pemanfaatan heritage trail di jakarta

23
UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN HERITAGE TRAIL UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI HERITAGE TOURISM DI JAKARTA BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Ade Amanulah/1006661992/2010 Gandung Aryopratomo/1006696106/2010 Novika Dina Utami Putri/1006662534/2010 Riyan Hidayat/1006690185/2010

Upload: gandung-aryopratomo

Post on 31-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Usulan gagasan pemanfaatan objek heritage tourism di Jakarta untuk dijadikan kegiatan heritage trail

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

2013

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN HERITAGE TRAIL UNTUK MENGEMBANGKAN

POTENSI HERITAGE TOURISM DI JAKARTA

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Diusulkan oleh: Ade Amanulah/1006661992/2010

Gandung Aryopratomo/1006696106/2010 Novika Dina Utami Putri/1006662534/2010

Riyan Hidayat/1006690185/2010

Page 2: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Heritage Trail untuk Pengembangan Heritage Tourism di Jakarta

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI () PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Ade Amanulah b. NIM : 1006661992 c. Jurusan : Ilmu Ekonomi d. Universitas/Institusi/Politeknik : Universitas Indonesia e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jalan Cempaka Sari III No. 3, Jakarta

Pusat / 021-4261625 f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 (tiga) Orang 5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Hapsari Setyowardhani, S.E., M.M. b. NIP : 0600500037 c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Gerbang Depok Mulya 2 No. 60, Beji,

Depok / 081310742070

Depok, 11 September 2013 Menyetujui Manajer Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Ketua Pelaksana Kegiatan

Ebi Junaidi, S.E., M.FinMgmt NIP 060603057

Ade Amanulah NPM 1006661992

Direktur Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

Arman Nefi, S.H., M.M. NIP 0508050277

Hapsari S., S.E., M.M NIP 0600500037

Page 3: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

iii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan.

Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Olimpiade Ilmiah Mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2013. Tujuan utama dari penulisan karya tulis ini adalah menyelenggarakan heritage trail yang mempermudah wisatawan dalam mengunjungi lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pada akhirnya, wisatawan diharapkan akan mendapatkan konstruksi peristiwa sejarah yang utuh tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Tujuan ini akan memberikan manfaat agar para wisatawan dapat mengakses dengan mudah lokasi-lokasi yang terkait peristiwa sejarah bangsa indonesia dalam meraih kemerdekaan melalui sarana transportasi yang aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya serta wisatawan mendapatkan konstruksi peristitwa sejarah secara utuh terkait perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan

Judul karya tulis ini adalah Pemanfaatan Heritage Trail untuk Mengembangkan Potensi Heritage Tourism di Jakarta. Dalam karya tulis ini penulis ingin menggambarkan bahwa heritage trail sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan transportasi menuju lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selain itu, penulis juga ingin menekankan bahwa dengan heritage trail akan membantu wisatawan dalam membentuk konstruksi peristiwa sejarah secara utuh.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mempermudah proses pembuatan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Depok, September 2013

Penulis

Page 4: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

iv

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................... Error! Bookmark not defined. Lembar Pengesahan ............................................................................................. ii Kata Pengantar .................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................. iv Daftar Gambar ..................................................................................................... v Ringkasan ........................................................................................................... vi Pendahuluan ........................................................................................................ 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 1

Gagasan ............................................................................................................... 4

Kondisi Terkini ................................................................................................ 4 Solusi Terdahulu .............................................................................................. 6 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian dapat Diperbaiki ............................................ 6 Pihak-Pihak Terkait .......................................................................................... 9 Langkah Strategis ........................................................................................... 11

Kesimpulan ........................................................................................................ 13

Gagasan yang Diajukan .................................................................................. 13 Teknik Implementasi ...................................................................................... 13 Prediksi Hasil ................................................................................................. 14

Sumber Pustaka ................................................................................................. 15 Curriculum Vitae ............................................................................................... 16

Page 5: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

v

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Rute Heritage Trail Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan................................................................................................. 9

Page 6: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

vi

vi

RINGKASAN

Salah satu jenis wisata yang potensial untuk dikembangkan di Jakarta adalah heritage tourism (wisata pusaka). Hal itu dilatarbelakangi peran penting Jakarta dalam perjalanan sejarah bangsa dan tingkat pendidikan penduduk Jakarta yang cukup tinggi. Ada dua alasan pentingnya pengembangan heritage tourism, yaitu membantu dalam membentuk jati diri bangsa dan memori kolektif serta pengembangan heritage tourism diharapkan akan meningkatkan kesadaran, kebanggaan, dan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia. Lokasi yang potensial untuk pengembangan heritage tourism di Jakarta adalah lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, yaitu Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Monumen Tugu Proklamasi.

Walaupun memiliki fasilitas penunjang yang baik, sayangnya kunjungan ke lokasi-lokasi tersebut cukup rendah. Permasalahan utamanya terletak pada akses transportasi yang sulit. Padahal transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sektor pariwisata. Permasalahan ini akhirnya yang menyebabkan wisatawan tidak mendapatkan konstruksi peristiwa sejarah secara utuh. Gagasan yang diajukan oleh penulis adalah pemanfaatan konsep heritage trail yang menghubungkan lokasi-lokasi tersebut. Tema besar yang dibawa dalam heritage trail ini adalah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan. Dalam konsep heritage trail ini akan disediakan bus khusus wisatawan yang aman, bersih, dan waktunya dapat diprediksi sehingga wisatawan dapat mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dalam satu kali perjalanan dengan mudah. Dalam konsep heritage trail ini, wisatawan juga akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan menyampaikan deskripsi peristiwa sejarah secara aktraktif serta mendapatkan brosur mengenai informasi mengenai sejarah, peta, dan foto objek heritage tourism. Titik awal dan akhir heritage trail ini akan berlokasi di Monumen Nasional (Monas). Pada tahap awal, heritage trail ini akan laksanakan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur, pukul 09.00-12.00 dan 10.00-13.00. Dengan menggunakan bus berukuran sedang, dipandu oleh pemandu wisata yang terlatih, dan dilengkapi brosur informasi yang menarik, diharapkan wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Dalam jangka panjang, heritage trail ini diharapkan juga dapat diterapkan di lokasi wisata lain di Indonesia. Teknik implementasi dari konsep heritage trail ini dijabarkan ke dalam tiga langkah strategis, yaitu langkah perencanaan, pengajuan, dan implementasi. Kegiatan heritage trail ini memiliki dua manfaat utama, yaitu tersedianya akses transportasi publik khusus wisatawan yang mudah, aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya serta wisatawan akan memperoleh konstruksi peristiwa sejarah secara utuh terkait perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selain itu, juga terdapat beberapa manfaat lainnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, konservasi cagar budaya, dan politik.

