pembahasan iv.1 penggunaan e-spt di kpp pratama …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00345-ak...

34
42 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib Pajak menyampaikan SPT dalam bentuk elektronik dimana data-data pajak Wajib Pajak direkam dalam media penyimpanan seperti disket, compact disk (CD), atau flashdisk untuk selanjutnya diserahkan ke KPP. Menindaklanjuti Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2009 tanggal 25 Febuari 2009 tentang Tata Cara Penerimaan dan pengolahan SPT, KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga menyelenggarakan kegiatan penerimaan dan pengolahan SPT dengan sistem drop box yang dikhususkan untuk SPT Tahunan PPh badan. Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP sendiri diantaranya Pasaraya Grande, Blok M Square, Pasar Santa, Pasar Mayestik, Blok M Plaza, PLN, PTIK, Departemen Kesehatan, RSPP, dan Walikota Jakarta Selatan. Penerimaan dan pengolahan SPT yang terkumpul terdiri dari e-SPT dan SPT manual. Walaupun e-SPT bertujuan untuk mempermudah Wajib Pajak untuk melaporkan kewajiban perpajakannya, karena dengan menggunakan e-SPT Wajib Pajak membawa data-data pajak dalam bentuk CD, disket, atau flashdisk tanpa perlu

Upload: lephuc

Post on 11-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

42

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib Pajak menyampaikan SPT dalam

bentuk elektronik dimana data-data pajak Wajib Pajak direkam dalam media

penyimpanan seperti disket, compact disk (CD), atau flashdisk untuk selanjutnya

diserahkan ke KPP.

Menindaklanjuti Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2009

tanggal 25 Febuari 2009 tentang Tata Cara Penerimaan dan pengolahan SPT, KPP

Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga menyelenggarakan kegiatan penerimaan dan

pengolahan SPT dengan sistem drop box yang dikhususkan untuk SPT Tahunan PPh

badan. Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP sendiri

diantaranya Pasaraya Grande, Blok M Square, Pasar Santa, Pasar Mayestik, Blok M

Plaza, PLN, PTIK, Departemen Kesehatan, RSPP, dan Walikota Jakarta Selatan.

Penerimaan dan pengolahan SPT yang terkumpul terdiri dari e-SPT dan SPT

manual. Walaupun e-SPT bertujuan untuk mempermudah Wajib Pajak untuk

melaporkan kewajiban perpajakannya, karena dengan menggunakan e-SPT Wajib Pajak

membawa data-data pajak dalam bentuk CD, disket, atau flashdisk tanpa perlu

Page 2: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

43

membawa berlembar-lembar kertas data-data yang akan dilaporkan, namun secara aktual

KPP hanya menerima e-SPT dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan SPT manual.

Tabel berikut menunjukkan perkembangan jumlah Wajib Pajak dan berapa

banyak jumlah Wajib Pajak yang menggunakan e-SPT di KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga dari tahun 2009 hingga 2011.

Tabel 4.1

Jumlah Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Tahun 2009-

2011

Tahun WP Badan WP Badan

Efektif (seluruh WP)

WP aktif (PPN) WP Pengguna

Terdaftar (seluruh WP)

e-SPT (PPN,PPh Badan)

2009 4.614 4.266 1.071 232, 1

2010 4.839 4.489 1.142 284, 1

2011 5.080 4.730 1.513 435, 4

Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

Dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa pengguna e-SPT di KPP Pratama

Jakarta Kebayoran Baru Tiga tergolong sedikit yakni hanya sekitar 25% Wajib Pajak

dari jumlah total Wajib Pajak aktif. Wajib Pajak efektif adalah Wajib Pajak yang

memenuhi persyaratan untuk membayar pajak. Sedangkan Wajib Pajak aktif adalah

Wajib Pajak yang aktif melaporkan dan membayar pajak. Sebagian besar Wajib Pajak

pengguna e-SPT adalah untuk SPT Masa PPN.

Wajib Pajak aktif pada tabel diatas, merupakan jumlah Wajib pajak yang

tergolong aktif melaporkan SPT. Namun, dari jumlah Wajib Pajak yang lapor tersebut

ada sekitar 50% SPT yang dilaporkan dianggap tidak valid. Hal tersebut akan

Page 3: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

44

mempengaruhi data yang akan dibahas pada sub bab berikutnya. Data berikutnya

merupakan data Wajib Pajak yang melaporkan SPT yang sudah dianggap valid. Kategori

Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang melaporkan SPT dengan benar (valid) dan

tepat waktu.

Pergantian tahun yang terjadi dari tahun 2009 hingga 2011 diikuti juga dengan

perubahan peraturan yang berlaku untuk menyesuaikan dengan kondisi yang semakin

berkembang. Berikut ini merupakan pergantian peraturan Direktorat Jenderal Pajak

terkait pelaporan SPT Masa PPN secara eletronik (e-SPT) yang berlaku di tahun 2009

hingga 2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai.

1. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak NOMOR PER-160/PJ/2006:

a. Apabila jumlah dokumen (faktur pajak/dokumen tertentu yang

kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak dan/atau Nota

Retur/Nota Pembatalan) yang dilaporkan dalam 1 (satu) Masa Pajak tidak

lebih dari 30 (tiga puluh) dokumen pada setiap lampiran SPT, maka SPT

dapat disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau dalam

bentuk data elektronik.

b. Apabila jumlah dokumen yang dilaporkan dalam 1 (satu) Masa Pajak

lebih dari 30 (tiga puluh) dokumen pada salah satu lampiran SPT, maka

SPT harus disampaikan dalam bentuk data elektronik.

c. PKP yang telah menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk data

elektronik (e-SPT), tidak diperbolehkan lagi untuk menyampaikan SPT

Masa PPN dalam bentuk formulir kertas (manual).

Page 4: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

45

1. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak NOMOR PER-44/PJ/2010:

a. Apabila jumlah dokumen (faktur pajak/dokumen tertentu yang

kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak dan/atau Nota

Retur/Nota Pembatalan) yang dilaporkan dalam 1 (satu) Masa Pajak tidak

lebih dari 25 (dua puluh lima) dokumen pada setiap lampiran SPT, maka

SPT dapat disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau

dalam bentuk data elektronik.

b. Apabila jumlah dokumen yang dilaporkan dalam 1 (satu) Masa Pajak

lebih dari 25 (dua puluh lima) dokumen pada salah satu lampiran SPT,

maka SPT harus disampaikan dalam bentuk data elektronik.

PER-160/PJ/2006 merupakan peraturan yang berlaku sejak tahun 2006 hingga

2010. Pada bulan Oktober 2010 adanya perubahan baru yakni PER-44/PJ/2010 yang

mulai terealisasikan atau dilaksanakan di awal tahun 2011.

Peraturan tersebut diatas yang mengakibatkan jumlah pengguna e-SPT di KPP

Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga relatif sedikit. Sebagian besar Wajib Pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga bukan merupakan Wajib Pajak

besar yang menerbitkan banyak Faktur Pajak Standar.

Bagi PKP yang tidak menerbitkan faktur pajak melebihi jumlah tertera/tidak

memenuhi syarat wajib menggunakan e-SPT, sebenarnya PKP juga dapat menggunakan

e-SPT. Namun untuk menggunakan e-SPT, Wajib Pajak harus menginstall aplikasi e-

SPT pada komputer mereka yang dapat di download melalui website www.pajak.go.id.

Page 5: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

46

Sehingga Wajib Pajak yang kurang memiliki keahlian dalam menginstall program

tersebut lebih memilih melaporkan SPT secara manual.

Mindset Wajib Pajak yang sebagian besar lebih memilih melaporkan SPT secara

manual adalah :

1. Tidak adanya pemahaman tentang tata cara penggunaan e-SPT dan tidak

adanya kewajiban untuk menggunakan e-SPT karena jumalah transaksi tidak

banyak (transaki kurang dari 30 faktur pajak standar di tahun 2009 dan 2010,

transaksi kurang dari 25 faktur pajak di tahun 2011).

2. Adanya resiko kesalahan sistem dalam input data, yang mengakibatkan data

tersebut tidak lengkap terekam dalam CD, disket, atau flashdisk.

3. Transaksi pajak yang dilakukan relatif sedikit sehingga dirasakan melaporkan

SPT secara manual lebih mudah.

4. Sudah terbiasa melaporkan SPT secara manual, dan belum dapat merasakan

manfaat dengan menggunakan e-SPT karena jumlah transaksi relatif sedikit.

IV.2 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh

Badan Tahun 2009

Seiring berjalannya waktu serta semakin bertambahnya fasilitas perpajakan yang

disediakan pemerintah, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak

untuk melakukan kewajiban perpajakannya sehingga meningkatkan kepatuhan Wajib

Pajak.

Page 6: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

47

Salah satu tujuan penggunaan e-SPT adalah untuk meningkatkan tingkat

kepatuhan pelaporan pajak oleh Wajib Pajak. PKP dianggap dalam kategori patuh

apabila SPT yang dilaporkan valid dan melakukan pelaporan SPT sebelum tanggal jatuh

tempo. Data berikut ini merupakan data kepatuhan pelaporan PKP SPT Masa PPN tahun

2009 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga.

Tabel 4.2

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2009 Secara Manual

2009 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

Telat tidak telat tidak

Januari 547 60 487 11% 89%

Febuari 554 59 495 11% 89%

Maret 550 49 501 9% 91%

April 556 42 514 8% 92%

Mei 538 37 501 7% 93%

Juni 122 47 75 39% 61%

Juli 166 64 102 39% 61%

Agustus 547 72 475 13% 87%

September 587 66 521 11% 89%

Oktober 633 58 575 9% 91%

November 563 60 503 11% 89%

Desember 581 61 520 10% 90%

Sumber: Data diolah

Page 7: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

48

Tabel 4.3

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2009 Secara E-SPT

2009 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

Telat tidak telat tidak

Januari 102 17 85 17% 83%

Febuari 105 17 88 16% 84%

Maret 103 17 86 17% 83%

April 105 19 86 18% 82%

Mei 107 14 93 13% 87%

Juni 46 15 31 33% 67%

Juli 47 25 22 53% 47%

Agustus 119 15 104 13% 87%

September 122 12 110 10% 90%

Oktober 69 12 57 17% 83%

November 146 18 128 12% 88%

Desember 138 21 117 15% 85%

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2 dan 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah PKP dari bulan Januari

hingga Desember mengalami penambahan dan pengurangan. Jumlah PKP yang

melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga selalu

mengalami perubahan setiap bulannya, berdasarkan hasil wawancara terhadap Petugas

Pajak perubahan tersebut disebabkan oleh:

1. Jumlah PKP yang lapor tergantung dengan transaksi PPN yang dilakukan.

PKP tidak selalu melakukan transaksi PPN.

