digilib.uns.ac.id/pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i pembelajaran...

191
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR (Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat Makanan Kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012) TESIS Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Biologi Oleh : S U K A R D I S 831102051 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN

DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM

VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS

DAN GAYA BELAJAR

(Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat Makanan Kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

TESIS

Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Biologi

Oleh : S U K A R D I S 831102051

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM

VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR

(Studi Kasus dalam Mata Pelajaran Biologi Materi zat makanan Kelas XI

Semester 2 di SMA Negeri 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

TESIS

Oleh : S U K A R D I

S831102051

Komisi

Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Dr. Hj. Suciati Sudarisman, M.Pd. NIP. 19580723 198603 2 001 ...................... ..................

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001 ...................... ..................

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada tanggal, Juli 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana UNS

Dr. M. Masykuri, M.Si NIP.19681124 199403 1 001

Page 3: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TESIS

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM

VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR

(Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat Makanan Kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

TESIS

Oleh : S U K A R D I

S831102051

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. M. Masykuri, M.Si. NIP. 19681124 199403 1 001

......................

.................

Sekretaris Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570820 198503 1 004

......................

.................

Anggota Penguji

Dr. Hj. Suciati Sudarisman, M.Pd. NIP. 19580723 198603 2 001

......................

.................

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001

......................

.................

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal.....................2012

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Pendidikan Sains Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Dr. M. Masykuri, M.Si NIP. 19610717 198601 1 001 NIP.19681124 199403 1 001

Page 4: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN

LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN

GAYA BELAJAR (Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat Makanan

Kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/ 2012)” ini adaah

karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya

ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik serta tidak terdapat karya serta pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan (Permendiknas No 17 tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Sains PPs-

UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh

Prodi Sains PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan

publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang

berlaku.

Surakarta, 3 Agustus 2012.

Mahasiswa,

Sukardi S831102051

Page 5: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk orang-orang terkasih dan tersayang:

Ø Ibu-ibu dan bapak-bapakku yang senantiasa memberikan doa dan restu

ibarat air mengalir

Ø Hindun Rahmawati, S.Kep., istriku yang senantiasa memberikan do’a,

motivasi, dukungan, dan semangat

Ø Jihan Ulya Ulinnuha dan Muhammad Ahsanur Rafi, anak-anaku yang

senantiasa memberikan motivasi dan semanagat

MOTTO:

“SEPIRA GEDHINING SANGSARA YEN TINAMPA AMUNG DADI

COBA (Seberapa besarnya penderitaan kalau diterima sebagai cobaan)”

Page 6: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Pembelajaran Berbasis Masalah

Melalui Eksperimen Dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil Ditinjau

Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar” (Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat

Makanan Kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012).

Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

derajat Magister pada Program Studi Pendidikan Sains minat utama Biologi

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini disusun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan bantuan

berupa sarana dan fasilitas dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.

2. Dr. M. Masykuri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan pengarahan dan semangat.

3. Dr. Hj. Suciati Sudarisman, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan

kesabarannya telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi selama

penyusunan laporan penelitian ini

Page 7: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah

memberikan sumbangan pemikiran dan pengarahan yang sangat berharga

selama penyusunan laporan penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Pendidikan Sains UNS Surakarta

yang telah memberikan banyak pengalaman dan wawasan keilmuannya kepada

penulis.

6. Kepala SMAN 1 Ponorogo yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.

7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Sains UNS

Surakarta angkatan Februari 2011 yang telah memberikan motivasi dan

masukan kepada penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini.

8. Rekan-rekan guru Biologi SMAN 1 Ponorogo yang selalu memberikan

sumbangan pemikiran dan pengarahan yang berharga selama penyusunan,

pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tesis ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan proposal tesis ini.

Semoga proposal tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Surakarta, 3 Agustus 2012

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................. … vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

ABSTRAK ......................................................................................................... xxi

ABSTRACT ....................................................................................................... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................... 13

C. Pembatasan Masalah .................................................... 14

D. Perumusan Masalah .................................................... 15

Page 9: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

E. Tujuan Penelitian ........................................................ 16

F. Manfaat Penelitian ............................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 18

A. Kajian Teori ................................................................ 18

1. Belajar Sains................................................................ 18

2. Pembelajaran Sains...................................................... 20

3. Teori-Teori Belajar ....................................................... 24

4. Pembelajaran Berbasis Masalah.................................... 34

5. Metode Eksperimen .............................................. 38

6. Media Pembelajaran.................................................... 40

7. Laboratorium Riil....................................................... 47

8. Laboratorium Virtuil ................................................... 48

9. Kreativitas Verbal.......................................................... 50

10. Gaya Belajar.................................................................. 54

11. Prestasi Belajar.............................................................. 60

12. Bahan Ajar Zat Makanan.............................................. 64

B. Penelitian Yang Relevan ..................................................... 72

C. Kerangka Berpikir .............................................................. 77

Page 10: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Hipotesis ............................................................................. 81

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 82

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................... 82

1. Tempat Penelitian ...................................................... 82

2. Waktu Penelitian ....................................................... 82

B. Jenis Penelitian ............................................................ 83

C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................... 85

1. Populasi Penelitian.......................................................... 85

2. Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 85

D. Variabel Penelitian............................................................... 86

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................ 86

2. Skala Pengukuran Variabel bebas Penelitian.................. 87

E. Teknik Pengumpulan Data............................................. 88

1. Metode Tes ................................................................. 88

2. Metode Angket............................................................. 88

3. Metode Observasi........................................................... 88

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Penelitian....................................................................

88

Page 11: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran............................ 89

2. Instrumen Pengambilan Data....................................... 89

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 89

1. Uji validitas.................................................................... 89

2. Uji reliabilitas................................................................. 92

3. Uji Taraf Kesukaran Soal.............................................. 93

4. Daya Pembeda Soal....................................................... 94

H. Teknik Analisis Data .......................................................... 96

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................... 96

2. Uji Hipotesis ................................................................. 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data............................................................... 100

1. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif............... 100

2. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif................. 107

3. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotor.......... 113

B. Uji Prasyarat Analisis................................................... 122

1. Uji Normalitas............................................................. 122

2. Uji Homogenitas.......................................................... 125

Page 12: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Uji Hipotesis................................................................ 127

1. Uji Anava.................................................................... 127

2. Uji Pasca Anava........................................................... 130

D. Pembahasan................................................................. 146

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian........................ 159

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN............................... 160

A. Kesimpulan................................................................. 160

B. Implikasi..................................................................... 162

C. Saran.......................................................................... 164

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 166

LAMPIRAN ................................................................................................. 170

Page 13: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Nilai Biologi Materi Zat makanan Kelas XI Semester 2

SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010-2011 ...........................

7

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ....................................... 37

Tabel 2.2 Langkah Kerja Uji Zat Makanan……… ....................................... 69

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian .............................................................. 83

Tabel 3.2 Rancangan Desain Faktorial Anava Tiga Jalur…………….…..... 84

Tabel 3.3 Rancangan Analisis Data Penelitian....................……….……..... 84

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Soal .........…………………………….…… 90

Tabel 3.5 Hasil Kasimpulan Validitas Soal Kreativitas Verbal………...…... 91

Tabel 3.6 Hasil Kasimpulan Validitas Soal Angket Gaya Belajar…….….… 91

Tabel 3.7 Hasil Kasimpulan Validitas Soal Tes Prestasi Kognitif.....….…… 92

Tabel 3.8 Hasil Kesimpulan Uji Reliabilitas…………..…………..…….….. 93

Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran.....…..………………………….….. 94

Tabel 3.10 Hasil Kasimpulan Indeks Kesukaran Soal Tes Prestasi Kognitif… 94

Tabel 3.11 Klasifikasi Indeks Diskrimasi Soal...…....………………………. 95

Tabel 3.12 Kesimpulan Indeks Diskrimasi Soal Tes Prestasi Kognitif…...…. 95

Tabel 3.13 Rancangan Analisis Data Penelitian ............................................... 97

Tabel 4.1 Distribusi Frekunsi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Kedua Metode Eksperimen.............................................................

100

Page 14: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Pada Siswa yang mempunyai Kreativitas Tinggi dan Rendah................

101

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual Dan Gaya Belajar Kinestetik.....

102

Tabel 4.4 Prestasi Kognitif Siswa Yang Menggunakan Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtuil Ditinjau Dari Kreativitas Tinggi Dan Rendah Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.........................................................................................

104

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Pada Kedua Metode EksperimenDengan Lab Riil dan Lab Virtuil…………………….

107

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Rendah...................................

108

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik...........................

109

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa Untuk Tiap-Tiap Sel............................................................................................

110

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtual

114

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi prestasi psikomotor siswa yang Mempunyai kreativitas tinggi dan rendah.......................................

115

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi prestasi psikomotorik siswa yang Mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik...............................

116

Tabel 4.12 Distribusi Data Prestasi Belajar Psikomotor Untuk Tiap-Tiap Sel

117

Tabel 4.13 Rata-Rata Prestasi Kognitif Masing-Masing Kelompok.................

121

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif...................................

122

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Afektif.....................................

123

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Psikomotor.............................

124

Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif..............................

125

Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Afektif................................

126

Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Psikomotor..........................

126

Page 15: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.20 Nilai Anava p-value, Vareiabel: Prestasi kognitif.........................

127

Tabel 4.21 Nilai Anava p-value, Vareiabel: Prestasi afektif............................

127

Tabel 4.22 Nilai Anava p-value, Vareiabel: Prestasi psikomotor....................

128

Tabel 4.23 Hasil Pengujian Hipotesis...............................................................

128

Tabel 4.24 Estimated Marginal Means Terhadap Metode Pada Prestasi Kognitif............................................................................................

131

Tabel 4.25 Estimated Marginal Means Terhadap Metode Pada Prestasi Afektif.............................................................................................

132

Tabel 4.26 Estimated Marginal Means Terhadap Metode Pada Prestasi Psikomotor......................................................................................

133

Tabel 4.27 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Pada Prestasi Kognitif............................................................................................

135

Tabel 4.28 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Pada Prestasi Afektif............................................................................................

136

Tabel 4.29 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Pada Prestasi Psikomotor.....................................................................................

137

Tabel 4.30 Estimated Marginal Means Terhadap Gaya Belajar Pada Prestasi Kognitif............................................................................................

138

Tabel 4.31 Estimated Marginal Means Terhadap Gaya Belajar Pada Prestasi Afektif.............................................................................................

139

Tabel 4.32 Estimated Marginal Means Terhadap Gaya Belajar Pada Prestasi Psikomotor......................................................................................

140

Tabel 4.33 Post Hoc Test: Schefe.....................................................................

142

Tabel 4.34 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Afektif..........................................................

143

Tabel 4.35 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Psikomotor...................................................

143

Tabel 4.36 Estimated Marginal Means Terhadap Kreativitas Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Kognitif.......................................................

144

Page 16: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Kerucut pengalaman Edgar Dale.............................................

Bagan Keringka Berpikir.........................................................

42

77

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Kedua Metode Eksperimen.....................................................

101

Gambar 4.2 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Dalam Belajar Biologi Pada Kreativitas Rendah Dan Tinggi..........................

102

Gambar 4.3 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Dalam Belajar Biologi Pada Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual Dan Gaya Belajar Kinestetik ...…............................................

103

Gambar 4.4 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik..............................................…….……..................

105

Gambar 4.5 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Rendah Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.......................................……....................……

105

Gambar 4.6 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik..........................................................…….……

106

Gambar 4.7 Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.................................................................…….……

106

Gambar 4.8 Histogram Prestasi Afektif Pada Kedua Metode ..................... 108

Gambar 4.9 Histogram Prestasi Afektif – Kreativitas .................………… 109

Gambar 4.10 Histogram Prestasi Afektif – Gaya Belajar ………………… 110

Gambar 4.11 Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik...............................................…….……..................

111

Gambar 4.12 Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Rendah Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.......................................……....................……

112

Page 17: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 4.13 Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik..........................................................…….……

112

Gambar 4.14 Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik................................................................…….……

113

Gambar 4.15 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Dalam Belajar Biologi Pada Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtuil.................................................................

115

Gambar 4.16 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Dalam Belajar Biologi Pada Siswa Yang Memiliki Kreativitas Tinggi Dan Rendah......................................................................................

116

Gambar 4.17 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Dalam Belajar Biologi Pada Siswa Yang Memiliki Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik .................................................................................

117

Gambar 4.18 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik...............................................…….……..................

118

Gambar 4.19 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Rendah Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.......................................……....................……

119

Gambar 4.20 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik..........................................................…….……

119

Gambar 4.21 Histogram Nilai Prestasi Psikomotor Siswa Pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Virtuil Pada Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Tinggi Dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik.................................................................…….……

120

Gambar 4.22 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Metode Eksperimen dengan Lab Riil dan Lab Virtuil……………….

131

Gambar 4.23 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Metode Eksperimen dengan Lab Riil dan Lab Virtuil……………….

132

Gambar 4.24 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Metode Eksperimen dengan Lab Riil dan Lab Virtuil………

133

Gambar 4.25 Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Dan Virtuil.................

134

Page 18: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Gambar 4.26 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif:

Kreativitas ................................................................................

135

Gambar 4.27 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Kreativitas ................................................................................

136

Gambar 4.28 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Kreativitas ................................................................................

137

Gambar 4.29 Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Kreativitas Tinggi Dan Rendah...................................................................

138

Gambar 4.30 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Gaya Belajar .....................................................................................

139

Gambar 4.31 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Gaya Belajar .....................................................................................

140

Gambar 4.32 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Gaya Belajar ...........................................................................

141

Gambar 4.33 Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik...............................................................

141

Gambar 4.34 Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Kreativitas Dan Gaya Belajar...........................................................................

144

Gambar 4.35 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Kreativitas*Gaya Belajar........................................................

145

Gambar 4.36 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Kreativitas*Gaya Belajar........................................................

145

Gambar 4.37 Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Kreativitas*Gaya Belajar........................................................

145

Page 19: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus………………………........………………………….. 170

Lampiran 2 RPP Laboratorium Rill……...........…………………………. 172

Lampiran 3 LKS Laboratorium Riil............................................................ 207

Lampiran 4 RPP Laboratorium Virtuil …………………………………... 224

Lampiran 5 LKS Laboratorium Virtuil …………………………………... 256

Lampiran 6 Kisi-kisi Prestasi Kognitif......................................................... 270

Lampiran 7 Kartu Soal Prestasi Kognitif…………………………………. 271

Lampiran 8 Soal Prestasi Kognitif............................................................... 284

Lampiran 9 Kisi-Kisi Asesmen Psikomotor.................................................. 291

Lampiran 10 Lembar Asesmen Psikomotor.………………………………. 292

Lampiran 11 Kisi-Kisis Asesmen Afektif...................................................... 293

Lampiran 12 Lembar Asesmen Afektif…………….….......………………… 294

Lampiran 13 Kisi-kisi Kreativitas Verbal................................…………....... 295

Lampiran 14 Tes Kreativitas Verbal.......................................……………… 297

Lampiran 15 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Biologi..................................... 300

Lampiran 16 Tes Angket Gaya Belajar .......................................................... 302

Lampiran 17 Kisi-Kisi Angket Afektif ..................................……………… 307

Lampiran 18 Angket Afektif........................................................................... 308

Lampiran 19 Kisi-Kisi Angket Psikomotor ...........................……………… 310

Page 20: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 20 Angket Psikomotor.................................................................... 311

Lampiran 21 Analisis Instrumen Kreativitas Verbal........................................ 313

Lampiran 22 Analisis Angket Gaya Belajar.................................................... 314

Lampiran 23 Analisis Tes Prestasi Kognitif.................................................... 318

Lampiran 24 Data Penelitian Dengan Asesmen Afektif Dan Psikomotor....... 324

Lampiran 25 Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif....................................... 326

Lampiran 26 Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif................................... 327

Lampiran 27 Uji Anava Data Prestasi Kognitif............................................... 328

Lampiran 28 Deskriptive Statistic Data Prestasi Kognitif............................... 329

Lampiran 29 Estimates dan Plots Data Prestasi Kognitif............................... 330

Lampiran 30 Uji Normalitas Data Prestasi Afektif.......................................... 333

Lampiran 31 Uji Homogenitas Data Prestasi Afektif..................................... 334

Lampiran 32 Uji Anava Data Prestasi Afektif................................................ 335

Lampiran 33 Deskriptive Statistic Data Prestasi Afektif................................. 336

Lampiran 34 Estimates Dan Plots Data Prestasi Afektif................................. 338

Lampiran 35 Uji Normalitas Data Prestasi Psikomotor................................... 342

Lampiran 36 Uji Homogenitas Data Prestasi Psikomotor.............................. 343

Lampiran 37 Uji Anava Data Prestasi Psikomotor.......................................... 344

Lampiran 38 Deskriptive Statistic Data Prestasi Psikomotor.......................... 345

Lampiran 39 Estimates dan Plots Data Prestasi Psikomotor........................... 346

Lampiran 40 Foto-Foto Kegiatan Belajar Siswa............................................. 351

Page 21: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Sukardi, 2012 “Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Eksperimen Dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil Ditinjau Dari Kreativitas dan Gaya Belajar (Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Zat Makanan Kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012)”. TESIS. Pembimbing I: Dr. Hj. Suciati Sudarisman, M.Pd dan Pembimbing II: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil, kreativitas, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 – Juni 2012 dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian terdiri atas 4 kelas terbagi menjadi dua kelompok yang diambil secara cluster random sampling. Kelompok I terdiri Kelas XI A5 dan A6 menggunakan laboratorium riil dan kelompok II terdiri kelas XI A3 dan A4 menggunakan laboratorium virtuil. Data kreativitas dan gaya belajar dikumpulkan dengan metode angket, prestasi afektif dan psikomotor dengan lembar observasi dan metode angket, dan data prestasi kognitif dengan metode tes. Data dianalisis dengan ANAVA tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dengan menggunakan bantuan Software SPSS 18.

Dari analisis data disimpulkan bahwa: 1) ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar, 2) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar, 3) ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar, 4) tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil dengan kreativitas terhadap prestasi belajar, 5) tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar, 6) terdapat interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar, 7) tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil, dengan kreativitas, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

Kata Kunci: Pembelajaran berbasis masalah, metode eksperimen, laboratorium riil, laboratorium virtuil, kreativitas, gaya belajar, prestasi belajar, zat makanan.

Page 22: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Sukardi, 2012 "Problem-Based Learning Through Experiments using Real and Virtual Laboratory Laboratory Seen From Creativity and Learning Styles of Student (Of Biological Subject on Nutrients material Grade XIth student State Senior High School 1 Ponorogo academic year 2011/2012)". THESIS. 1th advisor: Dr. Hj. Suciati Sudarisman, M.Pd and 2th: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Science Education Program, Post-graduate Program Sebelas Maret University of Surakarata.

ABSTRACT

The purposes of the research were to know the effect of: Problem Based Learning trough experiments using real and virtuil laboratory, creativity, learning style, and their interaction toward student achievement.

The research was conducted in September 2011 - June 2012 using experimental methods. The population was all student in grade XIth State Senior High School 1 Ponorogo academic year 2011/2012. The sample consisted of 4 classes were taken using random cluster sampling. The 1th group, grade XI A5 and A6 learned using real laboratory and 2th group, grade XI A3 and A4 using virtual laboratory. Creativity and learning styles data were collected by the questionnaire method, affective and psychomotor performance collected with the observation sheet and the questionnaire method, and cognitive achievement data with the test method. Data were analyzed using a three-way Anava 2x2x2 factorial design and calculated statistical software SPSS 18.

The results showed: 1) there is the effect of problem-based learning through experiments with real and virtual laboratory of student achievement, 2) there is the effect of creativity on student achievement, 3) there is the effect of learning style on student achievement, 4) there is no interaction between problem-based learning through experiments with real and virtuil laboratory with the creativity of student achievement, 5) there is no interaction between problem-based learning through experiments with real and virtual laboratory with the learning styles of student achievement, 6) there is interaction between creativity and learning styles of student achievement, 7) there is no interaction between problem-based learning through experiments with real and virtual laboratory, with creativity, and learning styles of student achievement. Keywords : problem-based learning, experiments of methods, real laboratory,

virtual laboratory, creativity, learning styles, student achievement, nutrients.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa globalisasi dan teknologi akan mengantarkan manusia dengan

permasalahan-permasalahan yang semakin banyak dan kompleks. Menghadapi

kondisi tersebut setiap individu hendaknya dibekali dengan latihan-latihan untuk

memecahkan masalah. Pendidikan merupakan lembaga yang paling strategis

sebagai wadah pembekalan dalam rangka lebih mempersiapkan generasi penerus

pada realitas tantangan hidup yang semakin berat dan memerlukan pemikiran dan

solusi yang cerdas.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyebutkan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Isi undang-undang Sistem Pendidikan Nasional di atas dapat di artikan

bahwa pendidikan nasional kita menekankan fungsinya untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki subyek didik (siswa) sehingga menjadi manusia yang

memiliki seperangkat kemampuan dan kecakapan hidup, pribadi yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Sebagai upaya untuk mengemban misi tersebut maka proses pendidikan

di sekolah harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik dengan

1

Page 24: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

managemen berbasis kompetensi sebagaimana tertuang dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari

kurikulum 2004, yang dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

berkaitan dengan pengembangan kurikulum berstandar nasional dan berorientasi

pada kecakapan hidup (life skill) serta pendidikan akademik. Penjabaran program

pendidikan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta untuk memberikan garis acuan (guideline) bagi

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan (sekolah).

KTSP juga mengubah paradigma pendidikan dari “Teacher centered” menjadi

”Student centered”. Nuryani Rustaman (2005:170) menyatakan bahwa

keberhasilan belajar menurut pandangan konstruktivisme bergantung bukan hanya

pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi pada pengetahuan awal siswa. Belajar

melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang merekan lakukan,

lihat, dan dengar. Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus

berlanjut. Menurut Fensham cit. Nuryani (2005) penganut konstruktivis memiliki

pandangan tentang belajar bahwa orang membangun makna tentang hal-hal yang

dialami atau diceritakan secara aktif oleh mereka sendiri. makna yang dibangun

bergantung pada pengetahuan yang sudah ada pada diri seseorang. Oleh karena

pengalaman dan hasil bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil pemaknaan

juga boleh jadi menjadi berbeda. Dengan demikian pusat pembelajaran era

sekarang harus betul-betul terletak pada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa

harus terlibat secara aktif dan guru bertindak sebagai fasilitator, motivator,

Page 25: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

administrator dengan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik

dari materi atau bahan ajar yang akan disajikan. Paradigma student centered akan

terlaksana secara nyata jika guru menggunakan model-model pembelajaran siswa

aktif, seperti problem solving, pembelajaran berbasis masalah, inquiry, dan

contextual teaching and learning.

Hakekat hains meliputi 3 aspek yakni scientific procecssus, scientific

products, scientific attitudes, artinya sains merupakan cara untuk memperoleh

pengetahuan melalui sejumlah kegiatan ketrampilan proses sains dengan cara

berinkuiri, observasi dan eksperimen. Biologi sebagai bagian dari sains tentunya

konsep-konsep di dalamnya dibangun melalui pengembangan ketrampilan-

ketrampilan proses sains (Carin dan Sund 1990 cit. Suciati Sudarisman 2011).

Ketrampilan proses sains meliputi: 1) mengobservasi atau mengamati, 2)

menafsirkan pengamatan (interpretasi), 3) mengelompokkan (klasifikasi), 4)

meramalkan (prediksi), 5) berkomunikasi, 6) berhipotesis, 7) merencanakan

percobaan (penyelidikan), 8) menerapkan konsep atau prinsip, 9) mengajukan

pertanyaan (Nuryani Rustaman 2005). Keterampilan proses sains dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu: 1) Ketrampilan Dasar (basic skills), meliputi

mengamati (observing), mengklasifikasi (classifying), mengukur (measuring),

menyimpulkan (inferring), meramalkan (predicting), dan mengkomunikasikan

(communicating). 2) Keterampilan Terintegrasi (integrated Skills), meliputi

membuat model (making models), mendefinisikan secara operasional (defining

operationally), mengumpulkan data (collecting data), menginterpretasikan data

(interpreting data), mengidentifikasi dan mengontrol variabel (identifying and

Page 26: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

controlling variables), merumuskan hipotesis (formulating hypotheses),

melakukan percobaan (experimenting) (Funk cit. Toharudin 2011). Pembelajaran

biologi sebagai bagian dari sains idealnya mengacu pada kegiatan-kegiatan yang

tidak hanya sekedar mempelajari biologi sebagai fakta, konsep, prinsip, hukum,

tetapi siswa juga melakukan pengalaman-pengalaman prosedural berupa cara

memperoleh informasi melalui ketrampilan ilmiah (hands on), ketrampilan

berpikir (minds on) sehingga dapat dikembangkan sikap ilmiah (heard on), seperti

jujur, kreatif, teliti, jujur, dan lain-lain. Ketrampilan-ketrampilan proses sains akan

menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta

penumbuhan dan pengembangan sikap, wawasan, dan nilai. Dengan kata lain

lulusan SMA diharapkan memiliki ketrampilan–ketrampilan proses sains tanpa

harus menguasai seluruh fakta dan konsep yang terhimpun dalam ilmu sains,

khususnya biologi.

Sesuai dengan Lampiran Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi (2006: 451) disebutkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan

Page 27: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari

tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.

Dengan demikian pembelajaran biologi idealnya siswa belajar dengan

mengalami langsung, sehingga sesuai dengan teori Ausubel pengetahuan yang

diperoleh akan menjadi lebih bermakna. Siswa akan mengalami pengetahuan

secara nyata, mereka langsung berhadapan dengan obyek, melakukan

pengamatan, identifikasi ciri makhluk hidup, melakukan penelompokan dan

mengorganisasi data. Hal ini relevan dengan standar proses sebagaimana

tercantum dalam Permendiknas no. 41 tahun 2007.

Prestasi belajar IPA siswa Indonesia, khususnya biologi, belum sesuai

dengan harapan masyarakat. Menurut The Trends in International Mathematics

and Science Study (TIMSS) (2003) cit. Rusman (2011), secara internasional, mutu

pendidikan di Indonesia masih rendah. Siswa SMP kelas 2 Indonesia berada pada

urutan ke-36 untuk IPA dan ke-3 untuk matematika diantara 45 negara peserta

TIMSS. Siswa-siswa Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hafalan, tetapi

tidak dapat menjawab soal-soal yang memerlukan ketrampilan proses, masalah-

masalah yang mengacu pada pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan

mengkreasi. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes

yang baik. Paradigma pembelajaran seharusnya segera diubah menjadi

memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari

proses pembelajaran yang sebenarnya.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Hasil serupa juga dapat dilihat dari rangking Indonesia dalam

Programme for International Student Assessment (PISA), yang disampaikan oleh

Dita Nugroho, pada Seminar Internasional yang diselanggarakan oleh Program

Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana UNS pada tanggal 20 Mei 2011

dengan judul: Menghadapi Tantangan Masa Depan Melalui Sains. Program

tersebut diikuti oleh sejumlah peserta dari 74 negara. Bidang studi yang diujikan

meliputi matematika, membaca, dan sains. Hasil PISA pada tahun 2006, lebih dari

20% murid Indonesia tidak bisa menjawab pertanyaan level 1, level paling rendah

dalam taksonomi Bloom, 60% tidak bisa menjawab pertanyaan level 2, 90% tidak

bisa menjawab pertanyaan level 3, 99% tidak bisa menjawab pertanyaan level 4,

dan 100% tidak bisa menjawab pertanyaan level 5 dan 6. Hal ini menunjukkan

kemampuan IPA murid Indonesia yang masih sangat terbatas. Siswa-siswa

Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal yang bersifat hafalan dan sedikit

pemahaman, namun mereka belum mampu menyelesaikan soal-soal yang bersifat

penerapan, analisa, evalusai, dan mencipta.

