prenadamedia group - repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33a_sosiologi teks... · 2021. 2....

45
PRENADAMEDIA GROUP

Upload: others

Post on 27-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

Page 2: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

SOSIOLOGITeks Pengantar dan Terapan

EDISI KEEMPAT

Page 3: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, bahwa:

Kutipan Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi seba gai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud da lam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dila ku kan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,- (empat miliar rupiah).

Page 4: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

SOSIOLOGITeks Pengantar dan Terapan

EDISI KEEMPAT

Editor:J. Dwi Narwoko • Bagong Suyanto

Page 5: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUPSOSIOLOGI

Teks Pengantar dan TerapanEdisi Keempat

Copyright © 2004

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN 978-602-8730-72-3 301

ISBN (E) 978-623-218-017-8

15 x 23 cm

xiv, 390 hlm

Cetakan ke-9, April 2019

Kencana. 2004.0072

EditorJ. Dwi Narwoko • Bagong Suyanto

Desain SampulSuwito

Penata LetakY. Rendy

Penerbit

PRENADAMEDIA GROUP

(Divisi Kencana) Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun - Jakarta 13220

Telp: (021) 478-64657 Faks: (021) 475-4134

e-mail: [email protected]

www.prenadamedia.com

INDONESIA

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.

Page 6: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

PENGANTAR EDITOROleh: J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto

Sesungguhnya sudah ada banyak buku pengantar sosiologi yang pernah diterbitkan. Tetapi, yang membedakan buku ini dengan buku lainnya ialah pada penekanan konsep dan aplikasinya dalam

menganalisis berbagai permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Buku ini sengaja disusun dengan tujuan untuk menyajikan konsep dan analisis yang lebih kontekstual dengan realitas lokal, dengan harapan apa yang dipaparkan lebih mudah dipahami.

Buku ini merupakan edisi revisi, dengan penambahan bab baru tentang “Masyarakat Informasi dan Net Generation di Era Post-Industrial”. Pada awalnya, buku ini dari bacaan lepas yang diberikan kepada mahasiswa untuk matakuliah pengantar sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair). Dikumpulkan dari tulisan sejumlah staf pengajar FISIP Unair, sesuai dengan minat dan keahlian-nya masing-masing. Kendati dalam beberapa bagian terkesan kurang bertautan, namun “benang merah” dari kumpulan tulisan ini mencoba memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema-haman bagaimana mengaplikasikan konsep dasar itu sebagai “kacamata” dalam memahami realitas dan perubahan sosial yang terjadi.

Perlu disadari bahwa Sosiologi bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang “seharusnya” terjadi. Sosiologi adalah satu disiplin ilmu—sudut pandang baru—yang mencoba ‘menelanjangi’ realitas: mengungkap fakta yang tersembunyi di balik realitas yang tam-pak. Ciri sosiologi yang inheren ialah pengakuannya terhadap realitas dan sifatnya yang subversif. Sosiologi selalu tidak percaya pada apa yang tampak, serta mencoba menguak dan membongkar apa yang tersembunyi (latent) di balik realitas nyata (manifest). Sosiologi berkeyakinan bahwa “dunia bukan sebagaimana tampaknya”, dan baru dapat dipahami bila dikaji secara mendalam dan diinterpretasikan.

Ide awal penerbitan buku ini muncul dalam rapat rutin staf pengajar sosiologi FISIP Unair. Buku ini merupakan salah satu produk Laborato-

Page 7: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

vi

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

rium Sosiologi FISIP Unair yang diterbitkan dengan tujuan untuk dapat dimanfaatkan sebagai buku pegangan para mahasiswa, tanpa harus direpotkan dengan usaha mengopi berbagai makalah (artikel) lepas bahan perkuliahan.

Buku ini dapat terbit sudah tentu berkat komitmen akademik dan dukungan dari seluruh staf pengajar di lingkungan FISIP Unair. Sejum-lah staf pengajar di sela-sela kesibukan mereka bersedia menyisihkan waktu untuk menulis ulang serta memperbaiki makalah yang pernah ditulis untuk digabung dalam satu buku yang benar-benar utuh. Khusus kepada Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, MPA, kami sampaikan terima kasih, karena meski beliau secara administratif telah purnabakti dari FISIP Unair, tetapi kesediaan beliau untuk mengedit ulang tulisannya dan sebagai salah satu pendiri FISIP Unair, komitmen akademik yang diperlihatkan benar-benar menjadi teladan bagi kami.

Kepada Penerbit PrenadaMedia Group, khususnya Sdr. Otto Zulham, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaannya untuk menerbitkan buku ini serta dukungan terus-menerus yang meng-ingatkan kami pentingnya untuk segera menerbitkan referensi ini bagi para mahasiswa.

Buku ini bukan hanya penting dan perlu dibaca oleh para mahasiswa pemula yang ingin mengenal lebih jauh sosiologi, namun juga perlu di-baca dan dipahami oleh aparatur pemerintah, jurnalis, aktivis LSM, dan mereka yang berminat untuk memahami perubahan realitas sosial yang terjadi di sekitarnya dengan “kacamata” yang lebih jernih dan mendalam.

Sebagai penutup, pada cetakan terbaru ini ditambahkan beberapa video clip yang ditujukan untuk kepentingan pembelajaran. Video clip tersebut dapat diakses melalui gawai (smartphone) yang telah dilengkapi dengan QR code reader/scanner.

Surabaya, 1 Maret 2019

Page 8: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

KATA SAMBUTANOleh: Prof. Dr. Hotman M. Siahaan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menerbitkan buku dalam kegiatan akademik apalagi di suatu in-stitusi pendidikan, sesungguhnya merupakan suatu kewajiban. Proses kegiatan belajar mengajar boleh dikata barulah maksimal

apabila ditopang oleh adanya buku yang memadai dan relevan. Namun sering kali harapan semacam itu sulit terwujud di dalam suatu institusi pendidikan. Ada berapa banyak dosen yang aktif dan mampu serta pro-duktif menulis buku? Sungguh pertanyaan yang kadang kala membuat banyak akademisi terdiam menjawab pertanyaan sedemikian ini. Belum lagi kalau dipertanyakan, seandainya ada, berapa banyakkah buku yang pernah ditulis oleh seorang dosen atau akademisi sepanjang kariernya? Sejujurnya harus diakui tidak banyak kalangan akademisi yang meleng-kapi dan menggenapi kariernya sebagai dosen dengan menulis buku.

Oleh karena itu, setiap upaya yang dilakukan oleh para akademisi terutama para dosen di institusi pendidikan tinggi semacam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga ini, layak disambut baik sekaligus dengan harapan semoga saja penerbitan buku Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan ini merupakan awal dari semangat penulisan buku yang lain khususnya buku sosiologi di FISIP Unair ini.

Boleh dikata kehadiran buku ini sungguh merupakan antusiasme para rekan dan kolega di jurusan Sosiologi, khususnya kolega yang aktif di Laboratorium Sosiologi. Antusiasme semacam itu selayaknya didukung dengan komitmen, sehingga dengan demikian akan mendorong para rekan dan kolega lainnya yang memilih karier sebagai dosen untuk produktif menulis buku. Sebagai buku pengantar sosiologi, buku ini diharapkan dapat menjangkau luas para pembaca, tidak saja kalangan mahasiswa, tetapi juga ke berbagai khalayak masyarakat pembaca yang lebih luas lagi.

Kepada para kolega di jurusan Sosiologi FISIP Unair, penghargaan selayaknya diberikan atas prakarsanya menerbitkan buku ini, dan semoga

Page 9: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

viii

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

kehadiran buku ini akan diikuti oleh berbagai penerbitan buku yang lain, sehingga kehadiran FISIP Unair sebagai institusi akademis makin kukuh di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat.

Surabaya, November 2004

Page 10: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

DAFTAR ISI

PENGANTAR EDITOR v

KATA SAMBUTAN vii

DAFTAR ISI ix

BAB 1 PERKEMBANGAN DAN PERAN SOSIOLOGI 1 ! Bagong Suyanto

A. Apa Itu Sosiologi? 2B. Perkembangan Sosiologi 4C. Menakar Modernisasi 7D. Peran Sosiolog 11

BAB 2 INTERAKSI DAN TINDAKAN SOSIAL 13 ! Bagong Suyanto dan Septi Ariadi

A. Interaksi Sosial dan Simbol 13B. Jenis Tindakan Sosial 15C. "Pengambil Peranan" dalam Tindakan Sosial 17

BAB 3 KELOMPOK SOSIAL 21 ! Siti Norma

A. Kelompok Sosial yang Teratur 22B. Kelompok Sosial Tidak Teratur 30

BAB 4 NORMA DAN NILAI SOSIAL 37 ! Soetandyo Wignjosoebroto

A. Sistem Norma 38B. KlasifikasiNormaSosial 40

Page 11: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

x

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

BAB 5 PROSES SOSIAL 49 ! Siti Norma

A. Proses Sosial yang Asosiatif 49B. Proses-proses Sosial yang Disosiatif 56

BAB 6 SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN 63 ! Soetandyo Wignjosoebroto & Bagong Suyanto

A. Arti Penting Sosialisasi 65B. Sosialisasi: Aktivitas Dua Pihak 66C. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian 72D. Media Sosialisasi 79

BAB 7 PERILAKU MENYIMPANG 85 ! Tuti Budirahayu

A. Apa Itu Perilaku Menyimpang? 86B. Mengapa Perilaku Menyimpang Perlu Dipelajari? 87C. Ilmu yang Mempelajari Perilaku Menyimpang 88D. Perilaku yang Digolongkan sebagai Menyimpang 88E. Relativitas Perilaku Menyimpang 89F. EmpatDefinisitentangPerilakuMenyimpang 90G. Menjadi Penyimpang 93H. Subkultur Menyimpang 94I. Teori Perilaku Menyimpang yang Berperspektif Sosiologis 95

BAB 8 SISTEM SOSIAL 107 ! Doddy Sumbodo Singgih

A. Pengertian Sistem 109B. Masyarakat sebagai Suatu Sistem 110C. Komponen-komponen Sistem Sosial 112D. Subsistem dan Fungsi-fungsinya 114

BAB 9 PENGENDALIAN ATAU KONTROL SOSIAL 117 ! Soetandyo Wignjosoebroto & Bagong Suyanto

A. Mengapa Kontrol Sosial Perlu Dilakukan? 118B. Sanksi: Sarana Kontrol Sosial yang Utama 121C. Efektif-Tidaknya Kontrol Sosial 122D. Bentuk Kontrol Sosial 130E. Aparat Penegak Kontrol Sosial 131

Page 12: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

xi

• DAFTAR ISI

BAB 10 STRATIFIKASI SOSIAL: UNSUR, SIFAT, DAN PERSPEKTIF 135

! Sutinah & Siti Norma

A. ApakahStratifikasiSosialItu? 136B. KarakteristikStratifikasiSosial 137C. Unsur-unsurStratifikasiSosial 139D. TerjadinyaStratifikasiSosial 143E. Sifat Sistem Pelapisan Masyarakat 144F. PerspektiftentangStratifikasiSosial 145G. CaraMempelajariStratifikasiSosial 148

BAB 11 STRATIFIKASI SOSIAL: DETERMINAN DAN KONSEKUENSI 151

! Bagong Suyanto dan Karnaji

A. DeterminanStratifikasiSosial 152B. Akumulasi Dimensi 157C. Kemiskinan Struktural 159D. KonsekuensiStratifikasiSosial 163

BAB 12 DIFERENSIASI SOSIAL 171 ! Bagong Suyanto dan Sudarso

A. PerbedaanDiferensiasidanStratifikasiSosial 172B. Wujud Diferensiasi Sosial 173C. Diferensiasi dan Disorganisasi Sosial 176D. KOnflikdiIndonesia:PengalamanKelam 177E. Integrasi Sosial 180F. Membangun Kehidupan Multikulturalisme 181

BAB 13 MOBILITAS SOSIAL 185 ! Sudarso

A. Jenis Mobilitas Sosial 186B. Saluran Mobilitas Sosial Vertikal 188C. Determinan Mobilitas 189D. Konsekuensi Mobilitas Sosial 190

BAB 14 PRANATA SOSIAL: PENGERTIAN DAN FUNGSI 191 ! Herwanto Aryo Manggolo

A. Pengertian Pranata Sosial 191B. Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial 193

Page 13: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

xii

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

C. Karakteristik Pranata Sosial 194D. Tipe-tipe Pranata Sosial 196

BAB 15 PRANATA KELUARGA 201 ! Siti Norma & Sudarso

A. Pranata Sosial Keluarga Inti 201B. Bentuk Perkawinan 204C. Tipe Keluarga 205D. Fungsi Keluarga 207E. Masalah Sosial dalam Keluarga 210

