pemahaman konsep ukhuwah dalam al-qur'an …

78
PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT LEMBAGA KEMANUSIAAN ACT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : WAHYU HARAHAP NIM. 11140340000247 JURUSAN ILMU HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN

MENURUT LEMBAGA KEMANUSIAAN ACT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Program Studi Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

WAHYU HARAHAP

NIM. 11140340000247

JURUSAN ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

ii

PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL QUR’AN

MENURUT LEMBAGA KEMANUSIAAN ACT

Cilandak, ACT, Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Wahyu Harahap

NIM: 1140340000247

Pembimbing

Maulana, M.Ag

NIP. 196502071999031001

PROGRAM STUDI Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

1442 H / 2020 M

Page 3: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul PEMAHAMAN KONSEP UKHUWWAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT LEMBAGA KEMANUSIAAN ACT telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Desember 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 2 Februari 2021

Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr Eva Nugraha, M.Ag

Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH NIP. 19710217199803 1 002 NIP. 19820816201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr Abd. Moqsith, M.Ag

Syahrullah, M.A NIP. 19710607200501 1 002 NIP. 19780818200901 1 016

Pembimbing,

Maulana, M.Ag NIP. 19650207199903 1 001

Page 4: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …
Page 5: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

iv

ABSTRAKSI

Wahyu Harahap, “Pemahaman Konsep Ukhuwah dalam Al Qur’an Menurut

Lembaga Kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tanggap); Cilandak, Jakarta

Selatan, Oktober 2020.

Skripsi ini membahas tentang pemahaman konsep ukhuwah dalam Al Qur’an

Menurut Lembaga kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tanggap).

Pembahasan topik dalam penulisan skripsi ini, saya gunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan model organisatoris, yakni yang mekanisme

operasional kerjanya berdasarkan ruang lingkup pengorganisasian pada umumnya.

Misalnya, dengan konsep ukhuwah (persaudaraan) saat ACT berperan serta

menolong warga yang terkena musibah banjir. Dengan perencanaan, penyusunan

tim tugas, ketersediaan waktu, dan besaran biaya yang disediakan, lembaga tersebut

bertindak menolong warga.

Bahwa konsep ukhuwah dalam ‘Al-Qur’an’ ternyata mampu menggugah kesadaran

dan pemahaman secara individual dan/atau kelembagaan untuk aktif berpartisipasi

dan berkontribusi dalam hal menolong sesama (sesuai dengan nilainilai

kemanusiaan) seperti kehidupan bersaudara.

Kata Kunci: Ukhuwah dalam Al Qur’an (Living Qur’an), Lembaga ACT.

Page 6: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puja-puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

dengan ‘ridlo’-Nya, penyusunan dan penulisan skripsi ini bisa selesai dengan baik

sesuai waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini saya buat sebagai kewajiban tugas

akhir mahasiswa di Fakultas Ushuluddin, Jurusan IAT (Ilmu Al Qur’an dan Tafsir)

Universitas UIN Syarif Hidayatullah, Semester XIII Tahun Akademik 2020.

1. Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih pada Bapak Maulana, M.Ag

sebagai Dosen Pembimbing saya, yang selama ini telah banyak membantu

mengarahkan dan membimbing penyusunan skripsi yang saya buat sampai

selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.

2. Terima kasih saya ucapkan juga pada Lembaga ACT (Aksi Cepat Tanggap)

yang telah berkenan menyediakan tempat dan waktu bagi saya dalam

penelitian skripsi dengan topik bahasan yang sesuai dengan judul skripsi

yang saya buat ini: “Pemahaman Konsep Ukhuwah Dalam Al Qur’an

(Living Qur’an) Terhadap Lembaga Kemanusiaan ACT (Aksi

Cepat Tanggap)”.

3. Saya juga mengucapkan terima kasih pada bapak Dr Eva Nugraha, M.Ag

(Ketua Tim Penguji) dan bapak Fahrizal Mahdi, MIRKH (Sekretaris Tim

Penguji) Bersama Tim Penguji yang lain (Dr Abdul Moqsith, M.Ag dan

Syahrullah, MA) yang telah berkenan meluangkan waktu dan memfasilitasi

terlaksananya pengujian skripsi ini.

4. Tak lupa, saya ucapakan terima kasih juga pada berbagai pihak lain yang

tak bisa saya sebutkan satu per satu di sini, yang secara langsung dan tidak

langsung telah ikut mendukung selesainya tugas akhir skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahiwabarakatuh.

Page 7: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

vi

Jakarta, 26 Oktober 2020.

PEDOMAN TRANSLITERASI

507 Tahun 2017.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor:

Huruf

Arab

Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts Te dan es ث

j Je ج

h h dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d De د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ya ش

s es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan ع

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

Page 8: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

vii

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ه

Apostrof ˋ ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a Fathah

i Kasrah

u Ḏammah

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ا ي

au a dan u ا و

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa dilambangkan

dengan harakat dan huruf, yaitu:

Page 9: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

viii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ا

î i dengan topi di atas ا ي

û u dengan topi di atas ا و

4. Kata Sandang

yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik Kata sandang, yang dalam sistem

aksara Arab dilambangkan dengan huruf, diikuti huruf syamsiah maupun huruf

kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad- dâwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda tasydîd ) ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak

ditulis ad-ḏarûrah melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata yang

berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh

1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûah tersebut diikuti oleh kata

sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata

benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṯarîqah طريقة 1

al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah الجامعة الإسلامية 2

Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

Page 10: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

ix

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih aksara ini

huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku

dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama

diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf

awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû

Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih

aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal

(bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka

demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. Mislanya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd

al-Samad al-Palimbani: Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

Page 11: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

x

DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................ 7

1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 7

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ................................................................... 12

1.4 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 12

1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 12

1.5.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 13

1.5.2 Pendekatan Penelitian .................................................................. 13

1.5.3 Sumber Data ................................................................................. 14

1.5.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 15

1.5.5 Metode Analisis Data ................................................................... 16

1.6 Sistematika Penelitian .................................................................... 16

BAB 2. STUDI LIVING QUR’AN................................................................... 20

2.1 Pengertian Studi Living Qur’an ..................................................... 20

2.1.1 Living Qur’an di Tengah Masyarakat .................................... 21

2.2 Perkembangan Studi Living Qur’an .......................................... 21

2.3 Urgensitas Living Qur’an .............................................................. 22

BAB 3. KONSEP UKHUWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ..... 24

3.1 Pengertian Ukhuwah ...................................................................... 24

3.2 Macam-Macam Ukhuwah .............................................................. 25

3.3 Ayat-Ayat Ukhuwah dalam Al-Qur’an .......................................... 33

Page 12: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

xi

BAB 4. PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DI LEMBAGA ACT ...... 40

4.1 Sejarah Berdirinya ACT ................................................................ 40

4.1.1 Visi Misi ACT .............................................................................. 41

4.2 Perspektif Ukhuwah bagi Lembaga ACT ...................................... 42

4.3 Implementasi Konsep Ukhuwah bagi Lembaga ACT ................... 45

BAB 5. PENUTUP ............................................................................................ 60

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 61

5.2 Saran .............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an adalah representasi dari penjelmaan pesan-pesan universal

Tuhan kepada hamba, hadir dalam bentuk teks verbal yang teraplikasikan dengan

simbol-simbol bunyi yang mewakili firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad

SAW dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagai wahyu dan petunjuk hidup bagi

manusia, setiap muslim harus membaca, mehamami isinya serta

mengaplikasikannya dalam kehidupan. Pembacaan yang dilakukan tentunya akan

melahirkan pemahaman yang setiap muslim satu sama lainnya cenderung tidak

sama. Hal ini menjadi niscaya karena terkait perbedaan kemampuan dan intensitas

dalam membacanya. Dari pemahaman yang berbeda tadi, masing-masing juga akan

melahirkan perilaku yang beragam pula sebagai bentuk tafsir Al-Qur’an dalam

praksis kehidupan, baik pada wilayah teologis filosofis, psikologis maupun

kultural.

Pengalaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an umumnya menghasilan

pemahaman dan penghayatan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tertentu secara

atomistic. 1 Pemahaman dan penghayatan individual yang diungkapkan serta

dikomunikasikan secara verbal maupun prilaku biasanya punya pengaruh kepada

individu lain yang pada gilirannya dapat mengkosntruk kesadaran kolektif yang

juga menciptakan tindakan dan perilaku dalam kehidupannya.2 Dalam bahasa lain,

fenomena ini merupakan sikap dan variasi respon muslim terhadap Al-Qur’an.

1 Muhammad Chirzin, 2007. Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dalam

AlQur’an; dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Ed Sahiron Syamsuddin.

Yogyakarta: Teras. Hal. 12 2 Dalam realitas sosial kehidupan muslim, tindakan yang dimaksud penulis dapat

disaksikan begitu dekat oleh kita. Pengalaman berinteraksi dengan Al-Qur’an terlihat begitu

beragam dari sekedar membaca Al-Qur’an baik secara sendiri maupun berjamaah (baca: komunitas),

kelompok penggiat kajian tafsir al-Qur‟an, penghafal Al-Qur’an, mengusir makhluk halus dengan

Al-Qur’an, praktek ruqyah, hingga menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu dan menjadikannya

sebagai hiasan rumah, hiasan masjid dan sebagainya. Semua yang dicontohkan tersebut merupakan

sebagian dari bentuk terapan interaksi muslim dengan Al-Qur‟an.

Page 14: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang mempunyai daya tarik

untuk dibahas, banyak ruang yang menjadi lahan kajian dalam Al-Qur’an. Kajian

tersebut tiap tahun terus berkembang, hasil tulisan tersebut yang bersifat ilmiah

bisa berupa skripsi, tesis, ataupun tulisan lain yang membahasa tentang AlQur’an.

Akan tetapi, secara general pembahasan tentang Al-Qur’an bisa didekati dengan

tawaran yang dilakukan oleh Amin al-Khuli (w. 1976) yang dikutip oleh

Nur Kholis Setiawan, yaitu, dirasah ma hawl Al-Qur’an dan dirasah fi Al-

Qur’annafsih.

Penulis mencatat, tawaran yang diberikan oleh Amin al-Khuli terlalu tinggi.

Dengan bahasa yang sederhana, pembahasan tentang hal itu mungkin sudah banyak

yang membahas dan kurang relevan ketika disandingkan dengan realitas

masyarakat sekarang, ketika menilai dan memandang ajaran yang terkandung

dalam Al-Qur’an. Dengan tanpa menyingkirkan kajian tersebut yang juga

mengandung nilai ilmiah, tetapi keadaan menyatakan bahwa ada perbedaan antara

kondisi sosial waktu Al-Qur’an diturunkan dan keadaan masyarakat masa

kini.

Dengan demikian, untuk mengisi kekosongan kajian yang berhubungan

dengan realitas masyarakat yang berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan persepsi

yang berbeda-beda, dibutuhkan arah baru atau tawaran metodis. Atas dasar tersebut,

ditawarkan arah baru kajian Al-Qur’an yang disebut dengan Living

Qur’an.

Living Quran dapat dikategorikan sebagai kajian atau penelitian ilmiah

terhadap berbagai fenomena sosial yang terkait dengan keberadaan Al-Quran di

tengah komunitas muslim tertentu atau lain yang berinteraksi dengannya. AlQuran

adalah teks verbatim yang telah ada sejak belasan abad silam, dan telah mengalami

kompleksitas interaksi antar umat, tidak hanya muslim namun juga non-muslim.

Tetapi, meski dengan perjalananya yang relatif panjang namun studi Al-Quran yang

berkembang hingga sekarang mayoritas masih berorientasi pada studi teks, dan

belum banyak menyentuh aspek-aspek lain seperti yang terkait langsung dengan

Implementasi pemahaman maupun sikap dan penerimaan umat pembaca

terhadapnya. Maka wajar jika studi Al-Quran oleh beberapa kalangan dirasakan

“membosankan”, belum lagi aspek materi yang sedikit sekali berorientasi langsung

dengan kebutuhan dan belum banyak diarahkan pada

Page 15: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

2

persoalan-persoalan kontemporer.3 Semisal yang berkaitan dengan realitas sosial

masyarakat yang dihubungkan dengan Al-Qur’an. Salah satunya adalah

pemahaman tentang konsep Ukhuwah di dalam Al-Qur’an. Berikut adalah kutipan

ayat dari mendamaikan saudara yang bertikai :

صلحوا ب ينهما … وإ ن طائفتان من ا لم ؤمنين ا قتتلوا فأ

Yang artinya : “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu

berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya…” (QS. Al-Hujurot:

9)

Salah satu ajaran penting yang banyak disampaikan Al-Qur’an adalah

tentang ukhuwah, dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah ajaran

persaudaraan dan persatuan. Prinsip ukhuwah yang terdapat dalam Al-Qur’an telah

dipraktekkan sejak Al-Qur’an itu diturunkan, dan tampak sekali hasilnya ketika

Nabi Muhammad SAW membangun negara Madinah yang ditandai dengan

ketetapan piagam Madinah.

Adapun pengertian ukhuwah menurut bahasa tercetak dari mashdarnya

yakni "ukhuwatun" yang berasal dari kata "akhun" yang berarti berserikat dengan

yang lain, karna kelahiran dari dua belah pihak atau salah satunya atau karna

persusuan. Sedangkan di dalam istilah, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa

ukhuwah diartikan sebagai "setiap persamaan dan keserasian dengan pihak yang

lain, baik persamaan keturunan, dari ibu, bapak atau keduanya, maupun keturunan

dari persusuan". Secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan

salah satu unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.4

Selama ini, masyarakat seringkali memaknai ukhuwah Islamiyah sebagai

persaudaraan terhadap sesama orang Islam. Mestinya tidak demikian. Ukhuwah

Islamiyah (Islamic brotherhood) berbeda dengan ukhuwah baynal-muslimin atau

al-Ikhwanul-Muslimun (moslem brotherhood).

3 Luqman Abdul Jabbar. 2006. Ruqyah Syar’iyyah; Fenomena Muslim Indonesia dalam

Memfungsikan Al-Qur’an; Studi Kasus Fenomena Ruqyah Syar’iyyah pada Umat Islam di Kota

Yogyakarta. Yogyakarta; Thesis UIN Sunan Kalijaga. 4 M. Quraish Shihab. 2007. Wawasan Al-Qur'ān: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan

Umat, Bandung: Mizan,, Hal.357.

Page 16: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

3

Makna persaudaraan antara sesama orang Islam itu bukan ukhuwah

Islamiyah, tetapi ukhuwah baynal-muslimin/ al-Ikhwanul-Muslimun (Moslem

Brotherhood). Jika dikaji dari segi nahwu, ukhuwah Islamiyah adalah dua kata yang

berjenis mawshuf atau kata yang disifati (ukhuwah) dan shifat atau kata yang

mensifati (Islamiyah). Sehingga, ukhuwah Islamiyah seharusnya dimaknai sebagai

persaudaraan yang berdasarkan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan persaudaraan

antar sesama umat Islam dinamakan dengan ukhuwah diniyyah.

Sedangkan proses terbentuknya ukhuwah Islamiyah, 5 yaitu: Pertama,

melaksanakan proses ta’aruf. Pengertian ta’aruf adalah saling mengenal sesame

manusia. Ada tiga bentuk proses ta’aruf, yakni: a). Perkenalan penampilan fisik

(jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku,

pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya; b). Pengenalan pemikiran (fikriyyan).

Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah,

kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi dan diikuti, dan lain

sebagainya; dan c). Pengenalan kejiwaan (nafsiyyan) yang ditekankan kepada

upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia

tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang memepengaruhi kejiwaannya.

Proses ukhuwah Islamiyah akan terganggu apabila tidak mengenal karakter

kejiwaan ini.

Kedua, melaksanakan proses tafahum. Tafahum adalah saling memahami.

Saling memahami adalah kunci ukhuwah Islamiyah. Tanpa tafahum, maka

ukhuwah tidak akan berjalan. Dengan saling memahami maka setiap individu akan

mudah mengetahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima perbedaan. Dari sini

akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.

Ketiga, melakukan at-ta’aawun. Bila saling memahami sudah lahir, maka

timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan),

pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan aman (saling bantu membantu).

Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Manusia adalah

5 Thoshisiko Isutzu. 1996. Ethic-Religius Concepts in the Koran, Montreal University

Press. Hal. 17

Page 17: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

4

makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain. Kebersamaan

akan bernilai bila kita mengadakan saling bantu membantu.

Keempat, melaksanakan proses takaful. Yang muncul setelah proses

ta’awun berjalan. Rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Takaful adalah

tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi Saw. dan para

sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat

kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih

kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain,

terus begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling

mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inilah ciri utama

dari ukhuwah Islamiyah. Kata akha sebagai dasar kata ukhuwwah dan derivasinya

dengan segala bentuknya, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 87 kali.

Dari pemaknaan tersebut, maka dapat dipahami bahwa ukhuwah diniyyah

(persaudaraan terhadap sesama orang Islam), ukhuwah wathâniyyah

(persaudaraan berdasarkan rasa kebangsaan), dan ukhuwah basyâriyyah

(persaudaraan berdasarkan sesama makhluk Tuhan) memiliki peluang yang sama

untuk menjadi Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah tidak sekedar

persaudaraan dengan sesama orang Islam saja. Tetapi juga persaudaraan dengan

setiap manusia meskipun berbeda keyakinan dan agama, asalkan dilandasi dengan

nilai-nilai keislaman, seperti saling mengingatkan, saling menghormati, dan saling

menghargai sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat

Tanggap di Indonesia.

ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang bermarkas di Menara 165, lantai 11, Jl.

TB. Simatupang Kav. 1, Cilandak Timur Jakarta Selatan, 12560, Indonesia.

Merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang social kemanusiaan. Tanggal 21

April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum

sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Untuk

memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan

tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan

Page 18: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

5

pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program

berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.

Lembaga kemanusiaan ACT merupakan representasi dari pengamalan

konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’anyang menjadi pedoman utama lembaga mereka

dalam menjalankan aktivitas kelembagaannya, hal tersebut dibuktikan dengan

berbagai macam bantuan yang diberikan oleh ACT dalam membantu setiap daerah

ataupun setiap saudara semuslim/sebangsa yang sedang mengalami musibah, baik

dalam skala kecil ataupun besar.

