pemahaman istri pelaku gugat cerai terhadap …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/bab i,...

129
i PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP AKIBAT HUKUMNYA (Studi Kasus di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Muhammad Nur Kholis NIM : 21113003 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: trinhliem

Post on 05-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

i

PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAPAKIBAT HUKUMNYA

(Studi Kasus di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syaratguna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:Muhammad Nur Kholis

NIM : 21113003

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAMFAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

2018

Page 2: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

ii

Page 3: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

iii

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AHJl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

Website : http://syariah.iainsalatiga.ac.id/ E-mail : [email protected]

Page 4: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

iv

Page 5: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

v

MOTTO

إذا رأیت الرجل ینافسك في الدنیا فنافسھ في اآلخرة

Bila engkau melihat seseorang mengunggulimudalam masalah dunia, maka unggulilah dia

dalam masalah akhirat.

”Hidup Sederhana Itu Pilihan

Sederhana Itu Bentuk Syukur”

Page 6: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Orang tuaku tercinta, Bapak Royani dan Ibu Sunarsih yang selalumemanjatkan doa-doa terbaiknya untuk keberhasilan anak-anaknya,yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, yang tak henti-hentinya memberikan perhatian dan selalu mengajarkan artikehidupan kepada anak-anaknya.

Kakak-kakakku, Mas Zaenal, Mbak Dayah, Mas Fatkur yang selalumenjadi kakak-kakak terbaikku, serta adikku Suci yang selalumemberikan candatawa yang terkadang juga bikin gemes, semogaselalu menjadi adik kebanggaan.

Nenekku, Mbah Kuroh yang selalu memberikan wejangan-wejangannya, yang selalu memberikan dan mengajarkan artikesederhanaan hidup.

Budheku, Budhe Muti yang sering menanyakan bagaimanaperkuliahku, yang selalu mendoakan aku agar menjadi orang yangsukses, yang selalu menasehatiku.

Dosen-dosen dan seluruh tenaga pengajar fakultas syariah khususnyaJurusan Hukum Keluarga Islam.

Rekan-rekan, sahabat-sahabatku Jurusan Hukum Keluarga Islamtahun 2013 yang telah bersama-sama berjuang menuntut ilmu, yangselalu memberikan kenangan indah nan manis dalam setiapkebersamaan.

Orang-orang yang telah memberikan perhatian dan dorongansemangat kepadaku, yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Sukronkatsir.....

Page 7: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

vii

ABSTRAK

Kholis, Muhammad Nur. 2018. Pemahaman Istri Pelaku Gugat Cerai TerhadapAkibat Hukumnya (Studi Kasus di Kecamatan Susukan KabupatenSemarang). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Hukum KeluargaIslam. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing Dra. SitiMuhtamiroh, M.SI.

Kata Kunci: Pemahaman, Gugat Cerai, Akibat Hukum

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya tingkat perceraian yang tinggi diKecamatan Susukan Kabupaten Semarang khususnya perceraian yang diajukanoleh istri terhadap suaminya (gugat cerai). Suatu perceraian memiliki akibathukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa hak dan kewajiban.Dalam KHI secara jelas menyebutkan akibat hukum perceraian karena cerai talakyaitu berkaitan dengan pemberian nafkah iddah, mut’ah, nafkah anak, hak asuhanak yang menjadi kewajiban suami dan menjadi hak istri, sedangkan akibathukum gugat cerai tidak disebutkan secara jelas baik dalam Undang-UndangPerkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui faktor-faktor gugatan perceraian, pemahaman istri pelaku gugat ceraiterhadap akibat hukumnya dan bagaimana upaya yang dilakukan istri terhadapakibat hukum perceraian.

Dalam melakukan penelitian, penulis secara langsung terjun ke lapanganuntuk mengetahui pemahaman istri pelaku gugat cerai terhadap akibat hukumperceraian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengungkapgejala secara menyeluruh melalui pengumpulan data, penulis menggunakanpendekatan sosiologis dan normarif. Pendekatan sosiologis digunakan untukmengetahui seberapa besar pemahaman istri pelaku gugat cerai terhadap akibathukum perceraian dan pendekatan normatif digunakan untuk mengetahuiketentuan-ketentuan akibat hukum perceraian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gugatan perceraiandisebabkan karena faktor ekonomi, faktor suami yang meninggalkan istri dantidak diketahui keberadaanya, faktor perselingkuhan, faktor kekerasan dalamrumah tangga, faktor adanya tindak pidana yang dilakukan oleh suami, faktorkesalahpahaman serta kurangnya perhatian dan kasih sayang. Selain itu, istripelaku gugat cerai di Kecamatan Susukan tidak memahami betul akibat hukumperceraian. Di sisi lain, terdapat informan yang memahami adanya prosedur upayahukum untuk memperoleh kembali haknya, namun keseluruhan informan tidak

Page 8: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

viii

menggunakan upaya hukum tersebut untuk menuntut haknya kepada mantansuaminya.

KATA PENGANTAR

Rasa puji syukur yang dalam penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat, ridho dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan. Rasa syukur

kehadirat Allah atas segara nikmat selama proses penulisan skripsi tak lupa

penulis shaturkan kepada-Nya.

Sholawat dan salam Allah semoga tetap tercurahkan kepada nabi

akhiruzzaman, Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi

penulis dan syafaatnya yang diharapkan penulis di akhirat nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH), Fakultas Syariah, Jurusan Hukum

Keluarga Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang berjudul:

“Pemahaman Istri Pelaku Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya (Studi Kasus di

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang)”. Dalam menyusun penulisan skripsi

ini, penulis mengakui bahwa penulisan skripsi tidak dapat diselesaikan tanpa

adanya bantuan dan arahan dari berbagi pihak. Oleh karena itu penulis terima

kasih yang sebanyak-banyaknya, ungkapan terima kasih terkadang tak bisa

mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor

IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Dekan

Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

3. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si., selaku

Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam di IAIN Salatiga.

Page 9: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

ix

4. Ibu Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI., selaku Doden

Pembimbing yang telah memberikan pemahaman, saran, arahan dan

bimbingannya dengan kesabarannya demi terselesainya skripsi penulis yang

sesuai dengan apa yang diharapkan.

5. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan

seluruh Pegawai Fakultas Syari’ah yang tak bisa penulis sebut satu persatu

yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar.

6. Ayah dan Ibu selaku orang tua yang sangat

penulis cintai, yang telah memberikan doa, ridho dan restunya dalam setiap

langkah penulis menuntut ilmu sampai tahap menyelesaikan tugas skripsi ini.

7. Rekan-rekan Jurusan Hukum Keluarga Islam

angkatan 2013 yang telah mengukir kebesamaan dalam menuntut ilmu,

memberikan warna dan cerita selama menempuh pendidikan di Fakultas

Syari’ah IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas atas semua amal kebaikan mereka

dengan balasan yang sepantasnya dan lebih dari apa yang telah mereka berikan

kepada penulis, dengan untaian doa Jazakumullahu Khoiran Jaza, Jaza

Kumullahu Khairan Katsiran, dan senantiasa mendapatkan maghfiroh dan

rahmat-Nya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya,

sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk

kebaikan kedepannya.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Page 10: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

x

Salatiga, 23 Maret 2018

Penulis

DATAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

BAB I PENAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................

7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................

8

Page 11: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xi

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ .

8

E. Telaah Pustaka ..........................................................................................

9

F. Penegasan Istilah .....................................................................................

13

G. Metode Penelitian ....................................................................................

14

H. Sistematika Penulisan ..............................................................................

20

BAB II TINJAUAN UMUM PERNIKAHAN DAN GUGATAN

PERCERAIAN

A. Definisi Pernikahan .................................................................................

22

B. Anjuran Nikah .........................................................................................

24

C. Rukun dan Syarat Nikah ..........................................................................

26

D. Konsep Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan .......................

30

Page 12: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xii

E. Konsep Perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam ..............................

34

F. Gugatan Perceraian dan Akibat Hukumnya .............................................

41

1. Gugatan Perceraian

............................................................................ 41

2. Akibat Hukum terhadap Gugatan Perceraian

.................................... 44

BAB III DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Susukan ...................................................

48

1. Kondisi dan Potensi Geografis

.......................................................... 48

2. Kondisi Demografis Kecamatan Susukan

......................................... 49

3. Kondisi Transportasi, Pendidikan, Kesehatan,

Keagamaan, dan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Susukan

....................................... 51

4. Visi Misi dan Struktur Organisasi Kecamatan

Susukan ................... 56

Page 13: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xiii

B. Profil Keluarga Pelaku Gugat Cerai ........................................................

60

C. Faktor-Faktor Perceraian .........................................................................

64

D. Pemahamn Istri Pelaku Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya ..........

66

E. Upaya Hukum yang Dilakukan Istri untuk Mendapatkan Hak-Hak Istri

Kembali ................................................................................................... 69

F. Latar Belakang dan Duduk Perkara Gugatan Perceraian ........................

70

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI

TERHADAP AKIBAT HUKUMNYA

A. Faktor-Faktor Gugatan Perceraian Istri terhadap Suami .........................

78

B. Pemahaman Istri Pelaku Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya .........

82

C. Upaya Hukum Istri untuk Memperoleh Haknya Kembali .......................

88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................

90

Page 14: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xiv

B. Saran ........................................................................................................

92

C. Penutup ....................................................................................................

93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penunjukan Pembimbing skripsi

2. Surat Ijin Penelitian

3. Daftar Nilai SKK

4. Lembar Konsultasi Skripsi

5. Daftar Riwayat Hidup

6. Daftar Pertanyaan Responden

7. Surat Putusan Gugatan Perceraian

Page 16: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

xvi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

1. Tabel 1

2. Bagan 1

3. Tabel 2

4. Tabel 3

5. Tabel 4

6. Tabel 5

7. Tabel 6

8. Tabel7

9. Tabel 8

10. Tabel 9

11. Tabel 10

12. Tabel 11

13. Tabel 12

14. Tabel 13

Page 17: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna

dibandingkan dengan ciptaan Allah lainnya, manusia dianugerahi akal

untuk berpikir dan hawa nafsu. Sebagai makhluk sosial manusia

diciptakan di muka bumi ini berpasang-pasang, sebagaimna firman Allah

dalam QS. An-Nahl (16): 72 :

ورزقكم جكم بنین وحفدةا وجعل لكم من أزوجأزوللھ جعل لكم من أنفسكمٱو

للھ ھم یكفرونٱطل یؤمنون وبنعمت البٱأفبت لطیبٱمن

‘’Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jeniskalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kaliananak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” (QS. An-Nahl (16): 72).

Selain ayat di atas, masih banyak ayat-ayat Al-Quran yang

menunjukkan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasang di antaranya :

QS. At-Taubah (9): 71, QS. Ar-Rum (30): 21, QS. Adz-Dzariyat (51): 49,

QS. Yaa Sin (36): 36. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara laki-laki

dan perempuan telah mempunyai pasangannya masing-masing. Di dalam

menemukan pasangannya tersebut, baik laki-laki maupun perempuan

dituntut untuk selalu berikhtiar, berusaha dan berdoa, tidak hanya

menunggu pasangan tersebut datang dengan sendirinya. Pasangan-

pasangan tersebut antara laki-laki dan perempuan tentunya harus terikat

Page 18: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

2

dalam sebuah ikatan yang dapat menghalalkan hubungan di antara

keduanya yaitu dalam sebuah ikatan perkawinan yang sah.

Di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

(UUP) dalam pasal 1 disebutkan bahwa perkawinan merupakan ikatan

lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengertian tersebut lebih

menitikberatkan pada tujuan perkawinan yang didasarkan kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa, sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam

(KHI) pasal 2 menyebutkan pernikahan adalah akad yang sangat kuat atau

miitsaqaan gholiidhon untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah. Berbeda dengan Undang-Undang

Perkawinan, pengertian perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam ini

menitikberatkan bahwa akad perkawinan adalah akad atau perjanjian yang

sangat kuat yang mengikat antara seorang laki-laki dan seorang

perempuan, sebagai perwujudan ibadah kepada Allah SWT. Firman Allah

dalam QS. Ar Rum: 21:

إلیھا وجعل بینكم مودةاا لتسكنوجأن خلق لكم من أنفسكم أزوۦتھومن ءای

رونیتفكلقومتلك الیإن فى ذورحمة

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakanuntukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung danmerasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dansayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapattanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum (30): 21).

Page 19: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

3

Dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa dengan adanya suatu

perkawinan yang merupakan penyatuan dua insan dalam sebuah

kehidupan rumah tangga dimaksudkan agar keduanya merasa tentram dan

saling mengasihi, ayat tersebut selaras dengan tujuan sebuah perkawinan

dalam Undang-Undang Perkawinan pasal 1 yaitu mewujudkan keluarga

yang bahagia dan kekal serta Kompilasi Hukum Islam pasal 3 yaitu untuk

mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Sebuah

perkawinan tidak hanya menjadi ladang berkasih sayang atau saling

bersandar di antara keduanya, melainkan banyak tujuan mulia dibalik

sebuah perkawinan, di antaranya:

1. Menjaga keturunan

2. Menjaga kehormatan

3. Menjaga pergaulan

4. Menjaga pandangan dan masih banyak tujuan lain.

Tujuan mulia di dalam perkawinan tersebut menjadikan semakin sempurna

syari’at Islam dengan adanya anjuran perkawinan.

Perkawinan merupakan sebuah akad yang pada hakikatnya tidak

terdapat batasan terhadap akad tersebut, akad perkawinan adalah

perjanjian yang bersifat abadi, namun di dalam menjalani sebuah rumah

tangga tentunya banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga

keutuhan dan keharmonisan rumah tangga tersebut, tidak sedikit sebuah

perkawinan yang berakhir dengan perceraian. Berdasarkan data yang

dikeluarkan oleh Kementrian Agama pada tanggal 20 Januari 2015, angka

Page 20: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

4

perceraian dalam kurun lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

Jumlah kasus perceraian yang diputus Pengadilan Tinggi Agama seluruh

Indonesia pada 2014 mencapai 382.231, naik sekitar 131.023 kasus

dibanding tahun 2010 sebanyak 251.208 kasus. Sementara itu berdasarkan

data yang telah dikeluarkan oleh Direktori Putusan Mahkamah Agung

tertanggal 28 Desember 2017 dalam kasus perdata agama terdapat jumlah

putusan sebanyak 3.364 putusan, dimana kasus perceraian menempati

urutan pertama dengan jumlah putusan sebanyak 919, kemudian waris

Islam sebanyak 636 putusan, harta bersama 101 putusan, hibah 17

putusan, ekonomi syari’ah 13 putusan, sengketa perkawinan 11 putusan

dan wasiat 5 putusan. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa

perceraian di Indonesia dalam perdata agama memiliki angka tertinggi

dibandingkan dengan kasus-kasus perdata agama lainnya.

Syari’at Islam secara jelas menerangkan bahwa talak adalah hak

mutlak suami. Suami berhak menjatuhkan talak kapan dan di mana saja

yang dia kehendaki kecuali dalam keadaan tertentu yang dilarang oleh

syara’ seperti dalam keadaan ihram atau sholat, baik dengan saksi ataupun

tanpa saksi, baik dengan sindiran ataupun secara terang-terangan, semua

itu dapat menyebabkan jatuhnya talak kepada istri (Saifullah, 2015: 34).

Penjatuhan talak suami kepada istri juga harus melihat kondisi dan

keadaan istri, dalam keadaan tertentu seperti ihram dan shalat suami

dilarang untuk menjatuhkan talak kepada istri. Berbeda dengan hukum

Islam , hukum yang berlaku di Indonesia kedudukan suami dan istri dalam

Page 21: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

5

rumah tangga dan dalam pergaulan di masyarakat adalah seimbang (pasal

31 (1) UUP), sebagaimana pula pasal 79 (3) KHI bahwa baik suami dan

istri berhak melakukan perbuatan hukum, termasuk mengajukan gugatan

perceraian kepada suami.

Penjatuhan talak suami kepada seorang istri yang mengakibatkan

perceraian tidak akan mengurangi hak-hak yang harus diperoleh istri

ketika bercerai, sebagaimana pasal 149 KHI bahwa bilamana perkawinan

putus karena talak, maka suami wajib :

1. Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya

2. Memberi nafkah, maskah dan kiswah selama masa iddah

3. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separoh apabila

qobla al dukhul

4. Memberi biaya hadhanah untuk anak-anak yang belum mencapai

umur 21 tahun.

Berbanding terbalik dengan hal tersebut, ketika seorang istri yang

mengajuakan gugatan perceraian kepada suami, maka hak-hak yang harus

diterima oleh istri menjadi berkurang, dalam pasal 158 KHI disebutkan

bahwa nafkah mut’ah diberikan oleh bekas suami dengan syarat:

a) belum ditetapkan mahar bagi istri ba’da al dukhul.

b) perceraian itu atas kehendak suami.

Berdasarkan pasal tersebut maka seorang istri yang mengajukan gugatan

perceraian kepada seorang suami tentunya tidak mendapatkan haknya

tersebut. Di dalam peraturan yang menjadi pedoman hakim di Pengadilan

Page 22: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

6

Agama yaitu Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 158 dengan jelas

menerangkan bahwa adanya pengurangan hak yang semestinya harus

diterima oleh seorang istri.

