laporan hasil tracer study program ... -...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN HASIL
TRACER STUDY
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011-2017
Oleh:
TIM PRODI S2 PLS UNY
FPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................. 3
D. Manfaat .............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4
A. Kajian Teori ........................................................................................ 4
B. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 9
A. Desain Penelitian .................................................................................. 9
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 10
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 10
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 12
A. Profil Alumni Prodi S2 PLS UNY tahun 2008-2014 ........................... 12
B. Relevansi Kurikulum Prodi PLS UNY terhadap Kebutuhan Pasar
Lapangan Pekerjaan ............................................................................ 17
C. Pembahasan ......................................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 26
A. Kesimpulan ......................................................................................... 26
B. Saran .................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi sebagai penyedia layanan pendidikan setiap saat perlu
melakukan kajian guna meningkatkan kualitas layanan, pemutakhiran kurikulum
dan peningkatan mutu lulusan. Aspek relevansi lulusan terhadap dunia kerja
merupakan salah satu kajian yang diharapkan mampu memberikan masukan
terhadap upaya peningkatan kualitas perguruan tinggi.
Aspek relevansi sangat berkaitan erat dengan daya saing lulusan yang
ditandai dengan lamanya masa tunggu lulusan untuk memperoleh pekerjaan, daya
saing dalam proses seleksi dan penghasilan yang mereka peroleh. Demikian pula
dengan kesesuaian antara bidang pekerjaan yang digeluti disesuaian dengan latar
belakang pendidikan formalnya, kesesuaian antara mata kuliah program studi
dengan pekerjaan yang sedang digeluti dan terakhir adalah masukan dari alumni
terhadap perbaikan kurikulum. Upaya lainnya dalam upaya peningkatan relevansi
perguruan tinggi adalah berupa informasi kepuasan pengguna lulusan dari
stakeholder berupa tingkat penguasaan kompetensi lulusan dalam melaksanakan
pekerjaan, informasi kelebihan dan kekurangan lulusan dibanding dengan lulusan
perguruan tinggi lain, serta masukan dari stakeholder terkait perbaikan
kompetensi lulusan.
Paradigma baru pendidikan di Indonesia saat ini sudah mengarah pada
upaya mendorong lulusan untuk mengembangkan usaha mandiri (kewirausahaan)
sesuai dengan lingkup keilmuannya masing-masing. Sehingga relevansi saat ini
2
tidak hanya melihat bagaimana lulusan terserap di dunia kerja tapi bagaimana
lulusan mampu mengaplikasikan keilmuannya untuk bekerja secara mandiri,
sehingga dalam hal ini lulusan program studi magister pendidikan luar sekolah
diharapkan mampu mengembangkan aktivitas kewirausahaan khususnya
kewirausahaan sosial dalam bidang pendidikan luar sekolah. Informasi dari
alumni yang mampu mengembangkan kewirausahaan bidang pendidikan luar
sekolah sangat diperlukan khususnya terkait bidang kewirausahaan yang mampu
ditekuni oleh alumni serta kesesuaian antara kurikulum dan kompetensi yang
harus mereka miliki dalam mengelola usaha mandiri yang mereka lakukan.
Upaya untuk mengetahui relevansi lulusan perguruan tinggi ini dapat
dilakukan melalui studi yang dikenal dengan tracer study (penelurusan lulusan).
Tracer study adalah studi mengenai lulusan lembaga penyelenggara pendidikan
tinggi (Schomburg, 2003). Istilah lain yang juga sering digunakan adalah
“Graduate Surveys”, “Responden Researches”, dan “Follow-up Study”. Tracer
study dapat menyediakan informasi untuk kepentingan evaluasi hasil pendidikan
tinggi dan selanjutnya dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan
kualitas lembaga pendidikan tinggi bersangkutan. Tracer study juga menyediakan
informasi berharga mengenai hubungan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja
profesional, menilai relevansi pendidikan tinggi, informasi bagi pemangku
kepentingan (stakeholders), dan kelengkapan persyaratan bagi akreditasi
pendidikan tinggi
Program Studi S2 Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri
Yogyakarta merupakan salah satu institusi lembaga pendidik dan tenaga
3
kependidikan di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta yang bertujuan untuk
mencetak pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan luar sekolah
(pendidikan nonformal). Kompetensi lulusan pendidikan luar sekolah adalah
sebagai pengelola program S2 PLS, perencana program PLS, pengembang
program PLS disamping juga sebagai pendidik pada lembaga pendidikan
nonformal. Dalam upaya tersebut, jurusal PLS telah melakukan beberapa kali
pemutakhiran kurikulum dan terakhir kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan profil lulusan program studi magister pendidikan luar
sekolah UNY tahun 2011-2017?
2. Bagaimana relevansi kurikulum program studi magister pendidikan luar
sekolah UNY terhadap kebutuhan pasar kerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil lulusan program studi magisterpendidikan luar
sekolah UNY tahun 2011-2017.
2. Untuk mengetahui tingkat relevansi kurikulum program studimagister
pendidikan luar sekolah UNY terhadap lapangan pekerjaan.
D. Manfaat
1. Hasil tracer study akan memberikan manfaat pada pengembangan
kurikulum program studi magisterPendidikan Luar Sekolah.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Tracer Study
1. Definisi Tracer Study
Tracer study adalah tindak lanjut dari lulusan pendidikan tinggi atau
lembaga. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kemajuan yang sampai
dengan saat dia mendapat pekerjaan. Studi ini mengkaji ketersediaan dan
kualitas lulusan.Tracer studydapat juga di artikan sebagai alat sederhana yang
dirancang untuk mengukur relevansi pelatihan kejuruan. Hal ini dilihat sebagai
alat manajemen untuk perencanaan dan monitoring pelatihan program yaitu:
(untuk menambah, mengubah atau phase out). Lulusan diharapkan
memberikan informasi untuk perubahan program dan peninjauan kurikulum.
Mereka juga membantu untuk memantau pemberian pelatihan.
Claire Millington and Barbados Community College (2007) :
The ILO Thesaurus 2005 defines a tracer study as an impact
assessment tool where the “impact on target groups is traced back to
specific elements of a project or programme so that effective and
ineffective project components may be identified.” In educational
research the tracer study is sometimes referred to as a graduate or
alumni survey since its target group is former students.
Schomburg(2003, p.36) notes that graduate surveys are popular for
“analysis of the relationship between higher education and work.”
They provide quantitative-structural data on employment and career,
the character of work and related competencies, and information on
the professional orientation and experiences of their graduates.