2. PKP tidak melaporkan SPT Masa PPN.

3. PKP dinyatakan sebagai PKP non efektif apabila PKP sudah tidak ada

kegiatan usaha.

Untuk mempermudah analisis tingkat kepatuhan dari tabel diatas, grafik berikut

akan menggabungkan data pada tabel 4.2 dan 4.3. Grafik berikut mengelompokkan

Page 8: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

49

tingkat kepatuhan pelaporan yang patuh dan tidak patuh (terlambat lapor) baik secara

elektronik (e-SPT) dan manual.

Grafik 4.1

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Patuh (tidak terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2009

Page 9: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

50

Grafik 4.1

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Tidak Patuh (Terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2009

Dari grafik di atas, dapat dilihat tingkat kepatuhan PKP dalam melaporkan SPT

Masa PPN baik secara e-SPT maupun manual di tahun 2009. PKP yang menggunakan e-

SPT tingkat kepatuhannya lebih rendah dari PKP yang melaporkan SPT secara manual.

Grafik menunjukkan pada bulan Januari, Febuari, Maret, April, Mei, Juli, Oktober,

November, dan Desember tingkat kepatuhan pelaporan SPT secara manual lebih tinggi

dibandingkan dengan pengguna e-SPT.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap PKP pengguna e-SPT, keterlambatan

pelaporan SPT terjadi karena kerumitan aplikasi e-SPT apabila terjadi human error

berupa kesalahan dalam mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk

Page 10: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

51

membetulkan atau mengganti data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-SPT

sehingga cukup memakan waktu.

Pada bulan Juni dan Juli, tingkat keterlambatan PKP meninggkat tajam baik

pengguna e-SPT maupun manual. Dikemukakan oleh Kepala Sub-Bag Umum KPP

Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga, bahwa keterlambatan pelaporan tersebut

disebabkan oleh perbaikan sistem input data Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak

sehingga bukan kesalahan dari PKP.

Berdasarkan analisis data pokok di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Bari Tiga,

keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN di tahun 2009 sebagian besar dilakukan oleh

PKP lama. Persentase keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2009 yang

dilakukan oleh PKP baru adalah 3% hingga 9% dari jumlah total PKP yang terlambat.

Nilai ini menunjukkan bahwa kesadaran PKP merupakan faktor utama penentu tingkat

kepatuhan pelaporan, mengingat sekitar 90% PKP yang terlambat merupakan PKP lama

bukan PKP baru yang kemungkinan melakukan keterlambatan pelaporan pajak akibat

kurangnya pemahaman.

Dari data kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN secara keseluruhan di tahun 2009

dari bulan Januari sampai dengan Desember tersebut, diperoleh total rata-rata tingkat

kepatuhan PKP yang menggunakan e-SPT sebesar 81%, sedangkan PKP yang melapor

SPT secara manual sebesar 85%. Berdasarkan hasil tersebut, e-SPT belum sesuai dengan

tujuan DJP yakni meningkatkan kepatuhan pelaporan Wajib Pajak karena persentase

kepatuhan pengguna e-SPT tidak lebih baik dari persentase kepatuhan pelaporan secara

manual.

Page 11: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

52

Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT) dan manual untuk

SPT Tahunan Badan tahun 2009 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga dapat

dilihat berdasarkan data berikut:

Tabel 4.4

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009

2009 Jumlah WP

Badan Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Manual 1365 236 1129 17% 83%

e-SPT 1 0 1 0% 100%

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga yang menggunakan e-SPT hanya ada satu orang dari 1366 Wajib

Pajak yang melaporkan SPT Tahunan Badan tahun 2009. Kepatuhan mencapai 100%

bagi pengguna e-SPT tidak dapat dijadikan tolak ukur karena total jumlah pengguna e-

SPT itu sendiri hanya ada 1 (satu) orang.

Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua seksi pelayanan, sedikitnya

pengguna e-SPT untuk SPT Tahunan PPh Badan disebabkan tidak adanya kewajiban

bagi Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan PPh menggunakan e-SPT. Bagi

Wajib Pajak sendiri mereka lebih memilih melaporkan SPT Tahunan PPh secara manual

karena dianggap lebih mudah dan efisien. Wajib Pajak tidak perlu men-download dan

mempelajari aplikasi e-SPT. Selain itu, data-data SPT Tahunan PPh yang dicetak tidak

banyak dan tidak rumit untuk diperiksa kembali secara manual.