Dalam hal ini penulis mencoba melakukan penelitian di Kecamatan

Susukan yang mana masih banyak perceraian yang terjadi antara suami

dan istri. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang telah dikeluarkan oleh

Kantor Urusan Agama Kecamatan Susukan tahun 2016-2017 sebagai

berikut :

Tabel 1

Tabel Nikah Rujuk Cerai Kecamatan Susukan

NO BULAN NIKAHCERAITALAK

GUGAT CERAI

1 Januari 50 1 4

2 Februari 10 5 17

3 Maret 31 3 5

4 April 34 0 0

5 Mei 33 5 5

6 Juni 12 4 6

7 Juli 62 0 0

8 Agustus 28 8 13

9 September 66 0 0

10 Oktober 9 8 10

11 November 23 0 0

Page 23: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

7

12 Desember 49 5 13

JUMLAH 407 39 73

Sumber: Data Nikah Rujuk Kecamatan Susukan

Kecamatan Susukan merupakan kecamatan yang banyak berdiri

pondok pesantren yang mensyiarkan syari’at-syari’at Islam sebagai bentuk

dakwah Islam kepada masyarakat, yang membuat kehidupan masyarakat

yang lebih lebih agamis, namun di sisi lain masih banyak ditemui

perceraian yang dilakukan oleh istri kepada suami, apakah istri memahami

akibat hukum dari gugat cerai dan dengan judul " PEMAHAMAN ISTRI

PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP AKIBAT HUKUMNYA” (Studi

Kasus di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) untuk dijadikan

skripsi.

B. Fokus Penelitian

Sebagai pokok permasalahan (basic question) yang berangkat dari

latar belakang masalah, maka penulis mengambil beberapa hal yang akan

dijadikan sebagai fokus penelitian sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor penyebab gugatan perceraian istri kepada suami

di Kecamatan Susukan?

2. Bagaimanakah pemahaman istri pelaku gugat cerai terhadap akibat

hukumnya?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan istri terhadap akibat hukum tersebut?

Page 24: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab perceraian yang diajukan oleh istri

(gugat cerai).

2. Mengetahui tingkat pemahaman istri terhadap perceraian dan akibat

hukumnya.

3. Mengetahui langkah-langkah hukum yang diupayakan oleh seorang

istri untuk mendapatkan hak-haknya kembali terhadap akibat hukum

gugat cerai.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide dan

sumbangsih pemikiran pengetahuan hukum tentang dampak sebuah

gugatan perceraian istri terhadap suaminya bagi pengembangan

khasanah dan ilmu pengetahuan.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta

pembentukan pola berpikir dalam menganalisa bagaimana

pengetahuan seorang istri terhadap akibat hukum dari sebuah

gugatan perceraian yang dilakukannya.

Page 25: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

9

b. Bagi Mahasiswa

Memberikan wawasan dan pemahaman hukum kepada

mahasiswa sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Masyarakat

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya

kepada seorang istri akan pentingnya menjaga perkawinan

demi terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah,

warahmah.

2. Memberikan informasi mengenai akibat hukum yang timbul

dari sebuah gugatan perceraian yang dilakukan istri terhadap

suaminya.

3. Mampu memberikan dampak yang positif dan mengurangi

tingkat perceraian perkawinan khususnya di Kecamatan

Susukan.

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan berbagai sumber yang telah penulis telusuri, tidak

terdapat skripsi yang secara spesifik membahas tingkat pemahaman istri

pelaku gugat cerai terhadap akibat hukumnya. Berdasarkan penelusuran

yang dilakukan oleh penulis telah ditemukan beberapa jurnal dan

penelitian yang membahas gugat cerai, di antaranya:

Jurnal Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang ditulis oleh Kustini

dan Nur Rofiah dengan judul “Gugatan Perempuan atas Makna

Perkawinan”. Bagi masyarakat Indonesia, perkawinan tidak hanya

Page 26: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

10

mengandung komitmen antara suami dengan istri tetapi juga komitmen

antara suami istri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian,

perkawinan tidak hanya dipandang sebagai perjanjian sosial yang

mengandung tanggung jawab kepada masyarakat dan negara, melainkan

juga perjanjian spiritual yang mengandung nilai-nilai agama atau

ketuhanan. Meskipun berbeda dengan definisi perkawinan Fiqh klasik

yang menitikberatkan definisi nikah pada relasi fisik khususnya relasi

seksual suami istri, namun cara pandang atas perkawinan yang mengaitkan

dengan nilai-nilai ritual dan sakral agama sebagaimana ada dalam Undang-

Undang Perkawinan justru sejalan dengan istilah al-Quran yang menyebut

perkawinan sebagai Mitsaqan Ghalizhan (perjanjian kokoh) sejalan

dengan konsep sakinah, mawadda, warahmah dalam al-Qur’an (keluarga

harmonis) yaitu sebuah keluarga yang seluruh anggota keluarga merasa

tenang dan tentram, tidak ada kekerasan, hak dan kewajiban seluruh

anggota keluarga terpenuhi dengan baik, dan juga sejalan dengan hadist

yang mengaitkan relasi suami-istri dengan konsep ketaqwaan pada Tuhan

Yang Maha Esa. Di masyarakat beragama seperti Indonesia, norma agama

sejatinya selalu mewarnai kehidupan perkawinan, dan selalu ada hubungan

antara sistem keagamaan dengan sistem keluarga, sehingga apapun yang

terjadi dalam kehidupan perkawinan merupakan implementasi atas

pemahaman keagamaan terkait perkawinan.

Selanjutnya Nurhasanah dan Rozalinda (Kafa’ah: Jurnal Ilmiah

Kajian Gender Vol. 4 No. 2 Tahun 2014) dalam tulisannya yang berjudul

Page 27: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

11

“Persepsi Perempuan Terhadap Perceraian: Studi Analisis Terhadap

Meningkatnya Angka Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Padang”

persepsi perempuan terhadap perceraian adalah cerai bukan merupakan hal

yang tabu dan memalukan. Cerai merupakan solusi untuk menyelesaikan

permasalahan atau konflik berkepanjangan yang terjadi di dalam

keluarganya. Cerai bukan sesuatu yang menakutkan, dan mengajukan

gugatan cerai adalah hak perempuan yang diberikan oleh Undang-undang.

Terjadinya perubahan persepsi perempuan tersebut terhadap perceraian

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: meningkatnya tingkat pendidikan

perempuan, perempuan semakin sadar hukum, adanya peluang berkarir

bagi perempuan, dan perubahan stigma masyarakat terhadap perempuan

yang bercerai. Perubahan persepsi perempuan terhadap perceraian pada

peningkatan angka gugatan cerai dipengaruhi oleh teknologi informasi

seperti media massa, baik media cetak maupun media elektronik,

melemahnya lembaga perkawinan dan lunturnya pandangan perempuan

terhadap perkawinan dan melemahnya pemahaman nilai-nilai agama di

kalangan perempuan.

Selain jurnal terdapat juga beberapa skripsi yang membahas

mengenai gugatan perceraian yang diajukan oleh istri, di antaranya:

Skripsi yang disusun oleh Fredy Wahyu Suharyanto, dalam

skripsinya yang berjudul “Analisa Yuridis Cerai Gugat Terhadap Suami

Di Pengadilan Agama Sidoarjo” Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Fakultas Hukum. Alasan yang dapat dijadikan istri

Page 28: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

12

untuk melakukan cerai gugat adalah karena adanya tindak kekerasan suami

terhadap istri dalam rumah tangga serta perselisihan, pertengkaran dan

jarang memberikan nafkah kepada isteri. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran pelaksanaan dan pertimbangan hakim mengenai

cerai gugat di Pengadilan Agama Sidoarjo. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan jenis penelitian yuridis normatif yaitu pendekatan dilakukan

secara statute approach atau pendekatan perundang-undangan yang

dilakukan dengan isu hukum yang sedang ditangani. Hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa cerai gugat yang dilakukan istri kepada suami di

Pengadilan Agama Sidoarjo disebabkan adanya faktor internal dan

eksternal diantaranya suami tidak bertanggung jawab baik ekonomi,

meninggalkan kewajiban, poligami tidak sehat, penganiayaan, dan

gangguan pihak ketiga yang tidak diharapkan dan suami mengalami krisis

moral. Namun dalam Putusan ke 5 sampling Pengadilan Agama Sidoarjo.

Majelis Hakim dalam memutus perkara berdasarkan pertimbangan

kemashlahatan dengan menghindari bahkan menghilangkan kemadharatan

yang mukin akan timbul, baik untuk Penggugat dan Tergugat maupun

keluarga keduanya dan anak keturunannya dengan tidak menyebutkan

secara vulgar alasan kekerasan suami terhadap istri dalam rumah tangga

sebagai alasan utama perceraian ini, tetapi lebih memilih perselisihan dan

pertentangan secara terus menerus sebagai alasan perceraian tersebut.

Page 29: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

13

F. Penegasan Istilah

Sebelum memulai dalam penyusunan skripsi ini, penulis perlu

kemukakan bahwa judul skripsi ini adalah : Pemahaman Istri Pelaku

Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya (Studi Kasus Di Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang).

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan kesalahpahaman

terhadap pemahaman serta pengertian yang keliru, maka penulis akan

kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi sebagai berikut:

1. Pemahaman adalah berasal dari kata paham yang diartikan sebagai

mengerti benar atau tahu benar. Pemahaman dapat diartikan sebagai

proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui benar.

Seseorang dapat dikatakan paham mengenai sesuatu apabila orang

tersebut sudah mengerti benar mengenai hal tersebut (KBBI).

2. Istri adalah berasal dari bahasa Sanskerta yaitu stri yang memiliki arti

salah seorang pelaku pernikahan yang berjenis kelamin wanita.

Seorang wanita biasanya menikah dengan seorang pria dalam suatu

upacara pernikahan sebelum diresmikan statusnya sebagai seorang istri

dan pasangannya sebagai seorang suami (Wikipedia Bahasa

Indonesia).

3. Gugat cerai adalah mengadukan perkara untuk memutus hubungan

suami istri (KBBI). Dalam KHI Pasal 73 ayat 1 telah menetapkan

secara bahwa dalam perkara gugat cerai, yang bertindak sebagai

penggugat adalah istri, sedangkan suami ditempatkan sebagai tergugat.

Page 30: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

14

Dengan demikian masing-masing mempunyai jalur tertentu dalam

upaya menuntut perceraian. Jalur suami melalui upaya cerai talak dan

jalur istri melalui gugat cerai.

4. Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat

dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga

ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan guna

mengadakan penelitian pada objek yang dibahas yaitu bagaimana

tingkat pemahaman istri yang menjadi pelaku gugat cerai terhadap

akibat hukum yang timbul akibat perbuatan hukum yang dilakukannya.

Selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bertujuan

untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh melalui pengumpulan

data di lapangan dan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen

kunci.

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang

dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri (Salim, 1991:781).

Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskriptif

Page 31: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

15

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,

2009:6).

Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

pendekatan sosiologis dan normatif , pendekatan sosiologis digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pemahaman istri-istri pelaku gugat

cerai terhadap akibat hukum yang timbul atas perbuatan hukum

tersebut yang terjadi di masyarakat khususnya di Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang, sedangkan pendekatan normatif digunakan

untuk mengetahui akibat-akibat hukum yang timbul atas perbuatan

hukum.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam suatu penelitian merupakan hal yang

utama dan penting keberadaannya, identitas seorang peneliti harus

diketahui secara jelas oleh informan agar tidak terjadi kesalahpahaman

antara keduanya. Peneliti bertindak secara langsung sebagai instrumen

dan pengumpul data yang mendatangi dan menggali informasi

mengenai objek penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang. Peneliti memilih lokasi ini karena di wilayah

Kecamatan Susukan merupakan wilayah yang memiliki angka

perceraian yang cukup tinggi di Pengadilan Agama Kota Salatiga.

Page 32: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

16

Kecamatan Susukan merupakan kecamatan yang dapat dikatakan

sebagai wilayah kecamatan yang berbasis pondok pesantren karena di

Kecamatan Susukan banyak berdiri pondok pesantren yang tentunya

berbasis Islam. Sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti ketika di

wilayah Kecamatan Susukan yang banyak berdiri pondok pesantren

namun dalam sisi lain juga memiliki angka perceraian yang cukup

tinggi.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan

skripsi ini meliputi:

a. Data primer merupakan data yang pokok dan utama yang

digunakan dalam penulisan skripsi, dalam hal ini data primer

diperoleh secara langsung dari para pelaku gugat cerai yang tinggal

di Kecamatan Susukan.

b. Data sekunder yaitu data tambahan atau data yang digunakan untuk

melengkapi data primer. Data sekunder dapat berwujud data

dokumentasi atau data laporan yang tersedia. Dalam hal ini peneliti

menggunakan Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam sebagai sebagai sumber

data resmi serta buku-buku dan artikel yang membahas mengenai

perkawinan dan perceraian, data sekunder juga dapat diperoleh dari

keluarga, kerabat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat

yang tinggal di sekitar tempat tinggal pelaku gugat cerai.

Page 33: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

17

5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data

tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan

penelitian (Nazir, 1988: 211).

Peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data,

yaitu:

a. Metode Observasi

Metode observasi atau metode pengamatan secara langsung

merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan

secara langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis

gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mendapatkan

data mengenai objek penelitian yaitu gugatan perceraian istri

terhadap suaminya

b. Metode Wawancara

Metode wawancara atau metode interview merupakan suatu

dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (Arikunto, 1998: 115).

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden, sama

seperti menggunakan daftar pertanyaan (Daniel, 2002: 143).

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan

dengan berpedoman pada susunan pertanyaan yang telah disusun

Page 34: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

18

sebelumnya untuk menggali informasi terhadap masalah-masalah

yang ada.

Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap para istri

pelaku gugat cerai, keluarga pelaku di Kecamatan Susukan.

Wawancara dilakukan terhadap pelaku gugat cerai secara acak di

Kecamatan Susukan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah dan sebagainya. Metode ini sumber datanya masih tetap

dan belum berubah. Dengan metode ini yang diamati adalah bukan

benda hidup tetapi benda mati (Arikunto, 1998: 236).

Dokumen dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi,

penjelasan-penjelasan, daftar-daftar, cetakan hasil komputer,

contoh-contoh objek dari sistem informasi. Adapun dokumen yang

digunakan oleh penulis dapat berbentuk foto-foto atau gambar

statistik tingkat perceraian ataupun foto saat berlangsungnya

sidang gugat cerai.

6. Analisis Data

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh penulis tidak akan

ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan hal yang

amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data

Page 35: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

19

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah penelitian (Nazir, 1988: 405).

Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis deskriptif

yang mendeskripsikan tentang tinjauan hukum Islam dan perundang-

undangan di Indonesia tentang dampak atau akibat hukum yang

ditimbulkan atas perbuatan hukum yaitu gugatan perceraian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dimaksudkan untuk menghindari

adanya kekeliruan atau kesalahan yang terlewati oleh penulis. Dalam

hal ini penulis menggunakan teknik triangulasi untuk mengecek

keabsahan data. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil

wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2009:330).

Dalam pengecekan keabsahan data di sini dilakukan dengan

cara membandingkan observasi atau pengamatan langsung dengan

wawancara terhadap para informan, selain itu juga dapat dilakukan

dengan membandingkan berbagai dokumen dan mencari informasi dari

berbagai pihak yaitu pelaku gugat cerai, keluarga dan masyarakat

sekitar.

8. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui berbagai tahapan.

Tahap pertama yaitu tahap pra lapangan, di mana penulis menentukan

Page 36: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

20

topik penelitian, mencari informasi tentang ada atau tidaknya praktek

gugat cerai.

Tahap selanjutnya yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan

atau lokasi penelitian untuk mencari data infoman dan pelaku serta

melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap informan

yaitu pelaku gugat cerai.

Tahap terakhir yaitu penyususnan laporan dengan cara

menganalisis data atau temuan dari penelitian kemudian

memaparkannya dengan narasi deskriptif dengan pendekatan normatif.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang

lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah

sistematika penulisan skripsi. Skripsi ini secara garis besar terdiri dari tiga

bagian: bagian awal, bagian inti dan agian akhir.

Pada bagian awal skripsi berisi tentang: sampul, lembar berlogo,

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar

isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bagian inti skripsi menguraikan lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, yang mana di dalamnya menguraikan tentang:

latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang berisi tentang

pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,

Page 37: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

21

sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan

keabsahan data, tahap-tahap penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II menguraikan tentang tinjauan umum mengenai perkawinan

dan gugatan perceraian, pengertian perkawinan, konsep perkawinan

menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam

(KHI), gugatan perceraian istri terhadap suami, akibat hukum yang

ditimbulkan atas gugatan perceraian.

Bab III menguraikan tentang hasil penelitian mengenai

pemahaman istri pelaku gugat cerai terhadap akibat hukumnya, alasan-

alasan mengajukan gugatan perceraian, pemahaman istri tentang

perkawinan, gambaran umum Kecamatan Susukan.

Bab IV menguraikan tentang analisa hasil penelitian pemahaman

istri pelaku gugat cerai terhadap akibat hukumnya dalam perspektif

normatif, analisa mengenai faktor-faktor atau alasan-alasan dalam

mengajukan gugatan perceraian serta analisa upaya yang dilakukan istri

pelaku gugat cerai terhadap akibat hukum perceraian.

