pembahasan jamu

8
a. Kunyit Kunyit yang mempunyai nama latin Curcuma domestica Val. Merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 –4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tetapi untuk menghasilkan rimpang yang diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga Kunyit mempunyai rasa agak pahit, sedikit pedas, bau khas aromatic bersifat sejuk, beracun. Kandungan kimia kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen ,alfa dan beta-turmerone ), zat warna kuning yang disebut kurkumoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin ), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkuminmerupakan komponen terbesar. Kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkuminkarena kandungan kurkuminpaling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya (Sumiati, 2012). Beberapa cara pemanfaatan tanaman kunyit untuk obat : 1. Demam Rimpang segar kunyit sebanyak 20 gr dicuci, lalu diparut. Parutan kunyit diaduk 100 ml air matang. Air adukan diperas dengan kain. Air perasan diminum sebanyak 2 kal 2. Diare Rimpang segar kunyit sebanyak 10 gr diiris tipis-tipis, lalu direbus d sampai tersisa 70 ml. Ke dalam air rebusan ditambahkan 1 sendok teh kapur sirih, lalu sampai rata. Setelah dingin, air rebusan disaring dan diminum sebanyak 3 k sembuh. 3. Dispepsia (perut kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan) Rimpang segar kunyit sebanyak 20 gr dipotong tipis-tipis, lau direbus kapulaga, 5 butir cengkeh, dan 10 gr jahe dalam 600 ml air sampai air rebusan tersisa 300 ml. Air rebusan disaring, lalu diminum sekaligus dalam kondisi hangat. 4. Eksim dan borok (obat luar) Rimpang kunyit tua sebesar ibu jari diparut. Ke dalam hasil parutan d sendok teh air kapur sirih dan perasan 1 buah jeruk nipis, lalu diaduk sampai rata. C dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. 5. Gatal akibat cacar air Segenggam daun asam dan sepotong empu kunyit dicuci bersih, lalu digil sampai menjadi adonan seperti bubur. Adonan dioleskan pada bagian badan yang gatal. 6. Keputihan Kunyit yang cukup tua sebanyak 15 gr dikupas, diparut lalu ditambahkan 150 ml la air asam dan gula jawa dan diaduk rata. Hasil parutan diperas dengan sepo diminum setiap hari. 7. Radang amandel Sebanyak ½ jari empu kunyit dicuci, lalu diparut. Ke dalam hasil parutan ditamba sendok makan air minum, diaduk rata, kemudian diperas. Ke dalam air perasan ditambahk butir kuning telur ayam dan sedikit air kapur sirih dalam air perasan. 8. Radang rahim, keputihan, radang usus buntu, hepatitis, dan sakit kuning Rimpang kunyit sebanyak 20 gr dicuci lalu diparut. Ke dalam hasil parutan ditamb 2 sendok makan air, lalu diperas dan disaring. Air hasil perasan diminum sebanyak 3 k bersama 1 sendok makan madu.

Upload: kartikawulandari2

Post on 21-Jul-2015

95 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

a.

