cerai gugat istri akibat su ami dipenjara menurut...
TRANSCRIPT
CERAI GUGAT ISTRI AKIBAT SU AMI DIPENJARA
MENURUT J-IUKUM ISLAM DAN J-IUKUM POSITIF
(Analisis Putusan No.1161/pdt.G/2007.PAJS)
Oleh:
Syaiful Bahri
102043224975
KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM
FAKULTAS SY ARI' AH DAN I-IUKM
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY A TULLAH
JAKARTA
2008M/1429H
CERA! GUGAT ISTRI AKIBAT SUAMI DIPENJARA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
(ANALISIS PtlTUSAN NO.l 16/Pdt.G/2007/PA.JS)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan 1-Iukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Smjana 1-lukum Islam
OLEH: Syai ful Bahri
NIM: I 02043224975
Dibawah Bimbingan
Prof. Dr. 1-1. 1-Iasanucldin AF, MA NIP: 150050917
KONSENTl~ASI PERBANDINCAN lllJKUM PRO(;RAM STU DI PERBANDINGAN MAZIIAB DAN llUKUM FAKULTAS
SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF I-IIDAYATULLAH
.JAKARTA 1429 H/2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Shipsi yang be1juclul "Ccrai Gugat Istri Akibat Suami Dipcnjara Mcnurut
Hukum Islam Dan Hukum Positif ( Analisis Putusan No.1161/Pdt.G/2007/PAJS" , telah cliujikan clalam siclang munaqasyah Fakultas Syt.ri'ah clan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifI-Iiclayatullah Jakarta pacla tanggal 29 Mei 2008. skripsi ini telah
cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Hukum Islam pacla Program stucli Perbanclingan Mazhab clan I-fakum konsentrasi
PcrbanclinganH ukum.
u
Jakarta, 29 Mei 2008
Mengesahkan: Dekan,
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Dr. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag ( ,., ) NIP : 150 275 509
Sckretaris : I-I.Muhammad Taufigi, MAg ( ) NIP: 150 290 159
Penguji I : Dr.Mujar Ibnu Syarif, M.Ag ( " ) NIP : 150 275 509
Penguji II : Kamaruscliana, S.Ag, M.H ( ) NIP : 150 285 972
Pembimbing : Prof. Dr. I-!. Hasanucldin AF, MA ~t:_--&J~ NIP : 150 050 917 -
· Irnta pcngantar
Segala puJa dan pUJI syukur kita haturkan.kehadiran Allahulrobbi semata.
selawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada pahlawan revolusi islam, pejuang
islam yakni keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan
seluruh pengikutnya dan kita selaku umatnya mendapat safaatnya diakherat nanti
amin-amin ya Robal Alamin.
Tantu dalam menyelesaikan tugas ini saya, tidak semata berhasil dengan tenaga
dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah berpatisipasi dalam terselesainya
penulisan ini baik bersifat moril maupun materil, maka dengan ini sepatutnya penulis
menyampaikan banyak terimah kasih at<:s ke1jasama dan dorongannya rasa terimah
kasih yang saya sampaika11 kepada:
1. Prof. Dr. Muhan;mad Amin Suma, SH., MA.,MM. selaku Dekan Fakultas
Syari ah dan !-lukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr, H. A. Mukri Aji MA. dan Muhammad Taufiqi M,Ag selaku ketua dan
Sekertaris Program Stucli Perbanding Mazhab clan Hukum Fakultas Syariah
clan Hukum UIN Syarifl-Iiclayatullah Jakatra
3. Prof. Dr, I-1, Hasanudclin AF.MA selaku Dosen Pembimbing
4. Marclani Bhmja, SH selaku staaf dukumen Peradilan Agama Jakarta Selatan
5. Margalena selaku staaf urn um Peradilan Agama .lakai1a Sela tan
6. dosen-dosen yang membcrikan subangsi ilmu dan pengalamanya
7. kecli.:a orang tua yang telah memberikan perhatianya dan curahan kasih
8. Isteri ku yang tercinta yang telah mendorong dan memberikan semagat
kepada penulis
9. Teman-teman program studi perbandingan hukum angkatan 2002 terima
kasih alas segalah bantuanya, keritikannya dan saranya yang semua 1111
terangkai dalarn sebuah kenangan indah yang tidak dapat penulis lupakan.
sekali lagi penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
banyak mernbantu dan mendukung, serta membimbing dan mengarahkan
penulis sehinga terselesaikan skripsi ini.
semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca sekaligus khususnya bagi penulis
dalarn ha! rnembuka cakrawara kedepan dalam prodak hukum khususnys untuk
mengimplementasikan aturan hukum islam mengenai cerai gugat
jakarta 20 maret 2008
Syaiful Bahri nim: 102043224975
DAFTARISI
KATA PEN GANT AR .................................................................................. .
DAFT AR ISi .................................................................................................. iii
BABI
BABU
BAB III
PENDAHlJLlJAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ................ .. 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................ 8
D. Metode Penelitian ................................................. 9
E. Sistematika Penulisan ........................................... 10
TIN.JAlJAN lJMlJM TENTANG CERAI GUGAT
A. l'engertian, Cerai Gugat ........................... ..... ...... .... 11
B. Hukum Cerai Gugat ............................................... l 3
C. Rukun-rukun dan syarat-syarat Cerai Gugat ......... 15
D. Akibat dan Hikmah Cerai Gugat........................... 18
E. Iclclah Khulu' .......................................................... 19
PROSEDlJR CERAI GlJGAT DALAM HlJKlJM ACARA
PERADILAN AGAMA
A. Sebab-sebab Terjadinya Cerai Gugat Menurut
Hukurn Islam ........................................................ 22
B. Sebab-sebab Terjadinya Cerai gugat Menurut
1-Iukum Positif ....................................................... 24
BAB IV
BABV
C. Prosedur Pengajuan Cerai gugat di
Pengadilan Agama Jakarta Selatan ....................... 26
PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA
SELATAN MENGENAI PERCERAIAN YANG
DISEBABKAN SUAMi DIPENJARA
A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ............. 34
B. Putusan Hakim ...................................................... 37
C. Putusan Perkara Cerai Gugat
No.! ! 61/pdtG/2007 /PA JS .................................... 42
0. Analisis Putusan No.1161/pdtG/2007/PAJS
Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif ......... 45
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 54
B. Saran ..................................................................... 55
DAFT AR PUST AKA .................................................................................... 57
LAMPIRAN.................................................................................................... 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Islam merupakan aturan yang sesuai dengan fitrah yang diciptakan manusia
dan sejalan dengan kepentingan kehidupannya. Islan1 memperhatikan moralitas
manusia, memelihara kebersihan masyarakat, serta tidak mentoleransi timbulnya
materialisme yang mendorong terjadinya kerusakan akhl;ak dan masyarakat. Allha
menjadkan usrah (keluarga) sebagai tonggak kehidupan, kaidah pembanguna, asas
pertumbuhan social kemasyarakatan dan perkembangan peradaban.
Demikianlah Alah mengokohkan bangunan keluarga dan masyarakat dengan
pondasi yang kuat sebagaimana didalam Al-Qur'an menggambarkan sifat yang luhur
bagi ikatan yang dijalin oleh dua orang insane bebrbeda jenis yakni ikatan
perkawinan dengan gambaran yang dikemukakan melalui beberapa ayat antara lain
surat An-nisa ayat 21 '.
Perkawinan adalah merupakan sunah Nabi. Sunah yaitu mencontoh tindak
laku Nabi. Muhan1mad Oleh karena bagi pengikut Nabi Muhammad yang baik, maka
mereka harus kawin. Selain dari pada itu mencontoh tindak laku Nabi Muhammad,
juga itu merupakan kehendak kemanusiaan, kebutuhan rohani dan jasmani.
Perkawinan di Syari'atkan supaya manusia mempunyai keturunan dan keluarga yang
sah menuju kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat. 1
1 H.Arso Sosroatmodjo dan H.A.Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan dilndonesia, (Jakarta: Pt.BUian Bintang, 1975),Cet .Ke-l ,H.28-29
2
Islam sangat memperhatikan masalah keluarga bagi para penganutnya.
Apabila landasan keluarga itu kuat, landasan Negarapun akan kuat pula. Oleh karena
itu, Islam tidak mengabaikan peranan pribadi antara anggota keluarga itu demi
perenungan kemanusiaan belaka. Islam memberi hak setiap anggota sesuai dengan
khidupannya, lalu mengajukannya untuk mengemban tanggung jawab dengan penuh
ketakwaan.
Allah berfimmn dalam Surat An-Nisa Ayat 34:
Artinya
"Kaum lelaki adalah berlindung dan memelihara (pemimpin) kaum wanita, karena Al/ha melebihkan sebagian mereka (lelaki) alas kebahagiaan-kebahagiaan yang lainnya(wanita), dank arena mereka (lelaki)menajkahkan sebagian dari harta mereka. Oleh sebab itu, wanita yang so/eh adalah wanita yang aat kepada Allah serta memelihara diri latkala suami tidak ada, sebagaimana Allah telah melindungi mereka sedangkan wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya, maka nasehatilah mereka, (kemudian) pisahkanlah dari tempat tidur mereka dan terakhir pukulah mereka namun apabila mereka mentaati mu, janganlah kamu mencari-carl }a/an untuk memisahkan mereka." (QSAn-Nisa (4):34)
Untuk memelihara kedamaian dan ketertiban dalam kehidupan keluarga muslim,
Allah telah menerangkan dalam ayat diatas bahwa kaum lelaki adalah pelindung dan
pemelihara kaum perempuan. Kata "Qawwamun" dalam ayat diatas, menekankan
3
kepada seseorang yang bertanggung jawab untuk menjamin dan melindunngi
kepentingan orang lain. Kedudukan ini diberikan kepada kaum lelaki atas kaum
perempuan, karena secarn umum mereka memiliki kekuatan fisik lebih kuat dan lebih
besar untuk bekerja keras. Lebih dari itu, karena kaum lelaki adalah pemimpin .
adanya sesorang pemimpin yang akan memberikan pengarnh dan menata di antara
anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dalam tiap keluarga. Inilah
sebabnya keluarga yang lain, terutama istri, dituntut untuk menaati suaminya maka
Allah menjelaskan ketaatan istri sebagai ha! yang paling pantas.
Meskipun demikian, patut pula direnungkan bahwa istri tiak boleh menaati
suaminya apabila diminta mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah, karena
kataatan yang pertama itu hanya bagi Allah. Si perempuan harus memelihara diri
dari kesucian dirinya serta kehormatan suaminya kapan saja suaminya tidak berada
dirumai'l. 2
Selanjutnya masing-masing suami istri jika menjalankan kewajibannya dean
memperhatikan tanggung jawabnya akan terwujudlah ketentraman dan
ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan suami itri tersebut, diantara
hak dan kewajiban suami istri adalah keduanya harus saling mencintai juga setia.
Menjaga kehormatan keluarga untuk kebaikan masing-masing suami istri harus
pula menjadikan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahrnah serta
mengasuh anak-anak mereka dan membesarkannya sampaianak=-anak tersebut
2 A.Rahmanl.Doi,Penjelasan Lengkap Hukum_Hukum Allah (Syari'ah),(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), Cet. Ke-1,h.170-171
4
dapat hidup mandiri secara hokum, berbuat kebaikan antara keduanya dalam
berumah tangga adalah sebuah keniscayaan.
Kebaikan··kebaikan yang tertanam, baik suami dan istri untuk menjatuhkan
persepsi dalam perkawinan terkadang terhalang oleh kerikil-kerikil dalam
mengarungi bahtera rumah tangga. Misalkan ada muncul orang ketiga sehingga
muncul percekcokan (Shiqaq) antara suami dan istri tersebut, begitupula kekerasan
fisik yang dilakukan suami terhadapistri karena egoisme suami bahkan mempunyai
istri simpanan (poligami) tanpa izin istrinya, ataupun masalah li'an yaitu suami
kmenuduh bahwa istrinya telah berbuat zina dan tidak ingin mengakui anak yang
dikandung oleh istrinya.
Islam sebagai agama yang inklusif dan toleran memberi jalan keluar, ketika suami
istri yang tidak dapat lagi meneruskan perkawinan, dalam arti adanya ketidak
cocokan pandangan hidup dan pcrcekcokan rumah tangga yang tidak bisa
didamaikan lagi, maka Islan1 memberikan jalan keluar yang dalam istilah fiqh disebut
dengan Thalaq (perceraian). Agama Islam membolehkan suami istri bercerai,tentunya
dengan alasan-a!asan tertentu, kendati perceraian itu (sangat) dibenci Allah SWT.3
Perceraian merupakan solusi terakhir yang dapat ditempuh oleh suami-isteri
dalam mengakhiri ikatan perkawinan setelah mengadakan upaya perdamaian secara
3 Mohammad Daud Ali, Hukum !sla11i dan Peradilan Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002),cet. ke-2, h. I 02
5
maksimal. Perceraian dapat dilakukan atas kehendak suami atau permintaan si isteri,
perceraian yang dilakukan atas permintaan isteri disebut Cerai Gugat. 4
Maksud Cerai Gugat adalah permintaan istri kepada suaminya untuk
menceraikan (melepaskan) dirinya dari ikatan perkawinan dengan disertai iwadh
berupa uang atau barang kepada suami dari pihak istri sebagai imbalan penjatuhan
talaqnya.
Cerai Gugat adalah pemberian hak yang sama bagi wanita untuk melepaskan
diri dari ikatan perkawinan yang dianggap sudah tidak ada kemaslahatan sebagai
imbalan hak talaq yang diberikan kepada laki-laki dimaksudkan untuk mencegah
kesewenangan suami <lengan hak talaqnya, dan menyadarkan suami bahwa istri-pun
mempunyai hak yang sama untuk mengakhiri perkawinan. Artinya dalam situasi
tertentu istri yang sangat tersiksa akibat ulah suami mempunyai hak menuntut cerai
dengan imbalan scsuatu.5
Dengan adanya kemajemukan kehidupan berumah tangga pada zaman
sekarang ini, sering terjadi berbagai macam kasus yang sering kita jumpai di
lingkungan masyarakat ataupun di media-media massa maupun media elektronik,
khususnya di kalangan selebritis, contoh kasus aktris Film Indonesia Yesi Gusman,
yang dalam ha! ini menuntut (Cerai Gugat) terhadap suami nya kepada Pengadilan
Agama, setelah suaminy terkena sanksi kurungan (penjara), contoh kasus lain "Tata"
Istri dari Tomy Soeharto, cerai gugat Tomy yang terkena sanksi kurungan penjara.
4 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), h. 509
5 Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), eel. ke-1, h. 172
6
Meninjau dari pembahasan di alas, penulis tergugah untuk meneliti tentang
perkara Cerai Gugat karena suami dipenjara ataupun istri tidak ridho karena sudah
diterlantarkan dan tidak diberikan nafkah lahir maupun bathin, dan terjadilah Cerai
Gugat, maka dari itu penulis mengambil objek penelitian di Pengadilan Agan1U yang
notabennya merupakan lembaga peradilan yang menangani kasus bagi orang yang
beragama Islam, khnsusnya di batasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan . Karena
latar belakang di atas penulis mengambil skripsi dengan judul "Putusan Hakim
Pengadilan Agama Dalam Perkara Cerai Gugat Istri, Karena Suami Dipenjara
Menurut 1-Iukum Islam Dan Hukum Positif ; Analisis Atas Perkara Pengadilan No.
1161/Pdt.G/2007/PAJS Agama Jakarta Selatan ".
B. Pembatasan clan Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dan untuk
mempennudah pembahasmi, maka tulisan ini dibatasi pada perkara Cerai Gugat
karena suami dipeajara yang teijadi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor
perkara. 1161/Pdt.G/2007 /PAJS menurut hukum Islam dan hukum Positif. Adapun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan terhadap
perkara Cerni Gugat istri, karena suami clipeajara?
2. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam dan hukum Positif terhadap perkara
Cerai Gugat istri, karena suami dipenjara?
7
C. Tujuan dan Manfaat Pcnclitian
Penulis mclaksanakan kegiatan kajian ini karena adanya hal-hal yang ingin
penulis capai. Tujuan penulis melaksanakan kajian ini adalah:
I. Untuk mengetahui dan menjelaskan putusan hakim Pengadilan Agama
Jakarta Se Iatan terhadap perkara Cerai Gugat istri, karena suan1i
dipe11jara.
2. Unluk mcngetahui dan menjelaskan tinjauan hukum Islam dan hukum
Positifterhadap perkara Cerai Gugat istri, karena suami dipenjara.
Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
I. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan manfaat
bagi pengembangan ilmu hukum baik perdata positif maupun perdata
Islam.
2. Menambah pembendaharaan kepustakaan hukum umumnya dan hukum
Islan1 khususnya dibidang peradilan agama.
