pertemuan xi

23
1 Pertemuan XI Matakuliah : <<D0662>>/<<Keselamatan dan Kesehatan Kerja>> Tahun : <<2008>> Manajemen Risiko Manajemen Risiko Reference : Rudi Suardi . 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta (Bab 5, Halaman 69 – 109)

Upload: blue

Post on 14-Jan-2016

107 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen Risiko. Pertemuan XI. Matakuliah: / Tahun: . Reference : Rudi Suardi . 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta (Bab 5, Halaman 69 – 109). PENGERTIAN. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan XI

1

Pertemuan XI

Matakuliah : <<D0662>>/<<Keselamatan dan Kesehatan Kerja>>

Tahun : <<2008>>

Manajemen RisikoManajemen Risiko

Reference :Rudi Suardi . 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta (Bab 5, Halaman 69 – 109)

Page 2: Pertemuan XI

2

PENGERTIAN

• Risiko : sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakkan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya.

• Manajemen Risiko : organisasi yang dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih prioritas dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.

Page 3: Pertemuan XI

3

BAGAN MANAJEMEN RISIKO

Klasifikasi Aktifitas Kerja

Identifikasi Bahaya

Menentukan Risiko

MemilihSasaran penting

Memberikan Penilaian sasaran

Menyusun Prioritas

Membuat Program

Menerapkan Program

Melakukan TInjauan

Page 4: Pertemuan XI

4

LANGKAH PENGELOLAAN RISIKO

Langkah 1:Identifikasi Bahaya

Adakah peraturan/standarYang harus diidentifikasi

TidakLangkah 2:

Identifikasi Bahaya

YaIkuti informasi Yang ditentukan

Langkah 3:Menetapakan Pengendalian

Langkah 4:Menerapkan Pengendalian

Langkah 5:Pemantauan dan

Tinjauan

Page 5: Pertemuan XI

5

1. Identifikasi Bahaya

1.1 Pertimbangan : Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi

1.2 Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya: Konsultasi dengan pekerja Konsultasi dengan tim K3 Melakukan pertimbangan Melakukan savety audit Melakukan pengujian

Page 6: Pertemuan XI

6

1. Identifikasi Bahaya

Evaluasi Teknis dan keilmuanAnalisis rekaman dataMengumpulkan informasi dari desaigner,

konsumen. Supplier dan organisasiPemantauan lingkungan dan kesehatanMelakukan survey terhadap karyawan

Page 7: Pertemuan XI

7

2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS

Pengertian

Merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan akibat kerja. Tujuannya, menentukan prioritas untuk tindak lanjut karena tidak semua aspek bahaya potensial dapat ditindak lanjuti.

Page 8: Pertemuan XI

8

2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS

Metode Penilaian Risiko

1. Untuk setiap risiko :

- Menghitung setiap insiden

- Menghitung konsekuensi

- Kombinasi penghitungan keduannya

2. Menggunakan rating setiap resiko, mengembangkan daftar prioritas risiko kerja.

Page 9: Pertemuan XI

9

2.1 Menentukan Peluang

Faktor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden : Frekuensi situasi terjadinya Berapa orang yang terpapar Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena Karakteristik yang terlibat Durasi paparan Pengaruh posisi terhadap bahaya Distraksi Jumlah material atau tingkat paparan Kondisi lingkungan Kondisi peralatan Efektivitas pengendalian yang ada

2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS

Page 10: Pertemuan XI

10

2.2 Menentukan Konsekuensi

Faktor yang mempengaruhi konsekuensi : Potensi pada reaksi berantai Konsentrasi substansi Volume material Kecepatan proyektil dan pergerakkan bagiannya Ketinggian benda Jarak pekerja dari bahaya potensial Berat pekerja Tingkat gaya dan energi

2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS

Page 11: Pertemuan XI

11

3. MENETAPKAN PENGENDALIAN

Pengertian

Perencanaan penglolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan.