BAB 16 PRANATA AGAMA 213 ! Mustain Mashud

A. Para Pelopor Pengkaji Agama 214B. Beberapa Teori tentang Agama 215C. DefinisiAgama 219D. Fungsi Agama 223E. Agama dalam Perspektif Teori Struktur-Fungsional 226F. Agama dan Sistem Sosial 231G. Kelembagaan Agama 232H. Fungsi Agama pada Masyarakat yang teralienasi 236

BAB 17 PRANATA POLITIK 245 ! A. Ramlan Surbakti

A. Pengertian dan Ciri Pranata Politik 246B. Fungsi Pranata POlitik 247C. Pelembagaan Pranata Politik 250

BAB 18 PRANATA EKONOMI 253 ! Karnaji

A. Elemen Dasar Proses dan Struktur Ekonomi 254B. Perkembangan Masyarakat dan Tipe Pranata Ekonomi 256C. Fungsi dan Akibat Kehadiran Pranata Ekonomi 261D. Hubungan Pranata Ekonomi dengan Pranata Lain 262E. Pasar 264

BAB 19 DINAMIKA KEPENDUDUKAN 269 ! Subagyo Adam

A. Pertumbuhan Penduduk 269

Page 14: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

xiii

• DAFTAR ISI

B. Sistem Kependudukan 273C. Transisi Fertilitas dan Mortalitas 278D. Analisis Fertilitas 284E. Analisis Mortalitas 287F. Analisis Migrasi 289G. Penutup 291

BAB 20 GENDER DAN KAJIAN TENTANG PEREMPUAN 293 ! Sutinah

A. Perbedaan Seks dan Gender 294B. Berbagai Pengertian tentang Gender 295C. Perbedaan Gender dan Lahirnya Ketidakadilan 300D. Perspektif 304E. Keadilan Gender dan Agenda Pembangunan 310F. Pendekatan Pembangunan 312

BAB 21 PERUBAHAN SOSIAL 317 ! Mustain Mashud

A. Konsep Perubahan Sosial 317B. Teori Evolusi Sosial 319C. Neo-Evolusi Parsonian 323D. Beberapa Perspektif Teori Perubahan Sosial 331E. Ringkasan 335

BAB 22 MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION DI ERA POST-INDUSTRIAL 339

! Rahma Sugihartati

A. Masyarakat Pasca-Industri (Post-Industrial Society): Daniel Bell 342B. Kecenderungan Menuju Masyarakat Pasca-industri 345C. Arti Penting Informasi pada Masyarakat Pasca-industri 348D. Masyarakat Jaringan (Network Society): Manuel Castells 350E. Perkembangan Internet 353F. Identitas di Dunia Maya 355G. Net Generation 358H. Community of Online Fan 361I. Dampak Sosial Internet 364J. Dilema 366

Page 15: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

xiv

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

BAB 23 KONSTRUKSI SOSIAL KONFLIK 369 ! Novri Susan

A. Sosiologi Pengetahuan 370B. Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan 374C. EliteKekuasaandanRealitasKonflik 377D. Penutup 380

DAFTAR RUJUKAN 381

PARA EDITOR 389

Page 16: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

22MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION DI ERA POST-INDUSTRIAL

! Rahma Sugihartati

Perubahan sosial sebetulnya merupakan sebuah proses perubahan masyarakat yang terjadi karena dihela oleh berbagai kekuatan, baik modal, resistensi, dan gerakan sosial maupun perubahan yang

dipicu oleh adanya perkembangan teknologi dan informasi yang makin massive. Di setiap era, perubahan sosial yang terjadi tak pelak telah dan akan melahirkan pola hubungan baru, adaptasi baru dan karakteristik masyarakat yang khas, yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya.

Di era revolusi industri, perubahan sosial yang di hela ekspansi modal para kapitalis telah melahirkan masyarakat industrial yang ditandai oleh kehadiran berbagai produk industri dalam skala yang massal, serta adanya kelas buruh dan kelompok borjuis yang acap kali berseberangan kepen-tingan dan rawan konflik. Sementara itu, pada masyarakat post-industrial, perubahan sosial yang berlangsung umumnya bukan hanya dipicu oleh kekuatan modal kapitalisme, tetapi juga ditandai oleh adanya revolusi teknologi informasi yang kemudian melahirkan masyarakat informasi.

Berbeda dengan masyarakat industrial yang melahirkan kelas pekerja atau kaum buruh yang sehari-hari menghabiskan waktu di pabrik, di era masyarakat post-industrial, perkembangan teknologi informasi dan kekuatan informasi telah melahirkan gaya hidup baru, simbol-simbol baru, dan “pekerja-pekerja kerah putih” yang lebih banyak bergerak di bidang jasa, termasuk mengolah informasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan ekonomi maupun sosial, dan bahkan politik.

Sebagai salah satu tahapan perubahan, munculnya masyarakat informasi bukanlah jenis masyarakat yang hadir begitu saja secara alamiah. Di banyak negara maju (sejak 1970-an), masyarakat informasi kerap juga diartikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang akan dituju dan diraih (bukan terjadi dengan sendirinya). Di Jepang, negara Eropa

Page 17: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

340

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

dan Amerika Serikat, misalnya masyarakat informasi dipromosikan se-bagai suatu visi abad ke-21 yang oleh para pembuat kebijakan digunakan sebagai pedoman dalam me ngembangkan sektor informasi pada pere-konomian tingkat lokal, re gional, dan nasional. Pada 1990-an, Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya mulai meluncurkan program pengembangan infrastruktur informasi modern atau apa yang disebut sebagai information super highway yang sebenarnya dilandasi pada visi ini (Kuper & Kuper, 2000).

Sebagai sebuah terminologi, masyarakat informasi sesungguhnya adalah konsep yang mulai muncul dan digunakan sejak 1970-an untuk merujuk pada berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terkait de-ngan meningkatnya dampak dan peran teknologi informasi. Konsep ini menonjolkan peran yang dimainkan oleh teknologi informasi di dalam segala bidang serta kehidupan sehari-hari masyarakat. Di era post-industrial, nyaris tidak ada aspek kehidupan manusia yang lepas dari kehadiran teknologi informasi. Kehadiran televisi, handphone, komputer, dan internet merupakan berbagai perangkat teknologi informasi yang dengan cepat mengubah pola kehidupan dan gaya hidup masyarakat.

Konsep tentang masyarakat informasi, pada awalnya dikembang-kan oleh Daniel Bell pada awal 1970-an melalui prediksinya ketika itu tentang masyarakat pascaindustri (post-industrial society). Daniel Bell (1977), disebut-sebut sebagai ahli sosiologi pertama yang mengkaji dampak sosial dari perkembangan media komunikasi digital. Menurut Bell, ada dua indikasi utama dari perkembangan masyarakat pasca-industri, yakni penemuan miniatur sirkuit elektronik dan optikal yang mampu mempercepat arus informasi melalui jaringan, serta integrasi dari proses komputer dan telekomunikasi ke dalam teknologi terpadu yang disebut dengan istilah “komunikasi” (Cabin & Dortier (eds.), 2004: 149-158). Sementara itu, generasi kedua Mazhab Frankfurt, yang dipelo-pori Jurgen Habermas juga telah jauh-jauh hari mempersoalkan dampak dari perubahan TI pada bidang politik dan integritas masyarakat madani (lihat: McCarthy, 2006).

Ahli lain yang mengkaji seluk-beluk dan dampak perkembangan TI ialah Manuel Castells. Menurut Castells saat ini dunia sedang memasuki “zaman informasi” di mana berbagai kemajuan teknologi informasi digital telah “menyediakan dasar materi” bagi “perluasan pervasive” dari apa yang ia sebut “bentuk jejaring dari organisasi” dalam setiap keadaan struktur sosial. Menurut Castells, integrasi internet ke dalam dunia kehidupan telah menciptakan bentuk baru identitas dan ketidaksetaraan, menja-dikan kekuasaan bagian dari arus desentralisasi, sekaligus melahirkan bentuk-bentuk baru organisasi sosial (lihat: Castells, 2000).

Page 18: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

341

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

Castells (1996) menyatakan bahwa di era revolusi informasi, selain ditandai dengan perkembangan TI yang luar bisa canggih, juga mun-cul apa yang ia sebut sebagai kebudayaan virtual riil, yaitu satu sistem sosial budaya baru di mana realitas itu sendiri sepenuhnya tercakup, sepenuhnya masuk dalam setting citra maya, di dunia fantasi, yang di dalamnya tampilan tidak hanya ada di layar tempat dikomunikasikannya pengalaman, namun mereka menjadi pengalaman itu sendiri (Ritzer & Goodman, 2008: 632). Masyarakat yang semula berinteraksi dalam ruang yang nyata dan bertatapmuka, dengan kehadiran internet mereka kini bisa berinteraksi dengan siapa pun, tanpa dibatasi nilai dan norma, sehingga di kalangan warga masyarakat yang mengembangkan hubungan dalam jejaring komputer, tak pelak mereka pun tumbuh dengan subkulturnya yang khas—yang berbeda dengan masyarkat konvensional.

Di era masyarakat pasca-industri, realitas sosial bahkan boleh dibi-lang telah mati, untuk kemudian diambil alih oleh realitas-realitas yang bersifat virtual, realitas cyberspace. Dunia baru yang dimediasi oleh hadirnya teknologi infomasi yang makin maju dan supercanggih telah melahirkan hal-hal yang serba virtual: kebudayaan virtual dan komunitas virtual (virtual community). Seperti dikatakan Yasraf Amir Piliang (2004), bahwa di era revolusi informasi, masyarakat memang masih berinteraksi satu dengan yang lain, tetapi kini tidak lagi dalam komunitas yang nyata, melainkan di dalam komunitas virtual (Piliang, 2004: 64). Internet sebagai satu bentuk jaringan komunikasi dan informasi global telah menawarkan bentuk-bentuk komunitas sendiri (virtual community), bentuk realitas-nya sendiri (virtual reality), dan bentuk ruangnya sendiri (cyberspace).

Community of online fan merupakan sebuah komunitas khas yang menjadi bagian dari virtual community atau komunitas cyberspace. Lebih dari sekadar sekelompok orang yang tergila-gila dan menjadi penggemar fanatik dunia maya, Community of online fan biasanya telah berkembang sebagai komunitas yang saling berinteraksi melalui jejaring internet, me-ngembangkan subkultur tersendiri yang khas, dan berkomunikasi dengan intensif meski mereka mungkin tidak pernah bertemu di dunia nyata layaknya orang yang memiliki hubungan personal. Kelahiran Community of online fan adalah implikasi dari perkembangan komunitas cyberspace yang merupakan kebutuhan sosial psikologis masyarakat modern tatkala mereka merasa makin teralienasi di tengah kehidupan kota modern yang serba kontraktual dan anomi.

Page 19: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

342

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

A. MASYARAKAT PASCA-INDUSTRI (POST-INDUSTRIAL SOCIETY): DANIEL BELLMelalui karyanya berjudul The Coming of Post-Industrial (1976)

Daniel Bell meramalkan akan adanya “ma syarakat pasca-industri”. Da-lam kar yanya itu, Bell menyebutkan bahwa basis kekuatan masyarakat post-industrial berbeda dengan dua jenis masyarakat sebelumnya, yaitu masyarakat pra-industri dan masyarakat industri. Bila kekuatan utama masyarakat pra-industri terletak pada sumber daya alam, terutama lahan, dan masyarakat industri pada mesin, maka dalam masyarakat post-industrial, Bell berpendapat informasi serta teknologi informasilah sebetulnya yang menjadi kekuatan utama penggerak dinamika masyara-kat dan perubahan sosial. Tanpa memiliki kemampuan untuk mengolah informasi dan dukungan teknologi informasi, boleh dikatakan tidak akan mungkin masyarakat mampu bertahan dan survive dalam melangsung-kan kehidupannya. Bisa dibayangkan, di era sekarang ini, bagaimana mungkin interaksi masyarakat di era global dan perkembangan sektor perekonomian bisa berlangsung jika tidak didukung teknologi informasi.