Page 12: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

53

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

untuk SPT Tahunan PPh Badan jumlah keterlambatan sebagian besar dilakukan oleh

Wajib Pajak lama sebesar 90% dan sisanya sebesar 10% merupakan Wajib Pajak Baru.

IV.3 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh

Badan Tahun 2010

Seiring bergantinya tahun, berdasarkan data pokok yang diperoleh, total jumlah

Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga selalu mengalami

penambahan yang selanjutnya disebut Wajib Pajak baru. Wajib Pajak Baru tersebut,

akan diarahkan dan diberi pemahaman. Pemahaman yang diberikan berupa pemberian

brosur-brosur, buku petunjuk dan penjelasan mengenai tatacara perpajakan termasuk

tanggal jatuh tempo pelaporan pajak. Diharapkan Wajib Pajak baru tersebut dapat

melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar.

Di tahun 2010, diharapkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak akan

semakin membaik dari tahun sebelumnya. Data berikut ini merupakan data kepatuhan

pelaporan PKP SPT Masa PPN tahun 2010 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru

Tiga.

Page 13: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

54

Tabel 4.5

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2010 Secara Manual

2010 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Januari 558 65 493 12% 88%

Febuari 548 56 492 10% 90%

Maret 553 69 484 12% 88%

April 547 49 498 9% 91%

Mei 540 47 493 9% 91%

Juni 550 46 504 8% 92%

Juli 545 64 481 12% 88%

Agustus 548 59 489 11% 89%

September 539 52 487 10% 90%

Oktober 534 46 488 9% 91%

November 530 46 484 9% 91%

Desember 535 34 501 6% 94%

Sumber: Data diolah

Tabel 4.6

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2010 Secara E-SPT

2010 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Januari 138 16 122 12% 88%

Febuari 139 19 120 14% 86%

Maret 144 16 128 11% 89%

April 146 20 126 14% 86%

Mei 149 18 131 12% 88%

Juni 159 19 140 12% 88%

Juli 154 23 131 15% 85%

Agustus 152 18 134 12% 88%

September 156 19 137 12% 88%

Oktober 157 17 140 11% 89%

November 153 21 132 14% 86%

Desember 163 14 149 9% 91%

Sumber: Seksi PDI

Page 14: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

55

Dari tabel 4.5 dan 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah PKP dari bulan Januari

hingga Desember mengalami penambahan dan pengurangan. Seperti di tahun

sebelumnya, Jumlah PKP yang melaporkan SPT Masa PPN di KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga tahun 2010 mengalami perubahan setiap bulannya, berdasarkan

hasil wawancara terhadap Petugas Pajak perubahan tersebut disebabkan oleh:

1. Jumlah PKP yang lapor tergantung dengan transaksi PPN yang dilakukan.

PKP tidak selalu melakukan transaksi PPN.

2. PKP tidak melaporkan SPT Masa PPN.

3. PKP dinyatakan sebagai PKP non efektif apabila PKP sudah tidak ada

kegiatan usaha.

Untuk mempermudah analisis tingkat kepatuhan dari tabel diatas, grafik berikut

akan menggabungkan data pada tabel 4.5 dan 4.6. Grafik berikut mengelompokkan

tingkat kepatuhan pelaporan yang patuh dan tidak patuh (terlambat lapor) baik secara

elektronik (e-SPT) dan manual.

Page 15: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

56

Grafik 4.3

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Patuh (Tidak Terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2010

Grafik 4.4

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Tidak Patuh (Terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2010

Page 16: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

57

Dari grafik di atas, dapat dilihat tingkat kepatuhan PKP dalam melaporkan SPT

Masa PPN baik secara e-SPT maupun manual di tahun 2010. PKP yang menggunakan e-

SPT tingkat kepatuhannya lebih rendah dari PKP yang melaporkan SPT secara manual.

Grafik menunjukkan pada bulan Febuari, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September,

Oktober, November, dan Desember tingkat kepatuhan pelaporan SPT secara manual

lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna e-SPT.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap PKP pengguna e-SPT, keterlambatan

terjadi karena kerumitan aplikasi e-SPT yaitu apabila terjadi human error berupa

kesalahan dalam mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk membetulkan

atau mengganti data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-SPT sehingga cukup

memakan waktu.

Berdasarkan analisis data pokok di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Bari Tiga,

keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN di tahun 2010 sebagian besar dilakukan oleh

PKP lama. Hasil nilai rata-rata keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2010

yang dilakukan oleh PKP baru adalah 2% hingga 6%. Nilai ini menunjukkan bahwa

kesadaran PKP merupakan faktor utama penentu tingkat kepatuhan pelaporan,

mengingat sebesar 90% PKP yang terlambat merupakan PKP lama bukan PKP baru

yang kemungkinan melakukan keterlambatan pelaporan pajak akibat kurangnya

pemahaman.

Dari data kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN secara keseluruhan di tahun 2010

dari bulan Januari sampai dengan Desember tersebut, diperoleh total rata-rata tingkat

kepatuhan PKP yang menggunakan e-SPT sebesar 88%, sedangkan PKP yang melapor

Page 17: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

58

SPT secara manual sebesar 90%. Berdasarkan hasil tersebut, e-SPT belum sesuai dengan

tujuan DJP yakni meningkatkan kepatuhan pelaporan Wajib Pajak karena persentase

kepatuhan pengguna e-SPT tidak lebih baik dari persentase kepatuhan pelaporan secara

manual.

Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT) dan manual untuk

SPT Tahunan PPh Badan tahun 2010 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

dapat dilihat berdasarkan data berikut:

Tabel 4.7

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2010

2010 Jumlah WP

Badan Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat Tidak telat tidak

Manual 927 145 782 16% 84%

e-SPT 1 0 1 0% 100%

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga yang menggunakan e-SPT hanya ada 1 (satu) orang dari 928

Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2010. Jumlah pengguna

e-SPT Tahunan Badan di tahun 2010 tidak mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya yakni hanya 1 (satu) orang dan merupakan Wajib Pajak badan yang sama

dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketua seksi pelayanan KPP Pratama Jakarta

Keboran Baru Tiga sedikitnya pengguna e-SPT untuk SPT Tahunan PPh Badan

disebabkan tidak adanya kewajiban bagi Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan

PPh menggunakan e-SPT. Bagi Wajib Pajak sendiri mereka lebih memilih melaporkan

Page 18: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

59

SPT Tahunan secara manual karena dianggap lebih mudah dan efisien. Wajib Pajak

tidak perlu men-download dan mempelajari aplikasi e-SPT. Selain itu, data-data SPT

Tahunan PPh yang dicetak tidak banyak dan tidak rumit untuk diperiksa kembali secara

manual.

Pada tahun 2010 jumlah Wajib Pajak mengalami penurunan yang cukup

signifikan dibandingkan tahun 2009, disebabkan oleh:

1. Wajib Pajak Badan melaporkan SPT Tahunan PPh Badan yang tidak valid

yaitu SPT tidak lengkap dan atau SPT tidak benar (47%).

2. Wajib Pajak Badan tidak melaporkan SPT Tahunan PPh Badan (22%).

3. Wajib Pajak badan pindah tempat usaha, sehingga pindah ke KPP lain (21%).

4. Wajib Pajak Badan dianggap non efektif, karena tidak melakukan kegiatan

usaha lagi (6%).

5. Wajib Pajak Badan pindah ke tingkat madya (4%).

IV.4 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh

Badan Tahun 2011

Setiap tahun KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga terus berupaya

meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan pajak. Salah satu upaya yang selalu

dilakukan Petugas Pajak adalah dengan menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) untuk

Wajib Pajak yang tidak patuh (SPT tidak valid dan atau terlambat lapor) serta Wajib

Pajak yang tidak menyampaikan SPT-nya. STP diharapkan mampu menghimbau dan

menginformasikan tanggal jatuh tempo penyampaian SPT kepada Wajib Pajak, sehingga

Wajib Pajak tidak terkena sanksi kembali pada penyampaian SPT selanjutnya.

Page 19: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

60

Di tahun 2011, diharapkan tingkat kepatuhan pelaporan pajak Wajib Pajak akan

semakin membaik dari tahun sebelumnya. Data berikut ini merupakan data kepatuhan

pelaporan PKP SPT Masa PPN tahun 2011 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru

Tiga.

Tabel 4.8

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2011 Secara Manual

2011 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Januari 494 55 439 11% 89%

Febuari 496 36 460 7% 93%

Maret 498 58 440 12% 88%

April 487 36 451 7% 93%

Mei 494 38 456 8% 92%

Juni 490 33 457 7% 93%

Juli 497 33 464 7% 93%

Agustus 485 29 456 6% 94%

September 484 31 453 6% 94%

Oktober 474 28 446 6% 94%

November 464 24 440 5% 95%

Desember 480 43 437 9% 91%

Sumber: Data diolah

Page 20: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

61

Tabel 4.9

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2011 Secara E-SPT

2011 Jumlah

PKP Lapor Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Januari 199 25 174 13% 87%

Febuari 200 24 176 12% 88%

Maret 205 17 188 8% 92%

April 212 19 193 9% 91%

Mei 214 19 195 9% 91%

Juni 213 20 193 9% 91%

Juli 213 23 190 11% 89%

Agustus 214 20 194 9% 91%

September 218 12 206 6% 94%

Oktober 207 14 193 7% 93%

November 209 13 196 6% 94%

Desember 213 15 198 7% 93%

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.8 dan 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah PKP dari bulan Januari

hingga Desember mengalami penambahan dan pengurangan. Perubahan jumlah PKP

yang terjadi di tahun 2011 ini berdasarkan hasil wawancara terhadap Petugas Pajak

disebabkan oleh hal yang sama seperti di tahun 2009 dan 2010, yaitu:

1. Jumlah PKP yang lapor tergantung dengan transaksi PPN yang dilakukan.

PKP tidak selalu melakukan transaksi PPN.

2. PKP tidak melaporkan SPT Masa PPN.

3. PKP dinyatakan sebagai PKP non efektif apabila PKP sudah tidak ada

kegiatan usaha.

Untuk mempermudah analisis tingkat kepatuhan dari tabel diatas, grafik berikut

akan menggabungkan data pada tabel 4.8 dan 4.9.

