pema saran

29
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Menurut American Marketing Associates (Kotler et al., 2008, p6) pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasi, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para srakeholder-nya. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p5), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan individu atau sekedar mengumumkan dan menjual saja melainkan juga mengenai bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen. 8

Upload: heap-ke-xin

Post on 01-Feb-2016

249 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.............

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemasaran

Menurut American Marketing Associates (Kotler et al., 2008, p6) pemasaran

adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasi,

dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan

sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para

srakeholder-nya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p5), pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka inginkan atau butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan

nilai dengan individu atau sekedar mengumumkan dan menjual saja melainkan

juga mengenai bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut Djaslim Saladin (2003, p1), Pemasaran adalah suatu sistem total

dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan

dan mencapai pasar serta tujuan perusahaan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah proses penyusunan komunikasi yang bertujuan untuk memberikan

informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

8

9

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Buchari Alma (2003, p284), bauran pemasaran adalah suatu usaha

mencari kombinasi yang diberikan hasil maksimal dari unsur-unsur produk,

distribusi, harga dan komunikasi.

Menurut Djaslim Saladin (2003, p3), Bauran pemasaran adalah serangkan

dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan

untuk mencapa tujuan dalam pasar sasaran.

Menurut Kotler & Armstrong (2008, p76), bauran pemasaran adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yang luas disebut ” 4P ” dalam

pemasaran , yaitu :

1) Product (produk)

Segala sesuatu yang ditawarkan di dalam pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

konsumen.

2) Price (harga)

Harga adalah jumlah uang yang dikenakan untuk produk atau jasa

tertentu atau jumlah nilai yang ditukar konsumen untuk memperoleh

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

3) Place (lokasi)

Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk membuat produk diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

10

Memahami dimana, mengapa, kapan dan bagaimana pelanggan sasara

membeli merupakan langkah penting.

4) Promotion (promosi)

Promosi merupakan dari keseluruhan aktifitas perusahaan yang

menangani tentang komunikasi dan menawarkan produknya kepada

target pasar.

Promosi memiliki alat-alat, yaitu:

a) Advertising

b) Sales Promotion

c) Personal selling

d) Public Relation

e) Direct Marketing

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bauran

pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. Bauran

pemasaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran produk.

Pengertian tersebut dapat diperjelas pada gambar berikut ini:

11

Sumber: Buku Manajemen Pemasaran (Kotler, 2004, p18)

Gambar 2.1 Komponen 4P dalam bauran pemasaran

2.1.3 Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2010, p248), Produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan

atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

Menurut Tjiptono (2008, p95), Produk merupakan segala suatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan, atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Pengertian tersebut dapat diperjelas pada gambar berikut ini:

12

Sumber: buku Strategi Pemasaran (Tjiptono, 2008, p95)

Gambar 2.2 Pengertian Produk

2.1.3.1 Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2008, p103) Atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi),

pelayanan.

Menurut Adi Haryadi (2007, p29) Atribut produk meliputi dimensi –

dimensi produk juga menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam

pengambilan keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk,

seperti harga, ketersediaan produk, merk, harga jual kembali, ketersediaan suku

cadang, layanan purnajual, dll.

13

Menurut Kotler & Amstrong (2010, p254), atribut produk merupakan

karakteristik dari produk atau jasa yang menghasilkan kemampuan untuk

memuaskan yang dinyatakan atau tersirat pada kebutuhan konsumen.

1) Kualitas produk

Merupakan salah satu alat positioning utama dalam pemasaran yang

mempunyai dampak langsung pada kinerja produk serta terhubung

dekat dengan nilai dan kepuasaan pelanggan. Kualitas produk

memiliki 2 dimensi:

a) Performance quality

Yaitu kemampuan sebuah produk untuk melakukan fungsinya

dan ketahanan produk.

b) Conformance quality

Yaitu suatu produk bebas dari kecacatan atau kerusakan dan

konsisten dalam memberikan target tingkat kinerja.

2) Fitur produk

Merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasi produk

perusahaan dari pesaing.

3) Gaya dan desain produk

Merupakan cara lain untuk menambahkan nilai pada pelanggan.

Desain yang baik tidak hanya fokus pada penampilan tetapi juga

pada manfaat produk untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Sedangkan gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya

sensasional bisa menarik perhatian dan menghasilkan estetika yang

14

indah, tetapi gaya tidak benar-benar membuat kinerja produk

menjadi lebih baik.

