strategi pemasaran produk takaful ukhuwah...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PRODUK TAKAFUL UKHUWAH
MIKRO PADA TAKMIN WORKING GROUP
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH :
Muhammad Dermawan
109046200012
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 April 2014
MUHAMMAD DERMAWAN
v
ABSTRAKSI
Muhammad Dermawan. 109046200012.Strategi Pemasaran Produk Takaful Ukhuwah Mikro Pada TAKMIN Working Group. Program Strata Satu (S1), Skripsi Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H / 2014 M. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi pemasaran yang diterapkan pada TAKMIN Working Group dalam memasarkan dan meningkatkan penjualan Produk Takaful Ukhuwah Mikro, menjelaskan apa saja tantangan dan kendala dalam meningkatkan jumlah penjualan produk Takaful Ukhuwah Mikro dan menjelaskan perkembangan jumlah peserta dan jumlah premi pada produk Takaful Ukhuwah Mikro pada TAKMIN Working Group. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang disusun secara sistematis sesuai dengan data-data yang diperoleh. Data primer yang digunakan bersumber dari observasi langsung pada TAKMIN Working Group. Data sekunder bersumber dari buku-buku, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.
Kesimpulan penelitian ini secara singkat pertama, strategi pemasaran yang dilakukan oleh TAKMIN Working Group adalah dengan menggunakan system Partner Agent Model, Website, telepon, dan Brosur. Kedua, kendala dan tantangan yang dialami TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk takaful ukhuwah mikro adalahkecilnya lembaga, tidak adanya sales agen, tidak adanya pendanaan untuk promosi. Ketiga, strategi pemasaran yang dilakukan oleh TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk takaful ukhuwah mikro masih belum efektif, yaitu mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 jumlah peserta TAKMIN Working Group mengalami penurunan sebesar 68% yaitu dari 910 orang menjadi 287 orang. Sedangkan jumlah premi juga menurun sebesar 68,5% yaitu dari Rp. 18.200.000 menjadi Rp. 5.740.000.
Kata Kunci :Strategi pemasaran, jumlah premi, jumlah nasabah, produk takaful ukhuwah mikro
Pembimbing : A.M. Hasan Ali, MA Buku Rujukan : Tahun 1994 s.d Tahun 2012
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur bagi Allah swt atas
segala nikmat, karunia dan rahmat-Nya yang begitu besar, yang selalu memberikan
keberuntungan dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Strategi Pemasaran Produk Takaful Ukhuwah Mikro pada TAKMIN
Working Group”.
Penulisan ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1)
Konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW, yang telah memperjuangkan agama Islam dan keselamatan kaum muslimin
serta memberikan tuntunan kepada umat manusia menuju akhlakul karimah,
pembawa syariat bagi seluruh manusia dalam setiap ruang dan waktu hingga akhir
zaman yang selalu memberikan inspirasi pada penulis dalam mencapai kegigihan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih atas segala doa, bantuan dan bimbingan yang
diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada:
1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Prodi MuamalatFakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Bapak Mu’min Rauf,M.A selaku Sekertaris Prodi Muamalat Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ustaz A.M. Hasan Ali, MA selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan kesabarannya, mendidik dan mengamalkan ilmunya
yang begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Atep Abdurrafiq, M.Si selaku dosen pemimbing akademik yang telah
berkenan meluangkan waktu dan memberikan pengarahan serta motivasi yang
begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Terimakasih kepada Bapak Zenal M. Falah selaku Direktur Utama TAKMIN
dan Ibu Melva Arita selaku selaku Direktur Operasional TAKMIN yang
begitu sabar, tulus membantu dan selalu mendukung penulis dalam
pengumpulan data untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Terimakasih kepada Bapak Ali Pangestu selaku UKPN dan Administrasi PT.
Asyki Sarana Sejahtera yang telah memantu penulis dalam pengumpulan data
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Para dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dengan perhatiannya telah memberikan ilmunya,mengajarkan
kebijaksanaan serta toleransi kepada penulis.
9. Staf dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum dan
Perpustakaan Utama serta staf TU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan referensi kepada penulis dan dalam pembuatan surat menyurat.
10. Junjungan terimakasih kepada Orangtua tercinta Ibu Sunarti dan Bapak
Sumilir yang dengan teramat sabar dan telaten mendidik, mendoakan,
memberikan dukungan dan kepercayaan penuh kepada penulis sehingga bisa
viii
menyelesaikan skripsi ini. Doa, ketulusan dan kepercayaanmu adalah bekalku,
derita dan air matamu adalah semangatku, kebenaran adalah tujuanku.
11. Terimakasih kepada adik-adikku tersayang Cahya Rasyidah Rahmawati dan
Arif Rahman Setiawan, yang selalu bertengkar, menjadi bahan lawakan dan
selalu meramaikan suasana rumah sehingga memberikan motivasi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Terimakasih untuk Edotebo, Ponari, Vincent, zakibul, Rakacuk, irwan,
Miong, Abduh, Ncun, Ririn, Bela, Lia & Sahabat/i As 09’-12’ seperjuangan,
yang masih berjuang dan yang telah lulus mendahului, beruk, daniAzi,
gambris, rektor, kuproy & Sahabat/i Syariah dan Hukum, sempong, Gatod,
Bayu & para sahabat ngulang, jembay, Bakod, tirek & sekawan rumah, yang
selalu ada dan selalu memberi warna dan semangat dalam pergaulan ciputat–
depok dan menjadi sebuah kisah yang layak untuk dikenang suatu saat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga
skripsi ini bisa memberikan banyak manfaat bagi semua kalangan masyarakat dan
akdemisi.Akhirnya hanya kepada Allah penulis bersimpuh dan berdoa.Semoga kita
mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Jakarta, 24 April 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ iv
ABSTRAKSI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR..................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………….. 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………............. 5
D. Tujuan dan Manfaat penulisan……………………... 6
E. Kerangka teori……………………………………....... 7
F. Metodologi Penelitian...................................................... 9
G. Pedoman Penulisan.......................................................... 12
H. Sistematika Penulisan...................................................... 13
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah……………………………………….. 15
1. Pengertian Asuransi Syariah………………………. 15
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah……………... 17
3. Manfaat Asuransi………………………………… 22
B. Strategi Pemasaran…………………………………… 23
1. Pengertian Strategi Pemasaran…………………… 23
2. Pemasaran Menurut Perspektif Syariah…………. 30
3. Prinsip-prinsip Pemasaran Syariah……………….. 30
4. Peranan Perencanaan Pemasaran………………... 32
C. Produk Takaful Ukhuwah Mikro……………………… 33
1. Pengertian Takaful Ukhuwah Mikro……………… 33
2. Tujuan dan Manfaat Takaful Ukhuwah Mikro…. 34
3. Mekanisme dan Prosedur-Prosedur pada Produk
Takaful Ukhuwah Mikro.............................................. 35
4. Review Studi Terdahulu................................................. 40
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. TAKMIN Working Group................................................... 44
1. Aspek Legalitas............................................................... 44
2. Sejarah TAKMIN Working Group................................ 44
3. Visi dan Misi................................................................... 46
4. Struktur TAKMIN Working Group................................ 47
xi
5. Produk-produk TAKMIN Working Group................... 48
B. PT. Asyki Sarana Sejahtera................................................. 50
BAB IV ANALISA DATA
A. Strategi PemasaranProduk Takaful Ukhuwah Mikro pada
TAKMIN Working Group.................................................... 53
B. Tantangan dan Kendala TAKMIN Working Group dalam
Memasarkan Produk Takaful Ukhuwah Mikro................ 62
C. Perkembangan Jumlah Peserta dan Premi Produk Takaful
Ukhuwah Mikro Periode 2011 – 2013................................. 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 69
B. Saran....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Review Studi Terdahulu ………………………………… ... 42
Tabel 1.2 Struktur Organisasi Takmin Working Group …………………… 47
Tabel 1.3 Struktur Hubungan Partner-Agen Model ………………………. … 54
Tabel 1.4 Data Jumlah Peserta Produk Takaful Ukhuwah Mikro di Takmin
Working Group Periode 2011-2013……………………………... 65
Tabel 1.5 Grafik Jumlah Peserta Produk Takaful Ukhuwah Mikro di Takmin
Working Group Periode 2011-2013……………………………… 65
Tabel 1.6 Data Jumlah Premi Produk Takaful Ukhuwah Mikro di Takmin
Working Group Periode 2011-2013……………………………… 67
Tabel 1.7 Grafik Jumlah Premi Produk Takaful Ukhuwah Mikro di Takmin
Working Group Periode 2011-2013……………………………… 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan setiap kegiatan ekonomi, manusia pasti tidak akan pernah
lepas dari yang namanya risiko. Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty
yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Risiko pada manusia tidak bisa
dihilangkan, namun risiko tersebut dapat diminimalisir agar tidak memiliki
dampak lebih besar dalam kehidupan. Ketidaktahuan terhadap kejadian yang akan
menimpa dirinya, manusia tidak akan memastikan bagaimana keadaannya
dikemudian hari, kemampuan yang diberikan kepada manusia hanya sebatas
merencanakan (planning) sesuatu yang belum terjadi serta memproteksi segala
sesuatu yang dirasa akan memberi kerugian dimasa mendatang.1 Asuransi
merupakan salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya risiko yang lebih besar,
yang mungkin dialami oleh setiap orang.
Secara eksplisit ekonomi syariah di Indonesia mulai lebih dikenal sejak
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 19912, dan industri
asuransi syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran PT Syarikat Takaful
Indonesia (STI) pada 24 Februari 19943. Perkembangan industri asuransi syariah
di Indonesia mulai dari berdirinya PT Syarikat Takaful Indonesia ini sangatlah
1 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis, Historis,
Teoritis & Praktis (Jakarta, Kencana, 2004), ed. 1 cet-1. hal. 100. 2 Masyarakat Ekonomi Syariah, Profil Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: MES, 2006) hal.
72. 3 Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menyongsong Era Global (Jakarta: Yasdaya, 2001) hal. 46.
2
menggembirakan dikarenakan sejak saat itu mulialah bermunculan perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang asuransi syariah. jumlah perusahaan asuransi
dan reasuransi dengan prinsip syariah hingga tahun 2013 adalah 49 perusahaan
yang terdiri 3 perusahaan asuransi jiwa syariah, 2 perusahaan asuransi kerugian
syariah, 17 perusahaan asuransi jiwa yang memiliki kantor unit syariah, 24
perusahaan asuransi kerugian yang memiliki kantor unit syariah, dan 3
perusahaan reasuransi yang memiliki kantor unit syariah.
Kebanyakan usaha dari penduduk Indonesia adalah pengusaha dengan skala
mikro dibandingkan pengusaha dengan skala besar. Pengusaha mikro ini tidak
mempunyai proteksi asuransi yang dianggapnya terlalu besar preminya sehingga
para pengusaha mikro itu tidak terlindungi dari segala resiko yang kemungkinan
terjadi apabila mengalami musibah yang tidak diinginkan. Mengutip perkataan
Direktur Takmin, Agus Haryadi bahwa “Asuransi harus ada yang bisa masuk ke
bawah. Oleh karena itu dengan asuransi ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat bawah” ujarnya pada wartawan di Graha Takaful Jakarta, Rabu
(25/10).4
Para pengusaha mikro tersebut tidak mengetahui akan pentingnya asuransi,
sehingga banyak dari mereka yang tidak mempunyai perlindungan asuransi.
Kendala yang paling mendasar bagi para pengusaha mikro tidak mempunyai
asuransi adalah besarnya tarif pemi yang ditetapkan perusahaan asuransi, baik
asuransi konvensional maupun asuransi syariah.
4 Di akses dari http://www.laatahzan.tv/?p=884 pada hari senin, 25 Febuari 2013
3
Atas dasar itulah TAKMIN Working Group sebagai sub unit usaha PT Asyki
Sarana Sejahtera menggagas lahirnya Asuransi Mikro Syariah (Syariah
Microinsurance) di Indonesia yang memberikan perlindungan bagi keluarga
masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang menimpa
mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan aset dan hari tua. Program
asuransi yang digagas TAKMIN Working Group diantaranya adalah produk
Takaful Ukhuwah Mikro, yaitu produk asuransi jiwa dan kecelakaan diri yang
ditujukan bagi para pengusaha mikro atau masyarakat berpenghasilan rendah,
termasuk keluarganya.