Kunyit Kunyit yang mempunyai nama latin Curcuma domestica Val. Merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. Kunyit mempunyai rasa agak pahit, sedikit pedas, bau khas aromatic bersifat sejuk, dan tidak beracun. Kandungan kimia kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkumoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. Kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya (Sumiati, 2012). Beberapa cara pemanfaatan tanaman kunyit untuk obat : 1. Demam Rimpang segar kunyit sebanyak 20 gr dicuci, lalu diparut. Parutan kunyit diaduk dengan 100 ml air matang. Air adukan diperas dengan kain. Air perasan diminum sebanyak 2 kali sehari. 2. Diare Rimpang segar kunyit sebanyak 10 gr diiris tipis-tipis, lalu direbus dalam 200 ml air sampai tersisa 70 ml. Ke dalam air rebusan ditambahkan 1 sendok teh kapur sirih, lalu diaduk sampai rata. Setelah dingin, air rebusan disaring dan diminum sebanyak 3 kali sehari sampai sembuh. 3. Dispepsia (perut kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan) Rimpang segar kunyit sebanyak 20 gr dipotong tipis-tipis, lau direbus bersama 5 butir kapulaga, 5 butir cengkeh, dan 10 gr jahe dalam 600 ml air sampai air rebusan tersisa sebanyak 300 ml. Air rebusan disaring, lalu diminum sekaligus dalam kondisi hangat. 4. Eksim dan borok (obat luar) Rimpang kunyit tua sebesar ibu jari diparut. Ke dalam hasil parutan ditambahkan 1 sendok teh air kapur sirih dan perasan 1 buah jeruk nipis, lalu diaduk sampai rata. Campuran dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. 5. Gatal akibat cacar air Segenggam daun asam dan sepotong empu kunyit dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Adonan dioleskan pada bagian badan yang gatal. 6. Keputihan Kunyit yang cukup tua sebanyak 15 gr dikupas, diparut lalu ditambahkan 150 ml larutan air asam dan gula jawa dan diaduk rata. Hasil parutan diperas dengan sepotong kain, lalu diminum setiap hari. 7. Radang amandel Sebanyak jari empu kunyit dicuci, lalu diparut. Ke dalam hasil parutan ditambahkan 2 sendok makan air minum, diaduk rata, kemudian diperas. Ke dalam air perasan ditambahkan 1 butir kuning telur ayam dan sedikit air kapur sirih dalam air perasan. 8. Radang rahim, keputihan, radang usus buntu, hepatitis, dan sakit kuning Rimpang kunyit sebanyak 20 gr dicuci lalu diparut. Ke dalam hasil parutan ditambahkan 2 sendok makan air, lalu diperas dan disaring. Air hasil perasan diminum sebanyak 3 kali sehari bersama 1 sendok makan madu.

9.

Radang gusi Empu kunyit sebanyak jari dan 3 potong gambir dicuci bersih, lalu diiris tipis-tipis. Bahan direbus dengan air sebanyak 2 gelas sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan digunakan untuk berkumur sebanyak 3 kali sampai 4 kali dalam sehari. 10. Tekanan darah tinggi Rimpang kunyit sebanyak diparut, lalu ditambahkan 1 sendok makan madu. Campuran diaduk, diperas, dan diminum 2 sampai tiga kali sehari. 11. Terlambat haid Rimpang kunyit sebanyak lima belas gram, lima belas gram daun sigading, sepuluh gram biji pala, sepuluh gram kapulaga, lima gram ketumbar, lima gram jinten hitam, dan lima gram cengkeh dipotong-potong. Campuran bahan direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu dibagi menjadi tiga bagian untuk diminum tiga kali sehari. b. Temulawak Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede, sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Klasifikasi ilmiah temulawak adalah Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Keluarga : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB. Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 54 % tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung , temulawak juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin dan juga protein ,pati, serta zat zat minyak atsiri (Plantus, 2008). Minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% 2,22% dihitung berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat zat minyak atsiri tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak. Cara pemakaian temulawak sebagai obat diantaranya 1. Pelancar ASI Cuci 20g rimpang segar temulawak, lalu parut. Hasil parutannya peras dan saing, lalu ditim sampai mendidih. Setelah dingin, tambahkan 2 sendok makam madu sambil diaduk rata, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore dengan takaran yang sama banyak. 2. Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi

Kupas kulit rimpang temulawak segar sebesar 3 jari, lalu parut. Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang dan airnya diminum. Lakukan setiap hari. 3. Hepatitis Rimpang temulawak segar sebesar 2 jari dikupas kulitnya lalu diparut. Tambahkan air panas sebanyak 1/2 cangkir dan 1 sendok madu. Aduk campuran tadi sampai merata lalu dibirakan mengendap. Minum beninggannya, ampasnya dibuang. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Rebus 10g rimpang temulawak kering dan 30g akar alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari 4. Wasir Sediakan rimpang temulawak sebesar jari, kelembak (Rheum officinalle Baill.) sebesar 3/4 jari, 1 genggam pegagan (Centella asiatica L), 1 genggam daun saga (Abrus precatoris L) dan gula enau sebesar 3 jari. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan pengobatan ini setiap hari. 5. Jerawat Cuci rimpang temulawak sebesar 1 jari, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam 4 gelas minum air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu kedalam air saringannya seperlunya, lalu diminum. Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, setiap kali cukup 1 gelas. 6. Diare Cuci rimpang temulawak sebesat 1/2 ibu jari, lalu panggang sampai hangus. Selanjutnya giling bahan tersebut sampai halus, lalu seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok makan madu sambil aduk sampai merata, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh. 7. Sembelit Sediakan rimpang temulawak dan buah asam (Tamarindus indicaL.) masak (masingmasing sebesar 1 jari), gula enau secukupnya. Selanjutnya potong tipis-tipis, lalu seduh dengan 1 cangkir air mendidih. Aduk sampai gulanya larut dan minum setelah dingin. 8. Nyeri haid Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak, sebesar telur burung puyuh dan gula enau sebesar 3 jari. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum ramuan tersebut. Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum haid. 9. Demam Rebus 1 jari rimpang temulawak yang telah diiris tipis-tipis dan 5 batang meniran dengan akarnya dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, pagi, siang dan sore hari. 10. Penambah nafsu makan Sediakan 20g rimpang temulawak segar yang telah diiris tipis-tipis, 10g asam jawa dan 30g gula enau. Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam panci email, lalu rebus dalam 250 cc air sampai mendidih selama 15 menit. Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi hangat, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 bagian.

c.

Temu putih (Curcuma zedoaria) Temu putih adalah salah satu spesies dari famili Zingiberaceae yang telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai tanaman obat. Temu putih disebut pula sebagai temu kuning. Produk alaminya banyak digunakan dalam industri parfum, pewarna untuk industri pangan, dan sebagai obat atau campuran obat. Khasiatnya bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan. Klasifikasi ilmiah dari tanaman temu putih adalah Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Marga : Curcuma Jenis : Curcuma zedoaria Kandungan kimia rimpang Curcuma zedoaria terdiri dari kurkuminoid (diarilheptanoid), minyak atsiri, polisakarida serta golongan lain. Diarilheptanoid yang telah diketahui meliputi kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin. Minyak atsiri berupa cairan kental kuning emas mengandung monoterpen dan sesquiterpen. Monoterpen terdiri dari monoterpen hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), monoterpen alkohol (D-borneol), monoterpen keton (D-kamfer), monoterpen oksida (sineol). Seskuiterpen pada Curcuma zedoaria terdiri dari berbagai golongan dan berdasarkan penggolongan yang dilakukan terdiri dari golongan bisabolen, elema, germakran, eudesman, guaian dan golongan spironolakton. Kandungan lain meliputi etil-p-metoksisinamat, 3,7-dimetillindan-5asam karboksilat (Sarmoko,2010). Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas, sifatnya hangat, berbau aromatik, dengan afinitas ke organ hati dan limpa. Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energi, dan menghilangkan nyeri. Rimpang digunakan untuk pengobatan nyeri sewaktu haid, tidak datangnya haid karena tersumbatnya aliran darah, pembersih darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan pencernaan makanan seperti rasa mual dan kembung karena banyak gas, sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada akibat tersumbatnya energi vital, pembesaran hati, dan limpa, luka memar, sakit gigi, radang tenggorok, batuk, serta meningkatkan efektifitas pengobatan radiasi, dan kemoterapi pada penyakit kanker. Cara pemakaian temu putih sebagai obat diantaranya 1. Kanker serviks Cuci halus rimpang temu putih kering (10 gram), daun dewa segar (10 gram), herba baru cina segar (20 gram), herba rumput mutiara segar (30 gram), herba sambiloto kering (20 gram), dan biji jali (30 gram). Tumbuk halus biji jali, iris rimpang temu putih tipis-tipis, lalu bersama bahan lain masukkan kedalam panci. Tambahkan 4 gelas air, lalu rebus dengan api sedang sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Ampasnya bisa direbus sekali lagi dan diminum pada sore hari sebelum makan. Lakukan setiap hari sampai ada perbaikan. 2. Perut Kembung Sediakan rimpang temu putih kering (6 gram), rimpang temulawak kering (15 gram), daun iler segar (10 lembar), dan daun sembung segar (2 lembar). Cuci bersih semua bahan, iris rimpang tipis-tipis, lalu masukkan semua bahan kedalam panci. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai tersisa 1 gelas. Selama merebus, panci harus tertutup rapat. Setelah dingin, saring dan minum air yang terkumpul sekaligus sewaktu perut kosong. Ampasnya bisa direbus sekali lagi dan diminum sewaktu ingin tidur.