Bab V Penutup menguraikan tentang kesimpulan dan saran

Pada bagian akhir skripsi ini berisi tentang daftar rujukan, lampiran-

lampiran, riwayat hidup penulis.

Page 38: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

22

BAB II

TINJAUAN UMUM PERNIKAHAN DAN GUGATAN PERCERAIAN

A. Definisi Perkawinan

Menurut Hukum Perkawinan Islam (munakahat), kata-kata

perkawinan merupakan alih bahasa dari istilah nikah atau tazwij. Nikah

menurut bahasa berarti: kumpul, setubuh dan akadnya. Sedangkan

menurut syara’ nikah dipakai hanya dalam arti akadnya sebagaimana

dalam Kitab Fathul Bari (IX / 84) “baik di dalam Al Quran dan As

Sunnah, pemakaian kata-kata nikah itu hanya dalam arti akadnya, kecuali

dalam satu ayat saja yaitu QS. An Nisa’: 6”. Para ulama’ pada umumnya

memberi arti nikah lebih cenderung dikaitkan dengan tujuan utama

perkawinan itu sendiri, yakni halalnya persetubuhan (Rahman, tt: 14).

Dalam bahasa Arab kata “nikah” diartikan add-dhamm (berkumpul

atau bergabung) dan al-ikhtlat (bercampur), sedangkan menurut istilah

nikah adalah akad yang ditetapkan syara’ untuk membolehkan bersenang-

senang antara laki-laki dan perempuan dan menghalalkan bersenang-

senangnya perempuan dan laiki-laki (Gazaly, 2006: 8).

Imam Madzhab Syafi’i menjelaskan bahwa nikah merupakan suatu

akad yang dengannya menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan

wanita, sedangkan menurut arti majazi nikah diartikan sebagai hubungan

seksual. Nikah merupakan akad yang menjadikan halal hubungan kelamin

antara pria dan wanita (Ibrahim, 1971: 65).

Page 39: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

23

Dalam pengertian hukum keluarga perkawinan merupakan suatu

hal yang mempunyai akibat yang luas di dalam hubungan hukum antara

suami dan istri, dengan perkawinan itu timbul suatu ikatan yang berisi hak

dan kewajiban (Afandi, 1997:93).

Dalam perundang-undangan di Indonesia yaitu Undang-Undang

No. 1 Tahun 1974 dalam pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai istri

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI) dalam pasal 2 disebutkan pengertian perkawinan menurut

Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan

ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan

ibadah.

Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa pernikahan

merupakan suatu bentuk akad yang menjadikan halalnya hubungan antara

laki-laki dengan perempuan yang sebelumnya dilarang oleh syari’at.

Pernikahan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua

makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Pernikahan atau perkawinan adalah suatu cara yang dipilih Allah sebagai

jalan bagi manusia untuk berkembang biak, beranak dan kelestarian

hidupnya, setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranan yang

positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan (Sabiq, 1990: 9).

Page 40: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

24

B. Anjuran Nikah

Islam sebagai agama yang suci memerintahkan manusia untuk

berbuat baik dengan cara yang baik dan dibenarkan oleh syari’at. Nikah

merupakan solusi untuk menghalalkan hubungan suami istri untuk

menghindari perzinaan yang dilarang oleh agama. Nikah sebagai salah

satu sunnah para Nabi dan petunjuknya yang mereka itu merupakan tokoh-

tokoh yang wajib diikuti jejaknya (Sabiq, 1990: 12). Allah SWT telah

berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat: 49:

رونومن كل شيء خلقنا زوجین لعلكم تذك

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu

mengingat kebesaran Allah.”( QS. Adz-Dzariyat (51): 49).

Dalam hadits Nabi terdapat pula perintah untuk melangsungkan

perkawinan. Dalam Islam pernikahan (nikah) merupakan sunnah Nabi dan

anjuran kepada manusia supaya terhindar dari perbuatan zina. Nabi

bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

واحصن اغض للبصرفانھ كم الباءة فلیتزوجمعشر الشباب من استطاع منیا

ومن لم یستطع فعلیھ بالصوم فانھ لھ وجاء. فرجلل

“Hai para pemuda, barang siapa di antara kamu yang sudah mampumenikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapatmenundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasaitu baginya (menjadi) pengekang syahwat”.(HR. Muslim) (Bahriesj, 1984:192).

Page 41: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

25

Dalam kaidah usul fiqh, suatu perintah dapat menunjukkan

beberapa makna hukum yang mengikat pada manusia, pada mulanya nikah

itu hukumnya boleh (mubah) yaitu bagi laki-laki yang tidak terdesak oleh

alasan-alasan yang mewajibkan segera kawin atau karena alasan-alasan

yang mengharamkan untuk kawin, hukum nikah yang awalnya mubah

dapat berubah menjadi wajib, sunnah, makruh dan bahkan haram

menyesuaikan dengan kondisi manusia itu sendiri.

Bagi yang sudah mampu kawin, nafsunya telah mendesak dan

takut terjerumus dalam perzinaan wajiblah dia kawin, karena manjauhkan

diri dari yang haram adalah wajib, sedang untuk itu tidak dapat dilakukan

kecuali dengan jalan pernikahan (Sabiq, 1990: 22). Sebagaimana pula

perkataan yang diucapkan oleh Qurtuby: “orang bujang yang sudah

mampu kawin dan takut dirinya dan agamanya jadi rusak, sedang tak ada

jalan untuk menyelamatkan diri kecuali dengan kawin, maka tak ada

perselisihan pendapat tentang wajibnya ia kawin”. Adapun bagi orang

yang nafsunya telah mendesak lagi mampu kawin, tetapi masih mampu

untuk menahan dirinya untuk tidak berbuat zina maka sunnahnya dia

kawin, nikah baginya lebih utama dari bertekun diri dalam ibadah. Nikah

menjadi makruh apabila seseorang yang lemah syahwat dan tidak mampu

memberi belanja istrinya, walaupun tidak merugikan istri karena ia kaya

dan tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat. Adapun nikah yang

haram hukumnya yaitu bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi

nafkah batin dan lahirnya kepada istrinya serta nafsunya pun tidak

Page 42: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

26

mendesak, maka haram ia kawin (Sabiq, 1990: 25). Dalam beberapa

pendapat ulama’ pernikahan yang haram hukumnya apabila dimaksudkan

untuk menyakiti salah satu pasangannya.

C. Rukun dan Syarat Nikah

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam dikemukakan bahwa rukun

adalah suatu unsur yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

suatu perbuatan atau lembaga yang menentukan sah atau tidak sahnya

perbuatan tersebut dan ada atau tidak adanya perbuatan tersebut

(Djubaidah, 2010: 91). Rukun dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang

harus ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah)

dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, seperti mengusap

rambut untuk waktu wudhu dan takbirotul ihram untuk shalat (Gazaly,

2006: 46).

Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa rukun merupakan

sesuatu yang melekat dan menjadi bagian pada rangkaian sebuah

perbuatan hukum, rukun menentukan sah atau tidak sahnya perbuatan

hukum tersebut. Sedangkan syarat adalah suatu yang mesti ada yang

menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu

tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu (Tihami, 2010: 12). Syarat

dapat diartikan pula sebagai hal-hal yang melekat pada masing-masing

unsur yang menjadi bagian dari suatu perbuatan hukum atau peristiwa

hukum (Djubaidah, 2010: 92). Suatu pernikahan yang tidak memenuhi

salah satu dari syarat-syarat yang ada, maka pernikahan tersebut menjadi

Page 43: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

27

fasid, sedangkan pernikahan yang tidak memenuhi salah satu dari rukun-

rukun yang ada, maka pernikahan tersebut menjadi bathil, pernikahan

yang dihukumi fasid dan bathil maka sama-sama tidak sah (Rahman, tt:

49). Rukun dan syarat-syarat perkawinan merupakan dasar bagi sahnya

perkawinan, jika rukun dan syarat perkawinan terpenuhi maka perkawinan

menjadi sah dan menimbulkan adanya segala kewajiban dan hak-hak

perkawinan (Sabiq, 1990: 78).

Dalam Undang-Undang Perkawinan pasal 6 sampai 12 telah

menjelaskan mengenai syarat-syarat perkawinan. Sedangkan dalam

Kompilasi Hukum Islam, rukun dan syarat perkawinan diatur dalam pasal

14 sampai 29. Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa untuk

melakukan perkawinan harus ada:

1. Calon suami

Seorang calon suami harus memenuhi syarat:

a. Beragama Islam

b. Laki-laki

c. Jelas orangnya

d. Dapat memberi persetujuan, tidak terpaksa dan atas kemauannya

sendiri

e. Tidak terdapat halangan perkawinan atau bukan merupakan

mahram dari calon istri

f. Mencapai batas umur untuk melangsungkan perkawinan yaitu 19

tahun (Pasal 7 Undang-Undang Perkawinan)

Page 44: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

28

2. Calon istri

Seorang calon istri harus memenuhi syarat:

a. Beragama Islam

b. Perempuan

c. Jelas orangnya

d. Dapat dimintai persetujuan baik secara lisan, tertulis ataupun

isyarat

e. Tidak terdapat halangan perkawinan

f. Mencapai batas umur untuk melangsungkan perkawinan yaitu

sekurang-kurangnya 16 tahun (Pasal 7 Undang-Undang

Perkawinan)

3. Wali nikah

Wali adalah suatu ketentuan hukum yang dapat dipaksakan

kepada orang lain sesuai dengan bidang hukumnya. Wali ada yang

bersifat umum dan khusus, yang khusus meliputi perwalian terhadap

manusia dan harta benda, perwalian dalam perkawinan berkenaan

dengan manusia (Sabiq, 1982:7).

Syarat untuk dapat menjadi wali:

a. Beragama Islam

b. Laki-laki

c. Merdeka

d. Baligh

e. Berakal sehat

Page 45: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

29

4. Dua orang saksi

a. Beragama Islam

b. Laki-laki

c. Baligh

d. Adil

e. Tidak tuna rungu atau tuli

f. Hadir dalam akad nikah

g. Dapat mengerti maksud akad

5. Ijab dan qabul

Untuk terjadinya akad yang mempunyai akibat-akibat hukum

pada hubungan suami dan istri haruslah memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Kedua belah pihak sudah tamyiz, bila salah satu pihak gila atau

masih kecil dan belum tamyiz (membedakan benar dan salah),

maka pernikahannya tidaklah sah.

b. Ijab qabul dalam satu majelis, yaitu ketika mengucapkan ijab qabul

tidak boleh diselingi dengan kata-kata lain.

c. Hendaklah ucapan qabul tidak menyalahi ucapan ijab, kecuali

kalau lebih dari ucapan ijabnya sendiri yang menunjukkan

pernyataan persetujuan lebih tegas.

d. Pihak-pihak yang melakukan akad harus dapat mendengarkan

pernyataan masing-masing dengan kalimat yang maksudnya

menyatakan terjadinya pelaksanaan akad nikah (Sabiq, 1990:49).

Page 46: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

30

D. Konsep Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974

Undang-Undang Perkawinan merupakan salah satu produk hukum

yang memiliki legalitas di dalam herarki perundang-undangan di

Indonesia. Undang-undang ini tentunya berlaku bagi semua warga negara

Indonesia, yang mana dalam setiap pembentukan Undang-undang

mengandung unsur filosofis, yuridis dan sosiologis. Undang-Undang

Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan

bersifat kekal.

Undang-undang ini terdiri atas 14 Bab termasuk Ketentuan

Peralihan dan Ketentuan Penutup dan 67 pasal. Prinsip-prinsip dan

ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Perkawinan

yang juga dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975

sebagai penjelasan Undang-Undang Perkawinan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pengertian perkawinan disebutkan sebagai ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengertian perkawinan

tersebut lebih berorientasi pada tujuan perkawinan yaitu perkawinan

yang bahagia, sejahtera dan abadi yang didasarkan kepada Ketuhanan.

2. Suatu perkawinan dapat dikatakan sah apabila dilakukan menurut

hukum masing-masing agama dan kepercayaan serta harus dicatatkan.

Page 47: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

31

Pasal 2 Undang-Undang Perkawinan ini menegaskan bahwa

perkawinan yang dilakukan oleh sepasang calon suami istri yang

berbeda agama maka salah satu antara suami istri harus menanggalkan

agamanya dan tunduk dalam agama yang sama. Pencatatan setiap

perkawinan dimaksudkan untuk melindungi perkawinan tersebut demi

menjaga hak-hak suami dan istri.

3. Undang-Undang Perkawinan pada prinsipnya mengandung asas

monogami, namun Undang-undang ini mengizinkan seorang suami

untuk beristri lebih dari satu dengan ketentuan-ketentuan yang harus

dipenuhi dan disertai alasan-alasan suami untuk beristri lebih dari satu.

Sebagaimana pasal 4 (2) Undang-Undang Perkawinan yang

menyebutkan bahwa suami dapat beristri lebih dari seorang apabila:

a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.

b. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan.

c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

4. Dalam mengajukan permohonan untuk beristri lebih dari seorang,

maka seorang suami harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Mendapat persetujuan dari istri.

b. Adanya kepastian suami untuk menjamin keperluan-keperluan

hidup istri dan anak-anak mereka.

c. Adanya jaminan suami untuk berlaku adil.

Page 48: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

32

5. Pasal 7 Undang-undang ini memberikan batasan umur bagi seseorang

yang akan melangsungkan perkawinan, yang mana batas umur pihak

laki-laki yaitu 19 tahun dan pihak perempuan yaitu 16 tahun.

Pembatasan umur dimaksudkan untuk menentukan bahwa antara pihak

laki-laki dan perempuan benar-benar telah siap jiwa raga untuk

mengarungi rumah tangga bersama-sama dan mewujudkan tujuan

perkawinan yang bahagia tanpa berakhir dengan perceraian.

Perkawinan yang dilakukan di bawah batas umur yang telah

ditentukan, maka juga mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi

jika dibandingkan batas umur yang lebih tinggi.

6. Di dalam mewujudkan tujuan perkawinan, Undang-undang ini

menganut prinsip mempersulit perceraian, untuk memungkinkan

perceraian maka harus disertai alasan-alasan tertentu dan harus

dilakukan di depan sidang pengadilan.

7. Kedudukan dan hak istri adalah seimbang dengan kedudukan dan hak

suami baik dalam hubungan pergaulan masyarakat maupun dalam

kehidupan rumah tangga, sehingga dengan demikian segala sesuatu

dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan secara bersama-

sama.

8. Undang-Undang Perkawinan juga mengatur ketentuan pencegahan

perkawinan apabila tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan. Pihak-

pihak yang dapat mengajukan pencegahan perkawinan yaitu para

keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah, saudara, wali nikah,

Page 49: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

33

wali, pengampu dari salah satu pihak mempelai dan pihak-pihak yang

berkepentingan.

9. Perkawinan yang telah dilangsungkan dan di kemudian hari ditemukan

adanya persyaratan yang tidak terpenuhi maka terdapat pihak-pihak

yang dapat mengajukan pembatalan perkawinan.

10. Kedua calon mempelai dapat melakukan perjanjian perkawinan

sebelum perkawinan dilangsungkan, hal ini diatur dalam Bab V pasal

29 Undang-Undang Perkawinan, dalam penjelasan pasal tersebut

perjanjian perkawinan tidak termasuk taklik talak.

11. Hak dan kewajiban suami istri sebagai berikut:

a. Suami istri berkewajiban untuk menegakkan rumah tangga yang

menjadi sendi dasar dalam susunan masyarakat.

b. Suami bertindak sebagai kepala keluarga dan istri bertindak

sebagai ibu rumah tangga.

c. Masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum.

d. Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia dan

memberi bantuan lahir batin untuk menjaga keharmonisan

keluarga.

e. Suami wajib melindungi istrinya dan memenuhi segala keperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

f. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga dengan sebaik-baiknya.

12. Putusnya perkawinan dalam Undang-undang ini disebutkan dapat

terjadi karena kematian, perceraian dan atas keputusan pengadilan.

Page 50: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

34

Dalam pasal 39 (2) ditegaskan bahwa untuk melakukan perceraian

harus terdapat alasan yang menunjukkan bahwa suami istri tidak dapat

hidup rukun sebagai suami istri. Alasan-alasan perceraian tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Salah satu pihak berbiat zina menjadi pemabuk, pemadat, penjudi

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena

hal lain di luar kemauannya.

c. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan terhadap pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

suami atau istri.

f. Antara suami dan istri secara terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

13. Harta yang diperoleh selama perkawinan merupakan harta bersama

dan apabila terjadi perceraian maka suami istri dapat bertindak atas

persetujuan bersama.

E. Konsep Perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam

Page 51: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

35

Dalam kamus-kamus dan ensiklopedi Indonesia tidak dapat

menemukan istilah “kompilasi” di dalamnya yang menunjukkan bahwa

hingga sekarang kata tersebut masih belum diterima secara meluas dalam

bahasa Indonesia. Kompilasi berasal dari bahasa Latin yaitu “compilare”

yang berarti mengumpulkan bersama-sama. Kompilasi merupakan suatu

kegiatan pengumpulan dari berbagai bahan tertulis yang diambil dari

berbagai buku atau tulisan mengenai suatu persoalan tertentu. Jadi konsep

perkawinan Kompilasi Hukum Islam yaitu konsep perkawinan yang

disusun dari berbagai sumber buku atau tulisan hukum Islam (kitab-kitab

fiqh) (Abdurrahman, 11:1992).

