendiri-sendiri. Kemudian bahan obat,

zat pembawa, zat pembantu dicampur secara aseptik dalam ruang aseptik hingga

terbentuk larutan injeksi dan dikemas secara aseptik.

Skema pembuatan secara aseptik : Bahan obat Zat pembawa

( steril )

Zat pembantu

( steril )

Alat untuk pembuatan

( gelas )

Dicuci

→ disterilkan → Dilarutkan

( ruang steril )

wadah ( ampul, vial )

Dicuci

→ disterilkan → Diisi

Ditutup kedap

Dikarantina

Diberi etiket dan

dikemas

Diperiksa

2. Cara non-aseptik ( NASTERIL ).

Dilakukan sterilisasi akhir

Caranya :

bahan obat dan zat pembantu dilarutkan ke dalam zat pembawa dan dibuat larutan

injeksi. Saring hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang terbawa ke dalam

Page 42: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

36

filtrat larutan. Masukkan ke dalam wadah dalam keadaan bersih dan sedapat

mungkin aseptik, setelah dikemas, hasilnya disterilkan dengan cara yang cocok.

Skema pembuatan secara non-aseptik : Bahan obat Zat pembawa Zat pembantu

Alat untuk pembuatan

( gelas )

Dicuci

Dilarutkan

( ruang steril )

wadah ( ampul, vial )

Disaring

Dicuci

Diisi

Ditutup kedap

Disterilkan

Dikarantina

Diberi etiket dan

dikemas

Diperiksa

E. Pemeriksaan

Setelah larutan injeksi ditutup kedap dan disterilkan, perlu dilakukan pemeriksaan

kemudian yang terakhir diberi etiket dan dikemas. Pemeriksaan meliputi :

1. Pemeriksaan kebocoran.

2. Pemeriksaan sterilitas.

3. Pemeriksaan pirogenitas

4. Pemeriksaan kejernihan dan warna..

5. Pemeriksaan keseragaman bobot.

6. Pemeriksaan keseragaman volume.

Pemeriksaan 1 - 4 tersebut di atas disebut Pemeriksaan hasil akhir produksi.

1. Pemeriksaan kebocoran

Untuk mengetahui kebocoran wadah, dilakukan sebagai berikut :

a. Untuk injeksi yang disterilkan dengan pemanasan.

(i) Ampul :

disterilkannya dalam posisi terbalik dengan ujung yang dilebur disebelah bawah.

Wadah yang bocor, isinya akan kosong / habis atau berkurang setelah selesai

sterilisasi .

(ii) Vial :

setelah disterilkan , masih dalam keadaan panas, masukkan ke dalam larutan

metilen biru 0,1 % yang dingin. Wadah yang bocor akan berwarna biru, karena

larutan metilen biru akan masuk ke dalam larutan injeksi tersebut.

b. Untuk injeksi yang disterilkan tanpa pemanasan atau secara aseptik / injeksi

berwarna

Diperiksa dengan memasukkan ke dalam eksikator dan divakumkan. Wadah yang

bocor, isinya akan terisap keluar.

Page 43: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

37

2. Pemeriksaan sterilitas

Digunakan untuk menetapkan ada tidaknya bakteri, jamur dan ragi yang hidup

dalam sediaan yang diperiksa. Dilakukan dengan teknik aseptik yang cocok. Sebelum

dilakukan uji sterilitas, untuk zat-zat :

a. Pengawet : larutan diencerkan dahulu, sehingga daya pengawetnya sudah tidak

bekerja lagi.

b. Antibiotik : daya bakterisidanya diinaktifkan dulu, misalnya pada Penicillin

ditambah enzym Penicillinase.

Menurut FI. ed.III, pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut :

a. Dibuat perbenihan A untuk memeriksa adanya bakteri yang terdiri dari:

i. Perbenihan thioglikolat untuk bakteri aerob , sebagai pembanding digunakan

Bacillus subtilise atau Sarcina lutea.

ii. Perbenihan thioglikolat yang dibebaskan dari oksigen terlarut dengan

memanaskan pada suhu 1000 selama waktu yang diperlukan, untuk bakteri

anaerob, sebagai pembanding digunakan Bacteriodes vulgatus atau Clostridium

sporogenus.

b. Dibuat perbenihan B untuk memeriksa adanya jamur dan ragi, untuk itu dipakai

perbenihan asam amino, sebagai pembanding digunakan Candida albicans

Penafsiran hasil : zat uji dinyatakan pada suhu 300 – 32

0 selama tidak kurang dari

7 hari, tidak terdapat pertumbuhan jasad renik.