Dalam kajian dan perkembangan ilmu sosial, konsep tentang Masya-rakat Informasi dalam karya Daniel Bell sebenarnya tidak muncul begitu saja dari hasil perenungan. Bell mengemukakan prediksinya tentang kehadiran masyarakat informasi karena adanya kecenderungan data ketika itu yang memperlihatkan perubahan yang terjadi di masyarakat, terutama berkaitan dengan munculnya jenis pekerjaan baru di masyarakat. Kecenderungan utama yang mengiringi proses terbentuknya masyarakat pasca-industri adalah kemunculan dan pesatnya pertumbuhan berbagai jenis lapangan kerja yang berhubungan dengan informasi, meningkatnya bisnis dan industri dengan produksi, transmisi, dan analisis informasi, serta meningkatnya sentralitas peran para teknolog, yaitu para manajer dan profesional terdidik yang memiliki keahlian khusus dalam mengolah dan memanfaatkan informasi untuk keperluan pembuatan keputusan.

Berangkat dari argumennya bahwa mayoritas jenis pekerjaan di masyarakat menentukan ciri penjelas suatu masyarakat, maka Bell ber-usaha membedakan jenis pekerjaan dalam perubahan masyarakat dari pra-industrial hingga post-industrial. Bell menyebutkan bahwa dalam masyarakat pra-industri, pekerjaan di sektor pertanian umumnya adalah mata pencaharian yang dominan dan merupakan tempat masyarakat agra ris menggantungkan kehidupannya. Sementara itu, dalam masyara-kat industri, berbagai pekerjaan di pabrik merupakan mata pencaharian yang populer di masyarakat, dan bahkan menjadi norma tersendiri karena sebagian besar masyarakat umumnya telah menyadari bahwa mereka tidak mungkin hanya menggantung kehidupannya dari sektor pertanian

Page 20: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

343

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

di tengah munculnya berbagai pabrik dan industri yang makin massive. Dalam masyarakat pasca-industri, pekerjaan yang dominan umumnya yaitu pekerjaan di bidang jasa pelayanan, terutama pekerjaan yang ber-basis pada pengolahan informasi dan pemanfaatan teknologi informasi (lihat: Webster 2006: 32). Secara lebih perinci, tahap-tahap perkembangan masyarakat menurut Daniel Bell, sebagai berikut:

Pertama, masyarakat pra-industri. Dalam buku The Coming of Post-Industrial Society, Bell (1976) menyebutkan bahwa dalam masyarakat pra-industri, angkatan kerja yang ada umumnya lebih banyak terlibat dalam industri-industri ekstraktif, yaitu pertambangan, perikanan, ke-hutanan, dan pertanian. Ketika sumber daya alam melimpah, dan orang tidak terlalu harus bergantung pada teknologi untuk memperoleh sesuatu, maka kehidupan utama penduduk di era pra-industrial umumnya ialah bergantung dan banyak bersinggungan dengan alam. Orang bekerja dengan kekuatan ototnya dengan cara-cara yang telah diwarisinya dari generasi terdahulu, dan indriawi orang terhadap dunia terkondisi sede-mikian rupa tergantung pada elemen-elemen seperti musim, sifat dari tanah, dan jumlah air. Ritme kehidupan masyarakat di era pra-industrial lebih cenderung dibentuk oleh siklus dan ritme alam, sehingga jenis pekerjaan penduduk pun umumnya sangat tergantung pada alam, yang produktivitasnya rendah, dan ekonomi pun terkait dengan wujud alam dan fluktuasi harga bahan baku dalam ekonomi dunia.

Unit kehidupan sosial yang berkembang pada masyarakat pra-indus-trial yaitu perluasan dari rumah tangga. Secara umum, di masyarakat pra-industrial kesejahteraan belum dan tidak mudah tercapai, karena warga masyarakat yang ada cenderung hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan untuk dirinya sendiri. Keterbatasan teknologi yang dikuasai me-nyebabkan masing-masing keluarga tidak memungkinkan untuk berbagi dengan keluarga lain. Di era masyarakat pra-industrial, sering terjadi jasa pelayanan domestik menjadi murah dan berlimpah ruah. Di Inggris, menurut Daniel Bell, sampai periode Victorian Pertengahan, kelompok pekerja terbesar tunggal dalam masyarakat ialah pembantu rumah tang-ga. Masyarakat pra-industri adalah masyarakat agraria yang terstruktur dalam cara-cara yang rutin dan dikelola oleh otoritas tradisional.

Kedua, masyarakat industri. Dalam masyarakat industri—yang secara geografis menurut Bell umumnya berada di wilayah negara-negara Atlantik Utara ditambah Uni Soviet dan Jepang—mereka umumnya merupakan masyarakat penghasil barang. Berbeda dengan masyarakat pra-industrial yang kehidupannya lebih banyak dikendalikan alam, kehidupan masya-rakat industri ibaratnya ialah sebuah permainan bersama fabrikasi alam yang bersifat teknis dan rasional. Modernisasi dan kehadiran berbagai

Page 21: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

344

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

perangkat teknologi produksi atau mesin sangat mendominasi, dan ritme kehidupan masyarakat umumnya dipacu secara mekanis. Keberadaan tenaga manual yang harus bersaing dengan teknologi modern, menye-babkan ritme kehidupan masyarakat lantas lebih sering menyesuaikan diri dengan irama mesin daripada irama kehidupan manusia itu sendiri.

Di era masyarakat industrial, penemuan energi dan mesin-mesin telah menggantikan kekuatan otot, dan kehadiran listrik yang merupakan dasar bagi produktivitas ialah tanda dari masyarakat industri. Di masyarakat industri, keahlian diuraikan ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana, yaitu ahli teknik, yang bertanggung jawab atas tata letak dan aliran kerja, serta pekerja setengah ahli. Dalam proses perkembangan masyarakat industri, bukan tidak mungkin di satu titik tertentu, kehadir-an mesin yang diciptakan manusia nantinya justru akan menggantikan diri manusia, karena dirasakan lebih produktif dan tak berperasaan. Di masyarakat industrial, sering terjadi manusia lantas hanya diperlakukan sebagai “benda”, sehingga tak jarang terjadi apa yang disebut Karl Marx sebagai proses eksploitasi dan alienasi.

Ketiga, masyarakat pasca-industri atau post-industrial. Masyarakat yang disebut Bell sebagai masyarakat informasi ini umumnya didasarkan pada jasa pelayanan dan keahlian profesional. Berbeda dengan kaum petani dan buruh yang hanya mengandalkan pada kekuatan otot secara manual, di era masyarakat post-industrial, aktivitas perekonomian dan bahkan kehidupan sosial-politik umumnya banyak dipengaruhi bukan hanya energi, tetapi juga informasi. Pelaku utamanya disebut kaum pro-fesional, karena mereka dalam bekerja berbekal dan dilengkapi dengan pendidikan dan kepelatihannya, sehingga memperoleh jenis keahlian yang semakin dibutuhkan dalam masyarakat pasca-industri.

Berbeda dengan masyarakat industri yang ditandai dengan kuantitas barang sebagai tanda dari standar kehidupan, maka masyarakat pasca-industri ditandai dengan kualitas kehidupan yang diukur oleh jasa dan kesejahteraan—kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan seni—yang sekarang memang dikehendaki dan menjadi dambaan bagi siapa saja. Menurut Daniel Bell, dalam transformasi masyarakat industri menuju pasca-indus-tri, terdapat beberapa tahapan berbeda. Pertama, dalam perkembangan dasar masyarakat industri terdapat perluasan transportasi dan utilitas umum yang diperlukan sebagai jasa tambahan di dalam menggerakkan barang serta semakin bertambah besarnya penggunaan energi, dan adanya peningkatan pada nonmanufaktur tetapi masih membutuhkan pekerja kasar. Kedua, dalam konsumsi massal terhadap barang dan pertumbuhan populasi, terdapat peningkatan pada distribusi berbagai produk, baik berskala besar maupun retail, dan keuangan, real-estate,

Page 22: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

345

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

serta asuransi, yang merupakan pusat-pusat dari pekerjaan kantoran. Ketiga, ketika naiknya pendapatan nasional, orang menemukan bahwa proporsi uang untuk makanan di rumah mulai menurun, dan sebalik-nya terjadi peningkatan proporsi uang yang digunakan untuk membeli bahan-bahan tahan lama (pakaian, rumah, mobil), item-item mewah, rekreasi, dan seterusnya.

B. KECENDERUNGAN MENUJU MASYARAKAT PASCA-INDUSTRIPergeseran masyarakat dari tahap industrial ke post-industrial sudah

barang tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Salah satu indikasi terpenting ketika itu ialah bergesernya sebagian besar angkatan kerja dari sektor pertanian (sektor primer) dan manufaktur (sektor sekunder) ke sektor jasa (sektor tersier). Perkembangan lapangan kerja di bidang informasi, khususnya di lingkungan kantoran yang melahirkan pekerja “kerah pu-tih” ikut menopang pesatnya pertumbuhan sektor jasa ini. Pekerjaan di bidang informasi itu sendiri sangat beragam, mulai dari pemrograman dan pembuatan perangkat lunak komputer hingga ke pengajaran dan penelitian berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan informasi dan dampak perkembangan teknologi informasi. Industri informasi seperti penyedia jaringan data, dan jasa komunikasi merupakan peker-jaan di bidang informasi yang tumbuh di era masyarakat post-industrial dan semua itu membuat pekerjaan informasi menjadi pilar terpenting perekonomian.

Tentang kecenderungan munculnya berbagai pekerjaan di sektor jasa, khususnya bidang informasi, dalam The Coming of Post-Industrial Society, Daniel Bell (1976) lebih perinci mengemukakan bahwa setelah pergantian abad, hanya ada tiga pekerja dari setiap sepuluh pekerja da-lam negeri bekerja dalam industri jasa dan tujuh dari sepuluh pekerja terlibat dalam produksi barang. Sampai 1950-an, proporsi ini menjadi lebih seimbang. Memasuki 1968, proporsi berubah sehingga enam dari setiap sepuluh pekerja bekerja dalam bidang jasa. Kemudian pada 1980-an, dengan naiknya dominansi jasa pelayanan, nyaris tujuh dari setiap sepuluh pekerja bekerja dalam industri jasa. Antara 1900 dan 1980, de-ngan keadaan terbalik dari proporsi antarsektor, terjadi dua perubahan struktural dalam perekonomian Amerika: pertama, perubahan ke bidang jasa; dan kedua, naiknya sektor publik sebagai bidang utama lapangan pekerjaan.

Menurut fakta sejarah yang terjadi, perubahan lapangan pekerjaan ke bidang jasa memang bukan merupakan perubahan yang sifatnya in-stant, tiba-tiba hadir melangkahi trend jangka panjang perkembangan

Page 23: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

346

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

masyarakat sebelumnya. Di Amerika, sebagaimana dikaji Bell, dari tahun 1870 sampai 1920, terjadi perpindahan pekerjaan masyarakat dari bidang pertanian ke industri: lapangan pekerjaan dalam bidang jasa naik cepat dalam bidang industri dan peningkatan besar dalam bidang jasa berada pada bidang-bidang tambahan dari transportasi, utilitas, dan distribusi. Ini merupakan periode sejarah dari industrialisasi dalam kehidupan bangsa Amerika. Namun setelah 1920, tingkat pertumbuhan pada sek-tor nonpertanian mulai melandai. Lapangan pekerjaan industri masih meningkat jumlahnya, tetapi proporsi dari total lapangan pekerjaan cenderung menurun, ketika lapangan pekerjaan dalam bidang jasa mulai tumbuh dengan tingkat yang lebih cepat, dan dari tahun 1968 sampai 1980, apabila kita mengambil bidang manufaktur sebagai kunci utama bagi sektor industri, maka tingkat pertumbuhan akan kurang sampai separuh angkatan kerja secara keseluruhan.

Perubahan besar dalam dunia ketenagakerjaan mulai terjadi pada 1947, setelah Perang Dunia II. Pada saat itu, menurut Bell, lapangan pe-kerjaan di Amerika benar-benar seimbang. Namun semenjak usai Perang Dunia II, tingkat pertumbuhan mulai terbagi ke dalam pola baru yang dipercepat. Dari 1947 sampai 1968 terdapat pertumbuhan sekitar 60 persen pada lapangan pekerjaan jasa pelayanan, sementara lapangan pekerjaan dalam industri penghasil barang meningkat lebih kurang hanya sepuluh persen. Di mata Daniel Bell, perkembangan sektor jasa yang luar biasa ini mengejutkan, sekaligus merupakan indikasi terjadinya pergeseran tahap perkembangan masyarakat menuju masyarakat informasi.