Page 21: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

62

Grafik 4.5

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Patuh (Tidak Terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2011

Grafik 4.6

Perbandingan Pengguna e-SPT dan Manual yang Tidak Patuh (Terlambat) Melaporkan

SPT Masa PPN Tahun 2011

Page 22: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

63

Dari grafik di atas, dapat dilihat tingkat kepatuhan PKP dalam melaporkan SPT

Masa PPN baik secara e-SPT maupun manual di tahun 2011. PKP yang menggunakan e-

SPT tingkat kepatuhannya lebih rendah dari PKP yang melaporkan SPT secara manual.

Grafik menunjukkan pada bulan Januari, Febuari, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,

September, Oktober, dan November tingkat kepatuhan pelaporan SPT secara manual

lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna e-SPT.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap PKP pengguna e-SPT, keterlambatan

terjadi karena kerumitan aplikasi e-SPT apabila terjadi human error berupa kesalahan

dalam mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk membetulkan atau

mengganti data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-SPT.

Berdasarkan analisis data pokok di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Bari Tiga,

keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN di tahun 2011 sebagian besar dilakukan oleh

PKP lama. Hasil nilai rata-rata keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2011

yang dilakukan oleh PKP baru adalah 2% hingga 8%. Nilai ini menunjukkan bahwa

kesadaran PKP merupakan faktor utama penentu tingkat kepatuhan pelaporan,

mengingat sebesar 90% PKP yang terlambat merupakan PKP lama bukan PKP baru

yang kemungkinan melakukan keterlambatan pelaporan pajak akibat kurangnya

pemahaman.

Dari data kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN secara keseluruhan di tahun 2011

dari bulan Januari sampai dengan Desember tersebut, diperoleh total rata-rata tingkat

kepatuhan PKP yang menggunakan e-SPT sebesar 90%, sedangkan PKP yang melapor

SPT secara manual sebesar 92%. Berdasarkan hasil tersebut, e-SPT belum sesuai dengan

Page 23: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

64

tujuan DJP yakni meningkatkan kepatuhan pelaporan Wajib Pajak karena persentase

kepatuhan pengguna e-SPT tidak lebih baik dari persentase kepatuhan pelaporan secara

manual.

Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT) dan manual untuk

SPT Tahunan Badan tahun 2011 di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga dapat

dilihat berdasarkan data berikut:

Tabel 4.10

Persentase Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2011

2011 Jumlah WP

Badan Waktu Lapor % Waktu Lapor

telat tidak telat tidak

Manual 1115 120 995 11% 89%

e-SPT 4 1 3 25% 75%

Sumber: Seksi PDI

Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga yang menggunakan e-SPT hanya ada 4 (empat) orang dari 1119

Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan Badan tahun 2011. Jumlah pengguna e-SPT

Tahunan Badan di tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua seksi pelayanan di KPP Pratama

Jakarta Kebayoran Baru Tiga sedikitnya pengguna e-SPT untuk SPT Tahunan Badan

disebabkan tidak adanya kewajiban bagi Wajib Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan

menggunakan e-SPT. Bagi Wajib Pajak sendiri mereka lebih memilih melaporkan SPT

Tahunan secara manual karena dianggap lebih mudah dan efisien. Wajib Pajak tidak

perlu men-download dan mempelajari aplikasi e-SPT. Selain itu, data-data SPT Tahunan

yang dicetak tidak banyak dan tidak rumit untuk diperiksa kembali secara manual.

Page 24: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

65

Pada tahun 2011 jumlah Wajib Pajak mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan tahun 2010, disebabkan oleh:

1. Wajib Pajak Badan dinyatakan memenuhi syarat sebagai WP efektif (40%).

2. Peningkatan tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk patuh terhadap peraturan

(30%).

3. Munculnya Wajib Pajak Badan baru yang mendirikan usaha yang memenuhi

syarat ketentuan peraturan yang berlaku (9%).

4. Wajib Pajak pindah usaha, sehingga pindah ke KPP Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga (9%).

IV.5 Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN dan

SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009-2011

Semakin bertambahnya tahun, semakin banyak jumlah Wajib Pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga. Pertambahan Jumlah Wajib

Pajak ini, harus diimbangi dengan pelayanan yang lebih baik serta kinerja Petugas Pajak

yang lebih optimal untuk membuat Wajib Pajak memahami tatacara perpajakan secara

baik dan benar.

Data berikut merupakan jumlah rata-rata per tahun Pengusaha Kena Pajak (PKP)

pengguna e-SPT dan manual dalam pelaporan SPT Masa PPN dari tahun 2009 sampai

dengan 2011.