3. Bagi pihak suami maupun istri hendaknya selalu menjaga dan memelihara
keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, dari kemungkinan
kernungkinan sesuatu yang tidak diinginkan.
D. Metodc Penclitian
Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
I. Jenis penelitian
8
Adapun jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif yakni deskripsi berupa kata-kata, ungkapan, norma-norma
atau aturan-aturan dari fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis
berupaya mencermati mengenai perkara Cerai Gugat istri, karena suami
dipenjara.
Sedangkan dari seg1 tujuan dalam penelitian ini termasuk dalam
penelitian yang bersifat deskriptif analisis yakni penelitian lapangan yang
menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta yang
diperoleh secara mendalam.6 Dan dari segi tipe penelitian hukum
penelitian doktriner komperatif. Penelitian ini juga termasuk jenis
penelitian kepustakaan (library reseach), penelitian kepustakaan
dilakukan dengan menggunakan metode yaitu dari buku-buku, norma
norma baik berupa KUHPerdata, peraturan perundang-undangan dan
yurisprudensi yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.
2. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Studi dokumentasi
Dengan mengadakan pendekatan terhadap kasus yang
berhubungan dengan judul skripsi, khususnya di Pengadilan
Agama Jakarta Selatan. Adapun teknik pengumpulan datanya
'' Suharsimi Arikunto, Manajemen Pene/itian, (Jakarta: PT. Rineka Bakti, 1993), eel. ke-2 hal. 309
9
adalah melalui telaah terhadap dokumentasi yang terdapat di
Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Adapun Sumber data yaitu melalui Pengadilan Agama Jakarta
Se Iatan.
3. Teknik analisa data
Setelah data terkumpul lalu dianalisa dengan analisa kualitatif lalu di
interprestasikan sedemikian rupa dengan metode deduktif.
Penelitian ini menggunakan konten analisis yaitu teknik analisis yang
berusaha menyimpulkan dengan menarik bagian atau ha! yang bersifat
khusus dalam bentuk kasus dan data-data lapangan menjadi kesimpulan
umum yang berlaku secara general.
Teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku "Pedoman Penulisan
Sla-ipsi Fakultas Syari 'ah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakarta"
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusun menyelesaikan pembahasan secara sistematis,
maka perlu disusun sistematika pembahasan sedemikian rupa. Adapun sistematika
yang akan diuraikan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
> Bab pertama menguraikan Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitiar1 dan sistematika penulisan.
IO
> Bab Kedua menguraikan tinjauan umum tentang cerai gugat dan meliputi :
Pengertian, Hukum cerai gugat, Rukun-rukun dan Syarat-syarat Khulu',
akibat dan hikmah cerai gugat, dan iddah khulu'
> Bab ketiga menguraikan prosedur perceraian dalam hukum acara peradilan
agama meliputi : sebab-sebab terjadinya perceraian menurut hukum Islam,
sebab-sebab terjadinya perceraian menurut hukum positif dan proses
mengajukan pcrccraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
> Bab keempat menguraikan putusan peradilan Agama Jakarta Selatan
mnengenai perceraian yang disebabkan karena suami di penjara meliputi
profil Peradilan Agama Jakarta Selatan, putusan hakim, putusan perkara cerai
gugat No. 1161/Pdt.G/2007/PAJS dan analisis putusan
1161/Pdt.G/2007 IP AJS menurut hukum Islam dan hukum Positif.
> Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG CERAI GUGAT
A. Pengertian cerai gugat
Didalam perkawinan masalah putusnya hubungan perkawinan (perceraian,
talak). Dalam hal keputusan untuk bercerai tidak tergantung kepada seorang laid-
laki (suami), perempuan pun (istri) bisa mengajukan gugatan perceraian apabila si
istri sudah merasa tidak cocok dan tidak tahan lagi dengan keadaan suaminya,
yang dikarenakan suami kasar, pemabuk pezimr; dan pejudi.
Olch karcn::i itu pcrceraian bukan hanya milik bagi kaum laki-laki sa.Ja
rndainkan pcrcrnpuanpun (istri) bisa mcnggugat cerai suaminya bila mana ticlak
ada kccocokan dari keduanya.
Gugat cerai (khulu') terdiri dari lafazd kha-la- 'a yang berasal dari bahasa
arab, secara etimologi berarti menanggalkan atau membuka pakaian.
Dihubungkan kata khulu' dengan perkawinan karena dalam Al-Qur'an disebutkan
suami itu sebagai pakaian bagi istrinya dan istrinya merupakan pakaian baf;i
suaminya. 1 Dalam surat Al Baqarah ayat 187 Allah SWT berfirman :
1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkmvinan !s!am di Indonesia, ( Jakai1a : Kencana, 2006 ), cet ke-1, 11. 231
12
" mereka merupakan pakaian bagimu dan kamu mrupakanpakaian bagi mereka" (QS. Al-Baqarah: 187)
Gugatan cerai yang dilakukan istri kepada suaminya disebut dengan klmlu'.
Khulu' ialah perceraian yang dilakukan pihak istri kepada suami, dengan iwadh/
fidyah (uang pengganti/ tebusan) kepada suami, dalam ha! ini tetap diucapkan
oleh suami dan keputusannya tetap berada ditangan laki-laki (suami).2
Khulu' menurut bahasa berarti tebusan. Dan menurut istilah khulu' ialah talak
yang diucapkan istri dengan mengembalikan mahar yang pernah dibayarkan
suami.3 Muhammad Jawad mughniyah Dalam Fiqih Lima mazhab bahwa khulu'
ialah penyerahan harta yang dilakukan oleh istri untuk menebus dirinya dari
(lkatan) suaminya.4
Khulu' secara harfiah berarti "lepas" atau "copot", ulama mendefinisikan
"Perceraian dengan tebusan (dari pi/wk islri kepada pi/wk suami) dengan menggunakan /afc1z !alak atau khu/u"5
Dari beberapa definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa khulu' ialah
permintaan cerai oleh pihak istri kepada suami dengan mernberi kembali malrnr
2 I-lusein 1nuha1n111ad, Pe1J1baharuan Hukun1 keluarga Jslan1 Di Indonesia, bllp://\V\Vw.jurn.nlpere111puan.con1/Yjl21P-o/?act=artikel7c-25, Novmber 2004
3 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (pene1jemah M. Abdul Ghojfm; E.M), ( Pustaka All(autsar, 2006), cet ke-5, h. 305
4 Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqh Lima Mazhab. (Beirut: Dar al-Jawad, 2006), h. 456
5 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2003), edisi ke-l,h.131
13
yang tel ah di berikan suami.
B. Hukum Cerai gugat ( khulu')
Cerai gugat ( khulu') merupakan salah satu jalan bagi istri untuk menentukan
arah dan tujuan hidupnya, apakah perkawinan nya mau dilanjutkan atau
diputuskan, cerai gugat ( khulu') adalah kehendak istri.
Dasar kebolehan khulu' 6
Jika pasangan suami istri saling berselisih, dan membenci karena keburukan
akhlak, ketaatannya terhadap agarna, atau karena kesornbongan yang
menyebabkan istri khawatir tidak dapat rnenunaikan hak-hak Allah SWT, maka
diperbolehkan baginya mengkhulu' dengan cara memberikan ganti berupa tebusan
untuk menebus dirinya dari suaminya.
Menurul imam Syafi'i khulu' dibolehkan pada waktu te1jadi perselisihan dan
pada saat rukun dengan cara yang lebih baik dan tepat. 7
Adapun hukum dari khulu' adalah mubah (boleh). Sesuai dengan firman Allah
dalarn surat Al-Bagarah 229:
" jika kalian khawalir bahwa keduanya (suami islri) tidak dapa! menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh is!ri untuk menebus dirinya. " ( Q.S. Al-Baqarah : 229)
6 An1ir Syarifuddin, Goris-garis Besen· Fiqih, Ibid, h.131
7 Syaikh 1-lasan J\yyu0, Fiqih Kelucu~-sa, Penerje111ah M. Abdul Ghojj(1r ( Puataka Al-l(autsar, 2006) Cct-5, h. 307
14
Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW, sabdanya dari Anas bin Malik
menurut riwayat Bukhari:
,,. \ ,, ,,. ,, ,, IP ,, \ .,; "'" ..- ,,. ,,. ,.. ~ t
J. ~i.; .»1 Jy)t; :.:Jw ;;.t-) ~ .»1 ~ ;,i1 ..:Ji ~ J. ~i.; •i;.1 01 ,, ,, ,, ti ,, ,,. ,, "
' J ,,. ,.,,,. ,,. 0 J 0 t ~ ... ,,. } ,., t ,,.
.lll J:;,,) JW i')G'jl,} pl ~}'I ._?Jj J~ 'lj ~ j ~~I c; ~ ... ,,. ,,. ti ,,. ti ,,. ,, ... ti + 11 ~ 11 j:,_:,:; J~ r 8~ ~~ + J~;r ;. i' .. j + 11 J.,,
ti,., g g "'"' ,,. ,,. ,, ,,,,. 01 8( WI ol ) .~ 1'.,IL' ~JJ-1 \';i '.I' .. '
i..fJ . )J - ~) - u. r--J , , , "istri Tsabit bin Qais datang mengadu kepada Nabi SAW, dan berkata: " Ya
Rasul Allah Tsabit bin Qais ilu tidak ada kurangnya dari segi kelakuannya dan tidak pula dari segi keberagamaannya. cuma saya tidak senang akan terjadi kekufi1ran dalam Islam". Rasul Allah SAW. berkata : "Maukah kamu mengembalikan kebunnya?". Si istri menjawab: "Ya mau". Nabi berkata kepada Tsabil:" Terimalah kebun dan ceraikanlah dia satu kali cerai" (HR. Al-Bukhari)
Dengan adanya khulu' maka si istri akan terhindar dari kesulitan yang ia
rasakan, tan pa merugikan pihak si suami karena kebun yang dij adikan mahar
telah dikembalikan kepada suami.
Apabila seorang istri menggugat cerai tanpa suatu alasan, lalu ia meminta
tebusan dari suaminya, dalam ha! ini Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Tsaubah,
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
, ,
" Wanita mana saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, :naka diharamkan baginya bau syurga. "(HR. Tirmidzi)
8 Ab! al-Husaien Muslim bin al-Hujjaz, Shahih Bukhari (Jakarta : Bumi Restu. 1992), ha!, 20 Hadits No. 1619.
9 Abi l'sa' Muhammad bin Saurah, Sunan al-Turmudzii, (Beirut: Dar al-Fikr 1994) Juz ll, h. 402 1-Iadits No. 1191.
15
Banvak ularna salaf dan para imam khalaf yang menyatakan, bahwa tidak
bo!eh khulu' kecuali jika teijadi perselisihan dan nusyuz dari pihak istri. Maka
pada saat itu, bagi suami diperbolehkan untuk menerima fidyah ( tebusan).
Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an serta hadits diatas cukuplah menjadi fakta
kekuatan pengadilan dalam menangani kasus khulu' sehingga untuk melindungi
hak wanita dalam perkawinan, pemberian hak khulu' kepada wanita sangat
diperlukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan te1jadi.
C. Rukun-Rukun dan Syarat-Syarat cerai gugat
I. Rukun cerai gugat
Suatu akad dilakukan sah apabila akad tersebut dilaksanakan dengan rukun-
rukun dan syarat-syarat yang sempurna dan sesuai dengan ketentuan agan~a.
Begitu pula clengan khulu'. Untuk tejadinya khulu ada rukun dan syarat.
Aclapun rukun khul u sebagai berikut :
Istri sebagai yang mengajukan khulu'
para ulama sepakat bahwa istri yang mengajukan khulu' kepacla suaminya
itu wajib suclah baligh, clan berakal sehat, mereka juga sepakat bahwa istri
yang safih (idiot) ticlak boleh mengajukan khulu' tanpa izin walinya. 10
Suami sebagai penerima 'I waclh
seluruh mazhab, kecuali mazhab hambali sepakat bahwa baligh dan
10 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab Penerjemah Masykur A.8., dan Umar Slrnhab,.(Jakarta: Lcntera, 1996 ), cet I, h. 460
16
berakal merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh laki-laki yang
melakukan khulu'. Sedangkan hambali mengatakan klmlu', sebagaimana
halnya dcngan talak, clianggap sah bila dilakukan oleh orang yang
mumayyiz (telah mengerti sekalipun belum baligh) 11
Aclanya uang ganti ('iwaclh), 'iwadh berupa suatu yang berharga clan dapat
clinilai sebanding clengan mahar yang diterimanya waktu akad nikah, hanti
rugi ini diberikan oleh istri sendiri atau oleh pihak ketiga atas persetujuan
suami istri. 12
Bentuk barang ganti rugi menurut Imam mazhab bahwa segala sesuatu yang
bias dijadikan mahar (maskawin), boleh pula dijadikan tebusan itu harus
dik<:tahui sccara rinci nrnna kala bcnda-benda terscbut cenderung bias diketahui
clengan mudah. 13 Dan mengenai kaclar barang ganti rugi yang harus cliberikan,
imam Malik, Syafi'I dan golongan fugaha berpenclapat bahwa seorang istri boleh
melakukan khulu' clengan memberikan harta yang lebih banyak dari mahar yang
diterimanya clari suaminya. 14 Ini berdasarkan Firman Allah SWT Surat Al-
l3aqarab: 229
11 Muhammad Jawad Mughniyah, Ibid, h. 462
12 An1ir Syarifuddin, Hukzun Perkarvinan Is/an1 dilndonesia, Ibid, h. 237
" Muhammad Jawad Mughniyah, lbicl, h. 457
14 lbnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Penerjemah DRS. Imam Ghazali Said, MA dan Drs. Achmad Zaidun, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), cet-2, Jilid 2, h. 554
17
...... Maka tidak ada dosa alas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. (QS. Al-Baqarah:229)
ayat inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu'
yaitu permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.
Akan tetapi segolongan Ulama seperti Imam Ahmad, Abu ubaid, dan Ishak
bin Rawaih mengatakan, " Suami tidak boleh menerima tebusan istri lebih dari
pada mahar yang diberikan dulu". Demikian juga pendapat Said bin Musayyah
Atha', Amr bin Syu'aib az-Zuhri, Thawus, hasan al-Basri, sya'bi, Hamad bin abi
Sulaiman, rabi bin anas. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan Abdu bin hamid
dari Atha' dapat dikatakan bahwa Nabi SAW membenci seorang suami
mengambil melebihi dari apa yang pernah ia berikan. 15
Shigat, yaitu ucapan cerai yang disampaikan oleh suami yang dalam ungkapan
tersebut dinyatakan dengan uang ganti ('iwadh). 16
Adapun lafaz khulu' terbagi menjadi dua, yaitu sharih dan kiasan. Khulu'
sharih itu terdapat tiga lafaz yaitu :
a. Kha/a iuki (alrn meng-khulu'-mu) seperti "saya khulu' kamu dengan iwadh
sebuah sepeda motor"
b. Mufadah (tebusan) seperti "saya bercerai denganmu dengan tebusan sekian"
c. Fasakhtu nikahaki, seperti "saya faskh kamu dengan iwadh sebuah kitab suci
" Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, Ibid, h. 310-311
· 16 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, Ibid, h. 133
I 8
Al-Qur' an. 17
2. Syarat-syarnt khulu'
Syaikh Hasan Ayyub menyatakan bahwa syarat-syarat khulu itu ada tiga yaitu:
Seorang istri boleh meminta kepada suaminya untuk melakukan khulu' jika
tampak adanya bahaya yang mengancam dan ia merasa takut tidak akan
111enegakkan hukurn Allah Azza wa jalla
Khulu' itu hendaknya dilakukan sarnpai selesai tanpa dibarengi dengan
tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh suarni. Jika pihak suarni
rnelakukan penganiayaan, maka tidak boleh mengambil sesuatu pun dari
istrinya.
Khulu' itu berasal dari pihak istri dan bukan dari pihak suami. 18
0. Akibat dan Hikmah Cerai gugat
Adapun akibat dari cerai gugat adalah babwa seorang istri yang telah dikhulu'
oleh sumninya, ia berhak alas dirinya karena istri telah merniliki dirinya, ia bebas
rnenentukan nasib dirinya sendiri. Menurut Jumhur ulama termasuk Imam
Mazhab berpendapat bahwa suami tidak boleh merujuk lagi dengan mantan
istrinya setelah ia rnenerima 'iwadh sebagai tebusan dari sang istri, 19 dan mantan
17 Amir Syarifuddin, Hukun1 Perkcnvinan !s/an1 dilndonesia, Ibid, h. 237
18 Syaikh Hasan Ayyub, !hid. h. 309 .. 3 I 0
19 Tengku Muhan1n1ad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ko/eksi Hadits-hadits Huku111, (Seinarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 200 I), h. 290
19
suami tesebut tidak berhak rujuk dalam masa iddah, sebab dengan khulu' tersebut
telah terjadi talak bain.20
Adapun hikmah dari cerai gugat adalah.
