pemanfaatan situ cihuni sebagai habitat berbagai jenis...

59
PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNG APRIYANI EKOWATI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT

BERBAGAI JENIS BURUNG

APRIYANI EKOWATI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI

JENIS BURUNG

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

APRIYANI EKOWATI

1112095000020

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 3: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui
Page 4: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui
Page 5: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui
Page 6: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

v

ABSTRAK

Apriyani Ekowati, Pemanfaatan Situ Cihuni Sebagai Habitat Berbagai Jenis

Burung. Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dibimbing oleh Drs.

Paskal Sukandar, M.Si. dan Narti Fitriana, M.Si. 2019

Kabupaten Tangerang merupakan salah satu kabupaten satelit bagi provinsi Jakarta.

Sebagai kabupaten satelit, Kabupaten Tangerang mengalami alih fungsi lahan yang

pesat. Salah satu daerah yang mengalami alih fungsi lahan adalah daerah Gading

Serpong, Kecamatan Pagedangan. Bentuk daya dukung Gading Serpong terhadap

lingkungan adalah ketersediaan Ruang Terbuka Biru (RTB) berupa Situ Cihuni

yang memiliki potensi sebagai penyedia jasa lanskap (landscape services). Salah

satu keanekaragaman hayati di Situ Cihuni adalah burung yang bisa dijadikan

sebagai bioindikator perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui pemanfaatan tiap strata

vegetasi oleh burung, mengetahui faktor abiotik yang mempengaruhi keberadaan

burung, dan mengetahui status konservasi burung di Situ Cihuni. Lokasi penelitian

ini dilakukan di Situ Cihuni, Kelurahan Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan,

Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan

empat kali pengambilan data setiap satu minggu sekali. Pengamatan burung

dilakukan pada waktu pagi dan sore hari sekitar jam 05.00-08.00 WIB dan 16.00-

18.00 WIB. Hasil yang didapatkan adalah keanekaragaman jenis burung di Situ

Cihuni tergolong sedang (2,16) dengan kemerataan jenis tinggi (0,70) dimana

burung yang mendominasi adalah Lonchura punctulata (28,04 %), Collocalia

linchi (23,99), dan Pycnonotus aurigaster (18,07 %). Strata vegetasi di Situ Cihuni

adalah strata B yang digunakan untuk mencari makan oleh Famili Apodidae dan

strata C, D, dan E digunakan oleh famili lainnya untuk mencari makan, bertengger,

bersarang, berinteraksi, dan mengeluarkan suara. Faktor abiotik yang paling

mempengaruhi keberadaan burung di Situ Cihuni adalah suhu udara (Matrix

component = 0,992). Status konservasi burung di Situ Cihuni berdasarkan IUCN

adalah semua jenis burung berisiko rendah (LC = least concern) dan tidak ada jenis

burung yang dilindungi berdasarkan Permen LHK No. 106 tahun 2018 serta tidak

ada jenis burung yang masuk dalam Apendiks CITES.

Kata Kunci : Situ Cihuni, burung, strata vegetasi, faktor abiotik, status konservasi.

Page 7: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

vi

ABSTRACT

Apriyani Ekowati, Utilization of Situ Cihuni as Habitat for Birds.

Undergraduate Thesis. Departement of Biology, Faculty of Science and

Technology, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervised

by Drs. Paskal Sukandar, M.Si. and Narti Fitriana, M.Si. 2019

Tangerang Regency is one of the satellite regency for the province of Jakarta. As a

satellite regency, Tangerang regency experienced a rapid land function. One of the

areas that have been over the function of land is Gading Serpong, Pagedangan. The

form of supporting Gading Serpong to the environment is the availability of blue

open space (RTB) of Situ Cihuni which has potential as a landscape services

provider. One of the biodiversity in Situ Cihuni is a bird that can be used as a

bioindicator of environmental change. The purpose of this research is to know the

diversity of birds, knowing the utilization of each strata of vegetation by birds,

knowing the abiotic factor affecting the presence of birds, and knowing the

conservation status of birds in Situ Cihuni. The location of this research is carried

out in Situ Cihuni, Lengkong Kulon Village, Pagedangan District, Tangerang

Regency. The research time was conducted in May 2019 with four data retrieval

once a week. Bird watching is done in the morning and evening around the clock

05.00-08.00 in the morning. and 04.00-06.00 at the evening. The result is a diversity

of bird in Situ Cihuni relatively medium (2.16) with high density (0.70) where the

dominant birds are Lonchura punctulata (28.04%), Collocalia Linchi (23.99), and

Pycnonotus aurigaster ( 18.07%). Vegetation of strata in Situ Cihuni are strata B

used for feeding by the family Apodidae and strata C, D, and E are used by the other

families to feeding, roosting, nesting, grooming, soaring. The most affected abiotic

factor is the air temperature (Matrix component = 0.992). The conservation status

of bird in Situ Cihuni based on IUCN is all types of birds at low risk (LC = Least

concern) and no type of bird is protected based on the Ministerial Regulation of

Indonesia No. 106 Years 2018 and no bird type included in the appendix of the

CITES.

Keywords: Situ Cihuni, birds, strata of vegetation, abiotic factors, conservation

status.

Page 8: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang selalu memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul “Pemanfaatan

Situ Cihuni sebagai Habitat Berbagai Jenis Burung” dalam rangka Tugas Akhir

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Pogram Studi Biologi,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih karena adanya dukungan dari

banyak pihak yang terkait, untuk itu penulis berterimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Priyanti, M, Si. selaku Ketua Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin kepada

penulis dalam pelaksanaan penelitian.

3. Drs. Paskal Sukandar, M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, ilmu, masukan, dukungan, serta banyak waktu untuk membantu

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

4. Narti Fitriana, M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

memberi masukan, ilmu, bimbingan, serta dukungan selama penulisan skripsi

ini.

5. Dr. Priyanti, M.Si. dan Dr. Fahma Wijayanti, M.Si. selaku dosen penguji yang

telah memberikan kritik dan saran dalam sidang skripsi.

6. Dr. Fahma Wijayanti, M.Si., Etyn Yunita, M.Si., dan Walid Rumblat, M,Si.

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam seminar

proposal dan seminar hasil.

7. Segenap dosen Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi atas ilmu

pengetahuan dan ilmu hidup yang dengan ikhlas diajarkan kepada penulis.

8. PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang yang telah memberikan izin

melakukan penelitian di Situ Cihuni.

Page 9: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

viii

9. Bapak Agus Susanto dan Bapak Suisianto Widjaja yang memandu penulis di

lokasi penelitian.

10. Ahmad Jaelani, Ady Septianto Hermawan, Meidiyanto, Alfi Dwi Setiyani,

Rizky Afrizal, Nadia Adelina, Muhammad Azhar Pratama, Iqbal Faraidlika

Fadly, Abdul Bagas Alkatiri, Reynaldi Zulfikar dan Mailani yang telah

membantu penulis selama proses pengambilan data dan penulisan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung , yang

tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan motivasi yang diberikan

untuk penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Jakarta, Agustus 2019

Apriyani Ekowati

Page 10: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Profil Kecamatan Pagedangan .................................................................... 4

2.2 Situ Cihuni sebagai Ruang Terbuka Biru .................................................... 4

2.3 Ekologi Burung .......................................................................................... 6

2.4 Ekologi Burung Air .................................................................................... 7

2.5 Ekologi Burung Perkotaan ......................................................................... 7

2.6 Strata Vegetasi Burung ............................................................................... 8

2.7 Status Konservasi Burung .......................................................................... 8

2.8 Burung dan Ruang Terbuka Biru dalam Alquran ........................................ 9

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 11

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 11

3.2 Alat dan Bahan......................................................................................... 11

3.3 Cara Kerja ................................................................................................ 11

3.3.1 Pengukuran Faktor Abiotik .............................................................. 11

3.3.2 Pengambilan Data Burung ............................................................... 12

3.3.3 Persebaran Burung Berdasarkan Strata Vegetasi .............................. 13

3.3.4 Status Perlindungan Burung............................................................. 13

3.4 Analisis Data ............................................................................................ 13

3.4.1 Indeks Keanekaragaman Jenis ......................................................... 13

3.4.2 Dominansi Jenis .............................................................................. 14

3.4.3 Kemerataan Jenis ............................................................................. 14

3.4.4 Penggunaan Strata Vegetasi ............................................................. 15

3.4.5 Principal Component Analysis (PCA) terhadap Faktor Abiotik ........ 15

3.4.6 Status Konservasi Burung ................................................................ 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 16

4.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Situ Cihuni .......................................... 16

4.2 Pemanfaatan Strata Vegetasi oleh Burung ................................................ 20

4.3 Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Burung ......................... 24

Page 11: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

x

4.4 Status Konservasi Burung di Situ Cihuni .................................................. 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 26

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26

5.2 Saran ........................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

LAMPIRAN .................................................................................................... 31

Page 12: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Penyebaran Titik Pengamatan Burung di Situ Cihuni ....................... 11

Gambar 2. Skema Metode Point Count ............................................................. 12

Gambar 3. Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Burung pada Setiap Strata........... 22

Page 13: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kategori Strata Vegetasi ...................................................................... 13

Tabel 2. Daftar Jenis Burung yang ditemukan di Situ Cihuni............................. 17

Tabel 3. Keberadaan Jenis Burung tiap Strata Vegetasi ..................................... 23

Page 14: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Keanekeragaman Jenis Burung Setiap Titik di Situ Cihuni ............ 31

Lampiran 2. Keanekeragaman Jenis Burung di Situ Cihuni ............................... 34

Lampiran 3. Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Burung pada Setiap Strata ........ 35

Lampiran 4. Hasil Principal Component Analysis Menggunakan SPSS ............. 37

Lampiran 5. Jumlah Burung di Situ Cihuni pada Pagi dan Sore Hari ................. 39

Lampiran 6. Status Konservasi Burung di Situ Cihuni ....................................... 41

Lampiran 7. Dokumentasi Jenis-Jenis Burung di Situ Cihuni ............................ 42

Page 15: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Tangerang merupakan salah satu kabupaten satelit bagi provinsi

Jakarta. Sebagai kabupaten satelit, Kabupaten Tangerang terus mengalami alih

fungsi lahan yang pesat. Salah satu daerah yang mengalami alih fungsi lahan adalah

daerah Gading Serpong, Kecamatan Pagedangan. Keberadaan ruang terbuka publik

bagi masyarakat Gading Serpong adalah Ruang Terbuka Biru (RTB) berupa situ

yang memiliki potensi sebagai penyedia jasa lanskap (landscape services). Situ

yang masih dipertahankan oleh masyarakat Gading Serpong adalah Situ Cihuni

yang digunakan oleh masyarakatnya sebagai daerah pemasok air, sebagai tempat

wisata, dan tempat memancing.