Page 25: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

66

Tabel 4.11

Jumlah Pelaporan SPT Masa PPN Secara E-SPT dan Manual Tahun 2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 495 544 487

e-SPT 101 151 210

Jumlah PKP Lapor 535 695 697

Sumber: Seksi PDI

Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat bahwa total jumlah rata-rata PKP aktif di

tahun 2009, 2010, dam 2011 selalu mengalami peningkatan. Data pada tabel 4.11 diatas

merupakan Jumlah PKP yang melaporkan SPT Masa PPN baik yang lapor tepat waktu,

maupun yang terlambat untuk SPT yang sudah dianggap valid (sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

PKP pengguna e-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga pada tabel

di atas tidak lebih dari 30% dari total jumlah PKP yang lapor. Lebih lanjut prosedur

pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT) kurang dapat memberikan manfaat. PKP

pengguna e-SPT tetap harus datang ke KPP dan mengantri untuk menyerahkan SPT

induk dan media penyimpanan berupa CD, Flashdisk, atau disket dan selanjutnya

menerima LPAD dan BPS dari pihak KPP. Selain itu pelaporan e-SPT secara e-filling

juga harus membayar sejumlah uang kepada pihak ASP untuk memanfaatkan sarana

pengiraman SPT secara online. Hal tersebut merupakan alasan PKP untuk tidak

menggunakan e-SPT.

Di tahun 2011, terlihat penurunan yang cukup signifikan terhadap jumlah PKP

manual dan peningkatan yang cukup signifikan terhadap PKP e-SPT. Salah satu

penyebabnya adalah beberapa PKP yang melaporkan SPT secara manual mulai beralih

Page 26: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

67

menggunakan e-SPT untuk mentaati peraturan PER-44/PJ/2010 yang mulai berlaku di

tahun 2011 bahwa transaksi PPN lebih dari 25 (dua puluh lima) faktur pajak wajib

menggunakan e-SPT. Berbeda dari tahun sebelumnya, berdasarkan PER-160/PJ/2006

kewajiban menggunakan e-SPT apabila transaksi PPN lebih dari 30 (tiga puluh) faktur

pajak.

KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga senantiasa berupaya untuk

meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak pada setiap tahunnya. PKP yang dianggap

patuh adalah PKP yang menyampaikan SPT dengan benar dan tepat waktu. Berikut

merupakan data berupa tabel perkembangan kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN dari

tahun 2009 sampai dengan 2011 dengan membandingkan pelaporan secara manual dan

secara elektronik (e-SPT).

Tabel 4.12

Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 82% 90% 92%

E-SPT 77% 86% 89%

Sumber : Data diolah

Tabel 4.13

Persentase PKP yang Tidak Patuh (Terlambat) Melaporkan SPT Masa PPN Tahun 2009-

2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011 Manual 18% 10% 8% E-SPT 23% 14% 11% Sumber: Data diolah

Page 27: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

68

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan PKP dalam

melaporkan SPT Masa PPN Tahun 2009, 2010, dan 2011 baik secara manual ataupun

secara elektronik (e-SPT) selalu mengalami peningkatan. Data tersebut menunjukkan

bahwa upaya KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga untuk senantiasa

meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak sudah cukup berhasil.

Di tahun 2009, 2010, dan 2011 tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN

secara manual selalu lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat kepatuhan pelaporan

SPT Masa PPN secara elektronik (e-SPT). Data tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan e-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga tidak sesuai dengan

tujuan Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan kemudahan Wajib Pajak untuk

melaporkan SPT. Karena berdasarkan tabel 4.13 Wajib Pajak yang tepat waktu (patuh)

melaporkan SPT Masa PPN tahun 2009-2011 merupakan Wajib Pajak yang melaporkan

secara manual.

Untuk mempermudah pengamatan akan perkembangan tingkat kepatuhan

pelaporan SPT Masa PPN di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Bari Tiga dari tahun 2009

hingga 2011, disajikan data berupa grafik berikut.

Page 28: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

69

Grafik 4.7

Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Masa PPN Tahun 2009-2011

Grafik 4.8

Pelaporan SPT Masa PPN yang Tidak Patuh (Terlambat Lapor) Tahun 2009-2011

Page 29: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

70

Berdasarkan grafik 4.7 dan 4.8 diatas dapat diketahui bahwa dari tahun 2009

hingga 2011 tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN secara manual selalu lebih

baik dari pelaporan SPT Masa PPN secara elektronik (e-SPT). Hal ini disebabkan

pengguna e-SPT merasa kesulitan untuk melakukan pembetulan apabila terjadi salah

input. Untuk itu penggunaan e-SPT memerlukan tenaga khusus untuk memasukan data-

data yang dibutuhkan dalam aplikasi e-SPT. Selain itu, tidak semua komputer dan

printer kompatibel dengan program e-SPT sehingga sering terjadi troble atau gagal

dijalankan serta kemungkinan terjadinya sistem error pada saat loading.

Apabila PKP dikategorikan sebagai Wajib Pajak Patuh dalam 3 tahun pajak

secara berturut-turut, PKP tersebut akan menerima keuntungan yang diberikan oleh

KPP. Keuntungan tersebut adalah apabila PKP mengalami Lebih Bayar (LB) PKP

tersebut akan lebih diutamakan dalam pengembalian kelebihan pajak yang terutang

tersebut dibandingkan dengan PKP yang lain.

Upaya-upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga untuk

meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak adalah dengan memberikan Surat Tagihan

Pajak (STP) bagi Wajib Pajak yang terlambat lapor atau tidak melaporkan SPT-nya.

Bagi Wajib Pajak yang tidak patuh tersebut akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang

berlaku.