Dengan premi yang terjangkau, produk ini memberikan manfaat maksimal
bagi para pesertanya bila mengalami musibah, baik meninggal dunia biasa
maupun meninggal karena kecelakaan selama dalam masa perjanjian. Dalam
premi tersebut terdapat unsur dana tabarru (tolong-menolong) yang dikelola oleh
Takaful. Untuk memiliki produk asuransi Takaful Ukhuwah Mikro ini nasabah
cukup membayar premi sebesar Rp 20 ribu dengan jangka waktu setahun. Jumlah
klaim yang dapat diperoleh sebesar Rp 1 juta untuk meninggal biasa dan Rp 5 juta
untuk meninggal karena kecelakaan.5
TAKMIN Working Group sebagai lembaga yang berusaha mewujudkan
program asuransi mikro, bekerjasama dengan lembaga asuransi syariah (Takaful),
untuk dapat membantu menyediakan asuransi untuk masyarakat yang
5 Wawancara pribadi dengan Zenal M.Fallah (Direktur utama dan Direktur Pemasaran
Takmin Working Group), Bogor, 10 September 2013
4
berpenghasilan rendah, yang selama ini tidak diperhatikan karena dianggap
sebagai potret masyarakat yang tidak mendatangkan keuntungan bagi lembaga.
TAKMIN Working Group berupaya untuk menjadi penghubung antara Takaful
dan masyarakat dhuafa dengan jaringan KBMT, BPRS dan UPK yang terdapat di
Bogor.
Akan tetapi, sebaik apapun produk asuransi syariah tanpa didukung dengan
kegiatan pemasaran perusahaan yang baik, akan menjadi hal yang sia-sia saja.
Kegiatan pemasaran merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam
dunia bisnis. Dengan kata lain, strategi pemasaran merupakan kunci untuk meraih
tujuan organisasi atau perusahaan itu sendiri. Perusahaan asuransi syariah
memerlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dengan pemasaran yang
lain, terlebih market TAKMIN Working Group adalah masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Produk Takaful Ukhuwah
Mikro Pada TAKMIN Working Group”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang penulis identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh TAKMIN Working
Group dalam memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi strategi pemasaran yang
diterapkan oleh TAKMIN Working Group?
5
3. Bagaimana perkembangan jumlah peserta dan jumlah premi pada produk
Takafuk Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working Group tahun 2012-2013?
4. Bagaimana tantangan dan kendala TAKMIN Working Group dalam
memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan
dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup masalah penelitian.6 Pembatasan masalah yang akan diteliti
menyangkut pada strategi pemasaran produk Takaful Ukhuwah Mikro, faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pemasaran yang diterapkan,
tantangan dan kendala yang dialami dalam memasarkan produk Takaful
Ukhuwah Mikro serta perkembangan jumlah peserta dan premi produk
Takaful Ukhuwah Mikro pada TAKMIN Working Group dari tahun 2012
sampai tahun 2013.
2. Selanjutnya untuk mempermudah alur bahasan ini, penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas dalam rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi pemasaran yang diterapkan oleh TAKMIN Working
Group dalam meningkatkan jumlah penjualan produk Takaful Ukhuwah
Mikro?
6 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) hal. 23
6
2. Bagaimana perkembangan jumlah peserta dan jumlah premi pada produk
Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working Group dari tahun 2012-
2013?
3. Apa saja tantangan dan kendala TAKMIN Working Group dalam
meningkatkan jumlah penjualan produk Takaful Ukhuwah Mikro?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menjelaskan bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh
TAKMIN Working Group
b. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jumlah peserta dan jumlah
premi produk takaful ukhuwah mikro di TAKMIN Working Group dari
tahun 2012-2013
c. Untuk mengetahui apa saja tantangan dan kendala TAKMIN Working
Group dalam meningkatkan jumlah penjualan produk takaful ukhuwah
mikro
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi kalangan akademisi, baik mahasiswa ataupun dosen, penelitian ini
diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai informasi dan
7
sebagai bahan referensi atau kajian pustaka untuk menambah informasi
bagi penelitian selanjutnya atau penelitian lainnya yang terkait strategi
pemasaran.
b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan masukan
yang bermanfaat bagi para agen dalam merumuskan strategi yang baik
dan tepat guna, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk asuransi
syariah lainnya.
c. Bagi Masyarakat, sebagai pengetahuan tentang asuransi umum
khususnya pada produk asuransi Takaful Ukhuwah Mikro.
E. Kerangka Teori
Asuransi syariah dalam pengertian muamalah mengandung arti yaitu saling
menanggung risiko diantara sesama manusia sehingga di antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing7. Dengan demikian,
gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung
risiko diantara para peserta asuransi, dimana peserta yang satu menjadi
penanggung peserta yang lainnya. Tangung-menanggung risiko tersebut
dilakukan atas dasar tolong-menolong dalam kebaikan dengan cara masing-
masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.
7 Rahmat Husein, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (Ciputat: kholam
publishing,2006), hal. 39.
8
Perusahaan asuransi syariah hanya bertindak sebagai fasilitator saling
menanggung diantara para peserta asuransi.8
Philip Kotler berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang
di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep pemasaran menurut Wiliam J.
Stanton adalah sebab falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran
yang dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya.9 Strategi
pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau lini
produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan.
Takaful mikro adalah perlindungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
dalam bentuk aset dan atau tabarru dengan memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.Takaful
mikro didirikan karena selama ini perusahaan asuransi kesulitan untuk
menjangkau kalangan tidak mampu karena sistem distribusi yang memerlukan
biaya operasional tinggi, dengan perbandingan pendapatan yang tidak seimbang.
8 Ahmad Dzajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah
Pengenalan) (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), hal. 120 9 Philip Kotler dan Paul N. Blomm, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional,
(Jakarta: Intermedia, 1995), hal. 127
9
F. Metodologi Penelitian
Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian
adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu
pengetahuan yakni usaha dimana dilakukan dengan menggunakan metode-metode
tertentu.10 Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan dan
menganalisis temuan-temuan yang diperoleh, menggambarkan atau
melukiskan secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain, riset
deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (orang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah TAKMIN Working Group dengan
alamat Jalan Gagak, Blok EE1, Komplek Taman Pagelaran, Kec. Ciomas,
Bogor.
10 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset (Yogyakarta: UGM Press, 1997) hal. 3
10
b. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah Strategi Pemasaran Produk Takaful
Ukhuwah Mikro
3. Sumber Data
Data yang dikumpulkan penulis terdiri dari data primer dan data sekunder:
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat secara langsung dari sumber data atau dari hasil
penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis
melakukan wawancara (interview) kepada pihak TAKMIN Working
Group yang dianggap dapat memberikan informasi terkait penelitian ini.
b. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data yang berfungsi sebagai data pendukung. Data sekunder
didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu, dan
sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data yang
sedang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:
11
a. Riset Lapangan (Field Research)
Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang dalam hal ini
adalah TAKMIN Working Group untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi atau pengamatan langsung, sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.11
2. Dokumentasi yaitu dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.12 Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan
penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini perusahaan
asuransi.
3. Wawancara (Interview) yaituproses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat dinamikan interview guide
(panduan wawancara).13
11Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: CV Alfabeta, 2006), hal. 138 12Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
Cet. Ke-6, hal. 240 13Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal.193
12
b. Riset Kepustakaan (Library Research)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah
studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca, memahami dan
menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur yang
relevansinya dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk
menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan,
baik berupa buku-buku, periodical-periodikal, seperti majalah-majalah
ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-
dokumen dari materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber
rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah.14
5. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan
semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan, kemudian menganalisisnya
dengan berpedoman pada sumber-sumber yang tertulis.
G. Pedoman Penulisan
Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.”
14Abdurrahmat fathoni, Metodelogi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hal.95
13
H. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi nantinya akan disusun menjadi lima bab, masing-
masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang diawali dengan pendahuluan dan
diakhiri dengan kesimpulan serta saran-saran yang dianggap perlu. Adapun
penyusunannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat; latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini memuat; pengertian asuransi syariah, landasan hukum
asuransi syariah, pengertian strategi, pengertian pemasaran,
pengertian strategi pemasaran, pemasaran menurut perspektif islam,
pengertian produk takaful ukhuwah mikro dan review studi
terdahulu.
BAB III GAMBARAN UMUM TAKMIN WORKING GROUP
Bab ini memuat sejarah singkat pendirian TAKMIN Working Group
dan PT Asyki Sarana Sejahtera, visi dan misi TAKMIN Working
Group, struktur organisasi TAKMIN Working Group dan produk-
14
produk asuransi TAKMIN Working Group.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisa hasil
penelitiannya dari hasil wawancara maupun dokumentasi yang
penulis lakukan yaitu strategi pemasaran guna meningkatkan
penjualan produk Takaful Ukhuwah Mikro. Tantangan dan Kendala
TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk Takaful
Ukhuwah Mikro serta perkembangan jumlah peserta dan jumlah
premi pada produk Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working
Group dari tahun 2012-2013.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini memuat tentang uraian kesimpulan yang didapat dari
hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada
para pihak terkait dan berkepentingan dengan tema yang diteliti.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi adalah serapan dari kata “assurantie” (Belanda), atau
“Insurance” (Inggris), yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi popular dan
diadopsi dalam kamus besar bahasa Indonesia dengan padanan kata
“pertanggungan”. Asuransi berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu
obyek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian.1 Dalam pandangan
ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi resiko dengan jalan
memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian
keuangan (financial), sedangkan dalam ensiklopedia hokum Islam disebutkan
bahwa asuransi (at-ta’min) adalah transaksi perjanjian antara dua pihak, pihak
yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.2
Sedangkan dalam terminologinya, asuransi syariah adalah suatu
pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong-
menolong yang melibatkan peserta dan operator.Syariah berasal dari ketentuan-
1 Amin Suma, Asuransi Syariah dan Konvensional, (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), h.39 2AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis, Historis,
Teoritis & Praktis, (Jakarta, Kencana, 2004), ed. 1 cet-1 h.61
16
ketentuan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.3Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi
syariah, memberi definisi tentang asuransi.Menurutnya, asuransi syariah adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan atau Tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah).4 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) menjelaskan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian, yang mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu.5
Asuransi syariah dapat diartikan sebagai sikap ta’awwun yang telah diatur
dengan sistem yang sangat rapi, antara sejumlah besar manusia, semuanya telah
siap mengantisipasi suatu peristiwa, jika sebagian mereka mengalami peristiwa
tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut
dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta.
Dengan pemberian (derma) tersebut mereka dapat menutupi kerugian-kerugian
yang dialami oleh peserta yang tertimpa musibah yang prinsip operasionalnya
3 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), h.2 4 Fatwa Dewan Syariah Nasional no.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang pedoman umum asuransi
syariah 5 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta: Intermassa, 1987), hal.2
17
didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Definisi lain asuransi syariah adalah usaha saling tolong-menolong
diantara sejumlah orang melalui dana investasi dalam bentuk asset yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah.
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Hukum-hukum muammalah adalah bersifat terbuka, artinya Allah SWT
dalam Al-Qur’an hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya
saja.Selebihnya adalah terbuka bagi mujtahid untuk mengembangkannya melalui
pemikirannya selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits.Ada
beberapa aspek besar yang direalisasikan dalam asuransi syariah, yakni aspek
kesucian harta dan kebersihan jiwa, aspek interaksi sosial yang positif, aspek
kemaslahatan umat (maslahah ummah), akad-akad muamalah.Dengan asuransi
syariah umat Islam telah berupaya menghindarkan diri dari perolehan harta (ganti
rugi) dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh syara’, seperti dengan jalan riba,
mengandung unsur gharar, dan maisir.
a. Al-Qur’an
Surat Al-Maidah ayat 2:
انودالعلى الإثم ووا عناوعلا تى وقوالتو لى البروا عناوعتو
18
“Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.( Q.S. al-Maidah : 2 )
Ayat ini memuat perintah tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam
praktik asuransi kegiatan tolong menolong terdapat hal pengumpulan dana peserta
asuransi yang dimasukkan ke dalam rekening tabarru’, mempunyai fungsi untuk
menolong peserta asuransi yang sedang mengalami musibah.6
Surat Al-Baqarah ayat 280:
وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى میسرة وأن تصدقوا خیر لكم إن كنتم تعلمون
Artinya: “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai Dia berkelapangan dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al
Baqarah: 280)
Dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak disebutkan secara nyata apa dan
bagaimana berasuransi, namun bukan berarti asuransi hukumnya haram karena
ternyata dalam hukum islam memuat substansi perasuransian secara islami, di
dalam Al-Qur’an juga terkandung nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik
asuransi, seperti nilai dasar tolong-menolong, kerjasama atau semangat untuk
melakukan perlindungan terhadap peristiwa kerugian yang akan datang.
