pemanfaatan media untuk meningkatkan hasil belajar...
TRANSCRIPT
2
1. Pendahuluan Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa
yang saling mendukung. Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil jika semua
siswa mencapai nilai KKM [1]. Semakin bagus cara atau metode yang digunakan
oleh guru semakin mudah siswa memahami materi. Hasil belajar yang sangat jelas
pengaruhnya adalah nilai kognitifnya. Siswa dikatakan gagal di sekolah dilihat dari
hasil belajar akhir melalui tes apakah memenuhi KKM atau tidak. Faktor yang
menyebabkan siswa kesulitan belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern
[2]. Faktor intern dibagi menjadi dua yaitu faktor fisiologi kedua faktor psikologi.
Faktor ekstern terbagi menjadi dua yaitu faktor non-sosial dan sosial. Faktor sosial
salah satunya adalah metode atau cara penyampaian materi. Pembelajaran yang
terjadi selama ini masih kurang melibatkan keaktifan siswa secara optimal dalam
proses belajar mengajar [2].
Hasil observasi dilapangan menyatakan bahwa guru pada sekolah tersebut tidak
menggunakan alat bantu mengajar. Guru masih menggunakan metode ceramah yang
hanya berpedoman pada buku paket dan LKS. Mengajar menggunakan metode
ceramah materi yang diingat oleh siswa hanya sebesar 20%. Metode mengajar
berbeda jika menggunakan media visual maka materi yang diingat siswa sebesar 30%
[3].
Penelitian ini dilakukan guna memberikan solusi metode mengajar
menggunakan media pembelajaran. Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan
nilai kognitif yang maksimal pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar siswa berupa nilai kognitif, dan membantu guru dalam
menyampaikan materi agar lebih menarik. Tujuan lain dari penelitian ini adalah
tercapainya nilai KKM pada mata pelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan guna
membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan agar lebih menarik.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMA N 1
Ampel. Masalah yang dihadapi adalah beberapa meteri yang didalam buku tidak
terdapat contoh atau gambar yang jelas. Media yang digunakan dalam mengajar tidak
ada. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan berpedoman hanya pada buku
paket dan LKS saja. Pengetahuan guru akan media yang dapat menampilkan gambar
sangat kurang. Dampak yang jelas pengaruhnya adalah hasil belajar siswa yang
kurang maksimal.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikombinasikan
dengan model pembelajaran Metode Global (Ganze method ). Metode ini adalah
suatu metode mengajar dimana peserta didik membaca keseluruhan materi, kemudian
siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami [4].
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aji, Pram Satyo dan Suparman, tentang
pengaruh media pembelajaran menggunakan macromedia flash 8 pokok bahasan
internet pada mata pelajaran TIK terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA
N 6 Purworejo [5]. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
3
pembelajaran menggunakan macromedia flash dalam pembelajaran untuk mata
pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan alat bantu media pembelajaran sangat berpengaruh dalam
meningkatkan hasil belajar [5].
Pada penelitian Neneng, dkk yang berjudul Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi [6]. Kesimpulan yang didapatkan
adalah bahwa penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan
pemahaman siswa kususnya pada mata pelajaran TIK. Hasil penelitian juga
didapatkan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.
Penelitian Aji dan Suparman fokus pada penggunaan media pembelajaran
dengan menggunakan macromedia flash 8 sebagai media mengajar. Neneng meneliti
tentang efektifitas model pembelajaran generatif yang berpengaruh pada pemahaman
siswa. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini mengkombinasikan
antara media mengajar dengan model pembelajaran global (Ganze method) yang
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Output pada penelitian ini
adalah berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan pada kelas
eksperimen.
Berkembangnya multimedia pada dunia pendidikan didasari oleh pendapat
mengenai pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan
jika didukung oleh mediapembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa
[7]. Kreatifitas guru dalam menggunakan alat bantu mengajar sangat penting dalam
proses belajar mengajar [8]. Kemampuan sekolah dalam menyediakan alat bantu
mengajar sejarah tidak didukung dengan guru yang kreatif tidak akan berfungsi
dengan baik. Guru menganggap alat bantu mengajar adalah suatu hal yang membuat
mereka repot. Anggapan yang lain guru terbiasa menggunakan metode ceramah.
