pembahasan fix protan.docx

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kelimpahan sumberdaya hortikultura tropika keanekaragaman genetik yang luas. Demikian pula keanekaragaman sumberdaya lahan, iklim dan cuaca yang dapat dijadikan suatu kekuatan untuk menghada persaingan yang semakinketat dalam agribisnis hortikultura dimasa depan. Produk-produk hortikultura nusantara yang terdiri daribuah-buahan, sayur- sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat merupakan salah satu andalan Indo baik dipasar domestik, regional maupun internasional. Tinjauan terhadap penyediaan hortikultura selama beberapa tahun tera telah memperlihatkan bahwa krisis ekonomi tahun 199 yang dampaknya masih terasa sampai saatini berpengaruh terhadap kemampuan Indonesia untuk melakukan penyediaan komoditas hortikultura secara kontinyu. Perkem produksi hortikultura khususnya sayuran sampai saat ini hasil produksinya menggembirakan, karena sejak tahun 199! terjadi penurunan produksi. "amun demikian, produksi beberapa komoditi tertentu seperti jagung, kang kacang tanah. #enurut Pambudy $1999%, dikaji dariprospeknya, Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat besar dalam pengembangan hortikultura, baik dalam usaha produksi, industri olahan maupun pemasarannya. Dalam pengembangan hortikultura Indonesia, berbagai tantangan dan kendala yang perlu diperhatikan dan ditanggulangi segera adalah penangana tingkat hulu tersebut masih belum dilakukan dengan teknologi yang memadai sehingga belum memberikan hasil yang maksimal,baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada umumnya budidaya hortikultura yang dilakukan oleh petani masih mengandalkan pengalaman secara turun menurun dengan menggunakan teknologi yang masih tradisional. 1

Upload: dewi-susilowati

Post on 07-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia memiliki kelimpahan sumberdaya hortikultura tropika berupa keanekaragaman genetik yang luas. Demikian pula keanekaragaman sumberdaya lahan, iklim dan cuaca yang dapat dijadikan suatu kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam agribisnis hortikultura dimasa depan. Produk-produk hortikultura nusantara yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat merupakan salah satu andalan Indonesia, baik dipasar domestik, regional maupun internasional. Tinjauan terhadap penyediaan hortikultura selama beberapa tahun terakhir, telah memperlihatkan bahwa krisis ekonomi tahun 1997 yang dampaknya masih terasa sampai saat ini berpengaruh terhadap kemampuan Indonesia untuk melakukan penyediaan komoditas hortikultura secara kontinyu. Perkembangan produksi hortikultura khususnya sayuran sampai saat ini hasil produksinya kurang menggembirakan, karena sejak tahun 1995 terjadi penurunan produksi. Namun demikian, produksi beberapa komoditi tertentu seperti jagung, kangkung dan kacang tanah.Menurut Pambudy (1999), dikaji dari prospeknya, Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat besar dalam pengembangan hortikultura, baik dalam usaha produksi, industri olahan maupun pemasarannya.Dalam pengembangan hortikultura Indonesia, berbagai tantangan dan kendala yang perlu diperhatikan dan ditanggulangi segera adalah penanganan di tingkat hulu tersebut masih belum dilakukan dengan teknologi yang memadai sehingga belum memberikan hasil yang maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada umumnya budidaya hortikultura yang dilakukan oleh petani masih mengandalkan pengalaman secara turun menurun dengan menggunakan teknologi yang masih tradisional.Produksi komoditas hortikultura Indonesia belum kontinyu dan mutu produk yang dihasilkan pun sangat beragam, sedangkan permintaan pasar tidak mengenal musim. Produk yang diinginkan konsumen adalah produk dengan mutu yang baik dan serangan dengan standar mutu tertentu, khususnya pasaran ekspor. Dengan iklim Indonesia, sebenarnya petani-petani di Indonesia mampu menghasilkan produk hortikultura sepanjang musim guna memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Oleh karena itu, dengan sumber daya alam yang sangat mendukung kita bisa membudidayakan tanaman apa saja yang kita inginkan. Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam membudidayakan tanaman agar menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan mutu tinggi.1.2 Rumusan Masalah Bagaimana produksi tanaman jagung, kacang tanah dan kangkung?1.3 Tujuan Mengetahui produksi tanaman jagung, kacang tanah dan kangkung

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Komoditas JagungA.Syarat PertumbuhanCurah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanahkurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukanpembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dplB. Pedoman Teknis Budidaya Syarat benihBenih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam,sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam). Pengolahan LahanLahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah denganbajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.C.Teknik Penanaman1. Penentuan Pola TanamanBeberapa pola tanam yang biasa diterapkan :a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ): penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.2. Lubang Tanam dan Cara TanamLubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).

D.Pengelolaan Tanaman1. Penjarangan dan PenyulamanTanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.2. PenyianganPenyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.3. PembumbunanPembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.4. Pengairan dan PenyiramanSetelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

E.Hama dan Penyakit Hamaa. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. b. Ulat Pemotong Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Penyakit a. Penyakit bulai (Downy mildew) Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab.Gejala: daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh) Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. c. Penyakit karat (Rust) Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut) Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.2.2Komoditas KangkungKingdom : Plantea Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliapsida Ordo : Solanales Familia : Convolvulaceae Genus : Ipomea Spesies : Ipomea reptans Poir

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007). Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.A.Syarat Pertumbuhan1.IklimTanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar 6 antara 500-5000 mm/tahun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. 2.Media Tanam Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandun bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk.3.Ketinggian TempatKangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

B.Teknik Budidaya1. Pengolahan lahanPengolahan lahan untuk tanaman kangkung sama dengan tanaman bayam, sebelum ditanamai, lahan dicangkul dan dicampur dengan komos dan kapur, diamkan sekitar dua hari, lalu cangkul dan buat bedengan. Bedengan biasanya dibuat berukuran 110 m. Setelah itu tanah siap ditanami.2. PenanamanPenanaman kangkung ada dua cara, pertama dengan cara ditebar langsung dengan menggunakan tangan dan yang kedua dengan cara ditugal. Cara yang kedua biasanya digunakan untuk menanam kangkung yang akan dipanen secara dipotong. Jumlah benih yang disebar untuk bedengan berukuran 110 m adalah sekitar 2,5 ons. Benih biasanya diperoleh dari pusat perbenihan Serikat Petani Indonesia (SPI) ataupun hasil pembenihan sendiri. 3. PerawatanPerawatan pada kangkung juga tidak terlalu sulit. Selain penyiraman yang rutin, dan pengamatan hama penyakit, diperlukan juga penambahan asupan zat hara pada saat ada indikasi tanaman mulai menguning. Penyiangan perlu dilakukan apabila terdapat rumput ataupun gulma yang nantinya dipastikan akan mengganggu pertumuhan tanaman. Hama yang biasa menyerang biasanya berupa ulat dan belalang, sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih, penanganannya bisa secara manual dan jika sudah parah bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, sereh wangi, dan sebagainya.4. PanenPanen kangkung bisa dilakukan dengan cara mencabut dan memotong pada pangkal batangnya. Jika dicabut maka tanaman hanya bisa satu kali dipanen, biasanya dengan cara panen cabut, dalam satu bedengan berukuran 10m2 dihasilakn 15-20 kg kangkung cabut. Apabali dipotong biasanya kangkung bisa dipanen 3-5 kali potong tergantung dari kondisi tanamannya, jika dijumlahkan dar total panen, panen kangkung bisa mencapai 30-35 kg/10 m2. Kangkung potong bisa dipanen setiap 5-7 hari.C.Hama dan PenyakitHama yang menyerang tanaman kangkung adalah ulat grayak (Spodoptera litura F), Kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphids gossypii),. Penyakit yang menyerangbatang tanaman kangkung adalah penyakitkarat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Gejala penyakit ini yaitu adanya pustul pustul (bintik berwarna putih di sisi daun sebelah bawah batang ). Apabila diperlukan gunakan pestisida yang benar benar aman dan cepat terurai seperti pestisida biologi, atau pestisida nabati.2.3Komoditas Kacang TanahKingdom : PlantaeDivisio: SpermatophytaClassis: DictyledonaeOrdo: LeguminalesFamilia : PapilionaceaeGenus: ArachisSpecies : Arachis hypogaeA. Syarat Tumbuh1. Iklim Temperatur merupakan suatu syarat tumbuh tanaman kacang tanah. Temperatur sangat erat hubungannya dengan ketinggian semakin tinggi suatu daerah maka suhu akan semakin turun (Suprapto, 2006 ). 2. Faktor iklim, adalah faktor kritis yang memang belum dapat dikendalikan oleh manusia. Namun Kacang Tanah dapat tumbuh pada temperatur berkisar antara 18-34 0C dan Optimum 25-27 0C. Dengan curah hujan pada masa pertumbuhan sekitar 100 mm dan optimum berkisar antara 400-1100 mm. Kelembaban berkisar 80%, tinggi tempat dari permukaan laut antara 0-1300 m. (Pajow. et.al, 1999) Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500m di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah khusus. Diperlukan iklim yang lembab.Di daerah yang memiliki musim kemarau panjang, kacang tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase perkecambahan, pembuahan dan pengisian polong (Mangoendidjojo, 2003). 3. KetinggianKacang tanah juga dapat hidup pada ketinggian lebih dari 800 meter dpl. Walaupun produksinya rendah. Curah hujan ideal sekitar 100-200 mm/bulan kacang tanah menghendaki penyinaran penuh artinya tidak kacang tanah menghendaki cahaya matahari penuh terlindungi. Ditempat yang teduh batang tumbuh memanjang, pucat dan tidak membentuk polong. Jadi penyinaran sinar matahari sangat membantu dalam pertumbuhan kacang tanah (Ashari,1995)4. TanahKacang tanah dapat tumbuh di berbagai macam tanah yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancer. Pada tanah berat, kacang tanah masih dapat tumbuh asalkan pengolahan tanah dilakukan dengan sempurna, tetapi waktu pemanenan harus hati hati, jangan sampai banyak polong yang ketinggalan dalam tanah (Sutopo, 1998). B.Teknik Budidaya1.Pengolahan lahanPersiapan lahan untuk usahatani kacang tanah, meliputi : pengolahan tanah dan pembedengan. Bajak tanah