Salah satu keanekaragaman hayati di Situ Cihuni adalah burung. Diaz et al.

(2005) mengatakan keberadaan burung pada umumnya bergantung pada vegetasi

tumbuhan, sementara itu, burung perkotaan akan lebih bergantung pada

infrastruktur perkotaan. Hal ini dikarenakan burung perkotaan memiliki toleransi

yang lebih luas terhadap perubahan lingkungan (Bonier et al.,2007).

Burung menjadi tanda kekuasaan Allah karena burung bisa terbang dengan

cara mengepakkan kedua sayapnya. Firman Allah mengenai kekuasaan-Nya

tentang burung ini terdapat dalam Q.S. An Nahl ayat 79 :

“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di

angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kebesaran Tuhan) bagi

orang-orang yang beriman.” (QS. An Nahl: 79).

Keberadaan burung di lingkungan perlu dikaji secara mendalam

keberadaannya. Sebagai bagian dari ekosistem alam, keberadaan burung di tengah

wilayah perkotaan dapat dijadikan sebagai bioindikator lingkungan (Sujatnika,

1995). Menurut Imam (2016) tingkat keanekaragaman jenis burung di ruang

terbuka hijau Kota Tangerang Selatan tergolong sedang dengan nilai tertinggi di

Taman Kota II (34 jenis, H’=2,93, E=0,83), sedangkan keanekaragaman jenis

Page 16: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

2

burung terendah adalah di Perumahan Andrawina Praja Sarana Pamulang (30 jenis,

H’=2,38 , E=0,70).

Situ Cihuni sebagai salah satu situ yang penting di Kecamatan Pagedangan

perlu dijaga kenanekaragaman hayatinya. Hal ini berkaitan dengan fungsi ekologis

Situ Cihuni dan interaksinya dengan manusia. Gangguan yang cukup besar yang

terjadi di sekitar Situ Cihuni adalah pembangunan perumahan yang terus berlanjut

(Nugroho et al., 2016). Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk

mengetahui pemanfaatan Situ Cihuni oleh burung dan faktor abiotik yang

berpengaruh terhadap keberadaan burung di Situ Cihuni dalam upaya pengelolaan

Situ Cihuni agar kelestarian burung dan peran ekologis Situ Cihuni bisa

dipertahankan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan dapat dirumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana keanekaragaman jenis burung di Situ Cihuni, Kabupaten

Tangerang?

2. Bagaimana pemanfaatan tiap strata vegetasi di Situ Cihuni, Kabupaten

Tangerang sebagai habitat oleh burung?

3. Faktor abiotik apakah yang berpengaruh terhadap keberadaan burung di Situ

Cihuni, Kabupaten Tangerang?

4. Bagaimana status konservasi burung di Situ Cihuni, Kabupaten Tangerang?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui keanekaragaman jenis burung di Situ Cihuni, Kabupaten

Tangerang.

2. Mengetahui pemanfaatan tiap strata vegetasi di Situ Cihuni, Kabupaten

Tangerang sebagai habitat burung.

3. Mengetahui faktor abiotik yang mempengaruhi keberadaan burung di Situ

Cihuni, Kabupaten Tangerang.

4. Mengetahui status konservasi burung di Situ Cihuni, Kabupaten Tangerang.

Page 17: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

3

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi mengenai

keanekaragaman jenis burung, pemanfaatan tiap strata vegetasi oleh burung, faktor

abiotik yang berpengaruh, dan status konservasi burung di Situ Cihuni. Kemudian,

menjadi bahan pertimbangan oleh PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten

Tangerang dalam pengelolaan Situ Cihuni.

Page 18: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Kecamatan Pagedangan

Kota digunakan sebagai tempat bermukim dan pusat kegiatan ekonomi yang

dihuni oleh penduduk yang semakin padat. Peningkatan ini diimbangi dengan

semakin banyaknya pembuatan sarana dan prasarana yang dibangun dalam skala

besar (Kusmana, 2015). Peningkatan pembangunann dalam skala besar

menimbulkan adanya alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun seperti

perumahan, gedung perkantoran, area perdagangan, dan sarana prasana lainnya.

Salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang yang mengalami

perkembangan secara masif adalah Kecamatan Pagedangan. Luas wilayah

Kecamatan Pagedangan adalah 47,78 m2 dengan topografi berupa dataran (100 %).

Kecamatan Pagedangan beriklim tropis dan terletak di bagian selatan Kabupaten

Tangerang. Jumlah penduduk di Kecamatan Pagedangan pada tahun 2015 adalah

113.738 jiwa dengan kepadatan penduduk sebanyak 2380 jiwa per km2 (Badan

Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, 2018)

Fungsi Kecamatan Pagedangan diarahkan sebagai pusat bisnis yang

didukung dengan ketersediaan perumahan, area perdagangan, jasa serta berbagai

fasilitas umum dan pendidikan. Salah satu pusat bisnis yang di Kecamatan

Pagedangan adalah Gading Serpong yang terletak di Desa Cihuni, Lengkong

Kulon, Pagedangan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, 2016). Daerah

Gading Serpong dikelilingi tiga daerah yang sangat berkembang pesat, yaitu Bumi

Serpong Damai (BSD) City, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci.

2.2. Situ Cihuni Sebagai Ruang Terbuka Biru

Bentuk daya dukung suatu wilayah terhadap masyarakatnya adalah dengan

menyediakan ruang terbuka. Ruang terbuka bisa diartikan sebagai ruang selain

bangunan (Lussetyowati, 2011). Ruang terbuka (open spaces) yang saat ini tersedia

di kawasan perkotaan biasanya berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-

hijau. Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved)

Page 19: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

5

maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun

areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan retensi (Dwiyanto, 2009).

Salah satu bentuk ruang terbuka biru adalah situ di mana situ berasal dari

bahasa Sunda yang berarti danau atau telaga namun berukuran kecil. Menurut hasil

penelitian Marwoto dan Isnaningsih (2005) situ merupakan perairan tawar yang

bersifat lentik dengan kumpulan massa air yang bersifat diam atau tenang. Dasar

perairan situ umumnya berupa pasir berlumpur atau lumpur dan permukaannya

ditutupi oleh tanaman air.

Keberadaan situ mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi di

sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan paradigma water front landscape dan water

back landscape yang selama ini berkembang di masyarakat. Water front landscape

adalah paradigma yang sangat menjaga keberadaan ruang terbuka biru. Kebersihan

dan keindahan ruang terbuka biru akan selalu dijaga oleh masyarakatnya.

Sedangkan water back landscape adalah paradigma masyarakat yang menggunakan

ruang terbuka biru sebagai tempat pembuangan limbah (Arifin, 2014).

Situ banyak dimanfaatkan sesuai dengan kedua paradigma tersebut. Daerah

tertentu menggunakan situ sebagai tempat penampungan air, sumber pengairan

sawah, tempat memelihara ikan, dan sarana rekreasi. Namun, sebagian masyarakat

memanfaatkan situ sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah industri. Hal

ini menunjukan bahwa keberadaan situ memiliki fungsi ganda (Hendrawan, 2005).

Situ Cihuni berada di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan yang memiliki

luas 32,34 hektar. Menurut Hadiaty (2011) Situ Cihuni masuk ke dalam sistem

Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Sungai Cisadane yang terletak di bagian hilir.

Letak geografis Situ Cihuni adalah 06º15’54.7”S, 106º37’59.5”E dengan

ketinggian 51 mdpl. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor

13 Tahun 2011, Situ Cihuni ditetapkan sebagai kawasan budi daya yang

diperuntukan sebagai kawasan pariwisata alam. Pengelolaan Situ Cihuni dalam hal

peningkatan fungsi situ, pembangunan jalan dan jembatan di Situ Cihuni diberikan

ke Dinas Bina Marga Provinsi dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam

Kementerian Pekerjaan Umum.

Situ Cihuni termasuk ke dalam area yang memiliki risiko sanitasi sangat

tinggi (resiko kategori 4). Hal ini disebabkan oleh tingginya aktivitas buang air

Page 20: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

6

sembarangan dan kurangnya kesadaran untuk cuci tangan menggunakan sabun.

Belum optimalnya cara pengelolaan sampah yang baik juga menjadi penyebab

tingginya tingkat resiko sanitasi di Situ Cihuni (Pokja AMPL Kabupaten

Tangerang, 2012).

2.3. Ekologi Burung

Burung atau aves adalah hewan bertulang belakang yang memiliki bulu dan

sayap. Jumlah jenis burung di seluruh dunia sekitar 11.000 spesies dan 1500

jenisnya ditemukan di Indonesia. Pulau Sumatera mempunyai jumlah jenis burung

dengan jumlah paling banyak (Indrawan et al., 2007). Burung merupakan sumber

daya alam yang dapat diperbaharui dan memiliki peran ekologis yang baik. Menurut

Rumanasari et al. (2017) peran ekologis burung adalah membantu penyebaran biji

dan agen penyerbuk alami.

Burung akan melakukan interaksi satu dengan yang lain dan terdistribusi di

dalam komunitasnya. Interaksi tiap jenis burung akan mempengaruhi ekosistem

suatu daerah. Burung sebagai fauna yang keberadaannya sangat dinamis mampu

menjadi indikator perubahan lingkungan (Bibby et al., 2000). Hal ini disebabkan

oleh keberadaan burung yang mudah diamati, baik secara fisik maupun suara.

Selama proses evolusi burung selalu beradaptasi dengan berbagai faktor,

baik abiotik maupun biotik. Hasil adaptasi ini mengakibatkan burung menetap di

suatu tempat sesuai dengan kebutuhan hidupnya (Rusmendro, 2004). Bentuk

adaptasi burung berkaitan dengan habitat tempat burung berada dan menurut

Howes et al. (2003) kehadiran burung bergantung pada kesukaannya terhadap

habitat tertentu.