Berdasarkan hasil observasi awal dapat diketahui bahwa Pemahaman

konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’anmenurut lembaga ACT adalah dengan saling

menjaga kehormatan, hak dan kewajiban setiap manusia, khususnya sesama

muslim, oleh karena itu, jika setiap manusia mau untuk menjaga kehormatan dan

hak setiap manusia/muslim yang ada, insya allah akan tercipta sebuah kehidupan

yang aman, damai dan sejahtera.

Konsep Ukhuwah menurut lembaga ACT sudah menjadi pedoman dalam

menjalankan aktiftas kemanusiaan yang sudah dilakukan selama ini. Prinsip itulah

yang menjadikan lembaga ACT sebagai salah satu lembaga social kemanusiaan

yang ada di Indonesia yang paling sering sigap menjadi garda tedepan dalam

menyalurkan dan memberikan bantuan, semisal terjadinya bencana banjir yang

melanda beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Banten, dan Bandung.

Konsep Ukhuwah seakan-akan sudah menjelma dalam pedoman

perjuangan, bahkan dalam setiap jiwa relawan yang tergabung dalam lembaga ACT

yang harus rela meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta demi

memberikan bantuan kepada saudara seagama dan sebangsa yang sedang dilanda

musibah. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih mendalam

lagi mengenai “Pemahaman Konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Living

Qur’an) terhadap Lembaga Kemanusiaan ACT”, sejauh mana pemahaman

Ukhuwah yang diketahui oleh ACT, serta bagaimana bentuk pengamalan atau

implementasi dari Konsep Ukhuwah yang sudah menjadi pedoman (Living) dalam

setiap tindakan kemanusiaan mereka.

Page 19: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

6

1.2 Batasan Masalah

Guna menghindari kesalah pahaman dan untuk mencapai kesamaan persepsi

dalam masalah yang hendak penulis bahas pada skripsi ini, maka penulis merasa

perlu untuk memberikan suatu batasan dan rumusan terhadap masalah yang akan

dikaji, yaitu:

1. Bagaimakah konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an ?

2. Apa yang dimaksud dengan Studi Living Qur’an ?

3. Bagaimanakah perkembangan dari Studi Living Qur’an ?

4. Bagaimanakah pemahaman konsep Ukhuwah dalam Al-Quran menurut

Lembaga Kemanusiaan ACT ?

5. Bagaimanakan bentuk implementasi dari konsep Ukhuwah yang

dilakukan oleh Lembaga Kemanusiaan ACT ?

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dari penelitian ini adalah “bagaimanakah pemahaman serta implementasi konsep

ukhuwah dalam al-Quran (living Qur’an) terhadap lembaga kemanusiaan ACT”

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran sebanyak mungkin

tentang pemahaman konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an di Lembaga Kemanusiaan

ACT (Studi Living Qur’an)

Penelitian ini diharapkan memiliki nilai manfaat akademis maupun praktisnya.

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah:

1.4.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an;

b. Untuk mengetahui maksud dan arti dari studi Living Qur’an;

c. Untuk mengetahui perkembangan Studi Living Qur’an;

d. Untuk mengetahui dan menganalisis pemahaman konsep Ukhuwah

dalam Al-Quran di Lembaga Kemanusiaan ACT;

e. Untuk mengetahui pemahaman dan implementasi dari konsep Ukhuwah

Page 20: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

7

di Lembaga Kemanusiaan ACT.

1.4.2 Kegunaan Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan khazanah ilmu

pengetahuan baru, khususnya terkait Studi Living Qur’an tentang

Konsep Ukhuwah dalam Al-Quran di Lembaga Kemanusiaan ACT..

Secara umum diharapkan penelitan ini dapat menjadi rujukan

penelitian di bidang study agama, khususnya Studi Living Qur’an di

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah yang masih sedikit akan literatur

penelitian tentang Studi Living Qur’an.

b. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah

wacana sekaligus pengetahuan bagi para pembaca, khususnya bagi

peneliti dalam mengkaji dan memahami Studi Living Qur’an.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini penulis tetap merujuk kepada penelitian-penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan studi Living Qur’an, walaupun topik yang dibahas tidak

sama persis tentang Pemahaman Konsep Ukhuwah dan Studi Living Qur’an.

Penelitian-penelitian itu di antaranya:

1) Skripsi yang berjudul “Konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif

antara Kitab Tafsir Al-Lubab dan The Messege of The Qur’an)”. Skripsi ini

menyimpulkan bahwa (1) Penafsiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir AlLubab

sangat terlihat konteks ke-Indonesiaan. Seperti dalam menafsirkan beberapa ayat

Ukhuwah, nampak sajian yang diberikan oleh Quraish Shihab merupakan solusi

dari permasalahan umat Islam, terkhusus di Indonesia (2) Sedang penafsiran

Muhammad Asad dalam kitab tafsir The Message of The Quran lebih menitik

beratkan pada tindakan bercerai-berai yang merupakan oposisi dari konsep

Ukhuwah, serta dijelaskan panjang lebar mengenai balasan dan peringatan bagi

orang-orang yang berselisih (3) terdapat kesamaan konsep Ukhuwah antara 2

Penafsir, bahwa tindakan yang berlawanan dengan konsep Ukhuwah

Page 21: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

8

(persaudaraan) seperti bercerai-berai dan berselisih dapat menimbulkan

perpecahan bagi umat itu sendiri, di samping itu tindakan tersebut dibenci dan

mengundang murka Allah, sehingga orang-orang yang bercerai-berai akan di

jerumuskan dalam api neraka sebagai balasan atas tindakan mereka. Meskipun

begitu, jika dilihat, terdapat perbedaan yang dalam konsep Ukhuwah yang

ditawarkan oleh Muhammad Asad dan Quraish Shihab yaitu Muhammad Asad

menjelaskan ayat-ayat Ukhuwah secara tidak langsung, jelasnya dalam kitab

tafsirya Asad lebih banyak membahas mengenai tindakan yang merupakan

oposisi dari tindakan Ukhuwah yaitu “bercerai-berai” dan konsekuensi yang

akan manusia terima dari tindakan tersebut, termasuk di dalamnya larangan utuk

mendekati tindakan tersebut, berbeda dengan Quraish Shihab yang menafsirkan

ayat tersebut langsung menyangkut tema pentingnya Ukhuwah, persatuan dan

kesatuan dalam umat, yang kemudian dihubungkan dengan bahaya tindakan

bercerai-berai dengan berbagai konsekuensinya.

2) skripsi yang berjudul “Makna Kata Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Kajian

Komparatif antara Ahmad Musthafa Al-Maraghi dan M. Quraih Shihab)”.

Skripsi ini memberikan simpulan dalam penelitiannya bahwa persaudaraan

menurut al- Ahmad Musthofa al-Maraghi dan M. Quraish Shihab memiliki

konsep yang sama dalam menafsirkan kata “Ukhuwah” dalam Al-Qur’an,

dimana secara umum antara kedua mufassir tersebut menyepakati bahwa makna

kata ukhuwah itu adalah persaudaraan, baik seiman, sekandung atau tidak,

bahkan persaudaraan sesama muslim itu juga termasuk dalam ukhuwah. Saudara

kandung atau saudara seketurunan seperti pada ayat yang menjelaskan tentang

warisan atau mengharamkan mengawini orang-orang tertentu misalnya pada

surat an-Nisa’ ayyat 23. Persaudaraan seagama, yang telah sudah dimaklumi

terletak pada surat al- Hujurat ayat 10.

3) Jurnal yang berjudul “Al-Ukhuwah Al-Ijtima’iyah wa Al-Insaniyah; Kajian

terhadap Pluralisme Agama dan Kerjasama Kemanusiaan”. Dalam jurnal ini

dijelaskan mengenai Paradigma kebebasan dan toleransi beragama dalam lslam

mengandung ajaran tentang persamaan manusia. Di atas persamaan ini dapat

dibentuk persaudaraan dan persahabatan antar pemeluk agama dalam kehidupan

sosial berdasarkan kemanusiaan demi terwujudnya ketertiban sosial bersama.

Page 22: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

9

Dengan demikian dari sisi kemanusiaan, lslam tidak mengenal eksklusivisme,

dan dari sisi akidah, Islam juga tidak mengenal intoleransi.

Berikut adalah kutipan ayat dari intoleransi

ين هاالذ أي ـ ءامنوا ل ي سخ ر ق و م م ن ق و م عسى أ ن يكونوا خ يرا م نه م ول نساء م ن ي

نساء عسى أ ن يكن

ابزوا با ل لقاب .. ﴿الحجرات : ۱۱خ يرا م نهن ول ت لمزوا أ نفسك م ول تن

Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum

merendahkan/meremehkan kaumz yang lain. Boleh jadi mereka (yang

diremehkan) lebih baik daripada mereka (yang meremehkan). Jangan pula

wanita merendahkan wanita yang lain. Boleh jadi wanita (yang diremehkan)

lebih baik daripada wanita (yang meremehkan). Janganlah kalian saling mencela

dan janganlah kalian saling memanggil dengan panggilan yang buruk”. (QS. Al

Hujurot: 11)

Dalam pergaulan social lslam menggariskan kepada umatnya, yaitu tidak boleh

berbantahan dengan penganut agama lain melainkan dengan cara yang sopan

dan etis, dan mereka boleh berbuat baik dan berlaku adil terhadap komunitas

agama lain.

4) Skripsi yang berjudul “Konsep Ukhuwah dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi

Tafsir Ruh Al-Ma’ani fi Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim Was-Sab’ul Matsani Karya

Imam Al-Lusi)”. Skripsi ini memberikan kesimpulamn dalam penelitiannya

bahwa: Ukhuwah adalah ikatan atau jalinan persaudaraan yang di kaitkan kepada

sebuah suku, ras, serta keturunan. Di dalam al-Qur'ān banyak ayat yang

menyebutkan kata ukhuwah, seperti dalam bentuk mufrad mudzakarnya kata

Akh itu di ulang sebanyak 52 kali dan satu kali dalam bentuk tasnihnya. Berikut

adalah contoh ayat tentang ukhuwah dengan Al-Qur’an

انما ا لم ؤمنون إ خوة فأ و يك م واتقوا الل صلحوا ب ين أخ

لعلك م ت رحمون

Yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Sebab

itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah

terhadap Alloh, supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al Hujurot: 10).

Sedangkan dalam bentuk mufrad muannasnya di ulang sebanyak 8 kali dan satu

kali dalam bentuk tasniah. Dalam bentuk jamak mdzakarnya dari akar kata Akh

Page 23: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

10

ini ada dua macam yaitu; Ikhwan dan Ikhwah. Kata Ikhwan di ulang sebanyak

22 kali, sedangkan kata Ikhwah di ulang sebanyak 7 kali. Sedangkan dalam

bentuk jamak muannasnya di ulang sebanyak 5 kali. Ukhuwah merupakan

sebuah jalan untuk tercapainya sebuah kedamaian, sebagaimana di jelaskan

dalam surat al-Hujurāt ayat 13. Terdapat beberapa nilai yang terkandung dalam

ukhuwah, agar tetap terjalinnya ukhuwah, antara lain: Jangan saling menghina,

memanggil dengan gelar buruk, dan mencela, sebagaimana di dalam surat al-

Hujurāt ayat 11. Serta tidak boleh berperasangka buruk, sebagaimana di dalam

surat al-Hujurāt ayat 12.

Begitupula keberagaman syari'at adalah kehendak Tuhan sendiri, agar kiata

saling mengenal satu sama lain sebagiaman surat al-Mā'idah ayat 48, dan surat

al-Hujurāt ayat 13. Serta kita di tuntut untuk berbauat baik kepada semua

golongan, sebagaimana surat al-Mumtahanah ayat 8. Ini semuah adalah nilainilai

ukhuwah yang terdapat dalam al-Qur'ān, untuk menciptakan kedamaian dan

keselamatan dunia akhirat.

5) Jurnal yang berjudul “Living Qur’an sebagai Metode Alternatif dalam Studi Al-

Qur’an”. Dalam jurnal ini lebih dominan pada konsepsi Kajian Living Quran

yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan

studi Al-Quran lebih lanjut. Kajian semacam ini akan lebih banyak

mengapresiasi respons dan perilaku masyarakat terhadap kehadiran AlQuran,

sehingga tafsir tidak lagi hanya bersifat elitis, melainkan emansipatoris yang

mengajak partisipasi masyarakat. Pendekatan fenomenologis, sosiologis,

antropologis dan analisis ilmu-ilmu sosial-humaniora serta beberapa disiplin

ilmu lainnya, tentu menjadi faktor yang sangat menunjang dalam kajian ini.

Lebih lanjut, Living Quran dapat juga dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah

dan pemberdayaan masyarakat, sehingga mereka lebih maksimal dalam

mengapresiasikan Al-Quran.

6) Jurnal yang berjudul “Living Qur’an; Studi Kasus Pembacaan al-Ma’tsurat di

Pesantren Khalid bin Walid Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu”. Dalam

jurnal ini disimpulkan bahwa Living Quran masih dinilai sebagai metode baru

dalam pengkajian al-Quran. Sejumlah kajian akademis dari pemerhati al-Quran

sangat membantu perkembangan teoritis dan terapan aplikatif metode ini.

Page 24: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

11

Penelitian lapangan terhadap fenomena pembacaan al-Ma’tsurat di Pesantren

Khalid Bin Walid Rokan Hulu satu upaya memperkaya memperkaya khazanah

pengkajian Living Quran. Besar harapannya penelitian al-Quran menggunakan

metode Living Quran berlanjut di kalangan pemerhati al-Quran dengan

mengambil objek penelitian yang berbeda sesuai dengan keberagaman

kebudayaan lokal.

Dari berbagai macam penelitian sebelumnya masih bahyak yang focus pada

penelitian tentang pemaknaan dan pemahaman mengenai Ukhuwah dalam

Al-Qur’an, dan sebagian penelitian lagi masih focus pada kajian Studi Living

Qur’an. Disini peneliti berusaha mengkolaborasikan studi Living Qur’an tentang

pemahaman konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an terhadap lemabag Kemanusiaan

ACT.

1.6 Metode Penelitian

Bondan dan Taylor mendefinisikan metode merupakan cara kerja sitematis

untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan untuk menemukan tujuan. 6

Sehingga metode penelitian merupakan instrument paling penting dalam

melakukan penelitian ilmiah untuk mendapatkan data-data tentang objek yang

diteliti, sekaligus sebagai penunjang untuk memperoleh data-data yang konkrit

sehingga sebuah penelitian dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Oleh

karena itu penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1.6.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian

pustaka (library research). Maksudnya adalah mengkaji literatur yang berkaitan

dengan konsep Ukhuwah. yaitu sebuah penelitian yang bersumber pada data-data

dokumentasi, informasi dari kitab-kitab tafsir tentang konsep Ukhuwah dalam

AlQur’an dan sumber informasi tentang pemahaman Ukhuwah di lembaga

kemanusiaan ACT seperti wawancara, dokumentasi dan literature yang relevan

dengan obyek penelitian.7

6 Sulistiyo Basuki, 2010. Metode Penelitian, Jakarta: Penaku, Hal. 93. 7 Mustika Zed, 2008. Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004), hlm. 89. Lihat juga Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Page 25: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

12

1.6.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengunakan Pendekatan Kualitatif. Pendekatan kualitatif

adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi

yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan

ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian

kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu,

peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan

wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan

mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih

menekankan pada makna dan terikat nilai.

1.6.3 Sumber Data

Sumber data merupakan data yang diperoleh dari buku yang terkait dengan

konsep emanasi dalam konteks Modern. Berhubung jenis penelitian ini adalah

kajian pustaka (library research) dan data lapangan, maka sumber data utama

(primary research) dalam penelitian ini adalah karya M Quraish Shihab Tafsir

AlLubab, serta hasil wawancara dengan pimpinan/anggota lembaga kemanusiaan

ACT.

Ada pun data sekunder yang akan digunakan dalam pembahasan ini

diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh peneliti lain yang dipandang memiliki

pembahasan yang berkaitan yaitu sebuah penelitian yang bersumber pada datadata

dokumentasi, informasi dari berbagai materi dan literatur, baik berupa buku, surat

kabar, majalah, ensiklopedi, catatan, serta karya- karya ilmiah yang berupa makalah

atau artikel-artikel yang relevan dengan obyek penelitian

PT Rosda Karya, Hal, 10

Page 26: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

13

1.6.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk menemukan arti penting dalam

sebuah penelitian dalam bentuk fakta, realitas kejadian, gejala ataupun masalah

dapat tercapai dengan baik.8 Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kata kunci "اخ" atau "اخواة" dalam

proses analisis untuk mengetahui dan mendapatkan sumber sebanyak munckin yang

berhubungan dengan konsep Ukhuwah.

1.6.5 Metode Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data tahap selanjutnya adalah menganalisis

dan mengolah data. Hal ini dianggap penting karena data yang diperoleh melalui

kitab tafsir klasik dan modern dan dokumen hasil waancara yang terkait dengan

masalah yang di bahas merupakan data yang belum dikelola bersifat mentah dan

belum layak untuk disajikan. Sehingga perlu adanya pengelolahan data. Pengolahan

atau analisis terhadap data mentah membuat data memiliki makna dan dapat

memecahkan masalah penelitian.9

Metode diskriptif merupakan metode yang sesuai untuk menganalisis

penelitan ini. Metode diskriptif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk

memahami fokus kajian yang sangat kompleks dengan melakukan pemisahan

melalui pengumpulan data. Pemisahan data bertujuan untuk memudahkan peneliti

dalam menganalisis data. 10 Berikut analisis data yang akan dilakukan: proses

analisis data dimulai dengan menelaah data yang diperoleh dari berbagai sumber.11

8 J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karekteristik dan Keunggulannya,

Jakarta: Grasindo, Hal. 172 9 M. Junaidi Ghony dan Fuzan Almanshur, 2012. Metode Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Hal. 245 10 Moh, Soehada, 2008. Metode Penelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), Yogyakarta:

Bidang Akademik, Hal. 115 11 M. Junaidi Ghony dan Fuzan Almanshur, 2012 Metode Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal. 246

Page 27: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

14

Selanjutnnya menyusun data dalam satuan kategori data sesuai dengan tipe data

kemudian melakukan reduksi data secara keseluruhan dari data yang telah

diperoleh. Setelah itu tahap analisis dengan menggunakan teori filsafat Islam

sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Dalam penyajiannya penelitian

menyajikan dalam bentuk tulisan dengan menerangkan dengan apa adanya seperti

yang diperoleh dari penelitian dan mencoba disajikan dalam bentuk yang sistematis

sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.