Hikmah dibolehkan khulu' adalah memberikan kemaslahatan kepada umat
manusia yang telah dan sedang menepuh hidup berumah tangga dalam masa
perkawinan itu mungkin ditemukan hal-hal yang tidal< memungkinkan keduanya
mencapai tujuan perkawinan
Menurut Amir Syarifoddin bahwa hikmah khulu' adalah tampaknya keadilan
Allah sehubungan dengan hubungan suami istri. Bila suami berhak melepaskan
diri dari hubungan dengan istrinya menggunakan cara talak, istri juga mempunyai
hak dan kesempatan bercerai dari suaminya dengam menggunakan cara khulu.21
Jadi jelas dengan adanya khulu', pihak istri bisa menggunakan haknya, yang
mana hak berccrai bukan untuk pihak laki-laki (suami) saja melainkan istri bisa
mempergunakannya dan dengan alas an-alasan yang tepat.
E. lddah ccrai gugat
Seperti halnya perceraian karena talak, khulu' pun mempunyai masa iddah,
adapun iddah untuk orang yang dikhulu' menurut Imam Malik, Abu
hanifah,Syafi'I, Ahmad bin Hanbal, Ishak bin Rahawaih, bahwa iddah wanita
yang melakukan khulu' adalah sama dengan wanita iddah wanita yang diceraikan
20 Syaikh Hasan Ayyub, Ibid, h. 323
"Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Ibid, h. 234
20
yaitu tiga quru'. Sedangkan Imam Tarmidzi mengatakan wanita yang melakukan
khulu' adalah satu quru'( satu kali haid) berdasarkan hadits Rubayyi' binti
Mu'awwidz yang diriwayatkan Nasa'I mengenai kisah istri Tsabit bi Qais, bahwa
Nabi SAW pernah berkata kepadanya, " ambilah miliknya yang ada padamu dan
biarkanlah jalannya." Kemudian Tsabit menjawab, " Ya, baiklah." Lalu beliau
menyuruh istrinya untuk menjalankan iddahnya satu kali haid dan kembali kepada
keluarganya.22
Untuk wanita yang melakukan khulu' iddahnya satu kali haid sesuai dengan
hadits Nabi dalam kasus Tsabit.
" Syaikh Hasan Ayyub, Ibid, h. 323
BAB III
PROSEDUR CERAI GUGAT DALAM HUKUM ACARA
PERADILAN AGAMA
A. Sclrnb-scbab tcrjadinya Ccrai Gugat Mcnurut Ilulrnm Islam
Asumsi yang menyatakan bahwa orang Islam boleh menceraikan istrinya dengan
sewenang-wenang, hanyalah memutarbalikan ketentuan-ketentuan hukum Islam
tentang perceraian atau talaq. Meski Al-qur'an menunjukan bermacam-macam sebab
yang memungkinkan terjadinya perceraian itu dilakukan, tetapi Al-qur'an tidak
memberikan rincian sampai yang sekecil-kecilnya. Hal ini adalah wajar, karena Islam
adalah sebagai agama yang asas perceraian yang diuraikan dalam Al-qur'an besar
kecilnya mencakup segala macam sebab, yakni keputusan suami istri untuk
menrntuskan ikatan perkawinan, karena mereka ti.dak sanggup lagi unyuk hidup
sebagai suami istri.
Sebenarnya, perkawinan itu rnerupakan suatu pe1janjian suci untuk hidup
bersama sebagai suami istri, dan jika masing-masing pihak tidak setuju lagi untuk
hidup bersama. Hal ini menjadikan perceraian merupakan satu jalan yang tidak dapat
dihindarkan. lni bukan berarti bahwa setiap pertengkaran suami istri akan
mengakibatkan perceraian, kecuali jika tidak ada masalah kesanggupan untuk hidup
bersama sebagai suami istri sajalah yang menyebabka!1 ditempuhnya perceraian.
Tidak ada kesanggnpan untuk hidup ~ersama itu menurut Al-qur'an disebut
Syiqaq (berasal dari kata Syaqa, artinya pecah menjadi dua). Shiqaq barulah memberi
23
hak kepada masing-masing pihak untuk mengadakan perceraian, setelah ditempuh
segala macam usaha untuk mendamaikan perselisihan suami istri. 1
Perceraian menurut Hukuin Islam biasanya terjadi disebabkan dua hal :
a. Istri atau Suami mandul2
Jika Istri mandul, tidak dapat melahirkan anak, tentu rumah tangga menjadi
sepi, karena anak-anak adalah laksana btmga dan menjadi perhiasan didalam
keluarga, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-kahfi ayat 46, yaitu:
Artinya : "hart a dan anak-anak adalah perhiasan kihidupan dunia"
Salah satu tujuan utama dari perkawinan ialah untuk memperolah anak atau
keturunan. Dengan kemandulan salah seorang diantara mereka berdua, maka berarti
salah satu tujuan pokok dari perkawinan menjadi lenyap
jika istri mandul, maka untuk kemaslahatan suami, dia boleh menceraikannya,
selanjutnya kawin lagi dengan wanita lain yang mungkin dapat melahirkan anak.
Sebaliknya jika suami mandul, maka untuk kemaslahatan istri, dia dapat
mengajukan gagatan perceraian. Untuk selanjutnya dapat kawin dengan laki-laki lain
yang mungkin dapat memperoleh keturunan (anak).
1 Sri Mulyati (ed), Relasi Suami Istri Dalam Islam, (Jakarta; Pusat Studi Wanita (PSW)UIN Jakarta, 2004),h. 20-2 I
2 M, Quraish Shihab, Wawasan Qur 'an;Tafsir Maudhzi 'i At as Pelbagai Persoalan Umat. (Bandung: Mizan, I 996),h. 200
24
Dengan de111ikian percernian itu adakalanya untuk ke111aslnhatan suami,
adakalanya untuk kemaslahatan mereka berdua dan anak.
Jika keduanya tidak ingin te1jadi perceraian maka dapat mangangkat anak orang
miskin atau anak yatim atau bahkan anak telantar Galanan). Hubungan darah memang
penling. Telapi bukan manjadi ·unsure penilaian tcrlinggi di masyarakat. Hal ini jelas
tidak sejalan dengan Al-Qur'an.3
b. Tidak terdapat kerukunan dalam rumah tangga
Kerukunan dan kesepakatan adalah merupakan unsure utama bagi pembinaan
rumah tangga bahagia. Jika hubungan perkawinan dalam situasi kemelut yang
melanda rumah tangga itu, dilanjutkan terns, tentu akibatnya akan menimbulkan rasa
permusuhan yang berkesinambungan antara mereka berdua dan akhirnya rumah
tangga hancur berantakan. Maka salah satu solusi dari perselisihan itu, meraka harus
bercerai.
B. Scbab-scbab tcrjadinya Cerni Gugut mcnurut hukum positif
Adapun sebab-sebab putusnya pekawinan me11urut UU No. 1 th. 1974 dan
kompilasi hukum Islam cliscbabkan oleh:
a. kematian
b. percerai an
3 Amina Wadud Muhsin (Pe;nikir Wanita Muslim Amerika yang Menekankan kajiannya Pada MAsalah-masalahn Wanita, dengan pendekatan heumeneutik), Wanita di da!am Al-Qur'an, (Bandung: Pustaka,1994,h.l 1-12)
c. keputusan pengadilan 4
Mengenai putusannya perkawinan yang disebabkan oleh perceraian ada
beberapa a!asan yang melatarbelakangi kanapa perceraian dapat terjadi. Sebagaimana
hal ini dijelaskan dalam kompilasi hukum Islam pasal 116 dan pp No. 911975 pasal
19, sebagai berikut:
a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pamadat, penjudi
dsb yang sukar untuk disembuhkan.
b. Sal ah satu pihak i,neninggalkan pihak lain dalam j angka waktu dua tahun
secara terns menerus tanpa izin dari pihak lain dan tanpa a!asan yang sah
atau karana ha! Jain diluar kemampuannya.
c. Salah satu pihak mandapatkan pidana ljma talrnn penjara dan hukuman
lain yang lebih berat.
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman yang membahayakan
keselamatan anggota keluarga
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
dapat melakukan k~wajibannya baik sebagai suami/istri
f. Terns menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran antara kedua belah
pihak sehingga tidak ada harapan untuk _qidup harmonis ( terdapat juga
dalam pasal 39 ayat 2 UU No. 111974)
g. Suami melanggar ta'lik talak
4 UV. No.I th.1974 Pasal 38 dan kompilasi hokum Islam Pasal 113
[26
h. Peralihan agama atau murlad yang menyababkan teijadinya ketidak
rukunan dalam rumah tangga
C. Prosedur Pengajuan Cerai Gugat di Pcngadilan Aganrn Jakarta Sclatan
Baik hukum Islam maupun hukum positif kita menempatkan suami istri dalam
kedudukan yang sama dimana seseorang istri dibolehkan menuntut perveraian dari
suaminya jika ia mempunyai. '.'Jasan yang kuat. Sebagimana ha! ini terdapat dalam
sunnah Rasulullah SAW yang berbunyi:
J. ~Jl) : , ~J ~ ~I ~ ~I J_,.....:.j Jlii 'f~'}I ~ }5:J1 o)'f ~\j
~.J-1 JJ1) : ~J ~ 1"1 J;.p 1"1 j_,.....:.J J~ '~ \:J~ .(~~ ~ .. .. .. ,,. , ,
Artinya: diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA. Bahwa istri sabit bin Qurais, memenuhi Nabi SAW. dan ia berkata : . "Ya Rasu/u/lah saya tidak menjelekkan Sabit Bin Quraisy dalam ha/ akhlak dan agamanya, tetapi saya tidak ingin rerjerumus kedalam perilaku yang menenrang Islam (apabila saya tetap menjadi istri sabit bin Qais) Rasulu/lah SAW bersabda : apakah kamu bersedia mengembalikan kebun yang telah diberikan Sabit bin Qais (sebagai maskawin) ? "lsrri Sabir menjawab, "ya", ceraikan islrimu dengan .talak satu (Hadits Riwayat Bukhari)
5 Ahmad Bin Hajar Al-Qailani, (Shahih Bukhari}, Beirut, Dar Al-Fikri, 1996. Zz I 0. Hal. 497-185
. 27
Sedangkan dalam hukum positif kita terdapat dalam UU perkawinan No.1/1974
pasal 40 ayat 16, PP No. 9/1975 7 dan UU No.3 Th. 2006 tentang peradilan agama
menjelaskan memberikan kesempatan.yang sama kepada suami ataupun kepada istri
untuk mengajukan perceraian di pengadilan Agama dengan memakai istilah yang
berada yaitu cerai talak (permohonan perceraian yang di aj ukan oleh suami ke
pangadilan agama atas inisiatif dari suami) dalam cerai gugat ( gugatan perceraian
yang diajukan 0leh istri kepada pengadilan agama atas inisiatif istri)
Walaupun mengajukan perceraian dapat diajukan oleh suami atau istri, namun
penullis akan lebih terinci membahas perceraian yang diajukan oleh istri ( cerai gugat
) karena pembahasan tullisan ini mengenai pengajuan gugat istri karena suami
dipenjara. "'.'erdapat dalam pasal 74 UU No. 3/2006
Akan tetapi sebeh:m pihak istri melakukan perceraian ke pengadilan agama,
maka sebelunya istri lebih tahu bagaimana prosedur mengajukan gugat cerai ke
Pengadilan agama.
Gugat cerai ( cerai gugat) di atur dalam pasal 40 UU No. 1/1974 pasal 20-36 pp
No. 9/1975, pasal 73-88 UU NO. 3/2006, pasal 113-148 Kompilasi Hukum Islam.
Adapun tata earn penyelesaian gugat cerai di atur sebagai berikut:
1. Gugatan cerai diajukan kepada pengadilan agama
6 UU No. I Th.1974 Pasal 20 ayat I: "Gugatan Perceraian diajukan kepada pengadilan"
7 PP No.9/1975 pasal 20 ayat I: "Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau istri at au kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat"
28
a. Gugatan cerai diajukan oleh seorang istri yang dilakukan perkawinan
menurut agama Islam ( panjelasan pasal 20 pp No.9/1975
b. Gugatan perceraian diajukan kepada pengadHan Agama
2. Menyusun surat gugat cerai8
Surat gugatan cerai memuat :
a. Jdentitas para pihak, yaitu yang me1miat cirri-ciri daripada penggugat seperti
nama, umur, pekerjaan dan tempat kediaman penggugat yaitu istri dan
tergugat yaitu suami ....
b. Alasan -alasan yang menjadi dasar alasan perceraian yang disebut dengan
fondamentum petendi.
c. Petitum atau tuntutan perceraian, yaitu apa yang diminta atau diharapkan
penggugat agar diputuskan oleh hakim. Jadi tuntutan itu akan terjawab
didalam amar atau dictum putusan. Oleh karena itu petitum hams di
rumuskan secara jelas dan tegas.
Cerai gugat dapat diajukan berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang diajukan
dalam kompilasi hukum Islam,Pasal 116 dan pp No. 9/1975 pasal 19 serta terdapat
juga dalam pasal 39 ayat 2 UV No. 1/194 sebagaimana telah dijelaskan oleh penulis
pada poin b2.
3. Kewenangan relative pengadilan agama
a. Gugat cerai diajukan o!eh istri atau kuasanya kepada pengadilan agama yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali dalam ha! :
8 R Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, (Jakarta, Sinar Grafika, 2003), cet 5, h.27-28
29
1) Penggugat dengan sengaja menunggalkan tempat kediamanbersama
tanpa izin tergugat, maka gugatan cerai diajukan kepada pengadilan
agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
2) Penggugat bertempat kediaman diluar negeri, maka gugatan perceraian
juga diajukan ke pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi
tempat kediaman tergugat
3) Penggugat dan tergugat bertempat kediaman diluar negeri, maka
gugatan cerai diajukan kepada pengadilan agama yang daerah
hukumnya meliputi di tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau
kepar!a pengadilan Jakarta pusat. (Pasal 73 (3) UU No. 3/2006
b. Gugat cerai di proses di kepaniteraan gugatan dan dicatat clalam register
induk perkara gugatan.
4. Pemanggilan pihak-pihak
A. Pemangilan pihak pihak dalam pekara cerai gugat di lakukan sama clengan
pangi !an dalam perkara cerai talak.
a. pangilan terhadap para pihak yang ~empat kecliamanya berada di wilayah
pengadilan lain, dilakukan melalui pengadilan agama di tempat kediaman
pihak yang di panggil.(pasal.103(2)UU-pengadilan agama).
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh ketua pengadilan selambat
lambatnya tiga puluh (30) hari setelah berkas atau surat gugatan percaraian
di daftarkan di kepaniteraan. pemeriksaan dilakukan dalam siclang tertutup.
30
b. Setelah ketua pengadilan menerima gugatan maka ia menunjuk ketua majelis
dan dua hakim anggota yang di tugaskan untuk menangani perkara tersebut.
c. Hakim yang bersangkutan dengan surat ketetapan menentukan hari sidang
dan memanggil para pihak agar menghadap pada sidang pengadilan agama
pada hari sidang yang telah di tetapkan dengan membawa saksi-saksi serta
bukti-bukti yang di perlukan.
d. Pemanggilan dilakukan oleh jurusita. Surat panggilan tersebut disebut
exploit. Exploit itu berserta salinan surat gugatan di serahkan kepada tegugat
pribadi di tempat tingalnya.
1) Apabila tegugat tidak di temukan,exploit di serahkan kepacla kepala desa
yang bersangkutan untuk di teruskan kepada tergugat.
2) Kalau tergugat sudah meningal dunia, maka exploit di sampaikan kepada
ahli warisnya dai;i apabila ahli warisnya tidak diketahui maka di
sampaikan kepada kepala desa di tempat kecliaman terebut.
3) Apabila tempat tinggal tidak di ketahui rµaka exploit diserahkan kepada
bupati dan untuk selanjutnya exploit · diserakan kepada bupati dan
selanjutnya exploit tersebut di temple pada papan pengumumandi
pengadilan agama yamg bersangkutan
4) Jika belum bisa memenuhi pemanggilan, maka jurusita memberi
kemungkinan sekali lagi tegugat sebelum perkaranya diputus hakim.
31
5) Sctd11h 111cl11kuk1111 p1111ggil1111, jurusit11 !111rus 11ic11ycnd1lrn11 rd1111s (ris11l11h)
panggilan kepada hakim yang akan memeriksa perkara yang
bersangkutan.relaas itu merupakan bukti bahwa tegugat telah dipanggil.
c. Kcmudian pada hari yang telah di tcntukan siclang perneriksaan perkara di
mulai.