Rendahnya prestasi belajar IPA (biologi) juga terjadi di SMAN 1

Ponorogo. SMAN 1 Ponorogo yang sekarang telah menjadi Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) di Ponorogo sesungguhnya mempunyai siswa

dengan input yang cukup potensial. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa

realitas seperti nilai nilai ujian nasional (NUN) rata-rata inputnya adalah 9,

kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja (KIR) yang sering menjuarai lomba

karya tulis ilmiah (LKTI), baik tingkat regional maupun nasional, bahkan pernah

ke tingkat internasional, serta dilengkapi sarana prasarana penunjang: multimedia,

Page 29: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Liquid Crystal Display (LCD), televisi pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut

idealnya prestasi belajar IPA khususnya biologi cukup tinggi.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa nilai ulangan harian

biologi di SMAN 1 Ponorogo belum sesuai harapan. Hal tersebut dapat dilihat

pada sajian nilai rata-rata ulangan harian biologi khusus materi zat makanan siswa

kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun ajaran 2010/2011 pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 : Data Nilai biologi Materi Zat Makanan Kelas XI semester 2 SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010/2011

Kelas KD KKM Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≥ KKM (%)

Jumlah Siswa yang mendapat nilai < KKM (%)

XI A1 XI A2 XI A3 XI A4 XI A5 XI A6

3.3 75 75 75 75 75 75

40 40 40 39 38 40

75 73 75 77 74 75

25 27 25 23 26 25

Rata-rata 75 197 75 25

Sumber: Daftar kumpulan nilai biologi kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010-2011.

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa masih terdapat siswa

yang belum tuntas, sekitar 25%. Hal ini menunjukan belum optimalnya prestasi

siswa kelas XI dalam mata pelajaran biologi.

Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari bagaimana proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru-guru di di SMAN 1 Ponorogo. Pembelajaran cenderung

bersifat Teacher Centered Learning, dengan alasan metode ini lebih praktis dan

tidak banyak menyita waktu, tenaga, dan pemikiran. Guru menyajikan materi

secara teoritik dan abstrak sedangkan siswa hanya mendengarkan guru ceramah di

depan kelas. Siswa jarang dihadapkan pada masalah-masalah konkret/kehidupan

nyata dalam proses pembelajaran. Siswa jarang dilibatkan dalam proses berpikir

aktif untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan dirinya atau alam

Page 30: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sekitarnya. Proses pembelajaran berjalan secara konvensional, tidak

mempertimbangkan pendekatan dan metode yang digunakan, sehingga proses

pembelajaran berlansung secara monoton, kurang menarik, dan kurang memacu

motivasi belajar siswa. Siswa tidak diajak pada belajar penemuan atau

pengamatan langsung di lapangan/alam ataupun di laboratorium, melalui

eksperimen, sebagai manifestasi biologi yang mempelajari seluk beluk kehidupan

dan interaksinya dengan lingkungan, sehingga pembelajaran menjadi kurang

bermakna dan konsep-konsep yang diterima akan mudah dilupakan. Fasilitas

komputer dan bahkan laboratorium komputer yang tersedia, ternyata penggunaan

dalam pembelajaran belum maksimal. Fasilitas tersebut kebanyakan baru

digunakan sebagai media pembelajaran untuk satu mata pelajaran tertentu seperti

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja. Hal ini antara lain disebabkan

karena masih banyak guru yang belum menguasai dan mampu menggunakan

media pembelajaran berbasis komputer serta masih banyak juga guru yang

mengalami kesulitan dalam membuat atau memperoleh media animasi yang tepat

dalam proses pembelajaran. Dampaknya dapat diprediksi, siswa hanya akan

mampu menyelesaikan soal-soal kategori ingatan dan pemahaman, sementara

mereka akan lemah untuk soal-soal kategori aplikasi, apalagi kategori analisis,

evaluasi, dan mencipta.

Prestasi belajar dapat tingkatkan dengan meningkatkan kualitas

proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah

merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Muhammad

Nur (2011) menyatakan pembelajaran berbasis masalah merupakan model

Page 31: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa

dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya

bagaimana belajar. Secara garis besar sintak pembelajaran berbasis masalah terdiri

atas 1) orientasi siswa kepada masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3)

membimbing penyelidikan individual dan kelompok, 4) mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, 5) menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Keunggulan pembelajaran berbasis masalah menekankan pada makna,

meningkatkan tanggung jawab, pemahaman lebih tinggi dan pengembangan

ketrampilan yang lebih baik, mengutamakan interaksi antar siswa, dan memotivasi

diri siswa.

Pembelajaran berbasis masalah dapat dilaksanakan dengan metode

eksperimen. Nuryani R. (2005) menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah

cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Proses belajar

mengajar dengan metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Kelebihan metode eksperimen

adalah siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal, memperkaya pengalaman,

hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa, dan dapat

mengembangkan sikap ilmiah. Syaiful Sagala (2007) menjelaskan metode

eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau

hipotesis yang dipelajari. Kebaikan metode eksperimen dapat mengembangkan

sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi dan siswa

terhindar dari verbalisme.

Page 32: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pembelajaran dengan metode eksperimen tidak lepas dari penggunaan

alat dan bahan atau media. Media pembelajaran menurut Yudhi Munadi (2010)

adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan yang kondusif di mana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Menurut

Nuryani R. (2005) media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Gearlach dan Erly cit. Pupuh

Fathurrohman (2007) menjelaskan media apabila dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Keberadaan media sangat diperlukan dalam kegiatan percobaan di laboratorium.

Nuryani R. (2005) menyatakan laboratorium riil merupakan tempat atau ruang

untuk melakukan percobaan atau eksperimen, yang di dalamnya terdapat sejumlah

alat dan bahan riil untuk praktikum. Menurut Muslimin Ibrahim (2011) di dalam

labotarotium riil terdapat alat-alat seperti perabot, perkakas, alat percobaan, alat

bantu percobaan, model, alat penunjang, dan bahan percobaan. Kelebihan

laboratorium riil siswa berhadapan dengan obyek atau gejala-gejala alam yang

dapat merangsang pikirannya untuk aktif berpikir dan memproses informasi yang

diperoleh melalui pengamatan langsung (Wartono et al. 2004). Melalui permainan

simulasi komputer, menurut Arief S. Sadiman (1997) cit. Yudhi Munadi (2010)

para siswa dapat mengamati sendiri proses suatu kejadian dan atas dasar tersebut

mereka dapat merumuskan pemahamannya tentang suatu konsep. Menurut

Page 33: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Sutrisno (2011) percobaan biologi juga dapat menggunakan laboratorium virtuil,

suatu laboratorium dengan menggunakan media komputer yang disimulasikan di

dalam software khusus, yang pelaksanaanya dapat dilakukan di laboratorium

komputer. Laboratorium virtuil merupakan alat bantu yang cukup efektif bagi

peneliti, siswa, maupun guru untuk memahami metode ilmiah dengan melakukan

percobaan. Kelebihan laboratorium virtuil dapat diakses dengan mudah melalui

internet dan dapat dipergunakan mengantisipasi terhadap laboratorium nyata (rill)

yang belum siap dan secara memadai, dan menurut Muslimin Ibrahim (2010)

dapat meingkatkan efektifitas dan efisiensi, efektif untuk meningkatkan hasil

belajar dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran selama waktu yang

singkat dan biaya yang lebih murah.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode

eksperimen dengan media laboratorium riil dan laboratorium virtuil diharapkan

siswa terampil memecahkan masalah dengan pengetahuan kritis yang

dimilikinya, terampil menggunakan strategi ilmiah dalam memecahkan masalah

tersebut, terampil dalam mengambil kesimpulan serta mampu mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan proses sains melalui kegiatan eksperimen dan penemuan

data di laboratorium. Dengan demikian setelah pembelajaran diharapkan prestasi

belajar siswa akan menjadi lebih baik.

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi baik oleh faktor eksternal

seperti guru dan faktor internal seperti kreativitas dan gaya belajar siswa. Siswa

SMAN 1 Ponorogo memiliki tingkat kreativitas yang berbeda-beda. Kenyataan di

lapangan banyak guru yang belum memperhatikan bakat kreativitas siswanya..

Page 34: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sementara itu Gaya belajar siswa SMAN 1 Ponorogo juga berbeda-beda.

Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan di

papan tulis. Melalui cara seperti itu mereka bisa membaca untuk kemudian

mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar

dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sementara itu ada pula siswa-

siswa lain yang lebih suka membentuk kelompok-kelompok kecil untuk

melakukan kegiatan fisik dan mendiskusikan permasalahan yang menyangkut

pelajaran tersebut. Realitas di lapangan guru jarang sekali memperhatikan gaya

belajar siswa di dalam proses pembelajaran. Mempertimbangkan kreativitas dan

gaya belajar siswa dapat digunakan sebagai acuan di dalam merancang suatu

pembelajaran yang efektif.

Ditinjau dari aspek konten, beberapa materi pokok pada mata pelajaran

Biologi, khususnya pada sistem pencernaan makanan, bersifat abstrak dan

cenderung menimbulkan banyak permasalahan. Sebagai contoh, kandungan zat

makanan pada bahan-bahan makanan perlu diketahui oleh siswa tidak hanya

secara abstrak tetapi perlu dipahami melalui eksperimen dilaboratorium. Dengan

demikian model pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratirum virtuil sangat tepat untuk pembelajaran pada

materi zat makanan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dalam rangka

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus sebagai solusi terhadap

permasalahan pembelajaran pada bidang studi Biologi di SMA Negeri 1 Ponorogo

Page 35: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

maka perlu dilakukan penelitian dengan judul pengaruh pembelajaran berbasis

masalah melalui eksperiman dengan laboratorium riil dan laboratirum virtuil

terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari kreativitas dan gaya belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang termotivasi dan jarang dilibatkan dalam belajar karena guru

belum mengajak siswanya pada kegiatan problem solving atau

mengorientasikan siswanya pada masalah-masalah nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Pembelajaran biologi belum mengarah pada optimalisasi pengembangan

potensi peserta didik, namun kenyataannya pembelajaran biologi masih

bersifat teacher centered, KPS tidak dimunculkan dalam pembelajaran.

3. Pembelajaran yang masih dilaksanakan secara tekstual dan konvensional

mengindikasikan bahwa guru belum memperhatikan karakteristik materi

biologi yang banyak melibatkan proses penemuan (inquiry) atau eksperimen.

4. Laboratorium komputer yang lengkap dan dapat digunakan sebagai media

berbasis Information Comunication and Tecnologi (ICT), seperti laboratorium

komputer sebagai laboratorium virtuil, tetapi belum dimanfaatkan secara

maksimal.

5. Nilai rata – rata ulangan harian biologi yang diperoleh para siswa di SMA

Negeri 1 Ponorogo, khususnya pada materi zat makanan belum optimal

(masih cukup banyak nilai kurang dari KKM).

Page 36: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6. Siswa memiliki kreativitas yang berbeda-beda, tetapi guru belum

memperhatikannya dalam proses pembelajaran.

7. Gaya belajar siswa berbeda-beda, tetapi guru belum memperhatikannya

dalam proses pembelajaran.

8. Materi sistem pencernaan makanan, ksususnya zat makanan bersifat abstrak

dan sering menimbulkan banyak permasalahan, tetapi belum diajarkan sesuai

dengan karakteristiknya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perlu adanya pembatasan

masalah agar diperoleh kajian teori yang mendalam, agar sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis masalah,

yang sintaksnya meliputi: 1) mengorientasikan siswa pada masalah, 2)

mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membantu siswa dalam penyelidikan,

4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya, dan

5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen

menggunakan laboratorium riil yang menggunakan alat dan bahan nyata dan

laboratorium virtuil yang menggunakan alat dan bahan berupa aimasi yang

dijalankan menggunakan komputer.

3. Kreativitas siswa yang diamati merupakan kreativitas verbal dan

dikategorikan dalam kreativitas tinggi dan kreativitas rendah.

4. Gaya belajar siswa dibedakan gaya belajar visual dan kinestetik.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah tentang zat makanan yang

terdapat pada KD 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan

makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan

dipakai sebagai acuan dalam penelitiannya, yaitu :

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen

dengan laboretorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar siswa ?

2. Apakah ada pengaruh siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar ?

3. Apakah ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi

belajar ?

4. Apakah ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativita siswa ?

5. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil dengan gaya belajar siswa ?

6. Apakah ada interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar ?

7. Apakah ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil dengan kreativitas dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar ?

Page 38: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar.

3. Pengaruh siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik terhadap

prestasi belajar.

4. Interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan kreativita siswa.

5. Interaksi antara eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil

dengan gaya belajar siswa.

6. Interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar

7. Interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil dan virtuil dengan kreativitas dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberi manfaat :

1. Manfaat teoritis.

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

dalam hal pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen

dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil

b. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa: hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan memilih media pembelajaran yang tepat

pada kompetensi dasar tertentu.

b. Bagi guru: memberi masukan pada sesama rekan guru biologi agar

memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan selalu

memberi motivasi belajar kepada siswa guna meningkatkan prestasi

belajar siswa.

c. Bagi sekolah: memberi sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam

memperbaiki proses pembelajaran yang berkaitan dengan pendekatan

maupun media agar siswa lebih bermakna dalam pembelajaran.

Page 40: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar Sains

Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar merupakan tindakan dan perilaku

siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

sendiri. siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Proses belajar terjadi akibat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan

belajar.

M. Sobry Sutikno (2007) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. C.T.

Morgan merumuskan belajar sebagai suatu perubahan relatif dalam menetapkan

tingkah laku sebagai hasil pengalamannya yang lalu.Thursan Hakim cit. Pupuh

Fathurrohman (2007)mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku.

Menurut Cain dan Evans (1990) cit. Nuryani R. (2010) sains mengandung

empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.

Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta,

hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori, sebagai proses atau metode sains

18

Page 41: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan, sebagai

sikap sains mengandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan obyektif. Sains

sebagai teknologi artinya sains mempunyai keterkaitan digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Carin dan Sund (1990) cit. Suciati (2011) hakekat hains

meliputi 3 aspek yakni scientific processes, scientific products, dan scientific

attitudes. Sains dipandang sebagai proses (scientific processes) artinya sains

merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan melalui sejumlah kegiatan

ketrampilan proses sains dengan cara berinkuiri, observasi dan eksperimen. Sains

dipandang sebagai produk (scientific products) , artinya ilmu pengetahuan yang

sistematis berupa kemampuan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, rumus. Sains

dipandang sebagai sikap (scientific attitudes), artinya berupa nilai-nilai sikap yang

berkembang setelah melakukan proses ilmiah. James B. Conant cit. Suciati (2011)

mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling

berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil eksperimen dan

observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan

observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan untuk terus

berkembang. Menurut Albruscato cit. Suciati (2011) dalam bukunya yang

berjudul “Teaching Children Science” mendefinisikan tentang IPA sebagai

pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna

mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta. The Harper

Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai pengetahuan dan pendapat

yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang dapat diamati.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berdasarkan kedalaman cara mempelajari, sains memiliki 4 dimensi (sudut

pandang) yaitu: 1) sains sebagai cara berpikir, 2) sains sebagai cara untuk

menyelidiki, 3) sains sebagai pengetahuan, dan 4) sains dalam interaksinya

dengan teknologi dan masyarakat (Chiapetta dan Koballa cit. Liliasari, 2011).

Oleh karena itu, sesuai hakekat sains yang merupakan proses, produk dan sikap,

dalam belajar sains siswa tidak tidak cukup mendapatkan konsep/hukum/fakta,

tetapi harus didahului oleh sejumlah kegiatan proses sains, meliputi inkuiri,

observasi, atau eksperimen, sehingga terjadi perubahan tingkah laku / sikap sains.

Konsep-konsep dalam biologi hendaknya merupakan hasil kegiatan yang

sistematis, berupa interaksi dengan alam (lingkungan) melalui kegiatan

eksperimen dan observasi. Selain proses, produk, dan sikap, siswa juga perlu

belajar untuk aspek teknologi agar mereka dapat benar-benar memahami sains

secara utuh.

2. Pembelajaran Sains.

Kata pembelajaran merupakan pandangan dari kata dalam bahasa

inggris instruction,yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah

membantu orang belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga

memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs dalam Panduan

Penyelenggaraan Pembelajaran Tuntas Depdiknas (2008:5) mendefinisikan

pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi) yang

secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa, sehingga proses belajarnya

dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada

kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian

Page 43: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses

belajar manusia. Pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam

membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat

atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat

diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian

fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba,

menduga, atau menemukan.

Widha Sunarno (2011) mengemukanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) atau sains pada hakekatnya mencakup adanya produk, proses, dan sikap

ilmiah. Di sekolah, guru IPA khususnya guru Biologi dituntut untuk

melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan hakekat sains. Langkah dan

sintaks pembelajarannya harus dilaksanakan dengan struktur pembelajaran yang

jelas, artinya guru tidak hanya sekedar mengajar. Pembelajaran sains harus

dikemas dalam pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,

serta gembira dan berbobot. Percobaan atau praktikum merupakan bagian

terpenting dari IPA hal ini dikarenakan IPA ksususnya biologi adalah ilmu alam

yang didasarkan pada penemuan berdasarkan gejala-gejala fisis pada kehidupan

sehari-hari. Pentingnya kerja laboratorium menuntut guru mengoptimalkan

fungsinya sebagai : 1) Fasilitator, kemampuan yang dikembangkan adalah :

merencanakan, mengembangkan, menggunakan, dan mengelola. 2) Motivator,

Kemampuan yang dikembangkan adalah : menunjukan fenomena aktual dan

kontekstual, merangsang dan mengarahkan keingintahuan siswa, dan memelihara

keingintahuan siswa.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Hakikat dari ilmu sains adalah proses penemuan, adapun output dari

proses itu sendiri adalah : 1) Proses, Output sains berupa proses menginginkan

para peserta didik mendapatkan kemampuan : Mengamati, mengumpulkan data,

mengolah data, menginterpretasikan data, menyimpulkan, mengkomunikasikan,

dan lain-lain. 2) Produk, dalam proses penemuan, sains menghasilkan produk

berupa: Konsep, dalil, hukum, teori, dan prinsip. 3) Sikap, selain ada keterampilan

proses yang dimiliki serta produk yang dihasilkan, diharapkan pula tumbuh sikap

yang muncul setelah proses tersebut dilalui yaitu : terbuka, obyektif, berorientasi

pada kenyataan, bertanggungjawab, bekerja sama, dan lain-lain

Menurut Suciati (2011) pembelajaran sains idealnya dirancang dengan

kegiatan yang memungkinkan peserta didik tidak hanya mempelajari pengetahuan

deklaratif berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, tetapi juga belajar tentang

pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh informasi melalui ketrampilan

ilmiah (hands on), ketrampilan berpikir (minds on) sebagaimana para ilmuwan

bekerja sehingga dapat dikembangkan sikap ilmiah (hearts on) seperti jujur, teliti,

sabar, menghargai pendapat orang lain, dan lain-lain.

Dalam konteks mata pelajaran biologi, pengembangan aspek

psikomotor yang diarahkan pada penguasaan ketrampilan proses sains (KPS)

melalui kegiatan proses ilmiah (hands on) menjadi suatu hal yang sangat esensial.

Karakteristik tersebut menjadi ciri yang membedakan biologi dengan mata

pelajaran yang lain, seperti IPS, Sejarah, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Oleh

karenanya, guru biologi dituntut untuk memiliki kompetensi merancang

pembelajaran berbasis ketrampilan proses sains serta kompetensi dalam

Page 45: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengembangkan instrumen penilaian, khususnya aspek psikomotor dan afektif

(Djemari Mardapi cit. Suciati 2011). Keterampilan proses sains dapat digolongkan

menjadi dua bagian yaitu: 1) Keterampilan dasar (Basic Skills), meliputi

mengamati (observing), mengklasifikasi (classifying), mengukur (measuring),

menyimpulkan (inferring), meramalkan (predicting), dan mengkomunikasikan

(communicating). 2) Keterampilan terintegrasi (Integrated Skills), meliputi

membuat model (Making Models), mendefinisikan secara operasional (Defining

Operationally), mengumpulkan data (Collecting Data), menginterpretasikan data

(Interpreting Data), Mengidentifikasi dan mengontrol variabel (Identifying and

Controlling Variables), merumuskan hipotesis (Formulating Hypotheses),

melakukan percobaan (Experimenting) (Funk cit. Toharudin 2011).

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari pembelajaran sains

hendaknya dirancang sesuai dengan hakekat sains, yang meliputi proses, produk,

dan sikap, yang dapat dilakukan melalui penemuan (inquiry). Pembelajaran

biologi harus disajikan sedemikian rupa sehingga peserta didik terlibat pada

kegiatan penemuan (inquiry), mengembangkan aspek psikomotor yang diarahkan

pada penguasaan KPS, sehingga pada diri siswa akan berkembang ketrampilan-

ketrampilan proses (hands on), yang didukung dengan ketrampilan berpikir

(minds on). Internalisasi dan pembiasaan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan

yang melibatkan ketrampilan proses dan ketrampilan berpikir akan mampu

mengembangkan sikap-sikap seperti jujur, teliti, kritis, bekerja sama, obyektif,

menghargai pendapat orang lain, dan lain-lain, yang semuanya itu dikemas

dengan istilah sikap ilmiah (hearts on). Melalui proses hands on, minds on, dan

Page 46: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

hearts on, pada pembelajaran biologi siswa akan memperoleh produk-produk

belajar yang bermakna, karena dikenali peserta didik tidak hanya pada tingkat

pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga pada tingkat aplikasi, analisa, evaluasi,

dan bahkan mencipta.

3. Teori-Teori Belajar

a. Teori Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme menjelaskan bahwa keberhasilan belajar

bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada

pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa

dari apa yang mereka lakukan, mereka lihat, dan mereka dengar. (West dan Pines

1985 cit. Nuryani R. 2005). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif

yang terus berlanjut sehingga siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar

mereka sendiri. Melalui kegiatan belajar orang membangun makna tentang hal-hal

yang dialami atau diceritakan secara aktif oleh diri mereka sendiri. Makna yang

dibangun tergantung pada pengetahuan yang sudah ada pada diri seseorang

(Fensham 1994 cit. Nuryani R. 2005). Oleh karena pengalaman yang diperoleh

setiap orang berbeda maka hasil pemaknaannya juga akan menjadi berbeda-beda.

Teori konstruktivisme yang jelaskan oleh Paul Suparno (2001),

pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri.

pengetahuan seseorang akan suatu benda bukanlah tiruan benda itu, tetapi

konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang

dalam mencerna dan membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai

pengetahuan. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang

Page 47: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengubah dan mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan

dengan tantangan, rangsangan, atau persoalan. Pembentukan pengetahuan itu

awalnya ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan orang itu sendiri dalam

berhadapan dengan persoalan, bahan, atau lingkungan baru. Selanjutnya orang-

orang atau lingkungan sosial lain akan berpengaruh dalam memacu, mengkritik,

dan menantang sehingga proses pembentukan pengetahuan menjadi lebih lancar.

Dengan berhadapan dengan orang lain, gagasan seseorang akan ditantang,

diluruskan, dan atau diyakinkan.

b. Teori Belajar David Ausubel.

Menurut Ratna Willis (1989:12) Ausubel menyatakan bahwa “Belajar

dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan

dengan cara informasi atau penyajian materi pelajaran pada siswa, melalui

penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat

mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif

ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah

dipelajari dan diingat oleh siswa”.

Pada tahap pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada

siswa dalam bentuk belajar yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final

(penerimaan) maupun dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa

untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada

tahap kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi yang baru

diperolehnya tersebut dengan pengetahuan (konsep-konsep/teori-teori/

generalisasi-generalisasi) yang telah dimilikinya.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Melalui pembelajaran diperoleh belajar bermakna, yaitu suatu proses

mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan dengan struktur

kognitif seseorang. Tetapi siswa dapat pula mencoba memahami informasi baru

tersebut tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep yang telah ada pada

struktur kognitifnya, karena informasi baru merupakan generalisasi dari hasil

penemuannya sendiri.

Siswa SMA kelas XI telah memiliki pengetahuan awal tentang zat

makanan yang diperoleh di SMP. Pembelajaran melalui kegiatan eksperimen di

laboratorium akan memberikan hasil belajar yang bermakna pada penguasaan

konsep zat makanan, dalam proses pembelajaran itu siswa tidak menghafal, tetapi

mereka menemukan sendiri informasi-informasi baru yang berkaitan dengan zat-

zat makanan dan mengkaitkan pengetahuan barunya itu dengan pengetahuan lama

yang telah dimilikinya serta dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada

pengalaman nyata.

c. Teori Piaget

Menurut Ratna Wilis (1989) Jean Piaget menyatakan bahwa proses

belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi dan

equilibrasi. Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru

ke struktur kognitif yang sudah ada dalam memori siswa. Akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru, sedangkan equilibrasi adalah

penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi (penyeimbangan).

Menurut Piaget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif yang dimiliki siswa. Dalam hal ini Piaget membaginya

Page 49: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menjadi empat tahap, yaitu : 1) Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun), selama periode

ini anak menginput alam dengan alat indera (sensori) dan dengan tindakan-

tindakan (motor). 2) Tahap pra operasional (2 – 7 tahun), pada tahap ini anak

belum mampu melakukan operasi matematika seperti menambah, mengurangi,

dan lain sebagainya. 3) Tahap operasional (7 – 11 tahun), tahap ini merupakan

tahap permulaan anak mulai berfikir secara rasional, akan tetapi belum dapat

berurusan dengan materi-materi abstrak. 4) Tahap operasional formal (11 tahun ke

atas), anak pada periode ini tidak harus berfikir dengan pertolongan benda-benda

atau peristiwa-peristiwa konkret. Anak sudah mempunyai kemampuan untuk

berfikir secara abstrak.

Menurut Wartono et al. (2004) implikasi dalam pembelajaran sains dari

Piaget adalah: 1) memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak,

tidak sekedar kepada hasilnya, 2) memperhatikan peranan dan inisiatif siswa, serta

keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penyajian pengetahuan

tidak mendapatkan penekanan, melainkan siswa didorong menemukan sendiri

pengetahuan itu melalui interaksi dengan lingkungannya. Menerapkan teori Piaget

dalam pembelajaran sains berarti banyak menggunakan demonstrasi dan

eksperimen secara fisik. 3) memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal

kemajuan perkembangan intelektual. Pembelajaran hendaknya mengatur kelas

menjadi kelompok-kelompok kecil dari pada dalam bentuk klasika.

Siswa SMA kelas XI menurut teori ini termasuk kelompok tahap

operasional formal yang telah mempunyai kemampuan berfikir abstrak tetapi

perkembangan kognitif setiap siswa tidak sama, sehingga dalam pembelajaran

Page 50: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

praktikum biologi selain berhadapan dengan obyek atau gejala alam nyata (riil),

dapat juga menggunakan model atau benda tiruan atau dengan simulasi animasi

komputer (virtuil).

d. Teori Belajar Gagne

Ratna Wilis (1989) menyatakan bahwa menurut Gagne, belajar itu

merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah

lakunya cukup cepat, dan perubahan itu bersifat relatif tetap, sehingga perubahan

yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi baru.

Seorang pengamat dapat mengetahui bahwa belajar telah berlangsung pada

seseorang, bila dia mengamati perubahan tingkah laku pada orang itu, dan

perubahan itu bertahan. Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan

manusia dan juga hewan-hewan. Belajar menyangkut interaksi antara pelajar

(orang yang belajar) dan lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa belajar telah

berlangsung, bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahan cukup lama

selama kehidupan orang itu.