1.7 Sistematika Penelitian

Sistematika pembahasan dilakukan guna untuk mengarahkan

pembahasanpembahasan dalam penulisan penelitian ini serta untuk mempermudah

dan memahami pembahasan isi hasil penelitian. Dalam penyusunan penelitian ini

peneliti membagi pembahasan dalam lima bab dan beberapa sub bab untuk

memperoleh gambaran yang sistematis. Adapun sistematika pembahasan dalam

bentuk bab dan sub bab adalah sebagai berikut:

BAB I, dalam bab ini dimulai dengan pendahuluan secara keseluruhan, isi

pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat hubungannya dengan

masalah yang akan dibahas dalam penulisan karya tulis, latar belakang masalah.

Sub bab kedua batasan masalah. sub bab selanjutnya tujuan penelitian. Tinjauan

pustaka menempati sub bab ke empat. sub ke lima metode penelitian. Dan

sistematika penulisan sebagai sub terakhir dalam bab I.

BAB II, bab ini berisi tentang tentang pengertian studi Living Qur’an dan

perkembangannya di Indonesia.

BAB III, bab ini berisi tentang Konsep Ukhuwah dalam Perspektif Al-

Qur’an yang berupa Pengertian Ukhuwah, dan macam-macam Ukhuwah serta ayat-

ayat Ukhuwah dalam Al-Qur’an.

BAB IV, bab ini berisi tentang pemahaman konsep ukhuwah bagi lembaga

kemanusiaan ACT, berupa sejarah berdirinya ACT, serta pembahasan mengenai

Pemahaman terhadap Konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an (Living Qur’an) pada

lembaga Kemanusiaan ACT, serta implikasinya ataupun aplikasi dari pemahaman

konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an pada lembaga kemanusiaan ACT.

Page 28: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

15

BAB V, bab ini merupakan bagian akhir yang berisi tentang kesimpulan dari

rumusan masalah dan saran untuk para peneliti yang akan membahas tentang

masalah yang berkaitan dengan penelitian ini..

Page 29: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …
Page 30: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

BAB II

STUDI LIVING QUR’AN

2.1 Pengertian Studi Living Qur’an

Ditinjau dari segi bahasa, Living Qur’an adalah gabungan dari dua kata yang

berbeda, yaitu living, yang berarti ‘hidup’ dan Qur’an, yaitu kitab suci umat

Islam. Secara sederhana, istilah Living Qur’an bisa diartikan dengan “(Teks) Al-

Qur’an yang hidup di masyarakat”.12

Living Qur’an bermula dari fenomena Qur’an in everyday life, yang berarti

makna dan fungsi yang riil, nyata dipahami, dialami dan dirasakan oleh masyarakat

Muslim. Living Qur’an dapat juga diartikan sebagai studi tentang beragam

fenomena atau fakta sosial yang berhubungan dengan kehadiran AlQur’an di dalam

sebuah kelompok masyarakat tertentu yang kemudian diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.13

Muhammad Yusuf dalam hal ini mengatakan bahwa Living Qur’an dapat

dikatakan sebagai respon sosial (realitas) terhadap Al-Qur‟an, baik itu Al-Qur‟an

dilihat sebagai ilmu, dalam wilayah profane (tidak keramat) di satu sisi dan sebagai

buku petunjuk dalam yang bernilai sakral di sisi yang lain.14

Heddy Shri Ahimsa-Putra mengklasifikasikan pemaknaan terhadap Living

Qur’an menjadi tiga kategori. Pertama, Living Qur’an adalah sosok Nabi

Muhammad SAW yang sesungguhnya. Hal ini didasarkan pada keterangan dari Siti

Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, maka beliau

menjawab bahwa akhlaq Nabi SAW. adalah Al-Qur’an. Dengan demikian Nabi

Muhammad SAW adalah “Al-Qur’an yang hidup,” atau Living Qur’an. Kedua,

ungkapan Living Qur’an juga bisa mengacu kepada suatu masyarakat yang

kehidupan sehari-harinya menggunakan Al-Qur’an sebagai kitab acuannya. Mereka

hidup dengan mengikuti apa-apa yang diperintahkan Al-Qur’an dan

12 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur’an dan

Hadis,” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta:

Teras, 2007), Hal. xiv. 13 Muhammad Mansur, “Living Qur‟an dalam Lintasan sejarah studi Alquran”,

dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta:

Teras, 2007), Hal. 8. 14 Muhammad Yusuf, “Pendekatan sosiologi dalam penelitian”, dalam Sahiron

Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta: Teras, 2007), Hal.

Page 31: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

16

36.

menjauhi hal-hal yang dilarang di dalamnya, sehingga masyarakat tersebut seperti

“Al-Qur’an yang hidup”, Al-Qur’an yang mewujud dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Ketiga, ungkapan tersebut juga dapat berarti bahwa Al-Qur’an bukanlah

hanya sebuah kitab, tetapi sebuah “kitab yang hidup”, yaitu yang perwujudannya

dalam kehidupan sehari-hari begitu terasa dan nyata, serta beraneka ragam,

tergantung pada bidang kehidupannya.12

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Living Qur’an adalah

suatu kajian ilmiah dalam ranah studi Al-Qur’an yang meneliti dialektika antara

Al-Qur’an dengan kondisi realitas sosial di masyarakat. Living Qur’an juga berarti

praktek-praktek pelaksanaan ajaran Al-Qur’an di masyarakat dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Seringkali praktek-praktek yang dilakukan masyarakat, berbeda

dengan muatan tekstual dari ayat-ayat atau surat-surat Al-

Qur’an itu sendiri.

Berikut adalah contoh-contoh penelitian Living Qur’an yang sudah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Pertama, sebuah skripsi pada UIN Kalijaga

Yogyakarta, yang ditulis oleh Uswatun Hasanah pada tahun 2008, dengan judul

Studi terhadap Tujuan Membaca Al-Qur’an Masyarakat Dusun Sukorejo, Desa

Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang Jawa Tengah. Dalam skripsi tersebut

menjelaskan tentang berbagai tujuan membaca Al-Qur’an bagi masyarakat Dusun

Sukorejo di antaranya sebagai ibadah, sebagai media pengobatan, sebagai wirid,

sebagai jimat dan sebagai mahabbah.13

Kedua, Skripsi pada UIN Yogyakarta yang ditulis oleh Didik Andriawan

pada tahun 2013 dengan judul Penggunaan Ayat Al-Qur’an Sebagai Pengobatan:

Studi Living Qur’an pada Praktek Pengobatan Dr. KH. Komari Safullah, Pesantren

Sunan Kalijaga, Desa Pakuncen, Kec. Patianrowo, Kab. Nganjuk.

12 Heddy-Shri-Ahimsa-Putra, “The Living Al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi,”

dalam Jurnal Walisongo 20, 1 (Mei 2012): 236-237. 13 Uswatun hasanah, “Studi terhadap Tujuan Membaca Alquran Masyarakat Dusun

Sukorejo, Desa Kenteng, Kec. Susukan Kab. Semarang Jawa Tengah”, (Yogyakarta: UIN Yogyakarta, 2008).

Page 32: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

17

Dalam skripsi tersebut Didik menjelaskan bahwa KH. Komari Safullah

menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pengobatan dengan cara intuisi serta

keyakinan terhadap ayat-ayat tersebut.14

Ketiga, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Didi Junaedi pada tahun

2014 yang berjudul Living Qur’an di Pesantren; Studi Tentang Tradisi

Pembacaan Surat Al-Wãqi’ah Setiap Hari Di Pondok Pesantren As-Siroj Al- Hasan

Desa Kalimukti, Kec. Pabedilan, Kabupaten Cirebon. dalam penelitian tersebut

dijelaskan tentang tradisi pembacaan surat al-Wãqi’ah setiap hari di pesantren As-

Siroj Al-Hasan.15

2.1.1 Living Qur’an di Tengah Masyarakat

Berinteraksi dengan Al-Qur‟an merupakan bagian dari Living Qur’an yang

menjadi pengalaman tersendiri bagi umat Islam, pengalaman berinteraksi dengan

Al-Qur’an banyak menghasilkan pemahaman dan penghayatan yang kemudian

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.16

Kegiatan yang dapat dihasilkan dari berinteraksi bersama Al-Qur’an

meliputi berbagai macam bentuk kegiatan. Di antara bentuk kegiatan tersebut bisa

berupa membaca Al-Qur’an, memahami dan menafsirkan Al-Qur’an, menghafal

Al-Qur’an, berobat dengan Al-Qur’an, memohon berbagai hal dengan Al-Qur’an,

mengusir makhluk halus dengan Al-Qur’an, menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an untuk

hiasan maupun untuk menangkal gangguan, dan menerapkan ayat-ayat AlQur’an

14 Didik Andriawan, “Penggunaan Ayat Alquran Sebagai Pengobatan: Studi Living

Qur‟an pada Praktek Pengobatan Dr. KH. Komari Safullah, Pesantren Sunan Kalijaga, Desa

Pakuncen, Kec. Patianrowo, Kab. Nganjuk”, (Yogyakarta: UIN Yogyakarta, 2013). 15 Didi Junaedi, “Living Qur‟an di Pesantren; Studi Tentang Tradisi Pembacaan Surat Al-

Waqi‟ah Setiap Hari di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti, Kec.

Pabedilan, Kabupaten Cirebon”, (Cirebon: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat, Pusat Penelitian dan Penerbitan IAIN Syekh Nurjati, 2014). 16 Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qu‟ran”

dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta:

Teras, 2007), hlm. 12.

Page 33: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

18

tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa penjelasan terkait

bentuk kegiatan pengalaman berinteraksi dengan Al-Qur’an.17

1. Belajar Membaca Al-Qur’an

Belajar membaca Al-Qur’an biasanya merupakan langkah pertama yang

dilakukan oleh seorang Muslim dalam interaksinya bersama Al-Qur’an. Jika pada

masa lalu orang muslim membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari

AlQur’an, maka untuk saat sekarang terdapat metode-metode yang dapat digunakan

dalam belajar cepat membaca Al-Qur’an. Metode tersebut misalnya metode

Qiraati, Iqra’, Yanbu Al-Qur’an dan al-Barqi yang masing-masing memiliki cara

sendiri dalam memberikan kemudahan dan kecepatan tertentu dalam pembelajaran

membaca Al-Qur’an.18

2. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an di kalangan Muslim sudah menjadi hal biasa yang

dilakukan sehari-hari. Hal tersebut baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama, dan baik dibaca ayat demi ayat maupun surat demi surat. Membaca

Al-Qur’an pun ada yang melakukannya disertai penandaan terhadap AlQur’an

seperti menandai bagian-bagian ayat yang dipandang urgen dengan alat tulis pena

baik dengan melingkari, menggarisbawahi atau memberikan catatan garis pinggir.

Pembacaan Al-Qur’an pun terkadang ada individu yang menghususkan membaca

Al-Qur’an pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya membaca Al-Qur’an

dilakukan ketika malam jumat, di dalam masjid, di tempat pengajian atau di makam

tokoh seperti mkam Sunan Kalijaga, mengenai hal ini, patut digali informasi

tentang latar belakang, motivasi, obsesi, harapan dan tujuan serta pencapaian yang

mungkin dialami oleh yang bersangkutan.19

17 Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qu‟ran”

dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta:

Teras, 2007),. Hal. 14 18 Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qu‟ran”

dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta:

Teras, 2007),. Hal. 14 19 Muhammad, “Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-Qu‟ran”

dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadits, (Yogyakarta:

Teras, 2007),. Hal. 15

Page 34: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

19

2.2 Perkembangan Studi Living Qur’an

Jika ditelisik secara historis, praktek memperlakukan Al-Qur’an, suratsurat

atau ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur’an untuk kehidupan praksis umat,

pada hakekatnya sudah terjadi sejak masa awal Islam, yakni pada masa Rasulullah

SAW.

Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat pernah

melakukan praktek ruqyah, yaitu mengobati dirinya sendiri dan juga orang lain

yang menderita sakit dengan membacakan ayat-ayat tertentu di dalam Al- Qur’an.

Hal ini didasarkan atas sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-

Bukhari dalam Sahih al-Bukhari. Dari ‘Aisyah r.a. berkata bahwa Nabi

Muhammad SAW. pernah membaca surat al-Mu‘awwidhatain, yaitu surat alFalaq

dan al-Nas ketika beliau sedang sakit sebelum wafatnya. 20 Dalam riwayat lain

disebutkan, bahwa sahabat Nabi pernah mengobati seseorang yang tersengat hewan

berbisa dengan membaca al-Fatihah.

Dari beberapa keterangan riwayat hadis di atas, menunjukkan bahwa

praktek interaksi umat Islam dengan Al-Qur’an, bahkan sejak masa awal Islam,

dimana Nabi Muhammad SAW. masih hadir di tengah-tengah umat, tidak sebatas

pada pemahaman teks semata, tetapi sudah menyentuh aspek yang sama sekali di

luar teks. Jika kita cermati, praktek yang dilakukan Nabi Muhammad SAW

Dengan membaca surat al-Mu‘awwidhatain untuk mengobati sakitnya, jelas sudah

di luar teks. Sebab secara semantis tidak ada kaitan antara makna teks dengan

penyakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW, demikian juga halnya dengan

praktek yang dilakukan oleh sahabat Nabi yang membacakan surat al- Fatihah

untuk mengobati orang yang terkena sengatan kalajengking. Secara makna,

rangkaian surat al-Fatihah sama sekali tidak ada kaitannya dengan sengatan

kalajengking.

Dari beberapa praktek interaksi umat Islam masa awal, dapat dipahami jika

kemudian berkembang pemahaman di masyarakat tentang fadilah atau khasiat serta

keutamaan surat-surat tertentu atau ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur’an sebagai

obat dalam arti yang sesungguhnya, yaitu untuk menyembuhkan penyakit fisik. Di

20 Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Bab al-Raqa bi Al-Qur’an, CD Rom, Maktabah

alShamilah, al-Isdar al-Thani, t.t.

Page 35: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

20

samping beberapa fungsi tersebut, Al-Qur’an juga tidak jarang digunakan

masyarakat untuk menjadi solusi atas persoalan ekonomi, yaitu sebagai alat untuk

memudahkan datangnya rezeki.

2.3 Urgensitas Living Qur’an

Muhammad Yusuf21 yang mengutip John Middelton dalam The Religious

System menyatakan bahwa model penelitian Living Al-Qur’an dapat disebut

sebagai penelitian keagamaan (religious research) yang menempatkan agama

sebagai sistem keagamaan, yakni sistem sosiologis, suatu aspek organisasi sosial

dan hanya dapat dikaji secara tepat jika karakteristik itu diterima sebagai titik tolak.

Jadi, bukan meletakkan agama sebagai doktrin, tapi agama sebagai gejala sosial.22

Dengan demikian, penelitian Living Qur’an tidaklah dimaksudkan untuk mencari

kebenaran positivistik yang selalu melihat konteks, tetapi semata-mata melakukan

“pembacaan” objektif terhadap fenomena keagamaan yang terkait langsung dengan

Al-Quran. Penelitian model ini juga tidak mencari kebenaran agama lewat Al-

Qur’an atau menghakimi seseorang atau kelompok tertentu, tetapi lebih

mengedepankan penelitian tentang tradisi yang menggejala (baca: fenomena) di

masyarakat ditinjau dari persepsi kualitatif.

Living Al-Qur’an dimaksudkan bukan bagaimana individu atau sekelompok

orang memahami Al-Qur’an (Penafsiran), tetapi bagaimana AlQur’an itu disikapi

dan direspon masyarakat muslim dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut

konteks budaya dan pergaulan sosial. Sebagaimana telah diungkap di atas, orientasi

studi Al-Quran selama ini lebih banyak pada kajian teks, karena itu wajar jika

kemudian Nasr Hamid Abu Zayd mengistilahkan peradaban Islam sebagai

hadharah an-Nash (peradaban teks). Kerana itu pula produk kitab tafsir lebih

banyak ketimbang ktab-kitab lainnya, meski jika dicermati lebih jauh produk tafsir

abad pertengahan cendrung repetitive. Dan pada perkembangannya, penelitian Al-

Quran yang berorientasi resepsi hermeneutik belaka lebih banyak ketimbang studi

yang berkaitan dengan aspek resepsi kultural dan estetik.

21 Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Al-Qur’an, dalam

Metodologi Penelitian Living Al-Qur’an, …h. 49. 22 Lihat John Middelton, “The Religious System” dalam A. Handbook of Method in

Cultural Anthropolgy, ed. Raul Naroll, (New York : Columbia University Press, 1973), h. 502

Page 36: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

21

Jika selama ini ada kesan tafsir dipahami harus berupa teks verbal, maka

sebenarnya tafsir tersebut bisa diperluas untuk dapat mengimbanginya dengan

semua aspek non-verbal dari teks tersebut. Seperti respon atau praktik perlaku suatu

mayarakat yang diinspirasi oleh kehadiran Al-Quran. Hal ini dalam bahasa Al-

Quran disebut dengan istilah tilawah (pembacaan yang berorientasi pada

pengamalan) yang berbeda dengan qira’ah (pembacaan yang berorientasi pada

pemahaman).23 Maka, melalui kajian Living Quran, diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang signifikan bagi pengembangan studi Al-Quran lebih lanjut. Kajian

tafsir akan lebih banyak mengapresiasi respon dan perilaku masyarakat terhadap

kehadiran Al-Quran, tafsir tidak lagi hanya bersifat elitis, melainkan emansipatoris

yang mengajak partisipasi masyarakat. Pendekatan fenomenologis, analisis ilmu-

ilmu sosial-humaniora dan beberapa disiplin ilmu lainnya, tentu menjadi faktor

yang sangat menunjang dalam kajian ini.

Labih lanjut, Living Quran dapat juga dimanfaatkan untuk kepentingan

dakwah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga mereka lebih maksimal dalam

mengapresiasikan Al-Quran. Seperti fenomena menjadikan Al-Quran sebagai

jimat, mantera dan berbagai fenomena lain sebagaimana telah diungkap di atas.