Pembajakan tanah bertujuan untuk mengemburkan tanah dan membuat agar tercipta aerase baik dalam tanah. Jika tidak digemburkan dengan baik, akan menghambat sirkulasi udara dalam tanah dan mengurangi partikel-partikel seperti unsur N. Disamping itu bakal kuncup buah (ginofora) kesulitan untuk menembus lapisan tanah, sehingga polong tidak membesar dengan baik. Pengolahan tanah yang meliputi kegiatan pembajakan lahan sedalam 20-25 cm. Kemudian dibiarkan selama 7 hari, kemudian dilakukan bajak kedua. Setelah di bajak, digemburkan dengan menggunakan garuh. Bila masih ada gumpalan tanah yang tidak gembur, digemburkan dengan menggunakan cangkul. Pembedengan Ada 2 cara penyiapan lahan untuk menanam kacang yang dilakukan petani. Dengan membuat bedengan dan tidak membuat bedeng (hanya dilarikan seperti tanah. Jika tidak digemburkan dengan baik, akan menghambat sirkulasi udara dalam tanah dan mengurangi partikel-partikel seperti unsur N. Disamping itu bakal kuncup buah (ginofora) kesulitan untuk menembus lapisan tanah, sehingga polong tidak membesar dengan baik. Pengolahan tanah yang meliputi kegiatan pembajakan lahan sedalam 20-25 cm.. Kemudian dibiarkan selama 7 hari, kemudian dilakukan bajak kedua. Setelah di bajak, digemburkan dengan menggunakan garuh. Bila masih ada gumpalan tanah yang tidak gembur, digemburkan dengan menggunakan cangkul. 2. PenanamanSebelum benih ditanam, ada perlakuan dengan perendaman dengan insektisida untuk menekan serangan hama saat pertumbuhan awal tanaman, juga mencegah hama semut dan burung yang suka mengambil benih yang baru ditanam. Benih disiapkan, disortir (dipilih yang baik dan kelompokan berdasarkan besar benih), maka perlu direndam dengan insekta yang berfungsi mencegah serangan hama saat tanam. Jarak tanam yang dianjurkan dalam penanaman kacang tanah, 40 x 10 cm dengan 1 benih pada setiap lobang atau 40 x 20 cm dengan 2 tanaman setiap lobang. Jadi kebutuhan benih untuk 1 ha, 60 kg. (sekitar 120 -130 kg polong) atau populasi tanaman 250.000 pohon per ha. Setiap lobang tanam 1-2 benih, kemudian ditutup dengan tanah. 3.PerawatanPenyiangan dilakukan pada 14 belas hari setelah tanam (2 Minggu). Penyiangan bertujuan untuk mengeluarkan tanaman penggangu yang bertumbuh disekitar tanaman pokok. Selain itu, untuk tanaman kacang tanah, dilakukan penyiangan untuk menciptakan suasana segar bagi tanah (aerase baik), dimana secara alami udara akan masuk kedalam tanah dan akan mengaktifkan organik tanah untuk proses penyediaan hara bagi tanaman baru. Selain mengeluarkan tanaman pengganggu, saat menyiang juga melakukan pembumbunan tanaman, supaya ginovora yang tumbuh dari cabang lebih dekat dengan tanah. Ini dilakukan karena pada penyiangan ke dua umur 30 hari relatif tidak dilakukan seperti penyiangan pertama, karena resiko mengganggu proses keluarnya ginovora (calon buah).4.PanenUntuk tanaman kacang tanah, panen dilakukan setelah umur 110-120 hari setelah penanaman (tergantung varietas dan kebutuhan kacang, karena kalau untuk kacang toreh, panen 90-95 hari). Panen bertujuan mengambil buah yang ada