Di dalam menghimpun sumber-sumber hukum Islam, Kompilasi

Hukum Islam merujuk pada kitab-kitab fiqh sebagai pedoman, di

antaranya:

1. Al Bajuri

2. Fathul Muin dengan Syarahnya

3. Syarqawi Alat Tahrir

4. Qulyubi atau Muhalli

5. Fathul Wahab dengan Syarahnya

6. Tuhfah

7. Targhibul Musytaq

8. Qawaninusy Syar’iyah Lissayyid Usman bin Yahya

9. Qawaninusy Syar’iyah Lissayyid Shodaqah Dakhlan

10. Syamsuri lil Fara’idl

Page 52: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

36

11. Bughyatul Mustarsyidin

12. Al Fiqh ‘Alal Madzahibil Arba’ah

13. Mughnil Muhtaj

Dalam Kompilasi Hukum Islam hukum perkawinan diatur dalam

buku 1 yang terdiri dari 19 bab dan 170 pasal keseluruhan. Ditinjau dari

materi muatan dalam Kompilasi Hikum Islam banyak duplikasi dengan

apa yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

atau Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 mengingat Kompilasi

Hukum Islam juga mengatur ketentuan-ketentuan yang bersifat prosedural.

Namun di sisi lain juga terdapat hal-hal baru yang belum termuat dalam

Undang-Undang Perkawinan namun ditemukan dalam Kompilasi Hukum

Islam.

Pengertian perkawinan dalam pasal 1 Kompilasi Hukum Islam

adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqan

gholiidhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan ibadah. Pengertian tersebut tentunya berbeda dengan

pengertian perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan, dalam

Kompilasi Hukum Islam pengertian perkawinan lebih ditekankan kepada

suatu akad atau perjanjian ikatan lahir batin yang sangat kuat, yang mana

akad ini akan menyatukan dua insan manusia antara laki-laki dan

perempuan untuk menjadi pasangan suami istri yang sah. Dalam

pengertian perkawinan juga disebutkan untuk mentaati perintah Allah dan

sebagai bentuk ibadah kepada-Nya, hal ini menunjukkan bahwa

Page 53: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

37

perkawinan dilaksanakan sebagai wujud rasa taqwa atau ketaatan seorang

hamba kepada pencipta-Nya yang dinilai sebagai salah satu bentuk ibadah

kepada-Nya.

Tujuan perkawinan disebutkan dalam pasal 3 Kompilasi Hukum

Islam yaitu perkawinan bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah, mawaddah dan rahmah. Dalam hal pelaksanaan perkawinan, di

dalam Kompilasi Hukum Islam menyebutkan beberapa hal teknis yang

harus diperhatikan, yaitu:

a. Perkawinan dapat dikatakan sah apabila dilakukan sesuai dengan

hukum Islam. Hal ini menunjukkan suatu penegasan yang sangat

aspiratif dan cukup tepat, mengingat bahwa hukum Islam sebagai salah

satu acuan dalam menentukan keabsahan suatu perkawinan

(Abdurrahaman, 1992: 68).

b. Perkawinan harus dicatat dan dilangsungkan dibawah pengawasan

Pegawai Pencatat Nikah, ini dimaksudkan untuk terjaminnya

ketertiban perkawinan bagi masyarakat. Kata “harus” dalam

pencatatan perkawinan menunjukkan suatu kewajiban menurut

pengertian hukum Islam, dengan demikian perkawinan tersebut

mempunyai kekuatan hukum dan dengan dilangsungkannya

perkawinan tersebut di bawah Pegawai Pencatat Nikah maka

perkawinan tersebut dapat dibuktikan dengan Akta Nikah. Oleh karena

itu mencatatkan perkawinan merupakan suatu kewajiban bagi mereka

yang akan melangsungkan perkawinan.

Page 54: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

38

c. Sebelum melangsungkan perkawinan, dalam Kompilasi Hukum Islam

disebutkan adanya peminangan, meskipun di dalam Undang-Undang

Perkawinan tidak diatur perihal peminangan, namum peminangan

merupakan suatu hal yang telah menjadi suatu hukum adat, selain itu

peminangan cukup banyak dibicarakan dalm kitab-kitab Fiqh. Seorang

perempuan yang telah dalam pinangan seorang laki-laki, maka laki-

laki lain dilarang untuk meminang perempuan tersebut. Dalam pasal

13 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa peminangan belum

menimbulkan akibat hukum, dengan kata lain kedua belah pihak masih

berhak untuk memutuskan hubungan peminangan.

d. Hal lain yang perlu diperhatikan selain memenuhi rukun dan syarat

perkawinan yaitu adanya persetujuan dari kedua calon mempelai, hal

ini tentunya selaras dengan ketentuan dalam pasal 6 Undang-Undang

Perkawinan, namun dalam kompilasi diatur secara lebih lengkap dan

lebih teknis.

e. Dalam perkawinan ada kaitannya dengan mahar atau banyak dikenal

dengan istilah mas kawin, ketentuan ini diatur tersendiri dalam

kompilasi, meskipun dalam Undang-Undang Perkawinan tidak

mengaturnya. Mahar merupakan suatu kewajiban calon mempelai laki-

laki untuk menyerahkan dan membayarkan mahar kepada calon

mempelai istri yang mana jumlah, bentuk dan jenisnya berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak. Mahar merupakan pemberian wajib

seorang laki-laki kepada calon istrinya, bukan suatu pembelian atau

Page 55: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

39

ganti rugi (Sabiq, 1982: 44). Dalam kompilasi ditekankan bahwa

kewajiban memberikan mahar kapada calon istri bukanlah merupakan

rukun dalam perkawinan.

f. Perjanjian perkawinan merupakan persoalan yang juga diatur

ketentuannya dalam Kompilasi Hukum Islam, yaitu dalam pasal 45

sampai 52 yang mana ketentuan ini lebih banyak jika dibandingkan

dengan Undang-Undang Perkawinan. Dalam pasal 45 Kompilasi

dijelaskan bahwa kedua calon mempelai dapat mengadakan perjanjian

perkawinan dalam bentuk:

1. Taklik talak.

2. Perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan Hukum Islam.

Perjanjian taklik talak bukanlah perjanjian yang wajib diadakan

dalam setiap perkawinan, namun apabila perjanjian taklik talak

diadakan dalam suatu perkawinan maka perjanjian tersebut tidak dapat

dibatalkan atau dicabut kembali.

Perjanjian perkawinan selain taklik talak yaitu berkenaan

kedudukan harta dalam perkawinan. Kedua belah pihak diberi

kebebasan untuk membuat perjanjian perkawinan dengan ketentuan

tidak bertentangan dengan hukum Islam, perjanjian tersebut kemudian

hanya disahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah, perjanjian perkawinan

tersebut dapat dicabut atas kesepakatan suami dan istri serta harus

didaftarkan kepada Kantor Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan

dilangsungkan.

Page 56: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

40

g. Akibat hukum dalam sebuah perkawinan yaitu timbulnya hak dan

kewajiban antara suami dan istri, untuk menjaga keutuhan dan

keharmonisan keluarga tentunya hak dan kewajiban harus dapat

terpenuhi satu sama lain. Hak dan kewajiban antara suami istri terdiri

atas:

1. Hak istri atas suami

2. Hak suami atas istri

3. Hak bersama

Masing-masing suami istri jika menjalankan kewajibannya dan

memperhatikan tanggung jawabnnya maka terwujudlah ketentraman

dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan suami istri

tersebut (Sabiq, 1982: 43). Hak bersama suami istri merupakan hak

yang dapat digunakan secara bersama-sama atau hak istri yang juga

merupakan haknya suami. Hak bersama tersebut di antaranya yaitu

halal untuk saling bergaul dan mengadakan hubungan kenikmatan,

haram melakukan pernikahan, hak saling mendapatkan waris akibat

dari ikatan perkawinan yang sah, sahnya menasabkan anak kepada

suaminya, dan hak untuk saling berlaku baik. Hak istri terhadap suami

meliputi hak kebendaan (mahar dan nafkah) serta hak rohaniah yaitu

hak untuk mendapatkan keadilan serta tidak boleh membahayakan

istri. Dalam memenuhi hak dan kewajiban, seorang suami ataupun istri

harus mendahulukan kewajibannya untuk dapat menuntut haknya.

Page 57: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

41

Ketentuan yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam mengenai hak dan

kewajiban pasangan suami istri lebih luas ketentuannya dari pada apa

yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan, ketentuan tersebut

diatur dalam pasal 77 sampai 86 Kompilasi Hukum Islam.

Konsep perkawinan dalam Hukum Kompilasi Islam mempunyai

ketentuan yang lebih kompleks, hal ini dikarenakan Hukum Kompilasi

Islam bersifat ketentuan khusus yang mengatur perkawinan bagi orang

yang beragama Islam, berbeda halnya dengan Undang-Undang

Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang bersifat umum.

F. Gugatan Perceraian dan Akibat Hukumnya

1. Gugatan Perceraian

Gugatan perceraian merupakan gugatan yang diajukan oleh

istri atau kuasanya pada Pengadilan Agama, yang daerah hukumnya

mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali istri meninggalkan

tempat kediaman bersama tanpa izin suami. Hal tersebut tertuang

dalam pasal 132 Kompilasi Hukum Islam, dalam perihal gugatan

perceraian istri bertindak sebagai penggugat atau pemohon dan suami

bertindak sebagai tergugat atau termohon.

Di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan tidak membedakan pengertian antara cerai talak dan gugat

cerai, dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa putusnya

perkawinan karena gugatan perceraian dapat diajukan oleh suami atau

istri, tentunya hal ini dikarenakan Undang-Undang Perkawinan tidak

Page 58: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

42

hanya mengatur perkawinan bagi orang-orang yang beragama Islam

namun bersifat menyeluruh. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum

Islam pasal 114 menyebutkan bahwa putusnya perkawinan yang

disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak atau

berdasarkan gugatan perceraian. Pengertian talak dijelaskan dalam

pasal 117 Kompilasi Hukum Islam yaitu ikrar suami dihadapan sidang

Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

perkawinan.

Dalam syari’at Islam putusnya perkawinan selain karena

adanya talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya, dapat pula

disebabkan karena khulu’ dan fasakh yang dapat diajukan oleh istri

kepada suaminya.

Khulu’ (al khulu’) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai

gugatan cerai atas kehendak istri dengan membayarkan ‘iwadl

(penebus) kepada suami. Istilah khulu’ diartikan sebagai permintaan

seorang istri kepada suaminya untuk melepaskan dirinya dari ikatan

pernikahan (Nakamura, 1991: 38). Sedangkan menurut syariat, para

ulama’ mengatakan bahwa khulu’ ialah terjadinya perceraian antara

suami dan istri dengan keridhoan dari keduanya dengan pembayaran

yang diserahkan istri kepada suaminya (Abidin, 1999: 86). Menurut

jumhur fuqoha’ (ahli fiqh) menyatakan bahwa khulu’ adalah termasuk

talak, Imam Maliki dan Hanafi berpendapat bahwa khulu’ sama halnya

dengan fasakh, sedangkan Imam Syafi’i berpendapat bahwa khulu’

Page 59: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

43

termasuk fasakh, khulu’ merupakan kata-kata sindiran yang

mengakibatkan suami menghendaki adanya talak, maka talak pun

terjadi (Abidin, 1999: 93). Dalam KHI pasal 161 menyebutkan bahwa

perceraian yang dilakukan dengan jalan khulu’ mengurangi jumlah

talak dan tidak dapat dirujuk.

Sedangkan fasakh adalah putusnya perkawinan melalui

pengadilan yang disebabkan sesuatu yang diketahui setelah

melangsungkan pernikahan, misalnya adanya suatu penyakit yang

muncul setelah pernikahan yang menyebabkan pihak lain tidak dapat

merasakan arti dan hakikat sebuah perkawinan dan tidak

memungkinkan untuk mencapai tujuan pernikahan. Fasakh juga bisa

dikarenakan perkawinan yang telah dilangsungkan mempunyai cacat

hukum. Pada hakikatnya fasakh adalah hak yang diberikan kepada

suami maupun istri. Perceraian yang diakibatkan fasakh tidak

mengurangi bilangan jumlah talak suami, karena fasakh tidak termasuk

bagian dari talak (Abidin, 1999: 82). Para ulama’ telah bersepakat

bahwa apabila antara suami dan istri telah saling mengetahui adanya

kecacatan antara salah satu pihak sebelum pernikahan, dan salah satu

pihak telah menunjukkan kerelaan maka tidak ada hak baginya untuk

meminta fasakh dengan alasan kecacatan tersebut.

Putusnya sebuah perkawinan tentunya membawa akibat hukum

bagi kedua belah pihak, antara suami dan istri. Dalam pasal 113

Page 60: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

44

Kompilasi Hukum Islam menentukan putusnya perkawinan dapat

dikarenakan:

1. Kematian

2. Perceraian

3. Atas putusan pengadilan

Dalam pasal selanjutnya disebutkan bahwa putusnya

perkawinan yang dikarenakan perceraian dapat terjadi karena talak

atau berdasarkan gugatan perceraian, suatu perceraian hanya dapat

dilakukan didepan sidang Pengadilan Agama setelah pengadilan

tersebut tidak berhasil untuk mendamaikan kedua belah pihak

(Abdurrahman, 1992: 76).

Gugatan perceraian merupakan gugatan yang diajukan oleh

istri kepada suaminya disertai alasan-alasan yang menguatkan gugatan

tersebut. Dalam kompilasi ketentuan tentang gugatan perceraian diatur

dalam pasal 132 sampai 148, sebagaimana juga diatur dalam Undang-

Undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yaitu pasal 73

sampai 86.

2. Akibat Hukum Gugatan Perceraian

Akibat hukum dari sebuah perceraian berkaitan erat dengan hak

dan kewajiban yang harus dikerjakan dan diterima kedua belah pihak.

Akibat hukum karena putusnya perkawinan yang disebabkan karena

talak, dalam pasal 149 kompilasi disebutkan seorang suami wajib:

Page 61: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

45

1. Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dukhul;

2. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas istri selama

dalam iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain atau

nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil;

3. Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya, dan setengah

apabila qobla al dukhul;

4. Memberi biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun.

Dalam gugatan perceraian yang diajukan oleh istri kepada

suaminya, yang mana perceraian terjadi atas kehendak istri, maka

terdapat hak mut’ah yang hilang yang semestinya diterima oleh istri.

Hal ini dikarenakan mut’ah diberikan kepada istri apabila perceraian

terjadi atas kehendak suami (Abdurrahman, 1992: 152).

Ketentuan lain mengenai hak yang seharusnya diterima oleh

istri kaitannya gugatan perceraian yaitu hak untuk tetap mendapatkan

nafkah selama berlangsungnya proses gugatan perceraian dan hak

untuk mendapatkan nafkah iddah selama masa tunggu untuk terjadinya

rujuk atau tidak. Dalam pasal 156 KHI dijelaskan mengenai akibat

putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

1. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah

(pengasuhan) dari ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal

dunia, maka kedudukannya digantikan oleh:

Page 62: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

46

a. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu

b. Ayah

c. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah

d. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan

e. Wanita-wanita sedarah menurut garis samping dari ibu

f. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari

ayah

2. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadhanah dari ayah atau ibunya

3. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin

keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan

hadhanah telah dicukupi maka atas permintaan kerabat yang

bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak

hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah

pula.

4. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak

tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun).

5. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah

anak, Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan

poin (1), (2), (3), dan (4).

Page 63: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

47

6. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan

anak-anak yang tidak turut padanya.

Berdasarkan beberapa akibat putusnya perkawinan yang

dikarenakan perceraian di atas, maka suami ataupun istri harus dapat

mengetahui dan memahami hal tersebut, tentunya untuk menjaga ikatan

perkawinan tetap terjaga dan untuk mewujudkan perkawinan yang bersifat

kekal.