Page 7: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

1

PEMANFAATAN HERITAGE TRAIL UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI HERITAGE TOURISM DI JAKARTA

Ade Amanulah, Gandung Aryopratomo,

Novika Dina, Riyan Hidayat Universitas Indonesia, Kampus UI Depok

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Jakarta memiliki daya tarik yang cukup besar bagi para wisatawan, baik

wisatawan mancanegara ataupun domestik. Pada tahun 2012 sekitar 26,40 persen wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia masuk melalui Jakarta. Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 tercatat 16.708.834 wisatawan domestik mengunjungi Jakarta. Banyaknya kunjungan wisatawan ke Jakarta memiliki dampak positif dari sisi pendapatan daerah. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tahun 2011, tercatat sektor pariwisata telah berkontribusi sebesar 12,22 persen terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Jakarta. Melihat kondisi ini, sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di kota Jakarta.

Salah satu jenis wisata yang potensial untuk dikembangkan di Jakarta adalah heritage tourism (wisata pusaka). Heritage tourism adalah perjalanan untuk merasakan pengalaman langsung terkait tempat, benda peninggalan sejarah, dan kisah sejarah yang terjadi (Brown, 2004 : 6). Dalam heritage tourism sangat ditekankan agar wisatawan dapat merasakan pengalaman langsung di tempat yang bersejarah (Brown, 2004 : 6-7). Potensialnya pengembangan heritage tourism di Jakarta tidak lepas dari peran penting Jakarta dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Hampir semua peristiwa puncak di dalam sejarah nasional Indonesia terjadi di Jakarta, mulai dari peristiwa kebangkitan nasional, peristiwa sumpah pemuda, hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia1. Faktor lainnya adalah tingkat pendidikan penduduk Jakarta yang cukup tinggi karena semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk suatu wilayah maka permintaan terhadap hiburan yang memiliki nilai pendidikan akan semakin tinggi pula (Brown, 2004 : 12). Menurut BPS, pada tahun 2011 persentase penduduk berumur sepuluh tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan menengah atas sebesar 37,27 persen. Sedangkan, yang menamatkan pendidikan tinggi sebesar 14,24 persen2. Oleh karena itu, heritage tourism memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Jakarta.

Terdapat dua alasan mengapa pengembangan heritage tourism di Jakarta penting untuk dilakukan. Pertama, pengembangan heritage tourism mempunyai fungsi politik, yakni membantu dalam membentuk jati diri bangsa dan memori kolektif (Biran, 2008 : 16). Kedua, pengembangan heritage tourism diharapkan akan meningkatkan kesadaran, kebanggaan, dan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia. Hal ini mengingat bahwa arus

1 Sagimun, 1998, Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, Jakarta, hal. 511 2 RPJMD Jakarta

Page 8: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

2

2

globalisasi dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti semakin memudarnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, rasa cinta tanah air, serta berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma, dan pandangan hidup bangsa Indonesia (RPJMN 2010-2014). Oleh karena itu, pengembangan di Jakarta menjadi sangat penting.

Lokasi yang potensial untuk pengembangan heritage tourism di Jakarta adalah Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Ketiga museum tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi Indonesia. Pertama, Gedung Museum Kebangkitan Nasional adalah gedung bersejarah yang besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan dan perkembangan kebangsaan Indonesia3. Gedung tersebut merupakan saksi sejarah dari lahirnya Budi Utomo, organisasi modern pertama di Indonesia yang menyadari pentingnya menggalang persatuan dan kesatuan untuk memajukan serta meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Kedua, Gedung Museum Sumpah Pemuda adalah saksi sejarah dari dicetuskannya Sumpah Pemuda yang berintikan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Dengan Sumpah Pemuda maka pengertian tanah air Indonesia menjadi tegas serta jelas4. Sejak Sumpah Pemuda, kesadaran kebangsaan Indonesia makin lama makin subur dan mantap. Selain itu, sejak Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa persatuan, bahasa resmi yang dipergunakan dan dijunjung tinggi oleh seluruh rakyat Indonesia yang tersebar di wilayah negara kepulauan yang begitu luas dan begitu banyak jumlah pulau-pulaunya5. Ketiga, Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah saksi sejarah dimana pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia dan para pemudanya bekerja keras dan berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan sesuatu yang amat penting karena menentukan nasib dan masa depan bangsa Indonesia, yaitu naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia6. Perisitiwa sejarah yang terjadi di ketiga museum tersebut sambung-menyambung dan saling berkaitan erat dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan7.

Sayangnya, kunjungan wisatawan ke ketiga museum tersebut cukup rendah. Sebagai perbandingan tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Sejarah Jakarta pada tahun 2008 menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mencapai 143.058 orang. Sedangkan, akumulasi kunjungan ke ketiga museum tersebut sebanyak 35.149 orang dengan rincian Museum Kebangkitan Nasional sebanyak 17.950 orang, Museum Sumpah Pemuda 6.855 orang, dan Museum Perumusan Naskah proklamasi 10.344 orang. Padahal jika wisatawan dapat mengunjungi ketiga museum tersebut dalam satu kali perjalanan, wisatawan akan mendapatkan konstruksi peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan secara utuh. Pembentukan konstruksi peristiwa sejarah ini sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk membentuk jati diri bangsa dan memori kolektif. Lebih jauh lagi, dengan berkunjung dengan ke ketiga museum tersebut dapat mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan kebangsaan pada generasi muda Indonesia untuk mengisi kemerdekaan yang telah direbut oleh para

3Sagimun, op.cit, hal. 195 4Id. at 351. 5 Id. at 352. 6 Id. at 481. 7 Id. at 174.