Dari kajian ini pula nantinya dapat diketahui lebih komprehensif latarbelakang serta

aspek-apek yang mempengaruhi “perilaku miring” masyarakat tersebut. Hingga

kemudian, cara pikir klenik secara bertahap dapat ditarik kepada cara pikir

akademik. Karena menjadikan Al-Quran hanya sebagai tamimah dapat dipandang

merendahkan fungsi Al-Quran, meski sebagian ulama ada yang

membolehkannya.24

Metode Living Quran tidaklah dimaksudkan untuk mencari kebenaran

positivistik yang selalu melihat konteks, tetapi semata-mata melakukan

“pembacaan” objektif terhadap fenomena keagamaan yang terkait langsung dengan

Al-Quran. Sebagai upaya pembacaan teks Al-Quran yang lebih komprehensif dari

berbagai dimensinya. Maka, wilayah studi teks Al-Quran tidak lagi merupakan hal

23 Ibn Faris, Mu’jam Maqayis al-Lugah,(Bairut: Dar al-Ihya, 2001). h. 154 dan lihat, ar-

Ragib al-Isfahani, Mu’jam Mufradat al-Faz Al-Qur’an,(Bairut: Dar al-Fikr, tt). h. 71-72 24 Yusuf al-Qardawi, Fatwa-fatwa Kontemporer .Terj. As‟ad Yasin (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001). h. 262

Page 37: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

22

yang bersifat elitis, tetapi bersifat emansipatoris yang akan mengajak dan

melibatkan banyak orang dengan berbagai disiplin ilmu terkait.

Sebagai metode yang relatif baru dalam ranah studi Al-Quran, secara

teoritik metode ini tidak menjadi persoalan, namun secara metodik-konseptual

metode ini boleh dibilang masih mencari bentuk yang dapat dijadikan semacam

acuan. Sebagai kajian yang berangkat dari fenomena sosial, tentu bentuk penelitian

fenomenologis adalah bentuk penelitian yang dapat ditawarkan dalam metode

Living Qur’an ini. Meskipun demikian, tidaklah berarti semata-mata pendekatan

kualitatif-fenomenologis menjadi satu-satuya metode penelitian ini. Karena itu pula

berbagai pendekatan dan metode penelitian dapat dipakai, dengan

mempertimbangkan aspek fokus dan analisis penelitian.

Page 38: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

BAB III

KONSEP UKHUWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

3.1 Pengertian Ukhuwah

Secara bahasa, dalam kamus Lisan Al-‘Arab kata أخ yang memiliki asal kata

akhwun (اخو ) bermakna; pertama, saudara senasab atau saudara sekandung. Kedua,

juga bermakna teman dekat/sahabat. Dalam kitab Tahdzibut Tahdzib yang أخ

dikutip dalam kamus Lisan Al-‘Arab, Al-akhwu (الاخو ) adalah tunggal (dalam arti

saudara 1), sedang yang 2 saudara disebut akhowaani (اخوان ) dan jamaknya adalah

ikhwan (اخوان ) atau ikhwah )25.)اخوة

Secara istilah, Ukhuwah (أخوة ) dapat diartikan sebagai persaudaraan,

terambil dari akar kata yang awalnya berarti “memperhatikan”. Sehingga dari

makna asal ini, Ukhuwah memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan

adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Menurut Quraish Shihab,

kemunginan perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan antara

sesama pihak yang bersaudara, sehingga kemudian makna tersembut berkembang,

sampai akhirnya Ukhuwah dipahami sebagai “setiap persamaan dan keserasian

dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya,

maupun dari segi persusuan”.26

Secara mujazi kata Ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan dalam

kamus-kamus bahasa arab ditemukan bahwa kata أخ yang membentuk kata

Ukhuwah digunakan juga dengan arti teman akrab atau sahabat, sedang kata أخ

dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali, beberapa diantaranya bermakna

saudara kandung- seperti pada ayat ayat yang berbicara tentang kewarisan dan

sebagian lainnya. Selain bentuk tunggal, ada pula bentuk jamak dari kata أخ yang

dikenal dalam dua bentuk, pertama, ikhwaanun اخوان , yang biasanya bermakna

persaudaraan dalam arti tidak sekandung. Kata ikhwaanun ( اخوان ) dalam Al-

25 Ibnu Manzur, Lisan Al-Arab, Jilid 1, (Bairut: Daru Sadir), Hal. 40.

26 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan

Umat, (Bandung: Mizan, 1996) Hal. 486

Page 39: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

24

Qur’an dikenal sebanyak 22 kali, yang sebagiannya di sandingkan dengan kata ad-

Diin )27,)الدين seperti dalam surat At-Taubah ayat 11:

فى ٱلد ين ونف نكم و كوة فإخ ا ٱلز لوة وءاتو اموا ٱلص لقو م فإن تابوا وأق ل ٱلءايت ص

يعلمون

11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka

(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan

ayatayat itu bagi kaum yang Mengetahui.

Kedua, selain kata Ikhwan ( اخوان ) adalah kata ikhwah ( اخوة ) yang terdapat

dalam Al-Qur’an sebanyak tujuh kali. Keseluruhannya digunakan untuk makna

persaudaraan seketurunan (kecuali satu ayat: Innamaa Al-Mu’minunna Ikhwat (Al-

Hujuraat: 10).28

Dari dasar diatas, menarik dicari jawaban mengapa Al-Qur’an ketika

berbicara tentang Ukhuwah Imaniyah/Islamiyah itu menggunakan kata jamak dari

yang biasanya selalu digunakan untuk arti ,( اخوة ) yang berbentuk ikhwah أخ

persaudaraan seketurunan. Atau, lebih ringkas mengapa Al-Qur’an ketika berbicara

tentang Ukhuwah Islamiyah tidak menggunakan kata اخون , sedang kata ini selalu

digunakan untuk makna persaudaraan yang tidak seketurunan. Jika kita analisa,

bukankah jika kita melihat kondisi saudara-saudara seIslam dan seiman, terdiri dari

banyak bangsa, suku, yang tentunya tidak seketurunan.29

Dalam masalah ini, Quraish Shihab menganggap bahwa hal ini bertujuan

untuk mempertegas dan mempererat jalinan hubungan antara sesama muslim.

Seakan hubungan tersebut dijalin bukan saja karena keimanan mereka yang

mengikat mereka satu sama lain yang ditunjukkan dengan kata Al-Mu’minun, akan

tetapi juga seakan diikat oleh persaudaraan seketurunan yang ditunjukkan dengan

kata ikhwah ( اخوة ), sehingga tidak ada satu alasan pun untuk merusak hubungan

antara mereka.30

27 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994) Hal. 357

28 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994). Hal. 357 29 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994). Hal. 357 30 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994). Hal. 357

Page 40: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

25

Kata mufrad akhun ( أخ ) yang bermakna saudara laki-laki dan memiliki

jamak ikhwan (اخوان ) atau ikhwah (اخوة ), adapula kata mufrad ukhtun (أخت ) yang

bermakna saudara perempuan. Sedang jamak kata أخت yaitu akhwaatun ( أخوات ),

yang dalam penelitian ini, kata أخوات tidak masuk dalam pembahasan tema besar

ukhuwah.

Ketika berbicara mengenai Ukhuwah, masyarakat muslim secara umum

sangat akrab dengan istilah Ukhuwah Islamiyah. Hal ini yang pelu didudukkan

maknanya, sehingga bahasan yang dilakukan tentang Ukhuwah tidak mengalami

kerancuan. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk

menetapkan kedudukan kata Islamiyah dalam istilah di atas. Kesan yang

ditimbulkan dari istilah Ukhuwah Islamiyah bermakna “persaudaraan yang dijalin

oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain, “persaudaraan antara sesama muslim”,

sehingga dengan demikian kata “Islamiyah” dijadikan pelaku Ukhuwah itu.31

Pemahaman ini dirasa kurang tepat, karena sebenarnya kata Islamiyah yang

dirangkaikan dengan kata Ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektifa.

Sehingga kesimpulan dari makna Ukhuwah Islamiyah berarti “persaudaraan yang

bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Dalam menetapkan pendapat ini,

Quraish Shihab berdasar kepada 2 pendapat. Pertama, Al-Qur’an dan hadis

memperkenalkan bermacam-macam persaudaraan, seperti yang akan diuraikan

selanjutnya. Kedua, karena alasan kebahasaan. Di dalam bahasa arab, kata sifat

selalu harus disesuaikan dengan yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk

indentitif maupun feminin, kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat jelas, pada

saat kita berkata Ukhuwah Islamiyah dan Al-Ukhhuwwah Al-Islamiyah.32

3.2 Macam-Macam Ukhuwah

Menurut Quraish Shihab, kalau kita mengartikan ukhuwah dalam arti

“persamaan” sebagaimana arti asalnya dan penggunaananya dalam beberapa ayat

dan hadits, kemudian merujuk kepada Al-Qur‟an dan sunnah, maka paling tidak

kita dapat menemukan ukhuwah tersebut tercermin dalam empat hal berikut:33

31 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), Hal. 358 32 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan

Umat, Hal. 486 33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1998), Hal. 358

Page 41: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

26

1. Ukhuwah Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada

Allah.

Bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan.

Seperti dalam Q.S Al-An'aam : 38

طنا في رض ولا طائر يطير بجناحيه إلا أمم أمثالكم ما فر وما من دابة في ال

الكت اب من شيء ثم إلى رب هم يحشرون

Artinya:

Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi, dan tidak pula burung-burung

yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali umat seperti kamu juga.

Dan dalam Q.S. Al-Baqarah : 28

ياكم ثم يميتكم ثم يحييكم ثم إليه ترج وكنتم أمواتا فأح عون كيف تكفرون بالل

Artinya:

“Bagaimanakamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (berbentuk

benih tubuh mati, tanpa ruh), lalu Allah menghidupkan kamu (ditiupkan-Nya ruh),

kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali (dibangkitkan-Nya), kemudian

kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”.

2. Ukhuwah Insaniyyah atau (basyariyyah)

Ukhuwah insaniyah, yaitu persaudaraan sesama umat manusia.Manusia

mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang

berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.Seluruh manusia

di dunia adalah bersaudara. Ayat yang menjadi dasar dari ukhuwah seperti ini antara

lain lanjutan dari QS. al-Hujurat ayat 10, dalam hal ini ayat 11 yang masih memiliki

munasabah dengan ayat 10 tadi. Bahkan sebelum ayat 10 ini, al-Qur‟an

memerintahkan agar setiap manusia saling mengenal dan mempekuat hubungan

persaudaraan di antara mereka.

Khusus dalam QS.al-Hujurat ayat 11, Allah berfirman :

اء عسى أن يكن يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من ن س

لقاب خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بال

يمان ومن لم يتب فأولبئس الاسم ال فسوق بعد الإ

ئك هم الظالمون

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang

lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang

mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita

Page 42: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

27

lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari

wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan

janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburukburuk

panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak

bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”

Ayat ini sangat melarang orang beriman untuk saling mengejek kaum lain

sesama umat manusia, baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ayat

berikutnya, yakni ayat 12, justru memerintahkan orang mukmin untuk menghindari

prasangka buruk antara sesama manusia.Dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa

setiap manusia dilarang berburuk sangka, dilarang saling membenci. Semua itu

wajar karena sikap batiniyah yang melahirkan sikap lahiriah. Semua petunjuk Al-

Qur’an yang berbicara tentang interaksi antarmanusia pada akhirnya bertujuan

memantapkan ukhuwah di antara mereka.13Memang banyak ayat yang mendukung

persaudaraan antara manusia harus dijalin dengan baik. Hal ini misalnya dapat

dilihat tentang larangan melakukan transaksi yang bersifat batil di antara manusia

sebagaimana dalam QS.al-Baqarah (2): 188, larangan bagi mereka mengurangi dan

melebihkan timbangan dalam usaha bisnis sebagaimana dalam QS. al-Mutahffifin

(48): 1-3. Dari sini kemudian dipahami bahwa tata hubungan dalam ukhuwah

insaniah menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk

mencapai kehidupan yang sejahtera, adil, damai, dan pada intinya konsep tersebut

dalam Al-Qur’an bertujuan untuk memantapkan solidaritas kemanusiaan tanpa

melihat agama, bangsa, dan suku-suku yang ada.

3. Ukhuwah Wathaniyah wa an-Nasab

Islam sebagai agama yang universal juga memiliki konsep ukhuwah

kebangsaan yang disebut ukhuwah wathaniyyah, yakni saudara dalam arti sebangsa

walaupun tidak seagama.Ayat yang terkait dengan ini adalah QS.Hud (7): 65. Di

sini Allah SWT berfirman, (Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Aad saudara

mereka, Hud). Seperti yang dikemukakan oleh ayat lain bahwa kaum 'Ad

membangkang terhadap ajaran yang dibawa oleh nabi Hud as. Sehingga Allah

memusnahkan mereka, sebagaimana dalam QS.al-Haqqah (69): ayat 6-7. Jenis

ukhuwwah yang demikian disebut juga dalam QS. Shad (38): 23 yang telah

disebutkan sebelumnya di mana dalam ayat ini ditegaskan bahwa adanya

persaudaraan semasyarakat, walaupun berselisih paham karena adanya perdebatan

mengenai jumlah ekor kambing yang mereka miliki.

Page 43: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

28

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa guna memantapkan ukhuwah

kebangsaan walau tidak seagama, pertama kali Alquran menggarisbawahi bahwa

perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini.Selain perbedaan

tersebut merupakan kehendak Allah, juga demi kelestarian hidup, sekaligus demi

mencapai tujuan kehidupan makhluk di pentas bumi.34 Dalam QS. al-Maidah (5):

48 Allah berfirman:

وأنزلنا إليك الكتاب بالح ق مصد قا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه

ا جاءك من الح ق لك ل جعلن ولا تتبع أهواءهم عم ا منكم فاحكم بينهم بما أنزل الل

ة واحدة ول لجعلكم أم شرعة ومنهاجا ولو شاء الل

كن ليبلوكم في ما آتاكم فاس تبقوا

مرجعكم جميعا فينب ئكم بما كنتم فيه ت ختلفون الخيرات إلى الل

Artinya:

48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,

membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan

sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah

perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.

Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi

Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-

lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu

diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Dari ayat tersebut, maka seorang muslim hendaknya memahami adanya

pandangan atau bahkan pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya,

karena semua itu tidak mungkin berada di luar kehendak Allah. Walaupun mereka

berbeda agama, tetapi karena mereka satu masyarakat, sebangsa dan setanah air

maka ukhuwah di antara mereka harus tetap ada. J. Suyuti Pulungan menyatakan

bahwa indikasi ukhuwah kebangsaan ini dapat pula dilihat dalam ketetapan Piagam

Madinah yang bertujuan mewujudkan segenap persatuan sesama warga masyarakat

Madinah, yakni persatuan dalam bentuk persaudaraan segenap penduduk Madinah

sebagaimana dalam pasal 24 pada piagam tersebut, yakni

34 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, 491.

Page 44: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

29

(orang-orang mukmin dan Yahudi bekerja sama menanggung pembiayaan selama

mereka berperang).35 Jadi di antara mereka harus terjalin kerjasama dan tolong

menolong dalam menghadapi orang yang menyerang terhadap negara mereka di

Madinah.

Konsep ukhuwah kebangsaan yang digambarkan di atas, sungguh telah

terpraktik dalam kenegaraan di Madinah yang diplopori oleh nabi Muhammad

SAW. Kesuksesan dan teladan bangunan ukhuwah Madinah tersebut akhirnya

mengilhami para pemikir muslim kontemporer untuk mempersamakan wacana civil

society dari Barat dengan wacana masyarakat madani dalam Islam. Upaya

pencocokan ini sekalipun dipaksakan, memang sedikit banyak memiliki titik temu

yang cukup signifikan. Pertautan ini nampak jelas terutama pada proses

transformasi sosial budaya, sosial politik dan sosial ekonomi pada masayarakat

madinah dengan proses bangsa Eropa (Barat) menuju masyarakat modern yang

kemudian sering disebut dengan civil society.36

Selanjutnya Nurcholish Madjid mengungkapkan bahwa beberapa ciri

mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh nabi Muhammad

SAW, antara lain (1) egalitarianisme; (2) penghargaan kepada orang berdasarkan

prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras, dan sebagainya; (3) keterbukaan

partisipasi seluruh anggota masyarakat yang aktif; (4) penegakan hukum dan

keadilan; (5) toleransi dan pluralisme; (6) musyawarah. 37 Dalam mewujudkan

masyarakat tersebut, tentu saja membutuhkan manusia-manusia yang secara pribadi

berpandangan hidup dengan semangat ukhuwah kebangsaan, dan nabi Muhammad

telah memberikan keteladanan dalam mewujudkan ciri-ciri ukhuwah seperti yang

telah disinggung di atas.Untuk sampai ke ukhuwah tersebut dapat dirujuk QS. Ali

Imrān (3): 159, yakni ;

35 J. Syutuhi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah; Dintinjau

dari Pandangan Al-Qur’an (Cet. II; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996). Hal. 146. 36 Nurcholis Madjid, Menuju Masyarakat Madani dalam Adi Suryani Culla, (ed),

Masyarakat Madani; Pemikiran, teori dan Relevansinya dengan Era Reformasi (Cet.III; Jakarta:

PT. RajaGRafindo Persada, 2002). Hal. 192. 37 Nurcholis Madjid, Menuju Masyarakat Madani dalam Adi Suryani Culla, (ed),

Masyarakat Madani; Pemikiran, teori dan Relevansinya dengan Era Reformasi (Cet.III; Jakarta:

PT. RajaGRafindo Persada, 2002). Hal. 193

Page 45: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

30

لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب لانفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم فبما رحمة من الل

إن الل م ر فإذا عز مت فتوكل على الل وشاورهم في ال

يحب المتوك لين

Artinya :

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Secara umum, paradigma ayat diatas memiliki empat kunci utama dalam

membangun ukhuwah kebangsaan. Pertama, bahwa membentuk pranata sosial

masyarakat itu haruslah elektif dan fleksibel, artinya faktor kultur, demografi dan

geografi suatu masyarakat sangat mempengaruhi strategi pembentukan masyarakat.

Kedua, sikap pemaaf terhadap pelaku kejahatan social guna membangun

masyarakat baru haruslah dijunjung tinggi, dengan mengeyampingkan perubahan

revolusioner yang justru akan memakan korban harta dan nyawa yang tak terhitung.

Ketiga, semua perilaku dan perubahan sosial politik dalam pembentukan

masyarakat harus dilandasi upaya kompromi dan rekonsiliasi melalui musyawarah

mufakat, sehingga tercipta demokratisasi. Keempat, para pelaku yang terlibat dalam

proses pembentukan masyarakat haruslah memiliki landasan moralitas.

4. Ukhuwah fi ad-din al-islam (persaudaraan antara sesama muslim ).

Kata al-Din di temukan dalam Al-Qur’an sebanyak 22 kali, sebagian

diantaranya dalam surah at-Taubah ayat 11 :

يات كاة فإخوانكم في الد ين ونفص ل ال فإن تابوا وأقاموا الصلاة وآتوا الز

لقوم يعلمون

Artinya:

11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka

itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayatayat itu bagi

kaum yang mengetahui.