Metode Pengendalian Risiko

1. Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Pembangunan kesadaran motivasi

4. Evaluasi melalui internal audit

5. Penegakan hukum

Page 12: Pertemuan XI

12

3. MENETAPKAN PENGENDALIAN

Hierarki Pengendalian Risiko

MenghilangkanMenghilangkan

PenggantianPenggantian

Engineering/rekayasaEngineering/rekayasa

AdministrasiAdministrasi

Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Page 13: Pertemuan XI

13

4. PENERAPAN LANGKAH PENGENDALIAN

Tahapan – Tahapan Pengendalian

1. Mengembangkan Prosedur KerjaTujuannya, sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya yang kita pilih.

2. KomunikasiMenginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan penggunaannya.

3. Menyediakan PelatihanAgar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan

4. PengawasanMemastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar.

Page 14: Pertemuan XI

14

5. MONITOR dan TINJAUAN

Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah terakhir dalam proses ini dan harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi.

Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko tergantung pada :1. Sifat dari bahaya2. Magnitude risiko3. Perubahan Operasi4. Perubahan dari metode kerja5. Perubahan peraturan dan organisasi.

Page 15: Pertemuan XI

15

PEMBUATAN SASARAN K3

SasaranOrganisasi harus menetapkan dan memelihara dokumen sasaran K3 di setiap fungsi dan level yang relevan dalam organisasi.

TujuanPenetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, P2K3 dan pihak-pihak lain yang terkait.

Page 16: Pertemuan XI

16

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS PENETAPAN SASARAN K3

Input dalam menetapkan sasaran K3 adalah :

Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan

Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian risiko Persyaratan hukum dan perundang-undangan Pilihan Teknologi Persyaratan Keuangan, operasional dan bisnis Pandangan dari pekerja dan pihak terkait Analisis kerja Rekaman-rekaman ketidaksesuaian K3 Hasil dari tinjauan manajemen Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan.

Page 17: Pertemuan XI

17

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS PENETAPAN SASARAN K3

Seleksi Prioritas

Pertimbangan:1. Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundang-

undangan.2. Pengendalian risiko yang ada

Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki nilai-nilai:

Spesifik Measurable (terukur dan terhitung) Achievable (dapat tercapai) Realistic Time frame (jangka waktu)

Page 18: Pertemuan XI

18

MANAJEMEN K3

Input Manajemen K3:

Kebijakan dan sasaran K3 Tinjauan peraturan dan perundang-undangan Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian

risiko Detail proses dari produk dan jasa yang dihasilkan Tinjauan dari perubahan teknologi yag sesuai Aktivitas tindakan perbaikan Ketersediaan sumber daya yang diperlukan mencapai sasaran K3 Program manajemen K3 harus menyediakan alokasi tanggung jawab,

wewenang dan durasi waktu yang sesuai dengan aktivitas. Mengidentifikasi personel yang bertanggung jawab dalam pencapaian

K3, identifikasi bahaya potensial dan pengendalian risiko yang sesuai.

Page 19: Pertemuan XI

19

Risiko dalam Kegiatan Produksi

• Kecelakaan kendaraan

• Terjatuh

• Keracunan cairan kimia

• Tertimpa

• Kebakaran dan Terbakar

• Keracunan gas kimia

• Dan masih banyak lagi

Page 20: Pertemuan XI

20

Menurut sumber National Safety Council, indikasi rata – rata resiko pekerjaan dalam beberapa tipe industri adalah sebagai berikut :

Menurut data dari National Safety Council, nilai rata – rata dari manufacturing paling tinggi, maksudnya tingkat rata – rata resiko pekerjaan manukturing paling tinggi diantara yang lainnya.

Agrikultur Mining KonstruksiManufakturing

Transportasi

Trade Finance Services Total

Total 6.1 1.7 7.0 255.2 13.4 25.2 8.3 51.3 368.3

Page 21: Pertemuan XI

21

Cara Mengurangi Risiko dalam Kegiatan Manufaktur

1. Memperbaiki management dalam perusahaan.

2. Membangun hubungan antara management dan pekerja,

sehingga management tahu apa yang dibutuhkan pekerja

untuk mengurangi resiko dalam pekerjaannya.

3. Memodifikasi layout setiap mesin dan fasilitas.

4. Melakukan pemeriksaan reabilitas fasilitas dan mesin

secara periodic.

Page 22: Pertemuan XI

22

5. Menyiapkan perlengkapan keselamatan

kerja yang sesuai dengan standar.

6. Melatih para operator.

7. Membuat Standar Operating Procedure

( SOP ) yang baik.

8. Membuat peraturan khusus mengenai

keselamatan kerja.

Page 23: Pertemuan XI

23

TERIMA KASIH