pelayanan primer puskesmas

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kurangnya kesadaran akan kesehatan mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah dari pada mengobati. Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan 1

Upload: putu-dwi-nurjayadhi

Post on 08-Jul-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Puskesmas C adalah salah satu Puskesmas di Kota Mataram yang melayani kurang lebih 49.500 orang penduduk yang tersebar di 6 (enam) keluarahan yang sebagian besar bekerja sebagai buruh, pedagang, dan pegawai (pemerintah/swasta). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas C ditunjang oleh 2 buah Puskesmas Pembantu, 4 buah Poskesdes, 45 buah Posyandu, dan sebuah Puskesmas keliling. Rumah Sakit Rujukan berjarak kurang lebih 5 km dengan sarana prasarana transportasi yang baik dan lancer jumlah tenaga 50 orang, yang sebagian besar adalah tenaga paramedic sedangkan pimpinan Puskesmas adalah dokter. Upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas C meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarkat (UKM) tingkat pertama dan dikelompokkan lagi menjadi upaya kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan. UKP tingkat pertama meliputi rawat jalan, pelayanan gawat darurat, dan rawat inap.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDengan kurangnya kesadaran akan kesehatan mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktiv. Tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik.

Yang mana hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya.

1.2 Skenario

Perencanaan Promosi Kesehatan Puskesmas

Puskesmas C adalah salah satu Puskesmas di Kota Mataram yang melayani kurang lebih 49.500 orang penduduk yang tersebar di 6 (enam) keluarahan yang sebagian besar bekerja sebagai buruh, pedagang, dan pegawai (pemerintah/swasta). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas C ditunjang oleh 2 buah Puskesmas Pembantu, 4 buah Poskesdes, 45 buah Posyandu, dan sebuah Puskesmas keliling. Rumah Sakit Rujukan berjarak kurang lebih 5 km dengan sarana prasarana transportasi yang baik dan lancer jumlah tenaga 50 orang, yang sebagian besar adalah tenaga paramedic sedangkan pimpinan Puskesmas adalah dokter.

Upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas C meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarkat (UKM) tingkat pertama dan dikelompokkan lagi menjadi upaya kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan. UKP tingkat pertama meliputi rawat jalan, pelayanan gawat darurat, dan rawat inap.

Setiap tahun Puskesmas berkewajiban menyusun rencana kegiatan tahun berikutnya atas dasar hasil evaluasi pencapaian kinerja Puskesmas tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 Puskesmas C telah melaporkan pencapaian kinerjanya sebagai berikut:

NoProgram/KegiatanTargetPencapaianKeterangan

1Penyuluhan PHBS pada rumah tangga/kelompok65%70%

2Posyandu Mandiri40%10%

3Cakupan LINAKES90%95%

4Cakupan Pelayanan Nifas90%95%

5Akseptor KB Aktif70%55%

6Cakupan ASI Ekslusif90%87%

7Balita yang datang menimbang100%95%

8Balita ditimbang yang naik berat badannya80%65%

9Balita BGM5%5%

10Rumah bebas jentik nyamuk Aedes aegypti95%75%

11Penemuan kasus baru TB Paru50%35%

12Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat75% 45%

13Penemuan kasus diare80%41%

14Imunisasi BCG90%80%

15Imunisasi campak90%80%

16Kunjungan ibu hamil (K1)90%90%

17Kunjungan ibu hamil (K4)80%80%

18Kunjungan neonatus (KN-1)90%90%

19Kunjungan neonatus (KN-3)80%80%

20BBLR yang ditangani90%100%

Anda sebagai kepala Puskesmas C wajib menyusun perencanaan program/kegiatan pelayanan kesehatan khususnya promosi kesehatan berdasarkan masalah/prioritas masalah tahun sebelumnya.Self Evaluation :1. Jelaskan prinsip penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014.

2. Lakukanlah identifikasi masalah-masalah kesehatan dan susunlah prioritas masalah kesehatan.

3. Langkah-langkah manajemen apa yang harus dilakukan untuk memecahkan prioritas masalah.

4. Susunlah perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun berikutnya khususnya perencanaan promosi kesehatan

1.3 Terminologi

a. Puskesmas: Fasilitas pelayanan kes yang menyeleggarakan UKM dan UKP yang mengutamakan promotif dan preventif.

b. Upaya kesehatan masyarakat esensial: pelayanan yang dianggap sangat penting untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan; SPM (standar pelayanan minimal) untuk mengukur kinerja pelayanan dasar.

c. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan: upaya kesehatan berdasarkan masalah kesehatan di masyarakat; upaya kesehatan masy. Yang sifatnya inovatif,intensifikasi dan eksentifikasi yang disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan dan potensi sumber daya di masing-masing puskesmas

d. UKP (upaya kesehatan perseorangan): setiap kegiatan oleh pemerintah, masyarakat, untuk memlihara kesehatan, mencegah, serta untuk memulihkan kesehatan perseorangan

1.4 Permasalahan

1. Apa saja prinsip penyelenggaraan puskesmas menurut Permenkes No. 75/2014?

2. Apa saja definsi, tujuan dan fungsi puskesmas?

3. Sebutkan kategori-kategori puskesmas!

4. Jelaskan mengenai manajemen puskesmas!

5. Identifikasi masalah yang ada di skenario

6. Prioritas masalah kesehatan pada skenario?

7. Sebutkan langkah-langkah manajemen yang dilakukan untuk menyelesaikan prioritas masalah

8. Susunlah perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun berikutnya!BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas

Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, prinsip penyelenggaraan pelayanan Puskesmas meliputi :

1. paradigma sehat; Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. pertanggungjawaban wilayah; Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

3. kemandirian masyarakat; Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4. pemerataan; Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

5. teknologi tepat guna; Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

6. keterpaduan dan kesinambungan; Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

2.2 Definisi, Tujuan dan Fungsi PuskesmasA. Definisi PuskesmasPengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan, diantaranya1. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

2. Permenkes No.75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

B. Fungsi Puskesma menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama:a) melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

d) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

e) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

f) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

g) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

i) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan responpenanggulangan penyakit.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama :a) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

b) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;

c) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

d) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

e) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;

f) melaksanakan rekam medis;

g) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;

h) melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

i) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

j) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

C. Tujuan PuskesmasMenurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, tujuan puskesmas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang:

a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;

b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

c. hidup dalam lingkungan sehat; dan

d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.2.3 Kategori PuskesmasMenurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan:

A. Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Pengelompokan puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya terdiri dari 3, yaitu:

1. Puskesmas kawasan perkotaanPuskesmas kawasan perkotaan adalah Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut: Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;

Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;

Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau

Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

Memprioritaskan pelayanan UKM;

Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

2. Puskesmas kawasan pedesaanPuskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:

Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;

Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;

Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan

Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;

Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan.

3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencilPuskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut: Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir;

Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan

Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan;

Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;

Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;

Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.

B. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan

Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menjadi:

1. Puskesmas non rawat inap;

Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal.2. Puskesmas rawat inap.

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.4 Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.

A. PerencanaanMerupakan proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam yaitu rencana tahuna upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Langkah langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah :

1. Menyusun Usulan Kegiatan

Usulan disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasarn, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi, serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota dengan mengikutsertakan BPP serta dikoordinasikan dengan cermat.

2. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaan. Dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, saran dan prasarana dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.

3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action), dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yag dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping)

Contoh Gantt Chart Rencana Pelaksanaan (POA)

No.KegiatanSasaranTargetVol.Rincian

pelaksanaanLokasiTenaga

PelaksanaJadwalKebutuhan

Pelaksanaan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Langkah langkah yang harus dilakukan adalah :

1. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Identifikasi dilakukan berdasarkan ada tidaknya masaah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survei mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique).

Survei mawas diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Tahap pelaksanaan antaralain pengumpulan data (data primer maupun data sekunder), pengolahan data dan penyajian data berupa data masalah dan potensi.

Delbecq Technique merupakan perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui kesepakatan sekelopok orang yang memahami masalah tersebut. Tahapannya berupa pembentukan tim, menyusun daftar masalah, menetapkan criteria penilaian masalah, dan menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan criteria penilaian dilengkapi dengan urutan tentang potensi yang dimiliki.

2. Menyusun Usulan kegiatan

Langkah kedua adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun diajukan dalam bentuk gantt chart. Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan dinkes kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.

3. Mengajukan Usulan kegiatan

Langkah ketiga mengajukan ususlan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan dapat pula diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak pihak lainnya.

4. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain.

B. Pelaksanaan dan pengendalianPelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Langkah langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksanaya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.

Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelnggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggung jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal halsebagai berikut :

1. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai yang dibedakan atas dua hal yaitu telaahan internal dan telaahan eksternal.

Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sector lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakuka dalam lokakarya mini triwulan puskesmas secara lintas sektoral.

2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan keiatan sesuai dengan pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.

Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup hal hal berikut :

1. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.

2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta masalahn dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

C. Pengawasan dan PertanggungjawabanPengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatansebagai berikut:

Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administrative, keuangan dan teknis pelayanan.

Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak pihak terkait lainnya. Apabila terjadi penggantian kepala puskesmas, maka kepala puskesmas yanglama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.2.5 Identifikasi Masalah di Skenario

Masalah adalah ketika realita tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan atau target. Sesuai dengan skenario, program atau kegiatan yang pencapaian nya di bawah 100% ada 19 program mulai dari nomor 1 sampai dengan 19.Table 1, Besaran masalah (semua dalam persen)

Penyuluhan PHBS7030

Posyandu Mandiri1090

Cakupan LINAKES955

Cakupan Pelayanan Nifas9010

Akseptor KB Aktif5545

Cakupan ASI Ekslusif8713

Balita yang datang menimbang955

Balita ditimbang yang naik berat badannya6535

Balita BGM595

Rumah bebas jentik7525

Penemuan kasus TB paru3565

Penemuan kasus pneumonia4555

Penemuan kasus diare4159

Imunisasi BCG8020

Imunisasi Campak8020

K19010

K48020

KN-19010

KN-38020

Program BermasalahPencapaian 86.39)Nilai

Penyuluhan PHBS0200002

Posyandu Mandiri0000066

Cakupan LINAKES1000001

Cakupan Pelayanan Nifas1000001

Akseptor KB Aktif0030003

Cakupan ASI Ekslusif1000001

Balita yang datang menimbang1000001

Balita ditimbang yang naik berat badannya0030003

Balita BGM0000066

Rumah bebas jentik0200002

Penemuan kasus TB paru0004004

Penemuan kasus penumonia0004004

Penemuan kasus diare0004004

Imunisasi BCG0200002

Imunisasi Campak0200002

K11000001

K40200002

KN-11000001

KN-30200002

Selanjutnya, kita akan menentukan kriteria b yaitu kegawatan masalah.

Tingkat Kegawatan dengan score 5 dimana: Sangat gawat: 5 Gawat

: 4 Cukup gawat: 3 Kurang gawat: 2 Tidak gawat: 1Tingkat urgensi dengan score 5 dimana: Sangat mendesak: 5 Mendesak

: 4 Cukup mendesak : 3 Kurang mendesak : 2 Tidak mendesak : 1Tingkat biaya yang di keluarkan dengan score 5 dimana: Sangat murah : 5 Murah

: 4 Cukup murah : 3 Mahal

: 2 Mahal sekali : 1Table 3, Kriteria B, tingkat kegawatan masalah

Program BermasalahKegawatanUrgensiBiayaNilai

Penyuluhan PHBS2248

Posyandu Mandiri53311

Cakupan LINAKES2226

Cakupan Pelayanan Nifas2338

Akseptor KB Aktif3339

Cakupan ASI Ekslusif2215

Balita yang datang menimbang2215

Balita ditimbang yang naik berat badannya3339

Balita BGM55111

Rumah bebas jentik2237

Penemuan kasus TB paru44210

Penemuan kasus pneumonia44210

Penemuan kasus diare44311

Imunisasi BCG2259

Imunisasi Campak2259

K12248

K42248

KN-12248

KN-32248

Setelah itu, kita tentukan Kriteria C mengenai kemudahan menanggulangi masalah.

Kemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan system scoring dengan nilai 1 5 dimana: Sangat mudah: 5 Mudah

: 4 Cukup mudah : 3 Sulit

: 2 Sangat sulit : 1Table 4, Kriteria C, tingkat kemudahan penanggulangan masalah

Program bermasalahKemudahan

Penyuluhan PHBS5

Posyandu Mandiri5

Cakupan LINAKES5

Cakupan Pelayanan Nifas5

Akseptor KB Aktif3

Cakupan ASI Ekslusif3

Balita yang datang menimbang5

Balita ditimbang yang naik berat badannya4

Balita BGM3

Rumah bebas jentik2

Penemuan kasus TB paru3

Penemuan kasus penumonia3

Penemuan kasus diare3

Imunisasi BCG3

Imunisasi Campak4

K14

K44

KN-14

KN-35

Dan terakhir adalah menentukan Kriteria D, yaitu PEARL factor.