Jangkauan habitat burung sangat luas meliputi hutan tropis, rawa-rawa,

padang pasir, pesisir pantai hingga ke tengah lautan, gua batu, perumahan, bahkan

di wilayah perkotaan. Menurut Czech et al. (2005) wilayah perkotaan menyediakan

fasilitas infrastruktur dan perumahan yang mampu menggantikan habitat asli

burung. Arus percepatan urbanisasi di perkotaan yang makin meluas mampu

menurunkan populasi burung (Biamonte et al., 2011).

Page 21: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

7

2.4. Ekologi Burung Air

Burung air merupakan jenis burung yang secara ekologis sangat bergantung

pada keberadaan lahan basah. Lahan basah merupakan habitat penting bagi burung

air untuk beraktivitas seperti mencari pakan, bersarang, dan beristirahat (Zakaria &

Rajpar, 2010). Keberadaan lahan basah dan mikrohabitatnya mendukung

keanekaragaman jenis burung air karena menyediakan keragaman jenis pakan

(Bushan et al., 1993).

Burung air umumnya memiliki morfologi paruh, leher, dan kaki yang

panjang. Morfologi ini mempermudah burung air untuk mencari pakan di

lingkungan berair. Kaki burung air mempunyai selaput yang berfungsi untuk

mendayung ketika berada di dalam air (Balai Taman Nasional Alas Purwo

Banyuwangi, 2011).

Keberadaan burung air pada lahan basah dipengaruhi oleh banyak faktor.

Ketersediaan pakan meliputi jumah dan komposisi pakan sangat mempengaruhi

habitat burung air (Hartke et al., 2009). Umumnya burung air yang bergantung pada

lahan basah akan mencari area makan yang lebih tersembunyi dan lahan basahnya

berukuran lebih besar, sedangkan burung air yang tidak bergantung pada lahan

basah akan mencari area yang terbuka dengan ukuran lahan basah yang lebih kecil

(Paracuellos, 2006).

2.5. Ekologi Burung Perkotaan

Burung di perkotaan mengalami gangguan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Gangguan secara langsung berupa perburuan burung baik sebagai

pemenuhan kebutuhan bahan pangan ataupun sebagai aktivitas olahraga.

Sedangkan gangguan burung secara tidak langsung adalah gangguan burung

terhadap habitatnya (Nugroho et al., 2015).

Gangguan burung terhadap habitatnya berupa alih fungsi lahan yang

mengubah habitat asli burung. Alih fungsi lahan ini berhubungan dengan proses

urbanisasi yang menyebabkan punahnya suatu jenis burung (Alvares &

MacGregor-Fors, 2009). Alih fungsi lahan menyebabkan hilangnya suatu elemen

habitat dan jenis burung yang bergantung terhadap elemen habitat tersebut juga ikut

hilang (Diaz et al., 2005).

Page 22: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

8

Burung perkotaan mempunyai toleransi yang lebih luas terhadap perubahan

fungsi lahan yang terjadi di perkotaan. Respons fisiologis, ekologis, dan kebiasaan

hidup berkontribusi terhadap luasnya toleransi burung di perkotaan. Ketiga respons

ini saling berkaitan dalam hal cara mencari makan, ketersediaan bentuk area

terbangun yang dijadikan sebagai sarang, atau sumber makanan yang baru dan

cocok bagi burung di perkotaan (Bonier et al., 2007).

2.6. Strata Vegetasi Burung

Secara umum burung di alam bergantung terhadap keberadaan vegetasi.

Menurut Wisnubudi (2009) vegetasi dimanfaatkan secara vertikal maupun

horizontal karena mobilitas burung yang sangat tinggi. Pemanfaatan vegetasi oleh

burung secara vertikal terlihat pada penggunaan vegetasi dari tajuk sampai lantai

vegetasi, sedangkan pemanfaatan vegetasi secara horizontal terlihat pada pola

adaptasi dan strategi dalam memperoleh pakan.

Menurut Ma et al. (2010) dan Nugroho et al. (2015) vegetasi yang lebat

menyediakan keragaman jenis pakan bagi burung. Bagi burung air vegetasi yang

lebat bisa meningkatkan keragaman jenis invertebrata. Sementara bagi burung

terrestrial vegetasi yang lebat bisa menyediakan jenis pakan berupa buah-buahan

atau nektar dari bunga (Fernandez-Juricic, 2000).

2.7. Status Konservasi Burung

Pengelompokan status konservasi burung di Situ Cihuni perlu dilakukan

untuk menjaga kelestarian burung di Situ Cihuni. Selain itu untuk menjaga

keseimbangan ekosistem di Situ Cihuni mengingat lokasi Situ Cihuni yang berada

di daerah yang mengalami alih fungsi lahan. Status perlindungan burung dalam

hukum negara Republik Indonesia mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2018 Tentang Jenis

Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, Redlist International Union for

Conservation of Nature and Natural Resources (2012) dan Apendiks Convention

on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (2017).

Status konservasi burung berdasarkan International Union for Conservation

of Nature and Natural Resources (IUCN) adalah status keterancaman yang

Page 23: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

9

mengklasifikasi burung berdasarkan risiko kepunahan. Status keterancaman burung

menurut IUCN mengacu kepada Redlist IUCN (2012) yang terdiri dari 9 kategori.

Kategori status keterancaman burung menurut IUCN meliputi NE = Not Evaluated

(belum dievaluasi), DD = Data Deficient (data kurang), LC = Least Concern (risiko

rendah), NT = Near Threatened (hampir terancam), VU = Vulnerable (rentan), EN

= Endangered (genting), CR = Critically Endangered (kritis), EW = Extinct in the

Wild (punah di alam), EX = Extinct (punah).

Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna

and Flora (CITES) adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun

berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation Union (IUCN) tahun

1963. Apendiks CITES memuat daftar jenis burung yang perdagangannya perlu

diawasi dan negara-negara anggota yang telah setuju untuk membatasi

perdagangan atau menghentikan eksploitasi terhadap jenis burung yang terancam

punah. Kategori-kategori jenis berdasarkan CITES adalah apendiks I (semua jenis

burung yang ilegal untk diperdagangkan), apendiks II ( jenis burung yang dapat

terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan) dan

apendiks III (jenis burung yang diatur perdagangannya di negara tertentu yang

menjadi batas-batas wilayah habitat jenis tersebut).

2.8. Burung dan Ruang Terbuka Biru dalam Alquran

Burung memiliki keistimewaan tersendiri dalam Alquran maupun hadis.

Burung menjadi tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dimana burung bisa

terbang dengan mengepakkan kedua sayapnya. Kita sebagai umat Islam yang

beriman dituntut untuk beriman kepada tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu

wa Ta’ala. Kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap burung terdapat dalam

Q.S. An Nahl ayat 79 yang artinya:

“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang

diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An Nahl: 79).

Selain tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala burung juga dijadikan

bahan pembelajaran bagi umat Islam dalam hal bertawakal. Karena dalam

Page 24: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

10

bertawakal ada dua rukunnya, yaitu melaksanakan usaha dan menyerahkan hasil

akhir dari usaha tersebut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Muhammad

Shallalahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi

rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi dalam keadaan lapar dan

kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmizdi No. 2344, hasan

shahih).

Usaha dan menyerahkan hasil akhir dari suatu usaha bukan hanya tentang

rezeki, namun dalam hal konservasi sumber daya alam termasuk sumber daya air.

Berdasarkan hukum Islam segala bentuk sumber mata air tergolong Al Harim (zona

larangan). Hal ini bertujuan agar manfaat dari keberadayaan Al Harim bisa

didapatkan dalam jangka waktu yang panjang (Onrizal, 2010) bagi makhluk hidup

di sekitarnya, termasuk burung.

Page 25: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Situ Cihuni, Kelurahan Lengkong Kulon,

Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian dilakukan selama

satu bulan pada bulan Mei 2019 dengan empat kali pengambilan data setiap satu

minggu. Pengamatan dilakukan pada waktu pagi dan sore hari pada pukul 05.00-

08.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB yang merupakan waktu aktif burung untuk

melakukan aktivitas.

Gambar 1. Penyebaran Titik Pengamatan Burung di Situ Cihuni

(Sumber: Buku Capung Cihuni tahun 2016)

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah Garmin GPSMAP 62s, 5 in 1

weathermeter AZ8910, luxmeter Hanna HI 97500, clinometer Suunto PM-5,

binokuler Bushnell Powerview, kamera Sony A300, pencatat waktu, alat tulis, buku

panduan lapangan “Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan”

(MacKinnon dkk, 2010). Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah burung-

burung di Situ Cihuni.

3.3. Cara Kerja

3.3.1 Pengukuran Faktor Abiotik

Page 26: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

12

Pengukuran faktor abiotik dilakukan sebelum pengamatan burung dan

dilakukan pada setiap titik pengamatan. Titik koordinat lokasi pengamatan diukur

menggunakan Garmin GPSMAP 62s dengan akurasi 3 meter. Faktor abiotik yang

diukur terdiri dari suhu udara, kelembapan udara, dan kecepatan angin

menggunakan 5 in 1 weather meter AZ8910. Fakor abiotik berupa intensitas cahaya

diukur menggunakan luxmeter Hanna HI 97500.

3.3.2 Pengambilan Data Burung

Penentuan titik sampling burung menggunakan metode purposive sampling

yang didasarkan pada jenis vegetasi. Titik A berupa daerah dengan gundukan tanah

dan ditemukan pohon waru. Terdapat pemancingan milik warga pada titik A.

Lokasi titik B dekat dengan jalan raya dengan vegetasi berupa alang-alang dan

pohon petai cina.

Titik C berupa area terbuka yang ditemukan tanaman pisang dan pepaya.

Pada area tersebut dimungkinkan sebagai alokasi kebun pisang dan papaya. Titik D

terdapat semai dengan ukuran yang berbeda-beda, sedangkan, vegetasi pada tingkat

pohon memiliki ukuran antara 3-10 meter. Vegetasi di titik E merupakan daerah

rawa-rawa dengan vegetasi yang tertutup alang-alang, tumbuhan paku-pakuan, dan

pisang. Tepian rawa-rawa di titik E terdapat pohon berupa sukun, petai cina dan

pepaya.