Dan QS. al-Hujurat ayat 10 :

لعلكم ترحمون إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم وات قوا الل

Artinya:

Page 46: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

31

10. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,

supaya kamu mendapat rahmat.

Dimana ayat ini menegaskan bahwa "orang-orang mukmin itu bersaudara",

selanjutnya ditegas-kan bahwa "orang beribadah seperti shalat, zakat, dan lain-lain

mereka saudara seagama". Yang dimaksud dari ayat ini adalah persaudaraan

segama Islam, atau persaudaraan sesama muslim.

Khusus pada Q.S. al-Hujarat ayat 10 yang dimulai dengan kata inama ( ما إو

) digunakan untuk membatasi sesuatu. Di sini kaum beriman dibatasi hakikat

hubungan mereka dengan "persaudaraan". Seakan-akan tidak ada jalinan hubungan

antar mereka kecuali dengan hubungan persaudaraan itu. M.Quraish Shihab

menjelaskan juga bahwa kata inama biasa digunakan untuk menggambarkan

sesuatu yang telah diterima sebagai suatu hal yang telah diketahui oleh semua pihak

secara baik. Dengan demikian, penggunaan kata innama dalam konteks penjelasan

tentang "persaudaraan antara sesama mukmin" ini, mengisyaratkan bahwa

sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara pasti bahwa semua kaum itu

beriman serta bersaudara, sehingga semestinya tidak terjadi dari pihak manapun

hal-hal yang mengganggu persaudaraan itu. 38 Demikian pula Ibnu Katsir

menyatakan bahwa orang-orang beriman adalah hamba Allah yang taat, dan mereka

dianjurkan untuk mempererat persaudaraan di antara mereka.

Dalam ayat tersebut menggunakan kata ikhwah. Kata ini sebagaimana telah

diuraikan bisa berarti "persaudaraan seketurunan", artinya bahwa hubungan

persaudaraan seagama sesama muslim harus erat sebagaimana eratnya hubungan

antar saudara seketurunan. Kemudian dalam hadis yang dikemukakan oleh Ibn

Katsir tadi menggunakan kata ikhwan, dan kata ini mengandung arti hubungan

persaudaraan tanpa seketurunan, artinya bahwa orang muslim itu terdiri atas

banyak bangsa dan suku yang tidak seketurunan, maka mereka juga harus mengakui

bahwa mereka adalah bersaudara.

Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas nabi Muhammad

SAW ketika pertama kali Hijrah di Madinah. Pada saat pertama kali rombongan

38 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Kesan, Pesan, dan Keserasian Al-Qur’an, vol.13

(Cet. IV; Jakarta: Lentera Hati, 2006). Hal. 247.

Page 47: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

32

sahabat dari Mekah tiba, dan mereka ini disebut kaum Muhajirin, maka saat itu pula

nabi Muhammad SAW langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka kepada

orang-orang mukmin di Madinah yang disebut kaum Anshar. Sehingga terjadilah

tali ukhuwah keagamaan yang erat antara Muhajirin dan Anshar. Mereka sama-

sama umat beragama Islam, mereka sama-sama menunaikan ibadah yang diajarkan

oleh Islam seperti shalat dan zakat sebagaimana dalam QS.alTaubah (9): 11 yang

telah sebutkan. Mereka juga sama-sama berjihad di jalan Allah dan sama-sama

mengorbankan jiwa hartanya di jalan Allah sebagaimana dalam QS. al-Anfal (8):

72, yakni :

والذين آووا إن الذين آمنوا وهاجروا وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الل

ونصروا أول

ئك بعضهم أولياء بعض والذين آمنوا ولم يهاجروا ما لكم من ولايتهم من شي ء حتى

يهاجروا وإن استنصروكم في الد ين فعليكم النصر إلا على قوم

بما تعملون بصير بينكم وبينهم ميثاق والل

Artinya :

72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan

harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat

kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama

lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum

berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka,

sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan

kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan

pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan

mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam rangka menumbuh

kembangkan persaudaraan ukhuwah keagamaan, yakni ukhuwwah diniyyah, adalah

memantapkan kebersamaan dan persatuan mereka sesama umat Islam, berdasarkan

persamaan agama. Karena itu, bentuk ukhuwah ini tidak dibatasi oleh wilayah,

kebangsaan atau ras. Sebab seluruh umat Islam di seluruh dunia di manapun mereka

berada adalah sama-sama bersaudara.

3.3 Ayat-Ayat Ukhuwah dalam Al-Qur’an

1.Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 9-13

Al-Qur’an Surah al-Hujurat terdiri dari 18 ayat. Surah ini termasuk surat

Madaniah, merupakan surat agung dan besar yang mengandung aneka hakikat

Page 48: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

33

akidah dan syari’ah yang penting dan hakikat wujud dan kemanusiaan. Hakikat ini

merupakan cakrawala yang luas dan jangkauan yang jauh bagi akal dan kalbu. Juga

menimbulkan pikiran yang dalam dan konsep yang penting bagi jiwa dan nalar.

Hakikat itu meliputi berbagai manhāj (cara) penciptaan, penataan, kaidahkaidah

pendidikan dan pembinaan. Padahal jumlah ayatnya kurang dari ratusan.39

Sayyid Quthb dalam tafsir “Fī Dzilāl al-Qur’ān” membagi penafsiran surat

ini kepada beberapa topik, di antaranya adalah tata krama orang beriman terhadap

Nabi S.A.W; Memastikan kebenaran khabar berita; Bersikap damai sesama saudara

muslim (ukhuwah Islamiyah); Larangan bersikap angkuh, prasangka dan

mengumpat; Mereka yang paling mulia adalah yang paling tinggi takwanya; serta

Hakikat iman dan pengukuhannya.

Menurut Sayyid Quthb, surah ini mengandung uraian tentang hakikat

keagungan akidah dan syariat serta hakikat-hakikat kemanusiaan, termasuk

hakikat-hakikat yang membuka wawasan yang luhur bagi hati dan akal.40 Al-

Qur‟an diturunkan melalui sebab musabab (Asbābu al-nuzūl), tetapi tidak semua

ayat yang terdapat di dalam al-Qur‟an memiliki asbāb al-nuzūl. Demikian juga

dengan surat al-Hujurat tidak seluruhnya memiliki asbāb al-nuzūl.41

Persatuan dan kesatuan atau lebih sering disebut dengan ukhuwah Islamiyah

merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar bagi seorang

Muslim sejati, apalagi hal ini merupakan salah satu ukuran keimanan. Karena itu,

ketika Nabi Muhammad S.A.W. berhijrah ke Madinah, yang pertama dilakukannya

adalah mempersaudarakan sahabat dari Mekah atau “kaum Muhajirin” dengan

sahabat yang berada di Madinah atau “kaum Anshar”. Ini berarti, ketika seseorang

atau suatu masyarakat beriman, maka seharusnya ukhuwah Islamiyah yang didasari

oleh iman menjelma dalam kehidupan seharihari, Allah SWT berfirman dalam

surah al-Hujurat ayat 9 dan 10.

اهما على وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحد

فإن فاءت فأصلحوا بينهما با رى فقاتلوا التي تبغي حتى تفيء إلى أمر الل خ ل عدل ال

39 Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, (Terj. As‟as Yasin), Jakarta: Gema Insani

Press, 2004, Cet. I, Jilid X, hlm. 407 40 Sayyid Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, (Terj. As‟as Yasin), Jakarta: Gema Insani

Press, 2004, Cet. I, Jilid X, hlm. Hal. 407 41 Qamaruddin Saleh, dkk, Asbab Nuzul (Latar Belakang Historis Turunya Ayat-Ayat Al-

Qur’an) Bandung: Diponegoro, Cet X, 1288, hlm.. 468. Lihat pula Isma’il Ibnu Katsir, Tafsîr

alQur’ân al-Adzîm Damaskus: Dar al-Khair, 2006, cet. IV, hlm. 260. Lihat pula, Jalal al-Din Abdi

al-Rahman Ibnu Abu Bakar al-Suyuthi, Lubâb al-Nuqul fî Asbâb al-Nuzûl, Muthbi’ah Musthafa alBabi al-Halabi, t.t., hlm.199

Page 49: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

34

يحب المقسطين وأقسطوا إن الل

Artinya:

9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang

hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar

perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu

perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut,

damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil;

sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

لعلكم ترحمون إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخو يكم واتقوا الل

Artinya:

10. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,

supaya kamu mendapat rahmat.

Dua ayat tersebut turun di Yasrib (Madinah), menegaskan pada kita tentang

perlunya persatuan muslim yang saling berbeda pendapat karena sesungguhnya

setiap muslim itu adalah bersaudara. Pondasi keimanan merupakan landasan

persaudaraan yang kuat, sehingga jika ada pertentangan antara orangorang mukmin

maka tugas orang mukmin lainnya adalah mendamaikan keduanya, memperbaiki

kembali hubungan persaudaraan keduanya. Ini menunjukkan bahwa sungguh besar

arti persaudaraan sesama mukmin, dan menjadi tugas besar pula mendamaikan

orang-orang mukmin yang bertikai dengan saudara-saudaranya.

Disisi lain, menjaga persaudaraan merupakan sebuah keniscayaan dengan

meninggalkan perkara-perkara yang mampu menenggelamkan semangat ukhuwah

dan menyuburkan sifat-sifat kebencian, Allah SWT dalam surat al-Hujurat ayat 11

dan 12 mengingatkan tentang beberapa hal yang akan menjadi penyebab rusaknya

persaudaraan melalui firman-Nya:

نساء م ن نساء عسى أن يكن يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا

لقاب خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بال

يمان ومن لم يتب فأول بئس الاسم الفسوق بعد الإ

ئك هم الظالمون

Artinya :

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari

mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,

boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu

Page 50: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

35

sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-

buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang

tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Selanjutnya dalam ayat 12 Allah berfirman:

يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظ ن إن بعض الظ ن إثم ولا تجسسوا

ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأ

كل لحم أخيه مي تا فكرهتموه وا تقوا الل

اب رحيم تو إن الل

Artinya :

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah

mencaricari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah

mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ayat ini turun berkenaan dengan Salman al-Farisi yang apabila selesai

makan ia terus tidur dan mendengkur, pada waktu itu ada orang yang

mempergunjingkan perbuatannya itu. Maka turunlah ayat ini yang melarang

seseorang mengumpat, menceritakan keaiban orang lain. Diriwayatkan oleh Ibnu

Mundzil yang bersumber dari Ibnu Juraij.42

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menyebutkan perkara yang mampu

menghancurkan persaudaraan, dan sikap ini diperintahkan untuk kita tinggalkan.

Diantaranya adalah meninggalkan sikap saling olok-mengolok, mencela orang lain

yang akan berakibat pada mencela diri sendiri, memberi gelar (panggilan) kepada

orang lain dengan panggilan yang buruk, menjauhi prasangka, mencaricari

kesalahan orang lain serta menggunjing antar sesama. Sikap-sikap ini merupakan

perbuatan dosa dan menjijikkan, ibarat memakan daging saudara kita yang sudah

mati, tentulah sangat menjijikkan. Jika beberapa hal ini terjadi sebaliknya serta

tumbuh subur dalam masyarakat, maka upaya menggalang persatuan dan kesatuan

dengan memperkokoh persaudaraan hanya akan meninggalkan kenangan saja, tidak

akan pernah dapat diwujudkan.

42 Qamaruddin Saleh, dkk, Asbab Nuzul (Latar Belakang Historis Turunya Ayat-Ayat Al-

Qur’an) Bandung: Diponegoro, Cet X, 1288. Hal. 474-475

Page 51: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

36

Kata kunci persaudaraan dan kebahagiaan hidup adalah kerukunan sesama

warga tanpa memandang perbedaan latar belakang suku, agama, dan golongan,

karena hal itu adalah sunatullah. Kerukunan mencerminkan persatuan dan

persaudaraan. Allah SWT berfirman Surat al-Hujurat ayat 13:

نا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا يا أيها الناس إ

عليم خبير أتقاكم إن الل إن أكرمكم عند الل

Artinya :

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa ketika Fath al-Makkah, Bilal naik

ke atas Kábah untuk azan. Berkatalah beberapa orang: “Apakah pantas budak hitam

ini azan di atas Kábah?” maka berkatalah yang lainnya: “Sekiranya Allah

membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya”. Ayat ini turun sebagai

penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling mulia adalah

yang paling bertakwa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu

Abi Mulaikah.43

Ayat tersebut ditujukan kepada umat manusia seluruhnya, tak hanya kepada

kaum Muslimin. Manusia diturunkan dari sepasang suami-istri. Suku, ras dan

bangsa mereka merupakan nama-nama saja untuk memudahkan, sehingga dengan

itu kita dapat mengenali perbedaan sifat-sifat tertentu. Di hadapan Allah SWT

mereka semua satu, dan yang paling mulia ialah yang paling bertakwa.

2. Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 103

Secara historis ayat ini berkaitan dengan peringatan terhadap kaum Khazraj

dan kaum Aus yang sempat terprovokasi hingga hampir bermusuhan lagi.

Tatkala Rasūlullah SAW. serta sahabatnya tiba di Madinah, kaum Khazraj dan

kaum Aus merupakan dua kelompok yang saling bermusuhan di zaman jahiliyah

kemudian mereka menjadi bersaudara karena terikat oleh ukhuwah Islamiyah,

namun pada suatu saat ada perselisihan di antara kedua kelompok itu hingga

43 Qamaruddin Saleh, dkk, Asbab Nuzul (Latar Belakang Historis Turunya Ayat-Ayat Al-

Qur’an) Bandung: Diponegoro, Cet X, 1288,. Hal. 474-475

Page 52: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

37

menjadi tawuran. Ayat 103 dari surah Ali Imran ini menyeru kepada mereka agar

tetap berpegang teguh pada tali Allah dengan persatuan, jangan terus bertengkar

seperti pada zaman jahiliyah.44 Allah SWT berfirman:

عليكم إذ كنتم أعداء قوا واذكروا نعمت الل جميعا ولا تفر فألف بين واعتصموا بحبل الل

بحتم بنعمته إخوانا وكنتم على شفا حفرة من النار قلوبكم فأص

م منها كذفأنقذك

لكم آياته لعلكم تهتدون لك يبي ن الل

Artinya :

103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah

kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu

(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu

menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu

telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat

petunjuk.

3.Al-Qur’an Surah Al-Hasyer Ayat 8-9

Surah al-Hasyr adalah surah ke-59 dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong

surah Madaniyah yang terdiri atas 24 ayat. Dinamakan al-Hasyr yang berarti

pengusiran diambil dari perkataan al-Hasyr yang terdapat pada ayat ke-2 surat ini.

Di dalam surat ini disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama

Bani Nadhir yang berdiam di sekitar kota Madinah.

Adapun ayat 8-9 menceritakan tentang bagaimana kaum Anshor begitu

semangat menerima kedatangan kaum Muhajirin. Mereka menerima kedatangan

Nabi SAW. dan pengikutnya dengan sepenuh hati. Apa yang kaum Anshor lakukan

kepada kaum Muhajirin, semata-mata hanyalah bentuk iman kepada Allah SWT

dan Rasulullah SAW. Kaum Muhajirin dan Anshor dipersatukan oleh Nabi sebagai

sebuah keluarga muslim yang utuh dalam satu kesatuan. Bahkan saking

menghargainya terhadap kaum Muhajirin, kaum Anshor lebih mementingkan dan

memprioritaskan kepentingan tamu mereka dari pada diri mereka sendiri.

Allah SWT berfirman:

للفقراء المهاجرين الذين أخ رجوا من ديارهم وأموالهم يبتغون فضلا من الل

44 Abu al-Hasan al-Wahidi, Tafsir al-Wahidi, 468 H, cet. I, hlm. 225

Page 53: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

38

ورسوله أول ورضوانا وينصرون الل

ادقون ئك هم الص

Artinya :

8. (Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman

dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-

Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang

benar.

Allah SWT berfirman:

يم ءوا الدار والإ ا أوتوا والذين تبو ان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم ولا يجدون في صدورهم حاجة مم

ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة ومن يوق

شح نفسه فأول

ئك هم المفلحون

Artinya :

9. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman

(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'

orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada

menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada

mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri

mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari

kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.

Semangat kaum Anshor yang sangat menghargai kaum Muhajirin,

seharusnya juga bisa ditiru oleh masyarakat saat ini, di mana kita hendaknya dapat

memperlakukan tamu muslim kita dengan sebaik mungkin. Apalagi sesama muslim

yang notabene adalah seorang keluarga maka kita sebisa mungkin memperlakukan

mereka layaknya keluarga kita sendiri, karena sebagai sebuah satu kesatuan maka,

perlakuan yang kita berikan pun harus sama dengan apa yang kita perlakukan pada

diri kita.

Page 54: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

BAB IV

PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DI LEMBAGA ACT

4.1 Sejarah Berdirinya ACT

Tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi

diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan

kemanusiaan. Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai

dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program

pemulihan pasca bencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta

program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.

ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang memiliki

kepedulian tinggi terhadap permasalahan kemanusiaan dan juga partisipasi

perusahaan melalui program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangannya ACT secara rutin memberikan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada

donatur dan pemangku kepentingan lainnya, serta mempublikasikannya melalui

media massa.

Sejak tahun 2012 ACT mentransformasi dirinya menjadi sebuah lembaga

kemanusiaan global, dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas. Pada skala lokal,

ACT mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik dalam bentuk jaringan

relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) maupun dalam bentuk

jaringan kantor cabang ACT. Jangkauan aktivitas program sekarang sudah sampai

ke 30 provinsi dan 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Pada skala global, ACT mengembangkan jejaring dalam bentuk

representative person sampai menyiapkan kantor ACT di luar negeri. Jangkauan

aktivitas program global sudah sampai ke 22 Negara di kawasan Asia Tenggara,

Asia Selatan, Indocina, Timur Tengah, Afrika, Indocina dan Eropa Timur. Wilayah

kerja ACT di skala global diawali dengan kiprah dalam setiap tragedi kemanusiaan

di berbagai belahan dunia seperti bencana alam, kelaparan dan kekeringan, konflik

dan peperangan, termasuk penindasan terhadap kelompok minoritas berbagai

negara.

Dengan spirit kolaborasi kemanusiaan, ACT mengajak semua elemen

masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk terlibat bersama. Berbekal

Page 55: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

40

pengalaman selama puluhan tahun di dunia kemanusiaan, kami melakukan edukasi

bersama, membuka jaringan kemitraan global yang menjadi sarana kebersamaan.

