pemanfaatan tepung daun gamal (gliricidia sepium

53
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium) TERFERMENTASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL BONGGOL PISANG) TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio) JULIANTI 105941100416 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium)

TERFERMENTASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL

BONGGOL PISANG) TERHADAP SINTASAN DAN

PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)

JULIANTI

105941100416

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

ii

PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium)

TERFERMENTASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL

BONGGOL PISANG) TERHADAP SINTASAN DAN

PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)

JULIANTI

105941100416

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

Pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

iii

Page 4: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

iv

Page 5: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan

Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi Mikroorganisme

Lokal (Mol Bonggol Pisang) Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan

Mas (Cyprinus Carpio) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Makassar, Oktober 2020

Julianti

105941100416

Page 6: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

vi

HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun2020

Hak Cipta dilindungiundang-undang

1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahafian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

Page 7: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

vii

ABSTRAK

Julianti, 105941100416, Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia

Sepium) Terfermentasi Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)

Terhadap Sintasan Dan PertumbuhanIkan Mas (Cyprinus Carpio). Dibimbing

oleh Asni Anwar dan Nur Insana Salam

Mahalnya harga kedelai sebagai bahan pembuatan pakan ikan sehingga

diperlukan alternatif. Untuk mengetahui pemanfaatan tepung daun gamal

(Gliricidia Sepium) terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)

terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tepung daun gamal (Gliricidia Sepium)

terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) terhadap sintasan dan

pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio). Rancangan percobaan yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan

uji terdiri atas perlakuan A Tepung daun gamal terfermentasi tanpa menggunakan

mol bonggol pisang (Kontrol), perlakuan B tepung daun gamal terfermentasi mol

bonggol pisang (10 ml), perlakuan C tepung daun gamal terfementasi bonggol

pisang (20 ml), perlakuan D tepung daun gamal terfermenasi mol bonggol pisang

(30 ml) dan penelitian ini dilaksanakan dibalai Benih Ikan (BBI) Limbung,

Kelurahan Kalebajeng,Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, provinsi Sulawesi

Selatan pada bulan September sampai Oktober 2020. Selama pemeliharaan

penelitian Waskom yang berisi air tawar sebanyak 30 liter dengan Ikan uji diberi

pakan perlakuan tiga kali sehari yaitu pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 secara

bobot tubuh ikan selama 50 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian tepung daun gamal (Gliricidia Sepium) terfementasi mikrooganisme

lokal molbonggol pisang menghasilkan pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan

harian dan sintasan ikan mas yang lebih baik dibandingkan kontrol (P<0.05)

dengan hasil terbaik diperoleh pada perlakuan B (Tepung daun gamal terfementasi

mikrooganisme lokal (Mol bonggol pisang 10 ml).

Kata Kunci: Tepung Daun gamal (gliridia sepium), fermentasi mikroorganisme

lokal mol bonggol pisang.

Page 8: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkatRahmat dan

Hidayah-Nya, tidak lupa pula penulis mengirimkan Shalawat atas junjungan

Nabiullah Muhammad SAW atas contoh dan ketauladanannya sehingga menjadi

semangat bagi penulis untuk menyelesaikanskripsi ini dengan judul

“Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi

Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)Terhadap Sintasan Dan

Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Skripsi ini dibuat sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program studi pada Fakultas Pertanian Prodi

Budidaya Perairan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

terdapat banyak kekurangan dan kendala. Namun berkat kesabaran, petunjuk,

saran dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya skripsi penelitian ini dapat

terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas dukungan takhenti-hentinya berupa

material maupun spiritual sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini

sebagai persaratan untuk menyelesaikan pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak H. Dr.Burhanuddin, S.Pi.,M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

yang selalu memberikan motivasi dan nasehat bagi penulis selama kuliah

di Fakultas Pertanian.

Page 9: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

ix

3. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku ketua program studi budidaya

perairan yang selalu memberikan motivasi dan nasehat bagi penulis selama

kuliah di Fakultas Pertanian.

4. Ibu Asni Anwar,S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan curahan waktu, bimbingan, dan arahan pada penyelesaian

penulisan proposal, penelitian dan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Nur Insana Salam,S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan curahan waktu, bimbingan, dan arahan pada penyelesaian

penulisan proposal, penelitian dan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi., M.Si, selaku penguji pertama yang

telah banyak memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Hamsah, S.Pi., M.Si, selaku penguji kedua yang telah banyak

memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam penyusunan skripsi

ini.

8. Bapak dan Ibu dosen beserta staf akademik yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat bagi penulis selama kuliah di Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Seluruh pegawai dan staf Balai Benih Ikan (BBI) Limbung yang telah

memberikan kesempatan berupa izin lokasi, bantuan teknis dan nonteknis

selama penelitian.

Page 10: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

x

10. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada saudara Agus Salim

S.P, Erna Nengsi, Aldila Dian Anggraeni, Haryati serta teman-teman BDP

Angkatan 016.

Akhir kata Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.Semoga

pertolongan Allah senantiasa tercurah kepadanya, Amin.

Makassar, Oktober 2020

Julianti

Page 11: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN v

HALAMAN HAK CIPTA vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

1. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 2

1.2. Tujuan Penelitian 3

II. TINJAUN PUSTAKA 4

2.1. Ikan mas 4

2.1.1. Klasifikasi ikan dan Morfologi Ikan Mas 4

2.1.2. Habitat 5

2.2. Tanaman Gamal ( Gliricidia sepium) 5

2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman gamal 5

2.2.2. Habitat 7

2.2.3. Kandungan Nutrisi 7

2.2.4. Manfaat 8

2.3. Mikroorganisme lokal mol bonggol pisang 9

III. METODE PENELITIAN 13

3.1. Waktu dan Tempat 13

Page 12: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

xii

3.2. Alat dan Bahan 13

3.3. Prosedur Penelitian 13

3.3.1. Pengumpulan Daun Gamal 13

3.3.2. Proses Pembuatan Mol Bonggol Pisang 14

3.3.3. Proses Fermentasi Daun Gamal 14

3.3.4. Pembuatan Pakan Uji 14

3.3.5. Persiapan Wadah 15

3.3.6. Persiapan Ikan Uji 15

3.3.7. Rancangan Penelitian 17

3.4. Peubah Yang Diamati 17

3.4.1 Pertumbuhan Berat Mutlak 17

3.4.2. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 18

3.4.3. Sintasan 18

3.5. Analisis Data 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak 20

4.2. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 22

4.3. Sintasan 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN 27

5.1. Kesimpulan 27

5.2. Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 32

RIWAYAT HIDUP 40

Page 13: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

xiii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Tabel Komposisi Bahan Baku Pakan 15