6 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu tinjauan Analisis, Historis dan Praktis, hal 105
19
b. Hadits
1. Dalam praktik asuransi mempunyai tujuan membantu orang lain dari
kesusahannya dengan cara memberikan ganti rugi berupa dana, untuk
meringankan penderitaannya,dalam hadist yang diriwayatkan oleh
Muslim, mengatakan bahwa:
, فرج اهللا عنھ كربة من الد نیا مسلم كربة من كرب فرج عنمن
كرب یوم القیامة, واهللا في عون العبد مادام العبد في عون أخیھ (رواه
مسلم)
“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia,
Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah
senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah).
2. Pada operasional asuransi syari’ah, sangat dilarang adanya hal-hal yang
diharamkan oleh agama, seperti dilarangnya riba, maisir, gharar, riswah
dan maksiat. Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi mengatakan bahwa:
حرم حلالا أو أحل حراما. ى شروطھم الا شرطا والمسلمون عل
عن عمرو بن عوف )(رواه الترمذي
20
“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”
(HR. Tirmidzi dari Amr bin ‘Auf).
c. Perundang-undangan7
1. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang
Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk mendirikan
asuransi syariah sebagai mana ketentuan Pasal 3 yang menyebutkan
bahwa “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha
reasuransi berdasarkan prinsip syariah …” ketentuan yang berkaitan
dengan asuransi syariah tercantum dalam pasal 3-4 mengenai persyaratan
dan tata cara memperoleh izin perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi dengan prinsip syariah, pasal 32 mengenai pembukaan kantor
cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi konvensional, dan pasal 33 mengenai pembukaan kantor
cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan erusahaan
reasuransi dengan prinsip syariah.
2. Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah, dikatakan bahwa Asuransi Syariah (ta’min, takaful, atau
tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
7 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan & Perasuransian Syariah Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet.Ke-4, hal. 142-143
21
sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.8 Kemudian Fatwa
DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musyarakah pada Asuransi Syariah, dikatakan bahwa akad Mudharabah
Musyarakah adalah perpaduan dari akad Mudharabah dan akad
Musyarakah, perusahaan asuransi sebagai Mudharib menyertakan modal
atau dananya dalam investasi bersama dana peserta, modal atau dana
perusahaan asuransi dan dana peserta diinvestasikan secara bersama-sama
dalam portofolio kemudian perusahaan asuransi sebagai Mudharib
mengelola investasi dana tersebut, hasil dari investasi tersebut dibagi antar
perusahaan asuransi (sebagai mudharib) dengan peserta (sebagai shahibul
mal) sesuai dengan nisbah yang disepakati. Fatwa DSN-MUI No.
52/DSN-MUI/III2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi
dan Reasuransi Syariah, yaitu salah satu bentuk akad Wakalah dimana
peserta memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi untuk mengelola
dana peserta, dengan imbalan pemberian ujrah (fee). Fatwa DSN-MUI
No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi dan
Reasuransi Syariah, Akad tabarru’ merupakan akad yang harus melekat
pada semua produk asuransi dan semua bentuk akad yang dilakukan antar
8 Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2009), h. 99.
22
peserta pemegang polis, akad tabarru’ dilakukan dalam bentuk hibah
dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk
tujuan komersial.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah
tercantum dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan
harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi dengan prinsip syariah.
4. Keputusan Direktur Jenderal Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000
tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi
dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah. Berdasarkan peraturan
ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
dengan prinsip syariah terdiri dari:
a. Deposito dan sertifikat deposito syariah
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
c. Saham syariah yang tercatat dibursa efek
d. Obligasi syariah yang tercatat dibursa efek
e. Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah
f. Unit penyertaan reksadana syariah
g. Penyertaan langsung syariah
h. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi
23
i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan/atau bangunan, kendaraan
bermotor, dan barang modal dengan skema murabahah(jual beli
dengan pembayaran ditangguhkan)
j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah(bagi hasil)
k. Pinjaman polis
3. Manfaat Asuransi9
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, maka asuransi syariah atau takaful terdiri dari Takaful
Keluarga (Asuransi Jiwa) dan Takaful Umum ( Asuransi Kerugian).
a. Takaful Keluarga
Pada Takaful Keluarga ada tiga scenario manfaat yang diterima oleh peserta,
yaitu klaim takaful akan dibayarkan kepada peserta takaful apabila:
1. Peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan (sebelum jatuh
tempo), maka ahli waris akan menerima pembayaran klaim sebesar jumlah
angsuran premi ditambah bagian keuntungan dari hasil investasi.
2. Peserta masih hidup sampai pada selesainya masa pertanggungan, dalam
hal ini peserta akan menerima seluruh angsuran premi ditambah dengan
bagian keuntungan dari hasil investasi dan kelebihan dari rekening
9Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan & Perasuransian Syariah Di
Indonesia, hal. 152-157
24
khusus/tabarru’ peserta apabila dikurangi biaya operasional perusahaan
dan pembayarn klaim masih ada kelebihan.
b. Takaful Umum
Pada klaim takaful, manfaat akan dibayarkan kepada peserta yang mengalami
musibah yang menimbulkan kerugian harta bendanya sesuai dengan
perhitungan kerugian yang wajar. Dana pembayaran klaim takaful diambil
dari kumpulan pembayaran premi peserta.
B. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Katastrategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategas” (stratos: militer
dan Ag: Memimpin) yang berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral
perang pada zaman dahulu, dimana jendral sangat dibutuhkan untuk memimpin
suatu angkatan perang.10Strategi merupakan “perhitungan” mengenai rangkaian
kebijaksanaan dengan perhitungan yang pasti guna mencapai suatu tujuan atau
untuk mengatasi suatu persoalan.11Istilah strategi hampir selalu dikaitkan dengan
arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang.Strategi juga dikaitkan dalam penentuan
posisi suatu organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya.
Pernyataan strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana,
kapan, dan dimana harus “bersaing”, “melawan” siapa, dan untuk maksud
10Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach,
(Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2003), hal.19 11 Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional,
(Jakarta: PT Karya Unipress) cet Ke-6 h.13
25
(purpose) apa.12Strategi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan rencana yang
terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, dalam pencapaian
suatu tujuan organisasi perlu alternative strategi yang dipertimbangkan dan
dipilih, strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi yang
akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.
Apabila mendengar kata pemasaran, seringkali dikaitkan oleh banyak pihak
dengan penjualan (sales), iklan promosi, atau produk.Namun sebenarnya
pemasaran tidaklah sesempit yang diidentikan oleh banyak orang. Pemasaran
lebih merupakan suatu seni menjual produk, sehingga pemasaran adalah proses
penjualan yang dimulai dari perancangan produk sampai dengan setelah produk
tersebut terjual. Menurut pendapat Philip Khotler menyatakan bahwa pemasaran
adalah suatu proses social yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.13Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk memperbesar
pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang
didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan
penjualan dan distribusi secara spesifik. Secara umum pemasaran dapat diartikan
sebagai suatu proses social yang merancang dan menawarkan sesuatu yang
12 M. Ismail Yusanto dan M.K Widjajakusuma, Management Strategis Perspektif Syariah,
(Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h.3-5 13 Philip Khotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium I, Jilid Ke satu, (Jakarta:
Pehallindo, 2002), hal-9
26
menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan
keputusan yang optimal kepada pelanggan.14Dari pengertian tersebut diatas dapat
diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa.Untuk mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan
riset pemasaran riset pemasaran karena dengan melakukan riset, pemasaran inilah
bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya.
Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang
dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya.15Strategi pemasaran
juga merupakan paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mngembangkan keberhasilan strategi
pemasaran.
Dalam strategi pemasaran terdapat beberapa strategi yang memang kerap
digunakan oleh suatu perusahaan, yaitu strategi segmentasi pasar (Segmentation),
strategi penentuan pasar (targeting), strategi posisi pasar (positioning)16 dan
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari probe, product, price, place,
dan promotion17.
14 M.Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010),
hal.6 15 Philip Kotler dan Paul N. Bloman, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, (Jakarta:
Intermedia, 1995), hal.127 16Rhenald Kasali, MEMBIDIK PASAR INDONESIA Segmentasi, Targetting, dan Positioning,
(Jakarta: PT Gramedia pusaka utama, 2005), hal. 48-49 17 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), hal. 137-153
27
1. Segmentasi Pasar (Segmentation)
Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk
memahami struktur pasar, dalam segmentasi pasar penting dipahami
struktur-struktur atau kelompok-kelompok yang ada di pasar. Dasar-
dasar segmentasi pasar pada konsumen antara lain:
a. Variabel geografi antara lain; wilayah, ukuran daerah, ukuran kota,
dan pendapatan.
b. Variabel demografi; umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan,
pendidikan.
c. Variabel psikologis; kelas social, gaya hidup, dan kepribadian
2. Penentuan Pasar (Targetting)
Targetting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan
menjangkau pasar.Karena dalam menyeleksi pasar sangat ditentukan
oleh bagaimana kita melihat pasar itu sendiri.
3. Posisi Pasar (Positioning)
Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki
jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak dianggap penting
selama barang-barang dan jasa yang tersedia dalam suatu masyarakat
tidak begitu banyak, dan persaingan belum menjadi suatu yang penting,
positioning akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat
sengit.
4. Bauran Pemasaran (Marketting mix)
28
a. Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti
kebutuhan dan keinginan konsumen; berapa jumlahnya, bagaimana
daya belinya, dimana tempat konsumennya, dan berapa
permintaannya. Menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru
sangatlah cocok untuk menerapkan strategi market driven. Strategi
ini dibangun berdasarkan enam fondasi; Orientasi konsumen,
kualitas, kenyamanan dan kesenangan, inovasi, kecepatan, serta
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
b. Produk (Product)
Produk memiliki siklus hidup (Product life cycle), yang terdiri atas
tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan,
kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
1. Tahap pengembangan merupakan tahap terpenting dalam
pemasaran, namun sering timbul risiko. Menurut Zimmerer
(1996: 125), untuk meminimalkan risiko yang timbul dalam
memperkenalkan produk dan jasa baru, pemilik perusahaan kecil
hendaknya mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan
produk yang meliputi sederhana, integritas, focus pada orang,
berdaya juang, kreativitas, dan risiko.
2. Tahap pengenalan merupakan tahap dimana produk baru
diperkenalkan kepada konsumen potensial. Produk baru harus
29
mencoba menerobos pasar yang sudah ada dan bersaing dengan
produk yang sudah ada. Untuk memperkenalkan produk baru ini,
promosi dan periklanan harus lebih gencar agar produk dikenal
oleh konsumen.
3. Tahap pertumbuhan penjualan adalah tahap dimana produk
mulai masuk dan diterima oleh konsumen, konsumen mulai
membandingkan produk dalam jumlah cukup besar.
4. Tahap kematangan, pada tahap ini volume penjualan terus
meningkat dan margin laba mencapai puncaknya.
5. Tahap kejenuhan merupakan lingkaran akhir daur hidup produk.
Hasil penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun
yang secara otomatis menurunkan margin laba.
c. Tempat (Place)
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling
strategis, menyenangkan, dan efisien. Untuk mencapai sasaran
tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan:
1. Memperbanyak saluran distribusi
2. Memperluas segmentasi atau cakupannya
3. Menata penampilan tempat usaha
4. Menggunakan cara penyampaian produk seefisien mungkin
5. Mengubah-ubah persediaan dari gudang yang satu ke
gudang/tempat yang lain.