3.

Memar dan Keseleo Bersihkan rimpang temu putih secukupnya, lalu tumbuk atau parut halus. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau keseleo, lalu balut. Ibu hamil serta perempuan dengan darah haid yang banyak dilarang minum temu putih karena keluarnya darah haid akan bertambah banyak.

d.

Meniran (Phyllanthus urinaria Linn.) Meniran mempunyai rasa agak asam dan bersifat sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam meniran diantaranya adalah saponin, flavanoid, filantin, hipofilantin, kalium, dammar, dan tannin. Filantin dan hipofilantin berfungsi untuk melindungi sel hati dari zat toksik (hepatoprotector). Efek farmakologis meniran diantaranya adalah peluruh air seni (diuretik), pembersih hati, antiradang, pereda demam (antipiretik), peluruh dahak, peluruh haid, penerang penglihatan, penambah nafsu makan, dan astringent. Selain itu, meniran juga digunakan sebagai obat dysuria, gonorrhea, siphilis, nyeri ginjal (nephralgia), diare, demam, tetanus, pembersih darah, antikonvulsan, kencing batu, dan albuminuria. Daun meniran digunakan untuk mengobati gangguan haid, ayan, malaria, sembelit, tekanan darah tinggi, sariawan, dan gangguan haid. Bagian akar meniran berfungsi untuk mengobati nyeri perut dan sakit gigi. Beberapa cara pemanfaatan tanaman meniran untuk obat : 1. Nephritic edema dan radang ginjal Setengah genggam daun meniran direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa dua seperempat gelas. Air rebusan disaring, lalu diminum sebanyak tiga kali sehari, masing-masing tiga per empat gelas ditambah dengan madu. 2. Disentri Herba meniran sebanyak tiga puluh sampai enam puluh gram direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, air rebusan diminum sekaligus sebanyak satu gelas per hari. 3. Batu pada saluran kencing Daun meniran segar sebanyak tiga puluh gram, tiga pulug gram daun sendok, dan tiga puluh gram daun tempuyung dicuci bersih. Campuran bahan direbus dengan empat gelas air, lalu diminum sebanyak dua kali sehari pada pagi dan sore hari. 4. Hepatitis Daun meniran segar sebanyak tiga puluh sampai enam puluh gram direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu diminum sekaligus satu kali sehari selama satu minggu. 5. Digigit anjing gila Herba meniran sejumlah empat sampai enam direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring dan diminum sekaligus satu kali sehari. Pada anak-anak, takaran yang digunakan adalah setengah takaran orang dewasa. 6. Untuk obat luar Herba meniran segar dan nasi dingin dengan perbandingan jumlah yang sama digiling sampai halus. Hasil gilingan ditempelkan pada luka gigitan, lalu dibalut dengan kain perban. Pengobatan dilakukan tiga kali sehari. 7. Peluruh air seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal, demam, dan mencret

