pemanfaatan model bio-ekonomi dalam...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN MODEL BIO-EKONOMI DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN YANG
BERKELANJUTAN
Orasi Ilmiah Berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar
dalam bidang Ekonomi Sumber daya Perikanan pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Bandung, 8 November 2019
Oleh
Zuzy Anna
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2019
PEMANFAATAN MODEL BIO-EKONOMI DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN YANG
BERKELANJUTAN
Orasi Ilmiah Berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar
dalam bidang Ekonomi Sumber daya Perikanan pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Bandung, 8 November 2019
Oleh
Zuzy Anna
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2019
1
Bismillaahirrohmanirrahiim
Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barokaatuh,
Kepada yang terhormat,
Rektor Universitas Padjadjaran,
Ketua beserta seluruh Anggota Majelis Wali Amanah,
Ketua beserta seluruh Anggota Senat Akademik Universitas
Padjadjaran,
Ketua beserta Seluruh Anggota Dewan Profesor,
Para Guru Besar Tamu,
Para Wakil Rektor, Para Dekan, Para Direktur/ Ketua Lembaga,
serta Para Wakil Dekan di lingkungan Universitas Padjadjaran,
Gubernur Jawa Barat, beserta Ibu Athalia Paratya
Sekretaris Daerah Jawa Barat, beserta Ibu Mira Daud
Ketua Dharma Wanita Provinsi Jawa Barat beserta Jajarannya,
Kepala Badan Pusat Statistik,
Deputi Bidang sumber daya alam dan kemaritiman Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Staf akhli Bidang sinergi ekonomi dan pembiayaan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kepala Badan Riset
Kelautan dan Perikanan, dan Direktur di lingkup Kementerian
Kelautan dan Perikanan,
Para Deputi, Staff Akhli, Direktur di lingkup Kementerian
Koordinator kemaritiman.
2
Ketua dan anggota Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan,
Presiden dan anggota Indonesian Marine and Fisheries Socio-
Economic Networking (IMFISERN),
Sekretariat Nasional SDGs,
Kepala OPD se Jawa Barat,
Direktur SMERU Research Institute,
Perwakilan UNDP Indonesia,
Perwakilan UNICEF Indonesia,
Deputy Director EEI Indonesia,
Seluruh Sivitas Akademika dan Karyawan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran,
Para sahabat, teman sejawat, dan seluruh anggota keluarga,
Para mahasiswa dan alumni yang saya cintai dan banggakan,
serta para undangan dan hadirin yang saya muliakan.
Pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah saya dengan
segala kerendahan hati, untuk memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah Subhaanahu wa ta’ala, yang tiada hentinya
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Hanya dengan kehendak-Nya-lah kita dapat berkumpul pada
hari yang penuh kebahagiaan ini dan semoga juga dipenuhi oleh
berkah-Nya.
Para hadirin yang saya muliakan,
Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan bagi saya
mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah
Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam bidang Ekonomi Sumber
3
daya Perikanan, dengan topik yang cukup relevan dengan pola
ilmiah pokok Universitas Padjadjaran yang saya cintai, yaitu
“Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam
Pembangunan Nasional”. Sebelum memulai orasi, izinkan saya
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Rektor
Universitas Padjadjaran yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyampaikan orasi ilmiah ini, yang saya
beri judul:
PEMANFAATAN MODEL BIO-EKONOMI DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN YANG
BERKELANJUTAN
Para Guru Besar dan Hadirin yang saya hormati,
Saya memulai orasi ini dengan paradok yang kita hadapi dalam
pengelolaan sumber daya alam temasuk perikanan, di negara
berkembang pada umumnya dan di Indonesia khususnya.
Paradok terjadi manakala kekayaan sumber daya alam yang
dimiliki tidak dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
kesejahteraan masyarakat, namun sebaliknya bahkan menjadi
kutukan1, dan menyebabkan tidak kunjung usainya kemiskinan
diantara pelaku tradisional usaha sektor sumber daya alam.
Luasnya laut, panjangnya pantai, ribuan pulau-pulau kecil yang
kita miliki, tidak lantas berdampak signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat pesisir yang nota bene kehidupannya
1 Lihat Sach and Warner 2001
4
sangat tergantung pada sumber daya pesisir yang paling
potensial yaitu sumber daya ikan.
Gambar 1. Paradok Pembangunan Perikanan
Sumber : Adaptasi dari Anna (2003), sumber data: BPS, KKP (2017)
Walaupun sampai sekarang belum ada riset spesifik yang
menunjukkan kemiskinan pelaku usaha perikanan seperti
nelayan, namun analisis dengan menggunakan data Susenas
2017, menunjukkan adanya kecenderungan tingkat kemiskinan
agregat tertinggi nelayan, dibandingkan rata-rata perdesaan dan
sektor pertanian lainnya. (Tabel 1). Pada bulan Maret 2018
terdapat 744 ribu orang miskin di sektor perikanan, dan nelayan
dengan status berusaha sendiri cenderung lebih rentan
dibandingkan hampir semua sektor pertanian lainnya.
Keragaan
Sektor
PDB
(2.4%)
Kemiskinan
(12.51%)
Export 45.125
ton/ Value (US$
124,59 juta)
2.7 juta
Tenaga kerja
Kons/kap
47.12 kg
Gap?
“Overfishing”OvercapacityDepresiasi &
Degradasi
Non-
optimal
Non-
Sustainable
Dissipasi
Rente SD
Economic
Loss
Research
Problem
Claim SDI
Devisa
Negara
Sumber
Protein
Sumber
Penerimaan
Negara
Penyerap
Tenaga
Kerja
Potensi
Ekonomi
US$ 32 milyar
MSY
12.5 juta ton
Panjang pantai
Ke-2 di dunia
Potensi
Produksi (JTB)
10 juta ton
Sintesis
EkstraksiNon-
ekstraksi
SDI
Pressure SDI
5
Tabel 1. Kemiskinan Agregat Berdasarkan Status Pekerjaan
Wilayah
Ind
on
esia
Pe
de
saan
Pedesaan Pedesaan
Status pekerjaan Berusaha
sendiri
Dibantu buruh tidak
tetap/dibayar
Dibantu buruh tetap/dibayar
Berusaha
Kemiskinan agregat 9,82 13,2 13,2 13,2 13,2 13,2
1. Pertanian padi palawija 17,93 18,28 15,49 20,47 8,98 18,20
2. Hortikultura 15,61 17,25 15,08 19,17 8,50 17,28
3. Perkebunan 12,69 12,64 12,25 15,93 5,60 13,60
4. Perikanan 11,34 12,72 13,61 14,45 4,81 13,19
5. Peternakan 16,13 17,14 17,24 20,08 4,32 18,16
6. Kehutanan & pertanian lainnya 20,33 22,97 24,92 34,14 12,21 25,95
7. Pertambangan dan penggalian 8,00 8,49 12,30 11,97 5,24 10,93
8. Industri pengolahan 6,81 9,72 12,73 13,39 4,13 11,50
9. Pengadaan listrik, gas, dll 2,11 4,19 10,01 0,00 0,00 9,08
10. Pengelolaan air, limbah, sampah dll 9,62 11,05 14,46 0,00 0,00 12,73
11. Konstruksi 9,86 10,61 12,67 14,42 9,00 11,47
12. Perdagangan 5,40 6,26 7,22 5,34 1,40 6,25
13. Pengangkutan & pergudangan 7,07 7,03 7,76 11,91 3,20 7,67
14. Akomodasi dan restauran 5,56 7,09 8,79 3,84 1,25 6,60
15. Informasi dan komunikasi 2,37 6,53 8,63 0,00 0,00 5,09
16. Keuangan dan asuransi 1,39 2,48 0,00 75,91 0,00 22,93
17. Real estate 2,18 8,10 6,33 0,00 0,00 5,17
18. Aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis 2,06 2,14 3,25 0,00 0,56 2,60
19. Aktivitas penyewaan 3,99 6,68 2,77 0,00 0,00 1,95
20. Administrasi pemerintahan 2,40 4,90 4,51 3,21 6,18 4,48
21. Pendidikan 3,24 5,09 14,43 13,60 13,22 14,14
22. Aktivitas kesehatan 2,41 5,12 11,39 0,00 9,79 10,13
23. Kesenian, hiburan dan rekreasi 3,60 7,46 7,94 0,00 0,00 5,22
24. Jasa lainnya 8,45 11,05 8,70 5,01 9,35 8,44
25. Rumah tangga sebagai pemberi kerja 10,47 11,81 0,92 0,00 0,00 0,71
26. Aktivitas badan internasional 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
27. Tidak jelas 11,29 17,18 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Data Susenas, diolah
6
Tabel 2. Kerentanan Berdasarkan Status Pekerjaan
Wilayah
Ind
on
esia
Pe
de
saan
Pedesaan Pedesaan
Status pekerjaan Berusaha
sendiri
Dibantu buruh tidak
tetap/dibayar
Dibantu buruh
tetap/dibayar Berusaha
Kerentanan agregat 53,22 61,85 61,85 61,85 61,85 61,85
1. Pertanian padi palawija 71,73 71,07 66,81 72,58 51,62 69,49
2. Hortikultura 67,29 68,36 64,57 71,20 35,48 67,38
3. Perkebunan 67,37 67,78 68,44 73,01 40,75 68,87
4. Perikanan 63,39 64,83 66,30 64,96 43,35 64,48
Nelayan* 61,68 65,55 67,17 71,55 37,02 66,61
Lainnya 62,91 65,02 64,56 68,30 51,47 64,40
5. Peternakan 65,05 66,21 62,45 71,42 46,90 66,16
6. Kehutanan & pertanian lainnya 73,50 76,20 77,63 76,96 62,30 75,75
7. Pertambangan dan penggalian 51,87 57,30 65,06 70,57 40,43 61,43
8. Industri pengolahan 46,97 54,51 62,59 62,32 34,11 57,67
9. Pengadaan listrik, gas, dll 34,47 48,87 54,12 90,05 0,00 56,31
10. Pengelolaan air, limbah, sampah dll 52,87 59,92 72,19 59,87 1,95 67,14
11. Konstruksi 60,84 61,52 60,08 56,14 50,02 55,66
12. Perdagangan 42,58 45,78 48,32 41,12 18,75 44,03
13. Pengangkutan & pergudangan 50,32 50,72 50,77 45,80 33,11 49,32
14. Akomodasi dan restauran 45,60 51,03 55,09 49,64 24,26 51,23
15. Informasi dan komunikasi 22,84 34,80 31,46 53,08 0,00 31,69
16. Keuangan dan asuransi 19,70 30,73 9,73 75,91 0,00 27,92
17. Real estate 23,70 46,03 53,29 0,00 27,82 45,57
18. Aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis 21,44 32,49 51,15 21,97 10,25 41,68
19. Aktivitas penyewaan 29,26 35,12 28,44 44,76 11,04 27,13
20. Administrasi pemerintahan 23,61 33,24 41,71 33,23 10,62 36,99
21. Pendidikan 25,80 32,22 38,49 55,56 50,68 42,80
22. Aktivitas kesehatan 25,21 35,40 55,46 39,77 9,79 49,73
23. Kesenian, hiburan dan rekreasi 34,31 45,29 34,08 55,47 43,30 39,66
24. Jasa lainnya 53,74 58,49 53,32 39,18 43,15 51,20
25. Rumah tangga sebagai pemberi kerja 48,67 53,95 33,57 0,00 7,95 27,50
26. Aktivitas badan internasional 26,06 12,59 0,00 0,00 0,00 0,00
27. Tidak jelas 51,15 63,99 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Data Susenas, diolah
7
Paradok pada perikanan juga dapat kita lihat dari kontribusi
sektor ini yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan sektor
lainnya. Kontribusi Product Domestic Bruto (PDB) dari sektor
perikanan hanya berkisar antara 2-3% dengan laju pertumbuhan
bervariasi antara 2-7%, dengan produksi aktual perikanan
tangkap sebesar potensi 6,04 juta Ton dari potensi 12,5 juta Ton.