Alat bantu visual memberikan pengalaman visual kepada siswa, yakni
mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep – konsep
abstrak [3]. Alat-alat audio-visual adalah alat-alat yang “ audible” artinya dapat
didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat”. Alat-alat audio-visual
dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau
lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak
atau ditulis. Orang lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat
sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Mempertinggi daya serap
atau daya ingat siswa dalam belajar. Masuknya media dalam proses pengajaran, maka
perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik
berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. Media mampu mengubah
perilaku belajar siswa kearah yang lebih efektif dan efisien. Semakin tinggi tingkat
teknologi pendidikannya, maka akan semakin tinggi pula media yang diperlukan [9].
Mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah
ditinggalkan oleh banyak orang [10]. Mengajar lebih sering dimaknai sebagai
perbuatan yang kompleks. Kompleks yang dimaksud adalah penggunaan secara
kreatif sejumlah ketrampilan untuk menyampaikan pesan.Pengintegrasian
4
ketrampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu
wawasan.Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultandipengaruhi
oleh semua komponen belajar mengajar. Mengajar merupakan salah satu proses
mengatur, mengorganisir lingkungan sekitar sehingga menciptakan suasana yang
nyaman buat belajar [11].
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
pedoman atau acuan rencana pembelajaran [12]. Metode yang sudah disusun
kemudian dijalankan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media
mengajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah
[13]. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang
disamapaikan [14]. Sehingga dapat dikatan bahwa penggunaan model pembelajaran
mempengaruhi pemahaman siswa.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan bergantung bagaimana
proses belajar mengajar direncanakan dan dijalankan secara professional [15]. Setiap
kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.Peran
yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi.
Kemampuan siswa dapat diukur melalui hasil belajar yang dicapai, sudah
memenuhi KKM [16]. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil setelah melihat
nilai rapor. Siswa dikatakan pandai jika siswa tersebut memenuhi KKM sebaliknya
jika siswa belum memenuhi KKM berarti gagal. Prestasi belajar siswa berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar berlangsung.
3. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang menuntut
peneliti memanipulasi dan mengendalikan suatu atau lebih variabel bebas serta
mengamati variabel terikat [17]. Melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi
variabel bebas (independent) tersebut atau peneliti yang melihat hubungan sebab
akibat. Dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih (treatment) kepada
kelompok eksperimen [8]. Metode ini menggunakan 2 sampel kelas yang salah satu
kelasnya sebagai kelas kontrol.
Populasi pada penelitian adalah siswa kelas XI masing-masing kelas ada 16
siswa. Sampelnya adalah anak kelas XI IPA yang dimana terdapat 2 kelas, yaitu kelas
XI IPA 1 dan XI IPA 2. Masing-masing kelas diberikan pretest terlebih dahulu. Nilai
pretest kemudian dihitung untuk mengetahui kelas mana yang akan diberikan
treatment. Hasil rata-rata menunjukkan bahwa kelas XI IPA 2 adalah kelas yang
paling rendah dibandingkan kelas yang satu. Kelas XI IPA 2 akan diberikan
treatment sedangkan kelas yang satunya lagi tidak akan diberikan treatment. Kelas
kontrol tidak akan diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran. Mereka
akan diajarkan secara manual atau tetap seperti biasa saat guru menyampaikan materi.
5
Tahap selanjutnya adalah pemberian treatment kepada kelas eksperimen
dengan menggunakan media mengajar dengan model pembelajaran global (Ganze
method). Treatment sudah diberikan langkah selanjutnya adalah memberikan posttest
pada masing-masing kelas. Nilai pretest dan posttest selanjutnya akan dihitung untuk
mengetahui peningkatan nilai yang terjadi antara kelas eksperimen dan kontrol. Hasil
dari nilai pretest dan posttest dihitung menggunakan aplikasi pengolahan angka untuk
mengetahui nila minimal, maksimal, dan rata-rata pada masing-masing kelas. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui peningkatan antara pretest dan posttest. Perhitungan
selanjutnya uji Mann Whitney untuk mengetahui hasil akhir ada peningkatan atau
tidak. Hasil akhir dari penelitian juga didukung dengan kuisioner yang diisi oleh
siswa. Hasil akhir menunjukkan seberapa efektifkah media mengajar ini sebagai alat
bantu untuk memahami materi yang diajarkan. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu model desain pretest and posttest two group design.
Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen [18]
Group Pretest Perlakuan Postest
Kontrol O1 - O3
Eksperiment O2 X1 O4
Keterangan:
O1 : tes awal untuk kelas eksperimen
O2 : tes awal untuk kelas kontrol
O3 : tes akhir untuk kelas eksperimen
O4 : tes akhir untuk kelas kontrol
X : pemberian perlakuan pada kelas
_ : tidak ada perlakuan pada kelas
Penelitian kuantitatif perlu menentukan variabel yang nantinya akan dibutuhkan
dalam saat penelitian guna mempermudah mencari data. Penelitian ini yang dimana
mengamati tentang pemanfaatan media sebagai alat bantu mengajar untuk mencapai
nilai yang optimal atau maxsimal. Variabel bebas (independent) adalah pemanfaatan
media, variabel terikat (dependent) adalah nilai kognitif, sedangkan variabel perantara
(intervering) adalah alat bantu mengajar [15].
Uji Man Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk
membandingkan dua variabel populasi yang berasal dari populasi yang sama [8].
Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bila persyaratan-
persyaratan parametriknya tidak terpenuhi, dan datanya berskala ordinal. Uji ini
berbeda dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel yang
berpasangan. Uji Man Whitney digunakan untuk sampel kurang dari 30 dan data
dinyatakan non parametrik.
Penelitian pasti akan ada prosedur penelitian atau alur dari penelitian tersebut agar
semuanya dapat berjalan dengan lancar. Prosedur penelitian akan mempermudah saat
6
mencari data karena sudah ada jalan atau urutan-urutan yang akan dilakukan.
Prosedur penelitian atau proses penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Desain Prosedur Penelitian[4]
Rumusan masalah dilakukan guna mengetahui apa yang akan diteliti dan
mencari tahu alur atau jalan penelitian yang akan berlangsung. Tanpa adanya
rumusan masalah penelitian tidak akan berjalan dengan baik. Rumusan masalah
dibuat berdasarkan judul dan masalah yang timbul dilapangan untuk diteliti. Langkah
selanjutnya adalah menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti. Populasi pada
penelitian adalah siswa kelas XI, sampelnya adalah anak kelas XI IPA yang dimana
terdapat 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.
Media pengajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah penggunaan alat bantu
dalam menyampaikan materi saat mengajar. Media ini hanya akan diberikan pada
kelas eksperimen saja, sedangkan pada kelas kontrol akan diajar seperti biasa yaitu
menggunakan metode ceramah. Media yang ditampilkan tidak hanya berisi materi
saja tetapi juga dilengkapi dengan gambar.
Tahap awal yang akan dilakukan adalah memberikan pretest kepada siswa yang
akan diteliti. Soal yang akan diberikan sudah teruji validitas dan realibilitas karena
soal sudah diuji oleh ahli yaitu guru sejarah. Soal-soal yang diberikan sudah sesuai
dengan materi yang akan diberikan. Soal yang diberikan berupa pilihan ganda yang
terdiri dari 20 butir soal. Langkah selajutnya setelah pemberian pretest pada salah
satu kelas yang sudah ditentukan kemudian memberikan treatment. Beberapa kali
diberikan treatment tahap akhir adalah pemberian posttest untuk menentukan hasil
akhir. Nilai antara pretest dan posttest akan dihitung guna mengetahui hasil penelitian
apakah signifikan atau tidak.
7
Penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran, yaitu (1) Silabus dan RPP
pada materi sejarah perkembangan kerajaan hindu budha di Indonesia, (2) LKS
sebagai pegangan guru dan siswa berisi tentang ringkasan materi yang akan dibahas,
(4) Kisi-kisi sebagai pedoman pembuatan soal dan kuisioner, (4) lembar evaluasi atau
soal sebagai alat ukur pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.
Kisi-kisi dibuat berdasarkan indikator kemampuan siswa yang disesuaikan
pada materi yang sudah diajarkan. Kisi-kisi ini dibuat dalam bentuk 20 pilihan ganda
yang disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan.