Pengambilan data burung dilakukan menggunakan metode point count.

Pengamatan jenis burung di setiap titik dilakukan secara melingkar dengan jarak

pandang pada masing-masing titik adalah 25 meter. Waktu pengamatan di setiap

titik adalah 15 menit. Jarak pengamatan antar titiknya adalah 150 meter dengan

tujuan untuk menghindari perhitungan ganda (Sedlacek et al., 2015). Gambar 2

menunjukan skema pengamatan menggunakan metode point count.

Gambar 2. Skema Metode Point Count (Nurfauziah, 2017)

Page 27: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

13

Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati ciri-ciri umum burung pada

saat pengamatan. Ciri umum yang diamati adalah ukuran tubuh, perawakan, bentuk

ekor, pola warna pada masing-masing bagian tubuh, tingkah laku, dan suara. Ciri-

ciri yang teramati kemudian dicocokan dengan buku panduan lapangan Burung-

burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (Termasuk Sabah dan Serawak)

(Mackinnon et al, 2010).

3.3.3 Persebaran Burung Berdasarkan Strata Vegetasi

Persebaran burung bergantung pada penggunaan tiap strata vegetasi.

Pemanfaatan vegetasi oleh burung dilihat berdasarkan keberadaan burung di setiap

bagian vegetasi secara vertikal. Pembagian strata vegetasi berdasarkan ketinggian

pohon menurut Indriyanto (2006) terdapat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Strata Vegetasi

No. Kategori strata vegetasi Ketinggian (m)

1. Strata A >30

2. Strata B 20-30

3. Strata C 4-20

4. Strata D 1-4

5. Strata E <1

3.3.4 Status Perlindungan Burung

Status perlindungan burung dikelompokan menjadi tiga, yaitu status

kelangkaannya berdasarkan IUCN (International Union for Conservation of Nature

and Natural Resources) Red List of Threatened Species, status perdagangan

berdasarkan Appendix CITES (Convention on International Trade of Endangered

Species), dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK)

Republik Indonesia No. 106 Tahun 2018.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Indeks Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis burung diukur menggunakan indeks

keanekaragaman jenis Shannon-Wiener (H’)

H’ = -∑ Pi ln Pi

Keterangan:

Page 28: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

14

H’ = Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener

Pi = 𝑛𝑖

𝑁

Ni = Jumlah individu jenis ke-i

N = Jumlah total individu

Ln = logaritma natural

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener diklasifikasikan

sebagai berikut H’<1 menunjukkan tingkat keanekaragaman rendah, 1<H’<3

menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang, H’>3 menunjukkan tingkat

keanekaragaman tinggi (Magurran, 2004).

3.4.2 Dominansi Jenis

Dominansi jenis burung diukur menggunakan indeks dominansi Simpson:

𝐷𝑖 =𝑁𝑖

𝑁 × 100 %

Keterangan:

Di = Indeks Dominansi

Ni = Jumlah burung spesies ke - i

N = Jumlah total spesies burung

Kriteria dominansi jenis burung adalah Di<2 % spesies tidak dominan,

2<Di<5 % spesies subdominant, Di>5% spesies dominan.

3.4.3 Kemerataan Jenis

Kemerataan jenis dalam suatu komunitas menggunakan indeks kemerataan

Evennes.

𝐸 = 𝐻′

ln 𝑆

Keterangan:

E = Indeks kemerataan

H’ = Keanekaragaman jenis burung

ln = Logaritma natural

S = Jumlah jenis

Kisaran nilai indeks kemerataan jenis (E) menurut Krebs (1989) adalah

E<0,4 kemerataan jenisnya rendah, 0,4<E<0,6 maka, nilai kemerataan jenisnya

sedang, E>0,6 kemerataan jenisnya tinggi.

Page 29: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

15

3.4.4 Penggunaan Strata Vegetasi

Burung menggunakan tiap strata tumbuhan untuk berbagai aktivitas seperti

makan, bersarang, bertengger, dan berinteraksi dengan burung lain. Persebaran

burung dijelaskan secara deskriptif berdasarkan banyaknya burung yang

menggunakan vegetasi di setiap strata tumbuhan.

3.4.5 Principal Component Analysis (PCA) terhadap Faktor Abiotik

Faktor abiotik yang mempengaruhi keberadaan burung dianalisis

menggunakan Principal Component Analysis (PCA) di SPSS dengan melihat nilai

indeks KMO jika melebihi 0,5 maka data faktor abiotik bisa digunakan untuk

analisis lanjutan. Analisis lanjutan dengan melihat persentase Eigenvalues di setiap

kategori komponen. Persentase Eigenvalues yang bisa digunakan adalah yang

memiliki persentase lebih dari 50 %. Selanjutnya dilihat pada tabel Component

Matriks dilihat angka yang paling mendekati 1.

3.4.6 Status Perlindungan Burung

Status perlindungan burung dikelompokan berdasarkan IUCN Redlist,

Apendiks CITES, dan Permen LHK RI No. 106 Tahun 2018. Status perlindungan

burung disajikan dalam bentuk tabulasi. Tabulasi status perlindungan burung

dibahas secara deskriptif.

Page 30: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Situ Cihuni

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Situ Cihuni ditemukan 23

jenis yang tergolong ke dalam 18 famili. Famili yang anggotanya paling banyak

ditemukan adalah Alcedinidae (3 jenis), Columbidae (2 jenis), Estrildidae (2 jenis),

Rallidae (2 jenis), sedangkan, untuk famili Aegithinidae (1 jenis), Apodidae (1

jenis), Ardeidae (1 jenis), Artamidae (1 jenis), Champephagidae (1 jenis),

Cisticolidae (1 jenis), Cuculidae (1 jenis), Dicaeidae (1 jenis), Nectariniidae (1

jenis), Passeriformes (1 jenis), Picidae (1 jenis), Pycnonotidae (1 jenis), Sylviidae

(1 jenis), dan Turcinidae (1 jenis).

Burung air yang terdapat di Situ Cihuni berasal dari tiga famili, yaitu

Alcedinidae, Ardeidae, dan Ralliidae. Jenis burung air yang berasal dari famili

Alcedinidae adalah burung raja udang biru (Alcedo coerulescens), raja udang

meninting (Alcedo meninting), dan cekakak sungai (Todirhamphus chloris).

Burung bambangan merah (Ixobrychus cinnamomeus) berasal dari family

Ardeidae, sedangkan, burung kareo padi (Amaurornis phoenicurus) dan mandar

batu (Gallinula chloropus) berasal dari famili Rallidae.

Burung perkotaan yang berada di Situ Cihuni adalah cipoh kacat (Aegithina

tiphia) dari famili Aegithinidae, walet linchi (Collocalia linchi) dari famili

Apodidae, kekep babi (Artamus leucorhynchus) dari famili Artamidae, sepah kecil

(Pericrocotus cinnamomeus) dari famili Champephagidae, cici padi (Cisticola

juncidis) dari famili Cisticolidae, tekukur (Streptopelia chinensis) dan punai gading

(Treron vernans) dari famili Columbidae, bubut alang-alang (Centropus

bengalensis) dari famili Cuculidae, cabai jawa (Dicaeum trochileum) dari famili

Dicaeidae, bondol haji (Lonchura maja) dan bondol peking (Lonchura punctulata)

dari famili Estrildidae, burung madu sriganti (Nectarinia jugularis) dari famili

Nectariniidae, burung gereja (Passer montanus) dari famili Passeriformes, burung

caladi ulam (Dendrocopos macei) dari famili Picidae, burung kutilang (Pycnonotus

aurigaster) dari famili Pycnonotidae, burung cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps)

dari famili Syilviidae, dan burung gemak loreng (Turnix suscitator) dari famili

Turcinidae.

Page 31: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

17

Tabel 2. Daftar Jenis Burung yang ditemukan di Situ Cihuni

Keterangan:

- = tidak teramati di titik tersebut

√ = teramati di titik tersebut

No. Famili Nama latin Nama lokal Titik

A B C D E

1 Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat - √ √ - -

Alcedinidae

Alcedo coerulescens Raja udang biru √ - - √ √

2 Alcedo meninting Raja udang

meninting - - - - √

Todiramphus chloris Cekakak sungai √ - - - -

3 Apodidae Collocalia linchi Walet linci √ √ √ √ √

4 Ardeidae Ixobrychus

cinnamomeus Bambangan merah √ - - - -

5 Artamidae Artamus

leucorhynchus Kekep babi - √ - - √

6 Champephagidae Pericrocotus

cinnamomeus Sepah kecil - √ √ - √

7 Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi - - - - √

8 Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur biasa √ √ √ - √

Treron vernans Punai gading - - - √ -

9 Cuculidae Centropus

bengalensis Bubut alang-alang √ √ - √ √

10 Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabai jawa √ √ - √ -

11 Estrildidae Lonchura maja Bondol haji - √ √ - -

Lonchura punctulata Bondol peking √ √ √ √ √

12 Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti √ - - √ √

13 Passeridae Passer montanus Burung gereja √ - - - -

14 Picidae Dendrocopus macei Kaladi ulam √ √ √ - -

15 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang √ √ √ √ √

16 Rallidae

Amaurornis

phoenicurus Kareo padi - √ - - √

Gallinula chloropus Mandar batu - - - - √

17 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu - √ - - -

18 Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng - - √ - -

Page 32: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

18

Berdasarkan hasil pengamatan, burung di titik A terdiri dari 11 famili dan

12 jenis. Nilai keanekaragaman jenis burung di titik A tergolong sedang (2,01)

dengan nilai kemerataan rendah (0,81). Burung walet linchi (Collocalia linchi) dan

burung bondol peking (Lonchura punctulata) adalah jenis burung yang

mendominasi di titik A dengan nilai dominansi jenis sebesar 19,72 %.

Jenis burung air yang berada di titik A adalah jenis burung yang berasal dari

famili Alcedinidae dan Ardeidae. Famili Alcedinidae di titik A terdiri dari burung

raja udang biru (Alcedo coerulescens) dan cekakak sungai (Todirhamphus chloris).