Di Amerika, pertumbuhan paling penting dalam lapangan pekerjaan sejak 1947 ialah pemerintahan. Satu dari setiap enam pekerja Amerika saat ini bekerja pada satu dari 80.000 atau lebih badan yang mendukung pemerintahan Amerika Serikat di waktu itu. Pada 1929, tiga juta orang bekerja di pemerintahan—atau sekitar enam persen dari angkatan kerja yang ada. Sampai 1980, gambaran tersebut naik menjadi 17 juta orang atau 17 persen dari angkatan kerja. Namun demikian, di luar pemerintahan perlu dicatat bahwa jasa pelayanan umum merupakan bidang lapangan pekerjaan kedua yang tumbuh paling cepat antara 1947 dan 1968, dan sekitar 10 persen dari lapangan pekerjaan pada jasa pelayanan umum adalah lembaga-lembaga pendidikan swasta. Pekerjaan di bidang jasa pendidikan secara keseluruhan, baik negeri maupun swasta, mencapai delapan persen dari total lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Dalam jasa pelayanan umum, kategori terbesarnya ialah jasa pelayanan medik, di mana lapangan pekerjaan naik dari 1,4 juta pada1958 menjadi 2,6 juta pada dekade kemudian.

Page 24: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

347

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

Menyebarnya berbagai pekerjaan di bidang jasa pelayanan, khususnya dalam perdagangan, keuangan, pendidikan, kesehatan, dan pemerintah-an, menggambarkan betapa pesat perkembangan masyarakat pekerja kantoran (white-collar workers). Namun demikian, Bell juga menegas-kan bahwa semua jasa pelayanan yang muncul tidak berarti pekerja kantoran, karena jasa-jasa tersebut juga meliputi pekerja transportasi dan bengkel mobil. Sebaliknya, tidak semua manufaktur merupakan pekerjaan buruh (blue-collar workers). Pada 1970, komponen pekerjaan kantoran dalam bidang manufaktur —profesional, manajerial, tata buku, dan penjualan—hampir mencapai 33 persen dari angkatan kerja yang ada, sementara 69 persennya adalah pekerja buruh (6.055.000 pekerja kantoran dan 13.400.000 pekerja buruh). Sampai tahun 1975 komponen pekerja kantoran mencapai 34,5 persen. Di dalam angkatan kerja pekerja buruh sendiri terdapat perubahan stabil dan berbeda-beda dari pekerjaan produksi langsung ke pekerjaan nonproduksi, karena semakin banyak pekerjaan menjadi pekerjaan otomatis dan di dalam pabrik, pekerja yang dibutuhkan ialah pekerja yang berkaitan dengan mesin, seperti perbaikan dan pemeliharaan mesin, daripada pekerjaan perakitan.

Pada 1980, total angkatan kerja bidang manufaktur mencapai sekitar 22 juta orang atau 22 persen dari angkatan kerja pada saat itu. Namun dengan penyebarluasan perkembangan teknologi seperti alat mesin kon-trol numerik, komputer elektronik, instrumentasi, dan kontrol otomatik, maka proporsi dari pekerja produksi langsung menjadi menurun stabil.

Terlepas apa pun perubahan yang terjadi, dan seberapa besar proporsi pekerjaan di bidang jasa yang tumbuh, perubahan menjadi masyarakat pasca-industri sesungguhnya tidak hanya ditandai dengan perubahan pada sektor distribusi—tempat di mana orang bekerja—namun juga pada pola pekerjaan, yakni jenis pekerjaan yang mereka kerjakan. Di Amerika, sejak 1920 kelompok pekerja kantoran menjadi kelompok pekerja de-ngan pertumbuhan tercepat dalam masyarakat, dan ini terus berlanjut sampai 1956, dan untuk kali pertama kelompok ini melampaui lapangan pekerjaan dari pekerja buruh. Sampai 1980, rasionya adalah sekitar 5:3 untuk pekerja kantoran.

Dengan kenyataan ini, perubahan yang terjadi di masyarakat Amerika sesungguhnya adalah sangat dramatis, meski kadang kala tersamar karena hingga kini keseluruhan jumlah dari pekerja kantoran yaitu para wanita pada bidang pembukuan atau penjualan; dan di masyarakat Amerika, sebagaimana pada masyarakat lainnya, status keluarga masih dinilai berdasarkan pekerjaan laki-laki (lihat: Waters, 1996: 111-115).

Page 25: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

348

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

C. ARTI PENTING INFORMASI PADA MASYARAKAT PASCA-INDUSTRISelain pergeseran okupasi, kecenderungan lain yang mengiringi

munculnya masyarakat pasca-industri di Amerika dan di berbagai belahan dunia yang lain ialah meningkatnya arti penting pengetahuan termasuk informasi dan pengetahuan teoretis serta metodologis dan kodifikasinya yang menjelma dalam manajemen institusi sosial dan ekonomi. Dalam masyarakat pasca-industri yang terpenting yaitu penyusunan prediksi, perencanaan, dan pengelolaan organisasi. Lebih jauh, menurut Bell, kompleksitas dan besarnya skala sistem-sistem sosial dan ekonomi me-nuntut adanya perencanaan dan peramalan sistematik yang lebih baik yang tidak bisa lagi diperoleh dari survei dan eksperimen biasa, tetapi perlu didukung oleh pengelolaan dan pengolahan informasi yang akurat dan senantiasa up to date (Kuper & Kuper, 2000).

Meski Bell mengemukakan prediksi perkembangan masyarakat hanya dengan berbasis pada data sekunder pergeseran okupasi di ma-syarakat, namun demikian Bell dengan tegas berani menyatakan bahwa perkembangan berbagai pekerjaan di bidang jasa informasi yakni bukti yang kuat, yang menunjukkan bahwa masyarakat pasca-industri tak pelak yaitu identik dengan masyarakat informasi (Bell, 1976), sehingga “ekonomi jasa pelayanan” menandakan tibanya era pasca-industrialisme.

Di atas telah dipaparkan bahwa di setiap tahapan perkembangan masyarakat, telah muncul karakter kehidupan dalam epos yang berbeda. Dalam masyarakat pra-industri, kehidupan merupakan “permainan ter-hadap alam” di mana orang bekerja dengan lebih banyak mengandalkan kekuatan ototnya. Sementara dalam era industri, di mana kehadiran “mesin mendominasi” dalam wujud “teknik dan rasionalisasi”, kehidupan merupakan “permainan terhadap alam fabrikasi”. Berlawanan dengan keduanya ini, kehidupan dalam masyarakat pasca-industri yang didasar-kan pada jasa pelayanan, yang terjadi ialah permainan antarmanusia, di mana apa yang penting bukanlah kekuatan otot atau tenaga, melainkan informasi (Bell, 1976).

Dengan kata lain, ketika orang berjuang untuk hidup dari lahan tanah dan tergantung pada cara-cara tradisional untuk bekerja (pra-industrialis-me), dan kemudian orang terikat dengan mesin produksi (industrialisme), dengan kemunculan masyarakat jasa pelayanan/pasca-industri, maka mayoritas materi pekerjaan umumnya yaitu berkaitan dengan informasi, termasuk bagaimana mengelola dan mengolah informasi untuk kepen-tingan kehidupan sosial, ekonomi maupun politik.

Dalam konteks hubungan dan interaksi antarmanusia, termasuk kompetisi yang berlangsung antarmereka, informasi merupakan sumber

Page 26: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

349

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

daya dasarnya. Berbagai profesi yang lahir di era post-industrial, seperti bankir, pendidik, konsultan, dan bagian pemasaran perusahaan, pada dasarnya ialah profesi yang termasuk ke dalam pekerjaan jasa pelayanan atau pekerjaan informasi. Oleh karenanya, dominasi lapangan pekerjaan jasa pelayanan menimbulkan kuantitas informasi yang semakin bertam-bah banyak. Daniel Bell sendiri membedakan tiga jenis pekerjaan dalam masyarakat, yaitu aktivitas ekstraktif, fabrikasi, dan informasi.

Di era masyarakat post-industrial, lapangan pekerjaan yang dominan dan terus bertambah tak pelak merupakan pekerjaan informasi. Daniel Bell memprediksi bahwa pekerjaan di bidang jasa informasi ini akan menjadi penopang utama kehidupan masyarakat di era global seperti sekarang, karena beberapa alasan. Pertama, pekerjaan informasi me-rupakan lapangan pekerjaan kerah-putih yang berhubungan dengan manusia daripada benda, serta menjanjikan kepuasan kerja lebih besar daripada sebelumnya. Kedua, Bell mengklaim bahwa di dalam pekerjaan profesional sektor jasa pelayanan, yakni akuntansi, lebih dari tiga puluh persen angkatan kerjanya ialah mereka yang lahir akhir tahun 1980-an. Ini artinya bahwa “orang pusat” dalam masyarakat post-industrial adalah kaum profesional, karena mereka telah dilengkapi dengan pen-didikan dan kepelatihan, sehingga mampu memberikan keahlian yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat pasca-industri. Ketiga, inti dari masyarakat pasca-industri ialah jasa pelayanan teknik profesionalnya, di mana ilmuwan dan insinyur ialah mereka yang membentuk kelompok utama dalam masyarakat pasca-industri. Keempat, ini ialah segmen jasa pelayanan tertentu yang menentukan bagi masyarakat pasca-industri. Mereka adalah para profesional dalam bidang kesehatan, pendidikan, penelitian dan pemerintahan, di mana kita mampu menyaksikan perlu-asan inteligensia baru di universitas, organisasi penelitian, profesi, dan pemerintahan (Waters, 1996: 110).

Secara garis besar, sejumlah perubahan penting yang terjadi di ma-syarakat post-industrial yaitu: pertama, kehadiran pekerjaan yang lebih profesional, peranan lebih besar pada intelektual, kepentingan lebih di-tempatkan pada kualifikasi, dan lapangan pekerjaan lebih bersifat orang ke orang. Ini tidak hanya memberikan prospek yang lebih menarik, tetapi juga meningkatkan peranan informasi/pengetahuan. Berbeda dengan era kapitalis di mana aktivitas perekonomian berkembang lebih diten-tukan oleh laissez-faire atau dalam istilah Adam Smith sebagai “tangan-tangan tuhan yang tidak kelihatan”, di era masyarakat post-industrial, peran informasi menjadi sangat penting karena para profesional tidak lagi memandang pasar bebas sebagai hal yang selalu sulit diprediksi, melainkan mereka akan memahami dinamika pasar dengan perkiraan,

Page 27: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

350

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

strategi, dan perencanaan. Tanpa didukung pengetahuan dan informasi, tidaklah mungkin para profesional akan mampu membuat prediksi dan perencanaan untuk mengantisipasi dinamika pasar bebas. Oleh sebab itu, sangatlah wajar jika di era masyarakat post-industrial, peran informasi lantas berkembang menjadi sangat penting, dan bahkan menentukan.

Kedua, di era pasca-industri, para cendekiawan umumnya tidak lagi perhatian pada laba dan rugi, yang menjadi persoalan ialah bagaimana memastikan dan mempersiapkan perkembangan pengetahuan anak muda, karakter sekaligus keahlian. Dokter tidak lagi menganggap pasien sebagai jumlah penghasilan X. Dalam masyarakat pasca-industri, orang tidak diperlakukan sebagai unit (nasib dari pekerja industri di era ketika perhatian utamanya ialah mesin dan uang), melainkan keuntungan dari jasa pelayanan profesional yang berorientasi pada orang yang dalilnya ada pada kebutuhan klien. Berbagai pertimbangan baru, seperti kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, perhatian terhadap orang-orang berusia lanjut, prestasi pendidikan yang harus melebihi vokasional, semuanya merupakan preseden atas persoalan-persoalan output ekonomi dan persaingan yang dapat diatasi oleh kaum profesional berkat dukungan informasi (Webster, 2006: 32).

Ketiga, kecenderungan lain yang terjadi yaitu bergesernya kekua-saan, di mana kalangan profesional dan kelas manajerial (para pekerja pengetahuan) menjadi kian dominan. Mereka ialah individu-individu yang memahami bagaimana bekerja dengan dukungan pengetahuan, sistem-sistem informasi, simulasi, dan berbagai teknik analitis yang terkait. Dalam aktivitas ekonomi, sosial maupun politik, posisi kalangan profesional dan manajer ini akan semakin vital dalam proses pembuatan keputusan yang bukan dilakukan secara intuitif, melainkan atas dasar kalkulasi rasional yang berbasis pada data atau informasi yang akurat (Kuper & Kuper, 2000).

