pemahaman masyarakat pada peta kawasan rawan bencana ... 20110304... · pemahaman masyarakat pada...

6
Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 25-30 Hal :25 PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI IJEN, JAWA TIMUR Imam Santosa Bidang Evaluasi Potensi Bencana Sari Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2000 berupa erupsi phreatik. Sejak saat itu kubah lava tersebut terus tumbuh hingga sekarang.beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas diantaranya pada tahun 1991, 1993, 1999, 2000, 2001, 2005 dan sejak tanggal 18 Desember 2011, Gunungapi Ijen meningkat statusnya menjadi siaga. Sosialisasi bahaya Gunungapi Ijen yang dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo, Jawa Timur pada bulan Januari 2012, merupakan salah satu upaya dalam mitigasi penanggulangan bencana erupsi gunungapi Ijen. Sosialisasi merupakan kegiatan yang sangat penting karena usaha peningkatan pemahaman aparatur Pemerintah Daerah dan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana terhadap bahaya erupsi gunungapi harus terus dilakukan. Dengan terlaksananya sosialisasi bahaya gunungapi ini diharapkan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana erupsi gunungapi dapat ditekan seminimal mungkin. Kata kunci: Sosialisasi, Gunungapi, Kawasan Rawan Bencana Pendahuluan Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang mengakibatkan terbentuknya gunungapi, morfologi berbukit dan sumber gempa. Kondisi demikian menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana geologi seperti letusan gunungapi, gerakan tanah, gempabumi, dan tsunami. Terdapat 127 gunungapi aktif yang tersebar sepanjang 7000 km dari Aceh, Bukit Barisan, P. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Jawa Timur. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan berkembangnya permukiman dan prasarananya ke kawasan rawan bencana gunungapi, sehingga mengakibatkan ancaman terhadap masyarakat di kawasan tersebut. Untuk meminimalkan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda, diperlukan peran aktif pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dalam memahami bencana gunungapi. Oleh sebab itu sosialisasi/penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan agar pemahaman pemerintah daerah dan masyarakat terhadap gunungapi lebih meningkat. Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif. Gunungapi Ijen terakhir meletus pada tahun 1993 yang ditandai dengan adanya erupsi phreatik berupa semburan air danau kawah setingga lebih kurang 1000 meter didalam danau kawah. Di Kawah G. Ijen terdapat danau kawah yang sangat asam (pH=0.8 – 1, Sri Sumarti, 2010), berbentuk elips berukuran 600 x 900 m dengan dasar terdalam mencapai 200 m. Pemetaan dasar danau kawah ini telah dilakukan oleh para ahli gunungapi yang dimulai pada tahun 1925 Takano dkk. tahun 1996 dan terakhir dilakukan oleh Alain Bernard dkk. tahun 2010, danau kawah itu terbentuk oleh beberapa kawah yang saling berpotongan akibat letusan eksplosif yang cukup besar (Zaennudin 2004).

Upload: vuongthu

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 25-30 Hal :25

PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI IJEN, JAWA TIMUR

Imam Santosa

Bidang Evaluasi Potensi Bencana

Sari Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2000 berupa erupsi phreatik. Sejak saat itu kubah lava tersebut terus tumbuh hingga sekarang.beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas diantaranya pada tahun 1991, 1993, 1999, 2000, 2001, 2005 dan sejak tanggal 18 Desember 2011, Gunungapi Ijen meningkat statusnya menjadi siaga. Sosialisasi bahaya Gunungapi Ijen yang dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo, Jawa Timur pada bulan Januari 2012, merupakan salah satu upaya dalam mitigasi penanggulangan bencana erupsi gunungapi Ijen. Sosialisasi merupakan kegiatan yang sangat penting karena usaha peningkatan pemahaman aparatur Pemerintah Daerah dan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana terhadap bahaya erupsi gunungapi harus terus dilakukan. Dengan terlaksananya sosialisasi bahaya gunungapi ini diharapkan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana erupsi gunungapi dapat ditekan seminimal mungkin.

Kata kunci: Sosialisasi, Gunungapi, Kawasan Rawan Bencana Pendahuluan Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang mengakibatkan terbentuknya gunungapi, morfologi berbukit dan sumber gempa. Kondisi demikian menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana geologi seperti letusan gunungapi, gerakan tanah, gempabumi, dan tsunami. Terdapat 127 gunungapi aktif yang tersebar sepanjang 7000 km dari Aceh, Bukit Barisan, P. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Jawa Timur. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan berkembangnya permukiman dan prasarananya ke kawasan rawan bencana gunungapi, sehingga mengakibatkan ancaman terhadap masyarakat di kawasan tersebut. Untuk meminimalkan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda, diperlukan peran aktif pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dalam memahami bencana