3. Pemeriksaan Pirogen

Pirogen : Berasal dari kata Pyro dan Gen artinya pembentuk demam / panas.

Pirogen adalah Zat yang terbentuk dari hasil metabolisme mikroorganisme ( bangkai

mikroorganisme ) berupa zat eksotoksin dari kompleks Polisacharida yang terikat pada

suatu radikal yang mengandung unsur Nitrogen dan Posfor, yang dalam kadar 0,001 – 0,01

gram per kg berat badan, dapat larut dalam air, tahan pemanasan, dapat menimbulkan

demam jika disuntikkan. (reaksi demam setelah 15 menit sampai 8 jam). Pirogen bersifat

termolabil. Larutan injeksi yang pemakaiannya lebih dari 10 ml satu kali pakai, harus

bebas pirogen.

Cara menghilangkan pirogen

1. Untuk alat / zat yang tahan terhadap pemanasan ( jarum suntik, alat suntik dll.)

dipanaskan pada suhu 2500 selama 30 menit

2. Untuk aqua p.i ( air untuk injeksi ) bebas pirogen :

a. Dilakukan oksidasi :

Didihkan dengan larutan H2O2 1 % selama 1 jam.

1 liter air yang dapat diminum, ditambah 10 ml larutan KMnO4 0,1 N dan

5 ml larutan 1 N, disuling dengan wadah gelas, selanjutnya kerjakan

seperti pembuatan Air untuk injeksi.

b. Dilakukan dengan cara absorpsi :

Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3

Panaskan dalam Arang Pengabsorpsi 0,1 % ( Carbo adsorbens 0,1% pada suhu

600 selama 5 – 10 menit ( literatur lain 15 menit ) sambil sekali-sekali diaduk,

kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan filter asbes.

Cara mencegah terjadinya pirogen :

1. Air suling segar yang akan digunakan untuk pembuatan air untuk injeksi harus

segera digunakan setelah disuling.

2. Pada waktu disuling jangan ada air yang memercik

3. Alat penampung dan cara menampung air suling harus seaseptis mungkin

Page 44: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

38

Sumber pirogen :

1. Air suling yang telah dibiarkan lama dan telah tercemar bakteri dari udara.

2. Wadah larutan injeksi dan bahan-bahan seperti glukosa, NaCl dan Na-sitrat.

Uji pirogenitas :

dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci percobaan yang disebabkan

penyuntikan i.v sediaan uji pirogenitas. Jumlah kelinci percobaan bisa 3, 6, 9, 12 (

secara detailnya lihat FI.ed.II )

4. Pemeriksaan kejernihan dan warna

Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam-putih, disinari dari

samping. Kotoran berwarna akan kelihatan pada latar belakang putih, kotoran tidak

berwarna akan kelihatan pada latar belakang hitam.

5. Pemeriksaan keseragaman bobot

Hilangkan etiket 10 wadah; Cuci bagian luar wadah dengan air; Keringkan pada

suhu 1050; Timbang satu per satu dalam keadaan terbuka ; Keluarkan isi wadah; Cuci

wadah dengan air, kemudian dengan etanol 95 % ; keringkan lagi pada suhu 1050 sampai

bobot tetap; Dinginkan dan kemudian timbang satu per satu

Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera , kecuali satu

wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera.