Teori belajar yang menganggap belajar sebagai suatu proses, seperti yang

dikemukakan oleh Gagne, bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dan

komputer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan informasi, proses

belajar dianggap sebagai transformasi "input" menjadi "output" seperti yang lazim

terlihat pada sebuah komputer. Rangsangan atau stimulus dari lingkungan

mempengaruhi alat-alat indera, yaitu penerima (receptor), dan masuk ke dalam

sistem saraf melalui register penginderaan. Di sini informasi itu diberi "kode",

artinya informasi itu diberi suatu bentuk yang masih mewaliki informasi aslinya.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Informasi ini berada dalam bentuk ini hanya selama waktu yang sangat singkat

(jauh lebih singkat dari satu detik). Melalui persepsi selektif, hanya bagianbagian

tertentu dari informasi yang diperhatikan. Bagian-bagian ini dimaksukkan ke

dalam memori jangka-pendek (short-term memory), Informasi ini berada dalam

memori jangka-pendek selama waktu singkat, beberapa detik.

Tetapi, informasi dapat diolah oleh "internal rehearsal" dan disimpan

dalam memori jangka-pendek untuk waktu yang lebih lama. Rehearsal ini dapat

juga mempunyai peranan lain: kalau informasi perlu diingat, maka informasi itu

sekali lagi ditransformasikan dan masuk ke dalam memori jangka panjang, untuk

disimpan hingga kemudian dipanggil kembali. Banyak teori yang menganggap

bahwa penyimpanan dalam memori jangka-panjang ini bersifat tetap, dan

kegagalan di kemudian hari untuk memanggil kembali (recall) informasi itu

diakibatkan karena kesukaran dalam "menemukan kembali" informasi tersebut.

Struktur memori jangka pendek dan memori jangka panjang tidak banyak

berbeda, tetapi yang berbeda hanyalah cara bekerjanya. Informasi yang masuk

dari memori jangka-pendek ke memori jangka-panjang, dapat pula dikirim

kembali ke memori jangka-pendek. Memori jangka pendek ada kalanya disebut

"memori kerja" (working memory) atau "memori sadar". Bila untuk mempelajari

hal baru sebagian tergantung pada mengingat sesuatu yang sudah dipelajari

sebelumnya, sesuatu ini harus dikeluarkan dari memori jangka-panjang dan

dimasukkan kembali ke dalam memori jangka-pendek. Informasi dari memori

jangka-pendek atau memori jangka-panjang dikeluarkan kembali melalui suatu

generator respons (response generator), yang berfungsi mengubah informasi

Page 52: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menjadi tindakan. Pesan pesan dari generator respons ini mengaktifkan efektor

(otot-otot), menghasilkan penampilan yang mempengaruhi lingkungan.

Penampilan inilah yang dapat dijadikan pertanda bahwa "informasi telah

diproses", dan pelajar telah belajar seperti yang diharapkan .

Hubungan penelitian ini dengan teori Gagne bahwa pembelajaran

berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga dihasilkan

perubahan tingkah laku karena siswa dituntut untuk bersikap ilmiah. Melalui

pembelajaran ini, siswa dihadapkan pada suatu masalah, siswa distimulir untuk

melakukan hipotesis yang selanjutnya terjadilah proses berpikir siswa, inilah yang

merangsang/memacu siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.

Untuk dapat menyelesaikan/menjawab suatu persoalan siswa akan menentukan

persiapan-persiapan, bahan, alat-alat apa yang seharusnya diperlukan/disiapkan

untuk mengumpulkan data sampai dengan menghasilkan suatu kesimpulan. Di

sinilah berlangsungnya proses berpikir dalam diri siswa hingga terjadinya

perubahan tingkah laku. Dengan demikian kegiatan eksperimen di laboratorium

ini akan menumbuhkan sikap jujur, teliti, ingin tahu, terbuka, demokratis,

kerjasama yang akan tertanam pada diri siswa

e. Teori Jerome Bruner

Ratna Wilis (1989) menjelaskan bahwa Bruner adalah seorang ahli

psikologi yang menganjurkan belajar penemuan atau "discovery learning". Belajar

sebagai proses kognitif. Bruner mengemukakan, bahwa belajar menyangkut tiga

proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah 1)

Page 53: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memperoleh informasi baru, 2) tranformasi pengetahuan, 3) menguji relevansi dan

ketepatan pengetahuan. Informasi baru dapat berupa penghalusan dari informasi

sebelumnya, atau informasi itu bersifat demikian rupa, hingga berlawanan dengan

informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Melalui transformasi pengetahuan

seseorang memperlakukan pengetahuan agar cocok dengan tugas baru. Jadi,

transformasi menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan

cara ekstrapolasi, atau dengan mengubahnya menjadi bentuk lain. Kita menguji

relevansi dan ketetapan pengetahuan atau informasi dengan menilai apakah cara

kita memperlakukan pengetahuan itu cocok atau sesuai dengan tugas yang ada.

Bruner menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif

sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip,

yaitu: a) pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model

tentang kenyataan yang dibangunnya, dan b) model-model semacam itu mula-

mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model-model itu

diadaptasikan pada kegunaan bagi orang bersangkutan. Persepsi seseorang tentang

suatu peristiwa merupakan suatu proses konstruktif. Dalam proses ini orang itu

menyusun suatu hipotesis dengan menghubungkan data inderanya pada model

yang telah disusunnya tentang alam, lalu menguji hipotesisnya terhadap sifat-sifat

tambahan dari peristiwa itu. Seorang pengamat tidak dipandang sebagai orgnisme

reaktif yang pasif, tetapi sebagai seseorang yang menseleksi informasi secara

aktif, dan membentuk hipotesis perseptual.

Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif

seseorang, menurut Bruner adalah sebagai berikut: 1) Pertumbuhan intelektual

Page 54: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

ditunjukkan oleh bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus.

Dalam pertumbuhan intelektual ini ada kalanya kita lihat bahwa seorang anak

mempertahankan suatu respons dalam lingkungan stimulus yang berubah-ubah,

atau belajar mengubah responsnya dalam lingkungan stimulus yang tidak berubah.

Melalui pertumbuhan, seseorang memperoleh kebebasannya dari pengontrolan

stimulus melalui prosesproses perantara yang mengubah stimulus sebelum

respons. 2) Pertumbuhan intelektual tergantung pada bagaimana seseorang

menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi suatu "sistem simpanan" (storage

sistem) yang sesuai dengan lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan

peningkatan kemampuan anak untuk bertindak di atas informasi yang diperoleh

pada satu kesempatan. la melakukan ini dengan membuat ramalan-ramalan dan

ekstrapolasi-ekstrapolasi dari model tentang alam yang disimpannya. 3)

Pertumbuhan intelektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk

berikatan pada dirinya sendiri atau pada orang-orang lain, dengan pertolongan

kata-kata dan simbol-simbol, mengenai apa yang telah dilakukannya atau akan

dilakukannya. Kesadaran diri ini mengizinkan suatu transisi dari perilaku

keteraturan ke perilaku logika. Ini merupakan suatu proses yang membawa

manusia melampaui adaptasi empiris.

Hampir semua orang dewasa melalui penggunaan tiga sistem

keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuanya secara sempurna.

Ketiga sistem keterampilan itu adalah yang disebut tiga cara penyajian (modes of

presentation) oleh Bruner. Ketiga cara itu ialah: cara enaktif, cara ikonik, dan cara

simbolik. Cara representasi enaktif adalah melalui tindakan, jadi bersifat

Page 55: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

manipulatif. Seseorang mengetahui suatu aspek dari kenyataan tanpa

menggunakan pikiran atau kata-kata yang terdiri atas penyajian kejadian-kejadian

yang lampau melalui respons-respons motorik. Melalui cara enaktif dilakukan

satu set kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil tertentu. Misalnya seorang anak

mengetahui secara enaktif bagaimana mengendarai sepeda.

Cara representasi ikonik didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan

disajikan oleh satu set gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak

mendefinisikan sepenuhnya konsep itu. Misalnya sebuah segitiga menyatakan

konsep kesegitigaan. Representasi ikonik terutama dikendalikan oleh prinsip-

prinsip organisasi perseptual dan oleh transformasi-transformasi secara ekonomis

dalam organisasi perseptual. Rupa-rupanya, penyajian enaktif didasarkan pada

belajar tentang respons-respons dan bentuk-bentuk kebiasaan. Representasi ikonik

tertinggi pada umumnya dijumpai pada anak-anak berumur antara 5 dan 7 tahun,

yaitu periode waktu anak sangat tergantung pada penginderaannya sendiri.

Masa adolesensi, bagi seseorang bahasa menjadi makin penting sebagai

suatu media berpikir. Maka orang mencapai suatu transisi dari penggunaan

representasi ikonik yang didasarkan pada penginderaan ke pengguaan representasi

simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbiter, dan lebih fleksibel.

Representasi simbolik menggunakan kata-kata atau hahasa. Penyajian simbolik

dibuktikan oleh kemampuan seseorang lebih memperhatikan proposisi atau

pernyataan daripada objek-objek, memberikan struktur hirarkis pada konsep-

konsep, dan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan alternatif dalam suatu

cara kombinatorial.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Bardasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi

pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Kegiatan dalam

penelitian ini siswa belajar tentang zat makanan diawali dengan pengajuan suatu

masalah kemudian siswa mengemukakan hipotesis berdasarkan pengalaman yang

telah dimilikinya yang berkaitan dengan zat makanan. Selanjutnya siswa akan

berusaha mencari peralatan dan bahan apa yang perlukan dalam menjawab

hipotesis yang ia kemukakan tadi. Alat dan bahan yang disiapkan untuk keperluan

pengumpulan data dalam eksperimennya. Melalui aktivitas eksperimen ini

selanjutnya dapat disimpulkan inti dari pembelajaran zat makanan. Dengan

demikian pada diri siswa telah terjadi proses transformasi pengetahuan melalui

penemuannya sendiri maupun secara berkelompok.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah

Muhammad Nur (2011), mengemukanan bahwa model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat

tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya bagaimana

belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa, yaitu siswa dihadapkan pada berbagai masalah dunia nyata dan

diharapkan siswa dapat menanggapi/memecahkan masalah tersebut dengan

Page 57: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pengetahuan kritis yang dimilikinya, siswa terampil memcahkan masalah,

menggunakan strategi ilmiah dalam memecahkan masalah tersebut, serta terampil

dalam mengambil kesimpulan.

Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti Projec

Based Teaching (Pembelajaran proyek), Experience Based Education (Pendidikan

berdasarkan pengalaman). Authentic learning (Pembelajaran autentik), dan

Anchored instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata). Peran guru

dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyakinkan masalah, mengajukan

pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berbasis

masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas

yang dimungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar

pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situai yang

autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Berbagai pengembangan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan

ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-

prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pembelajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-

duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban

sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Siswa mengajukan suatu pendapat yang dimilikinya berupa hipotesis untuk

mengungkapkan kemampuan awal siswa dalam bentuk opini, karena siswa sudah

memiliki pengalaman-pengalaman sebelum mempelajarinya, pengalaman ini

dibawanya dari sekolah dasar maupun sekolah menengah tingkat pertama.

b. Berfokus pada interdisiplin

Meskipun suatu pelajaran berdasarkan masalah dapat berpusat pada mata

pelajaran tertentu, masalah nyata sehari-hari dan otentik itulah yang diselidiki

karena solusinya menghendaki siswa melibatkan banyak mata pelajaran.

Misalnya, masalah polusi yang ditimbulkan oleh lumpur Lapindo melibatkan

beberapa bidang ilmu murni dan terapan biologi, fisika, geologi, kimia, teknik

sipil, ekonomi, sosiologi, dan lain-lain.

c. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa untuk melakukan

penyelidikan autentik untuk mencapai penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

Peserta didik harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan

hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi,

melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan

kesimpulan.

d. Mengaplikasikan produk atau karya dan memamerkannya

Model pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

Page 59: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program

komputer.

e. Kolaborasi

Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu

sama lain, sering kali secara berpasangan atau dalam kelompok kecil, memberikan

motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan

memperbayak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

Sintaks pembelajaran berbasis masalah dan perilaku guru bisanya terdiri

dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa

dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa, seperti tampak pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahapan Tingkah Laku

Fase 1 :

Orientasi siswa kepada

masalah

Fase 2 :

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Fase 3 :

Membimbing

Penyelidikan individual

dan kelompok

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

diwujudkan dalam pertanyaan, menjelaskan,

memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya. Siswa

mengemukakan opini (pendapatnya).

Guru membantu mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut,

mengumpulkan bahan dan alat untuk

pembelajaran, merancang percobaan.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

Page 60: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Fase 4 :Mengembangkan

dan menyajikan hasil

karya

Fase 5 :

Menganalisa dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

masalahnya.

Setelah data diperoleh , dianalisis, ditabelkan

untuk mendapatkan kesimpulan.

Guru membantu melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses

yang mereka gunakan, mengaplikasikan dan

melakukan pengayaan

Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka,

ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Melalui pembelajaran

berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan

bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan sentral

siswa. Keunggulan pembelajaran berbasis masalah menekankan pada makna,

meningkatkan tanggung jawab, pemahaman lebih tinggi dan pengembangan

ketrampilan yang lebih baik, mengutamakan interaksi antar siswa, dan memotivasi

diri siswa.

5. Metode Eksperimen

Menurut Syiful Sagala (2010: 220) kadang-kadang orang mengaburkan

pengertian eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini

mengandung prinsip yang hampir sama, namun berbeda dalam konotasinya.

Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis

tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar

laboratorium. Pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,

karena itu dimasukkan dalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah

cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan

Page 61: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang

dipelajari.

Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut : (1) metode

ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku

saja, (2) dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris

tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuan, (3) metode ini

didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain; (a) siswa belajar dengan

mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian; (b) siswa terhindar

jauh dari verbalisme; (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat

obyektif dan realistic; (d) mengembangkan sikap berfikir ilmiah; dan (e) hasil

belajar akan tahan lama dan internalisasi.

Metode eksperimen, seperti yang disampaikan oleh Paul Suparno

(2007), adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan

percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan

memang benar, sehingga metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin

yakin dan jelas akan teorinya. Metode eksperimen sering disebut metode

laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan di laboratorium. Siswa dapat

bekerja sesuai dengan lembar kerja atau petunjuk yang diberikan guru dan

kelompok belajar sebaiknya dibuat kecil sehingga siswa dapat melakukan

eksperimen secara sungguh-sungguh.

Beberapa tindakan siswa dalam kegiatan eksperimen adalah sebagai

berikut : 1) membaca petunjuk eksperimen dengan teliti (2) mencari alat yang

Page 62: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diperlukan (3) merangkai alat sesuai dengan skema eksperimen (4) mulai

mengamati jalannya percobaan (5) mencatat data yang diperlukan (6)

mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data yang ada (7)

membuat laporan eksperimen dan mengumpulkan (8) mempresentasikan

eksperimen di depan kelas.

Pengertian metode eksperimen oleh Nuryani R. (2005) adalah cara

penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Proses belajar mengajar

dengan metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Kelebihan metode eksperimen adalah

siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal, memperkaya pengalaman, hasil

belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa, dan dapat mengembangkan

sikap ilmiah.

Melalui metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami

sendiri atau melakukan sendiri maupun berkelompok, mengikuti proses,

mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan

sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Peran guru dalam

metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan

kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai

kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar dan mengajar.

6. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berati

“tengah”, “perantara” atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima

Page 63: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pesan. Menurut Heinich dkk. yang dikutip oleh Arsyad (2011), “medium adalah

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima”. Jadi televisi,

radio, gambar dan bahan-bahan cetakan dan sejenisnnya adalah media. Apabila

media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pengajaran/pembelajaran. Sementara itu Briggs (1985) dalam Anitah (2011),

secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran pada hakekatnya adalah

peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.

Termasuk di dalamnya buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,

film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”. Jadi

dengan kata lain bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik

yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar.

Banyaknya pengertian media, yang masing-masing memberi tekanan

pada hal-hal tertentu, maka Anitah (2011), mendefinisikan “media adalah setiap

orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pembelajar untuk menerima penetahuan, ketrampilan, dan sikap”.

Berarti guru atau dosen, buku ajar, dan lingkungan adalah media. Setiap media

merupakan sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Di dalamnya

terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1994) cit. Azhar Arsyad (2011) mengemukakan “pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

Page 64: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar”. Ibrahim (2010) mengemukan “Media pembelajaran membawa

dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui

semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa

serta menghidupkan pelajaran”. Penggunaan media pembelajaran dapat

menumbuhkan keinginan, motivasi, dan kegiatan belajar pada siswa serta dapat

mempermudah bagi siswa dalam memahami informasi yang menjadi tujuan dalam

suatu pembelajaran.

c. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Pemilihan salah satu metode pembelajaran tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Edgar Dale memandang

bahwa nilai media pembelajaran dalam pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan

pengalaman belajar menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling

abstrak yang di kenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience ).

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Page 65: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kerucut pengalaman Edgar Dale menggambarkan klasifikasi

pengalaman dari tingkat yang paling konkrit ke yang paling abstrak yaitu

pengalaman langsung, observasi, partisipasi, demonstrasi, wisata, TV, Film, radio,

simbol visual, simbol verbal (Rudi Susiana dan Cepi Riyana, 2007). Tingkat

pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang paling konkrit .

Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstraks.

Sebagai usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale

menggambarkan bahwa pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila pesan

hanya disampaikan melalui kata verbal. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa memiliki

pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat

mencapai sasaran dan tujuan. Oleh karena itu pemilihan media perlu dilakukan

untuk menentukan media yang terbaik dan tepat, dan sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi siswa.

Leshin dkk (1992) cit. Azhar Arsyad (2005) mengklasifikasikan

media ke dalam lima kelompok, yaitu:

1) Media Berbasis Manusia

Media ini merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan

dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media berbasis manusia

meliputi dosen, guru, instruktur, tutor, dan sejenisnya. Media ini bermanfaat

bila tujuannya untuk mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan

pemantauan pembelajaran siswa.

2) Media Berbasis Cetak

Media berbasis cetak meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas

Page 66: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kertas untuk pengajaran dan informasi. Media berbasis cetakan meliputi

buku teks, modul, jurnal, majalah, artikel, brosur, dan sejenisnya.

3) Media Berbasis Visual

Media berbasis visual meliputi buku, gambar atau pictorial, foto,

sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, peta, poster, kartun, transparansi, slide dan

sejenisnya. Media ini dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan,

menumbuhkan minat siswa, dan memberikan hubungan antara isi materi dan

dunia nyata.

3) Media Berbasis Visual

Media visual dapat berupa a) gambar representasi, seperti gambar, lukisan,

atau foto, b) diagram, yang menggambarkan hubungan konsep, organisasi, dan

struktur, c)peta, yang menunjukkan hubungan ruang antar unsur dalam isi materi,

d) grafik, yang menyajikan gambaran data.

Media berbasis visual memiliki peranan penting dalam memperlancar

pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan kinat siswa, dan memberikan

hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Media visual akan lebih

efektif jika ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi

dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

4) Media berbasis audio-visual

Melalui media berbasis audio-visual seseorang tidak hanya dapat melihat

atau mendengar saja, tetapi sekaligus dapat melihat dan mendengarkan sesuatu

yang divisualisasikan. Media ini, diantaranya, memegang peranan penting dalam

Page 67: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak,

rancangan, dan penelitian.

5) Media Komputer

Dalam bidang pendidikan komputer berperan sebagai manager dalam

proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction

(CMI). Komputer berperan pula sebagai pembantu tambahan dalam belajar,

bermanfaat dalam membantu penyampaian informasi isi materi pelajaran dan

latihan-latihan. Model ini dikenal sebagai Computer Assisted Instructions(CAI).

Komputer merupakan satu teknologi canggih yang memiliki peran utama

untuk memproses informasi secara cermat, cepat dan hasil yang akurat (Hamalik

1994, cit Anitah 2011). Komputer dapat berperan sebagai media pembelajaran

yang dapat memacu tumbuhnya minat dan kreativitas serta perhatian siswa

terhadap mata pelajaran.

Multimedia berbasis komputer dalam proses pembelajaran, menurut Yudhi

Munadi (2010), dapat berperanan sebagai sarana simulasi. Dengan hadirnya

berturut-turut generasi software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini

sedangkan merebakkan jenis-jenis kegiatan yang bebar-benar mampu

mengefektifkan proses pembelajaran. Misalnya, multimedia berbasis komputer ini

ditambah dengan software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam

melakukan simulasi untuk melatih ketrampilan dan kompetensi tertentu.

Contohnya, penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan

multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan peserta didik pada jurusan

eksakta (IPA) melakukan percobaan tanpa harus berada di dalam ruangan

Page 68: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

laboratorium IPA. Media ini juga dapat menyediakan respon yang segera terhadap

hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Muslimin Ibrahim (2010) juga

menyampaikan bahwa komputer dapat dipandang sebagai alat untuk

meningkatkan pembelajaran melalui CAI. Dengan pembelajaran berbasis

komputer dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas, efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara

dinamis, interaktif dan perorangan. Melalui simulasi lingkungan pekerjaan yang

kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Simulasi yang menyangkut

hidup-mati seperti pada bidang kedokteran atau penerbangan dan pelayaran sangat

bermanfaat jika tidak dikatakan merupakan cara terbaik untuk memperoleh

pengalaman nyata. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu

skenario, model dasar dan lapisan pengajaran. Skenario harus mencerminkan

kehidupan nyata. Skenario juga menentukan apa yang terjadi dan bagaimana

siswa berhadapan dengan simulasi itu. Komputer dapat menanggapi tindakan

siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya ketika

sedang mensimulasikan suatu situasi. Model dasar merupakan faktor yang kedua

yang mempengaruhi keberhasilan simulasi. Model adalah formula matematis atau

aturan “jika-maka” yang mencerminkan hubungan sebab dan akibat dalam

pengalaman hidup nyata. Lapisan pembelajaran adalah taktik dan strategi

pembelajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.

Page 69: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Berdasarkan uraian di atas, media pembelajaran menggunakan komputer

yang dipilih daam penelitian ini adalah CAI format simulasi, yang nantinya

digabungkan dengan metode mengajar eksperimen. Media pembelajaran

komputer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat laboratorium

virtuil.

7. Laboratorium Riil

Laboratorium riil adalah laboratorium tempat khusus yang dilengkapi

dengan alat-alat dan bahan-bahan riil untuk melakukan percobaan/praktikum baik

fisika, kimia atau biologi. Laboratorium IPA adalah suatu tempat dimana guru dan

siswa melakukan percobaan-percobaan dan penelitian (Mujiono 2005 cit. Joko

Widiyanto 2010). Alat laboratorium berperanan untuk menguatkan atau memberi

kepastian informasi, menentukan hubungan sebab akibat, mempraktekkan sesuatu

yang dikehandaki, mengembangkan ketrampilan, dan mendorong gairah kepada

siswa.

Menurut Muslimin Ibrahim (2010) di dalam labotarotium riil terdapat

alat-alat seperti perabot, perkakas, alat percobaan, alat bantu percobaan, model,

alat penunjang, dan bahan percobaan. Kelebihan laboratorium riil, menurut

Wartono et al. 2004, siswa berhadapan dengan obyek atau gejala-gejala alam yang

dapat merangsang pikirannya untuk aktif berpikir dan memproses informasi yang

diperoleh melalui pengamatan langsung

Woolnough dan Allsop cit. Nuryani R., (2005) mengemukakan empat

alasan mengenai pentingnya kegiatan laboratorium: pertama, dapat

membangkitkan motivasi belajar sains, seperti rasa ingin tahu dan ingin bisa;

Page 70: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kedua, dapat mengembangkan ketrampilan dasar melakukan eksperimen, seperti

mengamati, mengestimasi, mengukur, memanipulasi peralatan biologi,

selanjutnya mengembangkan kemampuan mereka untuk mengobservasi dengan

cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana maupun yang

lebih canggih, menggunakan dan menangani alat-alat laboratorium riil secara

aman, merancang alat percobaan, serta melakukan dan menginterpretasikan hasil

eksperimen; ketiga, menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, siswa dapat

berperilaku sebagai seorang scientist yang sedang melakukan eksperimen, mereka

dituntut untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat,

melakukan pengukuran dengan cermat, menginterpretasi data hasil eksperimen,

serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang dibuatnya; dan keempat,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau membuktikan

teori.

Berdasarkan uraian di atas, laboratorium riil adalah tempat khusus yang

dilengkapi dengan alat-alat dan bahan nyata untuk melaksanakan percobaan/

praktikum IPA, khususnya biologi. Melalui kegiatan di Laboratorium siswa

memperoleh data/informasi yang berasal dari benda yang asli maupun tiruannya,

serta dapat mendudukkan cara mempelajari IPA sebagaimana mestinya. Siswa

juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan meliputi, pengenalan alat, pengukuran,

percobaan, dan pengamatan.

8. Laboratorium Virtuil

Sutrisno (2011) menyatakan bahwa Laboratorium virtuil merupakan

situasi yang interaktif dan komplek untuk memecahkan masalah dalam bentuk

Page 71: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

simulasi secara berkelompok oleh para peneliti. Laboratorium virtuil digambarkan

sebagai situasi interaktif untuk melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan

dengan alat-alat laboratorium yang dapat dilihat secara maya berupa program

(software) komputer, dioprasikan dengan komputer.

Laboratorium virtuil atau sering disebut simulasi komputer untuk

menyajikan fenomena alam memegang peranan penting di dalam proses

pembelajaran sains. Apalagi jika dalam proses pembelajaran menggunakan media

komputer untuk membantu mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada pokok

bahasan yang sedang disajikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa simulasi komputer

belum banyak digunakan oleh kebanyakan dari pendidik di Indonesia. Hal ini

terkait dengan fakta bahwa para pendidik masih enggan untuk menggunakan suatu

teknologi yang mereka tidak secara penuh memahaminya. Untuk itu diperlukan

software yang dapat membantu para guru sains dalam mengembangkan simulasi

komputer sebagai media pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan yang mereka

sampaikan. Software ini adalah suatu solusi yang baik dalam membantu para

dosen untuk menciptakan simulasi komputer. Beberapa kajian sudah menemukan

bahwa dengan menciptakan suatu simulasi, banyak guru dan siswa mendapatkan

suatu perspektif yang baru menyangkut peristiwa alam yang mereka berusaha

untuk menjelaskan/ memahaminya, yang mampu meningkatkan gairah mereka

tentang penggunaan teknologi ini bersama-sama dengan para siswa.

Dalam menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran perlu

direncanakan secara sistematik, agar pembelajaran berjalan efektif. Pembelajaran

menggunakan komputer perlu direncanakan dengan baik agar : (1) menumbuhkan

Page 72: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

minat peserta didik, (2) menyampaikan materi baru, (3) melibatkan peserta didik

secara aktif, (4) mengevaluasi tingkat pemahaman siswa (5) menetapkan tindak

lanjut.

Siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan cara melihat

gambar, animasi, suara, video maupun kejadian-kejadian lain seperti timbulnya

bunyi, perbedaan warna dan sebagainya. Dengan siswa berbekal ketrampilan

komputer sebelumnya, diharapkan siswa dapat melakukan percobaan dengan

lancar, cukup dengan tekan tombol pada komputer siswa berlatih melakukan

percobaan dengan leluasa. Dengan animasi komputer diharapkan dapat

meningkatkan rasa senang dan motivasi dalam belajar. Kegiatan percobaan

dengan animasi komputer selain dapat menggabungkan modalitas visual dan

auditory juga memacu siswa untuk aktif dalam belajar.

Laboratorium virtuil merupakan alat bantu yang cukup efektif bagi

peneliti, siswa, maupun guru untuk memahami metode ilmiah dengan melakukan

percobaan. Kelebihan laboratorium virtuil dapat diakses dengan mudah melalui

internet dan dapat dipergunakan mengantisipasi terhadap laboratorium nyata (rill)

yang belum siap dan secara memadai, dan menurut Muslimin Ibrahim (2010)

dapat meingkatkan efektifitas dan efisiensi, efektif untuk meningkatkan hasil

belajar dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran selama waktu yang

singkat dan biaya yang lebih murah.