Semua program global ACT menjadi sarana merajut kemitraan berbagai lembaga

amil zakat, komunitas peduli, artis dan public figure yang memiliki visi yang sama

untuk kemanusaiaan.

Tahun 2014 menjadi awal bagi ACT untuk menjalin kolaborasi

kemanusiaan dunia, bersamaan dengan visi baru: menjadi lembaga kemanusiaan

global profesional, berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global,

kami inginmewujudkan peradaban dunia yang lebih baik. Menghadirkan sebuah

dunia yang nyaman bagi umat manusia, dunia beradab dan memiliki peradaban

mulia di bawah naungan cahaya ilahi. Cita-cita ini akan menjadi nyata dengan

keterlibatan semua pihak. Kami memiliki keyakinan penuh, bantu kami untuk

bersama mewujudkannya.

4.1.2 Visi Misi ACT

1. Visi

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan

dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih

baik

2. Misi

a. Mengorganisir dan mengelola berbagai persoalan kemanusiaan secara

terencana, terkonsep, terintegrasi, dan berkesinambungan sehingga menjadi

formula ideal dalam mengatasi berbagai problem kemanusiaan baik dalam

skala lokal, nasional, regional, maupun global.

b. Mengorganisir dan mengelola segala potensi kedermawanan masyarakat

global sebagai modal sosial untuk mengatasi berbagai problem kemanusiaan

baik dalam skala lokal, nasional, regional, maupun global.

c. Mengorganisir dan mengelola segala potensi kerelawanan global sebagai

modal sosial untuk mengatasi berbagai problem kemanusiaan baik dalam

skala lokal, nasional, regional, maupun global

4.2 Ukhuwah Perspektif Lembaga ACT

Al-Qur’an merupakan salah satu dari kitab suci yang dapat mengubah dan

mempengaruhi secara mendalam jiwa dan tindakan manusia. Bagi kaum muslim,

Page 56: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

41

Kitab Suci ini tidak saja diyakini sebagai kata-kata Tuhan yang disampaikan kepada

manusia melalui Muhammad SAW. Tetapi juga sebagai model par excellence

kesempurnaan bahasa. Ia memang sebuah dokumen historis yang merefleksikan

situasi sosio-ekonomi, religius dan politis masyarakat Arab pada abad ke-7. Tetapi

pada saat yang sama, ia juga sebuah buku petunjuk dan tata aturan bagi berjuta-juta

manusia yang ingin hidup di bawah naungannya dan mencari makna hidup dan

kehidupan mereka di dalamnya. Karena itu, kaum Muslim mempelajari Al-Qur’an,

sejak ia diturunkan hingga sekarang dan seterusnya.

Lebih dari itu, Al-Qur’an bagi kaum Muslim, menjadi petunjuk yang

berlaku bagi kehidupan yang universal, kapan, di mana dan bagaimanapun. Dan

memang demikian Al-Qur’an mengklaim diri. Ia, misalnya, menamakan diri

sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi manusia), al-Furqan (pembeda yang benar

dari yang salah) dan sebutan-sebutan lain yang senada yang terdapat dalam

suratsurat yang berbeda.45

Sebagai kitab petunjuk, Al-Qur’an menawarkan tata aturan dan

prinsipprinsip bagi hidup dan kehidupan manusia, yang oleh Toshihiko Isutzu

disebut sebagai konsep-konsep etika. Ia membedakan kategori-kategori konsep-

konsep etika dalam Al-Qur’an ke dalam tiga kategori, yakni: kategori yang

menunjukkan dan menguraikan sifat Tuhan; kategori yang menjelaskan berbagai

aspek fundamental manusia terhadap Tuhan, Penciptanya; dan kategori yang

menunjukkan tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan tingkah laku yang menjadi

milik dan hidup dalam masyarakat Islam. “Ukhuwah” termasuk dalam kategori

yang ketiga yang menunjukkan tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan tingkah

laku yang menjadi milik dan hidup dalam masyarakat Islam.

Sedangkan proses terbentuknya ukhuwah Islamiyah menurut Lembaga

kemanusiaan ACT, yaitu: Pertama, melaksanakan proses ta’aruf. Pengertian

ta’aruf adalah saling mengenal sesame manusia. Ada tiga bentuk proses ta’aruf,

yakni: a). Perkenalan penampilan fisik (jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya

pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya; b).

Pengenalan pemikiran (fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan

terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi dan

45 Muhammad Fu’ad, ‘Abd al-Baqi. Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz Al-Qur’an. (Beirut:

Dar al-Fikr), Hal. 25

Page 57: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

42

diikuti, dan lain sebagainya; dan c). Pengenalan kejiwaan (nafsiyyan) yang

ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku.

Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang

memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukhuwah Islamiyah akan terganggu apabila

tidak mengenal karakter kejiwaan ini.

Kedua, melaksanakan proses tafahum. Tafahum adalah saling memahami.

Saling memahami adalah kunci ukhuwah Islamiyah. Tanpa tafahum, maka

ukhuwah tidak akan berjalan. Dengan saling memahami maka setiap individu akan

mudah mengetahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima perbedaan. Dari sini

akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.

Ketiga, melakukan at-ta’aawun. Bila saling memahami sudah lahir, maka

timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan),

pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan aman (saling bantu membantu).

Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Manusia adalah

makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang lain. Kebersamaan

akan bernilai bila kita mengadakan saling bantu membantu.

Keempat, melaksanakan proses takaful. Yang muncul setelah proses

ta’awun berjalan. Rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Takaful adalah

tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi Saw. dan para

sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang sahabat

kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih

kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain,

terus begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling

mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inilah ciri utama

dari ukhuwah Islamiyah. Kata akha sebagai dasar kata ukhuwwah dan derivasinya

dengan segala bentuknya, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 87 kali.

Dalam upaya mewujudkan konsep ukhuwah perspektif Lembaga

kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah sebagai berikut :

1) Bersikap husnuzhon diantara kita. Selama ini lebih sering kita

menggunakan prasangka dan praduga dan sering tidak menggunakan

akal sehat sehingga kita sering terperosok pada sikap su’uzhon kepada

sesama muslim. Bila sikap ini dibiarkan akan berkembang sikap apriori,

sulit menaruh kepercayaan walaupun kepada orang seiman. Oleh

karenanya Alloh melarang sifat itu: “Hai orang-orang yang beriman,

jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagaian

Page 58: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

43

prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan

orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang

lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya

yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan

bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat

lagi maha penyayang. “(QS. Al-Hujurot : 12).

2) Berpeganglah kita semua pada tali Allah (Al Islam) secara kaffah,

dalam pergaulan hendaknya berpedoman dan mengacu kepada syariat

islam. Bersikaplah sebagai seorang pemaaf, sikap yang sangat disukai

Allah SWT: “Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di

waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan

amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imron: 134).

3) Laksanakan hak dan kewajiban kita sebagai muslim dalam kehidupan

bermasyarakat seperti tercantum dalam hadis yang bersumber dari Abu

Hurairoh, Rasulullah bersabda “Hak seorang muslim atas muslim

lainnya ada lima yaitu: menjawab salam, menengok orang sakit,

mengantarkan jenazah, mendatangi undangan, mendoakan orang yang

bersin jika mengucapkan Alhamdulillah dengan ucapan yarhamukalloh.

(Muttafakun alaih).

4) Jaga dan perbanyak ikatan tali silaturahmi. Ibadah vertikal

(transendental) habluminallah, dan horizontal habluminannas.

5) Tumbuhkan sikap saling percaya. Kita hendaklah selalu percaya kepada

kemampuan saudara kita untuk membina, mendidik, dan memimpin

jemaahnya. Kita seringkali ikut campur dalam urusan rumah tangganya,

walaupun tidak diminta. Lebih bahaya lagi kita sering memvonis ‘salah’

akan pemahaman agama saudara kita yang berbeda, yang berujung pada

permusuhan diantara umat islam.

4.3 Implementasi Konsep Ukhuwah bagi Lembaga ACT

M. Quraish Shihab berpendapat revitalisasi makna ukhuwah Islamiyah

merupakan sebuah pencerahan terutama ketika jaman ini sudah didominasi oleh

sikap radikal dan agresif meski itu dalam bidang agama dan keyakinan. Peristiwa

saling menyerang dan merugikan dalam internal agama meski berbeda paham

Page 59: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

44

sudah sangat sering dijumpai di negeri ini, negeri yang katanya paling religius dan

memiliki norma paling halus di antara negeri lain.

Hanya karena berbeda penafsiran dari ayat Al Qur’an dan Hadits, tak jarang

suatu kelompok menjelek-jelekkan kelompok lain, bahkan sampai keluar kata

“kafir dan sesat”. Tidak hanya sampai itu, kebencian terhadap kelompok lain yang

sejatinya masih seagama itu juga disebarkan ke kalangan awam. Terlebih lagi

kebencian terhadap kalangan agama lain, yang seringkali disertai argumentasi yang

berasal dari fantasi sendiri sehingga menjadi bumbu penyedap yang pada akhirnya

virus kebencian tersebut benar-benar menyebar. Seperti firman-Nya:

و م عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من ق

لقاب خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بال

يمان ومن لم يتب فأول بئس الاسم الفسوق بعد الإ

ئك ه م الظالمون

Artinya :

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari

mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,

boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu

sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-

buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang

tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Kondisi yang mustahil untuk dihindari ini mestinya disikapi dengan bijak,

terlebih lagi Islam adalah agama yang tidak hanya sekedar membuat pengikutnya

selamat di akhirat, tetapi juga di dunia. Islam berasal dari kata “salimu” yang artinya

selamat, bahkan Nabi Muhammad SAW mempertegas orang tidak dikatakan

beragama Islam jika orang yang berada di sekitarnya belum selamat dari mulut,

tangan, dan sikapnya. Pemaknaan ini yang juga mempertegas bahwa Islam adalah

rahmat untuk seluruh alam. Dengan konsep inilah Lembaga kemanusian ACT

mempertagas posisinya sebagai Lembaga social kemanusiaan yang akan terus

menebar kebaikan dengan saling tolong menolong sesama umat manusia,

khususnya sesama umat islam di manapun berada.

Revitalisasi makna Ukhuwah Islamiyah tersebut seharusnya menjadi spirit

baru dalam kehidupan beragama, sehingga agama menjadi sebuah institusi yang

menyejukkan, bukan institusi yang menebar virus kebencian. Di satu sisi,

keteguhan dalam memegang prinsip dan tafsir yang diyakini adalah penting, tetapi

Page 60: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

45

di sisi lain, keteguhan tersebut tidak menjadi kebenaran ketika disertai dengan sikap

memaksa, mengkafirkan, menyesatkan, dan menyebarkan kebencian. Pada taraf

inilah, ukhuwah (persaudaraan) dengan orang Islam tidak menjadi ukhuwah

islamiyah, ketika disertai dengan sikap saling merugikan dan menzalimi. Tetapi,

ketika persaudaraan dengan orang lain meskipun berbeda keyakinan, pada saat itu

juga persaudaraan itu menjadi ukhuwah Islamiyah.

Implementasi dari ukhuwah islamiyah ini memang harus benar-benar

ditegakkan. Ditegakkan bukan hanya sekedar simbol dan semboyan. Tetapi juga

harus berusaha diinternalisasikan kepada seluruh orang Islam. Seringkali penulis

masih menemui kondisi yang tidak mencerminkan ukhuwahIslamiyah meskipun

sesama orang Islam sendiri. Padahal, seluruh pimpinan ormas-ormas Islam di

Indonesia mencontohkan kerukunan dan persaudaraan yang tinggi, misalkan

sebagaimana yang dilakukan oleh Lembaga kemanusian ACT dalam menjaga dan

mengamalkan makna Ukhuwah.

Implementasi merupakan penerapan atau operasionalisasi kegiatan nilai

ukhuwah Islamiyah atau sering disebut tolong-menolong yang diaplikasikan dalam

bentuk kegiatan. Dalam kegiatannya menjaga dan mengamalkan Ukhuwah, Aksi

Cepat Tanggap (ACT) membagi program kerjanya menjadi tiga bagian, yaitu,

sebagai berikut :

1. Program Global

Program global merupakan program yang dilakukan untuk membantu

masyarakat yang cakupannya global atau di luar negeri, diantara kegiatannya, yaitu

:

a. Winter Aid

Jangan biarkan bumi Syam membeku, Awal musim dingin telah tiba di

Bumi Syam. Menambah kegelisahan hidup dalam konflik berdarah yang terus

menghujani negeri Palestina dan Suriah. Suhu perlahan turun dan langit semakin

menggelap sendu, menambah duka manusia-manusia mulia yang kini masih

menjalani hidup terlunta dalam kamp pengungsian dan reruntuhan bangunan. Di

tengah atmosfer kecamuk perang bersenjata, jutaan jiwa harus kembali „berperang‟

melawan dinginnya alam. Bermalam dalam tirai tenda minimalis tanpa selimut

tebal ataupun pakaian hangat, mereka seakan menghitung mundur tercabutnya

nyawa dalam raga yang terus menggigil kedinginan. Jangan biarkan mereka

membeku karena bekunya hati kita. Insya Allah, ACT akan kembali menyalurkan

Page 61: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

46

bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina dan Suriah untuk menghadapi musim

dingin.

b. Let’s Help Syria

Stop syria berdarah Kejahatan kemanusiaan bergulir setiap detik di Suriah,

sejauh mana nurani ini terketuk menyimak kabar dari sana? Serpihan luka, runtuhan

bangunan, bom, rudal dan artileri berat lainnya adalah pemandangan yang terlihat

di Suriah sehari-hari. Upaya diplomasi nihil hasil, proses perdamaian makin jauh

dari angan. Sementara, nestapa bagi Suriah terjadi sepanjang hari. Entah di mana

letak rasa kemanusiaan mereka yang terlibat dalam pertempuran ego dan ambisi

merebut kota Aleppo, Idlib, Raqqah, dan Hama. Tak peduli siapa pun yang terlibat,

boleh jadi rezim, militan oposisi, bahkan militer Rusia dan Amerika yang ikut

campur terlibat di dalamnya. Tak ada pembenaran sama sekali di balik kejahatan

perang yang menimpa msyarakat sipil yang diumbar setiap hari di Suriah.

Desember 2019 lalu, Aleppo mengulang lagi tragedi penuh darah. Serangan

udara jatuh menimpa kawasan pemukiman Aleppo. Militer rezim juga melakukan

serangan darat dengan menembakkan peluru ke segala arah. Akibat serangan ini,

sedikitnya 82 jiwa meregang nyawa. Termasuk diantaranya 11 wanita, dan 13 anak-

anak. Beberapa jam pasca serangan, Aleppo bagai kota mati. Sekitar 37.000 orang

sudah meninggalkan Aleppo timur ke wilayah barat. Sebanyak 14.700 jiwa

berlindung di shelter sementara. Mereka terpaksa meninggalkan rumah di tengah

membekunya cuaca akibat musim dingin, guna menyelamatkan nyawa diri dan

keluarga dari serangan para durjana. Setelah menyergap Aleppo selama sekian

tahun lamanya, kini horor konflik merundung Idlib. Selasa dini hari (4/4), ledakan

kembali terdengar dari langit kota yang terletak di bagian barat laut Suriah tersebut.

Bukan lagi ledakan bom yang meruntuhkan seisi kota, bukan lagi serangan rudal

yang menyita darah kaum sipil. Kali ini, serangan tersebut membunuh dalam diam.

Serangan gas kimia beracun membekap seisi kota kecil Khan Sheikhoun yang

berjarak 50 km ke arah selatan dari kota Idlib. Warga sipil yang kala itu tengah

tertidur pulas langsung terhenyak mendengar suara ledakan yang berasal dari

sejumlah pesawat di udara. Sesaat setelah bunyi ledakan tersebut, gas beracun yang

ditembakkan mulai menyebar. Tak beraroma dan tak bersuara, namun cukup

mematikan. Menyikapi Suriah, segala bentuk provokasi harus diredam, fokus

perhatian kemanusiaan harus ditingkatkan. Memasuki tahun keempat sejak

dikirimkannya tim kemanusiaan #SOSSyria pada tahun 2012. Aksi Cepat Tanggap

terus menyuarakan ajakan kepedulian terhadap manusia-manusia rentan yang

Page 62: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

47

terdzalimi di sana. Masih teringat jelas, Aleppo menjadi saksi bisu kehadiran

puluhan ton bahan makanan pokok amanah bangsa Indonesia pada Ramadhan yang

lalu. Kini Suriah kembali memerah darah. Kota Idlib menjadi target penghancuran

berikutnya.

c. Let’ Help Rohingya

Stop Genosida Muslim Rohingya. Rohingya merupakan kelompok etnis

muslim asli yang menetap di wilayah Arakan sejak abad XVI. Wilayah tersebut saat

ini menjadi bagian dari Negara Bagian Rakhine, wilayah Myanmar Barat yang

berbatasan langsung dengan Bangladesh. Istilah Rohingya sendiri berasal dari kata

Rohai atau Roshangee yang berarti penduduk muslim Rohang atau Roshang

(sebutan untuk daerah tersebut sebelum dinamai Arakan).Sejak sebelum

kemerdekaan Myanmar, etnis Rohingya telah berkali-kali berusaha disingkirkan

dari wilayahnya. Pada tahun 2012, muncul gerakan Rohingya Elimination Group

yang didalangi oleh kelompok ekstremis 969. Konflik yang pecah memakan 200

jiwa dan 140.000 warga Rohingya lainnya dipaksa tinggal di kamp-kamp

konsentrasi yang tidak manusiawi. Menurut sebuah studi oleh International State

Crime Initiative (ISCI) dari Queen Mary University of London, Rohingya sudah

mulai memasuki tahap akhir genosida yaitu pemusnahan massal dan penghilangan

dari sejarah. PBB juga menyebut Rohingya sebagai kelompok etnis paling teraniaya

di dunia. Saat ini Muslim Rohingya yang masih berada di Rakhine hidup terisolasi

dalam ketakutan. Sejak tahun 2013 lalu, ribuan warga melarikan diri ke negara-

negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand melalui jalur laut. Pria, wanita, dan anak-

anak terkatung-katung di dalam kapal tanpa kejelasan apakah daratan yang mereka

tuju bersedia menerima mereka. Salah satu pengungsian warga Rohingya di

Indonesia dibangun oleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap berlokasi di Blang Adoe,

Aceh Utara. Saatnya kita bergandengan tangan untuk menyelamatkan mereka. d.