30
d. Harga (Price)
Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan paling efisien
bagi konsumen.Menetapkan harga yang tepat harus
mempertimbangkan berbagai faktor, tidak hanya intuisi atau
perasaan, tetapi juga harus berdasarkan informasi, fakta, dan
analisis di lapangan.
e. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan cara mengomunikasikan barang dan jasa yang
ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai
dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform),
membujuk (to persuade), mengingatkan (to remind), dan
memengaruhi (to influence), makamelalui promosi barang dan jasa
yang dihasilkan akan mudah dikenal konsumen. Ada beberapa jenis
promosi:
1. Iklan, misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau
media elektronik (radio, TV, internet)
2. Promosi penjualan, misalnya melalui pameran dagang, kuis
berhadiah, hiburan
3. Wiraniaga, mempromosikan produk langsung ke konsumen
dengan membawa produk contoh
4. Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen
31
5. Humas, yaitu mempublikasikan produk melalui billboard,
pamphlet
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan strategi
pemasaran yang tepat maka perusahaan dapat mngetahui pangsa pasar yang tepat,
untuk mengeluarkan produk-produk baru serta perusahaan dapat mengetahui
kemampuan daya beli masyarakat terhadap produk yang akan dipasarkan, dengan
demikian produk akan dapat diterima oleh masyarakat dan perusahaan akan
mencapai target penjualan yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Pemasaran Menurut Perspektif Syariah18
Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktifitas yang
dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value
creating activities) yang memungkinkan siapapun yang melakukannya bertumbuh
serta mendaya gunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan,
dan keihklasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah
Islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam islam.
Pemasaran dalam fiqh islam disebut juga wakalah (perwakilan). Wakalah
atau wikalah yang berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat.
Wakalah dapat juga didefinisikan sebagai penyeraha dari seseorang (pihak
pertama/pemberi perwakilan) apa yang boleh dilakukan sendiri dan dapat
18 Abdulah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvensional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), hal.207
32
diwakilkannya kepada yang lain (pihak kedua) untuk melakukannya semasa ia
(pihak pertama) masih hidup.
3. Prinsip-prinsip Pemasaran Syariah
Prinsip pemasaran syariah mengandung nilai-nilai.19
a. Ikhtiar
Ikhtiar adalah suatu bentuk usaha untuk mengadakan perubahan yang
dilakukan seseorang secara maksimal dengan segenap kemampuan yang
dimilikinya dengan harapan mendapatkan ridha Allah SWT.
Penerapan ikhtiar pada perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan
ikhtiar profesionalisme manajemen biasanya akan lebih mudah mencapai visi
dan misinya. Ini dapat terjadi karena factor kekuatan intern berupa kultur
perusahaan yang melandasinya dalam bentuk kekuatan jiwa perusahaan dapat
diresapi dan diaplikasikan masing-masing personil.
Penerapan ikhtiar terhadap personil. Seorang professional yang berkerja
atas dasar ikhtiar dan yakin akan rezekinya tidak akan khawatir dengan
pendapatannya. Perusahaan pasti akan memperhatikannya, mungkin dalam
bentuk pemberian reward, promosi, atau hadiah lain yang tidak akan
disangka-sangka.
19 Abdulah amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvensional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), hal. 209-216
33
b. Amanah (Jujur)
Amanah artinya dipercaya.Sebagaimana Rasulullah SAW dikenal sebagai
seorang professional yang jujur dengan sebutan Al-amin (dapat
dipercaya).Kejujuran bukan saja merupakan tuntutan dalam berbisnis, tetapi
juga mengandung nilai ibadah.
Sifat kejujuran harus dimiliki oleh setiap perusahaan dan personil. Dari
sisi perusahaan, hendaklah menyampaikan visi dan misi secara terbuka pada
pihak intern dan ekstern perusahaan, keujuran atau keterbukaan dalam
menyampaikan kebenaran penting bagi kelangsungan hubungan usaha, serta
kepada pihak intern perusahaan berani bersikap jujur, saling memberikan
koreksi, terbuka akan saran dan kritik. Dari sisi personil, pelaku bisnis atau
karyawan yang jujur memiliki harga diri, kehormatan, dan kemulyaan dimata
konsumen, rekan bisnis, atasan bahkan dimata Allah SWT.
c. Nasihah (Nasehat)
Produk atau jasa yang dikeluarkan perusahaan harus mengandung unsur
peringatan berupa nasihat sehingga hati setiap konsumen yang
memanfaatkannya tersentuh terhadap tujuan hakiki kemanfaatan produk atau
jasa yang digunakan.
4. Peranan Perencanaan Pemasaran
Dalam perencanaan pemasaran terdapat langkah-langkah yang meliputi:20
20 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta:
Salemba Empat, 2009), hal. 136-137
34
1. Menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Yakni penelitian atau riset pasar yang diarahkan pada kebutuhan konsumen,
yang dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karateristik
konsumen yang dituju.
2. Memilih pasar sasaran khusus
Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu; Pasar individual, Pasar khusus, dan
Segmentasi pasar.Dari tiga alternative pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan
kecil lebih tepat bila memilih pasar khusus dan individual, sedangkan untuk
perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar.
3. Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat bergantung pada keadaan lingkungan
persaingan pasar yang ada dari hari ke hari.Ada enam strategi untuk
memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing; Berorientasi pada
pelanggan, Kualitas, Kenyamanan, Inovasi, Kecepatan, Pelayanan dan
Kepuasan pelanggan.
4. Memilih strategi pemasaran
Perencanaan pemasaran bertujuan memberikan pendekatan yang sistematik
dan teratur bagi usaha:
a. Menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan pemasaran yang dapat
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran.
b. Menggunakan cara-cara berusaha di bidang pemasaran secara intensif dan
optimal.
35
c. Menjamin keselarasan dan keserasian antara bagian yang terdapat dalam
perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa peranan perencanaan pemasaran
sangat menentukan keberhasilan usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
C. Produk Takaful Ukhuwah Mikro21
1. Pengertian Takaful Ukhuwah Mikro
a. Produk Takaful Ukhuwah Mikro adalah suatu bentuk perlindungan yang
ditujukan untuk nasabah LKM ataupun bukan nasabah bila mengalami
musibah meninggal baik karena sakit atau kecelakaan dalam masa perjanjian.
b. Peserta adalah orang yang menerima kartu Takaful Ukhuwah dan tercatat
dalam data kepesertaan dan telah dikirimkan ke Takaful.
c. Kecelakaan adalah benturan atau sentuhan benda keras atau benda cair
(kimiawi) atau gas atau api, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga
sebelumnya, bersifat kekerasan, tidak dikehendaki dan tidak ada unsur
kesengajaan dalam peristiwa itu, datang dari luar terhadap badan (jasmani)
seseorang, yang mengakibatkan kematian atau cacat fisik dan atau cedera
yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan secara medis.
d. Polis adalah dokumen tertulis yang diterbitkan oleh perusahaan yang berisi
tentang perjanjian asuransi antara peserta dengan perusahaan.
21 Sumber Data TAKMIN Working Group
36
e. Ahli waris adalah seseorang atau lebih yang diamanahkan oleh peserta untuk
membagikan manfaat takaful sesuai hokum waris (faraid), atau yang berhak
menerima manfaat takaful.
f. Surplus kumpulan dana tabarru’ atau deficit kumpulan dana tabarru’ adalah
surplus atau defisit premi resiko yang dihitung berdasarkan perhitungan
aktuaria.
2. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat Takaful:
a. Bila peserta meninggal dunia bukan karena kecelakaan dalam masa
perjanjian, maka ahli waris peserta akan menerima manfaat takaful
sebesar Rp. 1.000.000,-
b. Bila peserta meninggal dunia karena kecelakaan dalam masa perjanjian,
maka ahli waris peserta atau yang ditunjuk akan menerima manfaat
takaful sebesar Rp. 5.000.000,-
Masa perjanjian asuransi 1 tahun
2. Tujuan:
Merubah paradigm yang berkembang dalam masyarakat bahwa :
a. Penyelenggaraan “rukun lelayu kampung” dapat dilakukan secara
Nasional
b. Tidak direpotkan dengan urusan administrasi dan keuangan
c. Untuk menjadi peserta sangat mudah:
37
Cukup datang ke kantor LKM yang ada diseluruh Indonesia
Menyerahkan copy identitas diri (KTP/SIM)
Kontribusi murah, hanya Rp. 20.000 perorang pertahun
Mengisi formulir yang sederhana
3. Mekanisme dan Prosedur pada Produk Takaful Ukhuwah Mikro
1. Kontribusi (iuranmenjadi anggota)
Rp. 20.000,- per orang/tahun
Manajemen Fee dan komisi penjual Rp. 5.000 (termasuk pajak)
Kontribusi net 15.000
2. Syarat Kepesertaan Takaful Ukhuwah Mikro
a. Usia calon peserta sekurang-kurangnya berusia 6 (enam) tahun dan
setinggi-tingginya berusia 65 (enam puluh lima) tahun.
b. Pada saat masa akhir asuransi, usia peserta tidak lebih dari 66 (enam
puluh enam) tahun.
c. Dalam hal peserta memiliki lebih dari 1 (satu) kartu, maka perusahaan
hanya berkewajiban memberikan manfaat takaful paling banyak untuk 5
(lima) kartu saja.
3. Mulai dan Berakhir Asuransi
Asuransi ini dinyatakan mulai berlaku sejak tanggal registrasi akseptasi.
Berakhirnya asuransi:
a. Satu tahun sejak tanggal mulai asuransi
38
b. Peserta meninggal dunia.
4. Akad
a. Kerjasama antara perusahaan dengan peserta menggunakan akad wakalah
bil ujroh dan kerjasama sesame peserta menggunakan akad tabarru’
b. Biaya klaim sebesar Rp. 25.000,- akan diambil dari manfaat takaful
sebelum dibayarkan ke peserta.
5. Masa tunggu (Waiting period)
a. Masa tunggu (Waiting Period) adalah jangka waktu dimana peserta tidak
berhak mengajukan manfaat takaful sejak tanggal mulai berlakunya
perjanjian takaful.
b. Masa tunggu untuk meninggal dunia bukan karena kecelakaan setiap
peserta adalah 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal yang
bersangkutan dinyatakan sebagai peserta.
6. Pengecualian
Perusahaan bebas dari kewajiban membayar klaim kepada ahli waris
peserta, bila peserta meninggal dunia PT. Asuransi Takaful Keluarga
dibebaskan dari kewajiban membayar manfaat meninggal dunia jika peserta
mengalami musibah sebagai akibat dari salah satu hak dibawah ini:
a. Bunuh diri; atau
b. Perbuatan melawan hokum islam atau dihukum mati oleh pengadilan
yang berwenang; atau
39
c. Terlibat dalam perkelahian kecuali jika terbukti sebagai pihak yang
mempertahankan diri; atau
d. Akibat perbuatan yang disengaja, yang direncanakan dengan persetujuan
peserta atau yang ditunjuk; atau
e. Wabah penyakit (epidemi), yang ditetapkan oleh PT. Asuransi Takaful
Keluarga; atau
f. Cedera atau penyakit yang disebabkan secara sengaja oleh perbuatan
sendiri untuk melukai/menyakiti diri sendiri, penyalahgunaan alcohol atau
obat terlarang; atau
g. Penyakit hubungan seksual (sexually transmitted diseases) seperti
gonorrhea/syphilis atau lainnya serta segala akibatnya; atau
h. Terinfeksi virus human immunodeficiency virus (HIV), acquired immune
deficiency syndrome (AIDS), AIDS reated syndrome (ARC) atau infeksi
oportunistik lain, neoplasma (tumor) ganas yang ditemukan sehubungan
dengan infeksi HIV, AIDS atau ARC;
Untuk tujuan pengecualian disini, istilah acquired immune deficiency
syndrome mempunyai arti yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO).
7. Klaim
a. Ahli waris wajib mengisi formulir pengajuan klaim yang disediakan oleh
perusahaan dan dilampiri dengan dokumen-dokumen yang diperlukan
40
serta diajukan kepada PT Asuransi Takaful Keluarga melalui TAKMIN
selambat-lambatnya 90 (Sembilan puluh) hari sejak tanggal terjadinya
klaim tersebut. Bila melewati batas waktu tersebut (90 hari), maka
dianggap kadaluwarsa.
b. Dokumen klaim yang diperlukan adalah
1. Formulir pengajuan klaim
2. Daftar pertanyaan untuk klaim meninggal dunia (diisi ahli waris)
3. Fotocopy KTP/SIM peserta (asli atau yang telah dilegalisir). Untuk
peserta dibawah usia 17 tahun (belum memiliki KTP) melampirkan
fotocopy KTP orang tua/wali dan fotocopy kartu keluarga.
4. Surat keterangan dari Kepolisian bila meninggal dunia karena
kecelakaan.