didalam tanah. Ciri fisik tanaman kacang yang sudah siap panen adalah, a). Batang mulai mengeras, b). Daun mulai menguning dan sebagian mulai gugur, c). Polong jika diambil contohnya, sudah terisi penuh dan keras, d). Warna polong sudah coklat kehitam-hitaman. C. Hama dan PenyakitHama1.Ulat grayak (Spodoptera litura)Gejala serangan :Ulat makan daun muda dan tua, sehingga daun berlubang.Serangan larva terjadi pada tanaman stadia vegetatif dan generatif.Serangan larva instar muda menyebabkan bercak-bercak putih pada daun, karena yang tertinggal hanya epidermis dan tulang daun.Pada serangan berat oleh larva yang lebih besar, maka daun hanya tersisa tulang-tulang daun dan tanaman gundul.2.Ulat Jengkal (Plusia chalcites)Gejala : ulat memakan daun muda sehingga hanya tertinggal tulang-tulang daunnya saja. penuruna hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%. hama ini bisa dikendalikan dengan insektisida (surecide, karphos, hostathion, azodrin dan sevin). 3. Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata)Gejala: Ulat ini memekan dan menggulung daun, tetapi tidak memekan urat daun. Ulat hidup dan berkepompong di dalam daun yang tergulung, sehingga sukar diberantas. hama ini bisa diberantas hanya dengan cara manual yaitu dengan car membuka daun yang menggulung dn memetikan ulatny. 3. Wereng Empoaska (Empoasc Flavescens)Gejala : hama ini berupa wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun sehingga bagian ujung daun berwarna kuning. daun yang terserang selain menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal. bila serangan berat tanaman menjadi kerdil dan daun mudanya rontok. hama ini mudah diberantas dengan menggunakan sevin 85 WP.Penyakit 1. Penyakit Bercak Daun Penyebab penyakit ini adalah cendawan Cercospora arachidicola, mulai menyerang tanaman pada saat berumur 3 minggu. Gejala serangan timbul bercak-bercak bulat tidak teratur berwarna coklat dikelilingi lingkaran berwarna kuning. \2. Penyakit Karat Penyakit ini sering menyerang bersama-sama bercak daun. Gejala serangan, timbul bercak kecil berwarna orange seperti karat berukuran 0,5-1 mm, serangan berat daun menjadi kuning, tetapi tidak rontok. 3. Penyakit Busuk Daun Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia solani atau Sclerotium rolfsii, gejala serangannya kecambah roboh, busuk akar pada tanaman muda dan busuk batang serta hawar daun pada tanaman dewasa. 4. Penyakit Bakteri Penyebab penyakit ini adalah Pseudomonas solanaccearum, gejala serangan pada tanaman muda menjadi layu secara mendadak dengan daun tetap hijau dan diikuti tanaman mati. Serangan pada tanaman lebih tua, proses kelayuan secara bertahap dan kadang-kadang hanya sebagaian yang layu, kemudian perakaran dan polong menjadi busuk berwarna coklat. 5. Penyakit Virus Penyakit virus yang umum menyerang dan merugikan adalah virus belang yang disebabkan oleh Peanut Mottle Virus (PMoV) dan Peanut Stripe Virus (PStV). Gejala serangan pada tanaman muda adalah timbulnya bercak-bercak klorotik melingkar yang selanjutnya berkembang menjadi belang-belang berwama hijau dan daun yang sakit berwarna lebih pucat.