Burung air dari famili Ardeidae adalah bambangan merah (Ixobrychus

cinnamomeus) yang membangun sarang di titik A. Ketiga jenis burung tersebut

memanfaatkan titik A untuk mencari makan berupa ikan-ikan kecil karena titik A

berdekatan dengan sumber air.

Aktivitas burung Collocalia linchi dan bondol peking di titik A adalah

mencari makan. Collocalia linchi memakan serangga di sekitar Situ Cihuni berupa

capung air, semut, lebah madu dan belalang yang berada di pinggiran situ.

Lonchura punctulata memanfaatkan titik A untuk mencari makan berupa biji-bijian

dari tumbuhan alang-alang yang berada di titik tersebut. Burung tekukur, cabe jawa,

madu sriganti, burung gereja, caladi ulam dan kutilang menggunakan pohon waru

untuk hinggap, mencari makan dan berjemur. Burung bubut alang-alang di titik A

ditemukan hinggap di tengah padang alang-alang.

Kemudian jenis burung di titik B berasal dari 12 famili yang terdiri dari 13

jenis. Keanekaragaman jeniis di titik B termasuk ke dalam kategori rendah (1,82)

dengan kemerataan sebesar 0,71 dan tergolong tinggi. Burung yang mendominasi

di titik B adalah Lonchura punctulata dengan dominansi jenis sebesar 34,38 %.

Dominansi Lonchura punctulata di titik B tinggi karena didominasi oleh

pohon alang-alang yang lebih dekat dengan jalan raya dan mampu menjadi habitat

yang sesuai bagi Lonchura punctulata. Aktivitas Lonchura punctulata di titik B

dalam memanfaatkan alang-alang adalah untuk hinggap dan berinteraksi dengan

burung lain seperti Lonchura maja. Pohon petai cina di titik B dimanfaatkan oleh

burung Lonchura punctulata sebagai tempat membangun sarang .

Burung pemakan serangga seperti Collocalia linchi dan burung kekep babi

di titik B beraktivitas mencari makan dengan terbang mengelilingi pohon petai cina.

Page 33: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

19

Jenis burung lain seperti cipoh kacat, tekukur, cabe jawa , kaladi ulam, dan cinenen

kelabu memanfaatkan pohon petai cina untuk hinggap dan berjemur. Burung

kutilang dan sepah kecil ditemukan bergerombol dengan aktivitas bersosialisasi

dengan individu lainnya. Burung kareo padi di titik B ditemukan sedang mencari

makan di vegetasi alang-alang yang dekat dengan sumber air.

Titik selanjutnya adalah titik C yang terdiri dari 8 famili dan 9 jenis burung.

Titik C mempunyai keanekaragaman rendah (1,59) dengan kemerataan jenis

burungnya masuk kategori tinggi (0,73). Burung yang mendominasi di titik C

adalah burung Lonchura punctulata (40,98 %), Pycnonotus aurigaster (27,87 %),

dan burung Collocalia linchi (13,11 %). Ketiga jenis burung ini ditemukan dalam

keadaan terbang untuk mencari makan dan hinggap di tangkai daun pisang.

Turnix suscitator hanya ditemukan d titik C sedang berjalan di atas tanah

yang kemudian bersembunyi di antara tumbuhan alang- alang. Dimungkinkan

Turnix suscitator ini membangun sarang di titik C. Streptopelia chinensis yang

teramati hanya satu individu hinggap di tangkai daun pisang untuk berjemur dan

membersihkan bulu. Jenis burung Aegithina tiphia, Pericrocotus cinnamomeus dan

Dendrocopus macei teramati dalam keadaan terbang.

Titik selanjutnya adalah titik D yang memiliki 8 jenis spesies yang berasal

dari 8 famili. Nilai keanekaragaman jenis di titik D adalah rendah (1,46) dengan

tingkat kemerataan tinggi (0,70). Burung yang mendominasi adalah Collocalia

linchi dengan nilai dominansi sebesar 47,62 % dan terbang mengitari pohon yang

berada di titik D.

Jenis burung seperti Alcedo coerulescens, Treron vernans, Dicaeum

trochileum, Lonchura punctulata, Nectarinia jugularis, dan Pycnonotus aurigaster

yang berada di titik D memanfaatkan vegetasi pohon untuk bertengger dan

beristirahat. Jenis pohon petai cina digunakan untuk bertengger oleh Alcedo

coerulescens, Treron vernans, Dicaeum trochileum, Lonchura punctulata, dan

Nectarinia jugularis. Sementara, Pycnonotus aurigaster hinggap di pohon kersen

dan Centropus bengalensis hanya teramati dalam kondisi terbang.

Jenis burung di titik E sebanyak 13 jenis yang berasal dari 11 famili.

Keanekaragaman jenis burung di titik E tergolong sedang (2,18) dengan tingkat

kemerataan tinggi (0,85). Burung yang mendominasi di titik ini adalah Collocalia

Page 34: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

20

linchi dan Pericrocotus cinnamomeus dengan nilai dominansi kedua jenis burung

tersebut adalah 20 %.

Famili Alcedinidae dan Rallidae merupakan famili dengan jumlah jenis

terbanyak yaitu 2 jenis, sedang, jumlah jenis famili lainnya hanya 1 jenis. Famili

Alcedinidae terdiri dari Alcedo coerulescens dan Alcedo meninting. Famili Rallidae

terdiri dari Amaurornis phoenicurus dan Gallinula chloropus.

Keberadaan kolam kecil di titik E dimanfaatkan oleh burung Alcedinidae

untuk mencari makan. Jenis burung Rallidae memanfaatkan rawa-rawa sebagai

tempat sembunyi dan dimungkinkan terdapat sarang. Aktivitas yang dilakukan oleh

jenis burung Rallidae saat pengamatan adalah sedang berjalan di atas tanah yang

kemudian masuk ke vegetasi alang-alang.

Keberadaan alang-alang di titik E dimanfaatkan oleh Centropus

bengalensis dan Cisticola juncidis untuk bertengger dan mengeluarkan suara. Jenis

Pericrocotus cinnamomeus, Lonchura punctulata, dan Pycnonotus aurigaster

memanfaatkan vegetasi pohon sukun dan petai cina untuk mencari makan dan

bersosialisasi dengan individu lain dalam kelompok kecil. Streptopelia chinensis

teramati bertengger di pohon sukun, sedang, Nectarinia jugularis hanya hinggap

dan mengeluarkan suara.

Secara keseluruhan, indeks keanekaragaman jenis burung di Situ Cihuni

tergolong sedang (2,16) dengan kemerataan jenis tinggi (0,70). Menurut Kreb

(1985) bila nilai indeks kemerataan mendekati 1 menunjukkan tidak ada jenis yang

mendominasi. Kemudian pada dominansi tiap jenis, burung yang memiliki

dominansi tertinggi adalah Lonchura punctulata (28,04 %), Collocalia linchi

(23,99), dan Pycnonotus aurigaster (18,07 %).

4.2 Pemanfaatan Strata Vegetasi oleh Burung

Berdasarkan Gambar 3 strata yang vegetasi yang paling banyak digunakan

adalah strata C dengan jumlah individu sebanyak 147 individu yang berasal dari 13

jenis burung. Strata D digunakan sebanyak 142 individu burung dari 10 jenis

burung. Strata selanjutnya adalah strata E yang digunakan oleh 23 individu dari 10

jenis burung. Strata yang paling sedikit digunakan adalah strata B dimana hanya

digunakan oleh 10 individu burung dan berasal dari 1 jenis burung saja.

Page 35: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

21

Jenis burung yang menggunakan strata C terdiri dari burung Aegithina

tiphia, Todirhamphus chloris, Collocalia linchi, Artamus leucorhynchus,

Pericrocotus cinnamomeus, Streptopelia chinensis, Centropus bengalensis,

Dicaeum trochileum, Lonchura punctulata, Nectarinia jugularis, Dendrocopos

macei, Pycnonotus aurigaster, dan Orthotomus ruficeps. Jenis burung Aegithina

tiphia, Todirhamphus chloris, Collocalia linchi, Artamus leucorhynchus,

Pericrocotus cinnamomeus, Dicaeum trochileum, Nectarinia jugularis,

Dendrocopos macei, Pycnonotus aurigaster, dan Orthotomus ruficeps,

menggunakan strata C untuk berinteraksi dengan individu lain, mencari makan, dan

berkicau. Jenis burung Lonchura punctulata teramati membangun sarang pada

strata ini. Jenis burung Streptopelia chinensis dan Centropus bengalensis

menggunakan strata C untuk bertengger dan mengeluarkan suara.

Jenis burung yang menggunakan strata D terdiri dari Collocalia linchi,

Pericrocotus cinnamomeus, Streptopelia chinensis, Treron vernans, Centropus

bengalensis, Dicaeum trochileum, Lonchura maja, Lonchura punctulata,

Nectarinia jugularis, Passer montanus, dan Pycnonotus aurigaster. Jenis burung

yang mencari makan pada strata D adalah Collocalia linchi, Pericrocotus

cinnamomeus, Dicaeum trochileum, Nectarinia jugularis, Passer montanus, dan

Pycnonotus aurigaster. Jenis Lonchura maja dan Lonchura punctulata

menggunakan strata D untuk mencari material sarang yang berasal dari tanaman

ilalang. Jenis burung seperti Streptopelia chinensis, Treron vernans, dan Centropus

bengalensis menggunakan strata D untuk bertengger.

Kemudian, strata E digunakan oleh jenis burung Alcedo coerulescens,

Alcedo menintinng, Ixobrychus cinnamomeus, Cisticola juncidis, Streptopelia

chinensis, Lonchura maja, Lonchura punctulata, Amaurornis phoenicurus,

Gallinula chloropus, dan Turnix suscitator. Lima jenis burung yang menggunakan

strata E adalah jenis burung air yang terdiri dari Alcedo coerulescens, Alcedo

menintinng, Ixobrychus cinnamomeus, Amaurornis phoenicurus, dan Gallinula

chloropus. Jenis burung air menggunakan strata E dan dekat dengan sumber air

untuk aktivitas mencari makan, membangun sarang, dan bertengger. Cisticola

juncidis teramati sedang bertengger pada batang tumbuhan ilalang sambil

mengeluarkan suara. Lonchura maja dan Lonchura punctulata teramati sedang

Page 36: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

22

bertengger dan berinteraksi dengan individu lain, sedangkan, Turnix suscitator

teramati sedang berjalan di atas tanah yang dimungkinkan sedang mencari makan.