Tabel 2Kisi-Kisi Soal Tes
Aspek yang Diamati Indikator
Kemampuan mengetahui
konsep (knowing)
1.1 Siswa mampu mengidentifikasi dan
menjelaskan pengertian kolonialisme dan
imperialisme
1.2 Siswa mampu menyatakan perbedaan
kolonialisme dan imperialisme
Kemampuan menyatakan ulang
konsep (understanding)
2.1. Siswa mampu menyebutkan nama-nama
gubernur masa VOC
2.2. Siswa mampu mengidentifikasi tanggal
penting masa VOC
Kemampuan menganalisis
(analyze)
3.1. Siswa mampu mengidentifikasi tujuan
berdirinya VOC 3.2. Siswa mampu mengidentifikasi mundurnya
VOC
Kemampuan menerapkan
konsep (application)
4.1. Siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi secara lisan;
4.2. Siswa mampu menjelaskan tentang materi
yang sudah diajarkan 4.3. Siswa mampu menanggapi pendapat orang
lain
Kemampuan penyelesaian
masalah (problem solving)
5.1. Siswa mampu menyelesaikan seluruh soal 5.2. Siswa mampu menemukan strategi
pemecahan soal dalam menemukan solusi
Aspek I Kemampuan mengetahui konsep (knowing). Dilihat dari siswa saat
diberikan pertanyaan tentang menyebutkan perbedaan antara kolonialisme dan
imperialisme siswa dapat menjawab dengan benar. Aspek II Kemampuan
menyatakan ulang konsep (understanding). Siswa mampu menyebutkan nama-nama
gubernur saat masa VOC. Aspek III Kemampuan menganalisis (analyze). Siswa
dapat menyebutkan tujuan dari beridirinya VOC. Aspek IV Kemampuan menerapkan
konsep (application). Siswa mampu menjelaskan tentang pertanyaan yang diberikan
guru. Aspek V Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving). Penelitian ini
juga mengukur pemahaman siswa saat menggunakan alat bantu mengajar dengan
8
menggunakan kuisioner. Kuisioner digunakan sebagai pendukung saja. Kisi-kisi pada
kuisioner adalah:
Tabel 3 Kisi-Kisi Kuisioner
Aspek yang dinilai Indikator
Sikap siswa terhadap
Penggunaan Media 1.1 Penggunaan media.
1.2 Penggunaan metode ceramah
Penguasaan siswa terhadap
materi
2.3 Pengulangan kembali materi
yang diajarkan
2.4 Mempelajari materi
Penggunaan media
pembelajaran
3.5 Media pembelajaran dalam
mengajar
3.6 Media pembelajaran yang
bervariasi
Pemahaman 3.7 Tampilan berupa gambar
3.8 Evaluasi
Evaluasi yang diberikan 4.9 Belajar sendiri atau mandiri
4.10 Pemahaman siswa
4. Hasil Dan Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan media sebagai alat bantu mengajar
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengamati tentang
peningkatan nilai kognitif pada siswa. Siswa dikatakan lulus jika sudah mencapai
KKM [3]. Standar minimal KKM yang dipakai pada sekolah adalah 75. Standar
kompetensi pada RPP “Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara
kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Kompetensi dasar
“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari
masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan
Pendudukan Jepang”.
Tahap pertama yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar menggunakan
media pembelajaran adalah tahap persiapan. Tahap ini guru mempersiapkan LCD
untuk kelas eksperimen, karena pada kelas tidak terdapat LCD yang terpasang maka
guru memasang sendiri. Kelas kontrol persiapan yang dilakukan adalah
mempersiapkan buku paket dan lembar LKS yang berisi ringkasan materi untuk
pegangan siswa sebagai sumber belajar.
Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Proses belajar mengajar pada kelas
eksperimen akan menggunakan media mengajar dengan mengkombinasikan model
pembelajaran global (Ganze method) dalam menyampaikan meteri. Kelas kontrol
akan menggunakan metode ceramah. Proses belajar mengajar sebelum dilakasanakan
semua kelas akan diberikan pretest terlebih dahulu. Masing-masing kelas ada 16
siswa. Setelah dikoreksi kemudian dihitung menggunakan aplikasi pengolahan angka
9
guna mengetahui kelas mana yang akan diberikan treatment. Hasil dari pretest
adalah:
Tabel 4 Hasil Perhitungan Pretest
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-
rata
Kontrol 16 7 3 5,1
Eksperimen 16 6 2,5 4,4
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada kelas kontrol 7 dan kelas
eksperimen 6. Nilai terendah kelas kontrol hanya berbeda tipis dengan nilai terendah
pada kelas eksperimen. Nilai terendah pada kelas eksperimen lebih rendah dari pada
kelas kontrol. KKM yang harus dicapai siswa adalah 75 sehingga dapat dikatakan
bahwa kelas kontrol lebih unggul dari kelas eksperimen.