9. Kreativitas Verbal

Utami Munandar (2009) mengemukakan bahwa dalam melakukan

segala aktivitas kemampuan seseorang sangat berpengaruh terhadap aktivitas yang

Page 73: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

akan dilakukan berikutnya. Menurut Gagne cit Utami Munandar (2005) ada 5

macam kemampuan ditinjau dari hasil belajar, yaitu: (a) kemampuan kognitif

(kemampuan inteklektual); (b) informasi verbal; (c) belajar mengatur kegiatan

intelektual (d) Sikap-sikap (e) ketrampilan-ketrampilan motorik. Kemampuan

antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tidak sama. Siswa datang ke sekolah

dengan membawa berbagai bekal kemampuan dan latar belakang yang berbeda-

beda. Oleh karena itu guru harus mencatat dan memperhatikan adanya perbedaan-

perbedaan individual diantara para siswa.

Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru

dalam bidang ilmu dan teknologi serta dalam semua bidang usaha manusia

lainnya. Konstruksi tes kreativitas verbal berdasarkan model struktur intelek

Guilford sebagai kerangka teoritis. Dalam penelitian ini, kemampuan siswa yang

akan diteliti adalah kreativitas verbal, dengan melakukan tes kreativitas verbal

yang terdiri dari:

a. Permulaan kata

Pada bagian ini, responden harus memikirkan sebanyak mungkin kata-

kata yang diawali dengan susunan huruf tertentu yang diberikan. Tes ini mengatur

kelancaran kata, yaitu untuk menemukan kata-kata yang memenuhi persyaratan

struktural tertentu. Setiap kata mendapat skor satu jika memenuhi persyaratan,

yaitu kata tersebut dimulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata tersebut

harus betul ejaannya sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan. Akan

tetapi tidak perlu sempurna jika tidak menyangkut susunan huruf yang merupakan

persyaratannya. Dasar pertimbangannya bahwa tes ini tidak merupakan tes bahasa

Page 74: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tetapi merupakan tes kreativitas. Misal, dituliskan “surabeya”, yang seharusnya

“surabaya”, ini betul dan akan mendapat skor satu, karena penggunaan susunan

huruf “su” betul, akan tetapi jika ditulis “Serat” yang seharusnya ditulis “Surat”,

ini tidak betul karena susunan huruf “Su” tidak tepat. Setiap butir soal subtes

mempunyai batas waktu 1,5 menit.

b. Menyusun kata.

Pada sub tes ini, responden harus memikirkan sebanyak mungkin kata-

kata dengan menggunakan huruf-huruf dari sebuah kata yang diberikan. Tes ini

juga dapat digunakan untuk mengukur kelancaran kata, tetapi berbeda dengan

“permulaan kata” karena pada sub tes ini juga menuntut ketrampilan perseptual.

Setiap susunan kata yang betul ejaannya dan tidak menggunakan suatu huruf yang

lain yang tidak terkandung dalam kata dari tiap butir tes, serta tidak menggunakan

huruf-huruf suatu huruf dalam kata dari tiap butir tes, serta tidak menggunakan

suatu huruf dalam kata butir tes sampai dua kali kecuali huruf a dalam kata

“kreativitas” diberikan skor satu. Selain itu singkatan-singkatan tidak dibenarkan

kecuali dalam percakapan sehari-hari sudah diterima sebagai suatu kata misalnya

“tivi”. Setiap butir soal untuk sub tes bagian ini mempunyai batas waktu 1,5

menit.

c. Membentuk kalimat tiga kata.

Pada sub tes ini, responden harus menyusun kalimat-kalimat yang

terdiri dari tiga kata, dan urutan dari penggunaan ketiga huruf tersebut boleh

sekehendak responden. Sub tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran dalam

ucapan”. Setiap kalimat dapat menggunakan satu kata yang telah dipakai pada

Page 75: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kalimat sebelumnya. Kesalahan ejaan kata tidak mempengaruhi skor, kecuali jika

menyangkut huruf pertama dari kata, karena ituberfungsi sebagai stimulus tes dan

merupakan persyaratan tes. Misalnya, A-m-p, jika jawaban yang dituliskan “Amir

makan papaya” yang seharusnya “amir makan pepaya”, ini mendapat skor satu.

Setiap butir soal sub tes ini mempunyai batas waktu 1,5 menit.

d. Sifat-sifat yang sama.

Pada sub tes ini responden harus menemukan sebanyak mungkin objek-

objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Sub tes ini merupakan

ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan”, yaitu kemampuan untuk

mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang

terbatas. Misalnya, “putih dan dapat dimakan”, yang dimaksud dapat dimakan

adalah dalam artian luas, meliputi makanan atau minuman dan bahan yang telah

matang, telah dimasak. Setiap jawaban yang benar diberi skor satu, dan setiap

butir soal sub tes ini mendapat batas waktu 1,5 menit.

e. Macam-macam penggunaan.

Penggunan sebuah benda sehari-hari yang telah ditentukan, akan tetapi

penggunaan tersebut haruslah penggunaan yang tidak lazim atau tidak biasa. Sub

tes ini merupakan ukuran dari “fleksibilitas”, karena dalam tes ini responden harus

melepaskan diri dari kebiasaan untuk melihat setiap benda sebagai alat untuk

melakukan hal / pekerjaan tertentu saja. Sub tes ini juga untuk mengukur

“originalitas dalam pemikiran”, yang dapat dilihat dari kejarangan jawaban

responden. Penggunaan benda tersebut tidak harus dalam keadaan utuh. Setiap

jawaban yang benar mendpatkan skor satu, dan jawaban yang menggunakan

Page 76: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebagian tertentu dari benda tersebut dibenarkan. Setiap butir soal sub tes ini

mempunyai batas waktu 1,5 menit.

f. Apa akibatnya.

Pada sub tes ini responden harus memikirkan segala sesuatu yang

mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan.

Sub tes ini menuntut responden untuk menggunakan daya kreasi dan imajinasinya

serta dapat menguraikan gagasan-gagasannya. Jadi tes ini merupakan ukuran dari

“kelancaran dalam memberikan gagasan” yang dikombinasi dengan “elaborasi”.

Setiap jawaban yang menunjuk pada akibat (yang masuk akal) dari kejadian

hipotesis yang dilukiskan mendapat skor satu dan jawaban yang terperinci akan

menambah skor. Setiap butir soal untuk sub tes ini mempunyai batas waktu 1,5

menit.

10. Gaya Belajar

Suparman Supardi (2010) menyatakan bahwa gaya belajar adalah

bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh anak didik. Gaya

belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, kemampuan

mengatur, dan mengolah informasi. Honey dan Mumford cit Surjono (2007)

mendefinisikan gaya belajar sebagai sikap dan tingkah laku yang menunjukkan

cara belajar seseorang yang paling disukai.

Ringkasan dari beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan

bahwa (1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan

yang lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode

yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana caranya

Page 77: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

belajar. Gaya belajar sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes

psikometrik.

Rose (1987) menjelaskan, salah satu gaya belajar yang dikenal dengan

kesederhanaannya adalah teori modalitas, yakni modalitas visual, auditori, dan

kinestetik. Gaya belajar ini menggunakan tiga penerima sensori utama, yakni

visual, auditori dan kinestetik (VAK) dalam menentukan gaya belajar seorang

peserta didik yang dominan. Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teori

modalitas, yakni meskipun dalam setiap proses pembelajaran peserta didik

menerima informasi dari ketiga sensori tersebut, akan tetapi ada salah satu atau

dua sensori yang dominan.

Bobbi de Potter et. al (2001) menyampaikan bahwa pada awal

pengalaman belajar, salah satu langkah awal kita adalah mengenali modalitas

seseorang sebagai modalitas visual, auditori atau kinestetik. Walaupun setiap

siswa belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu,

kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.

Beberapa ciri atau perihal tentang gaya belajar visual, auditorial, dan

kinestetik, seperti yang disampaikan oleh Suparman Supardi (2010), adalah

sebagai berikut:

a. Gaya Belajar Visual

Lirikan ke atas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang

bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan

(visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih

banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang

Page 78: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat

peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak

yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi

muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di

depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-

gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-

tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video, dan di

dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk

mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual antara lain : bicara agak cepat,

mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi, tidak mudah terganggu

oleh keributan, mengingat yang dilihat dari pada yang didengar, lebih suka

membaca dari pada dibacakan, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui

apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata, lebih suka

melakukan demonstrasi dari pada pidato, lebih suka musik dari pada seni,

mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan

seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual antara lain :

gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta, gunakan warna

untuk menghilite hal-hal penting, ajak anak untuk membaca buku-buku

berilustrasi, gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video) dan ajak anak

untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

b. Gaya Belajar Auditorial

Page 79: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Lirikan ke kiri / ke kanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-

sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya

melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus

memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai

gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal

dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna

yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan

berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis mempunyai makna yang

minim. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan

membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori antara lain : saat bekerja suka bicaa

kepada diri sendiri, penampilan rapi, mudah terganggu oleh keributan, belajar

dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang

dilihat, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, menggerakkan bibir

dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, biasanya ia pembicara yang

fasih, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka

gurauan lisan daripada membaca komik, mempunyai masalah dengan pekerjaan-

pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dalam irama yang terpola dan dapat

mengulangi kembali dan menirukan nada, irama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori antara lain:

ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di

dalam keluarga, dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras,

gunakan musik untuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara

Page 80: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

verbal dan biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong

dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

c. Gaya Belajar Kinestetik

Lirikan ke bawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang

mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan

melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan

mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya

belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain: berbicara perlahan,

penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar

melalui memanipulasi dan praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat,

menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa kesulitan untuk

menulis tetapi hebat dalam bercerita, menyukai buku-buku dan mereka

mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, menyukai permainan

yang menyibukkan, tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang

pernah berada di tempat itu dan menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian

mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah :

jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk belajar

sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil

bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), izinkan anak

untuk mengunyah permen karet pada saat belajar dan gunakan warna terang untuk

Page 81: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

meng-highlite hal-hal penting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar sambil

mendengarkan musik.

Guild and Garger cit. Joseph Pitts (2009) menyatakan “understanding

learning styles can help educators facilitate, structure, and validate successful

learning for all students”. Artinya bahwa dengan memahami gaya belajar dapat

membantu para pendidik untuk memudahkan belajar siswa belajar dengan sukses.

Sims and Sims cit. Joseph Pitts (2009), yang menyatakan “identifying and

teaching through learning styles can improve students’ test scores and increase

content knowledge”. Mengidentifikasi dan mengajar melalui gaya belajar siswa

dapat menambah skor tes dan meningkatkan pengetahuan. Dan Dunn and Dunn

cit. Joseph Pitts (2009), menyatakan “demonstrate that when students aretaught

using their preferred learning styles, they showincreased academic achievement,

improved attitudestoward instruction, and better discipline than whenthey are

taught using their nonpreferred styles”. Ketika siswa diajarkan menggunakan

gaya belajar yang mereka sukai, mereka menunjukkan meningkatkan prestasi

akademik.

Berdasarkan jenis-jenis gaya belajar di atas, Suparman S. (2010)

menyatakan bahwa guru semestinya tidak mengajarkan anak didik hanya dengan

satu macam metode saja, tetapi mengajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki

oleh para siswa, atau semua gaya belajar. Hal ini untuk menghindari ada siswa

yang tidak dapat menerima materi pelajaran secara maksimal hanya tidak senang

dengan cara mengajar guru.

Page 82: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

11. Prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

“Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya” (Winkel, 1996). Sedangkan menurut Dimyati dan

Mudjiono (2002) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi

tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Muhibbin Syah (2006) menjelaskan bahwa pengungkapan hasil belajar idealnya

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa. Penilaian hasil belajar diharapkan mencerminkan perubahan

tingkah laku, baik yang berdimensi pada cipta(kognitif), rasa (afektif), dan karsa

(psikomotor).

Standar penilaian pendidikann sesuai dengan Permendiknas No. 20 Tahun

2007, menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur; 2) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria

yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3) adil, berarti penilaian tidak

menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta

perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, dan gender; 4) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah

satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5) terbuka,

berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan

Page 83: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6) menyeluruh dan

berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7) sistematis, berarti

penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-

langkah baku; 8) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan 9) akuntabel, berarti penilaian dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Sebagaimana penjelasan Nuryani R. (2005) tentang penilaian hasil belajar,

bahwa sesuai hakekat sains maka penilaian belajar biologi terdapat penilaian

produk, penilaian proses, dan penilaian sikap. Adapun prosedur penilaian hasil

belajar biologi meliputi penilaian secara tertulis, secara lisan dan melalui

observasi. Prosedur tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat

kognitif dan afektif, sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukur

hasil belajar yang bersifat psikomotor.

Penilaian prestasi belajar, seperti yang disampaikan oleh Zaenal Arifin

(2009), perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari

peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari dimensi kompetensi

yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi nanah kognitif, domain

afektif, dan domain psikomotor.

1) Ranah kognitif

Domain/ranah kognitif meliput; 1) pengetahuan, mencakup kemampuan

untuk mengenali dan mengetahui adanya konsep, fakta, prinsip, dan prosedur; 2)

Page 84: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pemahaman, meliputi kemampuan membandingkan (menunjukkan persamaan dan

perbedaan), menjelaskan, memberi contoh, dan menyimpulkan; 3) penerapan,

mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsip terhadap kasus-kasus

nyata yang terjadi di lapangan; 4) analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi,

menggolongkan, memerinci, mengurai suatu objek; 5) sintesis meliputi

kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk

bangunan, mengarang, melukis, menggambar, dan sebagainya; 6)

evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai (judge-ment) terhadap objek

studi dengan menggunakan kriteria tertentu.

2) Ranah psikomotor

Domain/ranah psikomotor meliputi; 1) tingkatan penguasaan gerakan awal

berisi kemampuan peserta didik dalam menggerakkan sebagian anggota badan; 2)

tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan

gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan; 3) tingkatan gerakan rutin berisi

kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai

pada tingkatan otomatis.

Tes penampilan atau perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi

maupun unjuk kerja datanya dapat diperoleh dengan menggunakandaftar cek

(check list) ataupun skala penilaian (rating scale). Daftar cek lebih praktis jika

digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah yang lebih besar, atau jika

perbuatan yang dinilai memiliki risiko tinggi. Skala penilaian cocok untuk

menghadapi peserta didik dengan jumlah terbatas.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3) Ranah afektif

Tingkatan domain/ranah afektif yang dinilai adalah kemampuan peserta

didik dalam; 1) memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang

dihadapkan kepadanya; 2) menikmati menerima nilai, norma serta objek yang

mempunyai nilai etika dan estika; 3) menilai (valuing) ditinjau dari segi baik-

buruk, adil-tidak adil, indah-tidak indah terhadap objek studi; 4) menerapkan atau

mempraktikan nilai, norma, etika, dan estika dalam perilaku kehidupan sehari-

hari.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa dari usaha belajarnya, berupa perubahan-

perubahan dalam pengertian, pengalaman, ketrampilan dan sikap atau

penyempurnaan sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya yang meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu proses belajar dikatakan berhasil baik

apabila dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. informasi dalam

melakukan inovasi pendidikan; 1) sebagai indikator produktivitas suatu institusi

pendidikan; 2) sebagai indikator daya serap atau kecerdasan siswa. Untuk

mengetahui sejauh mana kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam upaya

mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan maka perlu adanya kegiatan

evaluasi belajar.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai fungsi utama antara lain: (1) sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa; (2)

sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu siswa; (3) sebagai bahan informasi

Page 86: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dalam melakukan inovasi pendidikan; (4) sebagai indikator produktivitas suatu

institusi pendidikan; (5) sebagai indikator daya serap atau kecerdasan siswa.

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam upaya

mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan maka perlu adanya kegiatan

evaluasi belajar.

Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan belajar dalam sebuah program pembelajaran. Hasil dari kegiatan

evaluasi tersebut dapat memberikan gambaran mengenai prestasi belajar yang

dicapai. Pengukuran prestasi belajar dengan penilaian hasil belajar secara

menyeluruh baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pengukuran yang

digunakan untuk melakukan evaluasi belajar biasanya berupa tes. Tes prestasi

belajar terdiri atas sekumpulan soal-soal suatu materi pelajaran tertentu yang telah

disampaikan kepada siswa. Kualitas informasi yang diperoleh dari hasil

pengukuran tersebut ditentukan oleh kualitas setiap butir soal yang digunakan.

Oleh karena itu untuk dapat memberikan gambaran yang akurat tentang prestasi

hasil belajar maka soal-soalnya harus diuji kualitasnya dan harus memenuhi

persyaratan sebagai alat ukur yang baik.

12. Bahan Ajar Zat Makanan

a. Kandungan Makanan

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,

dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap

makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan

sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita

Page 87: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan

makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun

badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein,

karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita

dapatkan dari makanan.

Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang

berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.

Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein

digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun

tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan

sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan

karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi

tubuh kita saat kita membutuhkan energi. Berikut zat-zat yang terkandung dalam

makanan yang diperlukan oleh tubuh.

1) Karbohidrat

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik

yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul

karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak

karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang

terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.

Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat

dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi

Page 88: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti

selulosa, pektin, serta lignin.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.

Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan

bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah

sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa

dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga

keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses

metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein

dan lemak.

2) Amilum

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam

air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama

yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai

produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan

pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,

dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)

sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna

ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk

gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Gula (Glukosa)

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang

menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan

karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama

glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa

energi sel. Selain itu, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam

metabolisme lipid. Sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, sehingga

jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan.

Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan

yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati

hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan

sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat

dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi

sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi

glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan

karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

4) Protein

Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling

utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu

sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting

Page 90: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain

berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang

membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan

(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen

penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu

sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang

tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

5) Lemak

Lemak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus

bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak

juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan,

lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. 1 gram lemak menghasilkan 9,3

kalori. lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen

b. Uji Kandungan Makanan

Untuk mengetahui kandungan zat nutrient yang terdapat dalam bahan

makanan digunakan indicator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah

reagen. Beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi

kandungan nutrient dalam makanan adalah: 1) lugol / kalium yodida, digunakan

untuk menunjukkan kandungan bahan makanan jenis amilum; 2) benedict /

fehling A dan Fehling B, digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan

makanan kelompok gula; 3) millon / molisch / biuret, digunakan untuk

menunjukkan bahan makanan kelompok protein; 4) sudan III / etanol / kertas

Page 91: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

buram, digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung lemak /

minyak; 5) metilen biru, digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang

mengandung vitamin C

Untuk mengetahui kandungan zat makanan dalam bahan makanan, dapat

dilakukan dengan langkah kerja uji makanan seperti pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2. Langkah kerja uji zat makanan Uji karbohidrat Langkah kerja dan Hasil Pengamatan Kesimpulan

Iodine / kalium iodide / KI

merupakan reagen untuk

menunjukkan kandungan

amilum/tepung pada suatu

bahan makanan. Warna

dasar larutan KI orang

Langkah kerja:

Tambahkan 2 tetes larutan KI kedalam 2

ml larutan amilum atau tepung

Hasil pengamatan:

Larutan tepung berubah warna dari warna

asal putih keruh menjadi berwarna biru

kehitaman

Perubahan warna

larutan tepung

menjadi biru

kehitaman

menunjukkan

larutan yang diuji

mengandung

amilum

Uji kandungan gula Langkah kerja dan hasil pengamatan Kesimpulan Benedict, Fehling A dan

Fehling B merupakan

reagen yang dapat

menunjukkan keberadaan

glukosa pada suatu bahan

makanan.

Warna dasar dari larutan

benedict adalah biru tua.

Tambahkan 5 tetes larutan benedict

kedalam 2 ml larutan gula.

Panaskan campuran zat tersebut dalam air

mendidih selama 5 menit

Hasil pengamatan:

Campuran larutan gula dengan benedict

berwarna biru, setelah pemanasan terjadi

perubahan warna secara bertahap mulai

dari hijau, kuning dan akhirnya menjadi

merah bata

Perubahan warna

larutan menjadi

merah bata

menunjukkan bahwa

larutan tersebut

mengandung

glukosa.

Kadar warna merah

pada hasil

eksperimen

menunjukkan

kualitas kandungan

Page 92: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

glukosa dalam

larutan.

Uji Kandungan protein Langkah kerja dan hasil pengamatan Kesimpulan Millon / Mollisch / Biuret

merupakan reagen yang

dapat menunjukkan

keberadaan protein pada

suatu bahan makanan.

Warna dasar lauran biuret

adalah biru

Langkah kerja:

Tambahkan 2 ml larutan biuret (larutan

KOH 5 % + larutan CUSO4 5 %)

kedalam larutan putih telur.

Hasil pengamatan:

Terjadi perubahan warna larutan putih

telur menjadi ungu

Perubahan warna

ungu pada larutan

putih telur

menunjukkan

larutan tersebut

mengandung

protein

Uji Kandungan protein Langkah kerja dan hasil pengamatan Kesimpulan Warna dasar larutan

millon adalah ungu

Langkah kerja:

Tambahkan 2 ml larutan millon kedalan

2 ml larutan putih telur. Panaskan larutan

dalam air mendidih

Hasil Pengamatan:

Terjadi perubahan warna larutan putih

telur menjadi merah

Perubahan warna

larutan menjadi

merah menunjukkan

larutan putih telur

mengandung

protein

Uji kandungan lemak Langkah kerja dan hasil pengamatan Kesimpulan

Kertas saring / kertas

buram

Langkah kerja:

Teteskan 3 tetes minyak di atas kertas

Timbulnya

transparan pada

Page 93: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

saring

Hasil pengamatan:

Kertas saring menjadi transparan

kertas menunjukkan

adanya kandungan

lemak

Sudan III

Langkah Kerja:

Tambahkan 2 ml larutan sudan III

kedalam larutan minyak.

Hasil pengamatan:

Terbentuk lapisan berwarna merah pada

permukaan larutan

Lapisan berwarna

merah pada

permukaan larutan

menunjukkan

kandungan lemak

dalam larutan

Tes Emulsi

Langkah kerja:

Tambahkan 2 ml larutan etannol kedalam

larutan minyak

Hasil pengamatan:

Kumpulan minyak yang berada di

permukaan larut menjadi emulsi, warna

larutan menjadi putih keruh

Larutnya minyak

dalam air yang

ditunjukkan dengan

perubahan warna

larutan menjadi

putih menunjukkan

kandungan minyak

dalam laruta

c. Sumber bahan makanan

Sumber karbohidrat banyak diperoleh dari bahan-bahan makanan seperti

beras, jagung, kentang, gandum, ketela, ubi jalar, dan lain-lain. Sumber protein

terdiri atas protein nabati, seperti polong-polongan, dan protein hewani, seperti

susu, telur, daging, ayam, ikan, dan lain-lain. Lemak dibagi atas lemak nabati dan

Page 94: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

lemak hewani. Sumber lemak nabati dapat diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan

seperti kelapa, kacang tanah, dan kemiri. Sumber lemak hewani dapat diperoleh

dari bahan-bahan makanan dari hewan seperti daging dan susu. (Pratiwi D.A.

2000, Sri Pujiyanto 2004, Siti Sutarmi T. 1998, Neil A. Campbell et al. 1999).

B. Penelitian Relevan

a. Ni Made Suci (2008). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2(1),

74-86). Penelitiannya menggunakan judul Penerapan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar Teori

Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha.

Persamaan penelitian Ni Made Suci dengan penelitian kami adalah

sama-sama menggunakan model PBL. Perbedaannya, penelitian Ni Made Suci

diberikan pada mahasiswa jurusan ekonomi, menggunakan pendekatan

kooperatif tanpa tinjauan aspek kreativitas dan gaya belajar mahasiswa,

sedangkan penelitian kami menggunakan pendekatan eksperimen dengan

tinjauan aspek kreativitas dan gaya belajar siswa. Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan kooperatif 1) meningkatkan aktivitas (partisipasi) mahasiswa

dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 2) meningkatkan hasil belajar mata

kuliah teori akuntansi 3) mendapat respon yang positif dari mahasiswa karena

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

b. Izaak H. Wenno (Cakrawala Pendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No. 2),

Penelitiannya berjudul Pengembangan Model Modul Ipa Berbasis Problem

Page 95: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran Di

SMP/MTs.

Persamaan dengan penelitian ini adalah siswa diorientasikan pada

masalah. Perbedaannya dalam penelitian Izaak H. Wena tidak menggunakan

tinjauan aspek potensi internal siswa. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini

adalah, atas dasar kelemahan strategi mengajar, dan media laboratorium yang

diterapkan guru sains, perlu mencoba menerapkan model modul (LKS

eksperimen dan LKS non eksperimen berbasis problem solving method), dan

sistem evaluasi proses yang mengandalkan asesmen autentik sebagai alternatif

untuk meminilisasi kelemahan yang ada pada guru sains.

c. Raharjo (2009). JPMS (Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains), vol 14, no

1. Penelitian ini berjudul pengaruh pembelajaran kooperatif GI dan PBL

terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian Raharjo membandingkan 2 model pembelajaran, yaitu model

kooperatif Tipe GI dan PBL, tetapi tanpa tinjauan aspek potensi internal siswa.

Persamaannya menggunakan model pembelajaran PBL. Perbedaannya,

penelitian kami tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan

menggunakan tinjuan aspek potensi internal siswa yaitu kreativitas dan gaya

belajar siswa. Salah satu hasil penelitiannya Raharjo adalah hasil belajar

kognitif siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI

lebih baik daripada model PBL pada beberapa materi pelajaran.

c. Ibrahim Bilgin (Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technologi

Education, 2009, 5(2), 153-164, Penelitiannya berjudul The Effects Of

Page 96: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Probleme Based-Learning Instruction in Univercity Students’ Performance Of

Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian kami adalah

penggunaan PBL dalam pembelajaran. Perbedaannya, dalam penelitian ini

membandingkan model PBL dengan tradisional tanpa tinjauan aspek potensi

internal siswa, sedangkan dalam penelitian kami, PBL adalah model

pembelajaran untuk dua kelompok eksperimen dengan jenis media yyang

berbeda, serta menggunakan tinjauan aspek kreativitas dan gaya belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan satu kelas sebagai kelompok perlakuan dan satu

kelas lainnya untuk kelompok kontrol. Salah satu kelas secara acak dipilih

sebagai kelompok eksperimen (40), mengambil instruksi PBL, dan yang

lainnya adalah kelompok kontrol (38), mengambil instruksi tradisional.

Analisis hasil menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimental

memiliki kinerja lebih baik pada masalah-masalah konseptual sementara tidak

ada perbedaan dalam masalah kinerja kuantitatif siswa.

d. Vanderlei Folmer et. All, 2009, Revista Electrónica de Enseñanza de las

Ciencias Vol.8 No.1. Penelitiannya berjudul Experimental Activities based on

ill-structured Problems improve brazilian school students’ Understanding of

the nature of scientific knowledge.

Penelitian tersebut sama-sama menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah dan eksperimen. Perbedaannya Vanderlei Folmer dkk

menggunakan dua kelompok siswa yang sama-sama menggunakan

laboratorium riil, satu kelompok merencanakan dan melaksanakan percobaan

Page 97: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sendiri dan kelompok yang lain melakukan perencanaan dan pelaksanaan

eksperimen dengan prosedur lengkap yang telah disampaikan oleh guru.

Penelitian Vanderlei Folmer dkk tidak menggunakan tinjauan faktor internal

siswa seperti kreativitas dan gaya belajar. Penelitian Vanderlei Folmer dkk

telah menghasilkan kesimpulan bahwa siswa yang diberikan kesempatan

merencanakan dan melaksanakan eksperimen sendiri memperoleh nilai tinggi,

dari pada siswa melakukan perencanaan dan pelaksanaan eksperimen dengan

prosedur lengkap yang telah disampaikan oleh guru.

e. Orhan Okinoglu and Ruhan Orkardes Tandogan (2007) Eurasia Journal of

Mathematics, Science, and Technologi Education, 3(1), 71-81, Penelitiannya

berjudul The Effects Of Probleme Based-Learning Active Learning in Science

Education on Students’ Academic Achievement, Attitud, and Concept Learning.