Syarat keseragam bobot seperti pada tabel berikut ini. Bobot yang tertera pada etiket

Batas penyimpangan ( % )

Tidak lebih dari 120 mg

Antara 120 mg dan 300 mg

300 mg atau lebih

10,0

7,5

5,0

3. Pemeriksaan keseragaman volume

Untuk injeksi dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari

volume yang ditetapkan. Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar berikut

ini. Volume pada etiket Volume tambahan yang dianjurkan

cairan encer cairan kental

0,5 ml

1,0 ml

2,1 ml

5,0 ml

10,0 ml

20,0 ml

30,0 ml

50,0 ml atau lebih

0,10 ml ( 20 % )

0,10 ml ( 10 % )

0,15 ml ( 7,5 % )

0,30 ml ( 6 % )

0,50 ml ( 5 % )

0,60 ml ( 3 % )

0,80 ml ( 2,6 % )

2,00 ml ( 4 % )

0,12 ml ( 24 % )

0,15 ml ( 15 % )

0,25 ml ( 12,5 % )

0,50 ml ( 10 % )

0,70 ml ( 7 % )

0,90 ml ( 4,5 % )

1,20 ml ( 4 % )

3,00 ml ( 6 % )

F. Syarat - Syarat Obat Suntik

Syarat berikut hanya berlaku bagi injeksi berair :

1. Harus aman dipakai, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksis. Pelarut

dan bahan penolong harus dicoba pada hewan dulu, untuk meyakinkan keamanan

pemakaian bagi manusia.

2. Jika berupa larutan harus jernih, bebas dari partikel-partikel padat, kecuali yang

berbentuk suspensi.

3. Sedapat mungkin lsohidris, yaitu mempunyai pH = 7,4, agar tidak terasa sakit dan

penyerapannya optimal.

Page 45: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

39

4. Sedapat mungkin Isotonik, yaitu mempunyai tekanan osmose sama dengan tekanan

osmose darah / cairan tubuh, agar tidak terasa sakit dan tidak menimbulkan haemolisa.

Jika terpaksa dapat dibuat sedikit hipertonis, tetapi jangan hipotonis.

5. Harus steril, yaitu bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen maupun yang

apatogen, baik dalam bentuk vegetatif maupun spora.

6. Bebas pirogen, untuk larutan injeksi yang mempunyai volume 10 ml atau lebih sekali

penyuntikan.

7. Tidak boleh berwarna kecuali memang zat berkhasiatnya berwarna.

G. Penandaan menurut FI.ed.IV

Larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan

dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 ml.;

Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume

100 ml atau kurang.

Penandaan : Pada etiket tertera nama sediaan, untuk sediaan cair tertera

persentase atau jumlah zat aktif dalam volume tertentu, untuk sediaan kering tertera jumlah

zat aktif, cara pemberian, kondisi penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa, nama pabrik

pembuat dan atau pengimpor serta nomor lot atau nomor bets yang menunjukkan

identitasnya. Wadah injeksi yang akan digunakan untuk dialisis, hemofiltrasi atau cairan

irigasi dan volume lebih dari 1 liter, diberi penandaan bahwa sediaan tidak digunakan

untuk infus intravena., untuk injeksi yang mengandung antibiotik : juga harus tertera

kesetaraan bobot terhadap U.I dan tanggal kadaluwarsanya. Injeksi untuk hewan ditandai

untuk menyatakan khasiatnya.

Pengemasan; Sediaan untuk pemberian intraspinal, intrasisternal atau

pemakaian peridural dikemas hanya dalam wadah dosis tunggal.

H. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Injeksi

Keuntungan :

1. Bekerja cepat , misalnya pada injeksi Adrenalin pada schock anfilaksis.

2. Dapat digunakan jika : obat rusak jika kena cairan lambung, merangsang jika ke

cairan lambung, tidak diabsorpsi secara baik oleh cairan lambung.

3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin

4. Dapat digunakan sebagai depo terapi

Kerugian :

1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.

2. Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.

3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.

4. Secara ekonomis lebih mahal dibanding dengan sediaan yang digunakan per oral.

Page 46: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

69

BAB V

INFUNDABILIA (INFUS INTRAVENA)

A. Pengertian

Infundabilia atau Infus intravena adalah sediaan steril

berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin

dibuat isotonis terhdap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena

dalam volume relatif banyak

B. Tujuan Pemberian Infus Intravena

1. Mengganti cairan tubuh dan mengimbangi jumlah

elektrolit dalam tubuh, misalnya Sol. Glukosa isotonis,

Sol.Physiologica Ringeri, Sol. Ringeri lactat ( RL ), Sol.

