pemaparan_litbang_23022011

68
POLA PENENTUAN PROGRAM LAYANAN ANGKUTAN LAUT KEPERINTISAN DALAM MENDUKUNG TERCIPTANYA KONEKTIVITAS NASIONAL Jakarta, 23 Februari 2011 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Upload: -randu-susanto-

Post on 22-Jan-2016

259 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

peranan angkutan laut

TRANSCRIPT

Page 1: pemaparan_litbang_23022011

POLA PENENTUAN PROGRAM LAYANAN ANGKUTAN LAUT KEPERINTISAN DALAM MENDUKUNG TERCIPTANYA KONEKTIVITAS NASIONAL

Jakarta, 23 Februari 2011

Direktorat Jenderal Perhubungan LautDirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Page 2: pemaparan_litbang_23022011

PERAN TRANSPORTASI LAUT DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PERAN TRANSPORTASI LAUT DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

1 BIDANG PEREKONOMIAN

SARANA PENUNJANG PERPINDAHAN ORANG DAN/ATAU BARANG SARANA MERANGSANG PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH (SHIP

PROMOTES THE TRADE) SARANA MENUNJANG SEKTOR PERDAGANGAN EKONOMI DAN

SEKTOR LAINNYA (SHIP FOLLOWS THE TRADE) -> ANTARA LAIN 99,4% DARI TOTAL EX/IM (BY VOLUME) DAN 95,2 % DARI TOTAL EX/IM (BY VALUE) DIANGKUT MELALUI LAUT

2 BIDANG SOSIAL BUDAYA

SARANA MENINGKATKAN MOBILITAS SERTA INTERAKSI SOSIAL DAN BUDAYA ANTAR WARGA BANGSA

3 BIDANG POLITIK

SEBAGAI SARANA MENDUKUNG PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KESELURUH WILAYAH TANAH AIR;

SEBAGAI JEMBATAN PENGHUBUNG DAN SARANA PEMERSATU (INTEGRATIF) NKRI DALAM MENDUKUNG PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA

4 BIDANG HANKAM

ARMADA NIAGA NASIONAL SBG KOMPONEN PERTAHANAN NKRI (UU No. 3/2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA)

ARMADA NIAGA NASIONAL SBG PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DI LAUT BILA NEGARA DALAM KEADAAN BAHAYA DAPAT DIMOBILISASIKAN (UU NO. 27/1997 TTG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI)

TRANSPORTASI LAUT

MERUPAKAN INFRASTRUKTUR

DAN TULANG PUNGGUNG KEHIDUPAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Page 3: pemaparan_litbang_23022011

-3-

SASARAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT NASIONAL SASARAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT NASIONAL

TURN ROUND TIME ( TRT ) KAPAL

FUNGSI&

INDIKATOR

PENGA-TURAN

PP.20/2010 TTG ANGKUTAN DI PERAIRAN

& PERATURAN INTERNASIONAL

PP. 5 /2010 TTG KENAVIGASIAN &

PERATURAN INTERNASIONAL

PP. 7/2000 TTG KEPELAUTAN, PP. 51/02

TTG PERKAPALAN, PP.1/99 & PERATURAN

INTERNASIONAL, PP. 21 2010 TTG PLM

PERATURAN INTERNASIONAL

PP. 61/2009 TTG KEPELABUHANAN &

PERATURAN INTERNASIONAL

PORTSHIPPING SEAWORTHINESS MARINE GUARD/SECURITY

• Ton-Mile / DWT• BOR & Waiting Time• Throughtput • Incident Rate • Accident Rate

“ LAW ENFORCEMENT “

BUSINESS GUARD/ SECURITY

“ BUSINESS DEVELOPMENT”

MARINE SAFETY

“RENDAH DI PELABUHAN, TINGGI DI LAUT”

SAFETY

• Incident Rate

Page 4: pemaparan_litbang_23022011

PERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI LAUT NASIONALPERWUJUDAN SISTEM TRANSPORTASI LAUT NASIONAL

SISTEMTRANSPORTASI

LAUT

JARINGANPRASARANA

JARINGANPELAYANAN

VEHICLE- KAPAL

TERMINAL/ NODE- PELABUHAN

WAYS- ALUR PELAYARAN

SAFETY & SECURITY- FASILITAS KESELAMATAN & KEAMANAN PELY

JARINGAN TRAYEKANGKUTAN LAUTPENUMPANG

JARINGAN TRAYEKANGKUTAN LAUTBARANG

SIFAT- LINER- TRAMPER

JENIS TRAYEK DN(YG TELAH DITETAPKAN)- TRAYEK PNP- TRAYEK PETI

KEMAS- TRAYEK GENCAR- TRAYEK PERINTIS

SISTRANAS/INTERMODA

INTERNASIONAL/ANTAR NEGARA

NASIONAL/ANTAR WILAYAH

REGIONAL/WILAYAH

LOKAL

PELABUMUM

PELABKHUSUS

INTERNASIONALHUB

INTERNASIONAL NASIONAL REGIONAL LOKAL

INTERNASIONAL/NASIONAL

REGIONAL LOKAL

Page 5: pemaparan_litbang_23022011

PENYELENGGARAAN PELAYARAN PERINTIS

DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, PP No. 20 Tahun 2010

tentang Angkutan di Perairan

UU NO.17/2008

BAGIAN KELIMA,

ANGKUTAN PERAIRAN UTK DAERAH

TERTINGGALDAN/ATAU WIL TERPENCIL

BAGIAN KELIMAPASAL 24,

AYAT (1), (2),(3),(4),(5) DAN (6)

PP NO.20/2010

BAB V

ANGKUTAN DIPERAIRAN UTK DAERAH MSH TER TINGGAL DAN /ATAU WIL TERPENCIL,

BAGIAN KESATU , KEDUA DAN KEEMPAT

PASAL 70 S/D 74 PASAL 77 DAN 78

PER MEN HUB( KM 33 THN 2001)

TUJUANN NYA ,Terselenggaranya pelayanan jasa Pelayaran Perintis yang tetap dan teratur,lancar,aman,nyaman, memenuhi aspek keselamatan pelayaran dan dengan tarif angkutan yang terjangkau dalam rangka kelancaran mobilitas penduduk, angkutanbarang, administrasi pemerintahan, pembangunan dan perdagangan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan moda transportasi lainnya

Page 6: pemaparan_litbang_23022011

Menghubungkan daerah yang masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil yang belum berkembang dengan daerah yang sudah berkembang atau maju, menghubungkan daerah yang moda transportasinya lainnya belum memadai dan menghubungkan daerah yang secara komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh pelaksana kegiatan angkutan laut dan ASDP

Mendorong pengembangan daerah, peningkatan dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta terwujudnya stabilitas nasional yang mantap dan dinamis dalam kerangka NKRI.