Penelitian ini menggunakan pembelajaran problem based actif learning

untuk kelompok perlakuan (eksperimen), dan metode pengajaran tradisional

untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran aktif berbasis masalah memiliki efek positif

mengembangkan konseptual siswa dan menjaga kesalahpahaman mereka

terutama pada siswa kelompok rendah.

f. Chin, C., & Chia, L. G. (2005) Journal Biological Education, 38(2), 69 – 75.

Penelitian ini berjudul Problem-Based Learning: Using Ill-Structured

Problems in Biology Project Work. Persamaannya bahwa dalam

pembelajarannya menggunakan model PBL. Perbedannya penelitian ini

menggunakan metode proyek sedangkan penelitian kami menggunakan

Page 98: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

eksperimen di laboratorium di sekolah. Penelitian ini juga tidak menggunakan

tinjauan aspek internal siswa, seperti kreativitas dan gaya belajar. Kesimpulan

dari penelitian ini bahwa pembelajaran berbasis masalah, yang

mengembangkan nilai-nilai seperti belajar mandiri, keterlibatan aktif, motivasi,

multiplisitas ide, reflektifitas, relevansi pribadi, dan kolaborasi, merupakan

salah satu eksemplar terbaik dari lingkungan belajar konstruktivis. Jika siswa

diberi pengalaman bekerja pada Ill-Structured Problems, mereka akan lebih

siap untuk menghadapi tantangan dunia nyata di masa depan mereka.

g. Lucília Domingues et. All, (2010). The Institution of Chemical Engineers, (5)

e22–e27. Penelitian ini berjudul Virtual laboratories in (bio)chemical

engineering education.

Persamaan dari penelitian ini adalah penggunaan laboratorium virtuil pada

proses pembelajarannya. Perbedaannya dengan penelitian ini tidak

membandingkannya dengan laboratorium riil serta tidak menggunakan tinjauan

aspek potensi internal, seperti kreativitas dan gaya belajar siswa. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan hasil pembelajaran guru dapat

memperoleh nilai perbaikan yang signifikan dalam kinerja siswa di

laboratorium dan juga diskusi yang lebih menyeluruh.

h. Joseph Pitts. 2009. Heldref Publications.82(5): Identifying and Using a

Teacher-Friendly Learning-Styles Instrumen.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Joseph Pits dan penulis

adalah dalam mengidentifikasi gaya belajar siswa. Perbedaannya adalah pada

penelitian Joseph Pits hanya untuk mengetahu pengaruh identifikasi gaya

Page 99: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

belajar terhadap prestasi belajar siswa dan tidak membandingkan metode

pembelajaran, tidak menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, dan

tidak mengidentifikasi kreativitas siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh

penulis gaya belajar digunakan sebagai tinjauan bersama kreativitas siswa

dalam atas dua perlakuan yang berbeda (eksperimen dengan lab riil dan lab

virtuil) pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Joseph

Pits menyimpulkan bahwa guru dapat merancang strategi pembelajaran yang

lebih tepat untuk kepentingan setiap siswa.

C. Kerangka Berfikir

Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di

Page 100: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dalam benaknya. Metode eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium

virtuil dapat diberikan kepada siswa dengan model pembelajaran berbasis

masalah. Sesuai karakteristik materi zat makanan, bila disampaikan dengan

metode eksperimen dengan media laboratorium riil dan laboratorium virtuil akan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1. Pengaruh penerapan laboratorium rill dan virtuil pada pembelajaran terhadap

prestasi belajar.

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan percobaan dan

penelitian, dapat berupa ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Di

Laboratorium siswa memperoleh data/informasi atau konsep yang berasal

dari benda yang asli maupun tiruannya. Laboratorium Riil adalah

laboratorium tempat khusus yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan-

bahan riil untuk melakukan percobaan/praktikum. Laboratorium virtuil adalah

laboratorium yang alat-alatnya dapat dilihat secara maya berupa simulasi

animasi komputer yang berfungsi membantu menyampaikan informasi guna

mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada suatu konsep yang sedang

disajikan. Penggunaan laboratorium riil diharapkan lebih dapat membantu

siswa untuk memahami konsep zat makanan, sehingga akan meningkatkan

prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

Semakin tinggi kreativitas siswa maka akan semakin mudah

mencari dan menemukan informasi. Pada pembelajaran dengan materi zat

makanan, khususnya dalam kegiatan uji zat makanan, membutuhkan

Page 101: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kreativitas yang lebih tinggi, karena dalam pembelajaran dengan materi zat

makanan anak dituntut untuk kreatif dalam merancang, merangkai dan

melakukan percobaannya sehingga menghasilkan data handal yang

digunakan untuk menarik kesimpulan. Sehingga diharapkan ada pengaruh

kreativitas tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetika siswa terhadap prestasi belajar

Gaya belajar merupakan cara bagaimana siswa belajar. Siswa

dalam belajar ada yang menyukai gaya belajar dengan visual, auditori dan

kinestetika. Apabila siswa diberikan strategi yang sesuai dengan gaya

belajarnya, siswa dapat lebih mengembangkan dan lebih mudah menerima

informasi yang diperolehnya. Sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh

setiap siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi pada konsep

zat makanan.

4. Interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil dengan gaya belajar

terhadap prestasi belajar.

Penerapan laboratorium riil diduga akan lebih berpengaruh pada

siswa yang mempunyai gaya kinestetika sedangkan penerapan laboratorium

virtuil akan lebih berpengaruh terhadap siswa yang mempunyai gaya belajar

visual. Penerapan laboratorium riil dan virtuil diduga mempunyai interaksi

yang signifikan dengan gaya belajar siswa.

5. Interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil dengan kreativitas

terhadap prestasi belajar

Page 102: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Diduga bahwa penerapan laboratorium rill dan virtuil memiliki

interaksi yang signifikan dengan kreativitas tinggi dan rendah. Penerapan

pembelajaran dengan menggunakan laboratorium riil terhadap siswa yang

memiliki kreatifitas tinggi akan berbeda prestasinya dengan siswa yang

mempunyai kreativitas tinggi yang pembelajarannya dengan menggunakan

laboratorium virtuil, begitu pula dengan siswa yang mempunyai kreativitas

rendah.

6. Interaksi antara gaya belajar dengan kreativitas terhadap prestasi belajar

Diduga bahwa ada interaksi antara gaya belajar siswa dengan

kreativitas siswa, artinya prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat

ditimbulkan karena adanya interaksi antara gaya belajar (visual dan kinestetika)

dengan kreativitas (tinggi dan rendah). Siswa dengan kreativitas tinggi dan

gaya belajarnya visual akan berbeda prestasi belajarnya dengan siswa yang

memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajarnya kinestetik. Demikian juga siswa

yang memiliki kreativitas rendah dan gaya belajarnya visual akan berbeda

prestasi belajarnya dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah dan gaya

belajarnya kinestetik. Begitu juga dengan interaksi gaya belajar dengan

kreativitas siswa yang lain, akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda-

beda.

7. Interaksi antara metode eksperimen dengan laboratorium rill dan laboratorium

virtuil dengan kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

Pembelajaran melalui metode eksperimen dengan laboratorium rill

dan virtuil, kreativitas dan gaya belajar, merupakan faktor yang

Page 103: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar. Penerapan pembelajaran

dengan menggunakan laboratorium riil atau virtuil terhadap siswa yang

memiliki kreativitas tinggi atau rendah dengan gaya belajar visual atau

kinestetik akan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis

Dari rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka

berpikir maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan laboratorium rill

dan virtuil terhadap prestasi belajar biologi.

2. Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.

3. Terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.

4. Terdapat interaksi antara pembelajaran berbasis masalah dengan laboratorium

rill dan virtuil dengan kreativitas terhadap prestasi belajar.

5. Terdapat interaksi antara pembelajaran berbasis masalah dengan laboratorium

rill dan virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

6. Terdapat interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar terhadap prestasi

belajar.

7. Terdapat interaksi antara pembelajaran berbeasis masalah dengan

laboratorium rill dan virtuil, gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi

belajar.

Page 104: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Ponorogo Jl. Budi Utomo 1

Ponorogo Propinsi Jawa Timur pada tahun ajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/

2012. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-

tahap pelaksanannya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan konsultasi

instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data

yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok zat

makanan.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

82

Page 105: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan / tahun 2011-2012

Ag

11 Sep 11

Okt 11

Nop 11

Des 11

Jan 12

Feb 12

Mar 12

Apr 12

Mei 12

Juni 12

1 Penyusunan proposal X 2 Pembibingan proposal X X 3 Penyusunan instrumen X 4 Seminar proposal X 5 Penyempurnaan

proposal X X

6 Analisis Ujicoba Instrumen X

7 Pelaksanaan penelitian X

8 Pembimbingan Pengolahan Data

X

9 Penulisan laporan Bab IV dan V X

10 Ujian Tesis X

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan dua macam media laboratorium yang berbeda. Kelompok

pertama diberikan perlakuan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

kelompok yang kedua diberikan perlakuan metode eksperimen dengan

laboratorium virtuil. Kedua kelompok itu diasumsikan sama dalam semua segi

yang relevan dan hanya berbeda dalam penggunaan media pembelajaran, gaya

belajar, dan kreativitas siswa.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan anava 3 jalan

dengan rancangan faktorial 2 x 2 x 2. Tujuan terletak pada penemuan fakta-fakta

akibat perbedaan penggunaan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil sebagai variabel bebas, kreativitas dan gaya belajar siswa

sebagai variabel moderator, dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat.

Dengan rancangan faktorial Anava tiga jalan dengan rancangan faktorial 2x2x2,

Page 106: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti perbedaan

perlakuan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil yang dihubungkan dengan kreativitas

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 sebagai

berikut :

Tabel 3.2. Tabel Rancangan Desain Faktorial Anava Tiga Jalur

PBM melalui Eksperimen

Laboratorium Riil Laboratorium Virtuil

Kreativitas Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Gaya Belajar Visual Kinestetik

Tabel 3.3. Tabel Rancangan Analisis Data Penelitian

Kreativitas Gaya Belajar PBM melalui Eksperimen

Laboratorium Riil (A1)

Laboratorium Virtuil (A2)

Kreativitas Tinggi (B1) Visual (C1) A1B1C1 A2B1C1 Kinestetik(C2) A1B1C2 A2B1C2

Kreativitas Rendah (B2) Visual (C1) A1B2C1 A2B2C1 Kinestetik(C2) A1B2C2 A2B2C2

Keterangan:

A : metode pembelajaran

B : kreativitas

C : gaya belajar

Rancangan penelitian tersebut berbentuk matrik yang terdiri atas 8 sel.

Secara umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A1B1C1 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium riil pada

kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

Page 107: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

A1B1C2 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium riil pada

kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik.

A1B2C1 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium riil pada

kreativitas tinggi dan gaya belajar visual.

A1B2C2 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium riil pada

kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik.

A2B1C1 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium virtuil pada

kreativitas tinggi dan gaya belajar visual.

A2B1C2 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium virtuil pada

kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik.

A2B2C1 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium virtuil pada

kreativitas tinggi dan gaya belajar visual.

A2B2C2 = Pembelajaran metode eksperimen dengan laboratorium virtuil pada

kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 2

SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 4 kelas, 2

kelas untuk laboratorium riil dan 2 kelas untuk laboratorium virtuil. Semua

kelas menggunakan kurikulum yang sama, alokasi waktu dan materi yang

sama pula. Dengan demikian setiap kelas mempunyai peluang yang sama

untuk diteliti.

Page 108: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pemilihan acak

(cluster sampling), melalui langkah-langkah sebagai berikut : a)

Menggunakan data nilai ulangan harian mata pelajaran biologi semester 2

kelas XI pada materi sebelumnya, kemudian menentukan nilai rata-rata kelas,

b) Mengelompokkan kelas yang nilai rata-ratanya hampir sama, c)

mengambil 2 kelas secara acak/random dari kelas yang mempunyai nilai rata-

rata hampir sama untuk dijadikan kelas eksperimen dengan menggunakan

media laboratorium riil dan kelas eksperimen dengan media laboratorium

virtuil.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang dipakai dalam penelitian ini mencakup 3 variabel bebas

dan 1 variabel terikat, yaitu : 1) variabel bebas : eksperimen dengan laboratorium

riil dan labortorium virtuil, 2) variabel moderator: yaitu a) kreativitas dan b) gaya

belajar, 3) variabel terikat : prestasi belajar biologi pada materi zat makanan

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

1). Laboraorium Riil

Metode Eksperimen dengan laboratorium riil adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

cara untuk memperoleh data, atas masalah yang ingin diketahui

penyelesaiannya, dan dalam melakukan percobaan ini siswa

menggunakan alat dan bahan riil.

Page 109: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2) Laboratorium Virtuil

Metode eksperimen dengan laboratorium virtuil adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

cara untuk memperoleh data, atas masalah yang ingin diketahui

penyelesaiannya, dan dalam melakukan percobaan ini siswa

menggunakan alat dan bahan maya, berupa animasi dengan komputer.

b. Variabel Moderator

1) Kreativitas

Kreativitas diartikan kemampuan untuk memberikan gagasan

baru dan menerapkannya dalam pemecahan suatu masalah.

2) Gaya belajar

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan

seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara

mengingat, berfikir, dan memecahkan soal/masalah.

c. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, yaitu

yang diperoleh selama mengikuti pelajaran biologi KD 3.3 pada materi zat

makanan, kelas XI IPA semester 2, yang mengakibatkan perubahan dalam

diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dalam

penelitian ini meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

2. Skala pengukuran dari Variabel Penelitian

Variabel metode pembelajaran berskala pengukuran nominal. Variabel

gaya belajar dan kreativitas siswa berskala pengukuran ordinal. Gaya Belajar

Page 110: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dibedakan menjadi kategori visual dan kenestetik, sedangkan kreativitas

dikategorikan kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. Perbedaan kategori ini

berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa yang memperoleh skor sama

dan di atas skor rata-rata dimasukkan ke dalam kategori tinggi, sedangkan siswa

dengan perolehan skor di bawah skor rata-rata dimasukkan ke dalam kategori

rendah.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes, angket, dan observasi.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar

kognitif pada materi pokok zat makanan dan nilai kreativitas.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket dengan

daftar pertanyaan dan jawaban yang sudah disediakan. Metode angket ini

digunakan untuk mendapatkan data skor gaya belajar, nilai prestasi belajar

psikomatorik, dan afektif pada materi zat makanan.

3. Metode Observasi.

Lembar observasi dipergunakan oleh guru untuk memperoleh data prestasi

belajar afektif dan psikomotor saat siswa sedang melakukan proses pembelajaran.

F. Tehnik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Page 111: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Pada penelitian ini penulis menggunakan Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa

2. Instrumen Pengambilan Data.

Instrumen yang digunakan pengambilan data adalah tes prestasi

belajar ranah kognitif, lembar observasi dan angket prestasi belajar ranah

psikomotorik dan ranah afektif, angket gaya belajar, dan angket kreativitas.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih

dahulu pada kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi

persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen yang valid dan reliabel,

serta untuk mengetahui kualitas instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang

meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Pada penilaian kognitif menggunakan bentuk tes obyektif, soal pilihan

ganda dengan lima pilihan. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan

penilaian jawaban benar dibagi jumlah soal kemudian dikalikan 100. Sebelum

digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian kognitif diujicobakan terlebih

dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda

soal.

1. Uji Validitas

Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan silabus dan indikator.

Page 112: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment sebagai berikut:

( )( )( ) ( )( )( ){ }å å åå

å åå--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.

N = banyaknya subyek

X = skor item

Y = skor total

Item dikatakan valid bila harga hitungr ñ otaltr kriteria. Taraf signifikansi = 5%

Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan korelasi product moment

pada taraf signifikan 5% dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dikatakan valid apabila rxy > r tabel (0,312)

b. Dikatakan tidak valid apabila rxy < r tabel (0,312)

Validitas soal (rxy) dapat diklasifikasikan seperti disajikan pada Tabel 3.4

sebagai berikut :

Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Soal Nilai rxy Kualifikasi

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

Negatif - 0,20 Sangat rendah (Zaenal Arifin, 2009: 257)

Hasil analisis validitas butir soal kreativitas yang dilakukan di SMAN 3

Madiun kelas XI IPA dengan jumlah siswa 52, jumlah soal 20, dikatakan valid

Page 113: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy > 0,312.

Adapun hasil validitas ditunjukkan pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Kreatifitas Verbal Kategori Soal No Soal Jumlah Kesimpulan

Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 20 Dipakai

Soal Tidak Valid 0 0 Jumlah 20 20 Dipakai

Kesimpulan hasil validitas soal kreativitas verbal, sesuai Tabel 3.5 di atas

adalah dari 20 soal kreativitas verbal dinyatakan valid, sehingga semua soal

kreativitas verbal dapat dipakai pada kegiatan pengambilan data penelitian.

Hasil analisis validitas butir angket gaya belajar yang dilakukan di SMAN

3 Madiun kelas XI IPA dengan jumlah siswa 51 ditunjukkan pada Table 3.6:

Tabel 3.6. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Gaya Belajar

Kategori soal No Soal Jumlah Kesimpulan

Soal Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,

44, 45, 46, 47, 48, 49, 50

48 Dipakai

Soal Tidak Valid 30, 44 2 Dibuang, Jumlah 50 50

Berdasarka Tabel 3.6 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai validitas dari

50 butir soal angket gaya belajar, 48 butir soal dinyatakan valid dan 2 butir soal

dinyatakan tidak valid. Sehingga 2 butir soal, yaitu butir soal nomor 30 dan 44,

dibuang dan 48 butir soal dapat dipakai pada kegiatan pengambilan data

penelitian.

Hasil analisis validitas butir soal tes kognitif yang dilakukan di SMAN 3

Madiun kelas XI IPA dengan jumlah siswa 52 ditunjukkan pada Table 3.7, Jumlah

soal 35, dikatakan valid jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy > 0,312.

Page 114: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Jumlah soal tes yang diujikan sebanyak 35 butir dan yang dipakai dalam

mengambil data tes prestasi kognitif sebanyak 35 butir. Adapun hasil kesimpulan

validitas soal tes prestasi kognitif ditunjukkan pada Tabel 3.7:

Tabel 3.7. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Tes Prestasi Kognitif

No Soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35

33 dipakai

Soal Tidak Valid 6, 25 2 dibuang Jumlah 35 35

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas dapat disimpulkan bahwa 2 butir soal

dibuang dan 33 butir soal dapat digunakan pada kegiatan pengambilan data

penelitian.

2. Uji reliabilitas

Reabilitas soal menunjukkan tingkat keterandalan atau keajekkan soal.

Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang.

Pada penelitian ini untuk mengukur relibilitas instrumen, dilakukan uji reliabilitas

menggunakan rumus Kuder-Richarson (KR-20) sebagai berikut:

úúû

ù

êêë

é -úûù

êëé

-= å

21

21

11 1 S

pqS

nn

r

Keterangan:

11r = koefisien reliabilitas

n = jumlah item

p = proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item soal salah

Page 115: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

S = standar deviasi

Pada penelitian ini disebut reliabel apabila hasil pengukuran yang mempunyai

indeks reliabel 0,70 atau lebih (tergantung jumlah sampel) ( r11 ≥0,70) ( Budiono

2003;72)

Hasil analisis reliabilitas uji coba instrumen yang diujikan di SMAN 3 Madiun

kelas XI IPA dengan jumlah siswa 52. Kesimpulan reliabelitas dapat ditunjukkan

pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8. Hasil Kesimpulan Uji Reliabelitas

Tes Kreativitas verbal

Angket Gaya Belajar Tes Kognitif

rtabel 0,80 0,612 0,90 r11 0,76 0,98 0,95

Baik angket maupun tes kreativitas dan tes kognitif mempunya reliabelitas yang

tinggi

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran memadai

dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran soal

dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks Kesukaran adalah bilangan yang

merupakan hasil perbandingan jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban

benar. Derajat kesukaran soal diukur menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan : IK = Indeks Kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

N = jumlah seluruh peserta tes

Page 116: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Ss = skor maksimal

Menurut ketentuan indeks kesukaran dibuat klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.9. Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai rxy Kualifikasi

0,71 – 1,00 Mudah 0,31 - 0,70 Sedang 0,00- 0,30 Sukar

(Zaenal Arifin, 2009: 135)

Hasil analisis indeks kesukaran soal tes prestasi kognitif ditunjukkan dalam Tabel

3.10 berikut ini:

Tabel 3.10 Tabel Indeks Kesukaran IK – IK Keterangan No Soal Jumlah

0,71 - 1,00 Mudah 2, 5, 11, 12, 27, 34 6

0,31 - 0,70 Sedang/Cukup 1, 3, 4, 7, 8, 9, 13, 14, 15,16,17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 35 24

0,00 - 0,30 Sukar 10, 20, 31 3

Berdasarkan Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa butir soal dengan

tingkat kesukaran sukar (IK) 5 butir soal dengan 2 butir soal dibuang karena tidak

valid. Supaya seimbang, 6 butir soal dengan IK mudah diubah menjadi 3 butir

soal dengan cara 3 butir soal diperbaiki menjadi butir soal dengan IK

sedang/cukup. Sehingga dari hasil perbaikan akan diperoleh distribusi tingkat

kesukaran butir soal, 6 butir soal mudah, 24 butir soal sedang/cukup, dan 3 butir

soal sukar.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan

kriteria tertentu. Seluruh peserta dibedakan menjadi dua kelompok yaitu atas dan

bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelompok atas adalah siswa-siswa yang

memiliki skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah

Page 117: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah. Untuk mengetahui daya pembeda

dari masing-masing item soal digunakan rumus :

Keterangan :

ID = Indeks Diskriminasi

KA = Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

NKA = Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas

NKB = Jumlah siswa yang tergolong kelompok bawah

Smax = Skor maksimal

Tabel 3.11. Klasifikasi Indeks Diskriminasi Nilai ID Kualifikasi ≥ 0,40 Baik sekali

0,30 - 039 Baik 0,20 - 0,29 Cukup

≤ 0,19 Jelek (Zaenal Arifin 2009 : 133)

Hasil analisis daya beda soal tes prestasi kognitif ditunjukkan dalam

Table 3.12. berikut ini:

Tabel 3.12. Tabel Kesimpulan Daya Pembeda Soal

ID – ID Kualifikasi No Soal Jumlah ≥ 0,40 Baik Sekali 9,10,13, 22, 28, 29, 30, 31 8

0,30 – 0,39 Baik 1, 3, 5, 8, 15, 16, 26, 32, 8

0,20 – 0,29 Cukup 2, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 33, 34, 35

17

≤ 0,19 Jelek 0 0 Jumlah 33 33

Berdasarkan Tabel 3.12, hasil analisis daya pembeda dari 33 butir soal tes

prestasi kognitif diantaranya 8 butir soal dengan kualifikasi sangat membedakan,

Page 118: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

8 butir soal lebih membedakan dan 17 butir soal dengan kualifikasi cukup

membedakan.

H. Tehnik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dipakai analisis varian (anava) tiga jalan.

Sebagai prasyarat uji anava adalah sampel harus normal dan homogen

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisi dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis varian tiga jalan dengan

sel tak sama . Uji normalitas dan homogenitas menggunakan program SPSS-18.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel penelitian berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

1) Prosedur penentuan Hipotesis :

Ho : data terdistribusi tidak normal

H1 : data terdistribusi normal

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan –

Joiners. Uji normalitas variabel terikat prestasi belajar dengan menggunakan uji

Ryan joiners (RJ) , yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 18,0.

Ketentuan pengambilan kesimpulan . Ho ditolak ketika P-value<0,05. Tingkat

signifikansi ( α) = 0,05

Page 119: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi

dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan software

SPSS 18.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis :

Ho : data tidak homogen

H1 : data homogen

2) Statistik Uji

X2 = 2,303[Σ fj.logMSerr - Σfj.logSj2] C

Dalam penelitian ini uji homogenitas juga digunakan program SPSS 18.

Ketentuan pengambilan keputusan, Ho ditolak ketika P-value < 0,05 dan H1

diterima. Tingkat signifikansi (α) = 0,05. ( Budiyono, 2004 : 234-239)

2. Uji Hipotesis

a. Anava

Analisis data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama dengan program SPSS-18. Tujuan dari analisis ini

untuk menguji signifikansi efek tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat

dan interaksi ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat. Rancangan analisis

data penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.13 sebagai berikut:

Tabel 3.13. Tabel Rancangan Analisis Data Penelitian

Kreatifitas

(B)

Gaya belajar

(C)

PBM Melalui Metode Eksperimen Laboratorium Riil

(A1) Laboratorium Virtuil

(A2)

Kreativitas tinggi (B1) Visual (C1) A1B1C1 A2B1C1 Kinestetik (C2) A1B1C2 A2B1C2

Kreativitas rendah (B2) Visual (C1) A1B2C1 A2B2C1 Kinestetik (C2) A1B2C2 A2B2C2

Page 120: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

b. Uji Lanjut :

Ketentuan pengambilan kesimpulan, Ho ditolak ketika P-value < 0,05

sehingga H1 akan diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. Jika

dalam pengujian hipotesis, hipotesis nol (Ho) ditolak berarti hipotesis

alternatif(H1) diterima, maka perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui tingkat

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti. Uji lanjut

dilakukan dengan uji scheffe.

Dari analisis data penelitian dapat ditentukan hipotesis statistik sebagai

berikut :

1. HoA : Tidak ada perbedaan pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

prestasi belajar.

H1A : Ada perbedaan antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

prestasi belajar.

2. HoB : Tidak ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar.

H1B : Ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar.

3. HoC : Tidak ada perbedaan antara gaya belajar visual dan gaya belajar

kinestetik prestasi belajar.

H1C : Ada perbedaan antara gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

terhadap prestasi belajar.

Page 121: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

4. HoAB : Tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar.

H1AB : Ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativitas terhadap prestasi belajar.

5. HoAC : Tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

gaya belajar terhadap prestasi belajar.

H1AC : Ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

gaya belajar terhadap prestasi belajar.

6. HoBC : Tidak ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

H1BC : Ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi

belajar.

7. HoABC : Tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

H1ABC : Ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

Page 122: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba kesetaraan, Data

prestasi belajar biologi , data kreativitas siswa, dan gaya belajar siswa. Berikut ini

diberikan uraian tentang data-data tersebut:

1. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif

Data hasil belajar yang berupa prestasi kognitif pada materi zat makanan

dianalisis dengan menggunakan analisis of variance (ANAVA) tiga jalan dengan

isi sel tak sama, yang diolah dengan menggunakan bantuan program

SPSS.18/PSAW.

a. Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mendapat perlakuan

dengan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan eksperimen dengan

laboratorium virtuil dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1. :

Tabel 4.1. Distribusi Frekunsi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Dengan Kedua Metode Eksperimen

Eksperimen dengan lab. Riil Eksperimen dengan Lab. Virtuil Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

56-64 8 10,81% 56-64 10 13,51% 65-73 14 18,92% 65-73 20 27,03% 74-82 25 33,78% 74-82 26 35,14% 83-91 21 28,38% 83-91 15 20,27% 92-100 6 8,11% 92-100 3 4,05% Jumlah 74 100% Jumlah 74 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa kelompok siswa yang

menggunakan laboratorium riil masing-masing memiliki frekuensi 6 pada interval

100

Page 123: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

92-100 dan terdapat frekuensi 25 pada interval 74–82, sedangkan untuk kelompok

yang menggunakan laboratorium virtuil pada interval 92-100 frekuensinya 3 dan

pada interval 74-82 frekuensinya 26.

Histogram prestasi kognitif pada metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan virtuil ditunjukkan pada Gambar 4.1. berikut ini.

