pembahan lirta 3 nijar

Download Pembahan Lirta 3 Nijar

If you can't read please download the document

Upload: silver8oys

Post on 08-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

Berdasarkan hasil penelitian pada 20 responden menunjukkan bahwa lebih dari setengah yakni 12 responden (60%) memiliki pengetahuan, dan sebagian kecil masing-masing diantaranya adalah 6 responden (30%) berpengetahuan sangat baik serta 1 responden (5%) berpengetahuan cukup tentang kecerdasan matematika anak sejak didalam kandungan.Menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi bila seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihaatan, penciuman, perabaan dan pengecapan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan responden tentang kecerdasan matematika anak sejak didalam kandungan adalah seseorang yang memiliki kemampuan secara luas untuk bisa berubah menjadi tindakan jika disertai dengan kehendak nyata, untuk bisa merealisasikan informasi yang didapatnya menjadi satu tindakan riil yang mampu membuat perubahan tertentu tentang tujuan, manfaat dan cara kecerdasan matematika anak sejak didalam kandungan.Menurut asumsi peneliti bahwa lebih dari setengah responden yang mempunyai pengetahuan baik dan sebagian kecil memiliki pengetahuan sangat baik dan berpengetahuan kurang baik dikarenakan responden memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai. Selain itu juga adanya motivasi, minat dari dalam diri untuk membaca dan melihat serta mau mendengar dari berbagai sumber informasi kesehatan baik dari tenaga perawat berupa penyuluhan kesehatan serta pengetahuan dapat diperoleh dari media masa sebagai sarana komunikasi seperti televisi, yang sudah banyak beredar di masyarakat maupun sumber informasi yang lain, maka sudah tentu akan menjadi sumber penambah pengetahuan seseorang. Dari hasil penelitian juga didapatkan ada sebagian kecil responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik dan tidak baik, sehingga boleh dikatakan bahwa sentuhan informasi belum dipahami oleh ibu hamil tersebut, oleh karena itu perlu adanya peningkatakan informasi dari petugas kesehatan sebagai pembawa sumber informasi yang akurat dan terpercaya. Apabila tingkat pendidikan yang rendah ditambah informasi yang kurang memadai, maka sudah tentu pengetahuan seseorang juga akan menjadi berkurang.Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan responden menunjukan bahwa setengahnya adalah 6 responden (50%) berpendidikan terakhir SMP dan sebagian kecil diantaranya 4 responden (33,3%) lulusan pendidikan SMA sedangkan 2 responden (16,7%) berpendidikan terakhir SD.Menurut Wied Hary dalam Fadlil (2011) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuanya.Pendidikan sangat menunjang dalam pengembangan ilmu pengetahuan ibu hamil. Hasil ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wahyudi (2012) pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Menurut peniliti pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.Selain tingkat pendidikan adapula faktor umur responden juga sangat berperan dalam penerimaan informasi pengetahuan. Hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah yaitu 12 responden (60%) berada pada umur masa mewasa awal (26-35 tahun) dan sebagian kecil yakni 6 responden (30%) merupakan kelompok umur remaja akhir (17-25 tahun) serta sebagian kecil yakni 6 responden (30%) merupakan kelompok umur dewasa akhir (36-45 tahun) Menurut Fadlil (2011) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Singgih dalam Fadlil (2011) mengemukakan bahwa makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi dalam Fadlil (2011) juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.