Let's Help Somalia

Merupakan seruan dari Aksi Cepat Tanggap kepada semua pihak yang

peduli kemanusiaanNegeri yang terletak di Tanduk Afrika ini hidup dalam rentang

lintang bumi yang sama dengan Indonesia, terlalui oleh garis khatulistiwa.

Memiliki batas pantai Samudera Hindia, begitupula dengan Indonesia. Jikalau

samudera tak memisahkannya, mungkin Somalia adalah tetangga barat terdekat

Indonesia. Kekayaan vegetasi, luasan hutan, bentangan alam eksotis, dan jutaan

jenis hewan membuat sebagian Afrika nampak serupa dengan Nusantara. Namun,

tidak demikian dengan nasib bangsa dan pertumbuhan ekonomi di Somalia.

Page 63: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

48

Kenyataannya, Somalia masih terjebak dalam konflik yang berlarut sejak tahun 70-

an, penyakit mematikan yang mendera, kekeringan ekstrim, hingga ekonomi yang

tak berkembang bergumul kekalutan dan kemiskinan. Kemiskinan di negeri ini

menembus level 82% dari jumlah penduduk. Sepanjang mata memandang, terlihat

suasana mencekam penuh kemirisan. Standar hidup masyarakat rendah, fasilitas

kesehatan memprihatinkan, dan kondisi pendidikan nyaris tidak terperhatikan.

Krisis pangan tahun 2011 silam, memakan korban jiwa mencapai seperempat juta

penduduk negeri. Gizi buruk merebak, tubuh anak-anak bak tulang berselimut kulit.

Peristiwa ini menambah rentetan kisah pilu Benua Mutiara Hitam. Sekilas,

mungkin mereka nampak "jauh" dan tidak terjangkau oleh kita di Indonesia. Namun

alhamdulillah, ACT telah berpengalaman mumpuni dalam menyalurkan amanah

bantuan kemanusiaan bangsa Indonesia bagi saudarasaudara kita di Yaman dan

Somalia. Bahkan untuk Somalia, tim kemanusiaan ACT yang mengemban misi

#FoodForSomalia di tahun 2011, menjadi "pembuka jalur" bagi NGO-NGO lain

dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan di negeri muslim yang berada di "Tanduk

Afrika" tersebut. Insya Allah, ACT akan terus siap menjadi jembatan kepedulian

bangsa Indonesia, bagi jutaan saudara kita di penjuru dunia dan pelosok Nusantara.

Tidak ada kata terlambat untuk peduli. Somalia masih bergelut dengan nestapa,

mari bersama kita wujudkan kepedulian bagi saudara-saudara kita di sana. e. Kapal

Kemanusiaan

Krisis pangan dan bencana kelaparan yang terus mendera wilayah Afrika,

merupakan isu kemanusiaan besar yang juga harus dituntaskan dengan

ikhtiarikhtiar besar. Bagaimana tidak, PBB melaporkan bahwa lebih dari 20 juta

jiwa tengah di ambang jurang kematian akibat kelaparan yang disebabkan oleh

kekeringan panjang serta konflik bersenjata. Krisis tersebut, tidak mungkin

terselesaikan tanpa ikhtiar masif dan jangka panjang yang melibatkan seluruh

elemen sebuah bangsa. Dengan membantu bangsa lainnya, sebuah bangsa baru

mungkin disebut sebagai bangsa yang besar, karena tidaklah bisa sebuah bangsa

disebut "bangsa besar" apabila hanya sibuk mengurus bangsanya sendiri.

Sejak tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia, bangsa kita telah

menunjukkan kebesarannya dengan tidak absen dalam meringankan derita bangsa

lain yang tengah mengalami krisis. Tidak hanya unsur pemerintah yang memang

memiliki mandat dan wewenang tertinggi dari sebuah bangsa, namun unsur

masyarakat sipil bangsa Indonesia juga nyaris selalu hadir dan bersuara lantang saat

panggilan-panggilan kemanusiaan dari bangsa lain terdengar. Di awal tahun 2017

Page 64: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

49

ini, panggilan kemanusiaan tersebut kembali terdengar dari arah Afrika, dan Aksi

Cepat Tanggap (ACT) Insya Allah akan menyambut panggilan tersebut dengan

ikhtiar terbesarnya sepanjang 12 tahun ACT berdiri. Melanjutkan pengiriman Tim

Kemanusiaan untuk menanggulangi kelaparan dunia di Somalia, Yaman, Sudan

Selatan dan Nigeria, ACT sedang menyiapkan “Kapal kemanusiaan”. Program ini

sudah mulai digulirkan dengan target bisa diwujudkan pada Idul Fitri tahun ini.

Kelaparan yang melanda dunia, dan lebih spesifik lagi, sebagian besar menimpa

umat Islam, layak menggerakkan kepedulian rakyat Indonesia yang sejatinya

dikelilingi oleh banyak nikmat Allah berupa kekayaan alam. Indonesia sebagai

bangsa yang jauh dari ancaman semacam itu karena kekayaan alamnya, layak

terpanggil untuk membantu mereka yang kelaparan.

Kapal Kemanusiaan, itulah nama sederhana yang menyimpan banyak

harapan akan pembuktian kebesaran bangsa ini. Bentuk ikhtiar ini dipilih demi

memaksimalkan partisipasi seluruh elemen bangsa, dimana melalui modal

transportasi kapal, kapasitas bantuan yang disalurkan tentu dapat lebih masif.

Bantuan yang terkumpul juga bisa disaksikan keterhimpunannya. Kapal

Kemanusiaan ini, selaras dengan tiga pilar peradaban yang menjadi pusat perhatian

ACT: kemanusiaan - kedermawanan - kerelawanan. Ketiganya dapat diaktivasi

secara bersamaan melalui Kapal Kemanusiaan. Sebagai target awal, sebelum

Ramadhan tahun 2017 ini, ACT hendak menghimpun tak kurang dari 25.000 ton

bantuan yang sebagian besar berupa beras. Mengapa beras? Karena sebagai negeri

agraris, beras menjadi bahan pangan pokok yang hampir seluruh elemen bangsa ini

memilikinya. Beras juga sangat aman dan mudah untuk disalurkan melalui kapal

yang akan mengarungi lautan luas. Beras bisa dengan mudah didapat dan

disumbangkan oleh seluruh elemen bangsa, serta bisa dibeli dari para petani

Indonesia sendiri yang tentu juga akan membantu perputaran roda perekonomian

bangsa.

Di tahapan awal, ACT akan memulai dengan menyewa kapal yang akan

menjadi "Kapal Kemanusiaan" ini. Kedepannya, bukan tidak mungkin ACT akan

membeli, atau menerima "Wakaf Kapal" dari umat. Kapal Kemanusiaan akan

bergerak ke sejumlah pelabuhan di Indonesia, menerima amanah bantuan dari

seluruh elemen bangsa, hingga kemudian diberangkatkan ke wilayah sasaran

setelah kapal penuh dengan bantuan.

Selain logistik bantuan, sejumlah relawan juga akan berpartisipasi dalam

misi kemanusiaan akbar ini. Tidak hanya para relawan ACT-MRI yang selama ini

Page 65: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

50

telah berlalu-lalang dalam misi-misi kemanusiaan ACT sebelumnya, ACT juga

Insya Allah akan membuka kesempatan bagi relawan-relawan baru untuk turut

menjadi bagian bersejarah dalam misi ini. Perjalanan kapal ini akan dipantau dunia,

baik melalui kanal-kanal komunikasi ACT maupun media massa umum. Mereka

lah para duta kemanusiaan yang didukung seluruh elemen bangsa, diaktivasi dan

dikelola oleh lembaga kemanusiaan independen, demi secara nyata meringankan

derita jutaan jiwa yang tengah memanggil-manggil kepedulian dunia.

f. Let’s Save Palestina

Blokade Israel atas Gaza yang telah berlangsung selama sekitar 11 tahun

telah melumpuhkan hampir seluruh sendi kehidupan kota Gaza. Akses menuju dan

keluar Gaza ditutup rapat-rapat. Isolasi masif tersebut sepenuhnya menutup

mobilisasi warga Gaza untuk mengakses kesehatan, pendidikan, serta berniaga.

Ketika agresi militer pecah pada 2014, krisis kemanusiaan di Gaza mencapai titik

klimaksnya. Walaupun gencatan senjata telah disepakati, kondisi Gaza tak kunjung

membaik. Sistem ekonomi dan infrastruktur masih lumpuh. Setidaknya 75 ribu

pengungsi belum bisa kembali ke rumah mereka yang kini rusak parah dan

terbengkalai.

Sementara itu, angka pengangguran dan kemiskinan terus menanjak. Pada

Desember 2019 lalu, Jamal Alkhoudary, salah satu anggota parlemen Palestina

mengungkapkan, 80% dari sekitar 2 juta penduduk Gaza hidup di bawah garis

kemiskinan. Di sisi lain, 60% pemuda di sana terpaksa menganggur karena

minimnya lahan pekerjaan. Dengan kondisi seperti ini, harga kebutuhan pokok kian

tak terjangkau publik. Biro Pusat Statistik Palestina menyebutkan, 80% warga Gaza

pra-sejahtera tersebut tak punya pilihan lain selain bergantung pada bantuan

kemanusiaan. PBB dengan gamblang bahkan mengatakan, jika kondisi ini terus

berlanjut, tidak menutup kemungkinan Gaza akan lumpuh total pada 2020.

Bukan hanya Gaza, kawasan Tepi Barat Palestina mendapat pula

diskriminasi yang tidak jauh berbeda. Tepi Barat dan Jalur Gaza bersama-sama

merupakan Teritorial Pendudukan Palestina (OPT), yang telah berada di bawah

pendudukan militer Israel sejak Juni 1967. Luas kawasan Tepi Barat sejak tahun

1967 terus menyusut akibat adanya pengusiran terhadap warga Palestina guna

dijadikan pemukiman-pemukiman Yahudi. Pada tahun 2003, Israel mulai membuat

Dinding Pemisahan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sekitar 85 persen dari total

panjang rute yang diproyeksikan terletak di dalam wilayah OPT.

Page 66: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

51

Sejak tahun 2009, Aksi Cepat Tanggap mewakili bangsa Indonesia sudah

hadir membersamai warga Palestina dengan berbagai aksi dan program. Berbagai

program berkelanjutan ACT hasil kolaborasi dengan berbagai mitra, hingga saat ini

alhamdulillah masih terus berjalan. Diantaranya adalah Mobile Water Tank dan

Waterwell (sumur air) yang dibangun di Jabalia Utara. Kemudian pemberian

generator listrik beserta bahan bakar solar dalam beberapa tahap untuk pemukiman,

klinik kesehatan, dan sekolah. ACT juga telah mengembalikan penghidupan

masyarakat Gaza melalui pembuatan peternakan ayam dan pembuatan kapal

nelayan.

Dalam bidang kesehatan ACT setiap tahunnya secara bertahap menyalurkan

amanah rakyat Indonesia dalam bentuk pembangunan klinik kesehatan, pemberian

mobil ambulans, peralatan medis, kursi roda, hingga bantuan persalinan untuk

kaum hawa di Gaza. Setiap tahunnya dalam beberapa periode ACT juga

mengimplementasikan donasi dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan dasar

pangan masyarakat Palestina. Diantaranya merupakan pemberian paket pangan

berisi sembako, pembagian daging qurban, distribusi tepung gandum, bingkisan

lebaran, dan pembagian ifhtor siap saji pada bulan Ramadhan.

Penghujung April 2019 lalu, ACT melansir program Humanity Card. Kartu

kecil seukuran KTP yang berisi saldo layaknya ATM guna dibelanjakan penerima

manfaat pada beberapa minimarket mitra ACT. Secara berkala, para pengungsi

palestina mendatangi dua minimarket di Gaza Tengah dan Khan Younis.

Umumnya, mereka membeli kebutuhan pangan seperti minyak goreng, beras,

gandum, gula, susu, sayur-mayur segar, dan sebagainya. Mereka tak lagi harus

berjibaku dengan harga barang belanjaan. Cukup serahkan kartu mungil biru yang

telah terisi saldo belanja kepada kasir minimarket, mereka dapat menebus sembako

yang mereka beli.

g. Angkat Asa Anak Suriah

Kehancuran demi kehancuran terus berlangsung di Suriah. Bahkan kawasan

pendidikan turut menjadi sasaran kelompok bersenjata. Setahun terakhir sedikitnya

255 anak tewas ketika tengah menjalani proses belajar di sekolah. Bagi anak-anak

mulia ini, pendidikan adalah barang mewah. Diperkirakan enam juta anak terkena

dampak perang enam tahun Suriah. Sebanyak 1,75 juta anak di Suriah putus sekolah

akibat banyaknya sekolah-sekolah yang hancur atau tidak beroperasi lagi karena

kekurangan tenaga pengajar. Sementara ratusan ribu pengungsi anak tak mendapat

akses pendidikan.

Page 67: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

52

Tumbuh kembang anak-anak tersebut otomatis juga tak berjalan mulus.

Seperempat anak kekurangan suplai makanan karena tinggal di daerah konflik. Di

pengungsian pun, banyak anak mengalami anemia karena asupan nutrisi yang

buruk. Sahabat, sebagian besar kita telah melalui indahnya masa kecil di Taman

Kanak-kanak, Sekolah, hingga Universitas dengan segala sarana dan prasarana

yang mumpuni. Selain terdidik secara akademis, Insya Allah sebagian besar kita

juga tidak akan tinggal diam saat mengetahui ada adik-adik kita yang terancam

menjadi generasi tanpa sentuhan pendidikan akibat konflik atau bencana

kemanusiaan. Perlu aksi nyata sebagai doa terbaik untuk anak-anak Suriah, demi

melindungi generasi penerus Suriah dari kekejaman rezim barbar. Jika tidak, maka

kegelapan yang membungkus Suriah akan terus berlanjut, tanpa sama sekali muncul

harapan bagi masa depan negeri tersebut.

Untuk itu ACT secara periodik mengirimkan bantuan kemanusiaan ke

Suriah amanah bangsa Indonesia sejak tahun 2012. Pada Februari 2019 lalu

misalnya, ACT membuat 'surprise' yang mengembangkan rona bahagia di pipi

anak-anak Suriah. Melalui bantuan "Lights For Syria", ACT membangun sekolah

di Alaiykha Camp yang merupakan kamp pengungsian yang baru dibangun. Selain

itu, ACT juga melengkapi fasilitas sekolah di Salahuddin Camp di Provinsi Idlib.

Di Reyhanli, kota Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah, terdapat 1.250

pengungsi anak-anak asal Suriah, yang membutuhkan bantuan untuk merajut masa

depannya. ACT membuka kesempatan bagi Sahabat peduli, untuk

#AngkatAsaAnakSuriah. Dengan Rp250.000/bulan (rutin minimal 1 tahun),

Sahabat sudah dapat membantu 1 anak dalam memenuhi kebutuhan harian dan

pendidikannya.

“Pendidikan di pengungsian amat urgen. Bayangkan, jika anak-anak yang

terpisahkan dari orang tua, lingkungan, dan masa bermainnya, lalu tumbuh tanpa

pendidikan. Saat mereka beranjak remaja hingga dewasa nanti akan menjadi

masalah. Pendidikan yang disampaikan dengan ikhlas, membekali anak-anak

malang ini bermental mulia dengan selalu berbaik sangka kepada Allah atas nasib

yang mengujinya. ACT sangat yakin, Allah memberi banyak kelebihan? seperti

kecerdasan sosial? kepada pribadi-pribadi yang Allah didik langsung dengan krisis

dahsyat seperti konflik besar atau kelaparan berkepanjangan. ACT juga percaya

bahwa apa yang saat ini disebut the failure state adalah calon negara hebat di masa

depan. Alangkah terhormatnya ACT dapat membersamai calon juara dalam

kompetisi kebermanfaatan tingkat dunia."- Ahyudin, Presiden ACT

Page 68: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

53

Masih ada harapan akan masa depan gemilang bagi anak-anak ini. Insya

Allah, ACT akan terus angkat asa anak Suriah dengan ragam program pendidikan

yang akan membersamainya. h. Beri Ramadhan Terbaik

Saat kita berada di suatu tempat yang disenangi dan kita tahu betul hanya

punya sedikit waktu untuk menikmatinya. Apa yang akan kita lakukan? Tidakkah

akan kita maksimalkan segala pengalama? jika itu restoran-makan-sepuasnya, akan

kita cicipi semua menu lezatnya. Jika itu tempat idaman akan kita jelajahi semua

sudutnya yang pernah kita impikan. Jika itu cuci gudang merek kesayangan, akan

kita borong semua yang kita mampu, meski kita tahu, itu semua adalah duina fana.

Ramadhan terbaik merupakan program bantuan pangan untuk wilayah-wilayah

internasional. Khussnya wilayah muslim yang sedang mengalami konflik ataupun

krisis.

2. Program Nasional

Program ini merupakan program yang disusun oleh pusat dan menjadi

rujukan program nasional bagi seluruh kantor cabang aksi cepat tanggap di

Indonesia. Diantaranya sebagai berikut : a. Pendidikan Tepian Negeri

Dewasa ini, banyak sekolah di Indonesia berlomba-lomba menjadi sekolah

berstandar internasional. Betapa beruntungnya anak-anak yang dapat bersekolah

disana. Sekolahnya dipenuhi sarana dan pra sarana nomer satu. Mimpi mereka

setidaknya terasa dekat dan nampak logis. Sudahkah hal itu dapat dirasakan sampai

pelosok negeri kita? Jawabannya tentu belum. Bangunan sekolah banyak yang tidak

layak untuk disebut sekolah. Bangunan itu lebih pantas digunakan sebagai kandang.