Berdasarkan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pelayaran adalah pelayanan angkutan diperairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersil

Terselenggaranya pelayanan jasa pelayaran perintis yang tetap dan teratur, lancar, aman, nyaman, memenuhi aspek keselamatan pelayaran dan dengan tarif angkutan yang terjangkau dalam rangka kelancaran mobilitas penduduk, angkutan barang, administrasi pemerintahan, pembangunan dan perdagangan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan moda transportasi lainnya.

PENYELENGGARAAN PELAYARAN PERINTIS PENYELENGGARAAN PELAYARAN PERINTIS

PENGERTIAN

MAKSUD

TUJUAN

SASARAN

Page 7: pemaparan_litbang_23022011

Belum memadainya pelayanan angkutan oleh moda transportasi lainnya;

Belum nampak adanya pelayanan angkutan oleh perusahaan angkutan laut nasional

secara komersial serta dalam sistem pelayanan yang tetap dan teratur;

Secara komersial belum menguntungkan bagi pelayanan angkutan laut;

Tingkat pendapatan per kapita yang rendah.

Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah pusat;

Pengoperasian kapal-kapal angkutan laut perintis disubsidi oleh pemerintah pusat yang

bersumber dari APBN

Menghubungkan daerah-daerah yang terpencil, serta daerah perbatasan dan atau belum

berkembang serta daerah yang potensial namun belum berkembang dengan daerah yang

telah mengalami kemajuan atau berkembang;

Menggunakan kapal-kapal niaga yang dapat mengangkut penumpang dan barang yang

ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah pelayaran;

Pelayanan kapal angkutan laut perintis dilakukan secara tetap dan teratur.

PENGERTIAN DAERAH TERPENCIL

KARAKTERISTIK PENYELENGGARAAN

Page 8: pemaparan_litbang_23022011

DAMPAK DARI PELAYANAN PELAYARAN PERINTIS (MULTIPLIER EFFECT)

• Menunjang sistem distribusi logistik nasional dan angkutan penduduk antar pulau.

• Terbangunnya fasilitas pelabuhan perintis diseluruh pelabuhan singgah.

• Merangsang pertumbuhan industri kemaritiman khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

• Membantu pengembangan dan pembangunan SDM khususnya di wilayah tertinggal dan atau wilayah terpencil.

Page 9: pemaparan_litbang_23022011

Dampak pelayaran perintis….

• Memicu Pertumbuhan ekonomi wilayah seiring kehadiran armada perintis yang secara langsung membuka ruang bagi terjadinya perdagangan dan terciptanya pasar.

• Hampir 70% pelabuhan singgah telah dilengkapi dengan dermaga.

• Pembangunan infrastruktur sektor-sektor lainnya turut berkembang.

• Penyebaran penduduk menjadi lebih baik.

Page 10: pemaparan_litbang_23022011

183 Kabupaten Daerah

Tertinggal

Daerah Perbatasan Prioritas :

27 Kabupaten

Daerah Non Perbatasan :

156 Kabupaten

IDENTIFIKASI KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL

Daerah Perbatasan Yang Memiliki Pulau Terluar :

15 Kabupaten(53 Pulau)

Daerah Perbatasan Yang Tidak Memiliki Pulau

Terluar:12 Kabupaten

Keterangan:183 kabupaten terdiri dari 149 Daerah Tertinggal yang belum terentaskan hingga tahun 2009; ditambah 34 Daerah Otonom Baru yang berasal dari Induk Kab. DT

Daerah Non Perbatasan Yang Memiliki Pulau Terluar : 7

Kabupaten(13 Pulau)

Daerah Non Perbatasan Yang Tidak Memiliki Pulau

Terluar:149 Kabupaten

Page 11: pemaparan_litbang_23022011

PERMASALAHAN PULAU-PULAU KECIL, TERPENCIL DAN PERBATASAN

• Lokasi pada umumnya terisolir dan jauh dari pusat kegiatan;

• Aksesibilitas dan jangkauan transportasi secara umum belum berjalan;

• Mahalnya biaya pembangunan sarana dan prasarana;• Cenderung menjadi tempat kegiatan penyelundupan,

pembuangan limbah dan penambangan pasir, serta penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (pengeboman & pembiusan);

• Kerusakan lingkungannya cenderung meningkat dan kegiatan pembangunannya tertinggal.

Page 12: pemaparan_litbang_23022011

Melalui pola pengembangan pelayaran perintis yang melayani daerah tertinggal dan atau wilayah terpencil, terisolir dan perbatasan yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memasarkan hasil-hasil produksi dan mengurangi ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

POLA PENGEMBANGAN PELAYANAN PELAYARAN PERINTIS

Page 13: pemaparan_litbang_23022011

PENGARUH PELAYARAN PERINTIS TERHADAP UPAYA PEMBERDAYAAN DAN PERTUMBUHAN DAERAH TERTINGGAL DAN ATAU WILAYAH TERPENCIL

Pulau-pulau kecil mempunyai IKATAN FUNGSIONAL, baik secara ekonomi maupun secara ekologis; sehingga perlu keterpaduan pengembangan dalam suatu gugus pengembangan.

Pengembangan gugus pulau kecil dilakukan menurut KARAKTERISTIK dan POTENSI pulau-pulau kecil.

Perlu pertimbangan kekuatan internal dan eksternal;

Pemanfaatan POTENSI pulau-pulau kecil dapat dilakukan secara optimal jika sumberdaya tersebut dapat dikonversikan dalam bentuk ‘barang dan jasa’ yang dapat dijual.

Perlu pendekatan “market driven” untuk mempertemukan “potensi” dengan “kebutuhan pasar”.

Perlu adanya pelayaran perintis untuk memperpendek rentang kendali antar pulau-pulau kecil dalam memperlancar distribusi arus barang dan jasa.

Page 14: pemaparan_litbang_23022011

Tepi Barat Sumatera

• Wisata Bahari• Perikanan Tangkap

Kwsn Perbatasan

• Akses Sarana Prasarana• Dekat Kawasan Maju• Rawan Sengketa

Kwsn Perbatasan

• Rawan Sengketa• Kurang Aksesible Kwsn Perbatasan

• Rawan Sengketa• Kurang Aksesible

Selatan Jawa

• Wisata Bahari• Perikanan Tangkap

Kwsn Perbatasan

Rawan Sengketa• Kurang Aksesible• Wisata Bahari• Perikanan

Kwsn Perbatasan

• Rawan Sengketa• Kurang Aksesible

AKSESIBILITAS GUGUS PULAU KECIL TERLUAR DI KAWASAN PERBATASAN

Masih banyak gugus pulau-pulau kecil terpencil yang berbatasan dengan wilayah negara tetangga yang memerlukan sarana transportasi laut yang secara reguler/tetap dan teratur

melayari daerah tersebut

Page 15: pemaparan_litbang_23022011

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

SURAT KEPUTUSAN DIRJEN HUBLA TENTANG : TRAYEK ANGKUTAN LAUT

PERINTIS

MEKANISME PENGUSULAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT PERINTISMEKANISME PENGUSULAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT PERINTIS