Herba meniran segar sebanyak sepuluh gram dicuci lalu direbus dengan dua gelas air selama dua puluh lima menit. Setelah dingin, air rebusan disaring, lalu diminum pada pagi dan sore hari. 8. Rematik Satu sendok daun meniran segar dicuci bersih bersama tujuh lembar daun kumis kucing. Campuran bahan direbus dengan satu gelas air sampai tersisa setengah gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu diminum sekaligus satu kali sehari. 9. Bisul di kelopak mata Herba meniran segar (secukupnya) direbus dengan satu gelas air. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu digunakan untuk mencuci mata dengan menggunakan gelas khusus. Pengobatan dilakukan sebanyak tiga kali sehari. 10. Rabun senja Herba meniran segar sebanyak lima belas sampai tiga puluh gram dicuci lalu ditambahkan hati ayam secukupnya. Campuran bahan ditim, lalu dimakan. Disamping berguna sebagai obat, meniran juga memiliki efek samping. Apabila seseorang (khususnya laki-laki) mengkonsumsi meniran dalam jumlah terlalu banyak akan menyebabkan impotensi (disfungsi ereksi). e. Pegagan (Centella asiatica) Pegagan mempunyai rasa manis dan bersifat sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pegagan diantaranya adalah asiaticoside, thankunside, madecassoside, brahmocide, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garam Kalium, Natrium, Kalsium, Besi, vellarine, tanin, mucilago, resin, pectin, gula, dan vitamin B. Efek farmakologis pegagan diantaranya adalah antiinfeksi, antiracun, penurun panas, peluruh air seni, antilepra, dan antisifilis. Daun pegagan berfungsi sebagai astrigensia dan tonikum. Pegagan juga dikenal untuk revitalitas tubuh dan otak yang lelah serta untuk kesuburan wanita (Muhlisah, 1999). Beberapa cara pemanfaatan tanaman pegagan untuk obat : 1. Ayan Sebanyak satu sendok serbuk daun pegagan dan dula aren (secukupnya) diseduh dengan saru cangkir air panas. Air seduhan disaring, lalu diminum sekaligus saat masih hangat. Pengobatan dilakukan tiga kali sehari. 2. Batuk asma Satu genggam pegagan ditumbuk bersama tujuh daun randu dan gula batu secukupnya. Ke dalam hasil tumbukkan ditambahkan satu cangkir air, lalu disaring. Air hasil saringan diminum setiap pagi. 3. Batuk darah, muntah darah, dan mimisan Daun pegagan segar sebanyak sembilan puluh gram direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Air hasil rebusan diminum secara rutin dua kali sehari masing-masing gelas. 4. Batuk kering Satu genggam daun pegagan segar ditumbuk, lalu diperas. Ke dalam air perasan ditambahkan air dan gula batu secukupnya. Hasilnya diminum tiga kali sehari. 5. Bisul Daun pegagan segar sebanyak tiga puluh sampai enam puluh gram direbus, lalu hasil rebusan diminum. Selain itu, pegagan segar dilumatkan lalu ditempelkan pada bisul. 6. Busung

7.

8.

Satu genggam pegagan, tiga batang alang-alang, dan satu potong kulit kamboja dicuci bersih, lalu direbus dengan tiga gelas air sampai mendidih. Air rebusan diminum tiga kali sehari masing-masing satu cangkir. Campak dan pembengkakan hati Daun pegagan segar sebanyak 240-600 gram direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Hasil rebusan diminum secara rutin satu kali sehari. Darah tinggi Dua puluh lembar daun pegagan direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa 2 gelas. Hasil rebusan diminum tiga kali sehari masing-masing gelas.