Strata B merupakan strata yang paling sedikit digunakan oleh burung di Situ

Cihuni. Strata B hanya digunakan oleh satu jenis burung saja yang berasal dari

famili Apodidae yaitu Collocalia linchi. Jenis burung Collocalia linchi

menggunakan strata B untuk terbang sambil mencari makan berupa serangga-

serangga terbang di sekitar Situ Cihuni.

Gambar 3. Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Burung pada Setiap Strata

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa jenis burung di

Situ Cihuni yang menggunakan lebih dari satu strata (Tabel 3). Burung

menggunakan lebih dari satu strata karena pada setiap strata memiliki fungsi

masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayuningsih et al. (2007)

dimana pemilihan strata vegetasi oleh burung berkaitan dengan aktivitas burung

seperti berinteraksi dengan individu lain, mencari makan, beristirahat ataupun

membangun sarang.

Jenis burung Colllocalia linchi, Streptopelia chinensis, dan Lonchura

punctulata yang teramati di Situ Cihuni menggunakan 3 strata. Collocalia linchi

menggunakan strata B, C, dan D untuk aktivitas mencari makan serangga terbang

yang berada di sekitar Situ Cihuni seperti di atas permukaan air maupun di antara

pepohonan. Menurut Lim dan Cranbrook (2002) Collocalia linchi mempunyai

jangkauan yang luas dalam mencari makan baik di area terbuka maupun di hutan.

113 11 1010

147 142

23

0

20

40

60

80

100

120

140

160

B C D E

Jum

lah

Strata

Jumlah jenis Jumlah individu

Page 37: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

23

Tabel 3. Keberadaan Jenis Burung tiap Strata Vegetasi

Keterangan:

- = tidak teramati di strata tersebut

√ = teramati di strata tersebut

No. Famili Nama latin Nama lokal Strata

B C D E

1 Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat - √ - -

Alcedinidae

Alcedo coerulescens Raja udang biru - - - √

2 Alcedo meninting Raja udang

meninting - - - √

Todiramphus chloris Cekakak sungai - √ - -

3 Apodidae Collocalia linchi Walet linci √ √ √ -

4 Ardeidae Ixobrychus

cinnamomeus Bambangan merah - - - √

5 Artamidae Artamus

leucorhynchus Kekep babi - √ - -

6 Champephagidae Pericrocotus

cinnamomeus Sepah kecil - √ √ -

7 Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi - - - √

8 Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur biasa - √ √ √

Treron vernans Punai gading - - √ -

9 Cuculidae Centropus

bengalensis Bubut alang-alang - √ √ -

10 Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabai jawa - √ √ -

11 Estrildidae Lonchura maja Bondol haji - √ √ -

Lonchura punctulata Bondol peking - √ √ √

12 Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti - √ √ -

13 Passeridae Passer montanus Burung gereja - - √ -

14 Picidae Dendrocopos macei Caladi ulam - √ - -

15 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang - √ √ -

16 Rallidae

Amaurornis

phoenicurus Kareo padi - - - √

Gallinula chloropus Mandar batu - - - √

17 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu - - √ -

18 Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng - - - √

Page 38: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

24

Streptopelia chinensis teramati di strata C, D, dan E. Aktivitas yang

dilakukan di strata C dan E adalah terbang dan bertengger sambil membersihkan

bulu-bulu di tubuhnya. Keberadaan Streptopelia chinensis di strata E hanya terbang

untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain. Burung-burung dari famili

Columbidae merupakan jenis burung arboreal yang lebih banyak melakukan

aktivitas di bawah naungan pohon (Cibois et al., 2013).

Lonchura punctulata yang teramati di strata C, D, dan E sedang berinteraksi,

bersuara dan mencari material sarang. Lonchura punctulata ditemukan

bergerombol dalam jumlah yang cukup banyak pada strata D dan E. Sarang yang

dibuat oleh Lonchura punctulata pada strata C terbuat dari batang Imperata

cylindrica dan tergolong dalam jenis rumput-rumputan. Jenis rumput-rumputan

(Graminae) adalah material utama untuk membangun sarang bagi burung Lonchura

punctulata (Fitri et al., 2014).

4.3 Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Burung

Faktor-faktor abiotik dapat mempengaruhi keberadaan dan aktivitas burung

di Situ Cihuni. Faktor-faktor abiotik yang diukur meliputi intensitas cahaya,

kelembaban udara, suhu dan kecepatan angin. Intensitas cahaya di Situ Cihuni

berkisar antara 14-20 Klux dengan kelembaban udara berkisar antara 57-79 %,

Kemudian suhu udara berkisar antara 29-36° Celcius dan kecepatan angin di Situ

Cihuni berkisar antara 0-1 m/s.

Berdasarkan analisis PCA pada SPSS faktor abiotik yang paling

mempengaruhi keberadaan burung di Situ Cihuni adalah suhu udara (Matrix

component = 0,992). Hal ini terbukti dari jumlah individu burung antara pagi dan

sore hari dimana suhu udara pada pagi hari lebih rendah dari suhu udara di sore hari

(Lampiran 5). Jumlah individu burung pada pagi hari lebih banyak dari jumlah

individu burung pada sore hari. Menurut Krebs (2013) aktivitas burung tergantung

dengan suhu karena aktivitas burung lebih banyak di pagi hari.

4.4 Status Konservasi Burung di Situ Cihuni

Status konservasi burung di Situ Cihuni ditampilkan dalam Lampiran 6.

Status konservasi burung berdasarkan IUCN merupakan status keterancaman

Page 39: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

25

burung di alam liar. Hasil yang didapat adalah semua jenis burung di Situ Cihuni

termasuk dalam kategori berisiko rendah (LC = least concern). Burung yang

termasuk kategori berisiko rendah merupakan jenis burung yang sudah dievaluasi

informasinya namun belum memenuhi kriteria yang ada pada kategori terancam.

Status konservasi burung di Situ Cihuni berdasarkan undang-undang di

Indonesia mengacu pada Permen LHK No. 106 tahun 2018. Hasil yang didapat

tidak ada jenis burung yang dilindungi berdasarkan regulasi tersebut. Sementara,

status perlindungan burung di Situ Cihuni berdasarkan CITES didapatkan hasil

tidak ada jenis burung yang masuk dalam apendiks CITES.

Page 40: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

26

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Keanekaragaman jenis burung di Situ Cihuni tergolong sedang (2,16) dengan

kemerataan jenis tinggi (0,70) jenis burung yang mendominansi adalah

Lonchura punctulata (28,04 %), Collocalia linchi (23,99), dan Pycnonotus

aurigaster (18,07 %).

2. Strata vegetasi yang digunakan oleh burung di Situ Cihuni adalah strata B yang

digunakan untuk mencari makan oleh Famili Apodidae dan strata C, D, dan E

digunakan untuk famili lainnya untuk mencari makan, bertengger, bersarang,

berinteraksi, dan berkicau.

3. Faktor abiotik yang paling mempengaruhi keberadaan burung di Situ Cihuni

adalah suhu udara (Matrix component = 0,992).

4. Status konservasi burung di Situ Cihuni berdasarkan IUCN adalah semua jenis

burung berisiko rendah (LC = least concern) dan tidak ada jenis burung yang

dilindungi berdasarkan Permen LHK No. 106 tahun 2018 serta tidak ada jenis

burung yang masuk dalam Apendiks CITES.

5.2 Saran

1. Masyarakat di sekitar Situ Cihuni: Menjaga kebersihan Situ Cihuni dengan

tidak membuang sampah secara sembarangan terutama di sekitar area pondok

pemancingan milik warga, dan tidak melakukan perburuan burung

menggunakan senjata api, senapan angina dan jerat.

2. Pengelola Situ Cihuni (PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang):

Merawat dan menjaga vegetasi di Situ Cihuni secara berkala yang menjadi

habitat bagi burung.

3. Peneliti: Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai burung air dan

ekologinya serta satwa lain yang ada di Situ Cihuni.

Page 41: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

27

DAFTAR PUSTAKA

Alvarez, R.O., & MacGregor-Fors, I. (2009). Living in the Big City: Effects of

Urban Land Use on Bird Community Structure, Diversity, and

Composition. Landscape and Urban Planning, (90), 189-195.

Arifin, H. S. (2014). Revitalisasi Ruang Terbuka Biru Sebagai Upaya Manajemen

Lanskap pada Skala Bio-Regional. Risalah Kebijakan Pertanian dan

Lingkungan, 16(3), 172-180.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. (2016). Statistik Daerah Kecamatan

Pagedangan 2016. Tangerang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. (2018). Kecamatan Pagedangan

Dalam Angka 2018. Tangerang: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Tangerang.

Balai Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. (2011). Seri Buku Informasi dan

Potensi Burung Air Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi: Balai

Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi.

Biamonte, E., Sandoval, L., Chacon, E., & Barrantes, G. (2010). Effect of

Urbanization on the Avifauna in a tropical Metropolitan Area. Landscape

Ecol,(26), 183-194.

Bibby, C., Burgess, N., Hill, D., & Mustoe, S. (2000). Bird Census Techniques 2nd

Edition. United Kingdom: Academic Press.

Bonier, F., Martin, P. R., & Wingfield, J.C. (2007). Urban Birds Have Broader

Environmental Tolerance. Biology Letters, (3), 670-673.

Bhusan, B., Fry, G., Hibi, A., Mundkur, T., Prawiradilaga, D. M., Sonobe, K., Usui,

S. Taniguchi, T. (1993). A Field Guide to the Waterbirds of Asia. Jepang:

Wild Bird Society of Japan.

Cibois, A., Thibault, J-C., Bonillo, C., Filardi, C.E., Watling, D., Pasquet, E. (2013).

Phylogeny and Biogeography of The Fruit Doves (Aves: Columbidae).

Molecular Phylogenetics and Evolution, (13).

Czech, B., Krausman, P. R., & Devers, P. K. (2000). Economic Associations among

Causes of Species Endangerment in the United States. BioScience, 50 (7),

593-601.

Diaz, I. A., Armesto, J. J., Reid, S., Sieving, K. E., & Willson, M. F. (2005). Linking

Forest Structure and Composition: Avian Diversity in Successional Forests

of Chiloé Island, Chile. Biological Conservation, (123), 91–101.