2. Tabel Analisis Proksimat Tepung Daun Gamal 15

Page 14: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio) 4

2. Daun Gamal dan Pohon Gamal 6

3. Tabel Tata Letak Wadah Selama Penelitian 17

4. Pertumbuhan Berat Mutlak 20

5. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 22

5. Sintasan 25

Page 15: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Hasil Rata-Rata Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33

2. Hasil Analisis Ragam Anova Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33

4. Hasil Uji Lanjut Duncam Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33

5. Hasil Rata-Rata Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34

6. Hasil Analisis Ragam Anova Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34

7. Hasil Uji Lanjut Duncam Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34

8. Hasil Rata-Rata Sintasan 35

9. Hasil Analisis Ragam Anova Sintasan 35

10. Hasil Uji Lanjut Duncam Sintasan 35

11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 36

Page 16: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang usaha

budidaya perikanan adalah ketersediaan pakan yang memadai untuk memenuhi

kebutuhan ikan. Menurut Afrianto dan Liviati (2005), biaya pakan mencapai 60%-

70% dari biaya produksi, sehingga memerlukan peningkatan efisiensi pakan untuk

pemenuhan nutrisi dan juga penekanan biaya produksi. Di era globalisasi ini

bahan pakan ikan yang semakin mahal mempengaruhi harga pakan pada

umumnya. Banyak bahan pakan yang harus didapat dari impor. Selain biaya

pakan kebutuhan nutrisi dari ikan harus diperhatikan.

Pakan menjadi masalah utama terhadap tingkat produksi ikan, hal ini

disebabkan oleh tingginya harga bahan baku utama penyusun pakan seperti

tepung ikan dan tepung kedelai (Nurhayati et al. 2018). Nutrisi yang paling utama

dan harus terpenuhi dalam budidaya ikan mas adalah ketersediaan protein. Protein

yang terdapat dalam pakan menjadi faktor pertumbuhan ikan (Sukadi, 2003).

salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein dalam pakan adalah

dengan memberikan protein nabati yang bersumber dari kedelai. Akan tetapi,

harga kedelai di pasaran sangat tinggi dan relatif mahal sehingga perlu adanya

altenatif bahan pakan lokal yang ketersediaanya berlimpah dan berkesinambungan

untuk memenuhi kebutuhan gizi baik pada akan maupun pada hewan bubidaya.

Salah satu yang potensial untuk dijadikan bahan baku pakan adalah tepung

daun gamal (Gliricidia sepium). Menurut penelitian Sukanten et al. (1994), dalam

Page 17: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

2

daun gamal mengandung 20-30% BK protein, 15% serat kasar, dan tingkat

kecernaan mencapai 18-24%. Pada musim kemarau, kandungan protein daun

gamal mencapai 18-24%.

Pemanfaatan tepung daun gamal tersebut masih mengalami kendala yaitu

tingginya kandungan serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku,

keseimbangan asam amino yang rendah, dan adanya zat anti nutrisi. Menurut

Handajani (2007), bahwa kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakan dapat

menurunkan pertumbuhan ikan dan kandungan serat kasar dalam pakan tidak

lebih dari 10%. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengolahan bahan baku

pakan sebelum digunakan sebagai bahan pakan. Salah satu cara pengolahan yang

dapat dilakukan melalui fermentasi (Pamungkas & Kompiang, 2006). Produk

akhir dari fermentasi biasanya mengandung senyawa yang lebih sederhana

sehingga bahan tersebut mudah dicerna serta dapat meningkatkan nilai gizinya.

Penelitian sebelumnya oleh Nurhayati & Nazlia(2019) bahwa kosentrasi

tepung daun gamal terfermentasi Azpergillus nigersebanyak 40% dapat

meningkatkan sintasan dan pertumbuhan ikan nila dengan nilai SGR 0,7%, FCR

1,7 dan retensi protein 14,99 %, namun belum pernah dilakukan penelitian

mengenai pemanfaatan mikroorganisme lokal mol bonggol pisang sebagai

fermentor untuk meningkatkan kualitas nutrisi tepung daun gamal dalam pakan

ikan mas. Berdasarkan hal tersebut, sangat penting dilakukan penelitian mengenai

“Evaluasi Kandungan Nutrisi Tepung Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan

Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Sebagai Pakan Ikan Mas

(Cyprinus Carpio)”.

Page 18: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

3

1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pada pemanfaatan

tepung daun gamal terfermentasi mikoorganisme lokal (mol bonggol pisang)

terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio).

Kegunaan penelitian adalah sebagai bahan informasi ilmiah mengenai

pemanfaatan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal mol bonggol

pisang untuk meningkatkan Pertumbuhan dan sintasan ikan mas (Cyprinus

Carpio).

Page 19: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

4

II. TINJAUN PUSTAKA

2.1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas

Klasifikasi ikan mas menurut myres et al. (2006) adalah berikut:

Phylum : Chordate

Classis : Osteichthyes

Ordo : Cypriniformes

Famalia : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesias : Cyprinus carpio

Gambar ikan mas dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

Ikan mas merupakan (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan

hias. Ciri yang membedakan dengan ikan mas lainnya adalah pada bagian kepala

(Caput) memilki ukuran yang kecil dan moncongnya runcing dengan mulut

bertipe superior. Pada celah mulut (Rima oris) tidak dijumpai adanya gigi namun

memiliki maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah) serta lidah (lingua)

Page 20: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

5

yang kaku. Pada bagian atas maxilla terdapat sepasang lubang hidung (rostum

nostril) dan sepasang operculum (tutup insang) dengan ukuran yang besar dan

terlihat jelas, sepasang mata (Organon visus) pada bagian kiri dan kanan lateral

caput dengan bentuk bulat besar dan cembung. Pada inspection bagian-bagiannya

yang tampak dari luar ialah Sclera, conea, pupil.