Gambar 2. Kontribusi PDB Perikanan
Sumber data CEIC database
Gambar 3. Laju Pertumbuhan Perikanan
Sumber data CEIC database
1.9
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
03/2
011
07/2
011
11/2
011
03/2
012
07/2
012
11/2
012
03/2
013
07/2
013
11/2
013
03/2
014
07/2
014
11/2
014
03/2
015
07/2
015
11/2
015
03/2
016
07/2
016
11/2
016
03/2
017
07/2
017
11/2
017
03/2
018
07/2
018
11/2
018
03/2
019
Kontribusi sektor perikanan dalam PDB 2011-2019 (%)
0
2
4
6
8
10
03/2
011
07/2
011
11/2
011
03/2
012
07/2
012
11/2
012
03/2
013
07/2
013
11/2
013
03/2
014
07/2
014
11/2
014
03/2
015
07/2
015
11/2
015
03/2
016
07/2
016
11/2
016
03/2
017
07/2
017
11/2
017
03/2
018
07/2
018
11/2
018
03/2
019
Pertumbuhan ekonomi kuartalan (Year-on-Year) sektor perikanan 2011-2019 (%)
8
Gambar 4. Potensi Sumber Daya Ikan Per Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Berdasarkan Kepmen Kp No.50/2017 dan
Pemanfaatannya Tahun 2016
Sumber; KKP, 2017
Hadirin yang saya muliakan,
Pengelolaan perikanan, tidak hanya di negara kita, bahkan
secara global dicirikan dengan kondisi yang suram, dimana
produksi dilaporkan terus mengalami penurunan, sementara
input perikanan terjadi peningkatan secara signifikan (FAO,
2018). “Sea around us”, yang diterbitkan dalam Jurnal Science
(Tickler et al 2018), melaporkan bahwa laju tangkapan ikan per
kapal ikan menurun secara drastis sejak tahun 1950. Perikanan
industri telah meningkatkan jarak melaut dua kali lipat untuk
sampai ke fishing ground sejak 1950, namun hanya dapat
menangkap sepertiga saja dari tangkapan mereka di tahun 1965,
per km jarak. Peneliti dari Sea around us initiative memetakan
pertumbuhan dan penyebaran perikanan industri sejak 1950 dan
menemukan bahwa trend global didominasi oleh kapal berat
bersubsidi dari sejumlah kecil negara, meningkatkan total area
42
5,4
44
1,2
40
,97
5
1,2
67
,54
0
76
7,1
26
1,3
41
,63
2
1,1
77
,85
7
78
8,9
39
1,2
42
,52
6
59
7,1
39
1,0
54
,69
5
2,6
37
,56
5
50
2,2
11
51
4,6
82
38
8,4
75
61
5,0
82
1,3
19
,71
4
65
5,1
23
59
0,4
00
75
8,4
10
29
2,4
98
20
3,8
56
27
5,0
18
WPP 571 WPP 572 WPP 573 WPP 711 WPP 712 WPP 713 WPP 714 WPP 715 WPP 716 WPP 717 WPP 718
POTENSI VS PEMANFAATAN
Potensi (Kepmen 50/2017)
Pemanfaatan (Produksi) Tahun 2016
Total Potensi SDI laut berdasarkan Kepmen No.50/2017 adalah 12,54 juta ton
Tingkat pemanfaatan SDI laut(tangkapan/produksi) tahun 2016 adalah 6,12 juta ton
Tingkat Pemanfaatan
>100%
80-100%
<80%
9
penangkapan dari hanya 60% menjadi 90% laut dunia.
Sementara sebagian negara termasuk Indonesia berkutat pada
perikanan perairan pesisir dan di dalam batas negara. Sementara
Japan, Taiwan, Korea Selatan, Spanyol dan China secara agresif
mensubsidi kapal-kapal mereka untuk beroperasi ribuan km
dari wilayah mereka (Tickler et al., 2018; Sala et al., 2018).
Gambar 5. Trend Peningkatan Jarak melaut dan trend Produksi Dunia per 1000 Km Area Melaut Dunia Tahun 1950-2014
Sumber :Tickler et al. 2018
Kondisi suram ini adalah akibat dari kegagalan dalam
pengelolaan perikanan, karena pemahaman kita akan
karakteristik dari sumber daya perikanan yang masih rendah.
Sumber daya ikan (tangkap) adalah asset alam yang memiliki
sifat ferae nature atau “wild by nature” yaitu tidak ada yang berhak
mengklaim kepemilikannya sebelum ditangkap. Doktrin
10
ekstraksi penangkapan ikan adalah res nullius yaitu objek yang
semestinya dapat dimiliki namun tidak dapat dimiliki oleh
individu, karena sifatnya adalah sumber daya yang bersifat
buruan2.
Kondisi ini menyebabkan ikan menjadi sumber daya yang
dimiliki bersama (common property). Hal ini menjelaskan
mengapa perikanan tangkap menjadi salah satu komoditas
ekonomi yang seringkali mengalami kegagalan pasar (market
failure), yang dicirikan dengan terjadinya eksternalitas pada
industri perikanan tangkap3. Karakteristik common property yang
dibarengi dengan akses yang terbuka (open access), adalah
kondisi yang disinyalir oleh Hardin (1968) akan menimbulkan
tragedy of common, dimana deplesi sumber daya ikan akan terus
terjadi, sebagai akibat dari saling berlombanya orang untuk
menangkap ikan (race for fish) sebanyak-banyaknya.
Hadirin yang saya muliakan,
Perikanan memang kompleks, dengan tingkat ketidakpastian
yang tinggi, karena sumber daya ikan yang bersifat buruan,
tidak dalam kendali kita (un-controllable), dan tidak dapat
diobservasi (un-observable). Kompleksitas ini juga ditambah
2 Lihat Crook, John. 1967. Law and Life of Rome, Cornell University Press. page 147; Guilloux, Bleuenn. 2018. Marine Genetic Resources R and D and The Law 1: Complex Objects of Use. In. Ecological Science Series. John Wiley & Son, Inc. Page 41. 3 Eksternalitas dalam hal ini dikonotasikan sebagai dampak negatif, atau dalam bahasa formal ekonomi sebagai net cost, dari suatu kegiatan produksi/konsumsi oleh suatu fihak yang mempengaruhi utilitas fihak lainnya) yang tidak dikonpensasi. Eksternalitas dapat terjadi dari produksi ke produksi, produksi ke konsumsi, konsumsi ke konsumsi, dan konsumsi ke produksi . Eksternalitas pada perikanan tangkap dapat berupa eksternalitas waktu (time interception), alat tangkap (gear interception), teknologi, ruang (space interception), spesies, dan lain-lain.
11
dengan kondisi perikanan yang multi-species, multi landing area,
dan multi alat tangkap. Cunningham (1985) menyatakan bahwa
tidak seperti bahan baku lainnya yang digunakan dalam proses
produksi mobil atau televisi misalnya, ikan memiliki pola
biologi kelahiran, pertumbuhan dan kematian yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Hal ini akan sangat mempengaruhi
seberapapun upaya terbaik seorang nelayan. Sementara di sisi
lain, penangkapan dan produksi ikan penting, karena ini adalah
aktivitas ekonomi. Selama pemanfaatan sumber daya ikan
adalah isu ekonomi, maka disana ada peran penting ekonomi.
Dengan demikian basis pemahaman dan pendekatan sains yang
multidimensi dalam perikanan menjadi penting, karena selain
menyangkut pengetahuan tentang biologi ikan dan ekosistem
laut, juga terkait dimensi perilaku manusia dalam
mengeksploitasi sumber daya ikan.
Meski secara umum, pemahaman terhadap ekonomi perikanan
boleh dikatakan dapat menggunakan pendekatan kerangka neo
klasik sebagai mana model awal Gordon (1954), namun
demikian model inipun dalam operasionalnya menggunakan
pendekatan yang berbeda dari neo-klasik, khususnya dalam
kaitannya dengan aspek produksi perikanan. Dalam ekonomi
perikanan produksi perikanan terdiri dari dua aspek yakni
produktivitas natural yang dihasilkan dari sumber daya ikan itu
sendiri dan produksi teknis yakni tangkapan yang dihasilkan.
Dalam konteks ini ketergantungan dan interaksi teknis-dan
biologis tidak bisa dihindari bahkan jika ditinggalkan akan
menghasilkan kebijakan yang keliru (misleading). Cunninghum
et al (1985) bahkan menyebutnya sebagai “unacceptable”
(Cunningham, 1985 hal 2). Aspek produksi teknis ini juga dalam
perikanan berbeda dengan fungsi produksi pada umumnya,
12
dimana pada pendekatan neo-klasik misalnya, fungsi produksi
akan tergantung dari kapital dan labor (tenaga kerja), namun
pada produksi perikanan akan merupakan fungsi dari input
(kapital berupa indeks komposit input yang disebut effort),
koefisien teknologi, dan kelimpahan stok ikan itu sendiri.
Dengan demikian variabel ikan ada dalam komponen output
(jumlah ikan yang ditangkap) dan komponen input (populasi
ikan yang tersedia) (Cunningham et al, 1985, hal 14).
Hadirin yang saya hormati,
Penentuan kebijakan pada dasarnya haruslah berbasiskan riset,
namun demikian, sayangnya ini belum menjadi kultur
pengambil kebijakan. Kebijakan perikanan dapat dikatakan
belum berbasiskan sains yang utuh dan inklusif, dan kurang
didasarkan masukan riset yang baik, atau jika ada masukan riset,
seringkali risetnya tidak multidimensi, cenderung parsial antara
riset biologi dan riset sosial ekonomi. Bahkan di negara sekelas
Uni Eropa, dimana penelitian dan saran perikanan ilmiah
diturunkan melalui rantai lembaga Pusat Eropa sebelum
dimasukkan ke dalam kebijakan, saran seringkali kurang baik
atau hanya dilaksanakan sebagian, dan sistem sebagian besar
gagal mencapai pengelolaan perikanan berkelanjutan4. Apalagi
di negara berkembang seperti Indonesia, dimana kondisi riset
belum optimal dan pada umumnya pengambil kebijakan
cenderung berfikir jangka pendek (myopic).
4 Lihat Daw and Gray, 2005: Fisheries science and sustainability in international policy: a study of failure in the European Union’s Common Fisheries Policy.
13
Sejarah pengelolaan perikanan (tangkap) menunjukkan bahwa
pengelolaan perikanan berubah dari masa ke masa dari mulai
model tanpa pengelolaan atau open access, ke instrumen sosial
dalam bentuk traditional knowledge (Kearifan tradisional) atau
community based management, selanjutnya ke instrumen biologi
termasuk konservasi, dan terakhir instrumen ekonomi. Namun
demikian seperti saya sampaikan sebelumnya, kondisi
perikanan belum juga membaik, bahkan cenderung mengalami
deplesi. Artinya kebijakan yang ada belum dapat memecahkan
permasalahan ketidak-berlanjutan perikanan5. Hal ini bisa jadi
karena kebijakan hanya menyelesaikan permasalahan parsial,
bororientasi jangka pendek, dan tidak didasarkan pada hasil
riset yang baik dan komprehensif.
Hadirin yang saya muliakan,
Seluruh isu yang saya uraikan, pada dasarnya sangat berkaitan
dengan dimensi sosial peran manusia selaku homoeconomicus
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya perikanan.
Ikan sebagai entitas di alam yang sangat bersifat independent,
sementara ekonomi yang menjadi pendorong perilaku manusia
sangatlah bersifat dependent terhadap sumber daya ikan.
Perikanan adalah kegiatan ekonomi subsistence atau komersial,
sehingga manusia menjadi sentral dalam pengelolaan
perikanan. Variabel sosial ekonomi yang nota bene adalah
5 Lihat Anderson, 1998. The History of Fisheries Management and Scientific Advice – the ICNAF/NAFO History from the End of World War II to the Present. J. Northw. Atl. Fish. Sci., Vol. 23: 75–94; Lackey, Robert T. 2005. Fisheries: history, science, and management. pp. 121-129. In: Water Encyclopedia: Surface and Agricultural Water, Jay H. Lehr and Jack Keeley, editors, John Wiley and Sons, Inc., Publishers, New York, 781 pp.