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

PEMDA (GUBERNUR) DISHUB PROVINSI

ADPEL/ KAKANPEL

Usulan dari Pemda :1. BUPATI2. CAMAT3. LURAH/ KADES

Usulan dari masyarakat :1. Organisasi kemasyarakatan setempat2. Tokoh Masyarakat

Page 16: pemaparan_litbang_23022011

KEBIJAKAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAYANAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS

1. Kemampuan AnggaranPenyempurnaan atau penyusunan trayek dan kebutuhan kapal, tidak hanya didasarkan pada kebutuhan mutlak menurut permintaan jasa kapal perintis oleh daerah-daerah terpencil, namun harus disesuaikan pula dengan kemampuan anggaran yang tersedia

2. Ekonomi

a. Trayek Pelayaran Perintis harus dapat menghubungkan daerah-daerah yang tergolong maju dengan daerah-daerah yang relatif terpencil, terisolir dan belum berkembang

b. Daerah yang disinggahi mempunyai rencana atau program pembangunan ekonomi seperti dalam bidang transmigrasi, industri, pertambangan dan bidang lainnya

c. Suatu daerah yang disinggahi kapal perintis secara terus-menerus dan teratur, namun tidak ada kegiatan dalam kurun waktu tertentu dan tidak mempunyai hubungan perdagangan atau ekonomi dengan daerah lainnya, akan dipertimbangkan untuk tidak lagi disinggahi kapal perintis

d. Frekuensi persinggahan atau pelayaran kapal perintis pada setiap trayek, diupayakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan menurut jumlah barang dan penumpang yang terdapat pada trayek tersebut.

Page 17: pemaparan_litbang_23022011

3. Sosial Budaya

Dalam penyusunan atau penyempurnaan trayek, selain memperhatikan hubungan perdagangan dan ekonomi dari suatu daerah, juga harus memperhatikan bagaimana hubungan sosial budaya masyarakat antar suatu daerah dengan daerah lainnya

4. Politik dan Hankamnas

Fungsi dan peranan Pelayaran Perintis, tidak saja terbatas untuk menunjang peningkatan mobilitas penduduk, administrasi pemerintahan, pembangunan dan atau perdagangan pada umumnya, namun juga berfungsi dan berperan dalam rangka aspek politik dan Hankamnas.

Dalam kaitan ini, keutuhan wilayah terutama bagi daerah-daerah perbatasan dengan negara lain harus dapat disinggahi atau dilayani oleh kapal perintis secara tetap dan teratur, bahkan kadang-kadang dengan tanpa memperhatikan apakah penyelenggaraan Pelayaran Perintis tersebut akan berdampak secara ekonomi atau tidak.

Lanjutan …………………………….

Page 18: pemaparan_litbang_23022011

5. Sistem

Pelayaran Perintis merupakan sub sistem dari sistem angkutan laut nasional, dan mempunyai keterkaitan dengan moda transportasi lainnya khususnya dengan angkutan darat. Untuk itu dalam penyusunan trayeknya harus terpadu dengan :

a. Keadaan atau perkembangan pelayaran dalam negeri di setiap wilayah yang bersinggungan dan atau paralel dengan Pelayaran Perintis (PELNI)

b. Keadaan atau perkembangan angkutan jalan raya dan angkutan penyeberangan (Lintas Penyebrangan ASDP). Pengertian keterpaduan yaitu sub sistem dengan sub sistem lainnya tidak menimbulkan persaingan yang tidak sehat, bahkan antara yang satu dengan yang lainnya harus saling menunjang dalam mencapai keseluruhan pelayanan sistem transportasi nasional dan tolak ukurnya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa. Dalam hal ini, pelayanan Pelayaran Perintis bisa saja berada paralel dengan angkutan laut/moda transportasi lainnya pada ruas trayek tertentu, tetapi dilihat dari sisi keseluruhan jaringan trayek yang menghubungkan dengan beberapa daerah, tidak memperlihatkan tumpang tindih dan tidak pula menyebabkan persaingan tidak sehat.

Lanjutan …………………………….

Page 19: pemaparan_litbang_23022011

PENGELOLAAN PELAYARAN PERINTIS

Pengelolaan pengoperasian pelayaran perintis dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan Laut dengan cara pelelangan umum.Mekanisme pelaksanaan pengawasan dan monitoring pelayaran perintis dilaksanakan oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla.

KETERPADUAN PELAYARAN PERINTIS DAN PELAYARAN RAKYAT

Pelayaran Perintis merupakan sub sistem dari sistem angkutan laut nasional, dan mempunyai keterkaitan dengan moda transportasi lainnya khususnya dengan angkutan pelayaran rakyat yang diharapkan dapat berperan sebagai feder . Penumpang dan muatan kapal perintis yang turun dan dibongkar dapat meneruskan ke pelabuhan tujuan berikutnya dengan menggunakan kapal-kapal pelra.

Page 20: pemaparan_litbang_23022011

KONDISI SAAT INI

Belum terjadi konektivitas jaringan trayek antara pelayanan pelayaran perintis dengan pelayaran rakyat.

Jaringan trayek pelayaran perintis diusulkan oleh Pemerintah Daerah dan dievaluasi melalui Rapat Kordinasi Nasional Pelayaran Perintis

Jaringan trayek pelayaran perintis ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut .

Pelayanan dan pengoperasian trayek perintis bersiat liner

Trayek Perintis

Belum terjadi konektivitas jaringan trayek antara pelayanan pelayaran perintis dengan pelayaran rakyat.

Pelayaran rakyat menggunakan trayek tramper yang pembinaan operasionalnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Trayek Pelayaran Rakyat