2.1.2. Habitat

Ikan mas banyak dijumpai pada perairan air tawar yang tidak terlalu dalam

dengan arus kecil. Biasanya pada pinggiran sungai atau danau. Selain itu, ikan

mas juga dapat hidup pada air payau dengan kadar salinitas 25-30%. Ikan mas

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada suhu 25-300C pada ketinggian

150-160 meter di atas permukaan air laut. Ikan mas adalah hewan jenis omnivora

atau pemakan segala jinis makan dengan makanan utamanya adalah tumbuhan

dan binatang yang terdapat di dasar peraian.

2.2. Tanaman Gamal (Gliricidia Sepium)

2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Gamal

Klasifikasi tanaman gamal dalam elevitch dan jhon (2006) sebagai berikut:

Filum: plantea

Divisi: magnoliophyta

Ordo: fabales

Family: fabaceas

Sub-famili: faboideae

Genus: gliricidia

Spesies: gliricidia sepium.

Page 21: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

6

Tanaman gamal dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Pohon Gamal

Berdasarkan data yang diperoleh dari direktorat pembenihan tanaman hutan

(2002), tanaman gamal merupakan tanaman jenis perdu yang merupakan kerabat

dari polong-polongan. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak lama yang

penyebarannya terbatas pada hutan hujan trpois seperti perairan pasfik dan

sebagian oedalaman amerika tengah dan meksiko. Namun saat ini, juga telah

menyebar dihampir seua daerah ropis termasuk indonesia.

Tumbuhan gamal dapat tumbuh dengan batang tegak, bercabang maupun

tinggal dengan tinggi mencapai 2-15 m. Ukuran diamter batang mencapai 3-30 cm

dan warna kulit batang kebau-abuan. Daun gamal berbentuk majemuk dan

menyirip dengan panjang 19-30 cm dan jumlah helai daun mencapai 7-17.

Tanaman gamal dapat dipotong ketika sudah berusia 1 tahun dengan rata-rata

produksi mencapai 2-5 kg seriap pohonnya (Safarila, 2009).

2.2.2. Habitat

Habitat tumbuhan gamal berada pada hutan hujan tropis dengan batas

ketinggian 1.300 mdpl. Menurut Chadhokar (1982), tanaman gamal dapat tumbuh

pada tanah kering yang kurang subur maupun tanah tang sedikit asam.

Page 22: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

7

Pertumbuhan tanaman gamal dapat optimal pada daerah dengan yang memiliki

curah hujan tinggi sepanjang tahun. Pada daerah initanaman gamal akan

menghasilkan produksi yang tinggi. Selain itu, gamal juga dapat tumbuh pada

darah yang kering namun ukuran daunya relatif lebih kecil (Rosa, 1998).

Tanaman gamal dapat mengalami introduksi pada berbagai daerah dan

merupakan tanaman multiguna setelah lamotor (leucaena leucocephala).

Tanaman ini memiliki nama yang berbeda di berbagai negara, seperti di Filipina

disebut sebagai kakkawate, di Portugis disebut madre de cacao, mata raton untuk

sebutan di Honduras dan di Inggris disebut nicaraguana cofee shade

(Soeabrinoto, 2008).

2.2.3. Kandungan Nutrisi

Menurut Ghol (1981), nutrisi yang terkandung pada daun gamal berupa 20-

30% protein dan 15% serat kasar. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi,

maka daun gamal dapat dijadikan sebagai suplemen bahan pakan penghasil

protein yang berkualitas tinggi (Tangenjaja, 1991). Menurut penelitian Sukanten

et al. (1994), dalam daun gamal mengandung 20-30% BK protein, 15% serat

kasar, dan tingkat kecernaan mencapai 18-24%. Pada musim kemarau, kandungan

protein daun gamal mencapai 18-24%.

Berdasarkan data dari kementrian pertanian direktorat jendral peternakan

dan kesehatan hewan tahun 2009, diketahui bahwa daun gamal sangat baik untuk

pakan ternak dengan kandungan protein yang cukup tinggi.kandungan ini jauh

labih baik dariada konsentrat yang memiliki 17% kandungan protein.

Page 23: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

8

2.2.4. Manfaat

Tanaman gamal dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar dan juga sebagi

pengendali erosi. Selain itu, bunga tanaman gamal dapat digunakan sebagai paan

yang baikdan dapat dikonsumsi setelah dimasak (Joker, 2002). Selain daun dan

bunganya yang dapat digunakansebagai bahan kapan, kayu gamal yang awet dan

tahan rayap dengan nilai kalori sebesar 4.900 kkal/kg juga dapat digunakan

sebagai bahan bangunan dan dijadikan sebagai perabot rumah tangga (Jensen,

1999).

Fungsi lain tanaman gamal adalah sebagai tanaman pelindung, penghasil

kayu bakar, menghijaukan lahan kritis dan manfaat yang paling utama adalah

daunnya dapat dijadikan sebagai bahan akan ikan (Ajayi, 2005). Pebuatan daun

gamal menjadi tepung dan sebagai bahan pakan dapat meningkatkan keernaan dan

pertumbuhan relatif pada budidaya ikan nila (Khairuman dan K. Amri. 2002).

Dalam penelitian lain yang dilakukan Miranda et al., (1999) ditahui bahwa

tanaman gamal jugadapat dubakan sebagai pengusir caplak atau hewan sejenis

lalat pada ternak. Serta dapat digunakan sebagai bahan untuk menobati penyakit

kudis pada kulit manusia (Banez et al., 1999).

2.3. Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)

Mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) adalah mikrooganisme yang

dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun cair

bahan utama Mol bonggol pisang terdiri beberapa komponen yaitu karbohidrat,

glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan Mol

bonggol pisang dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah

Page 24: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

9

organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme

larutan Mol bonggol pisang yang telah mengalami proses fermentasi dapat

digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan

tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme

merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan ke

dalam golongan Protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protosea, dan algae

(Darwis 1992).