Page 64: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

48

BAB III

DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Susukan

1. Kondisi dan Potensi Geografis

Kecamatan Susukan merupakan salah satu dari lima kecamatan

yang ada di Kabupaten Semarang dengan bentang alam merupakan

areal dataran, perbukitan dan pegunungan serta memiliki kemiringan

beragam. Kecamatan Susukan terletak pada 7.14’ Lintang Selatan dan

110.41’ Bujur Timur, dengan ketinggian daerah ± 516 m dari

permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Susukan tercatat 4.886.60

Ha. Kecamatan Susukan memiliki batas-batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Suruh

b. Sebelah Timur : Kecamatan Boyolali

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kaliwungu

d. Sebelah Barat : Kecamatan Tengaran dan Kab. Boyolali

Kecamatan Susukan terbagi menjadi 13 Desa yaitu Badran,

Timpik, Tawang, Bakalrejo, Ketapang, Susukan, Sidoharjo, Gentan,

Muncar, Ngasinan, Koripan, Kenteng dan Kemetul. Luas Desa dan

jarak Desa ke Kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2

Luas dan Jarak Kelurahan ke Kecamatan Susukan

NO KELURAHANLUAS PER DESA

(Ha)

JARAK KE. KEC

(Km)

Page 65: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

49

1 Badran 195,4 6,90

2 Timpik 728,6 4,40

3 Tawang 688,1 8,40

4 Bakalrejo 395 6,5

5 Ketapang 316 2

6 Susukan 228,2 0,1

7 Sidoharjo 202 1

8 Gentan 465 3,80

9 Muncar 240,7 13,50

10 Ngasinan 217,4 12,10

11 Koripan 559,1 3,80

12 Kenteng 482,6 5,80

13 Kemetul 168,5 6,80

JUMLAH 4.886,6

Sumber: Kecamatan Susukan Dalam Angka 2015

2. Kondisi Demografis Kecamatan

Penduduk merupakan objek pembangunan sekaligus juga

subyek pembangunan. Oleh karena itu data kependudukan sangat

dibutuhkan dalam penyususnan perencanaan pembangunan. Jumlah

penduduk Kecamatan Susukan adalah sebanyak 49.118 jiwa terdiri

dari:

a. Penduduk laki-laki : 24.706 Jiwa

b. Penduduk perempuan : 24.412 Jiwa

Page 66: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

50

c. Sex ratio : 99,42

d. Kepadatan : 884 Jiwa/Km2

Sebaran pendudukan dalam setiap desa dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 3

Rekapitulasi Jumlah Penduduk Kecamatan Susukan

NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 BADRAN 883 858 1,741

2 TIMPIK 2,606 2,578 5,184

3 TAWANG 2,538 2,495 5,033

4 BAKALREJO 2,382 2,272 4,654

5 KETAPANG 2,379 2,335 4,714

6 SUSUKAN 1,601 1,645 3,246

7 SIDOHARJO 1,411 1,415 2,826

8 GENTAN 3,124 3,097 6,221

9 MUNCAR 1,266 1,224 2,490

10 NGASINAN 1,037 946 1,983

11 KORIPAN 2,399 2,471 4,870

12 KENTENG 2,266 2,255 4,521

13 KEMETUL 814 821 1,635

JUMLAH TOTAL 24,706 24,412 49,118

Sumber: Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan JenisKelamin. Tanggal 29-01-2018

Page 67: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

51

3. Kondisi Transportasi, Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan dan

Ekonomi Masyarakat Kecamatan Susukan

a. Aspek Sarana dan Prasarana Transportasi

Sarana dan prasarana transportasi di Kecamatan Susukan

belum memadai. Angkutan umum untuk menuju desa-desa di

wilayah Kecamatan Susukan hanya menjangkau desa sekitar jalan

provinsi itupun dalam jumlah yang sangat terbatas, namun untuk

menjangkau desa-desa yang cukup jauh dari jalan provinsi tersedia

jasa angkutan ojek yang tersedia di pangkalan-pangkalan jalan

provinsi. Kondisi jalan provinsi dan jalan kabupaten telah mulai

diperbaiki dengan konstruksi beton cor maupun aspal, demikian

halnya dengan jalan-jalan poros desa yang juga telah mulai

diperbaiki dengan konstruksi beton cor.

b. Aspek Sarana dan Prasarana Pendidikan

Guna menunjang pendidikan anak dan remaja di

Kecamatan Susukan telah tersedia beberapa lembaga pendidikan,

baik yang berstatus swasta ataupun negeri sebagai berikut:

Tabel 4

Sarana dan Prasarana Pendidikan Kecamatan Susukan

NO URAIAN JUMLAH LEMBAGA

1 TK / RA 32

2 SD / MI 43

3 SMP / MTS 10

Page 68: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

52

4 SMA 5

5 SMK 5

6 SLB 1

7 PONPES 13

8 MADIN 24

Tabel 5

Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Susukan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 10.895

2 Tamat SD 16.299

3 Tamat SLTP 8.673

4 Tamat SLTA 7.939

5 Tamat D-1 / D-2 79

6 Tamat D-3 360

7 Tamat S-1 1.104

8 Tamat S-2 75

Sumber: Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan.Tanggal 29-01-2018

c. Aspek Sarana dan Prasarana Kesehatan

Kesehatan adalah salah satu perioritas dalam pembangunan

di Kabupaten Semarang. Untuk mewujudkan pembangunan,

pemerintah harus memperhatikan layanan kesehatan di samping

pendidikan. Maka dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten

Page 69: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

53

Semarang juga memperhatikan pemerataan layanan kesehatan.

Pada tabel 3 berikut ini adalah data fasilitas atau sarana kesehatan

di Kecamatan Susukan:

Tabel 6

Sarana dan Prasarana KesehatanKecamatan Susukan

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH KETERANGAN

1 PUSKESMAS 1

2 PUSKESMAS PEMBANTU 4

3 PUSKESDES 8

4 POSYANDU 92

Sumber: Kecamatan Susukan Dalam Angka 2015

d. Aspek Sosial dan Keagamaan

Kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Susukan pada

umumnya sudah baik, hal itu erat kaitannya dengan kondisi

ekonomi dan keagamaan masyarakat sekitar. Budaya kerukunan

dalam berbagai bidang kehidupan sosial kemasyarakatan sangat

baik, rasa solidaritas dan gotong royong antar sesama warga yang

merupakan ciri khas budaya masyarakat pedesaan masih sangat

terjaga.

Kondisi keagamaan masyarakat Kecamatan Susukan

sangatlah beragam, mayoritas masyarakat Kecamatan Susukan

adalah pemeluk agama Islam, namun juga terdapat pemeluk-

Page 70: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

54

pemeluk agama ataupun kepercayaan lain selain Islam. Namun

rasa saling mengahargai terhadap perbedaan kepercayaan antar

warga sangatlah tinggi sehingga di Kecamatan Susukan jarang

ditemukan konflik yang disebabkan karena permasalahan

perbedaan agama. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah

pemeluk agama ataupun kepercayaan di Kecamatan Susukan:

Tabel 7

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama/Kepercayaan Jumlah

1 Islam 48.384

2 Kristen 161

3 Katholik 21

4 Budha 546

5 Kepercayaan Lain 6

Sumber: Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama.Tanggal 29-01-2018

e. Aspek Perekonomian

Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Susukan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8

Page 71: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

55

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Sektor Jumlah

1 Belum / Tidak Bekerja 12.032

2 Mengurus RumahTtangga 3.747

3 Pegawai Negeri Sipil 435

4 Perdagangan 315

5 Petani / Pekebun 6.835

6 Karyawan Swasta 8.626

7 Buruh Harian Lepas 3.545

8 Buruh Tani / Perkebunan 367

9 Dosen / Guru 326

10 Wiraswasta 4.942

Sumber: Rekapitulasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan.Tanggal 29-01-2018

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Kecamatan

Susukan memiliki beragam profesi untuk memenuhi kebutuhan

ekonominya, sebagian besar masyarakat Kecamatan Susukan adalah

berprofesi sebagai karyawan swasta, namun yang berprofesi sebagai

Page 72: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

56

petani ataupun pekebun dan wiraswasta juga memiliki jumlah yang

cukup banyak.

4. Visi Misi dan Struktur Organisasi Kecamatan Susukan

a. Visi Kecamatan Susukan

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan

bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar

konsisten dan dapat eksis, antisipatif , inovatif serta produktif. Visi

adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan, berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi

Pemerintah. Visi Kecamatan Susukan dapat dijabarkan sebagai

berikut:

‘’TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA MENUJU

KECAMATAN SUSUKAN YANG MAJU DDAN

SEJAHTERA”

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung

makna menciptakan pelayanan optimal dengan terjalinnya sinergi

yang dinamis antara seluruh aparatur Kecamatan Susukan dengan

seluruh Pemerintah Desa serta masyarakat dalam merealisasikan

seluruh peran dan fungsi masing-masing secara terpadu dan

berkelanjutan. Secara filosofi visi tersebut dapat dijabarkan melalui

makna yang terkandung di dalamnya, yaitu:

1) Pelayanan Prima adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Kecamatan

Page 73: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

57

Susukan) harus dinamis dan meningkat sesui dengan harapan

masyarakat atau pelanggan.

2) Maju adalah mencapai keadaan yang lebih baik, setara atau

lebih baik dari tempat lain, dari sisi pelayanan pemerintah,

pembangunan dan kemasyarakatan.

3) Sejahtera adalah menggambarkan derajat kehidupan

masyarakat yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan

dasar pendidikan, kesejahteraan, keamanan, sarana prasarana

publik, sosial dan religius.

b. Misi kecamatan Susukan

Untuk mewujudkan Visi Kecamatan Susukan di masa

mendatang, maka ditetapkan Misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Dan Kinerja

Pelayanan

Misi ini adalah untuk menciptakan suatu pemerintahan

yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada

masyarakat dengan ditopang oleh sumber daya aparatur yang

memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan optimal

kepada masyarakat.

2) Meningkatkan Kinerja Pembangunan Yang Berbasis Pada

Masyarakat Dan Berwawasan Lingkungan

Misi ini digunakan untuk menciptakan suatu sistem

pembangunan yang bersumber pada inisiatif, prakarsa antara

Page 74: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

58

pemerintah dan masyarakat serta berorientasi pada kelestarian

lingkungan. Agar visi dan misi dapat dilaksanakan dengan

baik, maka harus diketahui apa yang menjadi kekuatan dan

kelemahan organisasi dengan melalui analisa lingkungan, baik

terhadap kondisi eksternal maupun kondisi internal organisasi.

c. Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan

Struktur organisasi pemerintahan kecamatan sesuai

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2011

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Semarang sebagai

berikut:

1) Camat

2) Sekretaris Camat

3) Seksi Tata Pemerintahan

4) Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

5) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

6) Seksi Kesejahteraan Rakyat

7) Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur Organisasi Kecamatan dapat dilihat dalam bagan berikut :

Bagan 1

Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Susukan

Camat

Page 75: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

59

Sumber: Perda Kabupaten Semarang No. 4 Tahun 2011

Adapun rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh bupati untuk menangani sebagian urusan

otonomi daerah.

b) Sekertaris camat melaksanakan sebagian tugas Camat di

sebagian bidang penyusunan perencanaan, pengelolaan

administrasi keuangan, administrasi umum dan administrasi

kepegawaian.

c) Kasi Tata Pemerintahan melaksanakan sebagian tugas Camat di

bidang tata pemerintahan.

d) Kasi Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang pembangunan,

pemberdayaan masyarakat dan desa.

KasiKesejahteraanRakyat

Kasi ketentramandan KetertibanUmum

Sekertaris camat

KasiPembangunan danpembangunn

Kelompok JabatanFungsional

Kasi TataPemerintahan

Page 76: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

60

e) Kasi Kesejahteraan Rakyat melaksanakn sebagian tugas Camat

di bidang kesejahteraan rakyat.

f) Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum melaksanakan

sebagian tugas Camat di bidang ketentraman dan ketertiban

umum.

B. Profil Keluarga yang Melakukan Gugat Cerai

1. Ibu Mutia dan Bapak Triyanto

Dia tinggal di Dusun Galangan Rt 04/05, Desa Gentan,

Kecamatan Susukan, berumur 46 tahun dan berprofesi sebagai buruh

tani yang penghasilannya tidak tetap dan tidak menentu, latar belakang

pendidikannya adalah Sekolah Dasar (SD), yang mana pada saat itu

kondisi ekonomi membuat Ibu Mutia tidak dapat melanjutkan

pendidikan kejenjang yaang lebih tinggi, sedangkan suaminya bernama

Bapak Triyanto yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai

buruh harian lepas, latar belakang pendidikannya adalah Sekolah

Dasar (SD) , sebelum menikah Ibu Mutia adalah seorang karyawan di

sebuah perusahaan yang menghantarkan beliau berkenalan dengan

suaminya tersebut, dia dan suami melangsungkan pernikahan pada usia

21 tahun dan suaminya 22 tahun, pernikahan Ibu Mutia dengan

suaminya berlangsung pada tanggal 14 Juni 1993 dan hidup bersama-

sama selama kurang lebih 20 tahun dan dikaruniai 2 orang anak.

2. Ibu Siti Puji Astutik dan Bapak Sutanto

Page 77: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

61

Dia tinggal di Dusun Krasaksari Rt 02/07, Desa Koripan,

Kecamatan Susukan, berumur 23 tahun dan pendidikan terakhirnya

adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), suami Ibu Puji adalah Bapak

Sutanto yang berumur 35 tahun, memiliki latar belakang pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan berprofesi sebagai pedagang.

Setelah lulus dari sekolah, Ibu Puji memutuskan untuk bekerja dan

berselang beberapa tahun kemudian Ibu Puji memutuskan untuk

melangsungkan pernikahan dengan Bapak Sutanto yang menjadi

teman kerjanya, meskipun usia mereka terpaut tiga belas tahun namun

tidak menghalangi mereka untuk membangun sebuah keluarga, setelah

kurang lebih satu bulan berkenalan, mereka pun memutuskan untuk

menikah, Ibu Puji melangsungkan pernikahan pada umur 20 tahun dan

suaminya 33 tahun, dan pernikahan tersebut berlangsung pada tanggal

31 Mei 2015, dan selama pekawinan beliau dikaruniai seorang anak

laki-laki.

3. Ibu Sulistyowati dan Bapak Firman Syah

Ibu Sulistyowati bekerja sebagai karyawati konveksi, tinggal di

Dusun Bulu Rt 05/05, Desa Gentan, Kecamatan Susukan, umur Ibu

Sulis adalah 29 tahun, pendidikan terakhirnya adalah Sekolah

Menengah Kejurusan (SMK). Dia melangsungkan perkawinannya di

usia 23 tahun dan suaminya di usia 24 tahun, suami Ibu Sulis adalah

seorang wiraswasta yang merupakan lulusan dari Sekolah Menengah

Atas (SMA), pernikahan mereka berlangsung pada tanggal 22 Maret

Page 78: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

62

2012. Selama berkawinannya yang kurang lebih tiga tahun, Ibu

Sulistyowati telah dikaruniai seorang anak laki-laki.

4. Ibu Sri Rahayu dan Bapak Dwi Ismanta

Ibu Sri Rahayu merupakan sosok perempuan yang berumur 23

tahun, bekerja sebagai seorang karyawati di sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang tekstil, dia tinggal di Dusun Kauman Rt 01/06,

Desa Timpik, Kecamatan Susukan, pendidikan terakhirnya adalah

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berada di desa tersebut,

sedangkan suaminya adalah Bapak Dwi Ismanta yang berusia satu

tahun lebih tua dari Ibu Sri, latar belakang pendidikannya adalah

Sekolah Dasar (SD) dan bekerja sebagai buruh serabutan, Ibu Sri

memutuskan untuk menikah di usia yaitu 20 tahun dan suami berusia

21 tahun, pernikahannya berlangsung pada 22 Maret 2015 dan telah

dianugerahi seorang anak laiki-laki.

5. Ibu Ida Nur Janah dan Bapak Sukiran

Ibu Ida bertimpat tinggal di Dusun Petak Rt 03/01, Desa

Sidoharjo, Kecamatan Susukan, usianya 48 tahun, pendidikannya

adalah seorang Sarjana (S1) dari sebuah Perguruan Tinggi di

Kabupaten Semarang. Sedangkan suaminya adalah Bapak Sukiran

yang berusia 50 tahun yang merupakan teman kuliah Ibu Ida, dia

merupakan seorang lulusan Sarjana (S1) dari Perguruan Tinggi yang

sama dengan Ibu Ida dan berprofesi sebagai karyawan swasta. Pada

tanggal 30 Januari 1988 Ibu Ida melangsungkan pernikahan dengan

Page 79: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

63

Bapak Sukiran di usia 20 tahun dan suami berusia 22 tahun, selama

perkawinannya yang kurang lebih selama 18 tahun, Ibu Ida telah

dikaruniai tiga orang anak laki-laki.

6. Ibu Ayu Anis Utmawati dan Bapak Juni Agus Triyanto

Ibu Anis berdomisili di Dusun Tawang 4 Rt 02/04, Desa

Tawang, Kecamatan Susukan. Semula dia tinggal di Kecamatan

Banyumanik, Kota Semarang yang kemudian berdomisili di rumah

kakaknya di Dusun Tawang 4, pendidikan terakhir Ibu Anis adalah

Sekolah Menengah Umum (SMU), di usia muda yaitu 18 tahun Ibu

Anis melangsungkan pernikahan dengan Bapak Agus yang pada saat

itu berusia 21 tahun, yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP), suaminya merupakan seorang karyawan dari sebuah pabrik

roti, pernikahan tersebut berlangsung pada tahun 2012. Selama

perkawinannya yang kurang lebih selama 5 tahun, Ibu Anis dan

suaminya telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang telah menginjak

usia lima tahun.

7. Ibu Erna Mulyani dan Bapak Sabar Subagio

Dia tinggal di Dusun Dalaman Rt 27/07, Desa Kenteng,

Kecamatan Susukan. Ibu Erna berusia 29 tahun, pendidikan

terakhirnya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Ibu

Erna melangsungkan pernikahannya yaitu di tahun 2010 yang mana

pada saat itu usianya adalah 22 tahun dan suami berusia 41 tahun. Dia

menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Bapak Sabar,

Page 80: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

64

berprofesi sebagai seorang terapi dan merupakan seorang lulusan dari

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) , perkenalan Ibu Erna

berawal ketika dia melakukan pengobatan terapi dengan laki-laki

tersebut, meskipun usia antara Ibu Erna dengan sumainya terpaut

cukup jauh yaitu 19 tahun namun bukan menjadi hambatan untuk tetap

menjalin komunikasi dan membangun rumah tangga dengannya.