gunungapi. Oleh sebab itu sosialisasi/penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan agar pemahaman pemerintah daerah dan masyarakat terhadap gunungapi lebih meningkat. Gunungapi Ijen merupakan gunungapi tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif. Gunungapi Ijen terakhir meletus pada tahun 1993 yang ditandai dengan adanya erupsi phreatik berupa semburan air danau kawah setingga lebih kurang 1000 meter didalam danau kawah. Di Kawah G. Ijen terdapat danau kawah yang sangat asam (pH=0.8 – 1, Sri Sumarti, 2010), berbentuk elips berukuran 600 x 900 m dengan dasar terdalam mencapai 200 m. Pemetaan dasar danau kawah ini telah dilakukan oleh para ahli gunungapi yang dimulai pada tahun 1925 Takano dkk. tahun 1996 dan terakhir dilakukan oleh Alain Bernard dkk. tahun 2010, danau kawah itu terbentuk oleh beberapa kawah yang saling berpotongan akibat letusan eksplosif yang cukup besar (Zaennudin 2004).

Page 2: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Hal :26 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 26-30

Gambar 1 Lokasi G. Ijen diantara gunungapi-gunungapi lainnya di Jawa Timur

Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan sosialisasi/penyuluhan bahaya Gunungapi Ijen kepada aparat Pemerintah Daerah, instansi lainnya yang terkait dengan kebencanaan dan masyarakat di kawasan rawan bencana dalam mengenali bencana letusan gunungapi dan tata cara penanganannya, dalam rangka kegiatan tanggap darurat G. Ijen, sedangkan tujuannya adalah agar pemahaman Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat tentang bahaya Gunungapi meningkat dan mereka selalu waspada dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Metodologi Metoda yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah dengan cara tatap langsung dan diskusi interaktif serta kuisioner yang dibagikan kepada peserta sosialisasi.

Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan sosialisasi bahaya Gunungapi Ijen ini dilakukan di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada bulan Januari 2012. Peserta sosialisasi terdiri dari Muspida Pemerintah Daerah ke-2 Kabupaten dan masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunungapi Ijen sebanyak masing-masing lebih kurang 50 orang.

Materi Sosialisasi Sejarah Kegiatan Dalam sejarah kegiatannya G. Ijen mulai meletus tahun 1796. Saat itu berupa erupsi phreatik, kemudian berturut-turut terjadi dari kawah yang sama pada tahun 1817, 1917, 1936, 1952, 1962, 1976,1991, 1993, 1999 berupa letusan phreatik setinggi lk. 1000 m, 2000 terjadi letusan phreatik, 2001, 2005 dan terakhir

G. Ijen

G. Ijen

Page 3: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 27-30 Hal :27

sejak tanggal 18 Desember 2011, status Gunungapi Ijen meningkat menjadi siaga. Umumnya erupsi yang terjadi sejak tahun 1796 adalah erupsi phreatik. Kegiatan-kegiatan (erupsi) tersebut, mengakibatkan kerugian harta benda yang tidak sedikit, namun tidak tercatat adanya korban jiwa. Erupsi terakhir terjadi pada bulan Juni 2000, sedangkan sebelumnya terjadi pada bulan Juli 1993 juga berupa erupsi phreatik. Periode erupsi G. Ijen yang terpanjang adalah 100 tahun dan yang terpendek adalah 1 tahun. Jika dilihat dari sejarahnya, peningkatan aktivitas tahun sejak 1796 hingga 2005 tidak selalu diikuti oleh erupsi. Sistem Pemantauan Aktifitas kegempaan G. Ijen dan sekitarnya dipantau secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Ijen di Desa Licin, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi lebih kurang. 12 km sebelah selatan G. Ijen dengan menggunakan seismograf Kinnemetrics PS-2. Hasil kegempaan dari stasiun ini selain dapat direkam di Pos PGA Ijen di Licin, dapat juga langsung dipantau di Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan (terutama kegempaan) dan mempercepat alur komunikasi pemantauan (aktifitas kegempaan G. Ijen) dengan instansi terkait di sekitar G. Ijen, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan mengenai kegiatan G. Ijen, mengingat kecepatan alur informasi sangat penting. Berdasarkan pemantauaan secara instrumental dan visual, G. Ijen pada tanggal 18 Desember 2011 berada pada status siaga. Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana suatu gunungapi dituangkan dalam peta kawasan bencana yang menunjukan tingkat kerawanan bencana suatu daerah bila terjadi erupsi gunungapi. Peta ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan pos penanggulangan bencana. Peta ini disusun berdasarkan data geomorfologi, geologi, sejarah