Page 9: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

3

3

pendahulu mereka dengan pengorbanan yang tidak ternilai harganya8. Oleh karena itu, integrasi ketiga museum tersebut sangat penting untuk dilakukan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, permasalahan utama yang menghalangi integrasi ketiga museum tersebut adalah permasalahan akses transportasi. Lokasi ketiga museum tersebut saling berjauhan. Hal ini diperparah dengan kurang tersedianya akses transportasi publik yang aman, bersih, dan dapat diprediksi kedatangannya sehingga tidak mendorong wisatawan untuk mengunjungi museum-museum tersebut dalam satu perjalanan. Padahal transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sektor pariwisata (Sorupia, 2005 : 1).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis mengusulkan gagasan penerapan heritage trail yang menghubungkan lokasi ketiga museum tersebut dengan ditambah Monumen Tugu Proklamasi sebagai titik klimaks konsep heritage trail ini. Konsep Heritage trail adalah cara mendorong orang untuk mendapatkan hal yang terbaik dari lingkungan budaya, alam, sosial, dan sejarah tertentu9. Konsep heritage trail yang penulis usulkan adalah dengan menyediakan bus khusus wisatawan yang menghubungkan keempat lokasi tersebut. Titik awal dan akhir heritage trail ini adalah Monumen Nasional (Monas). Pemilihan Monas sebagai titik awal dan titik akhir heritage trail karena Monas telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan akses transportasi publik menuju Monas cukup mudah. Selain itu, sepanjang perjalanan para wisatawan juga akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan menceritakan tokoh, tempat, dan peristiwa sejarah dengan cara yang aktraktif. Ditambah lagi, wisatawan akan mendapatkan mendapatkan brosur mengenai informasi mengenai sejarah, peta, dan foto objek heritage tourism. Diharapkan dengan heritage trail, permasalahan akses transportasi yang menjadi hambatan integrasi lokasi terkait sejarah sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dapat teratasi dan wisatawan mendapatkan konstruksi peristiwa sejarah yang utuh tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Tujuan dan Manfaat Tujuan utama dari gagasan yang disampaikan dalam karya tulis ini adalah menyelenggarakan heritage trail yang mempermudah wisatawan dalam mengunjungi lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pada akhirnya, wisatawan diharapkan akan mendapatkan konstruksi peristiwa sejarah yang utuh tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Manfaat dari gagasan yang disampaikan dalam karya tulis ini adalah: 1. Wisatawan dapat mengakses lokasi-lokasi yang terkait peristiwa sejarah

bangsa indonesia dalam meraih kemerdekaan melalui sarana transportasi yang aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya

8 Id. at 364. 9Keith Small, “A Short Guide to Heritage Trails”, http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.leics.gov.uk%2Fan_introductory_guide_to_heritage_trails.doc&ei=LMNVUbqgC4LWrQeGyYDwBA&usg=AFQjCNEZV4ATmYRfgUPW0iwIc_wu08QY4w&sig2=01kKxs8Ik7wXiM2248fGrQ&bvm=bv.44442042,d.bmk, terakhir diakses 8 Maret 2013.

Page 10: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

4

4

2. Wisatawan mendapatkan konstruksi peristitwa sejarah secara utuh terkait perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Saat ini untuk mengunjungi lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, dalam hal ini Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Monumen Tugu Proklamasi, dalam satu perjalanan terhambat oleh permasalahan akses transportasi. Hal ini disebabkan karena letak keempat lokasi tersebut saling berjauhan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis untuk mencapai Museum Kebangkitan Nasional di Jalan Abdul Rachman Salaeh 26, cukup jauh dari pusat keramaian. Dari Monas, pilihan transportasi publik yang tersedia adalah Transjakarta koridor dua dengan tujuan halte Kwitang. Dari halte Kwitang, museum dapat dicapai dengan berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit. Penunjuk jalan untuk mencapai Museum Kebangkitan Nasional pun belum tersedia. Kemudian, untuk menuju Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No. 106, dari Museum Kebangkitan Nasional wisatawan dapat menggunakan Mikrolet M01 dengan rute Senen-Kampung Melayu. Namun, untuk dapat menjumpai transportasi publik tersebut, wisatawan harus berjalan kaki selama kurang lebih sepuluh menit menuju persimpangan Atrium Senen. Setelah kurang lebih lima menit perjalanan dengan Mikrolet M01, wisatawan dapat tiba di Museum Sumpah Pemuda. Dari Museum Sumpah Pemuda, jika ingin melanjutkan perjalanan menuju Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No.1, wisatawan dapat menggunakan Kopaja P17 trayek Senen-Cikini dan turun di Stasiun Cikini. Dari tempat tersebut, wisatawan berjalan kaki ke arah Bioskop Metropole dan kemudian naik bus PPD P20 rute Pulo Gadung-Lebak Bulus. Lalu, wisatawan turun tepat di depan Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Terakhir, untuk menuju Tugu Monumen Proklamasi di Jalan Proklamasi 56, wisatawan dapat menggunakan transportasi publik yang sama seperti sebelumnya dan turun di depan Bioskop Metropole. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sampai Tugu Monumen Proklamasi. Berdasarkan observasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa transportasi publik untuk mengunjungi lokasi-lokasi terakit sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan yang tersedia saat ini kurang aman, kurang bersih, dan tidak dapat diprediksi waktunya. Hal itulah yang menyebabkan wisatawan tidak terdorong untuk mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dalam satu perjalanan. Kendala transportasi tersebut cukup disayangkan karena jika dilihat dari fasilitas yang disediakan, lokasi-lokasi tersebut sangatlah layak untuk dikunjungi. Untuk kondisi koleksi dalam museum, baik Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, terlihat dalam keadaan yang baik dan terawat. Bahkan, beberapa museum tersebut telah dilengkapi teknologi penunjang seperti komputer layar sentuh yang memungkinkan pengunjung untuk dapat mengakses katalog digital museum yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan nilai sejarah museum tersebut secara lengkap dan atraktif. Pemutaran film sejarah disertai dengan pemandu yang ramah dan komunikatif juga bisa pengunjung dapatkan.