5. Surat keterangan dari Rumah Sakit/Dokter apabila meninggal di
rumah sakit.
6. Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh pamong praja
setempat (minimal setingkat kelurahan), atau instansi pemerintah lain
yang berwenang.
7. Surat keterangan ahli waris (dari kelurahan/kepala desa)
8. Kartu Peserta (asli).
c. Perusahaan berhak untuk meminta hal-hal dan dokumen-dokumen lain
yang dianggap perlu dalam pengajuan klaim; mengadakan penyelidikan
41
atas sebab-sebab kalim peserta; serta menunjuk dokter untuk melakukan
penyelidikan dan memberikan rekomendasi kepada perusahaan.
d. Bila berdasarkan penyelidikan ternyata penyebab klaim termasuk dalam
pengecualian, maka perusahaan berhak untuk menolak klaim tersebut
ataupun jika dikemudian hari diketemukan adanya ketidakbenaran yang
disengaja dalam data peserta. Ketidakbenaran dalam keterangan
kesehatan peserta tidak berlaku setelah masa kepesertaan berjalan 2 tahun
berturut-turut.
8. Surplus/Defisit Underwriting
a. Jika terjadi surplus kumpulan dana tabarru’ maka seluruh surplus
kumpulan dana tabarru’ ini akan dialokasikan ke dalam cadangan.
b. Jika terjadi defisit kumpulan dana tabarru’ maka perusahaan akan
menutupi defisit tersebut dan dana pemegang saham dalam bentuk
pinjaman (qordhul hasan) dan pengembaliannya akan diperhitungkan
terhadap surplus kumpulan dana tabarru’ periode berikutnya.
C. Review Studi Terdahulu
Agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama dan untuk
membandingkan antara penelitian terdahulu agar mendukung materi dalam
penelitian ini, maka ada baiknya penulis melakukan review studi terdahulu.
Adapun review studi terdahulu yang penulis telah kaji adalah:
42
Tabel1.1 Daftar Review Studi Terdahulu
1. Judul
Strategi Pemasaran Asuransi Syariah dalam Meningkatkan Produk Asuransi Pendidikan (Study Kasus pada PT. Takaful Keluarga).
Identitas Sartini, Jurusan Muamalat (Asuransi Syariah), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, 2011.
Substansi
Penelitian ini membahas bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh PT. Takaful Keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan industri asuransi syariah dengan menggunakan analisis swot.
Persamaan
Penelitian ini memiliki kesamaan tema yaitu sama-sama meneliti tentang strategi pemasaran
Perbedaan
Perbedaan terletak pada objeknya dan penilitian ini menggunakan analisis swot
2. Judul
Analisis Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah (Studi Kasus pada Takmin Working Group, Bogor)
Identitas Eva Masrifah, Jurusan Muamalat (Asuransi Syariah), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, 2010.
Substansi
Penelitian ini membahas tentang perkembangan produk Takaful Mikro Sakinah dalam melindungi resiko usaha nasabah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah. Dan menjelaskan perkembangan premi tabarru’ produk Takaful Mikro Sakinah pada lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Persamaan
Penelitian ini memiliki kesamaan pada objeknya yaitu TAKMIN Working Group
43
Perbedaan
Penelitian ini tidak membahas tentang strategi pemasaran, hanya membahas perkembangan produk danperbedaan terletak pada produk yang diteliti yaitu produk takaful mikro sakinah
3. Judul
Strategi Pemasaran Produk Takaful Mikro Sakinah pada TAKMIN Working Group
Identitas Sodikin, Jurusan Muamalat (Asuransi Syariah), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, 2012.
Penelitian ini membahas strategi pemasaran pada TAKMIN Working Group dan kendala-kendala TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk takaful mikro sakinah serta bagaimana perkembangan jumlah nasabah dan premi dari produk takaful mikro sakinah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
Persamaan
Penelitian ini memiliki kesamaan pada tema yaitu sama-sama meneliti tentang strategi pemasaran dan pada objek yang diteliti yaitu TAKMN Working Group
Perbedaan
Perbedaan terletak pada produk yang diteliti yaitu produk takaful mikro sakinah
Perbedaan mendasar skripsi ini dengan skripsi sebelumnya adalah pada
objek yang diteliti, yaitu produk Takaful Ukhuwah Mikro di perusahaan Asuransi
TAKMIN Working Group.Seperti yang kita ketahui pengetahuan masyarakat
tentang produk Takaful Ukhuwah Mikro masih minim karena produk ini terbilang
masih baru.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. TAKMIN Working Group
1. Aspek Legalitas
Nama : TAKMIN (Takaful Mikro Indonesia)
Alamat : Jalan Gagak, Blok EE1, Komplek Taman Pagelaran, Kec.
Ciomas, Bogor
Telp : 0251-8631231
www.takmin.net
Tanggal Berdiri : 10 Oktober 2005
2. Sejarah TAKMIN Working Group
TAKMIN merupakan singkatan dari Takaful Mikro Indonesia, didirikan
oleh tim yang dibentuk oleh Peramu (disebut Working Group) pada tanggal 10
Oktober 2005 untuk melaksanakan program asuransi mikro syariah berbasis
keagenan (partner agent model). Tim TAKMIN Working Group terdiri dari
Ir. Agus Haryadi dengan profesionalitasnya sebagai Ahli Asuransi, Amin Musa,
SE sebagai Ahli Keuangan dan Ir. Andi Ihsan Arkam sebagai Ahli Keuangan
Mikro Syariah.
Pendirian TAKMIN dilatar belakangi oleh keinginan para aktivis LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) yang begitu kuat untuk senantiasa memproteksi
kaum mustadh’afin dari berbagai resiko atas musibah yang menimpa mereka
45
melalui skim Asuransi. Alasan utama yang mendasarinya disebabkan selama ini
masyarakat bawah tidak pernah mendapatkan proteksi yang layak. Padahal
resiko meninggal, sakit, kecelakaan, kebakaran, dan musibah yang lain akan
datang kesiapa saja, tanpa memandang status. Jadi tidak hanya orang kaya
saja yang membutuhkan proteksi, tapi orang miskin pun membutuhkannya.
Pada tahun 2014 sesuai dengan peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),
semua lembaga keuangan non bank harus memiliki badan hukum, untuk
memenuhi peraturan tersebut maka pada tanggal 23 januari 2014 ditetapkan
TAKMIN berbadan hukum PT. Asyki Sarana Sejahtera. TAKMIN Working
Group bekerjasama dengan Koperasi Sidogiri dan TAZKIA membentuk PT
Asyki Sarana Sejahtera, dan secara resmi beroperasi sebagai perusahaan pialang
asuransi mikro yang telah berbadan hukum sesuai dengan Keputusan Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-
43491.AH.01.01.Tahun 2013 dan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan Tentang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Pialang Asuransi kepada
PT Asyki Sarana Sejahtera yang beralamat di Jl. KH. Sholeh Iskandar, No.1,
Ruko Simpangan Yasmin, Bogor. Sehingga terhitung tanggal 15 juni 2013
TAKMIN Working Group adalah sub unit usaha dari PT. Asyki Sarana
Sejahtera.1
1 Wawancara pribadi dengan Bapak Ali Pangestu, UKPN dan Administrasi PT. Asyki Sarana
Sejahtera. Bogor, 7 April 2014
46
Kehadiran TAKMIN menjadi impian berbagai pihak, terutama bagi
masyarakat miskin. Dengan premi yang begitu rendah, TAKMIN mencoba
memberikan pelayanan proteksi social secara mudah, cepat dan terjangkau.
3. Visi dan Misi
1. Visi
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil (laki-laki, perempuan dan
anak-anak) melalui asuransi mikro syariah
2. Misi
a. Meningkatnya pemahaman dan partisipasi semua stakeholder
(pemerintah, swasta dan masyarakat sipil) dalam memenuhi hak-hak
social ekonomi keluarga berpenghasilan rendah, khususnya dalam
mendapatkan proteksi terhadap resiko finansial dan usaha serta
perencanaan masa depannya.
b. Bersinergi dengan berbagai pihak, terutama lembaga-lembaga
keuangan mikro syariah dan asuransi untuk menjangkau dan
menawarkan layanan asuransi mikro kepada keluarga berpenghasilan
rendah.
c. Mendorong perubahan kebijakan dan praktek pemerintah dalam
menyediakan fasilitas dan dana yang lebih memadai untuk
melindungi resiko finansial dan usaha serta menjamin masa depan
keluarga berpenghasilan rendah.
47
4. Struktur Organisasi TAKMIN Working Group
Struktur Organisasi TAKMIN2
Karena masih tergolong baru dalam dunia keuangan mikro masih dalam tahap
pengembangan dan belum memiliki detail struktur yang baku, selain bagian
2 Sumber data TAKMIN Working Group
Dewan Pengawas • Agus Haryadi • Andi Ihsan Arkam • Amin Musa Staf Ahli
• M. Asadullah • Muhadi • Agus Haryadi DirekturUtama
Zenal M. Falah
Direktur Pengembangan
Produk dan IT
Direktur Pemasaran
Zenal M. Falah
Direktur Operasional
Melva Arita
Manajer Adm Bisnis
Mariam Jamila
• Kepesertaan • Data • Arsip
Manajer Cust Service
Andi Elly Setiawat
• Keuangan • Klaim • Handling Complien
Employee
Manajer GA
Melva Arita
Employee
48
manajemen utama (pendiri) yang secara langsung bertanggung jawab pada
operasional TAKMIN.
5. Produk-Produk TAKMIN Working Group
a. Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan adalah salah satu produk dari takaful mikro yang
dilatar belakangi karena permasalahan pelayanan kesehatan di Indonesia
saat ini, yaitu bahan baku obat dan peralatan medis sebagian besar masih
impor. Penggunaan alat medis yang canggih, komersialisasi/persaingan di
bidang pelayanan kesehatan, beban inflasi menyebabkan biaya kesehatan
menjadi mahal. Keuntungan mengikuti program asuransi kesehatan ini
adalah kerugian finansial akibat ketidakpastian dalam pembiayaan
kesehatan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dengan mengurangi
beban biaya administrasi kesehatan yang tidak pasti tersebut, akan
memberikan perasaan tentram dan aman bagi peserta asuransi kesehatan.
b. Produk Takaful Mikro Sakinah
Produk Takaful Mikro Sakinah, merupakan produk pertama yang
didisain untuk peserta mikro, bekerjasama dengan PT. Asuransi Takaful
Keluarga. Manfaat utama produk ini adalah membebaskan sisa kewajiban
(hutang) peserta pada LKMS Bank ataupun Non-Bank, yang mengikuti
program Takaful Mikro Sakinah. Berbeda dengan kebanyakan “credit life
insurance”, dengan tarif premi yang terbilang sangat kecil, yakni Rp.500
49
perbulan. Takaful Mikro Sakinah didisain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi LKMS dan mitra-mitra/peserta-pesertanya, dengan tujuan utama
adalah membebaskan hutang bila terjadi musibah meninggal dunia. Premi
(tabarru’) dibayarkan oleh LKMS sekaligus pada tanggal 5 (lima) setiap
bulan.
c. Takaful Ukhuwah Mikro
Produk "Takaful Ukhuwah Mikro" merupakan hasil inovasi dari
Takmin dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas baik peserta maupun bukan peserta Lembaga Keuangan
Mikro dengan manfaat santunan meninggal dunia baik karena kecelakaan
maupun bukan kecelakaan. Takaful Ukhuwah adalah asuransi berjangka
satu tahun dimana manfaat akan diberikan kepada ahli waris jika peserta
meninggal dunia. Semangat dari produk Takaful Ukhuwah Mikro adalah
memperluas ukhuwah dalam tolong menolong sesama bagi saudara kita
yang mengalami musibah atau dengan slogan dari produk ini adalah "Cara
mudah bersedekah menolong sesama".