14
perilaku manusia seperti eksploitasi sumber daya ikan, akan
memberikan umpan balik pada kondisi keberlanjutan sumber
daya ikan di perairan. Dengan demikian manajemen perikanan
sangat berkaitan dengan mengelola orang yang berinteraksi
dengan perikanan dan ekosistemnya. Faktor sosial ekonomi
inilah yang menjadi penyebab persoalan mendasar dari
perikanan tangkap, yaitu kapasitas berlebih atau over capacity,
kondisi inefisiensi yang dimotivasi oleh faktor ekonomi, dimana
terjadi situasi “too many boat chasing too few fish”6. Laporan dari
World Bank tahun 2017, “The Sunken Billions Revisited: Progress
and Challenges in Global Marine Fisheries”, mengkonfirmasikan
apa yang selama ini secara intuitif diketahui, yaitu, over-
eksploitasi adalah bukan strategi yang baik untuk mengelola
sumber daya terbarukan seperti ikan untuk tujuan profit tetap,
pekerjaan yang diandalkan dan pertumbuhan jangka panjang.
Karena studi bio-ekonomi menunjukkan hilangnya nilai
ekonomi akibat over fishing sebesar USD 83 Milyar pada tahun
2012, jika dibandingkan dengan skenario optimal (World Bank
2017).
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Isu yang semakin relevan karena terkait dengan tekanan sosial
ekonomi dan bahkan perubahan iklim dalam pengelolaan
perikanan adalah keberlanjutan. Keberlanjutan sebagaimana
6 Kondisi Over capacity ini telah menjadi perhatian dunia dan diuraikan dengan sangat komprehensif oleh world Bank pada buku Sunken Billion (2010) dan Jurnal Science tahun 2007 oleh Beddinton et al. Pada paper itu disebutkan bahwa Over capacity adalah problem perikanan abad ini, yang bukan disebabkan oleh menurunnya status stok ikan, namun lebih kepada terlalu banyaknya orang yang menangkap ikan, atau too many boat chasing too few fish, sehingga persoalan perikanan tangkap hanya akan dapat diselesaikan jika kita dapat menganalisis kapasitas perikanan tangkap.
15
dimandatkan melalui Sustainable Development Goals memiliki
tiga pillar dari lima pillar yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
People, Planet dan Prosperity. Dengan demikian aspek biologi,
sosial dan ekonomi selayaknya memiliki porsi yang seimbang
dalam pengelolaan perikanan, artinya riset yang mendasari
pengambilan kebijakan haruslah riset yang komprehensif atau
multi dimensi.
Seperti kebanyakan di negara-negara berkembang, Perikanan di
Indonesia belum menempatkan aspek ekonomi secara
proporsional. Kebijakan pengelolaan perikanan di Indonesia
lebih banyak berbasiskan pada informasi biologi, dibandingkan
sosial ekonomi, sehingga dimensi biologi masih jauh lebih
dominan dibandingkan dimensi ekonomi dalam perumusan
regulasi dan kebijakan pengelolaan perikanan. Jika ada
kebijakan berbasis sosial ekonomi, maka biasanya tidak
integrated dengan basis biologi ikannya. Kondisi ini juga
disebabkan karena pengelolaan perikanan, secara tradisional
umumnya menggunakan model biologi, dan didominasi oleh
ilmuwan yang berlatar belakang non-sosial ekonomi (Hilborn et
al., 2014).
Sebagai contoh adalah kebijakan pengkajian stok ikan dan
perhitungan potensi yang selama ini dilakukan sebagai
masukan bagi pengelolaan perikanan, yang masih berbasiskan
pada perhitungan model biologi, seperti model surplus
produksi Schaefer dan Fox (Komisi Nasional Pengkajian Sumber
Daya Ikan 2015). Sehingga Kemudian kebijakan pengelolaan
output pun masih berbasis pada analisis biologi jumlah
tangkapan Maksimum (MSY). Padahal seperti sudah banyak
dibahas oleh berbagai publikasi, pengelolaan berbasiskan MSY
16
ini banyak sekali kelemahannya7. Bahkan pengelolaan
berbasiskan MSY ini menjadi tidak operasional dalam
pelaksanaannya, karena tidak dibarengi dengan pembatasan
kuota penangkapan, untuk setiap kapal penangkap ikan. Lebih
jauh lagi jika kita perhatikan, banyak kebijakan penting seperti
pemberantasan Illegal Unregulated and Unreported (IUU) fishing,
larangan penggunaan Pukat hella (Trawls) dan Pukat tarik (Seine
Nets), Jalur Penangkapan Ikan Dan Penempatan Alat
Penangkapan Ikan, masih lebih mengedepankan basis data dan
penyelesaian over fishing secara biologi, dibandingkan analisis
menyeluruh secara bio-ekonomi.
Gambar 6. Pengelolaan Berbasis MSY (Biologi) dan MEY (Bio-Ekonomi)
7 Kelemahan konsep biologi MSY ini digambarkan oleh Larkin (1977) sebagai konsep yang terlalu berlebihan dipergunakan, gagal memperhitungkan motivasi ekonomi nelayan, menempatkan populasi ikan pada risiko yang tidak semestinya, gagal memperhitungkan variabilitas spasial, dan hanya mempertimbangkan manfaat - dan bukan biaya - penangkapan ikan, di antara kritik lainnya. Larkin menentang konsep MSY dengan konsep Optimum Sustainable Yield, yang lebih komprehensif memperhitungkan dimensi biologi, ekonomi, dan sosial,
sehingga menghasilkan manfaat yang optimal". Atas kekecewaannya Larkin menuliskan epitaph (sajak kematian) untuk MSY 1930-1970.
17
Kebijakan terkait spesies tertentu seperti Kebijakan
penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan, baru
mempertimbangkan pembatasan ukuran tangkapan dengan
basis analisis sustainability (conservationist) secara biologi,
dibandingkan dengan integrated socio-economic-biology
sustainability. Tidaklah heran jika kemudian kebijakan-kebijakan
tersebut banyak menimbulkan diskursus yang tidak perlu dan
menimbulkan biaya sosial yang tinggi.
Kebijakan tanpa dasar saintifik yang utuh memang rentan akan
kritik, dan akan sulit mempertahankannya secara rasional. Riset
dari Cabral et al. (2018) menyatakan bahwa jika Indonesia tidak
melakukan kebijakan pemberantasan IUU fishing dan perikanan
domestik dibiarkan dalam kondisi open access, maka Indonesia
akan mengalami penurunan tangkapan dan profit skip jack tuna
sebesar 59% dan 64%. Sementara dalam kondisi kebijakan
pemberantasan IUU diterapkan, sedangkan domestik effort tidak
dikelola, maka Indonesia akan mengalami penurunan tangkap
dan profit Skip Jack tuna sebesar 35% dan 52%. Namun jika
Indonesia menerapkan kebijakan pemberantasan IUU dan
melakukan pengelolaan effort sampai batas MSY, maka
tangkapan dan profit skipjack tuna akan meningkat sebesar14%
dan 12 %. Namun demikian belum ada riset spesifik yang
menganalisis dampak kebijakan pemberantasan IUU fishing ini
terhadap peningkatan ekonomi pelaku usaha perikanan di
Indonesia. Sementara hasil monitoring dengan menggunakan
satelit, menunjukkan peningkatan jumlah kapal kembali setelah
perpanjangan moratorium pada tahun 2016. Kebijakan lainnya
seperti penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) juga
lebih menekankan aspek ekologi, karakteristik wilayah dan
18
sumber daya ikan, padahal kompleksitas pengelolaan wilayah
perikanan tidak selalu persoalan biologi.
Gambar 7. Dampak Kebijakan IUU Fishing di Indonesia Terhadap Tangkapan dan Profit
Sumber: Cabral et al. (2018)
Hadirin yang saya Muliakan
Menyimak kondisi dimana kebijakan-kebijakan perikanan yang
ada belum dapat secara optimal menyelesaikan permasalahan
perikanan, saya mengusulkan pengembangan riset model bio-
ekonomi8 untuk kebijakan. Terminologi Bio-ekonomi meliputi
8 Model Bio-ekonomi Perikanan yaitu model analisis yang mengintegrasikan variabel biologi ikan seperti pertumbuhan intrinsik, perilaku di alam; variabel lingkungan seperti daya dukung
19
inter-relasi antara kekuatan ekonomi yang berdampak pada
industri perikanan dan faktor-faktor biologi yang menentukan
produksi dan suplai ikan di perairan umum (Clark 1985). Model
bio-ekonomi dapat diandalkan karena, pertama model
bioekonomi adalah alat analisis yang mengintegrasikan biologi
dan ekonomi secara proporsional dalam kerangka ilmiah yang
lebih utuh, sehingga cukup powerful untuk menangkap situasi
riil karena dapat mengakomodasi dinamika sumber daya ikan
dan faktor manusia (ekonomi), dan dengan pisau ekonomi kita
bisa menentukan tingkat eksploitasi yang paling efisien dan
menguntungkan ( Fauzi 2010).
Kedua model bio-ekonomi mempunyai variasi yang cukup kaya
sehingga mampu merepresentasikan kompleksitas sumber daya
perikanan dari yang relatif sederhana sampai ke yang paling
kompleks. Ke tiga, dalam model bio-ekonomi, baik aspek-aspek
ekonomi penting seperti maksimisasi profit, dinamika populasi,
maupun non-ekonomi seperti multiple-fleets, multi-species, dan
pertumbuhan dengan interaksi variabel sudah secara eksplisit
dipertimbangkan. Ke empat, model bio-ekonomi dapat
mengakomodasi dinamika sumber daya dan sosial ekonomi
secara dinamik. Ke lima, informasi yang diberikan dari hasil
analisis dengan pemodelan bio ekonomi sangat rasional untuk
perikanan yang efisien dan optimal, diantaranya dalam
penentuan input dan output yang optimal (yang berguna dalam
perencanaan investasi), dalam penyusunan neraca ekonomi
sumber daya ikan; pengelolaan Kawasan Konservasi Laut
lingkungan, kualitas perairan; variabel teknis seperti kemampuan daya tangkap; variabel ekonomi seperti harga dan biaya secara statik atau dinamik.
20
(Marine Protected Area), pengelolaan externalitas pencemaran,
perubahan iklim, dan lain sebagainya (Fauzi dan Anna 2005).
Ilustrasi Gambar 8 memperlihatkan bagaimana model bio-
ekonomi perikanan dapat digunakan untuk menentukan
besaran input dan output yang optimal secara dinamik agar
perikanan berkelanjutan.
Gambar 8. Model Bio-ekonomi Dalam Menentukan Besaran Input Output Perikanan
Sumber: Anna, 2016
Model bio-ekonomi perikanan juga dapat digunakan untuk
menghitung nilai deplesi sumber daya ikan, dan menyusun
neraca ekonomi sumber daya ikan yang dapat digunakan
sebagai masukan dalam perencanaan kebijakan investasi di
sektor perikanan (Anna, 2017; Anna, 2018). Portofolio neraca
sumber daya ikan sangat penting digunakan dalam perencanaan
pemanfaatan sumber daya ikan, karena memberikan gambaran
πMSYπMEY
πOA
TC/TR
TC
TR
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
400.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Produksi aktual/ tahun (ton/tahun) Produksi Lestari (Ton)
Alat tangkap Jumlah Aktual
Kuota
(Ton.Kuartal)
Kuota/Alat
tangkap/Kuartal (Ton)
Gillnet 175 78.89 0.45
Jala Tebar 990 35.08 0.04
Pancing 1705 22.39 0.01
Alat TangkapProduksi (Tahun
2015)Rasio JTB Kuota
Gillnet 84.43 0.578542
136.368
78.895
Jala Tebar 37.54 0.257261 35.082
Pancing 23.96 0.164197 22.391
Jumlah 145.94 1.000 136.368 136.368
21
dan arahan mengenai derajat ekstraksi sumber daya ikan
melalui penangkapan ikan dan kaitannya dengan aliran moneter
yang dihasilkannya (monetary account) baik di masa lalu, masa
kini dan di masa mendatang.