Page 11: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

5

5

Namun, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan ketika heritage trail ini akan dijalankan. Pertama, permasalahan birokrasi. Penulis mendapatkan informasi bahwa pengelolaan lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan tersebut dikelola oleh dua pihak yang berbeda. Untuk pengelolaan Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi berada di bawah pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan untuk Monumen Tugu Proklamasi berada di bawah pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dikhawatirkan dalam pengajuan proposal heritage trail ini akan terhambat oleh permasalahan birokrasi. Kedua, permasalahan kondisi lalu lintas di Jakarta. Kondisi jalanan kota Jakarta yang selalu disertai oleh kemacetan, terutama pada jam-jam tertentu, dapat menghambat kelancaran perjalanan yang harus ditempuh dalam heritage trail ini. Ketiga, belum ada kerjasama yang terjalin sebelumnya antarlokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap salah satu pengelola museum, diketahui bahwa selama ini belum terjalin kerjasama antarmuseum tersebut padahal kerjasama tersebut sangat penting. Hal itu mengingat saling terkaitnya museum-museum tersebut dalam konstruksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Walaupun terdapat beberapa kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksaan heritage trail ini, tetapi juga terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan heritage trail. Pertama, komitmen pemerintah pusat. Pemerintah pusat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah berkomitmen mengembangkan destinasi pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata. Selain itu, di sisi lain dalam RPJMN 2010-2014 juga dikatakan bahwa pemerintah pusat berkomitmen untuk menguatkan jati diri dan karakter bangsa melalui peningkatan pemahaman tentang sejarah dan wawasan kebangsaan. Hal ini menjadi poin penting bahwa heritage trail yang akan menghubungkan lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan selaras dengan kebijakan pemerintah pusat. Kedua, komitmen pemerintah daerah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2017 DKI Jakarta dikatakan bahwa salah satu fokus program pemerintah daerah DKI Jakarta dalam urusan pariwisata adalah pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Menurut berita yang penulis dapatkan, Pemerintah DKI Jakarta berencanan menyediakan bus tingkat sebagai transportasi wisata untuk mempermudah warga atau turis melakukan perjalanan wisata di Jakarta. Bus ini akan berkeliling melintasi rute Blok M-Monumen Nasional (Monas)-Kota Tua-Gajah Mada-Hayam Wuruk-Juanda10. Pemakaian bus tingkat ini tidak dikenakan biaya dan akan ada pengaturan seperti tiket yang dapat diperoleh di hotel-hotel. Mungkin ke depannya konsep heritage trail yang penulis bawa dapat diintegrasikan dengan rencana pemerintah DKI Jakarta ini. Ketiga, terbukanya pihak museum untuk membuka kerjasama. Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis, diperoleh informasi bahwa selama ini pihak museum 10 Saputra, Desy. 2013. DKI Akan Sediakan Bus Tingkat untuk Pariwisata. http://www.antaranews.com/berita/390722/dki-akan-sediakan-bus-tingkat-untuk-pariwisata. (Diakses 11 September 2013)

Page 12: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

6

6

sudah lama menjalin kerjasama dengan berbagai pihak eksternal terkait dengan bidang pendidikan dan kebudayaan. Melihat kesempatan tersebut, penulis berkesimpulan bahwa kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak-pihak lainnya, dalam hal penyelenggaraan heritage trail yang akan menghubungkan lokasi-lokasi tersebut sangat terbuka lebar dan sangat mungkin untuk dilakukan.

Solusi Terdahulu Konsep heritage trail yang penulis ajukan memiliki beberapa persamaan

dengan salah satu kegiatan yang dijalankan oleh Komunitas Historia Indonesia (KHI), yakni Independency Day Trip. Dalam kegiatan ini wisatawan diajak untuk melakukan napak tilas proklamasi dengan mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, Gedung Joeang ’45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Tugu Proklamasi, dan Monumen Nasional selama sekitar enam jam dengan menggunakan bus/minibus. Kegiatan ini bersifat monumental, yakni pada saat menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia dan juga peserta dikenakan biaya yang relatif mahal, sebesar Rp250.000,00.

Konsep heritage trail bukan merupakan konsep yang baru. Penerapan konsep heritage trail sudah dilakukan di dua kota yang diobservasi penulis, yaitu Surabaya dan Melaka, Malaysia. Konsep heritage trail di Surabaya dijalankan oleh sebuah perusahaan swasta dengan menggunakan minibus untuk mengelilingi beberapa lokasi heritage tourism. Sementara itu, konsep heritage trail di Melaka sedikit berbeda, yakni wisatawan melakukan perjalanan mengelilingi beberapa objek wisata unggulan dengan berjalan kaki karena lokasinya yang saling berdekatan. Konsep heritage trail di Melaka merupakan program Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia.

Dalam gagasan heritage trail yang penulis usulkan, terdapat beberapa perbedaan dengan konsep-konsep heritage trail yang sudah diobservasi. Pertama, penggunaan bus/minibus sebagai moda transportasi. Kedua, pelaksanaannya akan dilakukan pada akhir pekan dan hari libur. Ketiga, wisatawan hanya dikenakan biaya tiket masuk museum-museum yang dikunjungi. Keempat, pelaksana kegiatan adalah kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, dan pihak swasta.

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diperbaiki oleh Gagasan Konsep heritage trail yang penulis usulkan adalah dengan menyediakan

bus khusus wisatawan yang menghubungkan lokasi-lokasi terkait sejarah bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, yaitu Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Meseum Perumusan Naskah Proklamasi ditambah Monumen Tugu Proklamasi sebagai titik klimaks konsep heritage trail ini. Pemilihan lokasi-lokasi tersebut disebabkan karena belum tersedia akses transportasi publik yang aman, bersih, dan dapat diprediksi kedatangannya menuju ke lokasi tersebut dalam satu perjalanan dan untuk memberikan konstruksi peristiwa bersejarah secara utuh yang terjadi di masa lampau kepada wisatawan. Selain itu, di sepanjang perjalanan para wisatawan juga akan dipandu oleh pemandu wisata yang mendeskripsikan peristiwa sejarah yang terdapat di lokasi-lokasi tersebut secara atraktif.

Page 13: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

7

7

Penulis memilih konsep heritage trail karena heritage trail merupakan bentuk dari manifestasi fisik dari interaksi antara wisatawan dengan objek heritage tourism (Al-hagla, 2010 : 235). Manifestasi ini terbentuk karena heritage tourism menekankan bahwa nilai keotentikan dari objek wisata (Brown, 2004 : 18), sedangkan heritage trail menekankan pembelajaran, petualangan, dan ekspolarsi. Perpaduan antara keduanya akan memberikan porsi yang lebih besar terhadap imajinasi para wisatawan dalam membentuk proses yang mendasari perkembangan dari peristiwa sejarah sehingga konstruksi peristiwa sejarah yang utuh dapat terbentuk (Al-hagla, 2010 : 235). Hal ini menjadi sangat penting karena dalam pariwisata modern memiliki fokus pada nilai keotentikan dan pembentukan imajinasi (Al-hagla, 2010 : 235).