D. MASYARAKAT JARINGAN (NETWORK SOCIETY): MANUEL CASTELLSSalah satu sumbangan baru untuk perkembangan teori sosial modern

yang mengkaji perkembangan teknologi dan revolusi informasi setelah Daniel Bell yakni sebuah trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells (1996, 1997, 1998) dengan judul Information Age: Economy, Society and Culture. Dalam bukunya, Castell mengutarakan pandangannya tentang kemun-culan masyarakat, kultur, dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi, seperti televisi, dan komputer (Ritzer & Goodman, 2008)

Page 28: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

351

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

Revolusi informasi yang dimulai di Amerika pada tahun 1970-an, bukan saja mengakibatkan terjadinya perubahan yang dahsyat di bidang pengelolaan dan peran informasi, tetapi juga melahirkan restrukturisasi fundamental terhadap sistem kapitalis yang memunculkan apa yang di-sebut oleh Castells sebagai “kapitalisme informasional”, yang kemudian memunculkan istilah “Masyarakat Informasi”. Munculnya kapitalisme informasional dan masyarakat informasi ini didasarkan pada “informa-sionalisme”, di mana sumber utama produksi terletak pada kapasitas dalam penggunaan dan pengoptimalan faktor produksi lebih berdasarkan informasi dan pengetahuan daripada berdasarkan pada kekuatan modal. Menurut Castells, yang dimaksud dengan “informasionalisme” merupa-kan sebuah mode perkembangan di mana sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi.

Dalam analisisnya, Castells (2000: 28-76) mengembangkan pemi-kirannya tentang masyarakat informasi dengan mengacu pada lima karakteristik dasar teknologi informasi, yaitu:1. Teknologi informasi senantiasa bereaksi terhadap informasi.2. Karena informasi merupakan bagian dari aktivitas manusia, maka

teknologi ini mempunyai efek pervasive.3. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan

oleh “logika jaringan”.4. Teknologi baru sangatlah fleksibel, dalam arti bisa dengan mudah

beradaptasi.5. Teknologi informasi sangatlah spesifik, dengan adanya informasi,

maka bisa terpadu dengan suatu sistem yang terintegrasi.

Berbeda dengan Daniel Bell yang memprediksi kehadiran masyarakat informasional dari struktur pekerjaan yang cenderung makin didominasi pekerjaan di sektor jasa, Castells menganalisis perubahan yang terjadi di masyarakat sesungguhnya merupakan akibat dari perkembangan teknologi informasi yang mempunyai efek pervasive, dan arti penting teknologi informasi itu sendiri yang mampu mengembangkan logika jaringan di era perkembangan perekonomian dan kehidupan masyarakat yang makin mengglobal.

Pada tahun 1980-an, menurut pengamatan Castell di negara-negara maju muncul apa yang ia sebut sebagai ekonomi informasional global baru yang semakin menguntungkan, dan ekonomi ini bersifat informasional karena produktivitas dan daya saing dari unit dan agen dalam ekonomi ini secara mendasar tergantung pada kapasitas mereka untuk mengha-silkan, memproses, dan mengaplikasikan pengetahuan dan informasi

Page 29: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

352

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

secara efisien melalui dukungan teknologi informasi yang ada.Ekonomi informasional ini bersifat mengglobal, dan melintasi batas-

batas negara, karena mempunyai kapasitas untuk bekerja sebagai unit secara real time pada skala dunia (planetary). Dan semua ini bisa terjadi karena adanya dukungan teknologi komunikasi dan informasi yang me-mang memungkinkan siapa pun penggunanya untuk menyiasati ruang dan waktu. Seorang pengusaha di sebuah negara tertentu, di era ekonomi informasional, dalam hitungan detik yang sama ia akan bisa membuat transaksi bisnis dengan rekan usahanya yang ada di belahan dunia lain hanya dengan dukungan telepon atau internet. Di era perekonomian yang makin mengglobal, sulit dibayangkan aktivitas perekonomian bisa berjalan tanpa didukung teknologi informasi dan berbasis pada informasi.

Di era masyarakat informasi, satu hal yang penting ialah apa yang disebut Castells sebagai “jaringan”. Fungsi-fungsi dan proses dominan pada zaman informasi semakin terorganisasi dalam “jaringan” yang didefinisikan sebagai serangkaian “simpul yang terkait satu sama lain”. Jaringan ini bersifat terbuka, mampu melakukan ekspansi tanpa batas, dinamis, dan mampu berinovasi tanpa merusak sistem. Dengan adanya “jaringan” ini, telah memungkinkan kapitalisme dapat mengglobal dan terorganisasi berdasarkan aliran keuangan global. Perkembangan per-usahaan transnasional yang menggurita di berbagai negara, tidak akan pernah bisa terjadi jika tidak didukung teknologi informasi yang mampu memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi.

Dalam kajian yang dilakukan, Castells melihat bahwa mengiringi bangkitnya ekonomi informasional global ini, konsekuensi yang tidak terhindarkan ialah muncullah bentuk organisasional baru yang disebut perusahaan jaringan (network enterprise). Yang dimaksud perusahaan jaringan yaitu bentuk spesifik perusahaan yang sistem sarananya diba-ngun dari titik temu sejumlah segmen sistem tujuan otonom. Perusahaan jaringan ini merupakan perwujudan dari kultur ekonomi informasional global yang memungkinkan transformasi tanda-tanda ke komoditas.

Selain perusahaan jaringan, seiring dengan tumbuhnya masyarakat informasional, muncul pula perkembangan kebudayaan virtual riil, yakni satu sistem di mana realitas itu sendiri sepenuhnya tercakup dan sepenuhnya masuk ke dalam setting citra maya, di dunia fantasi, yang di dalamnya tampilan tidak hanya ada di tempat dikomunikasikannya pengalaman, tetapi juga ada dalam dunia maya. Ketika teknologi informasi makin berkembang dan lahir masyarakat informasional, maka dunia boleh dikatakan telah memasuki era masa tanpa waktu, di mana masyarakat menjadi didominasi oleh proses daripada lokasi fisik. Dalam kaitan ini, kita memasuki era “masa tanpa waktu”. Di belahan dunia mana pun ma-

Page 30: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

353

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

nusia berada, di sana yang namanya informasi segera bisa tersedia dan diakses masyarakat. Tidak ada regulasi dan kerangkeng besi yang bisa menahan laju dan perkembangan informasi, karena dengan dukungan komputer dan internet, maka orang-orang dengan bebas berselancar di dunia tanpa batas mencari informasi apa pun dan kapan pun juga.

Manuel Castells, dalam bukunya yang terdiri dari tiga volume, yaitu “The Information City, The New Economy and the Network Society”, bukan hanya menganalisis struktur sosial baru, yakni masyarakat jejaring, dan mengkaji gerakan sosial dan proses politik, dalam kerangka serta berinter-aksi dengan masyarakat jejaring, tetapi ia juga berusaha menginterpretasi proses makrososial, sebagai hasil dari interaksi antara kekuatan jaringan dan kekuatan identitas, yang fokus pada tema-tema seperti runtuhnya Uni Soviet, kebangkitan Pasifik, atau proses berjalannya eksklusi sosial global dan polarisasi, serta ia juga mengajukan sintesis teoritikal umum. Kajian tentang Masyarakat Informasi sendiri terletak pada buku volume pertamanya, yaitu pengenalan ciri-ciri utama dari apa yang dianggapnya sebagai kemunculan struktur sosial yang dominan, yakni masyarakat jejaring, di mana ditemukannya karakteristik dari kapitalisme informa-sional, yang terbentuk di seluruh dunia (lihat Webster, 2006).

Menurut pandangan Castells (lihat Castells, dalam: Webster, 2004: 138), kemunculan masyarakat jejaring berasal dari konvergensi sejarah tiga proses independen, yaitu: (1) revolusi teknologi informasi, yang di-bentuk sebagai paradigma di tahun 1920-an; (2) restrukturisasi kapitalisme dan statisme di tahun 1980-an, dengan tujuan menyentuh kontradiksi mereka, dengan hasil akhir yang benar-benar berbeda; dan (3) gerakan sosial budaya tahun 1960-an, dan kemudian 1970-an, khususnya femi-nisme dan ekologisme. Dalam analisisnya, Castells menyatakan ketiga proses independen ini bukan saja menyebabkan terjadinya perubahan sosial yang makin masif di bidang informasi, tetapi juga berbagai kon-sekuensi yang berdampak pada seluruh sendi kehidupan masyarakat dan aktivitas ekonomi.

E. PERKEMBANGAN INTERNETAbad ke-21, tak pelak ialah era revolusi informasi yang benar-benar

massive: menyentuh kelompok dan lapisan sosial masyarakat mana pun tanpa bisa dicegah. Kendati akselerasi dan luas cakupannya berbeda-beda, tetapi kehadiran teknologi informasi diakui atau tidak telah terbukti me-rubah segala sesuatu di dalam dunia di mana kita tinggal. Saat ini, boleh dibilang bahkan tidak akan ada satu pun dari institusi, orang, dan bahkan pemerintahan yang tidak terkena dan harus menanggung dampak dari

Page 31: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

354

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

perkembangan teknologi informasi. Paul DiMagio, dkk. (2001), misalnya menggambarkan bahwa di era masyarakat informasi, kehadiran internet atau jejaring komputer di dunia maya memiliki potensi untuk secara radikal mengubah tidak hanya bagaimana cara seseorang bertransaksi bisnis dengan orang lain, tetapi juga esensi atau hakikat keberadaan manusia di dalam lingkungan masyarakat (DiMagio, et al., 2001: 307-336).

Jejaring komputer yang semula hanya bisa diakses oleh sekelompok kecil elite saja, menurut Smith dan Kollock (2005), kini penggunaannya telah makin meluas, dan menjadi subjek perdebatan politik, kepentingan masyarakat, serta menjadi bagian dari budaya populer. Berbagai istilah, seperti cyberspace, net, online, dan web kini tidak lagi terasa asing di teli-nga masyarakat, dan apa pun istilah yang digunakan, tampak jelas bahwa kehadiran jejaring komputer telah membuat orang dapat menciptakan ruang sosial baru di mana mereka satu dengan yang lain dapat bertemu dan saling berinteraksi satu sama lain di dunia maya yang lintas batas dan melampaui ruang serta waktu (lihat: Smith & Kollock, 2005).

Dengan memanfaatkan jaringan media interaksi seperti email, chat dan sistem konferensi seperti Usenet, orang telah membentuk ribuan kelompok untuk membahas banyak topik, bermain game, saling meng-hibur satu sama lain, dan bahkan bekerja pada proyek-proyek bersama yang sulit. Di era pasca-industri, kehadiran jejaring komputer, bukan hanya berperan sebagai media komunikasi saja, melainkan juga telah menjadi media kelompok, yang mempertahankan dan mendukung lebih banyak interaksi yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan masyarakat sebelum mereka mengenal internet. Berinteraksi di dunia maya, selain mengasyikkan, bebas, dan melampaui ruang dan waktu, sering kali juga menjadi aktivitas yang menyenangkan, terutama ketika orang mulai menyadari bahwa berselancar di dunia maya benar-benar membuat mereka seolah-olah bisa menembus dunia.

Wilson (2000) mencatat paling tidak ada tiga karakteristik dari ko-munitas virtual di cyberspace, yang membedakannya dengan komunitas tatap muka, yaitu: (1) liberty, kebebasan dari kondisi sosial geografis yang membatasi identitas yang melekat pada diri seseorang; (2) equality, penghilangan hierarki yang berhubungan identitas yang melekat jadi ko-munitas dapat terbuka terhadap segala hal; dan (3) fraternity, hubungan yang terbentuk antar-anggota dalam komunitas tersebut. Sementara itu, Tambyah (1996) mengidentifikasi tiga karakteristik atau dimensi dari adanya internet: (1) space/time compression, di mana internet memung-kinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan cepat meskipun berada di tempat yang berbeda; (2) no sense of place, interkasi yang terjadi di dunia yang menyediakan konsep anonimitas, yang memungkinkan

Page 32: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

355

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

terjadinya multiplikasi peran dan jati diri; (3) blurred boundaries and transformed communities, batasan-batasan yang umumnya terdapat di dunia nyata menjadi kabur dan komunitas virtual yang baru terbentuk (lihat: Rettie, 2002).

Jadi, berbeda dengan penggunaan telepon yang hanya berfungsi sebagai sarana telekomunikasi yang terbatas, internet pada hakikatnya merupakan sebuah dunia imajiner, di mana setiap orang dapat melakukan apa saja ketika mereka berselancar di dunia maya, bahkan melakukan sesuatu yang mungkin belum pernah ada di dalam kenyataan sehari-hari. Internet makin digemari masyarakat, karena ia sesungguhnya merupakan subtitusi dari ruang publik nyata yang belakangan ini makin menghilang. Kerinduan untuk bercengkerama dengan sesama, dan membangun hubungan sosial dalam kelompok yang “akrab”, bagi masyarakat dapat terpenuhi dan mereka rasakan justru pada saat mereka ada pada kesen-dirian di ruang kamar atau di kantor, yakni tatkala mereka berselancar di dunia maya.