Tabel 3. Deplesi dan Depresiasi Sumber daya Perikanan di Waduk Cirata Menggunakan Model Bio-Ekonomi
Tah
un
Ku
arta
l Total standar Upaya (Trip)
Produksi Aktual (Ton)
Produksi Lestari (Ton)
Deplesi (Ton)
Depresiasi (Juta IDR)
PV Depresiasi (Juta IDR) (δ=7%)
2011
1 50.215,87 328,55 232,33 -96,22 -683,15 -9.759,26
2 50.215,87 341,79 232,33 -109,45 -777,12 -11.101,78
3 50.215,87 335,04 232,33 -102,70 -729,20 -10.417,13
4 50.215,87 337,29 232,33 -104,95 -745,17 -10.645,35
2012
5 53.476,47 319,16 218,16 -101,00 -717,13 -10.244,74
6 53.476,47 315,19 218,16 -97,03 -688,94 -9.842,07
7 53.476,47 315,64 218,16 -97,48 -692,14 -9.887,71
8 53.476,47 295,39 218,16 -77,23 -548,36 -7.833,78
2013
9 44.176,47 224,32 249,16 24,84 176,34 2.519,07
10 44.176,47 147,32 249,16 101,84 723,04 10.329,07
11 44.176,47 128,32 249,16 120,84 857,94 12.256,22
12 44.176,47 165,32 249,16 83,84 595,24 8.503,36
2014
13 57.661,22 243,78 194,74 -49,04 -348,20 -4.974,22
14 57.661,22 166,78 194,74 27,96 198,50 2.835,78
15 57.661,22 147,78 194,74 46,96 333,40 4.762,92
16 57.661,22 184,78 194,74 9,96 70,70 1.010,07
2015
17 58.840,93 129,44 187,08 57,64 409,24 5.846,26
18 58.840,93 117,44 187,08 69,64 494,44 7.063,41
19 58.840,93 166,44 187,08 20,64 146,54 2.093,41
20 58.840,93 170,44 187,08 16,64 118,14 1.687,69
2016
21 60.984,94 135,54 171,96 36,42 258,55 3.693,53
22 60.984,94 106,27 171,96 65,69 466,36 6.662,34
23 60.984,94 131,77 171,96 40,19 285,31 4.075,91
24 60.984,94 129,83 171,96 42,13 299,09 4.272,68
Sumber: Anna, 2018
22
Tabel 4. Neraca Ekonomi Sumber daya Udang Indonesia Ta
hu
n
Op
en S
tock
Pro
du
ksi
Pe
rtu
mb
uh
an
De
pre
sias
i
IUU
Pe
rub
ahan
lain
nya
Clo
sin
g
sto
ck
1988 259.337 153.806 239.785 -471.691 15.381 -580.252 221.374
1989 221.374 143.269 220.737 -557.668 14.327 -471.186 370.997
1990 370.997 144.819 263.894 -225.350 14.482 -349.022 351.918
1991 351.918 151.435 263.148 -265.654 15.144 -190.287 523.855
1992 523.855 164.475 219.661 -120.680 16.448 -437.619 245.654
1993 245.654 156.827 233.554 -531.666 15.683 -333.445 504.919
1994 504.919 177.734 229.984 -148.989 17.773 -332.178 356.208
1995 356.208 171.954 263.437 -309.224 17.195 -258.737 480.982
1996 480.982 187.269 241.074 -181.743 18.727 -150.697 547.107
1997 547.107 212.252 205.110 -155.156 21.225 94.824 768.719
1998 768.719 222.910 -37.230 -36.801 22.291 371.193 894.282
1999 894.282 238.865 -257.809 2.845 23.887 461.969 832.845
2000 832.845 249.032 -142.356 -20.192 24.903 266.523 703.269
2001 703.269 263.037 53.866 -88.441 26.304 19.098 575.333
2002 575.333 241.485 184.671 -163.016 24.149 -152.278 505.108
2003 505.108 240.438 229.888 -232.360 24.044 -516.022 186.853
2004 186.853 245.913 198.637 -1.641.400 24.591 -1.329.466 426.920
2005 426.920 208.539 258.066 -279.829 20.854 -506.507 228.916
2006 228.916 227.164 224.960 -1.027.337 22.716 -987.226 244.106
2007 244.106 258.976 232.804 -1.120.375 25.898 -1.099.585 212.826
2008 212.826 236.922 215.689 -1.240.981 23.692 -1.165.227 243.656
2009 243.656 236.870 232.584 -981.795 23.687 -971.535 225.943
2010 225.943 227.326 223.321 -1.051.859 22.733 -1.031.595 219.469
2011 219.469 230.917 219.637 -1.051.859 23.092 -1.016.383 220.573
2012 220.573 228.739 220.276 -1.051.859 22.874 -1.016.352 224.743
2013 224.743 226.561 222.651 -1.051.859 22.656 -1.017.601 232.435
2014 232.435 224.382 226.856 -1.051.859 22.438 -1.019.833 244.496
Sumber: Anna, 2017
23
Pemanfaatan bio-ekonomi juga dilakukan pada isu perubahan
iklim9 dan juga kerusakan lingkungan (Anna 2003, 2009 dan
2017). Ilustrasi berikut memperlihatkan bagaimana pencemaran
mempengaruhi perikanan pelagik kecil di Pantai Utara Jawa
(Anna, 2017). Pencemaran memberikan kontribusi terhadap
deplesi sumber daya ikan sebesar 20%, sementara dari
penangkapan, dan faktor lainnya sisanya10.
Gambar 9. Dampak Pencemaran Terhadap Trajektori Sustainable Yield dan kurva Yield-effort
Hadirin yang Berbahagia
Praktik-praktik baik pemanfaatan riset bio-ekonomi untuk
kebijakan sudah banyak dilakukan di negara-negara maju
seperti Uni Eropa, Australia, Canada, dan Amerika Serikat. Road
map manajemen pengelolaan di Eropa misalnya, sudah
9 Lihat Fauzi, Akhmad., Zuzy Anna., dan S. Diposaptono, 2010.
10 Lihat Anna, 2003.
24
sepenuhnya konsisten dengan wawasan model bio-ekonomi
(Frost and Anderson, 2006). Pengelolaan berbasiskan instrumen
ekonomi seperti Individual Transfer Quota (ITQ), instrumen pajak,
dan decommisioning, dilakukan dengan berbasiskan riset model
bio-ekonomi. Di Australia Maximum Economic Yield (MEY) telah
menjadi instrumen pengelolaan, dan tujuan utama pengelolaan
perikanan (Dichmont et al., 2010). Sementara di Canada, salah
satunya ketika dilakukan kebijakan buy back program, dan kuota,
juga berbasiskan model bio-ekonomi (Grafton and Nelson,
2005).
Gambar 10. Kebijakan Pajak dan Decommisioning Berbasis Model
Bio-Ekonomi Di Uni Eropa
Sumber: Frost and Anderson, 2006
Penerapan riset bio-ekonomi dalam kebijakan pengelolaan
perikanan inter-regional juga menjadi salah satu best practices.
Dalam hal ini, model bio ekonomi digunakan dalam pengaturan
Regional fisheries Management Organization (RFMO), menyangkut
25
konservasi, dan alokasi pemanfaatan High migratory and discrete
fish stock (Lodge et al., 2007).
Pemanfaatan model bio-ekonomi sebagai masukan kebijakan
memang belum banyak digunakan di negara-negara
berkembang, mengingat model ini memang sangat
membutuhkan keakhlian komputasi dan kuantitatif yang cukup
rigouros, sehingga belum banyak akhli yang mendalami bidang
ini. Di Indonesia isu yang sering muncul dalam pemanfaatan
model bio-ekonomi adalah ketersediaan data yang seringkali
tidak valid, dan akhirnya model menjadi tidak reliable.
Peluang pemanfaatan model bio-ekonomi dalam pengelolaan
perikanan diantaranya adalah berkembangnya state of the art dari
model bio-ekonomi yang mensolusikan berbagai dinamika
biologi-ekonomi-lingkungan; Analisis bio-ekonomi juga
memberikan tingkat kepercayaan lebih tinggi dalam implikasi
kebijakannya dibandingkan pengelolaan berbasis biologi
semata, karena aspek ekonomi dan sosial relatif berada dalam
kontrol manusia, sementara sumber daya ikan tidak. Model
ekonomi yang dianggap kompleks dan rigouros juga sudah
banyak dipermudah dengan dikembangkannya berbagai
software seperti Flexible software to Conduct bio-economic evaluation
of Fisheries (FLBEIA), model bio-ekonomi multi-stock, multi-fleet,
stochastic dan seasonal (Garcia et al., 2017). Selain itu ada juga
TEMAS (Technical Management Measures), yaitu perangkat lunak
bio-ekonomi berbasis armada untuk mengevaluasi strategi
manajemen akuntansi untuk tindakan teknis dan perilaku
armada. Perangkat lunak ini menggabungkan kerangka kerja
evaluasi strategi manajemen, menggunakan model operasi yang
berjalan maju dan prosedur manajemen dengan modul perilaku
26
armada yang mensimulasikan dinamika armada jangka pendek
(alokasi usaha) dan jangka panjang (Ulrich et al., 2007). Selain itu
juga ada beberapa software yang lain seperti BEAM1 and 2 -
Bioeconomic modeling of artisanal and industrial sequential shrimp
fisheries; BEAM4 - Analytical Bioeconomic Simulation of Space
structured Multispecies and Multifleets Fisheries; CLIMPROD;
FAST; FiSAT; ParFish, Fishrent, dan masih banyak lagi11.
Hadirin yang saya muliakan,
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa model bio-
ekonomi perikanan sebagaimana juga model-model lain yang
dihasilkan dalam kerangka sains adalah respresentasi dari dunia
nyata. Model bio-ekonomi dianggap lebih multi dimensi dan
komprehensip, serta mengakomodasikan kepentingan sosial
dan ekonomi pelaku perikanan (fish for man), disamping tetap
mempertahankan keberlanjutan sumber daya ikan (Fish for Fish).
Penggunaan model yang lebih multi dimensi, dianggap lebih
dapat diandalkan dan lebih rasional. Kebijakan yang dihasilkan
dari studi bio-ekonomi akan menghasilkan perikanan yang
efisien dan optimal. Dengan demikian pemanfaatan model Bio-
ekonomi dalam pengelolaan perikanan diharapkan dapat
mendorong pencapaian target melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan yang termaktub dalam Sustainable
Development Goals No. 14.
11 Lihat FAO Technical Paper 487, 2006. Stock assessment for fishery management A framework guide to the stock assessment tools of the Fisheries Management Science Programme.
27
Bapak, ibu, dan hadirin yang saya hormati,
Sebelum mengakhiri orasi ilmiah ini, ijinkan saya sekali lagi
memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa ta’alla
yang telah melimpahkan rahmat dan anugrah kepada kita
semua, terutama kepada saya sehingga Insha Allah pada hari ini
saya dapat dikukuhkan dalam jabatan Guru Besar bidang
Ekonomi Sumber daya Perikanan di Universitas Padjadjaran.
Penganugerahan jabatan Guru Besar ini adalah amanat dan
tanggung-jawab yang sangat besar. Dan dengan ini saya berjanji
akan berusaha sekeras mungkin untuk dapat menjalankan
tugas-tugas saya sebagai Guru Besar dan juga menjaga prinsip-
prinsip ilmiah dan integritas akademik dalam aktivitas-aktivitas
yang saya jalankan serta ikut menjaga agar prinsip yang sama
yang selalu dipegang oleh institusi yang saya cintai, Universitas
Padjadjaran. Saya memohon kekuatan kepada Allah SWT agar
saya mampu menanggung amanat tersebut.