6. Jalan persidangan 9
a. Sidang pertama
setelah hakim membl1ka sidang dengan menyatakan " sidang di buka untuk
umum" dengan mengetuk palu, hakim mulai dengan mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan identitas npra pihak -dan menanyakan apakah pata
pihak sudah mengerti mengapa mereka di panggil untuk mengadiri sidang.
Dan yang paling utama dalam sidang pertarna ini adalah upaya hakirn untuk
mendamaikan mereka.
b. Sidang kedua
Apabila perdamaian te1jadi di luar perdamaian, maka sidang di hentikan oleh
majelis hakim dan kedua pihak mendapatkan akta perdamaian.akam tetapi
jika perdamaian tidak dapat terjadi, makam sidang dapat dilanjutkan dengan
penyerahan jawaban dari pihak tergugat.
c. Sidang ketiga
Pada sidang ini pengugat menyerahkan Replik. Replik adalah tanggapan
pengugat terhadap jawaban tergugat.
9 • ibid, h. 41-44
d. Sidang keempat
Selanjutnya, tergugat memberikan duplik, yaitu tanggapan tergugat atas
n:plik pcngugnl.
e. Sidang kelima
Sid:mg kclimn dnpnl discbut sidnng pe111buktirn1 okh pengugnl. Disini
pengugat mengajukan bukti-bukti yang memperkuat dalil-dalil tergugat
bukti-bukti yang di maksud terdiri dari surat surat dan saksi-saksi.
I'. Sidnng. kcenrnn
kalau sidang keenam merupakan sidang pembuktian tergugat,maka sidang ke
cnnm ini adalnh sidang pc111buktin11 dnri pihnk tcrgugnl.
g. Sidang ketujuh
Sidang ketujuh adalah sdang penyerahan kesimpulan. Disini kedua belah
pihak membuat kesimpulan dari basil hasil sidang tersaebut. Isi pokok
kesimpulan sudah barang tentu yang menguntungkan para pihak sendiri.
h. Sidang kedelapan
sidang kedelapan dinamakan sidang putusan hakim. Dalam hal ini hakim
membacakan putusan yang seharusnya di hadiri oleh para pihak. Setelah
selesai pembacaan putusan hakim mengetuk palu tiga kali dan para pihak di
beri kesempatan untuk mengajukan banding apabila tidak puas dengan
putusan hakim. Pernyataan banding ini harus.di lakukan dalam jangka waktu
14 hari terhitung mulai sehari sehabis di jatukan putusan.
33
Sidang perceraian tersebut di atas tidak harus dilaksanakan dalam delapan
tnhupun pcrsidungan, .iiku jtilunnyu p0rsidanga11 luucur yaitu kcdun beluli pilink
(pengugnt dan tergugat) hadir pada setiap persidangnn, hadirnya saksi ketika sidPng
pembuktian dan sudah sepakatnya suami istri untuk bercerai.
Kesimpulan dari prosedur mengajukan perceraian ke pengadilan agama tempat
tinggal yang berwenang di atur berdasarkan UU No. 3/2006 dan UU perkawinan no.
1th. 1974 dan PP No.9 th. 1975 walaupun dalam kedua peraturan tersebut hanya
menjelaska secara umum dari prosedur mengajukan perceraian ke pengadilan agama.
BAB IV
PUTUSAN HAKIM PENG ADI LAN AG AMA ,JAKARTA Sl~LATAN
DALAM PERKARA CERAl GUGAT KARENA SUAMI DIPENJARA
A. Profil Prng11dil1111 Ag1111111 ,J11k11rt11 Sdntnn
I. Sejarah berdirinya Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Pengadilan Agan1a Jakarta Selatan dibentl1k berdasarkan surat keputusan
menteri agama RI. Nomor 69 th 1963, pada Mula Pengadilan Agama di Jakarta
hanya terdiri dari kantor induk dan (2) dua cabang yaitu :
I. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Utara
2. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Tengah( sekarang Jakarta Pusat)
3. Kantor cabang pengadilan istimewa Jakarta Raya sebagai induk
Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk wi!ayah hukum
Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian telah berdirinya cabang mahkamah
Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI. NO, 71 tahun
1976, semua Pengadilan Agama di Provinsi Jawa Barat dan Pengadilan Agama di
daerah khusus !bu kota Jakarta berada dalam wilayah Hukum Mahkamah Tinggi
cabang Bandung.·
Dalam perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Tinggi diubah menjadi
Pengadilan Tinggi Agama (PTA). Berdasarkan surat keputusan menteri agama no. 61
tahun 1985 tanggal 16 juli 1985, Pengadilan Tinggi Agama Surakarta dipindahkan ke
Jakarta yang realisasi perpindahan tersebut baru terlaksana pada tanggal 30 oktober
,35
1987. dengan demikian otomatis wilayah hukum Pengadi!an Agama yang ada di
Jakarta yang semula termaksud wilayah hukurn Pengadilan Tinggi Agama Bandung
menjadi wilayah hukurn Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.
Gedung Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang beralamat di jalan Rambutan
VII no 48 Pejaten Baral Pasar Minggu Jakarta Se!atan mempunyai luas tanah sekitar
3.421 M2. adapun luas bangunannya Pengadilan Agama Jakarta Selatan seluas 1000
M2. yang pada saat ini djadikan balai sidang perkantoran. adapun luas
bangunannya.dan status tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk kantor
Pengadilan Agarna Jakarta Selatan adalah milik pemda DK! Jakarta.
2. Dasar Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai intansi yang melaksanakan tugas
kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugasnya yang rnenjadi dasar hukum dan
landasan ke1janya:
I. Undang - Undang J:)asar 1945
2. Undang - Undang No. 4 Tahun 2004 tentang pokok - pokok kekuasaan
kehakilr an
3. Undang - Undang No. 5 Taun 2004 tentang Mahkamah Agung
4. Undang - Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
5. Undang -Undang No. 3 tahun 2006 tentang Pengadilan Agarna
6. Peraturan pemerintahan No. 9 tahun 1975 tentang Peraturan pelaksanaan
undang- undang No. l tahun 1974
36
7. Keputusan ketua Menteri Agama RI No. KMA/004/SK/ll/1992 tanggal
24 Februari 1992 tentang susunan organisasi dan tata kerja kepaniteraan
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama dan keputusan Menteri
Agama RI No. 303 tahun 1990 tentang susunan organisasi dan tata kerja
kesekretariatan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama
8. Keputusan Menteri Agama RI No. KMA /SK/l/1991 tangggal 24 januari
1991 tentang pola pidana dalam Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama
9. Keputusan Menteri Agama RI No. KMA/006/SK/III/1994 tanggal 24
Januari 1991 tentang pengawasan dan evaluasi atas hasil pengawasan
oleh Pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama
I 0. Undang- undang serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan tugas dan wewenang Pengadilan Agama
11. Keputusan presiden No. 21 :21 tahum 2004 ten tang perubahan satu atap
dibawah Mahkamah Agung RI
3. letak Geografis dan Wilayah Hukum
Secara astronomi wilayah pemerintah kotamadya Jakarta Selatan adalah
seluas 145.73 Kilometer persegi (Km2) dan secara astronomis wilayah kotamadya
Jakarta Selatan terletak dan berada pada posisi 06 15' 40, 8' Lintang selatan dan
106'45/0.00 Bujur timur, dan berada pada kemiringan 26,2 meter diatas permukaan
laut. Wilayah hukum Jakarta Selatan meliputi wilayah kota Jakarta Selatan ya·1g
terdiri dari 10 (sepuiuh) kecamatan dengan 65 kelurahan yaitu:
Kecamatan Tebet terdiri clari 7 kelurahan
Kecamatan Setia Budi terdiri clari 8 kelurahan
Kecamatan Mampang tercliri clari 5 kelurahan
Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 7 kelurahan
Kecamatan Kebayoran Lama terdiri clari 6 kelurahan
Kecamatan Cilandak terdiri dari 5 kelurahan
Kecamatan Kebayoran Baru terdiri dari 10 kelurahan
Kecamatan Pancoran terdiri dari 6 kelurahan
Kecamatan Jagakarsa tersiri dari 6 kelurahan
Kecamatan Pesanggrahan terdiri dari 5 kelurahan.
B. Putusan Hakim
37
Dengan rnerujuk pada ketentuan pasal 57 ayat2, pasal 59 ayat 2, pasal 60, 61,
62, 63, dan 64, kemudian tentang bentuk keputusan Peradilan Agama ditegaskan
lebih lanjut dalarn penjelasan pasal 60. Dari ketentuan-ketentuan inilah dapat
diketahui bentuk produk keputusan yang dapat dijatuhkan Peradilan Agama, yang
terdiri dari "Penetapan" dan "Putusan".
Adapun keputusan Peradilan Agama disebut berbentuk penetapan ditegaskan
dalam penjelasan pasal 60. Daiam penjelasan ini disebutkan bahwa penetapan adalah
keputusan pengadi!an atas perkara "permohonan". Penetapan dapat pula diartikan
pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim
38
dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
permohonan (voluntair). 1
Adapun keputusan Peradilan Agama yang lain adalah "putusan". Putusan
adalah pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh
hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
gugatan (kontesius).2 Macam-macam kcputusan:
1. Putusan Akhir
Putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri pemeriksaan di persidangan, baik
yang telah melalui semua tahap pemeriksaan maupun yang tidak atau belum
menempuh semua tahap pemeriksaan. Semua putusan akhir dapat dimintakan
banding, kecuali undang-undang menentukan lain.
2. Putusan Sela
Putusan sela adalah putusan yang dijatuhkan masih dalam proses pemeriksaan
perkara dengan tujuan untuk memperlancar jalannya pemcriksaan. Dasar hukum
putusan ini adalah pasal 185 HIR/196 RBg. Putusan sela tidak mengakhiri
pemeriksaan, tetapi akan berpengaruh terhadap arah dan j alannya pemeriksaan.
Putusan ini juga sclalu tunduk pada putusan akhir, karena tidak berdiri sendiri dan
akhirnya akan dipertimbangkan.
1 A. Mukri Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadi/an Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), Edisi Revisi, 11. 251.
2 Ibid
3. Putusan Gugur
Putusan gugur adalah putusan yang menyatakan bahwa gugatan/permohonan
gugur karcna pcnggugat/pcrnohon ticlak pernah haclir, mcskipun lelah dipanggil.
Putusan gugur dapat dijatuhkan apabila telah clipenuhi syarat-syaratnya, yaitu:
a. Penggugat/Pemohon telah clipanggil dengan resmi dan palut untuk hadir
dalam sidang hari itu.
b. Pcnggugat/Pemohon ternyata ticlak haclir clalam sidang tersebut, clan tidak
pula mewakilkan ·orang lain untuk hadir, serta ketidak hadirannya itu
karena sesuatu halangan yang sah.
c. Tergugat/Termohon badir dalam sidang.
d. Tergugat/Termohon mohon keputusan.
4. Putusan Verstek
Putusan verstek adalah keputusan yang dijatuhkan karena tergugat/tennohon tidak
pernah hadir meskipun telah dipanggil secara resmi, sedang penggugat hadir dan
mohon keputusan. Putusan verstek dapat dijatuhkan apabila telah dipenuhi syarat
syaratnya, seperti:
a. Tergugat telah dipanggil secara resmi clan patut.
b. Tergugat tidak hadir dalam sidang dan tidak mewakilkan kepada orang
lain serta tidak ternyata pula ketidak hadirannya itu karena suatu alasan
yang sah.
c. Tergugat tidak mengajukan tangkisan/eksepsi mengenai kewenangan.
d. Penggugat hadir dipersidangan.
,, ()
<..'. Pt:nggugul n1ohon kt:putus1.1n.
5. Putusan Kontradiktoir
Putusan kontradiktoir adalah keputusan akhir yang pada saat
clijatuhkan/diucapkan dalam sidang tidak dihadiri saluh satu pihak atau para
pihak. Dalam pemeriksaan (putusan kontradiktoir) disyaratkan bahwa baik
penggugat maupun tergugat pernah hadir dalam sidang.
G. Putusan Tidak Mencrima
Putusan tidak menerima adalah putusan Hakim yang menyatakan tidak menerima
gugatan penggugat/permohonan pemohon. Hal ini karena gugatan/permohonan
tidak memenuhi syarat hukum, baik secara formil maupun materil. Putusan tidak
menerima belum menilai pokok perkara (dalil gugat) melainkan baru menilai
syarat-syarat gugatan. Apabila syarat gugat tidak terpenuhi maka gugatan pokok
( dalil gugat) tidak dapat diperiksa.
7. Putusan Menolak Gugatan Penggugat
Putusan menolak gugatan penggugat adalah putusan akhir yang dijatuhkan setelah
menernpuh sernua tahap perneriksaan, dimana ternyata dalil-dalil gugat tidak
terbukti. Dalam memeriksa pokok gugatan (dalil gugat) maka hakim lwrus
terlebih dahulu memeriksa apakah syarat-syarat gugat telah terpenuhi, agar pokok
gugatan dapat diperiksa dan diadili.
8. Putusan Mengabulkan Gugatan Penggugat Sepenuhnya
Putusan ini dijatuhkan apabila syarat-syarat gugat telah terpenuhi dan seluruh
dalil-dalil gugat yang mendukung petitum ternyata telah terbukti. Untuk
41
rnrngahulk:111 suatu pdil11rn hnrus didukung dalil gugnl. Satu pctitum mungkin
didukung oleh beberapa dalil gugat. Apabila diantara dalil-dalil gugat itu sudah
ada satu dalil gugat yang dapat dibuktikan maka telah cukup untuk mengabulkan,
meskipun mungkin dalil gugat yang lain tidak terbukti. Namun apabila seluruh
dalil gugat itu terbukti, maka semakin kuat alasannya untuk mengabulkan
petitum.
9. Putusan Diklatoir
Putusan diklatoir adalah putusan yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu
sebagai suatu keadaan yang resmi menurut hukum, misalnya: Putusan yang
menyatakan sah tidalmya suatu perbuatan hukum atau keadaan/status hukum
seseorang, menyatakan boleh tidaknya untuk melakukan suatu perbuatan hukum,
dan sebagainya.
l 0. Putusan Konstitutif
Putusan konstitutif adalah suatu putusan yang menciptakan/menimbulkan
keadaan hukum baru, berbeda dengan keadaan Jrnkum sebelumnya. Misalnya:
Putusan perceraian, putusan pembatalan perkawinan, dan sebagainya. Putusan
konstitutif selalu berkenaan dengan status hukurn seseorang atau hubungan
keperdataan satu sama lain.
11. Putusan Kondemnatoir
Putusan kondemnatoir adalah keputusan yang bersifat menghukum kepada
salah satu pihak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu atau
menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan, untuk memenuhi prestasi. Apabila
,12
pihuk tcrhukum tiduk mau 111claksu11uku11 isi putusun dcugan sukarclu, nrnku alas
permohonan penggugat, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa (Execution
Force) nkh pcngadilnn ynng rncrnutusnyn. Putusnn dnpnl clicksckusi sctclnh
memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali dalam ha! Vitvoer baar bijvoorrad,
yaitu putusan yang dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum
(pulusan scrta merla).
Mengenai bentuk dan isi putusan Hakim diatur dalam pasal 183 dan 184
HIR/pasal 194 dan 195 RBg. Putusan Hakim harus dibuat secara tertulis dan
ditanda tangani sebagai dokumen resmi. Suatu putusan hakim, terdiri dari empat
bagian yaitu:3
a. Kepala Putusan.
b. Identitas para pihak.
c. Pertimbangan (konsideran) yang memuat tentang "duduknya perkara" dan
"pcrlimbangan hukum".
d. Amar dan diktum putusan.
C. Putusan Perlrnra Cerai Gugat Nomor: 1161/pdt.G/2007/PAJS
Dalam dokumen putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan hakim
mengabulkan beberapa gugatan yang diajukan oleh Pengugat. dalam Gugatan
tersebut terdapat beberapa alasan yang menyebabkan Istri mengajukan gugatan cerai
ke Pengadilan Agama yang berwenang. Salah satu gugatannya yaitu Suami dipenjara.
'Ibid, h. 262
4J
Adapun pertimbangan Hakim, Mengabulkan gugatan Istri atau penggugat,
untuk bercerai kepada suaminya atau tergugat, dikarcnakan pcnggugat tclap pada
pendirianya untuk bercerni dan 111ohon putusan.
Selain itu bunyuk hal yang n.1i:nyebabkun lstri atau pengugut illL~i11 h0n.:crui
salah satunya, bahwa pada awal pernikahan sering te1jadi percekcokan, Suaminya
sering menggunakan narkoba yang berakibat dipenjara. Hal ini berakibat buruk
kepada penggugat, sepeninyu suduh tidak hannol\is clc11gn11 mlu11y11 p~rs~lisi\11111 clt111
pcn:ekenknn )'tll\[' terns tc1:indi, dnn juga sudah tidal< mia lagi tanggung jawab
tL•1·hadap kL'lumga dan rnrnk khususnyn dnlmn lrnl l\t11l<til1.