F. IDENTITAS DI DUNIA MAYASebagai bagian dari perkembangan TI yang luar bisa pesat, kehadiran

internet beserta berbagai situs atau konten yang ada di dalamnya, bukan saja telah melahirkan perubahan perilaku orang per orang, tetapi juga perubahan di tingkat kelompok, dan bahkan dalam skala yang makin mengglobal. Seperti dikatakan Piliang (2004), bahwa di era masyarakat pasca-industri, perkembangan teknologi cyberspace telah melahirkan berbagai perubahan dan setidaknya terdapat tiga tingkat pengaruh: (1) di tingkat individual (personal); (2) di tingkat antar-individual (in-ter-personal); dan (3) di tingkat masyarakat (social) (Piliang, 2004: 65-66).

Pertama, pada tingkat individu, cyberspace telah menciptakan per-ubahan mendasar terhadap pemahaman kita tentang identitas. Setiap individu dalam dunia virtual dapat membelah pribadinya menjadi pribadi yang tidak terhingga banyaknya, sehinga terjadinya permainan identitas, identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, yang bisa saja sama atau berbeda dengan identitas sosial di dunia nyata.

Kedua, pada tingkat interaksi sosial, kehadiran cybespace telah me-lahirkan semacam deteritorialisasi sosial, artinya interaksi sosial tidak dilakukan di dalam sebuah ruang teritorial yang nyata, tetapi di dalam sebuah halusinasi teritorial: seseorang bisa saja terasa sangat intim dengan orang lain di dunia maya yang ada di belahan dunia lain tanpa pernah sekali pun bertemu, ketimbang saudara kandung atau tetangganya sendiri.

Ketiga, pada tingkat komunitas, kehadiran cyberspace dapat men-

Page 33: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

356

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

ciptakan satu model komunitas demokratik dan terbuka yang disebut Rheingold dengan istilah “komunitas imajiner” (imaginary community). Di sisi lain, di dunia maya juga tidak terhindarkan munculnya semacam demokrasi radikal, yang di dalamnya ide, gagasan, ekspresi, hasrat, ke-inginan, tuntutan, kritik, usulan dan segala bentuk tindakan sosial yang datang dari masyarakat sipil tidak ada yang mengatur, mengontrol, dan memberi penilaian.

Berbeda dengan interaksi tatap muka atau interaksi melalui telepon di mana ada banyak petunjuk untuk mengindikasikan identitas seseo-rang dan maksud mereka, di dunia maya atau di dalam interaksi online yang terjadi umumnya ialah ketidakjelasan, karena di sana tidak banyak petunjuk dan tanda yang dapat dijadikan acuan untuk memahami iden-titas sosial seseorang. Namun demikian, seperti dikatakan Smith dan Kollock (2005), bahwa kurangnya tanda-tanda dalam interaksi online telah membatasi sekaligus menjadi sumber daya, karena menghasilkan jenis interaksi tertentu yang lebih sulit, selain juga memberikan ruang untuk bermain dengan identitas orang. Di satu sisi, dalam dunia maya individu cenderung akan dinilai atas ide-idenya, bukan atas gender, ras, kelompok, atau usianya. Tetapi, di sisi yang lain, bukan tidak mungkin bahwa hierarki status tradisional dan ketidaksetaraan justru akan dipro-duksi ulang dalam interaksi sosial dan bahkan semakin diperbesar ketika mereka membangun hubungan sosial di jejaring komputer.

Artikel yang ditulis Judith Donath (2005) berjudul “Identity and Deception in the Virtual Community”, intinya memperlihatkan bahwa dalam beberapa kasus, kemungkinan terjadinya pemalsuan identitas dan kepura-puraan dalam jejaring komputer memang sangat mungkin dilakukan, dan terkadang juga menghasilkan keuntungan yang besar. Tetapi, dengan menelusuri anatomi posting Usenet sebetulnya kita akan dapat menyelidiki bagaimana sebuah identitas dibuat atau disembunyikan. Menurut Donath, sumber petunjuk pertama untuk menggali identitas seseorang di dunia maya ialah melalui pemeriksaan terhadap akun nama individu itu sendiri (lihat: Smith & Kollock, 2005).

Meski tampak muskil diperlakukan sebagai sumber informasi, Do-nath memperlihatkan berapa banyak sesungguhnya informasi yang dapat diperas dari ID dasar seseorang ini. Para peselancar atau orang-orang yang biasa memanfaatkan jejaring komputer umumnya sadar bahwa setiap domain nama mempunyai reputasinya sendiri dan mereka dapat mengenali dampak berbeda dari akun komersial versus institusional. Isi dari posting mengandung tanda dan maknanya tersendiri tentang identitas seseorang yang bersangkutan. Gaya tulisan, fakta yang ditam-pilkan, penggunaan sesuai atas singkatan dan keadaan yang khusus bagi

Page 34: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

357

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

kelompok, semuanya membantu untuk memahami siapa sesungguhnya identitas pengguna.

Di akhir setiap posting, menurut Donath biasanya selalu ada tanda tangan yang juga bisa menjadi elemen utama di dalam membuat identitas. Tanda tangan adalah kombinasi dari kartu bisnis dan “stiker” di mana para anggota menggunakannya untuk menampilkan rasa tertarik mereka, pendapat dan pekerjaannya. Dengan menyediakan alamat perusahaan dan kedudukannya, tanda tangan dapat membantu kredensial orang sekaligus menciptakan peluang akuntabilitas.

Donath dalam artikelnya memperlihatkan sejumlah contoh dan hal-hal yang dapat dijadikan acuan untuk melacak identitas seseorang di jejaring komputer, yaitu dari alamat halaman web penulis, dan sejarah posting penulis sebelumnya di internet. Interaksi di Net meninggalkan banyak jejak. Posting di kelompok diskusi Usenet biasanya dapat diak-ses selama beberapa minggu dan sebagian kelompok mempertahankan arsip diskusi sebelumnya. Pencarian untuk menelusuri interaksi masa lalu seseorang telah berubah secara radikal dalam tahun-tahun terakhir dengan berkembangnya mesin pencari yang sangat bagus serta database yang luas dan tahan lama.

Berbeda dengan Donath yang lebih fokus membahas persoalan ke-mungkinan pemalsuan identitas dalam jejaring komputer, dan bagaimana cara melacaknya, artikel yang ditulis Byron Burkhalter berjudul Reading Race Online: Discovering Racial Identity in Usenet Discussion lebih fokus membahas persoalan identitas rasial I komunitas cyberspace (lihat: Smith & Kolock, 2005). Menurut Burkhalter, dalam dunia maya yang namanya identitas ras sesungguhnya tetap tidak bisa dihilangkan—meski tidak da-lam arti fisik. Di dalam interaksi online identitas rasial dapat diidentifikasi dari perspektif peserta tentang isu-isu rasial—bukan dari petunjuk fisik. Dengan menggunakan kelompok diskusi soc.culture.african.american sebagai studi kasusnya, Burkhalter meneliti bagaimana dalam diskusi Usenet setiap topik dapat berpotensi terkait dengan persoalan rasial, dan bagaimana hal ini bertaut dengan identitas rasial yang muncul selama rangkaian diskusi.

Menurut Burkhalter, selain identitas rasial, struktur Usenet dalam beberapa hal juga dapat diperlakukan sebagai situs riset yang bermanfaat untuk mempelajari dinamika batasan kelompok. Oleh karena pesan dapat dengan mudah di-posting silang ke kelompok lain, maka audiensi untuk sebuah diskusi dapat dengan cepat meluas, dengan membawa kelompok lain ke identitas berbeda. Burkhalter menunjukkan bahwa sebuah diskusi yang ada dalam soc.cultu-re.african.american dapat memanfaatkan per-bedaan rasial yang merupakan kerangka kerja berguna bagi para anggota

Page 35: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

358

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

dalam kelompok. Namun demikian, sekali newsgroup lain terlibat di dalam diskusi, perbedaan ini cenderung runtuh karena masing-masing kelompok akan berorientasi diri ke sikap monolitik terhadap kelompok lain. Di dalam kelompok sendiri variasi terjadi sementara perbedaan lintas kelompok muncul pula.

Jody O’Brien dalam artikelnya Writing in the Body: Gender (re) production in Online Interaction selain membahas persoalan identitas gender dalam sistem online, juga membahas perbedaan antara apa yang nyata dalam dunia maya dan mana pula yang hanya merupakan fantasi (lihat: Smith & Kollock, 2005). Di dunia maya, menurut O’Brien gender umumnya dicoba diperkenalkan kembali dalam cara yang lebih terba-tas dan bersifat stereotipe daripada hadir dalam interaksi yang melekat. Tidak ada batasan tentang bagaimana orang bisa menerangkan dirinya di cyberspace. Meski deskripsi gender yang dimasukkan orang di internet sejauh ini kurang bervariasi dan imajinatif daripada yang terjadi dalam interaksi tatap muka, namun dalam banyak kasus orang umumnya men-ciptakan kembali dirinya dalam jejaring komputer sebagai stereotipikal yang ideal, dan O’Brien menunjukkan bahwa “hipergender” ini biasanya secara khusus berlaku di kalangan mereka yang berusaha untuk “cross-dress” (yakni pria memaparkan dirinya sebagai wanita).

Dalam diskusi tentang identitas sosial dalam jejaring komputer, O’Brien memperlihatkan bahwa di sana ada ketegangan antara mereka yang melihat interaksi online sebagai peluang untuk “melakukan” banyak peranan versus mereka yang melihat cyberspace sebagai media komu-nikasi baru antar-“orang sesungguhnya”. O’Brien berpendapat bahwa perbedaan antara maksud “menjadi” dan maksud “melaksanakan” lebih bermanfaat dibanding diskusi tentang apa yang nyata versus tak nyata, atau kejujuran versus kepura-puraan. O’Brien menyimpulkan bahwa “isu yang paling utama saat dalam sejarah komunikasi online adalah bagaimana membentuk jalan menggarisbawahi situs nyata versus tak nyata sehingga pengguna dapat membedakan “keautentikkan nyata” dari “keautentikkan fantasi”.

G. NET GENERATIONSalah satu komunitas cyberspace yang paling dinamis dan menjadi

aktor yang benar-benar aktif membangun interaksi dan memanfaatkan jejaring dalam dunia maya, tak pelak ialah kelompok remaja urban atau yang biasa disebut sebagai net generation. Berbeda dengan generasi baby boom yang dibesarkan ketika kehidupan mereka sehari-hari lebih banyak didominasi oleh tayangan dan berbagai acara televisi, net gene-

Page 36: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

359

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

ration tumbuh besar dalam konteks akselerasi perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat.

Kelompok remaja urban di era abad ke-21 pada dasarnya merupakan bagian dari generasi SMS, generasi virtual atau disebut juga net genera-tion yang sering kali lebih banyak menghabiskan untuk menggunakan handphone, berhadapan dengan komputer, memakai iPod dan iPad, dan berinternet daripada kegiatan sehari-hari yang lain. Berkomunikasi dengan handphone atau smartphone dan berinternet dengan jejaring facebook, twitter atau yang lain sering kali menjadi aktivitas yang menarik, serta menghabiskan waktu berjam-jam, dan bahkan melebihi waktu yang me-reka habiskan untuk menonton televisi, tidur, atau bermain dengan peer group-nya. Di kalangan remaja urban, tanpa harus dibatasi kelas sosial, nyaris semua dari mereka kini telah memiliki handphone, laptop, dan terbiasa untuk menjalin komunikasi lintas wilayah dengan komunitas cyberspace, bahkan lintas benua melalui internet.

Berselancar di dunia maya merupakan kehidupan dan aktivitas rutin yang biasa dilakukan remaja urban, baik ketika mereka berada di sekolah, belajar di rumah atau ketika jalan-jalan ke mal. Paul Klimsa, dkk., (2006), yang melakukan studi di sejumlah negara, menemukan bahwa remaja di Jerman, Polandia, Peru, dan Indonesia merupakan generasi SMS. Disebut demikian, karena remaja di sejumlah negara ini sering kali menggunakan handphone untuk mengirim dan menerima SMS dari teman-teman dan orang lain. Di kalangan remaja urban, penggunaan SMS sangat menonjol, karena selain lebih murah, juga menjadi alternatif pengisi waktu seng-gang yang menyenangkan (lihat: Klimsa et.al., 2006). Menyapa teman melalui SMS dan memberikan informasi lain yang perlu melalui SMS adalah aktivitas yang menyenangkan bagi remaja, karena di mana pun mereka berada, mereka tidak akan pernah kesepian sepanjang dalam genggaman tangannya ada handphone, atau di hadapannya ada laptop yang bisa dimanfaatkan untuk chatting dan berselancar di dunia maya.