Table 5, Kriteria D yaitu menentukan faktor PEARL

Program bermasalah P E A R L Nilai

Penyuluhan PHBS111115

Posyandu Mandiri111115

Cakupan LINAKES111115

Cakupan Pelayanan Nifas111115

Akseptor KB Aktif111115

Cakupan ASI Ekslusif111115

Balita yang datang menimbang111115

Balita ditimbang yang naik berat badannya111115

Balita BGM111115

Rumah bebas jentik111115

Penemuan kasus TB paru111115

Penemuan kasus penumonia111115

Penemuan kasus diare111115

Imunisasi BCG111115

Imunisasi Campak111115

K1111115

K4111115

KN-1111115

KN-3111115

2.6 Menentukan Prioritas Masalah

Setelah kita mengetahui besarnya masalah, selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah dengan menghitung nilai prioritas dasar nilai prioritas total dengan rumus :

NPD=(A+B) x C

NPT=(A+B) x C x D

Table 6, Penentuan prioritas masalah

Program bermasalahPrioritas Masalah

Penyuluhan PHBS502503b

Posyandu Mandiri854251

Cakupan LINAKES3517510

Cakupan Pelayanan Nifas452255b

Akseptor KB Aktif361809c

Cakupan ASI Ekslusif189013b

Balita yang datang menimbang3015012

Balita ditimbang yang naik berat badannya482404

Balita BGM512552

Rumah bebas jentik189013a

Penemuan kasus TB paru422107b

Penemuan kasus penumonia422107a

Penemuan kasus diare452255a

Imunisasi BCG3316511

Imunisasi Campak442206

K1361809b

K4402008

KN-1361809a

KN-3502503a

NPD NPT Rank

2.7 Langkah-Langkah Manajemen Selanjutnya

Setelah mendapatkan proritas masalah, kita ambil 5 yang paling menjadi prioritas. Jika mengacu pada tabel di atas maka akan didapatkan :

1. Posyandu Mandiri

2. Balita BGM

3. Kunjungan neonatus 3

4. Penyuluhan PHBS

5. Bayi ditimbang dengan kenaikan berat badan

Kemudian kita lakukan analisis penyebab tiap masalah dengan metode pendekatan system :

Sebenarnya, permasalahan di sini memiliki banyak persamaan sepertiINPUTKelebihanKekurangan

ManTerdapat 50 orang SDMKualitas SDM rendah

MoneyTidak disebutkan di skenarioTidak disebutkan di skenario

MethodTidak disebutkan di skenarioTidak disebutkan di skenario

MaterialSebagian besar warga memiliki pekerjaan tetapData kurang lengkap, tidak mencakup semua warga

MachineTerdapat 1 Puskesmas, 2 Puskesmas Pembantu, 4 buah poskesdes 45 buah posyandu, dan 1 puskesmas keliling.Kurang difungsikan

Setelah dilakukan analisis penyebab, kita akan membuat skala prioritas, kelompok kami membuat beberapa alternatif solusi :

SolusiMIVCMxIxV/CUrutan

Membangun faskes tambahan22150.85

Peningkatan kualitas dan kuantitas promkes4332181

Memberikan pelatihan SDM323362

Peningkatan kuantitas SDM21231.34

Pemberian bingkisan bagi yang datang ke posyandu322433

2.8 Perencanaan Tahun Berikutnya

Dari hasil identifikasi, penentuan prioritas masalah yang diambil dan sampai kepada solusi pemecahan masalah berdasarkan prioritas masalah dan setelah kita tentukan skala prioritas solusi dengan matriks pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas promosi kesehatan di segala bidang, khususnya pada 5 prioritas masalah di atas yaitu posyandu mandiri, bayi BGM, KN-3, PHBS dan bayi ditimbang naik berat badan dengan alasan :

1. Biaya terjangkau atau tidak memerlukan biaya yang besar bila dibandingkan dengan alternative solusi yang lain.

2. Cukup mudah dilakukan.

3. Tidak memerlukan banyak tenaga.

4. Dapat menyelesaikan beberapa masalah sekaligus.

Untuk program bermasalah lain yang tidak menjadi prioritas saat ini juga dapat ditingkatkan pencapaiannya melalui program promosi kesehatan kecuali untuk beberapa hal seperti penemuan kasus TB paru ataupun yang lainnya yang sekiranya membutuhkan tambahan sarana dan prasarana.Hal ini juga harus dijadikan bahan renungan bagi pihak puskesmas sendiri, khususnya kepada SDM pada diri puskesma yang mungkin bekerja kurang ikhlas dan kurang rajin.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, dari proses identifikasi masalah sampai dengan pengambilan keputusan dapat kami simpulkan bahwa Puskesmas C harus bekerja lebih giat lagi, dan dapat memaksimalkan apa yang telah kita punya. Tingkatkan program di bidang promosi kesehatan di segala bidang, tingkatkan kuantitas dan juga kualitasnya. Mengingat kembali pada definisi, tujuan dan fungsi puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang mendorong kesehatan masyarakat melalu ranah promotif dan preventif.DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.cetakan kedua. Jakarta : Rineka Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

Sulaeman, ES. (2011). Manajemen Kesehatan di Puskesmas. Yogyakarta:Gadjah Mada UP25