kegiatan, hasil penelitian dan studi lapangan.Berdasarkan tingkat kegiatan, sejarah kegiatan dan frekwensi erupsinya, G. Ijen diklasifikasikan sebagai gunungapi tipe A dimana bahaya primernya adalah air danau kawah yang sangat asam dan apabila terjadi letusan dikhawatirkan dapat meluap dan melanda Desa-desa yang berada di barat laut-utara danau kawah Ijen.Berdasarkan Standardisasi Nasional Indonesia nomor SNI 13-4689-1998, Peta kawasan rawan bencana G. Ijen (A. R. Mulyana, 2005).dibagi menjadi 2, yaitu bahaya terhadap aliran dan bahaya terhadap jatuhan. Masing-masing jenis bahaya tersebut kemudian dibagi kedalam 3 tingkatan dari rendah ke tinggi, yaitu : kawasan rawan bencana I (kuning), kawasan rawan bencana II (merah muda), dan kawasan rawan bencana III (merah).

Gambar 2. Peta kawasan rawan bencana G. Ijen, Jawa Timur (A. R. Mulyana, 2005)

Page 4: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Hal :28 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 28-30

Gambar 3. Sungai Banyupahit berhulu dari danau kawah Gunungapi Ijen yang sangat asam (pH=0.8-1, Sri Sumarti, 2010), mengalir tepat dibelakang Desa Watucapil, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso. Terlihat tebing sungai yang landai, sehingga sangat mudah terlanda jika terjadi luapan pada danau kawah .

Gambar 4. Desa Watucapil, Kecamatan Sempol dengan populasi penduduk 2900 orang yang sewaktu-waktu dapat terlanda luapan danau kawah Ijen.

Gambar 5. Sosialisasi tanggap darurat G. Ijen di Desa Watucapil, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso.

Gambar 6. Bentuk kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bondowoso dengan mendirikan tenda-tenda darurat G. Ijen di Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso.

Gambar 7. Rapat Koordinasi dipimpin langsung oleh Kepala BNPB Syamsul Bondowoso dengan PVMBG, Bupati Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi

Page 5: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 29-30 Hal :29

Potensi Bencana • Ancaman bahaya erupsi gunungapi Ijen

paling besar adalah pada penduduk Desa Margahayu, Watucapil dan Kaligedang, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso merupakan desa-desa yang paling dekat dengan danau kawah Ijen (jarak 7-8 km) sehingga harus diwaspadai apabila terjadi luapan dari danau kawah Ijen.

• Keasaman air Sungai Banyupahit yang mengalir melalui Desa-desa tersebut masih sangat asam (pH = 2.7), bisa dibandingkan pH layak sentuh = 5, pH layak minum = 6-7.

• Keasaman air danau kawah Ijen juga sudah terlihat dampaknya pada penduduk yang bermukim di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo yang berjarak sekitar 45 km dari kawah Ijen. Keasaman air Sungai Banyupahit masih tinggi didaerah ini (pH= 3.8). Kandungan Fluor yang tinggi (melebihi Nilai Ambang Batas WHO, 1.5), pada beberapa sumur penduduk bahkan sampai pada nilai 4 (Sri Sumarti, 2010) menunjukkan bahwa sumur-sumur penduduk sudah terkontaminasi oleh Sungai Banyupahit. Adapun dampak daripada itu adalah gigi yang terlihat kecoklatan.

Hasil dan Pembahasan Hasil kegiatan sosialisasi bahaya Gunungapi Ijen menghasilkan rekomendasi sebagai berikut: • Gunungapi Ijen merupakan salah satu

gunungapi api aktif yang sering meletus di Jawa Timur, maka untuk Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), diharapkan Pemerintah Daerah setempat melihat/ mempertimbangkan peta Kawasan Rawan Bencana G. Ijen yang telah diterbitkan oleh PVMBG.

• Pemerintah daerah (BPBD) diharapkan melakukan koordinasi dengan pengamat gunung api di Pos PGA Ijen di desa Licin, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi dalam memantau aktifitasnya sehingga dapat mengetahui informasi

terkini tentang tingkat aktifitas atau status G. Ijen

• Perhatian terhadap Desa Margahayu, Watucapil dan Kaligedang, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso di lereng baratlaut berjarak sekitar 7 sampai 8 km dari puncak G. Ijen harus lebih ditingkatkan.

• Dari kuisioner yang dibagikan, umumnya penduduk Desa Margahayu, Watucapil dan Kaligedang, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso masih rendah pemahamannya pada: pengetahuan tentang Kebencanaan dan tata cara menghindarinya, peta KRB G. Ijen, bahkan mereka tidak mengenal Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sebagai institusi yang berhak memantau dan mengeluarkan peringatan dini gunungapi.

• Membangun tingkat kewaspadaan masyarakat di kawasan rawan bencana sangat penting sehingga masyarakat siap mengambil tindakan apabila daerah tempat tinggalnya terlanda bencana.