NaCl 0,9 % b/v.

2. Dalam bentuk larutan koloid dapat dipakai mengganti

darah manusia, misalnya larutan koloid PVP 3,5 %

( Polivinylpirolidone / Povidon )

3. Dapat diberikan dengan maksud untuk penambahan kalori,

misalnya Aminovel-600, 1000 ( produksi Otsuka, tiap liter

mengandung asam amino 5 %, sorbitol 10 % , vitamin

dan elektrolit ), Aminofusin-600, 850, 1000 ( produksi

Pfrimer, tiap infusintravena mengandung asam amino

3 %, sorbitol 10 %, vitamin dan elektrolit )

4. Sebagai obat, diberikan dalam jumlah besar dan terus

menerus bila tidak dapat disuntikkan secara biasa,

misalnya obat anti kanker, antibiotika, anestetika, hormon

yang larut dalam air, vitamin.

Page 47: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

70

C. Perbedaan Injeksi Dengan Infus Intravena

Keterangan

Injeksi

Infus intravena

1. Maksud

2. Volume

3. Alat dan Cara

4. Waktu

5. Pembawa

6. Isohidris

7. Isotonis

8. Isoioni

9. Bebas Pirogen

10. Kemasan

bentuk injeksi

antara 1ml - 10 ml

Injeksi

sebentar

air, etanol, minyak

sedapat mungkin

sedapat mungkin

tidak selalu

tidak selalu

wadah tunggal atau ganda

infus tujuan infusi

lebih dari 10 ml

Infusi / tranfusi

lama

hanya air

harus

harus

harus

harus

wadah tunggal

D. Syarat-syarat Infus intravena

1. Jika bentuk emulsi, dibuat dengan air sebagai fase luar,

diameter fase dalam tidak lebih dari 5 m.

2. Tidak boleh mengandung bakterisida dan zat dapar.

3. Harus jernih dan bebas partikel.

4. Bentuk emulsi jika dikocok harus tetap homogen dan tidak

menunjukkan pemisahan.

Page 48: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

41

BAB VI

AEROSOLUM / AEROSOL

A. Pengertian

Menurut FI.ed.IV, aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah

tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai

ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga pemakaian

lokal pada hidung (aerosol nasal) , mulut (aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol

inhalasi, ukuran partikelnya harus lebih kecil dari 10 m , sering disebut " inhaler dosis

terukur ").

Istilah " aerosol " digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem

bertekanan tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian

diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat.

Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif, surfaktan,

cairan mengandung air atau tidak mengandung air dan propelan. Jika propelan berada

dalam fase internal (misalnya m/a) akan menghasilkan busa stabil, dan jika propelan

berada dalam fase eksternal (misalnya a/m), akan menghasilkan busa yang kurang stabil.

Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid lypofob (hydrofil), dimana

fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel zat

cair yang terbagi sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel tersebut

lebih kecil dari 50 m. Jika partikel internalnya terdiri dari partikel zat cair, sistem koloid

itu berupa asap atau debu

B. Keuntungan Pemakaian Aerosol

1. Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan.

2. Bahaya kontaminasi (kemasukkan udara dan penguapan selama periode tak digunakan)

tidak ada, karena wadah tertutup kedap.

3. Iritasi yang disebabkan pemakaian topikal berkurang.

4. Takaran yang dikehendaki dapat diatur

5. Bentuk semprotan dapat diatur.

C. Jenis / Sistem Aerosol

Jenis / Sistem aerosol, terdiri dari :

1. Sistem dua fase (gas dan cair)

2. Sistem tiga fase (gas, cair dan padat atau cair).

1. Aerosol sistem dua fase :

Terdiri dari larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap, sebagai

pelarut digunakan etanol, propilen glikol dan PEG untuk menambah kelarutan zat aktif.

Aerosol sistem dua fase wadahnya berisi ;

a) Fase gas dan fase cair

b) Fase gas dan fase padat untuk aerosol serbuk.

Fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan propelan cair /

komponen propelan yang dilarutkan didalamnya. Yang termasuk sistem ini antara lain :

a) Aerosol ruang (space sprays) : insektisida, deodorant.

b) Aerosol pelapis permukaan (surface coating sprays) : cat, hair sprays

Aerosol sistem dua fase ini beroperasi pada tekanan 30-40 p.s.i.g (pounds per square in

gauge) pada suhu 21o .

Page 49: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

42

2. Aerosol sistem tiga fase :

Terdiri dari suspensi atau emulsi zat aktif, propelan cair dan uap propelan. Suspensi

terdiri dari zat aktif yang dapat didispersikan dalam sistem propelan dengan zat

tambahan yang sesuai seperti zat pembasah dan atau bahan pembawa padat seperti talk

atau silika koloidal.

D. Kelengkapan / Komponen Aerosol

Komponen aerosol terdiri dari wadah, propelan, konsentrat mengandung zat aktif,

katup dan penyemprot (aktuator).

1. Wadah

Wadah aerosol, harus dapat memberikan keamanan tekanan maksimum dan tahan

tekanan serta tahan karat. Wadah aerosol biasanya dibuat dari kaca, plastik, atau logam,

atau kombinasi bahan-bahan ini.

Wadah kaca harus harus dapat memberikan keamanan tekanan maksimum dan tahan

tekanan.

Plastik dapat digunakan untuk melapisi wadah kaca guna meningkatkan karakteristik

keamanan atau untuk melapisi wadah logam guna memperbaiki daya tahan terhadap

korosi dan memperbesar stabilitas formula.

Logam yang sesuai meliputi baja tahan karat, alumunium dan baja yang dilapisi timah.

2. Propelan

Propelan berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan bahan

dari wadah dan dalam kombinasi dengan komponen lain mengubah bahan ke bentuk

fisik yang diinginkan. Sebagai propelan digunakan gas yang dicairkan atau gas yang

yang dimampatkan misalnya hidrokarbon, khususnya turunan fluoroklorometana,

etana, butana dan pentana (gas yang dicairkan), CO2, N2 dan Nitrosa (gas yang

dimampatkan).

Sistem propelan yang baik harus mempunyai tekanan uap yang tepat sesuai dengan

komponen aerosol lainnya.

3. Konsentrat mengandung zat aktif

Konsentrat zat aktif menggunakan pelarut pembantu untuk memperbaiki kelarutan zat

aktif / zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan misalnya etanol, propilenglikol,

PEG.

4. Katup

Katup berfungsi mengatur aliran zat terapetik dan propelan dari wadah. Karakteristik

semprotan aerosol dipengaruhi oleh ukuran, jumlah dan lokasi lubang. Bahan yang

digunakan untuk pembuatan katup harus inert terhadap formula yang digunakan.

Komponen katup umumnya plastik, karet, alumunium dan baja tahan karat.

5. Penyemprot / Aktuator

Penyemprot atau aktuator adalah alat yang dilekatkan pada batang katup aerosol yang

jika ditekan atau digerakkan, membuka katup dan mengatur semprotan yang

mengandung obat ke daerah yang diinginkan (mengatur arah penyemprotan).

E. Pembuatan Aerosol

Pembuatan Aerosol dengan pendinginan (dingin) dan pengisian dengan tekanan

(panas).

Proses pengisian dengan pendinginan :

Page 50: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

43

Konsentrat (umumnya didinginkan sampai suhu di bawah 0oC dan propelan dingin

diukur dengan wadah terbuka (biasanya didinginkan). Katup penyemprot kemudian

dipasang pada wadah hingga membentuk tutup kedap tekanan.

Proses pengisian dengan tekanan :

Hilangkan udara dalam wadah dengan cara penghampaan atau dengan menambah

sedikit propelan, isikan konsentrat ke dalam wadah, dan propelan ditekan melalui

lubang katup sesudah katup ditutup kedap ; atau propelan dibiarkan mengalir di bawah

tutup katup, kemudian katup ditutup (pengisian di bawah tutup).

Pengendalian proses pembuatan biasanya meliputi pemantauan formulasi yang sesuai dan

bobot pengisian propelan serta uji tekanan dan uji kebocoran pada produk akhir aerosol.