Menurut Fardiaz (1989) semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-

bahan tertentu membutuhkan tumbuh yang berkembang pada suatu bahan dapat

menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia seperti

adanya perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.

Pupuk organk merupakan pupuk yang diperoleh dari bahan-bahan organik.

Biasanya pupuk organik ini berasal dari hewan atau tanaman yang telah melalui

proses rekayasa. Pupuk organik bisa dijumpai dalam bentuk padat ataupun cair

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan tanaman. Pupuk organik cair merupakan salah

satu pupuk lebih mudah terserap tanaman karena unsur-unsur didalamnya sudah

terurai. Mikroorganisme lokal mol bonggol pisang selain berfungsi sebagai bahan

dasar komponen pupuk mikroorganisme, juga sebagai bahan dekomposer atau

pengurai organik pada limbah isdustri, rumah tangga dan pertanian. Pemanfaatan

Mol bonggol pisang sebagai pupuk organik menjadi penunjang kebutuhan unsur

hara tanah. Kandungann Mol bonggol pisang seperti unsur hara makro dan unsur

hara mikro yang dapat merangsang pertumbuhan selain itu juga sebagai pengusir

hama dan penyakit pada tanaman. Hal inilah yang dapat menjadikan Mol bonggol

Page 25: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

10

pisang baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati dan pestisida organik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Seni dkk, (2013) kualitas mol bonggol

pisang sebagai bahan pakan ditentukan oleh PH, temperatur, lamanya proses

fermentasi, rasio larutan C/N, bahan baku, bentuk dan sifat mokroorganisme yang

aktif selama proes fermentasi. Bahan organik memiliki peranan penting sebagai

sumber karbon pada pakan dan juga sumber energy untuk mendukung kehidupan

berkembang biaknya berbagai jenis mikrooganisme tanah (Sisworo, 2006).

Pada penelitian Nurullita (2012) jenis Mol bonggol pisang yang digunakan

berasal dari bahan sederhana yang banyak ditemui ditingkat rumah tangga,

meliputi Mol bonggol pisang campuran (berisi kotoran sapi, dedak, mollase, EM4,

dan air), Mol bonggol pisang tape nanas, Mol bonggol pisang nasi basi, dan Mol

bonggol pisang sludge.

Page 26: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Sampai Oktober 2020 di

Balai Benih Ikan (BBI) Limbung, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng,

Kabupaten Gowa. Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain baskom yang berjumlah

12 buah, blower, hummer mill, oven timbangan digital instalasi aerasi, selang

gelas ukur, nampan serokan saringan, scoop net, selang sipon, dan penggaris

sebanyak satu buah, serta kertas label dan alat tulis.

Dalam penelitian ini digunakan pembesar ikan dengan ukuran 6,17±0,15 cm

rata-rata berat mencapai 4,12±0,25 g, tepung daun gamal, tepung ikan, tepung

jagung, dedak halus, tepung terigu, minyak ikan, dan vitamin A (sebagai

indikator).

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Daun Gamal

Untuk pembuatan tepung daun gamal, dimulai dengan mengumpulakn daun

gamal terlebih dahulu. Selanjutnya daun gamal yang terkumpul dicuci bersih dan

kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven selama 24 jan dengan suhu

70oC. Setelah kering, daun gamal kemudian diolah menjadi tepung melalui proses

penggilingan.

Page 27: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

12

3.3.2. Proses Pembuatan Mol Bonggol Pisang

Pembuatan mikroorganisme lokal diawali dengan mengambil bonggol

pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana) dari perkebunan sekitar wilayah

Makassar Kabupaten Gowa. Sebanyak 1 kg bonggol pisang yang telah dihaluskan

dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahakan dengan air cucian beras sebanyak

2 liter dan gula merah sebanyak 1/5 kg.kemudian di fermentasi selama 7 hari

secara anaerob.

3.3.3. Proses Fermentasi Daun Gamal

Tepung daun gamal di timbang per 1 kg kemudian ditambahkan cairan mol

bonggol pisang sesuai perlakuan Selanjutnya dimasukkan dalam plastik klip dan

difermentasikan selama 7 hari secara anaerob. Dalam sterofoam agar suhu

ruangan relatif sama. Daun gamal yang telah difermentasi dikeringkan di bawah

sinar matahari selama 3 hari kemudian di blender untuk di jadikan tepung. Tepung

daun gamal terfermentasi dicampurkan dengan bahan lain untuk dijadikan pakan.

3.3.4. Pembuatan Pakan Uji

Tepung daun gamal dicampur dengan tepung jagung, tepung terigu, Dedak

halus, minyak ikan, vitamin A (sebagai indikator) sesuai dengan komposisi yang

sudah ditetapkan pada masinf-masing perlakuan. Kemudian dilakukan proses

pencetakan dan dan penjemuran selama 3 hari. Pengujian proksimat pada pakan

yang telah kering dilakukan di laboratorium untuk mengukur mengetahui

kandungan nutrisinya. Hasil proksimat uji dsajikan pada Tabel 1.

Page 28: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

13

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan

Bahan pakan Formulasi Bahan Pakan

Tepung Ikan 28%

Tepung Jagung 7%

Dedak Halus 9%

Tepung Terigu 9%

Daun Gamal 45%

Minyak Ikan 1%

Vitamin A 1%

Jumlah 100%

Berdsarkan hasil analis proksimat kandungan nutrisi dari tepung daun gamal

dapat ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji

Sampel

Komposisi (%)

Kadar

Air

Kadar

abu

Protein Lemak

Kasar

Serat Karbohidrat

Kasar

A 11,49 9,70 20,13 3,24 16,79 48,35

B 11,63 9,93 20,42 3,37 15,82 48,75

C 11,19 10,18 20,44 3,45 15,83 48,84

D 11,97 10,02 21,27 2,14 15,78 49,83

Sumber : Data Idham 2020.

3.3.5. Persiapan Wadah

Tahap persiapan wadah dilakukan dengan mempersiapkan waskom

sebanyak 12 buah, kemudian waskom dicuci dan dikeringkan. waskom yang telah

dikeringkan diberi label sesuai perlakuan dan ulangan, setalah itu diletakkan

sesuai dengan tata letak pada waskom diisi air sebanyak 30 liter yang sebelumnya

yang telah tampung ditandong, kemudian diberi aerasi selama 24 jam.