Berdasarkan data di tahun 2009, 2010, dan 2011 keterlambatan pelaporan SPT

Masa PPN di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru sebagian besar dilakukan oleh

Wajib Pajak lama. Keterlambatan penyampaian SPT oleh Wajib Pajak baru di tahun

2009, 2010, dan 2011 tidak melebihi 10% dari total Wajib Pajak yang terlambat. Hal

Page 30: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

71

tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak lama lebih

rendah bila dibandingkan dengan Wajib Pajak baru.

Kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga untuk

meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak adalah setelah diadakan sensus

pajak di awal tahun 2011, Petugas Pajak mendapati hanya sekitar 20% Wajib Pajak yang

menempati alamat yang sesuai dengan alamat terdaftar. Hal tersebut yang membuat STP

tidak diterima oleh Wajib Pajak yang bersangkutan, sehingga keterlambatan pelaporan

SPT terus diulangi oleh Wajib Pajak tersebut sedangkan Wajib Pajak tersebut

melakukan pelaporan pajak melalui pos atau melalui drop box di KPP lain.

Data berikut merupakan jumlah Wajib Pajak Badan pengguna e-SPT dan manual

dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Badan dari tahun 2009 sampai dengan 2011.

Tabel 4.14

Jumlah Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Secara E-SPT dan Manual Tahun 2009-

2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 1365 927 1115

e-SPT 1 1 4

Jumlah WP badan Lapor 1366 928 1119

Sumber: Seksi PDI

Dari tabel 4.14 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang melaporkan

SPT Tahunan PPh di tahun 2009, 2010, dam 2011 mengalami peningkatan dan

penurunan yang penyebabnya telah dijabarkan pada sub bab sebelumnya. Data pada

tabel 4.14 diatas merupakan Jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan PPh

Page 31: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

72

Badan baik yang lapor tepat waktu, maupun yang terlambat untuk SPT yang sudah

dianggap valid (sesuai dengan peraturan yang berlaku)

Dari tahun 2009 sampai 2011 perbandingan pelaporan SPT Tahunan PPh Badan

secara manual terhadap pengguna e-SPT sangat jauh. Berdasarkan hasil wawancara

kepada kepala seksi pelayanan KPP Pratama Jakarta kebayoran Baru Tiga, upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengguna e-SPT adalah berupa himbauan untuk

menggunakan e-SPT bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan

menggunakan e-SPT. Namun, karena tidak ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak

untuk menggunakan e-SPT, Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT Tahunan PPh

Badan secara manual dengan alasan kemudahan.

Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT) dan manual untuk

SPT Tahunan PPh Badan di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga dari tahun 2009

sampai dengan 2011 dapat dilihat berdasarkan data berikut:

Tabel 4.15

Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 83% 84% 89%

E-SPT 100% 100% 75%

sumber: Data diolah

Page 32: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

73

Tabel 4.16

Persentase Wajib Pajak yang Tidak Patuh (Terlambat) Melaporkan Tahunan Badan

Tahun 2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011 Manual 17% 16% 11% E-SPT 0% 0% 25% sumber: Data diolah

Dari tabel diatas, tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan PPh Badan secara

manual dari tahun 2009 hingga 2011 selalu mengalami peningkatan. Berbeda dengan

tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Badan secara e-SPT, yang mengalami

penurunan di tahun 2011. Jumlah pengguna e-SPT untuk pelaporan SPT Tahunan Badan

sangat sedikit. Perbandingan jumlah pengguna e-SPT dengan manual di tahun 2009,

2010, dan 2011 adalah 1:1365; 1:927; dan 4:1115. Jumlah pengguna e-SPT yang sangat

sedikit ini yang membuat perubahan persentase yang sangat signifikan terhadap

peningkatan dan penurunan tingkat kepatuhan pengguna e-SPT tersebut.

Perubahan peningkatan dan penurunan tingkat kepatuhan pelaporan SPT

Tahunan Badan secara e-SPT dan manual ini digambarkan dalam bentuk grafik untuk

mempermudah pengamatan.

Page 33: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

74

Grafik 4.9

Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009-2011

Grafik 4.10

Keterlambatan (Tidak Patuh) Pelaporan Tahunan Badan Tahun 2009-2011

Page 34: PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00345-AK Bab4001.pdf · Kegiatan drop box tersebut dilakukan di beberapa tempat, selain di KPP

75

Dari grafik 4.9 dan 4.10 dapat dilihat tingkat kepatuhan dan keterlambatan

pelaporan SPT PPh Tahunan Badan secara manual dari tahun 2009 sampai dengan 2010

mengalamai kenaikan dan penurunan yang relatif stabil dengan angka peningkatan

kepatuhan di angka 83% hingga 89%. Berbeda dengan kenaikan dan penurunan

pelaporan SPT Tahunan PPh Badan secara e-SPT dari tahun 2009 sampai dengan 2010

yang perubahannya terlihat cukup tajam. Hal tersebut dikarenakan jumlah pengguna e-

SPT yang sangat sedikit sehingga sangat mempengaruhi persentase yang didapat dari

pembagian jumlah Wajib Pajak Badan secara keseluruhan.