Namun, disanalah puluhan anak menggantungkan impian akan masa depan yang

cerah. Bangunan sekolah hanya bisa menampung dua kelas. Gurunya pun hanya

satu untuk mengajar dua kelas. Bangunan yang disebut sekolah itu hanya

beratapkan gubuk (rumbia) dan berlantai tanah yang mengering. Sekolah mereka

sangat jauh dari kata layak. Mari bersama mewujudkan sekolah layak untuk anak-

anak tepian negeri melalui Program Pendidikan Tepian Negeri. b. Qurban

Progressif

Qurban Progresif dari Global Qurban-ACT menawarkan harga ringan untuk

seekor kambing atau 1/7 sapi. Hanya dengan Rp1 jutaan, Anda sudah terdaftar

sebagai pequrban Global Qurban tahun 2018 atau 1439 Hijriah. Sebuah 'rahasia'

diumbar Global Qurban guna menjelaskan trend ringannya harga qurban dari tahun

ke tahun. Global Qurban merintis breeding (pembiakan) dan fattening

Page 69: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

54

(penggemukan) ternak kambing dengan tenaga berpengalaman di Blora, Jogjakarta,

dan Tasikmalaya. Lumbung Ternak Masyarakat ini menggunakan pendekatan skala

industri, dengan predikat "industri sosial", menjadikan Global Qurban sebuah

gerakan social memaksimalkan partisipasi, mentransformasi kewirausahaan,

sekaligus memberdayakan masyarakat secara terpadu. Pilihan qurban progresif di

Global Qurban telah menjadi solusi yang membahagiakan bagi semua. Para

pequrban dapat membeli hewan dengan biaya lebih murah dan mudah, sekaligus

memberdayakan masyarakat peternak dalam upaya peningkatan taraf hidup

mereka. Mengapa masyarakat tersebut dapat berdaya? Karena berkat qurban yang

kita tunaikan sejak dini, para peternak di Lumbung Ternak Masyarakat dapat

mempersiapkan stok hewan qurban jauh-jauh hari melalui proses manajemen stok

hewan ternak, sehingga pengadaan hewan qurban tidak dipengaruhi fluktuasi harga

yang kerap naik drastis di setiap kali momen Idul Adha. Ketika tiba saatnya Idul

Adha, hewan qurban Anda didistribusikan ke penjuru negeri sehingga bisa

membantu orang-orang yang kekurangan akibat kemiskinan ataupun yang

mengalami kerawanan pangan. c. Waqaf Ritel Sodaqo

Jaringan Ritel SODAQO, Wujud Wakaf Produktif Modern. Minimarket

Sodaqo (sebelumnya bernama Kedai Yatim) akhir-akhir ini menjadi perbincangan

luas di media sosial. Minimarket yang mengusung tagline "Belanja Kita, Sedekah

Kita" ini memberikan nuansa baru dalam perhelatan bisnis ritel di Indonesia. Secara

terbuka pada pelanggan dan investor kemitraan, Sodaqo menjelaskan bahwa 30%

dari profit akan disedekahkan bagi mereka yang membutuhkan. Nilai sedekah

masing-masing pembeli pun tercantum dalam struk pembelanjaan.

Sodaqo juga menjadi salah satu perwujudan wakaf produktif dari Global

Wakaf ACT. Kedepannya, Insya Allah akan banyak gerai ritel Sodaqo yang

dibangun dan beroperasi dari dana wakaf kolektif. Dana wakaf yang dioptimalisasi

melalui pengelolaan bisnis, Insya Allah lebih produktif, berkelanjutan, serta

memberi manfaat berlipat bagi umat.

Setiap keuntungan wakaf produktif hasil dari perputaran roda bisnis Sodaqo

akan didedikasikan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Maka, setiap

keuntungan serta penambahan aset bisnis juga akan menambahkan nilai manfaat

yang akan tersalurkan pada masyarakat (mauquf‟alaih). Sehingga, tiap rupiah

wakaf yang Anda salurkan untuk Sodaqo tidak hanya menambah berat timbangan

kebaikan Anda secara terus menerus, namun juga memberikan manfaat bagi umat.

d. Bersatu Hadapi Bencana

Page 70: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

55

Sudah sejak berbulan-bulan lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika (BMKG) merilis imbauan awal tentang prediksi puncak musim hujan

periode 2016-2017. Dalam laporannya, BMKG menerka puncak musim hujan

dengan potensi cuaca buruk sepanjang hari akan terjadi di antara bulan Januari

sampai Februari 2017. Tak meleset, prediksi itu betul adanya. Makin mendekati

akhir Februari 2017, hujan lebat turun hampir merata di seluruh wilayah di

Indonesia. Hingga pertengahan Februari lalu, ACT menghimpun sejumlah laporan

bencana banjir yang terjadi nyaris serentak, kabar yang berhasil dikumpulkan

menunjukkan banjir terjadi mulai dari Bukit Duri di Jakarta, Kota Bekasi,

Kabupaten Cirebon dan Brebes, Gresik, sampai ke Manado dan Minahasa di ujung

Provinsi Sulawesi Utara. e. Humanity Food Truck

“Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan mukmin yang

lapar, maka Allah ta’ala akan memberinya makan dari buah-buahan Surga.”

(HR. Tirmidzi)

Kemiskinan menjadi sebuah kata yang tak kunjung hilang pada setiap tahap

kehidupan berbangsa kita. Kemiskinan merupakan masalah yang nyata, terlihat,

dan mungkin terus bertambah seiring bertambahnya penduduk negeri ini.

Menyusuri ragam wilayah di Indonesia, kantung-kantung kemiskinan dapat dengan

mudahnya kita temukan pada tepi-tepi jalan. Miskin bukan hanya milik penduduk

desa atau daerah tepian negeri yang tidur beralas tanah dan beratapkan langit.

Sejenak lihat kondisi ibukota negeri ini, ketimpangan sosial benar adanya.

Semboyan menyedihkan, "yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin"

menjadi perkara nyata di negeri ini. Meski sebagian mereka tinggal di tanah yang

sama dengan ibukota, namun kesejahteraan mereka masih jauh dari harapan

Diantaranya masih tidur beratapkan triplek kayu lapuk dan berdinding kardus.

Sebagian besar bekerja sebagai pemungut sampah atau buruh harian dengan

penghasilan yang tidak mencukupi untuk penghidupan keluarga. Pendapatan yang

diperoleh hanya cukup makan seadanya, tak usah tanya tentang gizi dan lezat

tidaknya rasa. Inflasi ekonomi semakin menekan kehidupan mereka, setiap bulan

harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat. Umumnya, harga pangan

cenderung mengalami kenaikan sebelum dan selama bulan Ramadan. Fluktuasi

harga tersebut berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga pada manusia dunia

ketiga ini. Data menunjukkan bahwa hanya 62% rumah tangga Indonesia mampu

belanja pangan bergizi termurah, hal ini berarti bahwa tanpa kenaikan harga pun,

terdapat 4 dari 10 orang tidak mampu membeli pangan bergizi.

Page 71: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

56

Menjawab permasalahan mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar hidup,

Aksi Cepat Tanggap menginisiasi sebuah program inovatif "Humanity Food

Truck". Sebuah modifikasi truk besar menjadi dapur berjalan guna memberikan

layanan makan gratis untuk mereka yang membutuhkan. Adapun sasaran program

ini adalah para pekerja informal berpenghasilan rendah, masyarakat miskin,

musafir, penunggu pasien rumah sakit, dan juga komunitas rawan pangan. Dengan

kemampuan mobilitas tinggi, Humanity Food Truck bukan hanya mampu

'menjemput bola' pada wilayah rawan pangan, namun juga dapat menjadi solusi

kecepatan pemenuhan makanan bagi korban bencana. Humanity Food Truck

memiliki kapasitas produksi minimal 1.000 porsi paket makanan siap santap sekali

masak. Standar khusus diciptakan, proses masak dilakukan penuh di dalam food

truck dan dikelola oleh juru masak profesional. Sehingga makanan yang dihasilkan

bergizi, higienis, halal, dan sesuai citarasa orang Indonesia.

Kendaraan besar ini merupakan hasil modifikasi dari Mitsubishi Fuso FM

517HL. Truk memiliki panjang 8 meter, lebar 2.5 meter, dan tinggi 2.7 meter.

Selain dapat memroduksi 1.000 porsi makanan, sebanyak 200 liter air minum dapat

ditampung untuk melepas dahaga para penerima manfaat. Bukan hanya itu, untuk

menjangkau kawasan terisolasi, sebuah motor trail KLX 150cc disematkan pada

buritan truk.

Dalam menemani penerima manfaat di bulan Ramadan, ACT mengajak

Sahabat Peduli untuk ikut menemani sahur dan berbuka puasa mereka. Selama

bulan Ramadan, Humanity Food Truck akan hadir di masjid, lingkungan kumuh

miskin, rumah sakit, dan berbagai titik lokasi lain yang disesuaikan dengan

kebutuhan para penerima manfaat maupun mitra. Dengan kepedulian kita, asa

menikmati Ramadan bagi mereka kian tumbuh seiring kepedulian dan aksi nyata

kita bersama. Jangan biarkan aliran kebaikan ini terhenti. Mari terus sisihkan

sebagian rezeki kita untuk memenuhi kebutuhan dasar kaum papa dan korban

bencana.

f. Gizi Anak Asmat

Krisis gizi buruk kembali melanda Tanah Papua. Krisis tersebut disertai

dengan merebaknya wabah penyakit campak, tepatnya di Kabupaten Asmat.

Bencana yang juga disebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) ini telah melanda

ratusan jiwa di beberapa distrik di Kabupaten Asmat selama lebih dari empat bulan.

Mayoritas penderitanya adalah anak-anak. Dalam kurun waktu September 2017

hingga Januari 2018, campak dan gizi buruk telah mengakibatkan 63 anak

Page 72: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

57

meninggal dunia. Angka tersebut berdasarkan pendataan empat tim terpadu

penanggulangan campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.

Sementara itu, RSUD Asmat melaporkan ratusan anak lainnya yang juga

terjangkit wabah campak dan gizi buruk masih dalam perawatan medis. Hingga

Kamis (11/1), tercatat 393 pasien campak dan gizi buruk menjalani rawat jalan dan

175 lainnya menjalani rawat inap. Jumlah korban terdambak diperkirakan terus

bertambah, mengingat masih banyaknya wilayah yang belum terjangkau oleh tim

medis. Wabah campak disertai gizi buruk memang telah lama menjangkit warga,

yang umumnya anak-anak, di Kabupaten Asmat. Masalah kemiskinan dan gaya

hidup tidak sehat dinilai sebagai pemicu mewabahnya penyakit tersebut. Merespon

bencana gizi buruk dan wabah campak yang terjadi di Kabupaten Asmat, Tim

Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) kini telah tiba di wilayah

terdampak. ACT kembali melakukan langkah strategis kedua kalinya untuk

mengurangi beban penderitaan masyarakat di tanah Papua akibat kejadian luar

biasa (KLB) campak dan gizi buruk. Kali ini, ACT tengah menyiapkan

keberangkatan Kapal Kemanusiaan menuju Papua dengan membawa 100 ton

bantuan pangan dan medis. Bantuan-bantuan yang rencananya akan diangkut oleh

Kapal Kemanusiaan Papua di antaranya beras, biskuit bayi, susu cair, vitamin (asam

folat A, kalsium, zat besi), puluhan ton air mineral, dan pakaian bayi serta dewasa.

Berbagai bantuan tersebut guna mencukupi gizi masyarakat di. Distrik Agats,

Kabupaten Asmat, Papua. Selain bantuan beras dan relawan, ACT juga berencana

menyiapkan dapur umum guna membantu masyarakat lepas dari problem gizi

buruk. Sebelumnya, berbagai bantuan paket gizi dan layanan kesehatan gratis telah

menjangkau beberapa distrik di Kabupaten Asmat. Bantuan tersebut menyasar

penderita campak dan gizi buruk yang ada di kabupaten Asman.Sahabat, hari ini

saudara sebangsa di timur Indonesia memanggil kita.

Krisis kesehatan dan gizi buruk menghampiri Papua. Berbagai penyakit

melanda saudara kita tanpa pandang usia. Puluhan bayi-bayi kekurangan asupan

pangan hingga meninggal di pangkuan orang tuanya. Bangsa Indonesia sejatinya

adalah bangsa yang humanis, berjiwa sosial, dan menjunjung tinggi sikap saling

tolong menolong. Kepedulian rakyat Indonesia menembus batas teritorial negeri

dan melampaui sekat geografis. Karena kepedulian itu universal, berlaku untuk

siapa pun, tidak peduli tetangga dekat atau malah saudara terpisah jauh ribuan

kilometer. Kapal Kemanusiaan untuk Papua adalah sebuah catatan penegas bahwa

"Jauh Dibantu, Dekat Apalagi". Karena Papua adalah Indonesia. Mereka pula yang

Page 73: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

58

sehari-hari menjaga teras tepian Nusantara. Mohon doa dan dukungan dari segenap

Sahabat peduli agar Kapal Kemanusiaan untuk Papua yang membawa bahan

pangan dan kebutuhan dasar hidup, dapat segera menyapa saudara-saudara kita di

pulau paling timur Indonesia.

Page 74: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan hasil penelitian penulis, akhirnya terjawab pertanyaan besar

terkait rumusan masalah yang menjadi focus kajian dalam skripsi ini. Berdasarkan

fakta-fakta yang penulis kumpulkan, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa :

1. konsep Ukhuwah dalam Al-Qur’an. Ukhuwah secara bahasa berarti

persaudaraan. Secara istilah ukhuwah berarti perasaan simpati dan

empati antara dua orang atau lebih. Ukhuwah yang harus dijalin tidak

hanya ukhuwah sesama agama, namun juga antar umat beragama.

2. Studi Living Qur’an. Living Qur’an bermula dari fenomena Qur’an in

everyday life, yang berarti makna dan fungsi yang riil, nyata dipahami,

dialami dan dirasakan oleh masyarakat Muslim. Living Qur’an dapat

juga diartikan sebagai studi tentang beragam fenomena atau fakta sosial

yang berhubungan dengan kehadiran Al-Qur’an di dalam sebuah

kelompok masyarakat tertentu yang kemudian diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari

3. Pemahaman konsep Ukhuwah dalam Al-Quran menurut Lembaga

Kemanusiaan ACT. terbentuknya ukhuwah Islamiyah menurut

Lembaga kemanusiaan ACT, yaitu: Pertama, melaksanakan proses

ta’aruf. Kedua, melaksanakan proses tafahum. Ketiga, melakukan

atta’aawun. Keempat, melaksanakan proses takaful.

4. Bentuk implementasi dari konsep Ukhuwah yang dilakukan oleh

Lembaga Kemanusiaan ACT. Islam berasal dari kata “salimu” yang

artinya selamat, bahkan Nabi Muhammad SAW mempertegas orang

tidak dikatakan beragama Islam jika orang yang berada di sekitarnya

belum selamat dari mulut, tangan, dan sikapnya. Pemaknaan ini yang

juga mempertegas bahwa Islam adalah rahmat untuk seluruh alam.

Dengan konsep inilah Lembaga kemanusian ACT mempertagas

posisinya sebagai Lembaga social kemanusiaan yang akan terus

menebar kebaikan dengan saling tolong menolong sesama umat

manusia, khususnya sesama umat islam di manapun berada.

Page 75: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan mengenai konsep Ukhuwah atau

mengenai konsep persaudaarn adalah sebagai berikut.

Habib Ali Zainal Abidin bin Abubakar Alhamid mengatakan, persatuan

serta persaudaraan merupakan nikmat paling besar yang Allah berikan dalam satu

komunitas masyarakat. Sebaliknya, perselisihan dan permusuhan merupakan

malapetaka besar yang dialami masyarakat.

"Dalam perjalanan dakwah Nabi, misi utamanya saat di Madinah adalah

menyatukan umat Islam. Menyatukan antara Muhajirin dan Anshar," Menjaga

ikatan persaudaraan, sesuai firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 103, "Dan

berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu

bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu (masa

jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah

kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di

tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah

Allah menerangkan ayat-ayatnya kepa da mu, agar kamu mendapat petunjuk nya."

Melalui ayat tersebut, Allah melarang umat Islam berselisih. Allah pun akan

mencabut pertolongan-Nya terhadap mereka yang berselisih. Meski begitu, dirinya

menambahkan, dilarang berselisih bukan berarti tidak boleh berbeda pendapat.

61

Page 76: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mustaqim. 2007. Metode Penelitian Living Qur’an: Model Penelitian Kualitatif. Dalam

Sahiron Syamsuddin (ed.). Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras.

Abdullah, Amin, dkk. 2006. Metodologi Pendekatan Agama: Pendekatan Multidisipliner,

Yogyakarta: Lembaga Penelitan UIN SUKA Yogyakarta.

Arni, Jani. 2013. Metodologi Penelitian Tafsir, Riau: Daulat Riau.

Baidan, Nasruddin, 2011. Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bennett, Clinton. 2005. Muslims and Modernity: Current Debates. London: MPG Books.

Bog, Robert dan Steven J. Taylor. 1992. Pengantar Metodologi Kualitatif, terj. Arif Furchan,

Surabaya: Usaha Nasional.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Chirzin, Muhammad., 2003. Glosari Al-Qur’an, Yogyakarta: Lazuardi, 2003.

J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karekteristik dan Keunggulannya, Jakarta:

Grasindo.

Luqman Abdul Jabbar. 2006. Ruqyah Syar’iyyah; Fenomena Muslim Indonesia dalam

Memfungsikan Al-Qur’an; Studi Kasus Fenomena Ruqyah Syar’iyyah pada Umat Islam di

Kota Yogyakarta. Yogyakarta; Thesis UIN Sunan Kalijaga.

M. Junaidi Ghony dan Fuzan Almanshur, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: ArRuzz Media.

M. Quraish Shihab. 2007. Wawasan Al-Qur'ān: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat,

Bandung: Mizan

Moh, Soehada, 2008. Metode Penelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), Yogyakarta: Bidang Akademik.

Muhammad Chirzin, 2007. Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dalam Al-Qur’an;

dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Terjemahan. Sahiron Syamsuddin.

Yogyakarta: Teras.

Mustaqim, Abdul. 2007. “Metode Penelitian Living Quran, Model penelitian Kualitatif,” dalam

metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta: Teras.

Mustika Zed, 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Nana

Syaodih Sukmadinata, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Rahardjo, M. Dawan, 2005. Paradigma al-Quran, Metodologi Tafsir dan Kritik Sosial. Jakarta:

PASP Muhammadiyah.

Page 77: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

62

Shihab, M. Quraish, 2013. Kaidah Tafsir; Syarat, ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui

dalam Memahami Ayat-Ayat al- Quran, Jakarta: Lentera Hati.

Sulistiyo Basuki, 2010. Metode Penelitian, Jakarta: Penaku.

Syamsuddin, Sahiron. 2007. “Ranah-ranah penelitian dalam Studi al- Quran dan Hadis,” dalam

metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta: Teras.

Thoshisiko Isutzu. 1996. Ethic-Religius Concepts in the Koran, Montreal University Press. Yusuf,

Muhammad. 2007. “Pendekatan Sosiologi dalam Pendekatan Living Quran” dalam Metode

Penelitian Living Quran dan Hadis, (Yogyakarta: Teras.

Page 78: PEMAHAMAN KONSEP UKHUWAH DALAM AL-QUR'AN …

63