3.3.6. Persiapan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas berukuran 6,17± 0,15 cm dengan

berat rata-rata 4,12±0,25 gram dengan padat tebar 144 ekor (12 ekor/30 L).

Sebelum ditebar ke media pemeliharaan dan diberi perlakuan, diambil sampel

benih ikan mas untuk mengukur berat bobot yang digunakan sebagai data awal.

Page 29: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

14

Selama pemeliharaan ikan mas diberi pakan yang telah terfermentasi tepung daun

gamal dengan sesuai dosis yang digunakan melalui frekuensi pemberian pakan.

Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi pemberian tiga kali dalam sehari,

yaitu pada pukul 07.00,12.00, dan 17.00 WITA. Jumlah pakan yang diberikan

sebanyakk 5% darri bobot Biomassa ikan (Aprilia, et, 2018). Pergantian air

selama pemeliharaan dilakukan setiap dua hari penyipon dari waskom sebanyak

10-20% air media pemeliharaan agar kotoran yang ada di dasar waskom dapat

terbuang. Masa pemeliharaan ikan yaitu 50 hari.

3.3.7. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL). Dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang diujikan

sebagai berikut:

1. Perlakuan A : Tepung daun gamal terfermentasi tanpa menggunakan Mol

bonggol pisang

2. Perlakuan B : Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 10 ml

3. Perlakuan C : Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 20 ml

4. Perlakuan D :Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 30 ml

Waskom pemeliharaan ikan diletakkan secara acak selama penelitian

gambar tata letak waskom yang digunakan dalam penelitian disajikan pada

gambar 3.

Page 30: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

15

Gambar 3.Tata letak akuarium selama penelitian

3.4. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak

Pertumbuhan berat multak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir

pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Perhitungan pertumbuhan berat multak

dapat dihitung dengan rumus yang dinyatakan oleh Effendi (1997) sebagai

berikut.

Wm Wt – W0

Keterangan:

Wm: pertumbuhan berat mutlak (g)

Wt: bobot rata-rata akhir (g)

W0: bobot rata-rata awal (g)

B1

D2

A3

D3 B3

B2 D1

A2

C3

A1 C2

C1

Page 31: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

16

3.4.2. Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian adalah besarnya persentase perubahan bobot

pada ikan per hari. Laju pertumbuhan harian dapat dihitung menggunakan rumus

berikut (Halver dan Hardy 2002):

LPH (%) = (

)

Keterangan:

LPH : Laju Pertumbuhan Harian (g/hari)

Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian (g)

W0 : Bobot ikan pada awal penelitian (g)

t : waktu pemeliharaan (hari)

3.4.3. Sintasan

Sintasan dihitung dengan menggunakan rumus (Dehaghani et.al.

2015)sebagai berikut:

Nt

SR = x 100%

N0

Keterangan :

SR = Kelangsungan Hidup

Nt = Jumlah ikan akhir penelitian (ekor)

N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa data pertumbuhan berat

mutlak, laju pertumbuhan harian, dan sintasan menggunakan sidik ragam

Page 32: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

17

ANOVA, jika ada perbedaan antar masing-masing perlakuan di lanjutkan uji

Duncam pada sedang kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi 22.

Page 33: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak

Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian benih ikan mas yang diberi

pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme

lokal (Mol bonggol pisang) disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram rata-rata Pertumbuhan Berat Mutlak ikan mas perlakuan

selama penelitian.

Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi

mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada ikan mas secara statistik tidak

memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap pertumbuhan berat mutlak untuk

semua perlakuan. Namun Pertumbuhan berat mutlak ikan mas yang diberi pakan

dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol

bonggol pisang) cenderug lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pertumbuhan berat

mutlak ikan mas yang terbaik pada perlakuan B sebesar 4,86 gram, disusul

perlakuan D sebesar 4,55 gram, perlakuan C sebesar 4,44 gram dan terendah pada

perlakuan A (kontrol) sebesar 4,36 gram. Hasil pengamatan yang dilakukan

4,36

4,86 4,44 4,55

0

1

2

3

4

5

6

A (Kontrol) B (MOL 10%) C (MOL 20%) D (MOL 30%)

Ber

at

Mu

tla

k (

gra

m)

Perlakuan

a a a a

Page 34: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

19

terlihat adanya perbedaan antara perlakuan dengan penambahan tepung daun

gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) dan kontrol,

dimana terjadi peningkatan pertumbuhan berat mutlak ikan mas pada perlakuan

dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang. Hal

tersebut menggambarkan bahwa pakan yang diberikan mampu dimanfaatkan

dalam proses pertumbuhan, yang dapat dilihat pada pada gambar 5 yang

menunjukkan baiknya pertumbuhan berat mutlak ikan mas yang diberi perlakuan

dibandingkan dengan tanpa perlakuan (Kontrol).

Pemberian tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol

bonggol pisang) pada pakan mampu meningkatkan pertumbuhan berat mutlak

ikan mas berkisar 0,08-0,05 gram dibandingkan kontrol. Peningkatan

pertumbuhan panjang mutlak diduga karena Pemberian tepung daun gamal

terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada perlakuan B

dengan dosis Mol bonggol pisang 10% memiliki kandungan protein kasar yang

cukup tinggi. sehingga menghasilkan pertumbuhan yang baik karena protein

merupakan nutrien terbesar untuk tubuh ikan . Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Kordi (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan adalah kandungan protein yang terdapat pada pakan karena

protein memiliki fungsi membentuk jaringan baru dan menggantikan jaringan

yang rusak.

Hasil penelitian Janar et al (2006) menyatakan pemberian tepung daun

gamal dengan konsentrasi pada ikan bandeng meningkatan pertumbuhan berat

mutlak sebesar 4,50 gram.