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM DAN PROSEDUR3.1 Waktu Praktikum18 September: Pengolahan lahan 125 September: Pengolahan lahan 209 Oktober: Pembuatan guludan16 Oktober: Pemupukan lahan dengan kompos dan penanaman jagung23 Oktober: penanaman kangkung dan kacang tanah30 Oktober: Pemupukan jagung6 November: Penyiangan dan pemupukan kangkung, kacang tanah dan penyiraman20 November: Penyiangan dan pemupukan jagung27 November: Panen kangkungTempat: Kebun Percobaan Ciparanje3.2 Alat dan BahanAlat :1. Cangkul2. Emrat3. Kored4. Tugal5. Bambu ukurBahan :1. Benih jagung, kangkung darat, kacang tanah2. Pupuk kandang3. Fungisida4. Pupuk Urea5. Pupuk NPK3.3 PROSEDUR KERJAPengolahan Lahan : Mengukur lahan untuk pembuatan bedengan dengan menggunakan bambu ukuran sebagai patokannya Membuat bedengan dengan ukuran ( 2 x 4 m , 1 x 4 m dan 1 x 4 m ) menggunakan cangkul Membuat saluran diantara bedengan Mencangkul tanah hingga tanah gembur Memberi pupuk kandang dan dicangkul lagi agar tercampur rata dengan tanah Lalu disiram sampai lahan basah Kemudian lahan didiamkan selama satu minggu Penanaman : Mengukur jarak tanam dengan bambu Membuat lubang tanah dengan kedalaman 3 cm ( dengan tumbak ) Masukan sebanyak 1 benih dalam satu lubang dengan ditambahi fungisida Kemudian menutup lubang tanah Setelah 1 minggu penanaman jagung kemudian dilanjutkan penanaman untuk kangkung dan kacang tanah Untuk kangkung setiap lubang tanam terdapat 4 benih dan kacang tanah 1 benih.Pemeliharaan : Menyulam tanaman yang tidak tumbuh Menyiram lahan setiap hari di waktu pagi dan sore hari ( jika tidak ada hujan ) Mencabut gulma jika terdapat di tanaman tersebut . Mengangkat tanah ke atas lahan ( pembumbunan ) Memberi pupuk setiap 2 minggu sekali Pada minggu ke-6, jagung diberikan pupuk KCL, Urea, dan SP-36 dan kemudian pupuk tersebut dicampur dalam plastik sampai merata. Kemudian taburkan pupuk yang telah dicampur, dan masukkan ke dalam lubang tanaman pada sisi kanan dan sisi kiri, dan tutup kembali permukaan tanah. Dan siram tanaman jagung tesebut. Pada minggu ke-7, dilakukan penyiangan dan pemupukan pada lahan jagung yang mulai ditumbuhi gulma dan kemudian mencabut gulma-gulma yang berada pada lahan kacang tanah dan kangkung. Memberikan pupuk NPK kembali dengan membuat lubang pada sisi kanan dan kiri tanaman kacang tanah dan kangkung kemudian taburkan pada lubang tersebut. Dan tutup kembali permukaan tanah. Lakukan penyiraman setelah penanaman benih. Pada minggu ke-8, dilakukan penyiangan dan pemupukan pada lahan jagung, lalu menyiram lahan jagung dan mengukur tinggi tanaman jagung.Panen Pada minggu ke-9, melakukan pemanenan pada tanaman kangkung dengan mengambil seluruh hasil panen, kemudian timbang hasil panen dengan timbangan. Dan catat hasil panen kangkung. Selanjutnya menunggu hasil untuk panen dari tanaman jagung dan kacang tanah.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Komoditas Jagung Tabel 1. Pertumbuhan tanaman jagungTanamanMinggu 4Minggu 5Minggu 6Minggu 7

15069128170

24770115161

34175110156

Grafik 1 : Pertumbuhan tanaman jagungPada tanaman jagung, tanaman tidak ada yang terserang hama dan penyakit. Hanya saja pada awal penanaman, 10 persen dari keseluruhan tanaman ada yang tidak tumbuh sehingga perlu disulam pada minggu ke-2. Tanaman jagung tumbuh subur, tinggi dan daun hijau dikarenakan penyiraman yang cukup, intensitas pencahayaan yang cukup dan pemupukan setiap 2 minggu sehingga tidak terjadi defisiensi hara atau ketersediaan unsur hara pada tanah cukup. Selain itu jarak tanam yang sesuai mencegah munculnya OPT.

4.2Komoditas Kangkung Tabel 2 : Pertumbuhan tanaman kangkungTanamanMinggu 4Minggu 5

113,522

21428

317,529,5

41830

51625

61522,5

71319

81732

Ket : Minggu 6 panen

Grafik 2 : Pertumbuhan tanaman kangkungTanaman kangkung dipanen pada 27 November 2014 dengan mencabut tanaman kangkung. Tanaman kangkung dibersihkan dari tanah, kemudian ditimbang. Berat tanaman kangkung yaitu 2,4 kg.Kondisi fisik kangkung kurus dan banyak lubang pada daun akibat hama yang menyerang daun kangkung. Hama Ulat grayak (Spodoptera litura) dengan gejala serangan daun berlubang. Serangan larva terjadi pada tanaman stadia vegetatif dan generatif dan pada serangan berat oleh larva yang lebih besar, maka daun hanya tersisa tulang-tulang daun dan tanaman gundul.Kecilnya tanaman kangkung dikarenakan kondisi tanah yang kurang subur dan intensitas penyiraman air masih kurang, dapat dilihat dari gulma yang terdapat pada daerah tanam kangkung sedikit. Jika gulma tumbuh subur, maka tanaman kangkung pun dapat tumbuh subur.

4.3Komoditas Kacang TanahTabel 3: Pertumbuhan tanaman kacang tanahTanaman Minggu 3Minggu 4Minggu 5Minggu 6

1151818,529

214181829,5

317182128,5

4161721,530

514202033

6141622,540

7141618,519

814181832

Grafik 3 : Pertumbuhan tanaman kacang tanahPada pertumbuhan tanaman kacang tanah, tanaman terserang penyakit karat daun. Penyakit ini sering menyerang bersama-sama bercak daun. Gejala serangan, timbul bercak kecil berwarna orange seperti karat berukuran 0,5-1 mm, serangan berat daun menjadi kuning, tetapi tidak rontok. Selain penyakit karat daun, kacang tanah juga terserang penyakit busuk daun. Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia solani atau Sclerotium rolfsii, gejala serangannya kecambah roboh, busuk akar pada tanaman muda dan busuk batang serta hawar daun pada tanaman dewasa. Banyaknya tanaman yang terkena penyakit dikarenakan jarak tanam yang terlalu dekat yang membuat kelembaban tinggi dan cahaya matahari sulit masuk daerah sekitar tanam sehingga memicu penyakit tanaman. Penyebab busuk dikarenakan pada masa pertumbuhan, hujan turun dengan deras sehingga melebihi intensitas curah hujan 100 mm.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanTanaman jagung tumbuh subur, tinggi dan daun hijau dikarenakan penyiraman yang cukup, intensitas pencahayaan yang cukup dan pemupukan setiap 2 minggu sehingga tidak terjadi defisiensi hara atau ketersediaan unsur hara pada tanah cukup. Selain itu jarak tanam yang sesuai mencegah munculnya OPT.Pertumbuhan tanaman kangkung kurang subur karena penyiraman pada lahan kangkung masih kurang, sehingga kangkung mempunyai fisik yang kurang baik. Pada tanaman kangkung banyak terserang hama pada bagian daun dengan gejalanya daun berlubang.Pada pertumbuhan tanaman kacang tanah, banyak tanaman terserang penyakit karat daun, busuk daun. Banyaknya tanaman yang terkena penyakit dikarenakan jarak tanam yang terlalu dekat yang membuat kelembaban tinggi dan cahaya matahari sulit masuk daerah sekitar tanam sehingga memicu penyakit tanaman.

DAFTAR PUSTAKAhttp://sawitwatch.or.id/download/manual%20dan%20modul/153_Budi%20Daya%20Jagung.pdf diakses tanggal 11 Desember 2014http://agromaret.com/artikel/660/hama_pada_tanaman_kacang_tanah diakses tanggal 11 Desember 2014http://media.unpad.ac.id/thesis/150510/2008/150110080170_2_8178.pdf diakses tanggal 14 Desember 2014http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21099/4/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 14 Desember 2014

LAMPIRANPengolahan Lahan

Proses Pencangkulan Lahan Pembagian Pupuk Pemberian Pupuk

Pencampuran Pupuk Pembuatan Jarak Alur Tanam Pembuatan Alur Tanam

Penyiraman Alur Tanam Pembuatan Jarak Tanam Pembuatan Lubang Tanam

Tanaman Jagung

Proses Penanaman Penutupan Lubang Tanam Penyiraman Lahan Jagung

Jagung Minggu ke-3 Pemupukan Jagung Pengukuran Jagung

Jagung Minggu ke- 5 Pembumbunan Tanah Jagung Minggu ke-6

Jagung Minggu ke-7 Sample Tanaman Jagung Tanaman Kangkung

Penyiraman Lahan

Kangkung Minggu ke-1 Kangkung Minggu ke-2 Kangkung Minggu ke 3

Kangkung Minggu Ke-4 Sample Kangkung Pemanenan Kangkung

Sample Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah

Kacang Tanah Minggu Ke-1 Kacang minggu ke-3 Kacang minggu ke-4

Kacang minggu ke-5Kacang minggu ke-6Sample Kacang

29