Produk Takaful Ukhuwah Mikro memiliki fitur yang sangat menarik
yaitu sangat mudah untuk menjadi peserta Takaful Ukhuwah Mikro dengan
cukup datang ke Lembaga Keuangan Mikro terdekat dan membeli Kartu
Takaful Ukhuwah Mikro dan langsung secara otomatis sudah menjadi
peserta Takaful Ukhuwah Mikro, dengan manfaat Takaful yang luas yaitu
santunan meninggal dunia baik karena kecelakaan maupun bukan
50
kecelakaan serta dengan kontribusi (premi) yang rendah, yaitu Rp.20.000
dengan manfaat santunan meninggal dunia sebesar Rp.5.000.000 bila
meninggal karena kecelakaan dan Rp.1.000.000 bila meninggal bukan
karena kecelakaan. Jika Peserta terjadi musibah ditakdirkan meninggal
dunia, maka ahli waris cukup datang ke Lembaga Keuangan Mikro untuk
mengajukan klaim santunan dari program ini.
d. Asuransi Kendaraan dan Kerugian
Produk asuransi kendaraan dan kerugian merupakan produk asuransi
hasil kerjasama dengan PT. Asurans Takaful Umum, PT. Bumida Syariah,
PT. Asuransi Adira Syariah, Asuransi Trifakarta Syariah.
Untuk asuransi kendaraan yaitu asuransi kendaraan bermotor TLO
(Total Loss Only) dan coprehensip atau allrisk. Untuk asuransi kerugian
yaitu kebakaran dan pencurian.
B. PT. Asyki Sarana Sejahtera
PT. Asyki Sarana Sejahtera merupakan perusahaan pialang asuransi atau
suatu badan hukum yang dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat akan suatu badan yang dapat membantu mereka membeli produk
asuransi dan mendampinginya pada saat terjadi klaim. Berawal dari
masyarakat yang awam dengan kondisi dan persyaratan polis asuransi disisi
lain pihak perusahaan asuransi sangat paham.
Pada tanggal 23 Januari 2014 PT. Asyki Sarana Sejahtera resmi sebagai
badan hukum TAKMIN Working Group. Sesuai dengan peraturan OJK
51
(Otoritas Jasa Keuangan), semua lembaga keuangan non bank harus
memiliki badan hukum. TAKMIN Working Group bekerjasama dengan
Koperasi Sidogiri dan TAZKIA membentuk PT Asyki Sarana Sejahtera, dan
secara resmi beroperasi sebagai perusahaan pialang asuransi mikro yang
telah berbadan hokum sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum Dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-43491.AH.01.01.Tahun
2013 dan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Tentang
Pemberian Izin Usaha Di Bidang Pialang Asuransi kepada PT Asyki Sarana
Sejahtera yang beralamat di Jl. KH. Sholeh Iskandar, No.1, Ruko Simpangan
Yasmin, Bogor.
Berdasarkan undang-undang asuransi no.2 tahun 1992, dengan tujuan
melindungi kepentingan masyarakat luas bersama-sama dengan beberapa
lembaga asuransi syariah sebagai provider PT. Asyki Sarana Sejahtera
sebagai badan hukum TAKMIN Working Group seperti PT. AJS Amanah
Giri Artha, PT. Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT. Asuransi Bumida
Syariah 1967.
Dari uraian yang telah penulis paparkan diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan sementara yaitu berdirinya TAKMIN Working Group pada tahun 2005
di Bogor yang membuat produk asuransi takaful ukhuwah mikro yang bekerjasama
dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Lembaga Keuanagn Mikro Syariah yang
dimana TAKMIN Working Group mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kecil melalui asuransi mikro dan meningkatkan
52
pemahaman serta partisipasi stakeholder dalam memenuhi hak social keluarga
berpenghasilan rendah, khususnya dalam proteksi terhadap resiko kematian. Karena
ditahun 2014 semua lembaga keuangan non bank harus memiliki badan hukum,
maka Takmin berbadan hukum PT. Asyki Sarana Sejahtera, yang mana TAKMIN
adalah sub unit usaha dari PT. Asyki Sarana Sejahtera.
53
BAB IV
ANALISA DATA
A. Strategi Pemasaran Produk Takaful Ukhuwah Mikro pada TAKMIN
Working Group
Pertumbuhan asuransi syariah dewasa ini sangatlah tinggi, karena banyak
orang yang sadar akan pentingnya asuransi ditambah kesadaran umat muslim untuk
mengekspresikan identitas keislamannya semakin meningkat, maka dunia
perasuransian memang menjadi potensi pasar yang besar dan menjanjikan
keuntungan bagi perusahaan asuransi, namun tidak banyak perusahaan asuransi yang
melirik peluang usaha pada produk asuransi mikro yang memang premi asuransi yang
dibayarkan oleh peserta asuransi tidaklah besar, karena memang asuransi mikro ini
diperuntukkan untuk orang-orang kelas menengah kebawah.
Mayoritas dari masyarakat Indonesia adalah kalangan menengah kebawah,
melihat kenyataan tersebut banyak perusahaan-perusahaan asuransi yang
menciptakan bermacam-macam produk asuransi mikro, yang mana diantara macam-
macam produk asuransi mikro tersebut salah satunya adalah Produk Takaful
Ukhuwah Mikro. Produk Takaful Ukhuwah Mikro merupakan hasil inovasi dari
TAKMIN dengan PT Asuransi Takaful Keluarga yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas baik nasabah maupun bukan nasabah lembaga keuangan mikro
dengan manfaat santunan meninggal dunia baik karena kecelakaan maupun bukan
kecelakaan yang memang ditujukan bagi para pengusaha mikro atau masyarakat
54
berpenghasilan rendah, termasuk keluarganya. Dalam percontohan ini Lembaga-
lembaga Keuangan Mikro Syari’ah sebagai wakil dari segenap mitra/pesertanya
menjadi pemegang polis, PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) menjadi penyedia
jasa asuransi. Sementara “TAKMIN Working Group” melakukan fungsi mediasi
(keagenan) di antara LKMS dan PT. Asuransi Takaful Keluarga. Pendekatan atau
model ini, di dunia asuransi mikro dikenal sebagai Partner Agent Model.
Struktur Hubungan Partner-Agen model1
Agent (TAKMIN Working Group)
Partner (PT Takaful Keluarga) LKMS
Asuransi Keluarga Miskin
Keagenan
Dalam Partner-Agent model, Partner adalah perusahaan asuransi yakni
pengelola resiko yang memberikan ganti rugi kepada peserta atas kerugian yang
diderita oleh tertanggung sesuai dengan polis yang diterbitkannya yang berasal dari
dana-dana tabarru’ dalam hal ini adalah PT Takaful Keluarga. Agen adalah keagenan
asuransi, yakni perantara yang berperan untuk memasarkan dan melayani produk
Takaful Ukhuwah Mikro bagi LKMS dalam hal ini adalah TAKMIN Working Group.
Policyholder adalah LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah) yakni lembaga
keuangan yang memberikan fasilitas pinjaman, pembiayaan, dan jasa keuangan mikro
1 Sumber data TAKMIN Working Group
Product Manufacturing
Product sales
Product servicing
Policy-holder
55
lainnya, baik lembaga keuangan mikro bank (BPRS) maupun lembaga keuangan
mikro bukan bank (seperti koperasi baytul maal wal-tamwil (KBMT) dan Grameen
model). Sedangkan system bagi-hasil dalam partner agen tersebut adalah fee sebesar
Rp. 5.000,- bagi yang menjual perproduk takaful ukhuwah tersebut atau dalam hal ini
adalah policyholder atau LKMS, karena harga perproduk tersebut Rp. 20.000,- maka
yang disetorkan ke TAKMIN adalah sebebsar Rp. 15.000,- dan yang diterima oleh
perusahaan asuransi atau dalam hal ini adalah PT Asuransi Takaful Keluarga adalah
sebesar Rp. 11.250,- perproduk takaful ukhuwah mikro2.
Dalam sebuah perusahaan pastilah mempunyai tujuan mencari keuntungan,
dengan cara memasarkan produk-produk yang ditawarkan oleh perusahan dan
meningkatkan jumlah penjualan produk. Dengan strategi pemasaran yang baik dan
tepat, maka kemungkinan perusahan akan mendapatkan jumlah peserta sesuai
dengan target yang diinginkan.
Strategi pemasaran yang digunakan oleh TAKMIN Working Group dalam
meningkatkan jumlah premi atau jumlah peserta khususnya pada produk Takaful
Ukhuwah Mikro adalah dengan menggunakan perumusan strategi pemasaran,
bermula dari strategi segmentasi pasar (segmentation), strategi penentuan pasar
sasaran (targeting), dan strategi posisi pasar (positioning). Selain itu juga dengan
mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix ) yang terdiri dari 4 unsur yaitu
Produk (product), Harga (Price), Distribusi (Place), dan Promosi (Promotion).
2 Wawancara pribadi dengan Ibu Melva Arita (Direktur Operasional TAKMIN Working
Group), 05 April 2014
56
Berikut uraian tentang strategi pemasaran yang diterapkan pada produk
takaful ukhuwah mikro di TAKMIN Working Group :
1. Strategi Segmentasi Pasar (Segmentation)
Langkah pertama yang dilakukan oleh TAKMIN Working Group dalam
kegiatan pemasaran adalah dengan mensegmentasi pasar. Segmentasi pasar
terfokus pada peserta yang memiliki usaha mikro ataupun masyarakat kalangan
menengah kebawah. Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam segmentasi pasar
antara lain:
a. Segementasi geografis: tidak ada pengkhususan
b. Segmentaasi demografis: faktor usia masuknya sekurang-kurangnya adalah
usia 6 tahun dan setinggi-tingginya tidak melebihi umur 65 tahun.
c. Segmentasi psikologis: peserta yang dibidik adalah nasabah maupun bukan
nasabah LKM (Lembaga Keuangan Mikro.
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Targeting)
Demi meningkatkan pendapatan premi pada perusahaan, pasti dilakukan pula
penyesuaian pada penentuan pasar sasaran, agar penjualan menjadi tepat sasaran.
Dalam hal ini untuk target pasar, TAKMIN Working Group telah menentukan
targetnya. Target pasar pada produk Takaful Ukhuwah Mikro adalah pengusaha
mikro dan masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Strategi Posisi Pasar (positioning)
TAKMIN Working Group merupakan solusi terbaik untuk memberikan
berbagai fasilitas produk asuransi mikro kepada masyarakat. Produk takaful
57
ukhuwah mikro merupakan solusi bagi masyarakat kalangan menengah kebawah
untuk memproteksi dirinya dari resiko meninggal dunia. Dalam memasarkan
produk asuransi Takaful Ukhuwah Mikro, TAKMIN Working Group
memasarkan produknya kepada LKMS dengan cara promosi melalui website,
slogan-slogan dan telephone saja dan tidak langsung mendatangi seluruh BMT
atau Koperasi Islam yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena TAKMIN
Working Group tidak cukup mempunyai tenaga dan biaya operasional untuk
melakukan hal tersebut. Namun slogan-slogan yang digunakan oleh TAKMIN
seperti “cara mudah bersedekah menolong sesama” pada produk takaful ukhuwah
mikro telah berhasil masuk kejendela otak calon konsumen.
4. Bauran Pemasaran (marketing mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) atau juga dikenal dengan 5P (probe,
product, price, place, promotion), Penerapan strategi marketing mix oleh
TAKMIN Working Group adalah sebagai berikut:
a. Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Melihat banyaknya penduduk Indonesia yang beragama Islam, kesadaran
masyarakat untuk mengekspresikan identitas kemuslimannya semakin
meningkat, dan juga sebagian ummat Islam memerlukan jaminan bahwa
segala interaksi muamalah yang dilakukannya dalam upaya mencapai
kesejahteraannya sesuai dengan syariah, mayoritas penduduk adalah
penduduk kalangan menengah kebawah. Dan juga selama ini masyarakat
kalangan bawah tidak pernah mendapatkan proteksi yang layak.
58
b. Produk (Product)
Produk tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga kemasan,
garansi, merek, nama baik perusahaan, nilai kepuasan dan masih banyak lagi
faktor lainnya. Hal inilah yang dijadikan dasar TAKMIN Working Group
dalam membuat suatu produk, selain produk yang dihasilkan harus sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pembeli (peserta), produk tersebut juga
mencerminkan kombinasi antara barang dan jasa yang ditawarkan. Salah satu
produk yang ditawarkan oleh TAKMIN Working Group adalah produk
Takaful Ukhuwah Mikro.
Takaful Ukhuwah Mikro adalah produk yang didesain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah. Produk ini memiliki fitur yang
sangat menarik yaitu sangat mudah untuk menjadi peserta dengan cukup
datang ke Lembaga Keuangan Mikro terdekat dan membeli kartu Takaful
Ukhuwah Mikro dan langsung secara otomatis sudah menjadi peserta Takaful
Ukhuwah Mikro, dengan manfaat takaful yang luas yaitu santunan meninggal
dunia baik karena kecelakaan maupun bukan karena kecelakaan serta dengan
kontribusi (premi) yang rendah dan juga jangka waktunya yang panjang.