Bahan-bahan yang telah dijelaskan di atas (kunyit, temulawak, temu putih, meniran, dan pegagan) merupakan sebagian bahan-bahan fitofarmaka yang digunakan dalam praktikum kali ini. Bahan-bahan tersebut biasanya digunakan untuk jamu dengan cara merebus bahan-bahan tersebut hingga mendidih kemudian disaring airnya. Warna yang dan rasa yang dihasilkan dari hasil rebusan bahan-bahan tersebut bervariasi sesuai dengan bahan dasarnya. Jamu-jamu yang dibuat kemudian diuji organoleptik oleh 30 panelis dengan parameter warna, rasa, dan aroma. Pada uji warna, nilai kesukaan panelis yang paling tinggi adalah warna pada jamu I dengan nilai rata-rata sebesar 4,47 yaitu jamu dari bahan kunyit sedangkan jamu 5, jamu dari bahan pegagan kurang disukai oleh penelis. Dari uji ANOVA yang dilakukan pada pengolahan data organoleptik ini, diperoleh Fhitung lebih besar daripada Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berbeda nyata dan harus dilakukan uji lanjut Duncan. Dari hasil uji lanjut Duncan, dapat dilihat ternyata panelis menganggap bahwa sampel jamu III (dari temu putih), IV (dari meniran), dan V (dari pegagan) memiliki warna yang tidak berbeda secara signifikan, sedangkan sampel jamu I (dari kunyit) dan II (dari temulawak) memiliki warna yang berbeda secara signifikan dengan ketiga sampel lainnya. Aroma yang paling disukai oleh panelis pada hasil uji organoleptik adalah aroma jamu I yang dibuat dari bahan kunyit dengan nilai rata-rata 4,4 sedangkan untuk jamu yang terbuat dari bahan meniran (jamu IV) kurang disukai oleh panelis dengan nilai rata-rata 2,13. Pengolahan data dengan ANOVA terhadap parameter aroma ini menghasilkan Fhitung yang lebih besar daripada Ftabel sehingga dapat disimpulkan sampel berbeda nyata dan harus dilakukan uji lanjut. Dengan pengolahan uji Duncan, diperoleh bahwa sampel jamu III (berbahan temuputih), sampel jamu IV (berbahan meniran), dan sampel jamu V (berbahan pegagan) memiliki aroma yang tidak berbeda secara nyata. Sedangkan sampel jamu I (berbahan kunyit) dan sampel jamu II (berbahan temulawak) memiliki aroma yang berbeda secara signifikan dengan sampel lainnya. Untuk parameter rasa, yang paling disukai oleh panelis adalah rasa jamu I yang dibuat dari kunyit karena rasa pahitnya tidak terasa atau dapat dikatakan rasanya hambar, sedangkan rasa yang cukup tidak disukai oleh panelis adalah rasa jamu IV yang dibuat dari meniran karena memiliki rasa yang paling pahit daripada keempat sampel lainnya. Setelah data organoleptik diolah dengan ANOVA, data-data tersebut menghasilkan Fhitung yang lebih besar daripada Ftabelnya sehingga sampel dikatakan berbeda nyata dan harus dilakukan uji lanjut. Dengan uji lanjut Duncan, dapat diketahui bahwa dari kelima sampel tersebut, sampel jamu III (berbahan temuputih) dan sampel jamu IV (berbahan meniran) memiliki rasa yang tidak berbeda signifikan. Sedangkan sampel jamu I (berbahan kunyit), sampel II (berbahan temulawak), dan sampel V (berbahan pegagan) memiliki rasa yang berbeda secara signifikan baik antar sampel tersebut maupun dengan sampel III dan IV.

DAFTAR PUSTAKA Muhlisah, Fauziah. 1999. Tanaman Obat Keluarga. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarmoko. 2010. Ensiklopedia Tanaman Anti Kanker, Temu http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-antikanker/t/temu-putih/.html [10 Mei 2012] Sumiati. 2012. Kandungan Kunyit. http://firmanharjuanjaya.com/kandungan-kunyit.xhtml 2012] Putih.

[10 Mei