2.1.3.2 Pendekatan Atribut Produk

Menurut Donald R. Lehmann dan Russel S. Winer (Adi Haryadi, 2007,

p22), Konsumen memiliki sikap yang berbeda – beda dalam memandang atribut –

atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian

terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah

produk sering dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol dalam

kelompok konsumen yang berbeda beda.

Analisis atribut pada perilaku konsumen merupakan teori permintaan

yang cukup baru, yang mana analisis pendekatan atribut produk menyatakan

bahwa kepuasan seseorang terhadap barang dan jasa yang dibeli sebenarnya

bukan terletak pada barang atau jasa itu sendiri, tetapi dari karakteristik atau

atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan. Dengan kata lain konsumen

akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk.

Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk

sesuai dengan kepentinganya (Simamora, 2002, p17).

2.1.3.3 Kelas Produk Menurut Jenis Konsumen yang Menggunakan

Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p280), produk dibagi menjadi dua

kelas menurur jenis konsumen yang menggunakannya, yaitu:

15

1. Produk konsumen

Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk

konsumsi pribadi. Pemasar mengklasifikasikan produk konsumen ini

menurut cara membeli konsumen yang meliputi:

Produk sehari-hari

Produk sehari-hari adalah produk yang biasanya sering dan cepat

dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit

dalam membandingkan dan membeli. Misalnya sabun, Koran, dan

fast food.

Produk shopping

Produk shopping adalah produk konsumen dimana konsumen

dalam proses menyeleksi dan membeli biasanya

membandingkannya berdasarkan pada kecocokan, kualitas, harga

dan gaya. Contohnya pakaian dan mobil

Produk spesial

Produk spesial adalah produk konsumen dengan karakteristik

unik atau identifikasi merk yang dicari oleh kelompok pembeli

tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk

memperolehnya. Contohnya merk dan jenis mobil tertentu.

Produk yang tidak dicari

Produk yang tidak dicari adalah produk konsumen dimana

keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh

16

konsumenpun, tidak terpikir oleh mereka untuk membelinya.

Contohnya asuransi jiwa dan donor darah untuk palang merah.

2. Produk industri

Produk industri adalah produk yang dibeli untuk pemprosesan lebih

lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Tiga kelompok

produk industri ini, yaitu:

Bahan dan suku cadang

meliputi bahan baku, bahan manufaktur dan suku cadang

Bahan modal

Bahan modal adalah produk industry yang membantu produksi

atau operasi pembelian, termasuk pemasangan dan peralatan

tambahan. Misalnya pembelian pabrik dan peralatannya.

Perlengkapan dan jasa

Meliputi perlengkapan operasi dan alat-alat perbaikan dan

pemeliharannya

2.1.3.4 Pengembangan Produk Baru

Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang cepat

mendorong perusahaan untuk mengembangkan suatu produk dan jasa baru.

Menurut Alma (2007, p139), Pengembangan produk adalah semua kegiatan yang

dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan

produknya, memperbaiki produk lama, menambah produk baru atau jasa yang

sudah ada, dan mengurangi biaya – biaya produksi dan biaya pembungkus.

17

Pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan menurut Kotler

dan Armstrong (2004, p315) dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

1. Akuisisi

Akuisisi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : membeli perusahaan

lain, mendapatkan hak paten dari perusahaan lain, atau membeli

lisensi serta waralaba dari perusahaan lain.

2. Pengembangan produk baru

Pengembangan produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Perusahaan dapat mengembangkan produk baru di laboratoriumnya

sendiri atau membuat kontrak dengan peneliti independen atau

perusahaan pengembangan produk baru untuk mengembangkan

produk khususnya bagi perusahaan itu.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengembangan produk baru merupakan pengembangan produk original, perbaikan

produk, modifikasi produk melalui upaya penelitian dan pengembangan

perusahaan sendiri.

2.1.3.4.1 Pengertian Produk Baru

Menurut Tjiptono (2002, p118), Pengertian produk baru meliputi produk

original, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi dan merk baru

yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.