Pemberian treatment akan diberikan pada kelas XI IPA 2 dilihat dari hasil
pretest yang didapatkan pada kelas ini lebih rendah dari pada kelas satunya lagi.
Kelas XI IPA 2 akan dijadikan sebagai kelas eksperimen yang nantinya dalam proses
belajar mengajar akan menggunakan media mengajar dengan mengkombinasikan
model pembelajaran global (Ganze method).
Gambar 2 Tampilan media mengajar
Media pembelajaran akan ditampilkan menggunakan LCD yang sudah
disiapkan tadi. Proses belajar mengajar selain menggunakan media mengajar juga
menggunakan model pembelajaran global (Ganze method) yaitu sebelum guru
10
menjelakan materi yang akan dipelajari siswa disuruh membaca buku paket terlebih
dahulu. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk membaca kemudian siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang mereka baca tadi. Siswa sangat
antusias untuk bertanya ditunjukan dengan banyaknya siswa yang mengangkat tangan
dan memberikan pertanyaan. Guru menjawab pertanyaan sambil menyampaikan
materi menggunakan media pembelajaran yang ditampilkan sehingga siswa lebih
memahami materi yang disampaikan. Guru saat menyampaikan materi menggunakan
media pembelajaran siswa tenang dan memperhatikan. Siswa juga lebih aktif
bertanya ketika mereka belum paham tentang materi yang disampaikan. Meskipun
tidak semua siswa semangat untuk mengikuti pelajaran ada 2 sampai 3 orang siswa
yang masih malas untuk memperhatikan. Siswa yang malas untuk belajar memang
pada dasarnya mereka sudah tidak suka mata pelajaran sejarah terlebih dahulu. Bagi
mereka sejarah tidak terlalu penting karena mereka menganggap bahwa anak IPA
nanti saat ujian nasional mata pelajaran sejarah tidak akan diujikan. Guru
menyikapinya dengan memberikan pertanyaan pada siswa yang tidak aktif.
Siswa yang awalnya tidak aktif menjadi aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru. Kesadaran siswa untuk mencatat hal-hal yang mereka anggap
penting sangat tinggi. Siswa tanpa guru menyuruh untuk mencatat mereka mencatat
sendiri. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa tentang materi yang
disampaikan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami dan
memperhatikannya. Siswa saling berebut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru dengan cara angkat tangan. Pertanyaan yang dijawab siswa semuanya benar
sehingga siswa dapat dikatakan memperhatikan dengan baik.
Gambar 3 Proses tanya jawab
Tahap selanjutnya setelah pemberian perlakuan pada kelas eksperimen adalah
memberikan posttest. Postest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk dibandingkan dengan nilai pretest guna mengetahui peningkatan nilai yang
terjadi.
11
Gambar 4 Pelaksanaan uji posttest
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah peningkatan pada nilai
kognitif siswa setelah menggunakan media memngajar dengan model pembelajaran
global (Ganze method). Posttest dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya
treatment yang dilakukan. Nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen
selanjutnya dihitung menggunakan aplikasi pengolah angka. Hasil dari pengolahan
angka dilakukan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, dan rata. Hasil
perhitungan nilai posttest adalah: Tabel 5 Hasil Perhitungan Posttest
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-
rata
Kontrol 16 9 7 7,8
Eksperimen 16 9,5 7,5 8,9
Tabel 5 menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas
kontrol. Nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 7,8 sedangkan pada kelas
eksperimen adalah 8,9. Kelas eksperimen telah memenuhi KKM yaitu 7,5 sehingga
pada kelas eksperimen menunjukkan peningkatan.
Dalam analisis uji hipotesis I digunakan uji non parametric Mann-Whitney
dengan perhitungan statistik untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai posttest
siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan yaitu :
Ho: Tidak ada peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa saat menggunakan
alat bantuanimasi antara kelas kontrol dan kelas perlakuan/treatment
H1: Adanya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa saat menggunakan alat
bantu animasi antara kelas kontrol dan kelas perlakuan/treatment
Tabel 6 Hasil Uji Mann-Whitney Kemampuan Berpikir Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Variabel Rata-Rata Asymp. Sig
(2 tailed) Kontrol Eksperimen
Hasil Belajar Kognitif 7,8 8,9 0,000
Tabel 6, nilai Asymp. Sig kedua variabel adalah 0,000 sehingga Asymp. Sig <
0,05 maka H0 ditolak. Hasil dari tabel 4 menyatakan bahwa penelitian ini berhasil
untuk diterapkan di SMA tersebut. Nilai yang didapat meningkat antara pretest dan
12
posttest. Kesimpulannya bahwa nilai posttest siswa kelas ekesperimen lebih tinggi
dari nilai pretest kelas kontrol setelah penggunaan alat bantu animasi. Metode atau
alat bantu animasi yang digunakan berhasil diterapkan terhadap kelas tersebut.