Tema besar yang diangkat oleh penulis dalam heritage trail ini adalah “Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan”. Titik awal dan titik akhir dari heritage trail ini adalah Monumen Nasional (Monas). Sebab salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan suatu heritage trail adalah terhubung dengan jaringan transportasi publik yang sudah ada11. Oleh karena itu, penulis memilih Monas. Selain telah terhubung dengan transportasi publik, seperti Transjakarta, Monas juga telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dalam konsep heritage trail ini, di Monas akan dibangun pusat informasi untuk wisatawan, sekaligus sebagai tempat untuk melakukan registrasi.

Kualitas pengalaman yang akan didapat merupakan hal yang paling penting untuk menjamin kepuasan wisatawan12. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan terhadap wisatawan selama perjalanan akan menjadi fokus penulis. Hal ini dikarenakan peningkatan kualitas pelayanan secara berkala akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan (Sullivan, 2012 : 295). Ada beberapa strategi yang akan digunakan penulis untuk menjamin kepuasan wisatawan. Pertama, bus yang akan digunakan adalah bus ukuran sedang (25, 27, atau 29 kursi) sehingga akan memaksimalkan pengalaman wisatawan. Berdasarkan observasi penulis terhadap city tour yang dilaksanakan di Singapura, kapasitas untuk tiap pemberangkatan yang ideal adalah sebesar 20 peserta. Meski begitu, pihak pengelola di Singapura menyediakan bus berukuran besar yang mampu menampung hingga 40 orang. Hal dilakukan untuk menjaga kenyamanan peserta tur, sehingga peserta dapat sekaligus beristirahat sepanjang perjalanan tur. Kedua, peningkatan kualitas pemandu wisata. Pemandu wisata akan dilatih mengenai aspek sejarah terkait perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan secara komprehensif. Pemandu wisata juga akan dilatih tentang aspek sejarah khusus dan arsitektur mengenai bangunan dan atau monumen yang akan dilalui. Materi yang akan diberikan juga akan disesuai akan dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. Ketiga, wisatawan juga akan mendapatkan brosur yang berisikan informasi mengenai sejarah singkat mengenai lokasi yang akan dikunjungi. Brosur informasi juga akan dilengkapi dengan peta rute dari heritage trail dan foto-foto mengenai lokasi yang akan dikunjungi. Brosur ini dapat diperoleh di pusat informasi. 11 National Capital Planning Commission, 2010, Federal Triangle Heritage Trail : Assessment Study. National Capital Planning Commission, Washington DC, hal. 6 12 Indrianto Agoes, 2008, “Interpreting The Past : Creating The Surabaya Heritage Trail”,http://eprints.unika.ac.id/167/1/Pros.1._Peranakan_Oral_Tradition-Issues_on_Security,_Liberation_%26_Authenticity.pdf, terakhir diakses 8 Maret 2013

Page 14: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

8

8

Heritage trail ini terdiri dari lima rute perjalanan. Rute pertama bertemakan “Masa Awal Kesadaran Nasional”. Rute ini berawal dari Monas dan berakhir di Museum Kebangkitan Nasional. Jalan yang dilalui dalam rute ini adalah Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Ridwan Rais, Jalan Prapatan, Jalan Senen Raya, dan Jalan Abdul Rachman Saleh. Sepanjang perjalanan wisatawan akan diceritakan mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme bangsa Barat dan di dalam Museum Kebangkitan Nasional wisatawan akan diberikan informasi mengenai lahirnya organisasi Budi Oetomo. Rute kedua bertemakan “Masa Awal Pergerakan Nasional”. Rute ini berawal dari Museum Kebangkitan Nasional dan berakhir di Museum Sumpah Pemuda. Jalan yang dilalui dalam rute ini adalah Jalan Abdul Rachman Saleh, Jalan Prapatan, dan Jalan Kramat Raya. Sepanjang perjalanan wisatawan akan diceritakan mengenai sejarah perkembangan pergerakan nasional dan di dalam Museum Sumpah Pemuda wisatawan akan diberikan informasi mengenai Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Rute ketiga bertemakan “Pendudukan Jepang di Indonesia”. Rute ini berawal dari Museum Sumpah Pemuda dan berakhir di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Jalan yang dilalui dalam rute ini adalah Jalan Kramat Raya, Jalan Raden Saleh, Jalan Cikini Raya, Jalan Cilosari, Jalan Surabaya, Jalan Diponegoro, dan Jalan Imam Bonjol. Sepanjang perjalanan wisatawan akan diceritakan mengenai sejarah masa pendudukan Jepang di Indonesia dan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi wisatawan akan diberikan informasi mengenai kronologi perumusan proklamasi. Rute keempat bertemakan “Detik-Detik Proklamasi”. Rute ini berawal dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan berakhir di Monumen Tugu Proklamasi. Jalan yang dilalui dalam rute ini adalah Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan Inspeksi Ciliwung, Jalan Talang, dan Jalan Proklamasi. Sepanjang perjalanan wisatawan akan diceritakan mengenai detik-detik proklamasi dan di Monumen Tugu Proklamasi akan diberikan waktu bebas untuk menjelajahi monumen. Rute kelima bertemakan “Mengisi Kemerdekaan”. Ini merupakan rute kembali menuju Monas. Jalan yang dilalui dalam rute ini adalah Jalan Proklamasi, Jalan Diponegoro, Jalan Pegangsaan Barat, Jalan Cilosari, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jalan RP Soeroso, Jalan Menteng Raya, Jalan Ridwan Rais, dan Jalan Medan Merdeka Selatan. Di sepanjang perjalanan, pemandu perjalanan akan mengulas kembali kegiatan yang telah dilakukan selama perjalanan sekaligus merenungkan kembali peristiwa apa saja yang telah dilakukan untuk mengisi kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia. Menurut estimasi penulis, perjalanan ini akan berlangsung tidak lebih dari tiga jam untuk menghindari kejenuhan.