Di akhir orasi ini ijinkanlah saya menyampaikan bahwa
pencapaian jabatan Guru Besar ini adalah perjalanan panjang
yang cukup melelahkan, membutuhkan kesabaran, ketekunan
dan kekuatan yang luar biasa, yang rasanya tidak akan dapat
saya lalui tanpa bantuan dan peran berbagai pihak. Sehingga
tanpa mereka tidak mungkin rasanya saya berdiri di sini hari ini.
Untuk itu, ijinkan, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang
telah berperan menghantarkan saya meperoleh jabatan
akademik yang sangat terhormat ini. Saya mohon maaf, jika ada
pihak-pihak yang lupa saya sebutkan.
28
Terimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas
kepercayaan dan kehormatan yang diberikan kepada saya untuk
mengemban jabatan Guru Besar ini. Terima kasih saya
sampaikan kepada Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr.
Rina Indiastuti, SE, M.SIE, Rektor Universitas Padjadjaran
periode 2016-2019., Prof. Dr med. Tri Hanggono Achmad, dr.,
Seluruh Wakil rektor, Dekan FPIK Unpad Dr. Sc. agr Yudi
Nurul Ichsan, S.Pi., M.Si., Prof. Dr. Junianto, SP., M.S., Prof Dr.
Yayat Dhahiyat, Drs., M.S., Prof.
Arief Sjamsulaksana Kartasasmita, dr., Sp.M., M.Kes., Ph.D.,
Prof. H. Oekan Abdoellah, Prof. Dr. Ir. Hendarmawan , M.Sc. ,
Prof. Drh. Hj. Roostita L Balia , M.App.Sc., Ph.D. , Prof. Dr.
Unang Supratman, MS., Prof. Dr. H j. Sutyastie Soemitro Remi,
SE., M. S., MA., Ph.D., Prof. dr. Ramdan Panigoro, M.Sc., dan
Drs. Gatot Riwi Setyanto, M.Si, yang telah mendukung pengusulan
Guru Besar saya.
Tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Ketua beserta
seluruh Anggota Senat Akademik Universitas Padjadjaran yang
telah memberikan rekomendasi, dukungan dan bantuan dalam
proses pengusulan jabatan Guru Besar saya.
Saya sampaikan pula terima kasih kepada Nandang Kusnandar,
Hendra Awang, Elis Yuliansih, Yuki Saputra, Purna Hindayani,
S.Pi, MT. yang telah membantu dan memfasilitasi pengajuan
Guru Besar saya secara administratif.
29
Hadirin yang saya muliakan,
Terima kasih juga saya sampaikan kepada pembimbing-
pembimbing saya dalam menyelesaikan studi jenjang S1 sampai
S3. Kepada Alm Dr. Oman Karmana, SU, Drs., Dr. Ir. Anggoro
Hadi permadi., Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, Ir., M.Si., Prof. Dr.
Dietriech G Bengen, Ir., M.Sc., Prof. Dr. Daniel R. Monintja, dan
khususnya kepada Prof. Dr. Akhmad Fauzi, yang
memperkenalkan saya pada teori-teori Ekonomi Perikanan.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
di kelompok kepakaran Sosial Ekonomi Perikanan dan
Kelautan, yang sebelumnya berada dalam Departemen sosial
ekonomi perikanan yang saya pimpin, Dr. Achmad Rizal, S.Pi.,
M.Si., Dr. Iwang Gumilar, S.Pi., M.Si., Dr. Asep Agus Handaka,
S.Pi., MT., Dr. Atikah Nurhayati, SP., M.S. Ine maulina, S.Pi.,
MT.
Selama empat tahun terakhir, saya juga membantu mendirikan
dan mengembangkan Center for Sustainable Development Goals
Studies atau SDGs Center. Terima kasih secara khusus kepada
Ibu Prof. Dr. Armida S Alisjahbana, SE., M.Sc. saya banyak
belajar dari beliau dalam membangun SDGs Center. Terima
kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan seperjuangan di
SDGs Center, Prof. Dr. Arief Anshory Yusuf, SE., M.Sc., Dr.
Akhmad Komarulzaman, SE., M.Sc., Dr. Robi Andoyo, SP.,
M.Sc., Dr. Panji Fortuna Hadisumarto, Ade Kadarisman, S.Sos.,
MT., Achmad Maulana, SE., MA.,P.hD., Mecu Wiartini, SE.,
Wandira Larasati, SE., MA., Nirwan Maulana, SE., MA., Yangki
Imade Suara, SE., MA., Ade Maulana Rahman Hidayat, SE.,
Restu, ST., MT., Aisyah Amatul Ghina, SE., Megananda, SE,
Prayitno.
30
Saya juga ingin memberikan apresisasi ke beberapa lembaga
pemerintah yang pernah melibatkan saya untuk membantu
dalam riset dan pengambilan kebijakan sehingga saya selalu
mempunyai ruang untuk mengaplikasikan ilmu yang saya
miliki. Terima kasih kepada Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas terutama Kedeputian
Bidang Kemaritiman dan SDA, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Komisi
Nasional Pengkajian Stok ikan, Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, LAPAN, BPS, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat, Lampung, Banten, Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Gorontalo, dan lembaga-lembaga lain yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
Aktivitas saya diberbagai organisasi juga berperan sangat
penting dalam perjalanan karir saya. Secara khusus saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang bersama
saya menjadi pengurus di Indonesian Marine and Fisheries Social
Economics Research Networking, International Institute for Fisheries
Economic and Trade (IIFET), Asian Fisheries Society, AFS-GAF,
Economy and Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA)
dan Economy and Environment Institute (EEI) Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Terakhir, ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada
anggota-anggota keluarga yang saya cintai. Kepada kakak saya
Devianti Ilyas, SS adik-adik saya Anita Ilyas, S.Sos., MAP. Alm
31
Danny Indra Ilyas, SH. terima kasih atas kasih sayang dan
support yang terus menerus diberikan selama ini. Terima kasih
atas dukungan kekuatan kepada saya juga disampaikan kepada
bi Tati dan mang Indi, ipar-ipar Usep Mulyana, S.Sos., MAP.,
Novita, SH., Ligya Septarina, S.Psi., Dr. Ari Setiawan, Ir., MT.,
Ir. Iwan Djuniardi, MT., Yurika Mulyasari, SS., dr. Arvan
Martovan, Sp.A ., Puspitasari Dewi, dr., SpKK.
Rasa cinta dan kasih sayang serta terima kasih sebesar-besarnya
saya sampaikan kepada Ibunda tercinta Almh Sundari Martini
dan Ayahanda tercinta Alm. Mohamad Ilyas, saya yakin jika
mereka ada disini tentu mereka akan sangat bangga dan bahagia
melihat saya hari ini, terutama Ayah saya yang tidak pernah
berhenti meminta saya untuk terus belajar. Kemudian, saya
memberikan penghormatan dan terima kasih sebesar-besarnya
kepada ibu mertua Almh. Maria Olga dan Eddy Gunardi, yang
kasih sayangnya seperti orang tua kandung sendiri.
Hadirin yang saya muliakan,
Dukungan, kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhingga,
sepanjang perjalanan hidup dan karir saya dari suami dan anak-
anak tercinta, merupakan karunia yang tiada taranya dalam
hidup saya, untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada suami tercinta Dr. Yerry Yanuar, Ir., MM.,
Ananda tercinta Yoga Priyautama, SE., B.Sc, M.Sc., Rizky
Maulana, SE., B.Sc.
Terakhir, kepada seluruh undangan, teman-teman, dan rekan
sejawat yang telah berkenan hadir pada kesempatan ini, saya
32
haturkan terima kasih, semoga Allah Subhaanahu wa ta’alla
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
Wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. “The History of Fisheries Management and Scientific
Advice – the ICNAF/NAFO History from the End of World War II to the Present.” J. Northw. Atl. Fish. Sci. 23, (1998):75–94.
Anna, Zuzy., “An Analysis of Fisheries Resource Depletion in Cirata Reservoir, West Java, Indonesia”. Biodiversitas 19 no. 3 (2018): 927-935
Anna, Zuzy. “Indonesian Shrimp Resource Accounting For Sustainable
Stock Management.” Biodiversitas 18, no.1 (2017):248-256. Anna, Zuzy., A. Rizal., A. A. H. Suryana., P. Hindayani. “Study On Fish
Depletion due To Fishing And Pollution In Cirata Reservoir. Proceeding 4th International Conference on Fisheries and Aquaculture”. August 24-25th 2017, Colombo, Shrilangka.
Anna, Zuzy. “Sustainable Capture Fishery Management in The Cirata
Reservoir: A Bio-Economic Modelling Approach.” Journal Fisheries Socio-economic Marine and Fisheries 10, no.2 (2016):161-172.
Anna, Zuzy., and Akhmad Fauzi. “Economics Loss of Pollution to
Fisheries : an Economic Analysis of the Jakarta Bay Fisheries.” in J.L Nielsen, J..J. Dodson, K. Friedland. T.R Hamon. J. Musick and E. Verspoor, editors. Reconciling Fisheries with Conservation (2009). Pages 265-271.
Anna, Zuzy. A dynamic embedded economic model of pollution
fisheries interactions. Disertation, IPB University (2003):352p. Beddington, J. R., D. J. Agnew, and C. W. Clark. “Current Problems in
the Management of Marine Fisheries.” Science 316, no.5832 (2007): 1713-1716. DOI: 10.1126/science.1137362.
34
Cabral, R.. J. Mayorga., M. Clemence., J. Lynham., S. Koeshendrayana.,
U. Muamanah., D. Nugroho., Z. Anna., Mira., A. Ghofar., N.
Zulbainarni., S, Gains. and C. Costello. “Rapid and Lasting Gains
from Solving Illegal Fishing.” Nature Ecology and Evolution 2,
(April, 2018): 650-658.
Clark, C. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. John
Willey & Sons, Inc (1985). 291p. Clark, C. and G. Munro. “The Economics of Fishing and Modern
Capital Theory: A Simplified Approach”. Journal of Environmental Economics and Management, 2 (1975): 92-106.
Crook, John. Law and Life of Rome. New York: Cornell University Press,
1967. Cunningham, S., M. R. Dunn, D. Whitmarsh. Fisheries Economics; an
Introduction. St. Martin’s Press (1985). ISBN 10: 0312294069 ISBN 13: 9780312294069.
Daw, Tim and Tim Gray. “Fisheries Science and Sustainability in
International Policy: A Study of Failure in The European Union’s Common Fisheries Policy.” Marine Policy 29, no.3 (2005):189-197.
Dichmont, C. M., S. Pascoe, T. Kompas, A. E. Punt, and R. Deng. “On
implementing maximum economic yield in commercial fisheries. PNAS 107, no.1 (2010):16-21.
Fauzi, Akhmad. Ekonomi Perikanan: Teori, Kebijakan, dan
Pengelolaan. Gramedia Pustaka Utama (2010), 224p. Fauzi, Akhmad., Subandono Diposaptono and Zuzy Anna. “Socio-
economic Impacts of Climate Change on Coastal Communities: The Case of the North
35
Coast of Java Small-Pelagic Fisheries.” Proceeding Sendai Japan-2010 Climate Change Symposium 25-29 April, 2010.
Fauzi, Akhmad dan Z. Anna. Pemodelan sumber daya Perikanan dan
Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Gramedia Pustaka Utama (2005). 343p.
FAO. Stock assessment for fishery management A framework guide to the
stock assessment tools of the Fisheries Management Science Programme; Rome: FAO Technical Paper 487, 2006. http://www.fao.org/3/a-a0486e.pdf [accessed Oct 21 2019].
FAO. The State of World Fisheries and Aquaculture 2018 - Meeting the
sustainable development goals. Rome: FAO Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO, 2018. http://www.fao.org/documents/card/en/c/I9540EN/ [accessed Oct 21 2019].
Frost, Hans., and Peder Andersen.” The Common Fisheries Policy of
the European Union and Fisheries Economics.” Marine Policy 30, no.6 (2006):737–746.