Selama perkawinannya yang kurang lebih empat tahun, Ibu Erna dan

suami telah dikaruniai seorang anak laki-laki. Selama perkawinannya

beliau juga pernah menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di

Taiwan untuk membantu perekonomian keluarganya.

8. Ibu Dwi Lestari dan Bapak Joko Wahyudi

Ibu Dwi merupakan sosok perempuan yang berprofesi sebagai

wiraswasta, berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),

dia tinggal di Dusun Krajan Rt13/03, Desa Kemetul, Kecamatan

Susukan, usianya telah menginjak 32 tahun. Suaminya bernama Bapak

Joko yang bekerja sebagai wiraswasta dan memiliki latar belakng

pendidikan yang sama dengan Ibu Dwi, suaminya telah menginjak usia

34 tahun. Pada tahun 2005 tepatnya tanggal 02 Februari antara Ibu

Dwi dan Bapak Joko melangsungkan pernikahan, di mana usia Ibu

Dwi pada saat itu adalah 20 tahun dan suami berusia 22 tahun. Selama

menjalani biduk rumah tangga yang kurang lebih 10 tahun, Ibu Dwi

dan suami telah dianugerahi seorang anak perempuan dan seorang

anak laki-laki.

Page 81: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

65

C. Faktor- Faktor Perceraian

Setiap perceraian antara suami dan istri tentunya selalu disebabkan

oleh faktor-faktor yang mendorong terjadinya perceraian, dengan adanya

faktor-faktor tersebut suami atau istri dapat mengajukan cerai talak

ataupun gugat cerai ke Pengadilan Agama. Faktor perceraian merupakan

masalah yang menjadi penyebab kerusakan atau putusnya sebuah

perkawinan, penyebab perceraian tentunya sangat beragam. Permasalahan

yang muncul dalam sebuah rumah tangga merupakan hal yang wajar,

karena menyatukan dua insan dalam sebuah ikatan yang suci bukanlah hal

yang mudah jika tidak didasarkan pada tujuan yang sama. Permasalahan

yang muncul tentunya harus diselesaikan bersama-sama untuk menjaga

keharmonisan dan keutuhan dalam berumah tangga. Berikut ini adalah

tabel yang menunjukkan faktor –faktor penyebab gugatan perceraian yang

dilakukan istri kepada suaminya berdasarkan beberapa responden di

Kecamatan Susukan.

Tabel 9

Faktor-Faktor Perceraian Pelaku Gugat Cerai

NO NAMA FAKTOR PERCERAIAN

1 Ibu Mutia Ekonomi

Terdapat pihak ketiga yang telah dinikahi

2 Ibu Siti Puji Astutik Terjadi kesalahpahaman, istri diduga

mempunyai pihak ketiga namun dalam

kenyataannya tidak benar sehingga suami

Page 82: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

66

meninggalkannya

3 Ibu Sulistyowati Terdapat pihak ketiga

Terdapat tindak pidana yang dilakukan

oleh suami

4 Ibu Sri Rahayu Ekonomi

Tidak bertanggung jawab dalam memberi

nafkah

5 Ibu Ida Nur Janah Terdapat pihak ketiga

Suami pergi meninggalkannya tanpa kabar

hingga puluhan tahun

6 Ibu Ayu Anis. U Tidak mampu mencukupi ekonomi

Tidak ada perhatian dan kasih sayang

Percekcokan dan perselisihan

7 Ibu Erna Mulyani Suami pergi tanpa memberi kabar

Komunikasi yang terputus

Kekerasan dalam rumah tangga

Adanya unsur penipuan

8 Ibu Dwi Lestari Ekonomi

Tidak bertanggung jawab

Tidak dapat memenuhi kebutuhan

Sering pergi tanpa kabar secara berulang-

ulang tanpa kejelasan

Page 83: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

67

D. Pemahaman Pelaku Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya

Pemahaman terhadap suatu tindakan hukum merupakan suatu hal

yang semestinya harus diketahui dan dimengerti oleh setiap warga negara

Indonesia termasuk di dalamnya mengenai akibat-akibat hukum dari

sebuah tindakan hukum. Hal ini dimaksudkan agar pelaku tindakan hukum

tersebut mengetahui akibat-akibat hukum yang diterimanya serta untuk

menghindari hal-hal yang justru dapat merugikannya. Akibat hukum dari

sebuah tindakan hukum tentunya dapat berupa hak atau kewajiban yang

harus diterima atau harus dikerjakan. Gugatan perceraian merupakan

sebuah tindakan hukum yang mana seorang istri menjadi subjek atau

orang yang berperan aktif atas tindakan hukum yang dilakukannya. Tabel

berikut ini menunjukkan pemahaman istri pelaku gugat cerai di terhadap

akibat hukumnya Kecamatan Susukan serta akibat hukum yang

diterimanya adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Pemahaman Istri Terhadap Akibat Hukum Gugatan Perceraian dan Akibat

Hukumnya

Pemahaman Mengenai Akibat

Hukum Gugatan PerceraianNo Nama

Mengetahui Tidak

1 Ibu Mutia - Tidak

2 Ibu Siti Puji Astutik - Tidak

Page 84: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

68

3 Ibu Sulistyowati - Tidak

4 Ibu Sri Rahayu - Tidak

5 Ibu Ida Nur Janah - Tidak

6 Ibu Ayu Anis. U - Tidak

7 Ibu Erna Mulyani - Tidak

8 Ibu Dwi Lestari - Tidak

Ketidakpahaman istri pelaku gugat cerai terhadap akibat hukumnya

disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Tingkat pendidikan yang rendah

2. Kurangnya sosialaisasi mengenai akibat hukum perceraian

3. Tingkat kesadaran hukum yang rendah

Tabel 11

Akibat Hukum Pelaku Gugat Cerai

No NamaNafkahIddah

NafkahMut’ah

HakHadhanah

NafkahAnak

1 Ibu Mutia - -

2 Ibu Siti Puji Astutik - - -

3 Ibu Sulistyowati - - -

4 Ibu Sri Rahayu - - -

5 Ibu Ida Nur Janah - - -

6 Ibu Ayu Anis. U - - -

7 Ibu Erna Mulyani - - -

Page 85: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

69

8 Ibu Dwi Lestari - -

E. Upaya Hukum yang Dilakukan Istri untuk Mendapatkan Hak-

Haknya Kembali

Dalam sebuah kasus gugat cerai ataupun cerai talak, terdapat hak-

hak istri yang dapat dimintakan kepada suami dengan melalui prosedur

hukum. Di dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 mengenai

Peradilan Agama memberikan hak untuk mengajukan gugatan komulasi,

yaitu istri dapat mengajukan gugatan perceraian secara komulasi dengan

penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama suami istri,

atau dapat diajukan sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan

hukum tetap. Seperti halnya istri, suami juga dapat mengajukan

permohonan talak yang dikomulasikan dengan permohonan penguasaan

anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama atau dapat diajukan

setelah pelaksanaan ikrar talak suami kepada istri. Pada tabel berikut

menunjukkan pemahaman istri di Kecamatan Susukan terhadap upaya

hukum untuk mendapatkan hak-haknya dan tindakan upaya hukum yang

dilakukannya.

Tabel 12

Pemahaman dan Upaya Hukum yang Dilakukan Istri

No NamaPaham Tentang

Upaya Hukum

Upaya Hukum

Komulasi

1 Ibu Mutia Tidak - Tidak -

Page 86: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

70

2 Ibu Siti Puji Astutik - Paham Tidak -

3 Ibu Sulistyowati Tidak - Tidak -

4 Ibu Sri Rahayu Tidak - Tidak -

5 Ibu Ida Nur Janah Tidak - Tidak -

6 Ibu Ayu Anis. U - Paham Tidak -

7 Ibu Erna Mulyani - paham Tidak -

8 Ibu Dwi Lestari Tidak - Tidak -

F. Latar Belakang dan Duduk Perkara Gugatan Perceraian

1. Ibu Mutia

Pada tahun 1993 Ibu Mutia melangsungkan pernikahannya

dengan suaminya yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Setelah

pernikahan Ibu Mutia memutuskan untuk tinggal bersama keluarga

suaminya di Desa Gentan, Kecamatan Susukan selama tiga tahun.

Kemudian Ibu Mutia dan suami membangun rumah di wilayah

tersebut yang kemudian menjadi rumah kediaman bersama selama 20

tahun. Selama pernikahan Ibu Mutia telah dikaruniai 2 orang anak

laki-laki, yang mana anak tersebut sekrang ikut bersama Ibu Mutia.

Seiring berjalannya waktu hubungan suami istri antara Ibu Mutia

dengan suaminya mulai goyah yang disebabkan perselisihan dan

perbedaan pendapat, hingga pada bulan Januari 2016 antara Ibu Mutia

dengan suaminya pisah rumah, dia tetap tinggal di rumah kediaman

Page 87: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

71

bersama dan suaminya tinggal bersama orang tuanya. Selama pisah

rumah suaminya tidak pernah memperdulikan atau mengurusi Ibu

Mutia, suami pun juga tidak memberikan nafkah kepada Ibu Mutia

yang masih menjadi kewajibannya.

2. Ibu Siti Puji Astutik

Pada bulan Mei 2015 Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Susukan telah mencatat pernikahan yang

dilangsungkan oleh Ibu Puji dengan suaminya. Setalah menikah Ibu

Puji bersama suamiya tinggal secara berpindah-pindah, terkadang

tinggal di rumah orang tua suaminya dan kadang juga tinggal di rumah

orang tuanya sendiri. Terakhir tinggal bersama yaitu di rumah orang

tua Ibu Puji selama 6 bulan. Selama perkawinannya telah dikaruniai

seorang anak laki-laki yang ikut bersama Ibu Puji. Terjadinya

kesalahapahaman anatara suaminya dengan Ibu Puji mengakibatkan

goyahnya hubungan rumah tangga mereka, hingga pada bulan

November tahun 2015 Ibu Puji dan suami pisah rumah, suami pulang

kerumah orang tuanya di Ampel dan Ibu Puji tetap tinggal di rumah

orang tuanya di Susukan. Selama pisah rumah suaminya tidak pernah

memperdulikan atau mengurusi Ibu Puji, suami pun juga tidak

memberikan nafkah kepada Ibu Puji yang masih menjadi

kewajibannya.

3. Ibu Sulistyowati

Page 88: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

72

Ibu Sulis melangsungkan pernikahannya dengan suaminya yaitu

pada bulan Maret tahun 2012 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Susukan. Setelah

melangsungkan pernikahan, Ibu Sulis tinggal bersama suaminya di

Lampung selama kurang lebih satu tahun, kemudian pindah ke rumah

orang tua Ibu Sulis di Susukan selama tiga tahun, selama

perkawinannya telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang lahir pada

tahun 2014 dan sekarang anak tersebut ikut bersama Ibu Sulis. Pada

pertengahan tahun 2016 ketentraman rumah tangga Ibu Sulis mulai

goyah, hingga pada bulan Januari tahun 2017 antara Ibu Sulis dan

suaminya pisah rumah, suami berada di Lapas II A Ambarawa dan Ibu

Sulis tinggal bersama orang tuanya. Akibat suaminya berada di Lapas

maka secara otomatis suami tidak dapat mengurusi dan memberi

nafkah kepada Ibu Sulis, keberadaan suami di Lapas II A Ambarawa

merupakan kedua kalinya, sebelumnya suami Ibu Sulis berda di Lapas

II A Boyolali.

4. Ibu Sri Rahayu

Pada bulan Maret 2015 Ibu Sri melangsungkan pernikahan

dengan suaminya yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Susukan. Setelah menikah Ibu Sri

bertempat tinggal secara berpindah-pindah, baik di rumah orang tua

suaminya maupun di rumah orang tuanya sendiri, sebelum berpisah

dengan suaminya terakhir bertempat tinggal di rumah orang tua Ibu Sri

Page 89: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

73

selama kurang lebih tiga bulan. Selama perkawinannya Ibu Sri dan

suami telah hidup bersama-sama selayaknya suami istri dan telah

dianugerahi seorang anak laki-laki, anak tersebut sekarang berada di

bawah asuhan Ibu Sri. Pada masa-masa awal penikahannya,

ketentraman dan keharmonisan rumah tangga antara beliau dengan

suaminya tidak terwujud, yang mana sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran yang secara terus menerus yang disebabkan karena Ibu

Sri merasa bahwa suaminya kurang memberikan rasa tanggung jawab

sebagai kepala keluarga dan tidak bisa mencukupi kebutuhan ekonomi

keluarga. Hal tersebut terjadi secara terus menerus hingga pada

puncaknya antara Ibu Sri dan suaminya pisah rumah, suami pulang ke

rumah orang tuanya yang berada di Desa Badran sedangkan Ibu Sri

tetap berada di rumah orang tuanya, pisah rumah tersebut berlangsung

selama dua tahun hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk

menggugat cerai suaminya. Selama pisah rumah suami Ibu Sri sudah

tidak memperdulikan dan mengurusi serta tidak memberikan nafkah

wajib kepadanya.

5. Ibu Ida Nur Janah

Pada bulan Januari 1988 antara Ibu Ida dan suaminya

melangsungkan pernikahannya di Kecamatan Susukan yang telah

dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama setempat.

Setelah menikah Ibu Ida ikut bersama suami tinggal di rumah orang

tua suaminya di Kendal kurang lebih selama satu tahun, kemudian Ibu

Page 90: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

74

Ida dan suaminya memutuskan untuk pindah ke rumah orang tua Ibu

Ida yang berada di Kecamatan Susukan kurang lebih selama 18 tahun,

namun selama berada di rumah orang tua Ibu Ida, suami jarang berada

di rumah, hingga puncaknya pada pertengahan tahun 2007 suami Ibu

Ida pergi tanpa izin, tidak diketahui kemana perginya, tidak diketahui

keberadaannya serta tidak kembali. Ibu Ida telah berusaha untuk

mencari keberadaan suaminya baik di tempat kerja maupun di rumah

orang tuanya, namun tidak berhasil. Selama perkawinannya Ibu Ida

telah dianugerahi tiga orang anak laki-laki yang lahir pada tahun 1989,

1991, 1994. Mengingat anak-anaknya yang masih kecil pada saat itu

Ibu Ida memutuskan untuk bertahan dan mengharap suaminya dapat

kembali, namun pada akhirnya di tahun 2016 Ibu Ida mengajukan

gugatan perceraian kepada suaminya yang tak kunjung kembali.

6. Ibu Ayu Anis Utmawati

Ibu Ayu dan suaminya melangsungkan pernikahannya

dihadapan dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Banyumanik pada tahun 2012. Setelah menikah

antara Ibu Ayu dan suaminya hidup secara rukun, harmonis dan

tinggal bersama di rumah orang tua suami di Banyumanik selama

kurang lebih lima tahun. Selama pernikahannya Ibu Ayu dikaruniai

seorang anak laki-laki yang telah berumur lima tahun, anak tersebut

sekarang bersama Ibu Ayu. Semenjak anak lahir, mulailah terjadi

perselisihan dan percekcokan secara terus menerus yang disebabkan

Page 91: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

75

oleh berbagai faktor, hingga pada awal tahun 2017 Ibu Ayu diusir dari

rumah dan dalam keadaan terpaksa Ibu Ayu pun pulang kerumah

kakaknya yang berada di Desa Tawang Kecamatan Susukan. Keadaan

yang seperti ini membuat rumah tangga Ibu Ayu semakin tidak

membaik, beliau semakin mengalami tekanan batin dan menderita,

selama pisah rumah suami sudah tidak memperdulikan dan mengurusi

serta tidak memberi nafkah wajib kepada Ibu Ayu, setelah lima bulan

berlalu akhirnya Ibu Ayu memutuskan untuk menggugat cerai suami

karena merasa sudah tidak sanggup lagi untuk meneruskan hubungan

rumah tangganya dan tidak ada jalan lain kecuali bercerai, meskipun

kedua pihak keluarga sudah berulang kali untuk menasehati namun

tidak berhasil.

7. Ibu Erna Mulyani

Ibu Erna telah melangsungkan pernikannya dengan suaminya di

Kecamatan Mangkang, Kota Semarang dan telah dicatat oleh Pegawai

Pencatatn Nikah Kantor Urusan Agama setempat, pernikahan tersebut

berlangsung pada pertengahan tahun 2010. Setelah menikah Ibu Erna

dan suami bertempat tinggal di rumah orang tuanya Ibu Erna kurang

lebih selama dua tahun, selama perkawinan Ibu Erna dikaruniai

seorang anak laki-laki. Namun sejak awal tahun 2013 mulailah terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang sulit untuk

didamaikan, Ibu Erna yang terkadang mengingatkan suaminya agar

tidak lalai dalam tanggung jawab, namun terkadang menimbulkan

Page 92: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

76

pertengkaran, hingga pada puncaknya pertengahan tahun 2014 suami

meninggalkan rumah kediaman bersama tanpa sepengetahuan Ibu

Erna, Ibu Erna pun juga memutuskan untuk kembali ke rumah orang

tuanya di Desa Kenteng. Selama pisah tersebut suami tidak

memperdulikan dan tidak pernah memberikan apapun sebagai nafkah

kepada Ibu Erna yang masih menjadi istrinya. Ibu Erna telah berusaha

untuk mengajak suami kembali ke rumah kediaman bersama dan

membina rumah tangga kembali namun suami selalu menolak.

Akhirnya Ibu Erna mengajukan gugatan perceraian kepada suami pada

tahun 2016.