Untuk tahap awal direncanakan heritage trail ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur, sebanyak dua kali pada pukul 09.00-12.00 dan 10.00-13.00. Pemilihan hari Sabtu dan Minggu disebabkan karena kondisi lalu lintas pada hari tersebut tidak terlalu padat, sehingga dapat menghindari kemacetan. Tarif perjalanan dalam heritage trail ini adalah gratis. Akan tetapi, wisatawan dikenakan tiket masuk museum sebesar Rp2.000,00 untuk dewasa, Rp1.000,00 untuk anak-anak, dan Rp10.000,00 untuk wisatawan asing per museumnya. Pembayaran tiket masuk museum ini akan dilakukan secara terpadu pada saat wisatawan melakukan registrasi di pusat informasi.

Target utama pangsa pasar dari heritage trail ini adalah pelajar usia 16-22 tahun. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa karakteristik wisatawan Indonesia

Page 15: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

9

9

yang mengunjungi objek heritage tourism rata-rata adalah berusia muda, pelajar, dan berpendapatan menengah ke bawah (Gaffar, 2011: 66-67). Pertimbangan lainnya adalah pelajar usia 16-22 tahun merupakan generasi muda calon pemimpin bangsa Indonesia di masa depan. Jadi, dengan melakukan perjalanan ke lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan akan mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan kebangsaan untuk mengisi masa kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya.

Gambar 1. Peta Rute Heritage Trail Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan

Keberadaan heritage trail yang bertemakan “Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan” di Jakarta akan mempunyai dua manfaat utama, yaitu heritage trail ini akan menyediakan akses transportasi publik khusus wisatawan yang mudah serta aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya dan wisatawan akan mendapatkan konstruksi peristiwa bersejarah yang utuh terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pertama, dengan tersedianya akses yang mudah, aman, bersih, dan dapat diperkirakan waktunya, wisatawan dapat mengunjungi lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dalam satu kali perjalanan. Diharapkan di jangka panjang hal ini akan mendorong kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Pada akhirnya, kenaikan jumlah wisatawan ini akan membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan PAD Jakarta. Kedua, dengan terbentuknya konstruksi peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan secara utuh, diharapkan wisatawan dapat mengetahui dan menghargai peranan tokoh, tempat, dan kejadian yang terkait dengan peristiwa tersebut. Kemudian, hal ini akan meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap kelestarian dan keaslian peninggalan sejarah, baik gedung dan koleksi lainnya. Pada akhirnya, di dalam diri wisatawan akan terbentuk jati diri generasi penerus bangsa Indonesia yang tangguh dalam menjawab tantangan zaman serta akan memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan dan persatuan kebangsaan untuk mengisi masa kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.

Page 16: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

10

10

Pihak-Pihak Terkait 1) Mahasiswa

Mahasiswa berperan penyusun rancangan awal, melakukan konsultasi dengan pihak ahli, dan mengajukan proposal kegiatan heritage trail ini kepada pihak-pihak yang berwenang.

2) Pemerintah Daerah Pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta berperan sebagai otoritas yang memberikan izin pemanfaatan Monumen Nasional dan Monumen Tugu Proklamasi untuk kegiatan heritage trail. Kemudian, peran paling penting dari pemerintah daerah adalah sebagai fasilitator penyusunan rencana induk dan penyelenggara lelang untuk memilih pihak swasta sebagai pelaksana operasional heritage trail serta melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Kemudian, pemerintah daerah juga berperan sebagai pemberian bantuan dana, pelatihan, dan promosi utama kegiatan heritage trail ini.

3) Pemerintah Pusat Pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berperan sebagai otoritas yang memberikan izin pemanfaatan Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi untuk kegiatan heritage trail. Selanjutnya, pemerintah pusat berperan sebagai pemberi bantuan dana, pelatihan, dan promosi pendukung dalam kegiatan heritage trail ini.

4) Swasta Pihak swasta dalam heritage trail dapat berperan, baik sebagai pelaksana operasional maupun sebagai sponsor. Pihak swasta yang memiliki kompetensi dapat berperan sebagai pelaksana operasional kegiatan heritage trail dan bertanggung jawab atas pelaksanaan heritage trail kepada pemerintah daerah. Di lain sisi swasta juga dapat memberikan bantuan pendanaan maupun bantuan penyediaan fisik (in-kind)

5) Pengelola Lokasi-Lokasi Terkait Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan Para pengelola, dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis Museum Kebangkitan Nasional, Unit Pelaksana Teknis Museum Sumpah Pemuda, Unit Pelaksana Teknis Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Unit Pelaksana Teknis Monumen Nasional berperan sebagai pemberi tanggapan atas rencana awal heritage trail. Selain itu, mereka juga berperan dalam mendukung hal-hal teknis terkait pelaksanaan heritage trail di lokasi mereka masing-masing.

6) Sejarawan Sejarawan berperan dalam memberikan masukan terkait isi dari materi yang akan disampaikan kepada wisatawan

7) Komunitas Sejarah Komunitas sejarah berperan sebagai dalam membantu masukan terkait hal-hal teknis dalam penyusunan rencana awal dan membatu promosi kegiatan heritage trail

Page 17: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

11

11

Langkah Strategis

Untuk merealisasikan gagasan yang diajukan penulis, maka berikut ini

langkah-langkah strategis yang akan dilakukan: 1. Tahap perencanaan

Tahap ini dimulai dengan pembuatan rencana awal mengenai gagasan heritage trail. Rencana awal ini berisikan tentang analisis permintaan dan penawaran heritage tourism di Jakarta serta analisis cost and benefit bagi para pemangku kepentingan dalam heritage trail ini. Selain itu, dalam rencana awal ini juga dilengkapi dengan studi kelayakan penerapan heritage trail.

Kemudian, rencana awal ini dimatangkan dengan konsultasi dengan berbagai pihak ahli. Pihak ahli tersebut antara lain pihak pengelola lokasi, sejarawan, dan komunitas pecinta sejarah. Untuk pihak pengelola lokasi akan dikonsultasikan mengenai tanggapan pihak pengelola terkait rencana heritage trail yang akan dilaksanakan. Untuk sejarawan akan dikonsultasikan mengenai isi dari materi yang akan disampaikan kepada wisatawan. Sedangkan untuk komunitas pecinta sejarah akan dikonsultasikan mengenai kemungkinan kerjasama teknis dan promosi.