Sementara itu, studi yang dilakukan Sheri P. Walsh, dkk., (2007) di Australia, menemukan bahwa remaja di Australia cenderung makin adiktif dalam penggunaan handphone (lihat: Walsh et al., 2007). Hal ini terlihat, terutama dari kenaikan jumlah biaya pulsa yang harus mereka atau orangtuanya bayar setiap bulannya karena penggunaan handphone yang berlebihan. Di kalangan remaja di Australia, mereka menggunakan handphone untuk berSMS atau menelepon, karena mereka merasa perlu terus menjalin interaksi sosial dengan peer group-nya. Setiap waktu, remaja di Australia biasanya selalu menyempatkan untuk melihat hand phone miliknya untuk mengecek apakah ada SMS atau telepon yang masuk. Biasanya di saat senggang mereka akan memanfaatkan waktu untuk

Page 37: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

360

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

bermain handphone, dengan cara memanfaatkan berbagai game yang tersedia dalam handphone.

Studi yang dilakukan Naomi S. Baron dan Rich Ling (2008), di Ameri-ka menemukan bahwa handphone umumnya akan digunakan langsung untuk berbicara ketika si pemilik handphone itu ingin menyampaikan perasaannya. Adapun SMS lebih banyak untuk melakukan komunikasi pendek dalam bentuk pesan yang sifatnya informatif.

Di tahun 2010 ini, lebih dari sekadar handphone, di kalangan remaja urban perangkat teknologi informasi yang makin populer yaitu iPod, iPad, laptop dengan kekuatan turbo, dan berbagai perangkat teknologi informasi yang makin canggih, makin cepat, dan juga makin trendy. Di berbagai mal, kita bisa melihat tidak sedikit remaja urban ketika mereka berjalan-jalan di sepanjang koridor tempat perbelanjaan, di tangan mereka selalu tergenggam BlackBerry, iPod dan iPad, dan ketika mereka beris-tirahat di Exelso, Café Bean, Starbuck, atau yang lain, selalu di hadapan mereka ada laptop yang tengah terbuka: menawarkan sebuah keasyikan tersendiri bagi remaja urban karena mereka dapat berselancar di dunia maya tanpa harus khawatir dengan biaya karena ada di zone free wifi.

Alch (2000) yang secara khusus pernah mengkaji net generation menyatakan bahwa kebutuhan dari net generation ini ialah untuk: meng-atur lingkungan mereka, mendapatkan informasi secepat dan semudah mungkin, meluangkan banyak waktu untuk diri mereka sendiri dan tidak ingin dikekang dalam kehidupannya. Poindexter (1999) menemukan bahwa anggota Generasi X sangat mirip dengan Baby Boomer dalam penggunaan web untuk kebutuhan hiburan/entertainment, dan secara signifikan menggunakan web ini untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan entertainment atau untuk bersenang-senang.

Sementara itu, Tapscott (1998) mengatakan bahwa akibat tumbuh dewasa bersama-sama dengan internet daripada menonton TV sedikit banyak telah mengubah net generation. Sementara TV bersifat pasif, internet lebih bersifat aktif dan partisipatif. Tapscott menyatakan ada sepuluh karakteristik dari generasi ini, yaitu: independen, investigasi, kesiapan, inovasi, kebutuhan akan sebuah keaslian, keterbukaan, inklusi, kebebasan berekspresi, sensitivitas terhadap kepentingan perusahaan, dan kesenangan dengan kedewasaan. Lima karakteristik yang pertama muncul dari hakikat medium itu sendiri, di mana mendorong independensi atau kebebasan dan investigasi, menekankan pada inovasi dan kesiapan, dan membentuk keraguan akan keaslian sesuatu. Empat karakteristik berikutnya berhubungan dengan nilai-nilai budaya internet seperti yang didiskusikan di atas; dari awalnya, internet sudah terbuka, inklusif, media tanpa sensor dengan beberapa kecurigaan terhadap kepentingan

Page 38: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

361

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

komersial. Yang terakhir berasal dari gap teknologi dan pengetahuan yang dimiliki antara anak-anak muda dengan orangtua mereka. Internet membentuk otoritas dan kedewasaan anak-anak muda; mereka terlihat memiliki hak, mengajari orang tua mereka dan orang lain yang lebih tua bagaimana menggunakan media tersebut.

H. COMMUNITY OF ONLINE FANDi era revolusi informasi dan perkembangan teknologi informasi

yang makin canggih, berbagai studi telah membuktikan bahwa kehadiran internet dengan cepat telah merubah budaya masyarakat dan salah satu di antaranya munculnya net generation dan community of online fan yaitu mereka yang tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan internet, membentuk subkultur tersendiri, saling berkomunikasi melalui dunia maya secara terus-menerus. Data yang diperoleh dari 10th GVU WWW Survey (Graphic, Visualization, and Usability Center (1999)) yang menganalisis mengenai perbandingan sikap yang dikembangkan oleh generasi “Net” yang lahir pada masa-masa yang lebih awal: para pengguna internet yang berusia muda secara signifikan umumnya memiliki sikap liberal yang sejalan dengan nilai-nilai budaya di internet (net generation culture): yakni cenderung bebas, kritis, inovatif, serba cepat, dan menginginkan segala sesuatu serba segera.

Dalam Konferensi Wireless Enterprise Symposium Ke-9, yang berlang-sung di Orlando, Florida, AS, akhir bulan April 2010, net generation bahkan disebut dengan istilah baru, yaitu Generasi Sekarang (Now Generation). Lebih dari sekadar generasi modern yang banyak dikaitkan dengan citra digital, yang dimaksud Now Generation adalah generasi muda yang bukan saja akrab dengan teknologi informasi, dan selalu berselancar di dunia maya melalui internet, tetapi mereka juga menyuarakan segala sesuatu harus “sekarang”: I want it, I want it now (KOMPAS, 30 April 2010). Se-orang remaja urban yang ingin tahu hari itu di bioskop tengah memutar film apa, siapa aktor utamanya, dan lain sebagainya, maka hanya dengan smartphone yang ada di genggamannya, ia seketika itu juga akan segera mengetahui apa yang ingin diketahui.

Diperkirakan saat ini ada sekitar tujuh puluh empah persen remaja global yang menggunakan komunikasi mobile, dan mereka karena didu-kung internet cepat dan gadget seperti BlackBerry, sehingga tidak ada lagi jurang antara jarak dan waktu. Apa pun yang mereka ingin ketahui dan inginkan, maka saat itu pula akan bisa dilacak dengan cara berselancar di dunia maya yang tanpa batas. Di kalangan remaja urban, istilah berse-lancar di dunia maya, mengunduh lagu atau video dari YouTube, mencari

Page 39: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

362

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

resensi film Hollywood, menelusuri berita-berita artis idola, membuka facebook, twitter, dan lain sebagainya, boleh dikatakan merupkan dunia keseharian yang kini tengah mereka jalani dan menjadi bagian dari gaya hidup (life style) remaja urban.

Net generation adalah generasi ini dilahirkan antara tahun 1977-1997. Generasi ini disebut Net Generation, Gen Y atau Millenials karena mereka tumbuh di tengah perkembangan dan kecanggihan teknologi internet. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih banyak terpesona pada televisi, net generation tumbuh sejak awal telah terbiasa dengan internet. Boleh dikatakan tidak ada permainan dan aktivitas yang lebih mengasyikkan bagi net generation, kecuali duduk di depan laptop atau komputer, dan kemudian melakukan chatting, game online atau berse-lancar mencari berbagai informasi yang diinginkan, tanpa ada sedikit pun tembok penghalang yang menganggu perkembangan liar pikiran dan rasa ingin tahu mereka.

Di Amerika, menurut data, bila pada tahun 1983 diperkirakan hanya tujuh persen keluarga yang mempunyai komputer, maka di tahun 2004 jumlah ini meningkat empat puluh empat persen dan enam puluh persen di antaranya mempunyai anak usia sekolah. Di tahun 1996 hanya lima belas persen keluarga yang dilaporkan bisa mengakses Internet and World Wide Web, namun dalam tahun ini umumnya pengguna internet yakni berusia di bawah 16 tahun. Di tahun 1994, di Amerika dilaporkan sekitar tiga pulu lima persen sekolah umumnya telah menyediakan fasilitas bagi siswa untuk bisa mengakses internet, dan saat ini bahkan seratus persen sekolah telah menyediakan akses internet, sehingga tidak ada lagi yang namanya siswa di negara adidaya ini yang tidak mengenal internet (lihat Tapscott, 1998).

Karena community of online fan tumbuh dalam perkembangan dan kecanggihan teknologi informasi, termasuk internet, maka bisa dikatakan “Technology Is Like the Air” bagi mereka. Ungkapan ini tidak berlebihan, sebab bagi generasi muda di Amerika yang namanya komputer, laptop, handphone, internet dan bahkan iPod atau iPad sudah tidak lagi me-rupakan hal yang asing. Bagi masyarakat yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini, kehadiran berbagai perangkat teknologi informasi dan internet, diakui telah banyak mendatangkan manfaat dan keasyikan tersendiri. Tetapi, di sisi yang lain kehadiran teknologi informasi diakui atau tidak telah terbukti merubah segala sesuatu di dalam dunia di mana net generation dilahirkan dan tinggal. Paul DiMagio et al. (2001), misalnya, menggambarkan bahwa internet atau jejaring komputer di dunia maya memiliki potensi untuk secara radikal mengubah tidak hanya bagaimana cara seseorang bertransaksi bisnis dengan orang lain, tetapi juga esensi

Page 40: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

363

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

atau hakikat keberadaan manusia di dalam lingkungan masyarakat (Di-Magio, 2001: 307-336).

Dalam kehidupan sehari-hari yang namanya community of online fan boleh dikatakan tumbuh dalam kesendirian, tetapi tidak pernah kesepian karena setiap saat mereka bisa berkomunikasi dan mengikuti perkembangan informasi terbaru dunia hanya di ruang kamarnya—se-panjang di sana ada komputer, laptop, dan internet. Bagi community of online fan tidak ada yang namanya batas, karena seluruh informasi yang tersedia di dunia maya bisa setiap saat mereka unduh, dan dibagikan serta dipertukarkan kepada sesama warga komunitas melalui jejaring di dunia maya. Berbagai hal yang biasa dilakukan community of online fan di dunia maya, antara lain:

Pertama, membangun hubungan pertemanan, berkomunikasi de-ngan sangat intensif dengan berbagai sesama peselancar di dunia maya di belahan dunia mana pun, tanpa harus didahului dengan kehadiran secara fisik. Bagi pengguna dan orang-orang yang kecanduan internet, tidak menjadi masalah apakah mereka tahu persis siapa kawan yang te-ngah berinteraksi dengan mereka di dunia maya, karena yang namanya identitas sosial sesungguhnya menjadi nomor kesekian, dan yang penting ialah apakah mereka memiliki kesamaan selera, cita rasa, dan gaya hidup atau tidak. Apa yang mempersatukan community of online fan di dunia maya, tak pelak adalah persamaan gaya hidup, dan bukannya hal yang lain.

Kedua, menelusuri, mencari, dan menemukan idola-idola mereka, baik kaum selebritas, tokoh berpengaruh, ilmuwan, olahragawan, atau siapa pun mengenai berbagai hal, termasuk hal-hal yang paling pribadi dan intim. Di dunia maya, informasi tentang seorang tokoh atau idola, bukan saja berceceran sangat banyak, tetapi juga terus-menerus di-up-date, sehingga bagi seseorang yang mengidolakan tokoh tertentu, maka ia setiap detik akan bisa mengetahui apa saja yang dilakukan idolanya, apa yang dikenakan, apa yang disukai, dan apa pula yang terjadi. Mencari foto idola yang “digila-gilai” dalam pose apa pun, bagi komunitas cyberspace bukanlah hal yang sulit. Bahkan, melalui web atau akun yang ada, bukan tidak mungkin seorang penggemar akan dapat berkomunikasi dengan idolanya layaknya sahabat yang sudah benar-benar akrab.

Ketiga, mengembangkan aktivitas rekreasional, seperti bermain game online untuk mengisi waktu luang di antara sesama komunitas cyberspace. Dengan perkembangan teknologi informasi yang makin canggih, maka orang yang berada di benua lain sekalipun, sepanjang mau bersama untuk memainkan aktivitas tertentu di dunia maya, maka mereka niscaya tidak akan pernah kesepian untuk menghabiskan waktu bermain game online.