Pcrtimbangan Hakim lainnyu yaitu dalil gugatan pcnggugat/ lstri clapat
dibuktikun dengtll\ ndanyu ki:snksinn dun ornng :-:aksi yang 11H.:ngat;1k:111 ja\vaha11 dnn
nar!a yang sama mengenai dalil gugatan penggugatan, dan keluarga sudah menasehati
tetapi tidal< berhasil. Hal ini dianggap oleh majelis hakim bahwa pengugat dapat
membuktikan dalil gugatannya sebagai beralasan dan tidak melawan hukum. Maka
dengan demikian majelis hakim menilai gugatan penggugat telah memenuhi
ketentuan pasal 39 ayat (2) UU No. 1 Th. 19744 Jo pasal 19 huruf (b) PP No. 9
Th.1975 Jo pasal 116 huruf(b) dan (g) kompilasi Hukum Islam5 Jo angka 1, 2, dan 4
ta'lik talak. Oleh karenanya gu9atan cerai penggugat patut di kabuli.
4 Pasal 39 ayat 2 UU No. 1174: "untuk me\akukan perceraian harus ada alasan,bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat nhidup rukun sebagai suami istri ·
'Pasal 19 huruf (b) PP No.9 Th.1975 Jo pasal 116 huruf(b) dan (g) KHI: "salah satu pihak meningalkan pihak lain dalam jangka waktu 2 tahun secara terus menerus tanpa izin dari pihak Jain dan tanpa alasan yang sah atau karena ha I lain di luar kemampuannya
44
Menimbang bahwa dengan jelasnya pokok gugatan pengugat serta
ditemukannya dasar hukum tentang gugatan tersebut oleh majelis hakim, serta maje!is
halim telah berusaha menasehati dan memberikan pokok-pokok pikiran kepada
pcnggugat agar berpikir ulang dan mengurungkan niatnya untuk bercerai,ternyata
pengugat tetap pada pendiriannya karena sudah tidak sanggup lagi membina rumah
tangga bersama tergugat. Majelis hakim berpendapat penggugat dengan tergugat
sudah tidak mungkin didamaikan lagi.
Kita ketahui bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mcwujudkan rumah
tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah dan bila terjadi perselisihan dan
percekcokan, maka kehidupan rumah tangga yang tenang ,aman dan sejahtera
tersebut sudah tidak mungkin lagi dapat dipertahankan, dan oleh karenanya kedur.
belah pihak berperkara dapat menentukan jalan hidupnya masing- masing dengan
tidak lebih jauh melanggar Norfla- Norma hukum dan Agama, maka perceraian dapat
dijadikan suatu alrernatif untuk menyelesaikan sengketa rumah tangga antara
pengugat dan tergugat.
Menimbang bahwa pengakuan penggugat dan keterangan dua orang saksi
serta pcnggugat telah membayar uang iwadh. Maka dari itu, majelis hakim perlu
menyatakan bahwa syarat ta'lik talak telah terpenuhi dan talak satu khulu' dapat
ditetapkan.
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (I) UU No.3/2006, ,
biaya perkara dibebankan kepada penggugat.
45
Pertimbangan hakim yang tidak selalu ada dalam putusannya yaitu jika
ternyata tergugat meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut tidak datang
menghadap, dan ternyata bahwa tidak datangnya itu clisebabkan suata halangan yang
sah scrla gugulan lcrscbut ticlak mclawan hukum dun bcralasan. Tcrgugal yang telah
dipanggil secara resmi clan patut akan tetapi ticlak datang menghadap harus
dinyatakan tidak hadir dan gugatan tersebut harus dikabulkan dengan verstek.
D. Analisis Putusan Nomor: 1161/pdt.G/2007/PAJS Mcnnrut Hukum Islam
dan Hukum Positif
Keputusan Pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya sengketa
yang menuntut pemutusan dan penyelesaian pengadilan. Keputusan atas perkara ini
bersifat Verstek, Sebagaimana telah penulis kemukakan sebelumnya; ini adalah
putusan yang dijatuhkan oleh hakim sementara tergugat ticlak hadir meskipun telah
dipanggil secara resmi dan patut. Dimana panggilan ini biasanya lebih dari satu kali,
serta gugatan yang diajukan oleh penggugat berdasarkan hukum dan beralasan. Bila
dicermati maka sesungguhnya dalam putusan ini, pengadilan berusaha memenuhi
hak-hak dari masing-masing pihak, baik itu penggugat maupun tergugat. Bahwa
penggugat mengajukan gugatan karena merasa ada haknya yang tidak terpenuhi oleh
tergugat atau tergugat telah melakukan perbuatan melanggar hukum. Maka dengan
adanya keputusan dari pengadilan sebagai lembaga yang secara konstitusi memiliki
kewenangan menyelesaikan persengketaan, penggugat berharap haknya terpenuhi.
46
Perceraian didalam hukum Islam pada dasarnya adalah hak suami, ia dapat
1Henggun11k11n itu salllpui tign knli, m1111un hnk itu tiduk holch dig111rnlrnn scwen11ng
wenang. Begitu juga Istri, sebagaimana peraturan perundang-undangan Indonesia
telah mengatur hal itu dalam undang-undang.
Fukla yuridis 111c11gcnai alasan gugatan scbagainutnn h:rsebut dula111 pnsnl 39
(2) Undang-undang Perkawinan dan penjelasannya serta pasal 19 PP No.9/1975,
tidak disebut mengenai taklik talak sebagai alasan perceraian, karena apa yang diatur
dalam Perundang-undangan telah cukup memadai dan mensejajari kebutuhan
masyarakat. Apalagi jika dilihat dan dikaitkan dengan perluasan alasan "melalaiK~n
kewajiban" sebagaimana yang' yang diatur dalam pasal 34 ayat (3) UU No. Ill 974
tentang perkawinan.Alasan yang kita miliki telah lebih dari cukup dan memang
alasan perceraian telah ditetapkan oleh undang-undang secara bairn. Diluar itu tidak
ada alasan yang dapat dipergunakan.
Kemudian dijelaskan dalam pasal 19 PP No.9/1975 jo. Pasal 39 UU
No. l/1974, bahwa taklik talak tidaklah termasuk dalam alasan-alasan perceraian.
Namun bila diamati dari fakta alasan pelanggaran terhadap pe1janjian taklik talak
yang diterima pengadilan agama banyak sekali.
Mengenai putusan Pengadilan Agama Jakarta selatan dapat diketahui bahwa
para hakim dalam memutuskan perkara pada umumnya mengacu pada PP No. !/1974
pasal 19 huruf (f) mengenai alasan terjadinya perceraian yaitu tidak menafkahi lahir
batin.
47
Dalam rnngku 111empe1:jclus unulisa, pe1ndis alrnn menrnndung putusun
Pengadilan Agama No: 1161/pdt.G/2007/pajs dari berbagai segi, sebagai berikut:
I. Segi alasan hukum dan tuntutan penggugat
Yang dimaksud dengan alasan hukum ialah kaidah hukum kanun (regal
van het ol!iective rechl). /\pabila pcnggugal clalam surat gugalnnnya tidak
menyebut dasar gugatan, maka Hakim dalam pertimbangannya akan
mcncukupkan segala alasan hukum, supaya menang kalahnya salah satu pihak
menjadi terang.
Dalam perkara cerai gugat antara lindawati binti sudirman sebagai
penggugat dengan Purbo Sakti Mardiyanto bin Maryono sebagai tergugat, alasan
yang cliberikan penggugat adalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat suclah
tidak harmonis lagi dan tidak dapat dipertahankan lagi, yang disebabkan Tergugat
di penjara akibat perbtiatannya yang telah mengkonsumsi barang barang
terlarang, sehingga pacla saat ini sudah sampai pacla puncak pertengkaran dan
perselisihan yang mengakibatkan antara Penggugat dan Tergugat pisah rumah
(tempat tinggal) sejak agustus 2004 dan sejak itu Tergugat tidak pernah
memberikan nafkah lahir dan bathin. Alasan ini sudah memenuhi ketentuan pasal
19 PP No.9/1975 tentang peraturan pelaksanaan dari UU No.111974 bahwa alasan
tersebut dapat diterima sebagai alasan terjadinya perceraian.
Menurut Hukum Islam, perceraian adalah jalan terakhir menyelamatkan
salah satu pihak atau kedua belah pihak termasuk anak-anak, sehingga tidak
menimbulkan akibat negatifbagi salah satu pihak sebagaimana tujuan perkawinan
48
adalah membina rumah tangga sakinah mawaddah warahmah, pasal 3 KHI dan
pasal I UU No. I 1974.
Jadi alasan Lidiawati binti Sudirman mengajukan gugatan cerm karena
adanya pelanggaran taklik talak.
2. Pertimbangan Hukum Hakim
Dalam proses pemeriksaan Hakim hams dapat mengkualifisir, yaitu
sebagaimana yang dalani pertimbangan hukum dalam surat putusan, dimana
Hakim harus dapat menemukan hubungan hukum peristiwa-peristiwa/fakta-fakta
yang terbukti dalam petitum, sehingga dapat ditemukan hukumnya dengan tepat,
baik te1iulis maupun tidak tertulis dengan menyebutkan sumber-sumbernya, serta
dapat mempertimbangkan biaya perkara.
Dalam pertimbangan hukumnya Hakim membuktikan kebenaran
pertengkaran antara Udiawati binti Sudirman dan Purbo Sakti Mardiyato bin
Maryono adalah dengan kutipan akta nikah dan keterangan para saksi dari
keluarga yang terpenting saja yang dikemukakan, tidak seluruh keterangan saksi
dimuat juga tidak kesemua keterangan saksi dipertimbangan, melainkan yang
penting saja yang berguna bagi pembuktian.
Dalam pertimbangan hukumnya putusan Pengadilan Agama Jakarta
Selatan tersebut, Hakim telah mempertimbangkan adanya pengakuan dari
tergugat terhadap gugatan penggugat, hal ini merupakan pembuktian yang paling
kuat dan bersifat mengikat. Selain itu Hakim telah mendatangkan saksi dari pihak
penggugat, ha! ini berarti Hakim membuktikan adanya alasan yang diajukan
49
pL'nggugut bcnnr odunyu, l lnkiln 11H..::1nperti111hongJ~1111 ke11111:·dt1ht1lt111 ru111ull tunggu
suami istri tersebut.
l'ertimbnngnn-pcrtimbnngnn l lnki111 ynng dikc111uknknn ynitu surnl /\I-
Baqarah ayat 229 dan UU No.1/1974 pasal 1 Kl-II pasal 1 sebagai dasar tujuan
perkawinan adalah sudah sesuai dan tepat.
Pertimbangan hukum selanjutnya berdasarkan pada pasal t 9 PP
No.9/1975 dan Kl-II pasal 116 huruf (f), adalah tepat. Oleh karena itu gugatan
penggugat patut dikabulkan.
Karena syarat-syarat gugat telah terpenuhi dan seluruh dalil-dalil gugat
yang mendukung petitum ternyata telah terbukti, maka Pengadilan cukup untuk
mengabulkan gugatan. Dalam menentukan amar putusan (dictum), Hakim harus
dapat menkonstituir yaitu menetapkan hukumnya ·ctalam amar putusan, mengaditi
seluruh petitum, tidak Jebih boleh lebih kecuali undang-undang menentukan lain
clan menetapka11. biaya perkara. Dan Hakim Pengaditan Agama dalam
menentukan perkara cerai gugat ini telah dapat menrrkonstatuir, mengkualifisir
clengan tepat dan sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan yang berlaku.
3. Proses acara persidangan
Dari proses acaranya, Pengadilan Agama Jakarta Selatan, secara umum
telah mengikuti hukum acara yang berlaku bagi Jingkungan Pengadilan Agama,
Hakim telah melakukan upaya damai sejak awal persidangan dan terus clilakuka.i
pada setiap persidangan. Pada dasarnya persidangan berlangsung sudah melalui
tahapan-tahapan yang seharusnya.
50
Perceraian antara Lindawati binti Sudirman ( Penggugat) dan Purbo sakti
mardiyanto bin Maryono (tergugat) telah dilakukan didepan persidangan, berarti
proses perkara cerai gugat ini telah memenuhi proses acara perdata Pengadilan
Agama, sebagaimana diatur dalam pasal 39 ayat (I) PP No. 911975" Perceraian
hanya dapat dilakukan didepan persidangan setelah pengadilan yang bersangkutan
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
4. Pembuktian
Dalam suatu proses perdata, salah satu tugas Hakim adalah untuk
menyelidiki apakah hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan benar-benar
ada atau tidak. Adanya hubungan hukum inilah yang harus terbukti apabila
menginginkan kemenangan dalam suatu perkara. Apabila penggugat tidak
berhasil untuk membuktikan dalil-dalinya yang menjadi dasar gugat, maka
gugatan akan ditolak.
Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara cerai gugat lstri
ini adalah dengan menjatuhkan talak bain shugro, keputusan tersebut sesuai
dengan petitum yang diajukan pcnggugat, putusan Pengadilan Agama Jakarta
Selatan dalam perkara ini tidak melebihi atau mengurangi dari petitum yang
diajukan. Pengadilan memutuskan talak bain shugro dalam perkara cerai gugat
(khulu') tersebut ada!ah tepat.
Adapun menurut pendapat mazhab tentang khulu' adalah sebagai berikut :
I. Imam Syafi'i mengatakan, adapun syarat bagi wanita yang akan
mengajukan khulu' yaitu khulu' yang diajukan oleh wanita safih sama
51
sekali tidak sah, baik dengan atau tanpa izin walinya, clan manakala
walinya khawatir bahwa suaminya akan menguasai harta istrinya yang
safih itu. Khulu'nya batal dan jatuh talaq raj'i. Apabila wanita tersebut
mengajukan khulu' dengan tebusan sebesar mahar mitsil nya, sahlah
khulu'nya clan dibayarkan sesuai dengan itu.
2. Imam malik mengatakan, syarat bagi wanita yang akan rnengajukan
khulu' yaitu berdasarkan izin wali untuk rnembayar tebusan khulu ',
maka sahlah khulu' san bukan harta dari walinya.
3. Imam Hanafi mengatakan, syarat bagi wanita yang mengajukan khulu'
yaitu apabila walinya itu melaksanakan pembayaran tebusan tersebut
clengan harta miliknya, sahlah khulu' tersebut. Dan laki-laki tersebut
berhak alas tebusan dengan syarat jurnlahnya tidak melebihi sepetiga
harta wanita tersebut.
4. Imam hambali mengatakan apabila istri rnengajukan khulu' clengan
jumlah senilai warisan yang diterima suami dari isrinya atau kurang
dari itu, maka khulu' tersebut dinyatakan sah dengan ketentuan-
ketentuan tersebut.6
6 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, pene1jemah Masykur A.8., dan Umar Shahab,,(Jakarta: Lentera, 1996 ), cet I, h.460-461
52
Adapun menurut pendapat penulis, dengan rnenarik kesimpulan diatas, bahwa
khulu adalali talak tebus yang dilakukan istri, dimana pihak istri sudah merasa tidak
aman dan tenteram dalam menjalani mahligai kehidupan berumah tangga bersama
suaminya dan istri merasa takut bila hubungan keluarga dijalankan akan membawa
kedurhakaan dimata Allah. Dan alasan-alasan lain yang memungkinkan terjadinya
khulu' itu sperti suami pemabuk, pajudi, pazina, dipenjara
bahwa syarat khulu' yaitu, bagi wanita yang akan mengajukan khulu' tidak
kpas dari walinya dan dengan rnernbayar uang tebusan kepada suarninya tersebut
Mengenai masalah tebusan yang dilakukan istri, bahwa tebusan untuk
menebus dirinya ( clari suaminya) itu dapat berupa rnahar ( maskawin) yang pernah
cliberikan suami kepada istrinya. Dan untuk wanita yang tidak warns clalam artian
idiot mengajukan khulu' tersebut tidak sah.
Bagi wanita yang mengajukan khulu' maka hakim memutuskan talak bain
dimana suami tidak berhak lagi untuk rujuk dengan istrinya itu clikarenakan suami
suclah menerima tebusan clari istri, lafaz dari khulu itu ada ada yang menggunakan
sharih dan kinayah.
Dalam kasus Lisclawati yang menggugat cerai suaminya Purbo Sakti , bahwa
jelas dalam kehidupan berumah tangga kedua pasangan tersebut sudah tidak harmonis
clan sering tezjadi pertengkaran antara kedua belah pihak, dikarenakan suami sering
mabuk-mabukan dan mengkonsumsi obat terlarang sehingga menyebabkan suami
Lisdawati yaitu Purbo Sakti di penjara, sebelum dipenjara memang sudah acla tanda
tancla k~ticlak harmonisan dari pasangan tersebut.