Page 35: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

20

Penurunan pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan dengan dosis yang

lebih tinggi diduga karena ikan mas kurang afektif mencerna protein yang berasal

dari tepung daun gamal yang terfermentasi Mol bonggol pisang sehingga

kebutuhan protein tidak terpenuhi sehingga menyebabkan pertumbuhan

terhambat. Menurut Zanneveld et al (1991) pertumbuhan terjadi karena terdapat

kelebihan energi yang terdapat dalam pakan yang terkandung dalam feses dengan

energi untuk metabolisme. Selain itu daun gamal mengandung senyawa tanin

yang menghambat penyerapan zat gizi pada ikan. Dugaan ini juga didasari oleh

Suanda (2013) yang menyatakan daun gamal mengandung tanin yang dapat

menghambat proses hidrolisir protein dalam saluran pencernaan.

4.2. Laju Pertumbuhan Harian

Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian benih ikan mas yang diberi

pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme

lokal (Mol bonggol pisang) disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Histogram rata-rata laju pertumbuhan harian ikan mas selama

penelitian.

Hari 0 Hari 12 Hari 34 Hari 36 Hari 50

A (Kontrol) 4,5 5,3 7,49 8,61 8,86

B (MOL 10%) 4,5 5,6 7,44 9,05 9,36

C (MOL 20%) 4,5 5,8 7,11 8,41 8,94

D (MOL 30%) 4,5 5,5 7,43 8,62 9,05

4,5

5,5

6,5

7,5

8,5

9,5

La

ju P

ertu

mb

uh

an

Ha

ria

n

(%/H

ari)

Page 36: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

21

Berdasarkan analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan harian ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan tepung daun

gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (MOL) pada setiap perlakuan tidak

menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05) dibandingkan kontrol.

Peningkatan laju pertumbuhan harian benih ikan mas pada setiap perlakuan

(Gambar 5) selama penelitian menunjukan bahwa seluruh ikan uji mengalami

pertumbuhan dengan pertumbuhan yang baik diperoleh pada perlakuan B sebesar

9,72 %/hari disusul perlakuan D sebesar 9,11 %/hari, perlakuan C sebesar

8,88%/hari dan perlakuan A (kontrol) sebesar 8,72%/hari.

Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi

mikroorganisme lokal (MOL) mampu meningkatkan laju pertumbuhan harian

ikan mas pada perlakuan B sebesar 1 %/hari, Peningkatan laju pertumbuhan

harian tersebut diduga karena nutrisi yang terdapat pada tepung daun gamal

mampu dimanfaatkan secara optimal oleh ikan dan berperan dalam mencukupi

kebutuhan nutrisi dari pakan komersil karena kandungan protein kasar pada daun

gamal memiliki nilai yang cukup tinggi. Menurut Bidaryati (2010) pertambahan

bobot yang meningkat dikarenakan pemanfaatan nutrien pakan yang tersimpan

dalam tubuh ikan bisa diserap dan dikonversi menjadi energi. Selain itu tepung

daun gamal aman dikonsumsi ikan dikarenakan pakan yang diberikan sudah

terfermentasi. Menurut Pamungkas (2011), fermentasi merupakan salah satu cara

mengoptimalisasi penggunaan bahan baku lokal yang mengandung zat antinutrisi

yang tinggi. Fermentasi secara umum mengandung senyawa yang lebih sederhana

dan mudah dicerna. Tujuan dari fermentasi untuk menurunkan kadar serat kasar,

Page 37: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

22

meningkatkan nilai potein kasar, dan dapat mengurangi bahkan menghilangkan

zat beracun yang terkandung dalam suatu bahan salah satunya seperti daun gamal

(Laelasari & purwadaera, 2004).

Hasil penelitian Cilvia (2015) menyatakan bahwa pemberian pakan buatan

dengan penambahan tepung daun gamal dengan konsentrasi 5-10% pada ikan

bandeng mendapatkan laju pertumbuhan harian terbaik dibandingkan kontrol,

Agasi, 2018 menyatakan bahwa pemberian tepung daun gamal terfermentasi

mikroorganisme lokal mampu meningkatkan kecernaan pakan dan pertumbuhan

pada ikan nila dengan dosis terbaik yaitu 10%.

Rendahnya laju pertumbuhan harian pada Perlakuan A (kontrol)

dibandingkan perlakuan lain disebabkan karena pakan pada perlakuan A tidak

difermentasi dengan mikroorganisme lokal dimana tujuan dari proses fermentasi

yaitu meningkatkan nilai nutrien pakan dibandingkan bahan aslinya serta

menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan nilai potein kasar yang terdapat

pada pakan sehingga dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan.

4.3. Sintasan

Hasil pengukuran sintasan benih ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan

tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)

disajikan pada Gambar 6.

Page 38: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

23

Gambar 6 . Histogram rata-rata Sintasan ikan mas setiap perlakuan selama

penelitian.

Sintasan ikan mas yang diberi penambahan tepung daun gamal

terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada pakan tidak

memberikan pengaruh nyata (P>0.05) untuk semua perlakuan (Gambar 6).

Sintasan yang baik pada perlakuan B sebesar 97,22%, kemudian disusul perlakuan

kontrol sebesar 94,44%, lalu perlakuan C sebesar 91,66% dan sintasan terendah

pada perlakuan D sebesar 88,88%. Sintasan ikan mas yang dipelihara selama 50

hari pemeliharaan dengan pemberian pakan dengan penambahan tepung daun

gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang).

Dari gambar diatas diketahui terjadi kematian pada ikan. Sintasan yang

rendah pada perlakuan C dan D diduga karena ikan mas kurang suka dengan

pakan yang diberikan hal tersebut terlihat dengan masih ada sisa pakan yang tidak

dikomsumsi oleh ikan. Akumulasi bahan-bahan organik dan anorganik tersebut

menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa beracun bagi ikan. Kematian pada

ikan selama penelitian juga diduga karena ikan stres sehingga mempengaruhi

94,44 97,22 91,66 88,88

0

20

40

60

80

100

120

A (Kontrol) B (MOL 10%)C (MOL 20%)D (MOL 30%)

Sin

tasa

n (

%)

Perlakuan

a a a a

Page 39: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

24

tingkat metabolisme dan pakan yang diberikan tidak termanfaatkan dengan baik

sehingga menyebabkan ikan mati.

Tingginya sintasan pada perlakuan B dengan penambahan tepung daun

gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 10% karena pakan tersebut sesuai

dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh ikan mas sehingga pakan yang diberikan

dapat dimanfaatkan sehingga selain digunakan untuk pertumbuhan juga

digunakan untuk respons imun ikan tersebut.

