pembahasan 2

4
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas melalui sel-sel hidup. Menurut Hanum (2008), Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Menurut (Mahfudz, 2010), Pada intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan proses transpirasi berlangsung lebih cepat. Kelembapan memainkan peran sebaliknya, tetapi berperan langsunng dalam tingkat transpirasi. Kelembapan yang tinggi mengurangi transpirasi, dan kelembapan yang rendah mempercepat transpirasi (Stern 2006). transpirasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi yaitu besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada daun, banyak sedikitnya bulu dipermukaan daun, banyak sedikitnya stomata dan bentuk serta lokasi stomata. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi yaitu sinar matahari, temperatur, kelembaban udara, angin, dan keadaan air dalam tanah(Ahmad, 2009). Transpirasi berperan dalam proses pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel, penyerapan dan pengangkutan air dan hara, pengangkutan asimilat, membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata, dan mempertahankan suhu daun. kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Lestari, 2006). Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun ( air space). Penguapan air kerongga antar sel akan terus berlangsung selama ronggaantar sel belum jenuhdengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel akan mengalami kekurangan air sehingga PAnya menurun. Kekurangan ini akan

Upload: danni-ramadhan

Post on 13-Dec-2014

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggdgnc

TRANSCRIPT

Page 1: pembahasan 2

Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas melalui sel-sel hidup. Menurut Hanum (2008), Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Menurut (Mahfudz, 2010), Pada intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan proses transpirasi berlangsung lebih cepat. Kelembapan memainkan peran sebaliknya, tetapi berperan langsunng dalam tingkat transpirasi. Kelembapan yang tinggi mengurangi transpirasi, dan kelembapan yang rendah mempercepat transpirasi (Stern

2006). transpirasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi yaitu besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada daun, banyak sedikitnya bulu dipermukaan daun, banyak sedikitnya stomata dan bentuk serta lokasi stomata. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi yaitu sinar matahari, temperatur, kelembaban udara, angin, dan keadaan air dalam tanah(Ahmad, 2009). Transpirasi berperan dalam proses pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel, penyerapan dan pengangkutan air dan hara, pengangkutan asimilat, membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata, dan mempertahankan suhu daun.

kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Lestari, 2006).

Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun (air space).Penguapan air kerongga antar sel akan terus berlangsung selama ronggaantar sel belum jenuhdengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel akan mengalami kekurangan air sehingga PAnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada air yang keluar menembus epidermis dan kutikula jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan (Ismail, 2006).Menurut (Tawfik 2008), Untuk mencegahkehilangan air akibat transpirasi, tanaman harus mampumengembangkan ketahanan stomata dan kemampuan daunmenahan air

Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada

Page 2: pembahasan 2

tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Lestari, 2006).

Konduktan stomata rendah dapat menurunkan laju transpirasi sehingga air yang

berada dalam mesofil daun dapat dimanfaatkan secara efisien pada proses fotosintesis.

Konduktan stomata yang  rendah menyebabkan  suhu daun  meningkat sebab

transpirasi rendah melalui permukaan daun (Nasaruddin et.al., 2006).

Pada percobaan yang dilakukan, didapat bahwa jumlah transpirasi yang tercepat terjadi pada bagian epidermis bawah daun, hal ini disebabkan oleh jumlah stomata yang lebih banyak pada bagian bawah daun dibandingkan dengan bagian atas daun. Hal tersebut dikarenakan untuk menghindari transpirasi yang ekstrim karena sinar matahari dibagian atas daun. Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis atas daun, yang merupakan adaptasi tumbuhanuntuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. jumlah stomata pada bagian abaksial (bawah) daun tumbuhan mempunyai jumlah stomata yang lebihbanyak daripada bagian adaksialnya (atas). Hal ini dikarenakan pada bagian abaksial (bawah) tidak terkena cahaya matahari secara langsung sehingga tidak banyak stomata yang rusak akibat penyinaran yang terlalu kuat. Selain itu, pada bagian abaksial (bawah), lapisan kutikula yang melapisi epidermis lebih tipis atau bahkan tidak dilapisi oleh kutikula, sehingga tidak ada atau hanya sedikit penghalang untuk berlangsungnya proses transpirasi melalui stomata. Pada bagian adaksial (atas), sinar matahari akan langsung mengenai lapisan permukaan daun dan akan merusakstomata jika penyinaran terlallu kuat. Selain hal tersebut, lapisan kutikula yang tebal pada bagian adaksial yang menutupi stomata dan menghalangi terjadinya proses transpirasi. Hal ini pula yang mengakibatkan kerapatanstomata pada bagian abaksial lebih besar dari kerapatan stomata pada bagian adaksial.

Besar rasio transpirasi menunjukkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman. Jika rasio

besar berarti tanaman tidak efisien dalam menggunakan air. Tumbuhan yang efisien

akan menguapakan air dalam jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur

tubuhnya (bahan keringnya) dibandingkan dengan tumbuhan yang kurang efisien dalam

memanfaatkan air. (Campbell et all 2003)

Dapus

Hanum, C . 2008 . Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Mahfudz , dkk. 2010. Pengaruh Kehilangan Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit Pulai (Alstonia sp). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN): Yogyakarta.

Kingsles, Stern. 2006. Introductory Plant Biology, Tenth Edition. New York : The Mcbraw-Hill.

Ahmad. 2009.Transpirasi [ terhubung berkala]. http: //www.klimatologi.com.

Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033x. Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48

Ismail. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Page 3: pembahasan 2

Tawfik, K.M. 2008. Effect water stress in addition to potassiomagapplication on Mugbean. Aus. J. Basic & Appl. Sci 2(1): 42-52.

Nasaruddin, Y. Musa, dan M.A. Kuruseng. 2006. Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman Kakao muda di lapang pada berbagai naungan

buatan. Jurnal Agrisistem 2(1): 26-32.

Campbell, at all. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.