Keempat, membangun dan mengembangkan komunitas tersendiri

Page 41: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

364

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

yang fanatik atau penggemar khusus pada gaya hidup, idola, dan ideologi serta kepentingan politik yang sama. Di kalangan peselancar di dunia maya sudah lazim terjadi, mereka biasanya memiliki kelompok khusus yang merupakan penggemar pada hal yang sama. Di dunia cyberspace, meski seseorang memiliki akses tanpa batas untuk membangun jejaring dengan siapa pun di belahan dunia mana pun, namun pelan-pelan hubungan jejaring yang dibangun niscaya akan mengerucut pada kesamaan kepen-tingan dana gaya hidup tertentu. Seseorang yang sama-sama penggemar klub sepak bola tertentu atau penggemar mobil kuno, misalnya niscaya interaksi mereka di dunia maya akan lebih intensif dengan orang-orang lain yang memiliki selera yang sama, karena dengan cara itulah mereka bisa mengem-bangkan interaksi yang makin intensif.

I. DAMPAK SOSIAL INTERNETBagi kekuatan kapitalis dan industri budaya di bidang TI, remaja

urban yang terus-menerus kecanduan perkembangan mode perangkat TI dan terus tenggelam dalam keasyikan bermain atau berselancar di dunia maya, tak terkecuali remaja yang asyik membentuk jaringan on line communities (seperti community of online fan) sudah tentu akan dipandang sebagai berkah dan keuntungan tersendiri. Namun bagi re-maja urban, kegandrungan untuk terus berganti mode perangkat TI, terus membeli laptop sesuai perkembangan zaman, penggunaan handphone dan internet yang berlebihan, sudah barang tentu akan menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan psikologis yang signifikan.

Scott W. Campbell dan Rich Ling (2007), misalnya menyatakan bahwa akibat penggunaan handphone yang berlebihan, bukan saja menyebabkan lahirnya alienasi dan isolasi sosial menjadi meningkat di kalangan remaja, tetapi juga menyebabkan biaya penggunaan handphone dan internet meningkat pesat, tanpa disadari para penggunanya. Sudah lazim terjadi, seorang remaja ia mungkin hanya betah belajar dalam hitungan satu-dua jam maksimal, tetapi ketika berhadapan dengan laptop atau komputer dan berselancar di dunia maya, sering terjadi mereka lupa waktu dan baru berhenti ketika malam hampir berganti pagi.

Di kalangan remaja urban, belakangan ini sudah banyak diekspos di media massa, bahwa penggunaan perangkat TI yang berlebihan, selain bisa dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk menipu dan menjaring remaja untuk dijadikan korban trafficking, minimal kegandrungan re-maja untuk memanfaatkan TI dan berselancar di dunia maya, juga akan berdampak kontraproduktif bagi kondisi ekonomi dan kegiatan belajar remaja di sekolah. Bahkan, dari segi psikologis, keterlibatan remaja urban

Page 42: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

365

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

dalam penggunaan internet yang berlebihan, juga ditengarai akan bisa menimbulkan pengaruh negatif, terutama ketika remaja memanfaatkan intenet untuk me-nelusuri informasi-informasi yang seharusnya bukan untuk kepen-tingan dan sesuai dengan usia mereka.

Chaterine Chak (2003), misalnya dari hasil studi yang dilakukan menemukan bahwa penggunaan internet di kalangan remaja cenderung berisiko tinggi, sebab biasanya selain untuk bermain game, menelusuri informasi dan chatting, juga tak jarang internet dimanfaatkan remaja untuk mengakses situs porno dan melakukan sex talk. Tidak sedikit remaja juga kecanduan untuk terus mengakses situs porno, ketika tidak ada kontrol dari orangtuanya.

Chaterine Chak juga menuturkan bahwa tidak sedikit orangtua pri-hatin terhadap meluasnya penggunaan handphone dan internet, sebab anak-anak mereka menjadi lebih sering bolos, dan lebih banyak meng-habiskan waktu untuk bermain game. Anak-anak mereka tidak sedikit yang berubah. Jika dahulunya anaknya rajin, cerdas, selalu gembira, sejak mereka kecanduan internet, maka tanpa disadari mereka sekarang berubah menjadi pendiam, soliter, dan menutup diri.

Kehadiran facebook dan media berkomunikasi di dunia maya yang dramatis dalam dua-tiga tahun terakhir, mungkin benar telah membuka belenggu isolasi dan menjadikan wawasan dan jaringan sosial kaum remaja makin luas. Namun di saat yang sama tawaran keterbukaan informasi itu ternyata juga menyebabkan kaum remaja yang tak siap menjadi rentan terperdaya. Kisah yang dialami sejumlah remaja putri di beberapa dae-rah di Indonesia yang telah diberitakan kehilangan kesuciannya akibat terperdaya lelaki muda yang dikenalnya lewat facebook merupakan salah satu contoh betapa berisikonya kehadiran facebook ketika anak-anak kita tidak siap mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul.

Di media massa, kita bisa melihat sejumlah contoh kasus tentang efek samping kehadiran facebook. Di Surabaya, belum lama ini juga berhasil dibongkar adanya kasus perdagangan dan pelacuran anak yang pemasarannya menggunakan jalur on line facebook. Di beberapa daerah lain, juga dilaporkan adanya remaja putri yang menghilang, minggat dari rumah akibat kecantol lelaki idola yang dikenalnya. Berbeda deangan kontak-kontak langsung secara personal, di mana masing-masing pihak yang berinteraksi tahu persis sejarah dan latar belakang lawan bicaranya, kontak yang terbangun di dunia maya sering kali berlangsung penuh kemasan seperti dunia simulacra. Jean Baudrillard menyatakan bahwa simulasi adalah sebuah realitas semu yang tidak selalu identik deangan realitas yang nyata (lihat: Baudrillard, 1983: 1-10).

Di dunia maya, lewat facebook seseorang dapat memperkenalkan

Page 43: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

366

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

dirinya menjadi siapa pun, tanpa harus terikat dengan kondisi riil dirinya. Seorang lelaki iseng, playboy yang suka mempermainkan perempuan, melalui facebook bukan tidak mungkin merepresentasikan dirinya sebagai sosok yang santun, penuh perhatian, dan jauh dari kesan yang menjengkelkan. Di dunia maya, yang namanya identitas merupakan sebuah bentukan citra, dan oleh karena itu yang penting di sini yaitu image, konstruksi, dan sejauh mana lawan ia berinteraksi dapat dikecoh atau terkecoh.

J. DILEMABagi seorang anak perempuan yang sehari-hari dibesarkan dalam ke-

luarga yang broken home atau ber-masalah, apalagi menjadi korban child abuse, maka berselancar di dunia maya untuk mencari teman chatting bukan hanya menjadi alternatif kegiatan pelarian yang mengasyikkan, tetapi lebih dari itu juga menjadi kegiatan untuk untuk mencari sosok-sosok idola subtitutif yang ideal.

Seorang anak yang di dunia nyata memiliki ayah yang ringan tangan suka main pukul, biasanya dengan mudah akan terpedaya oleh kenal-annya di dunia maya yang pandai menghibur, penuh perhatian, dan terkesan sabar. Seorang anak gadis yang lugu, niscaya dengan mudah jatuh cinta pada cowok yang lewat facebook tampak penuh perhatian dan bisa menjadi teman curhat yang mengasyikkan. Padahal, siapa bisa menduga, apa sebetulnya motif pertemanan dan kencan yang mereka jalin hanya lewat jalur facebook itu?

Di dalam ruang publik cyberspace, kita tahu bahwa yang namanya realitas dapat dikonstruksi atau direkayasa sekehendak hati orang yang berkepentingan, sesuai dengan tujuan, misi, dan ideologi yang melan-dasinya. Di dalam dunia maya, dikatakan Jean Baudrillard bahwa yang terjadi ialah munculnya perilaku dan kecabulan informasi (obsity of in-formation), di mana setiap orang bisa mengetahui seluruh rahasia orang lain, tanpa perlu harus minta izin atau terlebih dahulu bertemu dengan orang itu (Piliang, 2004: 69-70). Tetapi terlepas dari berbagai efek sam-ping yang timbul, tampaknya yang kurang diabaikan para penulis dalam buku Communities in Cyberspace ialah bagaimana memahami meluasnya akses masyarakat pada jejaring komputer atau internet, sebagai bagian dari perkembangan gaya hidup masyarakat pasca-industri layaknya ka-jian dan analisis teoritik yang dilakukan dari perspektif cultural studies.

Lebih dari sekadar perkembangan teknologi dan kaitannya dengan perubahan pola hubungan sosial masyarakat di dunia virtual, kehadiran internet dan munculnya berbagai situs di dunia maya pada dasarnya ya-

Page 44: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

367

BAB 22 • MASYARAKAT INFORMASI DAN NET GENERATION ...

itu refleksi dari perkembangan life style. Di kalangan remaja urban, atau yang lazim disebut Generasi X, Poindexter (1999), misalnya menyatakan bahwa Generasi X atau generasi virtual ini umumnya menggunakan web untuk kebutuhan hiburan, dan secara signifikan menggunakan internet untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan entertainment atau untuk bersenang-senang (lihat: Rettie, 2002).

Sebagai bagian dari kemajuan teknologi, kemajuan TI dan kehadiran media jejaring facebook serta kemudahan berselancar di dunia maya tanpa batas memang penuh pesona, dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama di kalangan remaja urban yang notabene merupakan bagian dari net generation. Di tengah kondisi di mana kegiatan belajar mengajar acap kali terlalu membebani dan menjemukan bagi siswa, dan ditambah lagi adanya tuntutan perkembangan gaya hidup yang tak terelakkan, kita sadari tidaklah mudah melawan efek samping perkembangan TI yang kontraproduktif bagi remaja. Namun dengan memahami bahwa hal ini merupakan konsekuensi dari perkembangan gaya hidup dan dunia simu-lasi yang dimainkan oleh kekuatan industri budaya, maka upaya untuk mencegah agar dampak perkembangan TI tidak kontraproduktif, tentu tidak harus dilakukan hanya mengandalkan pendekatan yang sifatnya regulatif-punitif, seperti melakukan razia di berbagai wartel, mengelu-arkan fatwa haram untuk facebook dan sejenisnya.

Menghadapi kegandrungan remaja urban untuk terus berselancar di dunia maya, niscaya hanya bisa dilakukan jika kita mau menyelami dunia sosial-psikologis remaja, berempati pada apa yang mereka butuh-kan, dan kemudian mengembangkan langkah-langkah intervensi yang bisa diterima oleh cara berpikir remaja urban itu sendiri. Ibarat pisau, kemajuan perangkat TI memang senantiasa mendua: ia bisa dipakai untuk membunuh masa depan, tetapi di saat yang sama ia juga bisa dimanfaatkan untuk mengupas potensi dan menyongsong masa depan remaja yang lebih baik. Pilihan mana yang akan diambil, tentu sangat tergantung kepada cara kita men-jelaskan kepada remaja segala risiko dan implikasinya secara trans-paran dan kontekstual.

Bagi kaum remaja urban yang hidup di era revolusi informasi, men-jalin jejaring sosial di dunia maya dan mendaftarkan diri dalam akun pertemanan facebook, twitter atau situs yang lain memang merupakan konsekuensi kemajuan zaman dan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Cuma, yang menjadi masalah: karena secara psikologis para remaja ini dalam usia belia acap kali masih belum sepenuhnya matang, dan dalam banyak kasus mereka masih mudah terperdaya karena sulit membedakan mana kenalan yang benar-benar baik dan mana pula sesungguhnya yang termasuk predator yang tengah mencari mangsa lewat dunia maya, maka

Page 45: PRENADAMEDIA GROUP - Repositoryrepository.unair.ac.id/101417/6/33A_Sosiologi Teks... · 2021. 2. 27. · memperkenalkan konsep dasar sosiologi, sekaligus memberikan pema - haman bagaimana

PRENADAMEDIA GROUP

368

SOSIOLOGI: TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN

jangan kaget jika tiba-tiba ada orangtua yang kehilangan anaknya karena kabur atau tertipu kenalannya lewat facebook.

Musuh dan para predator yang mengancam anak-anak kita sesung-guhnya tidak selalu ada di luar rumah, di jalanan, atau di tempat-tempat yang berbahaya. Di rumah kita sendiri, pada saat para remaja urban dibiarkan terbenam berselancar di dunia maya, entah itu bermain fa-cebook atau membuka situs porno, maka di situlah malapetaka mulai mengancam anak-anak kita.***