Kemudian, setelah mendapatkan kritik dan saran dari proses konsultasi, diharapkan adanya penyempurnaan terhadap rencana awal gagasan heritage trail. Pada akhirnya, setelah proses penyempurnaan selesai dilakukan, maka akan terbentuk suatu proposal yang akan diajukkan kepada pihak berwenang.

2. Tahap pengajuan Dengan mempertimbangkan Pasal 89 Undang-Undang Nomor 11

tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka proposal yang telah dibuat akan diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pengelola dari Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Proklamasi. Pengajuan ini bertujuan untuk memperoleh perizinan pemanfaatan lokasi-lokasi tersebut di dalam konsep heritage trail. Di saat

Perencanaan Pengajuan Implementasi

1. Rencana Awal

2. Konsultasi 3. Revisi

Langkah Strategis

1. Pengajuan perizinan

2. Pembentukan rencana induk dan tim teknis

3. Penyusunan proposal bisnis

1. Pembangunan sarana dan prasana dasar

2. Pelelangan pelaksana operasional

3. Pelaksanaan 4. Promosi

Page 18: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

12

12

yang bersamaan, dengan mempertimbangkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 208 tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Monumen Nasional, proposal ini juga akan diajukan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta (dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis Monumen Nasional) sebagai pengelola Monas dan Monumen Tugu Proklamasi. Pengajuan ini bertujuan untuk memperoleh perizinan pemanfaatan lokasi Monas sebagai Pusat Informasi dan shelter untuk bus dalam konsep heritage trail ini dan Monumen Tugu Proklamasi sebagai salah satu lokasi dari heritage trail.

Setelah proposal diterima oleh pihak berwenang, kemudian proses dilanjutkan dengan fasilitasi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Di sini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta berperan untuk memfasilitasi penyusunan rencana induk dan pembentukan tim teknis penyelenggara lelang untuk memilih pihak swasta sebagai pelaksana operasional ini, sekaligus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Terakhir adalah penyusunan proposal bisnis. Tujuan dari penyusunan proposal bisnis ini adalah agar pihak swasta juga tertarik untuk memberikan dukungan, baik berupa pendanaan dan atau bantuan fisik (in kind) untuk pelaksanaan heritage trail ini.

3. Tahap implementasi Tahap selanjutnya adalah implementasi gagasan ini. Dalam

implementasi gagasan ini, maka langkah pertama adalah pembangunan dan penyediaan sarana prasana dasar heritage trail. Sarana dan prasarana yang dibutukan adalah pembangunan pusat informasi untuk wisatawan, shelter, dan penyediaan armada bus. Pada tahap awal, jumlah bus yang dibutuhkan adalah dua unit. Diharapkan untuk pendanaan pusat informasi untuk wisatawan dan shelter berasal dari anggaran pemerintah daerah, sedangkan penyediaan bus berasal dari bantuan swasta. Kemudian adalah pelatihan pemandu wisata. Diharapkan untuk pendanaan pelatihan ini berasal dari pemerintah.

Setelah, pembangunan dan penyediaan sarana prasarana selesai dikerjakan, maka tahap selanjutnya adalah proses lelang untuk memilih pelaksana operasional heritage trail dari pihak swasta. Tahapan ini merupakan tahapan penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memilih pihak swasta yang kompeten karena pemerintah tidak memiliki kompetensi.

Setelah pemenang lelang terpilih, maka tahapan pelaksanaan akan dilaksanakan oleh mereka. Pada tahap awal kegiatan heritage trail ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur pukul 09.00-12.00 dan 10.00-13.00. Untuk pembiayaan operasional armada bus dan gaji bagi pemandu wisata serta pegawai lainnya diharapkan bersumber dari kerjasama pendanaan antara pemerintah pusat dan daerah. Sedangkan, untuk teknis pengoperasian bus akan dioperasikan oleh pihak swasta pemenang lelang. Jika permintaan terhadap kegiatan heritage trail ini cukup tinggi, maka pelaksanaan heritage trail ini akan diperluas waktunya. Selain itu, juga akan diadakan penambahan armada bus dan pemandu wisata. Dalam jangka panjang, tidak menutup kemungkinan bahwa heritage trail ini juga akan diterapkan di lokasi wisata lainnya di Indonesia.

Page 19: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

13

13

Tahapan terakhir adalah promosi. Bentuk promosi kegiatan melalui brosur, poster, maupun media sosial. Selain itu, promosi juga bisa dilakukan dengan mengajak kerjasama media cetak maupun media elektronik untuk mempromosikan heritage trail seperti dengan mengadakan familiarization trip. Kemudian, teknik promosi mouth to mouth (dari mulut ke mulut) juga akan dilakukan. Terakhir adalah mengajak tokoh-tokoh muda berpengaruh, misalnya dari kalangan artis, untuk menjadi duta program ini sehingga kegiatan heritage trail ini dapat menjadi populer di kalangan pelajar yang menjadi target utama dari kegiatan ini.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan Gagasan yang diajukan oleh penulis adalah konsep heritage trail yang

menghubungkan lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Monumen Tugu Proklamasi. Tema besar yang dibawa oleh heritage trail ini adalah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan. Perjalanan dalam heritage trail ini terbagi ke dalam lima rute. Dalam konsep heritage trail ini, akan disediakan bus khusus wisatawan yang aman, bersih, dan waktunya dapat diprediksi sehingga wisatawan dapat mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dalam satu kali perjalanan dengan mudah. Dalam konsep heritage trail ini, wisatawan juga akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan menyampaikan deskripsi peristiwa sejarah secara aktraktif sehingga para wisatawan dapat memperoleh konstruksi peristiwa sejarah secara utuh. Titik awal dan akhir heritage trail ini akan berlokasi di Monas karena lokasi ini mudah diakses oleh transportasi publik dan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Di Monas juga akan didirikan pusat informasi untuk wisatawan, yang juga berfungsi sebagai tempat registrasi, dan shelter untuk bus. Pada tahap awal, heritage trail ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur, pukul 09.00-12.00 dan 10.00-13.00. Dengan menggunakan bus berukuran sedang, pemandu wisata yang terlatih, dan brosur yang menarik, diharapkan wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Dalam jangka panjang, heritage trail ini diharapkan juga dapat diterapkan di lokasi wisata lain di Indonesia.