Page 21: pemaparan_litbang_23022011

PENEMPATAN KAPAL PERINTIS PEMERINTAH

NO NAMA KAPAL DWT PROVINSI PANGKALAN

1 KM. Darakinusa 750 Sulawesi Utara Bitung

2 KM. Berkat Taloda 750 Sulawesi Utara Bitung

3 KM. Meliku Nusa 500 Sulawesi Utara Tahuna

4 KM. Manusela 500 Maluku Ambon

5 KM. Maloli 500 Maluku Ambon

6 KM. Bandanaira 500 Maluku Ambon

7 KM. Wetar 750 Maluku Saumlaki

8 KM. Kie Raha I 500 Maluku Utara Ternate

9 KM. Kie Raha II 500 Maluku Utara Ternate

10 KM. Kie Raha III 500 Maluku Utara Ternate

11 KM. Papua Dua 350 Papua Jayapura

12 KM. Papua Tiga 750 Papua Jayapura

13 KM. Papua Lima 500 Papua Jayapura

14 KM. Kasuari Pasifik I 500 Irian Jaya Barat Manokwari

15 KM. Kasuari Pasifik II 500 Irian Jaya Barat Sorong

16 KM. Kasuari Pasifik III 500 Irian Jaya Barat Manokwari

17 KM. Entebe Ekspres 500 NTB Bima

18 KM. Papua Enam 350 Papua Merauke

19 KM. Bukit Patung 350 Kalteng Sukamara

20 KM. Gunung Bintan 750 Kepulauan Riau Tanjung Pinang

21 KM. Tanjung Tungkor 750 Maluku Tual

22 KM. NEMBERALA 350 NTT KUPANG

23 KM. NANGALALA 350 NTT KUPANG

23 KM. Amukti Palapa 500 Jatim Surabaya

24 KM. Papua I 350 Papua Jayapura

25 KM. Papua Empat 200 Papua Jayapura

Page 22: pemaparan_litbang_23022011

Tahun KBI KTI Jumlah Trayek

2004 6 41 472005 6 42 482006 11 41 522007 11 42 532008 11 45 562009 11 47 582010 11 49 60

RUTE DAN JUMLAH TRAYEK PELAYARAN PERINTIS

• Pelayaran-Perintis melayani daerah-daerah terpencil, terisolir, dan daerah yang belum berkembang, yang dikelola oleh pemerintah mengikuti rute yang telah ditentukan secara teratur.

• Penyelenggaraan angkutan laut perintis perlu dilakukan untuk membuka kawasan khusus, tertinggal, dan perbatasan yang masih relatif terisolasi dan masih bersifat non-komersial

Page 23: pemaparan_litbang_23022011

KONEKTIVITAS JARINGAN TRAYEK PELAYARAN

PERINTIS, PELNI DAN LINTAS PENYEBERANGAN ASDP

Page 24: pemaparan_litbang_23022011

JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT PERINTIS SESUAI SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT NOMOR AT. 55/26/11/DJPL-09 TANGGAL 15 DESEMBER 2009

TG. PRIOK

CIREBON

NTB

KENDARI

PONTIANAK

BITUNG

TEMBILAHAN

SORONG

JAYAPURA

TARAKAN

BONTANGSAMARINDA

GORONTALO

TAYIN

TOLI TOLI

SANGKULIRANG

TANJUNG SELOR

SENGATABENGALON

BALIKPAPAN

DUMAI

MALAHAYATI

PALEMBANG

TG. PRIOK

SURABAYA

BIMA

BITUNG

CIGADING

TEMBILAHAN

TG. WANGI

Biringkasi

JAYAPURA

TARAKAN

BONTANGSAMARINDA

KOTA BARU

GORONTALO

TAYIN

BENOA

TOLI TOLI

SANGKULIRANG

TANJUNG SELOR

SENGATABENGALON

BALIKPAPAN

DUMAI

MALAHAYATI

TL. B

AYU

R

PALEMBANG

DARWIN

BAGANSIAPIAPI

PEKANBARU

SU

ND

A K

ELA

PA

SEMARANG

LEMBAR

BITUNG

TEMBILAHAN

Parepare

JAYAPURA

TARAKAN

BONTANGSAMARINDA

GORONTALO

MUNTOK

PALU

Bau

Bau

TOLI TOLI

SANGKULIRANG

TANJUNG SELOR

SENGATABENGALON

BALIKPAPAN

DUMAI

MALAHAYATI

PALEMBANG

DARWIN

BAGANSIAPIAPI

PEKANBARU

KUPANG

TUAL

MAKASSAR

BITUNG

LAMPUNG

Tg. Pandan/Belitung

BATAM

TEMBILAHAN

Palopo

JAYAPURA

Fakfa

k

TARAKAN

BONTANG

GORONTALO

Poso

TAHUNA

TERNATE

TOLI TOLI

SANGKULIRANG

TANJUNG SELOR

SENGATABENGALON

BALIKPAPAN

BELAWAN

KU

ALA

TA

NJU

NG

LHOKSEUMAWE

DUMAI

MALAHAYATI

PALEMBANG

DARWIN

BAGANSIAPIAPI

SIAK

MERAUKE

PANJANG

MALAYSIA

CILACAP

SIBOLGA

NUNUKAN

LABUHAN BAJO

TG. PINANG

KUMAII

KETAPANG

Ende

Mau

mer

e

Lara

ntu

ka

BAWEAN

P. SimeulueP. Banyak

LahewaAfulu

Solanakak SirombuSehe Tl.Dalam

Tapak Tuan

Singkil

Gn.Sito

li

P. TelloBoluta

SaeruSigologolo

Singapokna SinakiSikabaluan Srilagui

M.Saibi SiberutSaumanuk

SiobanBerilau

Pasapuat

Sikakap Sinakak

Bale/Bulasat

BENGKULU

Enggano

Linau

Letung

Tarempa

Midai

SINTETE

Serasan

SedanauRanai

Tambelan

Batulicin

P. Kerayan

MarabatuanMaradapan

Masalembo

PULANG PISAUPegatan

BahaurPangkoh

Maliku

Kalianget

Sapudi

Kangean

Sepeken

Makalehi

Kahakitang

LipangKawalusoMatutuang

Kawio

Marore

MiangasKaratungKakorotanGemeEssang

RainisBeo Melonguane

Lirung Mangarang

Pehe

Biaro

Ulunam

bo

Kaleroang

BungkuKolonedale Baturebe

Luwuk

Parigi

Ampana

Wakai

Popolii

PAGIMANA

Malingi

Reo

Kal

atoa/

Lato

do

Bonerate

Jampea

Kayuadi

Selayar

Batu atasPapalia(P.Binongko)

Usuku(P.Tomia)Burunga (P.Kaledupa)

Minaminanga/ErekeLanggara

BanabungiLasalim

u

RahaW

anci

/

P.W

angiw

angi

Lapuko

Maligan

Tala

ga

Sikeli

Boepinang

Kolaka

Bob

ong

(P.T

alia

bu)

Larearea/Sinjai

Watunoho

NaikliuWini

Attapupu

Maritaim

Wonre

li/K

isar

Lir

ang

Kala

bahi

Ndao

Sabu

Raijua

Wai

ngap

u

Wai

kelo

Maum

bawa

Aim

ere

Mborong

Mpokot

Palue

Lew

ole

ba

(Lem

bata

)