53
Mengenai putusan pengadilan A~ama jakarta Selatan tentang perkara perdata
antara Lisdawati dan Purbo Sakti, hakim memutuskan talak bain Shugro kepada
penggugat. Kerena dengan alasan-alasan yang tepat sehingga Hakim memutuskan hal
terse but.
A. Kesimpulan
BABY
PENUTUP
I. Pengadilan Agama Jakarta selatan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku, dalam menyelesaikan perkara cerai gugat telah mengikuti aturan
yang ada dengan berlandaskan kepada UU No. I/I 974 tentang perkawinan, PP
No.911975 tentang peraturan pelaksanaan dari UU perkawinan tersebut,
Kompilasi Hukum Islam, UU No.J/2006 tentang Peradilan Agama.
Dalam analisis putusan Nol 161/pdt.G/2007/PAJS. tentang cerai gugat
tersebut sudah relevan dengan Kompilasi Hukum Islam dan UU No. I 1974
tentang perkawinan, karena Hakim telah mengikuti aturan yang ada dalam
peraturan-pera:uran tersebut.
2. Perkara cerai gugat karena suami dipenjara menurut hukum Islam itu tidak
dijelaskan secara terperinci, namun khulu' karena suami dipenjara dapat
dibenarkan oleh Islam, bukan karena hukuman penjara yang menjadi alasan
· istri untuk mengaj ukan cerai gugat akan tetapi karena perbuatannya yang
melanggar aturan-aturan yang berlaku di sebuah Negara serta menyimpang
dari syari'at Isiarn sehingga mengakibatkan dirinya dihukum dengan hukuman
penjara. Cerni gugat dapat dibenarkan jika mempunyai alasan yang kuat dan
absannya dibenarkan oleh hukum Islam dan hukum positiL sebaliknya cearai
gugat yang dilarang adalah cerai gugat yang tidak mempunyai alasan atau
55
cerai gugat yang beralasan tapi tidak sesuai dengan hukum Islam dan lrnkum
positif.
Dalam hukum positif telah diatur pada Undang-undang Perkawinan Nomor 1
tahun 1974 pasal 39 ayat (2) huruf (c) serta dalam Kompilasi Hukum Islam
Bab XVI pasal 116 huruf(c) yang menyatakan bahwa perceraian clapat terjacli
karena salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.
B. Saran
I. Perlu adanya pembinaan bagi calon pengantin secara tegas tentang Fiqih
Munakahat, agHr mereka lebih mengerti dan memahami akan hak clan
kewajiban suami istri, sehingga suami dan istri tidak terlalu gegabah clalarn
rnengambil keputusan.
Perlu adanya ke1jasama yang baik antara suami clan istri, agar setiap kali
adanya perselisihan atau perbeclaan pendapat/pemikiran dapat cliselesaikan
dengan jalan musyawarah dan clamai, sehingga tidak akan te1jacli lagi
keputusan-keputusan yang berakhir pacla perceraian.
3. Perlu ditingkatkan pembinaan Hakim-hakim Pengadilan Agama clalam rangka
meningkatkan sumbetclaya manusia dilingkungan Pengaclilan Agama
sehingga masyarakat pencari keadilan lebih percaya aclanya keadilan
dilembaga hukum yang ben:arna Pengadilan Agarna.
56
4. Hakim dapat rnengkonstatir, rnengkualifisir dalam setiap putusannya dengan
tepat dan senantiasa rnernenuhi syarat putusan sehingga tidak te1jadi hal-hal
yang tidak diinginkan yang disebabkan karena kelalaian Hakim maupun
pej a bat yang lain.
5. Hendaknya sidang Pengadilan Agama benar-benar menerapkan asas peradilan
sederhana, cepat dan biaya ringan.
DAFT AR PUST AKA
Al-Hamdani, S A, Risa/ah Ahli Nikah, Jakarta : Pustaka Amani, 1985
Al-Jaziri, Abdurrahman, Al-Fiqh 'a/a Mazahib al-Arba 'ah, Mesir : Al-Maktabah al
Tijariah al-Kubro, 1969
Al-Husain Muslim, bin al-Hujjaz Abi, Shahih Bukhari, Jakarta: Bumi Restu, 1992, h.
20. Hadits No. 1619.
Al-Qailani !-!ajar bin Ahmad, Falhul Bukhari, Bairut : Dar al-Fikr, 1996
Arikunto, Suharsimi, Manaiemen Penelilian, .Jakarta PT. Rincka Bakli, 1993
Arto, Mukri. A Praklek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2000
Ayyub, Hasan, Syekh. Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Setia, 2000
Daud Ali, Muhammad, Hukwn Islam dan Peradilan Agama, Jakarta : Raja Grafindo
Persacla, 2002
Hakim Rahmat, Hukum Perkawinan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2000
1-Iarahap, Yahya. M, Kedudukan dan kewenangan dan Acara Peradilan Agama,
.Jakarta : Pustaka Kartini, 1993
1 Doi. A Rahman, Penjelasan Lengkap Hukum Allah (Syariah) Jakarta PT Raja
Grafindo, 2002.
Jawaz, Mughniya, Muhammad, Fiqh Lima Mazhab, Jakarta: Lentera 2006.
M. Hasby, Ashicliqy, Teungku, Koleksi Hadits-hadits Hukum. Semarang : PT. Rizki
Putra 2001. cet, III.
I'sa Muhammad bin Saurah Abi, Sunnan Turmudji, Beirut: Dar-al Fikr, 1994.
58
Mahmudunnasir, Syed, Islam Konsepsi dan Syarahnya, Bandung PT. Remaja
Rosdakarya, 1991
Muhsin, Wadnd, Amina. Wanita di dalam Al-Qur 'an, Bandung : Pustaka, 1994
PP No. 911975
Rama Yulis, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Jakarta : Kalam Mulia, 1987
Rusdi, lbnu, Bidayatul Miljtahid, Jakarta: PT, Amani 2002 Cet.II
Sabiq, Sayid, Fiqih Sunnah, Beirut : Daar al-Fikr , 1983
Sastroatmodjo, Arso, dan Aulawi, Wasit, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta :
PT Bulan Bintang. 1975
Soeroso R. l'ruktek H11k11111 Acura l'erdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2003
Subekti, R, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta : Hermasa, 1982
Syari fudJin, Amir, Garis-garis besar fikih, Jakmia: Kencana Pranada Media
2003,Cet I
Syarifuddin, Amir, Ha/cum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana 2006
Taha, Nazarudin, Pedoman Perkawinan Umat Islam, Jakarta: Rizka Cipta, 1992
Tholib, M. 15 Penyebab Perceraian dan Penanggulangannya, Bandung : Irsad
Baitussalam, 1997
/
' -'· ' l ' \ , . '·
u (:;f\'tlLi_f\}\·, R. l?.t\\·lh•l\f'H rt !·~.1'.iJ l\ r~.1 ~-q~·rvlf l\t-/.l.~JIL;\N f.\Ff~l.';1·1.~7:/\F:!'·(/IJ./ !(f:"lU/·f/}J,f/\t·._1 ..- 1··r·Jr ·•,-:: •," 1
•• f_;
Pt•nciaclilnn _h,(1;-i:·!'1~1 r(8lC1!=; ! .r~. J;:i~:J1i:.1 .::-:r.:~J;~d;~:·, ... , ,-_ ;·,~.: .::, i;·'.!f\<_;;!r~~ ::·;:~rr.\:~\~-1 p~1_i.\:~ ~·~:~1·i-:.~-1\ peri.~;rn~. 1 1·:.-l::!r:: ... ::i·::
:1i.: ~\\~3tui1t:_::iJt p11tu:3.)l\ ·::.·~!:·::i~~v~: ::.orU:,1.1t eta!.;.:'. \:,~:(-. ;i;·:1 '~ ... ,... ·,• :-, . " . ;(
;-1nr:ir~1 :------------ .. -·-·· .. _. .............. - .
f>ekt~i;;-ti=lfl ~~"a~::;:)i:;1_ :."ri·:·.~: ;:, .. ,.·:r:·.1: ,·1: " r_.. .-.;
J<(111Ti ! 1·-.J(1.·~o .:_ .. "'.- .- ...... _;_ ...... c:·t!)G(\;;i~:. Ki::c~1r(·;~·« .. ,.. · ,., . .,;_ '3E!l;:i\?tri · ............ ·-----·
\ :, ··:. '.·.'
-~ .::.·ti:~1~1)1 n1~·1·nt:i::ic::i (l8n n11:·'.·11!:i'?1:::i_iari ~)<jn~::.'.; i:·8P<.::ir-) ::.;.12tol~1·1 fn1:.n(IE.:~-1~iar 'r\i:'.\_1::r.~11·1~1cn·1 i:....:.:~rtt~l~Li9'-iii LJ\.fri.1•.i-b1.i ).1 ·
(Jip~rsil~~.r\Q8n.:---·------··--·-·- ·----· ·· ·- ··· .... · ··---- ...... · ·, ·'·.;·
TENTf'.NG DUDUI{ PERl\.'>-R.1\N'(lo
.' ' ~.·.~ ~· ;;'·,Qi .. ·v. •
t\118nin1J:.anq, IJ1ir·-h'J pr;:nQr".t!JC\:~t berr.i8';:::Jr\!.8.n •_:_" .)t. .::.,_ •.<-}~_;:· -.:\';.? t•:;•.:i.:.H;,~·.-;::l ? f ,l\~ustus ?00? ~1(1 fl~.l fe!~Hl rer :1~ tl3r d! 1<1:;11.i;-111u·erd ;.-tn t'".Jf!;_.j,_1,_-j;i"H: 1·1.'.i;; :1 ·.' ·"·; · :" "::
:::eJat3n c!ib::iv~·'3h re£1i~;ler perh:.;r;i non~t;:· ·1 ·1f:·!if'c~:.1~::·2r.::. _::,: · ..... , ..... ;~~iustus ·2007 tela'n rne!·:~18_1ur:.a:;.:--~n19:.1t?.n 1>:'r~:; .'.~,_:·•:;::1_~~~:- ... "":1~;-::' ~-::.-~·,; :· .... lf.::r9u9at yan ~~1 ber\)UiV/i st-.l.1 ;:19~-:ii bt~i t~:ut · --·· ··· ...
\ .. Ba.hv.:-a, \Y8.da h<Jri. l(a;n\s, L-.t.n~t·~\:3\ C:/ /\.'.Ji;_~t . ..:': .. __ :·: 1' ... :;:1. ·~ o.:,
pernik3!1an.~::.11t.3r:;i penQgug::it (!8n (C,rQU>J8t (r:rr.:.~.:J'. ~r:. ;·: >r.c tr.;;>~11·;" ·'..1r:.f~:~i'· A.l/Otna l<ecarnnt.::n ._ia(1.;if{,ar.s..:1 . .i;.Jk.;;i1!;1. S::/;.;(,T1L ·::.,::··n;,_-:' ~":!ff":.:1'\ ··r-i .< ••• ,,
nC1n1or': .-1oo't:J5'13.l\.!!JJJ2(io:._ t;in~i~i(\1 D7 /"Jusiu:: .. :·c:;,1·::· •
.c. B.-1hvva, p:1clr1 8'/,,;::i! pe.rni~:cd1<in ~:.t~ill<:hJ.c.~·1n ~i:~'lip_-:r .. ·)~-;l .. ; .. ruHun selJ.?1£Jai1r1an::1 l.:1y8i\r,vr. ':1;:ii·;·p i:1.-,-· ·~. · , .. _
r.H?.rse\)~\han l'l'fl.ri~un rf1,:i:;:,i\·1 (\(q'J~.1\ iJ\,;-1\:;1;::1 i- ... •.1 i 0.'1-:P'-·
penggug.at ctong8n. l~:-~lu.~v·Jt br~rY..0di~tn:::in d: t".ttn~1.l';·l'·r:~1.v~0 t i1 .··~~\:~-·:· ... -,..: - '
R.M. KMJ'i I No 10 1\ .'!t.\10'11002. f(Pf1.1r:Jf10•1 C'ii.'C<m:". "::".''"'•1<•D" .:;.::.:·•':"·· Ji.'111\arta s~1/:;tan ........ ·-·-···-------"··---·-···"""""---------··----- __ .. , ................. - - ... ·-.
·: .. E;:\!r./;.-.;i, .:l~~ri 1>:·1 n!Y.8h·.-,:1 \ 1:·r~,c:\:.ut to:·!·.:: ii ·~1:\: .. ~r~.:j.:.l \/erli8no t·1l8i1esv3Putr8,1::i:11ir LL lv18r~:.t ;~(1(it! ···-·
.. -:.
60
!:•. Bal1v:la. seb8ll--sebab ierj8ciinya pers:E::.!lsf!·;;;infpe.:if!L :J~ .. :·;:,:~ [(·r~::_;_r.i:i'. ,_,,!'(.,:i~i, ·· ·
>-1 1 -;€.rc1uc1al se.t:~qci·! suarni (l8\.?1rn 1r1e.liH:i·s:·Ji:,;~~- :·:~·.fr:~·1·1 i~1i·;)_:· ~!c::1 H '·· . \nc1)c1:i\'\upi hebu\.1\'r'1f1 run1~1\·; \;;1n~.\~;·i:1 ;:;e)::ih lY18r1 \.,,~:\·: ~-·;·•y,•·.·:~\ ~'.':'.:!''-~\'-;-~r·!·r-5.2.. Terau1~:3t d:::n n 1~n·i::.:.~JQ:'~.t ~·::\:)l!J t.:.:-·-·!:J ',1:.·.:·... .:
t3nQgB ser11n9gt1 Oif~1- ~i(I~ ·nz1:·ici!;;i/1 ~:ui1r ·:l!:)r;,::-: 5.J. Ter<lll((8t terS8/1(/kttl tincJak;j/j klrli'lrtHii {icl!: ~=~ '!/_'fll :-;--:··"- .. - r·. ,., __ ,,_ .. . :·•· - -··'
rnaSi11-be.rL!n1san- den9~1n pHi~1h L!-::.~1~.,../,1}lb :J;:;n :: .• ~;~·:: ~ ;j .:'.';:!,·,,.yj !"f!L;1n:·;i. Lf" C:ipinani1 :----------· -----·------·· ..... --- ··· · ·· ·
B.1hv1:::. nen~:{n:~1;-;; ;;_,_:,;-:;!·; t.~~-rt:.:..~,:.:.-:, ~·': .......... . rnusy:;i·..-~--;:,:·:_.;:· 'r'(-i:;~"'"'.J'..~ ;-.- .. ·;:_;'.., i:-:-:\:_~' ··;·
·~- B3ti<.;.1a, .seia~:. t>~rpis:;;\1ny3 \".:8:1~\~·:;!•}:-1t 1:l-:·;\ 1;_\:Jn t€.rsef)1,1t. 11i8K8 se13K i(U {{f']!.19?.t t:c1.:d:, pern;~ 1 ·1 :::i:: · baU1in lerll&f!flp pt11i{JQ't\tC1!:----·----------------·- ......