Dwiyanto, A. (2009). Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau di Pemukiman

Perkotaan. Teknik, 30(2), 88-93.

Page 42: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

28

Fitri. Rizaldi. Novarino, W. (2014). Karakteristik Sarang Bondol Peking Lonchura

punctulata (Linnaeus,1758) di Kawasan Kampus Universitas Andalas.

Jurnal Biologi Universitas Andalas, 3 (4), 324-331.

Fernandez-Juricic, E. (2000). Avifaunal Use of Wooded Streets in an Urban

Lanscape. Conservation Biology, 14(2), 513-521.

Hadiaty, R. K. (2011). Diversitas dan Kehilangan Jenis Ikan di Danau-danau Aliran

Sungai Cisadane. Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2), 143-157.

Hartke, K. M., Kriegel, K. H. Nelson, G.M., & Merendino, M.T. (2009).

Abundance of Wigeongrass during Winter and Use by Herbivorous

Waterbirds in a Texas Coastal Marsh. Wetlands. 29(1), 288–293.

Hendrawan, D. (2005). Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Makara

Teknologi, 9(1), 13-19.

Howes, J., Bakewell, D., & Noor, Y. R. (2003). Panduan Studi Burung Pantai.

Bogor: Wetlands International - Indonesia Programme.

Imam, M. (2016). Komunitas Burung Perkotaan di Ruang Terbuka Hijau Kota

Tangerang Selatan. (Skripsi tidak dipublikasi). Institut Pertanian Bogor.

Bogor. Indonesia.

Indrawan, M., Primack, R. B. & Supriatna, J. (2007). Biologi Konservasi Edisi

Revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Krebs, C.J. (1985). Ecological Methodology. New York. Harper & Row Publisher.

Krebs, C.J. (2013). An Introduction to Behavioral Ecology. Blackwell Scientifik

Publications. London.

Kusmana, C. (2015). Makalah Utama: Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Sebagai Elemen Kunci Ekosistem Kota Hijau. Pros Sem Nas Masy Biodiv

Indon, 1(8), 1747-1755.

Lim, C. K., & Cranbrook, E. O. (2002). Swiftlets of Borneo. Kota Kinabalu,

Malaysia. Natural History Publications (Borneo).

Lussetyowati, T. (2011). Analisa Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan,

Studi Kasus Kota Martapura. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3.

Ma, Z., Chai, Y., Li, B., Chen, J., (2010). Managing Wetland Habitats for

Waterbirds: An International Perspective. Wetlands. (30), 15-27.

Page 43: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

29

Magurran, A.E. (2004). Measuring Biological Diversity. Oxford: Blackwell

Publishing.

Marwoto, R.M. & Isnaningsih, N.R. (2014). Tinjauan Keanekaragaman Moluska

Air Tawar di Beberapa Situ di DAS Ciliwung-Cisadane. Berita Biologi.

13(2), 181-189.

MacKinnon, J., Philip, K., & Balen, V. (2010). Seri Panduan Lapangan Burung-

Burung Sumatera, Kalimantan, Jawa Dan Bali. Bogor: Puslitbang Biologi

– Lipi.

Nugroho, A., Saputro, W., & Susanto, A. (2016). Capung Cihuni. Yogyakarta:

Indonesia Dragonfly Society.

Nugroho, A. S., Anis, T., & Ulfah, M. (2015). Analisis Keanekaragaman Jenis

Tumbuhan Berbuah di Hutan Lindung Surokonto, Kendal, Jawa Tengah dan

Potensinya Sebagai Kawasan Konservasi Burung. Pros Sem Nas Masy

Biodiv Indon. 1(3), 472-476.

Nurfaizah, I. (2017). Keanekaragaman Burung di Area Kebun Buah, Taman Buah

Mekarsari. (Skripsi tidak dipublikasi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indonesia.

Onrizal. (2010). Ayat-Ayat Konservasi: Menghimpun dan Menghidupkan

Khazanah Islam dalam Konservasi Hutan Leuser. Medan: Yayasan

Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre (YOSL-OIC).

Paracuellos, M. (2006). How Can Habitat Selection Affect The Use of A Wetland

Complex by Waterbirds. Biodiversity and Conservation, (15), 4569–4582.

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten

Tangerang No.13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031. Tangerang; DPRD Kabupaten

Tangerang.

Pokja AMPL Kabupaten Tangerang. (2012). Buku Putih Sanitasi Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten. Tangerang: Pokja AMPL Kabupaten

Tangerang.

Rahayuningsih, M., Mardiastuti, A., Prasetyo, L.B., & Mulyani, Y.A. (2007). Bird

Community in Burung Island, Karimunjawa National Park, Central Java.

Biodiversitas. 8(3): 183-187.

Rumanasari, R.D., Saroyo. & Katili, D.Y. (2017). Biodiversitas Burung pada

Beberapa Tipe Habitat di Kampus Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Mipa

Unsrat Online, 6(1), 43-46.

Rusmendro, H. (2004). Bahan Kuliah Ornitologi, Jakarta: Fakultas Biologi

Universitas Nasional.

Page 44: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

30

Sawitri, R., Mukhtar, A.S., & Sofian, I. (2010). Status Konservasi Mamalia dan

Burung di Taman Nasional Merbabu. Jurnal Penelitian Hutan dan

Konservasi Alam, 3(7), 227-239.

Sedlacek, O., Vokurkova, J., Ferenc, M., Djomo, E.N., Albrecht, T., & Horak, D.

(2015). A Comparison of Point Counts With a New Acoustic Sampling

Method: A Case Study of A Bird Community From The Montane Forests

of Mount Cameroon. Ostrich. 3(86), 1-8.

Sukmantoro, W., Irham, M., Novarino, W., Hasudungan, F., Kemp, N., & Muchtar,

M. (2007). Daftar Burung Indonesia No.2. Bogor: Indonesian

Ornithologists Union.

Wisnubudi, G. (2009). Penggunaan Strata Vegetasi oleh Burung di Kawasan Wisata

Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Vis Vitalis, 2(2), 41-49.

Zakaria, M. & Rajpar, M.N. (2010). Density and Diversity of Water Birds and

Terrestrial Birds at Paya Indah Wetland Reserve, Selangor Peninsular

Malaysia. Sains Malaysiana, 42(10), 1483-1492.

Page 45: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

31

LAMPIRAN

Lampiran 1. Keanekeragaman Jenis Burung Setiap Titik di Situ Cihuni

Plot Famili Nama latin Nama lokal Jumlah

individu pi ln pi

pi ln

pi Di E

A

Alcedinidae Alcedo coerulescens Raja udang biru 2 0.03 -3.57 0.10 2.82

0.84

Todirhamphus chloris Cekakak sungai 1 0.01 -4.26 0.06 1.41

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 14 0.20 -1.62 0.32 19.72

Ardeidae Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah 1 0.01 -4.26 0.06 1.41

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 8 0.11 -2.18 0.25 11.27

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 1 0.01 -4.26 0.06 1.41

Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 3 0.04 -3.16 0.13 4.23

Estrildidae Lonchura punctulata Bondol peking 14 0.20 -1.62 0.32 19.72

Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 2 0.03 -3.57 0.10 2.82

Passeriformes Passer montanus Burung gereja 12 0.17 -1.78 0.30 16.90

Picidae Dendrocopos macei Caladi ulam 2 0.03 -3.57 0.10 2.82

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 13 0.18 -1.70 0.31 18.31

Jumlah 11 11 71 2.01 100.00

B

Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat 1 0.01 -4.56 0.05 1.04

0.71

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 25 0.26 -1.35 0.35 26.04

Artamidae Artamus leucorhynchus Kekep babi 2 0.02 -3.87 0.08 2.08

Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 3 0.03 -3.47 0.11 3.13

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 3 0.03 -3.47 0.11 3.13

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 1 0.01 -4.56 0.05 1.04

Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 3 0.03 -3.47 0.11 3.13

Estrildidae Lonchura maja Bondol haji 5 0.05 -2.95 0.15 5.21

Page 46: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

32

Lonchura punctulata Bondol peking 33 0.34 -1.07 0.37 34.38

Picidae Dendrocopos macei Caladi ulam 1 0.01 -4.56 0.05 1.04

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 17 0.18 -1.73 0.31 17.71

Rallidae Amaurornis phoenicurus Kareo padi 1 0.01 -4.56 0.05 1.04

Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 1 0.01 -4.56 0.05 1.04

Jumlah 13 13 96 1.82 100.00

C

Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat 1 0.02 -4.11 0.07 1.64

0.73

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 8 0.13 -2.03 0.27 13.11

Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 1 0.02 -4.11 0.07 1.64

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 4 0.07 -2.72 0.18 6.56

Estrildidae Lonchura maja Bondol haji 2 0.03 -3.42 0.11 3.28

Lonchura punctulata Bondol peking 25 0.41 -0.89 0.37 40.98

Picidae Dendrocopos macei Caladi ulam 1 0.02 -4.11 0.07 1.64

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 17 0.28 -1.28 0.36 27.87

Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng 2 0.03 -3.42 0.11 3.28

Jumlah 9 9 61 1.59 100.00

D

Alcedinidae Alcedo coerulescens Raja udang biru 1 0.02 -3.74 0.09 2.38

0.70

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 20 0.48 -0.74 0.35 47.62

Columbidae Treron vernans Punai gading 3 0.07 -2.64 0.19 7.14

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 1 0.02 -3.74 0.09 2.38

Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 1 0.02 -3.74 0.09 2.38

Estrildidae Lonchura punctulata Bondol peking 12 0.29 -1.25 0.36 28.57

Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 2 0.05 -3.04 0.14 4.76

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 2 0.05 -3.04 0.14 4.76

Jumlah 8 8 42 1.46 100.00

Alcedinidae Alcedo coerulescens Raja udang biru 2 0.04 -3.22 0.13 4.00

Page 47: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

33

E

Alcedo meninting Raja udang meninting 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

0.85

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 10 0.20 -1.61 0.32 20.00

Artamidae Artamus leucorhynchus Kekep babi 4 0.08 -2.53 0.20 8.00

Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 10 0.20 -1.61 0.32 20.00

Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 3 0.06 -2.81 0.17 6.00

Estrildidae Lonchura punctulata Bondol peking 6 0.12 -2.12 0.25 12.00

Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 9 0.18 -1.71 0.31 18.00

Rallidae Amaurornis phoenicurus Kareo padi 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