Bala

uri

ng

Bara

nusa

AMBONLeksula

Namrole Ulim

a/

P.Am

bala

u

Am

ahai

Toheru

Wahai

Kobisonta/Kobisadar

Bula

Werin

am

a

Band

a

Fafanlap

Waigama/Misol

Geser

Goro

m/

Ond

or

P.KesuiP. TiorKaimer

P.KurP. Toyando

Ela

t

SAUMLAKI

Tutu KembongLarat

P. Molu

Seira

Batu Goyang

Kalar kalarBenjina

Dobo

Ery

a/E

sulit

Upisera

Ilwaki

Arw

ala

/Suti

lara

ng

Lekori

sR

om

ang

Leti

Moa

Lakor P. K

ela

pa/

Tam

ta

Lela

ng

/M

ahale

at

Tep

aM

asela

Kro

ing

Daw

era

/D

aw

elo

r

Ad

aut

Am

ahai

Seru

aN

ila

Teon

Beb

ar/

Wulu

r

Lewa/Dai

Calabahi

Gela

Dofa

Sanana

Indari BesuiMafaWeda

MesaKayoa

Gita

Moti

Soas

iuTifure

Mayau

Dama Tobelo

Wayabula

DarubaBerebere

LolasitaWayamliBuli

PenitiBicoli

Wasilei

GemiaBanemo

PataniP.Gebe

Kab

are

P. GagP. Pam

Yebe

nkak

iSaonek

Pelita

Pomako

Agats

Bade

WanamKimaam

KaimanaNabire

WarenWasio

r

Babo

Bintuni

MANOKWARI

Saukore

m

SausaporBIAK

Serui TebaSarmi

P. L

iki

P. W

akde

P. Jam

na

P. A

nus

D. Rombebai

Trimuris

Kasonaweja

KowedaKaipuri

Ansu

s

Wooi

Poom

Sari

bi

Weru

r

Are

fi

Meosmengkara

Beo

Kab

ilol

Teminabuan

KoridoJenggerbun

Miosbipondi

P. Mafia

Daw

ai

Wapoga

Win

desi

P. R

oom

Ora

nsb

ari

Asiki

GententiriAmpera

Tanah merah

Bula

Atsy

Bayun

R - 1

Ket : Pelabuhan Pangkal Perintis

R - 5 R - 8

R - 10

R – 13

R - 14 R - 15 R - 24

R – 25R - 28

R – 33

R - 35

Tl. Bayur

JAYAPURA

R - 3

R - 4 R - 7

R - 6 R - 9

R - 12

R - 11

R - 16

R – 17

R - 18R - 19

R - 20

R – 21R - 22

R - 23 R - 26

R - 27

R – 29

R - 30

R - 31R - 32

R - 34

R - 36

R – 37

R - 38

R - 39

R - 40

R – 41

R - 42

R - 43

R - 44

R – 45

R - 46

R - 47

SORONG

BIAKTERNATESAUMLAKI

TUAL

AMBONKUPANG

KENDARI

Makassar

Pagimana

Tahuna

BITUNG

Surabaya

P. Pisau

Kotabararu

Sintete

Tg.Pinang

Bengkulu

R - 2

MANOKWARI

MERAUKE

R - 48R - 49R - 50R - 51R - 52R - 53R - 54R - 55R - 56R - 57R - 58

Ket : Trayek PT. Pelni

Page 25: pemaparan_litbang_23022011

MEULABOH

LABUHANBAJAU

TAPAK TUAN

U

PANGKALAN MEULABOHTRAYEK R-1

Melauboh -50- Calang -90- Malahayati -90- Calang -50- Meulaboh -57- Susoh -38- Tapaktuan -70- Sinabang -67- P. Banyak -33- Singkil -68- Sibolga -80- Gn. Sitoli -102- Natal -80- P. Tello -192- Labuhan Bajo -150- Teluk Bayur -150- Labuhan Bajo -192- P. Tello -80- Natal -102- Gn. Sitoli -80- Sibolga -68- Singkil -33- P. Banyak -67- Sinabang -70- Tapaktuan -38- Susoh -57- Meulaboh.

JARAK : 2.154 MIL FREKUENSI : 18 VOYAGELAMA PELY.: 21 HARI UKURAN KPL :750 DWT/ GT. 480

KPA : ADPEL MEULABOHKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

TELUK BAYUR

SUSOH

CALANG

MALAHAYATI

SINABANG

P.BANYAKSINGKIL

SIBOLGA

GN.SITOLI

NATAL

P.TELLO

KM. lawit

Perintis

ASDP

Page 26: pemaparan_litbang_23022011

L.BAJAU

TAPAK TUAN

LINAU

PANGKALAN TELUK BAYURTRAYEK R-2

Teluk Bayur -40- Panasahan/Painan -90- Sikabaluan -17- Labuhan Bajo -40- Sigologolo -15- Saeru -16- Boluta -24- P.Telo -48- Teluk Dalam -49- Sirombu -20- Hinako -15- Afulu -15- Lahewa -40- Gunung Sitoli - 59- Singkil -33- P.Banyak -112- P.Simeuleu/Sinabang -70- Tapak Tuan PP

JARAK : 1.406 MIL FREKUENSI : 20 VOYAGELAMA PELY.: 19 HARI UKURAN KPL :750 DWT/ GT. 480

KPA : ADPEL TELUK BAYURKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

PAINAN/PANASAHAN

TELUK BAYUR

SINABANG

P.BANYAKSINGKIL

GN.SITOLI

P.TELLO

SIKABALUAN

SIGOLOGOLO

SAERU

BOLUTA

TLK.DALAM

SIROMBU

HINAKO

LAHEWA

AFULU

KM. lawit

Perintis

ASDP

Page 27: pemaparan_litbang_23022011

Kijang

LetungTarempa

Natuna

SerasanMidai

Pontianak

Blinyu

Tg. Priok

Tg. Perak

Trayek KM. Bukit Raya

Trayek :Tanjung Priok - 325 - Blinyu - 170 - Kijang - 160 - Letung - 50 - Tarempa - 130 - Natuna - 47 - Midai - 95 - Serasan - 181 - Pontianak - 574 - Surabaya - 574 - Pontianak - 181 - Serasan - 95 - Midai - 47 - Natuna - 130 - Tarempa – 50 - Letung - 160 - Kijang - 170 - Blinyu - 325 - Tanjung Priok

Tahun Pembuatan : 1994Kapasitas Angkut Penumpang : 970 orangAnak Buah Kapal : 87 orangPanjang Keseluruhan : 99,80 meterLebar : 18,00 meterDeadweight Ton (DWT) : 1408 TonGross Tonnage (GT) : 6022 TonDraft : 4,20 meterKecepatan : 14 KnotsVoyage : 25 Voyage