18

2.1.3.4.2 Kategori Produk Baru

Menurut Kotler dan Keller (2006, p586), terdapat enam kategori produk

baru, yaitu :

1. Produk yang baru bagi dunia

Yaitu produk baru yang menciptakan pasar baru

2. Lini produk baru

Yaitu produk baru yang mengijinkan perusahaan untuk masuk ke

pasar yang sebelumnya sudah ada untuk pertama kalinya

3. Tambahan pada lini produk lama

Yaitu produk baru yang memberikan tambahan atas lini produk lama

(ukuran kemasan, rasa, dan sebagainya)

4. Peningkatan dan perbaikan atas produk lama

Yaitu produk baru yang menunjukan peningkatan kinerja atau nilai

yang menggantikan produk lama

5. Penetapan kembali posisi

Yaitu produk lama yang diarahkan pada dasar atau segmen pasar

baru

6. Penurunan biaya

Yaitu produk baru yang memberikan kinerja yang sama pada biaya

yang lebih rendah

19

2.1.4 Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010, p108), Perilaku konsumen sebagai

perilaku yan menampilkan pelanggan dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan membuang produk dan layanan yang mereka harapkan akan

memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005, p9), perilaku konsumen adalah studi

tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok,

ataupun organisasi membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi

pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Menurut Kotler dan Armstrong (Simamora, 2002, p2), Perilaku konsumen

adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga,

yang membeli produk untuk konsumsi personal.

Dari definisi-definisi diatas, Simamora (2002, p2) menarik beberapa

kesimpulan:

1) Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

2) Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum

pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.

3) Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati

seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan

bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga variabel-

variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai yang dimiliki

konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka

20

mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang

kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.

Perilaku konsumen terbagi dua bagian, yang pertama adalah perilaku

yang tampak, misalnya jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa, dan

bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang

tak tampak, misalnya persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan

kepemilikan oleh konsumen.

2.1.4.1 Peran Pembelian

Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui berbagai

faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam

pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam

keputusan membeli, yaitu (Simamora, 2002, p15):

1. Pemrakarsa (Initiator).

Orang yang pertama kali menyarankan membeku suatu produk atau

jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Influencer).

Orang yang pandangan / nasihatnya memberi bobot dalam

pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan (Decider).

Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan

pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli,

dengan bagaimana cara membekum dan dimana akan membeli.

21

4. Pembeli (Buyer).

Orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (User).

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

2.1.5 Proses Pengambilan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2008, p179-p181), proses keputusan pembelian terdiri dari

lima tahap yaitu:

Sumber : Kotler (2005, p224)

1. Pengenalan masalah

Tahap pertamap proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang

diinginkan. Kebutuhan dipicu oleh rangsangan internal, contohnya

adalah kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar, haus, seks

muncul pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi dorongan.

Dapat dipicu jua oleh rangsangan eksternal seperti pengaruh dari

orang-orang sekitar konsumen, contoh hobby fotografi dengan melihat

22

kamera milik seorang teman dapat mempengaruhi konsumen untuk

memiliki kamera.

2. Pencarian informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen

telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen

mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari

informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam

memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

Sumber-sumber informasi yang dapat diperoleh oleh konsumen

sebagai berikut:

Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan

Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan

Sumber public: media massa, organisasi penilai pelanggan

Sumber pengalaman: menangani, memeriksa, menggunakan

produk

Ketika semakin banyak informasi yang didapat bertambah pula

kesadaran dan pengetahuan konsumen mengenai merek yang tersedia

dan sifat-sifatnya.

3. Evaluasi berbagai alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek

alternative dalam satu susunan pilihan. Konsep-konsep dasar yang

membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen:

23

Pertama, kita berasumsi bahwa setiap konsumen melihat suatu

produk sebagai satu paket atribut.

Kedua, konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang

berbeda pada atribut-atribut yang berbeda menurut kebutuhan dan

keinginannya yang unik.

Ketiga, keyakinan merek mengenai posisi setiap merek pada

setiap atribut. Seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu

tersebut dikenal sebagai brand image.

Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan

bervariasi terhadap tingkat-tingkat atribut yang berbeda. Contoh

keterseiaan barang dan harga yang terjangkau.

Kelima, konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang

berbeda lewat prosedur evaluasi. Konsumen didapati

menggunakan satu atau lebih beberapa prosedur evaluasi,

tergantung pada konsumen dan keputusan pembeliannya.

4. Keputusan pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen benar-benar membeli produk. Ada dua faktor yang dapat

muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain yang dapat mempengaruhi keputusan

konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.

Konsumen membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti

24

pendapatan yang diperkirakan, harga yang diharapkan, dan manfaat

produk yang diharapkan.