F. Formulasi Aerosol

Formulasi aerosol terdiri dari dua komponen yang esensial :

1. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan seperti pelarut, antioksidant dan

surfaktan.

2. Propelan, dapat tunggal atau campuran

Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum diformulasikan harus diketahui

betul-betul sifat fisika-kimianya dan efek yang ditimbulkan terhadap sediaan jadi.

Tergantung dari tipe aerosol yang dipakai, aerosol farmasi dapat dibuat sebagai

embun halus, pancaran basah, busa stabil.

G. Cara Kerja Aerosol

Aerosol bekerja dengan dasar sebagai berikut :

1. Jika suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka sebagian dari

gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keadaan

keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun.

2. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / didispersikan dalam fase cair dari gas

tersebut.

3. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan permukaan fase cair.

4. Jika pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup dan hanya

ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan

naik melalui tabung ke lubang katup.

5. Jika tombol pembuka (aktuator) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar

selama aktuator ditekan.

6. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap.

7. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap

di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.

H. Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sediaan aerosol

1. Derajat semprotan

Derajat semprotan adalah angka yang menunjukkan jumlah bobot isi Aerosol yang

disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam gram tiap detik.

2. Pengujian kebocoran

3. Pengujian tekanan

Page 51: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

44

I. Penandaan menurut FI.ed.IV

1. Tanda Peringatan : Hindari penghirupan, jauhkan dari mata atau selaput lendir lain.

Pernyataan "Hindari Penghirupan” tidak diperlukan pada sediaan yang digunakan

untuk inhalasi.

Pernyataan "atau selaput lendir lain" tidak diperlukan untuk sediaan yang digunakan

untuk selaput lendir.

2. Tanda Peringatan : Isi bertekanan. Wadah jangan ditusuk atau dibakar. Hindari dari

panas atau simpan pada suhu di bawah 49o. Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Jika aerosol dikemas dalam wadah aerosol yang mengandung propelan, yang

seluruhnya atau sebagian terdiri dari halokarbon atau hidrokarbon, maka dicantumkan

peringatan sebagai berikut :

1. Tanda Peringatan : Tidak boleh langsung dihirup, penghirupan secara sengaja dapat

menyebabkan kematian atau ;

2. Tanda Peringatan : Gunakan hanya sesuai petunjuk; penggunaan salah dengan sengaja

menghirup isi dapat berbahaya atau berakibat fatal

J. Signatura Pada Sediaan Aerosol

contoh signaturanya :

Misalnya pada Alupent Aerosol

- S. nebulizer ,1-2 kali (Semprotkan ke dalam mulut sehari 1-2 kali)

- S. semprotkan jika pernapasan terganggu ;

- S. semprotkan jika perlu

K. INHALATIONS / INHALASI

Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih

bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh

efek lokal atau sistemik.

Serbuk dapat juga diberikan secara inhalasi, menggunakan alat mekanik secara

manual untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi penderita yang

bersangkutan.

Inhalan terdiri dari satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena bertekanan

uap tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam saluran hidung dan memberikan efek.

Wadah obat yang diberikan secara inhalasi disebut inhaler.

Page 52: ILMU RESEP TEORI - · PDF fileF. Formulasi Aerosol ... 1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppos itoria ... - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Ansel, h.c.,1981 " Introduction to pharmaceutical dosage

forms ", Lea & Febiger, Philadelphia.

2. " Farmakope Indonesia edisi III" tahun 1979 dengan Extra

Farmakopenya.

3. " Farmakope Indonesi edisi IV " tahun 1995

4. Martin, a.n.,1970 " Physical pharmacy", second edition,

Lea & Febiger , Philadelphia

5. Moh.Anief, 1984 " Ilmu farmasi ", Ghalia Indonesia,

Jakarta.

6. Moh.Anief, 1990 " Ilmu meracik obat " Gajah Mada

University Press, Yogyakarta

7. Moh.Anief, 1994 " Farmasetika " Gajah Mada University

Press, Yogyakarta

8. Sulistio Gan. dkk, 1981, " Farmakologi dan terapi ", bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia

9. Van Duin ,c.f " Reseptir " ( terjemahan )

10. Dll. Yang berkaitan dengan mata kuliah farmasetika