• Melakukan sosialisasi yang lebih sering sampai ke tingkat Kecamatan/Kelurahan, baik melalui presentasi/diskusi atau penyebaran leaflet/booklet tentang bahaya gunungapi dan tata cara menghindari bahayanya.

• Membuat peta KRB dengan skala yang lebih rinci yang dilengkapi dengan peta arah pengungsian sebagai peta operasional bagi pemerintah daerah setempat dan masyarakat apabila terjadi luapan danau kawah gunungapi Ijen, terutama pada Desa-desa seperti Margahayu, Watucapil, Kaligedang yang dilalui oleh S. Banyupahit.

• Peta KRB yang sudah ada perlu untuk diperbaiki karena ada beberapa Desa yang namanya tidak tercantum pada peta. Lokasi-lokasi penampungan yang direkomendasikan juga perlu didiskusikan dengan Pemerintah Daerah.

• Dilarang melakukan pendakian ke puncak dan tidak melakukan aktivitas pada radius 1.5 km selama status G. Ijen siaga .

Page 6: PEMAHAMAN MASYARAKAT PADA PETA KAWASAN RAWAN BENCANA ... 20110304... · Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Benc ana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa) Bulletin Vulkanologi

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

Hal :30 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 30-30

• Perlu disiapkan lokasi penampungan yang memadai oleh Pemerintah Daerah mengacu kepada Peta Kawasan Rawan Bencana G. Ijen yang diterbitkan oleh PVMBG sebagai antisipasi apabila terjadi bencana.

• Penanganan bencana sampai saat ini belum optimal karena memposisikan masyarakat sebagai objek semata. Oleh karena itu perlu ada proses pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan sehingga upaya penanganan bencana berbasis masyarakat harus sungguh-sungguh dilakukan dengan melibatkan masyarakat karena sesungguhnya hanya mereka yang sangat mengenal dengan baik kampungnya sendiri. Tantangannya adalah bagaimana melakukan sosialisasi pengalihan keterampilan kepada masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan ini bukan sekedar dilakukan oleh para ahli dan aparat pemerintah saja, tetapi harus dilakukan secara partisipatif, bersama, oleh dan untuk masyarakat yang terancam bahaya. Metoda partisipatif merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendukung mekanisme internal. Asas yang melandasi mekanisme ini adalah “pemberdayaan”, yaitu membangun kapasitas masyarakat yang terancam bahaya. Konsepnya adalah membantu masyarakat mampu menolong diri sendiri.

• Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi segera membuat kegiatan penyusunan rencana kontinjensi bencana erupsi G. Ijen dengan PVMBG, sehingga masyarakat dan unsur-unsur terkait dalam penanganan bencana siap dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi G. Ijen.

• Dengan terselenggaranya sosialisasi G. Ijen di Desa Bantal, Kecamatan Sempol, Kabupaten Situbondo, Instansi terkait seperti BPBD, Dinas Kesehatan, PDAM, dll berjanji kepada masyarakat untuk mengadakan air bersih dari sumber air yang sudah dianalisis dan layak minum sebagai pengganti S. Banyupahit yang selama ini merupakan sumber air bagi penduduk di wilayah tersebut.

Kesimpulan • Dari kuisioner yang dibagikan, umumnya

penduduk disekitar G. Ijen masih rendah pengetahuannya tentang peta KRB G. Ijen, bahkan mereka tidak mengenal Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sebagai institusi yang berhak memantau dan mengeluarkan peringatan dini gunungapi.

• Kegiatan sosialisasi merupakan salah satu tahapan mitigasi yang sangat penting dilakukan terutama seiring dengan meningkatnya aktivitas G. Ijen.

Daftar Pustaka Bernard, A., Sumarti, S., 2010, The lake of Ijen

volcano in Indonesia. The world’s largest natural reservoir of extremely acid waters and a permanent threat for local population.

Kusumadinata, K., Hadian, R., Hamidi, S., dan Reksowirogo, L.D., 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Bandung: Direktorat Vulkanologi.

Mulyana, A. R., dkk., 2005, Peta Kawasan Rawan Bencana G. Ijen.

Zaennudin, A., Sumarti, Sri, and Sutaningsih, Euis N., 2005, Genetic Of An Ancient Lake Blawan Ijen Caldera, East Java. Annual Scientific Meeting of Indonesian Geologists Association, Surabaya – Indonesia.

Zaennudin, A., Supriyati Andreastuti, Isa Nurnusanto, Dewi Sayudi, and Wartono Rahardjo, 2004, Debris Avalanche Of Mojosongo, Is It Related To A Large Eruption? Annual Scientific Meeting of Indonesian Geologists Association, Bandung – Indonesia