5
Definisi diatas menitik beratkan pada komponen proyek yang efektif
dan tidak efektif yang dapat diidentifikasi. Dalam penelitian pendidikan tracer
studi kadang-kadang disebut sebagai lulusan atau alumni survei sejak
kelompok sasaran adalahmantan siswa. Schomburg (2003, hal.36) mencatat
bahwa survei lulusan yang populer untuk analisis hubungan antara pendidikan
tinggi dan pekerjaan. Mereka menyediakan data kuantitatif-struktural pada
pekerjaan dan karir, karakter kerja dan kompetensi terkait, dan informasi
diorientasi profesional dan pengalaman lulusan mereka.
Sedangkan menurut International Labour Organization,
mendefinisikan tracer study :
Tracer studies take a retrospective look at the evolution of the
situationof a sample of children already provided with or exposed to a
specificintervention. It is an enquiry approach at a single point in time
that generates data on already achieved impact.(IPEC 2011)
Definisi ini lebih menekankan pada aspek dampak lulusan sebuah
program, pendekatan inkuiri pada satu titik dalam waktu yang tertentu yang
menghasilkan data tentang dampak yang telah dicapai.Tujuan utama dari
tracer studi mirip dengan penilaian dampak, untuk secara sistematis
menganalisis perubahan positif yang signifikan atau perubahan negatif dalam
kehidupan masyarakat yang ditimbulkan oleh suatu tindakan tertentu atau
serangkaian tindakan. Sedangkan menurut Zembere and Chinyama, tujuan
utama dari tracer studi adalah untuk: menyelidiki proses transisi dari
pendidikan tinggi untuk:
6
Menjelaskan pelaksanaan pekerjaan dan bekerja selama lima tahun
setelah wisuda, menganalisis hubungan antara pendidikan tinggi dan
bekerja di perspektif yang luas yang meliputi pemenuhan tujuan
pribadi seperti pekerjaan kepuasan dan tujuan pengukuran seperti
posisi pekerjaan, pendapatan, keamanan kerja dan jenis pekerjaan,
mengetahui faktor-faktor apa saja yang penting untuk kesuksesan
profesional lulusan dengan mempertimbangkan faktor-faktor personal
rekening seperti jenis kelamin, motivasi kerja, diperoleh kualifikasi
selama program studi dan kondisi pasar tenaga kerja; mengevaluasi
atas dasar pengalaman dan pandangan lulusan, aspek pusat Universitas,
termasuk sumber daya, fasilitas dan kurikulum dan mendapatkan
umpan balik untuk perbaikan mereka, dan mengidentifikasi aspek-
aspek kunci dari berkelanjutan profesional pendidikan lulusan, dan
tema dan jenis program, termasuk batas, biaya, lokasi, alasan untuk
partisipasi, proposal untuk University. (Zembere dan Chinyama, 1996)
2. Tujuan Tracer Study
Penelitian digunakan untuk membuat rekomendasi seperti kebutuhan
untuk:
a. Peningkatan kapasitas pelayanan yang komprehensif di industri dan
pendidikan tinggi, terutama untuk menghubungkan teori dengan
praktis. Keterampilan dan teknologi komputer sebagai sarana
mencapai komprehensif yang diinginkanpembangunan kapasitas di
kedua industri dan profil pendidikan tinggi.
b. Peningkatan pendanaan lembaga pendidikan tinggi dalam rangka
meningkatkan kapasitasmereka secara keseluruhan, untuk
penyediaan alat vital, fasilitas belajar dan prasarana praktek
luar,sehingga memperkuat ketentuan studi mereka dan kondisi profil
lulusan.
c. Perencanaan dan pengembangan kurikulum dalam pendidikan tinggi
menjadi lebih berbasis luas dantrans disiplin dibandingkan
sebelumnya . Penekanan yang lebih besar ditempatkan pada
beberapa dan keterampilan praktisakuisisi atau belajar berorientasi
praktek dan studi revisi kurikulum setidaknya setiapdua tahun untuk
mengikuti perubahan teknologi dan sosial - budaya . di ringkas dari (
Ugwuonah & Omeje , 1998).
Tracer Study sering dibandingkan dengan penilaian dampak dan
proyekevaluasi. Pasti ada kesamaan, tetapi penilaian dampakbiasanya
7
mengambil pandangan yang lebih luas dan mengamati dampak luarlingkup
penerima manfaat langsung. Evaluasi menekankan sejauh mana intervensi
mencapai output yang ditetapkan untuk sendiri. Sebuah tracer studi, dalam
perbandingan, terutama berkaitan dengan perubahan pada tingkat kehidupan
mantan penerima manfaat. Ini berusaha untuk perubahan dokumen tetapi juga
untuk mengetahui sejauh mana intervensi kontribusi terhadap perubahan.
Namun, ia memiliki penting kemiripan dengan evaluasi dalam arti bahwa hal
itu juga berusaha untuk mempengaruhi keputusan-keputusan atau perumusan
kebijakan melalui penyediaan umpan balik secara empiris-driven.
Tracer study adalah upaya untuk membangun hubungan antara
perguruan tinggi , pemangku kepentingan dan lulusan yang sedang bekerja. Ini
bermanfaat sebagai titik awal informasi yang disediakan oleh lulusan tentang
mereka, situasi kerja dan lebih luas lagi keadaan di mana mereka memasuki
kehidupan kerja, bahkan termasuk pengangguran atau setengah pengangguran.
Ini akan memberikan informasi yang luas sebagai bahan pengambilan
kebibajakan di level perguruan tinggi atau bahkan di level kebijakan
kementerian pendidikan.
Tracer studi juga mempunyai arti penting untuk alasan berikut: satu,
umpan balik yang diberikan oleh lulusan pada perubahanketerampilan sasaran
dan perilaku; dua, untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dampak
program perguruan tinggi secara lebih luas; tiga, untuk perencanaan organisasi
sehingga mampu mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja.
8
B. Profil Program Studi S2 PLS UNY
1. Visi Program Studi S2 Pendidikan Luar Sekolah
Visi Program Studi S2 PLS/PNF PPs UNY: “Menjadi program studi
yang unggul di kawasan Asia Tenggara dalam memperkuat kapasitas
Pendidikan Nonformal yang berorientasi kewirausahaan sosial menuju
masyarakat berbasis pengetahuan yang dan kecendikiaan”.