Teknik Implementasi Teknik implementasi dari konsep heritage trail ini dijabarkan ke dalam tiga langkah strategis, yaitu langkah perencanaan, pengajuan, dan implementasi. Langkah pertama terdiri dari proses pembuatan rencana awal, konsultasi dengan pihak ahli, dan revisi atas rencana awal. Langkah kedua terdiri dari pengajuan proposal ke pihak berwenang; penyusunan rencana induk dan tim pelaksana teknis kegiatan heritage trail; pengajuan permohonan bantuan dana, pelatihan pemandu wisata, dan promosi; dan penyusunan proposal bisnis. Langkah ketiga adalah proses pembangunan sarana dan prasarana dasar, pelelangan pelaksana operasional, pelaksanaan heritage trail, dan promosi.

Page 20: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

14

14

Prediksi Hasil Kegiatan heritage trail ini memiliki dua manfaat utama, yaitu tersedianya akses transportasi publik khusus wisatawan yang mudah, aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya dan akan membentuk konstruksi peristiwa sejarah secara utuh terkait perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selain itu, juga terdapat beberapa manfaat lainnya. Pertama, dalam bidang ekonomi, kenaikan jumlah kunjungan wisatawan karena heritage trail akan membuka lapangan kerja baru dan akan meningkatkan PAD dari Jakarta. Kedua, dalam bidang pendidikan, kegiatan heritage trail ini akan memberikan informasi terkait peranan tokoh, tempat, dan kejadian terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Ketiga, dalam bidang konservasi cagar budaya, heritage trail akan meningkatkan kesadaran wisatan terhadap kelestarian/ keaslian dari benda-benda peninggalan sejarah. Keempat, dalam bidang politik, heritage trail akan membantu pembentukan jati diri generasi muda bangsa Indonesia yang tangguh dalam menjawab tantangan zaman serta akan memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan dan persatuan kebangsaan untuk mengisi masa kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.

Page 21: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

15

15

SUMBER PUSTAKA

Agoes, Indrianto. 2008. Interpreting The Past : Creating The Surabaya Heritage Trail. http://eprints.unika.ac.id/167/1/Pros.1._Peranakan_Oral_Tradition- Issues_on_Security,_Liberation_%26_Authenticity.pdf (diakses 8 Maret 2013) Al-hagla, Khalid S. 2010. Sustainable Urban Development in Historical Areas

Using The Tourist Trail Approach : A Case Study of The Cultural Heritage and Urban Development Project in Saida, Lebanon. Amsterdam

: Elsevier Biran, Avital. 2008. Heritage Tourism Management : Perception of Heritage Setting and Tourist Behavior. Beer Sheva : University of the Negev Brown, Angela Susanne. 2004. President Lincoln’s Commute Route : A Heritage Tourism Opportunity? Gainesville : University of Florida Gaffar, Vanessa. Wetprasit, Prateep., dan Setiyorini, Diah. 2011. Comparative Study of Tourist Characteristics on Cultural Heritage Tourism Sites : Survey on Tourist in Indonesia and Thailand Heritage Sites. Shah Alam : Universiti Teknologi MARA Galt, Sue. 1994. Guidelines for Heritage Trails. Sydney : NSW Heritage Office National Capital Planning Commission. 2010. Federal Triangle Heritage Trail :

Assessment Study. Washington, DC : National Capital Planning Commission

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 Peraturan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 208 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Monumen Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 Sagimun. 1988. Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi. Jakarta : Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta Small, Keith. 2006. A Short Guide to Heritage Trails. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.leics.gov.uk%2 Fan_introductory_guide_to_heritage_trails.doc&ei=LMNVUbqgC4LWrQ eGyYDwBA&usg=AFQjCNEZV4ATmYRfgUPW0iwIc_wu08QY4w&si g2=01kKxs8Ik7wXiM2248fGrQ&bvm=bv.44442042,d.bmk (diakses 8 Maret 2013) Saputra, Desy. 2013. DKI Akan Sediakan Bus Tingkat untuk Pariwisata.

http://www.antaranews.com/berita/390722/dki-akan-sediakan-bus-tingkat-untuk-pariwisata. (Diakses 11 September 2013)

Sorupia, Eden. 2005. Rethinking The Role of Transportation in Tourism. Victoria : University of Melbourne Sullivan, Arthur. 2012. Urban Economics. Singapore : Mc Mgraw Hill Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya

Page 22: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

16

16

CURRICULUM VITAE

Nama : Ade Amanulah NPM : 1006661992 Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Analisa Prioritas Jenis Infrastruktur yang Perlu Dibangun Untuk Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia

2. Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Memperkuat Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

Penghargaan Ilmiah : 1. Finalis SRD Quiz FEUI 2011 2. Medali Emas OIM UI (Kontingen FEUI) 2011 3. Juara I SRD Quiz FEUI 2012 4. Juara I PKM GT SRD FEUI 2012 5. Medali Perak Quiz OIM UI (Kontingen FEUI) 2012 6. Medali Perunggu PKM GT OIM UI 2012

Nama : Gandung Aryopratomo NPM : 1006696106 Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 9 Juli 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Penggunaan Tata Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Penamaan Objek Geografi 2. Hubungan Antara Penjualan dan Teknik Pemasaran Produk Olahan Nanas Subang di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat 3. Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Memperkuat Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

Penghargaan Ilmiah : 1. Finalis SRD Quiz FEUI 2011 2. Medali Emas OIM Quiz UI (Kontingen FEUI) 2011 3. Juara II SRD Quiz FEUI 2012

Page 23: Pemanfaatan Heritage Trail di Jakarta

17

17

4. Juara I PKM GT SRD FEUI 2012 5. Medali Perak OIM Quiz UI (Kontingen FEUI) 2011 6. Medali Perunggu PKM GT OIM UI 2012

Nama : Novika Dina NPM : 1006662534 Jurusan/Angkatan : Manajemen/ 2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Bontang, 11 November 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat: - Penghargaan Ilmiah :

1. Juara 3 OSN Fisika Tahun 2009 Bontang Nama : Riyan Hidayat NPM : 1006690185 Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Kalampayan, 19 Juni 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Analisa Prioritas Jenis Infrastruktur yang Perlu Dibangun Untuk Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia

2. Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Memperkuat Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

Penghargaan Ilmiah :

1. Juara I PKM GT SRD FEUI 2012 2. Medali Perunggu PKM GT OIM UI 2012