Namun tidak menutup kemungkinan terjadi fase kejenuhan dan diakhiri
dengan fase penurunan. Hal ini telah dikemukakan sebelumnya dalam siklus
hidup produk (Product life cycle) yang terdiri atas fase pengembangan,
pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
59
c. Harga (Price)
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.
Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak
perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan
harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga
mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta market share yang
dapat dicapai oleh suatu perusahaan.
Dalam penetapan strategi harga yang dilakukan oleh TAKMIN Working
Group sudah sesuai yang dibutuhkan peserta karena premi yang harus
dibayarkan oleh peserta terbilang murah dan meringankan. Untuk mengcover
resiko kematian selama 1 (satu) tahun dan apa bila meninggal mendapatkan
santunan meninggal yang bila dikarenakan kecelakaan adalah sebesar Rp.
5.000.000 dan bila bukan karena kecelakaan sebesar Rp. 1.000.000, maka
peserta hanya perlu membayar premi sebesar Rp. 20.000 rupiah saja.
Disamping itu penetapan harga yang dilakukan oleh TAKMIN Working
Group bebas dari praktek kecurangan dan kezaliman, seperti mengeksploitasi
kebutuhan peserta dengan menetapkan harga yang sangat tinggi ketika jasa
tersebut sangat dibutuhkan oleh para peserta.
d. Tempat (Place)
Salah satu strategi tempat adalah dengan cara distribusi yaitu jalur
perantara pemasaran baik transportasi maupun penyimpanan suatu produk
60
barang dan jasa dari tangan produsen ke tangan produsen ke tangan
konsumen. Guna dari strategi distribusi adalah untuk mempermudah
pelanggan memperoleh akses pelayanan TAKMIN Working Group, distribusi
pada produk asuransi Takaful Ukhuwah Mikro melalui jalur patner agen.
Dari jalur distribusi tersebut LKMS akan memasarkan produk Takaful
Ukhuwah Mikro kepada nasabah LKMS dan sebagian LKMS bahkan
mewajibkan para anggotanya agar mengikuti program Takaful Ukhuwah
Mikro tersebut.
e. Promosi (Promotion).
Promosi sering disamakan dengan komunikasi pemasaran. Promosi
adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi
orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau
pertukaran produk barang jasa yang dipasarkannya. Dalam hal
mempromosikan produk Takaful Ukhuwah Mikro, TAKMIN Working Group
hanya mengandalkan pada Partner Agent Model. Yang dimaksud dengan
Partner Agent Model adalah TAKMIN Working Group bekerja sama dengan
LKMS, BMT dan Koperasi Islam dalam memasarkan produk Takaful
Ukhuwah Mikro. Para kreditur dari LKMS, BMT dan Koperasi Islam (yang
bekerja sama dengan TAKMIN Working Group) lah yang akan dijadikan
target pemasaran.
61
Untuk menjaga hubungan baik serta meng update informasi tentang
produk Takaful Ukhuwah Mikro kepada para peserta dan partner agent,
TAKMIN Working Group menggunakan beberapa media, yaitu:
1. Website
Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering disingkat dengan
istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling
terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau
jenis-jenis berkas lainnya. Website merupakan salah satu dari media
untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan secara on line.
Website adalah salah satu dari media promosi yang dilakukan oleh
TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk-produk yang ada
di TAKMIN Working Group serta mengenalkan kepada masyarakat luas
tentang TAKMIN Working Group.
Promosi yang digunakan oleh TAKMIN Working Group sangatlah
efektif dalam meningkatkan jumlah premi dan peserta kususnya pada
produk Takaful Ukhuwah Mikro. dengan terus memberikan informasi-
informasi terbaru pada website nya yang telah dan akan dilakukan oleh
TAKMIN Working Group dapat menarik minat calon peserta untuk ikut
menjadi peserta asuransi kususnya produk Takaful Ukhuwah Mikro.
2. Telepon
Media telepon merupakan salah satu dari media promosi yang
dilakukan oleh TAKMIN Working Group untuk mempromosikan
62
produk-produk yang ada pada TAKMIN Working Group dengan cara
mengajak kerja sama dengan LKMS lainnya agar dapat menjadi patner
agent dari TAKMIN Working Group.
3. Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu
hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan
selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain
dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak
menggunakan jilid keras.
Brosur ini merupakan cara yang digunakan juga oleh TAKMIN
Working Group untuk memasarkan serta memberikan informasi tentang
produk-produk yang ada di Takmin Working Group.
B. Tantangan dan Kendala TAKMIN Working Group dalam Memasarkan
Produk Takaful Ukhuwah Mikro
Dalam memasarkan sebuah produk tidaklah semudah yang dibayangkan,
walaupun perusahaan sudah mempunyai strategi pemasaran yang sudah
ditetapkan, Namun pasti dalam menjalankan pemasarkan produk tersebut tidaklah
semudah yang diprediksi diatas kertas oleh manajer marketing. Pada
kenyataannya pasti perusahaan TAKMIN Working Group mempunyai tantangan
dan kendala dalam memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro, kendala dan
tantangan tersebut yaitu:
63
1. Rutinitas LKMS
LKMS sebagai agen masih belum sepenuhnya bisa menjual produk
takaful ukhuwah mikro terkait dengan rutinitas lembaga. Karena TAKMIN
tidak memiliki wewenang pada lingkup rutinitas LKMS
2. Tidak ada Sales Agen
Dalam memasarkan produk Takful Ukhuwah Mikro, TAKMIN Working
Group tidak mempunyai sales agen yang khusus memasarkan produk ini,
karena TAKMIN Working Group selama ini menjalin kerja sama dengan
LKMS untuk memasarkan produk takaful ukhuwah mikro dengan sistem
patner agent model dan proses kepesertaan, transaksi pengiriman kartu dan
penjualan kartu takaful ukhuwah semua melalui website resmi TAKMIN
Working Group yaitu www.TAKMIN.net serta melayani sebaik mungkin
pelayanan call center TAKMIN Working Group.
3. Pendanaan promosi
Tidak adanya pendanaan untuk promosi TAKMIN Working Group
merupakan tantangan atau kendala yang dialami dalam memasarkan produk
takaful ukhuwah mikro, karena untuk memasarkan produk ini haruslah
mensosialisasikan ke LKMS langsung yang ada di Indonesia, dengan
pemasaran seperti ini maka TAKMIN Working Group membutuhkan dana
yang cukup besar.
Dalam upaya mengatasi kendala dan tantangan yang telah dialami,
TAKMIN Working Group memiliki beberapa solusi yang dilakukan, yaitu:
64
1. Menjaga Komunikasi
Salah satu solusi yang dilakukan TAKMIN Working Group untuk tetap
harmonis dalam menjalin kerja sama dengan LKMS adalah dengan menjaga
komunikasi yaitu dengan menggunakan social media dan telepon.
2. Kunjungan ke LKMS minimal 1 tahun 2 kali pertemuan
Kunjungan yang dilakukan TAKMIN Working Group ke LKMS
mempunyai tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dari produk Takaful
Ukhuwah Mikro
b. Untuk menampung keluhan-keluhan yang ada pada LKMS
c. Untuk mengetahui pencapaian-pencapaian yang LKMS telah peroleh.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kendala dan tantangan
yang dialami TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk Takaful
Ukhuwah Mikro ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu kecilnya lembaga TAKMIN Working Group, tidak adanya pendanaan
promosi dan tidak adanya agen khusus yang menawarkan produk takaful ukhuwah
mikro. sedangkan faktor eksternal adalah faktor pasar yang mengalami kejenuhan
(siklus hidup produk).
65
C. Perkembangan Jumlah Premi dan Jumlah Peserta Produk Takaful
Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working Group Periode 2012 – 2013
Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data jumlah premi
dan jumlah peserta produk Takaful Ukhuwah Mikro pada TAKMIN Working
Group selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011-2013 yang memuat jumlah premi
dan jumlah peserta yang didapat setiap tahunnya dan pertumbuhan sesuai dengan
tingkat prosentase, kemudian akan dilihat apakah produk Takaful Ukhuwah
Mikro mengalami peningkatan penjualan selama 3 tahun.
Data Jumlah Peserta Produk Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working
Group Periode 2012-2013
No. Periode Jumlah Peserta
1 Januari 2012 – Juni 2012 910
2 Juli 2012 – Desember 2012 405
3 Januari 2013 – Juli 2013 160
4 Juli 2013 – Desember 2013 287
Tabel 1.5
Grafik Jumlah Peserta Produk Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working
Group Periode November 2012 – Oktober 2013
66
Sumber: Data Olahan dari TAKMIN Working Group
Berdasarkan data yang didapat oleh penulis, jumlah peserta TAKMIN
Working Group pada januari 2012 – Juni 2012 (semester) yaitu 910 orang. Pada
Juli 2012 – Desember 2012 TAKMIN Working Group mengalami penurunan
jumlah peserta sebesar 55,5% menjadi 405 orang. Pada Januari 2013 – Juni 2013
TAKMIN Working Group juga mengalami penurunan jumlah peserta sebesar 60,5%
menjadi 160 orang. Pada Juli 2013 – Desember 2013 TAKMIN Working Group
mengalami kenaikan jumlah peserta sebesar 80% menjadi 287 orang. Jadi mulai
dari awal tahun 2012 sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah peserta TAKMIN
Working Group mengalami penurunan sebesar 68% dari 910 orang menjadi 287
orang.
0
200
400
600
800
1000
Januari 2012- Juni 2012
Juli 2012 -Desember
2012
Januari 2013- Juni 2013
Juli 2013 -Desember
2013
Jumlah Peserta dalam Grafik
Jumlah Peserta dalamGrafik
67
Tabel 1.6
Data Jumlah Premi Produk Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working
Group Periode 2012-2013
No. Periode Jumlah Premi
1 Januari 2012 – Juni 2012 18.200.000
2 Juli 2012 – Desember 2012 8.100.000
3 Januari 2013 – Juli 2013 3.200.000
4 Juli 2013 – Desember 2013 5.740.000
Tabel 1.7
Grafik Jumlah Premi Produk Takaful Ukhuwah Mikro di TAKMIN Working
Group Periode November 2012 – Oktober 2013
68
Sumber: Data Olahan dari TAKMIN Working Group
Berdasarkan data yang didapat oleh penulis, jumlah premi TAKMIN Working
Group Januari 2012 – Juni 2012 sebesar Rp. 18.200.000. Pada Juli 2012 – Desember
2012 TAKMIN Working Group mengalami penurunan jumlah premi ebesar 55,5%
menjadi Rp. 8.100.000. Pada Januari 2013 – Juni 2013 TAKMIN Working Group
juga mengalami penurunan jumlah premi sebesar 60,5% menjadi Rp. 3.200.000. Pada
Juli 2013 – Desember 2013 TAKMIN Working Group mengalami kenaikan jumlah
premi sebesar 79,3% menjadi Rp. 5.740.000. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa penurunan jumlah peserta mulai dari awal tahun 2012 sampai dengan
akhir tahun 2013 jumlah premi TAKMIN Working Group mengalami penurunan
sebesar 68,5% dari Rp. 18.200.000 menjadi Rp. 5.740.000.
02000000400000060000008000000
100000001200000014000000160000001800000020000000
Jumlah Premi dalam grafik
Jumlah Premi dalam grafik
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan strategi
pemasaran TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk takaful
ukhuwah mikro, serta hasil-hasil yang diperoleh dari analisis terhadap data
TAKMIN Working Group selama tiga tahun terakhir (2011 – 2013), dapat
disimpulkan suatu jawaban dari permasalahan yang ada, yaitu :
1. Dalam hal memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro, TAKMIN Working
Group menerapkan strategi segmentasi pasar, penentuan pasar, posisi pasar
dan Partner Agent Model dimana TAKMIN melakukan fungsi mediasi agen
diantara LKMS dan PT. Asuransi Takaful Keluarga.