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Dengan Kedua Metode

Eksperimen

b. Prestasi Belajar Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Rendah

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi dan rendah dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2. berikut ini:

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Pada Siswa yang mempunyai Kreativitas Tinggi dan Rendah Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

56-64 4 5,56% 56-64 14 18,42% 65-73 8 11,11% 65-73 26 34,21% 74-82 28 38,89% 74-82 23 30,26% 83-91 23 31,94% 83-91 13 17,11% 92-100 9 12,50% 92-100 0 0,00% Jumlah 72 100% Jumlah 76 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok siswa

yang mempunyai kreativitas tinggi pada interval 56–64 frekuensinya 4 dan pada

Page 124: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

interval 74–82 frekuensinya 28. Sedangkan pada kelompok siswa yang memiliki

kreativitas rendah pada interval 92–100 frekuensinya 0 dan pada interval 65–73

frekuensinya 26.

Grafik histogram nilai prestasi kognitif siswa dalam belajar biologi pada

kreativitas rendah dan tinggi ditunjukkan pada Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Kognitif Siswa Dalam Belajar Biologi pada

Kreativitas Rendah dan Tinggi

c. Prestasi Belajar Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kenestetik

Adapun distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mempunyai gaya

belajar visual dan kinestetik ditunjukkan pada Tabel 4.3. sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual Dan Gaya Belajar Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

56-64 3 4,62% 56-64 15 18,07% 65-73 13 20,00% 65-73 21 25,30% 74-82 21 32,31% 74-82 30 36,14% 83-91 19 29,23% 83-91 17 20,48% 92-100 9 13,85% 92-100 0 0,00% Jumlah 65 100% Jumlah 83 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa

yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik di atas menunjukkan bahwa

Page 125: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

pada kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar visual terdapat prestasi

dengan frekuensi 3 pada interval 56–64 dan pada interval 74–82 terdapat

frekuensi 21. Sedangkan pada kelompok siswa yang menggunakan laboratorium

virtuil terdapat prestasi siswa dengan frekuensi 0 pada interval 92–100 dan

terdapat frekuensi 30 pada interval 74–82.

Grafik histogram prestasi kognitif siswa dalam belajar biologi pada siswa

yang mempunyai gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik sesuai dengan

distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mempunyai gaya belajar visual

dan kinestetik dapat ditunjukkan pada Gambar 4.3. berikut ini:

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Kognitif Siswa Dalam Belajar Biologi pada

Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

d. Diskripsi prestasi belajar biologi aspek kognitif untuk tiap-tiap sel.

Data prestasi kognitif siswa yang dipengaruhi oleh metode, kreativitas dan

gaya belajar ditunjukkan dalam Tabel 4.4. sebagai berikut:

Page 126: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Tabel 4.4. Prestasi Kognitif Siswa yang Menggunakan Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil Ditinjau dari Kreativitas

Tinggi dan Rendah dengan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik. Pembelajaran Berbasis Masalah

Metode Eksperimen dengan Lab. Riil

Metode Eksperimen dengan Lab. Virtuil

Kreativitas Tinggi Gaya Belajar Visual

N=16 Mean=86,95 St-Dev=8,408

N=19 Mean=81,68 St-Dev=7,038

Gaya Belajar Kinestetik

N=18 Mean=76,43 St-Dev=8,731

N=19 Mean=77,24 St-Dev=8,248

Kreativitas Rendah Gaya Belajar Visual

N=18 Mean=76,47 St-Dev=8,344

N=24 Mean=72,35 St-Dev=8,531

Gaya Belajar Kinestetik

N=22 Mean=76,24 St-Dev=8,543

N=12 Mean=69,94 St-Dev=7,398

Berdasarkan Tabel 4.4 prestasi kognitif siswa yang menggunakan metode

eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil ditinjau dari kreativitas tinggi dan

rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik di atas menunjukkan bahwa pada

kelompok siswa yang menggunakan laboratorium virtuil frekuensi terendah

dengan jumlah 12 siswa dengan nilai rerata 69,94 dengan kategori kreativitas

rendah dan gaya belajar kinestetik dan frekuensi tertinggi dengan jumlah 19 siswa

dengan nilai rerata 81,68 dengan kategori kreativitas tinggi dan gaya belajar

visual. Pada kelompok siswa yang menggunakan laboratorium riil frekuensi

terendah dengan jumlah 22 siswa dengan nilai rerata 76,24 dengan kategori

kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik dan frekuensi tertinggi dengan

jumlah 24 siswa dengan nilai rerata 86,95 dengan kategori kreativitas tinggi dan

gaya belajar visual.

Berdasarkan data prestasi aspek kognitif siswa pada masing-masing sel

dapat ditunjukkan pada Gambar 4.4, Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7

sebagai berikut:

Page 127: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Riil pada Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa untuk kelompok siswa yang

mempunyai gaya belajar visual masing-masing terdapat prestasi siswa dengan

frekuensi 0 pada interval 56–64 dan 65–73 dan terdapat frekuensi 4 masing-

masing pada interval 83-91 dan 92-100, sedangkan untuk kelompok siswa yang

mempunyai gaya belajar kinestetik terdapat prestasi siswa dengan frekuensi 0

pada interval 92-100 dan terdapat frekuensi 11 pada interval 74-82.

Gambar 4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Riil pada Siswa yang Mempunyai Kreativitas Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa untuk kelompok siswa

dengan gaya belajar visual pada interval 92–100 frekueansinya 0 dan pada interval

65-73 dan 74-82 masing-masing terdapat frekuensi 6, sedangkan kelompok siswa

Page 128: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dengan gaya belajar kinestetik pada interval 92-100 frekuensinya 0 dan pada

interval 74-82 frekuensinya 7.

Gambar 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Virtuil pada Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa untuk kelompok siswa

dengan gaya belajar visual terdapat frekuensi 0 pada interval 56-64 dan terdapat

frekuensi 7 masing-masing pada interval 74-82 dan 83-91, sedangkan untuk

kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik pada interval 92-100 terdapat

prestasi dengan frekuensi 0 dan terdapat frekuensi 9 siswa pada interval 74-82.

Gambar 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Virtuil pada Siswa yang Mempunyai Kreativitas Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Page 129: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Berdasarkan Gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa untuk kelompok siswa

dengan gaya belajar visual terdapat prestasi siswa dengan frekuensi 0 pada

interval 92–100 dan terdapat krekuensi 5 pada interval 65-73, sedangkan untuk

kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak ada prestasi siswa pada

interval 92-100 dan terdapat frekuensi 11 pada interval 65-73.

2. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif

Dalam penelitian ini selain mengambil data prestasi kognitif siswa, nilai

sikap atau afektif juga didata dengan melalui angket. Dari hasil pengolahan

dengan program SPSS/PSAW 18 diperoleh deskripsi statistik sebagai berikut :

a. Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Distribusi frekuensi prestasi afektif pada metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil ditunjukan Tabel 4.5.:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Aspek Afektif pada Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Laboratorium Riil Laboratorium Virtuil Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

66-72 2 2,70% 66-72 2 2,70% 73-79 5 6,76% 73-79 17 22,97% 80-86 26 35,14% 80-86 33 44,59% 87-93 31 41,89% 87-93 19 25,68% 94-100 10 13,51% 94-100 3 4,05% Jumlah 74 100% Jumlah 74 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 distribusi frekuensi prestasi afektif pada metode

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil di atas menunjukkan

bahwa kelompok siswa yang menggunakan laboratorium riil terdapat prestasi

siswa dengan frekuensi 2 pada interval 66-72 dan terdapat frekuensi 31 pada

interval 87-93, sedangkan kelompok yang menggunakan laboratorium virtuil pada

interval 66-70 terdapat frekuensi 2 dan pada interval 80-86 frekuensinya 33.

Page 130: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Grafik histogram metode eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil

terhadap prestasi afektif terhadap prestasi afektif ditunjukkan pada Gambar 4.8.:

Gambar 4.8. Histogram Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Virtuil

terhadap Prestasi Afektif

b. Prestasi Afektif dengan Kreativitas Tinggi dan Rendah.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang mempunyai kreativitas

tinggi dan rendah ditunjukkan tabel 4.6. :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Rendah

Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

66-72 0 0,00% 66-72 4 5,26% 73-79 5 6,94% 73-79 17 22,37% 80-86 26 36,11% 80-86 33 43,42% 87-93 30 41,67% 87-93 20 26,32% 94-100 11 15,28% 94-100 2 2,63% Jumlah 72 100% Jumlah 76 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa kelompok siswa yang

memiliki kreativitas tinggi dengan frekuensi 0 pada interval 66-72 dan terdapat

frekuensi 30 pada interval 87–93, sedangkan untuk kelompok siswa yang

memiliki kreativitas rendah pada interval 94-100 frekuensinya 2 dan pada interval

80-86 frekuensinya 33.

Page 131: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Grafik histogram kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif

ditunjukkan pada Gambar 4.9.:

Gambar 4.9. Histogram Kreativitas terhadap Prestasi afektif

c. Prestasi Afektif dengan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang mempunyai gaya belajar

visual dan kinestetik ditunjukan tabel 4.7.:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

66-72 1 1,54% 66-72 3 3,61% 73-79 7 10,77% 73-79 15 18,07% 80-86 21 32,31% 80-86 38 45,78% 87-93 27 41,54% 87-93 23 27,71% 94-100 9 13,85% 94-100 4 4,82%

Jumlah 65 100% Jumlah 83 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan kinestetik di atas menunjukkan bahwa kelompok

siswa yang memiliki gaya belajar visual pada interval 66-72 frekuensinya 1 dan

pada interval 87–93 frekuensinya 27, sedangkan untuk kelompok yang memiliki

gaya belajar kinestetik pada interval 66-72 frekuensinya 3 dan pada interval 80-86

frekuensinya 38.

Page 132: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Grafik histogram gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi afektif

ditunjukkan pada Gambar 4.10:

Gambar 4.10. Histogram Gaya Belajar Visual dan Kinestetik Terhadap Prestasi

Afektif

d. Diskripsi Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif, untuk Tiap-tiap Sel.

Dari hasil analisis tata letak sebaran data prestasi afektif siswa yang

menunjukkan prestasi afektif dari masing-masing kelompok eksperimen yang

dipengaruhi oleh metode, kreativitas, dan gaya belajar dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam Tabel 4.8. sebagai berikut :

Tabel 4.8. Distribusi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa untuk Tiap-Tiap Sel

Pembelajaran Berbasis Masalah Metode Eksperimen

dengan Lab. Riil Metode Eksperimen dengan Lab. Virtuil

Kreativitas Tinggi

Gaya Belajar Visual

N=16 Mean=91,88 St-Dev=4,965

N=19 Mean=87,63 St-Dev=4,462

Gaya Belajar Kinestetik

N=18 Mean=85,56 St-Dev=6,061

N=19 Mean=84,58 St-Dev=5,295

Kreativitas Rendah

Gaya Belajar Visual

N=18 Mean=85,61 St-Dev=5,782

N=12 Mean=81,58 St-Dev=4,418

Gaya Belajar Kinestetik

N=22 Mean=85,45 St-Dev=5,974

N=24 Mean=79,83 St-Dev=5,096

Page 133: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Berdasarkan Tabel 4.8 distribusi data prestasi afektif siswa untuk tiap-tiap

sel menunjukkan bahwa sebaran terendah dengan frekuensi 24 dan rata-rata nilai

prestasi afektif sebesar 71,64 terdapat pada kelompok siswa yang diberikan

metode eksperimen dengan laboratorium virtuil, kreativitas rendah, dan gaya

belajar kinestetik dan sebaran tertinggi dengan frekuensi 16 dengan rata-rata

sebesar 89,58 terdapat pada kelompok siswa yang diberikan metode eksperimen

dengan laboratorium riil, kreativitas tinggi, dan gaya belajar visual.

Distribusi frekuensi prestasi afektif dengan metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil pada siswa yang mempunyai kreativitas

tinggi dan rendah dengan gaya belajar visual dan kinestetik ditunjukan pada

Gambar 4.11, Gambar 4.12, Gambar 4.13, dan Gambar 4.14. :

Gambar 4.11. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Riil Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Gaya Belajar Visual Dan Kinestetik

Berdasarkan gambar 4.11 distribusi frekuensi prestasi afektif pada metode

ekperimen dengan laboratorium riil siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan

gaya belajar visual dan kinestetik di atas menunjukkan bahwa prestasi afektif pada

kelompok siswa dengan gaya belajar visual pada interval 66-72 dan 73-79

masing-masing terdapat frekuensi 0 dan pada interval 87-93 terdapat frekuensi 8,

Page 134: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

sedangkan prestasi afektif untuk kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik

pada interval 66-72 frekuensinya 0 dan pada interval 80-86 dan 87-93 masing-

masing terdapat frekuensi 7.

Gambar 4.12. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Metode Ekperimen dengan Laboratorium Riil Siswa yang Mempunyai Kreativitas

Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.12 di atas menunjukkan bahwa prestasi afektif

pada siswa dengan gaya belajar visual masing-masing pada interval 66-72 dan 94-

100 masing-masing frekuensinya 1 serta pada interval 80-86 dan 87-93 masing-

masing terdapat frekuensi 8, sedangkan prestasi afektif pada siswa dengan gaya

belajar kinestetik pada interval 66-72, 73-79, dan 94-100 masing-masing

frekuensinya 1 dan prestasi afektif pada interval 80-86 terdapat frekuensinya 10.

Gambar 4.13. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Metode Ekperimen dengan Laboratorium Virtuil Siswa yang Mempunyai Kreativitas

Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Page 135: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Berdasarkan Gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa prestasi afektif

kelompok siswa dengan gaya belajar visual pada interval 66-72 frekuensinya 0

dan pada interval 87-93 frekuensinya 10, sedangkan prestasi afektif untuk

kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik pada interval 66-72 frekuensinya 0

dan pada interval 80-86 frekuensinya 11.

Gambar 4.14. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Virtuil Siswa Yang Mempunyai Kreativitas Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.14 di atas menunjukkan bahwa prestasi afektif

kelompok siswa dengan gaya belajar visual pada interval 66-72 dan 94-100

masing-masing frekuensinya 0 dan prestasi afektif pada interval 80-86

frekuensinya 6, sedangkan prestasi afektif untuk kelompok siswa dengan gaya

belajar kinestetik pada interval 94-100 frekuensinya 0 dan prestasi afektif pada

interval 73-79 dan 80-86 frekuensinya 10.

3. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotorik

Penelitian ini juga mengambil data prestasi psikomotorik siswa.

Pengambilan data dilakukan dengan melalui observasi selama penelitian

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dilakukan oleh peneliti dan

melalui tes yang diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai.

Page 136: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan program SPSS/PSAW 18

diperoleh data sebagai berikut :

a. Prestasi Psikomotorik Biologi pada Metode Ekperimen dengan Laboratorium

Riil dan Laboratorium Virtuil

Distribusi frekuensi prestasi psikomotor siswa yang diberikan metode

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratoreium virtuil ditunjukkan pada

Tabel 4.9. sebagai berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik pada Metode Eksperimen Dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Laboratorium Riil Laboratorium Virtuil Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

61-70 2 2,70% 61-70 1 1,35% 71-80 6 8,11% 71-80 15 20,27% 81-90 38 51,35% 81-90 43 58,11% 91-100 28 37,84% 91-100 15 20,27% Jumlah 74 100% Jumlah 74 100%

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok siswa

yang diberikan metode eksperimen dengan laboratorium riil terdapat prestasi

siswa dengan frekuensi 2 pada interval 61-70 dan terdapat frekuensi 38 pada

interval 81–90. Sedangkan pada kelompok siswa yang diberikan metode

eksperimen dengan laboratorium virtuil terdapat prestasi siswa dengan frekuensi

1 pada interval 61–70 dan terdapat frekuensi 43 pada interval 81-90.

Grafik histogram prestasi psikomotor siswa dalam belajar biologi pada

siswa yang melakukan eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium

virtuil ditunjukkan pada Gambar 4.15. sebagai berikut :

Page 137: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Gambar 4.15. Histogram Prestasi Psikomotor Siswa dalam Belajar Biologi pada

Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

b. Prestasi Psikomotor Biologi pada Kreativitas Rendah dan Tinggi.

Distribusi frekuensi prestasi psikomotorik siswa yang mempunyai

kreativitas tinggi dan rendah ditunjukkan table 4.10. :

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Rendah

Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

61-70 0 0,00% 61-70 3 3,95% 71-80 4 5,56% 71-80 17 22,37% 81-90 41 56,94% 81-90 40 52,63% 91-100 27 37,50% 91-100 16 21,05% Jumlah 72 100% Jumlah 76 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok siswa

yang mempunyai kreativitas tinggi pada interval 61–70 frekuensinya 0 dan pada

interval 81–90 frekuensinya 41. Sedangkan pada kelompok siswa yang

mempunyai kreativitas rendah pada interval 61–70 frekuensinya 3 dan pada

interval 81–90 frekuensinya 40.

Grafik histogram prestasi psikomotor siswa dalam belajar biologi pada

siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah ditunjukkan pada Gambar 4.16.

sebagai berikut :

Page 138: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Gambar 4.16. Histogram Prestasi Psikomotor Siswa dalam Belajar Biologi pada

Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi dan Rendah

c. Prestasi Psikomotorik Biologi pada Gaya Belajar Visual dan Kineastetik.

Distribusi frekuensi prestasi psikomotorik siswa yang mempunyai gaya

belajar visual dan kinestetik ditunjukkan pada Table 4.11. :

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

61-70 1 1,54% 61-70 2 2,41% 71-80 6 9,23% 71-80 15 18,07% 81-90 30 46,15% 81-90 51 61,45% 91-100 28 43,08% 91-100 15 18,07% Jumlah 65 100% Jumlah 83 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 distribusi frekuensi prestasi psikomotorik siswa yang

mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik di atas menunjukkan bahwa pada

kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar visual pada interval 61-70

frekuensinya 1 dan pada interval 81–90 frekuensinya 30. Sedangkan pada

kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik pada interval 61-70

frekuensinya 2 dan pada interval 81–90 frekuensinya 51.

Page 139: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Grafik histogram prestasi psikomotor siswa yang memiliki gaya belajar

visual dan kinestetik ditunjukkan pada Gambar 4.17. sebagai berikut :

Gambar 4.17. Histogram Prestasi Psikomotor dalam Belajar Biologi pada Siswa

yang Memiliki Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

d. Diskripsi Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotorik untuk Tiap-tiap Sel

Berdasarkan hasil analisis tata letak sebaran data prestasi psikomotorik

siswa yang menunjukan prestasi dari masing-masing kelompok eksperimen yang

dipengaruhi oleh metode, sikap ilmiah dan aktivitas siswa dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12. Sebaran Data Prestasi Belajar Psikomotorik untuk Tiap-Tiap Sel

Pembelajaran Berbasis Masalah Lab. Riil Lab. Virtuil

Kreativitas Tinggi Gaya Belajar Visual N=16 Mean=94,19 St-Dev=4,996

N=19 Mean=90,32 St-Dev=5,001

Gaya Belajar Kinestetik

N=18 Mean=86,72 St-Dev=6,115

N=19 Mean=86,47 St-Dev=6,159

Kreativitas Rendah Gaya Belajar Visual N=18 Mean=87,06 St-Dev=6,907

N=12 Mean=83,75 St-Dev=6,468

Gaya Belajar Kinestetik

N=22 Mean=87,41 St-Dev=6,919

N=24 Mean=81,17 St-Dev=6,211

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa rata-rata terendah sebesar

76,56 dengan standart deviasi 8,814 terdapat pada kelompok siswa yang diberikan

Page 140: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium

virtuil pada kategori kreativitas rendah dan gaya belajar visual. Rata-rata tertinggi

sebesar 91,21 dengan standart deviasi 7,652 terdapat pada kelompok siswa yang

diberikan pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan

laboratorium riil pada kategori kreativitas tinggi dan gaya belajar visual.

Data distribusi frekuensi prestasi psikomotorik terhadap pembelajaran

berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil

pada siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya belajar

visual dan kinestetik pada masing-masing sel dapat ditunjukkan pada Gambar

4.18, Gambar 4.19, Gambar 4.20, dan Gambar 4.21. sebagai berikut:

Gambar 4.18. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Riil Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.18 di atas menunjukkan bahwa prestasi psikomotor

kelompok siswa yang menggunakan lab riil, yang memiliki kreativitas tinggi, dan

gaya belajar visual terdapat frekuensi 0 pada interval 61–70 hingga 71-80 dan

terdapat frekuensi 11 pada interval 96-100. Sedangkan kelompok siswa yang sama

tetapi mempunyai gaya belajar kinestetik terdapat frekuensi 0 pada interval 61-70

dan terdapat frekuensi 13 pada interval 81–90.

Page 141: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Gambar 4.19. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Riil Siswa yang Mempunyai Kreativitas Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.19 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok

siswa yang menggunakan lab riil, yang memiliki kreativitas rendah, dan gaya

belajar visual terdapat frekuensi 0 pada interval 71-75 dan terdapat frekuensi 6

pada interval 86–90. Sedangkan pada kelompok siswa yang sama tetapi

mempunyai gaya belajar kinestetik terdapat frekuensi 0 pada interval 71-75 dan

terdapat frekuensi 6 masing-masing pada interval 81-85 dan 86-90.

Gambar 4.20. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Virtuil Siswa yang Mempunyai Kreativitas Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.20 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok

siswa yang menggunakan lab virtuil, memiliki kreativitas tinggi, dan gaya belajar

visual terdapat prestasi frekuensi 0 pada interval 61–70 hingga 71-80 dan terdapat

Page 142: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

frekuensi 11 pada interval 81–90. Sedangkan pada kelompok siswa yang sama

tetapi mempunyai gaya belajar kinestetik terdapat frekuensi 0 pada interval 61–70,

dan terdapat frekuensi 13 pada interval 81–90.

Gambar 4.21. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotor pada Metode

Ekperimen dengan Laboratorium Virtuil Siswa yang Mempunyai Kreativitas Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Berdasarkan Gambar 4.21 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok

siswa yang menggunakan laboratorium virtuil, kreativitas rendah, dan gaya

belajar visual terdapat frekuensi 0 pada interval 61–70 dan terdapat frekuensi 6

pada interval 81–90. Sedangkan pada kelompok siswa yang sama tetapi

mempunyai gaya belajar kinestetik terdapat frekuensi 1 masing-masing pada

interval 61-70 dan 91-100 serta terdapat frekuensi 13 pada interval 81–90.

e. Perbandingan Nilai Rata-rata yang diajar dengan Metode Eksperimen dengan

Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan hasil belajar siswa

antara metode pembelajaran eksperimen menggunakan laboratorium riil dengan

metode pembelajaran eksperimen menggunakan laboratorium virtuil ditinjau dari

kreativitas siswa tinggi dan rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik dapat

dilihat nilai rata-rata keduanya. Hasil perhitungan rerata dari masing-masing

kelompok dapat ditunjukan pada Tabel 4.13. sebagai berikut:

Page 143: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel 4.13. Rata-Rata Prestasi Kognitif Masing-Masing Kelompok

NO KELOMPOK Rata-rata Prestasi

Kognitif Afektif Psikomotor

1 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil 79,023 86,905 88,622

2 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil 75,305 83,338 85,297

3 Siswa yang memiliki kreativitas tinggi 80,576 87,250 89,264 4 Siswa yang memiliki kreativitas Rendah 73,752 83,105 84,776 5 Siswa yang memiliki gaya Belajar Visual 79,364 87,000 89,154 6 Siswa yang memiliki gaya Belajar Kinestetik 74,964 83,651 85,241

7 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

86,947 91,875 94,188

8 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

76,431 85,556 86,722

9 Siswa diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

76,471 85,611 87,056

10 Siswa diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

76,244 85,455 87,409

11 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

81,684 87,632 90,316

12 Siswa diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

77,242 84,579 86,474

13 Siswa diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

72,354 81,583 83,750

14 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

69,941 79,833 81,167

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas, rata-rata terendah terdapat pada

kelompok siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen

dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

baik untuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, yang masing-masing sebesar

69,941, 79,833, 81,167, sedangkan rata-rata tertinggi terdapat pada kelompok

siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual, baik pada

Page 144: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, masing-masing sebesar 86,947, 91,875,

dan 94,188

B. Uji Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi data

dengan bantuan program SPSS/PSAW 18. Diperoleh keputusan Ho diterima jika

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau P-value ≥ dari Alpha

= 0,05 maka Ho diterima.

a. Hasil uji normalitas prestasi aspek kognitif tersaji pada Tabel 4.14. berikut:

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif No Uji Normalitas (Ryan-Joiner) Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab riil 0.200* Ho : diterima Normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab virtuil 0.200* Ho : diterima Normal

3 Siswa yang memiliki kreativitas tinggi 0.200* Ho : diterima Normal

4 Siswa yang memiliki kreativitas rendah 0.056 Ho : diterima Normal

5 Siswa yang memiliki gaya belajar visual 0.200* Ho : diterima Normal

6 Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik 0.200 Ho : diterima Normal

7 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0.200* Ho : diterima Normal

8 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0.200* Ho : diterima Normal

9 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0.200* Ho : diterima Normal

10 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0.200* Ho : diterima Normal

11 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0.200* Ho : diterima Normal

12 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan lab virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0.200* Ho : diterima Normal

13 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0.200* Ho : diterima Normal

14 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0.068 Ho : diterima Normal

Page 145: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Berdasarkan Tabel 4.14 hasil uji normalitas data prestasi kognitif

menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif berdistribusi

normal.

b. Hasil uji normalitas prestasi afektif tersaji pada Tabel 4.15. sebagai berikut:

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Afektif

No Uji Normalitas (Ryan-Joiner) Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil 0,200* Ho : diterima Normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil 0,200* Ho : diterima Normal

3 Siswa yang memiliki kreativitas tinggi 0,200* Ho : diterima Normal

4 Siswa yang memiliki kreativitas Rendah 0,200* Ho : diterima Normal

5 Siswa yang memiliki gaya Belajar Visual 0,200* Ho : diterima Normal

6 Siswa yang memiliki gaya Belajar Kinestetik 0,200* Ho : diterima Normal

7 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

8 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

9 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

10 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

11 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0,189 Ho : diterima Normal

12 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

13 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

14 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas data prestasi afektif di atas

menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif berdistribusi

normal.

Page 146: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

c. Hasil uji normalitas prestasi psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.16.

sebagai berikut:

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Psikomotor

No Uji Normalitas (Ryan-Joiner) Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil

0,200* Ho : diterima Normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil

0,200* Ho : diterima Normal

3 Siswa yang memiliki Kreativitas tinggi 0,200* Ho : diterima Normal 4 Siswa yang memiliki Kreativitas Rendah 0,200* Ho : diterima Normal 5 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual 0,200* Ho : diterima Normal 6 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik 0,069 Ho : diterima Normal

7 Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

8

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0,072 Ho : diterima Normal

9

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

10

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

11

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

0,096 Ho : diterima Normal

12

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

13

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar visual

0,200* Ho : diterima Normal

14

Siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan laboratorium virtuil dengan kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik

0,200* Ho : diterima Normal

Page 147: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Berdasarkan Tabel 4.16 hasil uji normalitas data prestasi psikomotor di

atas menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas.

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program SPSS/PSAW 18. dengan Test for Equal

Variances for nilai kognitif, afektif atau psikomotorik yang dengan hipotesis:

Ho: sampel berasal dari populasi yang homogen

H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

Jika P-value ≥ dari Alpha = 0,05 maka Ho diterima dan jika Ho < 0,05

maka Ho ditolak. Kesimpulan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Table 4.17,

Table 4.18, dan Table 4.19. sebagai berikut.