8. Ibu Dwi Lestari

Pada awal tahun 2005 Ibu Dwi dan suami melangsungkan

pernikahan dihadapan dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Susukan. Setelah menikah Ibu Dwi ikut

bersama suami tinggal di rumah orang tua suami di salah satu desa di

Kecamatan Kaliwungu selama kurang lebih 10 tahun 1 bulan hidup

secara rukun dan harmonis. Selama waktu tersebut telah dianugerahi

seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, kedua anak

tersebut sekarang tinggal bersama Ibu Dwi. Ketentraman rumah tangga

Ibu Dwi mulai goyah yaitu pada awal tahun 2015 yang mana sering

terjadi pertengkaran dan perselisihan yang dikarenakan suami kurang

memberikan tanggung jawab kepada keluarga. Hal tersebut terjadi

terus menerus hingga pada puncaknya yaitu bulan September 2015,

Page 93: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

77

Ibu Dwi memutuskan untuk pisah rumah dengan suaminya dan

kembali ke rumah orang tuanya di Desa Kemetul dan suaminya tetap

tinggal di Kaliwungu. Hal tersebut berlangsung selama dua tahun

hingga Ibu Dwi mengajukan gugatan perceraian yaitu pada akhir 2017

dan masih dalam keadaan pisah rumah. Selama pisah rumah tersebut

suami tidak pernah memperdulikan dan mengurusi keluarganya serta

tidak memberikan nafkah wajib kepada beliau.

Tabel 13

Kutipan Nomor Akta Nikah dan Nomor Salinan Putusan

No NamaKutipan Akta

Nikah Nomor

Salinan Putusan

Nomor

1 Ibu Mutia 134/43/VI/1993

Kec. Simo

0709/Pdt.G/2017/P

A. Sal

2 Ibu Siti Puji Astutik 0174/43/V/2015

Kec. Susukan

0707/Pdt.G/2017/P

A. Sal

3 Ibu Sulistyowati 122/50/III/2012

Kec. Susukan

0644/Pdt.G/2017/P

A. Sal

4 Ibu Sri Rahayu 0083/12/III/2015

Kec. Susukan

0806/Pdt.G/2017/P

A. Sal

5 Ibu Ida Nur Janah 31/431/I/1988

Kec. Susukan

0996/Pdt.G/2016/P

A. Sal

6 Ibu Ayu Anis. U 0567/042/IX/201

2 Kec.

Banyumanik

0484/Pdt.G/2017/P

A. Sal

7 Ibu Erna Mulyani 679/16/VII/2010

Kec. Mangkang

1197/Pdt.G/2016/P

A. Sal

8 Dwi Lestari 71/02/II/2005 0972/Pdt.G/2017/P

Page 94: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

78

Kec. Susukan A. Sal

BAB IV

ANALISIS PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI

TERHADAP AKIBAT HUKUMNYA

A. Faktor-Faktor Gugatan Perceraian Istri terhadap Suami

Hubungan perkawinan dapat putus karena disebabkan beberapa hal

salah satunya yaitu karena perceraian, baik perceraian yang diajukan oleh

suami kepada istri (cerai talak) ataupun sebaliknya (gugat cerai). Di dalam

mengajukan suatu perceraian maka harus disertai alasan-alasan yang

menjadi faktor penyebab ketidakharmonisan dan ketidakrukunan

hubungan perkawinan.

Di dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 39

(2) ditegaskan bahwa untuk melakukan perceraian harus disertai alasan

yang menunjukkan bahwa suami istri tidak dapat hidup rukun sebagai

suami istri. Alasan-alasan perceraian tersebut diantaranya:

1. Salah satu pihak berbiat zina menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemauannya.

Page 95: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

79

3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain.

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami

atau istri.

6. Antara suami dan istri secara terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 116 menyebutkan

bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Salah satu pihak berbuat zina, menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemauannya.

3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain.

Page 96: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

80

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami

atau istri.

6. Antara suami dan istri secara terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

7. Suami melanggar taklik-talak.

8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan ketidakrukunan

dalam rumah tangga.

Adapun sighat taklik-talak diatur dalam Peraturan Menteri Agama

No. 2 Tahun 1990 yang isinya adalah:

1. Meninggalkan istri tersebut dua tahun berturut-turut.

2. Atau tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya.

3. Atau menyakiti badan atau jasmani istri.

4. Atau membiarkan (tidak memperdulikan) istri selama enam

bulan lamanya.

Kasus gugatan perceraian yang dilakukan istri terhadap suaminya

di Kecamatan Susukan berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa seorang

istri di dalam mengajukan gugatan perceraian menyertakan lebih dari satu

alasan perceraian.

Faktor ekonomi dan tidak bertanggung jawab dalam memenuhi

nafkah menjadi faktor penyebab tertinggi terjadinya gugatan perceraian

yaitu dengan empat kasus. Faktor ekonomi yang menyebabkan gugatan

Page 97: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

81

perceraian tersebut karena suami tidak bekerja, suami bekerja namun tidak

dapat mencukupi kebutuhan istri serta suami bekerja namun tidak mau

mencukupi kebutuhan istri (pelit). Hal ini mengakibatkan terjadinya

perselisihan dan pertengkaran yang menyebabkan hubungan suami istri

menjadi tidak harmonis. Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal

34 (1) secara tegas menyebutkan bahwa suami berkewajiban untuk

melindungi dan menjaga serta memenuhi segala keperluan dan kebutuhan

istrinya sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan pasal tersebut seorang

suami haruslah menyadari akan tanggung jawabnya untuk bekerja dan

memberikan nafkah kepada istrinya. Menafkahi keluarga dengan benar

adalah salah satu kewajiban utama seorang kepala keluarga dan dengan

inilah dia disebut pemimpin bagi keluarganya. Allah SWT telah berfirman

dalam Al Qur’an QS. An Nisa’ (4): 34 yang berbunyi:

الرجال قوامون على النساء بما فضل اللھ بعضھم على بعض وبما أنفقوامن

أموالھم

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yanglain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkansebagian dari harta mereka”. (QS an-Nisa’ (4): 34).

Selain karena faktor ekonomi, gugatan perceraian istri terhadap

suami di Kecamatan Susukan juga disebabkan karena faktor suami yang

meninggalkan istri, faktor ini merupakan faktor tertinggi setelah faktor

ekonomi yaitu dengan tiga kasus. Di dalam mempertahankan keutuhan

rumah tangganya para istri telah berusaha mencari keberadaan suami, baik

ke tempat kerjanya ataupun ke rumah orang tuanya namun tidak ada

Page 98: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

82

hasilnya. Faktor ini tentunya sangat bertentangan dengan Undang-Undang

Perkawinan pasal 31 (3) yang menyebutkan bahwa suami adalah kepala

keluarga. Sebagai suami seharusnya mampu menjaga dan mengayomi

keluarganya sebagai wujud rasa tanggung jawab, bukan menelantarkannya

tanpa suatu kejelasan dan kepastian. Dengan suami meninggalkan istrinya

tanpa kejelasan melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka suami

telah melanggar sighat taklik talak.

Faktor selanjutnya yaitu karena adanya pihak ketiga

(perselingkuhan) yaitu dengan tiga kasus. Yang dimaksud dengan pihak

ketiga yaitu seseorang yang menjadi kekasih atau menjalin hubungan

dengan pihak suami. Dari tiga kasus tersebut terdapat satu kasus

perselingkuhan yang telah melangsungkan pernikahan secara sirri atau

tanpa persetujuan dari istri sahnya.

Kemudian terdapat faktor-faktor lain yaitu adanya kekerasan dalam

berumah tangga, adanya tindak pidana yang dilakukan oleh suami yang

mengakibatkan suami dipenjara, adanya kesalahpahaman serta kurangnya

perhatian dan kasih sayang dari suami. Keseluruhan faktor tersebut

menyebabkan sering terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus

menerus yang berakibat pada perceraian.

B. Pemahaman Istri Pelaku Gugat Cerai terhadap Akibat Hukumnya

Pemahaman istri terhadap akibat hukum dari sebuah perceraian

tentunya sangat erat kaitannya dengan pemahaman istri terhadap peraturan

perundang-undangan tentang perkawinan, baik Undang-Undang No. 1

Page 99: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

83

Tahun 1974 tentang Perkawinan maupun Hukum Kompilasi Islam. Di

dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-

Undangan pasal 81 menjelaskan bahwa setiap peraturan perundang-

undangan yang telah diundangkan dalam lembaran negara maka setiap

orang dianggap telah mengetahuinya. Dari penjelasan pasal tersebut maka

masyarakat dituntut untuk bersikap aktif di dalam mencari dan memahami

Undang-undang mengenai perbuatan hukum yang dilakukannya.

Suatu perbuatan hukum yang bersifat hukum pidana maupun

perdata tentunya mempunyai sebuah akibat hukum yang menyertai

perbuatan hukum tersebut. Dalam perkawinan terdapat hak dan kewajiban

yang dimiliki oleh suami maupun istri, begitu juga dalam suatu perceraian

baik yang diajukan oleh suami maupun istri tentunya juga terdapat hak dan

kewajiban yang ditimbulkan sebagai suatu akibat hukum dari perceraian.

Pemahaman istri pelaku gugat cerai di Kecamatan Susukan mengenai

akibat hukum dari sebuah perceraian tidak begitu dipahami secara

menyeluruh dan bahkan terdapat responden yang tidak mengetahui sama

sekali. Berdasarkan pada tabel 10 menunjukkan bahwa dari 8 istri yang

mengajukan gugatan perceraian kepada suaminya tidak terdapat seorang

pun yang mengetahui akibat hukum gugatan perceraian, sehingga dalam

mengajukan gugatan perceraian, istri selaku penggugat tidak menuntut dan

tidak menerima hak-haknya yang telah dijamin oleh Undang-undang, para

istri pelaku gugat cerai lebih memilih untuk mengesampingkan dan

Page 100: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

84

mengabaikan akibat hukum perceraian dan lebih menginginkan untuk

segera menyelesaikan dan mengakhiri hubungan perkawinannya.

Dalam gugatan perceraian yang diajukan oleh istri terhadap suami

terdapat beberapa hak yang seharusnya diterima ataupun dapat dituntut

kepada suami, ketentuan mengenai akibat hukum dari gugatan perceraian

diatur secara lebih lengkap dalam Kompilasi Hukum Islam jika

dibandingkan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan.

Beberapa hak yang dapat dituntut oleh istri kepada suaminya

akibat gugatan perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam, di antaranya:

1. Selama proses berlangsungnya gugatan perceraian, istri selaku

penggugat dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan Agama

berupa:

a. Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami.

b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya

barang-barang yang menjadi hak bersama suami istri atau barang-

barang yang menjadi hak istri ataupun suami.

2. Nafkah iddah yaitu nafkah yang diberikan dalam waktu tunggu yang

dapat memungkinkan untuk kedua belah pihak dapat rujuk kembali.

3. Nafkah Mut’ah

Menurut madzhab Syafi’i mengutip dari Zakariya al-Anshari dalam

kitabnya Asna al-Mathalib Syarhu Raudl ath-Thalib menjelaskan

bahwa mut’ah secara bahasa berarti kesenangan, sedangkan secara

Page 101: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

85

istilah mut’ah adalah nama yang digunakan untuk menyebut harta-

benda yang wajib diberikan laki-laki (mantan suami) kepada

perempuan (mantan isteri) karena ia menceraikannya. Selama istri

tidak berbuat nusyuz maka istri tetap berhak untuk mendapatkan

mut’ah dari mantan suaminya, meskipun perceraian bukan berasal dari

suami.

4. Hak hadhanah yaitu hak untuk memelihara dan mengasuh anak yang

belum mumayyiz.

5. Hak untuk mendapatkan nafkah hadhanah untuk anak-anak yang

belum mencapai umur 21 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis sesuai dalam

tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat hak-hak yang tidak diterima oleh

para istri yang seharusnya diberikan kepadanya setelah perceraian.

Berdasarkan tabel 8 keseluruhan responden menyatakan tidak menerima

nafkah iddah, kemudian hanya terdapat seorang responden yang menerima

nafkah mut’ah yaitu Ibu Mutia, pada tabel 8 juga menunjukkan bahwa

keseluruhan responden mendapatkan hak hadhanah anak, namun hanya

terdapat seorang responden yang menerima nafkah hadhanah anak dari

mantan suaminya yaitu Ibu Dwi Lestari.

Ketentuan pemberian nafkah iddah suami kepada istri termuat

dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 149 sebagai akibat dari cerai talak,

namun di dalam buku II Pedoman Teknis Pengadilan Agama ditentukan

bahwa apabila gugatan cerai yang diajukan oleh istri dengan alasan adanya

Page 102: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

86

kelalaian tanggung jawab atau kekerasan suami, maka hakim secara ex

officio dapat menetapkan nafkah iddah dan nafkah mut’ah. Sedangkan

mengenai nafkah mut’ah juga diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal

149 sebagai akibat dari cerai talak, dan diatur lebih spesifik dalam pasal

158 dan 159 KHI. Pasal 158 KHI menyebutkan bahwa mut’ah diberikan

suami kepada istri apabila belum ditetapkannya mahar bagi istri ba’da al

dukhul dan perceraian tersebut atas kehendak suami, namun dalam pasal

159 KHI disebutkan adanya pemberian mut’ah sunnat yang diberikan

suami kepada istri tanpa syarat sebagaimana dalam pasal 158 KHI.

Undang-Undang Perkawinan pasal 41 menjelaskan bahwa pemeliharaan

anak merupakan kewajiban dari kedua orang tua, namun apabila terdapat

perselisihan dalam hak penguasaan anak, maka pengadilan dapat

memutuskannya. Sedangkan dalam KHI hak hadhanah diberikan kepada

seorang ibu apabila anak tersebut belum mumayyiz dan anak tersebut

berhak menentukan untuk mendapatkan hadhanah dari bapak atau ibunya

apabila sudah mumayyiz. Untuk pembiayaan atau nafkah hadhanah anak

Undang-Undang Perkawinan pasal 41 (b) membebankan kewajiban

tersebut kepada bapak (suami), namun apabila tidak dapat memenuhinya

maka ibu (istri) juga ikut memikul biaya tersebut, sementara itu dalam

KHI pasal 156 (d) bahwa semua biaya atau nafkah hadhanah menjadi

tanggungan ayah (suami) sesuai dengan kemampuannya, sekurang-

kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan mampu mengurusi diri

Page 103: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

87

sendiri (21 tahun), apabila terjadi perselisihan maka pengadilan dapat

memberikan putusannya.

Selama proses perceraian baik suami maupun istri sudah tidak

tinggal secara bersama-sama, bahkan sebelum istri mengajukan gugatan

perceraian, salah satu pihak telah memutuskan untuk meninggalkan pihak

yang lain, hal tersebut dikarenakan sering terjadinya pertengkaran dan

percekcokan antara keduanya. Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 136

(1) dijelaskan bahwa selama proses perceraian Pengadilan Agama dapat

mengizinkan antara suami dan istri untuk tidak tinggal dalam satu rumah

berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Namun

selama proses perceraian suami tetap berkewajiban untuk memberikan

nafkah wajib kepada istrinya meskipun sudah tidak tinggal dalam satu

rumah. Pengadilan Agama dapat menentukan nafkah yang harus

ditanggung oleh suami selama proses perceraian. Selama proses perceraian

berlangsung, keseluruhan responden menyatakan bahwa tidak

mendapatkan nafkah wajib dari suaminya.

Hal yang menyebabkan istri selaku penggugat tidak mendapatkan

haknya dari sebuah gugatan perceraian yaitu dikarenakan ketidakpahaman

mereka terhadap akibat hukum dari perceraian, sehingga dalam

mengajukan gugatan perceraian para istri pelaku gugat cerai tersebut tidak

menuntut haknya kepada mantan suaminya, selain itu di dalam proses

perceraian yang seharusnya dihadiri oleh kedua belah pihak yaitu istri dan

suami, namun dalam kasus-kasus gugatan perceraian yang diajukan oleh

Page 104: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

88

istri di Kecamatan Susukan hanya dihadiri oleh pihak penggugat yaitu

istri sehingga majelis hakim tidak dapat menuntut pihak tergugat untuk

memberikan kewajibannya yang menjadi hak istri. Dari keseluruhan kasus

yang diteliti oleh penulis di Kecamatan Susukan , hanya terdapat satu

kasus gugatan perceraian yang dihadiri oleh kedua belah pihak yaitu

gugatan perceraian yang diajukan oleh Ibu Mutia dan hal inilah yang

membuat Ibu Mutia bisa mandapatkan nafkah muta’ah.

C. Upaya Hukum yang Dilakukan Istri untuk Memperoleh Haknya

Kembali

Upaya hukum adalah upaya yang diberikan oleh Undang-undang

kepada seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan

putusan hakim. Upaya hukum diberikan sebagai jalan bagi pihak-pihak

terkait untuk menuntut suatu keadilan atas suatu perbuatan hukum. Dalam

kasus perceraian baik cerai talak maupun gugat cerai terdapat suatu upaya

hukum untuk menuntut pihak lain, dalam perceraian erat kaitannya dengan

tuntutan berupa nafkah anak, nafkah iddah, nafkah mut’ah, dan hak

hadhanah anak. Dalam kasus cerai talak yang diajukan oleh suami kepada

istrinya, maka istri dapat mengajukan upaya hukum gugatan rekonvensi

yaitu gugatan yang diajukan oleh tergugat sebagai gugatan balasan

terhadap gugatan penggugat yang diajukan penggugat kepadanya

(Harahab, 2007 : 468). Gugatan rekonvensi ini dapat diajukan oleh istri

untuk menuntut suami atas nafkah anak, nafkah iddah, nafkah mut’ah dan

hak hadhanah. Dalam hal ini istri tidak perlu membuat tuntutan baru akan

Page 105: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

89

tetapi cukup dengan mengajukan gugatan balasan bersama-sama dengan

jawabannya terhadap gugatan lawan.