5. Perilaku pasca pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana

konsumen mengambil tindakan lanjut setelah membeli berdasarkan

kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Yang menentukan

pembeli puas atau tidak puas adalah pada hubungan antara harapan

konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Semakin besar

kesenjangan antara harapan denga kinerja, semakin besar

ketidakpuasan konsumen. Jika kinerja produk melebihi apa yang

diharapkan konsumen, maka akan menghasilkan kepuasan konsumen.

2.1.6 Preferensi konsumen

Preferensi merupakan bagian dari perilaku konsumen, berasal dari bahasa

Inggris “Preference” yang berarti sesuatu yang lebih diminati, suatu pilihan

utama yang merupakan kebutuhan prioritas.

Menurut sudibyo (2002), menyatakan bahwa pengukuran terhadap

preferensi konsumen sangat penting karena:

1) Sebagai dasar untuk menarik minat pembeli konsumen pada suatu

produk.

2) Sebagai acuan bagi perusahaan untuk menerapkan program-program

pembangunan loyalitas konsumen.

25

3) untuk menjaga interaksi yang terus berkelanjutan antara konsumen

dan perusahaan.

Preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada

perusahaan tertentu, dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap produk ada

beberapa indikator yang sering digunakan antara lain (Tjiptono, 2008) :

a. Kinerja (Performance).

Karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli, misalnya

produk yang dikonsumsi praktis untuk dibawa.

b. Ciri –ciri atau keistimewaan tambahan (Features).

Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya tekstur yang halus,

desain kemasan dan bentuk produk yang menarik serta harga yang

murah.

c. Keandalan (Reliability).

Kemungkinan kecil produk yang dipakai akan mengalami kerusakan,

seperti produk yang dikonsumsi tidak sering rusak atau tidak dapat

dikonsumsi lagi.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confomance to specification).

Seperti apa ciri desain dan bentuk produk yang memenuhi standar,

dan sesuai dengan ketentuan yang adam misalnya produk makanan

harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan atau memiliki sertifikat halal.

26

e. Daya tahan (Durability).

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan,

seperti kadaluarsa produk.

f. Pelayanan (Service ability).

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dan kemudahan.

g. Estetika (Aistethic).

Faktor – faktor yang menjadi daya tarik produk terhadap panca indra

seperti bentuk fisik, warna, dan model.

h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality)

Merupakan citra dan reputasi produk, misalnya merek.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu

tindakan evaluasi untuk mengambil keputusan mengenai barang yang akan

dipilih, hal ini dilakukan oleh konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan

alternatif produk yang terbaik, sehingga dari produk tersebut konsumen dapat

memperoleh kepuasan yang maksimum.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

dan TahunJudul Penelitian

Alat

AnalisisHasil Penelitian

Handy Wijaya

(2012)

Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

pertimbangan konsumen

dalam melakukan

keputusan pembelian air

Analisis

Faktor

Terdapat empat faktor yang

paling dipertimbangkan oleh

konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian yaitu:

faktor kualitas, desain, fitur,

27

conditioner di DKI

Jakarta

dan harga

Robert T.

Herman dan

Aditya Arta

(2011)

Pendekatan Model

Hirarki Dalam

Menganalisa Faktor –

Faktor Pendukung

Pengambilan Keputusan

Pembelian Mobil : Studi

Kasus Wilayah Jakarta

Barat (BINUS

BUSINESS REVIEW

Vol. 2 No. 1 Mei 2011:

341-355)

Analisis

Faktor

dan

AHP

Terdapat tujuh faktor yang

paling dipertimbangkan oleh

konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian yaitu:

faktor harga, perfoma,

desain, kualitas,

kenyamanan, after sales

service, dan keamanan

Wirawan dan

Dyah

Budiastuti

(2003)

Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Calon

Mahasiswa Dalam

Memilih Jurusan Teknik

Industri UBINUS

Dengan Metode Cochran

Q Test (Vol. 4 No. 2.

Oktober 2003: 65-74)

Cochran

Q Test

terdapat lima faktor yang

menjadi pertimbangan calon

mahasiswa dalam memilih

jurusan Teknik Industri

UBinus, yaitu terakreditas B,

ISO 9001:2000, kualitas

lulusan, persepsi lulusan

UBiNus mudah mendapatkan

pekerjaan, serta fasilitas

komputer dan internet.