Tabel 4.17. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif

No Faktor F Sig. Jenis Test Keputusan Ho Kesimpulan 1 Pembelajaran Berbasis

Masalah melalui eksperimen dengan lab. Riil dan virtuil

0, 171 0,680 Levene's Test Ho diterima Homogen

2 Kreativitas siswa 0, 091 0,764 Levene's Test Ho diterima Homogen 3 Gaya Belajar siswa 0, 357 0,551 Levene's Test Ho diterima Homogen 4 Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Kreativitas

0, 817 0,486 Levene's Test Ho diterima Homogen

5 Pembelajaran Berbasis Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Gaya belajar

0, 326 0,907 Levene's Test Ho diterima Homogen

6 Kreativitas * gaya belajar 0, 040 0,989 Levene's Test Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,376 0,915 Levene's Test Ho diterima Homogen

Page 148: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Berdasarkan Tabel 4.17 hasil uji homogenitas data prestasi kognitif di

atas menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif bersifat

homogen.

Tabel 4.18. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Afektif

No Faktor F P-v Jenis Test Keputusan Kesimpulan

1 Pembelajaran Berbasis Masalah dengan lab. Riil dan virtuil

0,272 0,602 Levene's Test Ho diterima Homogen

2 Kreativitas 0,116 0,733 Levene's Test Ho diterima Homogen 3 Gaya Belajar 0,004 0,952 Levene's Test Ho diterima Homogen

4 Pembelajaran Berbasis Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Kreativitas

0,600 0,616 Levene's Test Ho diterima Homogen

5

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Gaya belajar

0,117 0,950 Levene's Test Ho diterima Homogen

6 Kreativitas * gaya belajar 0,414 0,743 Levene's Test Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,450 0,869 Levene's Test Ho diterima Homogen

Berdasarkan Tabel 4.18 hasil uji homogenitas data prestasi afektif di

atas menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif bersifat

homogen.

Tabel 4.19. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Psikomotorik

No Faktor F P-v Jenis Test Keputusan Ho Kesimpulan 1 Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan lab. Riil dan virtuil

0,003 0,956 Levene's Test Ho diterima Homogen

2 Kreativitas 1,782 0,378 Levene's Test Ho diterima Homogen 3 Gaya Belajar 0,014 0,907 Levene's Test Ho diterima Homogen 4 Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Kreativitas

0,299 0,826 Levene's Test Ho diterima Homogen

5 Pembelajaran Berbasis Masalah dengan lab. Riil dan virtuil * Gaya belajar

0,132 0,941 Levene's Test Ho diterima Homogen

6 Kreativitas * gaya belajar 0,632 0,596 Levene's Test Ho diterima Homogen 7 Setiap Sel 0,350 0,929 Levene's Test Ho diterima Homogen

Page 149: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Berdasarkan Tabel 4.19 hasil uji homogenitas data prestasi psikomotor

di atas menunjukkan bahwa semua P-v>0,05, maka data pada aspek kognitif

bersifat homogen.

C. Uji Hipotesis

1. Uji Anava

Berdasarkan hasil uji analisis of varians (Anava) dengan langkah General

Linear Model (GLM) baik prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik diperoleh

data seperti tersaji pada Tabel 4.20, Tabel 4.21, dan Tabel 4.22 sebagai berikut ;

Tabel 4.20. Nilai Anava p-value: Prestasi kognitif No. Yang diUji F hitung p-value Hipotesis HasilUji

1. Metode 7,452 0,007 H0A ditolak Ada pengaruh 2. Kreativitas 25,101 0,000 H0B ditolak Ada pengaruh 3. Gaya_belajar 10,434 0,002 H0C ditolak Ada pengaruh 4. Metode * kreativitas 1,201 0,275 H0AB diterima Tidak ada interaksi 5. Metode * gaya_belajar 0,510 0,477 H0AC diterima Tidak ada Interaksi 6. Kreativitas * gaya_belajar 5,111 0,025 H0BC ditolak Ada interaksi

7. Metode * kreativitas * gaya_belajar 2,298 0,132 H0ABC diterima Tidak ada interaksi

Berdasarkan Tabel 4.20 nilai anava pada prestasi kognitif menunjukkan bahwa

pada metode eksperimen dengan labotaroium riil dan virtuil , kreativitas tinggi

dan rendah , gaya belajar visual dan kinestetik, dan interaksi kreativitas dengan

gaya belajar memiliki P-v<0,05, sedangkan lainnya P-v>0,05.

Tabel 4.21. Nilai Anava p-value: Prestasi afektif No Yang diUji F hitung p-value Hipotesis Hasil Uji 1 Metode 16,821 0,000 H0A ditolak ada pengaruh 2 Kreativitas 22,400 0,000 H0B ditolak ada pengaruh 3 Gaya_belajar 9,678 0,002 H0c ditolak ada pengaruh 4 Metode * kreativitas 1,492 0,224 H0AB diterima Tidak Ada Interaksi 5 Metode * gaya_belajar 0,213 0,645 H0AC diterima Tidak Ada Interaksi 6 kreativitas * gaya_belajar 4,240 0,041 H0BC ditolak Ada Interaksi

7 Metode * kreativitas * gaya_belajar

1,797 0,182 H0ABC diterima Tidak Ada Interaksi

Page 150: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Berdasarkan Tabel 4.21 nilai anava pada prestasi afektif menunjukkan bahwa

pada metode eksperimen dengan labotaroium riil dan virtuil, kreativitas tinggi dan

rendah, gaya belajar visual dan kinestetik, dan kreativitas dengan gaya belajar

memiliki P-v<0,05, sedangkan lainnya P-v>0,05.

Tabel 4.22. Nilai Anava p-value: Prestasi psikomotor No Yang diUji F hitung p-value Hipotesis Hasil Uji

1 Metode 10,969 0,001 H0A ditolak ada pengaruh 2 kreativitas 19,701 0,000 H0B ditolak ada pengaruh 3 Gaya_belajar 10,760 0,001 H0C ditolak ada pengaruh 4 Metode * kreativitas 1,730 0,191 H0AB diterima Tidak ada Interaksi 5 Metode * gaya_belajar 0,028 0,868 H0AC diterima Tidak ada Interaksi 6 kreativitas * gaya_belajar 4,838 0,029 H0BC diterima Ada Interaksi

7 Metode * kreativitas * gaya_belajar 2,527 0,114 H0ABC diterima Tidak ada Interaksi

Berdasarkan Tabel 4.22 nilai anava pada prestasi afektif menunjukkan bahwa

pada metode eksperimen dengan labotaroium riil dan virtuil, kreativitas tinggi dan

rendah, dan gaya belajar visual dan kinestetik, sedangkan lainnya P-v>0,05.

Adapun secara ringkas diperoleh hasil pengujian hipotesis yang

ditunjukkan pada Tabel 4.23. sebagai berikut:

Tabel 4.23. Hasil Pengujian Hipotesis

NO SOURCE P-value

Prest. Kognitif

Prest. Afektif

Prest. Psikomotorik

1 Metode pembelajaran 0,007 0,000 0,001 2 Kreativitas 0,000 0,000 0,000 3 Gaya belajar 0,002 0,002 0,001 4 Metode pembelajaran* sikap ilmiah 0,275 0,224 0,191 5 Metode pembelajaran* gaya belajar 0,477 0,645 0,868 6 Kreativitas*gaya belajar 0,025 0,041 0,029

7 Metode pembelajaran* sikap ilmiah*gaya balajar 0,132 0,182 0,114

Berdasarkan Tabel 4.23 hasil analisis anava diatas jika P-value > 0,05

maka Ho = tidak ada perbedaan pengaruh tidak ditolak, jika P-value < Alpha 0,05

maka Ho = tidak ada pengaruh ditolak, dan jika P-value > Alpha = 0,05 maka Ho

Page 151: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

= tidak ada interaksi tidak ditolak, dan jika P-value < Alpha maka Ho = tidak ada

interaksi ditolak.

Jadi berdasarkan data di atas dapat disimpulkan hipotesisnya untuk data

prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik adalah :

a. Ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen

dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap prestasi kognitif,

afektif dan psikomotorik belajar biologi pada materi zat makanan siswa

kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

b. Ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi prestasi kognitif,

afektif dan psikomotorik belajar Biologi pada materi zat makanan siswa

kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

c. Ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif,

afektif, dan psikomotorik belajar Biologi pada materi zat makanan siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

d. Tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen

dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik belajar Biologi pada

materi zat makanan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo tahun

pelajaran 2011/2012.

e. Tidak ada interaksi antara pemberian pembelajaran berbasis masalah melalui

metode eksperimen dengan Laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

gaya belajar terhadap prestasi kognitif, dan afektif dan psikomotorik belajar

Page 152: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Biologi pada materi zat makanan siswa kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

f. Ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

kognitif, afektif, dan psikomotorik belajar Biologi pada materi zat makanan

siswa kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012.

g. Tidak ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui metode

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kreativitas, dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif, afektif dan

psikomotorik belajar Biologi pada materi zat makanan siswa kelas XI

IPA SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

2. Uji Pasca Anava

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama

dengan prosedur General Linear Model (GLM), maka yang perlu diuji lanjut

adalah jika hasil analisis menunjukkan bahwa p-value < 0,05 dimana hipotesis

Ho : ditolak, artinya tidak ada pengaruh/interaksi ditolak dan H1 : diterima,

artinya ada pengaruh/interaksi diterima..

Adapun yang perlu diuji lanjut adalah :

1) Interaksi antara kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif

(P-value = 0,025).

2) Interaksi antara kreativitas dan gaya gelajar siswa terhadap prestasi afektif (P-

value = 0.041).

3) Interaksi antara kreativitas dan gaya gelajar siswa terhadap prestasi

psikomotor (P-value = 0.029).

Page 153: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

a. Hipotesis H1A

Hipotesis H1A adalah pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratoeium virtuil terhadap prestasi

belajar. Adapun hasil analisis untuk mengetahui laboratorium mana yang

memiliki pengaruh signifikan tersaji dalam Tabel 4.24, Tabel 4.25, Tabel 4.26 dan

Gambar 4.22, Gambar 4.23, Gambar 4.24, dan Gambar 4.25 di bawah.

Tabel 4.24. Estimated Marginal Means terhadap Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Dependent Variable:kognitif

laboratorium Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Riil 78,659 1,067 76,551 80,767

virtuil 75,222 1,067 73,114 77,330

Berdasarkan Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang menggunakan laboratorium riil sebesar 78,659 dan kelompok yang

menggunakan laboratorium virtuil sebesar 75,222. Profil efek dari pengaruh

pemberian metode eksperimen yang menggunakan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil terhadap prestasi kognitif dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.22. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Virtuil

Pada Gambar 4.22., grafik di atas menunjukkan bahwa pembelajaran

Page 154: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

berbasis masalah melalui eksperimen terbagi menjadi dua kategori yaitu

laboratorium riil dan virtuil. Berdasarkan nilai rata-rata kognitif yang diperoleh

siswa pada pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil lebih besar daripada eksperimen dengan laboratorium virtuil.

Jadi pembelajaran berbasis masalah dengan laboratorium riil lebih besar

pengaruhnya daripada laboratorium vituil terhadap prestasi kognitif mata

pelajaram biologi pada materi zat makanan siswa kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4.25. Estimated Marginal Means terhadap Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Dependent Variable:afektif

Laboratorium Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Lab_Riil 86,905 0,701 85,520 88,291

Lab_Virtuil 83,338 0,701 81,952 84,723

Berdasarkan Tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang menggunakan laboratorium riil sebesar 86,905 dan kelompok yang

menggunakan laboratorium virtuil sebesar 83,338. Profil efek dari pengaruh

pemberian metode eksperimen yang menggunakan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil terhadap prestasi afektif dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.23. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Metode

Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Virtuil

Page 155: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Pada Gambar 4.23., grafik di atas menjelaskan bahwa pembelajaran

berbasis masalah melalui eksperimen terbagi menjadi dua kategori yaitu

laboratorium riil dan virtuil. Berdasarkan nilai rata-rata afektif yang diperoleh

siswa pada pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil lebih besar daripada laboratorium virtuil. Jadi pembelajaran

berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium riil lebih besar

pengaruhnya daripada laboratorium vituil terhadap prestasi belajar afektif.

Tabel 4.26. Estimated marginal means terhadap Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil

Dependent Variable:psikomotor

Laboratorium Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Riil 88,622 0,798 87,044 90,200 virtuil 85,297 0,798 83,719 86,875

Berdasarkan Tabel 4.26 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang menggunakan laboratorium riil sebesar 88,622 dan kelompok yang

menggunakan laboratorium virtuil sebesar 85,297. Profil efek pemberian metode

eksperimen yang menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

prestasi psikomotor dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.24. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Metode

Eksperimen Dengan Laboratorium Riil Dan Virtuil

Page 156: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Pada Gambar 4.24. grafik di atas menjelaskan bahwa Pembelajaran

Berbasis Masalah melalui eksperimen terbagi menjadi dua kategori yaitu

laboratorium riil dan virtuil. Berdasarkan nilai rata-rata psikomotor yang

diperoleh siswa pada pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil lebih besar daripada laboratorium virtuil.

Perbandingan rerata prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa

yang dipengaruhi oleh metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil tersaji pada Gambar 4.25 di bawah ini.

Gambar 4.25. Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Metode Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Virtuil.

Berdasarkan Gambar 4.25 di atas, pembelajaran berbasis masalah

dengan laboratorium riil lebih besar pengaruhnya daripada laboratorium vituil

terhadap prestasi belajar biologi materi zat makanan kelas XI IPA semester 2

SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

b. Hipotesis H1B

Hipotesis H1B adalah pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar.

Adapun hasil analisis untuk mengetahui kreativitas mana yang memiliki pengaruh

Page 157: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

signifikan tersaji dalam Tabel 4.27, Tabel 4.28, Tabel 4,29 dan Gambar 4,26,

4,27, Gambar 4,28, Gambar 4,29 di bawah ini.

Tabel 4.27. Estimated Marginal Means terhadap Kreativitas Tinggi dan Rendah Dependent Variable:kognitif

kreativitas Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tinggi 80,368 1,027 78,339 82,397 Rendah 73,693 0,999 71,718 75,668

Berdasarkan Tabel 4.27 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

siswa yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 80,368 dan kelompok siswa yang

memiliki kreativitas rendah sebesar 73,693. Profil efek pengaruh kreativitas

tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.26. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi kognitif: Kreativitas

Pada Gambar 4.26, grafik di atas menjelaskan bahwa kreativitas terbagi

menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Berdasarkan nilai rata-rata kognitif

yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas kategori tinggi mendapat nilai

rata-rata kognitif lebih besar dari pada siswa yang memiliki kreativitas kategori

rendah, jadi siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih besar pengaruhnya

terhadap prestasi belajar kognitif.

Page 158: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Tabel 4.28. Estimated marginal means terhadap Kreativitas Tinggi dan Rendah Dependent Variable:afektif

kreativitas Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tinggi 87,410 0,639 86,147 88,674 Rendah 83,121 0,643 81,850 84,391

Berdasarkan Tabel 4.28 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 87,410 dan kelompok yang memiliki

kreativitas rendah sebesar 83,121.

Profil efek dari pengaruh kategori kreativitas tinggi dan rendah

terhadap prestasi afektif dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.27. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif : Kreativitas

Pada Gambar 4.27, grafik di atas menjelaskan bahwa kreativitas terbagi menjadi

dua kategori yaitu tinngi dan rendah. Berdasarkan nilai rata-rata afektif yang

diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas kategori tinggi mendapat nilai rata-

rata lebih besar dari pada siswa yang memiliki kreativitas kategori rendah, maka

siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih besar pengaruhnya terhadap prestasi

belajar afektif .

Page 159: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Tabel 4.29. Estimated Marginal Means terhadap Kreativitas Tinggi dan Rendah Dependent Variable:psikomotor

kreativitas Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kreativ_Tinggi 89,264 0,789 87,704 90,824 Kreativ_Rendah 84,776 0,768 83,258 86,295

Berdasarkan Tabel 4.29 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 89,264 dan kelompok yang memiliki

kreativitas rendah sebesar 84,776. Profil efek pengaruh kreativitas tinggi dan

rendah terhadap prestasi psikomotor dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.28. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Kreativitas

Pada Gambar 4.28, grafik di atas menjelaskan bahwa kreativitas terbagi

menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinngi. Berdasarkan nilai rata-rata

psikomotor yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas kategori tinggi

mendapat nilai rata-rata psikomotor lebih besar dari pada siswa yang memiliki

kreativitas kategori rendah, jadi siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih

besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar psikomotor.

Perbandingan rerata prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa

yang dipengaruhi oleh kreativitas tersaji pada Gambar 4.29 di bawah ini.

Page 160: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Gambar 4.29. Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Kreativitas Tinggi dan

Rendah.

Berdasarkan Gambar 4.29 di atas, siswa yang memiliki kreativitas tinggi

lebih besar pengaruhnya daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah terhadap

prestasi belajar biologi materi zat makanan kelas XI IPA semester 2 SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

c. Hipotesis H1C

Hipotesis H1C adalah pengaruh gaya belajar (kinestetik dan visual)

terhadap prestasi belajar. Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui gaya belajar

(kinestetik dan visual) mana yang memiliki pengaruh signifikan tersaji dalam

tabel dan gambar di bawah.

Tabel 4.30. Estimated Marginal Means terhadap Gaya belajar Visual dan Kinestetik

Dependent Variable: kognitif

gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Visual 79,814 1,114 77,612 82,015 Kinestetik 74,690 0,986 72,743 76,638

Page 161: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Berdasarkan Tabel 4.30 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang menggunakan laboratorium riil sebesar 79,814 dan kelompok yang

menggunakan laboratorium virtuil sebesar 74,690. Profil efek pengaruh gaya

belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4.30. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Gaya belajar

Pada Gambar 4.30., grafik di atas menjelaskan bahwa gaya belajar terbagi

menjadi 2 kategori yaitu kinestetik dan visual. Berdasarkan nilai rata-rata kognitif

yang diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kategori visual mendapat nilai

rata-rata kognitif lebih besar dari pada siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik, jadi siswa yang memiliki gaya belajar visual tinggi lebih besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar kognitif.

Tabel 4.31. Estimated Marginal Means terhadap Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Dependent Variable:afektif

gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Visual 86,675 0,681 85,328 88,023 Kinestetik 83,856 0,598 82,674 85,037

Berdasarkan Tabel 4.31 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok yang

Page 162: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

menggunakan laboratorium riil sebesar 86,675 dan kelompok yang menggunakan

laboratorium virtuil sebesar 83,856. Profil efek dari pengaruh gaya belajar visual

dan kinestetik terhadap afektif kognitif dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.31. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Gaya Belajar

Pada Gambar 4.31, grafik di atas menunjukkan bahwa gaya belajar

terbagi menjadi 2 kategori yaitu kinestetik dan visual. Berdasarkan nilai rata-rata

afektif yang diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kategori visual mendapat

nilai rata-rata afektif lebih besar dari pada siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik, jadi siswa yang memiliki gaya belajar visual tinggi lebih besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar afektif

Tabel 4.32. Estimated Marginal Means terhadap Gaya Belajar Dependent Variable:psikomotor

gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Visual 88,827 0,776 87,294 90,361 Kinestetik 85,443 0,680 84,098 86,788

Berdasarkan Tabel 4.32 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang menggunakan laboratorium riil sebesar 88,827 dan kelompok yang

menggunakan laboratorium virtuil sebesar 85,443.

Profil efek dari pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap

prestasi psikomotor dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 163: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Gambar 4.32. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Gaya Belajar

Pada Gambar 4.32. ini diketahui bahwa gaya belajar terbagi menjadi 2

kategori yaitu kinestetik dan visual. Berdasarkan nilai rata-rata psikomotor yang

diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kategori visual mendapat nilai rata-

rata psikomotor lebih besar dari pada siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik, jadi siswa yang memiliki gaya belajar visual tinggi lebih besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar psikomotor

Perbandingan rerata prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang

dipengaruhi oleh gaya belajar visual dan kinestetik tersaji pada gambar 4.33 di

bawah ini.

Gambar 4.33. Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Gaya Belajar Visual

dan Kinestetik.

Page 164: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Berdasarkan Gambar 4.33 di atas, siswa yang memiliki gaya belajar visual

lebih besar pengaruhnya daripada siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

terhadap prestasi belajar biologi materi zat makanan kelas XI IPA semester 2

SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

d. Hipotesis H1BC

Hipotesis H1BC adalah interaksi antara kreativitas (tinggi dan rendah)

dengan gaya belajar (kinestetik dan visual ) terhadap prestasi belajar. Hasil uji

lanjut dengan menggunakan uji schefe pada ketiga aspek prestasi belajar, tersaji

pada Tabel 4.33 berikut ini:

Tabel 4.33. Post Hoc Test: Schefe

(I) Kreativitas*Gaya belajar (J) Kreativitas*Gaya belajar Sig.

Kognitif Afektif Psikomotor K. tinggi – G. visual K.tinggi–G.kinestetik 0,005 0,013 0,006

K.rendah–G.visual 0,000 0,002 0,002 K.rendah– G.kinestetik 0,000 0,000 0,000

K. tinggi – G. kinestetik K.tinggi–G.visual 0,005 0,013 0,006 K.rendah–G.visual 0,809 0,906 0,961 K.rendah – G.kinestetik 0,222 0,266 0,397

K. rendah – G. visual K.tinggi – G.visual 0,000 0,002 0,002 K.tinggi– G.kinestetik 0,809 0,906 0,961 K.rendah – G.kinestetik 0,824 0,752 0,772

K. rendah – G. kinestetik K.tinggi–G.visual 0,000 0,000 0,000 K.tinggi– G.kinestetik 0,222 0,266 0,397 K.rendah–G.visual 0,824 0,752 0,772

Berdasarkan Tabel 4.33 di atas menunjukkan ada perbedaan yang signifikan

antara prestasi yang dicapai oleh siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya

belajar visual dengan prestasi siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya

belajar kinestetik atau dengan prestasi siswa yang memiliki kreativitas rendah dan

gaya belajar visual, ataupun dengan prestasi siswa yang memiliki kreativitas

rendah dan gaya belajar kinestetik

Page 165: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Adapun perbandingan rerata antara siswa yang memiliki kreativitas

tinggi dan rendah dengan gaya belajar visual dan kinestetik tersaji dalam Tabel

4.34, Tabel 4.35, Tabel 4.36, dan Gambar 4.34 di bawah ini.

Tabel 4.34. Estimated Marginal Means terhadap Kreativitas dan Gaya Belajar Dependent Variable:kognitif

kreativitas gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tinggi Visual 81,380 1,459 78,496 84,263

Kinestetik 76,346 1,345 73,688 79,005 Rendah Kinestetik 79,463 1,380 76,736 82,191

Visual 70,745 1,418 67,943 73,547

Berdasarkan Tabel 4.34 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok yang

memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-masing

sebesar 84,090 dan 76,848, sedangkan kelompok yang memiliki kreativitas rendah

dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-masing sebesar 74,824 dan 72,955.

Tabel 4.35. Estimated Marginal Means terhadap Kreativitas dan Gaya Belajar

Dependent Variable:afektif

kreativitas gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Rendah Visual 89,753 0,918 87,939 91,567 Kinestetik 85,067 0,889 83,309 86,826

Tinggi Visual 83,597 1,008 81,605 85,590 Kinestetik 82,644 0,798 81,066 84,222

Berdasarkan Tabel 4.35 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok yang

memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-masing

sebesar 89,573 dan 85,067, sedangkan kelompok yang memiliki kreativitas rendah

dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-masing sebesar 83,579 dan 82,644.

Page 166: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Tabel 4.36. Estimated Marginal Means terhadap Kreativitas dan Gaya Belajar

Dependent Variable:Pres_Psikomotor Kreativitas Gaya_belajar

Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kreativ_Tinggi Visual 92,252 1,045 90,187 94,317 Kinestetik 86,598 1,013 84,596 88,600

Kreativ_Rendah Visual 85,403 1,147 83,135 87,671 Kinestetik 84,288 0,909 82,491 86,084

Berdasarkan Tabel 4.36 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelompok

yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-

masing sebesar 92,252 dan 86,598, sedangkan kelompok yang memiliki

kreativitas rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik masing-masing sebesar

85,403 dan 84,288.

Perbandingan rerata prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang

dipengaruhi oleh interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya belajar

visual dan kinestetik tersaji pada Gambar 4.34 di bawah ini.

Gambar 4.34. Histogram Rerata Prestasi Belajar Terhadap Interaksi Antara

Kreativitas dan Gaya Belajar.

Berdasarkan Gambar 4.34 di atas, siswa yang memiliki kreativitas tinggi,

dan gaya belajar visual lebih besar pengaruhnya daripada siswa yang memiliki

kreativitas tinggi, dan gaya belajar kinestetik atau daripada siswa yang memiliki

Page 167: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

kreativitas rendah, dan gaya belajar visual ataupun daripada siswa yang memiliki

kreativitas rendah, dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar .

Profil efek dari pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap

prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor dapat dilihat pada gambar 4.35, 4.36,

dan 4.37 berikut:

Gambar 4.35. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Kognitif: Kreativitas dan Gaya

Belajar

Gambar 4.36. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Afektif: Kreativitas dan Gaya

Belajar

Gambar 4.37. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Psikomotor: Kreativitas dan

Gaya Belajar

Page 168: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Pada Gambar 4.35, Gambar 4.36, dan Gambar 4.37 di atas memperlihatkan

adanya kecenderungan perpotongan garis antara gaya belajar visual dan gaya

belajar kinestetik jika grafik diteruskan ke arah kreativitas yang semakin rendah.

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil uji anava didapatkan P-value < 0,05 untuk ketiga aspek prestasi

belajar, berarti ada pengaruh pembelajaran Biologi melalui metode eksperimen

dengan Laboratorium riil dan metode eksperimen dengan Laboratorum virtuil

terhadap prestasi belajar pada materi zat makanan siswa kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Menurut Ausubel dalam Dahar (1989) belajar dikatakan bermakna

(meaningfull) jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai

dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat

mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Belajar

bermakna yang digagas David P. Ausubel adalah suatu proses pembelajaran

dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu

dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah

mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya.

Jean Piaget menyatakan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,

yakni asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Menurut Bruner belajar sebagai

proses kognitif. Belajar menyangkut tiga proses yang berlangsung hampir

bersamaan. Ketiga proses itu ialah 1) memperoleh informasi baru, 2) tranformasi

pengetahuan, 3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Bruner

Page 169: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

menekankan pembelajaran melalui penemuan langsung, pengetahuan yang

diperoleh melalui proses kognitif, dan bersifat tahan lama. Menurut Gagne dalam

Ratna Wilis (1989) belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan

seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan itu

bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang

kali setiap menghadapi situasi baru. Teori-teori belajar di atas menyatakan bahwa

belajar merupakan kegiatan manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, ketrampilan dan sikap.

Menurut Nuryani (2005) metode eksperimen mempunyai kelebihan siswa

akan menjadi lebih yakin atas suatu hal, memperkaya pengalaman, hasil belajar

akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa, dan dapat mengembangkan sikap

ilmiah. Menurut Syaiful Sagala (2007) kebaikan metode eksperimen dapat

mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan

teknologi dan siswa terhindar dari verbalisme. Menurut Rudi Susiana dan Cepi

Riyana (2007) dalam kerucut pengalaman Edgar Dale antara lain menjelaskan

bahwa Tingkat pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang

paling konkrit sehingga pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat

mencapai sasaran dan tujuan

Menurut Suciati Sudarisman (2011) pembelajaran biologi sebagai bagian

dari pembelajaran sains hendaknya mengacu pada hakekat sains, yang meliputi

produk, proses, dan sikap, melalui penemuan (inquiry). Pembelajaran sains

idealnya mengacu pada kegiatan yang memungkinkan peserta didik tidak hanya

mempelajari pengetahuan deklaratif berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, tetapi

Page 170: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

juga belajar tentang pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh informasi

melalui ketrampilan ilmiah (hands on), ketrampilan berpikir (minds on)

sebagaimana para ilmuwan bekerja sehingga dapat dikembangkan sikap ilmiah

(hearts on) seperti jujur, teliti, sabar, menghargai pendapat orang lain, dan lain-

lain. Metode eksperimen sebagai cara memperoleh informasi melalui penemuan

(inkuiri) berarti akan berpangaruh pada prestasi kognitif (konsep, fakta, teori, dll),

psikomotor (ketrampilan prosedural), dan afektif (jujur, teliti, obyektif, bekerja

sama, dll).