·:-:>.:.\
~!. 8;1iiv1.1. cJ2ng:,-in S[~b~b-se.o;;t· l~!~-€!.~ul -~L:it; .:· .'<":. ~'.;, , __ ,;•:: .. J.: ... :. ,·.,- ;, rurnal1 tan~1~1any3 t1c\8i·:, ti1~;3 ·:l!pE;i"!3l·:~1nf:a:-. \:;,~·- _,~·-;· ~; ... ,,: .. i··. ::--: ;;:::'.',~ -,,
per\en~th3ran sec3r:_:i terus r11eni?.ru·: y~1n~1 berY,.~~P8~r~1!'1~i:1r1 , .. n~1Y\?. pi;,n92u:~:0 1
beltan1tiai1 yaJ:.tn balr.:-ta tir:laK :;irJ8. t1or::i.p8n -3.~ .. ::in l\idup P.1Y:.un i:;i9l c:.a~an"t l~en.1111011 tanQ 1J8 c!Gng~1n tergu~1r.t. c-:leh Karena ftu n1'Ynon !<(ranv~ ~:ep8.·j~ Bspak Ketu.\ Pt-~n~1&di1-'.ln ,D,9.;1n1;, J~l-{?'!ta ;:,.;/p: .. ~ 1 ! 1.u1t'f/-< e·1()rn11!"l:~~r·-~1 ::
per~tavl1nan pe.n9bu9at clen~itln ter~!ll£!8l:-- .. · ·---... --
10. Bahv/(l, 1nEH19i11Qctt anak µ2no~1uQ:::it cJ8n t£~rqup:d ::::;~-:.: :.'!i.J;:·,-::d; .: : .. ,;. ri::-~J·:.: 3113K torset)Ut 1131".ISlali (\it!~\h-::·l\·, :;...r,u1·1~'l~·: ne.ii~'..J .. ~~~-': :-~01 .. _,i'.. ,I·.•.•••
}'\{!Sill S(l)l"an9 i\)\l clan (lnZtY. sn1i.~· cli:.rn1 Y..r~.\::in~l"$Un~.~ .. :··, ::,,:···;.-i.~ jiv-.-.~·1r!-~'-:·
Gurd::.1.sar\<.an alasana-alo.s::.1n t~:r.sciJul •J::_;t:):~, il°.-?'.··-.::i ::·:.· ::~u·;:::i:. :·.'1,-;.\·, _,,-1 i-<~1.n,~: .. ~ Bz-fpak f::ettHl Pe11g~-fdilc:iu_ . .;. .. ~~(lr!l8 ,.f(-l~\~1r!~=i :;>~l:;1 r::~11 df!~{' 1.\ v'-:.:•' r~i,i~~iU('_'~.t•;;:i!' l':-~i 11:":1
seb;i (l<li berH,ut: --------- ·-----· -- ·-··- --····- --- ·- · ·i l>.~t;n~1atJ1.1 1kan £lU~:Jt8111:ien~tQll~1z1t ~:i:.\un.1nn~·:;i-. J. l.1\(~nja\uhY..z1,n \~~lz1K s~1\\1 b:;\n s1.1~1)·1rc11i:~1qn 1;i,1\ r-1.·,1,.:,,· · .. -•::n\::··.:;~l·" ?. .. {·"1e·:r11.1t!JSk.an o.nal<. 11en0.ci1.ti:~:;t_t dan lr~rQ.uQ:Jt V~\·:.:i ':>~ ,\.;;<·:·n.; \/f~--~·:.c.::·F_:, '.1.;\.:.1_\·,;:,.::i-~
Puf.f·d. f;;;/11r 2? {•/l:'H 131" ?(ffi.·f ~t1f;1111 PtJ.n:.1:.1:ii.111-.11! _.·!;-;:1 ;·v::::_· 1:!•_:,.;·.:" :--,. .... 1.,._.,
4. !\4enetap}:::1n biay:.:i perk:ira ini s12.suai cJ1,;.,np~:,r1 1:<·:;,;dr. r: ;:,._-., .. nd ... ,, •. ,,,,_;~
)'an11 tJerlar'.ll :-- . ······-····-·--·-·-·--···-,-- ....... ·· .. •: •. f\loll rne1"1J<iit11"1K<1ri 1ltll\1.>~ri ))tll"K<1ril 111111H1111<1f1,,· o11J11 -.•r1'•Y:"
Menirnbo.ng, balw1~ dirl:.llam p~rsido.ngo.n . ,, l'.''1 t.;l.:1i·1 :.Ul1rnt •• 1k·il':, p~nggugat 11~c111· -s~11c111·1 <.llperslcla11g~11. cla11 111~!Nls r,,,. .an 1 .. ;1011 ll~l".l\'.~l;n 1111(Uf:. nH.-tnlJerikoll noSi>/1aH1<•f.~lwt <Ian liilll(l<111\1i1n-por1'.·i,' i·:· "' ""'''' •"/•>1 111•;111101/ .
. 61 - \ . __ _J
b1.:.rsaty;;,r Jz.::: !'U!'.V;\1 \::.:·-:!·d:•,1\\ r'..~·l;J(1:::i t:~·:·~1t:::E 1 L ::-:i'.,?\'1 ;.:~.Ji:;. \i~i, 1 :, t;(:.\·,,;:~';!, ;-~·~:;ii~ .. :i n1::ijel1s t13f,in1 n1en1enr~sa pen~t:~lU!~i::it <Ji:d1~.1:::in tr:.r 1ebln 08i11.;i!.: 1:~1i.::J:.3!-:.Jn ~lt'~!~i::;1 r10r1~J~\ll ~1~1l y~~ n 9 \sinv::i \. t:I {t p c\\JJt<.rt :.1 h ;;1 nh~.:i f1 1 )\(~~1 r r ,;::n q1,, u i,~ :-d ·
f11h:::·,i·:f\b;.,_n•J. b~:r.r. ~::r~\U·~.·'?1: Hd::it·. ··J.;i_p·2~. c\iclc•.\1.:.1·:'-I· \<.::·t'.· .:i:'(~,,.i~·-.; 1:·{::. ·.~.:).\\~\'\.;
[{(131\ Q:3(fir c!icta!8111 pi::rs!riJn9~n '~·-1ai81J\.~~H) t8la!1 ciip.::n~;~]i' ::-~·:~·"'''_1. ····:::n~ 1 \f.;i~·~ ;:•.J;t!t seb8n~r.;1k ti9ri t:.Blt. ~'riitu perii"irn.~ ·:·1en(!Bn s11r'="d p111··9qir:1fJ tir:~1~r;i! ~"! t .. -~_:/l(·!n:1~·'r 2007 [1nt11k ll;idir (ialam sid;inp l:in99al ·12 Nopemh0r ;<DD7 ;';;11 i.c;lt1;, '.;;,;;1;:;,J :?:1 Noper"ber '2DU7 unlut:.. "f1:-1tfir d;.-i!::irrr sic\.~n9 l{fn~1~1:3\ ·t-' :·-1 1 .1pi·n·:!~~·,·::r ·1- 1 1~)'1 :-:~.:rr:·..:t• tergug3t tet:Jp ti(\8.f.. hB1:lir t;Jnp;;i ;:)c\3 !~.3t)::.JI" y:.in9 ·:Jll (.::-r::f;. .. t.'.!i.· t.'\J..J~\. ·:;::~.,\(.,H":.'il
Cr/'8ng lciln S€-t)8Q8i k.U8S:;1-'ll/8'·---····· .... ····•· .....
{\'\1.:ni.ff.!),.l!\'J. !i:)\Y:·:".:j 1.>.Ull.i!~. f:tr.;!·,;.;1;:.!'.\',J.i.Jt ~,\,, ...... ,.1,:,;'.~·· ',., ......... ,:. !_:_:._.:._ 1nen9:.iJU KO n sur:;i t· ·.;1.1 r;,=J r f jU !::ti· fJtt l::t.r v~:i n q t -~f::l tr '.:tin ~:1 ·:·~~.r.;l'l.1;=-! u '~-.r:' ! ··1!'{:: .:''~< · '.),.~f.'t::···: • i den~ian C1slin;/::i set1:j{1ai LC'l'i}UJ!:·--····-· ... 1 l<.utipan ~i.:t8 nt~.0:··. ci8n l(_\.J/~. V.P.=7.8t(8t::ir·: <"}··v .. ~.;·· -
·1uo13Jtr:i.f\/1\\J20U:: .. \.:::l~1i'1f,!98l i)i' .-:.,!:1usius 2\Jlii (\:i-1.1r· .. u 1-. \ ;·. 2. F1Jtc k.opi r:.uUp:~n at:t~~- Ki:l::i.hiran :3naJ~ bern:.11r1a . 'v'2rl\.3nc' \0.~J.tli:::J\j;3. !-11.:.~r.J.,
laf!ir 22 fvf'Jret, 20011 f·./o. 10<1?.0it)/,t.S/)OO·:i t(.irr;1·1nc;:rl !. 1.-! ~\1!e1 ·;,trf.1 1• ·::;-1.r~q·l1'f•olt101·'"1•·· ·1/ J· , .. 1--1 /• · ·-· I"-•·-.,_ 1,:.-. I· i" ·• · - ' -- · <· •"' •·. · .•. '-• I~· .~ ,..., ,, ·- 8 J ,.1e::J L ." ;i.d!l .:1)!,.)J f'.(..;.,;/!1.· c_ ... 1 ... ~1 .. «I;; .. , ,;.::.-;.·.;.-" ,,,,~.J\li r· .~}.
). Foto C(·P:/ r:.;n;.; t,?1n·:i2 1:1S!°P~lu..:.1: .. :· ;:it•r1~1~1u~1-3~ l·l·~._r:·~·'. ~1 .. '.1 ,~ .. -.~,~ :::r-·~-:~, ·~ ~, '~:: ~ :;;·1 •
tiiKe\u~~rY-,;1:·; u\8~) C-\!1Y1;:·n f\i~1·~~,~·t-1r~:.z~ .J-;-1r-.z,·t~1 ·:".-:~i;~t~-;;· ('''~"::·'·:: ··:,...·, ·i•!
set;~t3.h 1::;r1.:~ss·~ .• :\ .-~\'1 ·: '.·.=:;·t ;:' .:!(·._!, :·: ~<·';. ':Hl" :( ~-~ .~ :: .. :· · :-~ ·
r1.Jer1hnl~}~.:..~~ .. i)2i: £::; ·~ 1:: 1.8;r! :·t11~-n·:.r:iu!:.an .. ~;1: :~-~- ::.:t· ?~ 1 .. . : _,_ . -:·= . .. -
n1::::ng8jll~~8n ·:il.!:J ·.:•r?.i:g ·;.~r'si V!lll'J 1nas1n·0· tn'.3SU1Q o,:r 1 ~0:·,
I. :3ufJlnn:::in !:.in .Ju!1:1eri. ;1n·1iJt ~·5 t:1!11.J1. J".J.'.3n::3 :·:'.2.!r. ,-,.:·:k.·.t .-•. : , 1, ' .. tingg~-11 tii • ..II. R.fv·I. K;,:;iai I No 10 '{j" (,, F'.8:;1111 f<_f;?ftJr~ir~n (tf'':";'!;:~t::- ·,;.·.;-,,·.::·:'.:' :! ::
Ja9C1K~,rs'1. JahJJi?: '3!}J8t0:~. '/Jn;; n1c:J~il>::l~~;:,; i· - · ··.·"·;;.. ...,, .. v. ""
sun1oahnya set)8~Jal ti~'.n~an :--·· .. ·- ..... --·· ... - Bahv-r.:-i ~)utli1rr18n ·~·-en(n kep~1(i:.~ r.ii:inc1q1.i','.?! ·1'.~~: '"r-~
k::J.nd1.~ng penggug::it :---· ·-·. · - · · 8{lf"1'h'8 \)E!liQ{tU(h~I (f8i'I IE~l'(illi\81 rnBn1K~1n t8l"l!in ::.'U(l:\ ·::.1,:1~1:\ ;,,·~j·. :;,\~:,":
seo1cin ~T an8 ~\ Sdrtl[J;..:ii sekci1 ~--1119 if\ut pen9gu~1ar ; ... · ·· · - ·· -- Bah\.'Ja 1lJ1na/1 tani:.o:=i penciouqiit clan feroucJ3~ ~.ud,;J1 ;i-:i:i/i il1LUL. ;:;,_,, ;.,; .~.
Ser·1r1r1 ler1··0 (\\ [Jer·:_.~;:,,1·t1~..1··, i1·:: .... ·1)(•fl''-' 1 ' 1 ·01 ·~r1··, •. ,, .. ,,c ~···11·.·~· j 1111 1;·1 1,··. h 1.·., ... , •• .: . c< ..... vi,. u! -~"' 1 ... ~-;f\-., rv.- •. Ji-,,..,. •.• ·•. '·'''. ;:.1-.,, .•
B3J1·11-J penve!Ja\:uva ter9u~1:Jt penqgut\a n ... \f{f;\.,;_; 1.!.:;'. Ld:;~-... : 1."·'·
na~·.3111<.ep«cla pr,·11ggU(J<H clan a1181,11ya : .. _ .... Baflvto pen~1(1u~1ar i:lan ler~ru9at prsali rtuncHl S(~i$11i,1 :-: 1~rr<ue
Ballwa sue/all clilrnsel1;iti tel;ipi tidilk ber/1;is;1:-- .... --- --- .
2. Lin bin ti J\snafJ unn1r 52 l8hLJn. a.~:arr,:3 !sl:irn. iJU}\or/.i.1;; iL~, 1 J.J:n.11-, L·J.-..i.~~. ·1
tempat tin[l>IBI JI. R.lvl. Kc.Mr I :··to 10 A. 0 .. ·(1_,s:·(1 Y..eit.T,11·,;·,:-. r:::,:: :::;<:.. Kecanta\an J-a~:l8hQrS{1, .Jakart~:i ~:~t>\~.:it'.:11'! \J;ino ~Y1r:f"\f .. :t:·n~~·,·~1~ r:'Y:.!_'' , .. ··.';·1··
dillav·t.al1 surnpal1ny:a s~bagai lir,ril,J.tt · ............ ---....... _ 8311'."/a Lin f:;enal kep8<18 peng9UQ.8t <lr1n tBr(lU(.181 \ctr>?Si~; z;,:1\!(i~.:i. _, r:·:~.: ~anc/w19 pen•;Kfll£1at;--------- .. ----.. ----- .... _ .. _ .. __ .. · · .. -.. · .... --· B;ihvva sa}\Si fa/HJ pe.n99uh1at clan ter.(JUf/:-:t ~ri·~ri!<~i)i ~;.;·1J, ..... 'i .•• su<la)1 n1en1p1.1nya1 s:eo1\1n~1 ~.nak .:!~n :.:inBt~ iK.ut p~!·;~:~1 u::: ·· Bctl"l".Jta n.ir11(r:·1 \~:in~19(-1 1;i1;··n:J9u~1~1l i:.\;:1n l'i:-l~.J~~:-.1··, ;_;.,.1,..i;.1\• i:\::_- ~··!'." , •. 1 .,.. -terj:arJi perselisii1a.n rJ:an \lercekcoK:i.n >------- · .. BBfl\1·13 penvebaonyo te.r9u9~4t PBn~!gl.lna in·j:·i;/·! .. ~.; ·::d,1 .-,.;,riii:J ;i,:.:>',i," ma/JN:an. ter9u9R1 perna/1 ma.suk c!i J..P Gipinang; .......
l
',:
62
Bahvva terauc1aL. sucla!1 ticlal\ nie.rnberi nan:~\·i \:.e;~a:~~. ~:.,:·n·~:\i~i·;)~:: .::-;~. anaknya :--=--=--'~----- .. --------- ---··-- --- -- --- ---·--· ··- .. . . .. .. . . . . . . . . Ban·wa pen9~h.\~ra.t t\·ctn 'Lt~r~1u~r:::1\ .sul\~1\·1 p\~.~1i"1 rt~r.:.:1 1·1 ''~".~:!·;-~ ; •"\\;~·,-.
- Bahwa sel;ima. ini an;;.!< pB11gguga.l rJ:rn l•;1g1J<J3l tli:E1), ,,:,,: ... .. ": .... :.· . .. , ... dengan liail\ cf<n penul1 t<nggung iav·1<1I> :----·-·· · · Ballwa suda/1dif;,r::~ri11:Jsc~11at let8pi tKlak l;0ec/1;:1L.i/
Me.nin1ban9, bal1v.1a sel3njutn~/3 pe.n9~n1~11;t )"J;c:r.:;1tl) .. :},,:·,:1 ,:;:_.;1,,;:1u1::i;·, :t··;,:;:.:1:
mureKa.Llan mol1on putusan yan9 seadil-a(ilin\'Z• -····----· -·
ri11enin1b::;no. bcthv:1-a untuk 1ne.rin~it~;:is ur:d8n ~·,utt.~-~;:i i:;i diiuri.j1.~·. bt:i·it.:. acara persiclan~iin 1.:an~; rn0n.1pa~~8.n r:..:1~1i::in y:3n~! \;;1\·_ le.r;:.\.sJ\':!{:.:i:·1 ·;;)(~ Pi.ii!.1':8r·, ini~ ----··---------------· ·-· -------··- ---- ------- · ----- --· -··- · · -··-- -- ·
f\..1enirnl)ang, balY1IF' .. n\af:.::::.ud c\~n ldiu~n 1.J;·'.:; .. : .. ,, .. ::'.:'.~··.:,~·.··-".:·~;~
sebr.gaimana tersebut cfiat<is:---··-------··---------·---- ··· ····· ·
,.: : ,, . .' \.\ ·~j ,_,_, '
1· ... 1enirnbang, ba.l\~-t·3. y8n;J. rn>::nJ~; .. j\ \J~tTr..as:;i\J.h:J.11 i, :n~!.Q.U:~ .. J~ ;·.\,~n~alut· .. :;.:·, gugatannya acto(ah ~~3ren;:i iln11oi1 tangg8 p-:r·gguQBl i:{.,i:, tc.rgu·.:iar su~:i.:n [fC1.J,\'. · llarn1onis /agi cf3n s-?rin9 t"e(j3(l1 p1:r.selisi11~1!·1 i:i;rn p.jnBrr:;rf-,:..:.:r' 1;··(·.:s· :nt'.·O•?r"~-··=·
~Aenilnban9, bal1\iV?. '.:>2!8Dl3 P2iSi:!anf1<1n :.:=~·;"!'.:: : . .. . ;-,,;i!;,;:.:i.';-."; r:._~;\i; .. lv~ajeli::· :e\ah beru~::"3~1~-1 uritur: rnernb8rfr: . .:.n n~~ser::::· \'.~.-~ ;:.n·;;· .... i~·'.-- ;.-~':.:·:.· kepada penggug~t :tqar bers:J.h::ir -:!a;·, ru\·,u::, l:Jg\ (.Jt::n};.:'. t·:r .J\.',;j(', ti~L=·~:\
titiar. i)ernasil :---------.- .. ·--------------- --------------·--·····
Nlenirnbang, bal11J/3. ·ps1t8.n1a /JE:r;1:;i:~o.i·kan ;1• :·:: ~ ~ :· .•J ~: ;:•01~;'.9~.! Q 'J.t .:!a.n ternyata dari Kutipan 14Kt;:i {'-lik~~fi .!li:·i l<l...1.4 r.:ec;..:irt!r(:~ 1 • J:"~Fli\t;rs;1, .J;_:if::·?.rr:J Selatan, Nomor 100::'J52Nll!f2003. tanfiri"I 07 Jl»1usJ11:, ··:oo:. ,bu'··•.:: F-·1,. :,,,, '"" dinyatakan tet1)LJ\\ti ~)al1via antara pe.n~1~1u~1~·H clan ter~iu<..~1t t·:·\0'·1 t•:r}"z,~ .:'.~·.\~1r~·. satu p8rni'f-'1!·1an y-;,1n Q sa\·1 :------------------------------------ .. -··· ·-- -· ·- ·- · - ·-···· .