Menurut Hendrawati R., (2011) menyatakan bahwa sintasan diatas 50%

masih tergolong baik, sintasan 30-50% tergolong sedang dan kurang dari 30%

tidak baik. Sehingga nilai sintasan pada perlakuan ini masih tergolong baik. Suhu

air selama penelitian suhu berkisar antara 24-30°C dan kandungan oksigen terlarut

pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai DO ikan mas masuk dalam

taraf wajar dalam budidaya nilai kisaran DO pada setiap wadah pemeliharaan

adalah 1,60-6,08 mg/L. Menurut moniruzzaman et al (2005),kandungan oksigen

optimal untuk ikan sebaiknya antara 3-5 mg/L (zonneved et al. 1991).

Page 40: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

25

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi

mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang sebanyak 10% ) cenderung dapat

meningkatkan pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan harian dan sintasan

ikan mas meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan kontrol.

5.2. Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengaplikasian tepung

daun gamal dengan starter berbeda pada pakan ikan mas.

Page 41: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

26

DAFTAR PUSTAKA

Ajayi, O.C., F. Place, f. Kwesiga, P. Mafongoya Dan S. Franzel. 2005. Impact of

Fertilizer Fallows In Eastern Zambia. Word Agroforestry Centre. Nairobi.

Kenya United Nation Avenue Gigiri.

Amri, K., Dan Khairuddin 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro Media

Pustaka Jakarta.

Association Of Official Analytical Chemists (AOAC). 1970. Official methods of

analysis 11th

edition. Association of official analytical Chemists.Inc,

Washington. D.C.

Association of official Analytical Chemists (AOAC).1995.Official methods of

Analysis of AOAC International. 16th

edition. Vol Ii.Published By AOAC

International. Arlington Virginia. Amerika Serikat.

Association of official Analytical Chemists (AOAC). 2005. Official Metdohs of

Analysis of The Association of Analytical Chemists. Benyamin Franklin

Station. Washington D.C.

Banez, J.A., R.C. Nazareno., dan R.B. Medel. 1999. Clinical Trial Effectiveness

of Gliricidia sepium in treating patients with Scabies in the Antipolo CBHP.

Phil Journal Microbiol Infect Dis: 28(4): 147-153.

Brett, J.D.,dan T.D.D. Groves. 1979. Physiological Energetics. In: Hoar, Randall

and J.R. Breat (Eds): Fish Phyology Vol VIII. 279-351. Academic Press.

New York.

Chadhokar, P.A. 1982. Gliricidia maculate. A promising Legume Fooder

Plant.Word Animal.

Chadhokar, P.A. dan H.R. kantharaju. 1980. Effect of Gliricidia maculate on

Growth and Breetding of bannur Ewes. Tropical Grasslands. 14:78-81.

Cholik, F., dan Tonek. 1990. Review Hasil Penelitian Perikanan Budidaya Pantai

dan Penyebarannya. Prossiding Temu Ilmiah Potensi Sumber Daya

Pantai.Balitkanta Maros. Hal 91-1

Cilvia, E. 2015. Perbedaan Komposisi Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium)

Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan

Bandeng (Chanos-chanos). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan.

Fakultas Kelautan Dan Perikanan. Universitas Syiah Kuala.

Darussalam.Banda aceh.

Page 42: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

27

Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Informasi Singkat Benih.

Direktorat. Perbenihan Tanaman Hutan. Bandung.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.

Yogyakarta.163 hal.

Elevitch, C.R., dan K. Jhon. 2006. Gliricidia sepium (Gliricidia) Fabacceae

(Legume family) Spesies Profiles for Pacific Island Agrofrorestry.www.

traditionaltree.org.

Furuichi, M. 1988.Dietary Vity of Carbohydrates. In: Watanabe, T. (Ed): Fish

Nutrition and Mariculture. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo

Universitas of Fishes. Tokyo. Hal 1-77.

Gohl, B. 1981. Tropical feeds; feed information summaries and nutritive

values.FAO Animal Production and Health Series No. 12. FAO. Rome.

Italy. 129 hal.

Grey, M., I. Forster., W. Dominy., H. Ako., dan A.F. Giesen. 2009. Validation of

a feeding stimulant bioassay using fish hydrolysates for the pacific white

shrimp, Litopenaeus vannamei. Journal World Aquac. Soc. 40:547-555.

Gusriana. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Depatement Pendidikan Nasional. Jakarta.

Hadi, M., Y. Aguston., dan Cahyono Pemberian Tepung Limbah Udang Yang

Difermentasi Dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan,

Rasio Konversi pakan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan nila

(oreochromis niloticus). Journal Ilmiah perikanan dan kelautan. 1 (2):6-13.

Halver, J.E. 1989.Fish Nutrition.Academic Press. New York and London Hal b

75-80.

Halver, J.E., dan R.W. Hardy. 2002. Third Edition: Fish Nutrion. Academic Press.

California. USA.

Handajani, H. 2006. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan

Terhadap Pertumbuhan dan Daya Ikan Mas Gift Jurnal Aquaculture. 1(2):

162-170.

Handajani, H, 2011, Optimalasasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi pada

pakan ikan untuk meningkatkan ikan mas Gift. Jurnal Teknik Industri. 12

(2): 177-181.

Hepher, B, 1988. Nutrion of Pond Fishes. Canbridge Univ. Press,, Canbrige, New

York. USA. Hal 217-252.

Page 43: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

28

Jensen, M. 1999. Tress Commoly Cultivated In Southeast Asia: Ani illustrated

field guide. RAP Publications. http: // WWW. Wapedia.org.id/gamal.

Joker, D. 2002. Informasi singkat Benih, Gliricidia sepium. Indonesia Forest Seed

project.Direktorst Perbenihan Tanaman Hutan

Junianto. 2003. Teknik penanganan ikan. Penebar swadaya. Jakarta.

Kementerian perdaganan RI (Kemendagri). 2017. Info Harga Komoditas

pokok.WWW. kemendag.go.id.