Penelitian ini dikatakan berhasil selain dengan perhitungan nilai juga memenuhi
indikator yang ada.
Hasil akhir dari perhitungan statistik dapat dikatakan bahwa semua aspek
terpenuhi. Aspek yang terdapat pada soal meliputi: Aspek I Kemampuan mengetahui
konsep (knowing). Pada aspek ini semua siswa rata-rata dapat menjawab pertanyaan
yang ada pada soal. Siswa yang menjawab benar ada 93,75% dilihat dari siswa saat
diberikan pertanyaan tentang menyebutkan perbedaan antara kolonialisme dan
imperialisme. Aspek II Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding).
Siswa yang menjawab benar ada 93,75% dapat dilihat dari siswa mampu
menyebutkan nama-nama gubernur saat masa VOC dengan benar. Aspek III
Kemampuan menganalisis (analyze). Siswa dapat menyebutkan tujuan dari
beridirinya VOC sebanyak 90,63% dengan benar. Aspek IV Kemampuan
menerapkan konsep (application). Siswa mampu menjelaskan tentang pertanyaan
yang diberikan guru dengan benar. Aspek V Kemampuan penyelesaian masalah
(problem solving). Siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik. Melihat dari
semua hasil yang didapatkan siswa rata-rata siswa mengalami peningkatan nilai
kognitif pada siswa. Jadi media mengajar dengan mengkombinasikan model
pembelajaran global (Ganze method) yang diterapkan dapat dikatakan berhasil.
Melihat hasil dari pretest dan post test juga menggunakan kuisioner sebagai
pendukung dari data kuantitatif. Kuisioner selanjutnya dihitung menggunakan
presentase agar mengetahui nilai dari masing-masing jawaban. Jawaban Setuju
bernilai 3, Ragu-ragu bernilai 2, sedangkan Tidak setuju bernilai 1. Hasil dari
persentase dari soal kuisioner adalah:
Tabel 7 Hasil Perhitungan Dari Kuisioner Kelas Eksperimen
Aspek yang dinilai Persentase
Sikap siswa terhadap
Penggunaan Media 88,10
Penguasaan siswa terhadap
materi
83,33
Penggunaan media
pembelajaran
95,24
Pemahaman 66,67
Evaluasi yang diberikan 88,10
Melihat dari tabel 7 rata-rata siswa lebih memilih menggunakan alat bantu
mengajar. Mereka lebih memahami materi saat menggunakan alat bantu animasi.
Berdasarkan tabel diatas dan melihat hasil nilai kognitif saat diberikan treatment
media animasi ini berhasil diterapkan. Aspek yang diamati, Aspek I Sikap siswa
13
terhadap Penggunaan Media. Siswa merasa senang saat menggunakan alat bantu
mengajar dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab setuju. Aspek II
Penguasaan siswa terhadap materi. Kurangnya minat siswa mempelajari materi sebelum
pelajaran dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab ragu-ragu. Aspek III
Penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media mengajar lebih disenangi siswa
dibuktikan pada banyaknya siswa menjawab setuju. Aspek IV Pemahaman. Siswa
lebih senang diberikan tugas rumah dibuktikan dengan siswa yang menjawab setuju.
Aspek V Evaluasi yang diberikan. Siswa lebih memahami materi saat menggunakan
alat bantu mengajar dibuktikan pada hasil kuisioner siswa banyak yang menjawab setuju.
5. Simpulan Dan Saran
Kesimpulan
Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu Pemanfaatan Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Sma N 1 Ampel berhasil. Alat bantu mengajar
dengan mengkombinasikan model pembelajaran global (Ganze method) ini dapat
diterapkan pada sekolah dan pada mata pelajaran sejarah. Model pembelajaran
menggunakan media mengajar dapat meningkatkan pemahaman siswa, khususnya
pada nilai kongnitif. Pembelajaran sejarah selanjutnya model pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu media mengajar dapat diterapkan.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian selanjutnya bisa
dikembangkan jangan hanya mengukur nilai kognitif siswa tetapi juga afektif dan
psikomotorik. Juga ditambahkan penggunaan metode mengajar yang lainnya.