R-5 Pkl Tg. PinangR-6 Pkl Sintete

Trayek Kapal Perintis

R-7 Pkl SinteteJepara

Tg. EmasTrayek Kapal Perintis

Penyeberangan

Karimun Jawa

Jepara – K. Jawa

Page 28: pemaparan_litbang_23022011

PANGKALAN TELUK BAYURTRAYEK R-3

Teluk Bayur -40- Panasahan/Painan -80- Tua Pejat -30- Pei Pei/Tlk. Katurai -25- Simalepet/Siberut -20- Muara Saibi -15- Sikabaluan/Pokai -15- Labuan Bajau -15- Singapokna -15-Bataet -15- Singapokna -10- Labuan Bajau -15- Sikabaluan/Pokai -15- Muara Saibi -14- Simalepet/Siberut -30- Pei Pei/Tlk. Katurai -40- Tua Pejat -80- Panasahan -40- Teluk Bayur.Teluk Bayur -40- Panasahan/Painan -80- Tua Pejat -25- Sioban -20- Barilau -30- Pasapuat/Simangayak -18- Sikakap -20- Malakopak -15- Bakai/Bulasat -20- Sinakak -120- Pulau Bai/Bengkulu PP

JARAK : 1.290 MIL FREKUENSI : 20 VOYAGELAMA PELY.: 19 HARI UKURAN KPL :750 DWT/ GT. 480

KPA : ADPEL TELUK BAYURKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

PAINAN/PANASAHAN

TELUK BAYUR

BENGKULU

SINAKAK

TUA PEJAT

PEI PEI/ TLK KATURAI

SIMALEPET/SIBERUT

MUARA SAIBI

SIKABALUAN/ POKAI

LABUAN BAJAU

SIOBAN

BERILAU

PASAPUAT/ SIMANGAYAK

SIKAKAP

MALAKOPAK

BAKE/ BULASAT

KM. lawit

Perintis

ASDP

Page 29: pemaparan_litbang_23022011

MIANGAS

KARATUNGMARAMPIT

ESSANG

MELONGUANE

MANGARANG

TAHUNA

BITUNG

MARORE

KAWALUSO

PANGKALAN BITUNGTRAYEK R-16

Bitung -60- Tagulandang -55- Kahakitang -32- Tahuna -24- Lipang -25- Kawaluso -21- Matutuang -20- Kawio -6- Marore -6- Kawio -20- Matutuang -21- Kawaluso -25- Lipang -24- Tahuna -97- Mangarang -18- Melonguane -17- Beo -19- Essang -40- Karatung -11- Marampit -55- Miangas -55- Marampit -11- Karatung -40- Essang -19- Beo -17- Melonguane -18- Mangarang -97- Tahuna -32- Kahakitang -55- Tagulandang -60- Bitung

JARAK : 1.000 MIL FREKUENSI : 25 VOYAGELAMA PELY.: 15 HARI UKURAN KPL :750 DWT / GT. 480

KPA : ADPEL BITUNGKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

KAHAKITANG

BEO

TAGULANDANG

LIPANG

KAWIO

MATUTUANG

TERNATE

PerintisKM. SinabungASDP

Page 30: pemaparan_litbang_23022011

TUAL

BENJINA

DOBO

TABERFANE

TOYANDO

KUR

KAIMER

SAUMLAKI

ADAUT

KROING

MASELA

TEPA

LELANG

LAKOR

MOA

LETI

KISAR/WONRELI

ILWAKI

KALABAHI

KUPANG

REO

PANGKALAN TUALTRAYEK R-32

Tual -118- Dobo -24- Benjina -25- Taberfane -25- Seriwatu -80- Dobo -118- TualTual -33- Toyando -28- P.Kur -12- Kaimer PPTual -100- Larat -109- Saumlaki -20- Adaut -93- Kroing -18- Masela -25- Tepa -46- Lelang -45- Lakor -14- Moa -28- Leti -37- Kisar/Wonreli -64- Ilwaki -119- Kalabahi -137- Kupang -228- Reo PP

JARAK : 2.702 MIL FREKUENSI : 13 VOYAGELAMA PELY.: 28 HARI UKURAN KPL : 750 DWT/GT.480

KPA : ADPEL TUALKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

LARAT

SERWATU

ENOE

PerintisKM. SirimauASDP

Page 31: pemaparan_litbang_23022011

WANAM

BADE

AGATS

POMAKO

DOBOTUAL

KAIMANA

FAK FAK

BULA

P. KESUI

GOROMGESER

BANDA NAIRA

AMBON

MERAUKE

PANGKALAN MERAUKETRAYEK R-53

Merauke -270- Wanam -134- Bade -220- Agats -115- Pomako -194- Dobo -116- Tual -140- Kaimana -182- Fak Fak -104- Gorom -32- Geser -108- Bula- 38- Kesui -115- Banda Naira -162- Ambon PP

JARAK : 3.860 MIL FREKUENSI : 12 VOYAGELAMA PELY.: 30 HARI UKURAN KPL :950 DWT/GT. 610

KPA : ADPEL MERAUKEKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

KM. CiremaiASDP

Perintis

Page 32: pemaparan_litbang_23022011

PANGKALAN JAYAPURATRAYEK R-40

Jayapura -139- Sarmi -125- Kaipuri -55- Serui -22- Waren -88- Nabire -88- P.Roon -35- Wasior -120- Manokwari -220- Sorong PP

JARAK : 1.784 MIL FREKUENSI : 25 VOYAGELAMA PELY.: 15 HARI UKURAN KPL :750 DWT/GT.480

KPA : ADPEL JAYAPURAKontraktor :Domisili :Nama Kapal :N.O.R :

JAYAPURA

SARMIKAIPURI

SERUI

WAREN

NABIRE

P. ROON

WASIOR

MANOKWARISORONG

Biak

PerintisKM. Doro LondaASDP

Page 33: pemaparan_litbang_23022011

PETA JARINGAN TRAYEK CARGO LINER KAWASAN

BARAT INDONESIA

Page 34: pemaparan_litbang_23022011

Belawan

Tg. Priok

K. Tanjung

Dumai

Pekanbaru

Palembang

Panjang

Tg. Perak

Balikpapan

Samarinda

Pomala

Nama Perusahaan : PT. Admiral LinesNama Kapal : KM. Amrta Jaya IUkuran : 6939 DWT/5.464

GT/3.300 HPKapasitas : 5.000 TonPelabuhan Pangkal : K. TanjungTrayek : K Tanjung –

Pekanbaru – Tg Priok – Tg Perak – Pomalaa – Panjang – Palembang – Belawan – Dumai – Samarinda - Balikpapan

Page 35: pemaparan_litbang_23022011

Nama Perusahaan : PT. Admiral LinesNama Kapal : KM. Maruta Jaya 900Ukuran : 900 DWT/1.024 GTKapasitas : 500 TonPelabuhan Pangkal : KarawangTrayek : Karawang –

Indramayu – Tg Priok – Muara Baru – Cirebon – Tg Emas – Pkl Balam – Pkl Pinang – Muntok – Tg B Karimun – Jepara – Tg Perak – Ciwandan – Cigading

Page 36: pemaparan_litbang_23022011

Tg. Priok

Palembangk

Dumai

Nama Perusahaan : PT. Bintang Samudra Utama

Nama Kapal : KM. Adhira IVUkuran : 1974 DWTKapasitas : 1185 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok –

Palembang – Dumai

Page 37: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Pontianak

Nama Perusahaan : PT. GonotirtoNama Kapal : KM. Kota Silat IIUkuran : 399 GTKapasitas : 400 TonPelabuhan Pangkal : Sunda KelapaTrayek : Sunda Kelapa– Pon

tianak

Page 38: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Pontianak

Nama Perusahaan : PT. GonotirtoNama Kapal : KM. Kota Silat VIIIUkuran : 277 GTKapasitas : 400 TonPelabuhan Pangkal : Sunda KelapaTrayek : Sunda Kelapa– Pon

tianak

Page 39: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Pontianak

Nama Perusahaan : PT. GonotirtoNama Kapal : KM. Kota Silat XVUkuran : 284 GTKapasitas : 400 TonPelabuhan Pangkal : Sunda KelapaTrayek : Sunda Kelapa– Pon

tianak

Page 40: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Natuna

Nama Perusahaan : PT. Sarana Bandar Nasional

Nama Kapal : KM. LawitUkuran : 6022 DWTKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : Tg. Emas Trayek : Tg. Emas – Natuna

Page 41: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Natuna

Nama Perusahaan : PT. Sarana Bandar Nasional

Nama Kapal : KM. Bukit RayaUkuran : 6022 DWTKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : NatunaTrayek : Natuna – Tg. Perak

Page 42: pemaparan_litbang_23022011

Sunda Kelapa

Natuna

Nama Perusahaan : PT. Sinar Bahtera Maju

Nama Kapal : KM. Tirta Lamandau IUkuran : 250 DWT / 147 GTKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : Tg PerakTrayek : Tg. Perak – Pkl Bun

Page 43: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

CigadingTg. Priok

Cirebon GresikSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. Hanisakita Persada

Nama Kapal : KM. Pulau MasUkuran : 4.389 DWT / 2.864 GT

/ 2.200 HPKapasitas : 4.000 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – cigading –

Palembang – Gresik – Branta – Belawan – Dumai – K Tanjung – Lhokseumawe – Batam – Cirebon – Tg. Perak

Page 44: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

CigadingTg. Priok

Cirebon GresikSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. Hanisakita Persada

Nama Kapal : KM. Shannon ExpressUkuran : 2.027 DWT / 1.408 GT

/ 2.000 HPKapasitas : 4.500 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – cigading –

Palembang – Gresik – Branta – Belawan – Dumai – K Tanjung – Lhokseumawe – Batam – Cirebon – Tg. Perak

Page 45: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

Cigading/Ciwandan/Bojonegara

Tg. Priok

Cirebon GresikSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. Hanisakita Persada

Nama Kapal : KM. Pulau NanasUkuran : 4.450 DWT / 2.644 GT

/ 2.000 HPKapasitas : 4.000 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Cigading –

Ciwandan – Bojonegara – Cirebon – Tg Perak – Gresik – Branta – Panjang – Palembang – Batam – Dumai – K Tanjung – Belawan - Lhokseumawe

Panjang

Page 46: pemaparan_litbang_23022011

Tg. Priok

Belawan

Palembang

Dumai

K. Tanjung

S. Pakning

Tlk Bayur

Tg. Perak

Lhokseumawe

Cirebon

Nama Perusahaan : PT. Naga BerlianNama Kapal : KM. Berlian IndahUkuran : 5.108 DWT /Kapasitas : -Pelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Belawan –

Palembang –Dumai – K Tanjung – Tlk Bayur – Tg Perak – Lhokseumawe – Cirebon – S Pakning

Page 47: pemaparan_litbang_23022011

Tg. Priok

Belawan

Palembang

Dumai

K. Tanjung

S. Pakning

Tlk Bayur

Tg. Perak

Lhokseumawe

Cirebon

Nama Perusahaan : PT. Naga BerlianNama Kapal : KM. Ganesa JayaUkuran : 4.860 GT/Kapasitas : 5.723 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Belawan –

Palembang –Dumai – K Tanjung – Tlk Bayur – Tg Perak – Lhokseumawe – Cirebon – S Pakning

Page 48: pemaparan_litbang_23022011

Tg. Priok

Belawan

Palembang

Dumai

K. Tanjung

S. Pakning

Tlk Bayur

Tg. Perak

Lhokseumawe

Cirebon

Nama Perusahaan : PT. Naga BerlianNama Kapal : KM. Melati PratamaUkuran : 5.123 DWT / 2990 GT/

3.200 HPKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Belawan –

Palembang –Dumai – K Tanjung – Tlk Bayur – Tg Perak – Lhokseumawe – Cirebon – S Pakning

Page 49: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

Tg. Priok

Cirebon TubanSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. Parnaraya Nusantara

Nama Kapal : KM. Parnaraya 28Ukuran : 4.999 DWT / 4.500 GTKapasitas : 8.100 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tlk. Bayur – Batam,

ppTlk. Bayur – Belawan,

ppTlk. Bayur – Tg. Priok,

ppTuban – Belawan, pp

Panjang

Teluk Bayur

Page 50: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

Tg. Priok

Cirebon TubanSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. Parnaraya Nusantara

Nama Kapal : KM. Parnaraya 38Ukuran : 5.035 DWT / 3.310 GTKapasitas : 8.100 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tlk. Bayur – Batam,

ppTlk. Bayur – Belawan,

ppTlk. Bayur – Tg. Priok,

ppTuban – Belawan, pp

Panjang

Teluk Bayur

Page 51: pemaparan_litbang_23022011

Bontang

Tg. Perak

Tg. Priok

Dumai

Belawan

Nama Perusahaan : PT. Tanto Intim LineNama Kapal : KM. Tanto Raya IIUkuran : 6.424 DWT / 3.811 GT

/ 3.800 HPKapasitas : 5.400 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PerakTrayek : Tg. Perak – Belawan –

Dumai – Bontang – Fotong – Tg. Priok, pp

Page 52: pemaparan_litbang_23022011

Bontang

Tg. Perak

Tg. Priok

Dumai

Belawan

Nama Perusahaan : PT. Tanto Intim LineNama Kapal : KM. Tanto PrimaUkuran : 6.272 DWT / 4.003 GT

/ 3.800 HPKapasitas : 5.400 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PerakTrayek : Tg. Perak – Belawan –

Dumai – Bontang – Fotong – Tg. Priok, pp

Page 53: pemaparan_litbang_23022011

Bontang

Tg. Perak

Tg. Priok

Dumai

Belawan

Nama Perusahaan : PT. Tanto Intim LineNama Kapal : KM. Tanto JayaUkuran : 6.002 DWT / 3.496 GT

/ 3.800 HPKapasitas : 5.000 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PerakTrayek : Tg. Perak – Belawan –