"' - 1 .
Menirnhang, bah\J{a tE:rgugat lt:l8h fli\);3.ug~\ll sr;i:~~.ra r0.·3inl ::l8t1 \i;::tut sebanyak 3 kafi namun terg1.1g<t tetap ticfail flaclir <l<inl1t~•.; tici<iil 111enyr,ir•.1n 01»J11g lain se1Ja9al l<uasanya, se/1ir199a oleh karenanya sesu.o, den,1811 Ke.tentuan p~5n/ 125 ayat (1) HIR perkara ini d;;pat dipulusf;an clen9an ve,·steh :-·. . ............... .
Menimball£1, balm? ii1ajelis lrnUm laloh men'.ienw.r keiuan9an para said tersel>Ut secara fonnil dapat cntenma Karena te1a1·1 memenul1i un,3ur pasal 7C ayat (·\) \Jndang-\Jndang Norn or 7 l<>hun ·1 ~>\?.>i, vang ~uc121·1 t\i;1me<nde1Y1?.n r.bnpn Unda.ng-Undang Nornor · 3 \ahun 2006 rJa1c sr:c;ir;i mat<::rill d;ip:i.t dipertimbangkan karena satu sama lain saling i'e1sgsuai<in se.liaga•mana dimaksud olel1pasal170 da11 pasal 172 HIR;--------·------,----------------------------·-
IAenimbang, bahwa be1·c1asarka11 9119at<•n pan9[1u\1al. L.11i(ti·L.1:L:i (ian lleterangan para ,saKsi yan£t salln9 l:·ersesua·1«n t•:1·sc·L1/ n-.~1.i(·'i: •·1:!.IE' menemullan ia\\la-ia\\\a oiclalam persiclang;;n seb;19;1i \).:••·it.•\, . - Balw1:a penggug;i.t dan terguga.l adalah suami isteri y8:11;1 sot:. - B9hwa penggugat ctan tergugat tierse.fisih tlan bert0:·11:1f'.r.r te.rus mene.rus .;c.11:
tiiituk dirnktmkan fa qi:------~-------------"---------------- L __ --- ---- -- · ·······-· ·----·· - Bahwa terguc1al licla·k tanciciunq iawab masalah n'1fk<tl\ J:c,i :.dc. ;.•i•l,•:;cJ.::,,.:
clan a'na\\nya;:. _____________ :_:. __ ,,I: ___ , _________________ , -·· ___ ·---·· , . _ . _ --· ... . ·:.~ ... :.
- Bahwa penggug;,t llan tergugal \~,1at1 pis«tr rurr«<i"t ;·e1~<ff1~ "· 1;;t1u11 ·
J " .! '
··{
i.
·,.1i: !
·:.f:
·1
!. ·•, ··::.>'";'· .,
'63
fv1eni111ba/l(!. !Jalr.:.:;;-i 111~1!"'.::ud (!an lu.;uJi', L• ::_,.; i·.~1, .. ,.,; !.-";ri ~·1-..~ ;-,~_, ;., , _ . ..: -:: , ,,,
11ukun1 perunc!c11)g-unc!;:in~!Rn vanJ;.1 ber!2kv se.t:·8~!3HYt:?.n0 t·?!,J'1 -:-;1\;_'nt~i~t\ida\arr1 pa_sa\ '\ \Jnr.i'.:'1n~\:\Jnt\~~ri9 1'10.'\ la\·1un ::~·74 )i) r·'r::.::,:1\ :<.1)1'1);"=\\:·-;:,1 1--:.:J": · Islam. adalah meml;enlult f(elu:irga. (rumai1 loT:~(:J: ·1antJ, il:iha:i.t:i d:.·:: t<.c: ber<fasark·an KE::tul1811C1n Y8ng tv1af13 Esa, :.:itJ:.1 nh'~nt)~.ntul<. rurnai·1 t·:inQ(\: v; sakinal~-1nawaclrlal1 clan rnlmrn/1, 11amw1 yan9 teq.;r:ii ·:i"it•m 11.<r:'''" ',.,.,.,,. peng.Qi1gal dan ter9u9<il adala/1 sebalikannya yilitu sualu rdm;,J·, li.n\;,:1.; ~ :r. deogan perselisil1an da1i· pe1te119l\ar<1n bal1k2n an\c:rz: f<E•1-.'.1;:~:~:r.r .::•:.:·.;; tergug·at telah bcrp\'3ab rurnall sclarna ~·\ul'2ln~\ :'?\)\\"\ '.!. t::\'rd\\ ~~.\"-: 1 i~i'.\(Y~ \.y,i_
bela.l1 pihal\ suda.I\ lirl'l.k. dap;i.l lagi menial;ink:in 1\;.i.\:. ,J.,.n k.i!!ii'l\lt;;;,,1-.-,.,, 1x,2.-J1 111 a sing;-------··-------------·--··----------------·· ·----- ··· · ·
Menin1bang, \):3l\\f-ta lJerd8.sa.rk.3n f'.'31-\to~faJ~-.tJ. t·~r':.--~l.«.\t ·r.::.::.J:. 1°_··. :.1~.~:; i:,·,_.: '.• Oerf<esirnpul8n 1Jal1\~ra 1un18/1 t•:Zfl(f'~n1 C1nt;:rr;3 f.'~?•''.l'.-1'.!')'ili ">~';1··r:1·: · '''!'"~>!'
pecah ctan StJ(la/1 tic!;;;~: 11::-uTn(ini::: 1;;;~1: :::::,i"t~ L:!; :,. . .-. -.;.-. per'kavAnan set)3(!3!1113n8 l1?rs<:.l11.li .:11'?it~·J n·.~;}'-: pen99\1~1at tian ~(:.r~lu9;,;1t .:.li.Kli<:1\n~1\J!'k~11·1 1t·11>~~1 ;'i:·""\; ·~ "
bagi Keduanya, sel\ingg::; ntajel\:; \1a.\(irn ·berpi:-nrJ::'\J.J 1• b~Jh·: ... J ·~; ... ·~~, i. r ...
telaf1 sesuai denq811 KE!te1itu~:i11 P!l'581 _'Jfi :~:,1:3c ··?) 1,_q1.--1· 1 ·:._:-• ;,.,~;.::,, .. .. , 1,·; --
·1974 jo pas::il 19 l1un1f (1) Po;-~!:1rc1n P.?.rn-.~rin:, :; ·.;~,. . . ,., 1 rn l1u111f (!) Kompil<.si Hul'.urn rs:,,,.,, rnara y.:- ··. ,. di\\abu\\\a n ;-----~---- -·----- ------ · · -· -- ·- · --·· • ·---· · · · -· · · ·- -· -·
{1.11enhnbang, i:,.3_t1•:,·a. s.elan1a d2 la1n ;:ii=-.-:t .. ;v11n.>n .j1\t8\.; ;·, 1: .1''Ji":11 ... \.. ~ ,_ 1:
terg~1gat terafl farilr ·1 (s~Hu) oran~J an<il<. V8!lQ /;1:rn<in18 'i/i?f'i:.?n(:. rv:al•o:-s-y«;; ;.~1.;r l<.11ir 22 Maret 2004 c/i3s•1h cl<>n -:J:ra•,v<ii oieli pen9·u.~h ·--·····-·· ---· ·· ·
fv1eni1nba11£1, t~=ihvf..i p2n£1~1uriat ::JJdJi8r1i pc::..iL1 1iGni,.·_.; :: .:;~;;·1 .v~~uL 9uga\an patla angf,a '.,; rnernohon (l~r.:ir ·::ir::~w {\f;:r;···.,:1)i. :\~·~::,_:·~, 1 i:-!~· .i•r.'r~~\n~.::.:-:-:i ::'. penggu~lat, dan .seGU~.i <~;;c.~an Y-.etentuan \)(?s::i.I \•,;.: .. ,,u.1.1.f ~a.: K-1r'.\\':ll~J.si l-\Jt\_:. Islam ballwa pemefitiara:m ar.~:I< ·1ang Mlum mu1M\ViZ 21?1.1 IJel:.::i1 b•:n11111H !3hun ada/ah flak ifJuny8, dan sc.sual (/en~tBn b~1 t~.'.i P·2 ':?ttBf~. r~1";·et)!'( l'"~:;i· berunHJr : • . tal1un !:1 bu!an, n1aka n1ajelis l"i8kini berpend~~p::i! ha.'iVn'i d~L,:d ter~ebut patut untuK rJiK3bu\~.an <Jen9an Kelentu~··ri bz1rivtd z;p,1b11~~· ~.-8-.··-\i\< .. 1; ::.:1 ayal1nya (lergugat d<.tang dan ingin l<.etemu d8,\~~;in 8r::1.!<.-'l.r\::~r.-,,J l-:is l ma Ka sesuai c!engan i(etenwan pasal 4 ·1 nuru f a U:iciJn:}·U11cirn19 r •.i:·,- •:·:· ·• Dn "1974 tid2k bo'e/1 dilrnh111~1-lrnlanc,1i o/e/1 pe11,19upt:--··-·-- · · ··· ······ ·· ·
r.itenin1banci. b3liVld S8SLJ:ii (Jen()~;) ht.':!li::'ali"l.t1i1 1-i.1Sdi D4 UJ1(i;:Ji'l~J-dl'1\;~1 - ' - .. nomor 7 Tallun. 19f::9 jo pasal c.o, Peraturnn Perne··1nt«l1 N<:·m.or 9 ta::1:r, '.3 ser\a SEIV\A Nomor : 2:?.fTUA[l,C.,-,i\GIXl20\l2 h\l'':9B! ·n. <)\'-\r:-\'.<N ·iv.),• rY::Y tnaieUs n1en1erintal'.k.a.n Y-..epada Paniteca PengtldHan P .. g,.1111~ .. Jak,~.rt8. .3oloi:.
-untuK menglrimKan 5alinan putusa1r In/ l<8pa<ia KUA i\ۥcam;itan J;igal<ars Jaka1ta Selatan. unluk mencatat perceraian tersdl;ut:-------------------------------
Menimban~1 • ...J?.allw;i oleh !\arena .perkare> in: terma3uk dalar,; bicia: perkav,iirnn, rnaka sesuai clen£1an ketentuan pas<>' :;:9 ay<1t ( 1) lJn('·,n11·Un(\a1 nornor 7 -\<illun ··19~,9 yang cliarrr-.<ntl~rnen r.lnr~k1·1 Uncl~1n;H111c\'.J!·1c;, nc'.:.1. <c:h' 2.006 bi;i.ya \lBrl<;in ini dilieban\\:an l«.epado. penggu.,;.,t:- -·"· .. - ... . .,
Mengingat seg<1.l:1 Ketentua.n perunri::1.n~H\lc1lo.ngB.n wng li<::t\Bl<;J. sor rwKum syara' y11ng /Je1t.aii?n <len g2 n perkarn i1ii ;..-··--- · · --·- ·- ···· · ··· --··-···· ......... · - ··
. ,· .~------------·----------······-;:· .. -' v~:_\ . ·1fr •
}t' ./ I I'.. · "111
, . ' "\.
I '· I ., ,.
'.
.:
;••
u.
I
,, ·,~:·
.. •, . ·:c..: ., ..... i ,·;:··
. i • ~;
:- '· r
' ,.
•:.
64
rvlENGAOIL.1
·1. Menyalakan tergugal yang. telal1 (i;pa11g~1ii sec<:«· palu! untuf\ me1:gl1aclop dipen;idangan ticlak l1aclir:'----------------------------------- -----------------------·----
/.. MPngabulKan flllQatan pe.n(1911gat e1en9ari vers!eK - ---------------------------------. 3. Menjatul1ko11 talak 1 (s:.itui !Jain su(1l·iro Ter(1t1\1at (i'urtx• -3at.ti rvl;<.-di\'\il';lc>.bin
Maryono) t~rliaclap Pe.n9£111gat ( lind<iwati bin ti 3uc:irman l_;------·-:·---------7-------. . 4. Menetapfcan anak penm:111gat dan tergugat yang bernama Verliano:MaJ1,(lSYac
.Putr<i, lallir 22 Maret 2004, dibawall pengasuila'l dan pemelillarna penggugat tanpa menguran[li /rnk te.r911gaf seliagai ayah kancltlll~il"Yil ;---------------_,,,,,,--.
5. Men[1/lt1kum lc~.pacl;i pen(l(lll(i«I u.ntuk rnemlJedl'an kesempatan cJ_(~p~da lergugat un\u\1 llerkom\ln\kosi den£1an anak, clalanf1 rnenen9oli, mencllfalikan · kasih sayangnya dan rnengajak jalan-jala1i N<ikt:.1 anak lillur c!en~ia11 sepen geta/1 ua n pen 9£fll £f<i.t;------------- -------------· --- .. · --------------------,-7-.-. ,-
. 6. Mernerintahkan l<epacla Panitera Pen9aclilan l\(prnc• .JM<arta Se!otan :untuR· mencririmk~in s:<lir1«n putus:H1 ini yanc1 lelal1 m8r!q"lll'•Y'i l\ekuatan.:hulium
, yang- tetap 1 ftepacla pe~i3VICll pe.nc3t8t ni}\~~11 k'1ni<'t un1s8n (i~ian1~.:: K8ca·inat::in Jagai',ara, Ja~.a1ta Selata11 untufc dicatat dalam claftar yani;1 clise.c'ial\an untuk
1tu · -------------------------------------- -----'-------·--· ----- -------····· -- . · 7. M~n1beban1:.an pernQnon untll~\ rnernb3~·~1r t:ii&'./3 parK3ra · s~tiesar
Rp.606.000.- <Enom 1:at11s enam rir.iu rupi<ih):-----------------------·---------··-~.-'.-
OemiHian putusan ini cli)3lt1l1ft<in ol,,!1 lvlajclis !>J«.1111 Pe.:1gaclilan A.£iam\1 :akarta Selata1i pacla l1ari =3enin tan@al 26 Nnr:8n1iJer 2007 tvLl>e1iepa\an deng:.it lang9al 16 Ozulqaidall 142:> H. Oleti kami Orn. 1-i;. Noor Janai1 Aziz, MH setiagal Kett':i Majelis Ora. Hj. Al Zalnaf1, SH. Dan Drs. H. Alld.Rornk
. B~chtiar, SH mao1119-mning se!Ja9ai llakim an!::igota. sert'i Ors. Mt1ha111,.nacl · Tatlfik,..ssbagai Panilera J'en9ganli, putusan man a r. « .':,. nari 1'.>1 iu90 (liucapkan oleh Ketua--Majelis tersebut ·:ialarn sidany terbu;o u .... :.< .ir ,,_,,·11 dengan c/il1ac/iri _oleh pen£1gugat lanpa· 11adirnya te1 ~ u~:c t ;-------------------· ------------------------
Ket:1a Malh ~,,,~ (
Dra. IIj. ~"foor ..;:luah .~\ziz, ~.·ff!
Ors. . Alld-Ro ak Bachtiar, SH
Paniternf-'~
----D-<>~••' ''"°' Peril ian Bia 1. £.,aya Administrasi 2: «Bia ya Proses 3. '8.iaya Meterai ... , .Jlimlall
Rp. 50.000,Rp. 550.000,Rp. 6.000,Rp. 606.000.-