Kementerian Pertanian Direktorak Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

2009.Keunggulan Gamal Sebagai Pakan Ternak. Balai Pembebibitan Ternak

Unggul Dwiguna dan Ayam Sembawa. Direktorat Jenderal Peternak Dan

Kesehatan Hewan. Sembawa.Palemba.

Khairuman dan K. amri.2002. Budidaya Ikan Mas.Angro media pustaka. Jakarta

Lestari, S. 2001. Pengaruh Kadar Ampas Tahu yang difermentasikan Terhadap

Efisiesi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio).Skripsi

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institute

Pertanian Bogor.Bogor. 46 Hal

Lim. C., dan W. G.Dominy. 1991. Utilization of Plan Proteins by Warmwater

Fish. In; D.M. Akiyama., R.K.H.Tan.(Eds). Proc Aquaculture Feed

Processing and Nutrition Workskop. Thailand and Indonesia. Hal 163-172.

Lovelle, T. 1998. Nutrion and feeding of fish. Van Nostrand Reinhold. New York.

260 hal.

Mattjik, A.A., dan I.M. Sumetajaya. 2002. Perancangan Percobaan. IPB Press.

Bogor. Edisi ke-2. Hal 61-63.

Syandri, H., 2018. Effects of salinity on survival and growth of guramyi sago

(cyprinus carpio), lacepede, 1801) juveniles. Pakistan journal of biological

ciences: PJBS, 21 (4), pp. 171-178. https:// doi.org/10.

3923/pjbs.2008.171.178.

Nurhayati Dan Nazlia,S. 2019. Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium)

Yang Difermentasi Sebagai Penyusun Ransum Pakan Terhadap Laju

Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Ilmiah Samudra

Akuatika (2019). Vol 3(1):6 – 11

Olopade, O., Lamidi, A & Ogungbesan, M. 2015. Effect of Gliricidia sepium

(Jacq) leaf meal supplemented with enzymes (roxazyme® G2 and

Page 44: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

29

maxigrain®) on growth performance of Clarias gariepinus Burchell, 1822.

American Journal of Experimental Agriculture, vol. 8, no. 3, pp 152–158.

Page 45: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

30

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 46: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

31

Lampiran 1.Pertumbuhan berat mutlak ikan mas (Cyprinus carpio)pada

perlakuan selama penelitian.

Lampiran 2.Hasil analisis anova pertumbuhan berat mtlak ikan mas

Lampiran 3. Hasil uji lanjut duncan pertumbuhan berat mutlak ikan mas

Berat Mutlak

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1

Kontrol 3 4,3611

MOL 20% 3 4,4444

MOL 30% 3 4,5556

MOL 10% 3 4,8611

Sig. 0,171

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata rata 1 2 3

A 4,75 4,33 4 13,08 4,36

B 5,08 5,08 4,41 14,58 4,86

C 4,33 4,66 4,33 13,33 4,44

D 5 4 4,66 13,66 4,55

ANOVA

Berat Mutlak

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups

0,431 3 0,144 0,980 0,449

Within

Groups

1,171 8 0,146

Total 1,602 11

Page 47: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

32

Lampiran 4.Laju Pertumbuhan Harian ikan mas (Cyprinus carpio) pada perlakuan

selama penelitian.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata

rata 1 2 3

A 9,5 8,66 8 26,16 8,72

B 10,16 10,16 8,83 29,16 9,72

C 8,66 9,33 8,66 26,66 8,88

D 10 8 9,33 27,33 9,11

Lampiran 5.Hasil Analisis Anova Laju Pertumbuhan Ikan Mas

ANOVA

LPH

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups

1,722 3 0,574 0,980 0,449

Within

Groups

4,685 8 0,586

Total 6,407 11

Lampiran 6. Hasil Uji Lanjut Duncam Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1

Kontrol 3 8,7222

MOL 20% 3 8,8889

MOL 30% 3 9,1111

MOL 10% 3 9,7222

Sig. 0,171

Page 48: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

33

Lampiran 7.Sintasan ikan mas (Cyprinus carpio) pada perlakuan selama

penelitian.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata

rata 1 2 3

A 91,66 83,33 91,66 266,6 88,88

B 100 100 91,66 291,66 97,22

C 83,33 100 91,66 275 91,66

D 91,66 100 91,66 283,33 94,44

Lampiran 8. Hasil analisis anova sintasan

ANOVA

Sintasan

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 115,741 3 38,580 1,111 0,400

Within

Groups 277,778 8 34,722

Total 393,519 11

Lampiran 9. Hasil uji lanjut duncam sintasan

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha =

0.05

1

Kontrol 3 88,8889

MOL 20% 3 91,6667

MOL 30% 3 94,4444

MOL 10% 3 97,2222

Sig. 0,142

Page 49: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

34

Dokumentasi penelitian

Pembuatan mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)

Fermenntasi daun gamal

Penjemuran sudah difermentasi mol daun gamal

Page 50: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

35

Penyiapan waskom selama penelitian

Pengisian air waskom ppenelitian

Penimbangan ikan yang disampling

Page 51: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

36

Pemberian pakan

Page 52: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

37

Page 53: PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium

38

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Selayar, tepatnya di

Kecamatan Bontosikuyu pada tanggal 19 Juli 1995, sebagai

anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Mahamuddin

dan St. Alang. Penulis memulai pendidikan formal di SD

Negeri 1 Lembangia Kabupaten Selayar pada tahun 2003

dan tamat pada tahun 2009. Tingkat pendidikan selanjutnya ditempuh pada SMP

Negeri 1 Bontosikuyu pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2012, yang

kemudian diteruskan ke Upt. SMA Negeri 1 Bontosikuyu dan tamat pada tahun

2015. Selanjutnya pada tahun 2016 melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Pertanian dengan memilih

Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan sebagai bidang keilmuan

yang akan digeluti dimasa depan. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah

mendapatkan beasiswa berprestasi pada periode 2018 – 2019. Penulis

melaksanakan magang budidaya di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Galesong pada 2010.

Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul

“Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi

Mikroorganisme Lokal (Mol) Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Mas

(Cyprinus Carpio).” dibawah bimbingan Asni anwar, S. Pi., M.Si dan Nur Insana

Salam, S.Pi., M.Si.