Dumai – Bontang – Fotong – Tg. Priok, pp

Page 54: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

Cigading/Ciwandan/Bojonegara

Tg. Priok

Cirebon GresikSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. United Shipping Organization

Nama Kapal : KM. Pulau SumateraUkuran : 2.732 DWT / 1.964 GT

/ 1.500HPKapasitas : Pelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Cigading –

Ciwandan – Bojonegara – Cirebon – Tg Perak – Gresik – Branta – Panjang – Palembang – Batam – Dumai – K Tanjung – Belawan - Lhokseumawe

Panjang

Page 55: pemaparan_litbang_23022011

Lhokseumawe

Belawan

K. Tanjung

Dumai

Palembang

CigadingTg. Priok

Cirebon GresikSurabaya Branta

Batam

Nama Perusahaan : PT. United Shipping Organization

Nama Kapal : KM. Menang JayaUkuran : 4.781 DWT / 2.864

GT / 2.200HPKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : Tg. PriokTrayek : Tg. Priok – Cigading –

Palembang – Gresik – Branta – Belawan – Dumai – K Tanjung – Lhokseumawe – Batam – Cirebon – Tg. Perak

Page 56: pemaparan_litbang_23022011

PETA JARINGAN TRAYEK CARGO LINER KAWASAN

TIMUR INDONESIA

Page 57: pemaparan_litbang_23022011

Nama Perusahaan : PT. Suntraco Intim Transport

Nama Kapal : KM. CatileyaUkuran : 649 GTKapasitas : 950 TonPelabuhan Pangkal : Tg PerakTrayek : Tg. Perak - Kupang

Page 58: pemaparan_litbang_23022011

Nama Perusahaan : PT. Suntraco Intim Transport

Nama Kapal : KM. Dande LionUkuran : 1305 GTKapasitas : 1750 TonPelabuhan Pangkal : Tg PerakTrayek : Tg. Perak - Kupang

Page 59: pemaparan_litbang_23022011

Tg. Perak

Makassar

Ambon

Fakfak

Timika

Merauke

Nama Perusahaan : PT. Wardsant JakartaNama Kapal : KM. Pratama IUkuran : 375 DWT / 750 HPKapasitas : 670 TonPelabuhan Pangkal : Tg. PerakTrayek : Tg. Perak – Makassar

– Ambon – Fakfak – Timika – Merauke

Page 60: pemaparan_litbang_23022011

Tg.Perak

Makassar

Kolonedale

BanggaiMangole

Sanana

Sorong

Bintuni

Manokwari

Jayapura

Nama Perusahaan : PT. Taliaman Unggul Line

Nama Kapal : KM. DanawiraUkuran : 665 GT / 500 HPKapasitas : 725 TonPelabuhan Pangkal : MakassarTrayek : Makassar – Banggai –

Mangole - Sanana – Sorong – Bintuni – Manokwari – Jayapura – Kolonedale – Tg. Perak - Makassar

Page 61: pemaparan_litbang_23022011

Tg.Perak

Makassar

Kolonedale

BanggaiMangole

Sanana

Sorong

Bintuni

Manokwari

Jayapura

Nama Perusahaan : PT. Taliaman Unggul Line

Nama Kapal : KM. MayajimaUkuran : 603 GT / 500 HPKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : MakassarTrayek : Makassar – Banggai –

Mangole - Sanana – Sorong – Bintuni – Manokwari – Jayapura – Kolonedale – Tg. Perak - Makassar

Page 62: pemaparan_litbang_23022011

Tg.Perak

Makassar

Kolonedale

BanggaiMangole

Sanana

Sorong

Bintuni

Manokwari

Jayapura

Nama Perusahaan : PT. Taliaman Unggul Line

Nama Kapal : KM. TaliamanUkuran : 494 GT / 500 HPKapasitas : -Pelabuhan Pangkal : MakassarTrayek : Makassar – Banggai –

Mangole - Sanana – Sorong – Bintuni – Manokwari – Jayapura – Kolonedale – Tg. Perak - Makassar

Page 63: pemaparan_litbang_23022011

Tg.Perak

Makassar

Kolonedale

BanggaiMangole

Sanana

Sorong

Bintuni

Manokwari

Jayapura

Nama Perusahaan : PT. Taliaman Unggul Line

Nama Kapal : KM. MangoleUkuran : 680 GT / 850 HPKapasitas : 750 TonPelabuhan Pangkal : MakassarTrayek : Makassar – Banggai –

Mangole - Sanana – Sorong – Bintuni – Manokwari – Jayapura – Kolonedale – Tg. Perak - Makassar

Page 64: pemaparan_litbang_23022011

• Peningkatan pelayanan pelayaran perintis yang memadai dan merata guna mewujudkan sistem logistik nasional yang menjamin distribusi bahan pokok, bahan strategis dan nonstrategis untuk seluruh masyarakat

• Pemberian subsidi pelayaran perintis dengan prioritas untuk daerah masih tertinggal, wilayah terpencil dan perbatasan dengan negara tetangga.

ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENINGKATAN PELAYANAN PELAYARAN PERINTIS

Page 65: pemaparan_litbang_23022011

Penyusunan jaringan trayek pelayaran perintis telah dilakukan dengan mempertimbangkan intra dan antar moda transportasi namun kenyataan dilapangan keterpaduan ini belum terwujud sepenuhnya karena pengaturan JADWAL PELAYARAN belum terpadu antara kapal Perintis, kapal PELNI dan kapal Lintas Penyebrangan ASDP

PERMASALAHAN

Page 66: pemaparan_litbang_23022011

SOLUSI • Penataan dan penyusunan jaringan trayek pelayaran

perintis disesuaikan dengan jadwal pelayaran kapal-kapal PELNI dan Lintas Penyebrangan ASDP.

• Memperbaiki dan membangun fasilitas pelabuhan (fasilitas sandar, lapangan penumpukan, gudang dan akses jalan pelabuhan untuk memperlancar kegiatan stevadoring, receiving delivery dan cargodoring) kapal perintis;

• Memperbaiki fasilitas SBNP• Meningkatkan koordinasi Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di daerah masih tertinggal dan atau wilayah terpencil

Page 67: pemaparan_litbang_23022011

1.Pemerintah melalui salah satu program jangka menengah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dari tahun 2010 sampai dengan 2015, pelayanan angkutan laut perintis akan melayani 93 trayek.

2.Secara bertahap fokus rencana pelayanan angkutan laut perintis dari tahun 2016 sampai dengan 2020 adalah peremajaan armada perintis dari penggunaan kapal barang yang diberi dipensasi mengangkut penumpang digantikan dengan kapal-kapal baru (Aspek Kualitas).

RENCANA PENGEMBANGAN (TAHUN 2010 S.D. 2020)

Page 68: pemaparan_litbang_23022011

SEKIAN DAN TERIMA KASIH