Garcia, Dorleta., Sonia Sánchez, Raúl Prellezo, Agurtzane Urtizberea,
and Marga Andrés. “FLBEIA: A simulation model to conduct Bio-Economic evaluation of fisheries management strategies.”a SoftwareX 6, (2017):141–147.
Gordon, Scott. “The Economic Theory of a Common-Property
Resource: The Fishery”. The Journal of Political Economy, Vol. 62, No. 2 Apr (1954): 124-142 .
Grafton, R. Quentin and Harry W. Nelson. “The Effects of Buy-Back Programs in the British Columbia Salmon Fishery.” Economics and Environment Network Working Paper EEN0505, August 3, 2005. https://www.researchgate.net/publication/4904264_The_E
36
ffects_of_Buy-Back_Programs_in_the_British_Columbia_Salmon_Fishery [accessed Oct 21 2019].
Guilloux, Bleuenn. Marine Genetic Resources R and D and The Law 1:
Complex Objects of Use. In. Ecological Science Series. New York : John Wiley & Son, Inc., 2018.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No.50/2017, Tentang Potensi Sumber Daya Ikan Per Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan Pemanfaatannya Tahun 2016.
Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan. Protokol Pengkajian Stok
Sumber Daya Ikan, Abdul Ghofar, Purwito, M., Wudianto (editors). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, (2015). 190p.
Lackey, Robert T. Fisheries: History, Science, and Management.
pp. 121-129. In: Water Encyclopedia: Surface and Agricultural Water, Jay H. Lehr and Jack Keeley, editors, New York: John Wiley and Sons, Inc., Publishers, 2005. 781 pp
Larkin, P.A. “An Epitaph for the Concept of the Maximum Sustainable
Yield.” Trans. Amer. Fish. Soc., 106, no.1 (1977): 1-11. Lodge, Michael W., David Anderson, Terje Løbach, Gordon Munro,
Keith Sainsbury, and Anna Willock. Recommended Best Practices for Regional Fisheries Management. London : The Royal Institute of International Affairs, Chatham House, 2007.
Hardin, Garrett. “The Tragedy of Commons.” Science 162, no.3859,
(1968):1243-1248.
37
Hilborn, Ray., and Daniel Ovando.” Reflections on The Success of
Traditional Fisheries Management.” ICES Journal of Marine Science 71, no.5 (2014): 1040–1046.
Sach, J.D., A.M. Warner. “The Curse of Natural Resources”. European
Economic Review 45 (2001): 827-838. Sala, E., J. Majorga., Christopher Costello, David Croodsma, Maria,
L.D, Palomares., Daniel Pauly, U. Rashid Sumaila, Dirk Zeller.”The Economics of Fishing the High Sea. Science Advances Vol. 4 no. 6 (2018): 1-13.
Tommaso Russo., Antonio Parisi, Germana Garofalo,Michele
Gristina,Stefano Cataudella, Fabio Fiorentino.” SMART: A Spatially Explicit Bio-Economic Model for Assessing and Managing Demersal Fisheries, with an Application to Italian Trawlers in the Strait of Sicily.” PLoS ONE 9, no.1 (2014): 1-18.
Ulrich, Clara., Bo Sølgaard Andersen, Per J. Sparre, and J. Rasmus
Nielsen.” TEMAS: fleet-based bio-economic simulation software to evaluate management strategies accounting for fleet behaviour .” ICES Journal of Marine Science 64, no.4 (2007):647-651.
Tickler, David., Jessica J. Meeuwig, Maria-Lourdes Palomares, Daniel
Pauly and Dirk Zeller.”Far from Home: Distance Patterns of Global Fishing Fleets.” Science Advances 4, no.8 (2018):1-6.
World Bank. The Sunken Billions Revisited : Progress and Challenges in
Global Marine Fisheries. Environment and Development. Washington, DC: World Bank, 2017. https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/24056[accessed Oct 21 2019].
38
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap Prof. Dr. Zuzy Anna, S.Si. M.Si.
TTL Jakarta , 18 Oktober 1962
Alamat Jl. Gamelan No. 30 Turangga, Bandung
Pekerjaan Dosen/Direktur Eksekutif SDGs Center Universitas Padjadjaran
Jabatan Guru Besar Ekonomi Sumber daya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNPAD
Jabatan lainnya Direktur Eksekutif SDGs Center UNPAD
Deputy Director Economy & Environment Institute (EEI) Indonesia.
Anggota Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan.
Tim Pendukung High Level Panel for Global Ocean Economy (Blue Paper Contributor Author)
Koordinator wilayah Jawa Barat Indonesian Marine and Fisheries Socio Economic Research Networking (IMFISERN)
Jabatan sebelumnya
President Indonesian Marine and fisheries Social Economics Research Networking (IMFISERN) 2013-2016
Kepala Departemen Sosial Ekonomi FPIK UNPAD 2009-2016
39
Pendidikan Dr. dari Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, IPB Bogor (2003)
M.Si dari Program Studi Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut, IPB Bogor (1998)
Sarjana Biologi F MIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia (1986)
Penghargaan Best Paper Presentation Award GSF-AFS, 9 AFAF 2011 Shanghai international Conference
EEPSEA World Fish Travel Award, 3rd Congress of the East Asian Association of Environmental and Resource Economics 2013, Huangshan China.
EAERE grant award Workshop and training Payment for Environmental Services, Zurich, 2017.
Best Paper Presentation Award, The 3rd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security (The 3rdICSAFS 2018) from August 29th-30th 2018 in Bandung, Indonesia.
40
PULIKASI ILMIAH ARTIKEL JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL
Anna, Zuzy., A.A. Yusuf, A. S. Alisjahbana, A. A. Ghina, and Rahma.
“Are Fishermen Happier? Evidence from a Large-Scale Subjective Well-Being Survey in a Lower-Middle-Income Country.” Marine Policy 106, (2019):1-10. (Q1 Scopus journal)
Sibarani, Niko Josua., Zuzy Anna, A. A. H. Suryana, Atikah Nurhayati
.”Bioeconomic Analysis of Shark in The Waters Of Indramayu (Case Study At Karangsong Fish Landing Base).” Global Scientific Journal 7, no.6 (2019): 814-827.
Lili, Walim., N. Rubiansyah, Zuzy Anna, and Kiki Haetami. “Effect of
Using Low Temperature in the Beginning of Transportation with Closed System of Goldfish juvenile (Carassius auratus L.).” Jurnal Scientific News of Pacific Region 1, (2019):20-30.
Rizal, Achmad., and Zuzy Anna. “Climate Change and Its Possible
Food Security Implications Toward Indonesian Marine and Fisheries.” World News of Natural Sciences 22, (2019): 119-128.
Iskandar, Ishmah M., Zuzy Anna, A. Rizal, and A. A. H.
Suryana.“Typology Analysis of Sharks Fisheries Landed at Karangsong Fish Auction, Indramayu.” International Journal of Innovative Science and Research Technology 4, no.3 (2019).
Cabral, R.. J. Mayorga., M. Clemence., J. Lynham., S. Koeshendrayana.,
U. Muamanah., D. Nugroho., Z. Anna., Mira., A. Ghofar., N.
Zulbainarni., S, Gains. and C. Costello. “Rapid and Lasting Gains
from Solving Illegal Fishing.” Nature Ecology and Evolution 2,
(April, 2018): 650-658. (Q1 Scopus Journal)
41
Cabral, R.. J. Mayorga., M. Clemence., J. Lynham., S. Koeshendrayana.,
U. Muamanah., D. Nugroho., Z. Anna., Mira., A. Ghofar., N.
Zulbainarni., S, Gains. and C. Costello.”Reply to ‘Achieving
sustainable and equitable fisheries requires nuanced policies not
silver bullets.” Nature Ecology & Evolution 2, (2018):1335. (Q1
Scopus Journal)
Yanuar, Yerry., Zuzy Anna, Purna Hindayani, Mega Fatimah Rosana,
Adjat Sudradjat, and Zulfiadi Zakaria. “Prospective Analysis of
Sustainable Development Strategy of Geopark Tourism of
Ciletuh Palabuhanratu West Java Indonesia. International Journal
of Current Innovation Research 4, (2018):1033-1039.
Rizal, Achmad., Zuzy Anna., A. A. H. Suryana., and R. A. Maulana. “Analysis Of Aquaculture Land Conversion In Cileunyi Subdistrict Of Bandung District, West Java, Indonesia”. Global Scientific Journal 6, No. 4: 2018(60-64).
Anna, Zuzy., dan P. Hindayani. “ A Welfare Study Into Capture
Fisheries in Cirata Reservoir: a Bioeconomic Model.” In Proceeding of IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 137, no.012096 (2018). doi :10.1088/1755-1315/137/1/012096.
Anna, Zuzy., Agus A. H. S., Ine M., Ahmad R., and P. Hindayani.
“Biological Parameters of Fish Stock Estimation in Cirata Reservoir (West Java, Indonesia): A Comparative Analysis of Bio-Economic Models.” Biodiversitas 18, no.4 (2017): 1468-1474. (Q3 Scopus Journal)
Anna, Zuzy., “An Analysis of Fisheries Resource Depletion in Cirata
Reservoir, West Java, Indonesia”. Biodiversitas 19 no. 3 (2018): 927-935. (Q3 Scopus Journal)
42
Anna, Zuzy., and Dicky S.S. “Economic Valuation of Whale Shark
Tourism in Cendrawasih Bay.” Biodiversitas 18, no.3 (2017): 1026-
1034. (Q3 Scopus Journal)
Anna, Zuzy. “Indonesian Shrimp Resource Accounting For Sustainable
Stock Management.” Biodiversitas 18, no.1 (2017):248-256. (Q3
Scopus Journal)
Anna, Zuzy. “Indonesian Small Pelagic Resource Accounting.” In
Proceedings 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security ICSAFS Conference: A Comprehensive Approach 2017: 29-42. KnE Publishing Services DMCC, 2017. (Q3 Scopus Proceeding)
Anna, Zuzy. “Institutional Analysis on G To G Type PES Initiative In
West Java Province, Indonesia.” Paper Presented in The The East Asian Association of Environmental and Resource Economics (EAAERE) Conference, Kyushu Sangyo University, Japan, August 7-12, 2016.
Hermawan, Kusumartono F.X., Asep Sapei, Arya Hadi Dharmawan,
Zuzy Anna. “Integrated Vulnerability Assessment: A Decision Tool for Water Scarcity in Small Islands.” International Journal of Sciences: Basic and Applied Research 28, (2016):16-32.
Anna, Zuzy., and Akhmad Fauzi. “The Impact of Financial Assistance
on Income: The Case of Fish Basket Sellers in North Coats of Java.” Asian Fisheries Science Journal 27, (2014).
Fauzi, Akhmad., and Zuzy Anna. “The Complexity of the Institution
of Payment for Environmental Services: A Case Study of Two
Indonesian PES Scheme.” Elsevier: Ecosystem Services 6, (2013):54-
63. http://dx.doi.org/10.1016/j.ecoser.2013.07.003. (Q1 Scopus
Journal)
43
Fauzi, Akhmad., Iman H.A.I. and Zuzy Anna. “Developing National Protocol for Payment for Environmental Services in Indonesia.” In Proceeding of 6th International Ecosystem Services Partnership (ESP) Conference, Bali, Indonesia, August 26-30, 2013.
Anna, Zuzy. “Land Compensation Value for the Construction of Dam:
Hedonic Pricing Methods.” In Proceeding of EAAERE, The 3rd Congress of The East Asian Association of Environmental and Resource Economic Huangshan, China, February 20-22, 2013.
Anna, Zuzy.” The Role of Fisherwomen in the Face of Fishing
Uncertainties on the North Coast of Java, Indonesia.” The Journal of Asian Fisheries Society, Special Issue Gender in Aquaculture and Fisheries: Moving the Agenda Forward, (2012):145-158.