6. Daftar Pustaka [1] Nanik dan Dian (2014). Peningkatan Hasil Belajar Service Bawah Bolavoli
Melalui Media Bola Spon Pada Siswa Kelas Va Sdn Kedurus Iii Surabaya. Diambil
pada tanggal 10 Juli 20014, dari http://www.scribd.com/document_downloads/
direct/228265121?extension=pdf&ft=1407334240<=1407337850&source=embed
&uahk=cfzCxqiRgTe1e+iYOk7H4qv8fZk.
[2] Rahmattullah, Muhammad (2011). Pengaruh Pemanfaatanmedia
Pembelajaran Film Aniimasi terhadap Hasil Belajar. Diambil tanggal 6 Juli 2014,
dari http://jurnal.upi.edu/file/17-Muhammad_Rahmattullah.pdf
[3] Tjahyo, Sigit, dan Nurma (2009). Pengaruh Media Visual Di Ruang Kelas
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Diambil pada tanggal 6 Juli 2014,
dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1272/1323
[4] Nugroho, Djoko Hari (2010). Studi Tentang Implementasi Metode
Pembelajaran Aktif Berbasiskan Konstruktivisme Untuk Prodi Elektronika-
Instrumentasi-Sttn. Diambil tanggal 7 Juli 2014, dari http://papers.sttn-
batan.ac.id/prosiding/2010/14.pdf
[5] Aji, Pram Satyo dan. Suparman (2013), Pengaruh Media Pembelajaran
Menggunakan Macromedia Flash 8 Pokok Bahasan Internet Pada Mata Pelajaran
14
TIK Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo. Diambil
tanggal 6 Agustus 2014, dari http://eprints.uny.ac.id/10397/1/jurnal.pdf
[6] Neneng, Fitrajaya dan Wawan (2010). Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Diambil tanggal 8 Juli 2014 dari
http://mail.cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/EFEKTIVITAS%20PENERAPAN
%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20GENERATIF%20UNTUK%20MENINGK
ATKAN%20PEMAHAMAN%20SISWA%20DALAM%20MATA%20PELAJARA
N%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI(Neneng%20Nu
raeni).pdf
[7] Mardika, I Nyoman (2009). Pengembangan Multimedia DalamPembelajaran
Kosakata Bahasa Inggris Di SD. Diambil tanggal 4 juli 2014, dari
http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf [8] Suci, Sugiyarto, dan Widha (2013). Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan
Kontekstualmenggunakan Simulasi Komputer Dan Model Kerjaditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Kritis dan Gaya Belajar. Diambil pada tanggal 7 Juli, dari
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/viewFile/3829/2705
[9] Indriana Dana (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jogjakarta :
Diva Press
[10] Sa’ud, Syaefudin (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
[11] Smaldino, Lowther, dan Russell (2011). Instructional Technologi dan Media
for Learning. Jakarta : Kencana
[12] Sudrajat, Akhmad (2009). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,
Taktik, dan Model Pembelajaran. Diambil tanggal 5 Juli 2014, dari http://scholar.
google.co.id/scholar?q=teori+tentang+alat+bantu+mengajar&btnG=&hl=id&as_sdt=
0%2C5 [13] Aris Prasetyo Nugroho, Trustho Raharjo, Daru Wahyuningsih (2013).
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular
Tanggam Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Viii Materi Gaya. Diambil tanggal
20 Agustus 2014 dari http://eprints.uns.ac.id/14419/1/1769-3958-1-SM.pdf
[14] Wati, Ervi Trias (2009). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Diambil
tanggal 20 Agustus 2014 dari http://eprints.uns.ac.id/6075/1/1915716112011
03451.pdf
[15] Rusman(20). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
[16] Ghullam dan Lisa (2011). Pengaruh Motifasi Belajar Siwa Terhadap
Prestasibelajar IPA Disekolah Dasar. Diambil pada tanggal 10 Juli 2014, dari
http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu1.pdf
[17] Iskandar (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Social.Referensi :
Jakarta
15
[18] Suprapto, (2013). Metodologi Penelitian : Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu
Pengetahuan Sosial, Yogyakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service).