Gallinula chloropus Mandar batu 1 0.02 -3.91 0.08 2.00

Jumlah 13 13 50 2.18 100.00

Page 48: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

34

Lampiran 2. Keanekeragaman Jenis Burung di Situ Cihuni

No. Famili Nama latin Nama lokal Jumlah

individu Pi ln Pi

Pi ln

Pi Di E

1 Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat 2 0.01 -5.08 0.03 0.62

0.70

2

Alcedinidae

Alcedo coerulescens Raja udang biru 5 0.02 -4.16 0.06 1.56

3 Alcedo meninting Raja udang meninting 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

4 Todirhamphus chloris Cekakak sungai 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

5 Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 77 0.24 -1.43 0.34 23.99

6 Ardeidae Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

7 Artamidae Artamus leucorhynchus Kekep babi 6 0.02 -3.98 0.07 1.87

8 Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 14 0.04 -3.13 0.14 4.36

9 Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

10 Columbidae

Streptopelia chinensis Tekukur 16 0.05 -3.00 0.15 4.98

11 Treron vernans Punai gading 3 0.01 -4.67 0.04 0.93

12 Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 6 0.02 -3.98 0.07 1.87

13 Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 7 0.02 -3.83 0.08 2.18

14 Estrildidae

Lonchura maja Bondol haji 7 0.02 -3.83 0.08 2.18

15 Lonchura punctulata Bondol peking 90 0.28 -1.27 0.36 28.04

16 Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 5 0.02 -4.16 0.06 1.56

17 Passeriformes Passer montanus Burung gereja 12 0.04 -3.29 0.12 3.74

18 Picidae Dendrocopus macei Kaladi ulam 4 0.01 -4.39 0.05 1.25

19 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 58 0.18 -1.71 0.31 18.07

20 Rallidae

Amaurornis phoenicurus Kareo padi 2 0.01 -5.08 0.03 0.62

21 Gallinula chloropus Mandar batu 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

22 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 1 0.00 -5.77 0.02 0.31

23 Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng 2 0.01 -5.08 0.03 0.62

Jumlah 322 2.16

Page 49: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

35

Lampiran 3. Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Burung pada Setiap Strata

Strata Famili Nama latin Nama lokal Jumlah individu

B Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 10

1 1 1 10

C

Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat 2

Alcedinidae Todirhamphus chloris Cekakak sungai 1

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 56

Artamidae Artamus leucorhynchus Kekep babi 6

Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 8

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 13

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 1

Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 3

Estrildidae Lonchura punctulata Bondol peking 3

Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 3

Picidae Dendrocopos macei Kaladi ulam 4

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 46

Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 1

13 13 13 147

D

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 11

Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil 6

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 1

Treron vernans Punai gading 3

Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang 5

Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa 4

Estrildidae Lonchura maja Bondol haji 6

Page 50: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

36

Lonchura punctulata Bondol peking 80

Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti 2

Passeriformes Passer montanus Burung gereja 12

Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang 12

9 11 11 142

E

Alcedinidae Alcedo coerulescens Raja udang biru 5

Alcedo meninting Raja udang meninting 1

Ardeidae Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah 1

Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi 1

Columbidae Streptopelia chinensis Tekukur 2

Estrildidae Lonchura maja Bondol haji 1

Lonchura punctulata Bondol peking 7

Rallidae Amaurornis phoenicurus Kareo padi 2

Gallinula chloropus Mandar batu 1

Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng 2

7 10 10 23

Page 51: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

37

Lampiran 4. Hasil Principal Component Analysis Menggunakan SPSS

KMO and Bartlett's Testa

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,648

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 20,233

df 6

Sig. ,003

a. Only cases for which jumlah_burung = 2 are used in the analysis phase.

Total Variance Explaineda

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 3,537 88,427 88,427 3,537 88,427 88,427 2,146 53,659 53,659

2 ,452 11,301 99,728 ,452 11,301 99,728 1,843 46,068 99,728

3 ,010 ,247 99,974

4 ,001 ,026 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. Only cases for which jumlah_burung = 2 are used in the analysis phase.

Page 52: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

38

Component Matrixa,b

Component

1 2

intensitas_cahaya ,899 ,434

kelembapan_udara -,996 ,073

suhu_udara ,992 ,113

kec_angin -,867 ,496

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 2 components extracted.

b. Only cases for which jumlah_burung = 2 are used in the analysis phase.

Page 53: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

39

Lampiran 5. Jumlah Burung di Situ Cihuni pada Pagi dan Sore Hari

Waktu Famili Nama latin Nama lokal Jumlah

Pagi

Alcedinidae

Alcedo

coerulescens Raja udang biru 5

Alcedo

meninting

Raja udang

meninting 1

Todirhamphus

chloris Cekakak sungai 1

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 56

Ardeidae Ixobrychus

cinnamomeus

Bambangan

merah 1

Artamidae Artamus

leucorhynchus Kekep babi 4

Champephagidae Pericrocotus

cinnamomeus Sepah kecil 11

Cisticolidae Cisticola

juncidis Cici padi 1

Columbidae

Streptopelia

chinensis Tekukur 9

Treron vernans Punai gading 3

Cuculidae Centropus

bengalensis

Bubut alang-

alang 5

Dicaeidae Dicaeum

trochileum Cabe jawa 4

Estrildidae

Lonchura maja Bondol haji 4

Lonchura

punctulata Bondol peking 49

Nectariniidae Nectarinia

jugularis Madu sriganti 3

Passeriformes Passer

montanus Burung gereja 7

Picidae Dendrocopos

macei Caladi ulam 4

Pycnonotidae Pycnonotus

aurigaster Kutilang 43

Rallidae

Amaurornis

phoenicurus Kareo padi 2

Gallinula

chloropus Mandar batu 1

Sylviidae Orthotomus

ruficeps Cinenen kelabu 1

Turcinidae Turnix

suscitator Gemak loreng 1

Jumlah 216

Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat 2

Apodidae Collocalia linchi Walet linchi 21

Page 54: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

40

Sore

Artamidae Artamus

leucorhynchus Kekep babi 2

Champephagidae Pericrocotus

cinnamomeus Sepah kecil 3

Columbidae Streptopelia

chinensis Tekukur 7

Cuculidae Centropus

bengalensis

Bubut alang-

alang 1

Dicaeidae Dicaeum

trochileum Cabe jawa 3

Estrildidae

Lonchura maja Bondol haji 3

Lonchura

punctulata Bondol peking 41

Nectariniidae Nectarinia

jugularis Madu sriganti 2

Passeriformes Passer

montanus Burung gereja 5

Pycnonotidae Pycnonotus

aurigaster Kutilang 15

Turcinidae Turnix

suscitator Gemak loreng 1

Jumlah 106

Page 55: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

41

Lampiran 6. Status Konservasi Burung di Situ Cihuni

No. Famili Nama latin Nama lokal Status konservasi

IUCN Permen LHK No. 106 Tahun 2018 CITES

1 Aegithinidae Aegithina tiphia Cipoh kacat LC - -

2

Alcedinidae

Alcedo coerulescens Raja udang biru LC - -

3 Alcedo meninting Raja udang meninting LC - -

4 Todiramphus chloris Cekakak sungai LC - -

5 Apodidae Collocalia linchi Walet linchi LC - -

6 Ardeidae Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah LC - -

7 Artamidae Artamus leucorhynchus Kekep babi LC - -

8 Champephagidae Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil LC - -

9 Cisticolidae Cisticola juncidis Cici padi LC - -

10 Columbidae

Streptopelia chinensis Tekukur LC - -

11 Treron vernans Punai gading LC - -

12 Cuculidae Centropus bengalensis Bubut alang-alang LC - -

13 Dicaeidae Dicaeum trochileum Cabe jawa LC - -

14 Estrildidae

Lonchura maja Bondol haji LC - -

15 Lonchura punctulata Bondol peking LC - -

16 Nectariniidae Nectarinia jugularis Madu sriganti LC - -

17 Passeriformes Passer montanus Burung gereja LC - -

18 Picidae Dendrocopus macei Kaladi ulam LC - -

19 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Kutilang LC - -

20 Rallidae

Amaurornis phoenicurus Kareo padi LC - -

21 Gallinula chloropus Mandar batu LC - -

22 Sylviidae Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu LC - -

23 Turcinidae Turnix suscitator Gemak loreng LC - -

Page 56: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

42

Page 57: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

42

Lampiran 7. Dokumentasi Jenis-Jenis Burung di Situ Cihuni

7.1. Cipoh kacat

(Aegithina tiphia)

7.2. Burung raja udang biru

(Alcedo coerulescens)

7.3. Burung raja udang meninting

(Alcedo meninting)

7.4. Cekakak sungai

(Todirhampus chloris)

7.5. Walet linci

(Collocalia linchi)

7.6. Bambangan merah

(Ixobrychus cinnamomeus)

7.7. Kekep babi

(Artamus leucorhynchus)

7.8. Sepah kecil

(Pericrocotus cinnamomeus)

Page 58: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

43

7.9. Cici padi

(Cisticola juncidis)

7.10. Tekukur

(Streptopelia chinensis)

7.11. Punai gading

(Treron vernans)

7.12. Bubut alang-alang

(Centropus bengalensis)

7.13. Cabe jawa

(Dicaeum trochileum)

7.14. Bondol haji

(Lonchura maja)

7.15. Bondol peking

(Lonchura punctulata)

7.16. Madu sriganti

(Nectarinia jugularis)

Page 59: PEMANFAATAN SITU CIHUNI SEBAGAI HABITAT BERBAGAI JENIS BURUNGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48399/1/APRIYANI... · mengetahui keanekaragaman jenis burung, mengetahui

44

7.17. Burung gereja

(Passer montanus)

7.18. Caladi ulam

(Dendrocopos macei)

7.19. Kutilang

(Pynonotus aurigaster)

7.20. Kareo padi

(Amaurornis phoenicurus)

7.21. Mandar batu

(Gallinula chloropus)

7.22. Cinenen kelabu

(Orthotomus chloropus)

7.23. Gemak loreng

(Turnix suscitator)