Fauzi, Akhmad., and Zuzy Anna. “Growth and Instability of Small
Pelagic Fisheries of the Nort Coast of Java, Indonesia: Lesson Learned for Fisheries Policy.” China-USA Business Review Journal 11, no. 6 (2012):739-748
Fauzi, Akhmad., and Zuzy Anna. “Firms, Forest and Fiscal:
Complexity of Institution of Indonesian Payment for Environmental Services Programs.” In Proceeding of conference “Payments for Ecosystem Services and their Institutional Dimensions”. CIVILand, Berlin, 2011
Anna, Zuzy., and Akmad Fauzi. “Do Financial Assistance Properly
Address Small Scale Fisheries? The Case Of Small Scale Fisheries Of North Coast Of Java.” In Proceeding Fifteenth Biennial Conference of the International Institute of Fisheries Economic & Trade :Economics of Fish Resource and Aquatic Ecosystem : Balancing Uses, Balancing Costs, Montpellier, France, July 13-16, 2010.
Fauzi, Akhmad., and Zuzy Anna. “Social Resilience and Uncertainties:
The Case of Small-Scale Fishing Households in The North Coast
44
of Central Java.” Maritime Studies (MAST) Journal 9, no.2 (2010): 55-64.
Fauzi, Akhmad., and Zuzy Anna. “The Java Sea Small-Scale Fisheries
in Changing Environment: Experiences from Indonesia.” In Proceeding IIFET , Montpelier, France, 2010.
Fauzi, Akhmad., Zuzy Anna., and S. Diposaptono. “Socio economic
Impacts on Climate Change on Coastal Communities. The Case of The North Coast of Java Small Pelagic Fisheries.” In Proceeding of the International Symposium on Climate change and its impact on fish and fisheries. Sendai, Japan, April 26-29, 2010.
Anna, Zuzy., et, al. “Maximum Sustainable Yield for a
Metapopulation.” In Proceeding of the International conference on Mathematics and its Application (IICMA), Topic: pp xx-xx., 2009.
Anna, Zuzy., and Akhmad Fauzi. “Economics Loss of Pollution to
Fisheries : an Economic Analysis of the Jakarta Bay Fisheries.” Pages 265-271 in J.L Nielsen, J..J. Dodson, K. Friedland. T.R Hamon. J. Musick and E. Verspoor, editors. Reconciling Fisheries with Conservation, 2009.
PULIKASI ILMIAH ARTIKEL JURNAL ILMIAH NASIONAL
A.H. Dafiq., Z. Anna, A. Rizal, dan A.A. H. Suryana. 2019. Analisis
Bioekonomi Sumber Daya Ikan Kakap Merah (Lutjanus Malabaricus) Di Perairan Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1 /Juni 2019 (8-19).
Anna, Z. 2018. Praktek Pengelolaan Produksi Dan Konsumsi Yang
Berkelanjutan Pada Masyarakat Adat Pesisir Moi Kelim Di Kampung Malaumkarta Kabupaten Sorong Papua Barat. Buletin Marina Vol. 4 No. 1: 15-21.
45
Riza, F.S., Z. Anna., A.A.H. Suryana. 2018. Analisis Bioekonomi
Sumber Daya Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) Di Waduk Cirata
Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2: 129-137.
Rizky, M.F., Z. Anna., A. Rizal., A.A.H. Suryana. 2018. Sosial Ekonomi
Dan Lingkungan Perikanan Bubu Di Desa Karangsong
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jurnal Kebijakan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 8 No. 3: 63-75.
Anna, Z. , R. Rosidah1, A. S. Alisjahbana., dan R. Andoyo., 2018.
Evaluasi Hasil Pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP)
Untuk Perempuan Pesisir: Analisis Kesejahteraan Subjektif .
Jurnal Kebijakan Sosek KP Vol. 9 No. 1 Juni 2019: 37-44
Yanuar, Y., Z. Anna., M. F. Rosana1, A. Rizal., A. Sudrajat., Z. Zakaria.
Sustainable Development Of Geopark National Ciletuh-
Palabuhanratu In the Infrastructure Perspective.
Jurnal Sosek pekerjaan Umum, Vol. 10.1, April 2018, hal 64 – 76.
Muawanah, U., H.M. Huda., S. Koeshendrayana., D. Nugroho., Z.
Anna., Mira., A. Ghofar. 2017. Sustainability Of Indonesian Blue
Swimming Crabs: The Bioeconomic Model Approach. Jurnal
Kebijakan Perikanan Indonesia Vol. 9 No 2: 71-83.
Anna, Z. 2014. Study on Energy Intensity Of Indonesian Management Fisheries Area. Proceeding of Nasional Seminar of Research and Policy in Marine and Fisheries. Padjadjaran University September 24, 2014.
Anna, Z and Fauzi, A. 2013. Small Pelagis Resource Accounting.
Proceeding Nasional Seminar on Capture Fisheries. IPB Bogor.
46
Anna, Z. 2013. Fisher women and Uncertainty in Fishing due to Climate
Change (in Bahasa). Proceeding National Conference Research
and Policy of Social Econmy Marine and Fisheries. Diponegoro
University.
Anna, Z. 2012. North Coast of Java Fisheries Resource Accounting. Proceeding of Marine and Fisheries Social-Economy Conference. 2012.
Anna, Z. 2012. Lesson learn from Indonesian Existing Payment for
Environmental Services Scheme, for the Development of Indonesian PES Protocol. Environmental Economics Journal Vol 16 Issue 2 Pp 102-120.
Anna, Zuzy. 2006. Analisis Ekonomi Kawasan Konservasi Laut:
Optimisasi dan Dampak Sosial Ekonomi Pada Perikanan (Economic analysis Marine Protected Area: Optimization and its impact to fisheries socio economic). Jurnal Kebijakan dan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Volume 1 Nomor 2, December Tahun 2006.
Fauzi, A., and Z. Anna. 2006. “Backward bending” dan ”Self-fulfilling
mistake” : Analisis Ekonomi LRFF. Indonesian Journal of Coastal and Marine Resources Volume 7 No. 1. p. 15-25.
PUBLIKASI ILMIAH BUKU
Satriatna, B, A. Komarulzaman, A.A.Yusuf, Z. Anna, A. Alisjahbana,
A.A. Ghina, N. Maulana, W. Larasati, R. Andoyo, M. Suryana.
2018. Facing SDGs Series: Cities in Lampung Province Readiness.
UNPAD Press. 211p.
47
Anna, Z., A. Rizal., H. Herawati., Pribadi, D.J. 2018. Perspektif Teoritis
Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan di Jawa Barat. Unpad
Press. 110p.
Yusuf, A.A., A.A. Alisjahbana., Z. Anna., A. Komarulzaman., 2018.
Facing SDGs Series: Cities in West Java Province Readiness.
UNPAD Press.
Purba, N.P., Z. Anna., A. Rizal., L. P. Dewanti. 2018. Sampah laut di
Indonesia. Uwais Inspirasi Indonesia. 165p.
Rizal, A. Z. Anna. A.A.H Suryana., R. Rostika., M. R. Ismail. L. P.
Dewanthi. 2018. Pusat Pertumbuhan Ranca Buaya: Analisis
Kebutuhan Investasi. Padjadjaran University Press. 120p.
Alisjahbana, A.A., AA. Yusuf., Z. Anna. P.F. Hadisoemarto, A.
Kadarisman, N. Maulana, W. Larasati., A.A. Ghina., Rahma.,
A.M.R. Hidayat., Megananda. 2017. Facing SDGs: Indonesian
Provinces Readiness (in Bahasa). UNPAD Press. Z. Anna. P.F.
Hadisoemarto, A. Kadarisman, N. Maulana, W. Larasati., A.A.
Ghina., Rahma., A.M.R. Hidayat., Megananda.
Anna, Z., A. Fauzi., I.A.P.Putri. 2017. Pengukuran Capacity Utilization
WPP 573 dan 715 Untuk Pengembangan Perikanan Tangkap
yang Efisien dan Lestari. Unpad Press. 201p.
A. Fauzi and Z. Anna. 2012. Strengthening Resource and environment Aspect in The Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic Development (MP3EI) Implementation. Book Publish by Ministry of Environment.
Diposaptono, S., Fauzi, A., Z . Anna. , M. Helmi,. and D. Nugroho. 2009.
48
Identification of Coastal Vulnerability due to Climate Change In Indonesia. Ministry of Research and Technology.
Fauzi, Akhmad dan Z. Anna. Pemodelan sumber daya Perikanan dan
Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Gramedia Pustaka Utama (2005). 343p.
Umiyati S., and Zuzy Anna. 1992. Pakan Udang (Shrimp Feeds).
Kanisius Publishing Co. Jogjakarta.
PUBLIKASI ARTIKEL OPINI DI MEDIA POPULER
Anna, Z., A.A. Yusuf. 2019. Are Fishermen Happier than Others?
SciDev.Net’s Asia & Pacific. June 20, 2019. Anna, Z. 2018. Solving Land Problems for the Sake Indigenous People.
Jakarta Post, September 18th.
Anna, Z., A. Rizal. 2017. Menyoal Pendekatan Bionomik, sebagai
Upaya Pemanfaatan Perikanan secara Berkelanjutan. Maritime
News 13 Desember 2017.
Dahuri, R., and Zuzy Anna. 1999. Coastal Areas Need Protection. The
Jakarta Post, February 8th.
PEMBICARA DI KONFERENSI INTERNASIONAL
Universities for SDG Forum at NUK Building Partnerships and Milestones for Sustainability. National University of Kaohsiung, Taiwan. October 8th-10th, 2019. Presentation Title: National And Regional Readiness In Achieving SDGs In 2030.
49
International Conference on IIFET, July 16-20th 2018, Seattle USA.
Presentation Title: Are fishermen happier? Evidence from a large-scale subjective well-being survey in a lower-middle-income country
International Conference on The East Asian Association of
Environmental and Resource Economics (EAAERE), August 7th-10th 2016, Kyushu Sangyo University Fukuoka, Japan. Presentation Title: Institutional Problems In G To G Type Pes Inisiative In West Java Province, Indonesia.
Coloqium Post Doctoral Bren School of Environmental Science and
Management, University of Santa Barbara, USA. May 31st- June 7th 2017. Presentation title: Current Direction in Indonesian Fisheries Policies and Fisheries Economics Research.
4th International Conference on Fisheries and Aquaculture. August 24-
25th 2017, Colombo, Shrilangka. Presentation Title: Study On Fish Depletion due To Fishing And Pollution In Cirata Reservoir.
International Conference On Biodiversity, MBI, Berau, Kalimantan
Timur, 5-8 July 2017. Prestation title: The Analysis of Biological Parameter of Fish Stock in Cirata Reservoir, Indonesia: Bioeconomic Model.
International Conference on Biodiversity of MBI, Bandung, May 20-21,
2017. Presentation title: The Analysis of Cirata Fishery Resources Depletion.
International Conference of The 6th Indonesian Regional Science
Asociation (IRSA) :Maritime Infrastructure and Regional Development, Menado , July 17-18, 2017. Presentation title: How Much is The Value of Whale Shark Tourism in Cendrawasih Bay National Park?
50
The 3rd International Symposium on Asian Development Studies.Kaidec- SDGs Center UNPAD, Bandung, 26-27 October 2017. Presentation Paper: The discussion on Kaidec Papers on some themes of Inequality.
International Conference on Biodiversity MBI. Depok. January 28th
2017. Presentation title; Economic Valuation of Whale Shark Tourism in Cendrawasih Bay National Park
International Conference on European Asociation of Environmental
and Resources Economics EAERE), Zurich, Switzerland, June 22-25th,, 2016. Presentation Title: PES Initiative Research in Indonesia.
International Conference ICM-MBT, IICC, Bogor November 29-30th,
2016. Presentation title: Economic Valuation of Whale Shark Tourism in Cendrawasih Bay.
The Fifth Congress of the East Asian Association of Environmental and
Resource Economics (EAAERE), Academia Sinica, Taipei, Taiwan , 5th to 7th August, 2015. Presentation Title: Indonesian Cities Green Development Index: A Prototype Measurement.
Regional Gender and Aquaculture Workshop and Conference:
February 24-25th 2015, Bangkok Thailand. Presentation Title: Equity and Empowerment in the Fisheries and Aquaculture Value Chain: Indonesia Experience
THE 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and
Food Security: A Comprehensive Approach Padjadjaran University, Bandung 12-13rd October 2015. Presentation Title: Indonesian Small Pelagic Resource Accounting.