Selain itu dalam cerai talak maupun gugat cerai, Undang-Undang

No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama telah memberikan hak yang

sama baik kepada suami maupun istri untuk mengajukan gugatan komulasi

yaitu menuntut atas hak hadhanah anak, nafkah anak, nafkah mut’ah dan

nafkah iddah untuk istri. Pengajuan gugatan komulasi ini dapat dilakukan

setelah perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap ataupun diajukan

secara bersama-sama dalam mengajukan gugat cerai maupun cerai talak.

Dalam Undang-Undang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam dan

Undang-Undang Peradilan Agama telah menjamin terpenuhinya hak dan

kewajiban antara suami dan istri setelah perceraian.

Pemahaman istri pelaku gugat cerai di Kecamatan Susukan

terhadap upaya hukum untuk memperoleh hak-haknya setelah perceraian,

hanya dipahami oleh beberapa responden, pada tabel 12 menunjukkan

bahwa dari delapan responden hanya terdapat tiga responden yang

memahami adanya prosedur upaya hukum dari sebuah perceraian. Namun

keseluruhan responden baik yang memahami maupun tidak mengenai

upaya hukum komulasi, tidak terdapat responden yang mengajukan upaya

hukum tersebut. Hal ini disebabkan karena :

1. Sebagian besar responden tidak mengetahui upaya hukum tersebut.

2. Banyak responden yang tidak berlama-lama berurusan dengan proses

perceraian, mereka ingin segera mengakhiri hubungan perkawinan

Page 106: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

90

dengan suaminya, tanpa memperdulikan hak yang melekat pada

dirinya.

3. Dengan mengajukan upaya hukum komulasi proses perceraian lebih

lama sehingga menguras waktu dan energi.

Dengan demikan banyak kasus gugatan perceraian istri kepada

suaminya di Kecamatan Susukan, di mana istri tidak memperoleh hak

semestinya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-undang.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menguraikan dan menganalisis hasil penelitian dengan

pendekatan sosiologis normatif, maka penulis menyimpulkan beberapa hal

yang menjadi fokus penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu:

1. Gugatan perceraian yang diajukan oleh istri terhadap suaminya di

Kecamatan Susukan yaitu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, faktor

tertinggi dalam gugatan perceraian di Kecamatan Susukan yaitu:

a. Faktor ekonomi, di mana para suami tidak dapat mencukupi

kebutuhan hidup keluarganya yang disebabkan karena suami tidak

bekerja, suami bekerja namun tidak dapat mencukupi kebutuhan

istri serta suami bekerja namun tidak mau mencukupi kebutuhan

istri (pelit).

Page 107: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

91

b. Faktor dari pihak suami yang meninggalkan istrinya tanpa

memberikan suatu kejelasan dan kepastian, dan istri tidak

mengetahui keberadaan suaminya.

c. Faktor adanya perselingkuhan (WIL).

d. Faktor kekerasan dalam berumah tangga.

e. Faktor adanya tindak pidana yang dilakukan oleh suami yang

mengakibatkan suami dipenjara.

f. Faktor kesalahpahaman serta kurangnya perhatian dan kasih

sayang dari suami.

Keseluruhan faktor tersebut menyebabkan sering terjadinya

perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang berakibat

pada perceraian, pengajuan gugatan perceraian dengan alasan-alasan

tersbut telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan baik yang tercantum

dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 pasal 19, Kompilasi

Hukum Islam pasal 116 maupun adanya ketidakrelaan istri karena

suami telah melanggar sighat taklik talak.

2. Pemahaman istri terhadap akibat hukum dari sebuah perceraian yang

berupa nafkah iddah, nafkah mut’ah, hak hadhanah dan nafkah anak

yang menjadi haknya karena putusnya perkawinan tidak dipahami

seutuhnya, bahkan dapat dikatakan bahwa istri pelaku gugat cerai di

Kecamatan Susukan tidak mengetahui dan memahami akibat hukum

dari sebuah perceraian. Akibat dari ketidakpahaman tentang akibat

Page 108: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

92

hukum dari perceraian, maka istri tersebut tidak mengajukan tuntutan

terhadap hak-haknya kepada suaminya. Selain karena faktor

ketidakpahaman istri terhadap akibat hukum perceraian,

ketidakhadiran suami selaku tergugat dalam proses persidangan juga

menjadi faktor istri tidak dapat menerima hak-haknya sebagaimana

ketentuan dalam Undang-undang.

3. Adanya upaya hukum untuk memperoleh hak-hak istri akibat dari

sebuah perceraian tidak serta merta dilakukan oleh para istri pelaku

gugat cerai di Kecamatan Susukan, hal ini dikarenakan:

a. Sebagian besar responden tidak mengetahui adanya prosedur upaya

hukum tersebut.

b. Banyak responden yang tidak ingin berlama-lama berurusan

dengan proses perceraian dan menginginkan untuk segera

mengakhiri hubungan perkawinan dengan suaminya, tanpa

memperdulikan hak yang melekat pada dirinya.

c. Dengan mengajukan upaya hukum komulasi, proses perceraian

lebih lama sehingga menguras waktu dan energi.

Dalam kasus cerai talak, istri dapat mengajukan gugatan

rekonvensi (gugatan balasan), sedangkan dalam kasus gugat cerai istri

terhadap suami, istri selaku penggugat dapat mengkomulasikan

gugatannya dengan penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri (iddah

dan mut’ah) serta harta bersama suami istri sebagaimana yang telah

Page 109: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

93

diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama pasal 66 (5) dan pasal 86 (1).

B. SARAN

Pada bagian akhir penulisan skripsi ini, penulis mencoba

memberikan saran kepada pihak-pihak terkait dengan harapan dapat

memberikan dampak yang positif yang membangun ke arah yang lebih

baik.

1. Kepada Kantor Urusan Agama

a. Sebagai lembaga yang berwenang dalam bidang perkawinan,

penyuluhan kepada masyarakat mengenai akibat hukum perceraian

juga perlu diberikan supaya masyarakat dapat memahami akibat

hukum perceraian tersebut.

b. Mampu berperan aktif dalam upaya pencegahan perceraian di

masyarakat.

c. Melakukan pembinaan kepada masyarakat yang telah

melangsungkan pernikahan, khususnya masyarakat yang

melakukan pernikahan di usia muda.

2. Kepada Masyarakat

a. Sebelum perceraian terjadi, alangkah baiknya antara kedua belah

pihak keluarga suami dan istri untuk menyatukan kembali dan

mencarikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi pasangan

suami istri tersebut.

Page 110: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

94

b. Meningkatkan kesadaran terhadap hak dan kewajiban antara suami

dan istri serta rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan

pernikahan yang sakinah, mawaddah dan rahmah

c. Di samping memahami hak dan kewajiban dalam pernikahan,

memahami hak dan kewajiban yang timbul dari sebuah perceraian

juga perlu dipahami sepenuhnya oleh pasangan suami istri

d. Pasangan suami istri perlu meningkatkan wawasan terhadap nilai-

nilai agama khususnya tentang hukum perkawinan.

C. PENUTUP

Alkhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Tak lupa penulis menghaturkan banyak terima kasih yang tulus

kepada semua pihak terutama kepada dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan sabar, serta memberikan arahan dan koreksinya

dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah khasanah

pengetahuan yang baru, baik bagi penulis, pembaca maupun bagi

masyarakat.

Page 111: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

95

Salatiga, 23 Maret 2018

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1992. Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Afandi, Ali. 1997. Hukum Waris, Hukum keluarga Dan Hukum Pembuktian.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Abidin, Slamet Dkk. 1999. Fiqih Munakahat. Bandung: Cv Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Rineka Cipta.

Bahriesj, Husein. 1987. Himpunan Hadits Shahih Muslim. Surabaya: Al Ikhlas.

Daniel, Mochtar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2002. Mushaf Al Quran Terjemah (Edisi Tahun 2002).

Depok: Al Huda.

Page 112: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

96

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djubaidah, Eneng. 2010. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat.

Jakarta: Grafika.

Ghazaly, Abdurrahman. 2006. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nakamura, Hisako. 1991. Perceraian Orang Jawa. Yogyakarta: Gajah Mada

University Pres.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Rahman, Kholil. Tt. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia. Semarang:

Walisongo Press.

Saifullah, Muhammad dkk. 2015. Hukum Islam Solusi Permasalahan Keluarga.

Yogyakarta UII Pres.

Sabiq, Sayyid. 1990. Fikih Sunnah 6. Bandung: PT Alma’arif.

Sabiq, Sayyid. 1982. Fikih Sunnah 7. Bandung: PT Alma’arif.

Sabiq, Sayyid. 1987. Fikih Sunnah 11. Bandung: PT Alma’arif.

Tihami & Sahrani. 2010. Fiqh Munakahat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Page 113: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

97

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

Harahab, Yahya. 2007. Gugatan, persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

Putusan Pengadilan. Jakarta: Grafika.

Page 114: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 115: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 116: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 117: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 118: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 119: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 120: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 121: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 122: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi

Nama : Muhammad Nur Kholis

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 23 Juli 1994

Alamat : Karang Asem Rt. 01/06, Ketapang, Susukan

No. Telpn : 085641142851

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Email : [email protected]

Hobi : Makan Nasgor

B. Pendidikan Formal

RA : RA Dharma Wanita (1999-2001)

SD : Ketapang 01 (2001-2007)

MTsN : MTsn Susukan (2007-2010)

MAN : Man Suruh (2010-1013)

IAIN SALATIGA : Hukum Keluarga Islam (2013-2018)

C. Pengalaman Berorganisasi

Forsap (Forum Santri Pelajar) (2007-2010)

OSIS Man Suruh (2011-2012)

HMJ Hukum Keluarga Islam (2015-2016)

DEMA Fak. Syariah (2016-2017)

Page 123: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

DATA OBSERVASI DAN WAWANCARA

Sebelum melakukan wawancara antara penulis dengan responden, penulis

terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan agar tidak menyimpang dari tujuan

penelitian dan mendapatkan jawaban sesuai dengan rumusan masalah (fokus

penelitian) dalam skripsi ini. Selanjutnya penulis mendatangi alamat responden

yang telah direkomendasikan oleh pihak-pihak terkait. Sebelum wawancara

dimulai penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu dan memberitahu maksud

dan tujuan kedatangan penulis kerumah responden, selanjutnya penulis

menanyakan kepada responden mengenai identitas responden di dalam penulisan

skripsi ini salah satunya adalah penulisan nama terang atau cukup inisial

responden. Di akhir wawancara, penulis meminta beberapa dokumen yang terkait

dengan penelitian penulis di antaranya yaitu surat akta nikah dan surat putusan

perceraian .

Daftar pertanyaan observasidan wawancara sebagai berikut:

FAKTOR PERCERAIAN

1. Bagaimanakah asal mula bisa

berkenalan kenal dengan

suami?

2. Kapan Ibu melangsungkan

pernikahan?

3. Berapa lama Ibu menjalani

proses rumah tangga sebelum

akhirnya memutuskan untuk

bercerai?

4. Apakah faktor-faktor yang

membuat Ibu untuk menggugat

Page 124: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

cerai suami?

5. Kapan Ibu mengajukan gugatan

perceraian ke Pengadilan

Agama?

PEMAHAMAN TERHADAP AKIBAT HUKUM PERCERAIAN

1. Apakah Ibu mengetahui akibat

hukum perceraian?

2. Apakah Ibu mendapatkan

nafkah selama pisah rumah

selama proses perceraian?

3. Apakah Ibu mendapatkan

nafkah mut’ah dan nafkah iddah

setelah perceraian?

4. Apakah hak hadhanah (hak

asuh anak) berada di Ibu dan

apakah suami memberikan

nafkah anak?

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN

1. Apakah Ibu mengetahui

maksud sebuah upaya hukum?

2. Apakahada upaya hukum yang

Ibu lakukan?

Page 125: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

DAFTAR NILAI SKK

NAMA : M. NUR KHOLIS

NIM : 211 13 003

FAKLTAS : SYARI’AH

JURUSAN : HUKUM KELUARGA ISLAM

No Jenis KegiatanWaktu

KegiatanJabatan Nilai

1 Sertifikat Pelatihan Advokasi

Membangun ahasiswa Cerdas, Peduli &

Sadar Sebagai Agen Of Change

23-24 Mei

2014

Peserta 3

2 Sertifikat Kuliah Umum

Peran Partai Politik Islam Dalam Pentas

Politik Nasional Untuk Mewujudkan

Indonesia Emas

19

September

2016

Peserta 2

3 Sertfikat Workshop Legal Drafting

Membentuk Pemuda Sebagai Agen

Pengawal

17

November

2015

Peserta 3

4 Sertifikat Workshop

Pelatihan Naib Dalam Mengawali

Bahtera Mahligai Rumah Tangga

8 Juni

2015

Panitia 3

5 Sertifikat Seminar Nasional

Perlindungan Hukum Terhadap Usaha

Mikro Menghadapi Pasar Bebas ASEAN

2014 Peserta 6

6 Sertifikat Library User Education

Pendidikan Pemakai Perpustakaan

16

September

2013

Peserta 2

7 Piagam

Workshop Imsakiyah Ramadhan 1436 H

Jurusan AS, HES dan HTN

13 Mei

2013

Peserta 2

8 Sertifikat Seminar 25 Juni Peserta 2

Page 126: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

Menelaah Praktek HAM dan Kebebasan

Beragam di Indonesia

2015

9 Sertifikat Seminar Nasional

Hak Gender Kaum Difabel Dalam

Perspektif Sosiologi Dan Hukum Islam

24

Desember

2015

Panitia 8

10 Sertifikat Dialog Interaktif dan Edukatif

Diaspora Pendidikan Politik: Pancasila

Sebagai Landasan Berpolitik, Berbangsa

Dan Bernegara

2

November

2015

Peserta 2

11 Sertifikat Bedah buku

Agama Baha’i Dalam Lintasan Sejarah

Di Jawa Tengah

26 April

2016

Peserta 2

12 Sertifikat Seminar Nasional

Problematika Hakim dan Peradilan

Rekontruksi Ideal Sistem Peradilan di

Indonesia

22

September

2016

Peserta 8

13 Sertifikat Seminar Quovadis Fakultas

syari’ah

Menindaklanjuti Keputusan PMA No. 33

Tahun 2016

3

Desember

2016

Peserta 2

14 Sertifikat OPAK STAIN Salatiga 2013

Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa

Yang Cerdas, Peka Dan Peduli

26-27

Agustus

2013

Peserta 3

15 Sertifikat Opak syari’ah 2013

Revitalisasi Intelektualitas & Spiritualitas

Mahasiswa Menuju Kemajuan Indonesia

29 Agustus

2013

Peserta 3

16 Sertifikat Seminar Nasional

Analisis Metode Imsakiyyah Yang

Berkembang Di Indonesia

2 Juni

2016

Panitia 8

17 Sertifikat OPAK Fakultas Syari’ah 22-23 Panitia 3

Page 127: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa

Membangun Integritas Mahasiswa

Fakultas Syari’ah Sebagai Bekal Menjadi

Ilmuan Dan Praktisi Hukum Yang

Religius Dan Profesional

Agustus

2016

18 Surat Keputusan (SK) Dekan Fakultas

Syari’ah

OPAK Fakultas Syariah IAIN Salatiga

2016

01 Agustus

2016

Sie

Humas

4

19 Surat keputusan (SK) Ketua Jurusan

Ahwal Al Syakhsiyyah

Pengangkatan Pengurus HMI Jurusan

Ahwal Al Syakhsiyyah 2015

01 Juni

2015

Ketua 6

20 Surat Keputusan (SK) Dekan Fakultas

Syari’ah IAIN Salatiga

Pengangkatat Pengurus Dewan

Mahasiswa(DEMA) Fakultas Syariah

2016

24 Maret

2016

Devisi

Wacana

4

21 Sertifikat MAPABA

Rekontruksi Mental Mahasiswa Dalam

Kerangka Pergerakan

17-19

Oktober

2014

Panitia 3

22 Sertifikat Gebyar Seni Qur’aniyy Umum

ke VI Jawa Tengah

Aktualisasi Makna dan Syi’ar Al Quran

sebagai Sumber Inspirasi

05

November

2014

peserta 2

23 Sertfikat Kuliah Umum

Kontribusi Fatwa-Fatwa DSN MUI

terhadap Perkembangan Hukum Ekonomi

Syari’ah di Indonesia

8 Mei

2017

Peserta 2

24 Sertifikat Training Pembuatan Makalah

Leembaga Dakwah Kampus (LDK)

18

September

Peserta 3

Page 128: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa
Page 129: PEMAHAMAN ISTRI PELAKU GUGAT CERAI TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5003/1/BAB I, II... · 2019-03-13 · hukum bagi kedua belah pihak antara suami dan istri berupa