2. Kendala dan Tantangan yang dialami oleh TAKMIN Working Group dalam
memasarkan produk takaful ukhuwah mikro, yaitu:
a. Kecilnya Lembaga
b. Tidak Ada Sales Agen di TAKMIN
c. Tidak adanya pendanaan promosi
Dalam menghadapi kendala dan tantangan, TAKMIN Working Group
mempunyai solusi, yaitu:
a. Menjaga Komunikasi dengan LKMS
70
b. Kunjungan ke LKMS Minimal 1 Tahun 2 kali pertemuan dengan
tujuan:
1. Untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dari produk Takaful
Mikro Sakinah.
2. Untuk menampung keluhan-keluhan yang ada pada LKMS.
3. Untuk mengetahui pencapaian-pencapaian yang LKMS telah
peroleh.
3. Perkembangan jumlah peserta dari Januari 2012 sampai dengan Juni 2013
mengalami penurunan dari 910 orang menjadi 160 orang, dari juli 2013
sampai dengan Desember 2013 mengalami kenaikan jumlah peserta menjadi
287 peserta. Sedangkan jumlah premi juga mengalami penurunan dari
Januari-Juni 2012 sebesar Rp 18.200.000 menjadi Rp 8.100.000 pada Juli-
Desember 2012, lalu menurun lagi menjadi Rp.3.200.000 pada Januari-Juli
2013, dan sempat mengalami kenaikan menjadi Rp. 5.740.000 pada Juli-
Desember 2013. Perkembangan jumlah premi produk Takaful Ukhuwah
Mikro dari awal Januari 2012 sampai dengan akhir Desember 2013
mengalami penurunan yaitu dari Rp. 18.200.000 menjadi Rp. 5.740.000. Jadi
dapat ditarik kesimpulan strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh
TAKMIN Working Group masih kurang efektif, yang mana menurut penulis
memang dalam suatu produk terdapat siklus hidup yang pada akhirnya sampai
pada fase kejenuhan dan diakhiri dengan fase penurunan.
71
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang strategi pemasaran yang diterapkan
TAKMIN Working Group dalam memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro,
serta perkembangan penjualan produk Takaful Ukhuwah Mikro, ada beberapa
saran yang ingin penulis sampaikan kepada TAKMIN Working group dalam
meningkatkan volume penjualan produk (minimal mempertahankan prestasi yang
sudah dicapai), antara lain:
1. Mengadakan penelitian, pengembangan dan penyempurnaan produk secara
kontinyu (terus-menerus), baik mengenai kualitas, harga dan sebagainya serta
kemungkinannya untuk menciptakan manfaat baru (selain manfaat santunan
bila meninggal dunia) khususnya pada produk takaful ukhuwah mikro.
2. Senantiasa berupaya meningkatkan produktivitas dan profesionalisme kerja,
mengingat masih kecilnya persaingan produk asuransi mikro, diharapkan
TAKMIN terus menjaga profesionalismenya, dengan mengadakan
pelayanan/servis yang lebih baik agar kepuasan peserta tetap terjaga, karena
tidak menutup kemungkinan terciptanya kepuasan peserta dapat memberikan
manfaat rekomendasi peserta produk Takaful Ukhuwah Mikro dari mulut ke
mulut yang menguntungkan perusahaan.
3. Memperluas jangkauan pemasarannya ke daerah-daerah, kelompok-kelompok
social/masyarakat, maupun sasaran-sasaran baru yang belum dimasuki, karena
telah diketahui strategi yang diterapkan oleh TAKMIN masih kurang efektif,
yang hanya mengandalkan pada partner-agent model dimana hanya LKMS
72
yang memasarkan produk. Sistem pemasaran tersebut membuktikan bahwa
TAKMIN masih belum menjemput calon pembeli, untuk itu perlu
dipertimbangkan untuk pengadaan perwakilan pemasaran (sales agency) yang
dapat memasarkan langsung kepada masyarakat.
4. Menyusun dan melaksanakan program promosi yang lebih efektif baik daya
jangkau maupun ketepatan sasarannya. Mengingat tidak adanya bagian sales
agency (agen) pada struktur organisasi TAKMIN Working Group, dalam
artian pemasaran TAKMIN tidak menggunakan agen secara langsung, ada
baiknya TAKMIN membuat bagian (seksi) humas, yang pada dasarnya
mempunyai tugas hampir sama dengan tugas-tugas agen, tetapi lebih bersifat
social, edukatif, ilmiah, dan tidak propagandis semata. Singkatnya,
perusahaan perlu membina hubungan dan kerjasama dengan sebanyak
mungkin badan, lembaga, instansi, dan berbagai organisasi maupun kelompok
social/masyarakat lainnya. Dengan cara ikut aktif berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan social seperti penerangan-penerangan kesehatan, seminar-
seminar/diskusi-diskusi, lomba-lomba dan sebagainya, perusahaan akan bisa
memasukkan misinya (memperkenalkan produknya) kepada mereka.
5. Menambah slogan-slogan seperti yang telah diterapkan oleh TAKMIN dalam
produk Takaful Ukhuwah Mikro, yakni “cara mudah bersedekah menolong
sesama”, karena slogan tersebut sudah berhasil menancap di benak konsumen
(peserta) termasuk penulis.
72
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Ali, AM Hasan. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis,
Historis, Teoritis & Praktis. Jakarta: Kencana. 2004.
Rahardjo, Irvan. Bisnis Asuransi Menyongsong Era Global. Jakarta: Yasdaya, 2001
http://www.laatahzan.tv/?p=884
Wawancara pribadi dengan Zenal M. Fallah. Bogor, 10 September 2013
Anwar, Khoiril. Asuransi Syariah Halal & Maslahat. Solo; Tiga Serangkai, 2007
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Sosial. Jakarta; Bumi
Aksara. 2006.
Husein, Rahmat. Asuransi Syariabh dan Asuransi Konvensional. Ciputat; kholam
publishing, 2006.
Dzajuli, Ahmad dan Janwari, Yadi. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah
Pengenalan). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002)
Kotler, Philip. Marketing. Jakarta; Erlangga. 1994.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Riset. Yogyakarta; UGM Press, 1997.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta,
2009.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor; Ghalia Indonesia, 2005.
73
Fathoni, Abdurrahmat. Metodelogi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2006.
Suma, Amin. Asuransi Syariah dan Konvensional. Jakarta; Kholam Publishing, 2006.
Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah. Jakarta; Gema Insani, 2006.
Fatwa Dewan Syariah Nasional no.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang pedoman umum
asuransi syariah
Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta; Intermassa, 1987.
Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan & Perasuransian Syariah Di
Indonesia. Jakarta; Kencana, 2007.
Supratikno, Hendrawan. Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach
Jakarta; PT. Grafindo Utama, 2003.
Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mustopadidjaya., Teori dan Strategi Pembangunan
Nasional, Jakarta; PT Karya Unipress
Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, M.K. management strategis perspektif
syariah. Jakarta; Khairul Bayan, 2003.
Khotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta; Pehallindo, 2002.
Al Arif, M.Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung; CV
Alfabeta, 2010
Kotler, Philip dan Bloman, Paul N. Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional.
Jakarta: Intermedia, 1995.
74
Rhenald Kasali, MEMBIDIK PASAR INDONESIA Segmentasi, Targetting, dan
Positioning. Jakarta; PT Gramedia pusaka utama, 2005
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta;
Salemba Empat, 2009.
Slide Takaful Ukhuwah MikroTakmin Working Group
Amrin, Abdulah. Asuransi Syariah; Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional. Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 2006.
Wawancara Pribadi dengan Ali Pangestu. Bogor. 7 April 2014
Tim Penyusun. Buku Pedoman Penulisan Skripsi 2012. Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012
www.takmin.net
www.Asyki.com
Laporan rekap takaful ukhuwah mikro
No BMT
Jumlah Bulan Penjualan Kartu Penj
ualan
Sisa
Kartu
Kartu
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
Jan-14
Feb-14
Mar-14
Apr-14
1
BMT Al-Amin Unit Bintara 50 6 2 4 12 38
2 BMT Al-Hijrah 100 0
100
3
BMT Amanah Insani 50 3 20 9 7 4 43 7
4 BMT ASSALAM 200 4 29 4 2 5 44
156
5 BMT As-sididiqin 50 0 50
6 BMT Darul Muslimin 100 11 4 15 85
7 BMT El Bangkit 100 38 27 3 68 32
8 BMT El Bina Insani 100 8 3 3 8 3 1 26 74
9 BMT El Fajr 100 3 3 97
10
BMT El Mitra Madani 100 32 14 2 12 1 61 39
11 BMT El Mizan 100 1 17 5 4 4 2 33 67
12 BMT El Trimmas 100 11 11 10 1 33 67
13 BMT Fisabililah 100 10 1 3 14 86
14 BMT Ibadurahman 0 0
15 BMT Investa Mubarokah 4 4 8 -8
16 BMT KAS 750 30 15 11 6 30 15 48 38 26 15 23 33 21 13 15 29 42 8 89 39 40 38 20 40 16 700 50
17 BMT Muamalah 100 3 2 2 7 93
18 BMT Tawakal 200 1 68 4 23 12 11 14 133 67
19 BMT Wasilah 100 2 4 6 94
20
BMT Wihdatul Ummah 200 4 6 10 5 1 1 33 1 1 62
138
21 BPRS Insan Cita 100 7 8 5 20 80
22 KJK Kalibata 100 1 1 2 98
23 KJK Kebon Jeruk 100 0
100
24 KJK Keramat jati 0 0 0
25 KJK PEMK Koja 100 15 12 11 4 6 48 52
26 KJK PEMK Rawa Bunga 200 2 30 18 8 1 59
141
27 KJKS Baleriung 17 7 5 1 4 34 -34
28 Kop. Wahda Sejahtera 100 32 2 34 66
29 LKMS Kartini 200 61 18 36 6 10 8 5 3 147 53
30
Rumas Sehat Baznas Jakarta 100 5 32 37 63
31 Wisma Fajar 100 9 8 17 83
32 Yayasan Bakti Insan 285 33 7 6 12 58
227
33 Yayasan Marifatullah
1000 43 8 27 6 5 89
911
34 PERAMU 4 8 6 7 7 9 41 -41
35 Stock TAKMIN
4501 0
4501
0 0
0 0
JUMLAH 948
6 7 94 283 237 182 107 89 74 92 75 59 16 23 38 22 17 31 29 47 8 89 47 47 49 27 40 25 0 1854 7632
DRAFT WAWANCARA
Kepada Yth:
1. Apa yang dimaksud dengan produk Takaful Ukhuwah Mikro?
Takaful Ukhuwah Mikro merupakan suatu bentuk perlindungan yang
ditujukan untuk nasabah LKM ataupun bukan nasabah dengan premi
Rp.20.000, dengan santunan bila meninggal dunia karena kecelakaan sebesar
Rp.5.000.000, dan bila meninggal dunia yang bukan karena kecelakaan
sebesar Rp.1.000.000.
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan TAKMIN Working Group?
Untuk hal itu silahkan lihat diweb TAKMIN.
3. Bagaimana badan hukum pada TAKMIN Working Group?
TAKMIN Working Group merupakan bagian dari PT. Asyki Sarana
Sejahtera dengan izin usaha pialang asuransi.
4. Bagaimana persyaratan untuk menjadi peserta produk Takaful Ukhuwah
Mikro hingga pada prosedur klaimnya?
Untuk hal itu silahkan lihat dislide yang saya berikan
5. Apa saja tantangan dan kendala yang dialami oleh TAKMIN Working Group
dalam memasarkan produk Takaful Ukhuwah Mikro?
Belum adanya agen perorangan yang memasarkan langsung ke masyarakat,
Tidak adanya pendanaan promosi
6. Strategi pemasaran apa yang diterapkan TAKMIN Working Group dalam
memasarkan Produk Takaful Ukhuwah Mikro?
Yaitu dengan partner agen model, untuk lebih jelasnya dapat dilihat diweb
TAKMIN
7. Bagaimana sistem bagi-hasil dengan mitra TAKMIN (LKMS dan PT Takaful
Keluarga) pada produk Takaful Ukhuwah Mikro?
Sistem bagi-hasil dalam partner agen model tersebut adalah fee sebesar
Rp.5.000 bagi yang menjual perproduk takaful ukhuwah mikro, dalam hal ini
adalah LKMS, TAKMIN menerima Rp.15.000 dan yang diterima oleh
perusahaan asuransi atau dalam hal ini adalah PT. Takaful Keluarga adalah
sebesar Rp11.250 perproduk takaful ukhuwah mikro.
Pewawancara Nara Sumber
Muhammad Dermawan Ibu Melva Arita