17th International Institution of Fisheries Economic and Trade (IIFET)
International Conference 2014. Brisbane: Towards Ecosystem Based Management of Fisheries: What Role can Economics
51
Play? Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia, 7 – 11 July 2014. Presentation title: Indonesian Fisheries Resource Acoounting.
5th Global Symposium on Gender in Aquaculture (GAF5), November
13-15, 2014. Lucknow, India. Presentation Title: Gender in Aquaculture and Fisheries Research Issues, Opportunities and Current Priorities in Indonesian.
10th Asian Fisheries and Aquaculture Forum (10 AFAF) and 4th
International Symposium on Cage Aquaculture in Asia (CAA4, April, 30st to May 4th 2013, Yeosu, Republic of Korea. Presentation title: The Impact of Financial Assistance to Fisherwomen's Income: The Case of Fish Basket Sellers in North Coast of Java.
6th International Ecosystem Services Partnership (ESP) Conference,
Bali, Indonesia, 26-30 August, 2013. Presentation paper; Developing National Protocol for Payment for Environmental Services in Indonesia.
The 3rd Congress of the East Asian Association of Environmental and
Resource Economics (EAAERE). Huangshan China, February 20-22, 2013. Presentation paper: Land compensation value for the construction of dam: hedonic pricing methods.
Global Soil Forum, "Soil for Life". Institute for Advanced Sustainability
Studies (IASS). Berlin, November 18th-22nd 2012. Presentation paper: Development Instrument Payment for Environmental Services in Indonesia.
International Conference on “Payments for Ecosystem Services and
their Institutional Dimensions” CIVILand, Berlin, November 10-12nd 2011. Presentation paper: Firms, Forest and Fiscal: Complexity of Institution of Indonesian Payment for Environmental Services Programs.
52
9 Asian Fisheries and Aquaculture Forum, April 21st-25th. Asian
Fisheries Society 2011 Shanghai. Presentation Title: The Role of Fisherwomen in the Face of Fishing Uncertainties
International Seminar on Indonesian Fisheries Development:
Enhancing Fish Production and Competitiveness in International Market. Makasar, November, 22nd-23rd, 2010. IMFISERN. Presentation title: Assessment of -Micro Link for Fisheries Development.
Fifteenth Biennial Conference of the International Institute of Fisheries
Economic & Trade (IIFET): Economics of Fish Resource and Aquatic Ecosystem: Balancing Uses, Balancing Costs, Montpellier, France July 13-16 2010. IIFET. Presentation title: Do Financial assistance properly address small scale fisheries problems?: The case of small-scale fisheries of the North Coast of Java.
International Symposium on “Climate change effects on fish and
fisheries”, sendai Japan, April 25th -29th. PICES. Presentation paper: Socio-economic impacts of climate change on coastal communities: the case of the north coast of Java small-pelagic fisheries.
International Conference MARE: People and the Sea V Living with
Uncertainty and Adapting the Change. Amsterdam, Holland July 9th-11th 2009. Presentation title: How do fisherwomen cope with Uncertainty?
The International Institute Fisheries Economic and Trade (IIFET) 2008
Conference, Nha Trang, Vietnam, July 22-26th 2008. Presentation title: Marine Protected Area and its socio-economic impacts on the coastal communities of Seribu Island, Indonesia.
International Conference Maritime Research (MARE): People and The
53
Sea IV, Who Own the Coast? Amsterdam, Holland, 4-7 July 2007. Presentation paper: Share the Bay: Who is to Blame for Coastal Resource Degradation in Jakarta Bay Area?
International Marine Protected Area Congress, Geelong, Melbourne
Australia, October,22-28th 2005. Presentation tittle: Who own the Strait: Conflicting and Competing use of fishery resource in Lembeh Strait, Indonesia.
4th World Fisheries Conference, American Fisheries Society.
Vancouver, Canada, May 4th-7th 2004. Presentation title: Economic Loss of Pollution to Fisheries: An Economic Analysis of the Jakarta Bay Fisheries.
PENGABDIAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS LAINNYA
Anggota dewan editor Journal Ilmiah
Jurnal Sosial ekonomi Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jurnal Perikanan dan Kelautan FPIK UNPAD
Referee artikel jurnal ilmiah/Proposal Riset
Jurnal Kependudukan LIPI
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI) Global Ecology and Conservation
Marine Policy
Technical Reviewer for Application received in Resonse to Fiscal Year 2016 Saltonstall-Kennedy (S-K) Grant
54
Program Federal Funding Opportunity (FFO), NOAA-NMFS.
Amdal/Andal Evaluator/reviewer (1995-2000)
Organisasi
President Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economic Research Networking 2013-2016
Member East Asian Association of Environment and Resource Economics (EAAERE) 2012-2015
Member of International Institution of Fisheries Economic and Trade (IIFET) 2012- Now
Member of European Asociation of Environmental and Resource Economist (EAERE) 2016-2019
Member of Asian Fisheries Society (AFS) 2012-now
Member and founding member Gender in Aquaculture and Fisheries (GAF) Asia Pacific 2014-now.
Konsultan United Nations Development Program (UNDP)
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP)
United Nations Children’s Fund (UNICEF)
World Wild Life Fund (WWF)
Packard Foundation
The Nature Conservacy (TNC)
Conservacy Strategy Fund (CSF)
Australian Centre for International Agricultural Research
55
(ACIAR)
United States Agency for International Development (USAID)
The United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC)
The Global Green Growth Institute (GGGI)
Japan Internasional Cooperation Agency (JICA)
Danish International Development Agency (DANIDA)
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID)
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
Kementerian Negara Perencanaan Nasional/BAPPENAS
Kementrian Kelautan dan Perikanan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral
Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Koordinator Kemaritiman
Kementerian Desa, Pembangunan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jawa Barat
Pemda Provinsi Riau
Pemda Provinsi Lampung
Pemda Provinsi Gorontalo
56
Mengikuti International Trainning Course
Trainning on Valuing and Designing Payment for Environmental Services, Conducting by Beijer Instirute and European Asociation on Environmental and Resources Economics (EAERE). Zurich Switzerland , June 21-22nd, 2017.
Bio-economics Modelling in Fisheries Trainning and Workhops, Conducting by University California Santa Barbara. Mei 30th to June 5th, 2016.
A Training Workshop on “Transdisciplinary Research for Natural Resources Sustainability”. EEPSEA. 7-10 Desember 2016. Ho Chi Minh, Vietnam.
Trainning on Bioeconomic Modelling Conducting By UCSB and MMAF, Jakarta, April 1st. 2016.
Training of Course on “Quasi Experimental Evaluation Methods” dan course on “Facilitating Participatory Processes using Visualization Techniques” EEPSEA, August 17-20, 2016. Manila, Philipines.
EEPSEA 11th Regional Training Course in Environmental and Resource Economic, Los Banos Filiphines, November, 2-29th 2015.
Training (TOT) on Future Research for Integrated Coastal Management: International Experiences, Lesson Learned and Needs for further training and networking. Coastman CDG. Bremen, Germany, November, 2000.
Asian Regional Course on Integrated Coastal Management, Hainan, China 1999.
57
Regional Development Course on Bussiness, Industry, and Commerce, Gordon University, Gelong, Melbourne. July, 1996 (90 hours courses).
Water Quality and Waste Water Treatment course. Cooperation between Padjadjaran University and Univ of Reading,UK. 1992.
Water Pollution Management Course, Perth, Australia. August 22nd to September 22nd, 1994.
Menjadi Trainner pada Pelatihan
1. Instructor for Economic Valuation Trainning for Litbang Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia (KPK), 16-20 September 2019.
2. Instructor/nara sumber pada workhop/ training Marine Fellowship Program, Conservation Strategy Fund, IPB. U-Janevalla Hotel, 19 Agustus 2019.
3. Instructor for SDGs Regional Action Plan Trainning, SDGs Center UNPAD and some local government: Kota Makasar, Kota Bekasi, Kota Tangerang, 2018-2019.
4. Instructor for SDGs Training for Local Government, SDGs Center UNPAD, 7-8 November 2018.
5. Instructor for fisheries Economics and Policy for Fisheries Management Area (WPP) 711. The Conservation Strategy Fund, IPB, Universitas Raja Ali haji, Tanjung Pinang Kepulauan Riau, 12-13 November 2018.
6. Instructor for School of valuation Batch 1-5 Environmental Economics Institute (EEI) Indonesia, Bandung, Jakarta, 2015-2019.
7. Instructor for Training for Trainer extended Cost Benefit Analysis (eCBA), Batch 1-3, Medan, Samarinda, Jakarta, Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia, EEI Indonesia dan SDGs
58
Center. 2017-2018. 8. Instructor for TOT on Technical Asisstance on Environmental
Economic Instruments Implementation, Sumatera Region stake holders, DANIDA-KLH, September 18th-20th 2012. Bukit Tinggi.
9. Instructor for TOT on Technical Asisstance on Environmental Economic Instruments Implementation, Sulawesi, Kalimantan and Papua Regions Stakeholders, DANIDA-KLH, Menado, September 11-13, 2012.
10. Instructor for TOT on Technical Asisstance on Environmental Economic Instruments Implementation, Bali, Nusa Tenggara and Java Regions Stakeholders, DANIDA-KLH, Yogyakarta, July 10th-12nd and 16th-18th.
11. Instructor for the Trainning on Coastal valuation EEPSEA-SUSCLAM Funded by EEPSEA, Menado, March 5th-9th 2012.
12. Instructor for TOT Economic Instruments Implementation in Environmental management Region Bali-Nusra, Mataram, DANIDA-KLH, November 4-6, 2011
13. Instructor for TOT Economic Instruments Implementation in Environmental management Region Sumatera, DANIDA-KLH, Jakarta July 26-28, 2011
14. Instructor for TOT Economic Instruments Implementation in Environmental management Region Java, DANIDA-KLH, June 15-18, Yogyakarta 2011
15. Instructor for Training in resource and environment economic valuation, conducted by Institute of Resources and Environmental Economic Studies, cooperation with Directorate General of Oil and Gas, Ministry of Energy and Mineral Resources batch 1-7 2005-2010
16. Instructor for AMDAL training, in Economic Valuation subject, conducted by Ministry of Environment, Pusdiklat Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Puspitek Serpong, 2006, 2007, 2008.
17. Instructor for Trainning in Alternative Conflict Solution on Environmental Damage, conducted by Ministry of Environment, Pusdiklat Kementrian Negara Lingkungan
59
Hidup, Puspitek Serpong, 17th-21st, 2008 18. Instructor BINTEK “Environmental and Sustainable
Development” for Member of Semarang City Legislator. Conducted by EDP. Hotel Mercure Rekso. July 28th 2007.
19. Instructor for Trainning on Economic Valuation, conducted by Departement of Resource and Environmental Economics Faculty of Economic and Management, IPB, June 2007.
20. Instructor for Trainning on Modeling and Simulation for Natural Resources management conducted by Institute of Resources and Environmental Economic Studies (IREES). September 2004.
21. Instructor for Trainning on Economic Valuation for Oil and Gas, conducted by Institute of Resources and Environmental Economic Studies, cooperation with Directorate General of Oil and Gas, Departement of Energy and Mineral Resources. April 2005.
22. Instructor for Trainning on Economic Valuation, conducted by Instititute of Resources and Environmental Economic Studies and Departement of Social Economics Faculty of Fisheries and Marine Resources, IPB, cooperation with BAKOSURTANAL. July 2005.
23. Instructor for Trainning on Economic Valuation for Oil and Gas, conducted by Institute of Resources and Environmental Economic Studies, cooperation with Directorate General of Oil and Gas, Departement of Energy and Mineral Resources. July 2005.
24. Instructor for Trainning on Economic Valuation for Marine Conservation, conducted by Directorate Conservation and Marine Protected Area, Ministry of Fisheries and Marine Affair. October 2003.