2. Misi Misi Program Studi S2 Pendidikan Luar Sekolah
a. Mendidik mahasiswa S2 (Magister) dengan lulusan PLS/PNF untuk
pemberdayaan masyrakat yang berorientasi dalam inovasi program dan
pembelajaran transformatif berorientasi kewirausahaan sosial..
b. Melaksanakan kegiatan penelitian dengan pendekatan struktural dan
kultural ungtuk menghasilkan model kelembagaan, pengelolaan,
program inovatif, dan pembelajaran transformatif yang mendidik
dalam bidang PLS/PNF untuk pengembangan masyarakat yang
berorientasi kewirausahaan sosial.
c. Memberikan layanan professional bidang Pengabdian Pada
Masyarakat (PPM) sesuai dengan perkembangan masalah dan
kemajuan ipteks, PLS/PNF dan pengembangan masyarakat.
d. Membangun kapasitas program studi S2 PLS/PNF dengan
mengembangkan modal manusia, sosial, dan kultural sejalan dengan
kebutuhan para pemangku kepentingan.
9
3. Tujuan Program Studi S2 Pendidikan Luar Sekolah
Tujuan penyelenggaraan program studi S2 PLS/PNF adalah menghasilkan
lulusan dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan merencanakan program pengembangan sumber
daya manusia, pengembangan masyarakat, Pendidikan keorangtuaan
dan pendidikan kewirausahaan masyarakat sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan luar sekolah.
b. Memiliki kemampuan mengembangkan konsep, teori dan model
kelembagaan serta model pengelolaan program pendidikan luar
sekolah, dalam bermacam latar kegiatan pembelajaran dan
pengembangan 5 masyarakat melalui kajian dan penelitian untuk
memecahkan berbagai permasalahan pendidikan luar sekolah.
c. Memiliki kemampuan mengembangkan inovasi pendidikan luar
sekolah untuk membangun lembaga, organisasi, dan masyarakat sesuai
dengan tuntutan pembangunan secara berkelanjutan.
10
4. Karakteristik dan Kompetensi Lulusan
(1) Kriteria kelulusan bagi mahasiswa program diploma, sarjana, magister, dan
doktor ditentukan sebagai berikut.
Tabel 1
Kriteria Kelulusan Mahasiswa
Program Kebulatan
Program
(sks)
IPK
Minimal
Skor
ProTEFL
Catatan
Diploma 110 2,50 400 Nilai D maksimal 10% tanpa
nilai E Sarjana 140 2,50 425
Magister 40 3,00 450 Nilai terendah C maksimal
satu mata kuliah
Doktor 50 3,25 475 Nilai terendah B
(2) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris harus memiliki skor
ProTEFL minimal 500 (lima ratus)
(3) Ketentuan mengenai skor ProTEFL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku untuk mahasiswa angkatan 2013 dan angkatan selanjutnya.
(4) Skor minimal ProTEFL untuk mahasiswa S1 angkatan 2010 sampai
dengan 2012 adalah 400, untuk mahasiswa S2 angkatan sebelum 2013
adalah 425, dan untuk mahasiwa jenjang S3 angkatan sebeum tahun 201
adalah 450.
(5) Tes kemampuan Bahasa Inggris yang diakui adalah tes yang
diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (P2B) UNY.
11
Kompetensi lulusan prodi PNF (1) menghasilkan inovasi model program dan
praktik pembelajaran PNFI dengan modal sosial, modal kultural, dan sistem serta
kebijakan kewirausahaan sosial sebagai substansi, metode, dan konteks
pengembangan, (2) melakukan kerja sama sinergis dengan berbagai keahlian
untuk memecahkan problem dalam bidang PNFI melalui model program dan
praktik pembelajaran yang dihasilkan dalam hubungan dialektis dengan
pembangunan daerah dan nasional, dan (3) menghasilkan, mempublikasikan,
dan mendesiminasikan penerapan hasil riset dan pengembangan model program
dan praktik pembelajaran PNFI pada tingkat nasional dan internasional.
C. Kurikulum Prodi PLS
Program studi Pendidikan Luar Sekolah dalam menyusun kurikulum
menfokuskan diri pada kajian – kajian di luar sistem persekolahan atau yang
dewasa ini disebut pendidikan non formal yaitu jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur, yang bertujuan
untuk :
1. Melayanai warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan aau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian fungsional
12
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam
jalur pendidikan formal.
Bidang kerja lulusan program studi S1 Pendidikan Luar Sekolah mencakup
segenap aktivitas pendidikan yang terorganisir, sistematis , baik dilembagakan
maupun tidak, dan berlangsung di luar sistem persekolahan, yang dikelompokkan
ke dalam:
1. Dosen Sarjana pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan
Nonformal dan program studi yang sejenis di perguruan tinggi;
2. Peneliti pada lembaga penelitian pendidikan dan pelatihan Pendidikan
Nonformal;
3. Pengembang program dan pembelajaran Pendidikan Nonformal pada
satuan pendidikan nonformal;
4. Konsultasn pemberdayaan masyarakat.
D. Daftar Mata Kuliah Berdasarkan Semester
Tabel 2
Daftar Mata Kuliah Pascasarjana PLS
13
14
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
pedoman bagi peneliti untuk mengembangkan instrumen tracer study sebagai
berikut:
1. Untuk Alumni:
a. Berapa lama memperoleh/ menghasilkan pekerjaan setelah lulus?
b. Berapa besar penghasilan yang diperoleh perbulan?
c. Apa saja mata kuliah yang relevan dengan pekerjaan?
d. Apa saja mata kuliah yang relevan dengan pekerjaan yang sekarang?
e. Apa saja mata kuliah yang sulit dipelajari semasa perkuliahan?
f. Apa saja kompetensi/ keahlian yang perlu dikuasai mahasiswa diwaktu
yang akan datang?
2. Untuk Pengguna
a. Penilaian integritas alumni?
b. Penilaian keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalisme)?
c. Penilaian keluasan wawasan antar disiplin ilmu?
d. Penilaian kepemimpinan alumni?
e. Penilaian kerjasama dalam tim?
f. Penilaian bahasa asing?
g. Penilaian komunikasi?
15
h. Enilaian penggunaan teknologi informasi?
i. Penilaian pengembangan diri?
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Kegiatan tracer study ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
desain survey, dimana dalam kegiatan ini peneliti tidak bermaksud untuk mencari
hubungan antar variabel melainkan berusaha untuk menggambarkan
kecenderungan sejumlah individu terhadap variabel dari studi yang dilakukan.
Desain penelitian survey merupakan prosedur dalam penelitian kuantitatif
dimana peneliti mensurvey sebagian atau seluruh populasi orang untuk
mengetahui sikap, pendapat, perilaku atau karakteristik dari populasi tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data angka dengan menggunakan
pertanyaan (angket) atau dengan cara wawancara (wawancara antara peneliti
dengan sample populasi) dan kemudian secara statistic menganalisa data yang
telah terkumpul tersebut untuk menggambarkan kecenderungan respon terhadap
pertanyaan yang telah diajukan.
Dalam studi penelusuran lulusan ini, beberapa variabel kajian terhadap
output program studi antara lain: 1) kepuasan alumni terhadap layanan Program
Studi PLS; 2) keterserapan alumni di dunia kerja; 3) penilaian kinerja alumni oleh
atasan; 4) relevansi kurikulum dengan dunia kerja; 5) relevansi kurikulum dengan
IPTEK.
17
B. Populasi dan Sample Penelitian
Responden tracer study ini adalah alumni program studi S2 PLS UNY
tahun 2011 sampai dengan 2017. Sumber data diambil dari dokumen alumni
program studi S2 PLS UNY. Metode sampling dilakukan dengan menggunakan
teknik snowball effect, mengingat banyaknya perubahan data korespondensi
alumni selama periode tersebut. Snowball effect diharapkan mampu menjaring
jumlah alumni sebanyak mungkin agar data yang diperoleh menjadi lebih kaya
informasi. Adapun jumlah sampel yang berhasil dihimpun oleh tim peneliti
berjumlah 25 orang.
Disamping alumni, peneliti juga akan melakukan wawancara dan atau
meminta pimpinan lembaga yang mempekerjakan alumni program studi S2 PLS
UNY baik itu instansi pemerintah maupun swasta untuk mengisi angket penilaian
kinerja alumni yang telah dibuat.
C. Teknik Pengumpulan Data (Pelacakan)
Penggumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai teknik dan
media untuk memastikan instrumen penelitian sampai di tangan responden.
Beberapa teknik yang digunakan antara lain; 1) menggunakan jasa kiriman pos
/jasa pengiriman; 2) e-mail;3) media sosial (facebook); dan 4) mendatangi
langsung subjek yang dituju.
18
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang dikembangkan dalam kegiatan tracer study ini berupa
angket (questionaire). Terdapat dua jenis angket dalam penelitian ini, yaitu angket
yang dikirim melalui pos (mailed questionnaire) dan angket elektronik (electronic
questionnaire). Mailed questionnaire yaitu bentuk pengumpulan data dimana
peneliti mengirim kuesioner melalui pos kepada anggota sample, sedangkan
electronic questionnaire yaitu instrument penelitian untuk mengumpulkan data,
dimana instrument ini dapat diperoleh di dalam computer dengan cara
mendownload atau mengisi langsung pada format angket yang telah tersedia
dalam blog atau web yang didesain khusus untuk kepentingan penelitian ini.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil lulusan programstudi S2
pendidikan luar sekolah UNY tahun 2011-2017 dan mengetahui tingkat relevansi
kurikulum program studi pendidikan luar sekolah UNY terhadap kebutuhan pasar
lapangan pekerjaan. Berikut disajikan data hasil penelitian.
A. Profil Alumni Program Studi PLS UNY tahun 2011 – 2017
1. Peta Sampel Tracer Study Alumni Program Studi PLS UNY
Sampel penelitian berjumlah 25 orang yang terdistribusi di beberapa
provinsi di Indonesia. Sampel terbanyak berasal dari Provinsi Daerah Istimewa
yogyakarta, dan Jawa Tengah Meskipun tidak memberikan gambaran untuh
tentang persebaran alumni Program Studi S2 PLS UNY, namun peta ini
menunjukkan bahwa alumni tidak hanya berasal dari wilayah DIY dan Jateng,
namun juga berasal dari wilayah yang cukup jauh dari Yogyakarta dimana
Program Studi S2 PLS UNY berasal.
2. Data Pekerjaan Alumni
Data jenis pekerjaan menunjukkan kebervariasian pekerjaan yang digeluti
oleh alumni. Meskipun demikian pekerjaan sebagai dosen perguruan tinggi tetap
menempati posisi terbanyak dengan total dimana kompetensi alumni memang
dipersiapkan untuk jenis pekerjaan tersebut.
20
Tabel 3
Data Pekerjaan Alumni
JENIS PEKERJAAN JML %
Staf Perusahaan 2 8
Pegawai Negeri Sipil 1 4
Dosen 19 76
Swasta 3 12
Jumlah 25 100,00
3. Data Kepuasan Alumni
Data kepuasan alumni terhadap kualitas layanan di Program Studi S2 PLS
UNY menunjukkan angka sangat baik, dimana persentase alumni yang
memberikan penilaian sangat puas dan puas berada pada kisaran dan tidak ada
satupun alumni yang merasakan ketidak puasan atas layanan yang telah diberikan.
Namun demikian hal ini tidak berarti program studi tidak memiliki celah
kelemahan, karena ternyata masih ada alumni yang menyatakan kurang puas.
Tidak berbeda halnya dengan kepuasan akan kompetensi yang diberikan, penilaian
alumni menunjukkan kategori baik dengan persentasi penilaian sangat puas dan
puas pada kisaran dan yang menilai cukup puas atau sedang sebesar .
Tabel 4
Data Kepuasan Alumni
Kategori Layanan Kompetensi
Jumlah % Jumlah %
Sangat Puas 18 72 21 84
Puas 5 20 2 8
Cukup Puas 2 8 2 8
Kurang Puas - - - -
Tidak Puas - - - -
Jumlah 25 100 25 100
21
4. Masa Studi
Saat ini, masa studi mahasiswa merupakan masalah tersendiri yang banyak
dihadapi oleh berbagai program studi di perguruan tinggi. Namun dengan
perhatian yang serius, masalah ini semakin teratasi seiring dengan munculnya
berbagai terobosan percepatan studi mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa presentase masa studi mahasiswa dengan rentang 1 tahun 8 bulan
sampai dengan 2 tahun cukup mendominasi dengan capaian 72% disusul dengan
capaian masa studi 2 tahun 3 bulan, sampai 2 tahun 6 bulan dengan capaian 28%.
Tabel 5
Masa Studi Alumni
Waktu Studi Jumlah %
1,08 -2,00 18 72
2,03-2,06 7 28
jumlah 25 100,00
5. Masa Tunggu Alumni Memperoleh Pekerjaan
Data tentang masa tunggu alumni dalam memperoleh pekerjaan dapat
dikategorikan baik jika dilihat dari persentase masa tunggu 0 – 6 bulan sebesar
80% ,rentang waktu tunggu 7 -12 bulan sebesar 12% dan lebih dari 1 tahun
sebesar 8%.
22
Tabel 6
Masa Tunggu Alumni Memperoleh Pekerjaan
Masa Tunggu Jumlah %
0-6 bulan 20 80
7 - 12 bulan 3 12
13 bulan - 24 bulan 2 8
Jumlah 25 100,00
6. Keterserapan Alumni
Data keterserapan alumni juga menunjukkan hasil yang baik, dimana
sebanyak 100% menyatakan sudah bekerja.
Tabel 7
Keteerserapan Alumni
Kategori Jumlah %
Sudah bekerja 25 100,0
Sudah atau pernah bekerja dan sekarang mencari
pekerjaan baru 0 0
Belum pernah bekerja dan masih mencari pekerjaan 0 0
Belum pernah bekerja dan sedang mendaftar studi
lanjut 0 0
Pernah bekerja tapi sekarang sedang studi lanjut 0 0
Jumlah 25 100,0
23
7. Penilaian Kinerja Alumni
Data penilaian kinerja alumni diisi oleh 16 responden dan terdiri dari 9
indikator, dari sembilan indikator tersebut penguasaan integritas memiliki nilai
lebih baik dibanding yang lainnya, yaitu 100% alumni masuk kategori sangat baik.
Selanjutnya adalah profesionalisme dengan penilaian 56,25% masuk kategori
sangat baik, 43,75% termasuk kedalam kategori baik. Kemudian disusul dengan
keluasan wawasan antar disiplin sebesar 37,5% untuk kategori sangat baik dan
sebesar 50% masuk kategori baik dan 12,5% dengan kategori cukup. Selanjutnya
pada urutan ke empat adalah kepemimpinan, pada kategori sangat baik memiliki
presentase 50% dan 43,75% masuk dalam kategori baik, 6,25% masuk keterangan
cukup
Kompetensi kerjasama dalam tim menjadi urutan selanjutnya dengan
penilaian 81,25% masuk kategori sangat baik, 18,75% masuk kategori baik.
Bahasa asing berada di bawah kerjasama dalam tim dengan penilaian 18,75%
masuk kategori sangat baik, 37,5% masuk kategori baik, dan 43,75% masuk
kategori cukup. Urutan ke tujuh ada kompetensi komunikasi dengan jumlah
presentase 62,5% masuk ke dalam kategori sangat baik, dan 37,5% masuk di
kategori baik. Urutan ke delapan adalah penggunaan teknologi informasi dengan
kategori sangat baik memiliki presentase 50%, sedangkan untuk kategori baik
memiliki peniliaian yang sama juga yaitu 43,75%, untuk kategori cukup memiliki
penilian 6,25%. Dan urutan yang terakhir adalah kompetensi pengembangan diri
memiliki presentase 56,25% dengan kategori sangat baik, dan 37,5% di dalam
kategori baik, serta 6,25% masuk ke dalam kategori cukup.
24
Tabel 8
Penilaian Kinerja Alumni
KOMPETENSI KATEGORI PENILAIAN
SB % B % C % K %
Integritas 16 100% 0 0% 0 % 0 0%
Profesionalisme 9 56,25% 7 43,75% 0 % 0 0%
Keluasan wawasan
antar disiplin 6 37,5% 8 50% 2 12,5% 0 0%
Kepemimpinan 8 50% 7 43,75% 1 6,25% 0 0%
Kerjasama dalam tim 13 81,25% 3 18,75% 0 0% 0 0%
Bahasa asing 3 18,75% 6 37,5% 7 43,75% 0 0%
Komunikasi 10 62,5% 6 37,5% 0 0% 0 0%
Pengguna teknologi
informasi 8 50% 7 43,75% 1 6,25% 0 0%
Pengembangan diri 9 56,25% 6 37,5% 1 6,25% 0 0%
B. Relevansi Kurikulum Program Studi PLS UNY Terhadap Kebutuhan
Pasar Lapangan Pekerjaan.
1. Tingkat Kesesuian Materi Perkuliahan yang Diperoleh dengan
Pekerjaan
Penilaian alumni terhadap kesesuaian materi perkuliahan dengan pekerjaan
yang sedang ditekuni seperti terlihat pada tabel di atas yang menunjukkan
sebanyak 80% alumni menilai bahwa kesesuaian antara materi kuliah dengan
25
pekerjaan sebesar >86%. Sebanyak 16% menyatakan kesesuaiannya 76%-85%,
dan 4% menyatakan kesesuian kurang dari 50%.
Tabel 9
Relevansi Kurikulum PLS Terhadap Kebutuhan Lapangan
Tingkat Kesesuaian Jumlah %
> 86% 20 80
76 % - 85% 4 16
61 % - 75% 1 4
51 % - 59 % 0 0
< 50% 0 0
Jumlah 25 100,00
2. Kebutuhan Teknologi Informasi dalam Pekerjaan
Penilaian tentang kebutuhan teknologi informasi dalam pekerjaan yang
dilakukan oleh alumni menunjukkan bahwa sebagian besar alumni dalam bekerja
sangat membutuhkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi
informasi dan aplikasinya dalam pekerjaan mereka.
Tabel 10
Kebutuhan TI dalam Pekerjaan
KATEGORI JML %
Sangat membutuhkan 22 88
Membutuhkan 3 12
Cukup Membutuhkan 0 -
Kurang Membutuhkan 0 -
Tidak Tahu 0 -
Jumlah 25 100,0
26
3. Kebutuhan Bahasa Inggris dalam Pekerjaan
Penilaian alumni tentang kebutuhan Bahasa Inggris dalam pekerjaan
mereka diperoleh bahwa sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh alumni
cukup membutuhkan Bahasa Inggris sebagai penunjang pekerjaan mereka.
Tabel 11
Kebutuhan B. Inggris dalam Pekerjaan
KATEGORI JML %
Sangat membutuhkan 17 68
Membutuhkan 6 24
Cukup Membutuhkan 2 8
Kurang Membutuhkan 0 0
Tidak Tahu 0 0
Jumlah 25 100
4. Masukan dan Saran Alumni
Masukan-masukan alumni ini merupakan refleksi dari pengalaman alumni
ketika mereka lulus dan mencari pekerjaan bahkan pengalaman mereka ketika
bekerja, diantaranya adalah a) Penambahan materi kuliah terkait dengan
kompetensi di bidang Human Resource Development karena PLS juga berpotensi
bekerja di Departement HRD pada perusahaan. b) Keseimbangan ilmu teori dan
praktek. c) Penambahan perkuliahan berbasis penelitian, dan perkuliahan berbasis
jurnal / karya ilmiah. d) Penambahan metode pembelajaran tidak hanya ceramah,
tetapi langsung ke lapangan (studi kasus). e) Praktek/ kunjungan lapangan, dan
mengundang dosen tamu. f) Perkuliahan harus dibiasakan menggunakan metode
E-learning. g) Penerapan mata kuliah yang ada di dalam kurikulum PNF / muatan
27
bahan ajar harus lebih focus pada kopetensi yang diharapkan /yang dikuasai/
profesi yang dimiliki. h) Teori dan praktek akan lebih baik diberikan di setiap
jenis mata kuliah. i) Sarana dan Prasarana lebih ditingkatkan. j) Kemampuan
meneliti lebih ditingkatkan. k) Komitmen dari dosen untuk selalu meningkatkan
kompetensinya. l) Materi Bahasa Inggris lebih ditambahkan lagi.
C. Pembahasan
1. Profil Alumni Program Studi PLS UNY tahun 2011 – 2017
Animo mahasiswa program studi S2 Pendidikan Luar Sekolah UNY,
setiap tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini antara lain disebabkan oleh
beberapa faktor: 1) program studi S2 PLS semakin banyak dikenal oleh
masyarakat luas karena semakin berkembangnya program-program PLS di
masyarakat; 2) penambahan kuota mahasiswa sebagai upaya peningkatan daya
serap perguruan tinggi terhadap alumni sekolah menengah atas sebagai kebijakan
dari pemerintah; 3) masyarakat luas semakin sadar akan pentingnya jalur
pendidikan luar sekolah dalam mengatasi berbagai permasalahan di negeri ini.
Meningkatkan jumlah mahasiswa diiringi dengan semakin heterogennya
asal mahasiswa. Bahkan saat ini mahasiswa yang berasal dari luar DIY dan Jawa
Tengah semakin banyak. Latar belakang pendidikan pun semakin beragam, tidak
hanya dari S1 PLS, melainkan juga banyak yang berasal Program Studi lainnya
seperti PAUD, PGSD, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan
Pendidikan Matematika.
28
Asal daerah yang heterogen ditunjang dengan latar belakang yang
bervariasi disatu sisi merupakan keuntungan, namun disisi lain merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh prgram studi mengingat latar belakang budaya
yang berbeda-beda dan pola pikir yang berbeda pula. Pemahaman dosen terhadap
karakteristik mahasiswa perlu ditingkatkan agar proses transformasi pengetahuan
bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan serta yang lebih
utama adalah menghasilkan lulusan yang unggul, memiliki budi pekerti yang baik,
beriman, bertakwa dan cendekia.
Kebervariasian jenis pekerjaan yang digeluti oleh alumni bukan
merupakan fenomena baru terlebih bagi alumni yang memiliki kecakapan
tambahan yang merupakan nilai tambah sehingga suatu lembaga atau perusahaan
menerima alumni untuk bekerja di perusahaannya meskipun secara latar belakang
pendidikan tidak linier. Bukan tidak mungkin seorang alumni PLS mampu
mengerjakan pekerjaan di bidang lainnya karena selama kuliah mereka banyak
mencari pengetahuan di luar kampus atau melalui kegiatan ekstrakurikuler
kampus. Disisi lain kebervariasian ini merupakan masalah bagi program studi,
karena program studi tidak mampu mengarahkan alumni untuk bekerja sesuai
dengan bidang yang mereka geluti selama kuliah.
Ketidak linieran pekerjaan alumni program studi S2 PLS disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah tidak konsistennya kebijakan dalam
penerimaan pegawai di lingkungan pemerintahan. Pemahaman para birokrat dan
pemangku kebijakan tentang konsep Pendidikan Luar Sekolah karena kurangnya
pengetahuan menjadi permasalahan tersendiri dalam penerimaan pegawai.
29
Permasalahan kurangnya formasi pegawai untuk alumni PLS di instansi atau
lembaga PLS (SKB, BPKB, PPPAUDNI, dan sebagainya) mengharuskan alumni
untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan setiap pengetahuan yang diperolehnya
selama perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Sebenarnya data tentang jenis
pekerjaan yang digeluti oleh alumni tidaklah terlalu memperihatinkan, karena
pada dasarnya sebagian besar dari alumni masih berupaya untuk melakukan
pekerjaan yang berkaitan dengan bidang pendidikan, baik sebagai dosen maupun
sebagai pengelola.
Penilaian tentang kepuasan alumni atas layanan dan kompetensi yang
dilakukan oleh program studi pada dasarnya masih sangat baik, meskipun
demikian program studi tetap harus mengapresiasi alumni yang merasa tidak puas
atas layanan yang telah diberikan sebagai bahan evaluasi bagi program studi
sendiri. Kondisi ini tidak lain merupakan dampak dari upaya yang dilakukan oleh
program studi untuk memfasilitasi berbagai masukan dari alumni yang diperoleh
melalui kegiatan-kegiatan pertemuan alumni maupun penelitian penelusuran
alumni pada tahun-tahun sebelumnya. Sampai saat ini berbagai upaya perbaikan
untuk peningkatan kualitas layanan masih kerap dilakukan, salah satunya dengan
mengoptimalkan laboratorium luar kampus dan meningkatkan kerjasama dengan
berbagai instansi yang berpotensi berdampak positif bagi alumni di kemudian hari.
Upaya program studi untuk mempercepat waktu studi mahasiswa juga
telah menunjukkan hasil yang memuaskan dimana presentasi mahasiswa dengan
rentang studi 1 tahun 8 bulan menempati posisi tertinggi dengan jumlah 72%.
Upaya mempercepat masa studi mahasiswa sejak beberapa tahun terakhir memang
30
sering dilakukan. Program utama yang menjadi prioritas adalah percepatan
penyusunan tugas akhir tesis baik itu melalui pelibatan mahasiswa dalam
penelitian dosen, maupun program pengintensifan bimbingan tesis mahasiswa.
Percepatan ini mutlak dilakukan mengingat sebagian besar mahasiswa yang
mengalami keterlambatan kelulusan disebabkan oleh tertundanya atau
terabaikannya tugas akhir tesis oleh mahasiswa yang bersangkutan. Melalui
berbagai upaya ini, setidaknya dapat mendorong mahasiswa untuk lebih
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas akhir tesis.
Keterserapan almuni di dunia kerja sanbat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: kompetensi, akses informasi terhadap peluang/lowongan
pekerjaan, jejaring, kemampuan negosiasi dan pemasaran diri, prestasi akademik
dan non akademik serta faktor-faktor lainnya. Garis data penelitian menunjukkan
bahwa prosentasi terbesar masa tunggu alumni sebelum bekerja antara 0-6 bulan
setelah lulus. Data ini menunjukkan bahwa alumni Program Studi PLS setelah
lulus cepat diterima oleh pasar kerja dengan distribusi jenis pekerjaan seperti telah
dijelaskan sebelumnya. Faktor lain yang menyebabkan pendeknya masa tunggu
alumni bekerja karena banyak mahasiwa yang sudah bekerja sebelum mereka
lulus. Beberapa alumni juga dipercaya untuk merintis serta mengembangkan
PAUD nonformal setelah mereka praktik di lembaga penyelenggara PLS.
Data tetang keterserapan alumni di dunia kerja menunjukkan pencapaian
yang sangat baik, dimana dari sampel yang menunjukkan bahwa alumni sudah
bekerja di berbagai bidang . Hasil penilaian kinerja yang dilakukan oleh atasan,
dihasilkan sejumlah informasi yang menunjukkan bahwa kompetensi yang harus
31
menjadi perhatian serius untuk diperbaiki adalah kompetensi Bahasa Inggris serta
kompetensi pengembangan diri. Lemahnya penguasaan bahasa Inggris
disebabkan karena beberapa hal, salah satunya adalah kurangnya penggunaan
referensi bahasa Inggris yang digunakan oleh mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan atau pengerjaan tugas. Lemahnya kemampuan bahasa Inggris
menyebabkan kurangnya wawasan mahasiswa dalam berbagai bidang
pengetahuan. Lebih dari itu penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa
inernasional dewasa ini sangat dibutuhkan. Aspek pengembangan diri juga tidak
kurang penting dari kompetensi lainnya, karena kemauan untuk mengembangkan
diri merupakan salah satu indikator seseorang sebagai pembelajar, yang artinya dia
adalah pribadi dengan kesadaran pendidikan sepanjang hayat.
2. Relevansi Kurikulum Program Studi PLS UNY Terhadap Kebutuhan
Pasar Lapangan Pekerjaan
Relevansi kurikulum program studi dengan lapangan pekerjaan dewasa ini
sangat diperlukan, terlebih dunia kerja sangat membutuhkan lulusan siap kerja.
Meskipun pada prinsipnya pendidikan bukanlah bertujuan untuk mencetak kaum-
kaum pekerja mekanis. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dari sudut
pandang ekonomi memang menitik beratkan pada aspek produktivitas manusia
dalam dunia pekerjaan dalam hal ini industri, sehingga tidak salah jika
kecenderungan dewasa ini pendidikan sering kali diarahkan pada jenis pekerjaan
tertentu. Hal ini tentu bertentangan dengan konsep pengembangan sumber daya
manusia dalam konteks manusia yang utuh, dimana pengembangan tidak sekedar
32
diarahkan pada produktivitas kerja, tapi lebih pada peningkatan kreativitas yang
mengarah pada cipta, rasa dan karsa.
Penilaian alumni terhadap berbagai jenis keterampilan yang diberikan oleh
program studi menunjukkan bahwa keterampilan teknis, kepercayaan diri dan
pengetahuan teoretis sangat bermanfaat bagi pekerjaan mereka. Sedangkan yang
tidak dirasakan manfaatnya adalah pengakuan atau prestige, hal ini disebabkan
oleh banyaknya sebagian masyarakat yang tidak mengetahui tentang apa itu
pendidikan luar sekolah. Demikian pula pengaruh gelar sarjana pendidikan luar
sekolah terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh, dimana alumni memandang
penghasilan yang diperoleh dari pekerjaannya tidak terlalu besar. Program studi
PLS dipandang sebagai program studi dengan orientasi pada ilmu-ilmu sosial
kemasyarakat serta pendidikan yang bersifat sosial, dimana saat ini program studi
yang mampu memberikan prestige serta pendapatan yang besar berasal dari
program studi unggulan yang bernuansa manajemen dan bisnis. Sehingga cukup
beralasan jika alumni berpendapat bahwa program studi tidak bermanfaat dalam
meningkatkan prestige dan pendapatan setelah bekerja.
Menghadapi kondisi di atas, program studi perlu meningkatkan wawasan
dan merubah pola pikir mahasiswa ketika belajar di bangku perkuliahan terkait
dengan pandangan PLS yang sosial dan tidak menguntungkan. Padahal jika dilihat
dalam kehidupan sehari-hari, banyak bidang PLS profesional yang memiliki
prospek sangat baik, menguntungkan dan memiliki prestige di mata masyarakat.
Beberapa program PLS yang memiliki prospek cukup baik dan berpotensi
memberikan penghasilan banyak diantaranya: bimbingan belajar, lembaga kursus,
33
homeschooling, konsultan pengembangan sumber daya manusia, dan program lain
yang sejenis. Program studi perlu meningkatkan perhatian terhadap program-
program PLS seperti di atas, agar sejak mengikuti perkuliahan, mahasiswa tidak
terjebak pada paradigma program PLS penerima bantuan sosial pemerintah atau
program PLS yang tidak menguntungkan secara finansial.
Penilaian alumni terhadap kesesuaian materi perkuliahan dengan bidang
pekerjaan menunjukkan kecenderungan baik, terlihat dari besaran persentase
tingkat kesesuaian. Hal ini sejalan dengan informasi jenis pekerjaan alumni
dimana sebagian besar alumni bekerja dalam bidang pendidikan, baik sebagai
pendidik/guru/tutor dan sebagai pengelola lembaga pendidikan luar sekolah.
Teknologi informasi berkembang sangat pesat, hampir setiap menit,
teknologi informasi mengalami pembaharuan baik dari software maupun
hardwarenya. Perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini
mendorong penggunaan berbagai media berbasis teknologi informasi di berbagai
bidang pekerjaan, tidak terkecuali bidang pendidikan luar sekolah. Menghadapi
situasi tersebut, program studi telah berupaya mengimplementasikan satu mata
kuliah berbasis teknologi informasi. Hal yang perlu dilakukan saat ini adalah
konten pembelajaran harus selalu mengalami pemutakhiran, baik secara substansi
maupun implementasinya. Lebih lanjut program studi perlu merancang mata
kuliah pendidikan luar sekolah berbasis TI yang mampu menunjang keefektivan
program-program pendidikan luar sekolah melalui penggunaan TI seperti
pengembangan media belajar PLS berbasis TI, atau pengembangan teknologi tepat
guna berbasis TI yang bermanfaat bagi masyarakat.
34
Kebutuhan lainnya setelah TI adalah Bahasa Inggris, dimana saat ini
pengetahuan-pengetahuan mutakhir tentang pendidikan luar sekolah masih
didominasi oleh referensi berbahasa Inggris. Meskipun persentase kebutuhan
Bahasa Inggris tidak sebanyak kebutuhan akan teknologi informasi, namun
kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama seorang mahasiswa baik
dalam memperbaharui pengetahuannya, maupun dalam meningkatkan
kemampuannya berkomunikasi dengan pihak asing yang berpotensi berkontribusi
positif pada pengembangan PLS di Indonesia. Disamping itu, lembaga swadaya
masyarakat yang fokus pada pengembangan pendidikan luar sekolah yang
berskala global sangat membutuhkan alumni jurusan PLS yang mengetaui
karakteristik program berbasis masyarakat yang juga ditunjang dengan
kemampuan Bahasa Inggris yang baik.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Alumni program studi S2 PLS UNY berasal dari berbagai provinsi di
Indonesia, jenis pekerjaan yang digeluti oleh alumni cukup bervariasi
namun demikian pekerjaan dalam bidang pendidikan masih mendominasi.
Kepuasan alumni terhadap pelayanan dan kompetensi yang diberikan juga
sangat baik artinya sebagian besar alumni merasa puas dengan kinerja
program studi. Upaya percepatan masa studi juga telah menunjukkan
hasilnya terlihat dari jumlah presentasi mahasiswa yang lulus sesuai
dengan standar kepatutan yaitu 2-3 tahun dengan persentase yang tinggi.
Lama waktu tunggu alumni dalam memperoleh pekerjaan pertama juga
cukup baik dimana cukup banyak alumni yang mampu memperoleh
pekerjaan kurang dari satu tahun setelah lulus. Data keterserapan alumni
juga menunjukkan kategori sangat baik dimana sebagian sebar alumni
telah memiliki pekerjaan setelah lulus. Dalam konteks penilaian kinerja,
kompetensi yang harus mendapat perhatian adalah kemampuan Bahasa
Inggris dan kecakapan pengembangan diri.
2. Relevansi kurikulum Porgram Studi S2 PLS UNY cukup baik, khususnya
dalam hal keterampilan teknis, keperayaan diri dan pengetahuan teoretis,
36
sedangkan yang tidak dirasakan manfaatnya adalah pengakuan (prestige)
dan pengaruh terhadap jumlah pendapatan (gaji). Kesesuaian materi kuliah
dengan bidang pekerjaan juga sangat baik atau sesuai dengan pekerjaan
alumni, mengingat sebagian besar alumni bekerja di bidang pendidikan
baik sebagai pendidik maupun pengelola. Kebutuhan akan pengetahuan
dan keterampilan yang berkaitan dengan teknologi informasi juga
dirasakan sangat penting demikian pula kemampuan Bahasa Inggris,
karena kedua jenis pengetahuan ini sangat diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan dan atau sebagai upaya pengembangan diri dalam berkarir dan
peningkatan produktivitas lembaga.
B. Saran
1. Program Studi S2 PLS UNY harus mengembangkan kurikulum yang
berbasis pada peningkatan kecakapan kewirausahaan sosial, sehingga jenis
pekerjaan alumni dikemudian hari bisa lebih spesifik sesuai dengan
kompetensi yang mereka miliki berbasis pada wirausaha bidang
pendidikan. lebih dari itu, program studi perlu meningkatkan kajian
program PLS yang memiliki prospek menguntungkan sehingga dapat
dijadikan sebagai profesi bagi alumni. Optimalisasi program percepatan
studi harus menjadi program bersama seluruh komponen baik dosen dan
mahasiswa dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Program studi
bersama himpunan mahasiswa secara simultan mengembangkan program-
program peningkatan kemampuan Bahasa Inggris dan program-program
pengembangan potensi diri baik melalui pelatihan maupun kegiatan
37
ekstrakurikuler lainnya. Disamping itu dosen perlu juga mengembangkan
kuliah dua bahasa (Inggris – Indonesia) dalam beberapa mata kuliah
tertentu.
2. Program studi perlu melakukan pertemuan rutin dengan stakeholder dan
alumni agar kurikulum yang dihasilkan dirasakan kebermanfaatan dan
kesesuaiannya dengan kebutuhan serta tuntutan kerja dimana alumni
bekerja. Mata kuliah berbasis teknologi informasi perlu mendapat perhatian
dari sudut pandang isi maupun jumlah. Sedangkan untuk peningkatan
kemampuan Bahasa Inggris yaitu melalui upaya pengenalan referensi buku
berbahasa Inggris pada mahasiswa sejak dini melalui kegiatan-kegiatan
perkuliahan yang kreatif dan inovatif. Berbagai masukan dari alumni baik
itu yang sifatnya kegiatan perkuliahan maupun kegiatan diluar kuliah untuk
segera mendapatkan respon dengan berbagai program terpadu yang
diselenggarakan oleh program studi, laboratorium dan kemahasiswaan.
38
Daftar Pustaka
Claire Millington and Barbados Community College (2007),The Use of Tracer
Studies for Enhancing Relevance and Marketability in Online and
Distance Education,wikieducator.org/images/e/e1/PID_424.pdf.
IPEC (2011), Child Labour Impact Assessment Toolkit: Tracer Study Manual /
International Labour Office, International Programme on the Elimination
of Child Labour (IPEC) – Geneva: ILO, 2011 – 3 v.
Lamoure, J. (). Follow-Up and Tracer Studies. International Institute form
Educational Planning . http://doc.iiep.unesco.org/wwwisis/fc/120340e.pdf
Schomburg, H. (2003). Handbook for Graduate Tracer Study. Centre for Research
on Higher Education and Work. University of Kassel http://www.uni-
kassel.de/wz1/proj/edwork/mat/handbook_v2.doc
Ugwuonah G.E. & Omeje K.C.(1998) Final Report of Tracer Study Research
Project on Higher Education and Work. Institute for Development Studies,
University of Nigeria, EnuguCampus.
http://www.aau.org/studyprogram/notpub/ugowomeje.pdf
Zembere S.N. and Chinyama N.P.M (1996) “The University of Malawi Graduate
Tracer Study”. University of Malawi. Blantyre.
http://www.aau.org/studyprogram/notpub/ZEMBERE.pdf.