Menurut Vanderlei Folmer et. all. (2009) dalam jurnal penelitiannya yang

berjudul Experimental Activities based on ill-structured Problems improve

brazilian school students’ Understanding of the nature of scientific knowledge

menghasilkan kesimpulan bahwa siswa yang diberikan kesempatan merencanakan

dan melaksanakan eksperimen sendiri memperoleh nilai tinggi, dari pada siswa

melakukan perencanaan dan pelaksanaan eksperimen dengan prosedur lengkap

yang telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan data descriptive statistic diperoleh perhitungan yang

menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode eksperimen dengan

laboratorium riil memperoleh rerata prestasi belajar kognitif, afektif, dan

psikomotor yang lebih tinggi dari pada pembelajaran melaui metode eksperimen

dengan laboratorium virtuil. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa

pertimbangan, yaitu: 1) Dalam pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen

dengan laboratorium riil, selama proses kegiatan dapat memberikan keleluasaan

pada siswa untuk melakukan percobaan sendiri secara langsung mulai dari

Page 171: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

menyiapkan alat dan bahan, memasukkan sampel bahan makanan ke dalam

tabung reaksi, meneteskan larutan reagen ke tabung reaksi yang telah diisi bahan

makanan, memanaskan bahan makanan yang telah ditetesi larutan reagen, menulis

data yang telah diamati dengan detil, menafsirkan, menganalisis data dan

menyimpulkan. 2) Dalam menentukan tujuan dalam suatu percobaan anak lebih

tertantang untuk belajar karena anak dihadapkan langsung dengan obyek/alat dan

peristiwa yang terjadi secara riil. Akibatnya anak merasa senang, dapat

meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan kerjasama dengan temannya dalam

melakukan percobaan sehingga hasil belajar akan tertanam lebih kuat dan tahan

lama dalam memori siswa. Sementara itu, pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium virtuil: a) Anak melihat tayangan animasi yang

berisi suatu kegiatan percobaan yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga siswa

tidak dapat beraktivitas dan berkreativitas secara bebas dan bervariasi seperti

halnya pada kegiatan laboratorium riil. b) Siswa tidak terlibat langsung dengan

alat dan bahan nyata, anak cenderung kurang aktif dalam melakukan setiap

langkah dari percobaan yang dilaksanakan. c) Dalam mencari data anak tinggal

melakukan percobaan sesuai dengan step-step yang sudah diseting pada program

animasi di dalam komputer. d) Siswa masih ingin meyakinkan hasil

eksperimennya melalui laboratorium riil.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran melalui eksperimen dengan

laboratorium riil selain siswa beraktivitas secara langsung dengan alat dan bahan

nyata, siswa mendapatkan hasil penemuan secara nyata atau konkret, siswa juga

memperoleh tantangan yang lebih tinggi karena siswa dapat melaksanakan

Page 172: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

kegiatan eksperimen sesuai dengan desain percobaan yang telah mereka seting

terlebih dahulu melalui diskusi kelompok. Dengan demikian menemukan konsep

melalui pengalaman langsung dan nyata dapat meningkatkan kemampuan ilmiah

melalui ketrampilan proses sains, sehingga prestasi belajar siswa yang diperoleh

melalui eksperimen dengan laboratorium riil lebih tinggi dibandingkan prestasi

siswa yang diperoleh melalui kegiatan eksperimen dengan laboratorium virtuil.

Laboratorium virtuil hanya dapat mensimulasikan suatu kegiatan

eksperimen, tetapi tidak dapat digunakan untuk menggantikan eksperimen di

laboratorium riil. Simulasi dapat dilakukan sebagai kegiatan awal sebelum siswa

melakukan eksperimen yang sebenarnya. Melalui kegiatan simulasi siswa juga

dapat mendemonstrasikan suatu materi yang tidak dapat dilihat dengan kasat

mata, kompleks, dan rumit.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil uji anava didapatkan P-value < 0,05 untuk ketiga aspek

prestasi belajar siswa, artinya ada pengaruh antara kreativitas tinggi dan

kreativitas rendah terhadap prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi

zat makanan siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan uji statistik dengan GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan

prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi

dan rendah. Data descriptive statistic menunjukkan bahwa siswa dengan kategori

kreativitas tinggi memperoleh prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih

tinggi dari pada siswa dengan kategori kreativitas rendah.

Page 173: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Di dalam buku yang berjudul Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat

oleh Utami Munandar (2005) dikatakan bahwa salah satu faktor untuk

menentukan keberbakatan seseorang adalah kreativitas untuk berprestasi.

Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam

bidang ilmu dan teknologi serta dalam semua bidang usaha maupun lainnya.

Kreativitas melibatkan belajar memecahkan masalah dan memerlukan banyak

latihan dengan berbagai macam tipe masalah serta membutuhkan pemikiran yang

kritis, realitas yang bersifat spontan atau improfisasi. Pembelajaran yang

dirancang dengan memperhatikan kreativitas siswa akan meningkatkan prestasi

belajarnya. Semakin banyak masalah yang dipelajari siswa untuk dipecahkan

maka semakin banyak siswa tersebut berpikir sehingga kemampuan kognetifnya

semakin meningkat.

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suseno dengan

tesisnya yang berjudul Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri

Terbimbing Dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat Dan Kreativitas Siswa

(Studi Kasus Kompetensi Dasar Plantae Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Wonosari Klaten Tahun Pelajaran 2008/2009) salah satu kesimpulannya

menyebutkan bahwa kreativitas siswa berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar biologi siswa pada kompetensi dasar plantae. Siswa yang memiliki

kreativitas kategori tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar lebih tinggi

daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Dengan demikian penelitian

yang penulis lakukan telah memperkuat penelitian sebelumnya.

Page 174: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil uji anava didapatkan P-value < 0,05 untuk semua aspek

prestasi belajar, artinya ada pengaruh antara gaya belajar siswa visual dan

kinestetik pada kedua metode pembelajaran terhadap prestasi belajar baik

kognitif, afektif maupun psikomotorik pada materi zat makanan siswa kelas XI

SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012. Data descriptive statistic

menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual memperoleh prestasi

belajar kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih tinggi dari pada siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik pada kedua metode (eksperimen dengan

laboratorium riil dan eksperimen dengan laboratorium virtuil).

Menurut Bobbi (2001;85), walaupun masing-masing dari kita belajar

dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan

orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Ini berarti

menunjukkan bahwa salah satu faktor perbedaan prestasi belajar adalah gaya

belajar, karena masing-masing gaya belajar mempunyai ciri-ciri dan cara belajar

yang berbeda. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan

strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, maka anak dapat berkembang dan

prestasinya akan meningkat lebih baik.

Joseph Pits (2009), dalam jurnalnya yang berjudul Identifying and

Using a Teacher-Friendly Learning-Styles Instrumen, menyimpulkan bahwa guru

dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih tepat untuk kepentingan setiap

siswa. Guild and Garger cit. Joseph Pitts (2009) menyatakan bahwa dengan

memahami gaya belajar dapat membantu para pendidik untuk memudahkan

Page 175: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

belajar siswa belajar dengan sukses. Sims and Sims cit. Joseph Pitts (2009),

menyatakan bahwa mengidentifikasi dan mengajar melalui gaya belajar siswa

dapat menambah skor tes dan meningkatkan pengetahuan. Dan Dunn and Dunn

cit. Joseph Pitts (2009) menyatakan bahwa siswa diajarkan menggunakan gaya

belajar yang mereka sukai, mereka menunjukkan peningkatan prestasi akademik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Joko Widiyanto dalam tesisnya

yang berjudul Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil Pada Pembelajaran

Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Kemampuan Memori (2010), salah satu

kesimpulannya menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara

prestasi mahasiswa berdasarkan gaya belajarnya. Mahasiswa yang memiliki gaya

belajar visual memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari pada mahasiswa

yang memiliki gaya belajar auditori maupun kinestetik baik pada kelompok yang

menggunakan laboratorium riil maupun laboratorium virtuil.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi kognitif, afektif,

dan psikomotorik pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual lebih tinggi

dari pada siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik. Hasil penelitian ini

berarti telah mendukung penelitian sebelumnya yang secara kebetulan juga

menggunakan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium

virtuil, dimana siswa dengan gaya belajar visual akan lebih meningkat prestasi

belajarnya dari pada siswa dengan gaya belajar kinestetik baik yang diberikan

pembelajaran melalui eksperimen dengan laboratorium riil maupun yang

menggunakan laboratorium virtuil.

Page 176: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil uji anava didapatkan P-value > 0,05 untuk ketiga aspek

prestasi belajar. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara

penggunaan metode dengan kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kognitif, afektif dan psikomotorik pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN

1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Rerata prestasi kognitif untuk kelompok siswa yang diberikan metode

eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas kategori tinggi dan rendah

masing-masing sebesar 81,380 dan 76,346, sedangkan kelompok siswa yang

menggunakan laboratorium virtuil dengan kreativitas kategori tinggi dan rendah

masing-masing sebesar 79,463 dan 70,745. Rerata prestasi afektif untuk kelompok

siswa yang diberikan metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan

kreativitas kategori tinggi dan rendah masing-masing sebesar 88,53 dan 85,53,

sedangkan kelompok siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan

kreativitas kategori tinggi dan rendah masing-masing sebesar 86,11 dan 80,42.

Rerata prestasi psikomotor untuk kelompok siswa yang diberikan metode

eksperimen dengan laboratorium riil dengan kreativitas kategori tinggi dan rendah

masing-masing sebesar 90,18 dan 87,53, sedangkan kelompok siswa yang

menggunakan laboratorium virtuil dengan kreativitas kategori tinggi dan rendah

masing-masing sebesar 88,39 dan 81,97.

Pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium

riil tampaknya sama-sama efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa baik

siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah. Meskipun siswa dengan

Page 177: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

kreativitas tinggi memperoleh prestasi yang lebih tinggi, tetapi siswa dengan

kreativitas rendah juga terangkat prestasinya ketika mereka mengikuti

pembelajaran dengan metode eksperimen dengan laboratorium riil. Sehingga

dapat dikatakan bahwa interaksi antara pembelajaran berbasis masalah melalui

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan kreativitas

tinggi dan rendah mempunyai pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar

biologi dengan materi zat makanan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo

tahun pelajaran 2011/2012.

5. Hipotesis Kelima

Berdasarkan hasil uji anava didapatkan P-value > 0,05 untuk ketiga aspek

prestasi belajar siswa, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara

penggunaan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratoriun virtuil

dengan gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar baik kognitif,

afektif dan psikomotorik pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Rerata prestasi kognitif untuk kelompok siswa yang diberikan metode

eksperimen dengan laboratorium riil dengan gaya belajar kategori visual dan

kinestetik masing-masing sebesar 81,401 dan 76,3328, sedangkan kelompok

siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan gaya belajar kategori visual

dan kinestetik masing-masing sebesar 78,072 dan 73,167. Rerata prestasi afektif

untuk kelompok siswa yang diberikan metode eksperimen dengan laboratorium

riil dengan gaya belajar kategori visual dan kinestetik masing-masing sebesar

88,56 dan 85,50, sedangkan kelompok siswa yang menggunakan laboratorium

Page 178: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

virtuil dengan gaya belajar kategori visual dan kinestetik masing-masing sebesar

85,29 dan 81,93. Rerata prestasi psikomotor untuk kelompok siswa yang

diberikan metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan gaya belajar

kategori visual dan kinestetik masing-masing sebesar 90,71 dan 87,08, sedangkan

kelompok siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan gaya belajar

kategori visual dan kinestetik masing-masing sebesar 87,81 dan 83,44.

Data statistik tersebut menjelaskan bahwa siswa dengan gaya belajar

visual dan kinestetik sama-sama terangkat prestasi belajarnya ketika kepada

mereka diberikan metode eksperimen dengan laboratorium riil. Siswa dengan

gaya belajar visual maupun kinestetik akan mendapatkan pembelajaran yang

sama-sama lebih efektif dengan metode eksperimen dengan laboratorium riil dari

pada dengan laboratorium virtuil. Dengan demikian interaksi antara metode

eksperimen dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan gaya belajar

visual dan kinestetik memiliki pengaruh yang sama terhadap prestasi biologi, baik

pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi zat makanan untuk siswa

kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

6. Hipotesis Keenam

Berdasarkan hasil uji anava didapatkan P-value < 0,05 untuk prestasi

kognitif, afektif , dan psikomotor, hal tersebut menunjukkan bahwa ada interaksi

antara kreativitas dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif,

afektif, dan psikomotorik pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Page 179: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Menurut Utami Munandar (2009) strategi mengajar yang digunakan guru

dapat meningkatkan kreativitas siswa. Anak akan belajar lebih baik jika

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan anak. Gaya belajar anak juga dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam mengajar, karena penyampaian bahan ajar

yang sesuai dengan gaya belajar anak juga salah satu faktor ekstrinsik yang

mamacu kreativitas anak. Menurut hipotesis 2 siswa yang memiliki kreativitas

tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai

kreativitas rendah. Menurut hipotesis 3 siswa yang memiliki gaya belajar visual

memperoleh prestasi yang baik dari pada siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dengan didukung gaya belajar

visual akan menghasilkan produk-produk kreatif yang disertai hasil pengamatan

yang lebih cermat dan teliti sehingga berdampak pada prestasi yang lebih baik.

Berdasarkan Gambar 4.34, histogram rerata prestasi belajar terhadap

interaksi antara kreativitas dan gaya belajar, menunjukkan bahwa rerata nilai

prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajar visual

lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan rerata nilai prestasi belajar

siswa yang yang memiliki kreativitas rendah dan gaya belajar visual atau jika

dibandingkan dengan rerata nilai prestasi siswa yang memiliki kreativitas tinggi

dan gaya belajar kinestetik, ataupun jika dibandingkan dengan prestasi belajar

siswa yang memiliki kreativitas rendah dan gaya belajar kinestetik. Data tersebut

didukung oleh Gambar 4.35, Gambar 4.36, dan Gambar 4.37, menunjukkan

bahwa siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik memperoleh prestasi

belajar yang hampir sama ketika mereka memiliki kreativitas rendah. Demikian

Page 180: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

juga siswa dengan gaya belajar kinestetik juga memperlihatkan peningkatan yang

tidak signifikan meskipun mereka memiliki kreativitas yang semakin tinggi.

Tetapi siswa dengan gaya belajar visual menunjukkan peningkatan prestasi belajar

secara signifikan ketika kreativitas mereka juga semakin meningkat. Hal inilah

yang menyebabkan adanya interaksi antara kreativitas dan gaya berlajar terhadap

prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Hipotesis Ketujuh

Berdasarkan hasil analisis didapatkan untuk P-value > 0,05 untuk prestasi

kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka hipotesis Ho: tidak ditolak dan hipotesis

alternatifnya H1 : ditolak, artinya tidak ada interaksi antara penggunaan metode

eksperimen dengan kreativitas dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa

pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran

2011/2012.

Tidak adanya interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar dapat

dijelaskan bahwa metode eksperimen dengan laboratorium riil lebih baik dari

metode eksperimen dengan laboratoeium virtuil, siswa dengan kreativitas

tinggi lebih baik dari pada siswa dengan kreativitas rendah, siswa dengan

gaya belajar visual lebih baik dari siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai

berikut: a) Penggunaan metode eksperimen dengan laboratoeium riil tepat

dijadikan sebagai pilihan utama jika pembelajaran memperhatikan kreativitas dan

gaya belajar siswa. Siswa dengan gaya belajar yang berbeda akan memberi respon

yang berbeda pula. Demikian juga, siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah.

Page 181: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

b) Interaksi antara kreativitas dan gaya belajar memberi sumbangan besar

terhadap identifikasi pemahaman siswa tentang pelajaran biologi khususnya

materi zat makanan. Siswa dengan kreativitas tinggi dan gaya belajar visual dan

kinestetik, tidak ada masalah saat belajar dengan metode eksperimen dengan

laboratoeium riil maupun eksperimen dengan laboratoeium virtuil, meskipun

eksperimen dengan laboratoeium riil tetap menjadi pilihan utamanya. Sedangkan

siswa dengan kreativitas rendah, akan sangat terbantu dengan penggunaan

metode eksperimen dengan laboratorium riil.

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian.

Pada penelitian ini ada beberapa keterbatasan diantaranya :

1. Data angket kreativitas siswa yang diperoleh dengan berupa angket yang

mana skor kategori tinggi dan rendah tidak jauh berbeda, sehingga perlu

peningkatan kategori kreativitas menjadi tinggi, sedang, dan rendah.

2. Pertanyaan pada LKS yang menugaskan siswa untuk mengidentifikasi

masalah berdasarkan wacana di atasnya, belum dikaitkan dengan zat

makanan sehingga jawaban siswa kurang terarah.

Page 182: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang

telah dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan metode eksperimen dengan laboratorium riil

dan laboratorium virtuil terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik

bidang studi biologi pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

Metode eksperimen dengan laboratorium riil menghasilkan prestasi belajar

siswa yang lebih baik dari pada metode eksperimen dengan laboratorium

virtuil baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sementara itu,

laboratorium virtuil dapat digunakan untuk mensimulasikan suatu kegiatan

eksperimen, tetapi tidak untuk menggantikan eksperimen di laboratorium riil.

Simulasi dapat dilakukan sebagai kegiatan awal sebelum siswa melakukan

eksperimen yang sebenarnya. Melalui kegiatan simulasi siswa juga dapat

mendemonstrasikan suatu materi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata,

kompleks, dan rumit.

2. Terdapat pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan

psikomotorik pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

tahun pelajaran 2011/2012. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi

160

Page 183: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki

kreativitas rendah baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Terdapat pengaruh antara gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif,

afektif dan psikomotorik untuk bidang studi biologi pada materi zat makanan

siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012. Siswa yang

memiliki gaya belajar visual memperoleh prestasi yang lebih tinggi dari pada

siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik baik pada aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor.

4. Tidak terdapat interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan

laboratorium riil maupun dan laboratorium virtuil dengan kreativitas terhadap

prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi zat makanan siswa

kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

5. Tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan gaya belajar visual dan

kinestetik siswa terhadap prestasi belajar biologi baik pada aspek kognitif,

afektif dan psiokomotor pada materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012.

6. Terdapat interaksi antara kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar biologi pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada materi zat

makanan siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012. Siswa

dengan gaya belajar visual dan kinestetik memperoleh nilai prestasi yang

berbeda secara signifikan pada kedua kategori kreativitas, dimana dengan

kategori kreativitas tinggi siswa yang memiliki gaya belajar visual

Page 184: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki

gaya belajar kinestetik. Sedangkan pada kategori kreativitas rendah, siswa

yang memiliki gaya belajar visual dengan siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik memperoleh prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor yang berbeda

secara tidak signifikan.

7. Tidak ada interaksi antara penggunaan eksperimen dengan laboraetorium riil

dan laboratorium virtuil dengan kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar biologi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik pada

materi zat makanan siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran

2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan adalah :

a. Implikasi Teoritis

a. Pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan

laboratorium riil dapat digunakan sebagai model dan metode pembelajaran

alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep pada proses

pembelajaran biologi khususnya materi zat makanan.

b. Guru hendaknya memperhatikan kreativitas siswa dan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa, seorang pendidik dapat membangkitkan atau

meningkatkan kreativitasnya..

c. Guru hendaknya berusaha memperhatikan gaya belajar siswa dalam

membuat rancana dan pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.

Page 185: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

d. Pembelajaran dengan metode eksperimen dengan laboratorium riil dan

laboratorium virtuil, prestasi belajar siswa yang kreativitas tinggi lebih baik

dari pada siswa dengan kreativitas rendah sehingga untuk meningkatkan

prestasi belajar pada kedua metode dapat dilakukan dengan meningkatkan

kreativitas siswa.

e. Pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dengan

laboratorium riil dan metode eksperimen laboratorium virtuil, prestasi belajar

siswa yang bergaya belajar visual lebih baik dari pada siswa dengan bergaya

belajar kinestetik sehingga untuk meningkatkan prestasi belajar pada kedua

metode dapat dilakukan dengan memperhatikan gaya belajar siswa.

f. Prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya belajar

visual lebih baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas rendah dan gaya

belajar visual/kinestetetik. Guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

pada kedua metode dapat dilakukan dengan memperhatikan interaksi antara

kreativitas dan gaya belajar siswa.

g. Prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan

metode eksperimen dengan laboratorium riil dengan memperhatikan

kreativitas dan gaya belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan bagi seorang pendidik dan calon pendidik untuk

meningkatkan prestasi belajar biologi, khususnya pada materi zat makanan.

2. Implikasi Praktis

a. Pembelajaran berbasis masalah melalui eksperimen dengan laboratorium

riil mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa dari

Page 186: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

pada metode eksperimen dengan laboratorium virtuil. Maka metode

eksperimen dengan laboratorium riil dapat diterapkan dalam kurikulum

KTSP dan sebagai metode pembelajaran sains karena siswa lebih aktif,

kreatif, terampil, obyektif dan kritis dalam memecahkan masalah.

b. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai prestasi yang lebih

baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas rendah, maka guru dapat

memotivasi siswa agar mempunyai kreativitas yang tinggi dalam

pembelajaran dengan metode eksperimen.

c. Siswa yang memiliki gaya belajar visual mempunyai prestasi yang lebih

baik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen

dengan laboratorium riil maupun dengan laboratorium virtuil. Maka guru

dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mengenali gaya belajarnya

sehingga memperoleh prestasi yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik (Guru)

a. Model pembelajaran biologi berbasis masalah melalui eksperimen dengan

laboratorium riil, dapat dilakukan pada pembelajaran KD 3.3 dengan materi

zat makanan karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Dalam proses pembelajaran biologi perlu memperhatikan kreativitas siswa.

c. Perlu dilakukan peningkatan kreativitas siswa pada proses pembelajaran,

karena kreativitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

Page 187: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

d. Perlu dilakukan identifikasi gaya belajar yang dimiliki siswa sebelum

pembelajaran, sehingga guru dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran

dengan gaya belajar siswa.

3. Bagi Peneliti lain

a. Validasi instrumen sangat perlu dilakukan dengan cermat dan teliti untuk

memperoleh data hasil penelitian yang lebih signifikan sehingga

dihasilkan kesimpulan yang sahih.

b. Pengukuran kreativitas siswa perlu ditingkatkan menjadi kreativitas

tinggi, sedang dan rendah untuk memperjelas batas-batas kreativitas

siswa.

c. Pertanyaan pada LKS yang menugaskan siswa untuk mengidentifikasi

masalah berdasarkan wacana yang terdapat di atasnya perlu dikaitkan

dengan zat makanan agar jawaban siswa menjadi lebih terarah.

Page 188: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Press.

Bob Samples. 2002. Revolusi Belajar Untuk Anak. Bandung: Kaifa

Bobbi De Porter & Mike Hernacki. 2005. Quantum Learning. (Edisi Terjemahan) Bandung : Kaifa

Budiono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Surakarta. Sebelas Maret University Press

Chin, C., & Chia, L. G. 2005. Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in Biology Project Work . Journal Biological Education, 38(2), 69 – 75.

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pembelajaran Tuntas. Jakarta. Dikmenum

Depdiknas. 2004. Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif. Jakarta:Dikmenum

Depdiknas. 2004. Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Psikomotorik. Jakarta:Dikmenum

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS. Jakarta:Dikmenum

Felix U. 2005. Do Learning & Teaching Styles Affect Students’ Performance? An Empirical Study. Kamuche: Morehouse College

Ibrahim Bilgin. 2009. The Effects Of Probleme Based-Learning Instruction in Univercity Students’ Performance Of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technologi Education, 5(2), 153-164.

Izaak H. Wenno. 2010. Pengembangan Model Modul IPA Berbasis Problem Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran Di SMP/MTs. Cakrawala Pendidikan. XXIX, No. 2.

Joko Widianto. 2010. Penerapan laboratorium riil dan virtuil pada pembelajaran biologi ditinjau dari gaya Belajar dan kemampuan memori siswa. Tesis S2. Pendidikan Sains. UNS. Surakarta (Published).

Joseph Pitts. 2009. Identifying and Using a Teacher-Friendly Learning-Styles Instrumen. Heldref Publications.82(5).

Kelvin Siefert. 2008. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD

Liliasari. 2011. Seminar Nasional Pendidikan Sains: Berpikir Sains dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Manusia Indonesia Yang Kritis, Kreatif, dan Berkarakter. UNS. Surakarta (Published).

Masnur Muslich. 2009. KTSP, Jakarta: Bumi Aksara

Page 189: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Mohammad Nur dan Prima Retno Wikandari. 1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran. Surabaya: IKIP Surabaya

Mohammad Nur. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya Unesa.

Muhammad Asrori. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Wacana Prima

Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Mujiyono 2005. Pengaruh Penerapan laboratorium riil dan virtuil pada pembelajaran siswa ditinjau kreativitas siswa. Tesis S2. Pendidikan Sains. UNS. Surakarta (Published).

Muslimin Ibrahim. 2010. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Surabaya. Unesa Press.

Nana Sudjana, Ibrahim, 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Sosdakarya.

Nasution, 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara

Ni Made Suci (2008). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2(1), 74-86).

Novak J.D dan Gowin D.B. 1984. Learning how to learn. Cambridge: Cambridge University Press.

Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang. UM Press.

Orhan Okinoglu and Ruhan Orkardes Tandogan. 2007. The Effects Of Probleme Based-Learning Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitud, and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technologi Education, 3(1), 71-81.

Paul Suparno. 2007. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta. Kanisius

Peter Pericles Trifonas and Blane Despres (2004). Teaching Education and the Virtual. E–Learning, 1(2).

Piyush Swami, dan Robert Shields, GOWIN’S Knowledge Vee : Using To Improv Preservice Teachers Abiliyy For Conducting ang Directing Sience Investigations. University of Cincinnati, University of Akron

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Ratna Wilis Dahar,1989, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Page 190: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

Rudi Susiana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung. Wacana Prima

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan profesional guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Srining Winanti. 2009. Pembelajaran IPA Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Kreativitas Siswa. Tesis S2. Pendidikan Sains. UNS. Surakarta (Published).

Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta. UNS Press.

Suciati Sudarisman. 2011. Upaya Internalisasi Karakter Melalui Home Science Process Skill untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional FKIP UNS. Surakarta. 8 Mei

Sudarmi. 2009. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Riil dan Virtuil Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Berfikir Abstrak terhadap Prestasi Belajar. Tesis S2. Pendidikan Sains. UNS. Surakarta (Published).

Suharsimi A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Asdi Mahasatya.

Supi Iswari 2009. Pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan lab virtuil ditinjau dari sikap ilmiah dan gaya belajar siswa. Tesis S2. Pendidikan Sains. UNS. Surakarta (Published).

Suparman S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta. Pinus Book Publisher.

Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta. Gaung Persada (GP) Press.

Syaiful Sagala, 2010. Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta. Kanisius.

Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta.

Vanderlei Folmer1, Nilda B. de Vargas Barbosa, Félix A. Soarese João B. T. Rocha (2009) Experimental Activities based on ill-structured Problems improve brazilian school students’ Understanding of the nature of scientific knowledge. Revista Electrónica de Enseñanza de las Ciencias Vol.8 No.1.

Widha Sunarno. 2011. Seminar Nasional Pendidikan Sains: Perkembangan Pendidikan dan Pembelajaran Sains Menuju Bangsa Yang Berkarakter Kritis dan Kreatif. UNS. Surakarta (Published).

Page 191: digilib.uns.ac.id/Pemb… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Winkel,W.S.1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Gaung Persada Press.

Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya