pembahasan ekstraksi

4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel pengamatan Pengamat an Ekstraksi basah (Tomat) Ekstrak si kering (Cabai) KA (%) kimi a fermen tasi Kimia Fermenta si Kering Bobot basah 3,36 g 3,34 g 90, 77 % 94,01 % Bobot kering 0,31 g 0,20 g 2,37 g Dokumentasi Tomat Kimia Dokumentasi Tomat Fermentasi Dokumantasi Ekstraksi Kering Perhitungan kadar air :

Upload: winda-febriana

Post on 05-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teknologi produksi benih

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel pengamatanPengamatanEkstraksi basah(Tomat)Ekstraksi kering (Cabai)KA (%)

kimiafermentasiKimiaFermentasiKering

Bobot basah3,36 g3,34 g90, 77 %94,01 %

Bobot kering0,31 g0,20 g2,37 g

Dokumentasi Tomat Kimia

Dokumentasi Tomat Fermentasi

Dokumantasi Ekstraksi Kering

Perhitungan kadar air :1. KA ekstraksi kimia Tomat = x 100 % = x 100 % = 90, 77 %2. KA ekstraksi fermentasi Tomat = x 100 = x 100 % = 94, 01 %3. KA ekstraksi kering Cabai = x 100 = 4.2 Pembahasan Dari hasil praktikum serta perhitungan kandungan kadar air pada biji tomat dan cabai di dapatkan bahwa, pada ekstraksi basah tomat dengan perlakuan kimia, berat basah sebesar 3,36 gram dan berat kering 0,31 gram dengan persentase KA 90,77 % dan pada perlakuan fermentasi berat basah 3,34 gram, berat kering 0,20 gram dengan persentase KA 94,01 %. Untuk ekstraksi kering dengan bji cabai . Ekstraksi benih merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah. Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung, biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Pada buah basah seperti tomat kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang menyelimuti permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan (Kuswanto, 2005) pernyataan ini juga disampaikan oleh Sutopo (2002) dalam bukunya Teknologi Benih menyebutkan bahwa banyak zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam cairan buah yang melapisi biji tomat dan ketimun. Perbedaan perlakuan ekstraksi akan menyebabkan perbedaan persentase pada tiap perlakuan. Benih rekalsintan seperti tomat tidak mampu disimpan dalam kadar air yang rendah. Hasil pada ekstraksi benih tomat 90,77 % dan 94,01 % dimana hasil ekstraksi fermentasi KA lebih tinggi daripada hasil kimia. Perlakuan ini dilakukan untuk menjadikan benih agar mampu disimpan dalam waktu yang cukup lama. Seperti yang diketahui bahwa benih rekalsintan mampu disimpan pada kandungan kadar air yang tinggi mencapai 36-90 % (Kuswanto,2005). Penurunan kadar air pada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian. Sementara pada benih ortodoks, yaitu cabai dimana benih ini mampu disimpan dalam kadar air yang rendah hingga dibawah 20 %. BAB VKESIMPULANBenih rekalsintan merupakan benih yang tidak bisa disimpan pada kadar air yang rendah, tomat termasuk benih rekalsintan oleh sebab itu diperlukan beberapa perlakuan untuk mempertahankan kadar air yang terkandung dalam biji tomat agar mampu disimpan dalam waktu yang cukup lama. Perlakuan ekstraksi basah kimia lebih mampu untuk mempertahankan kadar air. Untuk benih rekalsitran yaitu benih cabai yaitu benih yang mampu disimpan dalam jangka waktu yang lama. DAFTAR PUSTAKASutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Kuswanto, Hendarto. 2005. Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius